plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
METODE PRAKTIKUM BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI SISTEM INDRA KELAS XI IPA SMA NEGERI 11
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
YULI DASMIYATI
NIM : 101434052
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iv
"If you look at what you have in life, you’ll always have more. If you look
at what you don’t have in life, you’ll never have enough"
(Jika kamu melihat apa yang kamu miliki didalam hidup, maka kamu akan
merasakan lebih. Jika kamu melihat apa yang kamu tidak miliki didalam hidup,
maka kamu merasa tidak akan pernah cukup)
-Oprah Winfre-
Kupersembahkan untuk:
 Allah SWT,
Sang Maha Pengatur segalanya
 Mamak-Bapakku,
Murniati-Suparjiono, ungkapan rasa hormat dan baktiku,
terimakasih telah membuatku ada didunia ini, terimakasih
atas segala cinta, doa dan materi untuk putri sulungmu ini
 Kedua adik perempuanku,
Amanah Budi Utami dan Dini Agustina Putri, terimakasih
atas semangatnya
 Seluruh teman-temanku yang terkasih, yang memberikan semangat dan
doanya
 Segenap keluarga dan almamaterku Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat dan
penyertaan-Nya sehingga karya ilmiah berupa skripsi yang berjudul “Metode
Praktikum Berbasis Guided Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains
dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Indra Kelas XI IPA SMA Negeri 11
Yogyakarta” ini dapat terwujud. Terimakasih atas penyertaannya mulai dari
persiapan, pelaksanaan serta penyusunan naskah sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Melalui penyusunan skripsi ini, merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana pendidikan Biologi. Banyak hal yang dapat dijadikan
pelajaran dalam penyusunan skripsi ini. Tentunya ada banyak hal dan banyak pihak
yang terlibat didalamnya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, pada
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang selalu menuntun setiap langkah dan usaha yang saya lakukan
dalam proses penyusunan skripsi ini sampai tercipta suatu karya yang luar biasa
ini.
2. Ibu Dra. Baniyah, selaku Kepala SMA Negeri 11 Yogyakarta yang telah
menerima, memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada saya untuk
melangsungkan penelitian di sekolah.
3. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd, selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan masukan-masukan yang berguna dalam penyusunan proposal hingga
penyusunan naskah akhir skripsi, serta yang telah memberikan arahan, dukungan,
dan semangat.
4. Bapak dan Ibu dosen di Prodi Pendidikan Biologi yang senantiasa memberikan
semangat dan masukan untuk lebih baik kedepannya.
5. Ibu Titi Dwi Kurniasih, S.Pd, selaku guru Biologi kelas XI IPA 2 yang dengan
kerendahan hati berkenan membantu kelancaran penelitian skripsi ini.
6. Siswa-siswi SMA Negeri 11 Yogyakarta kelas XI IPA 2 yang telah memberikan
segenap semangatnya untuk mengikuti pembelajaran bersama-sama.
7. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini.
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ix
ABSTRAK
Yuli Dasmiyati. (2015). Metode Praktikum Berbasis Guided Inquiry Untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Indra Kelas XI IPA
SMA Negeri 11 Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11
Yogyakarta tahun 2013/2014 pada materi sistem indra belum mencapai kriteria ketuntasan
yang ditetapkan oleh sekolah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peningkatan dan pengaruh metode praktikum berbasis guided inquiry terhadap keterampilan
proses sains dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran
2014/2015.
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek
penelitian siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta dengan materi sistem indra.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2015. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2
siklus, dimana setiap siklus memiliki empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi. Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi, hasil
tes pada setiap siklus, dokumen laporan praktikum pada setiap siklus, dan kuesioner. Data
dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian yang diperoleh pada aspek kognitif siklus I dengan rata-rata 82.65
meningkat pada siklus II yaitu 91.25. Ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 83.37 %
meningkat pada siklus II menjadi 100 %. Keterampilan proses sains siswa aspek
psikomotorik juga meningkat. Rata-rata nilai siklus I sebesar 81.64 meningkat pada siklus II
menjadi 82.81. Begitu juga dengan sikap sains siswa termasuk dalam kategori baik dengan
skor rata-rata 73.6.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan metode praktikum
berbasis Guided Inquiry dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta pada materi sistem indra.
Kata Kunci : Metode praktikum, Guided Inquiry, keterampilan proses sains, hasil belajar,
sistem indra.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
x
ABSTRACT
Yuli Dasmiyati. (2015). Practical Method Based Guided Inquiry to Increase Students’
Science Process Skills and Learning Achievement on Senses System Topic for XI Science
Students in SMA Negeri 11 Yogyakarta. Yogyakarta : Sanata Dharma University.
Science process skill and learning achievement of grade XI science students’ of SMA
Negeri 11 Yogyakarta school year 2013/2014 on sense system topic were not able to reach
the passing grade which has set by the school. Therefore, this research aims to know
increasing and the effect of practical method based guided inquiry at students’ science
process skill and learning achievement for XI Science student on SMA Negeri 11 Yogyakarta
school year 2014/2015.
The form this of research is Classroom Action Research (CAR) and the research
subject is the students of class XI IPA 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta by using the senses
system material. This research was conducted in March-April 2015. This research is carried
out in 2 cycles, each cycle has four stages : planning, implementation, observation and
reflection. Data collection was carried out by using a sheet of observations, test results at
each cycle, document practical report at each cycle, and questionnaires. The data analysis
techniques which were used in the study of this class action is descriptive quantitative.
The research result obtained on cognitive aspect of first cycle with average 82.65
increased in second cycle is 91.25. This is evidenced by the percentage of classical
completeness means that KKM pass in the first cycle by 83.37% increased in the second
cycle to 100%. Science process skills of students psychomotor aspect also increased. The
rates value of the first cycle is 81.64 increase in cycle II become 82.81. So is the science
attitudes/affective aspect of students included in good category, the scors rate is 73.6.
Based on the research result it is concluded that the implementation of practical
method based Guided Inquiry can improve science process skill and achievement learning
students of XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta on senses system topic.
Keyword : Practical Method, Guided Inquiry, science process skill, achievement learning,
senses system.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………...……………………………i
HALAMAN PERSETUJUAN………………………...………………………………………ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………………..iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………………………iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………………………v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK………………………………..vi
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….vii
ABSTRAK……………………………………………………………………………………ix
ABSTRACT………………………………………………………………………………….....x
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….xi
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...……………xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………..xvi
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………….....1
A.
B.
C.
D.
E.
Latar Belakang……………………………………………………………………………1
Rumusan Masalah………………………………………………………………………...7
Batasan Masalah…………………………………………………………………………..7
Tujuan Penelitian………………………………………………………………………….9
Manfaat Penelitian………………………………………………………………………...9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………11
A. Metode Praktikum……………………………………………………………………11
1. Pengertian Metode Praktikum……………………………………………………11
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Praktikum…………………….12
3. Tahap-tahap Metode Praktikum………………………………………………….15
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Praktikum……………………………….…17
B. Inkuiri dalam Praktikum……………………………………………………………...18
C. Keterampilan Proses Sains…………………………………………………………...21
1. Pengertian Keterampilan Proses Sains…………………………………………...21
2. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains…………………………………………...22
3. Kedudukan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains……………………24
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xii
D. Hasil Belajar………………………………………………………………………….25
1. Pengertian Hasil Belajar………………………………………………………….25
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar………………………………...26
E. Materi Sistem Indra…………………………………………………………………..30
F. Penerapan Metode Praktikum Berbasis Guided Inquiry dalam Materi Sistem Indra..31
G. Penelitian yang Relevan……………………………………………………………...32
H. Kerangka Berpikir……………………………………………………………………33
I. Hipotesis ……………………………………………………………………………..36
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……………………………………………………37
A. Jenis Penelitian……………………………………………………………………….37
B. Setting Penelitian……………………………………………………………………..38
1. Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………………………38
2. Subyek Penelitian………………………………………………………………...38
3. Obyek Penelitian…………………………………………………………………38
C. Rancangan Tindakan…………………………………………………………………38
1. Perencanaan dan Persiapan………………………………………………………40
2. Pelaksanaan Tindakan……………………………………………………………41
D. Variabel Penelitian…………………………………………………………………...45
E. Indikator Ketercapaian…………………………………………………………….…45
F. Instrument Penelitian…………………………………………………………………47
G. Metode Pengumpulan Data…………………………………………………………..48
1. Test……………………………………………………………………………….48
2. Dokumen Laporan Praktikum……………………………………………………48
3. Observasi…………………………………………………………………………49
4. Kuesioner……………………………………...…………………………………49
H. Validitas…………………………………………………………………………...…51
I. Metode Analisis Data………………………………………………………...………53
1. Analisis Hasil Tes……………………………………………………………...…53
2. Analisis Hasil Laporan Praktikum……………………………….………………54
3. Analisis Hasil Observasi…………………………………………………………56
4. Analisis Hasil Kuesioner…………………………………………………………58
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………………62
A. Deskripsi Penelitian………………………………………………………………..…62
1. Deskripsi Siklus I………………………………………………………………...62
a. Perencanaan (Planning)……………………………………………………...62
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)…………………………………………...…63
c. Refleksi ………………………………………………………………………72
2. Deskripsi Siklus II………………………………………………………………..74
a. Perencanaan (Planning)……………………………………………………...74
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)……………………………………………...75
c. Refleksi……………………………………………………………………….81
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xiii
B. Hasil Penelitian……………………………………………………………………....82
1. Hasil Analisis Peningkatan Keterampilan Proses…………………..……………82
a. Hasil Observasi………………………………………………………………82
1) Hasil Analisis Observasi Siklus I……………………………………...…83
2) Hasil Analisis Observasi Siklus II……………………………………..…86
b. Hasil Laporan Praktikum…………………………………………………….89
2. Hasil Analisis Sikap Sains Siswa………………………………………………...90
3. Hasil Analisis Peningkatan Hasil Belajar………………………………………...91
a. Pre-test………………………………………………………………………..91
b. Post-test Siklus I…………………………………………………………...…92
c. Post-test Siklus II…………………………………………………………….94
4. Hasil Analisis Keseluruhan Aspek…………………………………………….....96
PEMBAHASAN……………………………………………………………………..97
A. Proses Sains………………………………………………………………………97
B. Hasil Belajar…………………………………………………………………….108
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………………113
A. Kesimpulan………………………………………………………………………….113
B. Kendala Penelitian…………………………………………………………………..114
C. Saran…………………………………………………………………………….......114
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………........116
LAMPIRAN
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tingkatan guided inquiry dan macam bimbingan guru pada siswa……………...…18
Tabel 2. Indikator Aspek Keterampilan Proses Sains……………………………………..…21
Tabel 3. Indikator Ketercapaian Penelitian…………………………………………………..43
Tabel 4. Penjabaran Metode Pengumpulan Data…………………………………………….48
Tabel 5. Taksonomi Bloom Revisi…………………………………………………………...50
Tabel 6. Pedoman Penskoran Laporan Praktikum…………………………………………...52
Tabel 7.1 Cara Analisis Hasil Observasi Aspek Psikomotorik Siswa…………………….…57
Tabel 7.2 Rubrik Penilaian Observasi Aspek Psikomotorik Siswa……………………….…57
Tabel 8.1 Kuesioner Aspek Afektif Siswa…………………………………………………...60
Tabel 8.2 Pedoman Penskoran Kuesioner Aspek Afektif Siswa…………………………..…62
Tabel 8.3 Penggolongan Aspek Afektif Siswa…………………………………………….…63
Tabel 9.1.1 Penjabaran Aspek Psikomotorik……………………………………………...…85
Tabel 9.1.2 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains pada Siklus I………………………86
Tabel 9.1.3 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus I……………….87
Tabel 9.2.1 Penjabaran Aspek Psikomotorik………………………………………………...89
Tabel 9.2.2 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus II………………90
Tabel 9.2.3 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus II………………91
Tabel 10. Hasil Analisis Laporan Praktikum
Siklus I dan Siklus II Hasil Observasi
Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus II………………………………….93
Tabel 11. Hasil Analisis Sikap Sains Siswa………………………………………………….94
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xv
Tabel 12.1 Hasil Pre-test…………………………………………………………………..…96
Tabel 12.2 Hasil Post-test Siklus I……………………………………………………….......97
Tabel 12.3 Hasil Post-test Siklus II…………………………………………………………..99
Tabel 13. Hasil Analisis Ketuntasan Klasikal Keseluruhan Siklus I dan II………………...101
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing………………………………………19
Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian…………………………………………………….32
Gambar 3. Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Khemmis & Mc. Taggart………………36
Gambar 4. Suasana Saat Mengerjakan Soal Pre-test…………………………………………66
Gambar 5. Siswa bertanya terkait yang belum dipahami dalam LKS 1……………………...68
Gambar 6. Keantusiasan Siswa dalam diskusi……………………………………………….69
Gambar 7. Siswa terlihat memperhatikan penjelasan peneliti……………………………….71
Gambar 8. Siswa saat Mempresentasikan Hasil Percobaan………………………………….72
Gambar 9. Suasana saat melakukan praktikum OFT dan ORT……………………………...73
Gambar 10. Siswa sedang mengerjakan soal post-test siklus I………………………………73
Gambar 11. Suasana ketika berdiskusi……………………………………………………….79
Gambar 12. Siswa terlihat serius melakukan praktikum lokasi reseptor………………….…81
Gambar 13. Terlihat siswa yang mengobrol ………………………………………………...81
Gambar 14. Siswa sedang menggerjakan soal posttest dan kuesioner………………….……83
Gambar 15.1 Diagram nilai pre-test Siswa………...………………………………………...96
Gambar 15.2 Diagram nilai post-test siklus I………………………………………………...97
Gambar 15.3 Diagram Nilai Post-test Siklus II………………………………………………99
Gambar 16. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa………………………..………110
Gambar 17. Peningkatan Hasil Belajar Siswa………………………………………………115
Gambar 18. Ketuntasan Klasikal Siklus I dan II……………………………………………116
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1………………………………………………………………………………….120
Lampiran 2………………………………………………………………………………….121
Lampiran 3………………………………………………………………………………….122
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk
hidup, lingkungan, dan interaksinya. Pembelajaran IPA lebih menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam menjelajahi alam sekitar secara ilmiah. Biologi sebagai
salah satu bidang IPA mempelajari konsep-konsep kehidupan yang dapat
dialami secara langsung.
Belajar biologi memiliki tujuan menciptakan siswa yang memiliki
keterampilan proses sains dan keaktifan selama proses pembelajaran
berlangsung. Sehingga diperlukan metode dan model pembelajaran yang
bervariasi dalam belajar biologi. Namun kenyataan, penggunaan metode dan
model pembelajaran bervariasi sangat jarang. Guru masih saja menggunakan
metode pembelajaran yang tradisional yaitu ceramah. Metode ceramah
cenderung hanya mengandalkan keaktifan dan kemampuan guru, sedangkan
siswa lebih banyak duduk diam dan menerima apa saja yang disampaikan
oleh guru. Hal inilah yang menyebabkan siswa sulit untuk memahami
konsep-konsep pembelajaran biologi.
Di SMA Negeri 11 Yogyakarta, guru mata pelajaran Biologi cenderung
menggunakan metode ceramah dan diskusi sehingga tak heran siswa cepat
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
merasa bosan pada pembelajaran yang akhirnya berdampak pada hasil belajar
yang kurang memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 76. Hal
ini didukung dengan hasil observasi peneliti selama PPL (Program
Pengalaman Lapangan) yang menemukan fakta serupa. Kegiatan observasi
yang dilakukan di SMA Negeri 11 Yogyakarta terdiri atas 5 kelas XI IPA.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada kelas XI IPA 2 SMA
Negeri 11 Yogyakarta, nilai rata-rata ulangan Biologi terendah untuk materi
sistem indra terdapat pada kelas XI IPA 2 ini yaitu 70,00 serta yang mencapai
KKM untuk materi sistem indra sebesar 41,75 % dari 32 siswa. Pemilihan
materi sistem indra dikarenakan materi ini merupakan salah satu materi yang
bermasalah, dimana tingkat ketuntasan siswa untuk materi ini masih dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil observasi diperoleh
data mengenai persentase keterampilan proses sains siswa didalam kelas yang
meliputi, 20 % dari siswa didalam kelas mampu merancang percobaan, 50 %
dari siswa didalam kelas mampu melakukan percobaan dan melaporkan
hasilnya dan 53 % siswa didalam kelas sudah baik dalam penguasaan konsep
proses sains (scientific process). Dari hasil wawancara dengan guru mata
pelajaran Biologi yang bersangkutan, guru mengaku cenderung memakai
metode ceramah dan diskusi sebagai metode andalan. Diharapkan siswa
menjadi mandiri dalam belajar, sehingga perlu metode khusus untuk
mengembangkan aspek kemandirian siswa tersebut. Metode yang dipandang
cukup khas untuk membantu memperbaiki Keterampilan Proses Sains (KPS)
adalah metode praktikum. Sementara frekuensi praktikum masih kurang,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
padahal praktikum merupakan salah satu sarana untuk membawa siswa
memahami materi pelajaran secara nyata tanpa harus membayangkan. Maka
dari itu, jika hanya ceramah dan diskusi siswa akan kesulitan untuk
membayangkan bagaimana sistem indra dapat bekerja dalam tubuh manusia.
Hal ini jika dibiarkan begitu saja, tentu akan berdampak kurang baik pada
hasil belajar siswa untuk tahun-tahun ajaran berikutnya.
Salah satu parameter utama keberhasilan kurikulum adalah tercapainya
efektivitas pembelajaran, yaitu dengan dicapainya tujuan pembelajaran oleh
peserta didik secara optimal sesuai dengan standar kompetensi lulusan.
Bersamaan dengan itu maka dalam setiap pembelajaran hendaknya
menggunakan pendekatan Scientific dimana siswa dituntut agar mandiri dan
memiliki Keterampilan Proses Sains (KPS). Sehingga salah satu metode
pembelajaran yang cocok digunakan dalam belajar biologi dan dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran adalah
praktikum. Hal ini dikarenakan praktikum merupakan salah satu strategi
mengajar yang dapat menggunakan pendekatan ilmiah terhadap gejala-gejala
baik gejala sosial, fisik, sikis yang diteliti, diselidiki, dan dipelajari. Dengan
melakukan kegiatan pengamatan secara langsung akan membuat siswa lebih
lama mengingat materi pelajaran yang telah dipelajari. Kegiatan praktikum
tidak selalu harus dilakukan di laboratorium dengan peralatan yang mahal,
tetapi juga dapat dilakukan di dalam kelas atau lingkungan sekitar dengan
peralatan sederhana tanpa mengurangi bobot praktikum.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
Siswa yang belajar sains dituntut tidak hanya memahami produkproduk sains, namun juga diharapkan memahami dan terampil melakukan
proses sains (mempunyai keterampilan proses sains). Dalam hal ini, perlu
langkah dan upaya lain, untuk meningkatkan keterampilan proses sains
tersebut.
Ketercapaian kompetensi dan atau tujuan belajar sangat dipengaruhi
oleh guru. Untuk membangun kompetensi pada aspek kerja ilmiah itu
(sehingga siswa mempunyai keterampilan proses sains), dipandang perlu
adanya bimbingan dan pancingan guru. Penggunaan metode guided inquiry
dirasa tepat untuk maksud ini. Latihan berpikir kritis dan kreatif, latihan
mengembangkan keingintahuan (curiosity), berpikir analitis dan juga latihan
menggunakan indera dan alat bantu indera serta alat-alat lain, sangat
diperlukan untuk keterampilan melakukan kerja ilmiah tersebut. Sehingga
diharapkan penerapan metode praktikum berbasis guided inquiry ini dapat
melatih kemandirian siswa.
Dalam pembelajaran Biologi (teaching on science) yang berkaitan
dengan kerja ilmiah, adalah sangat tepat jika guru memilih dan menerapkan
metode guided inquiry. Untuk materi tertentu ini, guru perlu memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahunya dan
memberikan peluang pada mereka untuk menemukan sendiri jawaban atas
rasa keingintahuan siswa pada alam, bukan justru membunuh keingintahuan
siswa, atau bahkan menuntut hanya satu cara dalam menemukan jawaban atas
persoalan sains. Namun demikian, untuk menumbuhkan keingintahuan dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
keterampilan siswa menemukan berbagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
ini, guru perlu memberikan bimbingan (guide), terlebih pada siswa yang
belum biasa melakukan langkah-langkah kerja ilmiah ini.
Jika dikaitkan dengan berbagai pandangan mengenai kemandirian
belajar siswa SMA, di satu sisi siswa SMA sudah diharapkan menjadi
pebelajar mandiri yang mempunyai kemampuan belajar tanpa atau dengan
bantuan guru. Namun di sisi yang lain, pada usia menjelang dewasa ini, siswa
SMA dipandang masih memerlukan bantuan dan bimbingan guru dalam
melakukan berbagai kegiatan belajar, terutama dalam kaitannya dengan
pembangunan pengetahuan dan pemahaman mereka. Bagaimana menangkap
permasalahan dari suatu fakta atau gejala biologi, bagaimana merumuskan
permasalahan ini, sampai dengan bagaimana menemukan pemecahan
permasalahan, siswa (khususnya siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta), masih
perlu dibimbing guru, meskipun pada umumnya siswa mempunyai potensi
akademik yang tinggi. Ini juga didukung oleh hasil observasi, bahwa selama
ini, dalam belajar biologi, siswa belum dibiasakan melakukan inquiry,
melainkan lebih banyak mengikuti petunjuk yang diberikan guru dengan
menggunakan LKS praktikum.
Semiawan (1992) menyatakan bahwa keterampilan proses sains adalah
keterampilan fisik dan mental terkait kemampuan-kemampuan yang
mendasar yang dimiliki, dikuasai, dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan
ilmiah sehingga para ilmuwan berhasil menemukan sesuatu yang baru.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
Sehingga bisa dinyatakan bahwa keterampilan proses sains ini nanti akan
sangat dibutuhkan bagi peserta didik untuk bekal masa depan mereka.
Beberapa penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa dengan
mengkombinasikan praktikum dengan guided inquiry dapat meningkatkan
hasil belajar dan aktivitas siswa. Dasar empiris, mengenai efektivitas guided
inquiry bagi peningkatan pemahaman konsep siswa, kemampuan afektif, dan
psikomotor siswa, telah diberikan oleh banyak peneliti, antara lain Memi
Malihah (2011) dan Ummi Kalsum (2010). Dalam penelitian yang terpisah di
SMA, kedua peneliti tersebut menemukan bahwa guided inquiry mampu
memperbaiki respons siswa dalam belajar sains (biologi), serta meningkatkan
kualitas hasil belajarnya, baik pada ranah kognitif (pemahaman konsep),
afektif, dan psikomotor. Dengan demikian semakin memperkuat keyakinan
bahwa implementasi metode praktikum berbasis guided inquiry ini dalam
pembelajaran biologi, akan mampu meningkatkan Keterampilan Proses Sains
siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta.
Namun demikian, bagaimana implementasi metode praktikum berbasis
guided inquiry ini dalam meningkatkan keterampilan proses siswa SMA
Negeri 11 Yogyakarta masih perlu dicermati dan diteliti. Berdasarkan hasil
observasi sejauh ini menunjukkan metode praktikum berbasis guided inquiry,
khususnya untuk membangun keterampilan siswa melakukan kerja ilmiah di
SMA Negeri 11 Yogyakarta belum intensif digunakan bahkan belum pernah
diterapkan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini akan
menerapkan metode praktikum berbasis guided inquiry untuk meningkatkan
keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Selanjutnya penelitian ini
diberi judul : “Metode Praktikum Berbasis Guided Inquiry untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa pada
Materi Sistem Indra Kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah metode praktikum berbasis guided inquiry dapat meningkatkan
keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada materi sistem indra
Kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta ?
2. Bagaimana pengaruh metode praktikum berbasis guided inquiry dalam
meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada
materi sistem indra Kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta ?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
a) Keterampilan proses sains yang dimaksud dalam penelitian ini adalah,
Aspek psikomotorik mencakup keterampilan mengamati, mengajukan
pertanyaan, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan, dan
mengkomunikasikan konsep. Aspek afektif mencakup ketelitian dalam
pengambilan data, kerjasama dalam diskusi dan percobaan, kerja
keras dalam merancang suatu percobaan, keseriusan dalam melakukan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
percobaan, kejujuran dalam pelaporan data, antusiasme siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran, perhatian siswa pada guru dan sesama
teman, sikap percaya diri dalam penyampaian pendapat dalam
presentasi, sikap menghargai masukan dari teman, dan menerima
kritik dan masukan dengan lapang dada.
b) Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan
aspek kognitif yang diketahui melalui hasil tes tertulis dalam bentuk
tes pilihan ganda.
c) Objek penelitian ini adalah penerapan metode praktikum berbasis
guided inquiry, keterampilan proses sains, dan hasil belajar.
d) Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 11
Yogyakarta. Kelas XI IPA 2 berjumlah 32 siswa terdiri dari 17 siswa
putra dan 15 siswi putri.
e) Materi yang digunakan adalah Standar Kompetensi 3. Menjelaskan
struktur
dan
fungsi
organ
manusia
dan
hewan
tertentu,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada
Salingtemas dengan Kompetensi Dasar 3.6 Menjelaskan keterkaitan
struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi
pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains dan hasil
belajar siswa pada materi sistem indra Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 11
Yogyakarta melalui penerapan metode praktikum berbasis guided inquiry.
2. Untuk mengetahui pengaruh metode praktikum berbasis guided inquiry
dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa
pada materi sistem indra Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tindakan kelas ini bagi siswa, bagi guru, bagi
sekolah, dan bagi peneliti adalah sebagai berikut.
1. Manfaat bagi siswa
Metode praktikum berbasis guided inquiry memacu siswa dalam
meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar.
2. Manfaat bagi guru
Memberikan referensi bagi guru dalam pengembangan pembelajaran
Biologi dengan menggunakan metode praktikum berbasis guided inquiry.
Semakin bervariasinya metode pembelajaran, maka proses pembelajaran
akan semakin menyenangkan sehingga dapat meningkatkan keterampilan
proses sains dan hasil belajar siswa.
3. Manfaat bagi sekolah
Sebagai bahan evaluasi pihak sekolah mengenai pengembangan
pembelajaran. Sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan arahan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
dalam melaksanakan pembelajaran berikutnya untuk mencoba inovasi
baru dengan metode praktikum berbasis guided inquiry salah satunya.
4. Manfaat bagi peneliti
Menambah pengetahuan mengenai permasalahan yang terjadi dalam
proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan hal tersebut dapat memperoleh
jawaban atas permasalahan yang ditemukan di SMA Negeri 11
Yogyakarta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Metode Praktikum
1. Pengertian Metode Praktikum
Bidang pendidikan sangat penting peranannya dalam mempersiapkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh sebab itu, pendidikan
hendaknya dikelola dengan baik. Hal tersebut bisa tercapai apabila siswa
dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktunya dengan hasil belajar yang
baik.
Hasil
belajar
siswa
ditentukan
oleh
berbagai
faktor
yang
mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa yaitu, kemampuan guru (profesionalisme guru) dalam mengelola
pembelajaran dengan metode-metode yang tepat, yang memberi kemudahan
bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran. Sehingga menghasilkan
pembelajaran yang lebih baik.
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan mengajar, metode diperlukan oleh
guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
setelah pengajaran berakhir (Djamarah dkk., 2006:46). Sedangkan menurut
Sanjaya (2007:194)metode pembelajaran diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis, untuk mencapai tujuan pembelajaran.
11
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya : 1) ceramah; 2)
demonstrasi; 3) diskusi; 4) simulasi; 5) laboratorium/praktikum; 6)
pengalaman lapangan; 7) brainstorming; 8) debat; dan 9) simposium.
Menurut Pabelon dan Mendosa (2000:63), praktikum merupakan
metode yang memfasilitasi diperolehnya berbagai keterampilan-keterampilan
yang meliputi : keterampilan merencanakan, keterampilan menemukan
masalah, keterampilan mengumpulkan informasi, keterampilan interpretasi,
dan keterampilan komunikasi. Sehingga dapat diartikan bahwa metode
praktikum adalah cara penyajian pelajaran dimana peserta didik melakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek,
keadaan atau proses sesuatu. Dalam hal ini salah satu peran guru adalah
pembimbing (guide) bagi siswa dengan cara memberikan panduan
praktikum/LKS model inkuiri. Dimana pada LKS tersebut siswa hanya
diberikan petunjuk mengenai tujuan praktikum saja dan mengenai alat-bahan
praktikum serta cara kerja siswa sendiri yang merancang.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Praktikum
Menurut Lazarowitz dan Tamir (1994) dalam Wiyanto (2008:35)
ada lima faktor yang dapat memfasilitasi keberhasilan pembelajaran
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
praktikum,
yaitu
kurikulum,
sumber
daya,
lingkungan
13
belajar,
keefektivan mengajar, dan strategi assesmen.
a) Kurikulum
Pelaksanaan kegiatan praktikum sangat bergantung pada
pengembangan kurikulum, misalnya (a) petunjuk praktikum yang
terdiri atas beberapa percobaan baik yang terintegrasi maupun tak
terintegrasi dengan kegiatan non praktikum, (b) lembar kerja, (c)
buku teks yang memuat percobaan praktikum.
b) Sumber Daya
Sumber daya disini mencakup bahan dan peralatan, ruang dan
perabotan, asisten dan tenaga laboran serta teknisi.
c) Lingkungan Belajar
Keberhasilan belajar terkait dengan lingkungan tempat belajar
itu terselenggara, kegiatan di laboratorium bersifat kurang formal,
peserta didik bebas untuk mengamati, berbuat dan berinteraksi
secara individual maupun kelompok.
d) Keefektivan Mengajar
Sikap, pengetahuan, keterampilan, dan perilaku guru dapat
mempengaruhi keberhasilan dalam pencapaian tujuan belajar.
Mengajar sebuah praktikum memerlukan penguasaan keterampilan
proses sains dan pengetahuan materi subyek, serta memerlukan
pengetahuan khusus tentang iklim kelas dan cara mengelolanya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
e) Strategi Assesmen
Ketika objek yang dipelajari diperlihatkan pada peserta didik,
ternyata tes performance menunjukkan sebagai alat ukur yang lebih
valid untuk mengukur keterampilan proses maupun penalaran logis,
dibandingkan dengan menggunakan paper pencil test.
Berdasarkan lima faktor yang dapat memfasilitasi keberhasilan
pembelajaran praktikum tersebut, peneliti memfokuskan faktor
kurikulum, sumber daya, lingkungan belajar, keefektivan mengajar,
dan strategi assesmen sebagai faktor yang sangat mempengaruhi
keberhasilan praktikum. Dalam penelitian menggunakan kurikulum
KTSP 2006 yang diterapkan di SMA Negeri 11 Yogyakarta.
Berdasarkan pertimbangan kurikulum dan masalah yang ditemukan
dalam proses pembelajaran, peneliti selanjutnya menekankan pada
proses menemukan masalah namun dengan bimbingan guru. Proses
pembelajaran yang seperti tepat diterapkan dengan metode
praktikum contohnya. Sumber daya seperti peralatan laboratoroium
juga sangat mendukung keberhasilan pembelajaran praktikum. Di
SMA Negeri 11 Yogyakarta, peralatan laboratorium sudah
mendukung untuk pelaksanaan penelitian ini. Lingkungan belajar
dan keefektivan mengajar masih dalam penelitian ini. Dikarenakan
penelitian dilakukan pada saat waktu sibuk sekolah sehingga proses
pembelajaran menjadi kurang maksimal. Strategi assesmen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes diakhir setiap
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
siklusnya. tes merupakan materi yang siswa dapatkan saat
pembelajaran
dengan
metode
praktikum.
Harapannya
akan
memperoleh peningkatan hasil di siklus yang kedua, dan hal ini
terbukti. Dengan petunjuk praktikum/LKS yang sesuai, ruang
praktikum beserta peralatan yang memadai, lingkungan belajar yang
kondusif, sikap serta perilaku guru dalam mengajar yang maksimal
semua faktor tersebut terpenuhi dengan baik maka keberhasilan
praktikum akan tercapai saat diukur dengan menggunakan alat ukur
yang valid berupa tes diakhir pembelajaran.
3. Tahap-tahap Metode Praktikum
Suatu praktikum hendaknya harus berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan. Sehingga perlu diperhatikan dan dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut.
a) Langkah Persiapan
Menurut Gyamirti (2010:14-15), persiapan yang baik perlu
dilakukan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan atau kegagalankegagalan yang dapat muncul. Persiapan untuk metode praktikum
mencakup :
1. Menetapkan tujuan praktikum
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
3. Mempersiapkan tempat praktikum
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
4. Mempertimbangkan jumlah peserta didik dengan jumlah alat yang
tersedia dan kapasitas tempat praktikum
5. Mempersiapkan faktor keamanan dari praktikum yang akan
dilakukan
6. Mempersiapkan tata tertib dan disiplin selama praktikum
7. Membuat petunjuk dan langkah-langkah praktikum
b) Langkah Pelaksanaan
1) Sebelum melaksanakan praktikum, peserta didik mendiskusikan
persiapan dengan guru, setelah itu baru meminta keperluan
praktikum (alat dan bahan)
2) Selama berlangsungnya proses pelaksanaan metode praktikum,
guru perlu melakukan observasi terhadap proses praktikum yang
sedang dilaksanakan baik secara menyeluruh maupun per
kelompok.
c) Tindak lanjut Metode Praktikum
Setelah melaksanakan praktikum, kegiatan selanjutnya adalah :
1) Mendiskusikan masalah-masalah yang terjadi selama praktikum
2) Memeriksa kebersihan alat dan menyimpan kembali semua
perlengkapan yang telah digunakan
3) Meminta peserta didik membuat laporan praktikum
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Praktikum
Menurut Djamarah (2006:84-85), berikut ini adalah kelebihan dan
kekurangan dari metode praktikum :
a) Kelebihan
1. Membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya.
2. Dapat membina peserta didik untuk membuat terobosan-terobosan
baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat
bagi kehidupan manusia.
3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran umat manusia.
b) Kekurangan
1. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi
2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan
yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
3. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan
karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar
jangkauan kemampuan atau pengendalian.
Dari semua hal yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa metode praktikum merupakan suatu cara dimana peserta didik
melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari sehingga dapat
memupuk dan mengembangkan keterampilan serta sikap ilmiah
peserta didik, juga memberikan gambaran dan pengertian yang lebih
jelas dari pada hanya penjelasan lisan sehingga sangat bermanfaat
bagi keperluan hidup sehari-hari.
B. Inkuiri dalam Praktikum
Membahas
pendidikan
berbasis
inkuri,
sama
dengan
kita
membahaspendekatan pendidikan multi dimensi. Menurut Ibrahim (2007:1)
memandangterdapat banyak interpretasi mengenai inkuiri ini, mulai dari
konstruktivisme,pendekatan pemecahan masalah, pembelajaran berbasis
projek dan sebagainya, kitaakhirnya akan menemukan bahwa inti dari inkuiri
adalah proses yang berpusat padasiswa. Semua pembelajaran dimulai dengan
pebelajar. Apa yang diketahui siswa danapa yang ingin mereka lakukan dan
pelajari merupakan dasar utama pembelajaran.Dari sudut pandang siswa,
metode pembelajaran ini merupakan akhir dari paradigmakelas belajar
melalui mendengar dan memberi mereka kesempatan mencapai tujuanyang
nyata dan autentik. Bagi guru, pendidikan berbasis inkuri merupakan akhir
dariparadigma berbicara untuk mengajar dan mengubah peran mereka
menjadi kolega danmentor bagi siswanya. Dalam matapelajaran sains,
Ibrahim (2007:1)melihat inkuiri sebagai pendekatan pembelajaran yang
melibatkan proses penyelidikanalam atau materi alam, dalam rangka
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
menjawab pertanyaan dan melakukan penemuanmelalui penyelidikan untuk
memperoleh pemahaman baru.
Kuhlthau & Todd (2007:1-2) memaknai Guided Inquiry sebagai sebuah
caraguru
dalam
membimbing
siswa
membangun
pengetahuan
dan
pemahaman yangmendalam mengenai materi pelajaran, melalui inkuiri, yang
direncanakan dengan hati-hatidan diawasi dengan seksama, namun bertahap,
juga membekali dan mengarahkansiswa menuju pembelajaran yang bebas.
Praktikum (traditional hands-on) adalah tipe inkuiri yang paling
sederhana.Dalam praktikum, guru menyediakan seluruh keperluan mulai dari
topik sampaikesimpulan yang harus ditemukan siswa dalam bentuk buku
petunjuk yang lengkap.Pada tingkat ini komponen esensial dari inkuiri, yakni
pertanyaan atau masalah tidakmuncul, oleh karena itu, Martin-Hansen dalam
Ibrahim (2007:3), menyatakanbahwa praktikum tidak termasuk kegiatan
inkuiri. Tipe inkuiri berikutnya ialahpengalaman sains terstruktur (structured
science experiences), yaitu kegiatan inkuiridi mana guru menentukan topik,
pertanyaan, bahan dan prosedur sedangkan analisishasil dan kesimpulan
dilakukan oleh siswa. Jenis yang ketiga ialah inkuiri terbimbing (guided
inquiry),
di
mana
siswa
diberikan
kesempatan
untuk
bekerja
merumuskanprosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara
mandiri, sedangkandalam hal menentukan topik, pertanyaan dan bahan
penunjang, guru hanya berperansebagai fasilitator. Inkuiri siswa mandiri
(student directed inquiry), dapat dikatakansebagai inkuiri penuh, karena pada
tingkatan ini
siswa bertanggungjawab secarapenuh terhadap proses
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
belajarnya, dan guru hanya memberikan bimbingan terbataspada pemilihan
topik dan pengembangan pertanyaan. Tipe inkuiri yang palingkompleks ialah
penelitian siswa (student research). Dalam inkuiri tipe ini, guru
hanyaberperan sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan penentuan atau
pemilihan danpelaksanaan proses dari seluruh komponen inkuiri menjadi
tangungjawab siswa (Ibrahim, 2007:3).
Herron (1971:171-212), telah lebih dulu mengkaji guided inquiry ini.
Iamembagi
guided
inquiry
ke
dalam
4
(empat)
tingkatan,
ialahConfirmation/Verification, Structured Inquiry, Guided Inquiry, dan
Open Inquiry.Macam bimbingan guru pada siswa untuk tiap tingkatan guided
inquiry iniditabulasikan sebagai berikut.
Tabel 1.Tingkatan guided inquiry dan macam bimbingan guru pada siswa
Tingkatan
Persoalan
Inkuiri

