(Atribut yang terdapat pada pemeriksaan lab kimia darah (sesudah

advertisement
BAB 3
Analisa Sistem Berjalan
3.1 Keterangan Tentang Mayapada Hospital
3.1.1
Sejarah Mayapada Hospital
Mayapada Hospital adalah sebuah rumah sakit yang diprakarsai oleh
Mayapada Group melalui Mayapada Healthcare Group (MHG).Mayapada
Hospital
mengembangkan
pelayanan
yang
bertaraf
international.
Bekerjasama dengan NHG (National Healthcare Group) Singapura -sebuah
institusi yang berpengalaman mengelola rumah sakit-rumah sakit ternama di
Singapura seperti National University Hospital (NUH), Tan Tock Seng
Hospital, dan John Hopkins Singapura International Medical Center,Mayapada Hospital selalu mengadakan pelatihan untuk meningkatkan
standarisasi pelayanan, baik pelatihan administrasi, keperawatan maupun
pelatihan kedokteran. Tujuan didirikannnya Mayapada Hospital adalah
melayani pasien terutama masyarakat Indonesia agar mendapatkan perawatan
dan pelayanan rumah sakit berstandar internasional tanpa harus ke Singapura
atau ke luar negeri. Untuk itu Mayapada Hospital telah melakukan
penambahan berbagai peralatan yang mutakhir untuk memberikan pelayanan
yang lebih baik.
Berikut adalah visi dan misi yang menjadi haluan bagi Mayapada
Hospital dalam menjalankan tugasnya :
Visi

Menjadi tempat tujuan pelayanan kesehatan yang inovatif dan
menyeluruh.
Misi

Berdedikasi untuk memberikan pelayanan berkualitas, cepat, tepat,
efisien dan efektif.
40
41

melakukan penelitian, pengembangan terus menerus dengan penuh
kasih dan filosofi nilai-nilai kepercayaan.
3.1.2 Pengenalan Manajemen
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk.
(Manajemen Induk Mayapada Hospital)
Sumber : Prospektus PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk.
42
PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. yang merupakan manajemen
induk Mayapada Hospital adalah perusahaan yang mengelola operasi rumah
sakit dibawah bendera Mayapada Group dimana dalam mengoperasikan
rumah sakit, perusahaan memiliki struktur organisasi mulai dari top level
management, middle management hingga low management yang masingmasingnya menjalankan tugas dan wewenang strategis. Berikut adalah
pembagian tugas dan wewenang dari masing-masing level manajemen :
1. Dewan Komisaris

Mengawasi
kerja
dewan
direksi
dalam
rangka
menciptakan kestabilan ekonomi dilingkungan bisnis
Mayapada Group.

Menentukan arah kebijakan bisnis korporasi jangka
panjang maupun jangka pendek, serta berhak mengangkat
dan memberhentikan anggota dewan direksi.

Mengadakan rapat umum pemegang saham (RUPS) dan
menentukan arah pengembangan perusahaan dalam jangka
panjang.
2. Dewan Direksi

Melakukan rapat umum, dalam hal-hal untuk memastikan
pelaksanaan tata-tertib, keadilan
dan kesempatan bagi
semua untuk berkontribusi secara tepat, menyesuaikan
alokasi waktu per item masalah, menentukan
agenda,
mengarahkan
diskusi
ke
arah
urutan
konsensus,
menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan.

Memainkan
komposisi
bagian
dari
terkemuka
board
dan
dalam
menentukan
sub-komite,
sehingga
tercapainya keselarasan dan efektivitas.
3. Divisi Medik

Divisi melakukan kontrol terhadap praktek medis yang
dilakukan perawat dan dokter serta mengawasi kode etik
medis yang di terapkan di lingkungan rumah sakit.
43

Membuat kebijakan terhadap keputusan medis yang di
berikan kepada pasien dan rumah sakit secara umum.
4. Divisi Keperawatan

Melakukan koordinasi dalam menjalankan fungsi-fungsi
keperawatan rumah sakit agar dapat berkolaborasi dengan
bagian medis lainnya.

Malakukan pemilihan tenaga perawat, membuat kerangka
kerja keperawatan dan pengawasan terhadap kinerja
keperawatan rumah sakit.
5. Divisi Pemeliharaan

Melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas medis yang
mendukung operasional rumah sakit.

Melakukan pengecekan rutin mengenai manfaat dan
dukungan peralatan medis terhadap pelayanan pasien.

Memastikan kebutuhan peralatan medis yang digunakan
oleh para perawat, dokter dan staff laboratorium dapat
berjalan dengan baik.
6. Divisi SDM & Umum

Melakukan
kontrol terhadap kinerja setiap staff yang
bekerja di Mayapada Hospital dan memastikan suplai yang
optimal mengenai dukungan SDM terhadap seluruh area
kerja di rumah sakit.

Menyediakan kebutuhuan yang menjadi kepentingan
umum di rumah sakit dan sarana prasarana yang dipakai
oleh seluruh staff rumah sakit.

Melakukan perekrutan calon tenaga kerja untuk rumah
sakit dan melakukan koordinasi dengan divisi lain dalam
mengoptimalkan dukungan SDM di setiap divisi.
44
7. Divisi Hukum

Melakukan tugas-tugas administrasi yang berkaitan dengan
hukum dan membuat kerangka kerja perjanjian bagi pihakpihak yang memiliki kerja sama dengan rumah sakit baik
perjanjian jangka pendek maupun jangka panjang.

Melakukan lobi hukum untuk membela kepentingan rumah
sakit serta memastikan keamanan izin operasional rumah
sakit.
8. Divisi Pemasaran

Menjalankan kegiatan promosi layanan kesehatan yang di
miliki rumah sakit kepada masyarakat dalam berbagai
bentuk.

Melakukan kerja sama dengan pihak-pihak penyelenggara
jaminan sosial dan kesehatan baik dengan pemerintah
maupun dengan perusahaan.

Memastikan pasien mendapatkan layanan kesehatan sesuai
dengan ketentuan yang sudah dijanjikan.
9. Divisi Keuangan & Akuntansi

Melakukan tugas-tugas administrasi keungan rumah sakit.

Mengelola penyelesaian transaksi jual beli peralatan medis
dan peralatan pendukung operasional umum rumah sakit.

Melakukan audit keuangan terhadap pemakaian anggaran
tahunan rumah sakit.

Membuat rancangan keungan anggaran rumah sakit.
10. Divisi manajemen & Sistem Informasi

Melakukan kegiatan manajerial dalam rangka mengontrol
keselarasan kolaborasi kerja antar divisi.

Memastikan dukungan sistem informasi untuk operasional
rumah sakit dapat bekerja dengan baik.

Menyediakan fasilitas IT dan perangkat lunak yang belum
ada dan melakukan pengembangan sistem informasi untuk
memenuhi kebutuhan manajerial.
45
11. Divisi Pembelian

Melakukan pembelian peralatan untuk operasional rumah
sakit.

Menyelesaikan transaksi pembelian peralatan.

