mencermati managemen pembangunan olahraga

advertisement
Mencermati Manajemen Pembangunan Olahraga Nasional
(H. Muh. Yusuf)
MENCERMATI MANAJEMEN PEMBANGUNAN OLAHRAGA NASIONAL
Oleh: H. Muh. Yusuf.
A. Pendahuluan
Upaya mengantisipasi permasalahan keolahragaan nasional untuk mengukir
prestasi pada setiap even olahraga bergengsi, dengan harapan dapat mengharumkan
nama bangsa di forum internasional semakin pudar. lihat prestasi Indonesia di
Asian Games XVI/2010 yang berlangsung di Guangzhou-Republik Rakyat China.
Dalam klasemen akhir, Indonesia menduduki peringkat ke-15 dengan raihan 4
medali emas, 9 perak dan 13 perunggu. Hasil ini dianggap oleh ketua Koni Pusat
dan Menpora merupakan peningkatan prestasindari Asian Games XV/2006 di
Doha-Qatar, dimana Indonesia meraih 2 emas, 3 perak dan 15 perunggu yang
menempatkan Indonesia di peringkat 19.
Namun perlu dipertanyakan apakah benar prestasi kita mengalami
peningkatan. Apalagi target 4 emas itu sebenarnya merupakan target dalam Asian
Games sebelumnya. Ditambah lagi 3 emas dan 3 perak dihasilkan oleh tim perahu
naga yang tidak dipertandingkan di Olimpiade. Kemungkinan, dalam Asian Games
XVII/2014 di Incheon-Korea Selatan juga tidak dipertandingkan lagi.
Cabang bulutangkis yang biasanya menjadi “ladang emas” bagi kita, kali ini hanya
menyumbang 1 emas saja. Cabang lain yang juga jadi andalan seperti layar dan
panahan pun sama saja. Lebih lebih cabang sepak bola, belum ada gaungnya,
kecuali gaung kepengurusan Nurdin Halid di tubuh PSSI yang justru dipertanyakan
banyak orang.
Sudah lama sebenarnya muncul kegelisahan, bahkan kegeraman di
masyarakat terhadap prestasi olahraga kita. Dahulu di masa Soeharto sekali pun,
Indonesia adalah “raja Asia Tenggara”. Tapi kini, di Sea Games saja kita tak lagi
bicara, meski masih memegang rekor sebagai juara umum terbanyak. Dalam Asian
Games kali ini, kita kalah dari Thailand yang bertahta di urutan 9 dan Malaysia di
urutan 10. padahal kita semua tahu jumlah penduduk Indonesia paling banyak
diantara Negara-negara peserta lainnya. Mungkin banyak diantara kita yang
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 1 Tahun 2011
12
Mencermati Manajemen Pembangunan Olahraga Nasional
(H. Muh. Yusuf)
mengatakan soal pengurus yang tidak becus, banyak orang berpendapat bahwa
karena anggota badan organisasi olah raga kita tidak jauh dari orang pemerintahan,
yang memiliki peluang korupsi sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk
membina atlet menjadi tidak tentu arahnya. Juga banyak kolusi dan nepotisme
sehingga hanya atlet yang dekat dengan penguruslah yang akan dikirim bertanding
atau
mengikuti
pemusatan
latihan.
Meskipun
terlihat
menyederhanakan,
persoalannya serupa dengan problema lain dalam kehidupan bangsa kita. Karena
orang-orang yang terlibat di dalamnya lebih mendahulukan kepentingan pribadi,
kelompok dan golongan, ketimbang kepentingan masyarakat bangsa dan
negara.Merka tidak menyadari bahwa di atas pundaknya memikul amanah untuk
memajukan olahraga demi kejayaan bangsa dan negara. Akibatnya atlet dalam
bidang olahraga- dan praktisi lapangan lainnya -di bidang lain- frustrasi akibat
kacaunya Managemen dan sistem yang tidak jelas.
Kasus kepengurusan PSSI yang sudah bukan rahasia lagi bagi masyarakat sepak
bola tanah air menjadi keprihatinan. Mana yang benar, dan mana yang salah
menjadi sulit dibedakan bagi masyarakat awam, karena masing-masing memiki
kepentingan individu, kelompok dan golongan, bukan untuk kepentingan
masyarakat bangsa dan negara. Apa yang salah dari
Managemen pembangunan
olahraga di Indonesia?
