PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI METODE PRAKTIKUM BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM INDRA KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh : YULI DASMIYATI NIM : 101434052 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i i PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI iii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI iv "If you look at what you have in life, you’ll always have more. If you look at what you don’t have in life, you’ll never have enough" (Jika kamu melihat apa yang kamu miliki didalam hidup, maka kamu akan merasakan lebih. Jika kamu melihat apa yang kamu tidak miliki didalam hidup, maka kamu merasa tidak akan pernah cukup) -Oprah Winfre- Kupersembahkan untuk: Allah SWT, Sang Maha Pengatur segalanya Mamak-Bapakku, Murniati-Suparjiono, ungkapan rasa hormat dan baktiku, terimakasih telah membuatku ada didunia ini, terimakasih atas segala cinta, doa dan materi untuk putri sulungmu ini Kedua adik perempuanku, Amanah Budi Utami dan Dini Agustina Putri, terimakasih atas semangatnya Seluruh teman-temanku yang terkasih, yang memberikan semangat dan doanya Segenap keluarga dan almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta iv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI v PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI vi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI vii KATA PENGANTAR Puji syukur saya haturkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat dan penyertaan-Nya sehingga karya ilmiah berupa skripsi yang berjudul “Metode Praktikum Berbasis Guided Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Indra Kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta” ini dapat terwujud. Terimakasih atas penyertaannya mulai dari persiapan, pelaksanaan serta penyusunan naskah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Melalui penyusunan skripsi ini, merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan Biologi. Banyak hal yang dapat dijadikan pelajaran dalam penyusunan skripsi ini. Tentunya ada banyak hal dan banyak pihak yang terlibat didalamnya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada : 1. Allah SWT yang selalu menuntun setiap langkah dan usaha yang saya lakukan dalam proses penyusunan skripsi ini sampai tercipta suatu karya yang luar biasa ini. 2. Ibu Dra. Baniyah, selaku Kepala SMA Negeri 11 Yogyakarta yang telah menerima, memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada saya untuk melangsungkan penelitian di sekolah. 3. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd, selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan-masukan yang berguna dalam penyusunan proposal hingga penyusunan naskah akhir skripsi, serta yang telah memberikan arahan, dukungan, dan semangat. 4. Bapak dan Ibu dosen di Prodi Pendidikan Biologi yang senantiasa memberikan semangat dan masukan untuk lebih baik kedepannya. 5. Ibu Titi Dwi Kurniasih, S.Pd, selaku guru Biologi kelas XI IPA 2 yang dengan kerendahan hati berkenan membantu kelancaran penelitian skripsi ini. 6. Siswa-siswi SMA Negeri 11 Yogyakarta kelas XI IPA 2 yang telah memberikan segenap semangatnya untuk mengikuti pembelajaran bersama-sama. 7. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini. vii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI viii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ix ABSTRAK Yuli Dasmiyati. (2015). Metode Praktikum Berbasis Guided Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Indra Kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta tahun 2013/2014 pada materi sistem indra belum mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan oleh sekolah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan dan pengaruh metode praktikum berbasis guided inquiry terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitian siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta dengan materi sistem indra. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2015. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus memiliki empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi, hasil tes pada setiap siklus, dokumen laporan praktikum pada setiap siklus, dan kuesioner. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian yang diperoleh pada aspek kognitif siklus I dengan rata-rata 82.65 meningkat pada siklus II yaitu 91.25. Ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 83.37 % meningkat pada siklus II menjadi 100 %. Keterampilan proses sains siswa aspek psikomotorik juga meningkat. Rata-rata nilai siklus I sebesar 81.64 meningkat pada siklus II menjadi 82.81. Begitu juga dengan sikap sains siswa termasuk dalam kategori baik dengan skor rata-rata 73.6. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan metode praktikum berbasis Guided Inquiry dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta pada materi sistem indra. Kata Kunci : Metode praktikum, Guided Inquiry, keterampilan proses sains, hasil belajar, sistem indra. ix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI x ABSTRACT Yuli Dasmiyati. (2015). Practical Method Based Guided Inquiry to Increase Students’ Science Process Skills and Learning Achievement on Senses System Topic for XI Science Students in SMA Negeri 11 Yogyakarta. Yogyakarta : Sanata Dharma University. Science process skill and learning achievement of grade XI science students’ of SMA Negeri 11 Yogyakarta school year 2013/2014 on sense system topic were not able to reach the passing grade which has set by the school. Therefore, this research aims to know increasing and the effect of practical method based guided inquiry at students’ science process skill and learning achievement for XI Science student on SMA Negeri 11 Yogyakarta school year 2014/2015. The form this of research is Classroom Action Research (CAR) and the research subject is the students of class XI IPA 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta by using the senses system material. This research was conducted in March-April 2015. This research is carried out in 2 cycles, each cycle has four stages : planning, implementation, observation and reflection. Data collection was carried out by using a sheet of observations, test results at each cycle, document practical report at each cycle, and questionnaires. The data analysis techniques which were used in the study of this class action is descriptive quantitative. The research result obtained on cognitive aspect of first cycle with average 82.65 increased in second cycle is 91.25. This is evidenced by the percentage of classical completeness means that KKM pass in the first cycle by 83.37% increased in the second cycle to 100%. Science process skills of students psychomotor aspect also increased. The rates value of the first cycle is 81.64 increase in cycle II become 82.81. So is the science attitudes/affective aspect of students included in good category, the scors rate is 73.6. Based on the research result it is concluded that the implementation of practical method based Guided Inquiry can improve science process skill and achievement learning students of XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta on senses system topic. Keyword : Practical Method, Guided Inquiry, science process skill, achievement learning, senses system. x PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………...……………………………i HALAMAN PERSETUJUAN………………………...………………………………………ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………………..iii HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………………………iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………………………v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK………………………………..vi KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….vii ABSTRAK……………………………………………………………………………………ix ABSTRACT………………………………………………………………………………….....x DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….xi DAFTAR TABEL……………………………………………………………...……………xiv DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………..xvi BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………….....1 A. B. C. D. E. Latar Belakang……………………………………………………………………………1 Rumusan Masalah………………………………………………………………………...7 Batasan Masalah…………………………………………………………………………..7 Tujuan Penelitian………………………………………………………………………….9 Manfaat Penelitian………………………………………………………………………...9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………11 A. Metode Praktikum……………………………………………………………………11 1. Pengertian Metode Praktikum……………………………………………………11 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Praktikum…………………….12 3. Tahap-tahap Metode Praktikum………………………………………………….15 4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Praktikum……………………………….…17 B. Inkuiri dalam Praktikum……………………………………………………………...18 C. Keterampilan Proses Sains…………………………………………………………...21 1. Pengertian Keterampilan Proses Sains…………………………………………...21 2. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains…………………………………………...22 3. Kedudukan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains……………………24 xi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xii D. Hasil Belajar………………………………………………………………………….25 1. Pengertian Hasil Belajar………………………………………………………….25 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar………………………………...26 E. Materi Sistem Indra…………………………………………………………………..30 F. Penerapan Metode Praktikum Berbasis Guided Inquiry dalam Materi Sistem Indra..31 G. Penelitian yang Relevan……………………………………………………………...32 H. Kerangka Berpikir……………………………………………………………………33 I. Hipotesis ……………………………………………………………………………..36 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……………………………………………………37 A. Jenis Penelitian……………………………………………………………………….37 B. Setting Penelitian……………………………………………………………………..38 1. Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………………………38 2. Subyek Penelitian………………………………………………………………...38 3. Obyek Penelitian…………………………………………………………………38 C. Rancangan Tindakan…………………………………………………………………38 1. Perencanaan dan Persiapan………………………………………………………40 2. Pelaksanaan Tindakan……………………………………………………………41 D. Variabel Penelitian…………………………………………………………………...45 E. Indikator Ketercapaian…………………………………………………………….…45 F. Instrument Penelitian…………………………………………………………………47 G. Metode Pengumpulan Data…………………………………………………………..48 1. Test……………………………………………………………………………….48 2. Dokumen Laporan Praktikum……………………………………………………48 3. Observasi…………………………………………………………………………49 4. Kuesioner……………………………………...…………………………………49 H. Validitas…………………………………………………………………………...…51 I. Metode Analisis Data………………………………………………………...………53 1. Analisis Hasil Tes……………………………………………………………...…53 2. Analisis Hasil Laporan Praktikum……………………………….………………54 3. Analisis Hasil Observasi…………………………………………………………56 4. Analisis Hasil Kuesioner…………………………………………………………58 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………………62 A. Deskripsi Penelitian………………………………………………………………..…62 1. Deskripsi Siklus I………………………………………………………………...62 a. Perencanaan (Planning)……………………………………………………...62 b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)…………………………………………...…63 c. Refleksi ………………………………………………………………………72 2. Deskripsi Siklus II………………………………………………………………..74 a. Perencanaan (Planning)……………………………………………………...74 b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)……………………………………………...75 c. Refleksi……………………………………………………………………….81 xii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xiii B. Hasil Penelitian……………………………………………………………………....82 1. Hasil Analisis Peningkatan Keterampilan Proses…………………..……………82 a. Hasil Observasi………………………………………………………………82 1) Hasil Analisis Observasi Siklus I……………………………………...…83 2) Hasil Analisis Observasi Siklus II……………………………………..…86 b. Hasil Laporan Praktikum…………………………………………………….89 2. Hasil Analisis Sikap Sains Siswa………………………………………………...90 3. Hasil Analisis Peningkatan Hasil Belajar………………………………………...91 a. Pre-test………………………………………………………………………..91 b. Post-test Siklus I…………………………………………………………...…92 c. Post-test Siklus II…………………………………………………………….94 4. Hasil Analisis Keseluruhan Aspek…………………………………………….....96 PEMBAHASAN……………………………………………………………………..97 A. Proses Sains………………………………………………………………………97 B. Hasil Belajar…………………………………………………………………….108 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………………113 A. Kesimpulan………………………………………………………………………….113 B. Kendala Penelitian…………………………………………………………………..114 C. Saran…………………………………………………………………………….......114 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………........116 LAMPIRAN xiii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xiv DAFTAR TABEL Tabel 1. Tingkatan guided inquiry dan macam bimbingan guru pada siswa……………...…18 Tabel 2. Indikator Aspek Keterampilan Proses Sains……………………………………..…21 Tabel 3. Indikator Ketercapaian Penelitian…………………………………………………..43 Tabel 4. Penjabaran Metode Pengumpulan Data…………………………………………….48 Tabel 5. Taksonomi Bloom Revisi…………………………………………………………...50 Tabel 6. Pedoman Penskoran Laporan Praktikum…………………………………………...52 Tabel 7.1 Cara Analisis Hasil Observasi Aspek Psikomotorik Siswa…………………….…57 Tabel 7.2 Rubrik Penilaian Observasi Aspek Psikomotorik Siswa……………………….…57 Tabel 8.1 Kuesioner Aspek Afektif Siswa…………………………………………………...60 Tabel 8.2 Pedoman Penskoran Kuesioner Aspek Afektif Siswa…………………………..…62 Tabel 8.3 Penggolongan Aspek Afektif Siswa…………………………………………….…63 Tabel 9.1.1 Penjabaran Aspek Psikomotorik……………………………………………...…85 Tabel 9.1.2 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains pada Siklus I………………………86 Tabel 9.1.3 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus I……………….87 Tabel 9.2.1 Penjabaran Aspek Psikomotorik………………………………………………...89 Tabel 9.2.2 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus II………………90 Tabel 9.2.3 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus II………………91 Tabel 10. Hasil Analisis Laporan Praktikum Siklus I dan Siklus II Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus II………………………………….93 Tabel 11. Hasil Analisis Sikap Sains Siswa………………………………………………….94 xiv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xv Tabel 12.1 Hasil Pre-test…………………………………………………………………..…96 Tabel 12.2 Hasil Post-test Siklus I……………………………………………………….......97 Tabel 12.3 Hasil Post-test Siklus II…………………………………………………………..99 Tabel 13. Hasil Analisis Ketuntasan Klasikal Keseluruhan Siklus I dan II………………...101 xv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xvi DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing………………………………………19 Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian…………………………………………………….32 Gambar 3. Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Khemmis & Mc. Taggart………………36 Gambar 4. Suasana Saat Mengerjakan Soal Pre-test…………………………………………66 Gambar 5. Siswa bertanya terkait yang belum dipahami dalam LKS 1……………………...68 Gambar 6. Keantusiasan Siswa dalam diskusi……………………………………………….69 Gambar 7. Siswa terlihat memperhatikan penjelasan peneliti……………………………….71 Gambar 8. Siswa saat Mempresentasikan Hasil Percobaan………………………………….72 Gambar 9. Suasana saat melakukan praktikum OFT dan ORT……………………………...73 Gambar 10. Siswa sedang mengerjakan soal post-test siklus I………………………………73 Gambar 11. Suasana ketika berdiskusi……………………………………………………….79 Gambar 12. Siswa terlihat serius melakukan praktikum lokasi reseptor………………….…81 Gambar 13. Terlihat siswa yang mengobrol ………………………………………………...81 Gambar 14. Siswa sedang menggerjakan soal posttest dan kuesioner………………….……83 Gambar 15.1 Diagram nilai pre-test Siswa………...………………………………………...96 Gambar 15.2 Diagram nilai post-test siklus I………………………………………………...97 Gambar 15.3 Diagram Nilai Post-test Siklus II………………………………………………99 Gambar 16. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa………………………..………110 Gambar 17. Peningkatan Hasil Belajar Siswa………………………………………………115 Gambar 18. Ketuntasan Klasikal Siklus I dan II……………………………………………116 xvi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xvii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1………………………………………………………………………………….120 Lampiran 2………………………………………………………………………………….121 Lampiran 3………………………………………………………………………………….122 xvii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk hidup, lingkungan, dan interaksinya. Pembelajaran IPA lebih menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menjelajahi alam sekitar secara ilmiah. Biologi sebagai salah satu bidang IPA mempelajari konsep-konsep kehidupan yang dapat dialami secara langsung. Belajar biologi memiliki tujuan menciptakan siswa yang memiliki keterampilan proses sains dan keaktifan selama proses pembelajaran berlangsung. Sehingga diperlukan metode dan model pembelajaran yang bervariasi dalam belajar biologi. Namun kenyataan, penggunaan metode dan model pembelajaran bervariasi sangat jarang. Guru masih saja menggunakan metode pembelajaran yang tradisional yaitu ceramah. Metode ceramah cenderung hanya mengandalkan keaktifan dan kemampuan guru, sedangkan siswa lebih banyak duduk diam dan menerima apa saja yang disampaikan oleh guru. Hal inilah yang menyebabkan siswa sulit untuk memahami konsep-konsep pembelajaran biologi. Di SMA Negeri 11 Yogyakarta, guru mata pelajaran Biologi cenderung menggunakan metode ceramah dan diskusi sehingga tak heran siswa cepat 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2 merasa bosan pada pembelajaran yang akhirnya berdampak pada hasil belajar yang kurang memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 76. Hal ini didukung dengan hasil observasi peneliti selama PPL (Program Pengalaman Lapangan) yang menemukan fakta serupa. Kegiatan observasi yang dilakukan di SMA Negeri 11 Yogyakarta terdiri atas 5 kelas XI IPA. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada kelas XI IPA 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta, nilai rata-rata ulangan Biologi terendah untuk materi sistem indra terdapat pada kelas XI IPA 2 ini yaitu 70,00 serta yang mencapai KKM untuk materi sistem indra sebesar 41,75 % dari 32 siswa. Pemilihan materi sistem indra dikarenakan materi ini merupakan salah satu materi yang bermasalah, dimana tingkat ketuntasan siswa untuk materi ini masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil observasi diperoleh data mengenai persentase keterampilan proses sains siswa didalam kelas yang meliputi, 20 % dari siswa didalam kelas mampu merancang percobaan, 50 % dari siswa didalam kelas mampu melakukan percobaan dan melaporkan hasilnya dan 53 % siswa didalam kelas sudah baik dalam penguasaan konsep proses sains (scientific process). Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi yang bersangkutan, guru mengaku cenderung memakai metode ceramah dan diskusi sebagai metode andalan. Diharapkan siswa menjadi mandiri dalam belajar, sehingga perlu metode khusus untuk mengembangkan aspek kemandirian siswa tersebut. Metode yang dipandang cukup khas untuk membantu memperbaiki Keterampilan Proses Sains (KPS) adalah metode praktikum. Sementara frekuensi praktikum masih kurang, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3 padahal praktikum merupakan salah satu sarana untuk membawa siswa memahami materi pelajaran secara nyata tanpa harus membayangkan. Maka dari itu, jika hanya ceramah dan diskusi siswa akan kesulitan untuk membayangkan bagaimana sistem indra dapat bekerja dalam tubuh manusia. Hal ini jika dibiarkan begitu saja, tentu akan berdampak kurang baik pada hasil belajar siswa untuk tahun-tahun ajaran berikutnya. Salah satu parameter utama keberhasilan kurikulum adalah tercapainya efektivitas pembelajaran, yaitu dengan dicapainya tujuan pembelajaran oleh peserta didik secara optimal sesuai dengan standar kompetensi lulusan. Bersamaan dengan itu maka dalam setiap pembelajaran hendaknya menggunakan pendekatan Scientific dimana siswa dituntut agar mandiri dan memiliki Keterampilan Proses Sains (KPS). Sehingga salah satu metode pembelajaran yang cocok digunakan dalam belajar biologi dan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran adalah praktikum. Hal ini dikarenakan praktikum merupakan salah satu strategi mengajar yang dapat menggunakan pendekatan ilmiah terhadap gejala-gejala baik gejala sosial, fisik, sikis yang diteliti, diselidiki, dan dipelajari. Dengan melakukan kegiatan pengamatan secara langsung akan membuat siswa lebih lama mengingat materi pelajaran yang telah dipelajari. Kegiatan praktikum tidak selalu harus dilakukan di laboratorium dengan peralatan yang mahal, tetapi juga dapat dilakukan di dalam kelas atau lingkungan sekitar dengan peralatan sederhana tanpa mengurangi bobot praktikum. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4 Siswa yang belajar sains dituntut tidak hanya memahami produkproduk sains, namun juga diharapkan memahami dan terampil melakukan proses sains (mempunyai keterampilan proses sains). Dalam hal ini, perlu langkah dan upaya lain, untuk meningkatkan keterampilan proses sains tersebut. Ketercapaian kompetensi dan atau tujuan belajar sangat dipengaruhi oleh guru. Untuk membangun kompetensi pada aspek kerja ilmiah itu (sehingga siswa mempunyai keterampilan proses sains), dipandang perlu adanya bimbingan dan pancingan guru. Penggunaan metode guided inquiry dirasa tepat untuk maksud ini. Latihan berpikir kritis dan kreatif, latihan mengembangkan keingintahuan (curiosity), berpikir analitis dan juga latihan menggunakan indera dan alat bantu indera serta alat-alat lain, sangat diperlukan untuk keterampilan melakukan kerja ilmiah tersebut. Sehingga diharapkan penerapan metode praktikum berbasis guided inquiry ini dapat melatih kemandirian siswa. Dalam pembelajaran Biologi (teaching on science) yang berkaitan dengan kerja ilmiah, adalah sangat tepat jika guru memilih dan menerapkan metode guided inquiry. Untuk materi tertentu ini, guru perlu memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahunya dan memberikan peluang pada mereka untuk menemukan sendiri jawaban atas rasa keingintahuan siswa pada alam, bukan justru membunuh keingintahuan siswa, atau bahkan menuntut hanya satu cara dalam menemukan jawaban atas persoalan sains. Namun demikian, untuk menumbuhkan keingintahuan dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5 keterampilan siswa menemukan berbagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini, guru perlu memberikan bimbingan (guide), terlebih pada siswa yang belum biasa melakukan langkah-langkah kerja ilmiah ini. Jika dikaitkan dengan berbagai pandangan mengenai kemandirian belajar siswa SMA, di satu sisi siswa SMA sudah diharapkan menjadi pebelajar mandiri yang mempunyai kemampuan belajar tanpa atau dengan bantuan guru. Namun di sisi yang lain, pada usia menjelang dewasa ini, siswa SMA dipandang masih memerlukan bantuan dan bimbingan guru dalam melakukan berbagai kegiatan belajar, terutama dalam kaitannya dengan pembangunan pengetahuan dan pemahaman mereka. Bagaimana menangkap permasalahan dari suatu fakta atau gejala biologi, bagaimana merumuskan permasalahan ini, sampai dengan bagaimana menemukan pemecahan permasalahan, siswa (khususnya siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta), masih perlu dibimbing guru, meskipun pada umumnya siswa mempunyai potensi akademik yang tinggi. Ini juga didukung oleh hasil observasi, bahwa selama ini, dalam belajar biologi, siswa belum dibiasakan melakukan inquiry, melainkan lebih banyak mengikuti petunjuk yang diberikan guru dengan menggunakan LKS praktikum. Semiawan (1992) menyatakan bahwa keterampilan proses sains adalah keterampilan fisik dan mental terkait kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai, dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah sehingga para ilmuwan berhasil menemukan sesuatu yang baru. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6 Sehingga bisa dinyatakan bahwa keterampilan proses sains ini nanti akan sangat dibutuhkan bagi peserta didik untuk bekal masa depan mereka. Beberapa penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa dengan mengkombinasikan praktikum dengan guided inquiry dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Dasar empiris, mengenai efektivitas guided inquiry bagi peningkatan pemahaman konsep siswa, kemampuan afektif, dan psikomotor siswa, telah diberikan oleh banyak peneliti, antara lain Memi Malihah (2011) dan Ummi Kalsum (2010). Dalam penelitian yang terpisah di SMA, kedua peneliti tersebut menemukan bahwa guided inquiry mampu memperbaiki respons siswa dalam belajar sains (biologi), serta meningkatkan kualitas hasil belajarnya, baik pada ranah kognitif (pemahaman konsep), afektif, dan psikomotor. Dengan demikian semakin memperkuat keyakinan bahwa implementasi metode praktikum berbasis guided inquiry ini dalam pembelajaran biologi, akan mampu meningkatkan Keterampilan Proses Sains siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta. Namun demikian, bagaimana implementasi metode praktikum berbasis guided inquiry ini dalam meningkatkan keterampilan proses siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta masih perlu dicermati dan diteliti. Berdasarkan hasil observasi sejauh ini menunjukkan metode praktikum berbasis guided inquiry, khususnya untuk membangun keterampilan siswa melakukan kerja ilmiah di SMA Negeri 11 Yogyakarta belum intensif digunakan bahkan belum pernah diterapkan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7 Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini akan menerapkan metode praktikum berbasis guided inquiry untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Selanjutnya penelitian ini diberi judul : “Metode Praktikum Berbasis Guided Inquiry untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Indra Kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta”. B. Rumusan Masalah 1. Apakah metode praktikum berbasis guided inquiry dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada materi sistem indra Kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta ? 2. Bagaimana pengaruh metode praktikum berbasis guided inquiry dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada materi sistem indra Kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta ? C. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : a) Keterampilan proses sains yang dimaksud dalam penelitian ini adalah, Aspek psikomotorik mencakup keterampilan mengamati, mengajukan pertanyaan, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan, dan mengkomunikasikan konsep. Aspek afektif mencakup ketelitian dalam pengambilan data, kerjasama dalam diskusi dan percobaan, kerja keras dalam merancang suatu percobaan, keseriusan dalam melakukan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8 percobaan, kejujuran dalam pelaporan data, antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, perhatian siswa pada guru dan sesama teman, sikap percaya diri dalam penyampaian pendapat dalam presentasi, sikap menghargai masukan dari teman, dan menerima kritik dan masukan dengan lapang dada. b) Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan aspek kognitif yang diketahui melalui hasil tes tertulis dalam bentuk tes pilihan ganda. c) Objek penelitian ini adalah penerapan metode praktikum berbasis guided inquiry, keterampilan proses sains, dan hasil belajar. d) Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta. Kelas XI IPA 2 berjumlah 32 siswa terdiri dari 17 siswa putra dan 15 siswi putri. e) Materi yang digunakan adalah Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas dengan Kompetensi Dasar 3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9 D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada materi sistem indra Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta melalui penerapan metode praktikum berbasis guided inquiry. 2. Untuk mengetahui pengaruh metode praktikum berbasis guided inquiry dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada materi sistem indra Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta. E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian tindakan kelas ini bagi siswa, bagi guru, bagi sekolah, dan bagi peneliti adalah sebagai berikut. 1. Manfaat bagi siswa Metode praktikum berbasis guided inquiry memacu siswa dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar. 2. Manfaat bagi guru Memberikan referensi bagi guru dalam pengembangan pembelajaran Biologi dengan menggunakan metode praktikum berbasis guided inquiry. Semakin bervariasinya metode pembelajaran, maka proses pembelajaran akan semakin menyenangkan sehingga dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. 3. Manfaat bagi sekolah Sebagai bahan evaluasi pihak sekolah mengenai pengembangan pembelajaran. Sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan arahan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10 dalam melaksanakan pembelajaran berikutnya untuk mencoba inovasi baru dengan metode praktikum berbasis guided inquiry salah satunya. 4. Manfaat bagi peneliti Menambah pengetahuan mengenai permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan hal tersebut dapat memperoleh jawaban atas permasalahan yang ditemukan di SMA Negeri 11 Yogyakarta. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Praktikum 1. Pengertian Metode Praktikum Bidang pendidikan sangat penting peranannya dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh sebab itu, pendidikan hendaknya dikelola dengan baik. Hal tersebut bisa tercapai apabila siswa dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktunya dengan hasil belajar yang baik. Hasil belajar siswa ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu, kemampuan guru (profesionalisme guru) dalam mengelola pembelajaran dengan metode-metode yang tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran. Sehingga menghasilkan pembelajaran yang lebih baik. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir (Djamarah dkk., 2006:46). Sedangkan menurut Sanjaya (2007:194)metode pembelajaran diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis, untuk mencapai tujuan pembelajaran. 