Memastikan ketersediaan kebutuhan peralatan pendukung
operasional di setiap divisi rumah sakit.
3.2 Analisis Umum Mengenai Bidang Kegiatan Mayapada Hospital
Kegiatan utama Perseroan (PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk.) adalah
bergerak dalam bidang penyelenggaraan rumah sakit. Berdasarkan Surat Keterangan
Domisili Usaha No.503/490-EKB/VI/2010 tanggal 14 Juni 2010, Perseroan
berkedudukan di Jl. Honoris Raya KV. 6, Modernland, Kel. Kelapa Indah, Kota
Tangerang. Ijin Tetap Penyelenggaraan Sakit telah didapat melalui Surat Keputusan
Walikota Tangerang No. 445/Kep-350/BPPT/RS.11.2010 tanggal 12 Juli 2010. Serta
melalui Keputusan Walikota Tangerang No. 445.2055.DINKES.08.RSU.06.X
tanggal 31 Oktober 2008 tentang Perubahan Nama Rumah Sakit dari Rumah Sakit
Umum Honoris menjadi Mayapada Hospital, Perseroan mendapatkan izin
penyelenggaraan rumah sakit dan mendapatkan persetujuan atas perubahan nama
rumah sakit menjadi Mayapada Hospital. Dalam melaksanakan kegiatan usahanya,
pada saat ini Perseroan memiliki sebuah rumah sakit bernamaMayapada Hospital
(dahulu bernama RS Honoris) yang dibangun ditengah-tengah masyarakat
Kotamadya Tangerang terletak di Perumahan Modernland di jalan Raya Boulevard
Kav 6, Kotamadya Tangerang Banten. Saat ini Perseroan memiliki bangunan rumah
sakit berlantai lima yang dilengkapi dengan 200 tempat tidur, dengan luas total
bangunan kurang lebih 14.561m2, diatas tanah seluas 21.425m2 untuk periode yang
berakhir pada tanggal 30 September 2010. Mayapada Hospital dikategorikan sebagai
rumah sakit umum kelas C. Rumah sakit tersebut menyediakan jasa pelayanan
kesehatan primer, sekunder dan tersier. Dalam melaksanakan kegiatan usahanya,
Perseroan telah memenuhi dan melaksanakan peraturan yang dikeluarkan oleh
Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2006, dimana setiap rumah sakit swasta yang
mengoperasikan rumah sakit di Indonesia harus menyediakan 10% dari kapasitas
46
tempat tidur perawatan subsidi yang termasuk dalam tempat tidur perawatan kelas III
untuk masyarakat kelasmenengah kebawah (tempat tidur subsidi).
3.3 Prospek Usaha dan Resiko Usaha
3.3.1 Prospek Usaha
Perseroan berkeyakinan bahwa kegiatan usaha di bidang penyediaan
pelayanan kesehatan memiliki prospek dan potensi yang sangat baik ditunjang
oleh faktor-faktor dibawah ini:
1. Di Indonesia masih diperlukan peningkatan fasilitas sarana pelayanan
kesehatan yang berkualitas.Tahun 2009, rasio tempat tidur di Indonesia
adalah 115 tempat tidur per 100.000 penduduk.
2. Rasio tempat tidur rumah sakit di negara maju telah mencapai 240 - 415
per 100.000 penduduk ,(Depkes, Biro Pusat Statistik 2008).
3.
Jumlah penduduk Indonesia +/-250 juta jiwa (Badan Pusat Statistik
Republik Indonesia 2010).
4. Tingkat harapan hidup yang tinggi, antara 67-72 tahun (Depkes, Biro
Pusat Statistik 2008).
5.
Menurut data dari Singapore Tourism Board dan Malaysia Tourism
Board, jumlah orang Indonesia untuk berobat ke Singapura dan Malaysia
pada tahun 2008 adalah masing-masing sejumlah 350.000dan 288.000
orang.
6.
Menurut data dari Singapore Tourism Board dan Malaysia Tourism
Board, jumlah devisa yang dikeluarkan oleh orang Indonesia untuk
berobat ke Singapura dan Malaysia pada tahun 2008 adalah masingmasing sebesar USD 532 juta dan USD 64 juta.
Dalam upaya untuk mengembangkan kegiatan usahanya pada industri yang
masih memiliki prospekyang tinggi ini, Perseroan memiliki komitmen atas
perkembangan teknologi dan pelayanan kesehatanyang semakin pesat di masa
yang akan datang. Salah satu bukti dari komitmen ini adalah dengan mendirikan 5
(lima) center of excellence di Mayapada Hospital, yaitu Tahir Neuroscience
47
Center, MayapadaGastrointenstinal and Liver Center, Mayapada Cardiovascular
Center, Mayapada Aesthetic Wellness andOrthopaedic Center, dan Mayapada
Oncology Center.
3.3.2 Resiko Usaha
Persaingan yangdihadapi Perseroan akan semakin ketat tidak hanya dengan
perusahaan nasional tetapi juga denganperusahaan asing yang beroperasi di
Indonesia, hal ini dapat mengurangi pertumbuhan usaha Perseroan.
Risiko usaha lain yang dihadapi Perseroan, antara lain:
1. Risiko Kehilangan Tenaga Medis, Sumber Daya Manusia dan Tenaga
Ahli
2. Risiko Malpraktek
3. Risiko Keusangan Peralatan Medis
4. Risiko Teknologi Informasi*
5. Risiko Persaingan Usaha*
6. Risiko Pendanaan
7. Risiko Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing
8. Risiko Sebagai Induk Perusahaan
9. Risiko Perubahan Peraturan dan Kebijakan Pemerintah
10. Risiko Kondisi Sosial, Ekonomi, Politik dan Keamanan
11. Risiko Bencana Alam
3.3.2.1 Analisis Permasalahan Dari Segi Bisnis
Analisis permasalahan pada penelitian ini mengambil dua point risiko
usaha yang menjadi kewaspadaan pihak Mayapada Hospital. Dua point
ini adalah Risiko Teknologi Informasi dan Risiko Persaingan Usaha
yang merupakan bagian dari analisis permasalahan dari segi bisnis
disamping analisis permasalahan dari segi medis.
48
Berikut penjelasan analisis dua point tersebut :
1. Risiko Teknologi Informasi
Permasalahan yang berkaitan dengan risiko teknologi informasi pada
Mayapada Hospital adalah jika suatu saat data yang ada sekarang
sudah tidak bisa lagi memenuhi kubutuhan analisis pihak
manajemen. Sifat data yang tidak real time menjadikan analisis yang
seharusnya menghasilkan informasi valid malah menjadi jauh dari
valid. Dimana hal-hal yang sudah terjadi dan terekam dalam
database rumah sakit tidak menjamin memberikan analisis yang
tepat
bagi
manajamen dikarenakan sifat
data
yang hanya
menampilkan fakta tanpa ada analisis ilmiah (scientific analysis)
didalam data tersebut. Jadi ketika data sudah banyak dikumpulkan,
data tersebut hanya dikeluarkan lagi sebagai pertunjukan informasi
quantity saja. Sebagai contoh dalam menyatakan jumlah kenaikan
atau penurunan pasien berdasarkan penyakit demam berdarah.
Selama ini perkiraan jumlah pasien didasarkan pada angka pasien
DBD di musim penghujan atau bukan musim penghujan padahal
analisis lain bisa ditelusuri dari data riwayat sosial tempat tinggal
pasien. Jika dikaitkan dengan scientific analysis artinya sebelum
dirilis ke pihak manajemen data harus melewati analisis mendalam
menggunakan proses ilmiah dengan mengaitkan satu data dengan
data lainnya.
2. Risiko Persaingan Usaha
Banyak rumah sakit bertaraf internasional di jabodetabek khususnya
Tangerang yang memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi.
Pelayanan dengan kualitas tinggi ini mereka buat agar pasien yang
memiliki kemampuan finansial lebih tidak memilih untuk berobat
keluar negeri melainkan memilih rumah sakit lokal yang memiliki
standard kualitas pelayanan yang tidak berbeda dengan sejumlah
rumah sakit di luar negeri. Memiliki kualitas tinggi ini bisa dilakukan
dengan mendirikan pusat pengobatan, pengadaan alat-alat kesehatan
dan mempekerjakan tenaga medis dengan keahlian yang jarang
dimiliki tenaga medis lain pada umumnya. Melihat kondisi ini maka
49
penelitian ini berusaha untuk menjawab kebutuhan rumah sakit
dalam menyikapi persaingan usaha. Salah satu caranya adalah
melakukan peningkatan kemampuan analisis penyakit dalam
pelayanan medis. Kemampuan analisis melalui teknik data mining
bermanfaat untuk menaikan kepercayaan pasien terhadap rumah sakit
dimana melalui bantuan perangkat analitik data mining, para petugas
medis bisa secara detail memaparkan kondisi kesehatan pasien
sekarang terhadap kemungkinan pasien terkena penyakit jantung.
Dari hasil analisis tersebut dapat mem- follow up pasien dengan
menawarkan berbagai macam layanan dipusat jantung Mayapada
Hospital. Dengan demikian rumah sakit diharapkan dapat bertahan
dalam persaingan usaha melalui terobosan dengan melakukan
pendekatan pelayanan baru kepada setiap pasiennya.
3.4 Sistem Informasi Mayapada Hospital Yang Digunakan Saat Ini
Mayapada Hospital menggunakan sistem informasi rumah sakit yang
handal dan terintegrasi. Pada saat ini,Mayapada Hospital bekerja sama dengan
WiPro yaitu sebuah perusahaan sistem informasi yang berkantor di India, dimana
perusahaan tersebut adalah perusahaan yang berbasis teknologi yang memiliki
spesialisasi dalam bidang sistem informasi rumah sakit. Dengan adanya sistem
tersebut, perseroan diharapkan dapat menciptakan efisiensi dalam pengelolaan
rumah sakit untuk sekarang dan dimasa yang akan datang.
3.5 Identifikasi Masalah
1. Minimnya Informasi Kesehatan Di Masyarakat Mengenai Jantung
Koroner Dan Ketidaksiapan Dalam Penanganannya Oleh Pasien
Penelitian ini membahas masalah dari kacamata medis yang merupakan
masalah utama yakni tingginya angka serangan jantung koroner pada orang
dewasa dan minimnya informasi medis yang diberikan dokter kepada pasien
pada waktu sedini mungkin mengenai penyakit jantung koroner.
50
Penyakit jantung koroner atau yang disebut dengan Coronary Heart
Disease terjadi ketika plak aterosklerisis menumpuk didinding arteri yang
mensuplai jantung. Plak ini terutama terbuat dari kolesterol. Akumulasi plak
dapat dipercepat oleh merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan
diabetes (National Heart, Lung, and Blood Institute)U.S Departement of
Health and Human Services. Salah satu prosedur medis yang digunakan
untuk mendiagnosis dan mengobati beberapa kondisi jantung yang ada di
pusat jantung Mayapada Hospital adalah dengan Primary Coronary
Intervention (PCI) dengan cara kateterisasi jantung,
yaitu dengan
memasukkan tabung flexible panjang dan ring kedalam pembuluh darah
dengan cara mengembangkan balon pada titik pembulu yang bertujuan
mengetahui tempat terjadinya penyumbatan oleh plak dan melancarkan
aliran darah. Pada umumnya rata-rata tindakan PCI melalui kateterisasi ini
menghabiskan biaya Rp 40-50 juta untuk cincin (ring) tanpa lapisan obat
dan Rp 80 juta untuk cincin berlapis obat. Proses kateterisasi jantung untuk
pemasangan awal di Mayapada Hospital sendiri memakan biaya lima puluh
juta rupiah (Rp 50.000.000,-) dan jika suatu saat kondisi pasien
mengharuskan dirinya memasang ring lagi maka pasien dikenakan biaya
ring sebesar dua puluh lima juta rupiah (Rp 25.000.000,-), karena biaya
yang besar inilah yang menyebabkan sedikitnya frekuensi pemasangan ring.
Menurut pihak rumah sakit tidak jarang terjadi ketidaksepakatan antara
pihak rumah sakit dan keluarga pasien jantung karena biaya yang
ditawarkan. Banyak pasien tidak mengetahui biaya perawatan jantung yang
besar dikarenakan mereka tidak melakukan persiapan menghadapi kondisi
yang mungkin tidak terduga.
Dari data pasien kateterisasi yang kami peroleh, baru ada 40 orang
yang melakukan pemasangan ring dari Januari 2011 samapai dengan
September 2013. (Sumber: Poli Jantung Mayapada Hospital pada
lampiran).Namun dalam kondisi lain jika prosedur PCI melalui kateterisasi
dengan pemasangan ring sudah tidak bisa lagi menolong pasien maka
pilihan terakhir adalah melakukan operasi baypass. Kateterisasi dan operasi