Prestasi olahraga sebuah bangsa dapat menjadi tolok ukur kemajuan
peradaban, kekuatan, kehormatan dan kesejahteraan sebuah bangsa. Sebaliknya
bangsa yang tingkat kesejahteraannya rendah, banyak penyelenggara negara yang
korup, maka dapat dipastikan miskin prestasi olahraga di tingkat dunia.
Jika kita perhatikan kondisi negara kita, dalam tiga tahun terakhir ini, tidak
hanya bidang olah raga yang mengalami kemunduran, rasanya hampir semua sektor
kehidupan bangsa ini terjadi kekacauan. Fenomena degradasi moral dan karakter
bangsa makin terasa akut. Di kalangan masyarakat makin mewabah patologi sosial
dan penyalahartian praktik kehidupan demokrasi dengan kebebasan tanpa aturan.
Selain itu juga ada perkembangan sentimen kedaerahan dan kesukubangsaan yang
makin melunturkan semangat nasionalisme, maraknya kekerasan dan pelanggaran
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 1 Tahun 2011
13
Mencermati Manajemen Pembangunan Olahraga Nasional
(H. Muh. Yusuf)
hak asasi manusia, terjadinya degradasi lingkungan dan lain sebagainya.
B. Manajemen Pembangunan Olahraga Nasional.
Sebagai upaya dalam mengantisipasi permasalahan keolahragaan dan
mengacu pada kebangkitan olahraga di tanah air dalam upaya membangun bangsa
yang berkualitas, serta membangun tekad untuk mengukir prestasi pada setiap event
olahraga bergengsi sehingga semakin mengharumkan nama bangsa di forum
Internasional secara konsisten dan berlanjut; maka ada 3 (tiga) kaidah utama yang
saling terkait dalam manajemen pengembangan pembangunan olahraga serta perlu
mendapatkan perhatian secara seksama untuk realisasinya secara terpadu, berlanjut
dan tuntas; adalah sebagai berikut: (1) Pembangunan sistem dan metode yang
berkualitas (2) Pembangunan sarana, presarana dan fasilitas olahraga secara terpadu
dan memadai (3) Strategi pengembangan pembangunan olahraga secara efekrif dan
efesien.
Jika kita cermati salah satu butir dua yaitu: Pembangunan sarana, prasarana
dan
fasilitas
olahraga
secara
terpadu
dan
memadai
dalam
manajemen
pengembangan pembangunan olahraga nasional yang pernah dirumuskan maka
akan terlihat secara rinci langkah-langkah strategis yang ingin dicapai. Upaya yang
dilakukan dan antisipasinya serta wawasan kedepan adalah:
Pembangunan sarana, presarana dan fasilitas olahraga yang memadai dan dapat
disiapkan pembangunannya dalam satu Kawasan Olahraga Terpadu yang sifatnya
Nasional dan tentunya dengan didukung oleh keberadaan sarana, presarana dan
fasilitas olahraga pada Dati 1 dan Dati ll, sesuai dengan upaya pembangunan
kualitas SDM dan kekuatan atlet dalam kawasan nusantara yang semuanya terjalin
dalam suatu sistem manajemen terpadu, yaitu: (1) Institut Olahraga Indonesia, (2)
Pusat Pembinaan Olahraga Nasional, (3) Pusat Ilmu Olahraga Nasional, (4) Pusat
Manajemen dan Informasi Olahraga, (5) Pusat Pemasaran Olahraga Nasional, (6)
Pusat Administrasi dan Logistik Olahraga Nasional.