11 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12 Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya : 1) ceramah; 2) demonstrasi; 3) diskusi; 4) simulasi; 5) laboratorium/praktikum; 6) pengalaman lapangan; 7) brainstorming; 8) debat; dan 9) simposium. Menurut Pabelon dan Mendosa (2000:63), praktikum merupakan metode yang memfasilitasi diperolehnya berbagai keterampilan-keterampilan yang meliputi : keterampilan merencanakan, keterampilan menemukan masalah, keterampilan mengumpulkan informasi, keterampilan interpretasi, dan keterampilan komunikasi. Sehingga dapat diartikan bahwa metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran dimana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Dalam hal ini salah satu peran guru adalah pembimbing (guide) bagi siswa dengan cara memberikan panduan praktikum/LKS model inkuiri. Dimana pada LKS tersebut siswa hanya diberikan petunjuk mengenai tujuan praktikum saja dan mengenai alat-bahan praktikum serta cara kerja siswa sendiri yang merancang. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Praktikum Menurut Lazarowitz dan Tamir (1994) dalam Wiyanto (2008:35) ada lima faktor yang dapat memfasilitasi keberhasilan pembelajaran PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI praktikum, yaitu kurikulum, sumber daya, lingkungan 13 belajar, keefektivan mengajar, dan strategi assesmen. a) Kurikulum Pelaksanaan kegiatan praktikum sangat bergantung pada pengembangan kurikulum, misalnya (a) petunjuk praktikum yang terdiri atas beberapa percobaan baik yang terintegrasi maupun tak terintegrasi dengan kegiatan non praktikum, (b) lembar kerja, (c) buku teks yang memuat percobaan praktikum. b) Sumber Daya Sumber daya disini mencakup bahan dan peralatan, ruang dan perabotan, asisten dan tenaga laboran serta teknisi. c) Lingkungan Belajar Keberhasilan belajar terkait dengan lingkungan tempat belajar itu terselenggara, kegiatan di laboratorium bersifat kurang formal, peserta didik bebas untuk mengamati, berbuat dan berinteraksi secara individual maupun kelompok. d) Keefektivan Mengajar Sikap, pengetahuan, keterampilan, dan perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pencapaian tujuan belajar. Mengajar sebuah praktikum memerlukan penguasaan keterampilan proses sains dan pengetahuan materi subyek, serta memerlukan pengetahuan khusus tentang iklim kelas dan cara mengelolanya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14 e) Strategi Assesmen Ketika objek yang dipelajari diperlihatkan pada peserta didik, ternyata tes performance menunjukkan sebagai alat ukur yang lebih valid untuk mengukur keterampilan proses maupun penalaran logis, dibandingkan dengan menggunakan paper pencil test. Berdasarkan lima faktor yang dapat memfasilitasi keberhasilan pembelajaran praktikum tersebut, peneliti memfokuskan faktor kurikulum, sumber daya, lingkungan belajar, keefektivan mengajar, dan strategi assesmen sebagai faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan praktikum. Dalam penelitian menggunakan kurikulum KTSP 2006 yang diterapkan di SMA Negeri 11 Yogyakarta. Berdasarkan pertimbangan kurikulum dan masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran, peneliti selanjutnya menekankan pada proses menemukan masalah namun dengan bimbingan guru. Proses pembelajaran yang seperti tepat diterapkan dengan metode praktikum contohnya. Sumber daya seperti peralatan laboratoroium juga sangat mendukung keberhasilan pembelajaran praktikum. Di SMA Negeri 11 Yogyakarta, peralatan laboratorium sudah mendukung untuk pelaksanaan penelitian ini. Lingkungan belajar dan keefektivan mengajar masih dalam penelitian ini. Dikarenakan penelitian dilakukan pada saat waktu sibuk sekolah sehingga proses pembelajaran menjadi kurang maksimal. Strategi assesmen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes diakhir setiap PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15 siklusnya. tes merupakan materi yang siswa dapatkan saat pembelajaran dengan metode praktikum. Harapannya akan memperoleh peningkatan hasil di siklus yang kedua, dan hal ini terbukti. Dengan petunjuk praktikum/LKS yang sesuai, ruang praktikum beserta peralatan yang memadai, lingkungan belajar yang kondusif, sikap serta perilaku guru dalam mengajar yang maksimal semua faktor tersebut terpenuhi dengan baik maka keberhasilan praktikum akan tercapai saat diukur dengan menggunakan alat ukur yang valid berupa tes diakhir pembelajaran. 3. Tahap-tahap Metode Praktikum Suatu praktikum hendaknya harus berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Sehingga perlu diperhatikan dan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut. a) Langkah Persiapan Menurut Gyamirti (2010:14-15), persiapan yang baik perlu dilakukan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan atau kegagalankegagalan yang dapat muncul. Persiapan untuk metode praktikum mencakup : 1. Menetapkan tujuan praktikum 2. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan 3. Mempersiapkan tempat praktikum PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16 4. Mempertimbangkan jumlah peserta didik dengan jumlah alat yang tersedia dan kapasitas tempat praktikum 5. Mempersiapkan faktor keamanan dari praktikum yang akan dilakukan 6. Mempersiapkan tata tertib dan disiplin selama praktikum 7. Membuat petunjuk dan langkah-langkah praktikum b) Langkah Pelaksanaan 1) Sebelum melaksanakan praktikum, peserta didik mendiskusikan persiapan dengan guru, setelah itu baru meminta keperluan praktikum (alat dan bahan) 2) Selama berlangsungnya proses pelaksanaan metode praktikum, guru perlu melakukan observasi terhadap proses praktikum yang sedang dilaksanakan baik secara menyeluruh maupun per kelompok. c) Tindak lanjut Metode Praktikum Setelah melaksanakan praktikum, kegiatan selanjutnya adalah : 1) Mendiskusikan masalah-masalah yang terjadi selama praktikum 2) Memeriksa kebersihan alat dan menyimpan kembali semua perlengkapan yang telah digunakan 3) Meminta peserta didik membuat laporan praktikum PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17 4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Praktikum Menurut Djamarah (2006:84-85), berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari metode praktikum : a) Kelebihan 1. Membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. 2. Dapat membina peserta didik untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. 3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia. b) Kekurangan 1. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi 2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal. 3. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan. 4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemampuan atau pengendalian. Dari semua hal yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode praktikum merupakan suatu cara dimana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari sehingga dapat memupuk dan mengembangkan keterampilan serta sikap ilmiah peserta didik, juga memberikan gambaran dan pengertian yang lebih jelas dari pada hanya penjelasan lisan sehingga sangat bermanfaat bagi keperluan hidup sehari-hari. B. Inkuiri dalam Praktikum Membahas pendidikan berbasis inkuri, sama dengan kita membahaspendekatan pendidikan multi dimensi. Menurut Ibrahim (2007:1) memandangterdapat banyak interpretasi mengenai inkuiri ini, mulai dari konstruktivisme,pendekatan pemecahan masalah, pembelajaran berbasis projek dan sebagainya, kitaakhirnya akan menemukan bahwa inti dari inkuiri adalah proses yang berpusat padasiswa. Semua pembelajaran dimulai dengan pebelajar. Apa yang diketahui siswa danapa yang ingin mereka lakukan dan pelajari merupakan dasar utama pembelajaran.Dari sudut pandang siswa, metode pembelajaran ini merupakan akhir dari paradigmakelas belajar melalui mendengar dan memberi mereka kesempatan mencapai tujuanyang nyata dan autentik. Bagi guru, pendidikan berbasis inkuri merupakan akhir dariparadigma berbicara untuk mengajar dan mengubah peran mereka menjadi kolega danmentor bagi siswanya. Dalam matapelajaran sains, Ibrahim (2007:1)melihat inkuiri sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan proses penyelidikanalam atau materi alam, dalam rangka PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19 menjawab pertanyaan dan melakukan penemuanmelalui penyelidikan untuk memperoleh pemahaman baru. Kuhlthau & Todd (2007:1-2) memaknai Guided Inquiry sebagai sebuah caraguru dalam membimbing siswa membangun pengetahuan dan pemahaman yangmendalam mengenai materi pelajaran, melalui inkuiri, yang direncanakan dengan hati-hatidan diawasi dengan seksama, namun bertahap, juga membekali dan mengarahkansiswa menuju pembelajaran yang bebas. Praktikum (traditional hands-on) adalah tipe inkuiri yang paling sederhana.Dalam praktikum, guru menyediakan seluruh keperluan mulai dari topik sampaikesimpulan yang harus ditemukan siswa dalam bentuk buku petunjuk yang lengkap.Pada tingkat ini komponen esensial dari inkuiri, yakni pertanyaan atau masalah tidakmuncul, oleh karena itu, Martin-Hansen dalam Ibrahim (2007:3), menyatakanbahwa praktikum tidak termasuk kegiatan inkuiri. Tipe inkuiri berikutnya ialahpengalaman sains terstruktur (structured science experiences), yaitu kegiatan inkuiridi mana guru menentukan topik, pertanyaan, bahan dan prosedur sedangkan analisishasil dan kesimpulan dilakukan oleh siswa. Jenis yang ketiga ialah inkuiri terbimbing (guided inquiry), di mana siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskanprosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkandalam hal menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang, guru hanya berperansebagai fasilitator. Inkuiri siswa mandiri (student directed inquiry), dapat dikatakansebagai inkuiri penuh, karena pada tingkatan ini siswa bertanggungjawab secarapenuh terhadap proses PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20 belajarnya, dan guru hanya memberikan bimbingan terbataspada pemilihan topik dan pengembangan pertanyaan. Tipe inkuiri yang palingkompleks ialah penelitian siswa (student research). Dalam inkuiri tipe ini, guru hanyaberperan sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan penentuan atau pemilihan danpelaksanaan proses dari seluruh komponen inkuiri menjadi tangungjawab siswa (Ibrahim, 2007:3). Herron (1971:171-212), telah lebih dulu mengkaji guided inquiry ini. Iamembagi guided inquiry ke dalam 4 (empat) tingkatan, ialahConfirmation/Verification, Structured Inquiry, Guided Inquiry, dan Open Inquiry.Macam bimbingan guru pada siswa untuk tiap tingkatan guided inquiry iniditabulasikan sebagai berikut. Tabel 1.Tingkatan guided inquiry dan macam bimbingan guru pada siswa Tingkatan Persoalan Inkuiri 0 1 2 3 Keterangan: artinya dibantu guru Prosedur Solusi - - Guided inquiryatau inkuiri terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran yang berperanpenting dalam membangun paradigma pembelajaran konstruktivistik yangmenekankan pada keaktifan belajar siswa. Kegiatan pembelajaran ditujukan untukmenumbuhkan menggunakan keterampilan proses kemampuan denganmerumuskan siswa pertanyaan dalam yang mengarah pada kegiatan investigasi, menyusunhipotesis, melakukan percobaan, mengumpulkan dan mengolah data, mengevaluasi dan mengkomunikasikan hasil PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21 temuannya dalam masyarakat belajar. Kegiatan inkuirisangat penting karena dapat mengoptimalkan keterlibatan pengalaman langsung siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Hasler dalam Malihah (2011:21), berikut ini adalah tahapan dalam pembelajaran inkuiri terbimbing. Gambar 1. Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing C. Keterampilan Proses Sains 1. Pengertian Keterampilan Proses Sains Menurut Rustaman (2005:78), keterampilan proses adalah pendekatan pembelajaran yang bertujuan mengembangkan sejumlah kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk mengembangkan yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22 lebih tinggi pada diri siswa dalam memproses perolehan belajarnya. Dengan mengembangkan kemampuan fisik dan mental, siswa akan mampu menemukan dan menggambarkan sendiri fakta, konsep, serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat karena mungkin siswa melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan (Rustaman, 2005:78). Namun, dalam penelitian kali ini peneliti hanya membatasi untuk aspek penilaiannya yaitu, aspek psikomotorik dan afektif saja yang akan dinilai berkaitan dengan keterampilan proses sains. Sementara aspek kognitif akan dinilai dan dimasukkan kedalam hasil belajar. 2. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains Ada berbagai jenis keterampilan proses yang dapat dikembangkan dalam diri peserta didik. Menurut Karen L. Lancour dalam Zakiyah (2011:22), mengungkapkan bahwa keterampilan-keterampilan tersebut PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar (Basic Skills) 23 dan keterampilan-keterampilan terintegrasi (Integrated Skills). Berdasarkan ungkapan diatas diperoleh bahwa keterampilanketerampilan dasar terdiri dari 6 (enam) keterampilan, yaikni mengobservasi, mengklarifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilanketerampilan terintegrasi terdiri dari, mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambar hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen. Keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi saling bergantung satu sama lain. Selain itu, keterampilan-keterampilan proses merupakan keterampilan dasar yang menjadi suatu landasan untuk menguasai keterampilan-keterampilan terintegrasi. Berikut ini adalah indikator aspek keterampilan proses sains. Tabel 2. Indikator Aspek Keterampilan Proses Sains No. Keterampilan Proses 1. Observasi 2. Interpretasi 3. Prediksi Indikator Menggunakan indera Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan Mencari persamaan dan perbedaan Mencatat setiap pengamatan secara terpisah Menghubung-hubungkan hasil pengamatan Menemukan suatu pola dalam pengamatan Menarik kesimpulan sementara Mengemukakan kemungkinan apa yang akan terjadi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4. 5. Menggunakan alat dan bahan Menerapkan konsep 6. Merencanakan percobaan 7. Berkomunikasi 24 Terampil dalam menggunakan alat dan bahan Menggunakan informasi, kesimpulan, konsep teori dalam situasi baru Menentukan alat, bahan, dan sumber Menentukan variabel Menentukan variabel tetap dan berubah Menentukan apa yang akan diamati Menentukan langkah dan cara kerja Menentukan cara mengolah hasil pengamatan Menyusun dan menyampaikan laporan Menjelaskan hasil pengamatan Menggambarkan data dalam bentuk grafik, tabel dan sebagainya. Keterampilan proses sains seperti yang dijabarkan pada tabel diatasmerupakan keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi. Keduanya merupakan keterampilan yang saling berhubungan dan melengkapi. Semua keterampilan diatas pada dasarnya merupakan fokus dari penelitian ini. Namun, untuk keterampilan interpretasi tidak menjadi fokus penelitian dikarenakan ketika siswa memperoleh data hasil pengamatan praktikum maka secara langsung siswa sudah bisa menarik kesimpulan sementara atas kegiatan praktikum yang dilakukan. Meskipun tidak menjadi fokus penelitian, tetap saja kemampuan prediksi tetap diamati oleh peneliti. 3. Kedudukan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains Pembelajaran sains di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25 memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Untuk itu diperlukan suatu keterampilan yang hendaknya dimiliki oleh peserta didik. Keterampilan ini merupakan keterampilan proses yang melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Dengan mengembangkan keterampilan proses, peserta didik akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut (Rustaman, 2005:12). Oleh karena itu, kedudukan keterampilan proses dalam pembelajaran sains merupakan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dalam wujud kemampuan untuk melakukan kerja ilmiah atau penelitian seperti merencanakan penelitian ilmiah, melaksanakan penelitian ilmiah, mengkomunikasikan hasil penelitian dan bersikap ilmiah. D. Hasil belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang dicapai seseorang setelah melakukan usaha. Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil menunjukkan sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam selang waktu tertentu. Hasil belajar termasuk dalam PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26 kelompok aspek kognitif yang respon hasil pengukurannya tergolong pendapat atau judgment, yaitu respon yang dapat dinyatakan benar atau salah. Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi dari kecakapankecakapan potensi atau kepastian yang dimiliki oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian besar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan oleh seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya (Sukmadinata, 2004:102-103). Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan dapat diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya (Hamalik, 2005:155). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Purwanto (1991:104), hasil belajar siswa dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor yaitu faktor dari dalam dan dari luar. a) Faktor dari dalam terdiri dari : - Faktor Biologis Faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmani individu yang bersangkutan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27 Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan sehubungan dengan faktor biologis diantaranya adalah kondisi fisik yang normal dan kondisi kesehatan fisik. Kedua kondisi tersebut sangat mempengarui keberhasilan belajar seseorang. - Faktor Psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Sikap mental positif dalam proses belajar diantaranya meliputi, tidak mudah putus asa atau frustasi dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan, tidak terpengaruh untuk lebih mementingkan kesenangan dari pada belajar, mempunyai inisiatif sendiri dalam belajar, berani bertanya, dan selalu percaya diri sendiri. b) Faktor dari luar terdiri dari : Faktor eksternal bersumber dari luar individu itu sendiri. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan waktu. - Faktor lingkungan keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang, dan tentu saja faktor pertama dan utama dalam mencapai keberhasilan belajar seseorang. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI - 28 Faktor lingkungan sekolah Kondisi lingkungan sekolah yang juga dapat memenuhi kondisi belajar antara lain adanya guru yang profesional dalam jumlah yang cukup memadai, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah yang memenuhi persyaratan untuk berlangsungnya proses pembelajaran, adanya teman yang baik, adanya keharmonisan hubungan di antara personil-personil sekolah. - Faktor lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalaha adanya lembagalembaga non formal yang menyediakan kursus-kursus tambahan, sanggar majlis taklim, organisasi kemasyarakatan yang positif. - Faktor waktu Waktu memang berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang, tergantung bagaimana seseorang dapat mengatur waktu sebaik mungkin. Penelitian ini memfokuskan pada faktor keluarga dan lingkungan sekolah. Kedua faktor ini sangat dekat sekali dengan diri siswa. Dimana saat siswa di rumah, keluarga adalah bagian yang terdekat dengan siswa. Keluarga memegang peranan utama dalam proses belajar siswa. Saat di sekolah, lingkungan sekolah yang memegang kendali atas proses belajar siswa. Hal yang belum didapat siswa di rumah akan diajarkan saat di PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29 sekolah. Sehingga ketika siswa merasa kurang nyaman di rumah atau sedang mengalami suatu masalah dalam keluarganya, ini sedikit banyak akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di sekolah. Begitu juga ketika siswa tidak nyaman dengan lingkungan sekolah misalnya hubungan antar teman dan guru di sekolah yang kurang harmonis menyebabkan siswa merasa tidak semangat bersekolah yang semakin lama hal ini mempengaruhi hasil belajarnya. Hal ini terbukti dari hasil tes pada setiap siklus pembelajaran. Peneliti bersama guru kolaborator melakukan analisis penyebab ketidaktuntasan siswa. Jika dari materi yang belum dipahami, peneliti melakukan remedial teaching. Namun berdasarkan pengamatan peneliti ada faktor lain yang menyebabkan siswa tidak berhasil dalam pembelajaran. Peneliti melakukan pendekatan secara personal kepada siswa yang pendiam dan tidak berani bertanya ketika merasa kurang paham materi. Dari hasil pendekatan personal serta bantuan dari guru kolaborator, peneliti memperoleh informasi bahwa siswa tersebut hanya tinggal bersama neneknya. Yang mana pola asuh neneknya dirasa kurang sesuai untuk anak seusianya. Sehingga keseharian siswa ini kurang terpantau baik dari pergaulan maupun dari pendidikan dalam keluarganya. Selanjutnya, peneliti bersama guru kolaborator berdiskusi tentang bagaimana seharusnya menangani siswa yang memiliki masalah seperti ini sehingga siswa tersebut dapat bangkit sedikit demi sedikit dan tidak berada pada urutan terbawah dikelasnya. Dari hasil penelitian selama dua siklus ini, memang belum terlihat hasil yang berarti. Namun, hal ini dapat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30 peneliti jadikan sebagai pengetahuan baru serta pertimbangan untuk melakukan penelitian dengan metode praktikum pada kelas yang memiliki masalah yang sama didunia kerja nantinya. E. Materi Sistem Indra Materi sistem indra ini merupakan materi mata pelajaran Biologi untuk kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMA pada semester genap. Materi ini termasuk kedalam Standar Kompetensi 3, yaitu menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas dengan Kompetensi Dasar 3.6, yaitu menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan). Dalam penelitian ini materi yang akan disampaikan mencakup : 1. Pengertian alat indra 2. Organ-organ yang termasuk panca indra a. Mata b. Hidung c. Telinga d. Lidah e. Kulit 3. Struktur organ-organ panca indra a. Bagian-bagian mata b. Bagian-bagian hidung PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31 c. Bagian-bagian telinga d. Bagian-bagian lidah e. Bagian-bagian kulit 4. Proses jalannya rangsangan pada panca indra 5. Kelainan dan penyakit pada sistem indra F. Penerapan metode praktikum berbasis Guided Inquiry dalam materi Sistem Indra Bentuk bimbingan dalam guided inquiry penelitian ini, adalah mengadaptasi pikiran Herron dan Bonnstetter (1971:180), ialah guru memberikan bimbingan pada siswa pada pengidentifikasian masalah, menggunakan panduan tertulis dan lisan. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa dalam hal prosedur perancangan, pelaksanaan, serta pelaporannya. Panduan tertulis diwujudkan dalam bentuk LKS (LKS-2, LKS-3, LKS-5, dan LKS-6). Permasalahan untuk percobaan telah secara implisit tercantum dalam LKS-LKS ini, namun prosedur perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil percobaan diserahkan siswa untuk memilih dari referensi-referensi yang ada. Panduan lisan diwujudkan dalam bentuk pengantar di awal setiap kegiatan dan klarifikasi di akhir kegiatan. Pemberian fasilitasi guru dilakukan ketika siswa merancang, melaksanakan, dan mengkomunikasikan hasil percobaan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32 G. Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Malihah (2011) yaitu tentang Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi. Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelompok eksperimen (rata-rata = 72,6 dan simpangan baku = 11,74) lebih tinggi daripada kelompok siswa kontrol (rata-rata = 60,8 dan simpangan baku = 10,53) dan setelah dilakukan uji t diperoleh nilai thitung sebesar 18,58 sedangkan ttabel pada taraf signifikan 0,005 sebesar 1,9886 atau thitung > ttabel. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi. SementaraKalsum (2010)dalam penelitiannya menggunakan model yang sama, Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa, menemukan hasil penelitian dengan rata-rata penguasaan KPS siswa pada siklus I sebesar 77,76 sedangkan pada siklus II sebesar 82,26. Ketercapaian aspek KPS mencapai rata-rata 82,26 dan sebagian besar sikap siswa positif terhadap pembelajaran guided inquiry. Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan penguasaan KPS siswa, hal tersebut juga didukung dengan perhitungan statistik menggunakan uji t pada nilai Gain penguasaan KPS siswa, dan dihasilkan nilai uji t sebesar 4,52 dan ttabel sebesar 2,00, dengan taraf signifikan 5%. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33 Dengan demikian penerapan model pembelajaran guided inquiry dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. H. Kerangka berpikir Seperti telah dijelaskan diawal bahwa pembelajaran IPA lebih menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menjelajahi alam sekitar secara ilmiah. Biologi sebagai salah satu bidang IPA mempelajari konsep-konsep kehidupan yang dapat dialami secara langsung. Pembelajaran IPA khususnya Biologi di SMA Negeri 11 Yogyakarta jarang menggunakan metode yang dapat memberikan pengalaman langsung tersebut. Hal ini sedikit banyak berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikannya. Dari data hasil observasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata ulangan Biologi terendah untuk materi sistem indra terdapat pada kelas XI IPA 2 ini yaitu 70,00 serta yang mencapai KKM untuk materi sistem indra sebesar 41,75 % dari 32 siswa. Sedangkan hasil observasi mengenai keterampilan yang dimiliki siswa, kemampuan siswa dalam hal merancang percobaan 20 %, melakukan percobaan danmelaporkan hasilnya 50% dan jumlah siswa yang baikpenguasaan konsep proses sains-nya (scientific process-nya) 53 %. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi yang bersangkutan, guru mengaku cenderung memakai metode ceramah dan diskusi sebagai metode andalan. Untuk itu peneliti mencoba mengaitkan dengan penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan oleh Memi Malihah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34 (2011) yaitu tentang Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi yang menunjukkan hasil terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi. Penelitian lain juga dilakukan oleh Ummi Kalsum (2010) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa, menunjukkan hasil terjadi peningkatan penguasaan KPS siswa. Dari hasil penelitian-penelitian terdahulu tersebut dapat dikatakan bahwa metode guided inquiry mampu meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Untuk itu peneliti menerapkan metode praktikum berbasis guided inquiry dengan harapan dapat membantu meningkatan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Berikut ini kerangka berpikir peneliti dituangkan dalam bentuk bagan alir sebagai berikut. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI I. 36 Hipotesa Berdasarkan tinjauan pustaka dan beberapa hasil penelitian yang relevan, maka diperoleh hipotesis dari penelitian ini yaitu : 1. Metode praktikum berbasis guided inquirydapat mempengaruhi keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa, dikarenakan ketika siswa metode praktikum berbasis guided inquirymemberikan kesempatan siswa untuk menggali sendiri pemahamannya sehingga materi pelajaran akan lama melekat dalam pikiran siswa. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa pada materi sistem indra kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta meningkat. 2. Metode praktikum berbasis guided inquirydapat meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Indra Kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian digunakan agar penelitian yang dilakukan dapat mencapai kebenaran sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Kajiandalampenelitianini dilakukan secara sistematis dan reflektif dengan menggunakan analisa deskriptif kuantitatif. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan didalam kelas. Penelitian tindakan kelas dapat dijadikan sarana bagi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran secara efektif. Penelitian tindakan kelas juga merupakan kebutuhan bagi guru dalam meningkatkan profesionalitasnya sebagai guru, karena : 1. Penelitian tindakan kelas sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran dikelasnya. Guru menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang guru dan siswa lakukan. 2. Penelitian tindakan kelas meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan tanpa adanya upaya perbaikan dan inovasi namun dia bisa menempatkan dirinya sebagai peneliti dibidangnya. 37 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38 3. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu pengkajian yang terdalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya. 4. Penelitian tindakan kelas tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena tidak perlu meninggalkan kelasnya. B. Setting Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian a) Waktu Penelitian : Minggu I dan II bulan Maret 2015 b) Tempat Penelitian : SMA Negeri 11 Yogyakarta Jl. AM. Sangaji, No. 50 Yogyakarta 2. Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta pada semester II (genap) tahun ajaran 2014-2015 yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 17 siswa putra dan 15 siswi putri. 3. Obyek Penelitian Objek penelitian ini adalah penerapan metode praktikum berbasis guided inquiry, keterampilan proses sains, dan hasil belajar. C. Rancangan Tindakan Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model dari Khemmis & Mc. Taggart yang terdiri dari 3 komponen berulang dalam satu siklus, yaitu perencanaan (planning), PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39 pelaksanaan tindakan (acting)danpengamatan (observing),serta refleksi (reflecting). Menurut Kusumah dan Dwitagama (2010:21), berikut adalah penggambaran dari komponen-komponen tersebut : Gambar 3. Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Khemmis & Mc. Taggart Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa komponen-komponen tersebut dilakukan dalam satu siklus. Yang dimaksud disini adalah langkah pertama pada setiap siklus adalah penyusunan rencana tindakan. Tahapan berikutnya pelaksanaan dan sekaligus pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan. Hasil pengamatan kemudian dievaluasi dalam bentuk refleksi. Apabila hasil refleksi siklus pertama menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan belum memberikan hasil sebagaimana diharapkan, maka berikutnya disusun lagi rencana untuk dilaksanakan pada siklus kedua. Demikian seterusnya sampai hasil yang dinginkan benar-benar tercapai.Namun, jika target penelitian sudah tercapai, maka siklus dapat dihentikan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 (dua) siklus dengan kegiatan sebagai berikut : 1. Perencanaan atau Persiapan Pada tahap persiapan penelitian, peneliti melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a. Peneliti melakukan identifikasi masalah pembelajaran Biologi di sekolah dengan cara mewawancarai guru mata pelajaran terkait serta menganalisis hasil belajar murid pada materi sistem indra dan selanjutnya menetapkan alternatif pemecahan masalah. b. Peneliti melakukan observasi, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang kegiatan belajar Biologi di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta. c. Peneliti menentukan materi pokok pada kompetensi dasar yang bermasalah. d. Peneliti menyusun perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa untuk diterapkan dalam pembelajaran. e. Peneliti menyusun dan mengembangkan format evaluasi untuk tiap siklus yaitu soal tes, rubrik observasi, rubrik laporan praktikum, serta menyusun panduan kuisioner untuk siklus terakhir. f. Peneliti merancang dan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI g. 41 Peneliti mengajukan permohonan izin untuk melakukan penelitian kepada Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta. h. Peneliti menghubungi pihak SMA Negeri 11 Yogyakarta, dengan menemui kepala sekolah, bagian kurikulum dan guru mata pelajaran Biologi dengan menyerahkan surat izin penelitian dari Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta. i. Peneliti mengajukan izin penelitian ke Dinas Perizinan Kota Yogyakarta. 2. Pelaksanaan Tindakan (2 Siklus) a. Siklus I (2 Pertemuan- 4 JP) 1) Tindakan (acting) dan Pengamatan (observing) a) Peneliti pelaksana tindakan melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi sistem indra b) Peneliti pelaksana tindakan melakukan apersepsi dengan tanya jawab dan diskusi kelompok c) Peneliti pelaksana tindakan menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan metode praktikum d) Peneliti pelaksana tindakan mengorganisasikan siswa menjadi 8 (delapan) kelompok kerja masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. Kelompok ini dibentuk secara acak melalui pengundian. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42 e) Siswa dalam kelompok melakukan praktikum dengan panduan LKS dan rancangan percobaan yang mereka buat sendiri dalam masingmasing kelompok f) Peneliti pelaksana tindakan membimbing praktikum yang berlangsung pada tiap-tiap kelompok serta memberikan penekanan pada konsep yang penting. g) Peneliti pelaksana tindakan membimbing diskusi antar kelompok terkait hasil percobaan praktikum h) Peneliti pelaksana tindakan mengajak siswa mengaitkan hasil percobaan praktikum dengan teori yang sudah ada terkait dengan sistem indra i) Diakhir pembelajaran, peneliti pelaksana tindakan melakukan penilaian kepada siswa secara individu melalui tes tertulis dan mengajak siswa membuat laporan praktikum yang harus dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. j) Selama kegiatan pembelajaran, observer melakukan pengamatan kepada siswa terutama pada aspek afektif dan psikomotorik siswa dalam kelompok berdasarkan rubrik observasi. 2) Refleksi Kegiatan refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Menurut Arikunto (2008:20), PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43 refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas meliputi analisis, sintesis, serta penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Oleh sebab itu, guru pelaksana harus melakukan evaluasi diri. Selanjutnya setelah proses pembelajaran dalam satu siklus ini berakhir, maka peneliti melakukan refleksi meliputi kegiatan : a) Mengkaji tindakan yang telah dilakukan guna memperbaiki pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya. b) Melakukan penilaian terhadap tindakan yang telah dilakukan. c) Melakukan analisis ketercapaian target penelitian berdasarkan hasil penilaian atas tindakan yang telah dilakukan. b. Siklus II (2 Pertemuan- 4 JP) 1) Tindakan (acting) dan Pengamatan (observing) a) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan hasil refleksi pada siklus I b) Peneliti dan guru menggali data hasil refleksi siklus I mengenai karakteristik murid untuk memetakan kembali kelompok baru murid, kelompok ini dibentuk dengan cara mengorganisasikan siswa menjadi 8 (delapan) kelompok kerja masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang berdasarkan jenis kelamin, dan tingkat kemampuan siswa dikelas. c) Menyiapkan seluruh instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44 d) Peneliti pelaksana tindakan melakukan apersepsi dengan tanya jawab dan diskusi kelompok e) Peneliti pelaksana tindakan menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan metode praktikum f) Siswa dalam kelompok melakukan praktikum dengan panduan LKS dan rancangan percobaan yang mereka buat sendiri dalam masingmasing kelompok g) Peneliti pelaksana tindakan membimbing praktikum yang berlangsung pada tiap-tiap kelompok serta memberikan penekanan pada konsep yang penting. h) Peneliti pelaksana tindakan membimbing diskusi antar kelompok terkait hasil percobaan praktikum i) Peneliti pelaksana tindakan mengajak siswa mengaitkan hasil percobaan praktikum dengan teori yang sudah ada terkait dengan sistem indra j) Diakhir pembelajaran, peneliti pelaksana tindakan melakukan penilaian kepada siswa secara individu melalui tes tertulis dan mengajak siswa membuat laporan praktikum yang harus dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Selama kegiatan pembelajaran, observer melakukan pengamatan kepada siswa terutama pada aspek afektif dan psikomotorik siswa dalam kelompok berdasarkan rubrik observasi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45 2) Refleksi Tahap ini hasil yang diperoleh dari observasi selama proses belajar mengajar, hasil tes, hasil laporan praktikum dan hasil lembar observasi dibahas. Setelah itu ditarik kesimpulan apakah tindakan berhasil atau tidak. Diharapkan pada akhir siklus ini Keterampilan Proses Sains dan Hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta meningkat. D. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. 1) Variabel bebasnya adalah metode praktikum berbasis Guided Inquiry 2) Variabel terikatnya adalah Keterampilan Proses Sains dan Hasil belajar 3) Variabel kontrolnya adalah materi sistem indra E. Indikator Penelitian Penelitian ini dikatakan mencapai indikator apabila terjadi peningkatan keterampilan proses sains aspek psikomotorik serta afektif dan hasil belajar aspek kognitif. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46 Tabel 3. Indikator Ketercapaian Penelitian Variabel Aspek Instrumen Data Awal Indikator Ketercapaian Lembar Obsevasi Keterampilan Psikomotorik Proses Proses Sains Sikap Sains Afektif Keterampilan mengamati = belum terukur Mengajukan pertanyaan = belum terukur Merencanakan percobaan = 12,5 % siswa didalam kelas yang memenuhi KKM Menggunakan alat dan bahan = belum terukur Laporan Praktikum Mengkomunikasikan konsep = 50 % siswa di kelas yang memenuhi KKM Kuesioner Belum Terukur Hasil Belajar Kognitif Tes Nilai rata-rata siswa pada materi sistem indra tahun ajaran 2013-2014 adalah 70,00 41,75 % dari 32 siswa di dalam kelas yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) PersentaseKeterampilan proses sains aspek psikomotorik siswajikanilairata-rata di kelas≥ 70 %termasuk kedalamkategori tinggi Keterampilan proses sains berupa laporan praktikum siswajikanilairata-rata di kelas≥ 76,00, dantermasukkedalam kategori tinggi Persentase sikap siswa selama mengikuti pembelajaran ≥ 70 % termasuk dalam kategori tinggi Hasil belajar untuk materi sistem indrasiswa dikelas ≥ 76,00termasuktu ntas Ketuntasan klasikal siswa didalam kelas ≥ 70 % termasuk tinggi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47 F. Instrument Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. 1. Instrumen Pembelajaran a) Silabus b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran c) Lembar Kerja Siswa 2. Instrumen Pengumpulan Data a) Kisi-kisi soal Pre-Test b) Panduan skoring soal Pre-Test c) Soal Pre-Test d) Kunci jawaban soal Pre-Test e) Kisi-kisi soal Post-Test f) Panduan skoring soal Post-Test g) Soal Post-Test h) Kunci Jawaban soal Post-Test i) Rubrik observasi siswa j) Lembar observasi siswa k) Rubrik penilaian laporan praktikum l) Kisi-kisi kuesioner m) Lembar kuesioner PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48 G. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut. 1. Test Dalam penelitian ini, soal test digunakan untuk meneliti aspek kognitif kemampuan awal dan hasil belajar siswa pada materi sistem indra pada manusia. Test yang digunakan adalah pretest dan posttest. Pretest dilakukan pada awal pembelajaran siklus I bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sedangkan posttest dilakukan pada akhir pembelajaran pada siklus I dan II bertujuan untuk melihat ada tidaknya peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa secara kuantitatif setelah diberi perlakuan. 2. Dokumen Laporan Praktikum Laporan praktikum dikumpulkan oleh siswa setiap akhir siklus secara individu. Laporan praktikum ini merupakan penugasan terstruktur sebagai upaya pengumpulan data untuk mengetahui aspek keterampilan proses sains siswa. Laporan praktikum ini dikumpulkan sebelum praktikum pada siklus berikutnya. Dokumen laporan praktikum ini dapat mengetahui kemampuan mengkomunikasikan konsep siswa. Untuk membuat laporan praktikum ini, siswa diajak untuk menuliskan hasil percobaan sesuai dengan praktikum yang mereka rancang, mendiskusikan hasil percobaan dan mengkomunikasikan dalam bentuk presentasi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49 3. Observasi Observasi dilakukan berdasarkan hal-hal yang dapat diamati oleh pengamat. Instrumen ini disusun untuk mengetahui penguasaan ranah psikomotorik siswa dalam proses praktikum, yaitu meliputi aspek : a) Keterampilan mengamati b) Mengajukan pertanyaan c) Merencanakan percobaan, dan d) Menggunakan alat dan bahan Observasi dilakukan pada setiap siklus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk dapat memperoleh data dalam bentuk kuantitatif, panduan lembar observasi menggunakan model rating scale. Model ini dipilih karena menggunakan angka-angka yang dapat memudahkan dalam pengolahan penyajian data. 4. Kuesioner Untuk mendapatkan data aspek afektif berupa sikap siswa selama pembelajaran, maka digunakan kuesioner yang harus diisi siswa setelah pembelajaran disemua siklus selesai. Berikut ini adalah aspek afektif yang diperhatikan selama pembelajaran : a) Ketelitian dalam pengambilan data b) Kerjasama dalam diskusi dan percobaan c) Kerja keras dalam merancang suatu percobaan d) Keseriusan dalam melakukan percobaan e) Kejujuran dalam pelaporan data PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50 f) Antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran g) Perhatian siswa pada guru dan sesama teman h) Sikap percaya diri dalam penyampaian pendapat dalam presentasi i) Sikap menghargai masukan dari teman j) Menerima kritik dan masukan dengan lapang dada Kuesioner dibuat dengan 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif. Siswa menjawab kuesioner dalam bentuk checklist. Metode pengumpulan data dapat dijabarkan pada tabel dibawah ini. Tabel 4. Penjabaran Metode Pengumpulan Data Prosedur Aspek Alat Lembar Observasi Pelaku Sumber Pelaksanaan Informasi Cara Analisis Selama Proses Kuantitatif Pembelajaran Observer Siswa Peneliti Laporan Pelaksana Praktikum Tindakan Siswa Setiap akhir siklus Kualitatif, kuantitatif Siswa Setelah semua siklus berakhir Kuantitatif Proses Psikomotorik Sains Menganalisis Keterampilan Proses Sains Sikap Sains Afektif Kuesioner Siswa PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Prosedur Aspek Alat Pelaku Menganalisis Hasil Belajar Kognitif Tes Peneliti Pelaksana Tindakan 51 Sumber Pelaksanaan Informasi Siswa Akhir Setiap Siklus Cara Analisis Kuantitatif H. Validitas Menurut Sugiyono (2009:137), validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur. Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Sementara itu menurut Sudjana (2010:13), pengujian instrumen berupa soal tes dilakukan dengan memperhatikan validitas isi. Berdasarkan validitas isi, soal tes yang dibuat harus mengukur dan mengungkapkan isi yang sesungguhnya dengan cara membuat kisi-kisi. Setiap item soal tes dibuat dengan memperhatikan taksonomi Bloom revisi dalam Hilman (2012:3) pada ranah kognitif sehingga item soal yang dibuat benar-benar mengukur kemampuan berpikir siswa sehingga ke level kognitif Bloom yang paling tinggi sesuai dengan indikator yang ditetapkan. Berikut ini adalah tabel mengenai taksonomi Bloom pada ranah kognitif revisi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52 Tabel 5. Taksonomi Bloom Revisi Validitas isi tidak memerlukan uji coba dan analisis statistik yang harus dinyatakan dalam bentuk angka. Setelah kisi-kisi dibuat lalu peneliti meminta bantuan para ahli yaitu dosen dan guru untuk menelaah dan memberikan pertimbangan apakah item soal tes yang dibuat sudah layak sebagai alat pengumpul data (judgement expert). Instrumen bentuk non tes berupa kuesioner, rubrik skoring laporan praktikum, dan panduan observasi siswa. Selanjutnya, peneliti meminta bantuan ahli yang berkompeten dibidangnya (judgement expert) untuk menilai apakah instrumen yang dibuat telah memenuhi kelayakan sebagai alat pengumpul data. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI I. 53 Metode Analisis Data Menurut Silalahi (2006:305), metode analisis data terbagi menjadi dua yaitu metode analisis kuantitatif dan metode analisis kualitatif. Analisis kuantitatif ini menggunakan data statistik dan dapat dilakukan dengan cepat, sementara analisis kualitatif digunakan untuk data kualitatif yang data yang digunakannya adalah berupa catatan-catatan yang biasanya cenderung banyak dan menumpuk sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menganalisisnya secara saksama. Namun, dalam penelitian ini analisa data menggunakan analisa deskriptif kuantitatif. Analisis kuantitatif yang digunakan untuk mengalisa data utama yang dihasilkan dari siswa seperti hasil tes, hasil laporan praktikum, hasil observasi, serta hasil kuesioner. 1. Analisis Hasil Tes Dalam penelitian kali ini soal test dibuat dengan jumlah 20 soal pilihan ganda, masing-masing nomor jika jawaban benar akan mendapat skor 1 dan jika salah atau tidak menjawab mendapat skor 0. Sehingga jika siswa mejawab semua pertanyaan dengan benar maka skor yang diperoleh adalah 20 dan mendapat nilai 100. Menurut Sukardi (2008 : 130) teknik penskoran untuk soal pilihan ganda adalah sebagai berikut. Skor = B x 100 N sehingga Skor = 20 x 100 20 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54 Keterangan : B : Banyak jumlah nilai butir soal yang dijawab benar N : Jumlah soal 2. Analisis Hasil Laporan Praktikum Laporan praktikum yang dikumpulkan oleh siswa dinilai berdasarkan rubrik penilaian yang telah dibuat. Terdapat 5 aspek penilaian yaitu sistematika penulisan, informasi dan kaitannya dengan pembahasan, kedalaman pembahasan, komunikasi, serta kesimpulan (Trianto, 2009:108). Berikut ini adalah pedoman penskoran laporan praktikum siswa. Tabel 6. Pedoman Penskoran Laporan Praktikum Aspek Sistematika penulisan Informasi dan kaitannya dengan pembahasan Indikator Skor Memuat semua unsur yang harus dituliskan, runtut Memuat semua unsur yang harus dituliskan, kurang runtut Memuat sebagian unsur yang harus dituliskan, runtut Memuat hanya sebagian unsur yang harus dituliskan, kurang runtut Tidak memuat unsur yang harus dituliskan, tidak runtut 4 3 2 1 0 Memberikan dasar teori atau referensi dengan tepat, ada hubungannya dengan topik dan pembahasan, lengkap 4 Memberikan dasar teori atau referensi dengan tepat, ada hubungannya dengan topik dan pembahasan, kurang lengkap 3 Memberikan dasar teori atau referensi yang kurang tepat, hanya sebagian unsur yang berkaitan dengan topik dan pembahasan, kurang lengkap Memberikan dasar teori atau referensi yang tidak tepat, tidak lengkap, tidak berkaitan dengan topik dan pembahasan Tidak mencantumkan dasar teori atau referensi 2 1 0 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Aspek Kedalaman pembahasan dan pemahaman Komunikasi Kesimpulan 55 Indikator Memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan dengan tepat. Pembahasan dikemukakan tepat dan menunjukkan adanya hubungan dengan dasar teori atau referensi yang dicantumkan Memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan dengan tepat. Pembahasan yang dikemukakan tepat namun kurang mampu untuk menunjukkan adanya hubungan dengan dasar teori atau referensi yang dicantumkan Memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan dengan kurang tepat. Pembahasan yang dikemukakan kurang menunjukkan adanya hubungan dengan dasar teori atau referensi yang dicantumkan Memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan dengan tidak tepat. Pembahasan yang dikemukakan tidak menunjukkan adanya hubungan dengan dasar teori atau referensi yang dicantumkan. Tidak memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan. Tidak memberikan pembahasan. Menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Memberikan gambar atau tabel yang sesuai, lengkap Menggunakan bahasa yang kurang jelas dan kurang dipahami. Memberikan gambar atau tabel yang sesuai, lengkap. Menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Memberikan gambar atau tabel yang kurang sesuai, kurang lengkap Menggunakan bahasa yang kurang jelas dan sulit dipahami. Memberikan gambar atau tabel yang kurang sesuai, kurang lengkap Menggunakan bahasa yang tidak jelas dan sulit dipahami. Tidak memberikan gambar atau tabel. Kesimpulan jelas, logis, sesuai pembahasan Kesimpulan jelas, namun kurang sesuai dengan pembahasan Kesimpulan kurang jelas, kurang sesuai dengan pembahasan Kesimpulan tidak jelas, tidak sesuai dengan pembahasan Tidak memberikan kesimpulan. Skor tertinggi untuk tiap aspek adalah 4 dan skor terendah 1. Selanjutnya, nilai yang telah diperoleh tersebut dikonversikan kedalam skala 100. Analisis nilai laporan praktikum adalah sebagai berikut : Skor 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Nilai = 3. 56 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 × 100 20 Analisis Hasil Observasi Lembar observasi diisi berdasarkan skala yaitu dari 1 (satu) sampai dengan 4 (empat). Analisis hasil observasi aktivitas psikomotorik kelompok siswa selanjutnya dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut. Observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan secara berkelompok. Jadi observasi yang digunakan adalah sebagai berikut. Tabel 7.1 Cara Analisis Hasil Observasi Aspek Psikomotorik Siswa No. Indikator Aspek yang Diamati Skor 1 Kemampuan mengamati Siswa memperoleh deskripsi hasil pengamatan dan mengembangkan secara lengkap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan 1 2 3 4 2 Mengajukan pertanyaan Mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi disertai fakta konkret 3 Merencanakan percobaan Mampu merencanakan percobaan secara mantap sesuai substansi materi bahasan 4 Menggunakan alat dan bahan Menggunakan dan melist semua alat dan bahan secara tepat sesuai fungsinya Skor Total 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57 Tabel 7.2 Rubrik Penilaian Observasi Aspek Psikomotorik Siswa Aspek Mengamati Mengajukan Pertanyaan Merencanakan Percobaan Menggunakan alat dan bahan Indikator Memperoleh deskripsi hasil pengamatan dan mengembangkan secara lengkap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan Memperoleh deskripsi hasil pengamatan lengkap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan Memperoleh deskripsi hasil pengamatan kurang lengkap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan Tidak memperoleh deskripsi hasil pengamatan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan Mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi disertai fakta konkret Mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi Kurang mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi Tidak mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi Mampu merencanakan percobaan secara mantap sesuai substansi materi bahasan Mampu merencanakan percobaan sesuai substansi materi bahasan Kurang mampu merencanakan percobaan sesuai substansi materi bahasan Tidak sesuai dengan substansi materi bahasan Menggunakan dan melist semua alat dan bahan secara tepat sesuai fungsinya Menggunakan semua alat dan bahan yang sudah dilist Menggunakan beberapa alat dan bahan yang sudah dilist Tidak menggunakan alat dan bahan yang sesuai Nilai yang diperoleh kelompok siswa dalam lembar observasi model diatas adalah (Sudjana, 2009:133) : Nilai = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 × 100 16 Skor 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58 Selanjutnya, dilakukan interpretasi berdasarkan parameter berikut ini (Soewandi, 2005:50) : 81 – 100 : SangatTinggi 61 – 80 : Tinggi 41 – 60 : Cukup 21 – 40 : Rendah 0 – 20 : Sangat Rendah 4. Analisis Hasil Kuesioner Kuesioner yang digunakan berupa 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif. Data yang dihasilkan dari kuesioner ini digunakan untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa aspek afektifnya minimal baik. Berikut ini adalah kuesioner aspek afektif siswa tersebut. Tabel 8.1 Kuesioner Aspek Afektif Siswa No. Pernyataan STS 1. Saya selalu cermat mencatat hasil pengamatan Saya tidak pernah berdiskusi dengan teman 2. kelompok saat praktikum 3. Saya tidak pernah mencatat hasil pengamatan Saya suka bertanya kepada teman kelompok 4. tentang hasil pengamatan Saya berusaha mempersiapkan suatu percobaan 5. semaksimal mungkin 6. Saya sering bergurau saat praktikum TS S SS PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Pernyataan STS Saya tidak pernah mencari referensi dalam merancang suatu percobaan Saya selalu memperhatikan setiap langkah kerja saat praktikum Saya sering memanipulasi data hasil pengamatan Saya suka dengan praktikum dipelajaran Biologi Saya selalu mencatat apa adanya hasil pengamatan Saya sering menyerah dan bosan jika praktikum saya gagal Saya selalu menanggapi materi yang disampaikan guru Saya grogi saat ditunjuk mempresentasikan hasil praktikum Saya tidak pernah memperhatikan teman kelompok lain saat presentasi Saya yakin dengan semua yang saya tulis dalam presentasi Saya tidak pernah mendengarkan pendapat teman saat presentasi Saya menjadi malas saat hasil praktikum saya salah dan tidak sesuai teori Saya selalu mencatat pertanyaan teman lain dan mencoba mencari jawabannya saat presentasi Saya senang jika ada pendapat berbeda dari teman kelompok lainnya TS S 59 SS Data dianalisis dengan mengkategorikan pernyataan positif dan negatif, kemudian masing-masing jawaban yang telah dipilih siswa diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut. Tabel 8.2 Pedoman Penskoran Kuesioner Aspek Afektif Siswa Pilihan Jawaban Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Skor Pernyataan Positif 4 3 2 1 Pernyataan Negatif 1 2 3 4 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60 Data didapatkan secara kuantitatif dengan menjumlahkan skor yang diperoleh siswa dalam kuesioner dan dilakukan perhitungan sebagai berikut. 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 𝐴𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 = ∑𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100 80 Setelah skor aspek afektif diperoleh, selanjutnya dilakukan penggolongan skor dengan kriteria sebagai berikut (Sudjana, 2010:136). Tabel 8.3 Penggolongan Aspek Afektif Siswa Interval 80-100 60-79 40-59 25-39 5. Kriteria aspek Afektif Belajar Siswa Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik AnalisisKetuntasanKlasikal Nilai dari tes, laporan praktikum,hasil observasi aspek afektif, dan hasil observasi aspek psikomotorik dianalisis menjadi nilai akhir dan menjadi data primer yang dapat menunjukkan keterampilan proses sains. Karena nilai akhir yang dihasilkan tersebut berasal dari nilai tes, laporan praktikum, hasil observasi aspek afektif, dan hasil observasi aspek psikomotorik maka keempat nilai tersebut dijumlahkan dengan memberikan bobot untuk tiap nilai tersebut. Cara analisis ini sependapat dengan cara yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:278) bahwa jika nilai yang dihasilkan dari siswa tidak hanya berasal dari PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61 satu macam instrumen penilaian, maka harus menjumlahkan nilai yang didapat dan memberikan bobot pada tiap nilai. Ketentuan yang digunakan adalah sebagai berikut : Nilai akhir = 3𝑁𝑇 + 2𝑁𝑡 5 Keterangan : NT : Nilai Tes Nt : Nilai tugas (nilai laporan praktikum, hasil observasi aspek afektif, dan hasil observasi aspek psikomotorik) Dari perhitungan ini, nilai tes memiliki bobot yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai laporan praktikum karena tes dapat mengukur kedalaman pemikiran siswa secara individu dan jelas. Untuk menentukan ketuntasan belajar secara klasikal, rumus yang digunakan adalah : P= ∑𝑛1 × 100% 𝑁 Keterangan : P : Nilai ketuntasan belajar klasikal ∑n1 : Jumlah siswa yang telah tuntas belajar (yang mendapat nilai ≥ 76) N : Jumlah siswa seluruhnya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh serta peningkatan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada materi sistem indra kelas XI IPA 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta melalui penerapan metode praktikum berbasis guided inquiry. Peningkatan keterampilan proses sains terlihat dari adanya keterlibatan seluruh siswa dalam proses pembelajaran dibuktikan dengan adanya peningkatan aspek psikomotorik dan afektif siswa. Sedangkan hasil belajar terlihat dari aspek kognitif yang dibuktikan dengan meningkatnya nilai tes siswa. A. DESKRIPSI PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2014-2015 ini terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan (4 JP). Berikut ini akan diuraikan mengenai proses pelaksanaan penelitian beserta hasil yang diperoleh. 1. Deskripsi Siklus I a. Perencanaan (Planning) Setelah pengurusan ijin dan proposal penelitian selesai, peneliti segera melaksanakan proses pengambilan data penelitian untuk siklus 1. Karena terkendala libur untuk Ujian Sekolah dan beberapa try out siswa kelas XII, maka penelitian mundur selama 3 minggu dari jadwal yang sudah 62 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63 ditentukan. Kemudian minggu pertama dibulan April 2015 dilaksanakan penelitian untuk siklus 1. Pada tahap ini, peneliti menyiapkan semua instrumen pembelajaran dan pengambilan data. Instrumen pembelajaran meliputi LKS 1, LKS 2, LKS 3 kunci jawaban LKS 1 serta PPT (Materi Pembelajaran) untuk mengajar selama 1 siklus. Sementara instrumen penelitian yang dipersiapkan meliputi soal pre-test, kunci jawaban soal pre-test, soal post-test siklus 1 dan kunci jawaban soal post-test siklus 1. Selama mempersiapkan instrumen, peneliti juga terus berkoordinasi dengan guru mata pelajaran Biologi yaitu Ibu Titi Dwi Kurniasih, S.Pd dan 2 rekan mahasiswa yang berperan sebagai observer penelitian. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan lembar observasi aspek psikomotorik siswa yang digunakan selama proses pembelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) 1) Pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2015, jam pelajaran ke 7-8 pukul 12.30 s.d 14.00 WIB, diikuti oleh 32 siswa kelas XI IPA 2. Sebelum memulai pembelajaran, peneliti mengecek daftar hadir siswa dan kesiapan siswa. Setelah semua siswa terkondisikan dengan baik, peneliti membagikan soal pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa terkait materi sistem indra. Soal pre-test terdiri dari 20 soal pilihan ganda yang mencakup dalam Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64 kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas dengan Kompetensi Dasar 3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan). Terlihat siswa mengerjakan soal sesuai kemampuannya, ada yang dengan percaya diri namun ada juga yang masih terlihat melirik jawaban temannya. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal pre-test adalah 15 menit. Dalam pengerjaan soal pre-test ini siswa XI IPA 2 hadir semua dan berjumlah 32 orang siswa. Selama pembelajaran baik siklus I maupun siklus II mengalami kehadiran siswa 100 %. Dari 32 siswa yang mengikuti pre-test, hanya ada 2 orang yang mencapai KKM. Gambar 4. Suasana saat mengerjakan soal pre-test Setelah mengerjakan soal pre-test, peneliti memulai pembelajaran dengan menampilkan PPT materi. Sebelumnya juga diawali dengan pemberian apersepsi dan motivasi kepada siswa. Terlihat beberapa siswa PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65 mulai aktif untuk menjawab pertanyaan dalam apersepsi serta menganalisis beberapa gambar yang diberikan oleh peneliti lewat PPT. Selanjutnya peneliti menyampaikan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran. Dilanjutkan dengan pengenalan dan menjelaskan garis besar materi yang akan dibahas. Sebelum melanjutkan kegiatan selanjutnya, peneliti meminta siswa membentuk kelompok diskusi secara acak dengan cara berhitung dari 1 s.d 8 karena akan dibentuk 8 kelompok diskusi yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang siswa. Sehingga akan pas karena jumlah siswa keseluruhan adalah 32 orang. Siswa terlihat antusias dalam berhitung. Setelah berhitung siswa kemudian berkumpul dalam kelompok sesuai nomor mereka. Selanjutnya peneliti membagikan LKS 1 dan LKS 2 secara bersamaan. Hal ini bertujuan untuk efisiensi waktu. Setelah semua kelompok mendapat LKS, peneliti meminta siswa menyimak perintah yang tertera di LKS 1, kemudian masing-masing kelompok memperhatikan peneliti dalam menjelaskan setiap perintah di LKS tersebut. Ada siswa kelompok yang aktif bertanya mengenai hal-hal yang kurang dipahami di LKS. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66 Gambar 5. Siswa bertanya terkait yang belum dipahami dalam LKS 1 Selanjutnya siswa mengerjakan LKS 1 bersama dengan teman sekelompoknya. Sekitar 15 menit kemudian semua kelompok selesai mengerjakan soal yang ada diLKS dengan bantuan literatur dari buku paket maupun internet. Kemudian peneliti meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya dan kelompok lain menanggapi. Terlihat beberapa kelompok antusias namun ada juga yang hanya diam dan mendengarkan temannya presentasi, ada pula yang asyik berbicara dengan teman sampingnya. Setelah selesai presentasi, peneliti membahas jawaban mereka melalui konfirmasi beberapa hal yang belum disampaikan siswa dan membenarkan jika ada jawaban yang salah. Peneliti memperdalam pemahaman siswa tentang materi sistem indra. Sehingga kembali muncul pertanyaan-pertanyaan dari siswa. Hal ini menunjukkan adanya keingintahuan dari dalam diri siswa. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67 Selanjutnya peneliti meminta siswa tetap dalam kelompoknya berdiskusi kembali berdasarkan panduan yang terdapat pada LKS 2. LKS 2 ini merupakan panduan siswa dalam mempersiapkan rancangan penelitian secara mandiri dengan bimbingan dari peneliti. Untuk membantu dan mengarahkan pemikiran siswa, peneliti menampilkan beberapa petunjuk melalui PPT. Dimana dalam PPT tersebut ada kelompok-kelompok gambar alat, bahan, serta cara kerja yang acak dari suatu percobaan. Siswa diminta menganalisis dan mengembangkan sebuah percobaan yang berhubungan dengan materi sistem indra dengan alat, bahan serta cara kerja yang ditampilkan. Dari hasil diskusi diperoleh bahwa ada beberapa kelompok yang dengan cekatan mempersiapkan suatu rancangan percobaan. Namun tak jarang juga ada beberapa siswa yang masih bingung, karena memang metode ini belum pernah diterapkan sebelumnya. Selama ini siswa melakukan praktikum hanya menggunakan metode resep yang alat, bahan serta cara kerjanya dibuat oleh guru biologi. Gambar 6. Keantusiasan siswa dalam diskusi merancang suatu percobaan dan mempersiapkan presentasi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68 Selanjutnya peneliti mempersilahkan kelompok yang sudah selesai merancang suatu percobaan untuk mempresentasikan hasilnya. Dari 4 kelompok yang menyampaikan hasilnya, peneliti memperoleh pemahaman bahwa arah pemikiran siswa sudah menuju kearah rancangan praktikum yang diharapkan. Peneliti selanjutnya melakukan konfirmasi mengenai hasil diskusi mereka dan melengkapi apa yang masih kurang. Diakhir membawa pembelajaran keperluan peneliti praktikum mengingatkan untuk pertemuan siswa untuk selanjutnya. Selanjutnya peneliti mengajak siswa untuk berefleksi bersama mengenai pembelajaran yang didapat hari itu. 2) Pertemuan 2 Pertemuan ke-2 ini dilaksanakan tanggal 2 April 2015 untuk 2 jam pelajaran yaitu jam pelajaran ke 7-8. Dimulai pukul 12.30 s.d 14.00 WIB. Jam pelajaran biologi untuk kelas XI IPA 2 ini selalu dijam akhir pelajaran. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, peneliti mengecek kehadiran dan kesiapan siswa terlebih dahulu. Selanjutnya peneliti memberikan pengantar tentang kegiatan praktikum dan membagikan LKS 3 yang merupakan perbaikan rancangan penelitian dari hasil pekerjaan siswa dipertemuan sebelumnya. Setelah itu peneliti menyampaikan indikator dan tujuan praktikum hari itu. Acara praktikum PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69 hari itu adalah praktikum indra pembau, bertujuan untuk mengetahui nilai Olfactory Fatigue Time (OFT) dan Olfactory Recovery Time (ORT). Pada saat itu terlihat siswa mulai melakukan praktikum sesuai dengan apa yang sudah dirancang sebelumnya. Namun ada beberapa kelompok yang terlihat masih bingung. Ada pula yang malah sibuk mengobrol dengan teman sebelahnya. Sehingga peneliti memutuskan untuk memusatkan perhatian siswa terlebih dahulu dengan cara menjelaskan kembali langkah kerja praktikum hari itu. Tanggapan siswa sangat beragam, ada yang dengan kritis menanyakan apa yang belum dipahami, ada yang hanya diam, ada pula yang tidak memperhatikan. Gambar 7. Siswa terlihat memperhatikan penjelasan peneliti sebelum melakukan praktikum Setelah itu setiap kelompok memulai praktikum mereka masingmasing. Pada tahap elaborasi peneliti meminta siswa mnyampaikan hasil percobaan mereka kemudian siswa mencatat hasilnya di papan tulis. Kemudian setiap kelompok mengidentifikasi hasil percobaan bersama mereka. Siswa mulai membandingkan mengapa berbeda, mengapa PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70 hasilnya begini-begitu, mengapa nilai ORT lebih besar dari OFT begitu sebaliknya. Gambar 8. Siswa Saat Mempresentasikan Data Hasil Percobaan dalam Kelompoknya Banyak pertanyaan yang muncul dari hasil percobaan tersebut. Selanjutnya peneliti mempersilahkan siswa dari kelompok lain yang ingin menanggapi pertanyaan yang muncul dari temannya. Setelah itu, peneliti meluruskan konsep yang kurang tepat dari jawaban siswa. Kemudian peneliti menyempurnakan data percobaan dan memberikan pertanyaan-pertanyaan penunjang yang dapat memperdalam pembahasan pada saat siswa menyusun laporan praktikum. Selanjutnya peneliti juga membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan praktikum hari itu. Peneliti kemudian menyampaikan perihal pengumpulan laporan praktikum dan memberikan tugas untuk meringkas materi selanjutnya mengenai proses jalannya rangsang dan penyakit yang berkaitan dengan sistem indra pada manusia. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71 Gambar 9. Suasana saat melakukan praktikum OFT dan ORT Kegiatan praktikum selesai dan waktu pelajaran masih tersisa 20 menit. Waktu tersebut digunakan untuk melakukan post-test atas kegiatan pembelajaran sebelumnya yang bertujuan untuk mengetahui ketercapaian indikator pada pembelajaran yang sudah dilakukan. Peneliti membagikan soal dan siswa yang sudah menerima soal langsung mengerjakan. Setelah post-test selesai pembelajaranpun berakhir. Peneliti menutup pelajaran dan mengucapkan ungkapan senang serta terimakasih, dan selamat bertemu diwaktu selanjutnya. Gambar 10. Siswa sedang mengerjakan soal post-test siklus I PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72 c. Refleksi Tahap refleksi ini merupakan tahapan dimana peneliti bersama guru kolaborator penelitian melakukan diskusi bersama mengenai pembelajaran yang sudah dilakukan pada siklus I. Hal ini bertujuan untuk perbaikan pembelajaran disiklus II. Dari hasil diskusi dinyatakan bahwa penelitian secara umum sudah berjalan dengan baik sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah dirancang sebelumnya. Namun dalam pelaksanaannya permasalahan muncul dari diri siswanya. Waktu penelitian bertepatan dengan waktu-waktu persiapan Ujian Nasional kelas XII, sehingga jam pelajaran menjadi kurang efektifbaik itu dari segi waktu maupun kondisi siswa serta lingkungan belajarnya. Kesibukan guru-guru yang ikut mempersiapkan Ujan Nasional membuat beberapa kelas yang bersebelahan dengan kelas XI IPA 2 menjadi ribut karena guru mata pelajaran hanya memberikan tugas dan jika tidak diawasi maka siswa-siswa akan dengan leluasa keluar masuk kelas dan membuat kegaduhan untuk kelas peneliti. Dengan adanya hal tersebut kelas peneliti menjadi terpengaruh dan terkesan siswa menjadi ingin cepat-cepat menyelesaikan pembelajaran sehingga dapat lekas pulang. Hasilnya siswa kurang menangkap pembelajaran dengan baik. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti sudah dari awal diberikan masukan oleh guru kolaborator untuk menggunakan waktu pelajaran seefisien mungkin. Hal ini disiasati oleh peneliti dengan cara membagikan LKS secara bersamaan misalnya LKS 1 dan LKS 2 diberikan secara bersamaan, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73 namun pembahasannya yang bergantian. Hal ini sedikit menghemat waktu dan menjaga kegaduhan siswa. Selanjutnya mengenai pelaksanaan praktikum disiklus I ini secara umum juga sudah baik. Hal ini juga diperkuat dengan keakraban peneliti dengan siswa sebelumnya, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan suasana yang menyenangkan.Hanya saja beberapa kelompok yang masih terlihat diam harus didekati secara intensif untuk membangkitkan sikap kritis mereka dan berani untuk berpendapat. Karena dari hasil observasi kelompok ini baik di dalam kelas maupun saat praktikum cenderung diam dan kurang aktif. Sebagian besar siswa sudah cukup aktif mengikuti pembelajaran pada siklus I ini. Untuk pembelajaran disiklus II khususnya pada saat mendampingi siswa dalam menyusun rancangan percobaan, sebaiknya dikurangi peran peneliti dalam membimbing siswa, karena dengan petunjuk yang diberikan, siswa sudah mampu menyusun rancangan percobaan sendiri bersama kelompok.Sebagian besar siswa sudah menangkap dengan baik alur pembelajaran, sehingga bimbingan peneliti dapat sedikit dikurangi. Mengenai keterampilan dalam melakukan praktikum, ada beberapa siswa dalam kelompok merasa bosan karena faktor lelah dan lapar, yang menyebabkan beberapa siswa malas untuk bergerak dari tempat duduknya.Jam pelajaran Biologi yang berada dijam akhir ini hendaknya menjadi tantangan bagi peneliti supaya dapat menggali lagi semangat siswanya. Pada dasarnya siswa kelas XI IPA 2 ini tenang, maka peneliti PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74 juga secara halus menegur siswa-siswa yang terlihat malas. Cukup dengan mengatakan, jika kalian tidak melakukan sendiri setiap proses dalam praktikum ini, maka yang rugi kalian karena akan saya tanyakan disoal ulangan. Dengan begitu siswa dalam kelompoknya aktif semua dan diharapkan keterampilan siswa dalam melakukan praktikum meningkat. Dari post-test diperoleh hasil ketercapaian KKM sudah cukup baik. Dari 32 siswa yang mengikuti post-test hanya 6 orang yang masih berada dibawah KKM. Hal ini tentu sudah cukup jika dilihat dari kemampuan awal siswa saat pre-test. Sehingga hal yang tetap dipertahankan saat pelaksanaan siklus II adalah efisiensi waktu dan lebih menggali pemahaman siswa terhadap materi supaya target ketercapaian dapat meningkat. Hal ini bertujuan untuk menjadikan siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan menemukan sendiri konsep materi pelajaran mereka. 2. Deskripsi Siklus II a. Perencanaan (Planning) Siklus II dilaksanakan berurutan setelah siklus I. Sehingga tidak ada waktu jeda, karena minggu itu adalah minggu terakhir pembelajaran sebelum siswa libur untuk Ujian Nasional kelas XII. Pada tahap ini, peneliti menyiapkan semua instrumen pembelajaran dan pengambilan data. Instrumen pembelajaran meliputi LKS 4, LKS 5,LKS 6, kunci PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75 jawaban LKS 4 serta PPT (Materi Pembelajaran) untuk mengajar selama siklus II. Sementara instrumen penelitian yang dipersiapkan meliputisoal post-test siklus II dan kunci jawaban soal post-test siklus II. Peneliti juga terus berkoordinasi dengan guru mata pelajaran Biologi yaitu Ibu Titi Dwi Kurniasih, S.Pd dan 2 rekan mahasiswa yang berperan sebagai observer penelitian. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan lembar observasi aspek psikomotorik siswa serta kuesioner untuk mengukur aspek afektif yang digunakan selama proses pembelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) 1) Pertemuan 3 Pertemuan 3 dilaksanakan pada tanggal 7 April 2015, dimulai pukul 12.30 s.d 14.00 WIB. Seperti pada pertemuan selanjutnya, peneliti mengawali kegiatan dengan mengecek kehadiran siswa dan kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Dipertemuan ke-3 ini diikuti oleh 32 orang siswa. Selanjutnya peneliti menagih laporan praktikum dipertemuan selanjutnya. Kemudian peneliti mengulas sedikit terkait praktikum dipertemuan sebelumnya, dilanjutkan dengan menyampaikan indikator serta tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Setelah itu, peneliti bertanya jawab dengan siswa mengenai proses jalannya rangsang pada sistem indra, dengan cara bertanya bagaimana kita bisa melihat, mendengar, merasa, mengecap, dan mencium. Kemudian apa yang terjadi jika kita tidak bisa melihat dengan jelas, mendengar dengan jelas PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76 dan pertanyaan-pertanyaan lain terkait materi yang akan dibahas. Cara ini adalah sebagai apersepsi dan motivasi awal yang peneliti berikan kepada siswa sebelum mereka berdiskusi dalam kelompoknya. Jika disiklus I peneliti membagi kelompok secara acak, maka disiklus II ini peneliti membagi dan mengatur ulang kelompok diskusi berdasarkan hasil atau kemampuan mereka yang sudah dinilai dari tahap siklus sebelumnya serta berdasarkan jenis kelamin siswa. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan kemampuan siswa, dengan harapan siswa yang masih kurang dapat terbantu dan termotivasi jika bersama siswa yang lebih kemampuannya. Setelah kelompok baru selesai dibentuk, peneliti meminta siswa berkumpul dengan kelompok barunya dan membagikan LKS 4 dan LKS 5. Selanjutnya meminta siswa dalam kelompok mengerjakan LKS 4 boleh mencari referensi dari buku paket pelajaran maupun internet. Tidak sampai 20 menit siswa sudah mampu menyelesaikan LKS 4, kemudian beberapa kelompok mempresentasikan hasilnya. Peneliti mencoba meminta siswa-siswa yang kurang aktif untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan temannya. Meski pada awalnya agak sedikit kurang percaya diri, namun dengan bantuan teman sekelompok perlahan bisa menjawab. Setelah itu, peneliti menjelaskan kembali materi terkait melalui PPT yang sudah dipersiapkan. Peneliti melengkapi apa yang belum disebutkan oleh siswa dan menjawab pertanyaan yang muncul dari siswa. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77 Masih dalam kelompok, peneliti menampilkan beberapa petunjuk melalui PPT dan siswa langsung tanggap bahwa mereka diminta untuk membuat rancangan percobaan kembali. Meskipun ada beberapa anak yang merasa sedikit malas melakukannya. Namun akhirnya mereka penasaran karena percobaan yang akan mereka rancang berbeda dengan sebelumnya meskipun materi yang sedang mereka pelajari masih satu keterkaitan. Dengan bantuan LKS 5 siswa dalam kelompok mulai berdiskusi dan suasana ruang kelas menjadi sedikit riuh. Gambar 11. Suasana ketika sedang berdiskusi merancang percobaan Peneliti mencoba melihat siswa dalam berdiskusi dan sesekali beberapa siswa ada yang kebingungan dan tak lama kemudian bertanya kepada peneliti. Setelah dirasa semua kelompok selesai, peneliti meminta kelompok menyampaikan pokok rancangan penelitian mereka sesuai dengan tujuan yang terdapat pada LKS 5. Dari hasil presentasi ternyata sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan. Hanya ada beberapa hal yang masih kurang tepat mengenai konsep penelitian yang diharapkan. Untuk itu peneliti meluruskan hal-hal yang miskonsepsi ini. Bersama dengan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78 siswa peneliti memperbaiki dan melengkapi rancangan yang telah dibuat siswa dalam kelompok. Selanjutnya, peneliti mengingatkan untuk membawa jas praktikum dipertemuan selanjutnya. Untuk alat dan bahan sudah disiapkan, sehingga siswa tidak perlu membawa secara mandiri. Hal ini peneliti lakukan sebagai upaya untuk meminimalisir kesalahan dan supaya lebih kompak dalam pelaksanaan praktikumnya. Setelah itu peneliti membimbing siswa menarik manfaat dari pembelajaran hari itu dan berefleksi tentang apa yang sudah didapatkan. 2) Pertemuan 4 Pertemuan ke-4 ini dilaksanakan pada 9 April 2015, pada tahap ini siswa kembali hadir 100 % yaitu 32 orang. Pembelajaran dimulai dari pukul 12.30 s.d 14.00 WIB. Diawali dengan mengecek kesiapan siswa dan memberi pengantar tentang kegiatan praktikum, kemudian membagikan LKS 6 sebagai panduan. Dalam praktikum saat itu peneliti tidak banyak memberikan arahan, karena memang siswa bersama kelompoknya sudah banyak yang paham akan materi praktikum. Hal ini dikarenakan dari awal mereka sendiri yang merancang percobaannya dan tugas peneliti disini sebagai pembimbing jika ada kesalahan konsep dan meluruskannya kembali. Selanjutnya bersama dalam kelompok praktikum, siswa mulai melakukan praktikum dengan panduan LKS 6. Terlihat siswa ada yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79 serius melakukan praktikum, namun tetap selalu saja ada yang tidak serius dan malah bercanda bersama temannya. Gambar 12. Siswa terlihat serius melakukan praktikum Lokasi Reseptor Gambar 13. Terlihat siswa mengobrol bersama teman kelompoknya Setelah selesai melakukan praktikum, peneliti meminta masingmasing kelompok menuliskan data hasil praktikum mereka dipapan tulis. Sehingga dapat dilihat perbandingan datanya antar kelompok. Dari data yang dituliskan muncul tanggapan dari kelompok lain yang merasa data mereka berbeda. Hal ini dapat dijadikan bahan diskusi dan analisis kelompok, mengapa hal tersebut dapat terjadi. Secara tidak langsung ini PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80 dapat meningkatkan daya analisis siswa terhadap masalah yang timbul dari hasil percobaan. Peneliti mencoba memberikan penjelasan ketika siswa sudah tidak bisa menerangkan secara tepat. Peneliti juga menyampaikan hal-hal yang belum diketahui siswa terkait materi praktikum, sehingga dapat digunakana sebagai bahan pendalaman pembahasan dilaporan praktikum. Ditahap terakhir pembelajaran, tak lupa peneliti mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran hari itu. Selanjutnya menyampaikan perihal pengumpulan laporan praktikum. Sebelum menghakhiri pembelajaran, dilakukan post-test untuk siklus II. Soal post-test dibagikan bersamaan dengan kuesioner afektif. Siswa diminta mengerjakan post-test dahulu, baru kemudian setelah selesai dilanjutkan dengan mengisi kuesioner afektif.Post-test bertujuan untuk mengetahui ketercapaian pembelajar disiklus II, sedangkan kuesioner digunakan untuk mengetahui sikap sains siswa selama mengikuti pembelajaran baik pada siklus I maupun siklus II. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81 Gambar 14. Siswa sedang mengerjakan soal post-test dan kuesioner afektif Pembelajaran berakhir, peneliti mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya selama ini. Sebelum pulang kemudian melakukan doa bersama. Demikian pelaksanaan penelitian dengan 2 siklus ini berakhir. c. Refleksi Sama halnya dengan siklus I, pada siklus II ini juga diakhiri dengan tahap refleksi. Meskipun dirasa sudah melakukan perbaikan dari siklus sebelumnya, namun tetap saja masih ada kendala yang selanjutnya bisa dijadikan sebagai perbaikan. Misalnya peneliti masih kesulitan memfokuskan siswa dalam pembelajaran. Masih saja ada siswa yang ngobrol sendiri ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Padahal sudah diperingatkan, bahkan oleh guru kolaborator. Dari hasil penilaian pada siklus II ini terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Siswa yang pada siklus I belum aktif, sudah mulai terlihat aktif dan percaya diri meskipun terkadang masih butuh bimbingan dari guru. Hasil tes juga menunjukkan siswa yang kurang maksimal disiklus I kini disiklus II menunjukkan adanya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82 peningkatan. Saran jika akan diadakan perbaikan sebaiknya bijak menentukan waktu penelitian. Sebaiknya diperhitungkan dengan waktu sibuk sekolah. Karena sebagaimana dijelaskan dari awal waktu penelitian untuk materi sistem indra ini bertepatan dengan waktu persiapan Ujian Nasional, sehingga secara tidak langsung hal ini akan mempengaruhi kondisi dan niat belajar siswa. B. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Analisis Peningkatan Keterampilan Proses Keterampilan proses yang diukur dalam penelitian ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan pertanyaan, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan, dan mengkomunikasikan konsep. Keterampilan mengamati, mengajukan pertanyaan, merencanakan percobaan, dan menggunakan alat/bahan diukur dengan menggunakan lembar observasi. Sementara keterampilan mengkomunikasikan konsep diukur dengan hasil laporan praktikum siswa. Berikut ini adalah hasil analisis peningkatan keterampilan proses. a. Hasil Observasi Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung, baik itu pada siklus I maupun siklus II. Dalam melakukan observasi, peneliti dibantu oleh 2 orang observer yang merupakan rekan mahasiswa dari PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83 Pendidikan Biologi. Hasil observasi kemudian dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan keterampilan proses siswa. 1) Hasil Analisis Observasi Siklus I Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, seluruh aspek keterampilan proses yang dilakukan sudah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Berikut ini adalah hasil observasi keterampilan proses pada siklus I. (Lampiran 3) Tabel 9.1.1 Penjabaran Aspek Psikomotorik Kelompok Aspek Total Persentase (%) I II III IV V VI VII VIII Kemampuan Mengamati 3 3.5 4 4 3 3.5 3.5 3.5 28 87.5 Mengajukan Pertanyaan 3 2.5 3.5 4 3 4 3 2.5 25.5 79.68 Merencanakan Percobaan 3 2.5 3 3 3 3 3 3 23.5 73.43 3.5 3.5 3 3 4 3.5 27.5 85.93 Menggunakan Alat dan Bahan 3.5 3.5 Dari data diatas dapat diketahui bahwa keempat aspek dalam penilaian secara observasi sudah memenuhi kriteria ketercapaian. Dimana masing-masing persentase aspek kemampuan mengamati (87.5 %), mengajukan pertanyaan (79.68 %), merencanakan percobaan (73.43 %) serta menggunakan alat dan bahan (85.93 %). Berdasarkan data awal yang diperoleh saat observasi, diketahui bahwa masing-masing hasil dianalisis PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84 per aspek psikomotoriknya yang bertujuan untuk mengetahui persentase siswa yang tuntas KKM. Sehingga berikut ini adalah penjabaran dari persentase masing-masing aspek tersebut. Untuk selanjutnya dianalisis dan dikategorikan dalam kriteria seperti tabel dibawah ini. (Lampiran 3) Tabel 9.1.2 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus I No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kelompok Pertemuan @ 4 orang Pertama I Kedua Pertama II Kedua Pertama III Kedua Pertama IV Kedua Pertama V Kedua Pertama VI Kedua Pertama VII Kedua Pertama VIII Kedua Rata-rata Total Skor 12 13 10 14 13 14 14 15 12 13 13 14 13 14 12 13 Nilai 75 81.25 62.5 87.5 81.25 87.5 87.5 93.75 75 81.25 81.25 87.5 81.25 87.5 75 81.25 Rata-rata Kriteria 78.12 Tinggi 75 Tinggi 84.37 Sangat Tinggi 90.62 Sangat Tinggi 78.12 Tinggi 84.37 Sangat Tinggi 84.37 Sangat Tinggi 78.12 Tinggi 81.63 Sangat Tinggi Dari hasil diatas kita dapat mengetahui bahwa, Tabel 9.1.3 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus I No. Jenis Data 1. 2. 3. Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Jumlah Siswa dengan Kategori Sangat Rendah (0-20) Jumlah Siswa dengan Kategori Rendah (21-40) 4. 5. Hasil yang Diperoleh 75 90.62 81.63 - PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 6. 7. 8. Jenis Data Jumlah Siswa dengan Kategori Cukup (41-60) Jumlah Siswa dengan kategori Tinggi (61-80) Jumlah Siswa dengan kategori Sangat Tinggi (81-100) 85 Hasil yang Diperoleh 16 Orang (50 %) 16 Orang (50 %) Keterampilan proses sains siswa aspek psikomotorik sudah memenuhi kriteria ketercapaian indikator yang ditetapkan diawal yaitu keterampilan proses sains aspek psikomotorik siswa di kelas rata-rata ≥ 61.00 termasuk kategori tinggi. Hal ini dibuktikan dengan hasil rata-rata nilai siswa yang diperoleh siswa termasuk kedalam kategori Tinggi dan Sangat Tinggi. Nilai terendah siswa adalah 75, nilai tertinggi siswa adalah 90.62 dan nilai rata-ratanya 81.63. Persentase siswa yang masuk kategori tinggi dan Sangat Tinggi masing-masing adalah 50 %.Dengan demikian 16 orang siswa dikelas tesebut termasuk kategori tinggi dan 16 orang siswa lainnya masuk dalam kategori sangat tinggi.Meskipun begitu, peneliti bersama guru kolaborator masih beranggapan kurang maksimal untuk beberapa kelompok. Sehingga, siklus II akan dilaksanakan guna untuk memperoleh hasil yang semakin mantap serta mengetahui kembali ada tidaknya peningkatan keterampilan proses sains siswa. Untuk hasil keterampilan proses sains siswa pada siklus I ini diperoleh dari hasil kerjasama siswa dalam kelompok. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86 2) Hasil Analisis Observasi Siklus II Pada siklus II ini terjadi peningkatan untuk ketercapaian keterampilan proses siswa. Meskipun ketercapaian tidak banyak, namun beberapa kelompok yang berdasarkan hasil observasi sebelumnya masih kurang maksimal untuk aspek keterampilan proses sains, disiklus II ini menunjukkan adanya peningkatan. Ada yang meningkat ada pula yang turun maupun tetap. (Lampiran 3) Tabel 9.2.1 Penjabaran Aspek Psikomotorik Kelompok Aspek I II Kemampuan Mengamati 3 3.5 4 4 Mengajukan Pertanyaan 3 3 4 3 3.5 Merencanakan 2 Percobaan Menggunakan 3 Alat dan Bahan III IV V Total Persentase (%) VI VII VIII 3 3.5 3.5 3.5 28 87.5 4 3 3.5 3 3 26.5 82.81 3 3 3 3 3 3 23 71 3 4 4 3.5 4 3.5 28.5 89 Dari data diatas dapat diketahui bahwa keempat aspek dalam penilaian secara observasi sudah memenuhi kriteria ketercapaian.Dimana masing-masing persentase aspek kemampuan mengamati (87.5 %), mengajukan pertanyaan (82.81 %), merencanakan percobaan (71 %) serta menggunakan alat dan bahan (89%). Berdasarkan data awal yang diperoleh saat observasi, diketahui bahwa masing-masing hasil dianalisis PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87 per aspek psikomotoriknya yang bertujuan untuk mengetahui persentase siswa yang tuntas KKM. Sehingga berikut ini adalah penjabaran dari persentase masing-masing aspek tersebut. Untuk selanjutnya dianalisis dan dikategorikan dalam kriteria-kriteria seperti tabel dibawah ini. Tabel 9.2.2 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kelompok Pertemuan @ 4 orang Ketiga I Keempat Ketiga II Keempat Ketiga III Keempat Ketiga IV Keempat Ketiga V Keempat Ketiga VI Keempat Ketiga VII Keempat Ketiga VIII Keempat Rata-rata Total Skor 11 11 12 14 14 14 15 15 13 13 12 15 13 14 12 14 Nilai 68.75 68.75 75 87.5 87.5 87.5 93.75 93.75 81.25 81.25 75 93.75 81.25 87.5 75 87.5 Rata-rata Kriteria 68.75 Tinggi 81.25 Sangat Tinggi 87.5 Sangat Tinggi 93.75 Sangat Tinggi 81.25 Sangat Tinggi 84.37 Sangat Tinggi 84.37 Sangat Tinggi 81.25 Sangat Tinggi 82.81 Sangat Tinggi Dari hasil diatas kita dapat mengetahui bahwa, Tabel 9.2.3 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Siklus II No. Jenis Data 1. 2. 3. Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Jumlah Siswa dengan Kategori Sangat Rendah (0-20) Jumlah Siswa dengan Kategori Rendah (21-40) 4. 5. Hasil yang Diperoleh 68.75 93.75 82.81 - PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 6. 7. 8. Jenis Data Jumlah Siswa dengan Kategori Cukup (41-60) Jumlah Siswa dengan kategori Tinggi (61-80) Jumlah Siswa dengan kategori Sangat Tinggi (81-100) 88 Hasil yang Diperoleh 4 orang (12.5 %) 28 orang (87.5 %) Ketercapaian keterampilan proses sains aspek psikomotorik siswa pada siklus II ini sudah Sangat Tinggi dan mencapai kriteria yaitu dengan nilai rata-rata 82.81. Nilai terendah adalah 68.75, dan nilai tertingginya adalah 93.75.Pada siklus II ini tidak ada siswa dengan kategori sangat rendah, rendah dan cukup.Sedangkan jumlah siswa dengan kategori tinggi adalah 4 orang (12.5 %), kategori Sangat Tinggi 28 orang (87.5).Perlu diketahui bahwa pada siklus II ini dilakukan perombakan kelompok dari kelompok awal pada siklus I. Hal ini tentunya sudah peneliti konsultasikan bersama dengan guru kolaborator.Perombakan kelompok ini dilakukan berdasarkan jenis kelamin dan tingkat kemampuan siswa di kelas dan hasil data serta refleksi pada siklus I. Meskipun begitu tetap saja ada kelompok yang dirasa sudah cukup baik namun ketika kelompokknya dirombak malah menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.Sehingga jika ada kesempatan serta waktu masih perlu dilakukan kembali penelitian ini untuk siklus yang ke III. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89 b. Hasil Laporan Praktikum Laporan praktikum merupakan bentuk dari pengukuran keterampilan proses sains siswa aspek mengkomunikasikan konsep. Berikut ini adalah hasil analisis laporan praktikum siswa pada siklus I dan siklus II. (Lampiran 3) Tabel 10. Hasil Analisis Laporan Praktikum Siklus I dan Siklus II No. Jenis Data Hasil yang Diperoleh pada Siklus I Hasil yang Diperoleh pada Siklus II 1. Nilai Terendah 65 75 2. Nilai Tertinggi 90 95 3. Nilai Rata-rata 4. Jumlah Siswa yang Tuntas (>76) 76.87 16 Orang (50 %) 84 29 Orang (90.625 %) 5. Jumlah Siswa yang Belum Tuntas (<76) 16 Orang (50 %) 3 Orang (9.375 %) Dari hasil analisis data laporan praktikum diatas, diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dimana nilai terendah untuk siklus I adalah 65 dan pada siklus II sebesar 75. Untuk nilai tertinggi pada siklus I sebesar 90 dan 95 pada siklus II. Sehingga untuk nilai ratarata pada siklus II juga meningkat dari siklus I yaitu dari 76.87 menjadi 84. Jumlah siswa yang tuntas juga meningkat pada siklus II yaitu 29 orang dari siklus I yang hanya berjumlah 16 orang.Sehingga persentase ketuntasan menjadi 90.625 % pada siklus II. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90 2. Hasil Analisis Sikap Sains Siswa Sikap sains siswa diukur diakhir siklus II dengan menggunakan kuesioner. Secara umum sikap sains siswa sudah menunjukkan ketercapaian target dari yang ditetapkan diawal. Dari hasil olah data diperoleh hasil analisis seperti dibawah ini. (Lampiran 3) Tabel 11. Analisis Hasil Aspek Afektif (Sikap Sains) Siswa No. Jenis Data Hasil yang Diperoleh 1. Skor Terendah 61.25 2. Skor Tertinggi 86.25 3. Skor Rata-rata 73.60 (0 %) (0 %) 25 Orang (78.12 %) 7 Orang (21.87 %) 4. 5. 6. 