0

1

2
3
Keterangan: artinya dibantu guru
Prosedur
Solusi



-
-
Guided inquiryatau inkuiri terbimbing merupakan salah satu model
pembelajaran yang berperanpenting dalam membangun paradigma pembelajaran
konstruktivistik yangmenekankan pada keaktifan belajar siswa. Kegiatan
pembelajaran
ditujukan
untukmenumbuhkan
menggunakan
keterampilan
proses
kemampuan
denganmerumuskan
siswa
pertanyaan
dalam
yang
mengarah pada kegiatan investigasi, menyusunhipotesis, melakukan percobaan,
mengumpulkan dan mengolah data, mengevaluasi dan mengkomunikasikan hasil
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
temuannya dalam masyarakat belajar. Kegiatan inkuirisangat penting karena dapat
mengoptimalkan keterlibatan pengalaman langsung siswa
dalam proses
pembelajaran.
Menurut Hasler dalam Malihah (2011:21), berikut ini adalah tahapan dalam
pembelajaran inkuiri terbimbing.
Gambar 1. Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
C. Keterampilan Proses Sains
1. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Menurut
Rustaman
(2005:78),
keterampilan
proses
adalah
pendekatan pembelajaran yang bertujuan mengembangkan sejumlah
kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk mengembangkan yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
lebih tinggi pada diri siswa dalam memproses perolehan belajarnya.
Dengan mengembangkan kemampuan fisik dan mental, siswa akan
mampu menemukan dan menggambarkan sendiri fakta, konsep, serta
menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
Keterampilan
proses
melibatkan
keterampilan-keterampilan
kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau
intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa
menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat karena
mungkin siswa melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran,
penyusunan
atau
perakitan
alat.
Dengan
keterampilan
sosial
dimaksudkan bahwa siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses,
misalnya mendiskusikan hasil pengamatan (Rustaman, 2005:78).
Namun, dalam penelitian kali ini peneliti hanya membatasi untuk
aspek penilaiannya yaitu, aspek psikomotorik dan afektif saja yang akan
dinilai berkaitan dengan keterampilan proses sains. Sementara aspek
kognitif akan dinilai dan dimasukkan kedalam hasil belajar.
2. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains
Ada berbagai jenis keterampilan proses yang dapat dikembangkan
dalam diri peserta didik. Menurut Karen L. Lancour dalam Zakiyah
(2011:22), mengungkapkan bahwa keterampilan-keterampilan tersebut
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
terdiri
dari
keterampilan-keterampilan
dasar
(Basic
Skills)
23
dan
keterampilan-keterampilan terintegrasi (Integrated Skills).
Berdasarkan ungkapan diatas diperoleh bahwa keterampilanketerampilan dasar terdiri dari 6 (enam) keterampilan, yaikni
mengobservasi,
mengklarifikasi,
memprediksi,
mengukur,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilanketerampilan terintegrasi terdiri dari, mengidentifikasi variabel, membuat
tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambar
hubungan
antar
variabel,
mengumpulkan
dan
mengolah
data,
menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel
secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen.
Keterampilan
dasar
dan
keterampilan
terintegrasi
saling
bergantung satu sama lain. Selain itu, keterampilan-keterampilan proses
merupakan keterampilan dasar yang menjadi suatu landasan untuk
menguasai keterampilan-keterampilan terintegrasi. Berikut ini adalah
indikator aspek keterampilan proses sains.
Tabel 2. Indikator Aspek Keterampilan Proses Sains
No.
Keterampilan
Proses
1.
Observasi
2.
Interpretasi
3.
Prediksi
Indikator
Menggunakan indera
Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
Mencari persamaan dan perbedaan
Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
Menghubung-hubungkan hasil pengamatan
Menemukan suatu pola dalam pengamatan
Menarik kesimpulan sementara
Mengemukakan kemungkinan apa yang akan terjadi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.
5.
Menggunakan alat
dan bahan
Menerapkan
konsep
6.
Merencanakan
percobaan
7.
Berkomunikasi
24
Terampil dalam menggunakan alat dan bahan
Menggunakan informasi, kesimpulan, konsep teori
dalam situasi baru
Menentukan alat, bahan, dan sumber
Menentukan variabel
Menentukan variabel tetap dan berubah
Menentukan apa yang akan diamati
Menentukan langkah dan cara kerja
Menentukan cara mengolah hasil pengamatan
Menyusun dan menyampaikan laporan
Menjelaskan hasil pengamatan
Menggambarkan data dalam bentuk grafik, tabel dan
sebagainya.
Keterampilan proses sains seperti yang dijabarkan pada tabel
diatasmerupakan keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi.
Keduanya merupakan keterampilan yang saling berhubungan dan
melengkapi. Semua keterampilan diatas pada dasarnya merupakan fokus
dari penelitian ini. Namun, untuk keterampilan interpretasi tidak menjadi
fokus penelitian dikarenakan ketika siswa memperoleh data hasil
pengamatan praktikum maka secara langsung siswa sudah bisa menarik
kesimpulan sementara atas kegiatan praktikum yang dilakukan. Meskipun
tidak menjadi fokus penelitian, tetap saja kemampuan prediksi tetap
diamati oleh peneliti.
3. Kedudukan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains
Pembelajaran sains di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana
bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan
sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk
mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Untuk itu diperlukan suatu keterampilan yang hendaknya dimiliki
oleh peserta didik. Keterampilan ini merupakan keterampilan proses yang
melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual
dan sosial. Dengan mengembangkan keterampilan proses, peserta didik
akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep
serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut
(Rustaman, 2005:12). Oleh karena itu, kedudukan keterampilan proses
dalam pembelajaran sains merupakan hasil belajar yang dicapai oleh
peserta didik dalam wujud kemampuan untuk melakukan kerja ilmiah
atau penelitian seperti merencanakan penelitian ilmiah, melaksanakan
penelitian ilmiah, mengkomunikasikan hasil penelitian dan bersikap
ilmiah.
D. Hasil belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan
sesuatu yang dicapai seseorang setelah melakukan usaha. Bila dikaitkan
dengan belajar berarti hasil menunjukkan sesuatu yang dicapai oleh seseorang
yang belajar dalam selang waktu tertentu. Hasil belajar termasuk dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
kelompok aspek kognitif yang respon hasil pengukurannya tergolong
pendapat atau judgment, yaitu respon yang dapat dinyatakan benar atau salah.
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi dari kecakapankecakapan potensi atau kepastian yang dimiliki oleh seseorang dapat dilihat
dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian besar
dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan oleh seseorang merupakan
hasil belajar. Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa
akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya (Sukmadinata, 2004:102-103).
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada
diri siswa, yang dapat diamati dan dapat diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan
terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan
dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang
sopan menjadi sopan dan sebagainya (Hamalik, 2005:155).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Purwanto (1991:104), hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
2 (dua) faktor yaitu faktor dari dalam dan dari luar.
a) Faktor dari dalam terdiri dari :
-
Faktor Biologis
Faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan
dengan keadaan fisik atau jasmani individu yang bersangkutan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
faktor biologis diantaranya adalah kondisi fisik yang normal dan
kondisi
kesehatan
fisik.
Kedua
kondisi
tersebut
sangat
mempengarui keberhasilan belajar seseorang.
-
Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar
ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental
seseorang. Sikap mental positif dalam proses belajar diantaranya
meliputi, tidak mudah putus asa atau frustasi dalam menghadapi
kesulitan
dan
kegagalan,
tidak
terpengaruh
untuk
lebih
mementingkan kesenangan dari pada belajar, mempunyai inisiatif
sendiri dalam belajar, berani bertanya, dan selalu percaya diri
sendiri.
b) Faktor dari luar terdiri dari :
Faktor eksternal bersumber dari luar individu itu sendiri. Faktor
eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat,
dan waktu.
-
Faktor lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam
menentukan perkembangan pendidikan seseorang, dan tentu saja
faktor pertama dan utama dalam mencapai keberhasilan belajar
seseorang.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
-
28
Faktor lingkungan sekolah
Kondisi lingkungan sekolah yang juga dapat memenuhi
kondisi belajar antara lain adanya guru yang profesional dalam
jumlah yang cukup memadai, peralatan belajar yang cukup
lengkap, gedung sekolah yang memenuhi persyaratan untuk
berlangsungnya proses pembelajaran, adanya teman yang baik,
adanya keharmonisan hubungan di antara personil-personil
sekolah.
-
Faktor lingkungan masyarakat
Lingkungan
masyarakat
yang
dapat
menunjang
keberhasilan belajar diantaranya adalaha adanya lembagalembaga non formal yang menyediakan kursus-kursus tambahan,
sanggar majlis taklim, organisasi kemasyarakatan yang positif.
-
Faktor waktu
Waktu
memang
berpengaruh
terhadap
keberhasilan
seseorang, tergantung bagaimana seseorang dapat mengatur waktu
sebaik mungkin.
Penelitian ini memfokuskan pada faktor keluarga dan lingkungan
sekolah. Kedua faktor ini sangat dekat sekali dengan diri siswa. Dimana
saat siswa di rumah, keluarga adalah bagian yang terdekat dengan siswa.
Keluarga memegang peranan utama dalam proses belajar siswa. Saat di
sekolah, lingkungan sekolah yang memegang kendali atas proses belajar
siswa. Hal yang belum didapat siswa di rumah akan diajarkan saat di
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
sekolah. Sehingga ketika siswa merasa kurang nyaman di rumah atau
sedang mengalami suatu masalah dalam keluarganya, ini sedikit banyak
akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di sekolah. Begitu juga
ketika siswa tidak nyaman dengan lingkungan sekolah misalnya hubungan
antar teman dan guru di sekolah yang kurang harmonis menyebabkan
siswa merasa tidak semangat bersekolah yang semakin lama hal ini
mempengaruhi hasil belajarnya. Hal ini terbukti dari hasil tes pada setiap
siklus pembelajaran. Peneliti bersama guru kolaborator melakukan analisis
penyebab ketidaktuntasan siswa. Jika dari materi yang belum dipahami,
peneliti melakukan remedial teaching. Namun berdasarkan pengamatan
peneliti ada faktor lain yang menyebabkan siswa tidak berhasil dalam
pembelajaran. Peneliti melakukan pendekatan secara personal kepada
siswa yang pendiam dan tidak berani bertanya ketika merasa kurang
paham materi. Dari hasil pendekatan personal serta bantuan dari guru
kolaborator, peneliti memperoleh informasi bahwa siswa tersebut hanya
tinggal bersama neneknya. Yang mana pola asuh neneknya dirasa kurang
sesuai untuk anak seusianya. Sehingga keseharian siswa ini kurang
terpantau baik dari pergaulan maupun dari pendidikan dalam keluarganya.
Selanjutnya, peneliti bersama guru kolaborator berdiskusi tentang
bagaimana seharusnya menangani siswa yang memiliki masalah seperti ini
sehingga siswa tersebut dapat bangkit sedikit demi sedikit dan tidak berada
pada urutan terbawah dikelasnya. Dari hasil penelitian selama dua siklus
ini, memang belum terlihat hasil yang berarti. Namun, hal ini dapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
peneliti jadikan sebagai pengetahuan baru serta pertimbangan untuk
melakukan penelitian dengan metode praktikum pada kelas yang memiliki
masalah yang sama didunia kerja nantinya.
E. Materi Sistem Indra
Materi sistem indra ini merupakan materi mata pelajaran Biologi untuk
kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMA pada semester genap.
Materi ini termasuk kedalam Standar Kompetensi 3, yaitu menjelaskan
struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit
yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas dengan
Kompetensi Dasar 3.6, yaitu menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi
manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan). Dalam penelitian ini materi
yang akan disampaikan mencakup :
1. Pengertian alat indra
2. Organ-organ yang termasuk panca indra
a. Mata
b. Hidung
c. Telinga
d. Lidah
e. Kulit
3. Struktur organ-organ panca indra
a. Bagian-bagian mata
b. Bagian-bagian hidung
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
c. Bagian-bagian telinga
d. Bagian-bagian lidah
e. Bagian-bagian kulit
4. Proses jalannya rangsangan pada panca indra
5. Kelainan dan penyakit pada sistem indra
F. Penerapan metode praktikum berbasis Guided Inquiry dalam materi
Sistem Indra
Bentuk bimbingan dalam guided inquiry penelitian ini, adalah
mengadaptasi pikiran Herron dan Bonnstetter (1971:180), ialah guru
memberikan bimbingan pada siswa pada pengidentifikasian masalah,
menggunakan panduan tertulis dan lisan. Selanjutnya guru memfasilitasi
siswa dalam hal prosedur perancangan, pelaksanaan, serta pelaporannya.
Panduan tertulis diwujudkan dalam bentuk LKS (LKS-2, LKS-3, LKS-5, dan
LKS-6). Permasalahan untuk percobaan telah secara implisit tercantum dalam
LKS-LKS ini, namun prosedur perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan
hasil percobaan diserahkan siswa untuk memilih dari referensi-referensi yang
ada. Panduan lisan diwujudkan dalam bentuk pengantar di awal setiap
kegiatan dan klarifikasi di akhir kegiatan. Pemberian fasilitasi guru dilakukan
ketika siswa merancang, melaksanakan, dan mengkomunikasikan hasil
percobaan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
G. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Malihah (2011) yaitu tentang Pengaruh
Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing) Terhadap Hasil Belajar Kimia
Siswa
pada
Konsep
Laju
Reaksi.
Berdasarkan
penelitian
tersebut
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelompok eksperimen (rata-rata =
72,6 dan simpangan baku = 11,74) lebih tinggi daripada kelompok siswa
kontrol (rata-rata = 60,8 dan simpangan baku = 10,53) dan setelah dilakukan
uji t diperoleh nilai thitung sebesar 18,58 sedangkan ttabel pada taraf signifikan
0,005 sebesar 1,9886 atau thitung > ttabel. Maka dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan Ha diterima. Dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh
penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi.
SementaraKalsum (2010)dalam penelitiannya menggunakan model
yang sama, Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa, menemukan hasil penelitian
dengan rata-rata penguasaan KPS siswa pada siklus I sebesar 77,76
sedangkan pada siklus II sebesar 82,26. Ketercapaian aspek KPS mencapai
rata-rata 82,26 dan sebagian besar sikap siswa positif terhadap pembelajaran
guided inquiry. Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan penguasaan
KPS siswa, hal tersebut juga didukung dengan perhitungan statistik
menggunakan uji t pada nilai Gain penguasaan KPS siswa, dan dihasilkan
nilai uji t sebesar 4,52 dan ttabel sebesar 2,00, dengan taraf signifikan 5%.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
Dengan demikian penerapan model pembelajaran guided inquiry dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
H. Kerangka berpikir
Seperti telah dijelaskan diawal bahwa pembelajaran IPA lebih
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam menjelajahi alam sekitar secara ilmiah.
Biologi sebagai salah satu bidang IPA mempelajari konsep-konsep kehidupan
yang dapat dialami secara langsung.
Pembelajaran IPA khususnya Biologi di SMA Negeri 11 Yogyakarta
jarang menggunakan metode yang dapat memberikan pengalaman langsung
tersebut. Hal ini sedikit banyak berpengaruh terhadap keberhasilan
pendidikannya. Dari data hasil observasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata
ulangan Biologi terendah untuk materi sistem indra terdapat pada kelas XI
IPA 2 ini yaitu 70,00 serta yang mencapai KKM untuk materi sistem indra
sebesar 41,75 % dari 32 siswa. Sedangkan hasil observasi mengenai
keterampilan yang dimiliki siswa, kemampuan siswa dalam hal merancang
percobaan 20 %, melakukan percobaan danmelaporkan hasilnya 50% dan
jumlah siswa yang baikpenguasaan konsep proses sains-nya (scientific
process-nya) 53 %. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi
yang bersangkutan, guru mengaku cenderung memakai metode ceramah dan
diskusi sebagai metode andalan. Untuk itu peneliti mencoba mengaitkan
dengan penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan oleh Memi Malihah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
(2011) yaitu tentang Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing)
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi yang
menunjukkan hasil terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran
inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi. Penelitian lain juga dilakukan
oleh Ummi Kalsum (2010) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran
Guided Inquiry untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa,
menunjukkan hasil terjadi peningkatan penguasaan KPS siswa.
Dari hasil penelitian-penelitian terdahulu tersebut dapat dikatakan
bahwa metode guided inquiry mampu meningkatkan keterampilan proses
sains dan hasil belajar siswa. Untuk itu peneliti menerapkan metode
praktikum berbasis guided inquiry dengan harapan dapat membantu
meningkatan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Berikut ini
kerangka berpikir peneliti dituangkan dalam bentuk bagan alir sebagai
berikut.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
I.
36
Hipotesa
Berdasarkan tinjauan pustaka dan beberapa hasil penelitian yang
relevan, maka diperoleh hipotesis dari penelitian ini yaitu :
1. Metode
praktikum
berbasis
guided
inquirydapat
mempengaruhi
keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa, dikarenakan ketika
siswa metode praktikum berbasis guided inquirymemberikan kesempatan
siswa untuk menggali sendiri pemahamannya sehingga materi pelajaran
akan lama melekat dalam pikiran siswa. Hal ini menyebabkan hasil
belajar siswa pada materi sistem indra kelas XI IPA SMA Negeri 11
Yogyakarta meningkat.
2. Metode
praktikum
berbasis
guided
inquirydapat
meningkatkan
Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem
Indra Kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian digunakan agar penelitian yang dilakukan dapat
mencapai kebenaran sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).Kajiandalampenelitianini dilakukan secara sistematis dan reflektif
dengan menggunakan analisa deskriptif kuantitatif.
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan didalam kelas. Penelitian tindakan
kelas dapat dijadikan sarana bagi guru dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran secara efektif. Penelitian tindakan kelas juga merupakan
kebutuhan bagi guru dalam meningkatkan profesionalitasnya sebagai guru,
karena :
1. Penelitian tindakan kelas sangat kondusif untuk membuat guru menjadi
peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran dikelasnya. Guru
menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang guru dan siswa lakukan.
2. Penelitian tindakan kelas meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi
profesional. Guru tidak lagi sebagai praktisi yang sudah merasa puas
terhadap apa yang dikerjakan tanpa adanya upaya perbaikan dan inovasi
namun dia bisa menempatkan dirinya sebagai peneliti dibidangnya.
37
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
3. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu pengkajian
yang terdalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya.
4. Penelitian tindakan kelas tidak mengganggu tugas pokok seorang guru
karena tidak perlu meninggalkan kelasnya.
B. Setting Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian
a) Waktu Penelitian
: Minggu I dan II bulan Maret 2015
b) Tempat Penelitian
: SMA Negeri 11 Yogyakarta
Jl. AM. Sangaji, No. 50 Yogyakarta
2. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 11
Yogyakarta pada semester II (genap) tahun ajaran 2014-2015 yang
berjumlah 32 siswa terdiri dari 17 siswa putra dan 15 siswi putri.
3. Obyek Penelitian
Objek penelitian ini adalah penerapan metode praktikum berbasis
guided inquiry, keterampilan proses sains, dan hasil belajar.
C. Rancangan Tindakan
Penelitian
ini
merupakan
Penelitian
Tindakan
Kelas
dengan
menggunakan model dari Khemmis & Mc. Taggart yang terdiri dari 3
komponen berulang dalam satu siklus, yaitu perencanaan (planning),
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
pelaksanaan tindakan (acting)danpengamatan (observing),serta refleksi
(reflecting).
Menurut
Kusumah
dan
Dwitagama
(2010:21),
berikut
adalah
penggambaran dari komponen-komponen tersebut :
Gambar 3. Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Khemmis & Mc. Taggart
Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa komponen-komponen
tersebut dilakukan dalam satu siklus. Yang dimaksud disini adalah langkah
pertama pada setiap siklus adalah penyusunan rencana tindakan. Tahapan
berikutnya pelaksanaan dan sekaligus pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan.
Hasil pengamatan kemudian dievaluasi dalam bentuk refleksi. Apabila hasil
refleksi siklus pertama menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan belum
memberikan hasil sebagaimana diharapkan, maka berikutnya disusun lagi rencana
untuk dilaksanakan pada siklus kedua. Demikian seterusnya sampai hasil yang
dinginkan benar-benar tercapai.Namun, jika target penelitian sudah tercapai, maka
siklus dapat dihentikan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 (dua) siklus dengan kegiatan
sebagai berikut :
1. Perencanaan atau Persiapan
Pada tahap persiapan penelitian, peneliti melakukan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :
a.
Peneliti melakukan identifikasi masalah pembelajaran Biologi di sekolah
dengan cara mewawancarai guru mata pelajaran terkait serta menganalisis
hasil belajar murid pada materi sistem indra dan selanjutnya menetapkan
alternatif pemecahan masalah.
b.
Peneliti melakukan observasi, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan
gambaran awal tentang kegiatan belajar Biologi di kelas XI IPA 2 SMA
Negeri 11 Yogyakarta.
c.
Peneliti menentukan materi pokok pada kompetensi dasar yang
bermasalah.
d.
Peneliti menyusun perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa untuk diterapkan dalam
pembelajaran.
e.
Peneliti menyusun dan mengembangkan format evaluasi untuk tiap siklus
yaitu soal tes, rubrik observasi, rubrik laporan praktikum, serta menyusun
panduan kuisioner untuk siklus terakhir.
f.
Peneliti merancang dan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam penelitian.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
g.
41
Peneliti mengajukan permohonan izin untuk melakukan penelitian kepada
Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.
h.
Peneliti menghubungi pihak SMA Negeri 11 Yogyakarta, dengan
menemui kepala sekolah, bagian kurikulum dan guru mata pelajaran
Biologi dengan menyerahkan surat izin penelitian dari Universitas Sanata
Dharma (USD) Yogyakarta.
i.
Peneliti mengajukan izin penelitian ke Dinas Perizinan Kota Yogyakarta.
2. Pelaksanaan Tindakan (2 Siklus)
a. Siklus I (2 Pertemuan- 4 JP)
1) Tindakan (acting) dan Pengamatan (observing)
a) Peneliti pelaksana tindakan melakukan pretest untuk mengetahui
kemampuan awal siswa pada materi sistem indra
b) Peneliti pelaksana tindakan melakukan apersepsi dengan tanya
jawab dan diskusi kelompok
c) Peneliti pelaksana tindakan menjelaskan kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan dengan metode praktikum
d) Peneliti pelaksana tindakan mengorganisasikan siswa menjadi 8
(delapan) kelompok kerja masing-masing kelompok terdiri dari 4
orang. Kelompok ini dibentuk secara acak melalui pengundian.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
e) Siswa dalam kelompok melakukan praktikum dengan panduan LKS
dan rancangan percobaan yang mereka buat sendiri dalam masingmasing kelompok
f) Peneliti
pelaksana
tindakan
membimbing
praktikum
yang
berlangsung pada tiap-tiap kelompok serta memberikan penekanan
pada konsep yang penting.
g) Peneliti pelaksana tindakan membimbing diskusi antar kelompok
terkait hasil percobaan praktikum
h) Peneliti pelaksana tindakan mengajak siswa mengaitkan hasil
percobaan praktikum dengan teori yang sudah ada terkait dengan
sistem indra
i) Diakhir pembelajaran, peneliti pelaksana tindakan melakukan
penilaian kepada siswa secara individu melalui tes tertulis dan
mengajak
siswa
membuat
laporan
praktikum
yang
harus
dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
j) Selama kegiatan pembelajaran, observer melakukan pengamatan
kepada siswa terutama pada aspek afektif dan psikomotorik siswa
dalam kelompok berdasarkan rubrik observasi.
2) Refleksi
Kegiatan refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas dilakukan
untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan,
berdasarkan data yang terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan berikutnya. Menurut Arikunto (2008:20),
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas meliputi analisis, sintesis,
serta penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan.
Oleh sebab itu, guru pelaksana harus melakukan evaluasi diri.
Selanjutnya setelah proses pembelajaran dalam satu siklus ini
berakhir, maka peneliti melakukan refleksi meliputi kegiatan :
a) Mengkaji tindakan yang telah dilakukan guna memperbaiki
pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya.
b) Melakukan penilaian terhadap tindakan yang telah dilakukan.
c) Melakukan analisis ketercapaian target penelitian berdasarkan hasil
penilaian atas tindakan yang telah dilakukan.
b. Siklus II (2 Pertemuan- 4 JP)
1) Tindakan (acting) dan Pengamatan (observing)
a) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan hasil
refleksi pada siklus I
b) Peneliti dan guru menggali data hasil refleksi siklus I mengenai
karakteristik murid untuk memetakan kembali kelompok baru
murid, kelompok ini dibentuk dengan cara mengorganisasikan
siswa menjadi 8 (delapan) kelompok kerja masing-masing
kelompok terdiri dari 4 orang berdasarkan jenis kelamin, dan
tingkat kemampuan siswa dikelas.
c) Menyiapkan seluruh instrumen pembelajaran dan instrumen
pengumpulan data
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
d) Peneliti pelaksana tindakan melakukan apersepsi dengan tanya
jawab dan diskusi kelompok
e) Peneliti pelaksana tindakan menjelaskan kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan dengan metode praktikum
f) Siswa dalam kelompok melakukan praktikum dengan panduan LKS
dan rancangan percobaan yang mereka buat sendiri dalam masingmasing kelompok
g) Peneliti
pelaksana
tindakan
membimbing
praktikum
yang
berlangsung pada tiap-tiap kelompok serta memberikan penekanan
pada konsep yang penting.
h) Peneliti pelaksana tindakan membimbing diskusi antar kelompok
terkait hasil percobaan praktikum
i) Peneliti pelaksana tindakan mengajak siswa mengaitkan hasil
percobaan praktikum dengan teori yang sudah ada terkait dengan
sistem indra
j) Diakhir pembelajaran, peneliti pelaksana tindakan melakukan
penilaian kepada siswa secara individu melalui tes tertulis dan
mengajak
siswa
membuat
laporan
praktikum
yang
harus
dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
Selama kegiatan pembelajaran, observer melakukan pengamatan
kepada siswa terutama pada aspek afektif dan psikomotorik siswa
dalam kelompok berdasarkan rubrik observasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
2) Refleksi
Tahap ini hasil yang diperoleh dari observasi selama proses
belajar mengajar, hasil tes, hasil laporan praktikum dan hasil lembar
observasi dibahas. Setelah itu ditarik kesimpulan apakah tindakan
berhasil atau tidak. Diharapkan pada akhir siklus ini Keterampilan
Proses Sains dan Hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11
Yogyakarta meningkat.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas, variabel terikat,
dan variabel kontrol.
1) Variabel bebasnya adalah metode praktikum berbasis Guided Inquiry
2) Variabel terikatnya adalah Keterampilan Proses Sains dan Hasil belajar
3) Variabel kontrolnya adalah materi sistem indra
E. Indikator Penelitian
Penelitian ini dikatakan mencapai indikator apabila terjadi peningkatan
keterampilan proses sains aspek psikomotorik serta afektif dan hasil belajar
aspek kognitif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
Tabel 3. Indikator Ketercapaian Penelitian
Variabel
Aspek
Instrumen
Data Awal
Indikator
Ketercapaian

Lembar
Obsevasi
Keterampilan
Psikomotorik
Proses
Proses
Sains
Sikap Sains
Afektif
Keterampilan
mengamati =
belum terukur
 Mengajukan
pertanyaan =
belum terukur
 Merencanakan
percobaan = 12,5
% siswa didalam
kelas yang
memenuhi KKM
 Menggunakan
alat dan bahan =
belum terukur
Laporan
Praktikum
Mengkomunikasikan
konsep = 50 % siswa di
kelas yang memenuhi
KKM
Kuesioner
Belum Terukur

Hasil Belajar
Kognitif
Tes
Nilai rata-rata
siswa pada materi
sistem indra tahun
ajaran 2013-2014
adalah 70,00
 41,75 % dari 32
siswa di dalam
kelas yang
memenuhi
Kriteria
Ketuntasan
Minimal (KKM)
PersentaseKeterampilan
proses sains aspek
psikomotorik
siswajikanilairata-rata
di kelas≥ 70 %termasuk
kedalamkategori tinggi
Keterampilan proses
sains berupa laporan
praktikum
siswajikanilairata-rata
di kelas≥ 76,00,
dantermasukkedalam
kategori tinggi
Persentase sikap siswa
selama mengikuti
pembelajaran ≥ 70 %
termasuk dalam
kategori tinggi

Hasil belajar
untuk materi
sistem
indrasiswa
dikelas ≥
76,00termasuktu
ntas
 Ketuntasan
klasikal siswa
didalam kelas ≥
70 % termasuk
tinggi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
F. Instrument Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu
instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
1. Instrumen Pembelajaran
a) Silabus
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
c) Lembar Kerja Siswa
2. Instrumen Pengumpulan Data
a) Kisi-kisi soal Pre-Test
b) Panduan skoring soal Pre-Test
c) Soal Pre-Test
d) Kunci jawaban soal Pre-Test
e) Kisi-kisi soal Post-Test
f) Panduan skoring soal Post-Test
g) Soal Post-Test
h) Kunci Jawaban soal Post-Test
i) Rubrik observasi siswa
j) Lembar observasi siswa
k) Rubrik penilaian laporan praktikum
l) Kisi-kisi kuesioner
m) Lembar kuesioner
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
G. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data sebagai
berikut.
1. Test
Dalam penelitian ini, soal test digunakan untuk meneliti aspek
kognitif kemampuan awal dan hasil belajar siswa pada materi sistem indra
pada manusia. Test yang digunakan adalah pretest dan posttest. Pretest
dilakukan pada awal pembelajaran siklus I bertujuan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa, sedangkan posttest dilakukan pada akhir
pembelajaran pada siklus I dan II bertujuan untuk melihat ada tidaknya
peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa secara kuantitatif setelah
diberi perlakuan.
2. Dokumen Laporan Praktikum
Laporan praktikum dikumpulkan oleh siswa setiap akhir siklus
secara individu. Laporan praktikum ini merupakan penugasan terstruktur
sebagai upaya pengumpulan data untuk mengetahui aspek keterampilan
proses sains siswa. Laporan praktikum ini dikumpulkan sebelum
praktikum pada siklus berikutnya.
Dokumen laporan praktikum ini dapat mengetahui kemampuan
mengkomunikasikan konsep siswa. Untuk membuat laporan praktikum
ini, siswa diajak untuk menuliskan hasil percobaan sesuai dengan
praktikum yang mereka rancang, mendiskusikan hasil percobaan dan
mengkomunikasikan dalam bentuk presentasi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
3. Observasi
Observasi dilakukan berdasarkan hal-hal yang dapat diamati oleh
pengamat. Instrumen ini disusun untuk mengetahui penguasaan ranah
psikomotorik siswa dalam proses praktikum, yaitu meliputi aspek :
a) Keterampilan mengamati
b) Mengajukan pertanyaan
c) Merencanakan percobaan, dan
d) Menggunakan alat dan bahan
Observasi dilakukan pada setiap siklus selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Untuk dapat memperoleh data dalam bentuk kuantitatif,
panduan lembar observasi menggunakan model rating scale. Model ini
dipilih karena menggunakan angka-angka yang dapat memudahkan dalam
pengolahan penyajian data.
4. Kuesioner
Untuk mendapatkan data aspek afektif berupa sikap siswa selama
pembelajaran, maka digunakan kuesioner yang harus diisi siswa setelah
pembelajaran disemua siklus selesai. Berikut ini adalah aspek afektif yang
diperhatikan selama pembelajaran :
a) Ketelitian dalam pengambilan data
b) Kerjasama dalam diskusi dan percobaan
c) Kerja keras dalam merancang suatu percobaan
d) Keseriusan dalam melakukan percobaan
e) Kejujuran dalam pelaporan data
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
f) Antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
g) Perhatian siswa pada guru dan sesama teman
h) Sikap percaya diri dalam penyampaian pendapat dalam presentasi
i) Sikap menghargai masukan dari teman
j) Menerima kritik dan masukan dengan lapang dada
Kuesioner dibuat dengan 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan
negatif. Siswa menjawab kuesioner dalam bentuk checklist.
Metode pengumpulan data dapat dijabarkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. Penjabaran Metode Pengumpulan Data
Prosedur
Aspek
Alat
Lembar
Observasi
Pelaku
Sumber
Pelaksanaan
Informasi
Cara
Analisis
Selama
Proses
Kuantitatif
Pembelajaran
Observer
Siswa
Peneliti
Laporan
Pelaksana
Praktikum
Tindakan
Siswa
Setiap akhir
siklus
Kualitatif,
kuantitatif
Siswa
Setelah
semua siklus
berakhir
Kuantitatif
Proses
Psikomotorik
Sains
Menganalisis
Keterampilan
Proses Sains
Sikap
Sains
Afektif
Kuesioner
Siswa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Prosedur
Aspek
Alat
Pelaku
Menganalisis Hasil
Belajar
Kognitif
Tes
Peneliti
Pelaksana
Tindakan
51
Sumber
Pelaksanaan
Informasi
Siswa
Akhir Setiap
Siklus
Cara
Analisis
Kuantitatif
H. Validitas
Menurut Sugiyono (2009:137), validitas adalah tingkat keandalan dan
kesahihan alat ukur yang digunakan. Intrumen dikatakan valid berarti
menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid
atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur. Dengan
demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat
untuk mengukur apa yang hendak di ukur.
Sementara itu menurut Sudjana (2010:13), pengujian instrumen berupa
soal tes dilakukan dengan memperhatikan validitas isi. Berdasarkan validitas
isi, soal tes yang dibuat harus mengukur dan mengungkapkan isi yang
sesungguhnya dengan cara membuat kisi-kisi. Setiap item soal tes dibuat
dengan memperhatikan taksonomi Bloom revisi dalam Hilman (2012:3) pada
ranah kognitif sehingga item soal yang dibuat benar-benar mengukur
kemampuan berpikir siswa sehingga ke level kognitif Bloom yang paling
tinggi sesuai dengan indikator yang ditetapkan. Berikut ini adalah tabel
mengenai taksonomi Bloom pada ranah kognitif revisi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
Tabel 5. Taksonomi Bloom Revisi
Validitas isi tidak memerlukan uji coba dan analisis statistik yang harus
dinyatakan dalam bentuk angka. Setelah kisi-kisi dibuat lalu peneliti meminta
bantuan para ahli yaitu dosen dan guru untuk menelaah dan memberikan
pertimbangan apakah item soal tes yang dibuat sudah layak sebagai alat
pengumpul data (judgement expert).
Instrumen bentuk non tes berupa kuesioner, rubrik skoring laporan
praktikum, dan panduan observasi siswa. Selanjutnya, peneliti meminta
bantuan ahli yang berkompeten dibidangnya (judgement expert) untuk
menilai apakah instrumen yang dibuat telah memenuhi kelayakan sebagai alat
pengumpul data.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
I.
53
Metode Analisis Data
Menurut Silalahi (2006:305), metode analisis data terbagi menjadi dua
yaitu metode analisis kuantitatif dan metode analisis kualitatif. Analisis
kuantitatif ini menggunakan data statistik dan dapat dilakukan dengan cepat,
sementara analisis kualitatif digunakan untuk data kualitatif yang data yang
digunakannya adalah berupa catatan-catatan yang biasanya cenderung banyak
dan menumpuk sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat
menganalisisnya secara saksama. Namun, dalam penelitian ini analisa data
menggunakan analisa deskriptif kuantitatif.
Analisis kuantitatif yang digunakan untuk mengalisa data utama yang
dihasilkan dari siswa seperti hasil tes, hasil laporan praktikum, hasil
observasi, serta hasil kuesioner.
1.
Analisis Hasil Tes
Dalam penelitian kali ini soal test dibuat dengan jumlah 20 soal
pilihan ganda, masing-masing nomor jika jawaban benar akan
mendapat skor 1 dan jika salah atau tidak menjawab mendapat skor 0.
Sehingga jika siswa mejawab semua pertanyaan dengan benar maka
skor yang diperoleh adalah 20 dan mendapat nilai 100. Menurut
Sukardi (2008 : 130) teknik penskoran untuk soal pilihan ganda adalah
sebagai berikut.
Skor = B x 100
N
sehingga
Skor = 20 x 100
20
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
Keterangan :
B : Banyak jumlah nilai butir soal yang dijawab benar
N : Jumlah soal
2.
Analisis Hasil Laporan Praktikum
Laporan praktikum yang dikumpulkan oleh siswa dinilai
berdasarkan rubrik penilaian yang telah dibuat. Terdapat 5 aspek
penilaian yaitu sistematika penulisan, informasi dan kaitannya dengan
pembahasan, kedalaman pembahasan, komunikasi, serta kesimpulan
(Trianto, 2009:108). Berikut ini adalah pedoman penskoran laporan
praktikum siswa.
Tabel 6. Pedoman Penskoran Laporan Praktikum
Aspek
Sistematika
penulisan
Informasi dan
kaitannya dengan
pembahasan
Indikator
Skor
Memuat semua unsur yang harus dituliskan, runtut
Memuat semua unsur yang harus dituliskan, kurang runtut
Memuat sebagian unsur yang harus dituliskan, runtut
Memuat hanya sebagian unsur yang harus dituliskan, kurang runtut
Tidak memuat unsur yang harus dituliskan, tidak runtut
4
3
2
1
0
Memberikan dasar teori atau referensi dengan tepat, ada hubungannya
dengan topik dan pembahasan, lengkap
4
Memberikan dasar teori atau referensi dengan tepat, ada hubungannya
dengan topik dan pembahasan, kurang lengkap
3
Memberikan dasar teori atau referensi yang kurang tepat, hanya
sebagian unsur yang berkaitan dengan topik dan pembahasan, kurang
lengkap
Memberikan dasar teori atau referensi yang tidak tepat, tidak lengkap,
tidak berkaitan dengan topik dan pembahasan
Tidak mencantumkan dasar teori atau referensi
2
1
0
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Aspek
Kedalaman
pembahasan dan
pemahaman
Komunikasi
Kesimpulan
55
Indikator
Memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan dengan tepat.
Pembahasan dikemukakan tepat dan menunjukkan adanya hubungan
dengan dasar teori atau referensi yang dicantumkan
Memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan dengan tepat.
Pembahasan yang dikemukakan tepat namun kurang mampu untuk
menunjukkan adanya hubungan dengan dasar teori atau referensi yang
dicantumkan
Memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan dengan kurang
tepat.
Pembahasan yang dikemukakan kurang menunjukkan adanya hubungan
dengan dasar teori atau referensi yang dicantumkan
Memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan dengan tidak tepat.
Pembahasan yang dikemukakan tidak menunjukkan adanya hubungan
dengan dasar teori atau referensi yang dicantumkan.
Tidak memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan.
Tidak memberikan pembahasan.
Menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami.
Memberikan gambar atau tabel yang sesuai, lengkap
Menggunakan bahasa yang kurang jelas dan kurang dipahami.
Memberikan gambar atau tabel yang sesuai, lengkap.
Menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami.
Memberikan gambar atau tabel yang kurang sesuai, kurang lengkap
Menggunakan bahasa yang kurang jelas dan sulit dipahami.
Memberikan gambar atau tabel yang kurang sesuai, kurang lengkap
Menggunakan bahasa yang tidak jelas dan sulit dipahami.
Tidak memberikan gambar atau tabel.
Kesimpulan jelas, logis, sesuai pembahasan
Kesimpulan jelas, namun kurang sesuai dengan pembahasan
Kesimpulan kurang jelas, kurang sesuai dengan pembahasan
Kesimpulan tidak jelas, tidak sesuai dengan pembahasan
Tidak memberikan kesimpulan.
Skor tertinggi untuk tiap aspek adalah 4 dan skor terendah 1.
Selanjutnya, nilai yang telah diperoleh tersebut dikonversikan
kedalam skala 100. Analisis nilai laporan praktikum adalah sebagai
berikut :
Skor
4
3
2
1
0
4
3
2
1
0
4
3
2
1
0
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Nilai =
3.
56
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒𝑕
× 100
20
Analisis Hasil Observasi
Lembar observasi diisi berdasarkan skala yaitu dari 1 (satu)
sampai dengan 4 (empat). Analisis hasil observasi aktivitas
psikomotorik kelompok siswa selanjutnya dianalisis dengan ketentuan
sebagai berikut. Observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan secara
berkelompok. Jadi observasi yang digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 7.1 Cara Analisis Hasil Observasi Aspek Psikomotorik Siswa
No.
Indikator
Aspek yang Diamati
Skor
1
Kemampuan
mengamati
Siswa memperoleh deskripsi hasil
pengamatan dan mengembangkan secara
lengkap sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan
1
2
3
4
2
Mengajukan
pertanyaan
Mampu memberikan pertanyaan sesuai
substansi disertai fakta konkret
3
Merencanakan
percobaan
Mampu merencanakan percobaan secara
mantap sesuai substansi materi bahasan
4
Menggunakan alat
dan bahan
Menggunakan dan melist semua alat dan
bahan secara tepat sesuai fungsinya
Skor Total
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
Tabel 7.2 Rubrik Penilaian Observasi Aspek Psikomotorik Siswa
Aspek
Mengamati
Mengajukan
Pertanyaan
Merencanakan
Percobaan
Menggunakan
alat dan bahan
Indikator
Memperoleh deskripsi hasil pengamatan dan mengembangkan
secara lengkap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
Memperoleh deskripsi hasil pengamatan lengkap sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan
Memperoleh deskripsi hasil pengamatan kurang lengkap sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan
Tidak memperoleh deskripsi hasil pengamatan sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan
Mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi disertai fakta
konkret
Mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi
Kurang mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi
Tidak mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi
Mampu merencanakan percobaan secara mantap sesuai substansi
materi bahasan
Mampu merencanakan percobaan sesuai substansi materi bahasan
Kurang mampu merencanakan percobaan sesuai substansi materi
bahasan
Tidak sesuai dengan substansi materi bahasan
Menggunakan dan melist semua alat dan bahan secara tepat sesuai
fungsinya
Menggunakan semua alat dan bahan yang sudah dilist
Menggunakan beberapa alat dan bahan yang sudah dilist
Tidak menggunakan alat dan bahan yang sesuai
Nilai yang diperoleh kelompok siswa dalam lembar observasi model diatas
adalah (Sudjana, 2009:133) :
Nilai =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒𝑕
× 100
16
Skor
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
Selanjutnya, dilakukan interpretasi berdasarkan parameter berikut ini
(Soewandi, 2005:50) :
81 – 100
: SangatTinggi
61 – 80
: Tinggi
41 – 60
: Cukup
21 – 40
: Rendah
0 – 20
: Sangat Rendah
4.
Analisis Hasil Kuesioner
Kuesioner yang digunakan berupa 10 pernyataan positif dan 10
pernyataan negatif. Data yang dihasilkan dari kuesioner ini digunakan
untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa aspek afektifnya
minimal baik. Berikut ini adalah kuesioner aspek afektif siswa
tersebut.
Tabel 8.1 Kuesioner Aspek Afektif Siswa
No.
Pernyataan
STS
1. Saya selalu cermat mencatat hasil pengamatan
Saya tidak pernah berdiskusi dengan teman
2.
kelompok saat praktikum
3. Saya tidak pernah mencatat hasil pengamatan
Saya suka bertanya kepada teman kelompok
4.
tentang hasil pengamatan
Saya berusaha mempersiapkan suatu percobaan
5.
semaksimal mungkin
6.
Saya sering bergurau saat praktikum
TS
S
SS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Pernyataan
STS
Saya tidak pernah mencari referensi dalam
merancang suatu percobaan
Saya selalu memperhatikan setiap langkah kerja
saat praktikum
Saya sering memanipulasi data hasil pengamatan
Saya suka dengan praktikum dipelajaran Biologi
Saya selalu mencatat apa adanya hasil pengamatan
Saya sering menyerah dan bosan jika praktikum
saya gagal
Saya selalu menanggapi materi yang disampaikan
guru
Saya grogi saat ditunjuk mempresentasikan hasil
praktikum
Saya tidak pernah memperhatikan teman
kelompok lain saat presentasi
Saya yakin dengan semua yang saya tulis dalam
presentasi
Saya tidak pernah mendengarkan pendapat teman
saat presentasi
Saya menjadi malas saat hasil praktikum saya
salah dan tidak sesuai teori
Saya selalu mencatat pertanyaan teman lain dan
mencoba mencari jawabannya saat presentasi
Saya senang jika ada pendapat berbeda dari teman
kelompok lainnya
TS
S
59
SS
Data dianalisis dengan mengkategorikan pernyataan positif dan
negatif, kemudian masing-masing jawaban yang telah dipilih siswa diberi
skor dengan ketentuan sebagai berikut.
Tabel 8.2 Pedoman Penskoran Kuesioner Aspek Afektif Siswa
Pilihan Jawaban
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Skor
Pernyataan Positif
4
3
2
1
Pernyataan Negatif
1
2
3
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
Data didapatkan secara kuantitatif dengan menjumlahkan skor
yang diperoleh siswa dalam kuesioner dan dilakukan perhitungan
sebagai berikut.
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 𝐴𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 =
∑𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒𝑕𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
× 100
80
Setelah skor aspek afektif diperoleh, selanjutnya dilakukan
penggolongan skor dengan kriteria sebagai berikut (Sudjana,
2010:136).
Tabel 8.3 Penggolongan Aspek Afektif Siswa
Interval
80-100
60-79
40-59
25-39
5.
Kriteria aspek Afektif Belajar Siswa
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Tidak Baik
AnalisisKetuntasanKlasikal
Nilai dari tes, laporan praktikum,hasil observasi aspek afektif,
dan hasil observasi aspek psikomotorik dianalisis menjadi nilai akhir
dan menjadi data primer yang dapat menunjukkan keterampilan proses
sains. Karena nilai akhir yang dihasilkan tersebut berasal dari nilai tes,
laporan praktikum, hasil observasi aspek afektif, dan hasil observasi
aspek psikomotorik maka keempat nilai tersebut dijumlahkan dengan
memberikan bobot untuk tiap nilai tersebut. Cara analisis ini
sependapat dengan cara yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:278)
bahwa jika nilai yang dihasilkan dari siswa tidak hanya berasal dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
satu macam instrumen penilaian, maka harus menjumlahkan nilai
yang didapat dan memberikan bobot pada tiap nilai. Ketentuan yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Nilai akhir =
3𝑁𝑇 + 2𝑁𝑡
5
Keterangan :
NT : Nilai Tes
Nt : Nilai tugas (nilai laporan praktikum, hasil observasi aspek
afektif, dan hasil observasi aspek psikomotorik)
Dari perhitungan ini, nilai tes memiliki bobot yang lebih tinggi
jika dibandingkan dengan nilai laporan praktikum karena tes dapat
mengukur kedalaman pemikiran siswa secara individu dan jelas.
Untuk menentukan ketuntasan belajar secara klasikal, rumus
yang digunakan adalah :
P=
∑𝑛1 × 100%
𝑁
Keterangan :
P
: Nilai ketuntasan belajar klasikal
∑n1 : Jumlah siswa yang telah tuntas belajar (yang mendapat
nilai ≥ 76)
N
: Jumlah siswa seluruhnya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh serta peningkatan
keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada materi sistem indra kelas
XI IPA 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta melalui penerapan metode praktikum
berbasis guided inquiry. Peningkatan keterampilan proses sains terlihat dari
adanya keterlibatan seluruh siswa dalam proses pembelajaran dibuktikan dengan
adanya peningkatan aspek psikomotorik dan afektif siswa. Sedangkan hasil belajar
terlihat dari aspek kognitif yang dibuktikan dengan meningkatnya nilai tes siswa.
A. DESKRIPSI PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPA 2 SMA
Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2014-2015 ini terdiri dari 2 siklus.
Masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan (4 JP). Berikut ini akan
diuraikan mengenai proses pelaksanaan penelitian beserta hasil yang
diperoleh.
1. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Setelah pengurusan ijin dan proposal penelitian selesai, peneliti segera
melaksanakan proses pengambilan data penelitian untuk siklus 1. Karena
terkendala libur untuk Ujian Sekolah dan beberapa try out siswa kelas XII,
maka penelitian mundur selama 3 minggu dari jadwal yang sudah
62
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
ditentukan. Kemudian minggu pertama dibulan April 2015 dilaksanakan
penelitian untuk siklus 1. Pada tahap ini, peneliti menyiapkan semua
instrumen pembelajaran dan pengambilan data. Instrumen pembelajaran
meliputi LKS 1, LKS 2, LKS 3 kunci jawaban LKS 1 serta PPT (Materi
Pembelajaran) untuk mengajar selama 1 siklus. Sementara instrumen
penelitian yang dipersiapkan meliputi soal pre-test, kunci jawaban soal
pre-test, soal post-test siklus 1 dan kunci jawaban soal post-test siklus 1.
Selama mempersiapkan instrumen, peneliti juga terus berkoordinasi
dengan guru mata pelajaran Biologi yaitu Ibu Titi Dwi Kurniasih, S.Pd
dan 2 rekan mahasiswa yang berperan sebagai observer penelitian. Selain
itu, peneliti juga mempersiapkan lembar observasi aspek psikomotorik
siswa yang digunakan selama proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
1) Pertemuan 1
Pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2015, jam
pelajaran ke 7-8 pukul 12.30 s.d 14.00 WIB, diikuti oleh 32 siswa kelas
XI IPA 2. Sebelum memulai pembelajaran, peneliti mengecek daftar
hadir siswa dan kesiapan siswa. Setelah semua siswa terkondisikan
dengan baik, peneliti membagikan soal pre-test untuk mengetahui
kemampuan awal siswa terkait materi sistem indra. Soal pre-test terdiri
dari 20 soal pilihan ganda yang mencakup dalam Standar Kompetensi 3.
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada
Salingtemas dengan Kompetensi Dasar 3.6 Menjelaskan keterkaitan
struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi
pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan).
Terlihat siswa mengerjakan soal sesuai kemampuannya, ada yang dengan
percaya diri namun ada juga yang masih terlihat melirik jawaban
temannya. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal pre-test adalah
15 menit.
Dalam pengerjaan soal pre-test ini siswa XI IPA 2 hadir semua dan
berjumlah 32 orang siswa. Selama pembelajaran baik siklus I maupun
siklus II mengalami kehadiran siswa 100 %. Dari 32 siswa yang
mengikuti pre-test, hanya ada 2 orang yang mencapai KKM.
Gambar 4. Suasana saat mengerjakan soal pre-test
Setelah mengerjakan soal pre-test, peneliti memulai pembelajaran
dengan menampilkan PPT materi. Sebelumnya juga diawali dengan
pemberian apersepsi dan motivasi kepada siswa. Terlihat beberapa siswa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
mulai aktif untuk menjawab pertanyaan dalam apersepsi serta
menganalisis beberapa gambar yang diberikan oleh peneliti lewat PPT.
Selanjutnya peneliti menyampaikan indikator yang akan dicapai
dalam pembelajaran. Dilanjutkan dengan pengenalan dan menjelaskan
garis besar materi yang akan dibahas.
Sebelum melanjutkan kegiatan selanjutnya, peneliti meminta siswa
membentuk kelompok diskusi secara acak dengan cara berhitung dari 1
s.d 8 karena akan dibentuk 8 kelompok diskusi yang masing-masing
kelompok terdiri dari 4 orang siswa. Sehingga akan pas karena jumlah
siswa keseluruhan adalah 32 orang. Siswa terlihat antusias dalam
berhitung. Setelah berhitung siswa kemudian berkumpul dalam
kelompok sesuai nomor mereka. Selanjutnya peneliti membagikan LKS 1
dan LKS 2 secara bersamaan. Hal ini bertujuan untuk efisiensi waktu.
Setelah semua kelompok mendapat LKS, peneliti meminta siswa
menyimak perintah yang tertera di LKS 1, kemudian masing-masing
kelompok memperhatikan peneliti dalam menjelaskan setiap perintah di
LKS tersebut. Ada siswa kelompok yang aktif bertanya mengenai hal-hal
yang kurang dipahami di LKS.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
Gambar 5. Siswa bertanya terkait yang belum dipahami dalam LKS 1
Selanjutnya siswa mengerjakan LKS 1 bersama dengan teman
sekelompoknya. Sekitar 15 menit kemudian semua kelompok selesai
mengerjakan soal yang ada diLKS dengan bantuan literatur dari buku
paket maupun internet. Kemudian peneliti meminta masing-masing
kelompok mempresentasikan hasilnya dan kelompok lain menanggapi.
Terlihat beberapa kelompok antusias namun ada juga yang hanya diam
dan mendengarkan temannya presentasi, ada pula yang asyik berbicara
dengan teman sampingnya.
Setelah selesai presentasi, peneliti membahas jawaban mereka
melalui konfirmasi beberapa hal yang belum disampaikan siswa dan
membenarkan jika ada jawaban yang salah. Peneliti memperdalam
pemahaman siswa tentang materi sistem indra. Sehingga kembali muncul
pertanyaan-pertanyaan dari siswa. Hal ini menunjukkan adanya
keingintahuan dari dalam diri siswa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
Selanjutnya peneliti meminta siswa tetap dalam kelompoknya
berdiskusi kembali berdasarkan panduan yang terdapat pada LKS 2. LKS
2 ini merupakan panduan siswa dalam mempersiapkan rancangan
penelitian secara mandiri dengan bimbingan dari peneliti. Untuk
membantu dan mengarahkan pemikiran siswa, peneliti menampilkan
beberapa petunjuk melalui PPT. Dimana dalam PPT tersebut ada
kelompok-kelompok gambar alat, bahan, serta cara kerja yang acak dari
suatu percobaan. Siswa diminta menganalisis dan mengembangkan
sebuah percobaan yang berhubungan dengan materi sistem indra dengan
alat, bahan serta cara kerja yang ditampilkan. Dari hasil diskusi diperoleh
bahwa ada beberapa kelompok yang dengan cekatan mempersiapkan
suatu rancangan percobaan. Namun tak jarang juga ada beberapa siswa
yang masih bingung, karena memang metode ini belum pernah
diterapkan sebelumnya. Selama ini siswa melakukan praktikum hanya
menggunakan metode resep yang alat, bahan serta cara kerjanya dibuat
oleh guru biologi.
Gambar 6. Keantusiasan siswa dalam diskusi merancang suatu percobaan dan
mempersiapkan presentasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
Selanjutnya peneliti mempersilahkan kelompok yang sudah selesai
merancang suatu percobaan untuk mempresentasikan hasilnya. Dari 4
kelompok
yang
menyampaikan
hasilnya,
peneliti
memperoleh
pemahaman bahwa arah pemikiran siswa sudah menuju kearah
rancangan praktikum yang diharapkan. Peneliti selanjutnya melakukan
konfirmasi mengenai hasil diskusi mereka dan melengkapi apa yang
masih kurang.
Diakhir
membawa
pembelajaran
keperluan
peneliti
praktikum
mengingatkan
untuk
pertemuan
siswa
untuk
selanjutnya.
Selanjutnya peneliti mengajak siswa untuk berefleksi bersama mengenai
pembelajaran yang didapat hari itu.
2) Pertemuan 2
Pertemuan ke-2 ini dilaksanakan tanggal 2 April 2015 untuk 2 jam
pelajaran yaitu jam pelajaran ke 7-8. Dimulai pukul 12.30 s.d 14.00 WIB.
Jam pelajaran biologi untuk kelas XI IPA 2 ini selalu dijam akhir
pelajaran.
Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, peneliti mengecek
kehadiran dan kesiapan siswa terlebih dahulu. Selanjutnya peneliti
memberikan pengantar tentang kegiatan praktikum dan membagikan
LKS 3 yang merupakan perbaikan rancangan penelitian dari hasil
pekerjaan
siswa
dipertemuan
sebelumnya.
Setelah
itu
peneliti
menyampaikan indikator dan tujuan praktikum hari itu. Acara praktikum
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
hari itu adalah praktikum indra pembau, bertujuan untuk mengetahui
nilai Olfactory Fatigue Time (OFT) dan Olfactory Recovery Time (ORT).
Pada saat itu terlihat siswa mulai melakukan praktikum sesuai
dengan apa yang sudah dirancang sebelumnya. Namun ada beberapa
kelompok yang terlihat masih bingung. Ada pula yang malah sibuk
mengobrol dengan teman sebelahnya. Sehingga peneliti memutuskan
untuk memusatkan perhatian siswa terlebih dahulu dengan cara
menjelaskan kembali langkah kerja praktikum hari itu. Tanggapan siswa
sangat beragam, ada yang dengan kritis menanyakan apa yang belum
dipahami, ada yang hanya diam, ada pula yang tidak memperhatikan.
Gambar 7. Siswa terlihat memperhatikan penjelasan peneliti sebelum melakukan
praktikum
Setelah itu setiap kelompok memulai praktikum mereka masingmasing. Pada tahap elaborasi peneliti meminta siswa mnyampaikan hasil
percobaan mereka kemudian siswa mencatat hasilnya di papan tulis.
Kemudian setiap kelompok mengidentifikasi hasil percobaan bersama
mereka. Siswa mulai membandingkan mengapa berbeda, mengapa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
hasilnya begini-begitu, mengapa nilai ORT lebih besar dari OFT begitu
sebaliknya.
Gambar 8. Siswa Saat Mempresentasikan Data Hasil Percobaan dalam
Kelompoknya
Banyak pertanyaan yang muncul dari hasil percobaan tersebut.
Selanjutnya peneliti mempersilahkan siswa dari kelompok lain yang
ingin menanggapi pertanyaan yang muncul dari temannya. Setelah itu,
peneliti meluruskan konsep yang kurang tepat dari jawaban siswa.
Kemudian peneliti menyempurnakan data percobaan dan memberikan
pertanyaan-pertanyaan penunjang yang dapat memperdalam pembahasan
pada saat siswa menyusun laporan praktikum. Selanjutnya peneliti juga
membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan praktikum hari
itu. Peneliti kemudian menyampaikan perihal pengumpulan laporan
praktikum dan memberikan tugas untuk meringkas materi selanjutnya
mengenai proses jalannya rangsang dan penyakit yang berkaitan dengan
sistem indra pada manusia.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
Gambar 9. Suasana saat melakukan praktikum OFT dan ORT
Kegiatan praktikum selesai dan waktu pelajaran masih tersisa 20
menit. Waktu tersebut digunakan untuk melakukan post-test atas kegiatan
pembelajaran sebelumnya yang bertujuan untuk mengetahui ketercapaian
indikator pada pembelajaran yang sudah dilakukan. Peneliti membagikan
soal dan siswa yang sudah menerima soal langsung mengerjakan. Setelah
post-test selesai pembelajaranpun berakhir. Peneliti menutup pelajaran
dan mengucapkan ungkapan senang serta terimakasih, dan selamat
bertemu diwaktu selanjutnya.
Gambar 10. Siswa sedang mengerjakan soal post-test siklus I
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
c. Refleksi
Tahap refleksi ini merupakan tahapan dimana peneliti bersama
guru kolaborator penelitian melakukan diskusi bersama mengenai
pembelajaran yang sudah dilakukan pada siklus I. Hal ini bertujuan untuk
perbaikan pembelajaran disiklus II. Dari hasil diskusi dinyatakan bahwa
penelitian secara umum sudah berjalan dengan baik sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah dirancang sebelumnya.
Namun dalam pelaksanaannya permasalahan muncul dari diri siswanya.
Waktu penelitian bertepatan dengan waktu-waktu persiapan Ujian
Nasional kelas XII, sehingga jam pelajaran menjadi kurang efektifbaik
itu dari segi waktu maupun kondisi siswa serta lingkungan belajarnya.
Kesibukan guru-guru yang ikut mempersiapkan Ujan Nasional membuat
beberapa kelas yang bersebelahan dengan kelas XI IPA 2 menjadi ribut
karena guru mata pelajaran hanya memberikan tugas dan jika tidak
diawasi maka siswa-siswa akan dengan leluasa keluar masuk kelas dan
membuat kegaduhan untuk kelas peneliti. Dengan adanya hal tersebut
kelas peneliti menjadi terpengaruh dan terkesan siswa menjadi ingin
cepat-cepat menyelesaikan pembelajaran sehingga dapat lekas pulang.
Hasilnya siswa kurang menangkap pembelajaran dengan baik. Untuk
mengatasi hal tersebut peneliti sudah dari awal diberikan masukan oleh
guru kolaborator untuk menggunakan waktu pelajaran seefisien mungkin.
Hal ini disiasati oleh peneliti dengan cara membagikan LKS secara
bersamaan misalnya LKS 1 dan LKS 2 diberikan secara bersamaan,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
namun pembahasannya yang bergantian. Hal ini sedikit menghemat
waktu dan menjaga kegaduhan siswa.
Selanjutnya mengenai pelaksanaan praktikum disiklus I ini secara
umum juga sudah baik. Hal ini juga diperkuat dengan keakraban peneliti
dengan siswa sebelumnya, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran
dapat berjalan dengan suasana yang menyenangkan.Hanya saja beberapa
kelompok yang masih terlihat diam harus didekati secara intensif untuk
membangkitkan sikap kritis mereka dan berani untuk berpendapat.
Karena dari hasil observasi kelompok ini baik di dalam kelas maupun
saat praktikum cenderung diam dan kurang aktif. Sebagian besar siswa
sudah cukup aktif mengikuti pembelajaran pada siklus I ini. Untuk
pembelajaran disiklus II khususnya pada saat mendampingi siswa dalam
menyusun rancangan percobaan, sebaiknya dikurangi peran peneliti
dalam membimbing siswa, karena dengan petunjuk yang diberikan, siswa
sudah mampu menyusun rancangan percobaan sendiri bersama
kelompok.Sebagian besar siswa sudah menangkap dengan baik alur
pembelajaran, sehingga bimbingan peneliti dapat sedikit dikurangi.
Mengenai keterampilan dalam melakukan praktikum, ada beberapa
siswa dalam kelompok merasa bosan karena faktor lelah dan lapar, yang
menyebabkan beberapa siswa malas untuk bergerak dari tempat
duduknya.Jam pelajaran Biologi yang berada dijam akhir ini hendaknya
menjadi tantangan bagi peneliti supaya dapat menggali lagi semangat
siswanya. Pada dasarnya siswa kelas XI IPA 2 ini tenang, maka peneliti
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
juga secara halus menegur siswa-siswa yang terlihat malas. Cukup
dengan mengatakan, jika kalian tidak melakukan sendiri setiap proses
dalam praktikum ini, maka yang rugi kalian karena akan saya tanyakan
disoal ulangan. Dengan begitu siswa dalam kelompoknya aktif semua
dan diharapkan keterampilan siswa dalam melakukan praktikum
meningkat.
Dari post-test diperoleh hasil ketercapaian KKM sudah cukup baik.
Dari 32 siswa yang mengikuti post-test hanya 6 orang yang masih berada
dibawah KKM. Hal ini tentu sudah cukup jika dilihat dari kemampuan
awal siswa saat pre-test. Sehingga hal yang tetap dipertahankan saat
pelaksanaan siklus II adalah efisiensi waktu dan lebih menggali
pemahaman siswa terhadap materi supaya target ketercapaian dapat
meningkat. Hal ini bertujuan untuk menjadikan siswa menjadi
pembelajar yang mandiri dan menemukan sendiri konsep materi
pelajaran mereka.
2. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
Siklus II dilaksanakan berurutan setelah siklus I. Sehingga tidak ada
waktu jeda, karena minggu itu adalah minggu terakhir pembelajaran
sebelum siswa libur untuk Ujian Nasional kelas XII. Pada tahap ini,
peneliti menyiapkan semua instrumen pembelajaran dan pengambilan
data. Instrumen pembelajaran meliputi LKS 4, LKS 5,LKS 6, kunci
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
jawaban LKS 4 serta PPT (Materi Pembelajaran) untuk mengajar selama
siklus II. Sementara instrumen penelitian yang dipersiapkan meliputisoal
post-test siklus II dan kunci jawaban soal post-test siklus II. Peneliti juga
terus berkoordinasi dengan guru mata pelajaran Biologi yaitu Ibu Titi Dwi
Kurniasih, S.Pd dan 2 rekan mahasiswa yang berperan sebagai observer
penelitian. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan lembar observasi aspek
psikomotorik siswa serta kuesioner untuk mengukur aspek afektif yang
digunakan selama proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
1) Pertemuan 3
Pertemuan 3 dilaksanakan pada tanggal 7 April 2015, dimulai
pukul 12.30 s.d 14.00 WIB. Seperti pada pertemuan selanjutnya, peneliti
mengawali kegiatan dengan mengecek kehadiran siswa dan kesiapan
siswa untuk mengikuti pembelajaran. Dipertemuan ke-3 ini diikuti oleh
32 orang siswa. Selanjutnya peneliti menagih laporan praktikum
dipertemuan selanjutnya. Kemudian peneliti mengulas sedikit terkait
praktikum dipertemuan sebelumnya, dilanjutkan dengan menyampaikan
indikator serta tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Setelah itu,
peneliti bertanya jawab dengan siswa mengenai proses jalannya rangsang
pada sistem indra, dengan cara bertanya bagaimana kita bisa melihat,
mendengar, merasa, mengecap, dan mencium. Kemudian apa yang
terjadi jika kita tidak bisa melihat dengan jelas, mendengar dengan jelas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
dan pertanyaan-pertanyaan lain terkait materi yang akan dibahas. Cara ini
adalah sebagai apersepsi dan motivasi awal yang peneliti berikan kepada
siswa sebelum mereka berdiskusi dalam kelompoknya.
Jika disiklus I peneliti membagi kelompok secara acak, maka
disiklus II ini peneliti membagi dan mengatur ulang kelompok diskusi
berdasarkan hasil atau kemampuan mereka yang sudah dinilai dari tahap
siklus sebelumnya serta berdasarkan jenis kelamin siswa. Hal ini
bertujuan untuk menyeimbangkan kemampuan siswa, dengan harapan
siswa yang masih kurang dapat terbantu dan termotivasi jika bersama
siswa yang lebih kemampuannya. Setelah kelompok baru selesai
dibentuk, peneliti meminta siswa berkumpul dengan kelompok barunya
dan membagikan LKS 4 dan LKS 5. Selanjutnya meminta siswa dalam
kelompok mengerjakan LKS 4 boleh mencari referensi dari buku paket
pelajaran maupun internet. Tidak sampai 20 menit siswa sudah mampu
menyelesaikan LKS 4, kemudian beberapa kelompok mempresentasikan
hasilnya. Peneliti mencoba meminta siswa-siswa yang kurang aktif untuk
menjawab pertanyaan yang disampaikan temannya. Meski pada awalnya
agak sedikit kurang percaya diri, namun dengan bantuan teman
sekelompok perlahan bisa menjawab.
Setelah itu, peneliti menjelaskan kembali materi terkait melalui
PPT yang sudah dipersiapkan. Peneliti melengkapi apa yang belum
disebutkan oleh siswa dan menjawab pertanyaan yang muncul dari siswa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
Masih dalam kelompok, peneliti menampilkan beberapa petunjuk
melalui PPT dan siswa langsung tanggap bahwa mereka diminta untuk
membuat rancangan percobaan kembali. Meskipun ada beberapa anak
yang merasa sedikit malas melakukannya. Namun akhirnya mereka
penasaran karena percobaan yang akan mereka rancang berbeda dengan
sebelumnya meskipun materi yang sedang mereka pelajari masih satu
keterkaitan. Dengan bantuan LKS 5 siswa dalam kelompok mulai
berdiskusi dan suasana ruang kelas menjadi sedikit riuh.
Gambar 11. Suasana ketika sedang berdiskusi merancang percobaan
Peneliti mencoba melihat siswa dalam berdiskusi dan sesekali
beberapa siswa ada yang kebingungan dan tak lama kemudian bertanya
kepada peneliti. Setelah dirasa semua kelompok selesai, peneliti meminta
kelompok menyampaikan pokok rancangan penelitian mereka sesuai
dengan tujuan yang terdapat pada LKS 5. Dari hasil presentasi ternyata
sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan. Hanya ada beberapa hal yang
masih kurang tepat mengenai konsep penelitian yang diharapkan. Untuk
itu peneliti meluruskan hal-hal yang miskonsepsi ini. Bersama dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
siswa peneliti memperbaiki dan melengkapi rancangan yang telah dibuat
siswa dalam kelompok.
Selanjutnya, peneliti mengingatkan untuk membawa jas praktikum
dipertemuan selanjutnya. Untuk alat dan bahan sudah disiapkan,
sehingga siswa tidak perlu membawa secara mandiri. Hal ini peneliti
lakukan sebagai upaya untuk meminimalisir kesalahan dan supaya lebih
kompak
dalam
pelaksanaan
praktikumnya.
Setelah
itu
peneliti
membimbing siswa menarik manfaat dari pembelajaran hari itu dan
berefleksi tentang apa yang sudah didapatkan.
2) Pertemuan 4
Pertemuan ke-4 ini dilaksanakan pada 9 April 2015, pada tahap ini
siswa kembali hadir 100 % yaitu 32 orang. Pembelajaran dimulai dari
pukul 12.30 s.d 14.00 WIB. Diawali dengan mengecek kesiapan siswa
dan memberi pengantar tentang kegiatan praktikum, kemudian
membagikan LKS 6 sebagai panduan. Dalam praktikum saat itu peneliti
tidak banyak memberikan arahan, karena memang siswa bersama
kelompoknya sudah banyak yang paham akan materi praktikum. Hal ini
dikarenakan dari awal mereka sendiri yang merancang percobaannya dan
tugas peneliti disini sebagai pembimbing jika ada kesalahan konsep dan
meluruskannya kembali.
Selanjutnya bersama dalam kelompok praktikum, siswa mulai
melakukan praktikum dengan panduan LKS 6. Terlihat siswa ada yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
serius melakukan praktikum, namun tetap selalu saja ada yang tidak
serius dan malah bercanda bersama temannya.
Gambar 12. Siswa terlihat serius melakukan praktikum Lokasi Reseptor
Gambar 13. Terlihat siswa mengobrol bersama teman kelompoknya
Setelah selesai melakukan praktikum, peneliti meminta masingmasing kelompok menuliskan data hasil praktikum mereka dipapan tulis.
Sehingga dapat dilihat perbandingan datanya antar kelompok. Dari data
yang dituliskan muncul tanggapan dari kelompok lain yang merasa data
mereka berbeda. Hal ini dapat dijadikan bahan diskusi dan analisis
kelompok, mengapa hal tersebut dapat terjadi. Secara tidak langsung ini
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80
dapat meningkatkan daya analisis siswa terhadap masalah yang timbul
dari hasil percobaan.
Peneliti mencoba memberikan penjelasan ketika siswa sudah tidak
bisa menerangkan secara tepat. Peneliti juga menyampaikan hal-hal yang
belum diketahui siswa terkait materi praktikum, sehingga dapat
digunakana sebagai bahan pendalaman pembahasan dilaporan praktikum.
Ditahap terakhir pembelajaran, tak lupa peneliti mengajak siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran hari itu. Selanjutnya menyampaikan perihal
pengumpulan laporan praktikum.
Sebelum menghakhiri pembelajaran, dilakukan post-test untuk
siklus II. Soal post-test dibagikan bersamaan dengan kuesioner afektif.
Siswa diminta mengerjakan post-test dahulu, baru kemudian setelah
selesai dilanjutkan dengan mengisi kuesioner afektif.Post-test bertujuan
untuk mengetahui ketercapaian pembelajar disiklus II, sedangkan
kuesioner digunakan untuk mengetahui sikap sains siswa selama
mengikuti pembelajaran baik pada siklus I maupun siklus II.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
Gambar 14. Siswa sedang mengerjakan soal post-test dan kuesioner afektif
Pembelajaran berakhir, peneliti mengucapkan terimakasih atas
kerjasamanya selama ini. Sebelum pulang kemudian melakukan doa
bersama. Demikian pelaksanaan penelitian dengan 2 siklus ini berakhir.
c. Refleksi
Sama halnya dengan siklus I, pada siklus II ini juga diakhiri
dengan tahap refleksi. Meskipun dirasa sudah melakukan perbaikan dari
siklus sebelumnya, namun tetap saja masih ada kendala yang selanjutnya
bisa dijadikan sebagai perbaikan. Misalnya peneliti masih kesulitan
memfokuskan siswa dalam pembelajaran. Masih saja ada siswa yang
ngobrol sendiri ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Padahal sudah
diperingatkan, bahkan oleh guru kolaborator.
Dari hasil penilaian pada siklus II ini terjadi peningkatan jika
dibandingkan dengan siklus I. Siswa yang pada siklus I belum aktif,
sudah mulai terlihat aktif dan percaya diri meskipun terkadang masih
butuh bimbingan dari guru. Hasil tes juga menunjukkan siswa yang
kurang maksimal disiklus I kini disiklus II menunjukkan adanya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82
peningkatan. Saran jika akan diadakan perbaikan sebaiknya bijak
menentukan waktu penelitian. Sebaiknya diperhitungkan dengan waktu
sibuk sekolah. Karena sebagaimana dijelaskan dari awal waktu penelitian
untuk materi sistem indra ini bertepatan dengan waktu persiapan Ujian
Nasional, sehingga secara tidak langsung hal ini akan mempengaruhi
kondisi dan niat belajar siswa.
B. HASIL PENELITIAN
1. Hasil Analisis Peningkatan Keterampilan Proses
Keterampilan proses yang diukur dalam penelitian ini meliputi
keterampilan
mengamati,
mengajukan
pertanyaan,
merencanakan
percobaan, menggunakan alat/bahan, dan mengkomunikasikan konsep.
Keterampilan
mengamati,
mengajukan
pertanyaan,
merencanakan
percobaan, dan menggunakan alat/bahan diukur dengan menggunakan
lembar observasi. Sementara keterampilan mengkomunikasikan konsep
diukur dengan hasil laporan praktikum siswa. Berikut ini adalah hasil
analisis peningkatan keterampilan proses.
a. Hasil Observasi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa observasi
dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung, baik itu pada
siklus I maupun siklus II. Dalam melakukan observasi, peneliti dibantu
oleh 2 orang observer yang merupakan rekan mahasiswa dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
Pendidikan Biologi. Hasil observasi kemudian dianalisis untuk
mengetahui ada tidaknya peningkatan keterampilan proses siswa.
1) Hasil Analisis Observasi Siklus I
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, seluruh aspek
keterampilan proses yang dilakukan sudah memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya. Berikut ini adalah hasil observasi
keterampilan proses pada siklus I. (Lampiran 3)
Tabel 9.1.1 Penjabaran Aspek Psikomotorik
Kelompok
Aspek
Total
Persentase
(%)
I
II
III
IV
V
VI VII VIII
Kemampuan
Mengamati
3
3.5
4
4
3
3.5
3.5
3.5
28
87.5
Mengajukan
Pertanyaan
3
2.5 3.5
4
3
4
3
2.5
25.5
79.68
Merencanakan
Percobaan
3
2.5
3
3
3
3
3
3
23.5
73.43
3.5 3.5
3
3
4
3.5
27.5
85.93
Menggunakan
Alat dan
Bahan
3.5 3.5
Dari data diatas dapat diketahui bahwa keempat aspek dalam
penilaian secara observasi sudah memenuhi kriteria ketercapaian. Dimana
masing-masing persentase aspek kemampuan mengamati (87.5 %),
mengajukan pertanyaan (79.68 %), merencanakan percobaan (73.43 %)
serta menggunakan alat dan bahan (85.93 %). Berdasarkan data awal yang
diperoleh saat observasi, diketahui bahwa masing-masing hasil dianalisis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84
per aspek psikomotoriknya yang bertujuan untuk mengetahui persentase
siswa yang tuntas KKM. Sehingga berikut ini adalah penjabaran dari
persentase masing-masing aspek tersebut. Untuk selanjutnya dianalisis dan
dikategorikan dalam kriteria seperti tabel dibawah ini. (Lampiran 3)
Tabel 9.1.2 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus I
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kelompok
Pertemuan
@ 4 orang
Pertama
I
Kedua
Pertama
II
Kedua
Pertama
III
Kedua
Pertama
IV
Kedua
Pertama
V
Kedua
Pertama
VI
Kedua
Pertama
VII
Kedua
Pertama
VIII
Kedua
Rata-rata
Total
Skor
12
13
10
14
13
14
14
15
12
13
13
14
13
14
12
13
Nilai
75
81.25
62.5
87.5
81.25
87.5
87.5
93.75
75
81.25
81.25
87.5
81.25
87.5
75
81.25
Rata-rata
Kriteria
78.12
Tinggi
75
Tinggi
84.37
Sangat Tinggi
90.62
Sangat Tinggi
78.12
Tinggi
84.37
Sangat Tinggi
84.37
Sangat Tinggi
78.12
Tinggi
81.63
Sangat Tinggi
Dari hasil diatas kita dapat mengetahui bahwa,
Tabel 9.1.3 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus I
No.
Jenis Data
1.
2.
3.
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Nilai Rata-rata
Jumlah Siswa dengan Kategori
Sangat Rendah (0-20)
Jumlah Siswa dengan Kategori
Rendah (21-40)
4.
5.
Hasil yang
Diperoleh
75
90.62
81.63
-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No.
6.
7.
8.
Jenis Data
Jumlah Siswa dengan Kategori
Cukup (41-60)
Jumlah Siswa dengan kategori
Tinggi (61-80)
Jumlah Siswa dengan kategori
Sangat Tinggi (81-100)
85
Hasil yang
Diperoleh
16 Orang
(50 %)
16 Orang
(50 %)
Keterampilan proses sains siswa aspek psikomotorik sudah
memenuhi kriteria ketercapaian indikator yang ditetapkan diawal yaitu
keterampilan proses sains aspek psikomotorik siswa di kelas rata-rata ≥
61.00 termasuk kategori tinggi. Hal ini dibuktikan dengan hasil rata-rata
nilai siswa yang diperoleh siswa termasuk kedalam kategori Tinggi dan
Sangat Tinggi. Nilai terendah siswa adalah 75, nilai tertinggi siswa adalah
90.62 dan nilai rata-ratanya 81.63. Persentase siswa yang masuk kategori
tinggi dan Sangat Tinggi masing-masing adalah 50 %.Dengan demikian 16
orang siswa dikelas tesebut termasuk kategori tinggi dan 16 orang siswa
lainnya masuk dalam kategori sangat tinggi.Meskipun begitu, peneliti
bersama guru kolaborator masih beranggapan kurang maksimal untuk
beberapa kelompok. Sehingga, siklus II akan dilaksanakan guna untuk
memperoleh hasil yang semakin mantap serta mengetahui kembali ada
tidaknya peningkatan keterampilan proses sains siswa. Untuk hasil
keterampilan proses sains siswa pada siklus I ini diperoleh dari hasil
kerjasama siswa dalam kelompok.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86
2) Hasil Analisis Observasi Siklus II
Pada siklus II ini terjadi peningkatan untuk ketercapaian
keterampilan proses siswa. Meskipun ketercapaian tidak banyak, namun
beberapa kelompok yang berdasarkan hasil observasi sebelumnya masih
kurang maksimal untuk aspek keterampilan proses sains, disiklus II ini
menunjukkan adanya peningkatan. Ada yang meningkat ada pula yang
turun maupun tetap. (Lampiran 3)
Tabel 9.2.1 Penjabaran Aspek Psikomotorik
Kelompok
Aspek
I
II
Kemampuan
Mengamati
3
3.5
4
4
Mengajukan
Pertanyaan
3
3
4
3
3.5
Merencanakan
2
Percobaan
Menggunakan
3
Alat dan
Bahan
III IV V
Total
Persentase
(%)
VI
VII
VIII
3
3.5
3.5
3.5
28
87.5
4
3
3.5
3
3
26.5
82.81
3
3
3
3
3
3
23
71
3
4
4
3.5
4
3.5
28.5
89
Dari data diatas dapat diketahui bahwa keempat aspek dalam
penilaian secara observasi sudah memenuhi kriteria ketercapaian.Dimana
masing-masing persentase aspek kemampuan mengamati (87.5 %),
mengajukan pertanyaan (82.81 %), merencanakan percobaan (71 %) serta
menggunakan alat dan bahan (89%). Berdasarkan data awal yang
diperoleh saat observasi, diketahui bahwa masing-masing hasil dianalisis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
87
per aspek psikomotoriknya yang bertujuan untuk mengetahui persentase
siswa yang tuntas KKM. Sehingga berikut ini adalah penjabaran dari
persentase masing-masing aspek tersebut. Untuk selanjutnya dianalisis dan
dikategorikan dalam kriteria-kriteria seperti tabel dibawah ini.
Tabel 9.2.2 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus II
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kelompok
Pertemuan
@ 4 orang
Ketiga
I
Keempat
Ketiga
II
Keempat
Ketiga
III
Keempat
Ketiga
IV
Keempat
Ketiga
V
Keempat
Ketiga
VI
Keempat
Ketiga
VII
Keempat
Ketiga
VIII
Keempat
Rata-rata
Total
Skor
11
11
12
14
14
14
15
15
13
13
12
15
13
14
12
14
Nilai
68.75
68.75
75
87.5
87.5
87.5
93.75
93.75
81.25
81.25
75
93.75
81.25
87.5
75
87.5
Rata-rata
Kriteria
68.75
Tinggi
81.25
Sangat Tinggi
87.5
Sangat Tinggi
93.75
Sangat Tinggi
81.25
Sangat Tinggi
84.37
Sangat Tinggi
84.37
Sangat Tinggi
81.25
Sangat Tinggi
82.81
Sangat Tinggi
Dari hasil diatas kita dapat mengetahui bahwa,
Tabel 9.2.3 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus II
No.
Jenis Data
1.
2.
3.
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Nilai Rata-rata
Jumlah Siswa dengan Kategori
Sangat Rendah (0-20)
Jumlah Siswa dengan Kategori
Rendah (21-40)
4.
5.
Hasil yang
Diperoleh
68.75
93.75
82.81
-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No.
6.
7.
8.
Jenis Data
Jumlah Siswa dengan Kategori
Cukup (41-60)
Jumlah Siswa dengan kategori
Tinggi (61-80)
Jumlah Siswa dengan kategori
Sangat Tinggi (81-100)
88
Hasil yang
Diperoleh
4 orang
(12.5 %)
28 orang
(87.5 %)
Ketercapaian keterampilan proses sains aspek psikomotorik siswa
pada siklus II ini sudah Sangat Tinggi dan mencapai kriteria yaitu dengan
nilai rata-rata 82.81. Nilai terendah adalah 68.75, dan nilai tertingginya
adalah 93.75.Pada siklus II ini tidak ada siswa dengan kategori sangat
rendah, rendah dan cukup.Sedangkan jumlah siswa dengan kategori tinggi
adalah 4 orang (12.5 %), kategori Sangat Tinggi 28 orang (87.5).Perlu
diketahui bahwa pada siklus II ini dilakukan perombakan kelompok dari
kelompok awal pada siklus I. Hal ini tentunya sudah peneliti konsultasikan
bersama dengan guru kolaborator.Perombakan kelompok ini dilakukan
berdasarkan jenis kelamin dan tingkat kemampuan siswa di kelas dan hasil
data serta refleksi pada siklus I. Meskipun begitu tetap saja ada kelompok
yang dirasa sudah cukup baik namun ketika kelompokknya dirombak
malah menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.Sehingga jika ada
kesempatan serta waktu masih perlu dilakukan kembali penelitian ini
untuk siklus yang ke III.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89
b. Hasil Laporan Praktikum
Laporan
praktikum
merupakan
bentuk
dari
pengukuran
keterampilan proses sains siswa aspek mengkomunikasikan konsep.
Berikut ini adalah hasil analisis laporan praktikum siswa pada siklus I
dan siklus II. (Lampiran 3)
Tabel 10. Hasil Analisis Laporan Praktikum Siklus I dan Siklus II
No.
Jenis Data
Hasil yang
Diperoleh pada
Siklus I
Hasil yang
Diperoleh pada
Siklus II
1.
Nilai Terendah
65
75
2.
Nilai Tertinggi
90
95
3.
Nilai Rata-rata
4.
Jumlah Siswa yang Tuntas (>76)
76.87
16 Orang
(50 %)
84
29 Orang
(90.625 %)
5.
Jumlah Siswa yang Belum Tuntas
(<76)
16 Orang
(50 %)
3 Orang
(9.375 %)
Dari hasil analisis data laporan praktikum diatas, diperoleh hasil
bahwa terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dimana nilai terendah
untuk siklus I adalah 65 dan pada siklus II sebesar 75. Untuk nilai tertinggi
pada siklus I sebesar 90 dan 95 pada siklus II. Sehingga untuk nilai ratarata pada siklus II juga meningkat dari siklus I yaitu dari 76.87 menjadi
84. Jumlah siswa yang tuntas juga meningkat pada siklus II yaitu 29 orang
dari siklus I yang hanya berjumlah 16 orang.Sehingga persentase
ketuntasan menjadi 90.625 % pada siklus II.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
2. Hasil Analisis Sikap Sains Siswa
Sikap sains siswa diukur diakhir siklus II dengan menggunakan
kuesioner. Secara umum sikap sains siswa sudah menunjukkan
ketercapaian target dari yang ditetapkan diawal. Dari hasil olah data
diperoleh hasil analisis seperti dibawah ini. (Lampiran 3)
Tabel 11. Analisis Hasil Aspek Afektif (Sikap Sains) Siswa
No.
Jenis Data
Hasil yang
Diperoleh
1.
Skor Terendah
61.25
2.
Skor Tertinggi
86.25
3.
Skor Rata-rata
73.60
(0 %)
(0 %)
25 Orang
(78.12 %)
7 Orang
(21.87 %)
4.
5.
6.
7.
Jumlah Siswa dengan Kriteria Tidak Baik (25-39)
Jumlah Siswa dengan Kriteria Cukup Baik (40-59)
Jumlah Siswa dengan Kriteria Baik (60-79)
Jumlah Siswa dengan Kriteria Sangat Baik (80-100)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil sikap sains siswa
diperoleh adalah Baik dan Sangat Baik, sesuai dengan target ketercapain
yang telah ditetapkan. Dimana dalam target ketercapaian persentase sikap
siswa selama mengikuti pembelajaran ≥ 70 % termasuk dalam kategori
tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh skor terendah siswa adalah
61.25.skor tertinggi siswa adalah 86.25. untuk skor rata-rata siswa adalah
73.60. Jumlah siswa yang termasuk kriteria sikap Baik sebanyak 25
orang dan sisanya 7 orang termasuk kedalam kriteria Sangat Baik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91
Sehingga persentase untuk kriteria Baik sebesar 78.12 % dan 21.87 %
untuk kriteria Sangat Baik. Semua hasil itu sudah memenuhi kriteria baik
sesuai target ketercapaian yang diharapkan dengan kategori baik.
3. Hasil Analisis Peningkatan Hasil Belajar
Peningkatan hasil belajar dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil
nilai test siswa, yang mencakup pre-test, post-test siklus I, dan post-test
siklus II. Berikut ini akan diuraikan hasil belajar siswa pada setiap
siklusnya.
a. Pre-Test
Pre-test merupakan cara untuk mengetahui kemampuan awal
siswa menurut aspek kognitifnya, sebelum nantinya siswa belajar
dengan metode praktikum. Berikut ini adalah diagram nilai dan tabel
hasil pre-test siswa. (Lampiran 3)
PERSENTASE NILAI PRE-TEST
Persentase
30%
25%
20%
15%
10%
PERSENTASE
NILAI PRE-TEST
5%
0%
45 50 55 60 65 70 75 80 85
Nilai Siswa
Gambar 13.1 Diagram Nilai Pre-Test Siswa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
Tabel 12.1 Hasil pre-test Siswa
No.
Jenis Data
Hasil yang
Diperoleh
1.
Nilai Terendah
45
2.
Nilai Tertinggi
85
3.
Nilai Rata-rata
60.15
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa
masih dibawah kategori ketercapaian. Sehingga dengan hasil pre-test
ini dapat memperkuat alasan dilakukannya penelitian ini. Dari data
diperoleh nilai rata-rata siswa dikelas adalah 60.15 dimana nilai
terendah adalah 45 dan tertinggi 85. Nilai rata-rata siswa di kelas
masih dibawah KKM.
b. Post-Test Siklus I
Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus I, selanjutnya
dilakukan
post-test
untuk
mengetahui
ketercapaian
indikator
menggunakan metode yang telah ditentukan. Berikut ini adalah
diagram nilai dan tabel hasil post-test siklus I.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93
Persentase
PERSENTASE NILAI POST-TEST
SIKLUS I
35,00%
30,00%
25,00%
20,00%
15,00%
10,00%
5,00%
0,00%
PERSENTASE
NILAI POST-TEST
SIKLUS I
65 75 80 85 90 95
Nilai Siswa
Gambar 13.2 Diagram Nilai Post-Test Siklus I
Tabel 12.2 Hasil Post-test Siklus I
No.
Jenis Data
Hasil yang
Diperoleh
1.
Nilai Terendah
65
2.
Nilai Tertinggi
95
3.
Nilai Rata-rata
82.65
4.
Jumlah Siswa yang Tuntas ( >76)
26 Orang
5.
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas (<76 )
6 Orang
6.
Persentase Ketuntasan
81.25 %
7.
Persentase Ketidaktuntasan
18.75 %
Berdasarkan hasil nilai post-test siklus I ini dapat dikatakan
sudah mencapai target yang ditentukan. Dimana diperoleh hasil nilai
rata-rata siswa mencapai 82.65, siswa yang tidak tuntas berjumlah 6
orang (18.75 %),siswa yang tuntas berjumlah 16 orang (81.25 %).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94
Tentu hasil ini sudah memenuhi kriteria ketercapaian target penelitian.
Namun demikian peneliti masih perlu melanjutkan ke siklus II untuk
memperoleh hasil yang semakin mantap serta mengetahui kembali ada
tidaknya peningkatan hasil belajar siswa. Pada pembelajaran siklus I
ini diadakan remedial teaching untuk siswa yang belum tuntas. Materi
yang dibahas dalam remedial teaching adalah materi pada soal yang
masih banyak salah. Peneliti mencoba untuk memaksimalkan
pendampingan. Setelah dilakukan remedial teaching kemudian
dilakukan remedial test. Dari hasil remedial test, siswa yang belum
tuntas mengalami penurunan dari 6 orang menjadi 2 orang saja.
Selanjutnya 2 orang siswa yang belum tuntas pada remedial test diberi
tugas khusus dan hasilnya menjadi tuntas.
c. Post-Test Siklus II
Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus I dan dianalis
hasilnya, maka selanjutnya dilakukan pembelajaran untuk siklus II.
Setelah itu dilakukan post-test untuk mengetahui ketercapaian
indikator menggunakan metode yang telah ditentukan dan untuk
mengetahui apakah terjadi peningkatan nilai dari siklus I. Berikut ini
adalah diagram nilai dan tabel hasil post-test siklus II.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
PERSENTASE NILAI POSTTEST SIKLUS II
Persentase
40,00%
30,00%
20,00%
PERSENTASE
NILAI POSTTEST SIKLUS
II
10,00%
0,00%
75
85
95
Nilai
Gambar 13.3 Diagram Nilai Post-Test Siklus II
Tabel 12.3 Hasil Post-test Siklus II
No.
Jenis Data
Hasil yang
Diperoleh
1.
Nilai Terendah
75
2.
Nilai Tertinggi
100
3.
Nilai Rata-rata
91.25
4.
Jumlah Siswa yang Tuntas ( >76)
30 Orang
5.
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas (<76)
2 Orang
6.
Persentase Ketuntasan
93.75 %
7.
Persentase Ketidaktuntasan
6.25 %
Dari hasil post-test siklus II diperoleh hasil bahwa nilai ratarata siswa mencapai 91.25 hal ini meningkat jika dibandingkan
dengan nilai yang diperoleh pada siklus I. Sementara untuk jumlah
siswa yang tidak tuntas (tidak lulus KKM) berjumlah 2 orang saja,
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan siklus I yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
96
berjumlah 6 orang. Sama seperti yang dilakukan pada siklus I,
siswa yang belum tuntas diberikan remedial teaching. Setelah
siswa merasa paham terhadap materi yang dianggap sulit,
selanjutnya diberikan remedial test. Hasil yang diperoleh dari
remedial test ternyata sudah memenuhi KKM. Sedangkan untuk
persentase ketuntasan mencapai 93.75 %. Hal ini sudah sesuai
dengan yang diharapkan dari target ketercapaian. Untuk persentase
nilai post-test yang didapat siswa dapat dilihat pada diagram.
4. Hasil Analisis Keseluruhan Aspek
Setelah dianalisa per aspek yang dinilai, tahap selanjutnya adalah
menganalisa keseluruhan aspek untuk mengetahui ketuntasan klasikal di
kelas itu, dan selanjutnya dapat dikatakan berhasil atau tidaknya
penelitian ini. Hal ini dilakukan karena nilai yang dihasilkan dari siswa
tidak hanya berasal dari satu macam instrumen saja, sehingga perlu
dilakukan analisa hasil secara keseluruhan untuk mengetahui ketuntasan
klasikal. (Lampiran 3)
Tabel 13.Hasil Analisis Ketuntasan Klasikal Keseluruhan Siklus I dan II
Ketuntasan Klasikal
P = ∑n1 x 100%
N
No.
Siklus
Jumlah Siswa yang Tuntas
Belajar setelah diperoleh nilai
akhir
1.
I
27
84.37 %
2.
II
32
100 %
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
97
Dari data diatas dapat diketahui bahwa secara umum dari siklus
I sudah menunjukkan hasil ketercapaian target. Namun setelah
dilakukan kembali disiklus II terjadi peningkatan nilai meskipun tidak
banyak. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap ketuntasan klasikal
kelas dari 84.37 % pada siklus I menjadi 100 % pada siklus II.
Sehingga dapat dikatakan penelitian ini berhasil sesuai kriteria
indikator ketercapaian yang telah ditetapkan sebelumnya.
PEMBAHASAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dalam 2 siklus
pembelajaran dengan masing-masing siklus sebanyak 2 kali pertemuan.
Masing-masing siklus dilaksanakan menurut ketentuan dan kriteria yang telah
dibuat sebelumnya. Sebelum memulai pembelajaran hendaknya terlebih
dahulu mengetahui kemampuan awal siswa yang akan diteliti. Kemampuan
awal siswa dapat dilihat dengan mengadakan pre-test. Selanjutnya dilakukan
penilaian secara keseluruhan untuk keterampilan proses sains dan hasil
belajar siswa untuk masing-masing siklus dan dilihat perbandingan kedua
siklus tersebut.
A. Proses Sains
Proses sains yang dimaksud disini mencakup aspek psikomotorik
(diukur dengan lembar observasi) dan aspek afektif/sikap sains (diukur
dengan kuesioner afektif). Pada siklus I dilakukan pembelajaran dengan
metode praktikum berbasis guided inquiry. Praktikum yang dilakukan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
98
disiklus I ini merupakan praktikum mengenai Olfactory Fatigue Time (OFT)
dan Olfactory Recovery Time (ORT). Target ketercapaian keterampilan
proses sains siswa dibagi menjadi dua aspek yaitu psikomotorik yang
mencakup ranah proses sains dan afektif yang mencakup ranah sikap sains
siswa. Untuk aspek psikomotorik ditetapkan target ketercapaian siswa di
kelas dengan persentase ≥ 70 % termasuk dalam kategori tinggi. Hasil yang
diperoleh untuk aspek ini sudah melebihi target ketercapaian, yaitu mencapai
persentase rata-rata diatas 70 %.
Adapun indikator yang diamati dalam aspek psikomotorik ini
mencakup kemampuan siswa dalam mengamati hasil pengamatan dan
kemampuannya dalam mengembangkan secara lengkap sesuai prosedur yang
telah mereka tetapkan secara kelompok. Dalam pelaksanaan mengamati
keterampilan siswa tersebut, peneliti dibantu oleh 2 orang observer yang
bertugas mengamati kinerja dan keterampilan siswa dalam menerapkan
proses menuju pelaksanaan praktikum. Berdasarkan indikator ini secara ratarata siswa memperoleh skor 3.5 (87.5 %) termasuk kategori tinggi.
Selanjutnya kemampuan mengajukan pertanyaan, setidaknya siswa mampu
memberikan pertanyaan sesuai substansi disertai fakta konkret yang mereka
temukan saat melakukan percobaan. Indikator ini rata-rata skor yang
diperoleh siswa adalah 3.1 (79.68 %) termasuk dalam kategori tinggi juga.
Selanjutnya yang terpenting adalah merencanakan percobaan, dalam
merencanakan percobaan diharapkan siswa mampu melakukannya secara
mantap sesuai substansi materi bahasan. Maka dari itu sangat diperlukan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99
bimbingan (guided) dari peneliti dan juga LKS. Awalnya memang siswa
dibebaskan membuat rancangan percobaan apapun yang berhubungan dengan
materi namun tetap sesuai tujuan yang tertera pada LKS. Ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh apa daya pikir siswa. Untuk selanjutnya siswa diajak
mendiskusikannya dalam kelompok besar dan saling menanggapi antar
kelompok, barulah pada akhirnya peneliti meluruskan dan menyatukan semua
hasil rancangan percobaan siswa. Indikator ini rata-rata siswa memperoleh
skor 2.9 (73.43 %). Artinya masih harus ditingkatkan lagi. Namun sudah
memenuhi kriteria ketercapaian. Aspek yang diamati selanjutnya adalah
kemampuan dalam menggunakan alat dan bahan. Dalam menggunakan alat
dan bahan sangat diperlukan keterampilan, hendaknya siswa melist terlebih
dahulu semua yang akan digunakan dalam praktikum secara tepat sesuai
dengan fungsinya. Sehingga alat dan bahan yang diambil adalah yang
memang digunakan untuk praktikum terkait. Untuk indikator ini rata-rata skor
yang diperoleh siswa adalah 3.4 (85.93 %) termasuk dalam kategori tinggi.
Indikator-indikator tersebut dinilai dengan cara melakukan observasi selama
pembelajaran berlangsung. Pada siklus I ini pembelajaran dilakukan sebanyak
2 kali pertemuan, yaitu pertemuan I dan pertemuan II. Nilai yang diperoleh
dari pertemuan I dan II kemudian dirata-rata. Dari hasil rata-rata diperoleh
penggolongan siswa berdasarkan kategori Tinggi dan Sangat Tinggi. Nilai
terendah siswa adalah 75, nilai tertinggi siswa adalah 90.62 dan nilai rataratanya 81.63. Untuk persentase siswa yang mendapat kategori sangat rendah,
rendah dan cukup adalah 0 %, artinya tidak satupun siswa yang masuk dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
100
kategori tersebut. Persentase siswa yang masuk kategori tinggi dan sangat
tinggi masing-masing adalah 50 %. Dengan demikian 16 orang siswa dikelas
tesebut termasuk kategori tinggi dan 16 orang siswa lainnya masuk dalam
kategori sangat tinggi. Hal ini bisa disebabkan setengah bagian dari jumlah
siswa di kelas ada yang belum paham mengenai konsep pembelajaran.
Sehingga memicu beberapa kelompok tidak maksimal dalam proses
pembelajaran. Peneliti bersama guru kolaborator masih beranggapan kurang
maksimal untuk beberapa kelompok.
Pada siklus II juga dilakukan penelitian dengan menggunakan metode
praktikum berbasis guided inquiry seperti pada siklus I. Hanya saja praktikum
yang dilakukan berbeda dengan praktikum pada siklus I. Praktikum pada
siklus II ini mengenai lokasi sensasi reseptor pengecap.
Peneliti bersama guru kolaborator berusaha memperbaiki hal-hal yang
dirasa masih kurang dan perlu ditingkatkan disiklus II ini diantaranya dalam
persiapan materi pembelajaran, kesiapan belajar siswa, serta perombakan
kelompok baru berdasarkan kemampuan siswa, hasil yang diperoleh disiklus I
serta jenis kelamin siswa.
Pada siklus II indikator ketercapaian untuk aspek kemampuan
mengamati memperoleh rata-rata skor 3.5 (87.5 %) termasuk kategori tinggi.
Untuk aspek mengajukan pertanyaan memperoleh rata-rata skor 3.3 (82.81
%). Aspek merencanakan percobaan mengalami penurunan dibandingkan
dengan siklus I yaitu sebesar 2.8 (71 %). Sedangkan aspek menggunakan alat
dan bahan memperoleh rata-rata skor 3.5 (89 %). Persentase tersebut
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
101
menyatakan penguasaan siswa untuk masing-masing aspek yang dinilai
diatas. Jika dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II ini mengalami
peningkatan aspek yang dinilai dengan cara mengobservasi siswa ini. Hanya
saja ada satu aspek yaitu merencanakan percobaan yang harapan awalnya
setelah dilakukan perbaikan disiklus II akan mengalami peningkatan, malah
mengalami penururan dari siklus I. Peneliti bersama guru kolaborator
menganalisis hal ini terjadi karena beberapa siswa pada awal pembelajaran
kurang memperhatikan klu yang digunakan peneliti dalam membimbing
siswa merencanakan percobaan. Sehingga akhirnya siswa banyak pertanyaan
dan malah membingungkan siswa sendiri. Namun diluar hal tersebut aspek
yang lainnya justru mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena siswa
sudah mulai terbiasa dengan metode yang digunakan peneliti dari awal siklus
I.
Ketercapaian keterampilan proses sains aspek psikomotorik siswa pada
siklus II ini sudah sangat baik dan mencapai kriteria yaitu dengan nilai ratarata 82.81. Nilai terendah adalah 68.75, dan nilai tertingginya adalah 93.75.
Pada siklus II ini tidak ada siswa dengan kategori sangat rendah, rendah dan
cukup.Sedangkan jumlah siswa dengan kategori tinggi adalah 4 orang,
kategori Sangat Tinggi 28 orang. Persentase siswa dengan kategori sangat
rendah, rendah dan cukup adalah 0 %. Sama dengan siklus I artinya tidak ada
siswa dengan kategori sangat rendah, rendah dan cukup. Sedangkan untuk
persentase siswa dengan kategori Tinggi adalah 12.5 % dan persentase siswa
dengan kategori Sangat Tinggi adalah 87.5 %. Meskipun hasil yang diperoleh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102
beberapa kelompok pada siklus II ini ternyata tidak sesuai yang diharapkan
oleh peneliti, dimana peneliti mengharapkan bisa 100 % namun hasil
akhirnya
tetap
menunjukkan
adanya
peningkatan
persentase.
Jika
dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II ini menunjukkan peningkatan
hasil. Peningkatan keterampilan proses sains siswa ini terjadi dikarenakan
peneliti melakukan perbaikan, serta acara praktikum yang baru juga menjadi
alasan siswa untuk senang dan tidak merasa bosan dalam pelaksanaan metode
praktikum. Berdasarkan hasil observasi, siswa yang kurang aktif disiklus I
menunjukkan adanya perubahan menjadi sedikit lebih aktif dengan kelompok
barunya. Metode ceramah saat membimbing siswa merancang percobaan
disiklus II ini lebih bervariasi sehingga siswa menjadi semangat dan muncul
banyak ide. Peneliti menjadi mudah untuk mengarahkan praktikum yang
dikehendaki. Sebagian besar siswa sudah memahami materi praktikum
sehingga tidak banyak kesulitan saat merancang praktikum hingga
melaksanakannya didalam laboratorium. Saat melakukan praktikum di
laboratorium, peneliti mencoba memberikan arahan terlebih dahulu mengenai
kinerjanya. Baik dalam penggunaan alat dan bahan, sehingga alat dan bahan
yang diambil masing-masing kelompok adalah yang akan digunakan untuk
praktikum tersebut. Perbaikan-perbaikan seperti inilah yang menyebabkan
kemampuan psikomotorik siswa menjadi meningkat disiklus II. Meskipun
begitu, tetap saja ada kelompok yang dirasa sudah cukup baik namun ketika
kelompoknya dirombak malah menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
103
Sehingga jika ada kesempatan serta waktu masih perlu dilakukan kembali
penelitian ini untuk siklus yang ke III.
Setelah semua aspek psikomotorik diatas dilakukan tahap terakhir dari
aspek psikomotorik adalah mengkomunikasikan hasil percobaan mereka
dalam bentuk laporan praktikum. Laporan praktikum pada siklus I
dikumpulkan diawal pembelajaran pada saat akan memulai siklus yang ke-II.
Dalam laporan praktikum juga diperhatikan susunan penulisannya secara
ilmiah. Target ketercapaian keterampilan proses sains berupa laporan
praktikum siswa di kelas rata-rata ≥ 76,00 termasuk kategori tinggi. Peneliti
menentukan target ketercapaian dengan nilai 76,00 dikarenakan nilai tersebut
adalah KKM dari mata pelajaran Biologi. Pada siklus I jumlah siswa yang
tuntas dan tidak tuntas masing-masing adalah 16 orang, sehingga persentase
ketuntasan dan ketidaktuntasan sebesar masing-masing 50 %. Sedangkan
pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 29 orang (90.625 %) dan siswa
yang tidak tuntas sebanyak 3 orang (9.375 %). Meskipun begitu nilai rata-rata
yang diperoleh siswa di kelas adalah 76.87 yang artinya sudah memenuhi
kriteria ketercapaian. Rendahnya ketuntasan pada siklus I dikarenakan siswa
masih belum terlalu detail dalam menyusun laporan praktikum. Dalam
penyusunan laporan praktikum, peneliti memberikan pengetahuan kepada
siswa tentang cara penyusunan yang benar. Jika pada siklus I siswa
mengerjakannya kurang maksimal, maka untuk siklus II siswa memperbaiki
kesalahannya tersebut. Ada beberapa kelompok yang memenuhi kriteria
maksimal dalam penulisan laporan. Bisa juga terjadi pada beberapa kelompok
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104
yang kurang memperhatikan penjelasan peneliti, presentasi temannya saat
pembelajaran berlangsung, atau kondisi lingkungan pembelajaran yang
kurang tenang sehingga mengganggu konsentrasi siswa. Hanya beberapa
kelompok yang duduk dibagian depan saja yang memperhatikan penjelasan
peneliti. Kekurangan-kekurangan ini tentunya akan diperbaiki pada siklus II.
Sehingga, pada siklus II diperoleh hasil yang semakin mantap dan nilai
laporan praktikum siswa mengalami peningkatan.
Selanjutnya aspek yang dinilai dari proses sains siswa adalah aspek
afektif/sikap sains. Untuk aspek afektif yang mencakup sikap sains siswa
diukur dengan menggunakan kuesioner sikap siswa. Aspek afektif yang erat
hubungannya dengan sikap sains yang harus dimiliki siswa dalam
pembelajaran ini diukur sekali saja selama pelaksanaan penelitian ini, yaitu
diakhir siklus II. Pengukuran sikap siswa digunakan kuesioner afektif dengan
jumlah 20 pernyataan. Terdiri dari 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan
negatif. Kriteria ketercapaian pada penelitian ini adalah jika persentase sikap
siswa selama mengikuti pembelajaran ≥ 70 % termasuk dalam kategori tinggi.
Aspek afektif yang diteliti mencakup ketelitian dalam pengambilan data,
kerjasama kelompok dalam diskusi dan percobaan, kerja keras dalam
merancang percobaan, keseriusan dalam melakukan percobaan, kejujuran
dalam pelaporan data, antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran,
perhatian kepada guru dan sesama teman, percaya diri, saling menghargai,
dan menerima kritik serta masukan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
skor terendah siswa adalah 61.25.skor tertinggi siswa adalah 86.25. untukskor
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
105
rata-rata siswa adalah 73.60. Jumlah siswa yang termasuk kriteria sikap Baik
sebanyak 25 orang dan sisanya 7 orang termasuk kedalam kriteria Sangat
Baik. Sehingga persentase untuk kriteria Baik sebesar 78.125 % dan 21.875
% untuk kriteria Sangat Baik. Dari data tersebut diketahui bahwa sebagian
besar siswa melakukan ketelitian dalam pengambilan data, kerjasama dalam
kelompok, kerjakeras dalam merancang percobaan, serius melakukan
percobaan, jujur dalam pelaporan data, antusias saat mengikuti pembelajaran,
memperhatikan guru dan sesama, percaya diri dalam berpendapat, saling
menghargai masukan dari teman, dan berusaha menerima kritik dan saran
dengan lapang dada. Semua hasil itu sudah memenuhi kriteria baik sesuai
target ketercapaian yang diharapkan dengan kategori baik. Hasil ini sudah
menunjukkan ketercapaian target.
Sebagai seorang sciencetist peneliti berusaha menekankan bahwa
masing-masing dari diri kita harus memiliki sikap-sikap ilmiah. Berdasarkan
pengalaman saat PPL setidaknya siswa sudah terbiasa bekerja sama, baik
dalam diskusi maupun presentasi menerapkan sikap-sikap ilmiah tersebut.
Meskipun ada satu atau dua orang siswa yang belum menghiraukan hal
tersebut. Namun, hal itu bisa diatasi dengan cara merombak kelompok
praktikum. Sehingga siswa yang kurang memiliki sikap ilmiah akan belajar
bersama dengan siswa yang selalu bersikap ilmiah saat belajar. Berikut ini
adalah grafik peningkatan proses sains yang meliputi keterampilan proses
sains siklus I dan II dan sikap sains yang diukur diakhir siklus II.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
106
Keterampilan Proses Sains Siklus I dan II
86
84
Skor Rata-rata
82
80
Observasi (Psikomotorik)
78
Laporan Praktikum
(Psikomotorik)
76
74
Sikap Sains (Afektif)
72
70
68
Siklus I
Siklus II
Gambar 14. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa
Diakhir setiap siklus peneliti bersama guru kolaborator melakukan
refleksi terhadap keseluruhan proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Dimulai dari tahapan persiapan hingga pelaksanaan. Pada tahap persiapan
sebaiknya peneliti terlebih dahulu mempersiapkan metode yang lebih menarik
selain memberikan petunjuk rancangan percobaan berupa tulisan-tulisan
lewat PPT yang disajikan, peneliti dapat menggunakan gambar-gambar yang
lebih menarik sehingga siswa bisa lebih cepat tanggap dengan arahan
praktikum yang hendak dilaksanakan. Hal ini juga dikarenakan jam pelajaran
Biologi yang berada pada jam-jam terakhir, kemungkinan tingkat kebosanan
siswa menjadi meningkat jika hanya disajikan tulisan-tulisan saja, diskusi,
dan presentasi. Jadi untuk mengimbangi hal tersebut, sebaiknya dilakukan
metode yang menarik lagi. Sehingga semangat siswa tetap terjaga hingga
akhir jam pelajaran. Kondisi yang bersamaan dengan waktu persiapan UAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
107
kelas XII membuat suasana sekolah menjadi sedikit kurang kondusif untuk
proses belajar mengajar. Banyak kelas yang ditinggalkan guru mata pelajaran
dijamnya karena guru yang bersangkutan juga membantu persiapan UAN.
Meskipun sudah diberikan tugas oleh guru bersangkutan, namun tetap saja
ada kelas yang sangat ribut bahkan siswanya keluar ruang kelas untuk
mengganggu siswa dikelas sebelahnya. Tentu hal ini harus diantisipasi oleh
peneliti sebelum mengajar. Untuk itu disiklus selanjutnya peneliti mengecek
kembali kesiapan siswanya untuk belajar dan dengan tegas memperingatkan
siswa dari kelas yang berbeda jika mengganggu proses belajar. Beberapa
siswa yang berada dalam kelompok yang dirasa teman kelompoknya cukup
nyaman dengannya akan menjadi sedikit malas dan terlalu bergantung dengan
temannya tersebut. Hal ini yang membuat siswa ini memiliki keterampilan
yang kurang dibanding teman lainnya. Tentu saja kelompok disiklus I ini
dibentuk secara acak karena peneliti belum memiliki data lengkap mengenai
tingkat kemampuan siswa. Sehingga baru disiklus II peneliti akan merombak
atau memetakan kembali kelompok siswa berdasarkan hasil kemampuan pada
siklus I dan berdasarkan jenis kelamin siswa.
Peneliti bersama guru kolaborator kembali menganalisis data tersebut
sebagai suatu keberhasilan dalam pembelajaran menggunakan metode
praktikum berbasis guided inkuiry, karena meskipun selama ini sering
dilaksanakan praktikum, namun siswa hanya diberi resep jadi saat praktikum
berlangsung. Jika pada penelitian ini sebelum melakukan praktikum siswa
sudah dibimbing untuk membuat percobaan sendiri terkait dengan materi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
108
Sehingga daya pikir siswa dan keterampilan sains siswa akan keluar dengan
sendirinya. Tugas peneliti hanya mendampingi dan mengarahkan agar
pembelajaran berjalan menurut konsep. Dari hasil rancangan percobaan yang
dibuat siswa, selanjutnya peneliti mengoreksi dan membenarkan bersamasama dengan siswa sesuai dengan teori sebelumnya. Disamping faktor
tersebut, peneliti juga menganalisis bahwa faktor kedekatan antar peneliti dan
siswa juga menjadi alasan keberhasilan pembelajaran ini. Peneliti yang
sebelumnya PPL dikelas ini sedikit banyak telah memahami karakter dari
masing-masing siswa dan begitu pula sebaliknya. Sehingga dalam
berkomunikasi saat pembelajaran tidak banyak mengalami kesulitan. Kelas
XI IPA 2 ini sebelumnya merupakan kelas yang anteng dalam hal ini kurang
aktif dibandingkan dengan kelas-kelas lainnya yang digunakan peneliti dalam
PPL. Karakter siswa yang anteng inilah yang membuat mereka kadang malu
untuk bertanya jika tidak ditunjuk terlebih dahulu. Maka dari itu dalam
melaksanakan penelitian ini, peneliti bersama dengan guru kolaborator
membuat strategi pembelajaran diawal peneliti harus banyak mendampingi
proses belajar siswa dengan harapan keberhasilan pembelajaran dengan
metode ini akan tercapai.
B. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah hasil penilaian dari aspek
kognitif. Aspek kognitif diukur dengan menggunakan hasil tes siswa yang
diakhir pembelajaran untuk setiap siklusnya. Tes yang dimaksud adalah posttest siklus I untuk akhir pembelajaran disiklus I dan post-test siklus II untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
109
akhir pembelajaran disiklus II. Namun, untuk mengetahui kemampuan
kognitif awal siswa juga dilakukan pre-test. Menurut kriteria ketercapaian,
peningkatan hasil belajar untuk materi sistem indra jika nilai rata-rata siswa
dikelas mencapai 76,00 dan ketuntasan klasikal siswa didalam kelas ≥ 76,00
termasuk tuntas. Dari post-test siklus I diperoleh hasil rata-rata nilai siswa
dikelas 82.65 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 16 orang yang
persentase ketuntasannya mencapai 81.25 %. Hasil yang diperoleh disiklus I
ini sudah memenuhi target ketercapaian. Sedangkan hasil post-test siklus II
diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata siswa mencapai 91.25 hal ini meningkat
jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada siklus I. Sementara untuk
jumlah siswa yang tidak tuntas (tidak lulus KKM) berjumlah 2 orang saja,
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan siklus I yang berjumlah 6
orang. Sedangkan untuk persentase ketuntasan mencapai 93.75 %. Peneliti
menganalisis ketercapaian ini karena beberapa hal diantaranya, dengan
metode praktikum yang diterapkan siswa menjadi paham dengan materi yang
diajarkan sebelumnya. Karena dengan merancang kegiatan praktikum secara
otomatis siswa mengingat kembali teori yang sudah dibahas sebelumnya. Hal
lain mengenai cara penyajian materi yang sesuai dengan kondisi kelas dan
siswa. Seperti yang sudah pernah disinggung sebelumnya bahwa peneliti
sudah cukup memahami karakter personal siswa dikelas XI IPA 2 ini,
karakter yang anteng dan sedikit pasif jika tidak dimulai dahulu oleh guru,
meskipun begitu siswa ini mendengarkan dan memperhatikan dengan baik
apa yang peneliti ajarkan. Maka dari itu dalam pelaksanaan mengajar, peneliti
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
110
berusaha mengaktifkan siswa dengan cara memberikan pertanyaanpertanyaan yang memancing rasa ingin tahu siswa terhadap materi, serta
teknik tanya jawab yang ditujukan kepada siswa-siswa yang masih pasif.
Sehingga secara tidak langsung siswa akan menjadi ingat dengan apa yang
diajarkan oleh peneliti dan siswa menjadi bertambah keaktifannya. Meskipun
kurang sedikit pasif namun siswa XI IPA I memiliki antusias/kemauan belajar
yang tinggi. Berikut ini merupakan diagram peningkatan hasil belajar siswa
disiklus II.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
100
90
80
70
60
50
Nilai Rata-rata
40
Persentase Ketuntasan
30
20
10
81,25%
93,75%
0
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 15. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Peningkatan ini terjadi tentunya berbanding lurus dengan keterampilan
proses sains yang telah dimiliki siswa. Dapat kita lihat bahwa keterampilan
proses sains (aspek psikomotorik) dari siklus I ke siklus II mengalami
kenaikan. Tentu, hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar (aspek kognitif)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
111
siswa. Jika keterampilan proses sains meningkat, maka hasil belajar siswa
juga meningkat. Pemberian pengalaman langsung kepada siswa membuat
suatu pengetahuan itu akan lama melekat dipemikiran siswa. Pembelajaran
inkuiri yang diwujudkan melalui penerapan metode praktikum berbasis
guided inquiry ini terbukti dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan
hasil belajar siswa. Konsep materi yang siswa temukan sendiri saat praktikum
membuat siswa lebih paham akan materi. Ketika mengerjakan soal post-test
siswa tidak lagi menghafal secara teoritis materi pelajarannya.
Selanjutnya, semua data nilai baik nilai yang diperoleh dari aspek
psikomotorik, afektif dan kognitif kemudian diakumulasi menjadi nilai akhir
siswa untuk mengetahui ketuntasan klasikal siswa kelas XI IPA 2.Hal yang
serupa juga ditemukan bahwa ketuntasan klasikal siswa kelas XI IPA 2 secara
umum meningkat disiklus II ini. Berikut ini adalah diagram yang
menunjukkan peningkatan nilai akumulasi siswa disiklus I dan II.
Ketuntasan Klasikal
32
Persentase Ketuntasan
35
30
27
25
20
15
SIKLUS I
10
SIKLUS II
5
84,38%
100%
0
Siswa Tuntas
Ketuntasan
Klasikal
Gambar 14. Ketuntasan Klasikal Siklus I dan II
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
112
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa disiklus II ketuntasan
klasikal siswa kelas XI IPA 2 mencapai 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa
metode yang digunakan telah sesuai untuk meningkatkan keterampilan proses
sains dan hasil belajar siswa.
Secara umum setelah melalui pelaksanaan penelitian dibantu dengan
guru kolaborator dan teman observer, penelitian ini dikatakan berhasil. Hal
ini dikarenakan hasil yang diperoleh disiklus I maupun siklus II semuanya
mencapai target penelitian yang telah ditetapkan. Meskipun begitu ada
beberapa hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan penelitian ini.Peneliti
masih sedikit kesulitan mengelola kelas karena siswa yang pasif butuh waktu
lama agar bisa menyesuaikan diri dengan metode yang dilakukan peneliti.
Sehingga peneliti di awal-awal pembelajaran khususnya disiklus I sangat
sering mengaktifkan siswa-siswa yang seperti ini. Disiklus II meskipun
peneliti sudah mencoba melakukan hal-hal perbaikan dari siklus I, tetap saja
ada siswa-siswa yang masih sulit diajak melakukan perbaikan. Hal ini
tentunya menjadi tantangan bagi peneliti. Meskipun siswa yang diawal sedikit
pasif, tetapi setelah didekati semakin lama menjadi berani dalam melakukan
praktikum, menggunakan alat dan bahan, mengemukakan pendapat dan
sedikit kritis saat berdiskusi mengenai hasil percobaan. Sehingga hal ini
berdampak pada nilai post-test disiklus II yang meningkat dan ketuntasan
klasikal siswa menjadi 100 %.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
113
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 11
Yogyakarta menunjukkan bahwa penerapan metode praktikum berbasis
guided inquiry dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil
belajar siswa. Dalam penelitian ini keterampilan prosessainsmencakup,
proses sainsdan sikap sains. Kedua hal tersebut diukur aspek psikomotorik
dan afektif. Sementara aspek kognitif siswa mendeskripsikan hasil belajar
siswa. Hasil belajar siswa aspek kognitif siklus I dengan rata-rata 82.65
meningkat pada siklus II yaitu 91.25. Hal ini dibuktikan dengan persentase
ketuntasan klasikal artinya yang lulus KKM pada siklus I sebesar 83.37 %
meningkat pada siklus II menjadi 100 %. Keterampilan proses sains siswa
aspek psikomotorik juga meningkat. Rata-rata nilaisiklus I sebesar 81.64
meningkat padasiklus II menjadi 82.81. Begitu juga dengan sikap sains siswa
termasuk dalam kategori baikdenganskor rata-rata 73.6. Dengan demikian
metode
praktikum
berbasis
guided
inquiry
berpengaruh
terhadap
keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Keduanya sangat erat
berhubungan, dengan metode ini siswa menggali sendiri pemahamannya.
Proses tersebut akan baik dilakukan siswa jika siswa memiliki keterampilan
yang baik pula saat melakukan praktikum, sehingga pemahaman yang
113
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
114
diperoleh siswa melalui kinerja yang dilakukan sendiri akan mampu
mengembangkan daya pikirnya. Hal ini melatih kemandirian serta memicu
peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
penerapan metode praktikum berbasis guided inquiry dapat meningkatkan
keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa materi sistem indra kelas XI
IPA 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta.
B. Kendala Penelitian
Secara umum penelitian berjalan dengan lancar, namun proses
pembelajaran sering kurang kondusif dikarenakan waktu pelaksanaan
penelitian yang bertepatan dengan masa persiapan UAN kelas XII. Selain itu,
perhitungan waktu yang peneliti rancang diawal ternyata kurang sesuai
dengan perhitungan waktu dari sekolah. Libur hari raya dan libur-libur study
tour siswa sedikit menghambat waktu pelaksanaan penelitian.
C. Saran
1. Bagi guru, metode praktikum berbasis guided inquiry dapat dijadikan (1)
inovasi metode pembelajaran yang menjanjikan. Proses yang terjadi
dalam pembelajaran metode praktikum ini jika terus dikembangkan akan
meningkatkan keterampilan proses sains siswa yang lainnya juga tidak
hanya terbatas dengan yang yang diteliti oleh peneliti. Jika keterampilan
siswa meningkat secara otomatis hasil belajar siswa pun mengalami
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
115
peningkatan, (2) perlu dilakukan juga untuk materi-materi pelajaran
lainnya yang bermasalah.
2. Bagi peneliti lain, jika hendak menerapkan metode praktikum berbasis
guided inquiry ini hendaknya memahami terlebih dahulu karakter siswa.
Karena bisa jadi cara mengajar kita juga akan mempengaruhi proses
pelaksanaan metode ini. Faktor waktu juga menjadi pertimbangan,
sebaiknya mengarahkan siswa pada praktikum-praktikum yang sederhana
namun semua esensi dari materi yang bermasalah tersampaikan dengan
baik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
116
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Djamarah, S. B., dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
Gyamirti, B. 2010. Penerapan Metode Praktikum Pada Pembelajaran Fisika
Topik Getaran Dan Gelombang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
SMP. Bandung : UPI.
Hamalik, O. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta :Bumi Aksara.
Herron, M.D. and Bonnstetter. 1971.The nature of scientific enquiry. School
Review,
79(2), 171-212. (Online article).http://edweb.sdsu.edu/wip/four_levels.htm.htm. Diakses tanggal 11 November 2014.
Hilman.
2012.
Revisi
Taksonomi
Bloom.http://www.hilman.web.id/posting/blog/852-revisi-taksonomi-bloom.
Diakses tanggal 14 November 2014.
Ibrahim,
M.
2007.
Pembelajaran
Inkuiri.
(Artikel
Online).http://kpicenter.org/index.php?option=com_content&task=view&id
=37&Itemid=4. Diakses tanggal 11 November 2014.
Kalsum, U. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa. http://digilib.uinsuka.ac.id/1157/1/BAB%201,%20BAB%20IV,%20DAFTAR%20PUSTAK
A.pdf. Diakses tanggal 14 November 2014.
Kuhlthau & Todd. 2007. Guided Inquiry: A framework for learning through
school librariesin 21st century schools. New Jersey: CISSL. (Online).
http://cissl.-scils.rutgers.edu/guidedinquiry/introduction.-html.
Diakses
tanggal 11 November 2014.
Kusumah dan Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Indeks.
Malihah, M. 2011. Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing)
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/3004.
tanggal 14 November 2014.
117
Diakses
Pabelon J.L.and Mendoza, A. B. 2000. Sourcebook on Practical Work for
Teacher Trainers : High School Physics Volume 1. Science and Math
Education Manpower Development Project (SMEMDP). University of The
Filipin, Quezon City.
Purwanto, N. 1991. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Rustaman, Nuryani. dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : IKIP
Malang.
Sanjaya, W. 2007. StrategiPembelajaran
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Berorientasi
Standar
Proses
Semiawan, C. dkk. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia.
Silalahi, U. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press.
Soewandi. 2005. Perspektif Pembelajaran Berbagai Bidang Studi. Yogyakarta :
Universitas Sanata Dharma.
Sudjana, N. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru
Algensindo.
Sudjana, N. 2010. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru
Algensindo.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sukardi, H.M. 2008. Evaluasi Pendidikan : Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta :
Bumi Aksara.
Sukmadinata, N. S. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep
Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Surabaya : Kencana Prenada Media Group.
Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains
Laboratorium. Semarang: UNNES Press.
Mengembangkan
Kompetensi
Zakiyah, N. 2011. Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terstruktur Terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Sistem Pernafasan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
118
Manusia.http://digilib.uinsuka.ac.id/1157/1/BAB%201,%20BAB%20IV,%20
DAFTAR%20PUSTAKA.pdf. Diakses tanggal 11 November 2014.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1
SILABUS
Sekolah
: SMA Negeri 11 Yogyakarta
Kelas
: XI IPA 2
Mata Pelajaran
: Biologi
Semester
: Genap
Standar Kompetensi
: 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi
Materi
Kegiatan
Dasar
Pokok/Pembelajaran
Pembelajaran
Indikator pencapaian Kompetensi
Kognitif
Waktu
Belajar
Membandingkan
14 x 45
a) Buku
Menit
Psikomotorik
 Sistem koordinasi
a) Praktikum
Menjelaskan
 Sistem saraf
b) Diskusi
pengertian
kegiatan
lokasi reseptor
c) Tanya
sistem
diskusi untuk
indra pengecap
Biologi
koordinasi
merancang
Membandingkan
kelas XI
Menyebutkan
percobaan
Nilai Olfactory
IPA,
apa saja yang
dengan
Fatigue Time
Penerbit
dan tak adar
termasuk
semangat
(OFT) dan
ESIS
yang  Sistem indera
kedalam
kerja sama,
Dihitung
1. Sel-sel saraf
struktur,
(neuron)
fungsi,
dan
proses
serta
kelainan/peny
akit
2. Struktur otak
3. Sistem saraf sadar
jawab
d) Ceramah

Menjelaskan

Sumber
3.6
keterkaitan

Afektif
Alokasi
Melakukan


Paket
b) Internet
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
dapat
terjadi
1. Penglihatan
sistem
saling
Olfactory
pada
sistem
2. Pendengaran
koordinasi
menghargai,
Recovery Time
Mengidentifi
dan adil.
(ORT)

regulasi
3. Pembau
manusia
4. Pengecap
kasi
(saraf,
5. Peraba
komponen
sikan hasil
endokrin, dan  Sistem hormon
yang terlibat
diskusi
penginderaan)
1. Kelenjar hipofisis
dalam sistem
rancangan
2. Kelenjar tiroid
koordinasi
percobaan
3. Kelenjar
manusia
dengan
Mengidentifi
berani.
paratiroid

4. Kelenjar
kasi macam-
suprarenalis


Mempresenta
Mencatat
macam sel
hasil
5. Kelenjar pankreas
saraf beserta
pengamatan
6. Ovarium
fungsinya
dengan teliti
Menyebutkan
dan jujur
7. Testis

 Mekanisme
organ-organ

Menerima
pengaturan
yang
saran dan
homeostasis tubuh
termasuk
kritik hasil
kedalam
diskusi dari
sistem indra
teman
Mengidentifi
dengan
kasi struktur
lapang dada
 Gangguan pada
sistem koordinasi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
dan fungsi
organ-organ
yang
termasuk
kedalam
sistem indra

Menjelaskan
mekanisme
penghantaran
rangsang
oleh alat
indra

Mengidentifi
kasi macammacam
kelenjar
beserta
hormon yang
dihasilkan

Menjelaskan
fungsi
kelenjar-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
kelenjar
dalam tubuh

Menjelaskan
mekanisme
homeostasis

Mengidentifi
kasi kelainan
dan penyakit
yang terjadi
pada sistem
koordinasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 11 Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: XI IPA/2
Alokasi waktu
: 8 x 45 menit (4 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit
yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
B. Kompetensi Dasar
3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang
dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan)
C. Indikator
1. Kognitif Produk
a. Menjelaskan pengertian alat indra
b. Menyebutkan organ-organ apa saja yang termasuk kedalam panca indra
c. Menyebutkan bagian-bagian organ panca indra
d. Menyebutkan lokasi reseptor pada lidah dan kulit
e. Menjelaskan struktur dan fungsi komponen sistem indra
f. Mengaitkan struktur dan fungsi komponen sistem indra dengan mekanisme
jalannya rangsangan
g. Menjelaskan Olfactory Fatigue Time (OFT) dan Olfactory Recovery Time
(ORT) serta hubungannya dengan sistem penciuman
h. Menjelaskan berbagai kelainan yang terjadi pada sistem indra
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
2. Kognitif Proses
a. Mengidentifikasi struktur, fungsi dan mekanisme pada proses jalannya
rangsangan
b. Mengidentifikasi kelainan yang terjadi pada sistem indra
c. Membandingkan nilai Olfactory Fatigue Time (OFT) dan Olfactory Recovery
Time (ORT)
3. Psikomotor
a. Mengamati dan menyajikan hasil praktikum dengan sesuai
b. Mengajukan pertanyaan yang dapat menggali rasa ingin tahu
c. Merencanakan percobaan sesuai dengan materi pembelajaran
d. Menggunakan alat dan bahan praktikum sesuai kegunaannya
4. Afektif Karakter
a. Teliti dalam mengambil data praktikum
b. Serius dalam melakukan percobaan
c. Jujur dalam melaporkan data praktikum
d. Antusias dalam mengikuti pembelajaran
e. Percaya diri dalam menyampaikan pendapat saat presentasi
5. Afektif Sosial
a. Bekerjasama saat diskusi dan melakukan praktikum
b. Bekerja keras bersama teman dalam meracang suatu percobaan
c. Saling memperhatikan guru dan sesama teman
d. Saling menghargai masukan/pendapat teman
e. Lapang dada dalam menerima kritik dan saran.
D.
Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif Produk
a. Setelah membaca literatur siswa dapat menjelaskan pengertian alat indra
b. Melalui kegiatan tanya jawab siswa mampu menyebutkan organ-organ apa
saja yang termasuk kedalam panca indra
c. Melalui kajian pustaka siswa mampu menyebutkan bagian-bagian organ
panca indra
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
d. Setelah membaca literatur siswa mampu Menyebutkan lokasi reseptor pada
lidah dan kulit
e. Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi
komponen sistem indra
f. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat mengaitkan struktur dan fungsi
komponen sistem indra dengan mekanisme jalannya rangsangan
g. Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan Olfactory Fatigue Time
(OFT) dan Olfactory Recovery Time (ORT) serta hubungannya dengan
sistem penciuman
h. Melalui gambar yang ditampilkan dipower point siswa mampu menjelaskan
berbagai kelainan pada sistem indra
2. Kognitif Proses
a. Melalui penugasan LKS siswa dapat mengidentifikasi struktur, fungsi dan
mekanisme pada proses jalannya rangsangan
b. Melalui tampilan gambar yang disajikan guru siswa mampu mengidentifikasi
kelainan yang terjadi pada sistem indra
c. Melalui praktikum siswa mampu membandingkan nilai Olfactory Fatigue
Time (OFT) dan Olfactory Recovery Time (ORT)
3. Psikomotor
a. Melalui kegiatan praktikum siswa mampu mengamati dan menyajikan hasil
praktikum dengan sesuai
b. Melalui diskusi kelompok siswa mampu mengajukan pertanyaan yang dapat
menggali rasa ingin tahu
c. Dengan bantuan LKS serta berdiskusi dalam kelompok siswa dapat
merencanakan percobaan sesuai dengan materi pembelajaran
d. Melalui kegiatan praktikum siswa mampu menggunakan alat dan bahan
praktikum sesuai kegunaannya
4. Afektif Karakter
a. Melalui kegiatan praktikum siswa dapat teliti dalam mengambil data
praktikum
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
b. Melalui kegiatan praktikum yang dirancang siswa dan didampingi guru, siswa
serius dalam melakukan setiap prosesnya.
c. Melalui kegiatan praktikum dapat menumbuhkan sikap jujur dalam
melaporkan data hasilnya
d. Dengan melakukan praktikum siswa menjadi antusias dalam mengikuti
proses pembelajaran yang berlangsung
e. Melalui kegiatan praktikum siswa percaya diri dalam menyampaikan
pendapat saat presentasi
5. Afektif Sosial
a. Melalui kegiatan yang dirancang siswa dan didampingi guru, siswa mampu
melakukan praktikum dengan semangat kerja sama
b. Dengan bantuan LKS secara berkelompok siswa mampu merancang suatu
percobaan dengan kerja keras
c. Melalui kegiatan yang dirancang guru siswa mampu saling memperhatikan
dalam pembelajaran
d. Melalui
diskusi
dan
presentasi
siswa
mampu
saling
menghargai
masukan/pendapat teman
e. Melalui diskusi dan presentasi mampu menumbuhkan sikap lapang dada
siswa dalam menerima kritik dan saran dari sesama.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
E.
Materi Pembelajaran
6. Pengertian alat indra
7. Organ-organ yang termasuk panca indra
f. Mata
g. Hidung
h. Telinga
i. Lidah
j. Kulit
8. Struktur organ-organ panca indra
f. Bagian-bagian mata
g. Bagian-bagian hidung
h. Bagian-bagian telinga
i. Bagian-bagian lidah
j. Bagian-bagian kulit
9. Proses jalannya rangsangan pada panca indra
10. Kelainan dan penyakit pada sistem indra
F.
Pendekatan dan Metode
G.
Model Pembelajaran
: Pembelajaran Guided Inquiry
Metode Pembelajaran
: Praktikum, Diskusi, Tanya jawab dan Ceramah
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
 Siklus I
No.
Kegiatan Belajar
Waktu
Nilai Budaya dan
(menit)
Karakter
Pertemuan I (2x45 menit)
1.
15
Pendahuluan

Pendidik
mengecek
kesiapan
siswa
mengikuti pembelajaran

Pendidik memberi pengantar materi sistem
ekskresi

Pendidik menanyakan apakah yang kalian
rasakan ketika musim hujan dan musim
Kerja keras
Rasa ingin tahu
5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
panas, apakah yang kalian rasakan ketika
minum madu dan temulawak ?

Pendidik
menyampaikan
indikator
pembelajaran yang akan dicapai

2.
Pendidik melakukan pre-test
70
Kegiatan Inti
Kreatif,
Eksplorasi :
Rasa ingin tahu
Pendidik mengajak siswa untuk
Tanggung jawab,
menyampaikan pengertian sistem indra pada
Kerja sama
manusia dan organ apa saja yang termasuk
Kerja keras
kedalam sistem indra.
Komunikatif
Jujur
Elaborasi :

Pendidik
meminta
siswa
dapat
mengidentifikasi bagian-bagian dari
organ panca indra bersama teman
sebangku dengan bantuan LKS 1

Pendidik menunjuk beberapa pasang
untuk mengungkapkan hasilnya

Teman lain menanggapi

Pendidik membagi kelompok secara
acak dengan masing-masing kelompok
terdiri dari 4 orang anak

Pendidik membagikan LKS 2

Pendidik membimbing siswa dalam
diskusi mengenai rancangan praktikum
dengan cara menampilkan beberapa klu
lewat power point

Pendidik
meminta
masing-masing
kelompok menyampaikan rancangan
praktikumnya
6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Konfirmasi :

Pendidik memberikan umpan balik
positif dan konfirmasi terhadap hasil
identifikasi siswa

Pendidik menjelaskan hal-hal yang
belum diketahui siswa
3.
5
Penutup

Pendidik membimbing siswa untuk
Tanggung jawab
menyimpulkan
Kreatif
materi
yang
telah
dipelajari.

Kerja keras
Jujur
Pendidik
mengajak
siswa
untuk
berefleksi bersama

Pendidik mengingatkan siswa untuk
membawa bahan untuk praktikum yang
sudah
dirancang
pada
pertemuan
selanjutnya

Pendidik
menyampaikan
perasaan
senangnya mengajar di kelas tersebut
Pertemuan II (2x45 menit)
1.
5
Pendahuluan

Pendidik
mengecek
kehadiran
dan
kesiapan siswa mengikuti praktikum

Pendidik
memberi
pengantar
tentang
kegiatan praktikum

Pendidik
menyampaikan
pembelajaran yang akan dicapai
indikator
Kerja keras
Rasa ingin tahu
7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
60
Kegiatan Inti
Rasa ingin tahu,
Eksplorasi
Kreatif

Pendidik meminta siswa mengeluarkan
Tanggung jawab
bahan yang telah mereka bawa, sebagai
Terampil
sarana untuk mengecek kesiapan siswa
Teliti
dalam melakukan praktikum

Guru membagikan LKS 3
Kerja keras

Pendidik mendemonstrasikan cara kerja
Jujur
dan mengenalkan beberapa bahan yang
masih asing untuk siswa

Siswa melaksanakan praktikum sesuai
rancangan mereka dan dengan panduan
LKS 3
Elaborasi :

Pendidik
meminta
siswa
menyampaikan hasil pengamatan

Siswa mencatat hasil praktikum pada
tabel hasil percobaan

Siswa mengidentifikasi hasil percobaan
bersama kelompok

Pendidik meminta beberapa kelompok
menyampaikan hasil percobaan mereka
dan kesimpulannya
Konfirmasi :

Pendidik memberikan umpan balik
positif dan konfirmasi terhadap hasil
praktikum siswa

Siswa
memperbaiki
data
hasil
pengamatannya

Pendidik menambahkan hal-hal yang
Percaya diri
8
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
belum disampaikan siswa

Pendidik
kepada
memberikan
siswa
motivasi
yang
kurang
berpartisipasi
3.
25
Penutup

Kreatif
Pendidik membimbing siswa untuk
menyimpulkan
materi
yang
Tanggung jawab
telah
dipelajari.

Pendidik
menyampaikan
perihal
pengumpulan laporan praktikum

Pendidik memberi tugas siswa untuk
membuat ringkasan mengenai proses
jalannya rangsang dan penyakit yang
berkaitan dengan sistem indra

Pendidik melakukan post-test untuk
mengetahui ketercapaian indikator
 Siklus II
No.
Kegiatan Belajar
Waktu
Nilai Budaya dan
(menit)
Karakter
Pertemuan III (2x45 menit)
1.
5
Pendahuluan

Pendidik
mengecek
kesiapan
siswa
mengikuti pembelajaran

Rasa ingin tahu
Pendidik menagih laporan praktikum
dipertemuan sebelumnya

Pendidik
mengulas
sedikit
terkait
praktikum dipertemuan sebelumnya

Pendidik
Kerja keras
menyampaikan
pembelajaran yang akan dicapai
indikator
9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
80
Kegiatan Inti
Kreatif,
Eksplorasi :
Rasa ingin tahu
Pendidik mengajak siswa untuk tanya jawab
Tanggung jawab,
mengenai proses jalannya rangsang pada
Kerja sama
sistem indra dan kelainan pada sistem indra
Kerja keras
Komunikatif
Elaborasi :

Pendidik
meminta
menjelaskan
siswa
proses-proses
dapat
jalannya
rangsangan dengan panduan LKS 4

Pendidik
meminta
siswa
untuk
menyampaikan hasilnya

Pendidik
menampilkan
beberapa
pernyataan terkait dengan penyakit
pada sistem indra

Pendidik
membagi
kelompok
berdasarkan jenis kelamin dan tingkat
kemampuan. Masing-masing kelompok
terdiri dari 4 orang.

Pendidik meminta siswa merancang
percobaan kembali dengan panduan
beberapa klu yang ditampilkan lewat
power point serta panduan LKS 5

Siswa berdiskusi

Pendidik membimbing siswa dalam
diskusi

Pendidik
meminta
masing-masing
kelompok menyampaikan rancangan
praktikumnya
Konfirmasi :

Pendidik memberikan umpan balik
Jujur
10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
positif
dan
konfirmasi
terhadap
penjelasan siswa

Pendidik menjelaskan hal-hal yang
belum diketahui siswa
3.
5
Penutup

Pendidik membimbing siswa untuk
Tanggung jawab
menyimpulkan
Kreatif
materi
yang
telah
dipelajari.

Kerja keras
Jujur
Pendidik membimbing siswa untuk
berefleksi

Pendidik
mengingatkan
praktikum
dipertemuan selanjutnya
Pertemuan IV (2x45 menit)
1.
5
Pendahuluan

Pendidik
mengecek
kehadiran
Kerja keras
Rasa ingin tahu
dan
kesiapan siswa mengikuti praktikum

Pendidik meminta siswa

Pendidik
memberi
pengantar
tentang
kegiatan praktikum

Pendidik
menyampaikan
indikator
pembelajaran yang akan dicapai
2.
Kegiatan Inti
60
Rasa ingin tahu,
Eksplorasi
Kreatif

Siswa membaca dan memahami petunjuk
Tanggung jawab
praktikum yang terdapat pada LKS 6
Terampil

Siswa melaksanakan praktikum
Teliti
Kerja keras
Jujur
Percaya diri
11
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Elaborasi :

Pendidik
meminta
menyampaikan
hasil
siswa
pengamatan
mereka

Siswa mencatat hasil praktikum pada
tabel hasil percobaan

Siswa mengidentifikasi hasil percobaan
bersama kelompok

Siswa
membandingkan
data
hasil
percobaannya dengan percobaan pada
praktikum sebelumnya

Pendidik meminta beberapa kelompok
menyampaikan hasil percobaan mereka
Konfirmasi :

Pendidik memberikan umpan balik
poisitif dan konfirmasi terhadap hasil
praktikum siswa

Siswa
memperbaiki
data
hasil
pengamatannya

Pendidik menambahkan hal-hal yang
belum disampaikan siswa
3.
25
Penutup

Pendidik membimbing siswa untuk
menyimpulkan
materi
yang
telah
dipelajari.

Pendidik memberikan post-test untuk
mengetahui ketercapaian indikator

Siswa mengisi kuesioner afektif

Pendidik
menyampaikan
perihal
Tanggung jawab
Kreatif
12
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
pengumpulan laporan praktikum

Pendidik mengucapkan terimakasih
atas kerjasamanya selama ini.
H.
Sumber Belajar
 Buku Biologi untuk SMA Kelas XI, D.A. Pratiwi dkk, Erlangga, Bab 4
 Buku Biologi XI, Dyah Aryulina dkk, Esis, Bab V
 Berbagai sumber belajar lainnya seperti, koran, majalah , dan jurnal buku
I.
Alat dan Bahan
 LKS
 Laptop
 LCD
 Papan tulis
 Alat dan bahan praktikum
J.
Penilaian
Prosedur
Aspek
Alat
Lembar Observasi
Menganalisis
Proses Sains
Psikomotorik
Keterampilan Proses
Laporan Praktikum
Sains
Sikap Sains
Menganalisis Hasil Belajar
Afektif
Kuesioner
Kognitif
Tes
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
ALAT INDRA
Pendahuluan
Alat indra adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis ransangan tertentu.
Semua organisme memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi. Reseptor diberi nama
berdasarkan jenis ransangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor (penerima ransang zat
kimia), fotoreseptor (penerima ransang cahaya), audioreseptor (penerima ransang suara) dan
mekanoreseptor (penerima ransang fisik, seperti tekanan, sentuhan, dan getaran). Selain itu
dikenal pula beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang
dikelompokkan sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor yang berfungsi untuk
mengenali lingkungan dalam tubuh disebut interoreseptor. Interoreseptor terdapat diseluruh
tubuh manusia.
Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam, yaitu indra penglihatan (mata), indra
pendengaran (telinga), indra pembau (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra peraba
(kulit).
1.
Indra Penglihatan (Mata)
Indera penglihatan manusia adalah mata. Kita dapat mengenal dan melihat suatu
benda yang kita lihat karena adanya kerjasama antara mata dan otak. Ransangan yang
terjadi dibagian mata akan diteruskan ke otak. Disini otak mengolah dan menerjemahkan
informasi yang diterima sehingga menghasilkan suatu perwujudan penglihatan.
Gambar 1. Struktur Anatomi Mata
Mata manusia berbentuk bulat lonjong, berdiameter 2,5cm. Bagian depan dari
mata dilindungi oleh membran tipis dan transparan yang disebut konjungtiva. Membran
ini berfungsi untuk melindungi kornea mata. Pada konjungtiva mengalir air mata yang
dihasilkan oleh kelenjar air mata. Cairan air mata berguna untuk menjaga kelembapan
mata. Pada cairan air mata terdapat enzim yang disebut lisozim, yang dapat membunuh
bakteri. Selain itu cairan air mata berguna untuk membersihkan mata saat berkedip.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
Kelopak mata, alis mata, dan bulu mata berguna untuk mencegah masuknya kotoran
(debu) dari udara atau keringat dari kepala (dahi). Mata tersusun atas tiga lapisan, yaitu
sklera, koroid dan retina.
Sklera merupakan lapisan terluar mata yang berwarna putih. sebagian besar sklera
dibangun oleh jaringan fibrosa. Pada bagian sklera terdapat kornea, yaitu bagian mata
yang transparan dan tersusun dari serabut kolagen. Kornea dapat dianggap sebagai
jendela mata.
Koroid merupakan lapisan tengah yang tipis dan berwarna gelap. Lapisan ini
banyak mengandung pigmen dan pembuluh darah. Pada bagian depan koroid, dibelakang
kornea terdapat suatu struktur yang disebut iris. Iris berbentuk bulat dan terdiri atas otototot sirkular berpigmen. Warna mata kita ditentukan oleh pigmen pada iris. Iris berfungsi
untuk mengatur ukuran pipil atau banyaknya cahaya yang masuk ke mata.
Retina merupakan lapisan dalam dari mata yang mengandung fotoreseptor dan selsel saraf yang sensitif terhadap cahaya. Retina mengandung dua macam fotoreseptor,
yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang sangat sensitif terhadap cahaya, tetapi tidak
bisa membedakan warna. Pada malam hari atau keadaan gelap, sel tersebut hanya melihat
warna cahaya hitam dan putih. Sel kerucut (konus) sensitif terhadap cahaya, tetapi pada
panjang gelombang yang berbeda. Pada tempat terang, sel-sel ini mampu membedakan
warna didalam retina, sel mengirim sebuah pesan disepanjang saraf optik menuju otak.
Otak kemudian memisah-misahkan semua pesan dari masing-masing sel reseptor dan
membangun sebuah bayangan.
Kita dapat melihat suatu benda karena adanya pantulan cahaya dari benda tersebut
masuk ke mata. Secara garis besar, pantulan cahaya tersebut akan masuk ke mata secara
berurutan. Yaitu melalui kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan
akhirnya ditangkap oleh fotoreseptor di retina.
Pantulan cahaya yang masuk menembus kornea akan diteruskan melewati pupil.
Banyaknya cahaya yang masuk melewati pupil diatur oleh iris. Melalui pupil, cahaya
diteruskan menembus lensa mata. Pada lensa mata terjadi perubahan bentuk sehingga
dapat memfokuskan cahaya pada retina. Dalam hal ini lensa melakukan perubahan
bentuk dengan cara mencembungkan atau memipih.
Pada retina terbentuk bayangan nyata, terbalik dan lebih kecil daripada ukuran
objek aslinya. Saat fotoreseptor di retina menerima ransangan cahaya, impuls akan
diteruskan kedalam serat-serat saraf. Impuls-impuls ini dikirim disepanjang saraf optik ke
pusat penglihatan di otak depan (lobus oksipital), sehingga menghasilkan suatu kesan
yang sesuai aslinya, baik ukuran, warna maupun jarak dari objek. Selanjutnya,
pembalikan bayangan pada retina dilakukan didalam pusat optik di otak sehingga
membentuk kesan objek yang tidak terbalik.
Pada anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira 9cm untuk anak
umur 11 tahun. Makin tua, jarak titik dekat makin panjang. Sekitar umur 40-50 tahun
terjadi perubahan yang menyolok, yaitu titik dekat mata sampai 50cm, oleh karena itu
memerlukan pertolongan kaca mata untuk membaca berupa kaca mata cembung (positif).
Cacat mata seperti ini disebut Presbiopi atau mata tua karena proses penuaan. Hal ini
disebabkan oleh elastisitas lensa berkurang. Penderita presbiopi dapat dibantu dengan
lensa rangkap. Mata jauh dapat terjadi pada anak-anak yang disebabkan bola mata terlalu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
pendek sehingga bayang-bayang jatuh dibelakang retina. Cacat mata pada anak-anak
seperti ini disebut Hipermetropi.
Gambar 2. Hipermetropi
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola mata terlalu
panjang sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh didepan
retina. Pada mata dekat ini orang yang tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka
hanya dapat melihat benda yang jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini orang dapat
ditolong dengan lensa cekung (negatif). Miopi biasanya terjadi pada anak-anak.
Gambar 3. Miopi
Astigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau permukaan
lensa mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama, sehingga fokusnya tidak sama,
akibatnya bayang-bayang jatuh tidak pada tempat yang sama. Untuk membantu orang
yang cacat seperti ini dibuat lensa silindris, yaitu yang mempunyai beberapa focus.
Katarak adalah cacat mata yaitu buramnya dan berkurang elastisitasnya lensa mata.
Hal ini terjadi karena adanya pengapuran pada lensa. Pada orang yang terkena katarak
pandangan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
Kelainan-kelainan mata yang lain diantaranya Imeralopi (rabun senja), yaitu pada
senja hari penderita menjadi rabun. Xeroftami yaitu kornea menjadi kering dan bersisik.
Keratomealasi yaitu kornea menjadi putih dan rusak.
Mekanismenya adalah sinar yang dipantulkan dari benda tersebut masuk ke dalam
bola mata melalui selaput tanduk (kornea), anak mata (pupil), lensa mata sampai ke
selaput jala (retina). Selanjutnya, rangsang cahaya dari retina kemudian diteruskan oleh
urat saraf ke otak. Setelah rangsang sampai di otak, barulah kita berkesan melihat sesuatu
benda.
2.
Indra Pendengaran (Telinga)
Indera pendengaran dan keseimbangan manusia adalah telinga. Telinga
mengandung reseptor yang sensitif terhadap getaran suara di udara. Telinga juga
mengandung reseptor yang sensitif terhadap getaran posisi dan gerakan kepala. Sel-sel
reseptor tersebut terdapat pada telinga dalam dan masing-masing terdiri atas sel-sel
rambut dengan sterosilia.
Gambar 4. Struktur Anatomi Telinga
Telinga manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan
telinga dalam. Telinga luar dan telinga tengah mengandung udara sedangkan telinga
dalam berisi dua macam cairan, yaitu berupa perilimfa dan endolimfa.
a. Telinga Luar
Telinga luar merupakan sebuah tabung terbuka pada bagian samping kepala
dan masuk hingga mencapai gendang telinga. Bagian paling luar dari telinga luar
merupakan bentuk pemanjangan dari kulit dan tulang rawan yang disebut daun telinga
atau pinna. Pada manusia dan mamalia, daun telinga berguna untuk meningkatkan
konsentrasi dan mengarahkan getaran ke dalam telinga. Saluran luar yang dekat
lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus serta cairan lilin yang berguna
untuk mencegah kotoran masuk.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
b. Telinga Tengah
Gambar 5. Anatomi Telinga Tengah
Telinga tengah dimulai dari gendang telinga (membran timpani), sampai ke
jendela oval. Jendela oval merupakan sebuah membran yang terdapat dibawah tulang
sanggurdi. Diantara membran timpani dan jendela oval terdapat tiga tilang kecil, yaitu
tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus) dan tulang sanggurdi (stapes). Dari
tulang-tulang kecil ini getaran dari membran timpani diteruskan ke telinga dalam
melewati jendela oval. Telinga tengah dihubungkan dengan rongga mulut oleh
pembuluh eustachius.
c. Telinga Dalam
Rongga telinga dalam terdiri dari berbagai rongga yang menyerupai saluransaluran. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi dengan membran
sehingga disebut juga labirin membran. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian, yaitu
vestibula, kokle (rumah siput), dan tiga saluran setengah lingkaran.
Gambar 6. Anatomi Telinga Dalam
Rumah siput atau koklea merupakan suatu tabung yang panjangnya sekitar 3
cm dan bergelung seperti cangkang siput serta berisi cairan limfa. Kokle tersebut
berbentuk saluran melingkar yang terdiri atas tiga ruangan, yaitu skala vestibuli, skala
media, dan skala timpani. Skala vestibuli dan skala timpani mengandung cairan yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
disebut perilimfe. Skala media juga mengandung cairan yang disebut endolimfe. Skala
vestibuli berhubungan dengan skala timpani melalui lubang kecil yang disebut
helikotrema. Skala vestibuli berakhir pada jendela oval (foramen ovale). Sedangkan
skala timpani berakhir pada jendela bundar. Antara skala vestibuli dengan skala media
terdapat membran Reissner, sedangkan antara skala media dengan skala timpani
terdapat membran basiler. Di dalam skala media terdapat suatu tonjolan yang disebut
membran terktorial yang sejajar dengan membran basiler.
Di dalam skala media bagian dalam atau tengah terdapat organ korti. Organ
korti berisi ribuan sel rambut sensori yang merupakan reseptor getaran (reseptor
vibrasi). Sel-sel rambut tersebut terletak di antara membran basiler dan membran
tektorial. Dasar dari sel reseptor pendengar tersebut berhubungan dengan serabut saraf
yang bergabung membentuk saraf pendengar.
Mekanisme indera pendengar, yaitu gelombang suara/bunyi masuk melalui
daun telinga, kemudian menggetarkan selaput gendang telinga, tulang-tulang
pendengaran rumah siput, dan seterusnya ke urat saraf sampai di otak, barulah kita
terkesan mendengar sesuatu.
Gangguan pada telinga Radang telinga (Otitas media) yaitu penyakit yang
disebabkan oleh virus atau bakteri yang sering menyerang anak-anak. Labirintitis
merupakan gangguan pada labirin dalam telinga, penyakit ini disebabkan oleh infeksi,
gagar otak dan alergi. Tuli konduksi yaitu tuli yang disebabkan gangguan
penghantaran suara, disebabkan oleh penyumbatan saluran telinga, penebalan atau
pecahnya selaput gendang telinga, kekakuan hubungan stapes pada fenestra ovali,
pengapuran tulang-tulang pendengaran. Tuli saraf yaitu gangguan pendengaran karena
kerusakan saraf auditori dan saraf pendengaran.
3.
Indra Pembau (Hidung)
Indera pembau dan indera pengecap merupaka suatu sistem kemoreseptor yang
sangat peka. Indera pembau dibangun oleh jaringan epitel olfaktori dan sel-sel reseptor
olfaktori. Sel olfaktori merupakan sel-sel saraf yang terdapat didalam lapisan mukus atau
lendir jaringan epitel rongga hidung bagian atas. Reseptor olfaktori memiliki rambutrambut olfaktori yang terbenam pada lapisan mukus. Rambut-rambut olfaktori
merupakan penonjolan dari dendrit, sedangkan ujung yang lainnya merupakan akson
membentuk sinapsis dengan sel saraf lain di dalam bulbus olfaktori (otak). Pada rambutrambut olfaktori terdapat protein reseptor bau.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
Gambar 7. Struktur Anatomi Hidung
Bau bahan kimia yang terhirup bersama udara (berupa gas) tidak langsung naik ke
bulbus olfaktori, melainkan berdifusi di dalam lapisan mukus dan berikatan dengan
reseptor pada dendrit. Selanjutnya sel-sel reseptor olfaktori teransang dan menimbulkan
impuls-impuls saraf yang kemudian dikirim oleh saraf olfaktori ke pusat penciuman
(otak). Di otak informasi bau diolah atau diterjemahkan sehingga menimbulkan sensasi
bau.
Kelainan pada indera pembau anosmia adalah hilangnya atau berkurangnya
kemampuan untuk membau. Hipersomnia adalah pembau yang berkelebihan tetapi
kelainan ini jarang terjadi. Disosmia adalah berubahnya pembau yang menyebabkan
penderita merasa membau bau yang tidak enak.
4.
Indra Pengecap (Lidah)
Indera pengecap pada manusia terutama terdapat pada lidah. Selain itu indera
pengecap juga terdapat pada langit-langit yang lunak dan epiglotis. Indera pengecap
merupakan kemoreseptor yang mendeteksi bahan kimia yang masuk melalui makanan
dan minuman.
Indera pengecap dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap (Taste
buds). Pada lidah terdapat lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar di
permukaan atas dan sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertananm di bagian epitel
lidah dan bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut papila.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
Gambar 8. Struktur Anatomi Lidah
Kuncup pengecap tersusun dari sel pendukung dan sel pengecap yang bentuknya
memanjang dan memiliki mikrovili. Pada mikrovili terdapat reseptor molekul protein
yang menyebabkan otak dapat mengenali lima pengecap dasar yaitu manis, asam, pahit
dan asin.
Gambar 9. Bagian-bagian Kuncup perasa pada Lidah
Mekanismenya merasa pada lidah adalah rambut rambut sensor menyembul
(keluar) dari sel sel ke pori-pori sentral tunas pengecap. Pada bagian ini, rambut
rambut sensori terendam dalam zat kimia yang terlarut dalam air ludah manusia. Zat
zat yang terlarut dalam ludah itu akan dideteksi oleh sensor ini sehingga dapat
dibedakan rasa makanan itu asam, manis, asin atau pahit.
Kelainan pada indera pengecapan ageusia merupakan berkurangnya atau
hilangnya pengecapan penyebabnya adalah berbagai keadaan yang mempengaruhi
lidah, misalnya kondisi mulut yang kering. Disgeusia merupakan berubahnya
pengecapan, penyebabnya bisa berupa luka bakar pada lidah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5.
22
Indra Peraba (Kulit)
Indera peraba pada manusia adalah kulit. Kulit memiliki beberapa tipe reseptor
sensorik. Misalnya, berupa mekanoreseptor, nosiseptor dan termoreseptor. Oleh sebab
itu, kulit sangat sensitif terhadap sentuhan, panas, dingin, tekanan dan rasa sakit (nyeri).
Jika kulit di ransang, maka berbagai ransangan yang berbeda dapat muncul. Perbedaan
macam ransangan yang muncul di tentukan oleh reseptor-reseptor khusus (indera) yang
terdapat pada ujung-ujung saraf.
Gambar 10. Struktur Anatomi Kulit
Pada umumnya, terdapat dua macam bentuk ujung saraf pada reseptor kulit yaitu
reseptor berujung saraf bebas dan reseptor dengan ujung saraf berselubung
kapsul/selaput. Reseptor berujung saraf bebas terdapat di seluruh jaringan tubuh dan
berfungsi untuk mendeteksi rasa sakit. Reseptor dengan ujung saraf berselubung atau
berselaput dapat berupa Korpuskel Meissner dan Diskus Merkel, berfungsi mendeteksi
rangsangan sentuhan lunak, Korpuskel Pacini mendeteksi rangsangan tekanan, Korpuskel
Ruffini mendeteksi rangsangan panas dan Korpuskel Krause mendeteksi rangsangan
dingin.
Semua reseptor khusus tidak terdistribusi secara merata pada kulit. Wilayahwilayah kulit tertentu dapat saja jauh lebih peka dibandingkan wilayah-wilayah kulit
lainnya terhadap suatu rangsangan. Misalnya, ujung jari dan bibir sangat peka terhadap
sentuhan, jauh lebih peka dibandingkan punggung tangan. Pada umumnya setiap jenis
reseptor hanya mampu menerima satu jenis rangsangan saja. Tipe rasa dan jenis reseptor
itu adalah :
1. Nyeri
Reseptor rasa nyeri berupa ujung saraf bebas yang terdapat di seluruh jaringan baik di
bagian luar maupun dalam bagian alat dalam.
2. Panas dan dingin
Reseptor untuk rasa panas berupa ujung saraf.
3. Sentuhan
Reseptornya berupa korpus Meissner, dan ujung saraf yang melingkari akar rambut,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
yang semuanya terdapat di dekat permukaan kulit. Sedangkan korpus Ruffini berfungsi
pada sentuhan yang kuat.
4. Tekanan
Reseptor tekanan adalah korpus Paccini, korpus Ruffini dan korpus Krause, yang
terletak agak dalam pada kulit.
Proses meraba pada kulit yaitu dengan cara sentuhan yang dilakukan pada semua
benda menghasilkan rangsang. Rangsang itu diterima oleh reseptor kulit. Kemudian,
rangsang itu diteruskan oleh reseptor ke otak. Dengan demikian, kita dapat meraba
suatu benda.
Kelainan pada kulit yaitu Jerawat, terjadi karena pori-pori kulit tersumbat
sehingga menimbulkan kantung nanah (Neutrofil mati) yang meradang. Paru/Kurap
(Pitriyasis versikolor) yaitu salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur.
Kutu air adalah penyakit kulit akibat terinfeksi krustasea kecil (zooplankton) penghuni
air. Bisul (abses) yaitu pembengkakan pada jaringan kulit berisi nanah (Neutrofil mati)
yang disebabkan oleh infeksi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
LEMBAR KERJA SISWA 1
BAGIAN-BAGIAN PANCA INDRA
A. Tujuan
-
Siswa mampu menyebutkan bagian-bagian organ panca indra
-
Siswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi komponen sistem indra
B. Alat dan Bahan
Gambar organ mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit
C. Cara Kerja
-
Amati gambar organ mata, hidung, telinga, lidah dan kulit
-
Carilah nama bagian-bagian yang sesuai dari organ tersebut pada kolom acak
kemudian tuliskan hasilnya
-
Presentasikan didepan kelas
D. Hasil Pengamatan
Nama Organ :
Fungsi Organ
E
A
F
B
G
H
I
J
D
K
L
C
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1. SKLERA
5. LENSA
9. BINTIK BUTA
2. RETINA
6. KORNEA
10. BINTIK KUNING
3. IRIS
7. SARAF OPTIK
11. AQUEOUS HUMOR
4. PUPIL
8. VITREOUS HUMOR
12. KOROID
Nama Organ :
25
Fungsi Organ
A
E
B
C
D
1. TULANG HIDUNG
4. SILIA
6. SERABUT SARAF PEMBAU
2. LENDIR
5. SERABUT SARAF KE OTAK
Nama Organ :
Fungsi Organ
A
G
B
C
D
E
F
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1. DAUN TELINGA
6. RUMAH SIPUT
2. LUBANG TELINGA
7. TULANG TELINGA
26
3. GENDANG TELINGA
4. SALURAN EUSTACHIUS
5. SARAF KE OTAK
Nama Organ :
Fungsi Organ
A
F
B
E
C
D
1. PENGECAP RASA MANIS
2. PENGECAP RASA ASIN
3. PENGECAP RASA ASAM
4. PENGECAP RASA PAHIT
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Nama Organ :
E
Fungsi Organ
F
A
B
C
D
1. RESEPTOR PANAS
2. UJUNG SARAF BEBAS
3. RESEPTOR TEKANAN RINGAN
4. UJUNG KELENJAR KERINGAT
5. RESEPTOR TEKANAN BERAT
6. RESEPTOR DINGIN
E. Kesimpulan
27
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
KUNCI JAWABAN LKS 1
1.
Bagian-bagian mata dan fungsinya
 Sklera, merupakan lapisan pembungkus bola mata yang tersusun atas jaringan ikat
kuat berwarna putih buram dan tidak tembus cahaya. Berfungsi melindungi dan
mempertahankan bentuk bola mata.
 Koroid, merupakan suatu lapisan sel-sel berpigmen hitam yang terletak dibelakang
retina. Berfungsi mencegah pantulan (refleksi) cahaya dibagian dalam bola mata retina
 Iris/ selaput pelangi, merupakan jaringan cakram melingkar yang terdapat persis
didepan lensa. Berfungsi memberi warna pada mata
 Pupil, merupakan lubang dibagian tengah iris. Berfungsi seperti diafragma yaitu
mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata
 Lensa, struktur yang transparan, elastis, dan berbentuk bikonveks. Berfungsi
mengatur cahaya untuk membentuk bayangan. Didalam lensa terdapat aqueous humor
dan vitreous humor.
 Kornea, merupakan lapisan transparan dibagian depan sklera. Berfungsi
membelokkan/membiaskan cahaya untuk membantu pemfokusan cahaya ke retina.
 Retina, merupakan lapisan terdalam penyusun bola mata dan tersusun atas sel-sel
saraf serta sel-sel fotoreseptor (sel batang/basilus dan sel kerucut/konus). Berfungsi
mendeteksi ada tidaknya cahaya.
 Fovea/pusat mata, merupakan bagian kecil ditengah retina yang tersusun atas sel-sel
kerucut. Berfungsi memberikan ketajaman penglihatan yang tinggi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
 Bintik buta/blind spot, merupakan bagian kecil pada retina tempat serabut-serabut
saraf bertemu menjadi saraf optik. Tidak memiliki sel batang dan kerucut sehingga
tidak peka terhadap cahaya.
 Saraf optik, merupakan sekumpulan serabut saraf sensori yang meninggalkan bagian
belakang mata. Berfungsi membawa rangsang dari retina menuju ke otak.
2.
Bagian-bagian hidung dan fungsinya
 Serabut saraf pembau (olfaktori), merupakan sel-sel saraf yang terdapat didalam
lapisan mukus atau lendir jaringan epitel rongga hidung bagian atas. Berfungsi
mendeteksi rangsang bau/menjaga kepekaan dan melarutkan molekul bau.
 Serabut saraf ke otak, merupakan kumpulan dari sel-sel saraf yang menuju ke otak.
Berfungsi melanjutkan rangsangan bau menuju otak.
 Silia saraf pembau, merupakan penonjolan dendrit pada sel-sel olfaktori. Berfungsi
menerima rangsang zat kimia dalam bentuk gas.
 Lendir/mukus, merupakan cairan yang dihasilkan kelenjar lendir. Berfungsi menjaga
kelembaban sel-sel olfaktori dan tempat berdifusinya bau yang terhirup bersama
udara.
 Tulang hidung, merupakan penguat dari organ hidung. Berfungsi memberi bentuk
pada hidung.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.
30
Bagian-bagian telinga dan fungsinya
 Daun telinga : menangkap dan dan mengumpulkan getaran suara serta memberikan
bentuk pada telinga dan menjaga bagian tengah dan dalam telinga dari hal-hal
berbahaya yang dating dari luar.
 Lubang telinga : bagian telinga yang membawa gelombang suara menuju gendang
telinga dan merupakan bagian telinga yang dilengkapi dengan rambut-rambut halus
serta cairan lilin yang berguna untuk mencegah kotoran masuk.
 Gendang telinga : bagian telinga yang berfungsi untuk menampung suara yang masuk
sehingga bisa mendengar.
 Tulang telinga : terdiri dari tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus) dan tulang
sanggurdi (stapes). Berfungsi sebagai tulang pendengaran.
 Koklea merupakan suatu tabung sekitar 3 cm dan bergelung seperti cangkang siput
serta berisi cairan limfa, berfungsi sebagai alat pendengaran.
 Saluran eustachius : menjaga keseimbangan tekanan udara didalam faring.
 Saraf ke otak : kumpulan serabut saraf yang membawa rangsangan bunyi menuju ke
otak untuk diterjemahkan.
4.
Bagian-bagian lidah dan fungsinya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
 Fungsi lidah selain sebagai indera pengecap, yaitu mengatur letak makanan ketika
dikunyah; membantu mendorong makanan ke kerongkongan (pada waktu menelan);
dan sebagai alat bantu dalam berbicara.
5.
Bagian-bagian kulit dan fungsinya :
 Korpus pacini merasakan Tekanan
 Korpuskel ruffini merasakan Panas
 Korpuskel krause merasakan Dingin
 Korpuskel meissner merasakan Sentuhan
 Sebagai alat ekskresi
 Sebagai indra peraba
 Sebagai alat pengatur suhu tubuh
 Tempat menyimpan cadangan makanan.
31
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
LEMBAR KERJA SISWA 2
INDRA PEMBAU
TUJUAN
Siswa mampu membandingkan nilai Olfactory Fatigue Time (OFT) dan nilai Olfactory
Recovery Times (ORT)
LANGKAH KERJA
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas :
1. Diskusikan dengan kelompokmu tentang :
a. Rumusan masalah yang perlu diteliti
b. Rancangan/ langkah kegiatan untuk menjawab masalah tersebut beserta alat dan
bahan yang diperlukan
2. Lakukan kegiatan sesuai obyek yang dimaksud
3. Kesimpulan apa yang dapat diperoleh dari hasil penelitian tersebut.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
LEMBAR KERJA SISWA 3
INDRA PEMBAU
A. Tujuan
Membandingkan nilai Olfactory Fatigue Time (OFT) dan nilai Olfactory Recovery Times
(ORT)
B. Alat dan Bahan
1. Sapu tangan,/Slaer
2. Kapas
3. Bawang merah/bawang putih
4. Jahe
5. Kencur
6. Minyak kayu putih
C. Cara Kerja
1. Praktikan tidak boleh flu/pilek
2. Mata yang bersangkutan ditutup
3. Bahan uji yang telah dipotong salah satu sisinya diambil untuk sensor pembau.
4. Didekatkan bahan ke lubang hidung satu sisi, sedangkan sisi lubang hidung yang lain
ditutup dengan kapas, agar yang membau hanya satu sisi saja.
5. Kemudian praktikan membau/menghirup.
6. Tanyakan bau apa yang dibaunya.
7. Hasilnya dicatat, setelah itu posisikan sisi potongan dibalik dan disuruh menghirup
lagi. Tanyakan bau apa yang dibaunya dan mana yang lebih bau pada posisi pertama
atau posisi kedua. Dibandingkan dan dicatat hasilnya.
8. Percobaan diatas diulangi dengan bahan yang lain.
9. Lubang hidung yang satu ditutup dengan kapas dan yang satu tetap terbuka.
10. Bahan uji diambil yang telah dipotong ujungnya
11. Bahan uji didekatkan dengan sisi potongan dekat pada hidung yang terbuka.
12. Diulangi hal ini berkali-kali sampai tidak lagi membau bahan tersebut.
13. Nilai Olfactory Fatigue Time (OFT) dihitung, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai ketidakpekaan (kelelahan) pembau, artinya sampai tidak lagi dapat membau
sesuatu. Ulangi 3X, kemudian hitung reratanya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
14. Dihitung Olfactory Recovery Times (ORT), yaitu waktu yang dibutuhkan untuk
kesembuhan pembau, artinya sampai dapat membau kembali. Ulangi 3X, kemudian
hitung rata-ratanya
15. Catat hasilnya kedalam tabel hasil percobaan
D. Tabel Hasil Percobaan
Tabel 1.1 Nilai OFT dan ORF
No.
Nama Bahan
1
Jahe
Posisi
I:
II:
I:
2
Kencur
II:
I:
3
Bawang merah
II:
I:
4
Bawang putih
II:
I:
5
Minyak Kayu Putih
II:
I: posisi bahan yang sudah diiris
II: posisi bahan yang belum diiris
E. Kesimpulan
OFT (s)
ORF (s)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
LEMBAR KERJA SISWA 4
JALANNYA RANGSANG PADA PANCA INDRA
A. Tujuan
Siswa mampu mengaitkan struktur dan fungsi komponen sistem indra dengan mekanisme
jalannya rangsangan
B. Alat dan Bahan
Gambar mekanisme mata melihat, mencium bau, mendengar, merasa, menyentuh
C. Cara Kerja
-
Amati gambar mekanisme mata melihat, mencium bau, mendengar, merasa,
menyentuh bersama teman kelompokmu.
-
Berdasarkan gambar tersebut, jelaskan mekanisme jalannya rangsangan
-
Gunakan diagram alir untuk menjelaskan mekanismenya.
D. Hasil Pengamatan
1. Proses Melihat
Gambar 1. Mekanisme melihat pada mata
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Proses Mencium Bau
Gambar 2. Mekanisme Mencium Bau
3. Proses Mendengar
Gambar 3. Mekanisme Mendengar
36
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4. Proses Merasa
Gambar 4. Mekanisme Merasa
5. Proses Meraba/Menyentuh Benda
Gambar 5. Mekanisme Menyentuh
37
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Penjelasan :
a. Proses Melihat
b. Proses Mencium Bau
c. Proses Mendengar
d. Proses Merasa
e. Proses Meraba/Menyentuh Benda
E. Kesimpulan
38
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
KUNCI JAWABAN LKS 4
1.
Proses Melihat
CAHAYA
HUMOR
2.
KORNEA
AQUEOUS HUMOR
LENSA
VITREOUS
RETINA MATA
Proses mencium bau
Rangsang bau berupa gas yang berasal dari lingkungan sekitar, merangsang indera
pembau di dalam rongga hidung. Selanjutnya rangsang bau tersebut diterima oleh lendir
pembau dan diteruskan ke gelembung pembau, kemudian bergerak melalui berkas saraf
pembau menuju otak untuk ditafsirkan.
3.
Proses mendengar
Mekanisme indera pendengar, yaitu gelombang suara/bunyi masuk melalui daun telinga,
kemudian menggetarkan selaput gendang telinga, tulang-tulang pendengaran rumah siput, dan
seterusnya ke urat saraf sampai di otak, barulah kita terkesan mendengar sesuatu.
4.
Proses merasa
Rambut rambut sensor menyembul (keluar) dari sel sel ke pori-pori sentral tunas
pengecap. Pada bagian ini, rambut rambut sensori terendam dalam zat kimia yang terlarut
dalam air ludah. Zat zat yang terlarut dalam ludah itu akan dideteksi oleh sensor ini
sehingga dapat dibedakan rasa makanan itu asam, manis, asin atau pahit.
5.
Proses meraba/menyentuh benda
Sentuhan yang dilakukan pada semua benda menghasilkan rangsang. Rangsang itu
diterima oleh reseptor kulit. Kemudian, rangsang itu diteruskan oleh reseptor ke otak.
Dengan demikian, kita dapat meraba suatu benda.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
LEMBAR KERJA SISWA 5
LOKASI SENSASI RESEPTOR PENGECAP
TUJUAN
Siswa mampu menentukan lokasi reseptor pengecap pada manusia
LANGKAH KERJA
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas :
4. Diskusikan dengan kelompokmu tentang :
c. Rumusan masalah yang perlu diteliti
d. Rancangan/ langkah kegiatan untuk menjawab masalah tersebut beserta alat dan
bahan yang diperlukan
5. Lakukan kegiatan sesuai obyek yang dimaksud
6. Kesimpulan apa yang dapat diperoleh dari hasil penelitian tersebut.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
LEMBAR KERJA SISWA 6
LOKASI SENSASI RESEPTOR PENGECAP
A. Tujuan
Menentukan lokasi reseptor pengecap pada manusia
B. Alat dan Bahan
1. Air tawar
2. Tusuk gigi
3. Bahan A
4. Bahan B
5. Bahan C
6. Bahan D
7. Bahan E
C. Cara Kerja
1. Bersihkan rongga mulut dengan cara berkumur dengan air tawar
2. Letakkan sedikit bahan A dengan menggunakan tusuk gigi berturut-turut pada ujung
lidah depan, tepi lidah depan, tepi lidah belakang, tengah pangkal lidah
3. Catatlah apa rasanya dan masukkan kedalam tabel
4. Berkumurlah sebelum merasakan bahan lain
5. Ulangi cara yang sama untk bahan B, C, D dan E
6. Tentukan daerah yang paling tajam rasanya terhadap masing-masing bahan
D. Tabel Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Lokasi reseptor pengecap
Bahan
Probandus Ujung Lidah
1
A
2
3
4
Tepi Depan
Tepi
Tengah
Belakang
Pangkal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1
B
2
3
4
1
C
2
3
4
1
D
2
3
4
1
E
2
3
4
E. Kesimpulan
42
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
KISI-KISI SOAL PRE-TEST
No.
Tipe Soal
Indikator
C1
1.
Menjelaskan pengertian alat indra
2.
Menyebutkan
organ-organ
C2
C3
C4
1
Jumlah
C5
C6
1
yang 3
1
termasuk kedalam panca indra
3.
Menyebutkan
bagian-bagian
organ
12
1
panca indra
4.
Menyebutkan lokasi reseptor pada lidah
10,14
2
dan kulit
5.
Menjelaskan
struktur
dan
fungsi 20
4
13
18
4
dan
fungsi
20
11
2,5,9
5
komponen sistem indra
6.
Mengaitkan
komponen
struktur
sistem
indra
dengan
15
mekanisme jalannya rangsang
7.
Menjelaskan Olfactory Fatigue Time
17
1
(OFT) dan Olfactory Recovery Time
(ORT) serta hubungannya dengan sistem
penciuman
8.
Menjelaskan berbagai kelainan yang
19
1
terjadi pada sistem indra
9.
Mengidentifikasi struktur, fungsi, dan 8
mekanisme
pada
proses
1
jalannya
rangsang
10.
Mengidentifikasi kelainan yang terjadi
6,7
2
16
1
pada sistem indra
11.
Membandingkan nilai Olfactory Fatigue
Time (OFT) dan Olfactory Recovery
Time (ORT)
Total
20
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
KISI-KISI SOAL POST-TEST SIKLUS I
No.
Tipe Soal
Indikator
C1
1.
Menjelaskan pengertian alat indra
2.
Menyebutkan
organ-organ
C2
1
C3
C4
Jumlah
C5
C6
17
2
yang 11
1
termasuk kedalam panca indra
3.
Menyebutkan
bagian-bagian
organ 18
panca indra
4.
2,7,10
5
20
Menyebutkan lokasi reseptor pada lidah
13
1
dan kulit
5.
Menjelaskan
struktur
dan
fungsi
6,19
3,4,5
komponen sistem indra
6.
Mengaitkan
komponen
8
struktur
sistem
6
dan
indra
fungsi
14,15
dengan
9,12
5
16
mekanisme jalannya rangsang
20
Total
KISI-KISI SOAL POST-TEST SIKLUS II
No.
Tipe Soal
Indikator
C1
1.
C2
Menjelaskan Olfactory Fatigue Time
C3
C4
5,13
Jumlah
C5
C6
2
(OFT) dan Olfactory Recovery Time
(ORT) serta hubungannya dengan sistem
penciuman
2.
Menjelaskan berbagai kelainan yang
4,8,9
3
terjadi pada sistem indra
3.
Mengidentifikasi struktur, fungsi, dan 10,14
16,17
mekanisme
18
rangsang
pada
proses
jalannya
11,12
7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.
5.
Mengidentifikasi kelainan yang terjadi 1
2,15
3,7,19
pada sistem indra
20
Membandingkan nilai Olfactory Fatigue
6
45
7
1
Time (OFT) dan Olfactory Recovery
Time (ORT)
Total
20
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
KISI-KISI KUESIONER AFEKTIF BELAJAR SISWA
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Indikator Afektif Belajar Siswa
Ketelitian dalam pengambilan data
Kerjasama
dalam
diskusi
dan
percobaan
Kerja keras dalam merancang suatu
percobaan
Keseriusan
dalam
melakukan
percobaan
Kejujuran dalam pelaporan data
Antusias
dalam
mengikuti
proses
pembelajaran
Memperhatikan guru dan sesama teman
Percaya diri dalam menyampaikan
pendapat saat presentasi
Saling menghargai masukan dari teman
Menerima kritik dan masukan dengan
lapang dada
Bentuk Pernyataan
Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
1
3
4
2
5
7
8
6
11
9
10
12
13
15
16
14
19
17
20
18
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
KUESIONER AFEKTIF BELAJAR
No. Absen
:
Nama Siswa :
Tanggal
:
Petunjuk
:
1. Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan baik sebelum menjawab.
2. Angket ini bertujuan untuk mengetahui sikap belajarmu terhadap mata pelajaran Biologi
khususnya materi sistem indra pada manusia dengan metode praktikum berbasis guided
inquiry.
3. Jawablah kuesioner ini sesuai dengan keadaanmu yang sebenarnya karena hasil angket ini
tidak akan berpengaruh terhadap nilai akademikmu.
4. Berilah tanda silang check list () pada jawaban yang sesuai dengan keadaanmu pada
kolom yang disediakan dengan ketentuan sebagai berikut.
STS
: Sangat Tidak Setuju
TS
: Tidak Setuju
S
: Setuju
SS
: Sangat Setuju
5. Selamat Mengerjakan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Pernyataan
Saya selalu cermat mencatat hasil pengamatan
Saya tidak pernah berdiskusi dengan teman kelompok saat
praktikum
Saya tidak pernah mencatat hasil pengamatan
Saya suka bertanya kepada teman kelompok tentang hasil
pengamatan
Saya berusaha mempersiapkan suatu percobaan semaksimal
mungkin
STS
TS
S
SS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6.
7.
8.
Saya sering bergurau saat praktikum
Saya tidak pernah mencari referensi dalam merancang suatu
percobaan
Saya selalu memperhatikan setiap langkah kerja saat
praktikum
9.
Saya sering memanipulasi data hasil pengamatan
10.
Saya suka dengan praktikum dipelajaran Biologi
11.
Saya selalu mencatat apa adanya hasil pengamatan
12.
Saya sering menyerah dan bosan jika praktikum saya gagal
13.
Saya selalu menanggapi materi yang disampaikan guru
14.
Saya grogi saat ditunjuk mempresentasikan hasil praktikum
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Saya tidak pernah memperhatikan teman kelompok lain saat
presentasi
Saya yakin dengan semua yang saya tulis dalam presentasi
Saya tidak pernah mendengarkan pendapat teman saat
presentasi
Saya menjadi malas saat hasil praktikum saya salah dan
tidak sesuai teori
Saya selalu mencatat pertanyaan teman lain dan mencoba
mencari jawabannya saat presentasi
Saya senang jika ada pendapat berbeda dari teman
kelompok lainnya
48
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LEMBAR OBSERVASI SISWA
KETERAMPILAN PROSES SAINS (ASPEK PSIKOMOTORIK)
Hari, tanggal
:
Observer
:
Kelompok
:
No.
1
2
3
4
Indikator
Kemampuan
mengamati
Aspek yang Diamati
Skor
Siswa memperoleh deskripsi hasil pengamatan dan
mengembangkan secara lengkap sesuai dengan
1 2 3 4
prosedur yang ditetapkan
Mengajukan
Mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi
pertanyaan
disertai fakta konkret
Merencanakan
Mampu merencanakan percobaan secara mantap
percobaan
sesuai substansi materi bahasan
Menggunakan
Menggunakan dan melist semua alat dan bahan
alat dan bahan
secara tepat sesuai fungsinya
Skor Total
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
49
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
Pedoman Penskoran Laporan Praktikum
Kemampuan Mengkomunikasikan Konsep (Aspek Psikomotorik)
Aspek
Sistematika
penulisan
Indikator
Memuat semua unsur yang harus dituliskan, runtut
4
Memuat semua unsur yang harus dituliskan, kurang runtut
3
Memuat sebagian unsur yang harus dituliskan, runtut
2
Memuat hanya sebagian unsur yang harus dituliskan, kurang runtut
1
Tidak memuat unsur yang harus dituliskan, tidak runtut
0
Memberikan dasar teori atau referensi dengan tepat, ada hubungannya
dengan topik dan pembahasan, lengkap
Memberikan dasar teori atau referensi dengan tepat, ada hubungannya
dengan topik dan pembahasan, kurang lengkap
Informasi dan
kaitannya dengan
pembahasan
Skor
4
3
Memberikan dasar teori atau referensi yang kurang tepat, hanya
sebagian unsur yang berkaitan dengan topik dan pembahasan, kurang
2
lengkap
Memberikan dasar teori atau referensi yang tidak tepat, tidak lengkap,
tidak berkaitan dengan topik dan pembahasan
Tidak mencantumkan dasar teori atau referensi
1
0
Memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan dengan tepat.
Pembahasan dikemukakan tepat dan menunjukkan adanya hubungan
4
dengan dasar teori atau referensi yang dicantumkan
Memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan dengan tepat.
Kedalaman
pembahasan dan
pemahaman
Pembahasan yang dikemukakan tepat namun kurang mampu untuk
menunjukkan adanya hubungan dengan dasar teori atau referensi yang
3
dicantumkan
Memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan dengan kurang
tepat.
Pembahasan yang dikemukakan kurang menunjukkan adanya hubungan
dengan dasar teori atau referensi yang dicantumkan
2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
Memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan dengan tidak tepat.
Pembahasan yang dikemukakan tidak menunjukkan adanya hubungan
1
dengan dasar teori atau referensi yang dicantumkan.
Tidak memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan.
Tidak memberikan pembahasan.
Menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami.
Memberikan gambar atau tabel yang sesuai, lengkap
Menggunakan bahasa yang kurang jelas dan kurang dipahami.
Memberikan gambar atau tabel yang sesuai, lengkap.
Komunikasi
Menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami.
Memberikan gambar atau tabel yang kurang sesuai, kurang lengkap
Menggunakan bahasa yang kurang jelas dan sulit dipahami.
Memberikan gambar atau tabel yang kurang sesuai, kurang lengkap
Menggunakan bahasa yang tidak jelas dan sulit dipahami.
Tidak memberikan gambar atau tabel.
Kesimpulan
0
4
3
2
1
0
Kesimpulan jelas, logis, sesuai pembahasan
4
Kesimpulan jelas, namun kurang sesuai dengan pembahasan
3
Kesimpulan kurang jelas, kurang sesuai dengan pembahasan
2
Kesimpulan tidak jelas, tidak sesuai dengan pembahasan
1
Tidak memberikan kesimpulan.
0
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
RUBRIK PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK
Aspek
Indikator
Memperoleh deskripsi hasil pengamatan dan mengembangkan
secara lengkap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
Memperoleh deskripsi hasil pengamatan lengkap sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan
Mengamati
Memperoleh deskripsi hasil pengamatan kurang lengkap sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan
Tidak memperoleh deskripsi hasil pengamatan sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan
Mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi disertai fakta
konkret
Mengajukan
Pertanyaan
3
2
1
4
3
Kurang mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi
2
Tidak mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi
1
materi bahasan
Merencanakan
Mampu merencanakan percobaan sesuai substansi materi bahasan
Percobaan
Kurang mampu merencanakan percobaan sesuai substansi materi
bahasan
Tidak sesuai dengan substansi materi bahasan
Menggunakan dan melist semua alat dan bahan secara tepat sesuai
fungsinya
alat dan bahan
4
Mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi
Mampu merencanakan percobaan secara mantap sesuai substansi
Menggunakan
Skor
4
3
2
1
4
Menggunakan semua alat dan bahan yang sudah dilist
3
Menggunakan beberapa alat dan bahan yang sudah dilist
2
Tidak menggunakan alat dan bahan yang sesuai
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SOAL PRE-TEST
No. Absen
:
Tanggal
:
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) didepan huruf a, b, c, d, atau e !
1.
Organ yang berfungsi untuk menerima jenis
4.
ransangan tertentu, karena organ tersebut
mengenai fungsi sklera adalah....
memiliki
a. sebagai pelindung bola mata dan tempat
informasi.
reseptor
sebagai
Pernyataan
alat
tersebut
penerima
merupakan
melekatnya otot mata
definisi dari...............
b. membatasi bagian dalam kelopak mata
a. Organ pengelihatan
c. mengatur cembung pipihnya lensa
b. Alat indra
d. memberikan ketajaman penglihatan yang
c. Alat ekskresi
tinggi
d. Organ pencernaan
e. Organ pernafasan
2.
e. mendeteksi ada tidaknya cahaya
5.
Bagian-bagian mata :
Perhatikan pernyataan dibawah ini :
1. Aqueous humor
1) Membran timpani
2. Retina
2) Bunyi terdengar oleh telinga
3. Vitreous humor
3) Rangsangan dihantarkan ke otak
4. Lensa
4) Tingkap oval
5. Kornea
5) Saluran telinga luar
6) Tiga tulang pendengaran
7) Gelombang bunyi
Urutan jalannya bunyi pada proses mendengar
yang tepat adalah........
a. 7-5-1-6-4-3-2
b. 7-5-4-6-1-3-2
c. 7-3-5-4-6-1-2
d. 5-7-3-1-4-6-2
e. 5-3-7-1-4-6-2
3.
Pernyataan dibawah ini yang menjelaskan
Alat indra sebagai fotoreseptor adalah..........
a. Hidung
b. Telinga
c. Kulit
d. Mata
e. Lidah
Urutan jalannya cahaya yang masuk ke mata
adalah...........
a. 3-4-1-5-2
b. 4-5-1-3-2
c. 4-3-1-5-2
d. 5-1-4-3-2
e. 5-3-1-2-4
Untuk menjawab soal nomor 6 dan 7
perhatikan gambar dibawah ini !
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
E
F
A
B
C
6.
D
Gambar diatas menunjukkan kelainan mata......
a. Miopi
b. Hipermetropi
9.
c. Emetropi
bagian pada kulit yang menerima rangsangan
d. Astigmatisma
berupa.......
e. Rabun senja
7.
Kelainan seperti gambar diatas merupakan
kelainan
yang
terjadi
akibat
adanya
keabnormalan pada bagian.......
a. Dingin
b. Sentuhan
c. Panas
d. Sakit
a. kornea
e. Tekanan
b. retina
10. Korpus Ruffini ditunjukkan oleh huruf........
c. lensa
a. A
d. iris
b. B
e. pupil
8.
Bagian yang ditandai dengan huruf E adalah
Saraf olfaktori merupakan salah satu saraf yang
terdapat pada indra pembau. Fungsi saraf
olfaktori yang tepat adalah........
c. C
d. D
e. E
11. Bagian yang berfungsi menerima rangsangan
a. Menerima rangsang bau
dingin ditunjukkan oleh huruf................
b. Mengirim rangsang bau ke otak
a. A
c. Mengidentifikasi rangsang bau
b. B
d. Mendeteksi rangsang bau
c. C
e. Menerjemahkan rangsangan bau
d. D
e. E
Perhatikan
gambar
dibawah
menjawab soal nomor 9 s.d 11
ini
untuk
12. Kuncup pengecap tertanam di bagian epitel
lidah dan bergabung dengan tonjolan-tonjolan
lidah yang disebut.....
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a. Papila
15. Perhatikan langkah kerja dalam suatu percobaan
b. Reseptor
dibawah ini :
c. Efektor
-
Praktikan tidak boleh flu/pilek
d. Perasa
-
Mata yang bersangkutan ditutup
e. Sel saraf
-
Bahan uji yang telah dipotong salah satu
13. Makanan yang dapat dirasakan bagian-bagian
lidah pada ujung, pinggir (tepi) depan, dan
sisinya diambil
-
Didekatkan bahan ke lubang hidung satu
pangkal berturut-turut adalah ....
sisi, sedangkan sisi lubang hidung yang lain
a. pahit, asam, manis
ditutup dengan kapas
b. asam, manis, pahit
-
Kemudian praktikan menghirup bahannya
c. manis, asin, asam
d. manis, asin, asam
Langkah kerja diatas merupakan langkah kerja
e. manis, asam, pahit
yang digunakan untuk melakukan uji pada alat
indra.......
Perhatikan gambar dibawah ini untuk menjawab
a. Perasa
soal nomor 14
b. Peraba
c. Penglihatan
d. Penciuman
A
e. Pendengaran
16. Jika diketahui data hasil dari suatu percobaan
F
B
seperti dibawah ini.
E
C
No.
Nama Bahan
1.
Jahe
2.
Kencur
3.
Bawang merah
4.
Bawang putih
5.
Minyak cengkeh
D
14. Rani mencicipi sebuah mangga yang baru saja
ia keluarkan dari pemeraman. Ternyata rasa
buah mangga itu asam. Bagian lidah yang
sangat peka terhadap rasa asam adalah.........
a. A dan D
b. C dan B
c. C dan E
d. F dan B
e. E dan F
Posisi
I : +++
II : ++
I : +++
II : ++
I : +++
II : ++
I : +++
II : ++
I : +++
II : ++
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Keterangan :
I
19. Kelainan
: Posisi bahan yang sudah diiris
bayangan
mata
benda
yang
jatuh
disebabkan
dibelakang
karena
retina
II : Posisi bahan yang belum diiris
sehingga tidak dapat melihat objek dengan jelas
+ : Tingkat ketajaman penciuman
disebut.....
Hasil pengamatan diatas dapat menunjukkan.....
a. Miopi
a. Nilai OFT > Nilai ORT
b. Astigmatisma
b. Nilai ORT > Nilai OFT
c. Katarak
c. Nilai ORT ≤ Nilai OFT
d. Hipermetropi
d. Nilai OFT ≤ Nilai ORT
e. Ametropi
e. Nilai OFT = Nilai ORT
20. Reseptor
17. Pernyataan yang benar mengenai nilai Olfactory
pada
kulit
berikut
ini
kecuali.......
Fatigue Time (OFT) adalah......
a. Korpuskula Pacini-perasa tekanan
a. waktu yang dibutuhkan untuk kesembuhan
b. Korpuskula Ruffini-perasa panas
pembau
b. waktu
c. Ujung saraf krause-perasa sakit
yang
dibutuhkan
sampai
dapat
membau kembali
c. waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
ketidakpekaan (kelelahan) pembau
d. nilai selisih waktu dapat membau dan tidak
dapat membau
e. nilai waktu yang paling lama untuk dapat
membau
18. Merupakan suatu tabung yang panjangnya
sekitar 3 cm dan bergelung seperti cangkang
siput serta berisi cairan limfa, berfungsi sebagai
pengatur keseimbangan. Pernyataan tersebut
paling tepat mendefinisikan...........
a. Koklea
b. Papila
c. Pupil
d. Vestibula
e. sakulus
d. Korpuskula Meissner-peraba
e. Lempeng Merkel-perasa sentuhan
benar,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KUNCI JAWABAN SOAL PRE-TEST
1. b
11. d
2. a
12. a
3. d
13. e
4. a
14. c
5. d
15. d
6. a
16. a
7.c
17. c
8. d
18. a
9. c
19. d
10. e
20.c
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SOAL POST-TEST SIKLUS I
No. Absen
Tanggal
:
:
B. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) didepan huruf a, b, c, d, atau e !
1. Indra mata merupakan.............
Untuk menjawab soal nomor 4 dan 5
a. Interoreseptor
perhatikan gambar berikut ini !
b. Mekanoreseptor
c. Fotoreseptor
d. Kemoreseptor
A
e. Audioreseptor
2.
E
Sel basilus dan sel konus terdapat pada
B
bagian......
a. Kornea
b. Lensa
C
c. Pupil
D
d. Iris
e. Retina
4.
3. Perhatikan pernyataan berikut ini :
1. sklera-melindungi
dan
sedangkan ujung yang lainnya merupakan
mempertahankan
akson membentuk sinapsis dengan sel saraf lain
bola mata
di dalam bulbus olfaktori. Bagian tersebut
2. retina-memberikan ketajaman penglihatan
ditunjukkan oleh huruf....
yang tinggi
3. koroid-membelokkan
Bagian ini merupakan penonjolan dari dendrit,
cahaya
a. A
untuk
b. B
membantu pemfokusan cahaya
c. C
4. iris-mendeteksi ada tidaknya cahaya
d. D
5. kornea-menerima dan memfokuskan cahaya
e. E
Dari pernyataan diatas, yang merupakan bagian
5.
Tempat berdifusinya bau bahan kimia yang
mata dan fungsinya yang sesuai ditunjukkan
terhirup bersama udara (berupa gas) yang tidak
oleh pernyataan pada nomor......
langsung naik ke bulbus olfaktori adalah bagian
a. 1
dengan huruf D. Bagian huruf D tersebut
b. 2
dinamakan........
c. 3
a. tulang hidung
d. 4
b. Serabut saraf pembau
e. 5
c. Serabut saraf ke otak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
d. Silia saraf pembau
Urutan jalannya bunyi pada proses mendengar
e. Lendir/mukus
yang tepat adalah........
6. Reseptor getaran bunyi pada telinga adalah......
a. Sel-sel rambut yang melekat pada otolit
b. Sel-sel rambut didalam organ korti
c. Sel-sel rambut didalam ampula
d. Cairan endolimfe didalam skala media
e. Cairan perilimfe didalam skala timpani
7. Berikut ini yang termasuk organ keseimbangan
pada telinga, kecuali.......
a. Utrikulus
b. Sakulus
c. Tiga saluran setengah lingkaran
d. Vestibula
e. Koklea
8. Merupakan suatu tabung yang panjangnya
sekitar 3 cm dan bergelung seperti cangkang
siput serta berisi cairan limfa, berfungsi sebagai
pengatur keseimbangan. Pernyataan tersebut
merupakan bagian dari organ pendengaran yang
bernama..............
a. Koklea
b. Papila
a. 7-5-1-6-4-3-2
b. 7-5-4-6-1-3-2
c. 7-3-5-4-6-1-2
d. 5-7-3-1-4-6-2
e. 5-3-7-1-4-6-2
10. Kuncup pengecap tertanam di bagian epitel
lidah dan bergabung dengan tonjolan-tonjolan
lidah yang disebut.....
a. Papila
b. Reseptor
c. Efektor
d. Perasa
e. Sel saraf
11. Lapisan bola mata yang berwarna putih dan
keras disebut.....
a. Retina
b. Lensa
c. Pupil
d. Sklera
e. Kornea
c. Pupil
Perhatikan
d. Vestibula
menjawab soal nomor 12 dan 13
e. Sakulus
9.
Perhatikan pernyataan dibawah ini :
E
gambar
F
dibawah
ini
untuk
A
B
1) Membran timpani
2) Bunyi terdengar oleh telinga
3) Rangsangan dihantarkan ke otak
C
4) Tingkap oval
5) Saluran telinga luar
6) Tiga tulang pendengaran
7) Gelombang bunyi
D
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12. Bagian yang ditandai dengan huruf E adalah
15. Bagian A dan D adalah bagian lidah yang peka
bagian pada kulit yang menerima rangsangan
terhadap rasa.......
berupa.......
a. Pahit dan asin
a. Dingin
b. Manis dan asam
b. Sentuhan
c. Asam dan pahit
c. Panas
d. Pahit dan manis
d. Sakit
e. Asin dan manis
e. Tekanan
16. Jika Rosa memasak sayur dan ketika ia
13. Korpus Ruffini ditunjukkan oleh huruf........
mencicipi sayur tersebut ternyata rasanya asin.
a. A
Maka rasa yang dapat Rosa rasakan dapat
b. B
ditunjukkan pada bagian.....
c. C
a. E
d. D
b. D
e. E
c. C
d. B
Untuk menjawab soal nomor 14 s.d 16
perhatikan gambar berikut !
e. A
17. Organ yang berfungsi untuk menerima jenis
ransangan tertentu, karena organ tersebut
memiliki
A
informasi.
reseptor
sebagai
Pernyataan
alat
tersebut
penerima
merupakan
definisi dari...............
F
B
a. Organ pengelihatan
E
C
b. Alat indra
c. Alat ekskresi
D
d. Organ pencernaan
e. Organ pernafasan
14. Rani mencicipi sebuah mangga yang baru saja
ia keluarkan dari pemeraman. Ternyata rasa
buah mangga itu asam. Bagian lidah yang
sangat peka terhadap rasa asam adalah.........
a. A dan D
b. C dan B
c. C dan E
d. F dan B
e. E dan F
18. Alat indra sebagai fotoreseptor adalah..........
a. Mata
b. Telinga
c. Kulit
d. Hidung
e. Lidah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19. Salah satu alasan mengapa iris disebut dengan
20. Salah satu alasan mengapa pupil terlihat hitam
selaput pelangi karena.............
adalah......
a. Memiliki sel-sel fotoreseptor
a. Berisi bahan transparan seperti jelli
b. Tersusun atas otot-otot melingkar dan
b. Semua cahaya yang masuk ke mata diserap
menjari
oleh pigmen melanin dalam koroid
c. Mencegah pantulan cahaya dibagian dalam
c. Terdapat pigmen yang bertanggungjawab
bola mata
memberikan warna mata
d. Terdapat pigmen yang memberikan warna
d. Tersusun atas jaringan ikat kuat berwarna
mata
putih buram dan tidak tembus cahaya
e. Tersusun atas jaringan ikat kuat berwarna
e. Memiliki sel-sel fotoreseptor
putih buram dan tidak tembus cahaya
SELAMAT MENGERJAKAN
GOD BLESS YOU

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KUNCI JAWABAN SOAL POST-TEST SIKLUS I
1. c
11. d
2. e
12. c
3. e
13. e
4. c
14. c
5. e
15. d
6. b
16. d
7. e
17. b
8. a
18. a
9. a
19. d
10. a
20.b
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SOAL POST-TEST SIKLUS II
No. Absen
:
Tanggal
:
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) didepan huruf a, b, c, d, atau e !
1. Gangguan pada saraf pendengaran yang biasa
3. Kelainan mata pada soal nomor 2 dapat diatasi
terjadi pada usia lanjut disebut.....
dengan.......
a. Otitis
a. Lensa cekung
b. Presbikusis
b. Lensa silindris
c. Presbiopi
c. Lensa cembung
d. Rinitis
d. Operasi
e. Parotitis
e. Vitamin A
4. Kelainan
pada
indera
Untuk menjawab pertanyaan nomor 2 dan 3
merupakan
berkurangnya
perhatikan gambar dibawah ini !
pengecapan adalah........
pengecapan
atau
yang
hilangnya
a. Ageusia
b. Disgeusia
c. Amnesia
d. Emetropi
e. Astigmatisma
5. Pernyataan yang benar mengenai nilai Olfactory
Recovery Time (ORT)adalah......
a. waktu yang dibutuhkan sampai tidak dapat
membau kembali
b. waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
2. Gambar diatas menunjukkan kelainan mata......
a. Miopi
b. Hipermetropi
c. Emetropi
d. Astigmatisma
e. Rabun senja
ketidakpekaan (kelelahan) pembau
c. nilai selisih waktu dapat membau dan tidak
dapat membau
d. waktu yang dibutuhkan untuk kesembuhan
pembau
e. nilai waktu yang paling lama untuk dapat
membau
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6. Jika diketahui data hasil dari suatu percobaan
seperti dibawah ini.
No.
Nama Bahan
1.
Jahe
2.
Kencur
3.
Bawang merah
4.
Bawang putih
5.
Minyak cengkeh
penyakit anosmia adalah........
Posisi
I : +++
II : ++
I : +++
II : ++
I : +++
II : ++
I : +++
II : ++
I : +++
II : ++
Keterangan :
I
8. Berikut ini definisi yang benar mengenai
: Posisi bahan yang sudah diiris
a. merupakan tuli konduksi yang menahun
karena tulang sanggurdi kaku dan tidak
dapat bergerak secara leluasa
b. merupakan hilangnya sensitivitas terhadap
rasa bau, sehingga tidak bisa mencium bau
dari sesuatu benda atau zat tertentu
c. merupakan pengeruhan lensa mata, karena
kekurangan vitamin B atau juga faktor usia
d. merupakan pengeruhan kornea mata, karena
kekurangan vitamin A yang sangat parah
e. merupakan gangguan pendengaran karena
II : Posisi bahan yang belum diiris
kerusakan
+ : Tingkat ketajaman penciuman
bakteri, atau jamur
Hasil pengamatan diatas dapat menunjukkan.....
saraf
pendengaran,
9. Ada orang yang kurang mampu membedakan
a. Nilai OFT > Nilai ORT
warna.
b. Nilai ORT > Nilai OFT
membedakan warna disebut..........
c. Nilai ORT ≤ Nilai OFT
a. astigmatisma
d. Nilai OFT ≤ Nilai ORT
b. katarak
e. Nilai OFT = Nilai ORT
c. miopi
7. Perhatikan beberapa pernyataan dibawah ini !
1. Dapat terjadi di telinga bagian luar maupun
tengah
Ketidakmampuan
10. Reseptor pada kulit berhubungan dengan.....
a. Neuron motorik
b. Neuron sensorik
4. Terjadi pembengkakan pada telinga bagian
c. Inteneuron
ciri-ciri dari penyakit otitis adalah......
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 3 dan 4
e. 1 dan 4
dalam
e. buta warna
3. Terjadi karena tulang sanggurdi kaku
Beberapa pernyataan diatas yang menunjukkan
mata
d. hipermetropi
2. Terjadi karena infeksi jamur atau bakteri
luar
infeksi
d. Ganglion
e. Efektor
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Perhatikan gambar dibawah ini untuk menjawab
soal nomor 11 dan 12.
c. waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
ketidakpekaan (kelelahan) pembau
d. nilai selisih waktu dapat membau dan tidak
E
F
A
dapat membau
B
e. nilai waktu yang paling lama untuk dapat
membau
14. Fungsi dari saluran eustachius adalah............
C
a. Mengubah getaran suara menjadi impuls
b. Sebagai indra keseimbangan
c. Mengumpulkan gelombang suara dan
D
menyalurkannya ke saluran telinga luar
d. Menyeimbangkan tekanan udara pada
telinga luar dengan telinga tengah
e. Menghubungkan telinga tengah dengan
11. Bagian E adalah daerah penerima rangsangan
dingin. Bagian E tersebut adalah....
tenggorokan
15. Orang yang sudah tua biasanya membaca buku
a. Korpus Ruffini
denganmenjauhkan buku sampai ke ujung
b. Korpus Pacinni
lengannya. Hal ini dikarenakan.........
c. Korpus Krause
a. Mata dengan lensa terlalu cembung atau
d. Korpus Meissner
bola mata terlalu panjang
e. Korpus Luteum
b. Lensa kehilangan elastisitasnya sehingga
12. Korpus Meissner ditunjukkan oleh
lensa mata tidak bisa berakomodasi lagi
huruf.............
dengan baik
a. A
c. Mata dengan lensa yang terlalu pipih atau
b. B
bola mata terlalu pendek
c. C
d. Mata dengan lengkungan permukaan kornea
d. D
yang tidak rata
e. E
e. Lengkung permukaan kornea tidak rata
13. Pernyataan yang benar mengenai nilai Olfactory
16. Reseptor pada kulit berikut ini benar, kecuali....
Fatigue Time (OFT) adalah......
a. Korpus pacini-perasa tekanan
a. waktu yang dibutuhkan untuk kesembuhan
b. Korpus ruffini-perasa panas
pembau
b. waktu
c. Ujung saraf krause-perasa sakit
yang
dibutuhkan
membau kembali
sampai
dapat
d. Korpus meissner-peraba
e. Lempeng markel-perasa sentuhan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17. Bagian-bagian dari mata yang ditembus oleh
19. Perhatikan letak jatuhnya bayangan benda, jika
cahaya adalah...........
seperti gambar diatas maka menunjukkan
a. Kornea, pupil, vitreous humor, retina
adanya kelainan yang dikenal dengan nama........
b. Kornea, aqueous humor, lensa, retina
a. miopi
c. Kornea, aqueous humor, iris, vitreous humor
b. hipermetropi
d. Pupil, iris, sklera, retina
c. emetropi
e. Kornea, aqueus humor, lensa, vitreous
d. astigmatisma
humor
18. Dalam mengecap lidah juga dibantu oleh
e. rabun senja
20. Kelainan seperti yang ditunjukkan pada gambar
kuncup-kuncup pengecap didalam papila yang
diatas dapat diatasi dengan....
tersebar dipermukaan lidah. Berikut ini
a. Kacamata lensa cembung
pernyataan yang tepat mengenai papila
b. Kacamata lensa cekung
circumvalata adalah.........
c. Kacamata lensa rangkap
a. berbentuk seperti benang-benang halus,
d. Mengkonsumsi vitamin A
banyak terdapat dibagian depan lidah
b. berbentuk seperti kepala jamur, banyak
terdapat di bagian depan dan sisi lidah
c. berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V
terbalik, banyak terdapat dibagian belakang
lidah
d. berbentuk seperti kepala jamur, banyak
terdapat dibagian belakang lidah
e. berbentuk seperti benang halus, banyak
terdapat dibagian depan dan sisi lidah
Untuk menjawab pertanyaan nomor 19 dan 20
perhatikan gambar dibawah ini.
e. Mengkonsumsi wortel dan sayuran
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KUNCI JAWABAN SOAL POST-TEST SIKLUS II
1. b
11. c
2. b
12. a
3. c
13. c
4. a
14. e
5. d
15. b
6. a
16. c
7. a
17. e
8. b
18. c
9. e
19. a
10. b
20.b
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HASIL NILAI PRE-TEST SISWA KELAS XI IPA 2
HASIL TES
BENAR SALAH
9
11
12
8
10
10
14
6
10
10
11
9
12
8
12
8
12
8
10
10
15
5
14
6
11
9
12
8
11
9
11
9
10
10
11
9
10
10
11
9
14
6
11
9
15
5
13
7
12
8
13
7
10
10
16
4
12
8
NO
NAMA
L/P
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
SISWA 1
SISWA 2
SISWA 3
SISWA 4
SISWA 5
SISWA 6
SISWA 7
SISWA 8
SISWA 9
SISWA 10
SISWA 11
SISWA 12
SISWA 13
SISWA 14
SISWA 15
SISWA 16
SISWA 17
SISWA 18
SISWA 19
SISWA 20
SISWA 21
SISWA 22
SISWA 23
SISWA 24
SISWA 25
SISWA 26
SISWA 27
SISWA 28
SISWA 29
P
P
L
P
P
P
L
P
L
P
P
L
L
L
P
P
P
L
L
L
P
P
L
L
L
L
P
L
L
30
SISWA 30
L
17
31
32
SISWA 31
L
12
SISWA 32
P
12
JUMLAH NILAI
RATA-RATA KELAS
45
60
50
70
50
55
60
60
60
50
75
70
55
60
55
55
50
55
50
55
70
55
75
65
60
65
50
80
60
KETUNTASAN
(%)
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
TUNTAS
BELUM TUNTAS
3
85
TUNTAS
8
8
60
60
1925
60.15
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
SKOR
12.5 %
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HASIL NILAI POST-TEST SIKLUS I
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
HASIL TES
BENAR SALAH
SISWA 1
P
17
3
SISWA 2
P
16
4
SISWA 3
L
17
3
SISWA 4
P
16
4
SISWA 5
P
17
3
SISWA 6
P
16
4
SISWA 7
L
18
2
SISWA 8
P
17
3
SISWA 9
L
15
5
SISWA 10
P
16
4
SISWA 11
P
18
2
SISWA 12
L
15
5
SISWA 13
L
15
5
SISWA 14
L
15
5
SISWA 15
P
17
3
SISWA 16
P
17
3
SISWA 17
P
16
4
SISWA 18
L
16
4
SISWA 19
L
17
3
SISWA 20
L
15
5
SISWA 21
P
16
4
SISWA 22
P
18
2
SISWA 23
L
17
3
SISWA 24
L
13
7
SISWA 25
L
19
1
SISWA 26
L
18
2
SISWA 27
P
17
3
SISWA 28
L
16
4
SISWA 29
L
16
4
SISWA 30
L
19
1
SISWA 31
L
18
2
SISWA 32
P
16
4
JUMLAH NILAI
RATA-RATA KELAS
NAMA
L/P
SKOR
85
80
85
80
85
80
90
85
75
80
90
75
75
75
85
85
80
80
85
75
80
90
85
65
95
90
85
80
80
95
90
80
2645
82.65
KETUNTASAN
(%)
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
BELUM TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
BELUM TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
BELUM TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
BELUM TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
81.25 %
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HASIL NILAI POST-TEST SIKLUS II
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
HASIL TES
BENAR SALAH
SISWA 1
P
16
4
SISWA 2
P
18
2
SISWA 3
L
17
3
SISWA 4
P
15
5
SISWA 5
P
18
2
SISWA 6
P
19
1
SISWA 7
L
20
0
SISWA 8
P
20
0
SISWA 9
L
20
0
SISWA 10
P
20
0
SISWA 11
P
19
1
SISWA 12
L
20
0
SISWA 13
L
17
3
SISWA 14
L
16
4
SISWA 15
P
15
5
SISWA 16
P
17
3
SISWA 17
P
18
2
SISWA 18
L
18
2
SISWA 19
L
20
0
SISWA 20
L
18
2
SISWA 21
P
17
3
SISWA 22
P
18
2
SISWA 23
L
16
4
SISWA 24
L
18
2
SISWA 25
L
20
0
SISWA 26
L
18
2
SISWA 27
P
19
1
SISWA 28
L
20
0
SISWA 29
L
17
3
SISWA 30
L
20
0
SISWA 31
L
20
0
SISWA 32
P
20
0
JUMLAH NILAI
RATA-RATA KELAS
NAMA
L/P
SKOR
80
90
85
75
90
95
100
100
100
100
95
100
85
80
75
85
90
90
100
90
85
90
80
90
100
90
95
100
85
100
100
100
2920
91.25
KETUNTASAN
(%)
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
BELUM TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
BELUM TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
93.75 %
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HASIL NILAI LAPORAN PRAKTIKUM SISWA SIKLUS I
ASPEK YANG DINILAI
NO
NAMA
L/P
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
SISWA 1
SISWA 2
SISWA 3
SISWA 4
SISWA 5
SISWA 6
SISWA 7
SISWA 8
SISWA 9
SISWA 10
SISWA 11
SISWA 12
SISWA 13
SISWA 14
SISWA 15
SISWA 16
SISWA 17
SISWA 18
SISWA 19
SISWA 20
SISWA 21
SISWA 22
SISWA 23
SISWA 24
SISWA 25
SISWA 26
P
P
L
P
P
P
L
P
L
P
P
L
L
L
P
P
P
L
L
L
P
P
L
L
L
L
Sistem
Penulisan
4
4
2
4
3
3
3
3
2
3
4
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
Informasi
Kedalaman Pembahasan
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
Komunikasi Kesimpulan
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
JUMLAH
NILAI
15
16
13
15
14
15
13
14
13
15
16
16
15
14
16
16
15
18
17
16
16
15
15
17
16
16
75
80
65
75
70
75
65
70
65
75
80
80
75
70
80
80
75
90
85
80
80
75
75
85
80
80
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
28
29
30
31
32
SISWA 27
SISWA 28
SISWA 29
SISWA 30
SISWA 31
SISWA 32
JUMLAH
RATA-RATA
P
L
L
L
L
P
4
4
4
4
3
3
111
3.4
3
2
3
4
2
3
92
2.8
3
3
3
3
4
3
94
2.9
3
3
3
3
4
3
99
3
3
3
3
3
3
3
96
3
16
15
16
17
16
15
80
75
80
85
80
75
2460
76.87
JUMLAH
NILAI
17
16
18
15
16
16
17
17
16
17
16
19
16
17
17
16
15
85
80
90
75
80
80
85
85
80
85
80
95
80
85
85
80
75
HASIL NILAI LAPORAN PRAKTIKUM SISWA SIKLUS II
ASPEK YANG DINILAI
NO
NAMA
L/P
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
SISWA 1
SISWA 2
SISWA 3
SISWA 4
SISWA 5
SISWA 6
SISWA 7
SISWA 8
SISWA 9
SISWA 10
SISWA 11
SISWA 12
SISWA 13
SISWA 14
SISWA 15
SISWA 16
SISWA 17
P
P
L
P
P
P
L
P
L
P
P
L
L
L
P
P
P
Sistem
Penulisan
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
Informasi
Kedalaman Pembahasan
3
3
4
2
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
Komunikasi Kesimpulan
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
SISWA 18
SISWA 19
SISWA 20
SISWA 21
SISWA 22
SISWA 23
SISWA 24
SISWA 25
SISWA 26
SISWA 27
SISWA 28
SISWA 29
SISWA 30
SISWA 31
SISWA 32
JUMLAH
RATA-RATA
L
L
L
P
P
L
L
L
L
P
L
L
L
L
P
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
123
3.8
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
99
3
4
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
107
3.3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
3
110
3.4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
99
3
19
18
18
17
16
16
17
16
16
18
18
16
19
18
15
95
90
90
85
80
80
85
80
80
90
90
80
95
90
75
2690
84
HASIL PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA SIKLUS I
KELOMPOK Pertemuan Kemampuan
Mengamati
1
3
I
2
3
1
3
II
2
4
1
4
III
2
4
1
4
IV
2
4
Mengajukan
Pertanyaan
3
3
2
3
3
4
4
4
ASPEK YANG DIAMATI
Merencanakan
Percobaan
3
3
2
3
3
3
3
3
Menggunakan Alat &
Bahan
3
4
3
4
3
3
3
4
TOTAL
SKOR
NILAI
KETERANGAN
12
13
10
14
13
14
14
15
75
81.25
62.5
87.5
81.25
87.5
87.5
93.75
Tinggi
Sangat Baik
Tinggi
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
V
VI
VII
VIII
JUMLAH
RATA-RATA
1
2
1
2
1
2
1
2
3
3
3
4
3
4
4
3
56
3.5
3
3
4
4
3
3
2
3
51
3.1
3
3
3
3
3
3
3
3
47
2.9
3
4
3
3
4
4
3
4
55
3.4
12
13
13
14
13
14
12
13
209
13
75
81.25
81.25
87.5
81.25
87.5
75
81.25
1306.25
81.64
Tinggi
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Tinggi
Sangat Baik
TOTAL
SKOR
NILAI
KETERANGAN
11
11
12
14
14
14
15
15
13
13
12
15
13
14
12
68.75
68.75
75
87.5
87.5
87.5
93.75
93.75
81.25
81.25
75
93.75
81.25
87.5
75
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Tinggi
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Tinggi
Sangat Baik
HASIL PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA SIKLUS II
KELOMPOK Pertemuan Kemampuan
Mengamati
3
3
I
4
3
3
3
II
4
4
3
4
III
4
4
3
4
IV
4
4
3
3
V
4
3
3
3
VI
4
4
3
3
VII
4
4
VIII
3
4
Mengajukan
Pertanyaan
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
4
3
3
2
ASPEK YANG DIAMATI
Merencanakan
Percobaan
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Menggunakan Alat &
Bahan
3
3
3
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
3
56
3.5
JUMLAH
RATA-RATA
4
53
3.3
3
46
2.8
4
57
3.5
14
212
13.25
HASIL PENILAIAN LKS SISWA SIKLUS I DAN II
NO.
KELOMPOK
1.
I
2.
II
3.
III
4.
IV
5.
V
NAMA
SISWA 1
SISWA 3
SISWA 24
SISWA 26
SISWA 4
SISWA 5
SISWA 11
SISWA 18
SISWA 2
SISWA 7
SISWA 21
SISWA 30
SISWA 10
SISWA 15
SISWA 23
SISWA 25
SISWA 8
SISWA 14
SISWA 17
SISWA 29
LKS 1
SIKLUS I
LKS 2
TOTAL
RATA
LKS 4
LKS 5
SIKLUS II
TOTAL
RATA-RATA
90
75
165
82.5
95
80
175
87.5
80
80
160
80
95
85
180
90
80
75
155
77.5
100
80
180
90
85
80
165
82.5
100
80
180
90
85
75
160
80
100
80
180
90
87.5
1325
82.81
Sangat Baik
Sangat Baik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6.
VI
7.
VII
8.
VIII
SISWA 9
SISWA 16
SISWA 28
SISWA 32
SISWA 19
SISWA 20
SISWA 27
SISWA 31
SISWA 6
SISWA 12
SISWA 13
SISWA 22
90
75
165
82.5
90
80
170
85
80
75
155
77.5
100
85
185
92.5
85
80
165
82.5
100
80
180
90
HASIL AKUMULASI PENILAIAN SISWA PADA SIKLUS I
NO
NIS
NAMA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
4687
4688
4689
4690
4695
4699
4700
4701
4704
4706
4707
4708
4713
SISWA 1
SISWA 2
SISWA 3
SISWA 4
SISWA 5
SISWA 6
SISWA 7
SISWA 8
SISWA 9
SISWA 10
SISWA 11
SISWA 12
SISWA 13
TEST
85
80
85
80
85
80
90
85
75
80
90
75
75
PSIKOMOT
76.56
82.18
71.56
75
72.5
76.56
74.68
74.06
74.68
82.81
77.5
79.06
76.56
ASPEK
LKS
AFEKTIF
82.5
67.5
77.5
72.5
82.5
81.25
80
73.75
80
83.75
82.5
86.25
77.5
65
80
68.75
82.5
71.25
82.5
73.75
80
68.75
82.5
78.75
82.5
65
NILAI AKHIR
81.2
78.95
82.37
78.5
82.5
80.7
82.95
80.7
75.45
79.87
84.16
77.04
74.87
KETERANGAN
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
BELUM TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
BELUM TUNTAS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
4717
SISWA 14
4718
SISWA 15
4719
SISWA 16
4720
SISWA 17
4723
SISWA 18
4725
SISWA 19
4728
SISWA 20
4729
SISWA 21
4730
SISWA 22
4731
SISWA 23
4734
SISWA 24
4742
SISWA 25
4743
SISWA 26
4746
SISWA 27
4747
SISWA 28
4749
SISWA 29
4750
SISWA 30
4751
SISWA 31
4754
SISWA 32
JUMLAH
RATA-RATA
PERSENTASE KETUNTASAN
75
85
85
80
80
85
75
80
90
85
65
95
90
85
80
80
95
90
80
2645
82.65
74.06
85.31
82.18
76.56
82.5
84.68
82.18
82.18
76.56
82.81
81.56
85.31
79.06
82.18
79.68
79.06
84.68
82.18
79.68
2457
76.79
80
82.5
82.5
80
80
77.5
77.5
77.5
82.5
82.5
82.5
82.5
82.5
77.5
82.5
80
77.5
77.5
82.5
2580
80.62
77.5
80
72.5
65
70
73.75
71.25
73.75
83.75
67.5
67.5
70
61.25
73.75
81.25
85
76.25
75
75
2355
73.6
84.37%
75.87
84.04
82.62
77.54
79
82.45
75.79
79.12
86.37
82.04
69.87
88.7
83.7
82.18
80.45
80.54
88.79
85.29
79.62
2583.24
80.39
BELUM TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
BELUM TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
BELUM TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HASIL AKUMULASI PENILAIAN SISWA PADA SIKLUS II
NO
NIS
NAMA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
4687
4688
4689
4690
4695
4699
4700
4701
4704
4706
4707
4708
4713
4717
4718
4719
4720
4723
4725
4728
4729
4730
4731
4734
4742
4743
4746
SISWA 1
SISWA 2
SISWA 3
SISWA 4
SISWA 5
SISWA 6
SISWA 7
SISWA 8
SISWA 9
SISWA 10
SISWA 11
SISWA 12
SISWA 13
SISWA 14
SISWA 15
SISWA 16
SISWA 17
SISWA 18
SISWA 19
SISWA 20
SISWA 21
SISWA 22
SISWA 23
SISWA 24
SISWA 25
SISWA 26
SISWA 27
TEST
80
90
85
75
90
95
100
100
100
100
95
100
85
80
75
85
90
90
100
90
85
90
80
90
100
90
95
PSIKOMOT
89.37
80.62
87.18
79.68
80.62
82.18
89.37
83.12
80.62
76.87
82.18
88.12
83.75
89.37
84.68
83.75
79.68
94.37
79.37
87.18
86.25
80.62
83.75
83.12
74.37
80.62
85.62
ASPEK
LKS
AFEKTIF
90
67.5
90
72.5
92.5
81.25
85
73.75
90
83.75
85
86.25
90
65
90
68.75
90
71.25
87.5
73.75
92.5
68.75
90
78.75
90
65
90
77.5
85
80
90
72.5
92.5
65
90
70
87.5
73.75
85
71.25
90
73.75
90
83.75
90
67.5
90
67.5
87.5
70
90
61.25
90
73.75
NILAI AKHIR
80.91
86.41
85.79
76.79
87.91
90.79
92.58
92.24
92.24
91.74
89.45
94.24
82.83
82.24
78.29
83.83
85.62
87.91
92.08
86.45
84.33
87.91
80.16
86.08
90.91
84.91
90.24
KETERANGAN
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
29
30
31
32
4747
SISWA 28
4749
SISWA 29
4750
SISWA 30
4751
SISWA 31
4754
SISWA 32
JUMLAH
RATA-RATA
PERSENTASE KETUNTASAN
100
85
100
100
100
2920
91.25
85.62
82.18
88.12
79.37
78.12
2584
80.75
90
92.5
90
87.5
90
2860
89.37
81.25
85
76.25
75
75
2355
73.6
100%
94.24
85.62
93.91
92.24
92.41
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
2800
87.5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
NILAI PRE-TEST
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
POST-TEST SIKLUS I
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
POST-TEST SIKLUS II
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAPORAN PRAKTIKUM SIKLUS I
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAPORAN PRAKTIKUM SIKLUS II
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LEMBAR OBSERVASI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KUESIONER AFEKTIF SISWA
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LEMBAR KERJA SISWA
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Download