baypass adalah pilihan penanganan terakhir untuk menyelamatkan nyawa
pasien. Sebagai pendukung bahwa betapa seriusnya masalah penyakit
jantung koroner ini bisa dilihat dari sensus nasional tahun 2001
51
menunjukkan bahwa kematian karena penyakit kardiovaskuler, termasuk
PJK, adalah 26,4%, dan sampai saat ini PJK merupakan penyebab utama
kematian, yaitu sekitar 40% kematian laki-laki usia menengah (WHO, 2001;
Depkes RI, 2003).
Melihat kondisi ini maka kami melakukan wawancara dengan
mengambil sample acak sebanyak 20 orang responden terhadap pasien yang
pernah memiliki riwayat jantung koroner yang berusia >30 tahun atau salah
seorang anggota keluarganya memiliki riwayat penyakit jantung koroner.
Pokok pertanyaan yang kami ajukan adalah wawasan pasien mengenai
penyakit jantung koroner serta wawasan perawatan untuk penyakit jantung.
Data lain yang kami ambil untuk mendukung analisis kami berasal dari
penelitian yang dipublikasikan Departemen Kesehatan RI tahun 2012 bahwa
minimnya tingkat kepedulian masyarakat dalam memperhatikan pola hidup
mereka khususnya mereka yang tinggal diperkotaan atau daerah urban dapat
dibuktikan dari data rata-rata kadar kolesterol darah pada daerah urban
(212,52 mg/dl) lebih tinggi dari pada daerah rural/ pedesaan (204,71 mg/dl),
padahal jika merujuk pada standar normal kolesterol darah adalah dibawah
(< 200 mg/dl). Berikut ini adalah gambar yang menjelaskan hasil penelitian
tersebut :
52
Gambar 3.2Rata-rata kadar kolesterol darah berdasarkan daerah rural-urban,
Propinsi-propinsi dikepulauan, dan tingkat pendidikan pada daerah rural urban
Sumber :Buletin Depkes
Gambar diatas adalah presentasi penelitian yang dibuat oleh DR. dr.
Ratna Djuwita Hatma, MPH dari Departemen Epidemiologi, Fakultas
Kesehatan
Masyarakat-Universitas
Indonesiayang
berjudul
Sosial
Determinan Dan Faktor Risiko Kardiovaskular. Studi yang membahas
mengenai Penyakit Jantung Koroner (PJK) ini meliputi responden sebanyak
4679 orang yang terdiri dari 2335 (49.9%) orang wanita dan 2334 (50.1%)
orang pria. Dengan sebagian besar 74% berumur diantara 40-60 tahun dan
sekitar 72% tergolong berpendidikan rendah dimana proporsi mereka yang
tinggal di rural/ daerah pedesaan sedikit lebih tinggi dari mereka yang tinggal
di urban. Hampir lebih dari 50% responden berasal dari propinsi di pulau
Jawa & Bali, 25% dari propinsi di Sumatra, 16% dari propinsi di Kalimantan/
Sulawesi dan hanya 4.8% responden yang berasal dari kepulauan NTT/NTB
& Maluku. Sebagian besar sekitar 78% responden mengkonsumsi asupan
lemak <3% dari total kalori dan 22% mengkonsumsi asupan lemak >30% dari
total kalori. Sekitar 32% dari responden adalah perokok dan 1 % aktifitas
fisiknya kurang dan sekitar 13% dikategorikan mengalami stress. Uraian
mengenai responden yang diteliti adalah sebagai berikut :
53
Tabel 3.1 Penjelasan Penyebaran Responden Yang Diteliti
Sumber : Buletin Depkes
Kesimpulan : Kesimpulan dari identifikasi masalah diatas adalah bahwa pada
umumnya masyarakat cenderung memiliki pengetahuan yang minim mengenai
faktor risiko yang menyebabkan penyakit jantung koroner. Dan banyak dari
mereka belum siap secara psikologi maupun secara materi.
2. Pekerja Medis Membutuhkan Dukungan Analisis Lain Sebagai
Masukan Pertimbangan Bagi Analisis Klinisnya Dalam Menunjang
Pengambilan Keputusan Klinis Sekaligus Memberikan Informasi Medis
Yang Obyektif Kepada Pasien
Sistem pengambilan keputusan yang mendukung analisis untuk
dokter yang naif dan dokter yang berpengalaman pun bisa menjadi suatu
penuntun untuk pengambilan keputusan klinis(Anbarasi, Anupriya, &
Inyengar, 2010).
54
Terkait dengan penyataan diatas, masalah utama kedua dari kacamata
medis yang ditemukan adalah bahwa dokter/ petugas medis terkadang
mencari referensi lain sebagai tambahan pertimbangan untuk mengeluarkan
hasul yang tepat.
Selama ini pendukung keputusan klinis yang sangat dipercaya di
dunia kedokteran berupa hasil tes laboratorium (laboratory test), hasil tes
laboratorium bisa berupa photo, video, dan uji zat kimia dalam tubuh. Pada
penelitian ini kami menambahkan analisis melalui hasil pengetesan darah
dan urin pasien dimana dua zat ini dites kedalam teskimia darah. Walaupun
keputusan selalu tetap kembali kepada Decision Maker-nya, tetapi
setidaknya ada persentase yang mendukung analisis dokter agar dapat
mendekati penyampaian yang obyektif. Artinya penyampaian informasi
klinis dapat lebih luas dan mencangkup seluruh informasi yang detail
tentang keadaan si pasien.
Dari situ kami menilai bahwa agar pihak manajemen dapat
mengoptimalkan layanan rumah sakit demi kepentingan persaingan bisnis
maka yang harus dilakukan adalah melakukan terobosan dalam bidang
medis. Terobosan tersebut adalah dengan mengatasi permasalahan terkait
penyakit jantung koroner yaitu memberikan informasi kepada pasien
mengenai penyakit jantung koroner dan menghasilkan keputusan yang
obyektif oleh dokter dari pola analisis klinis yang luas.
Adapun urutan prioritas permasalahan yang menjadi fokus pada
penelitian ini adalah :
1. Angka kematian besar yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner tidak
lepas dari permasalahan minimnya informasi yang dimiliki pasien mengenai
faktor risiko penyakit jantung sehingga masalahnya berdampak juga pada
persiapan pasien secara psikologi maupun secara materi .
2. Keputusan klinis dokter terhadap penyakit jantung dengan informasi minim
melahirkan kesimpulan yang kurang obyektif, apalagi jika keputusan tersebut
harus dibuat oleh dokter yang naif akan pengalamannya.
3. Jumlah data laboratorium kimia darah yang besar cenderung lebih
dimanfaatkan sebagai data kuantitatif untuk keperluan statistik. Sehingga
mengancam kehandalan data dimana data harus bersifat real time untuk dapat
digunakan sebagai bahan analisis manajemen.
55
4. Manajemen masih menginginkan standar pelayanan yang memuaskan, oleh
karena itu masih banyak area pelayanan rumah sakit yang harus dioptimalkan
kinerjanya. Hal ini penting untuk menjawab risiko ancaman persaingan
bisnis.
3.6 Solusi Pemecahan Masalah
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka salah satu solusi yang
ditawarkan adalah penggunaan perangkat analitikal yaitu data miningdengan
merancang Aplikasi Analisis Faktor Risiko Penyakit Jantung Orang
DewasaBerdasarkan Lab Kimia Darahmelalui prediksi data lab kimia darah
pasien dewasa yang memiliki faktor risiko penyakit jantung.Dengan
kemampuan ini diharapkan rumah sakit dapat menyediakan informasi yang
relevan dan terintegrasi mengenai analisis faktor risiko terhadap penyakit
jantung dan dapat menyampaikannya kepada pasien dan diharapkan dapat
menurunkan angka kematian daripenyakit jantung koroner. Dan diharapkan
manajemen melalui para ahli medisnya dapat memperoleh gambaran pasien
secara menyeluruh sebagai dasar untuk membentuk cara analisis yang luas
dalam rangka meningkatkan pelayanan yang optimal. Berikut adalah uraian
solusi dari setiap point permasalahan pada penelitian ini:
1. Membantu dokter membuat alat penunjang analisis yang dapat menentukan
jawaban mengenai faktor risiko penyakit jantung. Sehingga dari analisis
tersebut dapat memberikan informasi yang luas terhadap pasien,sehingga
pasien dapat lebih hati-hati untuk menjaga pola hidupnya serta lebih siap
mengatasi penyakit jantung koroner suatu hari nanti.
2. Membuat Rancangan Aplikasi Analisis Faktor Risiko Penyakit Jantung
Orang Dewasa Berdasarkan Lab Kimia Darah menggunakan Algoritma
Classification Naive Bayes Classifier untuk menghasilkan alat bantu analisis
melalui kombinasi yang terdapat pada penyakit jantung berdasarkan data dari
kimia darah yang beraneka ragam serta kebutuhan untuk dapat menganalisis
dan mengelompokkan penyakit jantung berdasarkan zat yang terkandung
dalam kimia darah ke dalam kelas yang telah ditentukan.
56
3. Memanfaatkan data lab kimia darah untuk dianalisis kedalam algoritma
classification naive bayes classifier.
4. Mendukung manajemen dengan cara menciptakan perangkat analitikal yang
memiliki manfaat bisnis jangka panjang.
57
3.7 Analisis Masalah dengan Fishbone Diagram
People Aspects
(Segi Medis)
Environmental Aspects
(Segi Medis)
Tenaga medis membutuhkan dukungan analisis
untuk menunjang “Decision Making”
Jumlah kematian jantung koroner yang tinggi
Biaya tindakan medis &
perawatan yang tinggi
Informasi klinis dari lembaga kesehatan
yang minim
Ada dokter muda yang belum ahli & berpengalaman (Naif)
sahingga menghasilkan keputusan klinis yang cenderung buruk
Ketidaktahuan masyarakat dalam menyikapi
pola hidup terkait jantung koroner
Psikologi pasien belum siap menghadapi
penyakit jantung koroner
Keputusan klinis cenderung dibuat
berdasarkan pengalaman dokter
Tenaga medis memerlukan banyak
referensi analisis
Tindakan penanganan jantung
yang ditakuti penderita
Memanfaatkan Sumber Data Kimia Darah di Maypada Hospital
Kedalam Rancangan Aplikasi Analisis
Faktor Risiko Penyakit Jantung Orang Dewasa
Banyak rumah sakit lain yang memiliki pelayanan medis
bertaraf internasional
Data yang besar
namun miskin pengetahuan
Sifat data medical record yang tidak prediktif
Persaingan mendapatkan pasien
terkait kualitas layanan rumah sakit
Hanya dipakai untuk kelengkapan
pembayaran, hukum, administrasi
Masih diperlukan SDM berkualitas dengan kemampuan khusus
Data yang ada belum maksimal memenuhi
kebutuhan analisis manajemen
Adanya risiko persaingan usaha
Environmental Aspects
(Segi Bisnis)
Adanya risiko teknologi informasi
Information Resources Aspects
(Segi Bisnis)
Gambar 3.3 Analisis Permasalahan kedalamFishbone Diagram
58
Keterangan Gambar :
Analisis permasalahan pada penelitian ini menggunakan diagram sebab-akibat (cause
effect diagram) dengan tujuan mempermudah dalam meneliti permasalahan apa atau
keadaan yang sedang terjadi di lingkungan operasi Mayapada Hospital. Tujuan lain
penggunaan diagram ini agar tujuan utama yang ingin dicapai yaitu “membuat
sebuah rancangan aplikasi analisis yang akan digunakan oleh petugasmedis”
dapat meng-coverseluruh kebutuhan stakeholder di Mayapada Hospital yang belum
terpenuhi.
Pada gambar 3.3 di jelaskan bahwa ada empat aspek permasalahan dan kebutuhan
yang dibagi kedalam dua sudut pandang yaitu sudut pandang medis yang terdiri dari
aspek orang dan lingkungan dan sudut pandang bisnis yang terdiri dari aspek
lingkuangan dan sumber daya informasi. Kemudian berangkat dari analisis keempat
aspek tersebuta maka di simuplkanlah sebuah solusi yaitu membuat rancangan
aplikasi analisis fakto risiko penyakit jantung orang dewasa dengan memanfaatkan
data lab kimia darah.
Studi Lanjut Pemecahan Masalah
Studi lanjut terhadap pemecahan masalah dilakukan dengan
melakukan wawancara terhadap pihak rumah sakit yakni pada bagian Audit
Pengawasan Internal dan bagian Pusat Jantung (Mayapada Cardiovascular
Center) diperoleh informasi antara lain:

Bagi pihak Manajemen yang diwakili bagian Audit Pengawasan Internal
mengatakan bahwa kualitas pelayanan terbaik yaitu dapat memberikan
kebutuhan medis semaksimal mungkin bagi pasien. Oleh karena itu
didirikanlah Pusat Jantung(Mayapada Cardiovascular Center)yang
bertujuan memenuhi kebutuhan perawatan jantung pasien. Pendirian
Pusat Jantung ini berdasarkan angka statistik yang deperoleh dari data
rekam medis Mayapada Hospital yang menunjukan angka kenaikan data
pasien penyakit jantung.Walaupun demikian, pihak manajemen rumah
59
sakit masih sangat membutuhkan data yang dapat menunjukan potensi
kenaikan konsultasi dan perawatan pasien jantung di masa yang akan
datang. Manajemen menginginkan analisis dari pengolahan data yang
berbeda sebab saat ini data yang sudah ada adalah data pasien yang
sudah teridentifikasi penyakit jantung pada masa lampau dan sudah
melewati satandar internasional tahapan pemeriksaan jantung koroner
(pengecekan enzim jantung, EKG, dan keluhan pasien).

Praktisi medis baik dokter dan perawat mengatakan bahwa pemanfaatan
teknologi informasi khususnya memanfaatkan tumpukan data medis yang
pernah tercatat untuk mencari pengetahuan dalam bidang medis masih
sangat jarang terutama pada bidang yang berkaitan dengan penyakit
jantung koroner. Mereka mengharapkan agar pencarian pengetahuan
melalui data menggunakan bidang ilmu laindapat menambah wawasan
mengenai identifikasi penyakit jantung secara dini karena informasi
penyakit jantung saait ini masih sangat minim dimasyarakat Indonesia.
Kebanyakan masyarakat masih sangat awam memperhatikan gejala yang
dapat memicu serangan jantung koroner. Masalah kesehatan seperti
hipertensi, diabetes, dan kolesterol masih dianggap sebagai sebuah subpenyakit yang memiliki lingkup kecil dan memiliki efek yang lama untuk
menyebabkan sebuah serangan jantung. Selain itu dokter menginginkan
agar ada dukungan teknologi lainnya yang dapat menunjang analisis bagi
dokter yang masih muda dan belum cukup pengalaman. Artinya dokter
masih membutuhkan banyak referensi analisis. Dari hasil interview
dengan pihak praktisi medis, poin yang diambil adalah:
a. Pasien yang datang melakukan pemeriksaan jantung kebanyakan mereka
yang berumur diatas 30-40 tahun dan pernah merasakan nyeri yang cukup
dahsyat di bagian dada kirinya.
b. Pasien yang memiliki penyakit diabetes, hipertensi, dan kolesterol
mendapatkan kesimpulan yang terlambat mengenai hasil pemerikasaan
penyakitnya, kebanyakan tidak dari dokter jantung. Mereka hanya
melakukan pemeriksaan yang sifatnya sementara saja dimana hanya
menentukan kondisi mereka pada saat itu.Dimana pada saat itu penyakit
60
bisa dikontrol, tetapi jika tidak ada pemeriksan rutin maka diabetes,
hipertensi dan kolesterol dapat muncul lagi. Artinya penyakit-penyakit
yang menjadi pemicu utama serangan jantung koroner masih sering
dibaikan oleh pasien dengan tidak melakukan gaya hidup yang baik serta
menjaga pola makan yang sehat. (Fakta menunjukan bahwa diabetes,
hipertensi, dan kolesterol adalah faktor risiko yang menyebabkan
penyakit jantung koroner).
c. Penyakit jantung merupakan penyakit yang kompleks karena dipengaruhi
oleh banyak faktor mulai dari konsumsi makanan, obat-obatan, pola hidup
dan bisa karena faktor keturunan (jantung bawaan). Disamping itu juga
ada faktor – faktor yang yang dapat diubah dan tidak dapat diubah.
d. Dokter memerlukan dukungan analisis lainnya selain hasil yang
dikeluarkan laboratorium. Karena dokter menginginkan pola analisis yang
luas dan memiliki sumber yang banyak dengan melalui kajian ilmiah.
Dalam poin-poin prospek usaha yang dikeluarkan manajemen
Mayapada Hospital dikatakan pada poin pertama (No 1. Prospek Usaha)
bahwa di Indonesia masih diperlukan peningkatan fasilitas sarana pelayanan
kesehatan yang berkualitas.Tahun 2009, rasio tempat tidur di Indonesia
adalah 115 tempat tidur per 100.000 penduduk. Ini adalah indikator bahwa
peluang untuk dapat menjaring lebih banyak pasien sangat besar, artinya
sudah seharusnya rumah sakit dapat mengembangkan teknologi analisis data
terbaru melalui penentuan pasien jantung berdasarkan level faktor risikonya.
Dimana melalui cara ini pihak rumah sakit dapat menjaring pasien dengan
menaruh perhatian terhadap perkembangan kesehatan pasien tersebut agar
tetap mau memakai fasilitas layanan kesehatan yang diberikan oleh
Mayapada Hospital.
61
Adapun perbandingan pengetahuan yang dimilki stakeholder rumah sakit saat ini
terkait dengan faktor risiko jantung koroner pasien dewasa dan Peranan Penerapan
Aplikasi Faktor Risiko Analisis Penyakit Jantung Orang Dewasa Berdasarkan Lab
Kimia Darah
Tabel 3.2 Perbandingan Masalah Sekarang dan Peranan Penerapan Aplikasi
Pengetahuan Saat ini terkait dengan Peranan Penerapan Aplikasi Faktor
faktor risiko jantung koroner pasien Risiko Analisis Penyakit Jantung
dewasa
Orang Dewasa Berdasarkan Lab
Kimia Darah
Banyak Pasien yang ternyata memiliki Dapat dibuatnya aplikasi data mining
faktor risiko jantung koroner tapi tidak yang dapat menggali data kondisi
ada informasi yang menyatakan pasien kesehatan pasien beserta faktor risiko
tersebut memilik faktor risiko sehingga pasien tersebut menderita risiko jantung
tindak lanjut terhadap perawatan pasien koroner. Manfaat bagi pasien adalah
sangat minim
memungkinkan
pasien
melakukan
perawatan sedini mungkin berdasarkan
hasil penggalian data tersebut.
Kurangnya
pengetahuan
pasien Pasien
mendapatkan
pengetahuan
mengenai faktor risiko penyakit jantung mengenai kondisi kesehatannya disertai
koroner sehingga permasalah seperti dengan faktor risiko dirinya menderita
hipertensi, cholesterol dan gula darah penyakit jantung sehingga diharapkan
menjadi isu yang biasa
ada kepedulian dari pasien terhadap
kondisi tubuhnya sekarang
Manajemen
membutuhkan
analisis Manajemen
yang
jauh
potensi dalam menganalisis potensi keberadaan
lebih
tentang
memiliki
pengetahuan
keberadaan pasien yang memiliki faktor pasien yang memiliki faktor risiko
risiko penyakit jantung di masyarakat
penyakit jantung
62
3.8 Pemakai Yang Akan Menggunakan Aplikasi Faktor Risiko Analisis
Penyakit Jantung Orang DewasaBerdasarkan Lab Kimia Darah
Setelah aplikasi data mining untuk Analisis Faktor Risiko Penyakit Jantung
Orang Dewasa Berdasarkan Lab Kimia Darah ini selesai dibuat, selanjutnya aplikasi
akan diterapkan pada klinik dokter umum dan dokter penyakit dalam non jantung
yang ada di Mayapada Hospital Tangerang. Aplikasi ini tidak dipakai oleh dokter
spesialis jantung di Mayapada Cardiovascular Center. Dalam penelitian ini, bagian
Mayapada Cardiovascular Center
berperan memberikan informasi medis untuk
mengarahkan dasar-dasar perancangan aplikasi ini terkait dengan faktor-faktor risiko
penyakit jantung pada orang dewasa. Aplikasi ini diterapkan pada klinik dokter
umum dan penyakit dalam non jantung karena pertimbangan sebagai berikut :
1. Dokter umum memeriksa penyakit yang menurut sifat dan keadaannya tidak
serius (penyakit serius direkomendasikan ke dokter spesialis)namun juga
terkadang melakukan pemeriksaan lab kimia darah, dan dengan jenis
pemeriksaan penyakit yang beraneka ragam, oleh karena itu dengan
penerapan aplikasi ini dokter umum dapat lebih mengintensifkan perawatan
pasien terutama tehadap kesehatan pasien mengenai metabolisme tubuhnya
kearah faktor risiko penyebab penyakit jantung koroner.
2. Dokter spesialis non jantung juga menganjurkan pemeriksaan laboratorium
mengenai kimia darah yang sama untuk mendiagnosis penyakit selain
jantung, tetapi tidak untuk melakukan diagnosis jantung. Sehingga data hasil
pemeriksaan bisa dipakai juga untuk menganalisis faktor risiko penyakit
jantung koroner.
3. Banyak data hasil pemeriksaan laboratorium kimia darah yang dianjurkan
oleh dokter umum dan penyakit dalam non jantung memberikan informasi
yang belum menyeluruh secara total terhadap kondisi pasien. Artinya
informasi yang diberikan terpaut keluhan penyakit pada saat itu saja.
4. Pada dokter umum ada banyak penyakit yang seharusnya tidak perlu
dilakukan pemeriksaan laboratorium tetapi tetap dilakukan pemeriksaan,
dengan tujuan untuk menjawab ketakutan psikologis pasien dan memperjelas
keraguan dokter terhadap keadaan pasien. Sehingga penjelasan informasi
lebih tekonsentrasi untuk membuktikan keadaan metabolisme/ keadaan organ
tubuh tertentu saja.
63
Alur dan prosedur pemeriksaan medis yang dilakukan dokter umum dan penyakit
dalam non jantung di Mayapada Hospital pada saat ini dapat dilihat pada Gambar 3.4
di bawah ini .
Mulai
1
2
3
Petugas
pendaftaran
Pasien
Dokter memeriksa
pasien
Form anamnesa/
bukti acara pemeriksaan
5
Apakah perlu
pemeriksaan laboratorium?
4
Tidak
Ya
Daftar
pemeriksaan
6
Resep
obat
8
Selesai
7
Surat hasil
pemeriksaan
Gambar 3.4 Alur dan prosedur pemeriksaan medis pasien saat
ini
Hasil Pengamatan klinik dokter umum/ penyakit dalam non jantung
Penjelasan Gambar:
1. Pasien melakukan pendaftaran di klinik dokter umum/ penyakit dalam non
jantung di Mayapada Hospital
64
2. Dokter melakukan pemeriksaan medis sesuai prosedur pendaftaran
3. Dokter membuat form anamnesa hasil pemeriksaan yang terdiri dari tindakan
medis, diagnosis penyakit, resep obat dan anjuran
4. Dokter memberi resep obat bagi pasien jika pasien tidak melakukan
pemeriksaan lagi
5. Jika pasien diperlukan pemeriksaan medis laboratorium maka dokter
membuat form pemeriksaan laboratorium
6. Form pemeriksaan diberikan ke bagian laboratorium
7. Bagian laboratorium mengeluarkan hasil pemeriksaan lab
8. Hasil pemeiksaan lab diberikan kepada dokter yang bersangkutan untuk
ditindaklanjuti
Adapun rencana penerapan aplikasi data mining untuk analisis faktor risiko penyakit
jantung orang dewasa berdasarkan lab kimia darah terhadap alur dan prosedur
pemeriksaan medis yang dilakukan dokter umum dan penyakit dalam non jantung di
Mayapada Hospitaldapat dilihat pada Gambar 3.5 di bawah ini.
65
Aplikasi Faktor Risiko Analisis
Penyakit Jantung Orang Dewasa
Berdasarkan Lab Kimia Darah
10
10
Knowledge
9
Mulai
1
2
3
Petugas
pendaftaran
Pasien
Dokter memeriksa
pasien
Form anamnesa/
bukti acara pemeriksaan
5
Apakah perlu
pemeriksaan laboratorium?
4
Tidak
Ya
Daftar
pemeriksaan
6
Resep
obat
8
Selesai
7
Surat hasil
pemeriksaan
Gambar 3.5Aplikasi data mining pada alur dan prosedur
pemeriksaan medis (klinik dokter umum/ penyakit dalam non
jantung)
Penjelasan Gambar:
1. Pasien melakukan pendaftaran di klinik dokter umum/penyakit dalam non
jantung di Mayapada Hospital
2. Dokter melakukan pemeriksaan medis sesuai prosedur pendaftaran
3. Dokter membuat form anamnesa hasil pemeriksaan yang terdiri dari
tindakan medis, diagnosis penyakit, resep obat dan anjuran
4. Dokter memberi resep obat bagi pasien jika pasien tidak melakukan
pemeriksaan lagi
5. Jika pasien diperlukan pemeriksaan medis maka dokter membuat form
pemeriksaan laboratorium
6. Form pemeriksaan diberikan ke bagian laboratorium
66
7. Bagian labotratorium mengeluarkan hasil pemeriksaan lab
8. Hasil pemeiksaan lab diberikan kepada dokter yang bersangkutan untuk
ditindaklanjuti
9. Dokter memasukkan hasil pemeriksaan ke analytical software untuk
menentukan faktor risiko jantung
10. Dokter melakukan transfer knowledge mengenai perawatan jantung
11. Dokter memberikan hasil pemeriksaan kepada pasien tentang potensi
penyakit jantung koroner.
3.9 Area kerja Perancangan Aplikasi Faktor Risiko Analisis Penyakit Jantung
Orang DewasaBerdasarkan Lab Kimia Darah
1.) Faktor Risiko Penyakit Jantung Coroner
2.) Diagnosa Penyakit Jantung Coroner
Proses Data
Mining
Dokter Spesialis Jantung
Dokter Umum
3
4
Proses Diagnosis
Penyakit Jantung Coroner
Knowlede
Implementation Area
2
Knowledge Discovery Area
1. Diabetes
2. Lemak
3. Ginjal
1
Identifikasi
Dini
1. EKG
2. Enzim Jantung
3.Gejala Nyeri Dada
Gambar 3.6 Analisis Area Kerja Perancangan Aplikasi
Penjelasan Gambar :
Area kerja perancangan Aplikasi Faktor Risiko Analisis Penyakit Jantung Orang
Dewasa Berdasarkan Lab Kimia Darah di atas adalah sebuah rangkaian urutan yang
menerangkan berubahnya informasi dan data-data mengenai penyakit jantung
koroner menjadi knowledge yang diwujudkan kedalam aplikasi. Pada gambar ini ada
empat kotak utama yang dibagi menjadi dua area yaitu Kotak 1 dan 2 masuk
67
kedalam Knowledge Discovery Area dan Kotak
3 dan 4 masuk kedalam
Implementation Area. Pada gambar ini dijelaskan bahwa penelitian kami dimulai dari
pengumpulan informasi yang diperoleh dari praktisis medis dimana di Kotak 1 kami
memahami konsep bagaimana mendiagnosis dan menangani penderita penyakit
jantung koroner dari Dokter Spesialis Jantung. Dokter mengatakan bahwa harus ada
tiga informasi yang menjelaskan pasien tekena Coronary Heart Diseases yaitu
pemeriksaan EKG (Elektrokardiogram) dan Enzim Jantung serta informasi keluhan
dari pasien, lalu pada Kotak 2 kami mendalami faktor-faktor risiko penyebab
penyakit jantung dan penyakit-penyakit komplikasi yang dapat menyebabkan
penyakit jantung koroner. Pada Kotak 2, kami mengambil data hasil pemeriksaan
darah dan urin pasien yang dimasukkan kedalam tiga kelompok pemeriksaan yaitu
diabetes, lemak dan ginjal. Setelah itu dilakukan Analisis dan perancangan aplikasi
data mining. Selanjutnya pada Kotak 3, aplikasi yang sudah jadi akan digunakan
oleh dokter umum untuk menentukan faktor risiko penyakit jantung koroner pada
pasien yang melakukan pemeriksaan lab kimia darah, baik pasien rawat jalan
maupun rawat inap. Lalu pada Kotak 4 adalah tindakan kearah lebih lanjut antara
praktisi medis dan dokter mengenai perawatan-perawatan maupun tindakan medis
yang diberikan kepada pasien.
3.10Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari bagian Laboratorium
Klinik Mayapada Hospitalyang berupa hasil pemeriksaan darah dan urine pasien
selama bulan Januari 2011 s/d Oktober 2013. Selanjutnya data tersebut dikonversi
kedalam aplikasi pengolahan data yaitu MySql dan selanjutnya disebut sebagai tabel
Kimia Darah. Tabel Kimia Darah adalah kumpulan data pasien yang telah
melakukan pengecekan darah lanjut dimana didalam pemeriksaan lab darah ada
beberapa kategori pemeriksaan kimia yang harus dijalani oleh pasien. Pemeriksaan
kimia yang harus dijalani adalah pemeriksaan fungsi hati, fungsi ginjal, diabetes,
lemak, fungsi jantung dimana pemeriksaan tersebut adalah pemeriksaan wajib untuk
mengidentifikasi metabolisme dan kerja organ tubuh manusia. Data yang dicatat
adalah pemeriksaan khusus yang diminta oleh dokter berdasarkan kebutuhan
68
diagnosis dan dokter menganggap pemeriksaan tersebut penting untuk diketahui agar
dapat menunjang diagnosis penyakit dalam yang di derita oleh pasien.
Sumber data diperoleh dari file dengan extensi .xls (Microsoft Excel
Spreadsheet) (Gambar Sumber data 1 - 3) dimana data ini akan dikonversi kedalam
file yang akan digunakan di MySql.
Berikut adalah data yang diperoleh dari bagian Laboratorium Kimia
Mayapada Hospital :
(Data Lab Kimia Darah, Kolom B-Q)
Gambar 3.7 Sumber Data1
69
(Data Lab Kimia Darah, Kolom R-AI)
Gambar 3.8 Sumber Data 2
(Data Lab Kimia Darah, Kolom AJ-AM)
Gambar 3.9 Sumber Data3
Seluruh data ini berasal dari Laboratorium Klinik Mayapada Hospital dari
Januari tahun 2011 hingga Oktober 2013 dimana data terdiri dari 60589 row dan 38
atribut. Data Lab Kimia darah selanjutnya memasuki proses identifikasi atribut.
Proses ini menghasilkan satu entitas pemeriksaan pasien di bagian kimia darah
dimana atributnya dapat di lihat dalam tabel di bawah ini:
70
Tabel 3.3 Atribut yang terdapat pada pemeriksaan lab kimia darah
(Sebelum seleksi )
Atribut
Tipe
Keterangan
Data
Hos.
Varchar
number
Merupakan kode pemeriksan yang muncul
secara otomatis ketika petugas laboratorium
membuat
data
pemeriksaan
laboratorium
kimidarah yang baru untuk satu orang pasien
Birthdate
Date
Merupakan tanggal lahir dari pasien
Sex
Varchar
Merupakan Jenis Kelamin Pasien
Request
Int
Merupakan nomor yang dikeluarkan oleh
sistem setelah dilakukannya penyimpanan data
pasien ke dalam sistem
Coll.Date
Date
Merupakan Tanggal dimana data pasien di
simpan di sistem atau bisa dikatakan adalah
transaksi yang dilakukan rumah sakit setelah
melakukan penyimpanan data pasien ke dalam
database
Location
Varchar
Merupakan
Lokasi
komputer
atau
client
dimana petugas laboratorium menginput data
pasien
Doctor
Int
Merupakan kode dari dokter yang bertanggung
jawab langsung terhadap pasien
GLU
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan gula
darah
(glukosa),
dimana
pengertian
dari
glukosa sendiri adalah gula yang diuraikan
dalam sel untuk membuat tenaga bagi tubuh
GLU2J
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan gula
darah 2 jam (glukosa2 jam postprandial),
pemeriksaan
glukosa
2 jam postprandial
merupakan pengukuran kadar glukosa dalam
darah setelah 2 jam pembebanan glukosa yang
setara dengan 75 g glukosa. Pemeriksaan ini
71
dapat digunakan untuk evaluasi aktivitas
insulin di dalam tubuh.
CHOL
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan
cholesterol dalam darah, cholesterol adalah
lemak dalam tubuh yang dihasilkan oleh tubuh
dan makanan yang masuk ke dalam tubuh
TRIG
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan
trigliserida, trighliserida adalah lemak dalam
darahyang merupakan hasil uraian tubuh pada
makanan
yang
mengandung
lemak
dan
kolesterol yang masuk ke tubuh dan dibentuk
dalam hati
HDL
Varchar
HDL merupakan kode untuk hasil pemeriksaan
lemak baik (high density lipoprotein)dansering
disebut juga lemak baik, yang dapat membantu
mengurangi penimbunan plak pada pembuluh
darah
LDL
Varchar
merupakan kode untuk hasil pemeriksaan
lemak jahat (low density lipoprotein),LDL
mempunyai peran utama sebagai pencetus
terjadinya penyakit sumbatan pembuluh darah
yang mengarah ke serangan jantung, stroke,
dan Iain-Iain.
UREA
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan
Ureum,
Ureum
adalah
hasil
akhir
dari
pemeriksaan metabolisme proteinyaitu berasal
dari
asam
amino
yang
telah
dipindah
amonianya didalam hati dan mencapai ginjal
CREA
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan
creatinin,
yaitu
produk
sisa
dari
hasil
perombakan keratin fosfat yang terjadi di otot
dan merupakan zat racun dalam darah
UA
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan
72
Asam Urat (uric acid), adalah bahan kimia
yang dibuat ketika tubuh memecah zat yang
disebut purin
TP
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan
troponin, tes troponin bertujuan mengukur
kadar protein tertentu yaitu tropoin T dan
troponin I dalam darah yang dilepaskan ketika
otot jantung telah rusak
ALB
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan
albumin, Albumin adalah protein yang larut
air, membentuk lebih dari 50% protein plasma,
ditemukan hampir di setiap jaringan tubuh.
Albumin diproduksi di hati, dan berfungsi
untuk mempertahankan tekanan koloid osmotik
darah sehingga tekanan cairan vaskular (cairan
di
dalam
pembuluh
darah)
dapat
dipertahankan.
GLOB
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan
Globulin, istilah umum untuk menggambarkan
satu set enampuluh protein termasuk anti bodi
atau gamma globulin dan senyawa protein
karbohidrat yang dikenal sebagai glikoprotein
TBIL
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan Total
Bilirubin, yaitu total dari pigmen kekuningan
yang ditemukan dalam empedu, cairan yang
dibuat oleh hati
DBIL
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan
Direct Bilirubin, yaitu menerangkan bilirubin
yang langsung larut kedlam darah dan dibuat
oleh hati dari bilirubin tidak langsung
SGOT
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan
Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase
adalah enzim yang terdapat pada hati
73
SGPT
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan
Serum Glutamic Transaminase Piruvat adalah
enzim yang terdapat pada hati
GGT
Varchar
Merupakan kode hasil pemeriksaan Gamma
GT, yaitu enzim yang terjadi didalam sel hati,
level tinggi dari enim ini berkaitan dengan
minuman alkohol
ALKF
Varchar
Adalah kode untuk hasil pemeriksaan Alkaline
fosfate yaitu protein yang ditemukan dalam
semua jaringan tubuh termasuk hati, saluran
empedu, dan tulang
HBA1C
Varchar
adalah kode untuk hasil pemeriksaan rata-rata
tingkat gula darah (glukosa) selama 3 bulan
sebelumnya.
CK
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan
jumlah protein dalam darah (Creatine Kinase)
CKMB
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan
enzim pada otot jantung (cardiac muscle)
LDH
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan
laktat
dehidrogenase,
yaitu
memeriksa
seberapa banyak laktat dalam darah
TROPK
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan
creatine, yaitu memeriksa seberapa banyak
creatine dalam darah
TROPT
Varchar
Adalah kode pemeriksaan tes Troponin yaitu
untuk mengukur kadar protein dalam darah
dimana protein ini dilepaskan ketika otot
jantung telah rusak, seperti serangan jantung.
Semakin besar kerusakan pada jantung maka
semakin banyak troponin T dalam darah.
NA
Varchar
Natrium adalah salah satu mineral yang banyak
terdapat pada cairan elektrolit ekstraseluler (di
luar sel), mempunyai efek menahan air,
74
berfungsi untuk mempertahankan cairan dalam
tubuh, mengaktifkan enzim, sebagai konduksi
impuls saraf
K
Varchar
Kalium merupakan elektrolit tubuh yang
terdapat pada cairan vaskuler (pembuluh darah)
CL
Varchar
Merupakan
elektrolit
bermuatan
negatif,
banyak terdapat pada cairan ekstraseluler (di
luar sel), tidak berada dalam serum, berperan
penting dalam keseimbangan cairan tubuh,
keseimbangan asam-basa dalam tubuh
CA
Varchar
Merupakan elektrolit dalam serum, berperan
dalam keseimbangan elektrolit, pencegahan
tetani,
dan
dapat
dimanfaatkan
untuk
mendeteksi gangguan hormon tiroid dan
paratiroid.
MG
Varchar
adalah kode untuk pemeriksaan Magnesium,
yaitu bagian dari cairan elektrolit
AMIL
Varchar
Adalah kode untuk pemeriksaan Amilase yaitu
enzim yang membantu mencerna karbohidrat,
enzim ini diproduksi di pancreas dan kelenjar
yang memroduksi air liur
LIPAS
Varchar
Adalah kode untuk pemeriksaan jumlah Lipase
dalam darah
oleh
pankreas
yaitu enzim yang dikeluarkan
kedalam
usus
kecil
dan
berfungsi membantu menyerap lemak
Dari sumber data tersebut maka yang menjadi standar untuk Analisis Faktor Risiko
Penyakit Jantung Orang Dewasa Berdasarkan Lab Kimia Darahadalah 16 (enam
belas) atribut. Atribut-atribut tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan analisis
medis yang dikeluarkan para praktisi medis di Cardiovascular CenterMayapada
Hospital (penjelasan dasar pemilhan atribut bisa dilihat di hasil wawancara dari
75
praktisi medis pada Lampiran dan penjelasan Patofisiology ), atribut tersebut adalah
Umur, Gender, GLU, GLU2J, CHOL, TRIG, HDL, LDL, UREA, CREA, UA, CK,
CKMB, LDH,TROPT, TROPK.Dari 16 (enam belas) atribut tersebut maka dapat
ditentukan pasien bisa terkena faktor risiko penyakit jantung atau tidak berdasarkan
data lab kimia darah.
Tabel 3.4 Atribut terdapat pada pemeriksaan lab kimia darah (Sesudah seleksi )
Tipe Data
Keterangan
Attribut
Birthdate
Date
Merupakan tanggal lahir dari pasien
Sex
Varchar
Merupakan Jenis Kelamin Pasien
GLU
Varchar
Merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan gula darah (glukosa),
dimana
pengertian
dari
glukosa
sendiri adalah gula yang diuraikan
dalam sel untuk membuat tenaga bagi
tubuh
GLU2J
Varchar
Merupakan
kode
pemeriksaan
gula
(glukosa2
jam
pemeriksaan
untuk
hasil
darah
2
jam
postprandial),
glukosa
2
jam
postprandial merupakan pengukuran
kadar glukosa dalam darah setelah 2
jam pembebanan glukosa yang setara
dengan 75 g glukosa. Pemeriksaan ini
dapat
digunakan
untuk
evaluasi
aktivitas insulin di dalam tubuh.
CHOL
Varchar
Merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan cholesterol dalam darah,
cholesterol adalah lemak dalam tubuh
yang dihasilkan oleh tubuh dan
makanan yang masuk ke dalam tubuh
TRIG
Varchar
Merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan trigliserida, trighliserida
76
adalah
lemak
dalam
darahyang
merupakan hasil uraian tubuh pada
makanan yang mengandung lemak
dan kolesterol yang masuk ke tubuh
dan dibentuk dalam hati
HDL
Varchar
HDL merupakan kode untuk hasil
pemeriksaan lemak baik (high density
lipoprotein)dan sering disebut juga
lemak baik, yang dapat membantu
mengurangi penimbunan plak pada
pembuluh darah
LDL
Varchar
merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan lemak jahat (low density
lipoprotein),LDL mempunyai peran
utama sebagai pencetus terjadinya
penyakit sumbatan pembuluh darah
yang mengarah ke serangan jantung,
stroke, dan Iain-Iain.
UREA
Varchar
Merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan Ureum, Ureum adalah
hasil
akhir
dari
pemeriksaan
metabolisme proteinyaitu berasal dari
asam amino yang telah dipindah
amonianya
didalam
hati
dan
mencapai ginjal
CREA
Varchar
Merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan creatinin, yaitu produk
sisa dari hasil perombakan keratin
fosfat yang terjadi di otot dan
merupakan zat racun dalam darah
UA
Varchar
Merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan Asam Urat (uric acid),
adalah bahan kimia yang dibuat
77
ketika tubuh memecah zat yang
disebut purin
CK
Varchar
Merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan jumlah protein dalam
darah (Creatine Kinase)
CKMB
Varchar
Merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan enzim pada otot jantung
(cardiac muscle)
LDH
Varchar
Merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan
laktat dehidrogenase,
yaitu memeriksa seberapa banyak
laktat dalam darah
TROPK
Varchar
Merupakan
kode
pemeriksaan
untuk
hasil
creatine,
yaitu
memeriksa seberapa banyak creatine
dalam darah
TROPT
Varchar
Adalah
Troponin
kode
yaitu
pemeriksaan
untuk
tes
mengukur
kadar protein dalam darah dimana
protein ini dilepaskan ketika otot
jantung telah rusak, seperti serangan
jantung. Semakin besar kerusakan
pada jantung maka semakin banyak
troponin T dalam darah.
Untuk lebih jelasnya berikut adalah 16 (enam belas) atribut dan sebagian record
yang ada pada tabel Lab Kimia Darah yang didefinisikan kedalam file yang
digunakan pada MySql:
78
Gambar 3.10 Atribut yang terdapat pada pemeriksaan lab kimia darah(Sesudah
seleksi )
Sumber : Screenshoot Aplikasi
3.11 Training Data
Training Data diperoleh dari sumber data penentuan yang dinilai paling
beresiko terhadap pasien, kelayakan tersebut masih menjadi tanggungjawab pihak
dokter maupun petugas laboratorium. Training data tersebut berisi 60589 record,
dengan kriteria atribut yang bervariasi..
Atribut yang terdapat pada pemeriksaan lab kimia darah (sesudah seleksi)
tersebut kemudian dibagi menjadi 2 (dua) kriteria yaitu Atribut Utama dan Atribut
Pendukung.
Berikut ini adalah penjelasan dari Atribut di atas:
A. Atribut Utama:
1.Fungsi Jantung
1.1 CK
1.2 CKMB
1.3 LDH
1.4 TROPT
2. Lemak
2.1 CHOL
79
2.2 LDL
2.3 HDL
2.4 TRIG
3.Diabetes
3.1 GLU
3.2 GLU2J
B. Atribut Pendukung:
4.Fungsi Ginjal
4.1UREA
4.2 CREA
4.3 UA
5.Umur
6.Gender
3.12 Penentuan Class Label
Dari data yang tersedia pada Gambar 3.10 (Atribut yang terdapat pada
pemeriksaan lab kimia darah (sesudah seleksi) dan untuk menentukan data-data
lab apa saja yang sangat mendukung faktor risiko penyakit jantung koroner, maka
berdasarkan informasi yang di terima dari para praktisi medis di Mayapada Hospital
maka dianalisislah dan dipertimbangkanlah hal-hal sebagai berikut:(Analisis &
Pertimbangan dilakukan bersama Pihak Mayapada Hospital)
Patofisiologi Coronary Artery Disease
Coronary artery disease (CAD) dikarakterkan oleh ateroklerosis kedalam
arteri koroner epikardial. Plak ateroklerotik, tanda ateroklerotik, secara cepat
mempersempit arteri koroner dan merusak aliran darah myocardial antegrade
(berdasarkan penjelasan dr. Roy Christian Sp.JP, FIHA, Spesialis
Penyakit Jantung Mayapada Hospital). CAD adalah proses kronik yang
dimulai selama adeloscence (selama remaja) secara perlahan melewati proses
hidup, faktor independennya termasuk
keturunan dari keluarga atau
premature CAD, merokok, diabetes melitus, hipertensi, hiperlipidemia, gaya
80
hidup berubah-ubah, dan kegemukan. Semua faktor risiko ini mempercepat
proses inthalmatory vascular kronis yang akhirnya mewujudkan sebuah
serabut plak aterosklerotik.
Pada patofisiologi penyakit jantung koroner untuk penelitian ini, yaitu
membahas mengenai kelainan pada fungsi jantung, khususnya penyakit
jantung koroner yang disebabkan karena penyumbatan pembuluh darah
koroner. Patofisiologi jantung koroner ini membahas mengenai asal penyakit,
permulaan perjalanan dan akibat
serta tanda dan gejala yang membuat
kesehatan jantung yang seharusnya normal menjadi abnormal. Ada hubungan
antara penyakit jenis lain yang dapat memicu terjadinya penyakit jantung
koroner. Diabetes melitus, lemak dalam darah dana kestabilan fungsi jantung
secara medis (Disebutkan sebagai atribut utama).
1. Diabetes Melitus – Arteri Corona (Fungsi Jantung)
Diabetes melitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai
dengan tingkat gula darah tinggi (glukosa) tingkat yang dihsilkan
daricacat pada sekresi insulin, atau tindakan atau keduanya. Diabetes
melitus, sering disebut sebagai diabetes pertama kali diidentifikasi
sebagai penyakit yang berhubungan dengan “air seni manis”, dan
kehilangan otot yang belebihan. Peningkatan kadar glukosa darah
(hiperglikemia) menyebabkan tumpahan glukosa kedalam urin, maka
istilahnya kencing manis.
Biasanya, kadar glukos darah secara ketat dikontrol oleh insulin, hormon
yang diproduksi oleh pankreas. Insuin menurunkan kadar glukosa darah.
Ketika gula darah (misalnya, stelah makan makanan), insulin dilepaskan
dari pankreas untuk menormalkan kadar glukosa. Pada pasien dengan
diabetes, tidak adanya atau produksi tidak mencukupi dari insulin
menyebabkan hiperglikemia. Diabetes adalah suatu kondisi medis kronis,
yang berarti bahwa meskipun dapat dikontrol, itu berlangsung seumur
hidup.
81
2. Lemak - Arteri Corona (Fungsi Jantung)
Serangan jantung adalah istilah awam untuk penyumbatan arteri koroner.
Penyumbatan ini, yang dokter sebut sebagai oklusi arteri koroner, dapat
berakibat fatal, tetapi kebanyakan pasien bertahan. Kematian dapat terjadi
ketika oklusi mengarah kedetak jantung yang tidak normal (aritmia berat)
atau kematian otot jantung (infark miokard yang luas). Dalam
keduasituasi ini, jantung tidak bisa lagi memompa darah secara memadai
untuk memasok otak dan organ tubuh lainnya. Hamper semua serangan
jantung terjadi pada orang yang memiliki penyakit artei koroner
(aterosklerosis koroner).
Bagaimana mendiagnosis sebuah serangan jantung ?
Ketika ada nyeri dada yang parah, kecurigaan bahwa serangan jantung
sedang terjadi biasanya tinggi. Dan tes dapat dilakukan secara cepat dan
akan mengkonfirmasi serangan jantung. Sebuah masalah muncul,
bagaimanapun juga, ketika gejala serangan jantung tidak termasuk nyeri
dada. Sebuah serangan jantung tidak dicurigai dan tes yang sesuai
mungkin tidak dilakukan. Oleh karena itu, langkah awal dalam
mendiagnosa serangan jantung adalah menjadi curiga bahwa telah terjadi
serangan sehingga tes yang sesuai dapat dilakukan.
Bagaimana penyakit Jantung didiagnosis?
Diagnosis penyakit jantung dimulai dengan mendapatkan sejarah (riwayat
hidup/ keluarga) bahwa ada potensi untuk penyakit koroner. Faktor risiko
perlu dinilai danstratifikasi risiko terjadi. Jenis pengujian yang dianjurkan,
jika ada, tergantung pada potensi bahwa gejala pasien benar-benar
mewakili angina dan datang dari hati.
3. Ginjal – Fungsi Jantung.
Seriring waktu, diabetes dapat menyebabkan, gagal ginjal, dan kerusakan
saraf. Jenis kerusakan adalah hasil dari kerusakan pembuluh kecil,
dieferensikan sebagai penyakit mikrovaskuler. Diabetes juga merupakan
faktor penting dalam mempercepat pengeraan dan penyempitan pembuluh
darah (aterosklerosis), yang menyebabkan stroke, penyakit jantung
82
koroner, dan penyakit pembuluh darah besar lainnya. Hal ini disebut
sebagai penyakit makrovaskular. Diabetes mempengaruhi sekitar 26 juta
orang di Amerika Serikat, sementara yang lain 79 juta memberi
pradiabetes. Selain iti, diperkirakan tambahan 7 juta orang di Amerika
Serikat memiliki diabetes dan bahkan mereka tidak tahu(Rimmerman,
2013).
Setelah memahami keterkaitan antara darah dan organ tubuh pada
sistem kardiovaskular yang mempengaruhi penyakit jantung koroner maka
dibuatlah empat level faktor risiko. Dokter menyarankan agar faktor risiko
dikelompokkan
sesuai
dengan
pengelompokan
tingkat
metabolisme
perkembangan penyakit jantung pada umunya yaitu mengikuti level stadium
penyakit jantung yaitu dibuat kedalam 4 (empat) kategori. Berikut ini adalah
tahapan dalam membuat empat level faktor risiko :
1. Memahami patologi penyakit jantung koroner
2. Menganalisis cardiovascular system secara menyeluruh
3. Mengelompokan data hasil pemeriksaan laboratorium kimia darah
kedalam pemeriksaan kimia yang berkaitan dengan cardiovascular
disease yaitu fungsi ginjal, diabetes, lemak, fungsi jantung, dan elektrolit.
4. Mengurutkan kelompok hasil pemeriksaan tersebut kedalam frekuensi
hasil pemeriksaan yang
abnormal dimana semakin banyak frekuensi
pemeriksan yang abnormal maka dikatakan pasien semakin dekat dengan
status abnormal pada sistem cardiovascular-nya dan
status
sistem
cardiovascular pasien dinyatakan sesuai kondisi pada saat hasil
pemeriksaan dikeluarkan.
5. Mengelompokan hasil pemeriksaan abnormal kedalam empat level faktor
risiko yaitu normal, level 1, level 2, dan level 3. Empat level ini akan
ditunjukan kepada pasien sebagai penjelasan dari sudut pandang awam
mengenai faktor risikonya terhadap penyakit jantung koroner
Dari hasil pertimbangan keterkaitan dan analisis mengenai Diabetes Melitus –
Arteri Corona (Fungsi Jantung), Lemak - Arteri Corona (Fungsi Jantung),
Ginjal – Fungsi Jantung kemudian ditentukanlah nilai rujuk mana saja dari
83
keterkaitan sistem kardiovaskular yang dianggap abnormal (tidak sesuai
dengan nilai rujuk yang seharusnya yaitu normal), maka disimpulkan bahwa
Class Label dalam menentukan penyakit Jantung akan dimasukkan kedalam 3
(tiga) kategori yakni:
1. Beresiko Level 1, Jikadari tiga kelompok atribut utama memiliki
sekurang-kurangnya satu nilai rujuk yang tinggi, yaitu :
a. Fungsi Ginjal
 UREA 15-39 mg/dl
 CREA 0.6-1.3 mg/dl
 UA 2.6 – 6.2 mg/dl
b. Diabetes
 GLU
70-110 mg/dl
 GLU2J
100-140 mg/dl
c. Lemak
 CHOL
< 200 mg/dl *
 TRIG
< 200 mg/ dl
 HDL > 65 mg/dl
 LDL < 100 mg/dl
Sebagai contoh : Diasumsikan dari ketiga kelompok pemeriksaan,
hanya ada salah satu kelompok dimana salah satu jenis
pemeriksaannya tinggi yaitu Cholesterol pada Lemak. Pada
pemeriksaan lemak di point C tertera kata kunci CHOL untuk
pemeriksaan Cholesterol dengan nilai normal/ rujukan < 200 mg/
dl, artinya jika pasian memiliki hasil pemeriksaan di bawah 200
mg/ dl maka pasien dikatakan nomal, tetapi sebaliknya jika diatas
200 mg/dl maka pasien dikatankan tidak normal. Dengan
demikian pasien dikatakan Beresiko Level 1.
84
2. Beresiko Level 2, Jika ada dua nilai rujuk yang tinggi diperoleh
sekurang- kurangnya dua kelompok pemeriksaan dengan masing-masing
kelompok sekurang-kurangnya ada satu jenis pemeriksaan yang tinggi,
yaitu :
a. Fungsi Ginjal
 UREA 15-39 mg/dl
 CREA 0.6-1.3 mg/dl *
 UA 2.6 – 6.2 mg/dl
b. Diabetes
 GLU
70-110 mg/dl *
 GLU2J
100-140 mg/dl
c. Lemak
 CHOL
< 200 mg/dl *
 TRIG
< 200 mg/ dl
 HDL > 65 mg/dl
 LDL < 100 mg/dl
Sebagai contoh : Diasumsikan dari ketiga kelompok pemeriksaan,
ada dua kelompok dimana sekurang-kurangnya ada dua jenis
pemeriksaan yang dikatakan tinggi yaitu Cholesterol pada Lemak
dan Creatine pada Fungsi Ginjal. Pada pemeriksaan lemak di point
C tertera kata kunci
CHOL untuk pemeriksaan Cholesterol
dengan nilai normal/ rujukan < 200 mg/ dl, artinya jika pasian
memiliki hasil pemeriksaan di bawah 200 mg/ dl maka pasien
dikatakan nomal, tetapi sebaliknya jika diatas 200 mg/dl maka
pasien dikatankan tidak normal. Lalu, Pada pemeriksaan ginjal di
point A tertera kata kunci CREA untuk pemeriksaan Creatine
dengan nilai normal/ rujukan 0.6-1.3 mg/dl, artinya jika pasian
memiliki hasil pemeriksaan di bawah 0.6 mg/ dl atau diatas 1.3
mg/dl maka pasien dikatakan nomal, tetapi sebaliknya diantara
0.6-1.3 mg/dl maka pasien dikatankan tidak normal. Dengan
demikian pasien dikatakan Beresiko Level 2.
85
3. Beresiko Level 3, Jika ada nilai rujuk yang tinggi diperoleh dari tiga
kelompok pemeriksaan yaitu Fungsi Ginjal, Diabetes, dan Lemak dimana
sekurang-kurangnya satu dari masing-masing jenis pemeriksaan ditiga
kelompok pemeriksaan tersebut bernilai tinggi dan ditambah Fungsi
Jantung.
a. Fungsi Ginjal
 UREA 15-39 mg/dl
 CREA 0.6-1.3 mg/dl
 UA 2.6 – 6.2 mg/dl
b. Diabetes
 GLU
70-110 mg/dl
 GLU2J
100-140 mg/dl
c. Lemak
 CHOL
< 200 mg/dl
 TRIG
< 200 mg/ dl
 HDL > 65 mg/dl
 LDL < 100 mg/dl
d. Fungsi Jantung
 TROPK
Positive/Negative
 TROPT
Positive/Negative
 CK
21– 215 U/L
 CKMB
25 U/L
 LDH
< 200 U/L
Sebagai contoh :
Diasumsikan dari ketiga kelompok
pemeriksaan, ada tiga kelompok dimana sekurang-kurangnya
ada dua jenis pemeriksaan yang dikatakan tinggi yaitu
Cholesterol pada Lemak dan Creatine pada Fungsi Ginjal. Pada
pemeriksaan lemak di point C tertera kata kunci CHOL untuk
pemeriksaan Cholesterol dengan nilai normal/ rujukan < 200
mg/ dl, artinya jika pasian memiliki hasil pemeriksaan di bawah
86
200 mg/ dl maka pasien dikatakan nomal, tetapi sebaliknya jika
diatas 200 mg/dl maka pasien dikatankan tidak normal. Lalu,
Pada pemeriksaan ginjal di point A tertera kata kunci CREA
untuk pemeriksaan Creatine dengan nilai normal/ rujukan 0.61.3 mg/dl, artinya jika pasian memiliki hasil pemeriksaan di
bawah 0.6 mg/ dl atau diatas 1.3 mg/dl maka pasien dikatakan
nomal, tetapi sebaliknya diantara 0.6-1.3 mg/dl maka pasien
dikatankan tidak normal. Dan pada kelompok pemeriksaan
Diabetes diketahui bahwa
nilai normal/ rujukan
GLU
70-110 mg/dl artinya jika nilai rujuk pasien diatas 10 mg/dl
atau dibawah
70 mg/dl
maka pasien dikatakan tidak
normalDengan demikian pasien dikatakan Beresiko Level
3.Untuk
Beresiko Level 3, jika ditemukan bahwa ada
pemeriksaan jantung yang nilai rujuknya abnormal dari seluruh
kelompok pemeriksaan maka pasien dikatakan Beresiko level 3.
3.13 Teknik Data Mining Yang Akan Digunakan
Terdapat 2 (dua) teknik data mining yang memiliki tujuan yang sama
untuk mengklasifikasikan objek yaitu teknik Classification dan Clustering.
Tabel 3.5 di bawah ini menujukan perbandingan antara teknik Classification
dan Clustering
menurut (Han & Kamber, Data Mining : Concept and
Techniques Second Edition, 2006).
Tabel 3.5Clustering vs Classification
Kondisi Perbandingan
Classification
Clustering
Kebutuhan
Penelitian
1. Label
Kelas ada

X
√

X
√
atau terlihat jelas.
2. Bertujuan
untuk
87
menganalisis
berdasarkan Label
Kelas
3. Bertujuan
untuk

X
√

X
√
mengelompokan
berdasarkan Label
Kelas
4. Pengelompokan
berdasarkan
dengan
data
Training
(data
objek
yang label
kelas
nya telah diketahui)
Jadi berdasarkan kondisi kebutuhan penelitian dan sumber data saat ini serta
tujuan
dari
penelitian
ini
makadapat
Classification lebih sesuai untuk diterapkan.
disimpulkan
bahwa
metode
Download