7. Jumlah Siswa dengan Kriteria Tidak Baik (25-39) Jumlah Siswa dengan Kriteria Cukup Baik (40-59) Jumlah Siswa dengan Kriteria Baik (60-79) Jumlah Siswa dengan Kriteria Sangat Baik (80-100) Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil sikap sains siswa diperoleh adalah Baik dan Sangat Baik, sesuai dengan target ketercapain yang telah ditetapkan. Dimana dalam target ketercapaian persentase sikap siswa selama mengikuti pembelajaran ≥ 70 % termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh skor terendah siswa adalah 61.25.skor tertinggi siswa adalah 86.25. untuk skor rata-rata siswa adalah 73.60. Jumlah siswa yang termasuk kriteria sikap Baik sebanyak 25 orang dan sisanya 7 orang termasuk kedalam kriteria Sangat Baik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91 Sehingga persentase untuk kriteria Baik sebesar 78.12 % dan 21.87 % untuk kriteria Sangat Baik. Semua hasil itu sudah memenuhi kriteria baik sesuai target ketercapaian yang diharapkan dengan kategori baik. 3. Hasil Analisis Peningkatan Hasil Belajar Peningkatan hasil belajar dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil nilai test siswa, yang mencakup pre-test, post-test siklus I, dan post-test siklus II. Berikut ini akan diuraikan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. a. Pre-Test Pre-test merupakan cara untuk mengetahui kemampuan awal siswa menurut aspek kognitifnya, sebelum nantinya siswa belajar dengan metode praktikum. Berikut ini adalah diagram nilai dan tabel hasil pre-test siswa. (Lampiran 3) PERSENTASE NILAI PRE-TEST Persentase 30% 25% 20% 15% 10% PERSENTASE NILAI PRE-TEST 5% 0% 45 50 55 60 65 70 75 80 85 Nilai Siswa Gambar 13.1 Diagram Nilai Pre-Test Siswa PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92 Tabel 12.1 Hasil pre-test Siswa No. Jenis Data Hasil yang Diperoleh 1. Nilai Terendah 45 2. Nilai Tertinggi 85 3. Nilai Rata-rata 60.15 Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa masih dibawah kategori ketercapaian. Sehingga dengan hasil pre-test ini dapat memperkuat alasan dilakukannya penelitian ini. Dari data diperoleh nilai rata-rata siswa dikelas adalah 60.15 dimana nilai terendah adalah 45 dan tertinggi 85. Nilai rata-rata siswa di kelas masih dibawah KKM. b. Post-Test Siklus I Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus I, selanjutnya dilakukan post-test untuk mengetahui ketercapaian indikator menggunakan metode yang telah ditentukan. Berikut ini adalah diagram nilai dan tabel hasil post-test siklus I. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93 Persentase PERSENTASE NILAI POST-TEST SIKLUS I 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% PERSENTASE NILAI POST-TEST SIKLUS I 65 75 80 85 90 95 Nilai Siswa Gambar 13.2 Diagram Nilai Post-Test Siklus I Tabel 12.2 Hasil Post-test Siklus I No. Jenis Data Hasil yang Diperoleh 1. Nilai Terendah 65 2. Nilai Tertinggi 95 3. Nilai Rata-rata 82.65 4. Jumlah Siswa yang Tuntas ( >76) 26 Orang 5. Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas (<76 ) 6 Orang 6. Persentase Ketuntasan 81.25 % 7. Persentase Ketidaktuntasan 18.75 % Berdasarkan hasil nilai post-test siklus I ini dapat dikatakan sudah mencapai target yang ditentukan. Dimana diperoleh hasil nilai rata-rata siswa mencapai 82.65, siswa yang tidak tuntas berjumlah 6 orang (18.75 %),siswa yang tuntas berjumlah 16 orang (81.25 %). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94 Tentu hasil ini sudah memenuhi kriteria ketercapaian target penelitian. Namun demikian peneliti masih perlu melanjutkan ke siklus II untuk memperoleh hasil yang semakin mantap serta mengetahui kembali ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa. Pada pembelajaran siklus I ini diadakan remedial teaching untuk siswa yang belum tuntas. Materi yang dibahas dalam remedial teaching adalah materi pada soal yang masih banyak salah. Peneliti mencoba untuk memaksimalkan pendampingan. Setelah dilakukan remedial teaching kemudian dilakukan remedial test. Dari hasil remedial test, siswa yang belum tuntas mengalami penurunan dari 6 orang menjadi 2 orang saja. Selanjutnya 2 orang siswa yang belum tuntas pada remedial test diberi tugas khusus dan hasilnya menjadi tuntas. c. Post-Test Siklus II Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus I dan dianalis hasilnya, maka selanjutnya dilakukan pembelajaran untuk siklus II. Setelah itu dilakukan post-test untuk mengetahui ketercapaian indikator menggunakan metode yang telah ditentukan dan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan nilai dari siklus I. Berikut ini adalah diagram nilai dan tabel hasil post-test siklus II. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95 PERSENTASE NILAI POSTTEST SIKLUS II Persentase 40,00% 30,00% 20,00% PERSENTASE NILAI POSTTEST SIKLUS II 10,00% 0,00% 75 85 95 Nilai Gambar 13.3 Diagram Nilai Post-Test Siklus II Tabel 12.3 Hasil Post-test Siklus II No. Jenis Data Hasil yang Diperoleh 1. Nilai Terendah 75 2. Nilai Tertinggi 100 3. Nilai Rata-rata 91.25 4. Jumlah Siswa yang Tuntas ( >76) 30 Orang 5. Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas (<76) 2 Orang 6. Persentase Ketuntasan 93.75 % 7. Persentase Ketidaktuntasan 6.25 % Dari hasil post-test siklus II diperoleh hasil bahwa nilai ratarata siswa mencapai 91.25 hal ini meningkat jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada siklus I. Sementara untuk jumlah siswa yang tidak tuntas (tidak lulus KKM) berjumlah 2 orang saja, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan siklus I yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96 berjumlah 6 orang. Sama seperti yang dilakukan pada siklus I, siswa yang belum tuntas diberikan remedial teaching. Setelah siswa merasa paham terhadap materi yang dianggap sulit, selanjutnya diberikan remedial test. Hasil yang diperoleh dari remedial test ternyata sudah memenuhi KKM. Sedangkan untuk persentase ketuntasan mencapai 93.75 %. Hal ini sudah sesuai dengan yang diharapkan dari target ketercapaian. Untuk persentase nilai post-test yang didapat siswa dapat dilihat pada diagram. 4. Hasil Analisis Keseluruhan Aspek Setelah dianalisa per aspek yang dinilai, tahap selanjutnya adalah menganalisa keseluruhan aspek untuk mengetahui ketuntasan klasikal di kelas itu, dan selanjutnya dapat dikatakan berhasil atau tidaknya penelitian ini. Hal ini dilakukan karena nilai yang dihasilkan dari siswa tidak hanya berasal dari satu macam instrumen saja, sehingga perlu dilakukan analisa hasil secara keseluruhan untuk mengetahui ketuntasan klasikal. (Lampiran 3) Tabel 13.Hasil Analisis Ketuntasan Klasikal Keseluruhan Siklus I dan II Ketuntasan Klasikal P = ∑n1 x 100% N No. Siklus Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar setelah diperoleh nilai akhir 1. I 27 84.37 % 2. II 32 100 % PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97 Dari data diatas dapat diketahui bahwa secara umum dari siklus I sudah menunjukkan hasil ketercapaian target. Namun setelah dilakukan kembali disiklus II terjadi peningkatan nilai meskipun tidak banyak. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap ketuntasan klasikal kelas dari 84.37 % pada siklus I menjadi 100 % pada siklus II. Sehingga dapat dikatakan penelitian ini berhasil sesuai kriteria indikator ketercapaian yang telah ditetapkan sebelumnya. PEMBAHASAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dalam 2 siklus pembelajaran dengan masing-masing siklus sebanyak 2 kali pertemuan. Masing-masing siklus dilaksanakan menurut ketentuan dan kriteria yang telah dibuat sebelumnya. Sebelum memulai pembelajaran hendaknya terlebih dahulu mengetahui kemampuan awal siswa yang akan diteliti. Kemampuan awal siswa dapat dilihat dengan mengadakan pre-test. Selanjutnya dilakukan penilaian secara keseluruhan untuk keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa untuk masing-masing siklus dan dilihat perbandingan kedua siklus tersebut. A. Proses Sains Proses sains yang dimaksud disini mencakup aspek psikomotorik (diukur dengan lembar observasi) dan aspek afektif/sikap sains (diukur dengan kuesioner afektif). Pada siklus I dilakukan pembelajaran dengan metode praktikum berbasis guided inquiry. Praktikum yang dilakukan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98 disiklus I ini merupakan praktikum mengenai Olfactory Fatigue Time (OFT) dan Olfactory Recovery Time (ORT). Target ketercapaian keterampilan proses sains siswa dibagi menjadi dua aspek yaitu psikomotorik yang mencakup ranah proses sains dan afektif yang mencakup ranah sikap sains siswa. Untuk aspek psikomotorik ditetapkan target ketercapaian siswa di kelas dengan persentase ≥ 70 % termasuk dalam kategori tinggi. Hasil yang diperoleh untuk aspek ini sudah melebihi target ketercapaian, yaitu mencapai persentase rata-rata diatas 70 %. Adapun indikator yang diamati dalam aspek psikomotorik ini mencakup kemampuan siswa dalam mengamati hasil pengamatan dan kemampuannya dalam mengembangkan secara lengkap sesuai prosedur yang telah mereka tetapkan secara kelompok. Dalam pelaksanaan mengamati keterampilan siswa tersebut, peneliti dibantu oleh 2 orang observer yang bertugas mengamati kinerja dan keterampilan siswa dalam menerapkan proses menuju pelaksanaan praktikum. Berdasarkan indikator ini secara ratarata siswa memperoleh skor 3.5 (87.5 %) termasuk kategori tinggi. Selanjutnya kemampuan mengajukan pertanyaan, setidaknya siswa mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi disertai fakta konkret yang mereka temukan saat melakukan percobaan. Indikator ini rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3.1 (79.68 %) termasuk dalam kategori tinggi juga. Selanjutnya yang terpenting adalah merencanakan percobaan, dalam merencanakan percobaan diharapkan siswa mampu melakukannya secara mantap sesuai substansi materi bahasan. Maka dari itu sangat diperlukan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99 bimbingan (guided) dari peneliti dan juga LKS. Awalnya memang siswa dibebaskan membuat rancangan percobaan apapun yang berhubungan dengan materi namun tetap sesuai tujuan yang tertera pada LKS. Ini bertujuan untuk mengetahui sejauh apa daya pikir siswa. Untuk selanjutnya siswa diajak mendiskusikannya dalam kelompok besar dan saling menanggapi antar kelompok, barulah pada akhirnya peneliti meluruskan dan menyatukan semua hasil rancangan percobaan siswa. Indikator ini rata-rata siswa memperoleh skor 2.9 (73.43 %). Artinya masih harus ditingkatkan lagi. Namun sudah memenuhi kriteria ketercapaian. Aspek yang diamati selanjutnya adalah kemampuan dalam menggunakan alat dan bahan. Dalam menggunakan alat dan bahan sangat diperlukan keterampilan, hendaknya siswa melist terlebih dahulu semua yang akan digunakan dalam praktikum secara tepat sesuai dengan fungsinya. Sehingga alat dan bahan yang diambil adalah yang memang digunakan untuk praktikum terkait. Untuk indikator ini rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3.4 (85.93 %) termasuk dalam kategori tinggi. Indikator-indikator tersebut dinilai dengan cara melakukan observasi selama pembelajaran berlangsung. Pada siklus I ini pembelajaran dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, yaitu pertemuan I dan pertemuan II. Nilai yang diperoleh dari pertemuan I dan II kemudian dirata-rata. Dari hasil rata-rata diperoleh penggolongan siswa berdasarkan kategori Tinggi dan Sangat Tinggi. Nilai terendah siswa adalah 75, nilai tertinggi siswa adalah 90.62 dan nilai rataratanya 81.63. Untuk persentase siswa yang mendapat kategori sangat rendah, rendah dan cukup adalah 0 %, artinya tidak satupun siswa yang masuk dalam PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100 kategori tersebut. Persentase siswa yang masuk kategori tinggi dan sangat tinggi masing-masing adalah 50 %. Dengan demikian 16 orang siswa dikelas tesebut termasuk kategori tinggi dan 16 orang siswa lainnya masuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini bisa disebabkan setengah bagian dari jumlah siswa di kelas ada yang belum paham mengenai konsep pembelajaran. Sehingga memicu beberapa kelompok tidak maksimal dalam proses pembelajaran. Peneliti bersama guru kolaborator masih beranggapan kurang maksimal untuk beberapa kelompok. Pada siklus II juga dilakukan penelitian dengan menggunakan metode praktikum berbasis guided inquiry seperti pada siklus I. Hanya saja praktikum yang dilakukan berbeda dengan praktikum pada siklus I. Praktikum pada siklus II ini mengenai lokasi sensasi reseptor pengecap. Peneliti bersama guru kolaborator berusaha memperbaiki hal-hal yang dirasa masih kurang dan perlu ditingkatkan disiklus II ini diantaranya dalam persiapan materi pembelajaran, kesiapan belajar siswa, serta perombakan kelompok baru berdasarkan kemampuan siswa, hasil yang diperoleh disiklus I serta jenis kelamin siswa. Pada siklus II indikator ketercapaian untuk aspek kemampuan mengamati memperoleh rata-rata skor 3.5 (87.5 %) termasuk kategori tinggi. Untuk aspek mengajukan pertanyaan memperoleh rata-rata skor 3.3 (82.81 %). Aspek merencanakan percobaan mengalami penurunan dibandingkan dengan siklus I yaitu sebesar 2.8 (71 %). Sedangkan aspek menggunakan alat dan bahan memperoleh rata-rata skor 3.5 (89 %). Persentase tersebut PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101 menyatakan penguasaan siswa untuk masing-masing aspek yang dinilai diatas. Jika dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II ini mengalami peningkatan aspek yang dinilai dengan cara mengobservasi siswa ini. Hanya saja ada satu aspek yaitu merencanakan percobaan yang harapan awalnya setelah dilakukan perbaikan disiklus II akan mengalami peningkatan, malah mengalami penururan dari siklus I. Peneliti bersama guru kolaborator menganalisis hal ini terjadi karena beberapa siswa pada awal pembelajaran kurang memperhatikan klu yang digunakan peneliti dalam membimbing siswa merencanakan percobaan. Sehingga akhirnya siswa banyak pertanyaan dan malah membingungkan siswa sendiri. Namun diluar hal tersebut aspek yang lainnya justru mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa dengan metode yang digunakan peneliti dari awal siklus I. Ketercapaian keterampilan proses sains aspek psikomotorik siswa pada siklus II ini sudah sangat baik dan mencapai kriteria yaitu dengan nilai ratarata 82.81. Nilai terendah adalah 68.75, dan nilai tertingginya adalah 93.75. Pada siklus II ini tidak ada siswa dengan kategori sangat rendah, rendah dan cukup.Sedangkan jumlah siswa dengan kategori tinggi adalah 4 orang, kategori Sangat Tinggi 28 orang. Persentase siswa dengan kategori sangat rendah, rendah dan cukup adalah 0 %. Sama dengan siklus I artinya tidak ada siswa dengan kategori sangat rendah, rendah dan cukup. Sedangkan untuk persentase siswa dengan kategori Tinggi adalah 12.5 % dan persentase siswa dengan kategori Sangat Tinggi adalah 87.5 %. Meskipun hasil yang diperoleh PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102 beberapa kelompok pada siklus II ini ternyata tidak sesuai yang diharapkan oleh peneliti, dimana peneliti mengharapkan bisa 100 % namun hasil akhirnya tetap menunjukkan adanya peningkatan persentase. Jika dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II ini menunjukkan peningkatan hasil. Peningkatan keterampilan proses sains siswa ini terjadi dikarenakan peneliti melakukan perbaikan, serta acara praktikum yang baru juga menjadi alasan siswa untuk senang dan tidak merasa bosan dalam pelaksanaan metode praktikum. Berdasarkan hasil observasi, siswa yang kurang aktif disiklus I menunjukkan adanya perubahan menjadi sedikit lebih aktif dengan kelompok barunya. Metode ceramah saat membimbing siswa merancang percobaan disiklus II ini lebih bervariasi sehingga siswa menjadi semangat dan muncul banyak ide. Peneliti menjadi mudah untuk mengarahkan praktikum yang dikehendaki. Sebagian besar siswa sudah memahami materi praktikum sehingga tidak banyak kesulitan saat merancang praktikum hingga melaksanakannya didalam laboratorium. Saat melakukan praktikum di laboratorium, peneliti mencoba memberikan arahan terlebih dahulu mengenai kinerjanya. Baik dalam penggunaan alat dan bahan, sehingga alat dan bahan yang diambil masing-masing kelompok adalah yang akan digunakan untuk praktikum tersebut. Perbaikan-perbaikan seperti inilah yang menyebabkan kemampuan psikomotorik siswa menjadi meningkat disiklus II. Meskipun begitu, tetap saja ada kelompok yang dirasa sudah cukup baik namun ketika kelompoknya dirombak malah menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103 Sehingga jika ada kesempatan serta waktu masih perlu dilakukan kembali penelitian ini untuk siklus yang ke III. Setelah semua aspek psikomotorik diatas dilakukan tahap terakhir dari aspek psikomotorik adalah mengkomunikasikan hasil percobaan mereka dalam bentuk laporan praktikum. Laporan praktikum pada siklus I dikumpulkan diawal pembelajaran pada saat akan memulai siklus yang ke-II. Dalam laporan praktikum juga diperhatikan susunan penulisannya secara ilmiah. Target ketercapaian keterampilan proses sains berupa laporan praktikum siswa di kelas rata-rata ≥ 76,00 termasuk kategori tinggi. Peneliti menentukan target ketercapaian dengan nilai 76,00 dikarenakan nilai tersebut adalah KKM dari mata pelajaran Biologi. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas masing-masing adalah 16 orang, sehingga persentase ketuntasan dan ketidaktuntasan sebesar masing-masing 50 %. Sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 29 orang (90.625 %) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 orang (9.375 %). Meskipun begitu nilai rata-rata yang diperoleh siswa di kelas adalah 76.87 yang artinya sudah memenuhi kriteria ketercapaian. Rendahnya ketuntasan pada siklus I dikarenakan siswa masih belum terlalu detail dalam menyusun laporan praktikum. Dalam penyusunan laporan praktikum, peneliti memberikan pengetahuan kepada siswa tentang cara penyusunan yang benar. Jika pada siklus I siswa mengerjakannya kurang maksimal, maka untuk siklus II siswa memperbaiki kesalahannya tersebut. Ada beberapa kelompok yang memenuhi kriteria maksimal dalam penulisan laporan. Bisa juga terjadi pada beberapa kelompok PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104 yang kurang memperhatikan penjelasan peneliti, presentasi temannya saat pembelajaran berlangsung, atau kondisi lingkungan pembelajaran yang kurang tenang sehingga mengganggu konsentrasi siswa. Hanya beberapa kelompok yang duduk dibagian depan saja yang memperhatikan penjelasan peneliti. Kekurangan-kekurangan ini tentunya akan diperbaiki pada siklus II. Sehingga, pada siklus II diperoleh hasil yang semakin mantap dan nilai laporan praktikum siswa mengalami peningkatan. Selanjutnya aspek yang dinilai dari proses sains siswa adalah aspek afektif/sikap sains. Untuk aspek afektif yang mencakup sikap sains siswa diukur dengan menggunakan kuesioner sikap siswa. Aspek afektif yang erat hubungannya dengan sikap sains yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran ini diukur sekali saja selama pelaksanaan penelitian ini, yaitu diakhir siklus II. Pengukuran sikap siswa digunakan kuesioner afektif dengan jumlah 20 pernyataan. Terdiri dari 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif. Kriteria ketercapaian pada penelitian ini adalah jika persentase sikap siswa selama mengikuti pembelajaran ≥ 70 % termasuk dalam kategori tinggi. Aspek afektif yang diteliti mencakup ketelitian dalam pengambilan data, kerjasama kelompok dalam diskusi dan percobaan, kerja keras dalam merancang percobaan, keseriusan dalam melakukan percobaan, kejujuran dalam pelaporan data, antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran, perhatian kepada guru dan sesama teman, percaya diri, saling menghargai, dan menerima kritik serta masukan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh skor terendah siswa adalah 61.25.skor tertinggi siswa adalah 86.25. untukskor PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105 rata-rata siswa adalah 73.60. Jumlah siswa yang termasuk kriteria sikap Baik sebanyak 25 orang dan sisanya 7 orang termasuk kedalam kriteria Sangat Baik. Sehingga persentase untuk kriteria Baik sebesar 78.125 % dan 21.875 % untuk kriteria Sangat Baik. Dari data tersebut diketahui bahwa sebagian besar siswa melakukan ketelitian dalam pengambilan data, kerjasama dalam kelompok, kerjakeras dalam merancang percobaan, serius melakukan percobaan, jujur dalam pelaporan data, antusias saat mengikuti pembelajaran, memperhatikan guru dan sesama, percaya diri dalam berpendapat, saling menghargai masukan dari teman, dan berusaha menerima kritik dan saran dengan lapang dada. Semua hasil itu sudah memenuhi kriteria baik sesuai target ketercapaian yang diharapkan dengan kategori baik. Hasil ini sudah menunjukkan ketercapaian target. Sebagai seorang sciencetist peneliti berusaha menekankan bahwa masing-masing dari diri kita harus memiliki sikap-sikap ilmiah. Berdasarkan pengalaman saat PPL setidaknya siswa sudah terbiasa bekerja sama, baik dalam diskusi maupun presentasi menerapkan sikap-sikap ilmiah tersebut. Meskipun ada satu atau dua orang siswa yang belum menghiraukan hal tersebut. Namun, hal itu bisa diatasi dengan cara merombak kelompok praktikum. Sehingga siswa yang kurang memiliki sikap ilmiah akan belajar bersama dengan siswa yang selalu bersikap ilmiah saat belajar. Berikut ini adalah grafik peningkatan proses sains yang meliputi keterampilan proses sains siklus I dan II dan sikap sains yang diukur diakhir siklus II. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106 Keterampilan Proses Sains Siklus I dan II 86 84 Skor Rata-rata 82 80 Observasi (Psikomotorik) 78 Laporan Praktikum (Psikomotorik) 76 74 Sikap Sains (Afektif) 72 70 68 Siklus I Siklus II Gambar 14. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa Diakhir setiap siklus peneliti bersama guru kolaborator melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Dimulai dari tahapan persiapan hingga pelaksanaan. Pada tahap persiapan sebaiknya peneliti terlebih dahulu mempersiapkan metode yang lebih menarik selain memberikan petunjuk rancangan percobaan berupa tulisan-tulisan lewat PPT yang disajikan, peneliti dapat menggunakan gambar-gambar yang lebih menarik sehingga siswa bisa lebih cepat tanggap dengan arahan praktikum yang hendak dilaksanakan. Hal ini juga dikarenakan jam pelajaran Biologi yang berada pada jam-jam terakhir, kemungkinan tingkat kebosanan siswa menjadi meningkat jika hanya disajikan tulisan-tulisan saja, diskusi, dan presentasi. Jadi untuk mengimbangi hal tersebut, sebaiknya dilakukan metode yang menarik lagi. Sehingga semangat siswa tetap terjaga hingga akhir jam pelajaran. Kondisi yang bersamaan dengan waktu persiapan UAN PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 107 kelas XII membuat suasana sekolah menjadi sedikit kurang kondusif untuk proses belajar mengajar. Banyak kelas yang ditinggalkan guru mata pelajaran dijamnya karena guru yang bersangkutan juga membantu persiapan UAN. Meskipun sudah diberikan tugas oleh guru bersangkutan, namun tetap saja ada kelas yang sangat ribut bahkan siswanya keluar ruang kelas untuk mengganggu siswa dikelas sebelahnya. Tentu hal ini harus diantisipasi oleh peneliti sebelum mengajar. Untuk itu disiklus selanjutnya peneliti mengecek kembali kesiapan siswanya untuk belajar dan dengan tegas memperingatkan siswa dari kelas yang berbeda jika mengganggu proses belajar. Beberapa siswa yang berada dalam kelompok yang dirasa teman kelompoknya cukup nyaman dengannya akan menjadi sedikit malas dan terlalu bergantung dengan temannya tersebut. Hal ini yang membuat siswa ini memiliki keterampilan yang kurang dibanding teman lainnya. Tentu saja kelompok disiklus I ini dibentuk secara acak karena peneliti belum memiliki data lengkap mengenai tingkat kemampuan siswa. Sehingga baru disiklus II peneliti akan merombak atau memetakan kembali kelompok siswa berdasarkan hasil kemampuan pada siklus I dan berdasarkan jenis kelamin siswa. Peneliti bersama guru kolaborator kembali menganalisis data tersebut sebagai suatu keberhasilan dalam pembelajaran menggunakan metode praktikum berbasis guided inkuiry, karena meskipun selama ini sering dilaksanakan praktikum, namun siswa hanya diberi resep jadi saat praktikum berlangsung. Jika pada penelitian ini sebelum melakukan praktikum siswa sudah dibimbing untuk membuat percobaan sendiri terkait dengan materi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108 Sehingga daya pikir siswa dan keterampilan sains siswa akan keluar dengan sendirinya. Tugas peneliti hanya mendampingi dan mengarahkan agar pembelajaran berjalan menurut konsep. Dari hasil rancangan percobaan yang dibuat siswa, selanjutnya peneliti mengoreksi dan membenarkan bersamasama dengan siswa sesuai dengan teori sebelumnya. Disamping faktor tersebut, peneliti juga menganalisis bahwa faktor kedekatan antar peneliti dan siswa juga menjadi alasan keberhasilan pembelajaran ini. Peneliti yang sebelumnya PPL dikelas ini sedikit banyak telah memahami karakter dari masing-masing siswa dan begitu pula sebaliknya. Sehingga dalam berkomunikasi saat pembelajaran tidak banyak mengalami kesulitan. Kelas XI IPA 2 ini sebelumnya merupakan kelas yang anteng dalam hal ini kurang aktif dibandingkan dengan kelas-kelas lainnya yang digunakan peneliti dalam PPL. Karakter siswa yang anteng inilah yang membuat mereka kadang malu untuk bertanya jika tidak ditunjuk terlebih dahulu. Maka dari itu dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti bersama dengan guru kolaborator membuat strategi pembelajaran diawal peneliti harus banyak mendampingi proses belajar siswa dengan harapan keberhasilan pembelajaran dengan metode ini akan tercapai. B. Hasil Belajar Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah hasil penilaian dari aspek kognitif. Aspek kognitif diukur dengan menggunakan hasil tes siswa yang diakhir pembelajaran untuk setiap siklusnya. Tes yang dimaksud adalah posttest siklus I untuk akhir pembelajaran disiklus I dan post-test siklus II untuk PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109 akhir pembelajaran disiklus II. Namun, untuk mengetahui kemampuan kognitif awal siswa juga dilakukan pre-test. Menurut kriteria ketercapaian, peningkatan hasil belajar untuk materi sistem indra jika nilai rata-rata siswa dikelas mencapai 76,00 dan ketuntasan klasikal siswa didalam kelas ≥ 76,00 termasuk tuntas. Dari post-test siklus I diperoleh hasil rata-rata nilai siswa dikelas 82.65 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 16 orang yang persentase ketuntasannya mencapai 81.25 %. Hasil yang diperoleh disiklus I ini sudah memenuhi target ketercapaian. Sedangkan hasil post-test siklus II diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata siswa mencapai 91.25 hal ini meningkat jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada siklus I. Sementara untuk jumlah siswa yang tidak tuntas (tidak lulus KKM) berjumlah 2 orang saja, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan siklus I yang berjumlah 6 orang. Sedangkan untuk persentase ketuntasan mencapai 93.75 %. Peneliti menganalisis ketercapaian ini karena beberapa hal diantaranya, dengan metode praktikum yang diterapkan siswa menjadi paham dengan materi yang diajarkan sebelumnya. Karena dengan merancang kegiatan praktikum secara otomatis siswa mengingat kembali teori yang sudah dibahas sebelumnya. Hal lain mengenai cara penyajian materi yang sesuai dengan kondisi kelas dan siswa. Seperti yang sudah pernah disinggung sebelumnya bahwa peneliti sudah cukup memahami karakter personal siswa dikelas XI IPA 2 ini, karakter yang anteng dan sedikit pasif jika tidak dimulai dahulu oleh guru, meskipun begitu siswa ini mendengarkan dan memperhatikan dengan baik apa yang peneliti ajarkan. Maka dari itu dalam pelaksanaan mengajar, peneliti PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110 berusaha mengaktifkan siswa dengan cara memberikan pertanyaanpertanyaan yang memancing rasa ingin tahu siswa terhadap materi, serta teknik tanya jawab yang ditujukan kepada siswa-siswa yang masih pasif. Sehingga secara tidak langsung siswa akan menjadi ingat dengan apa yang diajarkan oleh peneliti dan siswa menjadi bertambah keaktifannya. Meskipun kurang sedikit pasif namun siswa XI IPA I memiliki antusias/kemauan belajar yang tinggi. Berikut ini merupakan diagram peningkatan hasil belajar siswa disiklus II. Peningkatan Hasil Belajar Siswa 100 90 80 70 60 50 Nilai Rata-rata 40 Persentase Ketuntasan 30 20 10 81,25% 93,75% 0 SIKLUS I SIKLUS II Gambar 15. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Peningkatan ini terjadi tentunya berbanding lurus dengan keterampilan proses sains yang telah dimiliki siswa. Dapat kita lihat bahwa keterampilan proses sains (aspek psikomotorik) dari siklus I ke siklus II mengalami kenaikan. Tentu, hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar (aspek kognitif) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111 siswa. Jika keterampilan proses sains meningkat, maka hasil belajar siswa juga meningkat. Pemberian pengalaman langsung kepada siswa membuat suatu pengetahuan itu akan lama melekat dipemikiran siswa. Pembelajaran inkuiri yang diwujudkan melalui penerapan metode praktikum berbasis guided inquiry ini terbukti dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Konsep materi yang siswa temukan sendiri saat praktikum membuat siswa lebih paham akan materi. Ketika mengerjakan soal post-test siswa tidak lagi menghafal secara teoritis materi pelajarannya. Selanjutnya, semua data nilai baik nilai yang diperoleh dari aspek psikomotorik, afektif dan kognitif kemudian diakumulasi menjadi nilai akhir siswa untuk mengetahui ketuntasan klasikal siswa kelas XI IPA 2.Hal yang serupa juga ditemukan bahwa ketuntasan klasikal siswa kelas XI IPA 2 secara umum meningkat disiklus II ini. Berikut ini adalah diagram yang menunjukkan peningkatan nilai akumulasi siswa disiklus I dan II. Ketuntasan Klasikal 32 Persentase Ketuntasan 35 30 27 25 20 15 SIKLUS I 10 SIKLUS II 5 84,38% 100% 0 Siswa Tuntas Ketuntasan Klasikal Gambar 14. Ketuntasan Klasikal Siklus I dan II PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112 Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa disiklus II ketuntasan klasikal siswa kelas XI IPA 2 mencapai 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang digunakan telah sesuai untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Secara umum setelah melalui pelaksanaan penelitian dibantu dengan guru kolaborator dan teman observer, penelitian ini dikatakan berhasil. Hal ini dikarenakan hasil yang diperoleh disiklus I maupun siklus II semuanya mencapai target penelitian yang telah ditetapkan. Meskipun begitu ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan penelitian ini.Peneliti masih sedikit kesulitan mengelola kelas karena siswa yang pasif butuh waktu lama agar bisa menyesuaikan diri dengan metode yang dilakukan peneliti. Sehingga peneliti di awal-awal pembelajaran khususnya disiklus I sangat sering mengaktifkan siswa-siswa yang seperti ini. Disiklus II meskipun peneliti sudah mencoba melakukan hal-hal perbaikan dari siklus I, tetap saja ada siswa-siswa yang masih sulit diajak melakukan perbaikan. Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi peneliti. Meskipun siswa yang diawal sedikit pasif, tetapi setelah didekati semakin lama menjadi berani dalam melakukan praktikum, menggunakan alat dan bahan, mengemukakan pendapat dan sedikit kritis saat berdiskusi mengenai hasil percobaan. Sehingga hal ini berdampak pada nilai post-test disiklus II yang meningkat dan ketuntasan klasikal siswa menjadi 100 %. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 11 Yogyakarta menunjukkan bahwa penerapan metode praktikum berbasis guided inquiry dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini keterampilan prosessainsmencakup, proses sainsdan sikap sains. Kedua hal tersebut diukur aspek psikomotorik dan afektif. Sementara aspek kognitif siswa mendeskripsikan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa aspek kognitif siklus I dengan rata-rata 82.65 meningkat pada siklus II yaitu 91.25. Hal ini dibuktikan dengan persentase ketuntasan klasikal artinya yang lulus KKM pada siklus I sebesar 83.37 % meningkat pada siklus II menjadi 100 %. Keterampilan proses sains siswa aspek psikomotorik juga meningkat. Rata-rata nilaisiklus I sebesar 81.64 meningkat padasiklus II menjadi 82.81. Begitu juga dengan sikap sains siswa termasuk dalam kategori baikdenganskor rata-rata 73.6. Dengan demikian metode praktikum berbasis guided inquiry berpengaruh terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Keduanya sangat erat berhubungan, dengan metode ini siswa menggali sendiri pemahamannya. Proses tersebut akan baik dilakukan siswa jika siswa memiliki keterampilan yang baik pula saat melakukan praktikum, sehingga pemahaman yang 113 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114 diperoleh siswa melalui kinerja yang dilakukan sendiri akan mampu mengembangkan daya pikirnya. Hal ini melatih kemandirian serta memicu peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode praktikum berbasis guided inquiry dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa materi sistem indra kelas XI IPA 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta. B. Kendala Penelitian Secara umum penelitian berjalan dengan lancar, namun proses pembelajaran sering kurang kondusif dikarenakan waktu pelaksanaan penelitian yang bertepatan dengan masa persiapan UAN kelas XII. Selain itu, perhitungan waktu yang peneliti rancang diawal ternyata kurang sesuai dengan perhitungan waktu dari sekolah. Libur hari raya dan libur-libur study tour siswa sedikit menghambat waktu pelaksanaan penelitian. C. Saran 1. Bagi guru, metode praktikum berbasis guided inquiry dapat dijadikan (1) inovasi metode pembelajaran yang menjanjikan. Proses yang terjadi dalam pembelajaran metode praktikum ini jika terus dikembangkan akan meningkatkan keterampilan proses sains siswa yang lainnya juga tidak hanya terbatas dengan yang yang diteliti oleh peneliti. Jika keterampilan siswa meningkat secara otomatis hasil belajar siswa pun mengalami PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 115 peningkatan, (2) perlu dilakukan juga untuk materi-materi pelajaran lainnya yang bermasalah. 2. Bagi peneliti lain, jika hendak menerapkan metode praktikum berbasis guided inquiry ini hendaknya memahami terlebih dahulu karakter siswa. Karena bisa jadi cara mengajar kita juga akan mempengaruhi proses pelaksanaan metode ini. Faktor waktu juga menjadi pertimbangan, sebaiknya mengarahkan siswa pada praktikum-praktikum yang sederhana namun semua esensi dari materi yang bermasalah tersampaikan dengan baik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 116 DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Arikunto. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Djamarah, S. B., dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Gyamirti, B. 2010. Penerapan Metode Praktikum Pada Pembelajaran Fisika Topik Getaran Dan Gelombang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP. Bandung : UPI. Hamalik, O. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta :Bumi Aksara. Herron, M.D. and Bonnstetter. 1971.The nature of scientific enquiry. School Review, 79(2), 171-212. (Online article).http://edweb.sdsu.edu/wip/four_levels.htm.htm. Diakses tanggal 11 November 2014. Hilman. 2012. Revisi Taksonomi Bloom.http://www.hilman.web.id/posting/blog/852-revisi-taksonomi-bloom. Diakses tanggal 14 November 2014. Ibrahim, M. 2007. Pembelajaran Inkuiri. (Artikel Online).http://kpicenter.org/index.php?option=com_content&task=view&id =37&Itemid=4. Diakses tanggal 11 November 2014. Kalsum, U. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa. http://digilib.uinsuka.ac.id/1157/1/BAB%201,%20BAB%20IV,%20DAFTAR%20PUSTAK A.pdf. Diakses tanggal 14 November 2014. Kuhlthau & Todd. 2007. Guided Inquiry: A framework for learning through school librariesin 21st century schools. New Jersey: CISSL. (Online). http://cissl.-scils.rutgers.edu/guidedinquiry/introduction.-html. Diakses tanggal 11 November 2014. Kusumah dan Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Indeks. Malihah, M. 2011. Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/3004. tanggal 14 November 2014. 117 Diakses Pabelon J.L.and Mendoza, A. B. 2000. Sourcebook on Practical Work for Teacher Trainers : High School Physics Volume 1. Science and Math Education Manpower Development Project (SMEMDP). University of The Filipin, Quezon City. Purwanto, N. 1991. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Rustaman, Nuryani. dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : IKIP Malang. Sanjaya, W. 2007. StrategiPembelajaran Pendidikan. Jakarta: Kencana. Berorientasi Standar Proses Semiawan, C. dkk. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia. Silalahi, U. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press. Soewandi. 2005. Perspektif Pembelajaran Berbagai Bidang Studi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Sudjana, N. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Sudjana, N. 2010. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sukardi, H.M. 2008. Evaluasi Pendidikan : Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta : Bumi Aksara. Sukmadinata, N. S. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Surabaya : Kencana Prenada Media Group. Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Laboratorium. Semarang: UNNES Press. Mengembangkan Kompetensi Zakiyah, N. 2011. Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terstruktur Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Sistem Pernafasan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 118 Manusia.http://digilib.uinsuka.ac.id/1157/1/BAB%201,%20BAB%20IV,%20 DAFTAR%20PUSTAKA.pdf. Diakses tanggal 11 November 2014. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1 SILABUS Sekolah : SMA Negeri 11 Yogyakarta Kelas : XI IPA 2 Mata Pelajaran : Biologi Semester : Genap Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas Kompetensi Materi Kegiatan Dasar Pokok/Pembelajaran Pembelajaran Indikator pencapaian Kompetensi Kognitif Waktu Belajar Membandingkan 14 x 45 a) Buku Menit Psikomotorik Sistem koordinasi a) Praktikum Menjelaskan Sistem saraf b) Diskusi pengertian kegiatan lokasi reseptor c) Tanya sistem diskusi untuk indra pengecap Biologi koordinasi merancang Membandingkan kelas XI Menyebutkan percobaan Nilai Olfactory IPA, apa saja yang dengan Fatigue Time Penerbit dan tak adar termasuk semangat (OFT) dan ESIS yang Sistem indera kedalam kerja sama, Dihitung 1. Sel-sel saraf struktur, (neuron) fungsi, dan proses serta kelainan/peny akit 2. Struktur otak 3. Sistem saraf sadar jawab d) Ceramah Menjelaskan Sumber 3.6 keterkaitan Afektif Alokasi Melakukan Paket b) Internet PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2 dapat terjadi 1. Penglihatan sistem saling Olfactory pada sistem 2. Pendengaran koordinasi menghargai, Recovery Time Mengidentifi dan adil. (ORT) regulasi 3. Pembau manusia 4. Pengecap kasi (saraf, 5. Peraba komponen sikan hasil endokrin, dan Sistem hormon yang terlibat diskusi penginderaan) 1. Kelenjar hipofisis dalam sistem rancangan 2. Kelenjar tiroid koordinasi percobaan 3. Kelenjar manusia dengan Mengidentifi berani. paratiroid 4. Kelenjar kasi macam- suprarenalis Mempresenta Mencatat macam sel hasil 5. Kelenjar pankreas saraf beserta pengamatan 6. Ovarium fungsinya dengan teliti Menyebutkan dan jujur 7. Testis Mekanisme organ-organ Menerima pengaturan yang saran dan homeostasis tubuh termasuk kritik hasil kedalam diskusi dari sistem indra teman Mengidentifi dengan kasi struktur lapang dada Gangguan pada sistem koordinasi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3 dan fungsi organ-organ yang termasuk kedalam sistem indra Menjelaskan mekanisme penghantaran rangsang oleh alat indra Mengidentifi kasi macammacam kelenjar beserta hormon yang dihasilkan Menjelaskan fungsi kelenjar- PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4 kelenjar dalam tubuh Menjelaskan mekanisme homeostasis Mengidentifi kasi kelainan dan penyakit yang terjadi pada sistem koordinasi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Negeri 11 Yogyakarta Mata Pelajaran : Biologi Kelas/ Semester : XI IPA/2 Alokasi waktu : 8 x 45 menit (4 x pertemuan) A. Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas B. Kompetensi Dasar 3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan) C. Indikator 1. Kognitif Produk a. Menjelaskan pengertian alat indra b. Menyebutkan organ-organ apa saja yang termasuk kedalam panca indra c. Menyebutkan bagian-bagian organ panca indra d. Menyebutkan lokasi reseptor pada lidah dan kulit e. Menjelaskan struktur dan fungsi komponen sistem indra f. Mengaitkan struktur dan fungsi komponen sistem indra dengan mekanisme jalannya rangsangan g. Menjelaskan Olfactory Fatigue Time (OFT) dan Olfactory Recovery Time (ORT) serta hubungannya dengan sistem penciuman h. Menjelaskan berbagai kelainan yang terjadi pada sistem indra PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2 2. Kognitif Proses a. Mengidentifikasi struktur, fungsi dan mekanisme pada proses jalannya rangsangan b. Mengidentifikasi kelainan yang terjadi pada sistem indra c. Membandingkan nilai Olfactory Fatigue Time (OFT) dan Olfactory Recovery Time (ORT) 3. Psikomotor a. Mengamati dan menyajikan hasil praktikum dengan sesuai b. Mengajukan pertanyaan yang dapat menggali rasa ingin tahu c. Merencanakan percobaan sesuai dengan materi pembelajaran d. Menggunakan alat dan bahan praktikum sesuai kegunaannya 4. Afektif Karakter a. Teliti dalam mengambil data praktikum b. Serius dalam melakukan percobaan c. Jujur dalam melaporkan data praktikum d. Antusias dalam mengikuti pembelajaran e. Percaya diri dalam menyampaikan pendapat saat presentasi 5. Afektif Sosial a. Bekerjasama saat diskusi dan melakukan praktikum b. Bekerja keras bersama teman dalam meracang suatu percobaan c. Saling memperhatikan guru dan sesama teman d. Saling menghargai masukan/pendapat teman e. Lapang dada dalam menerima kritik dan saran. D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif Produk a. Setelah membaca literatur siswa dapat menjelaskan pengertian alat indra b. Melalui kegiatan tanya jawab siswa mampu menyebutkan organ-organ apa saja yang termasuk kedalam panca indra c. Melalui kajian pustaka siswa mampu menyebutkan bagian-bagian organ panca indra PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3 d. Setelah membaca literatur siswa mampu Menyebutkan lokasi reseptor pada lidah dan kulit e. Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi komponen sistem indra f. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat mengaitkan struktur dan fungsi komponen sistem indra dengan mekanisme jalannya rangsangan g. Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan Olfactory Fatigue Time (OFT) dan Olfactory Recovery Time (ORT) serta hubungannya dengan sistem penciuman h. Melalui gambar yang ditampilkan dipower point siswa mampu menjelaskan berbagai kelainan pada sistem indra 2. Kognitif Proses a. Melalui penugasan LKS siswa dapat mengidentifikasi struktur, fungsi dan mekanisme pada proses jalannya rangsangan b. Melalui tampilan gambar yang disajikan guru siswa mampu mengidentifikasi kelainan yang terjadi pada sistem indra c. Melalui praktikum siswa mampu membandingkan nilai Olfactory Fatigue Time (OFT) dan Olfactory Recovery Time (ORT) 3. Psikomotor a. Melalui kegiatan praktikum siswa mampu mengamati dan menyajikan hasil praktikum dengan sesuai b. Melalui diskusi kelompok siswa mampu mengajukan pertanyaan yang dapat menggali rasa ingin tahu c. Dengan bantuan LKS serta berdiskusi dalam kelompok siswa dapat merencanakan percobaan sesuai dengan materi pembelajaran d. Melalui kegiatan praktikum siswa mampu menggunakan alat dan bahan praktikum sesuai kegunaannya 4. Afektif Karakter a. Melalui kegiatan praktikum siswa dapat teliti dalam mengambil data praktikum PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4 b. Melalui kegiatan praktikum yang dirancang siswa dan didampingi guru, siswa serius dalam melakukan setiap prosesnya. c. Melalui kegiatan praktikum dapat menumbuhkan sikap jujur dalam melaporkan data hasilnya d. Dengan melakukan praktikum siswa menjadi antusias dalam mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung e. Melalui kegiatan praktikum siswa percaya diri dalam menyampaikan pendapat saat presentasi 5. Afektif Sosial a. Melalui kegiatan yang dirancang siswa dan didampingi guru, siswa mampu melakukan praktikum dengan semangat kerja sama b. Dengan bantuan LKS secara berkelompok siswa mampu merancang suatu percobaan dengan kerja keras c. Melalui kegiatan yang dirancang guru siswa mampu saling memperhatikan dalam pembelajaran d. Melalui diskusi dan presentasi siswa mampu saling menghargai masukan/pendapat teman e. Melalui diskusi dan presentasi mampu menumbuhkan sikap lapang dada siswa dalam menerima kritik dan saran dari sesama. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI E. Materi Pembelajaran 6. Pengertian alat indra 7. Organ-organ yang termasuk panca indra f. Mata g. Hidung h. Telinga i. Lidah j. Kulit 8. Struktur organ-organ panca indra f. Bagian-bagian mata g. Bagian-bagian hidung h. Bagian-bagian telinga i. Bagian-bagian lidah j. Bagian-bagian kulit 9. Proses jalannya rangsangan pada panca indra 10. Kelainan dan penyakit pada sistem indra F. Pendekatan dan Metode G. Model Pembelajaran : Pembelajaran Guided Inquiry Metode Pembelajaran : Praktikum, Diskusi, Tanya jawab dan Ceramah Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Siklus I No. Kegiatan Belajar Waktu Nilai Budaya dan (menit) Karakter Pertemuan I (2x45 menit) 1. 15 Pendahuluan Pendidik mengecek kesiapan siswa mengikuti pembelajaran Pendidik memberi pengantar materi sistem ekskresi Pendidik menanyakan apakah yang kalian rasakan ketika musim hujan dan musim Kerja keras Rasa ingin tahu 5 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI panas, apakah yang kalian rasakan ketika minum madu dan temulawak ? Pendidik menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dicapai 2. Pendidik melakukan pre-test 70 Kegiatan Inti Kreatif, Eksplorasi : Rasa ingin tahu Pendidik mengajak siswa untuk Tanggung jawab, menyampaikan pengertian sistem indra pada Kerja sama manusia dan organ apa saja yang termasuk Kerja keras kedalam sistem indra. Komunikatif Jujur Elaborasi : Pendidik meminta siswa dapat mengidentifikasi bagian-bagian dari organ panca indra bersama teman sebangku dengan bantuan LKS 1 Pendidik menunjuk beberapa pasang untuk mengungkapkan hasilnya Teman lain menanggapi Pendidik membagi kelompok secara acak dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang anak Pendidik membagikan LKS 2 Pendidik membimbing siswa dalam diskusi mengenai rancangan praktikum dengan cara menampilkan beberapa klu lewat power point Pendidik meminta masing-masing kelompok menyampaikan rancangan praktikumnya 6 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Konfirmasi : Pendidik memberikan umpan balik positif dan konfirmasi terhadap hasil identifikasi siswa Pendidik menjelaskan hal-hal yang belum diketahui siswa 3. 5 Penutup Pendidik membimbing siswa untuk Tanggung jawab menyimpulkan Kreatif materi yang telah dipelajari. Kerja keras Jujur Pendidik mengajak siswa untuk berefleksi bersama Pendidik mengingatkan siswa untuk membawa bahan untuk praktikum yang sudah dirancang pada pertemuan selanjutnya Pendidik menyampaikan perasaan senangnya mengajar di kelas tersebut Pertemuan II (2x45 menit) 1. 5 Pendahuluan Pendidik mengecek kehadiran dan kesiapan siswa mengikuti praktikum Pendidik memberi pengantar tentang kegiatan praktikum Pendidik menyampaikan pembelajaran yang akan dicapai indikator Kerja keras Rasa ingin tahu 7 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. 60 Kegiatan Inti Rasa ingin tahu, Eksplorasi Kreatif Pendidik meminta siswa mengeluarkan Tanggung jawab bahan yang telah mereka bawa, sebagai Terampil sarana untuk mengecek kesiapan siswa Teliti dalam melakukan praktikum Guru membagikan LKS 3 Kerja keras Pendidik mendemonstrasikan cara kerja Jujur dan mengenalkan beberapa bahan yang masih asing untuk siswa Siswa melaksanakan praktikum sesuai rancangan mereka dan dengan panduan LKS 3 Elaborasi : Pendidik meminta siswa menyampaikan hasil pengamatan Siswa mencatat hasil praktikum pada tabel hasil percobaan Siswa mengidentifikasi hasil percobaan bersama kelompok Pendidik meminta beberapa kelompok menyampaikan hasil percobaan mereka dan kesimpulannya Konfirmasi : Pendidik memberikan umpan balik positif dan konfirmasi terhadap hasil praktikum siswa Siswa memperbaiki data hasil pengamatannya Pendidik menambahkan hal-hal yang Percaya diri 8 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI belum disampaikan siswa Pendidik kepada memberikan siswa motivasi yang kurang berpartisipasi 3. 25 Penutup Kreatif Pendidik membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang Tanggung jawab telah dipelajari. Pendidik menyampaikan perihal pengumpulan laporan praktikum Pendidik memberi tugas siswa untuk membuat ringkasan mengenai proses jalannya rangsang dan penyakit yang berkaitan dengan sistem indra Pendidik melakukan post-test untuk mengetahui ketercapaian indikator Siklus II No. Kegiatan Belajar Waktu Nilai Budaya dan (menit) Karakter Pertemuan III (2x45 menit) 1. 5 Pendahuluan Pendidik mengecek kesiapan siswa mengikuti pembelajaran Rasa ingin tahu Pendidik menagih laporan praktikum dipertemuan sebelumnya Pendidik mengulas sedikit terkait praktikum dipertemuan sebelumnya Pendidik Kerja keras menyampaikan pembelajaran yang akan dicapai indikator 9 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. 80 Kegiatan Inti Kreatif, Eksplorasi : Rasa ingin tahu Pendidik mengajak siswa untuk tanya jawab Tanggung jawab, mengenai proses jalannya rangsang pada Kerja sama sistem indra dan kelainan pada sistem indra Kerja keras Komunikatif Elaborasi : Pendidik meminta menjelaskan siswa proses-proses dapat jalannya rangsangan dengan panduan LKS 4 Pendidik meminta siswa untuk menyampaikan hasilnya Pendidik menampilkan beberapa pernyataan terkait dengan penyakit pada sistem indra Pendidik membagi kelompok berdasarkan jenis kelamin dan tingkat kemampuan. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. Pendidik meminta siswa merancang percobaan kembali dengan panduan beberapa klu yang ditampilkan lewat power point serta panduan LKS 5 Siswa berdiskusi Pendidik membimbing siswa dalam diskusi Pendidik meminta masing-masing kelompok menyampaikan rancangan praktikumnya Konfirmasi : Pendidik memberikan umpan balik Jujur 10 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI positif dan konfirmasi terhadap penjelasan siswa Pendidik menjelaskan hal-hal yang belum diketahui siswa 3. 5 Penutup Pendidik membimbing siswa untuk Tanggung jawab menyimpulkan Kreatif materi yang telah dipelajari. Kerja keras Jujur Pendidik membimbing siswa untuk berefleksi Pendidik mengingatkan praktikum dipertemuan selanjutnya Pertemuan IV (2x45 menit) 1. 5 Pendahuluan Pendidik mengecek kehadiran Kerja keras Rasa ingin tahu dan kesiapan siswa mengikuti praktikum Pendidik meminta siswa Pendidik memberi pengantar tentang kegiatan praktikum Pendidik menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dicapai 2. Kegiatan Inti 60 Rasa ingin tahu, Eksplorasi Kreatif Siswa membaca dan memahami petunjuk Tanggung jawab praktikum yang terdapat pada LKS 6 Terampil Siswa melaksanakan praktikum Teliti Kerja keras Jujur Percaya diri 11 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Elaborasi : Pendidik meminta menyampaikan hasil siswa pengamatan mereka Siswa mencatat hasil praktikum pada tabel hasil percobaan Siswa mengidentifikasi hasil percobaan bersama kelompok Siswa membandingkan data hasil percobaannya dengan percobaan pada praktikum sebelumnya Pendidik meminta beberapa kelompok menyampaikan hasil percobaan mereka Konfirmasi : Pendidik memberikan umpan balik poisitif dan konfirmasi terhadap hasil praktikum siswa Siswa memperbaiki data hasil pengamatannya Pendidik menambahkan hal-hal yang belum disampaikan siswa 3. 25 Penutup Pendidik membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pendidik memberikan post-test untuk mengetahui ketercapaian indikator Siswa mengisi kuesioner afektif Pendidik menyampaikan perihal Tanggung jawab Kreatif 12 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13 pengumpulan laporan praktikum Pendidik mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya selama ini. H. Sumber Belajar Buku Biologi untuk SMA Kelas XI, D.A. Pratiwi dkk, Erlangga, Bab 4 Buku Biologi XI, Dyah Aryulina dkk, Esis, Bab V Berbagai sumber belajar lainnya seperti, koran, majalah , dan jurnal buku I. Alat dan Bahan LKS Laptop LCD Papan tulis Alat dan bahan praktikum J. Penilaian Prosedur Aspek Alat Lembar Observasi Menganalisis Proses Sains Psikomotorik Keterampilan Proses Laporan Praktikum Sains Sikap Sains Menganalisis Hasil Belajar Afektif Kuesioner Kognitif Tes PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14 ALAT INDRA Pendahuluan Alat indra adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis ransangan tertentu. Semua organisme memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi. Reseptor diberi nama berdasarkan jenis ransangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor (penerima ransang zat kimia), fotoreseptor (penerima ransang cahaya), audioreseptor (penerima ransang suara) dan mekanoreseptor (penerima ransang fisik, seperti tekanan, sentuhan, dan getaran). Selain itu dikenal pula beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang dikelompokkan sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam tubuh disebut interoreseptor. Interoreseptor terdapat diseluruh tubuh manusia. Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam, yaitu indra penglihatan (mata), indra pendengaran (telinga), indra pembau (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra peraba (kulit). 1. Indra Penglihatan (Mata) Indera penglihatan manusia adalah mata. Kita dapat mengenal dan melihat suatu benda yang kita lihat karena adanya kerjasama antara mata dan otak. Ransangan yang terjadi dibagian mata akan diteruskan ke otak. Disini otak mengolah dan menerjemahkan informasi yang diterima sehingga menghasilkan suatu perwujudan penglihatan. Gambar 1. Struktur Anatomi Mata Mata manusia berbentuk bulat lonjong, berdiameter 2,5cm. Bagian depan dari mata dilindungi oleh membran tipis dan transparan yang disebut konjungtiva. Membran ini berfungsi untuk melindungi kornea mata. Pada konjungtiva mengalir air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata. Cairan air mata berguna untuk menjaga kelembapan mata. Pada cairan air mata terdapat enzim yang disebut lisozim, yang dapat membunuh bakteri. Selain itu cairan air mata berguna untuk membersihkan mata saat berkedip. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15 Kelopak mata, alis mata, dan bulu mata berguna untuk mencegah masuknya kotoran (debu) dari udara atau keringat dari kepala (dahi). Mata tersusun atas tiga lapisan, yaitu sklera, koroid dan retina. Sklera merupakan lapisan terluar mata yang berwarna putih. sebagian besar sklera dibangun oleh jaringan fibrosa. Pada bagian sklera terdapat kornea, yaitu bagian mata yang transparan dan tersusun dari serabut kolagen. Kornea dapat dianggap sebagai jendela mata. Koroid merupakan lapisan tengah yang tipis dan berwarna gelap. Lapisan ini banyak mengandung pigmen dan pembuluh darah. Pada bagian depan koroid, dibelakang kornea terdapat suatu struktur yang disebut iris. Iris berbentuk bulat dan terdiri atas otototot sirkular berpigmen. Warna mata kita ditentukan oleh pigmen pada iris. Iris berfungsi untuk mengatur ukuran pipil atau banyaknya cahaya yang masuk ke mata. Retina merupakan lapisan dalam dari mata yang mengandung fotoreseptor dan selsel saraf yang sensitif terhadap cahaya. Retina mengandung dua macam fotoreseptor, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang sangat sensitif terhadap cahaya, tetapi tidak bisa membedakan warna. Pada malam hari atau keadaan gelap, sel tersebut hanya melihat warna cahaya hitam dan putih. Sel kerucut (konus) sensitif terhadap cahaya, tetapi pada panjang gelombang yang berbeda. Pada tempat terang, sel-sel ini mampu membedakan warna didalam retina, sel mengirim sebuah pesan disepanjang saraf optik menuju otak. Otak kemudian memisah-misahkan semua pesan dari masing-masing sel reseptor dan membangun sebuah bayangan. Kita dapat melihat suatu benda karena adanya pantulan cahaya dari benda tersebut masuk ke mata. Secara garis besar, pantulan cahaya tersebut akan masuk ke mata secara berurutan. Yaitu melalui kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan akhirnya ditangkap oleh fotoreseptor di retina. Pantulan cahaya yang masuk menembus kornea akan diteruskan melewati pupil. Banyaknya cahaya yang masuk melewati pupil diatur oleh iris. Melalui pupil, cahaya diteruskan menembus lensa mata. Pada lensa mata terjadi perubahan bentuk sehingga dapat memfokuskan cahaya pada retina. Dalam hal ini lensa melakukan perubahan bentuk dengan cara mencembungkan atau memipih. Pada retina terbentuk bayangan nyata, terbalik dan lebih kecil daripada ukuran objek aslinya. Saat fotoreseptor di retina menerima ransangan cahaya, impuls akan diteruskan kedalam serat-serat saraf. Impuls-impuls ini dikirim disepanjang saraf optik ke pusat penglihatan di otak depan (lobus oksipital), sehingga menghasilkan suatu kesan yang sesuai aslinya, baik ukuran, warna maupun jarak dari objek. Selanjutnya, pembalikan bayangan pada retina dilakukan didalam pusat optik di otak sehingga membentuk kesan objek yang tidak terbalik. Pada anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira 9cm untuk anak umur 11 tahun. Makin tua, jarak titik dekat makin panjang. Sekitar umur 40-50 tahun terjadi perubahan yang menyolok, yaitu titik dekat mata sampai 50cm, oleh karena itu memerlukan pertolongan kaca mata untuk membaca berupa kaca mata cembung (positif). Cacat mata seperti ini disebut Presbiopi atau mata tua karena proses penuaan. Hal ini disebabkan oleh elastisitas lensa berkurang. Penderita presbiopi dapat dibantu dengan lensa rangkap. Mata jauh dapat terjadi pada anak-anak yang disebabkan bola mata terlalu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16 pendek sehingga bayang-bayang jatuh dibelakang retina. Cacat mata pada anak-anak seperti ini disebut Hipermetropi. Gambar 2. Hipermetropi Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola mata terlalu panjang sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh didepan retina. Pada mata dekat ini orang yang tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka hanya dapat melihat benda yang jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini orang dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif). Miopi biasanya terjadi pada anak-anak. Gambar 3. Miopi Astigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau permukaan lensa mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama, sehingga fokusnya tidak sama, akibatnya bayang-bayang jatuh tidak pada tempat yang sama. Untuk membantu orang yang cacat seperti ini dibuat lensa silindris, yaitu yang mempunyai beberapa focus. Katarak adalah cacat mata yaitu buramnya dan berkurang elastisitasnya lensa mata. Hal ini terjadi karena adanya pengapuran pada lensa. Pada orang yang terkena katarak pandangan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17 Kelainan-kelainan mata yang lain diantaranya Imeralopi (rabun senja), yaitu pada senja hari penderita menjadi rabun. Xeroftami yaitu kornea menjadi kering dan bersisik. Keratomealasi yaitu kornea menjadi putih dan rusak. Mekanismenya adalah sinar yang dipantulkan dari benda tersebut masuk ke dalam bola mata melalui selaput tanduk (kornea), anak mata (pupil), lensa mata sampai ke selaput jala (retina). Selanjutnya, rangsang cahaya dari retina kemudian diteruskan oleh urat saraf ke otak. Setelah rangsang sampai di otak, barulah kita berkesan melihat sesuatu benda. 2. Indra Pendengaran (Telinga) Indera pendengaran dan keseimbangan manusia adalah telinga. Telinga mengandung reseptor yang sensitif terhadap getaran suara di udara. Telinga juga mengandung reseptor yang sensitif terhadap getaran posisi dan gerakan kepala. Sel-sel reseptor tersebut terdapat pada telinga dalam dan masing-masing terdiri atas sel-sel rambut dengan sterosilia. Gambar 4. Struktur Anatomi Telinga Telinga manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar dan telinga tengah mengandung udara sedangkan telinga dalam berisi dua macam cairan, yaitu berupa perilimfa dan endolimfa. a. Telinga Luar Telinga luar merupakan sebuah tabung terbuka pada bagian samping kepala dan masuk hingga mencapai gendang telinga. Bagian paling luar dari telinga luar merupakan bentuk pemanjangan dari kulit dan tulang rawan yang disebut daun telinga atau pinna. Pada manusia dan mamalia, daun telinga berguna untuk meningkatkan konsentrasi dan mengarahkan getaran ke dalam telinga. Saluran luar yang dekat lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus serta cairan lilin yang berguna untuk mencegah kotoran masuk. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 b. Telinga Tengah Gambar 5. Anatomi Telinga Tengah Telinga tengah dimulai dari gendang telinga (membran timpani), sampai ke jendela oval. Jendela oval merupakan sebuah membran yang terdapat dibawah tulang sanggurdi. Diantara membran timpani dan jendela oval terdapat tiga tilang kecil, yaitu tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus) dan tulang sanggurdi (stapes). Dari tulang-tulang kecil ini getaran dari membran timpani diteruskan ke telinga dalam melewati jendela oval. Telinga tengah dihubungkan dengan rongga mulut oleh pembuluh eustachius. c. Telinga Dalam Rongga telinga dalam terdiri dari berbagai rongga yang menyerupai saluransaluran. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi dengan membran sehingga disebut juga labirin membran. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian, yaitu vestibula, kokle (rumah siput), dan tiga saluran setengah lingkaran. Gambar 6. Anatomi Telinga Dalam Rumah siput atau koklea merupakan suatu tabung yang panjangnya sekitar 3 cm dan bergelung seperti cangkang siput serta berisi cairan limfa. Kokle tersebut berbentuk saluran melingkar yang terdiri atas tiga ruangan, yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Skala vestibuli dan skala timpani mengandung cairan yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19 disebut perilimfe. Skala media juga mengandung cairan yang disebut endolimfe. Skala vestibuli berhubungan dengan skala timpani melalui lubang kecil yang disebut helikotrema. Skala vestibuli berakhir pada jendela oval (foramen ovale). Sedangkan skala timpani berakhir pada jendela bundar. Antara skala vestibuli dengan skala media terdapat membran Reissner, sedangkan antara skala media dengan skala timpani terdapat membran basiler. Di dalam skala media terdapat suatu tonjolan yang disebut membran terktorial yang sejajar dengan membran basiler. Di dalam skala media bagian dalam atau tengah terdapat organ korti. Organ korti berisi ribuan sel rambut sensori yang merupakan reseptor getaran (reseptor vibrasi). Sel-sel rambut tersebut terletak di antara membran basiler dan membran tektorial. Dasar dari sel reseptor pendengar tersebut berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Mekanisme indera pendengar, yaitu gelombang suara/bunyi masuk melalui daun telinga, kemudian menggetarkan selaput gendang telinga, tulang-tulang pendengaran rumah siput, dan seterusnya ke urat saraf sampai di otak, barulah kita terkesan mendengar sesuatu. Gangguan pada telinga Radang telinga (Otitas media) yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri yang sering menyerang anak-anak. Labirintitis merupakan gangguan pada labirin dalam telinga, penyakit ini disebabkan oleh infeksi, gagar otak dan alergi. Tuli konduksi yaitu tuli yang disebabkan gangguan penghantaran suara, disebabkan oleh penyumbatan saluran telinga, penebalan atau pecahnya selaput gendang telinga, kekakuan hubungan stapes pada fenestra ovali, pengapuran tulang-tulang pendengaran. Tuli saraf yaitu gangguan pendengaran karena kerusakan saraf auditori dan saraf pendengaran. 3. Indra Pembau (Hidung) Indera pembau dan indera pengecap merupaka suatu sistem kemoreseptor yang sangat peka. Indera pembau dibangun oleh jaringan epitel olfaktori dan sel-sel reseptor olfaktori. Sel olfaktori merupakan sel-sel saraf yang terdapat didalam lapisan mukus atau lendir jaringan epitel rongga hidung bagian atas. Reseptor olfaktori memiliki rambutrambut olfaktori yang terbenam pada lapisan mukus. Rambut-rambut olfaktori merupakan penonjolan dari dendrit, sedangkan ujung yang lainnya merupakan akson membentuk sinapsis dengan sel saraf lain di dalam bulbus olfaktori (otak). Pada rambutrambut olfaktori terdapat protein reseptor bau. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20 Gambar 7. Struktur Anatomi Hidung Bau bahan kimia yang terhirup bersama udara (berupa gas) tidak langsung naik ke bulbus olfaktori, melainkan berdifusi di dalam lapisan mukus dan berikatan dengan reseptor pada dendrit. Selanjutnya sel-sel reseptor olfaktori teransang dan menimbulkan impuls-impuls saraf yang kemudian dikirim oleh saraf olfaktori ke pusat penciuman (otak). Di otak informasi bau diolah atau diterjemahkan sehingga menimbulkan sensasi bau. Kelainan pada indera pembau anosmia adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk membau. Hipersomnia adalah pembau yang berkelebihan tetapi kelainan ini jarang terjadi. Disosmia adalah berubahnya pembau yang menyebabkan penderita merasa membau bau yang tidak enak. 4. Indra Pengecap (Lidah) Indera pengecap pada manusia terutama terdapat pada lidah. Selain itu indera pengecap juga terdapat pada langit-langit yang lunak dan epiglotis. Indera pengecap merupakan kemoreseptor yang mendeteksi bahan kimia yang masuk melalui makanan dan minuman. Indera pengecap dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap (Taste buds). Pada lidah terdapat lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar di permukaan atas dan sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertananm di bagian epitel lidah dan bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut papila. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21 Gambar 8. Struktur Anatomi Lidah Kuncup pengecap tersusun dari sel pendukung dan sel pengecap yang bentuknya memanjang dan memiliki mikrovili. Pada mikrovili terdapat reseptor molekul protein yang menyebabkan otak dapat mengenali lima pengecap dasar yaitu manis, asam, pahit dan asin. Gambar 9. Bagian-bagian Kuncup perasa pada Lidah Mekanismenya merasa pada lidah adalah rambut rambut sensor menyembul (keluar) dari sel sel ke pori-pori sentral tunas pengecap. Pada bagian ini, rambut rambut sensori terendam dalam zat kimia yang terlarut dalam air ludah manusia. Zat zat yang terlarut dalam ludah itu akan dideteksi oleh sensor ini sehingga dapat dibedakan rasa makanan itu asam, manis, asin atau pahit. Kelainan pada indera pengecapan ageusia merupakan berkurangnya atau hilangnya pengecapan penyebabnya adalah berbagai keadaan yang mempengaruhi lidah, misalnya kondisi mulut yang kering. Disgeusia merupakan berubahnya pengecapan, penyebabnya bisa berupa luka bakar pada lidah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5. 22 Indra Peraba (Kulit) Indera peraba pada manusia adalah kulit. Kulit memiliki beberapa tipe reseptor sensorik. Misalnya, berupa mekanoreseptor, nosiseptor dan termoreseptor. Oleh sebab itu, kulit sangat sensitif terhadap sentuhan, panas, dingin, tekanan dan rasa sakit (nyeri). Jika kulit di ransang, maka berbagai ransangan yang berbeda dapat muncul. Perbedaan macam ransangan yang muncul di tentukan oleh reseptor-reseptor khusus (indera) yang terdapat pada ujung-ujung saraf. Gambar 10. Struktur Anatomi Kulit Pada umumnya, terdapat dua macam bentuk ujung saraf pada reseptor kulit yaitu reseptor berujung saraf bebas dan reseptor dengan ujung saraf berselubung kapsul/selaput. Reseptor berujung saraf bebas terdapat di seluruh jaringan tubuh dan berfungsi untuk mendeteksi rasa sakit. Reseptor dengan ujung saraf berselubung atau berselaput dapat berupa Korpuskel Meissner dan Diskus Merkel, berfungsi mendeteksi rangsangan sentuhan lunak, Korpuskel Pacini mendeteksi rangsangan tekanan, Korpuskel Ruffini mendeteksi rangsangan panas dan Korpuskel Krause mendeteksi rangsangan dingin. Semua reseptor khusus tidak terdistribusi secara merata pada kulit. Wilayahwilayah kulit tertentu dapat saja jauh lebih peka dibandingkan wilayah-wilayah kulit lainnya terhadap suatu rangsangan. Misalnya, ujung jari dan bibir sangat peka terhadap sentuhan, jauh lebih peka dibandingkan punggung tangan. Pada umumnya setiap jenis reseptor hanya mampu menerima satu jenis rangsangan saja. Tipe rasa dan jenis reseptor itu adalah : 1. Nyeri Reseptor rasa nyeri berupa ujung saraf bebas yang terdapat di seluruh jaringan baik di bagian luar maupun dalam bagian alat dalam. 2. Panas dan dingin Reseptor untuk rasa panas berupa ujung saraf. 3. Sentuhan Reseptornya berupa korpus Meissner, dan ujung saraf yang melingkari akar rambut, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23 yang semuanya terdapat di dekat permukaan kulit. Sedangkan korpus Ruffini berfungsi pada sentuhan yang kuat. 4. Tekanan Reseptor tekanan adalah korpus Paccini, korpus Ruffini dan korpus Krause, yang terletak agak dalam pada kulit. Proses meraba pada kulit yaitu dengan cara sentuhan yang dilakukan pada semua benda menghasilkan rangsang. Rangsang itu diterima oleh reseptor kulit. Kemudian, rangsang itu diteruskan oleh reseptor ke otak. Dengan demikian, kita dapat meraba suatu benda. Kelainan pada kulit yaitu Jerawat, terjadi karena pori-pori kulit tersumbat sehingga menimbulkan kantung nanah (Neutrofil mati) yang meradang. Paru/Kurap (Pitriyasis versikolor) yaitu salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Kutu air adalah penyakit kulit akibat terinfeksi krustasea kecil (zooplankton) penghuni air. Bisul (abses) yaitu pembengkakan pada jaringan kulit berisi nanah (Neutrofil mati) yang disebabkan oleh infeksi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24 LEMBAR KERJA SISWA 1 BAGIAN-BAGIAN PANCA INDRA A. Tujuan - Siswa mampu menyebutkan bagian-bagian organ panca indra - Siswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi komponen sistem indra B. Alat dan Bahan Gambar organ mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit C. Cara Kerja - Amati gambar organ mata, hidung, telinga, lidah dan kulit - Carilah nama bagian-bagian yang sesuai dari organ tersebut pada kolom acak kemudian tuliskan hasilnya - Presentasikan didepan kelas D. Hasil Pengamatan Nama Organ : Fungsi Organ E A F B G H I J D K L C PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1. SKLERA 5. LENSA 9. BINTIK BUTA 2. RETINA 6. KORNEA 10. BINTIK KUNING 3. IRIS 7. SARAF OPTIK 11. AQUEOUS HUMOR 4. PUPIL 8. VITREOUS HUMOR 12. KOROID Nama Organ : 25 Fungsi Organ A E B C D 1. TULANG HIDUNG 4. SILIA 6. SERABUT SARAF PEMBAU 2. LENDIR 5. SERABUT SARAF KE OTAK Nama Organ : Fungsi Organ A G B C D E F PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1. DAUN TELINGA 6. RUMAH SIPUT 2. LUBANG TELINGA 7. TULANG TELINGA 26 3. GENDANG TELINGA 4. SALURAN EUSTACHIUS 5. SARAF KE OTAK Nama Organ : Fungsi Organ A F B E C D 1. PENGECAP RASA MANIS 2. PENGECAP RASA ASIN 3. PENGECAP RASA ASAM 4. PENGECAP RASA PAHIT PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Nama Organ : E Fungsi Organ F A B C D 1. RESEPTOR PANAS 2. UJUNG SARAF BEBAS 3. RESEPTOR TEKANAN RINGAN 4. UJUNG KELENJAR KERINGAT 5. RESEPTOR TEKANAN BERAT 6. RESEPTOR DINGIN E. Kesimpulan 27 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28 KUNCI JAWABAN LKS 1 1. Bagian-bagian mata dan fungsinya Sklera, merupakan lapisan pembungkus bola mata yang tersusun atas jaringan ikat kuat berwarna putih buram dan tidak tembus cahaya. Berfungsi melindungi dan mempertahankan bentuk bola mata. Koroid, merupakan suatu lapisan sel-sel berpigmen hitam yang terletak dibelakang retina. Berfungsi mencegah pantulan (refleksi) cahaya dibagian dalam bola mata retina Iris/ selaput pelangi, merupakan jaringan cakram melingkar yang terdapat persis didepan lensa. Berfungsi memberi warna pada mata Pupil, merupakan lubang dibagian tengah iris. Berfungsi seperti diafragma yaitu mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata Lensa, struktur yang transparan, elastis, dan berbentuk bikonveks. Berfungsi mengatur cahaya untuk membentuk bayangan. Didalam lensa terdapat aqueous humor dan vitreous humor. Kornea, merupakan lapisan transparan dibagian depan sklera. Berfungsi membelokkan/membiaskan cahaya untuk membantu pemfokusan cahaya ke retina. Retina, merupakan lapisan terdalam penyusun bola mata dan tersusun atas sel-sel saraf serta sel-sel fotoreseptor (sel batang/basilus dan sel kerucut/konus). Berfungsi mendeteksi ada tidaknya cahaya. Fovea/pusat mata, merupakan bagian kecil ditengah retina yang tersusun atas sel-sel kerucut. Berfungsi memberikan ketajaman penglihatan yang tinggi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29 Bintik buta/blind spot, merupakan bagian kecil pada retina tempat serabut-serabut saraf bertemu menjadi saraf optik. Tidak memiliki sel batang dan kerucut sehingga tidak peka terhadap cahaya. Saraf optik, merupakan sekumpulan serabut saraf sensori yang meninggalkan bagian belakang mata. Berfungsi membawa rangsang dari retina menuju ke otak. 2. Bagian-bagian hidung dan fungsinya Serabut saraf pembau (olfaktori), merupakan sel-sel saraf yang terdapat didalam lapisan mukus atau lendir jaringan epitel rongga hidung bagian atas. Berfungsi mendeteksi rangsang bau/menjaga kepekaan dan melarutkan molekul bau. Serabut saraf ke otak, merupakan kumpulan dari sel-sel saraf yang menuju ke otak. Berfungsi melanjutkan rangsangan bau menuju otak. Silia saraf pembau, merupakan penonjolan dendrit pada sel-sel olfaktori. Berfungsi menerima rangsang zat kimia dalam bentuk gas. Lendir/mukus, merupakan cairan yang dihasilkan kelenjar lendir. Berfungsi menjaga kelembaban sel-sel olfaktori dan tempat berdifusinya bau yang terhirup bersama udara. Tulang hidung, merupakan penguat dari organ hidung. Berfungsi memberi bentuk pada hidung. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3. 30 Bagian-bagian telinga dan fungsinya Daun telinga : menangkap dan dan mengumpulkan getaran suara serta memberikan bentuk pada telinga dan menjaga bagian tengah dan dalam telinga dari hal-hal berbahaya yang dating dari luar. Lubang telinga : bagian telinga yang membawa gelombang suara menuju gendang telinga dan merupakan bagian telinga yang dilengkapi dengan rambut-rambut halus serta cairan lilin yang berguna untuk mencegah kotoran masuk. Gendang telinga : bagian telinga yang berfungsi untuk menampung suara yang masuk sehingga bisa mendengar. Tulang telinga : terdiri dari tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus) dan tulang sanggurdi (stapes). Berfungsi sebagai tulang pendengaran. Koklea merupakan suatu tabung sekitar 3 cm dan bergelung seperti cangkang siput serta berisi cairan limfa, berfungsi sebagai alat pendengaran. Saluran eustachius : menjaga keseimbangan tekanan udara didalam faring. Saraf ke otak : kumpulan serabut saraf yang membawa rangsangan bunyi menuju ke otak untuk diterjemahkan. 4. Bagian-bagian lidah dan fungsinya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Fungsi lidah selain sebagai indera pengecap, yaitu mengatur letak makanan ketika dikunyah; membantu mendorong makanan ke kerongkongan (pada waktu menelan); dan sebagai alat bantu dalam berbicara. 5. Bagian-bagian kulit dan fungsinya : Korpus pacini merasakan Tekanan Korpuskel ruffini merasakan Panas Korpuskel krause merasakan Dingin Korpuskel meissner merasakan Sentuhan Sebagai alat ekskresi Sebagai indra peraba Sebagai alat pengatur suhu tubuh Tempat menyimpan cadangan makanan. 31 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32 LEMBAR KERJA SISWA 2 INDRA PEMBAU TUJUAN Siswa mampu membandingkan nilai Olfactory Fatigue Time (OFT) dan nilai Olfactory Recovery Times (ORT) LANGKAH KERJA Untuk mencapai tujuan tersebut di atas : 1. Diskusikan dengan kelompokmu tentang : a. Rumusan masalah yang perlu diteliti b. Rancangan/ langkah kegiatan untuk menjawab masalah tersebut beserta alat dan bahan yang diperlukan 2. Lakukan kegiatan sesuai obyek yang dimaksud 3. Kesimpulan apa yang dapat diperoleh dari hasil penelitian tersebut. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33 LEMBAR KERJA SISWA 3 INDRA PEMBAU A. Tujuan Membandingkan nilai Olfactory Fatigue Time (OFT) dan nilai Olfactory Recovery Times (ORT) B. Alat dan Bahan 1. Sapu tangan,/Slaer 2. Kapas 3. Bawang merah/bawang putih 4. Jahe 5. Kencur 6. Minyak kayu putih C. Cara Kerja 1. Praktikan tidak boleh flu/pilek 2. Mata yang bersangkutan ditutup 3. Bahan uji yang telah dipotong salah satu sisinya diambil untuk sensor pembau. 4. Didekatkan bahan ke lubang hidung satu sisi, sedangkan sisi lubang hidung yang lain ditutup dengan kapas, agar yang membau hanya satu sisi saja. 5. Kemudian praktikan membau/menghirup. 6. Tanyakan bau apa yang dibaunya. 7. Hasilnya dicatat, setelah itu posisikan sisi potongan dibalik dan disuruh menghirup lagi. Tanyakan bau apa yang dibaunya dan mana yang lebih bau pada posisi pertama atau posisi kedua. Dibandingkan dan dicatat hasilnya. 8. Percobaan diatas diulangi dengan bahan yang lain. 9. Lubang hidung yang satu ditutup dengan kapas dan yang satu tetap terbuka. 10. Bahan uji diambil yang telah dipotong ujungnya 11. Bahan uji didekatkan dengan sisi potongan dekat pada hidung yang terbuka. 12. Diulangi hal ini berkali-kali sampai tidak lagi membau bahan tersebut. 13. Nilai Olfactory Fatigue Time (OFT) dihitung, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ketidakpekaan (kelelahan) pembau, artinya sampai tidak lagi dapat membau sesuatu. Ulangi 3X, kemudian hitung reratanya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34 14. Dihitung Olfactory Recovery Times (ORT), yaitu waktu yang dibutuhkan untuk kesembuhan pembau, artinya sampai dapat membau kembali. Ulangi 3X, kemudian hitung rata-ratanya 15. Catat hasilnya kedalam tabel hasil percobaan D. Tabel Hasil Percobaan Tabel 1.1 Nilai OFT dan ORF No. Nama Bahan 1 Jahe Posisi I: II: I: 2 Kencur II: I: 3 Bawang merah II: I: 4 Bawang putih II: I: 5 Minyak Kayu Putih II: I: posisi bahan yang sudah diiris II: posisi bahan yang belum diiris E. Kesimpulan OFT (s) ORF (s) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35 LEMBAR KERJA SISWA 4 JALANNYA RANGSANG PADA PANCA INDRA A. Tujuan Siswa mampu mengaitkan struktur dan fungsi komponen sistem indra dengan mekanisme jalannya rangsangan B. Alat dan Bahan Gambar mekanisme mata melihat, mencium bau, mendengar, merasa, menyentuh C. Cara Kerja - Amati gambar mekanisme mata melihat, mencium bau, mendengar, merasa, menyentuh bersama teman kelompokmu. - Berdasarkan gambar tersebut, jelaskan mekanisme jalannya rangsangan - Gunakan diagram alir untuk menjelaskan mekanismenya. D. Hasil Pengamatan 1. Proses Melihat Gambar 1. Mekanisme melihat pada mata PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Proses Mencium Bau Gambar 2. Mekanisme Mencium Bau 3. Proses Mendengar Gambar 3. Mekanisme Mendengar 36 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4. Proses Merasa Gambar 4. Mekanisme Merasa 5. Proses Meraba/Menyentuh Benda Gambar 5. Mekanisme Menyentuh 37 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Penjelasan : a. Proses Melihat b. Proses Mencium Bau c. Proses Mendengar d. Proses Merasa e. Proses Meraba/Menyentuh Benda E. Kesimpulan 38 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39 KUNCI JAWABAN LKS 4 1. Proses Melihat CAHAYA HUMOR 2. KORNEA AQUEOUS HUMOR LENSA VITREOUS RETINA MATA Proses mencium bau Rangsang bau berupa gas yang berasal dari lingkungan sekitar, merangsang indera pembau di dalam rongga hidung. Selanjutnya rangsang bau tersebut diterima oleh lendir pembau dan diteruskan ke gelembung pembau, kemudian bergerak melalui berkas saraf pembau menuju otak untuk ditafsirkan. 3. Proses mendengar Mekanisme indera pendengar, yaitu gelombang suara/bunyi masuk melalui daun telinga, kemudian menggetarkan selaput gendang telinga, tulang-tulang pendengaran rumah siput, dan seterusnya ke urat saraf sampai di otak, barulah kita terkesan mendengar sesuatu. 4. Proses merasa Rambut rambut sensor menyembul (keluar) dari sel sel ke pori-pori sentral tunas pengecap. Pada bagian ini, rambut rambut sensori terendam dalam zat kimia yang terlarut dalam air ludah. Zat zat yang terlarut dalam ludah itu akan dideteksi oleh sensor ini sehingga dapat dibedakan rasa makanan itu asam, manis, asin atau pahit. 5. Proses meraba/menyentuh benda Sentuhan yang dilakukan pada semua benda menghasilkan rangsang. Rangsang itu diterima oleh reseptor kulit. Kemudian, rangsang itu diteruskan oleh reseptor ke otak. Dengan demikian, kita dapat meraba suatu benda. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40 LEMBAR KERJA SISWA 5 LOKASI SENSASI RESEPTOR PENGECAP TUJUAN Siswa mampu menentukan lokasi reseptor pengecap pada manusia LANGKAH KERJA Untuk mencapai tujuan tersebut di atas : 4. Diskusikan dengan kelompokmu tentang : c. Rumusan masalah yang perlu diteliti d. Rancangan/ langkah kegiatan untuk menjawab masalah tersebut beserta alat dan bahan yang diperlukan 5. Lakukan kegiatan sesuai obyek yang dimaksud 6. Kesimpulan apa yang dapat diperoleh dari hasil penelitian tersebut. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41 LEMBAR KERJA SISWA 6 LOKASI SENSASI RESEPTOR PENGECAP A. Tujuan Menentukan lokasi reseptor pengecap pada manusia B. Alat dan Bahan 1. Air tawar 2. Tusuk gigi 3. Bahan A 4. Bahan B 5. Bahan C 6. Bahan D 7. Bahan E C. Cara Kerja 1. Bersihkan rongga mulut dengan cara berkumur dengan air tawar 2. Letakkan sedikit bahan A dengan menggunakan tusuk gigi berturut-turut pada ujung lidah depan, tepi lidah depan, tepi lidah belakang, tengah pangkal lidah 3. Catatlah apa rasanya dan masukkan kedalam tabel 4. Berkumurlah sebelum merasakan bahan lain 5. Ulangi cara yang sama untk bahan B, C, D dan E 6. Tentukan daerah yang paling tajam rasanya terhadap masing-masing bahan D. Tabel Hasil Pengamatan Tabel 1.1 Lokasi reseptor pengecap Bahan Probandus Ujung Lidah 1 A 2 3 4 Tepi Depan Tepi Tengah Belakang Pangkal PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1 B 2 3 4 1 C 2 3 4 1 D 2 3 4 1 E 2 3 4 E. Kesimpulan 42 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43 KISI-KISI SOAL PRE-TEST No. Tipe Soal Indikator C1 1. Menjelaskan pengertian alat indra 2. Menyebutkan organ-organ C2 C3 C4 1 Jumlah C5 C6 1 yang 3 1 termasuk kedalam panca indra 3. Menyebutkan bagian-bagian organ 12 1 panca indra 4. Menyebutkan lokasi reseptor pada lidah 10,14 2 dan kulit 5. Menjelaskan struktur dan fungsi 20 4 13 18 4 dan fungsi 20 11 2,5,9 5 komponen sistem indra 6. Mengaitkan komponen struktur sistem indra dengan 15 mekanisme jalannya rangsang 7. Menjelaskan Olfactory Fatigue Time 17 1 (OFT) dan Olfactory Recovery Time (ORT) serta hubungannya dengan sistem penciuman 8. Menjelaskan berbagai kelainan yang 19 1 terjadi pada sistem indra 9. Mengidentifikasi struktur, fungsi, dan 8 mekanisme pada proses 1 jalannya rangsang 10. Mengidentifikasi kelainan yang terjadi 6,7 2 16 1 pada sistem indra 11. Membandingkan nilai Olfactory Fatigue Time (OFT) dan Olfactory Recovery Time (ORT) Total 20 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44 KISI-KISI SOAL POST-TEST SIKLUS I No. Tipe Soal Indikator C1 1. Menjelaskan pengertian alat indra 2. Menyebutkan organ-organ C2 1 C3 C4 Jumlah C5 C6 17 2 yang 11 1 termasuk kedalam panca indra 3. Menyebutkan bagian-bagian organ 18 panca indra 4. 2,7,10 5 20 Menyebutkan lokasi reseptor pada lidah 13 1 dan kulit 5. Menjelaskan struktur dan fungsi 6,19 3,4,5 komponen sistem indra 6. Mengaitkan komponen 8 struktur sistem 6 dan indra fungsi 14,15 dengan 9,12 5 16 mekanisme jalannya rangsang 20 Total KISI-KISI SOAL POST-TEST SIKLUS II No. Tipe Soal Indikator C1 1. C2 Menjelaskan Olfactory Fatigue Time C3 C4 5,13 Jumlah C5 C6 2 (OFT) dan Olfactory Recovery Time (ORT) serta hubungannya dengan sistem penciuman 2. Menjelaskan berbagai kelainan yang 4,8,9 3 terjadi pada sistem indra 3. Mengidentifikasi struktur, fungsi, dan 10,14 16,17 mekanisme 18 rangsang pada proses jalannya 11,12 7 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4. 5. Mengidentifikasi kelainan yang terjadi 1 2,15 3,7,19 pada sistem indra 20 Membandingkan nilai Olfactory Fatigue 6 45 7 1 Time (OFT) dan Olfactory Recovery Time (ORT) Total 20 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46 KISI-KISI KUESIONER AFEKTIF BELAJAR SISWA No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Indikator Afektif Belajar Siswa Ketelitian dalam pengambilan data Kerjasama dalam diskusi dan percobaan Kerja keras dalam merancang suatu percobaan Keseriusan dalam melakukan percobaan Kejujuran dalam pelaporan data Antusias dalam mengikuti proses pembelajaran Memperhatikan guru dan sesama teman Percaya diri dalam menyampaikan pendapat saat presentasi Saling menghargai masukan dari teman Menerima kritik dan masukan dengan lapang dada Bentuk Pernyataan Pernyataan Positif Pernyataan Negatif 1 3 4 2 5 7 8 6 11 9 10 12 13 15 16 14 19 17 20 18 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47 KUESIONER AFEKTIF BELAJAR No. Absen : Nama Siswa : Tanggal : Petunjuk : 1. Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan baik sebelum menjawab. 2. Angket ini bertujuan untuk mengetahui sikap belajarmu terhadap mata pelajaran Biologi khususnya materi sistem indra pada manusia dengan metode praktikum berbasis guided inquiry. 3. Jawablah kuesioner ini sesuai dengan keadaanmu yang sebenarnya karena hasil angket ini tidak akan berpengaruh terhadap nilai akademikmu. 4. Berilah tanda silang check list () pada jawaban yang sesuai dengan keadaanmu pada kolom yang disediakan dengan ketentuan sebagai berikut. STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju 5. Selamat Mengerjakan No. 1. 2. 3. 4. 5. Pernyataan Saya selalu cermat mencatat hasil pengamatan Saya tidak pernah berdiskusi dengan teman kelompok saat praktikum Saya tidak pernah mencatat hasil pengamatan Saya suka bertanya kepada teman kelompok tentang hasil pengamatan Saya berusaha mempersiapkan suatu percobaan semaksimal mungkin STS TS S SS PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6. 7. 8. Saya sering bergurau saat praktikum Saya tidak pernah mencari referensi dalam merancang suatu percobaan Saya selalu memperhatikan setiap langkah kerja saat praktikum 9. Saya sering memanipulasi data hasil pengamatan 10. Saya suka dengan praktikum dipelajaran Biologi 11. Saya selalu mencatat apa adanya hasil pengamatan 12. Saya sering menyerah dan bosan jika praktikum saya gagal 13. Saya selalu menanggapi materi yang disampaikan guru 14. Saya grogi saat ditunjuk mempresentasikan hasil praktikum 15. 16. 17. 18. 19. 20. Saya tidak pernah memperhatikan teman kelompok lain saat presentasi Saya yakin dengan semua yang saya tulis dalam presentasi Saya tidak pernah mendengarkan pendapat teman saat presentasi Saya menjadi malas saat hasil praktikum saya salah dan tidak sesuai teori Saya selalu mencatat pertanyaan teman lain dan mencoba mencari jawabannya saat presentasi Saya senang jika ada pendapat berbeda dari teman kelompok lainnya 48 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LEMBAR OBSERVASI SISWA KETERAMPILAN PROSES SAINS (ASPEK PSIKOMOTORIK) Hari, tanggal : Observer : Kelompok : No. 1 2 3 4 Indikator Kemampuan mengamati Aspek yang Diamati Skor Siswa memperoleh deskripsi hasil pengamatan dan mengembangkan secara lengkap sesuai dengan 1 2 3 4 prosedur yang ditetapkan Mengajukan Mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi pertanyaan disertai fakta konkret Merencanakan Mampu merencanakan percobaan secara mantap percobaan sesuai substansi materi bahasan Menggunakan Menggunakan dan melist semua alat dan bahan alat dan bahan secara tepat sesuai fungsinya Skor Total 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 49 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50 Pedoman Penskoran Laporan Praktikum Kemampuan Mengkomunikasikan Konsep (Aspek Psikomotorik) Aspek Sistematika penulisan Indikator Memuat semua unsur yang harus dituliskan, runtut 4 Memuat semua unsur yang harus dituliskan, kurang runtut 3 Memuat sebagian unsur yang harus dituliskan, runtut 2 Memuat hanya sebagian unsur yang harus dituliskan, kurang runtut 1 Tidak memuat unsur yang harus dituliskan, tidak runtut 0 Memberikan dasar teori atau referensi dengan tepat, ada hubungannya dengan topik dan pembahasan, lengkap Memberikan dasar teori atau referensi dengan tepat, ada hubungannya dengan topik dan pembahasan, kurang lengkap Informasi dan kaitannya dengan pembahasan Skor 4 3 Memberikan dasar teori atau referensi yang kurang tepat, hanya sebagian unsur yang berkaitan dengan topik dan pembahasan, kurang 2 lengkap Memberikan dasar teori atau referensi yang tidak tepat, tidak lengkap, tidak berkaitan dengan topik dan pembahasan Tidak mencantumkan dasar teori atau referensi 1 0 Memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan dengan tepat. Pembahasan dikemukakan tepat dan menunjukkan adanya hubungan 4 dengan dasar teori atau referensi yang dicantumkan Memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan dengan tepat. Kedalaman pembahasan dan pemahaman Pembahasan yang dikemukakan tepat namun kurang mampu untuk menunjukkan adanya hubungan dengan dasar teori atau referensi yang 3 dicantumkan Memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan dengan kurang tepat. Pembahasan yang dikemukakan kurang menunjukkan adanya hubungan dengan dasar teori atau referensi yang dicantumkan 2 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51 Memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan dengan tidak tepat. Pembahasan yang dikemukakan tidak menunjukkan adanya hubungan 1 dengan dasar teori atau referensi yang dicantumkan. Tidak memberikan penjelasan pada tabel hasil pengamatan. Tidak memberikan pembahasan. Menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Memberikan gambar atau tabel yang sesuai, lengkap Menggunakan bahasa yang kurang jelas dan kurang dipahami. Memberikan gambar atau tabel yang sesuai, lengkap. Komunikasi Menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Memberikan gambar atau tabel yang kurang sesuai, kurang lengkap Menggunakan bahasa yang kurang jelas dan sulit dipahami. Memberikan gambar atau tabel yang kurang sesuai, kurang lengkap Menggunakan bahasa yang tidak jelas dan sulit dipahami. Tidak memberikan gambar atau tabel. Kesimpulan 0 4 3 2 1 0 Kesimpulan jelas, logis, sesuai pembahasan 4 Kesimpulan jelas, namun kurang sesuai dengan pembahasan 3 Kesimpulan kurang jelas, kurang sesuai dengan pembahasan 2 Kesimpulan tidak jelas, tidak sesuai dengan pembahasan 1 Tidak memberikan kesimpulan. 