1. Institut Olahraga Indonesia
Lembaga ini merupakan “ Perguruan tinggi” olahraga satu-satunya di lndonesia yang
bersifat nasioal mendidik pelajar untuk menjadi atlet bertaraf lnternasional,
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 1 Tahun 2011
14
Mencermati Manajemen Pembangunan Olahraga Nasional
(H. Muh. Yusuf)
namun tidak merupakan karir / pendidikan dan kesejahtersaan/ hari depannya,
terdiri dari :
a. Divisi Perencanaan Program Olahraga Nasional:
Tugasnya ialah merencanakan program pengembangan masing– masing cabang
olahraga, yakni program latihan, program peningkatan prestasi, dl
b. Divisi Pelatihan Intensif : disini atlet potensial dari cabang olahraga apa saja dilatih
secara intensif agar mampu berkompetisi ditingkat lnternasional.
c. Divisi Akreditasi Pelatih dan Ofisial: tugasnya ialah mengkaji pelatih dan ofisial lokal
apakah mampu menjadi/ofisial bersertifikat nasional/lnternasional
d. Divisi Pendidikan Atlet dan Pelatih: disini atlet dididik meneruskan karirnya, diberi
pekerjaan sambilan, dilatih berwirausaha, dll; pelatih dididik agar mampu lulus ujian
untuk memperoleh sertifikat 0, 1, 2 dan 3. Disamping itu, divisi ini juga
menyelenggarakan pendidikan Magister dan Sport Sciences yang lamanya 1 (satu)
tahun, antara lain dapat brkerja sama dengan University of Canberra dan PTN di
lndonesia.
e. Divisi Kesejahteraan Atlet dan pelatih : fungsinya ialah menjaga kesejahteraan atlet
dan pelatih dengan cara: (1) membayar premi asuransi ; (2) memberi beasiswa
olahraga; dan (3) menyediakan pensiun olahraga.
f. Divisi Sekolah Ragunan dan PPLP, Kelas Khusus: berfungsi meningkatkan mutu
pendidikan dan prestasi siswa Sekolah Ragunan, PPLP dan Kelas Khusus yang
tersebar diseluruh lndonesia.
g. Divisi Pelatihan Sukarelawan Olahraga: menyelenggarakan kursus, lokakarya, dll,
bagi mereka yang berminat menjadi sukarelawan olahraga, cara menolong
kecelakaan, dll.
2. Pusat Pembinaan Olahraga Nasional.
Lembaga ini berfungsi mencari bibit olahraga dengan mengkoordinasikan segala
macam kegiatan olahraga di lndonesia, agar terjadwal secara baik dan berbentuk
piramida, serta melakukan pemantauan bakat. Disamping itu, lembaga ini juga
mengevaluasi kegiatan olahraga di SLTP, SLTA, PTN dll. serta membantu
pengadaan sarana dan prasarana olahraga, terdiri dari:
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 1 Tahun 2011
15
Mencermati Manajemen Pembangunan Olahraga Nasional
(H. Muh. Yusuf)
a. Divisi Olahraga Usia Dini : Mengkoordinasikan kegiatan olahraga ditingkat SD,
memperkenalkan aneka macam olahraga, terutama dari jenis termodifikasi, dan
memprioritaskan pembinaan atlet.
b. Divisi Olahraga Sekolah: mengkoordinasikan berbagai macam kegiatan
1) PORDA (Pekan Olahraga Pelajar Daerah): diselenggarakan antar– kabupaten
di tingkat daerah: 2 tahun sekali.
2) POPWIL (Pekan Olahraga Pelajar Wilayah): diselenggarakan antar –
propinsi ditingkat wilayah, 1 atau 2 tahun sekali pada tahun genap untuk
menyeleksi atlet pada cabang–cabang olahraga tertentu (kualifikasi).
3) PORNAS (Pekan Olahraga Pelajar Nasional) : diselenggarakan antar –
propinsi ditingkat nasional, 2 tahun sekali pada tahun ganjil.
4) Kejuaraan Pelajar Tingkat ASEAN : untuk atletit, sanam, bulutangkis,
renang, bola voli dan sepak takraw.
5) Kejuaraan Pelajar Tingkat Asia: untuk bola basket dan sepak bola.
Disamping itu, Divisi ini juga melakukan kegiatan–kegiatan sabagai berikut:
1)
Membina klub olah raga sekolah dan kelas kusus dari 27 propinsi
2)
Membina PPLP (Pusat Pendidikan dan latihan olahraga pelajar) yang
tersebar di berbagai propinsi, bekerjasama dengan Divisi Sekolah
Ragunan dan PPLP.
3)
Membina kelas olahraga, yang menampung atlet tingkat SLTP di 7
propinsi.
4)
Membina SMP dan SMA Negeri Ragunan, bekerjasama dengan Divisi
Sekolah Ragunan dan PPLP.
c. Divisi Olahraga Mahasiswa: mengkoordinasikan kegiatan olahraga di PTN dan PTS
seluruh Indonesia antara lain dengan memprioritaskan atletit, ranang, sepakbola, silat,
dan olahraga lain yang populer dikalangan Mahasiswa.Disamping itu, Divisi ini juga
melakukan kegiatan sebagai berikut:
a) Membantu pengadaan fasilitas olahraga di kampus.
b) Membantu pengembangan manajemen olahraga di kampus.
c) Mengkoordinasikan penyelenggaraan kompotisi yang di akui, yakni: POMDA,
POMNAS, POM ASEAN, POM ASIA, POMNIS, UNIVESIADE, Kejuaraan
Nasional Mahasiswa dan Kejuaraan Internasional Mahasiswa
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 1 Tahun 2011
16
Mencermati Manajemen Pembangunan Olahraga Nasional
(H. Muh. Yusuf)
d Divisi Olahraga Klub : Membina klub – klub olahraga yang tersebar di seluruh
lndonesia.
e Divisi Olahraga Cacat : Membina dan menyelenggarakan kompetisi olahraga antar
penyandang cacat tubuh.
f Divisi Olahraga Wanita : Mengembangkan cabang olahraga yang terutama
dimainkan dan diminati oleh wanita.
g Divisi Olahraga Tradisional dan Perintisan Olahraga: Melestarikan olahraga
tradisional yang sejak lama berkembang di masyarakat (misalnya gobag sodor,
jaranan) dan membina olahraga baru (misalnya Senam Tera lndonesia, Senam Asma,
Satria Nusantara, frisbigim).
h Divisi Pemaduan Bakat: Menyelenggarakan” talent scounting” ke berbagai
kompetisi dan olahraga massal untuk mencari bibit atlet, bekerja sama dengan Divisi
Biomekanika dan Divisi Kedokteran Olahraga.
i Divisi Program Olahraga Khusus: Menyiapkan atlet untuk menghadapi kompetisi
multi – event (PON, Sea Games, Asian Games, Olimpiade) dan single – event
(ketuaraan dunia/ lnternasional, termasuk Piala Thomas, Piala Uber, dll)
3. Pusat Ilmu Olahraga Nasional.
Dilembaga ini terhimpun ilmuan dan berbagai disiplin ilmu yang ada kaitannya
dengan olahraga dan perlengkapannya. Disini diteliti dan dianalisis secara ilmiah
berbagai informasi tentang tubuh atlet, kepribadian/karakter atlet dan calon atlet,
kaitannya dengan kemampuannya berprestasi secara maksimal dan handal.
Diteliti pula tentang kemungkinan dikembangkannya sarana dan prasarana dan
fasilitas olahraga buatan lndonesia yang sejajar dengan buatan luar negeri terdiri dari:
a Divisi Kedokteran Olahraga: Melakukan penelitian tentang gizi olahraga,
fisiologi olahraga serta fisioterapi dan rehabilitasi olahraga.
b Divisi Biomekanika Olahraga: Melakukan penelitian tentang biomekanika dan
antropometri serta parameter lain yang terkait
c Divisi Psikologi Olahraga : melakukan penelitian tentang psikologi Olahraga
d Divisi Teknologi Sarana – prasarana olahraga
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 1 Tahun 2011
17
Mencermati Manajemen Pembangunan Olahraga Nasional
(H. Muh. Yusuf)
Melakukan penelitian tentang tehnologi sarana dan prasarana olahraga, dengan
memungkinkan memproduksi sarana olahraga menggunakan bahan dalam negeri.
e Divisi Ilmu Kepelatihan Olahraga : menyelenggarakan pendidikan kepelatihan,
bekerja sama dengan Devisi Pendidikan Atlet dan Pelatih IOI.
f Divisi Pendidikan Pascasarjana Olahraga : menyelenggarakan pendidikan S-2 dan
S-3 dalam Sport Sciences, bekerjasama dengan IOI, University of Canberra dan atau
PTN dalam negeri.
4. Pusat Manajemen dan Informasi Olahraga.
Lembaga ini merupakan “ jantung” nya segala kegiatan olahraga Terpadu, karena
di sinilah di simpan segala macam informasi tentang olahraga, dan disini pulalah
segenap informasi olahraga disebarluaskan ke seluruh pelosok tanah air, bahkan ke
seluruh dunia. Lembaga ini juga memberikan masukan dalam mendukung perumusan
GBHN, Repelita dan RAPBN khusus bidang Olahraga, mengupayakan dana,
mengkoordinasikan penggunaanya, serta mengadakan kerjasama dengan lembagalembaga didalam maupun di luar negeri bagian-bagianya ialah :
a. Divisi Administrasi Olahraga Nasional: mrngkoordinasikan perolehan dan
penyimpanan dokumen – dokumen olahraga dan perolehan serta penggunaan uang.
b. Divisi Perencanaan Pendanaan Olahraga Nasional : bekerja sama dengan
BAPPENAS
dan instansi terkait lainnya mengupayakan alokasi dana APBN dll,
serta menghimpun dana dari sumber lain.
c. Divisi kerjasama olahraga: mengadakan kerjasama dengan lembaga-lembaga
swasta instansi pemerintah di dalam negeri dan lembaga-lembaga luar negeri.
d. Divisi Informasi Olahraga:
mengupayakan terbentuknya jaringan informasi
nasional maupun internasional, dan melakukan kegiatan :
a) Menyimpan data olahraga ( Indonesia dan luar negeri )
b) Menerbitkan wacana olahraga ( jurnal, koran, buletin, majalah, tabloid,
newsletter, brosur, buku, video, CD-ROM dll ).
c) Mengadakan komunikasi olahraga ( internal maupun eksternal ).
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 1 Tahun 2011
18
Mencermati Manajemen Pembangunan Olahraga Nasional
(H. Muh. Yusuf)
5. Pusat Pemasaran Olahraga Nasional
Lembaga ini mempunyai tugas membina yayasan olahraga, melakukan promosi
berbagai cabang olahraga, mencari sponsor untuk menghimpun dana dan mengadakan
evaluasi suatu produk industri olahraga sebelum dilempar ke pasaran, terdiri dari :
a. Divisi Promosi Olahraga : mempromosikan berbagai cabang olahraga, agar
lebih dikenal dan disukai oleh masyarakat.
b. Divisi Sponsor Olahraga : memasarkan atlit elite dan memasarkan kompetisi
untuk menghimpun dan dan menyejahterakan atlet.
c. Divisi Yayasan Olahraga : membina olahraga internal maupun eksternal.
d. Divisi Industri Olahraga : mengevaluasi produk industri olahraga dan
memberinya label, mempromosikan kompetisi olahraga untuk menarik perhatian
publik dan wisatawan, serta memasarkan perlengkapan olahraga produk Devisi
Teknologi Sarana prasarana PION.
6. Pusat Administrasi dan logistik olahraga
Namun demikian , untuk mengelola personalia kawasan Olahraga terpadu yang
cukup kompleks tersebut perlu dibentuk lembaga khusus yang mempunyai fungsi
seperti corporate management yang disebut Pusat Administrasi dan logistik Olahraga,
yakni bertanggung jawab terhadap manajemen sumber daya manusia, pelayanan
keuangannya, pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, pemeliharaan sarana dan
prasarana, perencanaan, evaluasi dan pengembangannya antara lain terdiri dari :
a Divisi Sumber Daya Manusia : mengelola kebutuhan personil/ staf, termasuk
pengangkatan pegawai baru, serta pelatihan untuk menambah pengetahuan dan
ketrampilan.
b Divisi Pelayanan Keuangan: menangani segala transaksi keuangan.
c Divisa Operasi Komersial: mengelola segala kegiatan yang menghasilakan uang,
misalnya persewaan fasilitas olahraga.
d Divisi Logistik: mebeli dan memelihara perlengkapan, termasuk kendaraan dinas
e Divisi Pelayanan Komputer : memelihara dan mereparasi komputer.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 1 Tahun 2011
19
Mencermati Manajemen Pembangunan Olahraga Nasional
(H. Muh. Yusuf)
f Divisi Perencanaan dan Evaluasi : membuat rencana dan pengembangan kawasan,
mengevaluasinya secara tahunan, agar memenuhi standar yang sudah diputuskan.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Olahraga Nasional
Ada banyak faktor yang harus ada untuk dapat berprestasi di bidang Olahraga,
baik faktor internal maupun eksternal. Faktor pendukung prestasi olahraga antara lain
adalah,
1.Keadaan Sarana/Pra Sarana dan Peralatan Olahraga
2.System Pembinaan (Kompetisi)
3.Keadaan Psyckologis Atlet
- Rasa Aman Terhadap Masa depan
- Percaya diri
- Motivasi
- Disiplin
4.Keadaan Kondisi Tubuh Atlet
5. Taktik/ Strategi
6.Kemampuan Fisik Atlet
7.Ketrampilan Teknik/Skill Atlet
Sekarang kita cermati faktor-faktor yang harus ada untuk dapat berprestasi di
bidang Olahraga, Contoh satu saja tentang faktor External yang menyangkut Sarana dan
Peralatan Olahraga. Sebagai contoh yang paling riel adalah jumlah stadion dengan
lintasan lari sintetik di Indonesia Kita (Indonesia) hanya punya Stadion seperti itu dalam
jumlah yang sangat sedikit:
- di Jakarta hanya ada 2 (dua) di Ragunan dan Stadion Madya Senayan
- di Puwokerto ada 1 (satu)
- di Solo ada 1 (satu)
- di Surabaya ada 1 (satu) di Sidoarjo
- di Indonesia Timur belum ada, satu juga ngga ada
- di Sumatera di Palembang ada 1 (satu)
- di Medan ada 1 (satu)
- di Kalimantan baru ada 1 (satu) yaitu di Stadion Madya Sempaja (Samarinda)
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 1 Tahun 2011
20
Mencermati Manajemen Pembangunan Olahraga Nasional
(H. Muh. Yusuf)
Total diseluruh Indonesia kita baru punya 8 buah Stadion dengan lintasan lari Sintetik.
Sebagai perbandingan Kota Kuala Lumpur punya lebih dari 8 buah Stadion dengan
lintasan lari Sintetik yang lebih mengenaskan lagi Malaysia punya lebih dari 40 Stadion
seperti itu.
Belum Peralatan olahraga yang lain, seperti sepatu olahraga yang enak
dipakai dan punya kwalitas baik adalah barang mewah, kalau latihan itu bisa berlangsung
menyenangkan perlengkapan standarnya juga harus baik dan memberikan ”Comfort”
bagi pemakainya. Korea bisa jadi negara kuat di Panahan, demikian pula
Jepang.Mengapa? Mereka adalah negara produsen busur panah dan anak panah dengan
standard kwalitas Dunia. Semua peralatan olahraga adalah barang mewah, jadi wajar jika
mahal, kalau keadaaan seperti ini berlanjut terus kapan kitadapat atlet yang biasa dengan
peralatan pertandingan Internasional.
Faktor External yang kedua adalah Keadaan Kompetisi Cabor di Indonesia.Jangan
diartikan secara sempit pengertian keadaan kompetisi cabor diIndonesia. Sepak bola
punya kompetisi yang diatur oleh PSSI, Bola Volley ada liga Bola Volley, Bola Basket
juga punya IBL. Bukan hanya kompetisi sepertiSepak Bola, Bola Volley atau Bola
Basket yang sudah dilakukan PSSI, atau LigaBola Volley dan IBL. Yang dimaksud
dengan keadaan kompetisi cabang olahraga adalah system pembinaan yang terus
menerus, berjenjang dan berkesinambungan harus terjadi disemua cabang olahraga.
Massa olahragawan harus diperbanyak sebagai langkah pertama. Dari kompetisi antar
klub atau kejuaraan kelompok umur yang terbatas (untuk daerah domisili) sampai yang
terbuka harus ada kalendernya. Mengapa Tenis Wimbledon selalu dinantikan semua
Petenis terbaik Dunia? Karena tradisi dan tanggal penyelenggaraan yang sudah pasti dari
tahun ke tahun. Demikian pula dengan kejuaraan-kejuaraan akbar lainnya, di Indonesia
kejuaraan-kejuaraan yang akbar untuk atlet Nasional dari berbagai kategori harus
dilaksanakan secara tetap sehingga kita bisa mencari bakat/potensi-potensi besar yang
belum terjaring untuk dibina lebih lanjut. Kejuaraan-kejuaraan dengan sponsor selama 5
tahun harus dicari. Kalau perlu diperpanjang lagi untuk 5 tahun berikutnya. Siapa
yangmelakukan fungsi ini di Indonesia KONIkah, PBkah, MENEGPORA atau kita
serahkan pada swasta yang bergerak di penyelenggaraan event-eventbesar/terkenal?
Dari ketiga kaidah utama yang saling terkait dalam manajemen pengembangan
pembangunan olahraga serta perlu mendapatkan perhatian secara seksama untuk
realisasinya secara terpadu, berlanjut dan tuntas, jika kita cermati poin dua Pembangunan
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 1 Tahun 2011
21
Mencermati Manajemen Pembangunan Olahraga Nasional
(H. Muh. Yusuf)
sarana, prasarana dan fasilitas olahraga secara terpadu dan memadai masih jauh dari
realita yang ada. Bagaimana mungkin olharaga kita akan maju mengejar ketertinggalan
dari negara tetangga seperti malaysia? Sementara sarana prasarana jauh tertinggal. Belum
lagi jika kita cermati dari poin satu tentang Pembangunan sistem dan metode yang
berkualitas dan poin tiga tentang Strategi pengembangan pembangunan olahraga secara
efekrif dan efesien. Rasanya masih jauh dari kenyataan.
Dilihat dari rencana strategis yang tertuang dalam satu manageman pembangunan
olahraga nsaional mungkin tidak salah, hanya para pelaksana perlu manjabarkan lagi
dalam bentuk rencana yang lebih opearasional. Sehingga mudah dilaksanakan oleh para
pelaksana yang menjadi ujung tombak diseluruh pelosok tanah air. Mudah-mudahan
kedepan bangsa ini akan semakin maju, baik bidang olahraga maupun bidang kehidupan
lain.Agar terangkat harkat dan martabatnya sejajar dengan bangsa-bangsa lain palingAsia
dan dunia pada umumnya.
D. Penutup
Cara pandang untuk menilai maju mundurnya olahraga nasional antara
pemerintah dan masyarakat ternyata terjadi perbedaan. Soal nilai menilai kemajuan
olahraga marupakan polemik tersendiri, dan membutuhkan extra energi. Hal ini
menujukkan bahwa penilaian tentang kemajuan prestasi olahraga masih sangat subyektif.
Menegpora Andi Mallarangeng memberikan apresiasi yang tinggi terhadap perjuangan
para atletIndonesia di Guangzhou. Khususnya kepada perahu naga dan bulu tangkis
ganda putra yang sudah memberikan emas kepada Indonesia. Dengan hasil ini Indonesia
bisa meningkat dua kali lipat jika dibandingkan dengan di Doha,Katanya. Ketua Umum
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Rita Subowo sangat senang melihat
posisi Indonesia . Pasalnya, di Asian Games kali ini, Indonesia mengalami peningkatan
dalam perolehan medali. Pada Asian Games 2006 Doha, Qatar, Indonesia hanya mampu
memperoleh 2 emas, 2 perak, dan 15 perunggu. Kini, di Guangzhou, perolehan medali
meningkat menjadi 4 emas, 9 perak, dan 13 perunggu. "Ini upaya peningkatan prestasi
yang baik," kata Rita Subowo. Berbeda dengan penilaian pengamat olahraga Fritz
Simanjuntak. Menurutnya, raihan medali emas di Guangzhou kemarin bukan merupakan
peningkatan melainkan keterlambatan
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 1 Tahun 2011
22
Mencermati Manajemen Pembangunan Olahraga Nasional
(H. Muh. Yusuf)
Alasannya, empat emas merupakan target kontingen Indonesia di Asian Games
2006 di Doha, Qatar. Dan Indonesia saat itu hanya mampu meraih dua medali emas.
Ternyata target tersebut baru tercapai saat ini.
Perolehan medali ini juga tidak bisa dikatakan suatu peningkatan. Sebab,
Indonesia juga sebenarnya telah berhasil meraih empat emas di Asian Games 2002.
Bahkan mampu meraih enam emas pada 1998.
"Ini jelas bukan peningkatan, tetapi keterlambatan prestasi. Bila ingin dikatakan
peningkatan, seharusnya kontingen Indonesia meraih lebih dari empat medali emas," kata
Fritz.
Seharusnya, Kementerian Pemuda dan Olahraga dan KONI membuat gebrakan
yang lebih signifikan dan mendasar bagi pengembangan olahraga di Tanah Air.
Sayangnya, berdasarkan pengalaman, mereka (Kemenpora dan KONI) selalu merasa
berhasil mengembangkan olahraga Indonesia, ungkapnya.
Prestasi Indonesia yang kian melorot pada ajang berkelas dunia mengundang
keprihatinan anggota Komisi X DPR RI, Utut Hadianto. Mantan atlet catur nasional itu
menegaskan perlunya peningkatan daya juang para atlet, kekompakan pengurus olahraga,
Menteri Olahraga harus lebih fokus dalam menangani olahraga, dan pembenahan sistem
kepelatihan. Bukan seremonial menonton sepak bola, meresmikan, dan pembukaan even
olahraga seperti gerak jalan dan sejenisnya.
Menyoal target menjadi juara umum pada South East Asia (SEA) Games (SEAG)
XXVI 2010 bukanlah sesuatu yang mudah untuk diwujudkan. Sebab, untuk mencapai
posisi terhormat itu, setidaknya Indonesia harus bisa mendulang 100 medali emas
DAFTAR PUSTAKA
Djohar Arifin Husin (2006) Kebijakan Kementrian Negara Pemuda Dan Olahraga.
Deputi Bidang Pemberdayaan Olahraga Kementrian Negara Pemuda Dan
Olahraga Repubik Indonesia
Harsuki, dkk, 1996. Paper Akademik Untuk penyusunan UU Keolahragaan, Jakarta :
Kantor Menpora RI.
---------,(2005) Manajemen Olahraga. Disajikan Pada Rapat Koordinasi Dengan
Stakeholder Lembaga Olahraga Di Daearah. Deputi Bidang Pemberdayaan
Olahraga Kementrian Negara Pemuda Dan Olahraga Repubik Indonesia
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 1 Tahun 2011
23
Mencermati Manajemen Pembangunan Olahraga Nasional
(H. Muh. Yusuf)
Imam Suyudi, (2005). Sistim Keolahragaan Nasional. Disajikan Pada Rapat Koordinasi
Dengan Stakeholder Lembaga Olahraga Di Daearah Dan Manajemn Sistem
Pertandingan Olahraga Penyandang Cacat. Deputi Bidang Pemberdayaan
Olahraga Kementrian Negara Pemuda Dan Olahraga Repubik Indonesia. Jakarta :
Kantor Menpora RI.
Iskandar Adisapoetro, (2000) Pola Pemberdayaan Olahraga Indonesia di Abad 21
Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Repubik Indonesia. Jakarta
---------,(1999) Visi 2020 Olahrga Indonesia Menggiatkan Memberdayakan olahraga
Indonesia Menghadapi era 2020. Jakarta : Kantor Menpora RI.
Kenterian Negara Pemuda dan Olahraga Repubik Indonesia,( 1998) Rencana Strtegis
Pembangunan Pemuda dan Olahraga. Jakarta : Kantor Menpora RI.
Jiwanto, Gunawan, 1985. Management Personalia dan Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta : Andi Ofset.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 3 Tahun 2005 Tentang Sistem
Keolahragaan Nasional. Kementrian Negara Pemuda Dan Olahraga Republik
Indonesia.
Biodata Penulis
Nama
: Drs. H. Muh. Yusuf, M.Pd.
Pendidikan
: S1 FPOK IKIP Negeri Semarang
S2 Pendidikan Olahraga UNNES Semarang
Pengalaman Pekerjaan : Sebagai staf pengajar Dpk pada FKIP
UTP Surakarta sejak Tahun 1987- sekarang
Pernah Menjabat Pembantu Dekan 3, Pembantu Dekan 1
POK FKIP UTP Surakarta
Pernah Menjabat Pembantu Rektor III UTP Surakart
Alamat Kantor
: FKIP UTP Surakarta Jl. M. Walanda Maramis No.31
Cengklik Surakarta Telp./Fac. : 0271854188
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 1 Tahun 2011
24
Download