HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM ISLAM Yuni Harlina Dosen Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN Suska Riau Email: [email protected] Abstract: There are differences of opinion about the permissibility of women's political opposite. This is due to understand the Qur'an partial and still gender bias. The divergent views associated with differences in understanding the sources of Islamic teachings, especially the verses of the Koran that talk about politics. This paper discusses how the actual political rights of women in Islam, so that people can understand and are not taboo for women in politics. Based on the identification and classification and analysis of the texts of the Qur'an and the Hadith about politics in al-Qur'an. It was found that women in politics have the right according to Islam. Men and women are obliged to commanding the good and forbidding the evil through several ways including the political media. Islam does not distinguish between men and women in individual rights and the rights of the main civic political rights. However, that should be noted is that all these rights must be placed within the limits of natural as women. Keywords: Women, Political Right, Islam Abstrak : Terdapat perbedaan pendapat yang berseberangan tentang kebolehan perempuan berpolitik. Hal tersebut disebab memahami al-Qur‟an secara parsial dan masih bias gender. Perbedaan pandangan tersebut terkait dengan perbedaan dalam memahami sumber-sumber ajaran Islam terutama ayat al-Qur`an yang berbicara tentang politik. Makalah ini membahas bagaimana sebenarnya hak politik perempuan dalam Islam, sehingga masyarakat dapat memahami dan tidak menganggap tabu terhadap perempuan yang terjun di dunia politik. Berdasarkan identifikasi dan klasifikasi serta analisis nash-nash dari al-Qur‟an dan hadis tentang politik dalam al-Qur`an. Ditemukan bahwa perempuan mempunyai hak dalam berpolitik menurut Islam. Laki-laki dan perempuan berkewajiban untuk amar makrûf nahî munkar melalui beberapa cara termasuk diantaranya dengan media politik.Islam tidak membedakan laki-laki dan perempuan dalam hak-hak individu dan hak-hak kemasyarakatan utamanya hak politik. Namun demikian, yang perlu dicatat adalah bahwa semua hak tersebut harus diletakkan dalam batas-batas kodrati sebagai perempuan. Kata Kunci: Perempuan, Hak Politik, Islam Yuni Harlina, Hak Politik Perempuan dalam Islam PENDAHULUAN yang membolehkannya, di sisi lain ada kenyataan Dalam era globalisasi pembangunan nasional dalam manusia, konteks keterlibatan sumber daya laki-laki dan obyektif adanya sejumlah perempuan yang memiliki pengaruh kuat di masyarakat dan mempunyai kemampuan untuk menjadi pemimpin. perempuan merupakan hal yang sangat Maka perlu mengkaji kembali esensial. Oleh sebab itu, kepedulian holistic persoalan kedudukan perempuan dalam yang Islam apakah kondisi kaum perempuan melihat sumber daya perempuan dengan peran kekhalifahannya di muka Islam bumi dengan acuan pada nilai-nilai agama inspirasi dan nilai-nilai luhur budaya bangsa, perlu permpuan menurut ajaran Islam? dewasa ini telah kedudukan merefleksikan normatif kaum disinergikan dalm konteks dimensi public dan domistik sekaligus. Dimensi public PEMBAHASAN menyangkut aspek perempuan di bidang Dalam menjawab persolan tentang Iptek, ekonomi, ketenagakerjaan, politik dan hak perempuan berpolitik terdapat dua ketahanan pendapat. Pertama, pendapat yang melarang nasional. Dimensi domestic mencakup aspek kesejahteraan keluarga, perempuan kesehatan, hubungan keluarga yang simetris melarang perempuan berpolitik mengajukan dan lain-lain. argumentasi sebagai berikut: Sumber daya perempaun merupakan berpoltik. Pendapat yang 1. Pernyataan al-Qur‟an tentang laki-laki sumber daya manusia potensial dan strategis menjadi pemimpin untuk dikembangkan. Dengan demikian, karena Allah telah melebihkan sebagian sumber laki-laki atas sebagian perempuan (QS. daya dikembangkan. perempuan perempuan Namun dalam perlu keterlibatan segala Al-Nisa‟/4:34). 1 atas perempuan, Laki-laki mempunyai lapangan derajat lebih tinggi dari perempuan (QS. kehidupan dan pekerjaan di luar rumah, Al-Baqarah/2:288) 2 dan persaksian dua masih banyak mendapat tantangan, baik orang perempuan sebagai ganti satu dengan dalih agama ataupun karena budaya. orang laki-laki (QS. Al-Baqarah/2:282). Demikian pula, wacana pemimpin 2. Hadis Nabi menyebutkan ”Tidak akan perempuan telah memancing polemik dan bahagia suatu kaum yang menyerahkan debat antara pro maupun yang kontra. Hal suatu urusan kepada perempuan”. (HR. ini ditemukan Bukhari). Dan hadis yang menyebutkan penafsiran ayat dan hadis yang secara perempuan kurang akalnya dan kurang tekstual agamanya. (HR. Muslim). terjadi karena satu mengutamakan sisi laki-laki untuk menjadi pemimpin, meskipun sebagian ada 2 marwah, Vol. XIV No. 1 Juni Th. 2015 3. Sebagian kitab tafsir telah menjelaskan yang laki-laki memimpin perempuan, dialah mungkar pemimpinnya, pembesarnya, hakimnya, Taubah/9:71). dan pendidiknya, apabila menyimpang, menjumpai seorang perempuan yang karena memerintah mereka dan dia dianugrahi laki-laki lebih utama dari dan mencegah (Al-Qur‟an 5 yang surat Al- Sesungguhnya aku perempuan, laki-laki lebih baik dari segala perempuan. 3 Keutamaan laki-laki atas singgasana yang besar (al-Qur‟an surat perempuan bermula dari sebab fitrah al-Naml/27:23), (asal mula) dan berpuncak pada sebab adalah Ratu Balqis yang memerintah di kasbiah (usaha), Keutamaan (Fadl) laki- negeri Saba‟. laki atas perempuan dalam empat hal: kecerdasan akal 6 serta mempunyai seorang perempuan 2. Hadis “Tidak akan bahagia suatu kaum yang menyerahkan urusan kepada kemampuan manajerial (khusn al-tadbîr), perempuan” perlu diteliti sanadnya, keberanian berpendapat (wazanah al- dan hadis tersebut termasuk hadis ra‟yi) ahad. dan (kamâl sesuatu al-„Aql), kelebihan (mawazidu al-quwah). kenabian (nubuwwah), (imâmah), kekuatan Oleh fisik karena kepemimpinan kekuasaan persaksian (syahadah) (wilayah), dan jihad dikhususkan laki-laki.4 Kalaupun dianggap sahih hendaknya ditempatkan pada konteks pengucapan Nabi yang berkaitan dengan tidak mampunya Buron binti Syiwaraih memimpin kerajaan Persia. Terlepas dari perbedaan 4. Kitab fiqh menurut Wahbah al-Zuhaili, patut syarat kepala negara adalah laki-laki, pendapat yang demikian juga Abul al-A‟la al-Maududi perempuan mengharamkan duduk menganggap perempuan tidak mempunyai penting kemampuan dalam berpolitik dan menjadi pemerintahan. Lebih-lebih jabatan kepala pemimpin atau memegang jabatan, padahal negara. kalau diteliti secara cermat dan seksama perempuan seluruh Kedua, perempuan jabatan pendapat bolehnya berpolitik, argumentasinya sebagai berikut: dipertanyakan pendapat tersebut, dalam 1. ma‟ruf tidak berpolitik, tentang membolehkan sebab terkesan dasar dan argumennya kurang akurat. Tulisan ini akan memaparkan dan menganalisis nash-nash yang berkaitan Pernyataan al-Qur‟an tentang orang- dengan hak politik perempuan dalam Islam orang yang beriman, laki-laki dan secara holistic sehingga nash tidak dapat perempuan, sebagian mereka adalah dipahami hanya secara tekstual tetapi juga penolong atau ahlinya sebagian yang kontektual. lain, mereka menyuruh mengerjakan Pertama, tentang surah al-Nisa’ ayat 34 : 3 Yuni Harlina, Hak Politik Perempuan dalam Islam انشجبل قٕايٌٕ عهٗ انُسبء ثًب فعم هللا ثععٓى عهٗ ثعط ٔ ثًب terhadap perempuan itu karena laki-laki …أَفقٕا يٍ أيٕانٓى memberi nafkah kepada perempuan. Karena Artinya: “Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi itu, seorang suami memiliki aset yang lebih kaum perempuan, oleh karena itu Allah telah istimewa dibanding seorang istri. Menurut melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas mufassir, memberi nafkah yang dimaksud sebagian yang lain (Perempuan), karena mereka ialah laki-laki telah menafkahkan dari sebagian harta Terhadap Kata انشجبلitu umum, انُسبءjuga kalimat umum, sesuatu yang khusus adalah memberikan keutamaan kepada sebagian mereka. Keutamaan atau tafdl disini yang dimaksud adalah laki-laki kerja dan berusaha di atas bumi untuk mencari penghidupan. Selanjutnya digunakan untuk mencukupi kehidupan perempuan yang di bawah naungannya.7 Indonesia diterjemahkan dengan pemimpin bagi kaum perempuan, “ dipahami oleh ahli superiorritas tafsir laki-laki sebagai atas justifikasi mengapa laki-laki (suami) itu pemimpin atas perempuan. Alasan pertama ialah karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas mufassir belanja alasan pertama mengemukakan para berbagai penjelasan yang sangat bias laki-laki.AnNawawi misalnya, menerangkan bahwa superioritas laki-laki atas perempuan itu didasarkan atas bahwa laki-laki memiliki kesempurnaan perencaan, akal, penilaian matang yang dalam tepat dan kelebihan dalam amal dan ketaatan. Oleh sebagian sebagai nabi, imam, wali, penegak syiarsyiar Islam, saksi dalam berbagai masalah hukum, wajib melaksanakan jihad, sholat jum‟at dan lain-lain.9 perempuan. Dalam ayat itu disebutkan dua alasan laki-laki dan sebab itu, laki-laki diberi tugas istemewa Kata Qawwamun, yang dalam bahasa mayoritas mahar kebutuhan istri dan keluarga.8 mereka…” Allah pemberian yang lain (perempuan).” Alasan kedua ialah “karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari sebagian hartanya.” Tentang Alasan pertama, al-Qur‟an tidak menjelaskan secara tegas dan jelas kelebihan laki-laki atas perempuan.Sementara itu, tentang alasan kedua al-Qur‟an menyatakan secara lebih eksplisit yaitu bahwa superioritas laki-laki Muhammad “Qawwamun” Asad mengartikan sebagai “menjaga sepenuhnya” (to take full care) dan menjaga itu meliputi fisik dan non fisik.10At-Thabari mengartikannya dengan “tanggung jawab”. Hal ini berarti laki-laki bertanggung jawab mendidik dan membimbing istri agar menunaikan kewajibannya kepada Allah maupun kepada suami. 11 Az- Zamakhsyari menekankan bahwa kata itu berarti bahwa kaum laki-laki berkewajiban melaksanakan amar ma‟ruf nahi munkar kepada perempuan sebagaimana penguasa kepada rakyatnya. 12 Yusuf Ali mengartikannya 4 marwah, Vol. XIV No. 1 Juni Th. 2015 “pelindung kaum wanita”.13 Demikialah QS. kepentingan 4:34 ditafsirkan oleh para mufasir yang keunggulan suaminya akan berkurang.14 mengandung bias kaum lelaki. Meskipun demikian apabila tangganya, maka Sedangkan pendapat Aminah Wadud dengan Muhsin, yang sejalan dengan Fazlur Rahman, realitas yang ada, maka terlihat sekarang menyatakan bahwa superioritas itu melekat ialah bahwa posisi kaum laki-laki atas pada perempuan bersifat relatif dan apabila basis perempuan, tidak dimaksudkan superior itu superioritas laki-laki atas perempuan dalam secara otomatis melekat pada setiap laki-laki, al-Qur‟an dan masyarakat bersifat relatif, sebab hal itu hanya terjadi secara fungsional maka al- yaitu selama yang bersangkutan memenuhi Qur‟an yang menawarkan nuansa baru dan kriteria Al-Qur‟an yaitu memiliki kelebihan mengandung dan dan memberikan nafkah. Ayat tersebut tidak kebebasan kaum wanita untuk berperan di menyebut semua laki-laki otomatis lebih segala bidang kehidupan. utama daripada perempuan.15 lahirlah Dari dihadapakan rumah penafsiran-penafsiran nilai-nilai tersebut, laki-laki qawâmûn atas dapat Demikian juga Ashgar Ali Engineer disimpulkan bahwa Qawwâmûn berarti laki- berpendapat bahwa qawwâmûn disebutkan laki sebagai sebagai pengakuan bahwa, dalam realitas pemimpin, pendapat kesetaraan setiap penjaga, penanggung jawab, pendidik kaum perempuan. sejarah kaum perempuan pada masa itu Padahal penafsiran yang bercorak demikian sangat pada dasarnya berhubungan dengan situasi dianggap sebagai kewajiban, sementara laki- sosio-kultural waktu tafsir laki menganggap dirinya unggul, karena sangat merendahkan dibuat yang kedudukan kaum perempuan. rendah dan domestik kekuasaan dan kemampuan mencari dan memberikannya Berbeda dengan mufassir terdahulu, pekerjaan Qawwâmûn kepada perempuan. merupakan pernyataan sejumlah pemikir kontemporer berusaha kontektual bukan normatif, seandainya al- menafsirkan, antara lain: Qur`an menghendaki laki-laki sebagai Menurut Fazlur Rahman, laki-laki qawwâmûn, redaksinya akan menggunakan adalah bertanggung jawab atas perempuan pernyataan normatif, dan pasti mengikat karena Allah telah melebihkan sebagian semua perempuan dan semua keadaan, mereka atas sebagian yang lain karena tetapi al-Qur`an tidak menghendaki seperti mereka (laki-laki) memberi nafkah dari itu.16 sebagian hartanya, bukanlah hakiki Demikianlah berbagai dan penafsir penafsir isteri di bidang ekonomi dapat berdiri sendiri kontemporer dan Sehingga kalau dihadapkan dengan realitas sumbangan bagi tekstual antara melainkan fungsional, artinya jika seorang memberikan yang di terhadap suratal-Nisa/4:34. 5 Yuni Harlina, Hak Politik Perempuan dalam Islam yang ada, maka yang terlihat sekarang posisi datang, bukan jenis, kalau الmenjadi kaum laki-laki atas perempuan bersifat relatif berarti tergantung pada kualitas masing-masing Dari sini menjadi jelas bahwa, laki-laki dalam individu. surat al-Baqarah ayat 228 berarti tidak semua Kekhususan-kekhususan yang diberikan kepada laki-laki tersebut dalam نهعٓذmenunjukkan pembatasan. 18 laki-laki, tetapi laki-laki tertentu Sedangkan menurut Al-Râgib al- yang memiliki peran publik dan sosial lebih, Asfihâniy, انشجم ketika ayat-ayat tersebut diturunkan. laki-laki. Namun dapat juga : yang mempunyai kapasitas tertentu. kapasitasnya sebagai anggota masyarakat Kedua, tentang surat Al-Baqarah/2: 228 َعذ disebut سجهخ menunjukkan arti khusus apabila perempuan dalam sebagian ahwalnya menyerupai laki-laki.19 …… ٔنهشجبل عهيٍٓ دسجخ Jadi, ayat 34 dari surat al-Nisa` “…Dan bagi laki-laki (suami) mempunyai bersifat satu bertanggungjawab pada keluarga karena kelebihan derajat dari perempuan (isterinya)…” Derajat fungsional, artinya laki-laki memberi nafaqah, artinya laki-laki yang laki-laki lebih tinggi berfungsi memberi nafaqah. Bagaimana daripada perempuan. Ayat ini berhubungan halnya dewasa ini yang kerja dan memberi dengan masalah nafaqah adalah isteri atau perempuan, tentu berhak talak, karena laki-laki menentukan talak, meskipun lain lagi masalahnya, artinya perempuan perempuan juga mempunyai hak, bukan yang ahwalnya menyerupai laki-laki, yang masalah politik dan kepemimpinan. berfungsi menjadi laki-laki dan memberi Disamping itu kata انشجبلpada ayat nafaqah, berarti perempuan yang tersebut menurut Nasaruddin Umar ialah bertanggungjawab pada keluarga, karena “Laki-laki kecenderungan di Indonesia dalam kurun tertentu yang mempunyai kapasitas tertentu, karena tidak semua laki- waktu laki menunjukkan mempunyai daripada tingkatan perempuan. lebih Tuhan tinggi tidak 30 tahun terakhir, fenomena yang bahkan sangat mengejutkan. Berdasarkan hasil pemetaan mengatakan , ٔنهزكش ثبنًعشٔف عهيٍٓ دسجخkarena ulang jika demikian, maka secara alami semua laki- Pemberdayaan Perempuan bahwa, 60 % laki perempuan Indonesia harus menghidupi diri mempunyai daripada tingkatan lebih tinggi perempuan”.17 Sementara menurut Ibn `Usfûr, para yang dilakukan Kementerian sendiri dan keluarganya. Melihat kenyataan ini, Sinta Nuriah Abdurahman Wahid ulama membolehkan kata الdalam انشجبل berkeyakinan bahwa, de fakto sesungguhnya menjadi َعذatau ٌ ثيبkalau الmenjadi ٌثيب kaum perempuanlah yang menjadi kepala berarti نزعشيف انحعٕسmenunjukkan yang rumah tangga atau keluarga.20 6 marwah, Vol. XIV No. 1 Juni Th. 2015 Ketiga, tentang nilai kesaksian perempuan kerja dan keuangan. Kalau hal ini diketahui dalam surat Al-Baqarah/2:282 oleh al-Sya`râwî sudah barang tentu ia akan ش ِٓيذَي ٍِْ ِي ٍْ ِس َجب ِن ُك ْى فَب ِ ٌْ نَ ْى يَ ُكََٕب َ … َٔا ْسز َ ْش ِٓذ ُٔا ُّ ظ ٌَْٕ ِي ٍْ ان اء ِ َش َٓذ َ َبٌ ِي ًَّ ٍْ ر َْش ِ َس ُجهَي ٍِْ فَ َش ُج ٌم َٔ ْاي َشأَر َع َّم اِحْ ذَا ُْ ًَب فَزُزَ ِ ّك َش ِاحْ ذَا ُْ ًَب ِ َع َّم ِاحْ ذَا ُْ ًَب أ َ ٌْ ر ِ أ َ ٌْ ر …ٖاأل ُ ْخ َش “…Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang laki-laki di antara kalian. Jika tidak ada dua orang laki-laki, maka (boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan dari saksisaksi yang kalian ridai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya…. (AlBaqarah/2:282) Kalimat “syahadah” diambil dari يش َٓذ yaitu obyek yang terlihat jelas dengan kasat mata, adapun يشٓذ atau obyek tidak membutuhkan kepandaian dan kecerdasan individu, tetapi lebih sangat memerlukan kesaksian mata telanjang ditekankan kepada kejujuran. dan lebih Berkaitan dengan hal tersebut, derajat hamba Allah yang mendapat gelar akademis seperti M.A. atau Dr. dengan hamba-Nya yang tidak mampu membaca dan menulis adalah sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa strata pendidikan seseorang tidak ada kaitannya dengan perihal persaksian. Akhirnya kejujuran sangat urgen dalam kesaksian dan bukan kecerdasan akal.21 Pendapat al-Sya`râwî tersebut karena, ia melihat perempuan tidak banyak yang ke luar menyaksikan sesuatu yang berhubungan dengan keuangan, tetapi perempuan saat ini lebih banyak yang bergelut dengan masalah berpendapat lain. Harus dicatat bahwa, ungkapan itu hanyalah bersifat anjuran, bukan perintah wajib, terbukti bagian akhir ayat ini menjelaskan “Janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguan, (Tulislah muamalahmu itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kalian jalankan di antara kalian, maka tidak ada dosa bagi kalian, (jika) kalian tidak menulisnya”. Sesuatu yang perlu diperhatikan yaitu, ayat itu menunjukkan satu saksi lakilaki digantikan dua saksi perempuan, hanya salah seorang di antara keduanya yang menjadi saksi, sedangkan satunya hanya berfungsi untuk mengingatkan, apabila ia ragu, karena pada masa turunnya ayat itu selalu ada kemungkinan saksi perempuan melakukan kesalahan keuangan, bukan kecerdasan, tetapi dalam karena masalah rendahnya disebabkan kurang pengalaman dalam masalah keuangan. Pendapat Aminah Wadud bahwa, menurut susunan kata ayat ini, kedua perempuan itu tidak disebut keduanya menjadi saksi, karena satu perempuan ditunjuk untuk „mengingatkan‟ satunya lagi, dia bertindak sebagai teman kerjasama 7 Yuni Harlina, Hak Politik Perempuan dalam Islam (kolaborator), meskipuan perempuan itu dua, ٌٔرًكث انهيبنٗ يب رصهٗ ٔرفطش فٗ سيعبٌ فٓزا َقصب tetapi masing-masing berbeda fungsinya, سٔاِ يسهى.ٍانذي dan spesifik untuk perjanjian finansial, tidak “…Aku tidak melihat yang kekurangan akal dan dimaksudkan untuk diberlakukan secara agama dari pemilik pemahaman lebih daripada umum, atau tidak berlaku pada persoalan golongan kalian, perempuan itu bertanya lagi: lain.22 “Wahai Rasulullah! Apakah maksud kekurangan Jadi ayat tersebut harus dipandang secara kontekstual, bukan normatif, karena ada 7 (tujuh) ayat lain dalam al-Qur`an, yang menyebutkan tentang kesaksian, tetapi tidak satupun yang menyebutkan saksi satu orang laki-laki digantikan dua orang perempuan. Yaitu: Al-Mâidah/5:106, Al-Mâidah/5:107,23AlNisâ`/4:15, 24 Al-Nûr/24:4, Al-Nûr/24:6, Al- Nûr/24:8,25Al-Talâq/65: 2.26 Berdasar ketentuan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa, saksi perempuan diakui sama dengan saksi laki-laki, tidak ada perbedaan diantaranya, keuangan, kalau menyaksikannya, menyaksikan khusus perempuan maka sendiri, masalah ia berhak kalaupun ada perempuan lain fungsinya hanya sebagai pengingat atau penguat. perempuan Sejalan dengan ayat tersebut ada hadis yang seolah-olah menunjukkan lakimemiliki kelebihan “Maksud kekurangan akal ialah penyaksian dua orang perempuan sama dengan penyaksian seorang laki-laki. Inilah yang dikatakan kekurangan akal. Begitu juga perempuan tidak mengerjakan sholat pada malam-malam yang dilaluinya, kemudian berbuka Ramadan karena haid. Maka pada bulan itulah yang dikatakan kekurangan agama”.(H.R.Muslim) 27 Maksud kekurangan akal, kalau dihubungkan dengan kualitas persaksian, sementara persaksian itu berhubungan dengan faktor budaya, maka dapat saja dipahami sebagai keterbatasan penggunaan fungsi akal bagi perempuan, karena pembatasan budaya di dalam masyarakat. Namun sangat disayangkan asumsi memposisikan perempuan pada titik marjinal, perempuan kurang akalnya ini Keempat, Pemahaman hadis tentang akal laki akal dan agama itu?”, Rasulullah saw bersabda: dibanding perempuan. عٍ عجذ هللا ثٍ عًش عٍ سسٕل هللا صهىبهلل عهيّ ٔسهى ٔيبسايذ يٍ َبقصبد عقم ٔديٍ اغهت نزٖ نت يُكٍ قب...قبل ٌنذ يبسسٕل هللا ٔيبَقصبٌ انعقم ٔانذيٍ قبل ايب َقصب انعقم فشٓبدح ايشاريٍ رعذل شٓبدح سجم فٓزا َقصبٌ انعقم tidak terbukti kandungan kebenarannya, karena menjelaskan karakter hadis perempuan berdasarkan struktur fisik dan psikis menurut kodratnya sangat intens dengan perasaan. merupakan Hal ini bukan kekurangan, namun sebaliknya menjadi pembeda dengan lakilaki, dan merupakan keistimewaan tersendiri bagi perempuan yang sangat sesuai dengan tugas keperempuanan, perempuan memang karena fitrah senantiasa 8 marwah, Vol. XIV No. 1 Juni Th. 2015 menggunakan perasaan lebih banyak dan seorang dari umatnya tidak melaksanakan berpikir dengan proporsi yang lebih sedikit. instruksi Rasul, akhirnya Rasul menemui Kendati demikian, perasaan Umu Salamah binti Abi Umaiyyah dengan perempuan tidak bermakna ia tidak mampu kemarahan bergerak dan berpikir cepat layaknya laki- berkata: “Apa yang terjadi padamu wahai laki. Salah satu buktinya adalah perjanjian Rasulullah?” Nabi diam seribu bahasa. Umu Hudaibiyah menjadi saksi atas kecerdasan Salamah tidak berhenti pada titik ini, dia dan ketangkasan perempuan, orang-orang justeru menanyakan perihal apakah yang muslim di saat itu menunaikan ihram dan membuatnya tidak mau bercerita kepadanya, berduyun-duyun menuju Baitullah al-Haram kemudian untuk melaksanakan umrah, tidak lupa muslim mereka membawa hewan korban untuk mengindahkan perintahku, disembelih selepas umrah dan tawaf di memerintahkannya untuk sekitar hewan dan memotong rambutnya, namun Ka`bah, namun orang-orang menghadang dan menahan langkah mereka, tidak akhirnya berkata: pertempuran dingin ini memuncak. Nabi Umu berkata: telah punah, melaksanakannya”. “Wahai Salamah “Orang-orang mereka tidak aku menyembelih Umu Rasulullah! Salamah Janganlah diselesaikan dengan sebuah perjanjian yang engkau mencelanya, karena mereka sedang terkenal dengan perjanjian Hudaibiyah. mengalami kejadian yang dilematis akibat isi Perjanjian ini ditandatangani oleh perjanjian yang menahan Rasulullah dan kaum kafir Mekkah. Berisi kemenangan orang kafir Mekkah tidak akan mengganggu dicapai, wahai Nabi utusan Allah, keluarlah dan menghalangi langkah orang muslim dan dan jangan mengeluarkan sepatah katapun, penyebaran sembelihlah hewanmu dan bertahalullah!”. dakwah Islam, orang-orang yang perolehan Akhirnya menyakiti dan isterinya Umu Salamah, kemudian orang- kerabatnya serta kaum yang berada di orang menyembelih hewan korbannya dan perlindungannya. bertahallul seperti Nabi.28 kafir Quraisy Adapun perempuan yang menduduki menjalankan dapat muslim juga tidak akan menghalangi dan kaum Nabi sebenaranya nasehat Demikianlah Nabi mengaplikasikan posisi strategis dan berperan besar dalam nasehat perjanjian Hudaibiyah di antaranya, Ummu menyelesaikan permasalahan yang rumit. Salamah. Jika pendapat perempuan diklaim sangat Ketika perjanjian Hudaibiyah ditandatangani dan disahkan. Pada perjanjian isterinya Umu Salamah guna tidak proporsional dan akal perempuan tidak Hudaibiyah, sebanding dengan akal laki-laki, secara Rasulullah memerintahkan umatnya untuk implisit Nabi dalam hal ini menyembelih hewan dan bertahallul, namun melaksanakan nasehat Umu Salamah. tidak 9 Yuni Harlina, Hak Politik Perempuan dalam Islam Keputusan yang diambil oleh laki-laki يٍ يعشف يٕظع:الرخشج يٍ يصشحزٗ رُقم عظبيّ يعُب قبل dan perempuan sangat jauh berbeda. Hal ini عجٕص يٍ ثُٗ اسشائيم فجعث انيٓب فؤرذ فقبل دنيُي:قجشِ؟ قبل terlihat jelas pada sikap kesehariannya, dapat عهٗ قجش يٕسف فقبنذ حزٗ رعطيُي حكًي قبل ٔيبحكًك؟ قبنذ dibandingkan solusi yang dipakai oleh kedua اكٌٕ يعك فٗ انجُخ فكشِ اٌ يعطيٓب رنك فبٔحىبهلل انيّ اٌ اعطٓب pihak dalam tataran praktis. laki-laki dalam kesehariannya penggunaan diemban selalu akal, membudayakan karena olehnya tugas bekerja yang mencari penghasilan yang menuntut keterampilan akal tanpa campur tangan perasaan. jika seorang ayah tidak mempunyai uang sepeserpun, sedangkan anaknya meminta uang kepadanya, 29 .يثم ظٕء انُٓبس “Dari Abu Musa, ia berkata, Nabi SAW mendatangi orang Arab gunung. Beliau memuliakannya. Lalu beliau berkata: ”Datanglah kepadaku” Maka ia mendatangi beliau. Kemudian Rasul berkata kepadanya: ”Mintalah memenuhi permintaannya, keputusan tegas engkau naiki, aku bermaksud agar keluargaku diambil berdasarkan Realita akan memerahnya”. Maka Rasul menjawab:”Apakah berkata lain jika anak meminta uang kepada kalian sudah lemah (tidak mampu) hingga kalian ibunya, dapat dipastikan ibu mencari seperti perempuan bani Israil. ”Para sahabat kebutuhan bertanya: ”Wahai Rasul, siapa perempuan bani anaknya walaupun dengan perasaan malu Israil itu? Rasul menjawab: ”Sesungguhnya dan penuh deraian air mata. Musa AS ketika membawa pergi bani Israil dari akal. tidak فبسزخشجٕا عظبو يٕسف فهًب أقهِٕ انٗ االسض فبرا انطشيق kebutuhanmu”. Ia mengatakan: ”Onta yang guna dia فؤَعجِٕ اَعجٕا ْزا انًبء فؤَعجِٕ فقبنذ احزفشٔا فبحزفشٔا akan pinjaman jelas حكًٓب فبَطهقذ ثٓى انىجحيشح يسزُقع يبء فقبنذ اَعجٕا ْزا انًبء memenuhi Jadi nuqsân al-aql yang disebutkan Mesir, mereka tersesat jalan.Maka Musa berkata: dalam hadis adalah frekuensi penggunaan ”Siapa ini?” Ulama mereka menjawab: ”Yusuf akal pada perempuan sangat rendah, dalam AS”. arti perempuan dalam skala mayoritas sering menanggung perjanjian dengan Allah supaya menggunakan perasaan dalam setiap tindak- kami tidak keluar dari Mesir, sehingga kami tanduknya. Kalaupun hadis di atas difahami membawa memindahkan (membawa) tulang- secara tektual, tetapi ada hadis qudsi yang tulang Yusuf bersama kami.Musa berkata: ”Siapa seolah-olah berlawanan dengan hadis di atas, yang mengetahui kuburan Yusuf?” Benyamin yaitu: menjawab: ”Perempuan tua dari Bani Isrâîl”. عٍ اثٗ يٕسٗ سظي هللا عُّ قبل ارىبنُجي صهىبهلل عهيّ ٔسهى Maka Musa memerintahkan (utusan) pergi ّ ائزُب فبربِ فقبل نّ سسٕل هللا صهىبهلل عهي:ّاعشاثيب قبكشيّ فقبل ن kepadanya (perempuan itu). Maka berkatalah ٌٔسهى سم حبجزك قبل َبقخ رشكجٓب ٔاعُض يحهجٓباْهىفقبل اعجضرى ا Musa: ”Tunjukkanlah aku kuburan Yusuf!” ُٗركَٕٕا يثم عجٕص ثُٗ اسشائيم؟ قهٕا يبسسٕل هللا ٔيب عجٕص ث Perempuan itu berkata: ”Supaya aku bersama ٍاسشائيم؟ قبل اٌ يٕسٗ عهيّ انسالو نًب سبسثجُٗ اسشائجم ي kamu di surga”. Maka Musa menolak untuk ّيصشظبنٕا انطشيق فقبل يب ْزا؟فقبل عهًبإْى يٕسف عهي memberi yang demikian kepada perempuan. Lalu Ketika ajal Yusuf tiba. Benyamin ٌانسالو نًبحعشِ انًٕد اخز ثُيبييٍ عهيُب يٕثقب يٍ هللا ا 10 marwah, Vol. XIV No. 1 Juni Th. 2015 Allah mewahyukan kepada Musa supaya Musa “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan memberi (memenuhi) permintaan perempuan itu. perempuan sebagian mereka menjadi penolong Maka perempuan itu pergi bersama mereka ke bagi sebagian yang lain, mereka menyuruh danau, tempat menggenangnya air. Perempuan menjalankan itu berkata: ”Kuraslah air ini!” Kemudian mereka kejahatan, mendirikan salat menunaikan zakat, menguras. lagi: mereka taat patuh kepada Allah dan Rasulnya. ”Hendaklah kalian menggali lubang” Lalu mereka Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, karena menggali sesungguhnya Allah itu Maha Kuasa lagi Maha Perempuan lubang. itu berkata Perempuan itu berkata: ”Hendaklah kalian mengeluarkan tulang-tulang kebajikan dan melarang dari bijaksana”. Yusuf”. Ketika mereka mengangkatnya ke atas bumi(tanah). Tiba-tiba ada jalan seperti cahaya siang”. Dalam tafsir Al-Sya`râwî, kata auliya diartikan bahwa: “Dalam masyarakat mukmin harus saling tolong menolong dan Hadis ini sebagai salah satu bukti bahwa perempuan mampu mengingat saling memberi nasihat, agar sempurna imannya”. 30 Jadi mencakup segala segi sesuatu dalam waktu yang lama, dan ingatan kebaikan itupun berhubungan dengan kecerdasan termasuk memberi nasihat (kritik) kepada akal. Dengan demikian, perempuan mampu penguasa. Dengan demikian, setiap lelaki menjadi saksi yang baik, mampu bertindak dan dan diajak bicara memecahkan masalah, mampu mengikuti tidaklah benar kalau perempuan itu kurang masyarakat agar akal dan agama. mampu melihat dan memberi saran (nasihat) atau perempuan perbaikan kehidupan, Muslimah hendaknya perkembangan masing-masing mereka dalam berbagai bidang kehidupan.31 Memahami Nash secara Kontektual tentang Hak Politik Perempuan Perempuan yang makrûf dan mencegah yang munkar" menduduki maksudnya, ketika mukmin mengerjakan jabatan politik, dengan syarat mentaati perkara munkar, maka mukmin yang lain hukum syariat Islam, karena tidak ada teks mencegahnya, dan ketika mukmin tidak yang mengerjakan kebaikan, maka mukmin yang secara tegas berhak Sedangkan "Menyuruh mengerjakan (sarih) melarangnya. Sedangkan ayat yang dipakai dasar surat Al- lain Taubah/9:71: mukmin memerintah dan diperintah untuk ٌَٔط يَؤ ْ ُي ُش ُ َٔ ْان ًُئْ يِ ٌَُُٕ َٔ ْان ًُئْ يِ َُبدُ ثَ ْع ٍ ع ُٓ ْى أ َ ْٔ ِنيَب ُء ثَ ْع ٌَُٕصالح َ َٔيُئْ ر َّ ع ٍْ ْان ًُُكَش َٔيُقِي ًٌَُٕ ان َ ٌَْٕ َٓ ُْ ِث ْبن ًَ ْع ُشٔفِ َٔ َي َّ َّ ٌَّ َِّللاُ ا َّ سيَ ْش َح ًُ ُٓ ْى َّ ٌَُٕانضكَبح َ َٔيُطِ يع ََّللا َ ََّللاَ َٔ َسسُٕ َنّ ُ أ ُ ْٔنَئِك ٌ ع ِض يض َحكِي ٌى َ mengingatkannya. Akhirnya, mengerjakan kebaikan dan mengerjakan kemunkaran. Jadi setiap melarang artinya sesama mukmin baik laki-laki maupun perempuan harus saling mengingatkan, ada 11 Yuni Harlina, Hak Politik Perempuan dalam Islam kemungkinan posisinya menjadi pemerintah merupakan salah satu prinsip pengelolaan atau yang diperintah. bidang-bidang kehidupan bersama menurut Demikian juga pendapat Sayid Qutub Al-Quran, termasuk kehidupan politik, dalam tafsirnya maksud dari amar makruf dalam arti setiap warga masyarakat dalam dan kehidupan nahi munkar artinya “Menciptakan kebaikan dan menolak kejelekan diperlukan bersamanya dituntut untuk senantiasa mengadakan musyawarah. pemerintahan atau kekuasaan dan dengan Atas dasar ini, dapat dikatakan tolong menolong, hal ini dilakukan oleh laki- bahwa setiap lelaki maupun perempuan laki dan perempuan”.32 memiliki Secara umum, ayat di atas dipahami sebagai gambaran tentang kewajiban hak tersebut, karena tidak ditemukan satu ketentuan agama pun yang dapat dipahami sebagai melakukan kerja sama antar laki-laki dan keterlibatan perempuan bidang kehidupan bermasyarakat -- termasuk dalam kehidupan yang dilukiskan dengan kalimat bidang politik. Bahkan sebaliknya, sejarah menyuruh mengerjakan yang ma'ruf dan Islam menunjukkan betapa kaum perempuan mencegah yang munkar. terlibat dalam Keikutsertaan berbagai perempuan bersama perempuan melarang dalam dalam berbagai bidang bidang kemasyarakatan, tanpa kecuali. dengan lelaki dalam kandungan ayat di atas Al-Quran juga menguraikan tidak dapat disangkal, sebagaimana tidak permintaan para perempuan pada zaman pula kepentingan Nabi untuk melakukan bay'at (janji setia perempuan dari kandungan sabda Nabi kepada Nabi dan ajarannya), sebagaimana Muhamad dapat dipisahkan saw.: memperhatikan Barangsiapa kepentingan yang tidak disebutkan dalam surah Al-Mumtahanah (urusan) kaum ayat 12.34 Muslim, maka ia tidak termasuk golongan mereka. Sementara, menjadikan pakar bay'at para agama Islam perempuan itu Di sisi lain, Al-Quran juga mengajak sebagai bukti kebebasan perempuan untuk umatnya (lelaki dan perempuan) untuk menentukan pilihan atau pandangannya bermusyawarah, Tuhan yang berkaitan dengan kehidupan serta hak kepada mereka yang selalu melakukannya. mereka. Dengan begitu, mereka dibebaskan Urusan mereka (selalu) diputuskan dengan untuk mempunyai pilihan yang berbeda musyawarah (QS 42:38).33 dengan pandangan kelompok-kelompok lain melalui pujian Ayat ini dijadikan pula dasar oleh dalam masyarakat, bahkan terkadang banyak ulama untuk membuktikan adanya berbeda dengan pandangan suami dan ayah hak mereka sendiri.35 berpolitik perempuan. bagi Syura setiap lelaki (musyawarah) dan telah 12 marwah, Vol. XIV No. 1 Juni Th. 2015 Hak perempuan di bidang politik, dengan satu kalimat yang saya dengar dari Rasul merupakan hak syar`î, jika dalam beberapa SAW setelah aku hampir saja bergabung dengan masa lalu perempuan tidak menggunakan pasukan unta untuk bertempur bersama mereka”. hak ini, bukan berarti perempuan tidak boleh Abu Bakrah berkata: “Ketika sampai pada Rasul dan tidak mampu, tetapi karena tidak ada SAW satu berita, bahwa penduduk Persia telah kebutuhan untuk menobatkan puteri Kisra sebagai raja, maka Rasul memperaktekkannya, atau laki-laki dalam SAW berkata: “Tidak akan sejahtera suatu kaum hal ini mengunggulinya, ini bukan berarti yang menyerahkan urusan (pemerintahannya) hak politik perempuan tidak diakui, justru kepada perempuan”. (H.R.Bukhari) yang mendesak menjadi suatu hak yang dituntut dan Hadis tersebut dalam tingkatan ahad dianggap sangat urgen, terutama di saat sekarang ini. Apalagi, dalam konteks pemberdayaan peran politik perempuan di Indonesia, hak tersebut secara legal-formal telah terjamin eksistensinya. Hal itu terlihat jelas pada pasal 65 ayat 1, UU no. 12 tahun 2003 tentang Pemilu, yang menyatakan tidak mutawatir. Seandainya hadis itu dianggap mutawatir, tetapi sabab al-wurûdnya berkenaan dengan sebab khusus yaitu merespon kejadian tertentu yang bersifat terbatas. Rasulullah SAW mengatakannya berkaitan dengan naiknya Puteri Kisra raja Persia sebagai pemegang pemerintahan. bahwa: Hal itu tidak termasuk perundang- “Setiap partai politik peserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPRRI, DPRD undangan yang bersifat umum, sebab berasal Provinsi dan DPRD Kabupaten / Kota untuk dari Rasulullah dalam kapasitasnya sebagai setiap daerah pemilihan dengan memperhatikan kepala pemerintahan dan pemimpin negara, keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30 tidak sebagai rasul. Kalaupun hadis tersebut %” dianggap Sementara di sisi lain ada hadis yang dijadikan perempuan pegangan untuk menjadi tidak patut pemimpin atau sebagai perundangan untuk umum, maka maknanya secara bahasa yang tepat adalah dikuasainya seluruh urusan negara, serta pemerintahan secara menyeluruh oleh perempuan. Ini suatu hal memegang jabatan adalah: عٍ اثٗ ثكشح قبل نقذ َفعُي هللا ثكهًخ سًعزٓب يٍ سسٕل هللا yang tidak mungkin, baik bagi laki-laki ملسو هيلع هللا ىلص آيبو انجًم ثعذ يبكذد آٌ آنحق ثبصحبة انجًم فآقبرم maupun perempuan. يعٓى قبل نًب ثهغ سسٕل هللا ملسو هيلع هللا ىلص ثى آٌ اْم فبسط قذ يهكٕا Hadis tersebut memakai kata ايررشأح عهيٓى ثُذ كسشٖ قبل نٍ يفهح قٕو ٔنٕ ايشْى ايشأح adalah bentuk nakirah jadi perempuan yang 36 ٖسٔاِ انجخبس bersifat umum, sehingga perlu ada taqyid “Dari Abî Bakrah berkata: “Allah memberikan atau manfaat kepadaku pada hari-hari perang Jamal, mempunyai kemampuan memimpin tidak batasan, artinya perempuan yang 13 Yuni Harlina, Hak Politik Perempuan dalam Islam menjadi masalah kalau dia menjadi pimpinan atau memegang jabatan. dalam dunia politik, demikian juga menjadi pemimpin. Sebaliknya Al-Qur‟an dan hadis Kalau di lihat dari perawinya yaitu banyak mengisyaratkan tentang kebolehan Abû Bakrah, ia menggali hadis tersebut perempuan aktif menekuni dunia tersebut. setelah kalahnya `Aisyah di perang Jamal, Jadi Islam memberikan peran terhadap yang perempuan untuk berpolitik. telah terpendam 25 tahun dari ingatannya dalam situasi dan konteks yang PENUTUP berbeda.37 Membicarakan Hadis itu tidak ada sebelum perang hak politik jamal, dimana `Aisyah isteri Nabi menjadi perempuan pimpinan pasukan yang di dalamnya banyak pendapat yang berseberangan. Pendapat sahabat mengikutinya, tidak seorangpun pertama dirasakan masih membedakan laki- sahabat keberatan atas kepemimpinannya. laki dan perempuan secara biologis dan Bahkan Abû Bakrahpun ada, dan tidak gender. membelot darinya. Seandainya dia yakin perempuan. Pendapat yang kedua bahwa bahwa Nabi melarang perempuan menjadi mereka mengakui adanya jaminan terhadap pemimpin, tentulah ia segera keluar dari hak politik perempuan dan perempuan barisan `Aisyah, setelah ia teringat hadis di diakui merupakan atas. yang patut diperhitungkan. Hal ini menunjukkan bahwa, dalam Islam terdapat dua Lelaki Pendapat kepemimpinan perempuan dalam hal ini lebih superior dari sumberdaya manusia pertama didasari oleh adalah `Aisyah diterima oleh para sahabat hukum Islam yang dipahami secara tekstual. terkemuka. Pendapat kedua juga didasari oleh hukum Lebih jauh bukti bahwa perempuan mempunyai untuk kekuatan memikul dan masalah kemampuan besar adalah Islam yang dipahami secara kontekstual dan konprehensif. Untuk dapat mengembalikan pemikiran semua masyarakat dalam terdapat dalam al-Qur`an tentang Hajar, ibu memahami bahwa tidak adanya diskriminasi Nabi Ismâ`îl AS, tentang ibu Nabi Musa AS., terhadap salah satu gender, maka perlu dan tentang Maryam, ibu Nabi Isa AS. Dari dicanangkan: bukti bahwa kritis untuk mengakhiri bias dan dominasi masalah, kali-laki dalam penafsiran agama. Kedua, kendatipun dalam scop yang luas, seperti pemahaman yang mendasar oleh seluruh persoalan dalam suatu negara lapisan masyarakat khususnya kaum laki- tersebut perempuan dapat menunjukkan mengatasi Pada akhirnya dapat dinyatakan, tidak ditemukan ayat atau hadis yang laki dan Pertama, diperlukan membudayakannya kajian dalam kehidupan sehari-hari, sehingga baik lelaki melarang kaum perempuan untuk aktif 14 marwah, Vol. XIV No. 1 Juni Th. 2015 maupun perempuan mendapat perlakuan yang sama dalam segala bidang. Perlu disadari memperjuangkan hak politik perempuan bukan berarti gerakan laki-laki melawan perempuan atau membalas dendam kepada kaum laki-laki, melainkan gerakan menciptakan suatu sistem hubungan laki-laki dan perempuan yang lebih adil sesuai dengan prinsipil dan normatif Islam yang menghormati dan bahkan memperdayakan kaum perempuan. 228. Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'. tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 3Ibn Katsir, Tafsir al-Qur‟an al-„Adhim, juz I. (Kairo: Maktabah Dar al Turats, t.th).h. 608 4Sofwatul Tafâsîr 1:274. Endnotes 5 1 34. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar. 2 71. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 6 23. Sesungguhnya Aku menjumpai seorang wanita[1095] yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. [1095] yaitu ratu Balqis yang memerintah kerajaan Sabaiyah di zaman nabi Sulaiman. 7 Al-Sya`râwî, Tafsir al-Sya`râwî, (Beirut: Dar alFikrtt.), Juz 4, h. 2202 8 Al-Zamakhsary, al-Kasysyaf, sebagaimana dikutip Jumni Nelli, Perempuan Islam dalam Realitas Sosial Budaya, dalam Jurnal Marwah,Vol.IV, 15 Yuni Harlina, Hak Politik Perempuan dalam Islam No. 2 Desember 2006, ( Pekanbaru: PSW UIN Suska Riau: 2006), h. 197 9Jumni Nelli, Ibid. 10 Muhammad Assad,The Massage of the al-Qur‟an, (Giblartar: Dar al-Andalus, 1980), h. 109 11 Jarir al-Thabari, Jami‟ al-Bayan al-Tanwil AlQur‟an,(Beirut: dDar al-Fikr, 1988), h. 57 12 Zamakhsyari, op.cit., h. 523 13 Abdullah Yusuf Ali, Al-Qur‟an, Terjemahan dan Tafsirnya,( Jakarta: T.tb, 1993), h. 190 14Fazlur Rahman, Mayor Themes of the Quran, terj. Anas Mahyuddin, (Bandung: Pustaka, 1983), h. 72 15 Aminah Wadud Muhsin, Qur‟an and Woman: Rereading the Sacred Text from a Woman‟s Perspective, (New York: Oxford University Press, 1999), h. 73. 16 Ashgar Ali Engineer, Hak-hak perempuan dalam Islam, terj. Farid Wajdi dan Cici Farha Assegaf, (Yogyakarta: LSPA, 2000), h. 179. 17 Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur`ân, (Jakarta: Paramadina, 1999), h. 149-150 18 Jamal al-Dîn bin Hisyâm al-Ansârî, Mugnî alLabîb,h. 49. 19Al-Râgib al-Asfihâniy, Mu`jam Mufradât Alfâz alQur`ân, h. 194 20Harian Kompas, Selasa, 4 Juli 2000, h. 10, kol.5-9 21Al-Sya`râwî, Tafsîr al-Sya`râwî, h. 1215 22 Amina Wadud Muhsin, Qur`an and Woman, h. 85 23 kamu ragu-ragu: "(Demi Allah) kami tidak akan membeli dengan sumpah Ini harga yang sedikit (untuk kepentingan seseorang), walaupun dia karib kerabat, dan tidak (pula) kami menyembunyikan persaksian Allah; Sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk orang-orang yang berdosa". 107. Jika diketahui bahwa kedua (saksi itu) membuat dosa, Maka dua orang yang lain di antara ahli waris yang berhak yang lebih dekat kepada orang yang meninggal (memajukan tuntutan) untuk menggantikannya, lalu keduanya bersumpah dengan nama Allah: "Sesungguhnya persaksian kami labih layak diterima daripada persaksian kedua saksi itu, dan kami tidak melanggar batas, Sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk orang yang menganiaya diri sendiri". 24 15. Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka Telah memberi persaksian, Maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya. 25 s 106. Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, Maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di antara kamu, atau dua orang yang berlainan agama dengan kamu, jika kamu dalam perjalanan dimuka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian. kamu tahan kedua saksi itu sesudah sembahyang (untuk bersumpah), lalu mereka keduanya bersumpah dengan nama Allah, jika 4. Dan orang-orang yang menuduh wanitawanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik. 6. Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, Maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah 16 marwah, Vol. XIV No. 1 Juni Th. 2015 dengan nama Allah, Sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar. 34 8. Istrinya itu dihindarkan dari hukuman oleh sumpahnya empat kali atas nama Allah Sesungguhnya suaminya itu benar-benar termasuk orang-orang yang dusta. 26 2. Apabila mereka Telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu Karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat.barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Muslim, Sahih Muslim, 2, h.65. Lihat juga Bukharidalam kitab Sahihnya, h. 1462 28Diriwayatkan Ahmad dalam musnadnya, jilid 4: 336. 29Al-Imâm Abî al-Hasan Nuruddîn `Ali bin Sultan Muhammad al-Qoriy, Al-Ahâdîs al-Qudsiyyah alSahihah, terj. M.Thalib, h. 149-151. 30 Al-Sya`râwî, Tafsir al-Sya`râwî, (Beirut: Dar alFikrtt.), Juz 4, h.5287 31Amin Al-Khuli,, Al-Mar'at baina Al-Bayt wa AlMuitama',: 13 32Sayid Qutub, Fi Zilal al-Qur`ân: 1675. 27 33 38. Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. 12. Hai nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anakanaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, Maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 35 Jamaluddin Muhammad Mahmud, Huquq AlMar'at fi Al-Mujtama' Al-Islamiy. 1986: 60 36 Muhammad bin Ismâ`îl Abû `Abdillah alBukhârî, Sahih Bukhâri,juz 4, h. 1610 37 Fatima Mernisi, Wanita di dalam Islam, terj. Yaziar Radianti, h. 62 DAFTAR PUSTAKA Abî al-Hasan Nuruddîn, Al-Imâm `Ali bin Sultan Muhammad al-Qoriy, AlAhâdîs al-Qudsiyyah al-Sahihah, terj. M.Thalib, t.t Ali Al-wazir, Ibrahim, 'Ala Masyarif Al-Qarn. Al-Khamis 'Asyar, Kairo, Dar AlSyuruq 1979 Al-Khuli, Amin, Al-Mar'at baina Al-Bayt wa Al-Muitama', dalam Al-Mar'at AlMuslimah fi Al-'Ashr Al-Mu'ashir, Baqhdad, t.t Al-Ghazali, Muhammad ,l-Islam wa AlThaqat Al-Mu'attalat, Kairo, Dar AlKutub Al-Haditsah, 1964 Al-Sya`râwî, Tafsir al-Sya`râwî, Beirut: Dar alFikrtt. Juz 4 17 Yuni Harlina, Hak Politik Perempuan dalam Islam al-Asqalani, Ibn Hajar, Fath al-Bari bi Syarh alBukhari, Beirut: Dar al-Fikr, t.t. al-Tirmidzi, Muhammad Isa bin Saurah, Sunan al-Tirmidzi, Mesir: Musthafa albab al-Halaby, 1975 Az-Zuhayli, Wahbah, Al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu, Cet. III, Damaskus: Dar alFikr, 1409 H/1989 M, 6 jilid. Amal, Taufik Adnan, Rekonstruksi Sejarah AlQur‟an, Cet. I, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005. Bardizbah al-Bukhari, Shahih (Kairo: al-Sya‟b, t.t. al-Bukhari, Coulson, Noel and Doreen Hinchcliffe, “Women and Law Reform in Contemporary Islam,” dalam Women in the Muslim World, editor: Lois Beck and Nikkie Kiddie, Cambridge, Massachussett, and London, England: Havard University Press, 1978. Engineer, Asghar Ali, Hak-Hak Perempuan dalam Islam, terj. Farid Wajidi dan Cici Farha Assegaf, Yogyakarta: LSPA, 2000. Rasyid, Raihan A., Hukum Acara Peradilan Agama, Edisi Baru, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Rasyid Ridha, Muhammad,Tafsir Al-Manar, Kairo, Dar Al-Manar, 1367 H Qutub, Sayid, Fi Zilal al-Qur`ân, Kairo, Dar kutub, 1675 Syaltut, Mahmud, Min Taujihat Al-Islam, Kairo, Al-Idarat Al-'Amat lil Azhar, 1959 Tucker, Judith E (ed.), Arab Women, Bloomington & Indianapolis: Indiana University Press, 1993. Umar, Nasaruddin, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur‟an, cet. I, Jakarta: Paramadina, 1999. Wadud, Amina, Qur‟an and Woman: Rereading the Sacred Text from a Woman‟s Perspective, New York: Oxford University Press, 1999. Wahid Wafi, Abdul, Al-Musawat fi Al-Islam, Kairo, Dar Al-Ma'arif, 1965 Fatimma Mernissi, Women and Islam: An Historical and Theological Enquiry, USA: Oxford, 1991 Muniarti, A. Nunuk P, Getar Gender, Buku Pertama, Magelang: Indonesia Tera, 2004. Muslim, Imam, Shahih Muslim, Kairo: al-Bab al-halabi, t.t. Mahmud, Jamaluddin Muhammad, Huquq Al-Mar'at fi Al-Mujtama' Al-Islamiy, Kairo, Al-Haiat Al-Mishriyat AlAmat, 1986 Rahman, Fazlur, Tema Pokok Al-Qur‟an, terj. Anas Mahyuddin, Bandung: Pustaka, 1983. 18