0 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52 RUBRIK PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK Aspek Indikator Memperoleh deskripsi hasil pengamatan dan mengembangkan secara lengkap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan Memperoleh deskripsi hasil pengamatan lengkap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan Mengamati Memperoleh deskripsi hasil pengamatan kurang lengkap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan Tidak memperoleh deskripsi hasil pengamatan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan Mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi disertai fakta konkret Mengajukan Pertanyaan 3 2 1 4 3 Kurang mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi 2 Tidak mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi 1 materi bahasan Merencanakan Mampu merencanakan percobaan sesuai substansi materi bahasan Percobaan Kurang mampu merencanakan percobaan sesuai substansi materi bahasan Tidak sesuai dengan substansi materi bahasan Menggunakan dan melist semua alat dan bahan secara tepat sesuai fungsinya alat dan bahan 4 Mampu memberikan pertanyaan sesuai substansi Mampu merencanakan percobaan secara mantap sesuai substansi Menggunakan Skor 4 3 2 1 4 Menggunakan semua alat dan bahan yang sudah dilist 3 Menggunakan beberapa alat dan bahan yang sudah dilist 2 Tidak menggunakan alat dan bahan yang sesuai 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SOAL PRE-TEST No. Absen : Tanggal : A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) didepan huruf a, b, c, d, atau e ! 1. Organ yang berfungsi untuk menerima jenis 4. ransangan tertentu, karena organ tersebut mengenai fungsi sklera adalah.... memiliki a. sebagai pelindung bola mata dan tempat informasi. reseptor sebagai Pernyataan alat tersebut penerima merupakan melekatnya otot mata definisi dari............... b. membatasi bagian dalam kelopak mata a. Organ pengelihatan c. mengatur cembung pipihnya lensa b. Alat indra d. memberikan ketajaman penglihatan yang c. Alat ekskresi tinggi d. Organ pencernaan e. Organ pernafasan 2. e. mendeteksi ada tidaknya cahaya 5. Bagian-bagian mata : Perhatikan pernyataan dibawah ini : 1. Aqueous humor 1) Membran timpani 2. Retina 2) Bunyi terdengar oleh telinga 3. Vitreous humor 3) Rangsangan dihantarkan ke otak 4. Lensa 4) Tingkap oval 5. Kornea 5) Saluran telinga luar 6) Tiga tulang pendengaran 7) Gelombang bunyi Urutan jalannya bunyi pada proses mendengar yang tepat adalah........ a. 7-5-1-6-4-3-2 b. 7-5-4-6-1-3-2 c. 7-3-5-4-6-1-2 d. 5-7-3-1-4-6-2 e. 5-3-7-1-4-6-2 3. Pernyataan dibawah ini yang menjelaskan Alat indra sebagai fotoreseptor adalah.......... a. Hidung b. Telinga c. Kulit d. Mata e. Lidah Urutan jalannya cahaya yang masuk ke mata adalah........... a. 3-4-1-5-2 b. 4-5-1-3-2 c. 4-3-1-5-2 d. 5-1-4-3-2 e. 5-3-1-2-4 Untuk menjawab soal nomor 6 dan 7 perhatikan gambar dibawah ini ! PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI E F A B C 6. D Gambar diatas menunjukkan kelainan mata...... a. Miopi b. Hipermetropi 9. c. Emetropi bagian pada kulit yang menerima rangsangan d. Astigmatisma berupa....... e. Rabun senja 7. Kelainan seperti gambar diatas merupakan kelainan yang terjadi akibat adanya keabnormalan pada bagian....... a. Dingin b. Sentuhan c. Panas d. Sakit a. kornea e. Tekanan b. retina 10. Korpus Ruffini ditunjukkan oleh huruf........ c. lensa a. A d. iris b. B e. pupil 8. Bagian yang ditandai dengan huruf E adalah Saraf olfaktori merupakan salah satu saraf yang terdapat pada indra pembau. Fungsi saraf olfaktori yang tepat adalah........ c. C d. D e. E 11. Bagian yang berfungsi menerima rangsangan a. Menerima rangsang bau dingin ditunjukkan oleh huruf................ b. Mengirim rangsang bau ke otak a. A c. Mengidentifikasi rangsang bau b. B d. Mendeteksi rangsang bau c. C e. Menerjemahkan rangsangan bau d. D e. E Perhatikan gambar dibawah menjawab soal nomor 9 s.d 11 ini untuk 12. Kuncup pengecap tertanam di bagian epitel lidah dan bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut..... PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI a. Papila 15. Perhatikan langkah kerja dalam suatu percobaan b. Reseptor dibawah ini : c. Efektor - Praktikan tidak boleh flu/pilek d. Perasa - Mata yang bersangkutan ditutup e. Sel saraf - Bahan uji yang telah dipotong salah satu 13. Makanan yang dapat dirasakan bagian-bagian lidah pada ujung, pinggir (tepi) depan, dan sisinya diambil - Didekatkan bahan ke lubang hidung satu pangkal berturut-turut adalah .... sisi, sedangkan sisi lubang hidung yang lain a. pahit, asam, manis ditutup dengan kapas b. asam, manis, pahit - Kemudian praktikan menghirup bahannya c. manis, asin, asam d. manis, asin, asam Langkah kerja diatas merupakan langkah kerja e. manis, asam, pahit yang digunakan untuk melakukan uji pada alat indra....... Perhatikan gambar dibawah ini untuk menjawab a. Perasa soal nomor 14 b. Peraba c. Penglihatan d. Penciuman A e. Pendengaran 16. Jika diketahui data hasil dari suatu percobaan F B seperti dibawah ini. E C No. Nama Bahan 1. Jahe 2. Kencur 3. Bawang merah 4. Bawang putih 5. Minyak cengkeh D 14. Rani mencicipi sebuah mangga yang baru saja ia keluarkan dari pemeraman. Ternyata rasa buah mangga itu asam. Bagian lidah yang sangat peka terhadap rasa asam adalah......... a. A dan D b. C dan B c. C dan E d. F dan B e. E dan F Posisi I : +++ II : ++ I : +++ II : ++ I : +++ II : ++ I : +++ II : ++ I : +++ II : ++ PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Keterangan : I 19. Kelainan : Posisi bahan yang sudah diiris bayangan mata benda yang jatuh disebabkan dibelakang karena retina II : Posisi bahan yang belum diiris sehingga tidak dapat melihat objek dengan jelas + : Tingkat ketajaman penciuman disebut..... Hasil pengamatan diatas dapat menunjukkan..... a. Miopi a. Nilai OFT > Nilai ORT b. Astigmatisma b. Nilai ORT > Nilai OFT c. Katarak c. Nilai ORT ≤ Nilai OFT d. Hipermetropi d. Nilai OFT ≤ Nilai ORT e. Ametropi e. Nilai OFT = Nilai ORT 20. Reseptor 17. Pernyataan yang benar mengenai nilai Olfactory pada kulit berikut ini kecuali....... Fatigue Time (OFT) adalah...... a. Korpuskula Pacini-perasa tekanan a. waktu yang dibutuhkan untuk kesembuhan b. Korpuskula Ruffini-perasa panas pembau b. waktu c. Ujung saraf krause-perasa sakit yang dibutuhkan sampai dapat membau kembali c. waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ketidakpekaan (kelelahan) pembau d. nilai selisih waktu dapat membau dan tidak dapat membau e. nilai waktu yang paling lama untuk dapat membau 18. Merupakan suatu tabung yang panjangnya sekitar 3 cm dan bergelung seperti cangkang siput serta berisi cairan limfa, berfungsi sebagai pengatur keseimbangan. Pernyataan tersebut paling tepat mendefinisikan........... a. Koklea b. Papila c. Pupil d. Vestibula e. sakulus d. Korpuskula Meissner-peraba e. Lempeng Merkel-perasa sentuhan benar, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KUNCI JAWABAN SOAL PRE-TEST 1. b 11. d 2. a 12. a 3. d 13. e 4. a 14. c 5. d 15. d 6. a 16. a 7.c 17. c 8. d 18. a 9. c 19. d 10. e 20.c PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SOAL POST-TEST SIKLUS I No. Absen Tanggal : : B. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) didepan huruf a, b, c, d, atau e ! 1. Indra mata merupakan............. Untuk menjawab soal nomor 4 dan 5 a. Interoreseptor perhatikan gambar berikut ini ! b. Mekanoreseptor c. Fotoreseptor d. Kemoreseptor A e. Audioreseptor 2. E Sel basilus dan sel konus terdapat pada B bagian...... a. Kornea b. Lensa C c. Pupil D d. Iris e. Retina 4. 3. Perhatikan pernyataan berikut ini : 1. sklera-melindungi dan sedangkan ujung yang lainnya merupakan mempertahankan akson membentuk sinapsis dengan sel saraf lain bola mata di dalam bulbus olfaktori. Bagian tersebut 2. retina-memberikan ketajaman penglihatan ditunjukkan oleh huruf.... yang tinggi 3. koroid-membelokkan Bagian ini merupakan penonjolan dari dendrit, cahaya a. A untuk b. B membantu pemfokusan cahaya c. C 4. iris-mendeteksi ada tidaknya cahaya d. D 5. kornea-menerima dan memfokuskan cahaya e. E Dari pernyataan diatas, yang merupakan bagian 5. Tempat berdifusinya bau bahan kimia yang mata dan fungsinya yang sesuai ditunjukkan terhirup bersama udara (berupa gas) yang tidak oleh pernyataan pada nomor...... langsung naik ke bulbus olfaktori adalah bagian a. 1 dengan huruf D. Bagian huruf D tersebut b. 2 dinamakan........ c. 3 a. tulang hidung d. 4 b. Serabut saraf pembau e. 5 c. Serabut saraf ke otak PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI d. Silia saraf pembau Urutan jalannya bunyi pada proses mendengar e. Lendir/mukus yang tepat adalah........ 6. Reseptor getaran bunyi pada telinga adalah...... a. Sel-sel rambut yang melekat pada otolit b. Sel-sel rambut didalam organ korti c. Sel-sel rambut didalam ampula d. Cairan endolimfe didalam skala media e. Cairan perilimfe didalam skala timpani 7. Berikut ini yang termasuk organ keseimbangan pada telinga, kecuali....... a. Utrikulus b. Sakulus c. Tiga saluran setengah lingkaran d. Vestibula e. Koklea 8. Merupakan suatu tabung yang panjangnya sekitar 3 cm dan bergelung seperti cangkang siput serta berisi cairan limfa, berfungsi sebagai pengatur keseimbangan. Pernyataan tersebut merupakan bagian dari organ pendengaran yang bernama.............. a. Koklea b. Papila a. 7-5-1-6-4-3-2 b. 7-5-4-6-1-3-2 c. 7-3-5-4-6-1-2 d. 5-7-3-1-4-6-2 e. 5-3-7-1-4-6-2 10. Kuncup pengecap tertanam di bagian epitel lidah dan bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut..... a. Papila b. Reseptor c. Efektor d. Perasa e. Sel saraf 11. Lapisan bola mata yang berwarna putih dan keras disebut..... a. Retina b. Lensa c. Pupil d. Sklera e. Kornea c. Pupil Perhatikan d. Vestibula menjawab soal nomor 12 dan 13 e. Sakulus 9. Perhatikan pernyataan dibawah ini : E gambar F dibawah ini untuk A B 1) Membran timpani 2) Bunyi terdengar oleh telinga 3) Rangsangan dihantarkan ke otak C 4) Tingkap oval 5) Saluran telinga luar 6) Tiga tulang pendengaran 7) Gelombang bunyi D PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12. Bagian yang ditandai dengan huruf E adalah 15. Bagian A dan D adalah bagian lidah yang peka bagian pada kulit yang menerima rangsangan terhadap rasa....... berupa....... a. Pahit dan asin a. Dingin b. Manis dan asam b. Sentuhan c. Asam dan pahit c. Panas d. Pahit dan manis d. Sakit e. Asin dan manis e. Tekanan 16. Jika Rosa memasak sayur dan ketika ia 13. Korpus Ruffini ditunjukkan oleh huruf........ mencicipi sayur tersebut ternyata rasanya asin. a. A Maka rasa yang dapat Rosa rasakan dapat b. B ditunjukkan pada bagian..... c. C a. E d. D b. D e. E c. C d. B Untuk menjawab soal nomor 14 s.d 16 perhatikan gambar berikut ! e. A 17. Organ yang berfungsi untuk menerima jenis ransangan tertentu, karena organ tersebut memiliki A informasi. reseptor sebagai Pernyataan alat tersebut penerima merupakan definisi dari............... F B a. Organ pengelihatan E C b. Alat indra c. Alat ekskresi D d. Organ pencernaan e. Organ pernafasan 14. Rani mencicipi sebuah mangga yang baru saja ia keluarkan dari pemeraman. Ternyata rasa buah mangga itu asam. Bagian lidah yang sangat peka terhadap rasa asam adalah......... a. A dan D b. C dan B c. C dan E d. F dan B e. E dan F 18. Alat indra sebagai fotoreseptor adalah.......... a. Mata b. Telinga c. Kulit d. Hidung e. Lidah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19. Salah satu alasan mengapa iris disebut dengan 20. Salah satu alasan mengapa pupil terlihat hitam selaput pelangi karena............. adalah...... a. Memiliki sel-sel fotoreseptor a. Berisi bahan transparan seperti jelli b. Tersusun atas otot-otot melingkar dan b. Semua cahaya yang masuk ke mata diserap menjari oleh pigmen melanin dalam koroid c. Mencegah pantulan cahaya dibagian dalam c. Terdapat pigmen yang bertanggungjawab bola mata memberikan warna mata d. Terdapat pigmen yang memberikan warna d. Tersusun atas jaringan ikat kuat berwarna mata putih buram dan tidak tembus cahaya e. Tersusun atas jaringan ikat kuat berwarna e. Memiliki sel-sel fotoreseptor putih buram dan tidak tembus cahaya SELAMAT MENGERJAKAN GOD BLESS YOU PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KUNCI JAWABAN SOAL POST-TEST SIKLUS I 1. c 11. d 2. e 12. c 3. e 13. e 4. c 14. c 5. e 15. d 6. b 16. d 7. e 17. b 8. a 18. a 9. a 19. d 10. a 20.b PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SOAL POST-TEST SIKLUS II No. Absen : Tanggal : A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) didepan huruf a, b, c, d, atau e ! 1. Gangguan pada saraf pendengaran yang biasa 3. Kelainan mata pada soal nomor 2 dapat diatasi terjadi pada usia lanjut disebut..... dengan....... a. Otitis a. Lensa cekung b. Presbikusis b. Lensa silindris c. Presbiopi c. Lensa cembung d. Rinitis d. Operasi e. Parotitis e. Vitamin A 4. Kelainan pada indera Untuk menjawab pertanyaan nomor 2 dan 3 merupakan berkurangnya perhatikan gambar dibawah ini ! pengecapan adalah........ pengecapan atau yang hilangnya a. Ageusia b. Disgeusia c. Amnesia d. Emetropi e. Astigmatisma 5. Pernyataan yang benar mengenai nilai Olfactory Recovery Time (ORT)adalah...... a. waktu yang dibutuhkan sampai tidak dapat membau kembali b. waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 2. Gambar diatas menunjukkan kelainan mata...... a. Miopi b. Hipermetropi c. Emetropi d. Astigmatisma e. Rabun senja ketidakpekaan (kelelahan) pembau c. nilai selisih waktu dapat membau dan tidak dapat membau d. waktu yang dibutuhkan untuk kesembuhan pembau e. nilai waktu yang paling lama untuk dapat membau PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6. Jika diketahui data hasil dari suatu percobaan seperti dibawah ini. No. Nama Bahan 1. Jahe 2. Kencur 3. Bawang merah 4. Bawang putih 5. Minyak cengkeh penyakit anosmia adalah........ Posisi I : +++ II : ++ I : +++ II : ++ I : +++ II : ++ I : +++ II : ++ I : +++ II : ++ Keterangan : I 8. Berikut ini definisi yang benar mengenai : Posisi bahan yang sudah diiris a. merupakan tuli konduksi yang menahun karena tulang sanggurdi kaku dan tidak dapat bergerak secara leluasa b. merupakan hilangnya sensitivitas terhadap rasa bau, sehingga tidak bisa mencium bau dari sesuatu benda atau zat tertentu c. merupakan pengeruhan lensa mata, karena kekurangan vitamin B atau juga faktor usia d. merupakan pengeruhan kornea mata, karena kekurangan vitamin A yang sangat parah e. merupakan gangguan pendengaran karena II : Posisi bahan yang belum diiris kerusakan + : Tingkat ketajaman penciuman bakteri, atau jamur Hasil pengamatan diatas dapat menunjukkan..... saraf pendengaran, 9. Ada orang yang kurang mampu membedakan a. Nilai OFT > Nilai ORT warna. b. Nilai ORT > Nilai OFT membedakan warna disebut.......... c. Nilai ORT ≤ Nilai OFT a. astigmatisma d. Nilai OFT ≤ Nilai ORT b. katarak e. Nilai OFT = Nilai ORT c. miopi 7. Perhatikan beberapa pernyataan dibawah ini ! 1. Dapat terjadi di telinga bagian luar maupun tengah Ketidakmampuan 10. Reseptor pada kulit berhubungan dengan..... a. Neuron motorik b. Neuron sensorik 4. Terjadi pembengkakan pada telinga bagian c. Inteneuron ciri-ciri dari penyakit otitis adalah...... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 3 d. 3 dan 4 e. 1 dan 4 dalam e. buta warna 3. Terjadi karena tulang sanggurdi kaku Beberapa pernyataan diatas yang menunjukkan mata d. hipermetropi 2. Terjadi karena infeksi jamur atau bakteri luar infeksi d. Ganglion e. Efektor PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Perhatikan gambar dibawah ini untuk menjawab soal nomor 11 dan 12. c. waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ketidakpekaan (kelelahan) pembau d. nilai selisih waktu dapat membau dan tidak E F A dapat membau B e. nilai waktu yang paling lama untuk dapat membau 14. Fungsi dari saluran eustachius adalah............ C a. Mengubah getaran suara menjadi impuls b. Sebagai indra keseimbangan c. Mengumpulkan gelombang suara dan D menyalurkannya ke saluran telinga luar d. Menyeimbangkan tekanan udara pada telinga luar dengan telinga tengah e. Menghubungkan telinga tengah dengan 11. Bagian E adalah daerah penerima rangsangan dingin. Bagian E tersebut adalah.... tenggorokan 15. Orang yang sudah tua biasanya membaca buku a. Korpus Ruffini denganmenjauhkan buku sampai ke ujung b. Korpus Pacinni lengannya. Hal ini dikarenakan......... c. Korpus Krause a. Mata dengan lensa terlalu cembung atau d. Korpus Meissner bola mata terlalu panjang e. Korpus Luteum b. Lensa kehilangan elastisitasnya sehingga 12. Korpus Meissner ditunjukkan oleh lensa mata tidak bisa berakomodasi lagi huruf............. dengan baik a. A c. Mata dengan lensa yang terlalu pipih atau b. B bola mata terlalu pendek c. C d. Mata dengan lengkungan permukaan kornea d. D yang tidak rata e. E e. Lengkung permukaan kornea tidak rata 13. Pernyataan yang benar mengenai nilai Olfactory 16. Reseptor pada kulit berikut ini benar, kecuali.... Fatigue Time (OFT) adalah...... a. Korpus pacini-perasa tekanan a. waktu yang dibutuhkan untuk kesembuhan b. Korpus ruffini-perasa panas pembau b. waktu c. Ujung saraf krause-perasa sakit yang dibutuhkan membau kembali sampai dapat d. Korpus meissner-peraba e. Lempeng markel-perasa sentuhan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17. Bagian-bagian dari mata yang ditembus oleh 19. Perhatikan letak jatuhnya bayangan benda, jika cahaya adalah........... seperti gambar diatas maka menunjukkan a. Kornea, pupil, vitreous humor, retina adanya kelainan yang dikenal dengan nama........ b. Kornea, aqueous humor, lensa, retina a. miopi c. Kornea, aqueous humor, iris, vitreous humor b. hipermetropi d. Pupil, iris, sklera, retina c. emetropi e. Kornea, aqueus humor, lensa, vitreous d. astigmatisma humor 18. Dalam mengecap lidah juga dibantu oleh e. rabun senja 20. Kelainan seperti yang ditunjukkan pada gambar kuncup-kuncup pengecap didalam papila yang diatas dapat diatasi dengan.... tersebar dipermukaan lidah. Berikut ini a. Kacamata lensa cembung pernyataan yang tepat mengenai papila b. Kacamata lensa cekung circumvalata adalah......... c. Kacamata lensa rangkap a. berbentuk seperti benang-benang halus, d. Mengkonsumsi vitamin A banyak terdapat dibagian depan lidah b. berbentuk seperti kepala jamur, banyak terdapat di bagian depan dan sisi lidah c. berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V terbalik, banyak terdapat dibagian belakang lidah d. berbentuk seperti kepala jamur, banyak terdapat dibagian belakang lidah e. berbentuk seperti benang halus, banyak terdapat dibagian depan dan sisi lidah Untuk menjawab pertanyaan nomor 19 dan 20 perhatikan gambar dibawah ini. e. Mengkonsumsi wortel dan sayuran PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KUNCI JAWABAN SOAL POST-TEST SIKLUS II 1. b 11. c 2. b 12. a 3. c 13. c 4. a 14. e 5. d 15. b 6. a 16. c 7. a 17. e 8. b 18. c 9. e 19. a 10. b 20.b PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HASIL NILAI PRE-TEST SISWA KELAS XI IPA 2 HASIL TES BENAR SALAH 9 11 12 8 10 10 14 6 10 10 11 9 12 8 12 8 12 8 10 10 15 5 14 6 11 9 12 8 11 9 11 9 10 10 11 9 10 10 11 9 14 6 11 9 15 5 13 7 12 8 13 7 10 10 16 4 12 8 NO NAMA L/P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 SISWA 1 SISWA 2 SISWA 3 SISWA 4 SISWA 5 SISWA 6 SISWA 7 SISWA 8 SISWA 9 SISWA 10 SISWA 11 SISWA 12 SISWA 13 SISWA 14 SISWA 15 SISWA 16 SISWA 17 SISWA 18 SISWA 19 SISWA 20 SISWA 21 SISWA 22 SISWA 23 SISWA 24 SISWA 25 SISWA 26 SISWA 27 SISWA 28 SISWA 29 P P L P P P L P L P P L L L P P P L L L P P L L L L P L L 30 SISWA 30 L 17 31 32 SISWA 31 L 12 SISWA 32 P 12 JUMLAH NILAI RATA-RATA KELAS 45 60 50 70 50 55 60 60 60 50 75 70 55 60 55 55 50 55 50 55 70 55 75 65 60 65 50 80 60 KETUNTASAN (%) BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS 3 85 TUNTAS 8 8 60 60 1925 60.15 BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS SKOR 12.5 % PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HASIL NILAI POST-TEST SIKLUS I NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 HASIL TES BENAR SALAH SISWA 1 P 17 3 SISWA 2 P 16 4 SISWA 3 L 17 3 SISWA 4 P 16 4 SISWA 5 P 17 3 SISWA 6 P 16 4 SISWA 7 L 18 2 SISWA 8 P 17 3 SISWA 9 L 15 5 SISWA 10 P 16 4 SISWA 11 P 18 2 SISWA 12 L 15 5 SISWA 13 L 15 5 SISWA 14 L 15 5 SISWA 15 P 17 3 SISWA 16 P 17 3 SISWA 17 P 16 4 SISWA 18 L 16 4 SISWA 19 L 17 3 SISWA 20 L 15 5 SISWA 21 P 16 4 SISWA 22 P 18 2 SISWA 23 L 17 3 SISWA 24 L 13 7 SISWA 25 L 19 1 SISWA 26 L 18 2 SISWA 27 P 17 3 SISWA 28 L 16 4 SISWA 29 L 16 4 SISWA 30 L 19 1 SISWA 31 L 18 2 SISWA 32 P 16 4 JUMLAH NILAI RATA-RATA KELAS NAMA L/P SKOR 85 80 85 80 85 80 90 85 75 80 90 75 75 75 85 85 80 80 85 75 80 90 85 65 95 90 85 80 80 95 90 80 2645 82.65 KETUNTASAN (%) TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS 81.25 % PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HASIL NILAI POST-TEST SIKLUS II NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 HASIL TES BENAR SALAH SISWA 1 P 16 4 SISWA 2 P 18 2 SISWA 3 L 17 3 SISWA 4 P 15 5 SISWA 5 P 18 2 SISWA 6 P 19 1 SISWA 7 L 20 0 SISWA 8 P 20 0 SISWA 9 L 20 0 SISWA 10 P 20 0 SISWA 11 P 19 1 SISWA 12 L 20 0 SISWA 13 L 17 3 SISWA 14 L 16 4 SISWA 15 P 15 5 SISWA 16 P 17 3 SISWA 17 P 18 2 SISWA 18 L 18 2 SISWA 19 L 20 0 SISWA 20 L 18 2 SISWA 21 P 17 3 SISWA 22 P 18 2 SISWA 23 L 16 4 SISWA 24 L 18 2 SISWA 25 L 20 0 SISWA 26 L 18 2 SISWA 27 P 19 1 SISWA 28 L 20 0 SISWA 29 L 17 3 SISWA 30 L 20 0 SISWA 31 L 20 0 SISWA 32 P 20 0 JUMLAH NILAI RATA-RATA KELAS NAMA L/P SKOR 80 90 85 75 90 95 100 100 100 100 95 100 85 80 75 85 90 90 100 90 85 90 80 90 100 90 95 100 85 100 100 100 2920 91.25 KETUNTASAN (%) TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS 93.75 % PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HASIL NILAI LAPORAN PRAKTIKUM SISWA SIKLUS I ASPEK YANG DINILAI NO NAMA L/P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 SISWA 1 SISWA 2 SISWA 3 SISWA 4 SISWA 5 SISWA 6 SISWA 7 SISWA 8 SISWA 9 SISWA 10 SISWA 11 SISWA 12 SISWA 13 SISWA 14 SISWA 15 SISWA 16 SISWA 17 SISWA 18 SISWA 19 SISWA 20 SISWA 21 SISWA 22 SISWA 23 SISWA 24 SISWA 25 SISWA 26 P P L P P P L P L P P L L L P P P L L L P P L L L L Sistem Penulisan 4 4 2 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 Informasi Kedalaman Pembahasan 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 Komunikasi Kesimpulan 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 JUMLAH NILAI 15 16 13 15 14 15 13 14 13 15 16 16 15 14 16 16 15 18 17 16 16 15 15 17 16 16 75 80 65 75 70 75 65 70 65 75 80 80 75 70 80 80 75 90 85 80 80 75 75 85 80 80 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27 28 29 30 31 32 SISWA 27 SISWA 28 SISWA 29 SISWA 30 SISWA 31 SISWA 32 JUMLAH RATA-RATA P L L L L P 4 4 4 4 3 3 111 3.4 3 2 3 4 2 3 92 2.8 3 3 3 3 4 3 94 2.9 3 3 3 3 4 3 99 3 3 3 3 3 3 3 96 3 16 15 16 17 16 15 80 75 80 85 80 75 2460 76.87 JUMLAH NILAI 17 16 18 15 16 16 17 17 16 17 16 19 16 17 17 16 15 85 80 90 75 80 80 85 85 80 85 80 95 80 85 85 80 75 HASIL NILAI LAPORAN PRAKTIKUM SISWA SIKLUS II ASPEK YANG DINILAI NO NAMA L/P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 SISWA 1 SISWA 2 SISWA 3 SISWA 4 SISWA 5 SISWA 6 SISWA 7 SISWA 8 SISWA 9 SISWA 10 SISWA 11 SISWA 12 SISWA 13 SISWA 14 SISWA 15 SISWA 16 SISWA 17 P P L P P P L P L P P L L L P P P Sistem Penulisan 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 Informasi Kedalaman Pembahasan 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 Komunikasi Kesimpulan 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 SISWA 18 SISWA 19 SISWA 20 SISWA 21 SISWA 22 SISWA 23 SISWA 24 SISWA 25 SISWA 26 SISWA 27 SISWA 28 SISWA 29 SISWA 30 SISWA 31 SISWA 32 JUMLAH RATA-RATA L L L P P L L L L P L L L L P 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 123 3.8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 99 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 107 3.3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 110 3.4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 99 3 19 18 18 17 16 16 17 16 16 18 18 16 19 18 15 95 90 90 85 80 80 85 80 80 90 90 80 95 90 75 2690 84 HASIL PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA SIKLUS I KELOMPOK Pertemuan Kemampuan Mengamati 1 3 I 2 3 1 3 II 2 4 1 4 III 2 4 1 4 IV 2 4 Mengajukan Pertanyaan 3 3 2 3 3 4 4 4 ASPEK YANG DIAMATI Merencanakan Percobaan 3 3 2 3 3 3 3 3 Menggunakan Alat & Bahan 3 4 3 4 3 3 3 4 TOTAL SKOR NILAI KETERANGAN 12 13 10 14 13 14 14 15 75 81.25 62.5 87.5 81.25 87.5 87.5 93.75 Tinggi Sangat Baik Tinggi Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI V VI VII VIII JUMLAH RATA-RATA 1 2 1 2 1 2 1 2 3 3 3 4 3 4 4 3 56 3.5 3 3 4 4 3 3 2 3 51 3.1 3 3 3 3 3 3 3 3 47 2.9 3 4 3 3 4 4 3 4 55 3.4 12 13 13 14 13 14 12 13 209 13 75 81.25 81.25 87.5 81.25 87.5 75 81.25 1306.25 81.64 Tinggi Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Tinggi Sangat Baik TOTAL SKOR NILAI KETERANGAN 11 11 12 14 14 14 15 15 13 13 12 15 13 14 12 68.75 68.75 75 87.5 87.5 87.5 93.75 93.75 81.25 81.25 75 93.75 81.25 87.5 75 Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Tinggi Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Tinggi Sangat Baik HASIL PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA SIKLUS II KELOMPOK Pertemuan Kemampuan Mengamati 3 3 I 4 3 3 3 II 4 4 3 4 III 4 4 3 4 IV 4 4 3 3 V 4 3 3 3 VI 4 4 3 3 VII 4 4 VIII 3 4 Mengajukan Pertanyaan 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 ASPEK YANG DIAMATI Merencanakan Percobaan 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Menggunakan Alat & Bahan 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4 3 56 3.5 JUMLAH RATA-RATA 4 53 3.3 3 46 2.8 4 57 3.5 14 212 13.25 HASIL PENILAIAN LKS SISWA SIKLUS I DAN II NO. KELOMPOK 1. I 2. II 3. III 4. IV 5. V NAMA SISWA 1 SISWA 3 SISWA 24 SISWA 26 SISWA 4 SISWA 5 SISWA 11 SISWA 18 SISWA 2 SISWA 7 SISWA 21 SISWA 30 SISWA 10 SISWA 15 SISWA 23 SISWA 25 SISWA 8 SISWA 14 SISWA 17 SISWA 29 LKS 1 SIKLUS I LKS 2 TOTAL RATA LKS 4 LKS 5 SIKLUS II TOTAL RATA-RATA 90 75 165 82.5 95 80 175 87.5 80 80 160 80 95 85 180 90 80 75 155 77.5 100 80 180 90 85 80 165 82.5 100 80 180 90 85 75 160 80 100 80 180 90 87.5 1325 82.81 Sangat Baik Sangat Baik PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6. VI 7. VII 8. VIII SISWA 9 SISWA 16 SISWA 28 SISWA 32 SISWA 19 SISWA 20 SISWA 27 SISWA 31 SISWA 6 SISWA 12 SISWA 13 SISWA 22 90 75 165 82.5 90 80 170 85 80 75 155 77.5 100 85 185 92.5 85 80 165 82.5 100 80 180 90 HASIL AKUMULASI PENILAIAN SISWA PADA SIKLUS I NO NIS NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 4687 4688 4689 4690 4695 4699 4700 4701 4704 4706 4707 4708 4713 SISWA 1 SISWA 2 SISWA 3 SISWA 4 SISWA 5 SISWA 6 SISWA 7 SISWA 8 SISWA 9 SISWA 10 SISWA 11 SISWA 12 SISWA 13 TEST 85 80 85 80 85 80 90 85 75 80 90 75 75 PSIKOMOT 76.56 82.18 71.56 75 72.5 76.56 74.68 74.06 74.68 82.81 77.5 79.06 76.56 ASPEK LKS AFEKTIF 82.5 67.5 77.5 72.5 82.5 81.25 80 73.75 80 83.75 82.5 86.25 77.5 65 80 68.75 82.5 71.25 82.5 73.75 80 68.75 82.5 78.75 82.5 65 NILAI AKHIR 81.2 78.95 82.37 78.5 82.5 80.7 82.95 80.7 75.45 79.87 84.16 77.04 74.87 KETERANGAN TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 4717 SISWA 14 4718 SISWA 15 4719 SISWA 16 4720 SISWA 17 4723 SISWA 18 4725 SISWA 19 4728 SISWA 20 4729 SISWA 21 4730 SISWA 22 4731 SISWA 23 4734 SISWA 24 4742 SISWA 25 4743 SISWA 26 4746 SISWA 27 4747 SISWA 28 4749 SISWA 29 4750 SISWA 30 4751 SISWA 31 4754 SISWA 32 JUMLAH RATA-RATA PERSENTASE KETUNTASAN 75 85 85 80 80 85 75 80 90 85 65 95 90 85 80 80 95 90 80 2645 82.65 74.06 85.31 82.18 76.56 82.5 84.68 82.18 82.18 76.56 82.81 81.56 85.31 79.06 82.18 79.68 79.06 84.68 82.18 79.68 2457 76.79 80 82.5 82.5 80 80 77.5 77.5 77.5 82.5 82.5 82.5 82.5 82.5 77.5 82.5 80 77.5 77.5 82.5 2580 80.62 77.5 80 72.5 65 70 73.75 71.25 73.75 83.75 67.5 67.5 70 61.25 73.75 81.25 85 76.25 75 75 2355 73.6 84.37% 75.87 84.04 82.62 77.54 79 82.45 75.79 79.12 86.37 82.04 69.87 88.7 83.7 82.18 80.45 80.54 88.79 85.29 79.62 2583.24 80.39 BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HASIL AKUMULASI PENILAIAN SISWA PADA SIKLUS II NO NIS NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 4687 4688 4689 4690 4695 4699 4700 4701 4704 4706 4707 4708 4713 4717 4718 4719 4720 4723 4725 4728 4729 4730 4731 4734 4742 4743 4746 SISWA 1 SISWA 2 SISWA 3 SISWA 4 SISWA 5 SISWA 6 SISWA 7 SISWA 8 SISWA 9 SISWA 10 SISWA 11 SISWA 12 SISWA 13 SISWA 14 SISWA 15 SISWA 16 SISWA 17 SISWA 18 SISWA 19 SISWA 20 SISWA 21 SISWA 22 SISWA 23 SISWA 24 SISWA 25 SISWA 26 SISWA 27 TEST 80 90 85 75 90 95 100 100 100 100 95 100 85 80 75 85 90 90 100 90 85 90 80 90 100 90 95 PSIKOMOT 89.37 80.62 87.18 79.68 80.62 82.18 89.37 83.12 80.62 76.87 82.18 88.12 83.75 89.37 84.68 83.75 79.68 94.37 79.37 87.18 86.25 80.62 83.75 83.12 74.37 80.62 85.62 ASPEK LKS AFEKTIF 90 67.5 90 72.5 92.5 81.25 85 73.75 90 83.75 85 86.25 90 65 90 68.75 90 71.25 87.5 73.75 92.5 68.75 90 78.75 90 65 90 77.5 85 80 90 72.5 92.5 65 90 70 87.5 73.75 85 71.25 90 73.75 90 83.75 90 67.5 90 67.5 87.5 70 90 61.25 90 73.75 NILAI AKHIR 80.91 86.41 85.79 76.79 87.91 90.79 92.58 92.24 92.24 91.74 89.45 94.24 82.83 82.24 78.29 83.83 85.62 87.91 92.08 86.45 84.33 87.91 80.16 86.08 90.91 84.91 90.24 KETERANGAN TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28 29 30 31 32 4747 SISWA 28 4749 SISWA 29 4750 SISWA 30 4751 SISWA 31 4754 SISWA 32 JUMLAH RATA-RATA PERSENTASE KETUNTASAN 100 85 100 100 100 2920 91.25 85.62 82.18 88.12 79.37 78.12 2584 80.75 90 92.5 90 87.5 90 2860 89.37 81.25 85 76.25 75 75 2355 73.6 100% 94.24 85.62 93.91 92.24 92.41 TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS 2800 87.5 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI NILAI PRE-TEST PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI POST-TEST SIKLUS I PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI POST-TEST SIKLUS II PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAPORAN PRAKTIKUM SIKLUS I PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAPORAN PRAKTIKUM SIKLUS II PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LEMBAR OBSERVASI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KUESIONER AFEKTIF SISWA PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LEMBAR KERJA SISWA PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI