JISE 6 (1) (2017) Journal of Innovative Science Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jise Pengembangan Lembar Kerja Siswa Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Siswa Pawestri Farrah Diba1, Sri Wardani2, Sudarmin3 1 Prodi Pendidikan IPA, Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia 2, 3 Info Artikel Abstrak ________________ ___________________________________________________________________ Diterima 01 November Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa berbasis inkuiri. Hal ini berdasarkan ketidaktersedian lembar kerja siswa yang memberikan kesempatan siswa dalam melakukan kegiatan inkuiri untuk mengembangkan keterampilan generik sains siswa pada jenjang SMA. Penelitian ini dirancang dengan desain research and development. Desain ini menggunakan desain yang diadaptasi dari model 3D termodifikasi yang meliputi tahapan define, design, development. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Semarang. Hasil validasi isi/materi terhadap lembar kerja siswa memperoleh nilai 3,68 dikategorikan sangat layak, penyajian LKS memperoleh nilai 3,75 dan bahasa LKS memperoleh nilai 3,75 dengan kategori sangat layak. Siswa memberikan respon positif terhadap LKS yang dikembangkan. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan LKS materi Ksp berbasis inkuiri terbimbing dinyatakan sangat layak, efektif, dan mendapat respon positif dengan persentasi 75% oleh siswa sehingga dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar yang mampu meningkatkan keterampilan generik sains siswa. 2016 Disetujui 03 Januari 2017 Dipublikasikan Agustus 2017 ________________ Keywords: inquiry, generic science skills, students worksheets ____________________ Abstract ___________________________________________________________________ This research aims to develop inquiry-based student worksheets were developed. It is based not available student worksheet that gives students the opportunity to conduct such an inquiry to develop a generic science skills of students in SMAN 1 Semarang. This study was designed by the design of research and development. This design uses a design adapted from the modified 3D model covering the steps define, design, development. These research subjects are students of class XI IPA 5 SMAN 1 Semarang. The results of the validation content/ material on the students worksheetsreceived grades 3.68 categorized as very feasible, presentingstudents worksheetsscored 3.75 and 3.75 the value obtained worksheet studentlanguage categorized as very feasible. Students responded positively to worksheet studentdeveloped. Based on the results of data analysis can be concludedstudents worksheetsguided inquiry-based materials Ksp stated very feasible, effective, and received a positive response with a percentage of 75% by the students so that they can be used as a source of learning that can improve students' generic science skills. © 2017 Universitas Negeri Semarang p-ISSN 2252-6412 e-ISSN 2502-4523 Alamat korespondensi: E-mail: [email protected] 1 Pawestri Farrah Diba, dkk. / Journal of Innovative Science Education 6 (1) (2017) Lembar Kerja Siswa (LKS) biasanya PENDAHULUAN Perkembangan sains dan teknologi yang berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan demikian pesat pada informasi, menjadikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan pendidikan IPA sangat penting bagi semua dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi individu. Kemampuan siswa dalam bidang sains dasar yang akan dicapainya (Depdiknas, 2008). merupakan Seorang salah satu kunci peningkatan pendidik dituntut secara kreatif kemampuan dalam menyesuaikan diri dalam mendesain suatu bahan ajar yang memungkinkn perubahan pada era ini. Pendidikan kimia sebagai peserta didik secara langsung memanfaatkan salah satu disiplin IPA menjadi sangat penting sumber belajar yang tersedia (Prastowo, 2012). untuk dipelajari. Ilmu kimia sebagai salah satu Salah satu dengan membuat LKS (Lembar Kerja produk (pengetahuan yang berupa fakta, teori, Siswa). prinsip dan hukum), temuan sains dan proses meningkatkan kompetensi memecahkan masalah, (kerja ilmiah) bekerja sama dan berkomunikasi. LKS yang dikembangkan dapat Pembelajaran IPA tak terkecuali kimia Materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang merupakan bagian dari IPA akan lebih atau juga sering disebut Ksp (Konstant of Solubility efektif apabila didukung oleh tersedianya media Product) merupakan materi yang tidak hanya pembelajaran, bahan ajar yang sesuai dengan memerlukan pemahaman yang mendalam, tapi kebutuhan model juga sarat dengan hitungan sehingga kemampuan pembelajaran yang aktif (Taufiq et al., 2014). matematik sangat diperlukan untuk memecahkan Bahan ajar kimia yang digunakan oleh guru juga permasalahan yang ada pada materi tersebut. belum memfasilitasi siswa untuk mengembangkan Pemahaman siswa terhadap materi ini sebenarnya pengalaman menumbuhkan dapat terbantukan dengan melihat gejala-gejala kemampuan berpikir kreatif. Untuk mendukung yang terdapat di alam sekitar seperti pembentukan proses pembelajaran diperlukan sumber belajar gunung kapur, pembentukan stalaktit dan stalagnit, yang dapat membantu proses pembelajaran teori proses dan praktik. Adapun kegunaan sumber belajar sebagainya. Dengan mengaitkan materi Ksp ke sebenarnya tidak terlepas dari tujuan agar sumber dalam kehidupan sehari-hari, pembelajaran akan belajar itu menjadi bermakna. Berdasarkan tujuan menjadi pembuatannya, AECT (Association of Educational diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Communication and Technology) membagi sumber siswa. Berpijak pada permasalahan tersebut, belajat menjadi dua kelompok yaitu resources by diperlukan design (sumber belajar yang dirancang) dan dengan karakteristik materi Ksp Pembelajaran resources by utilization (sumber belajar yang berbasis dimanfaatkan) (Prastowo, 2012). Resources by pembelajaran yang cocok digunakan untuk materi design merupakan sumber belajar yang secara Ksp ini. Pembelajaran inquiry (inkuiri) adalah sengaja keperluan sebuah pembelajaran dengan rangkaian kegiatan pembelajaran. Contohnya: buku paket, LKS, yang menekankan pada proses berpikir secara modul petujuk praktikum, dan lain sebagainya. kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan siswa dan belajar direncanakan metode dan serta untuk sendiri 2 pembuatan lebih aktif suatu inkuiri jawaban garam dan dapur, menarik pembelajaran merupakan dari suatu dan lain sehingga yang salah masalah sesuai satu yang Pawestri Farrah Diba, dkk. / Journal of Innovative Science Education 6 (1) (2017) dipertanyakan (Wiyanto, 2008; Abdi, 2014; contoh yang lain (Suma, 2003; Sumarni et al., Anam, 2015) 2016). Inkuiri merupakan bagian inti dari Bahasa simbolik adalah untuk kegiatan pembelajaran kontekstual. Pengetahuan memperjelas gejala alam yang dipelajari oleh dan siswa setiap rumpun ilmu diperlukan bahasa simbolik, diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat agar terjadi komunikasi dalam bidang ilmu fakta, melainkan hasil dari menemukan sendiri. tersebut. Dalam sains misalnya bidang kimia Guru harus selalu merancang kegiatan yang mengenal adanya lambang unsur, persamaan merujuk pada kegiatan menemukan, apapun reaksi, simbol-simbol untuk reaksi searah, reaksi materi dari kesetimbangan, resonansi dan banyak lagi bahasa mengembangkan simbolik yang telah disepakati dalam bidang ilmu kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan tersebut. Kegiatan ini merupakan salah satu kritis, kemampuan kegiatan yang penting dalam kegiatan proses intelektual sebagai bagian dari proses mental. sains. Pengamatan langsung adalah pengamatan Metode inkuiri tidak hanya menuntut siswa untuk yang dilakukan ketika mengamati suatu obyek menguasai juga dengan semua pancaindera. Inferensi logika bagaimana mereka dapat menggunakan potensi adalah keterampilan generik sains untuk dapat yang dimilikinya. Siswa yang hanya menguasai mengambil kesimpulan baru sebagai akibat logis pelajaran belum tentu dapat mengembangkan dari kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, melakukan percobaan baru. keterampilan yang pembelajaran yang diperoleh diajarkannya. inkuiri atau Tujuan yaitu mengembangkan materi pelajaran, tetapi hukum-hukum terdahulu tanpa harus siswa akan dapat mengembangkan kemampuan Materi pokok kelarutan dan hasil kali berpikirnya manakala mereka dapat menguasai kelarutan, pengamatan, bahasa simbolik, dan materi pelajaran (Al-Tabany, 2014). inferensi logika dapat dikembangkan melalui Penelitian Lembar Kerja ini akan Siswa meningkatkan dikembangkan materi keterampilan peristiwa kelarutan garam dan reaksi ion senama. Ksp untuk Jadi, pengembangan lembar kerja siswa (LKS) generik sains. materi Ksp berbasis inkuiri diharapkan dapat Pembelajaran inkuiri dalam penelitian ini dimulai dari kegiatan mengidentifikasi mengembangkan mengumpulkan tujuan atau meningkatkan keterampilan generik sains siswa. masalah, hipotesis, METODE data, menginterprestasi data, mengembangkan kesimpulan dan Penelitian ini dilakukan pada SMA N 1 menguji Semarang. Subjek penelitian ini adalah siswa kesimpulan. Keterampilan generik sains yang kelas XI IPA 5 semester 2 tahun pelajaran dikembangkan 2015/2016. Penelitian ini menggunakan metode adalah pengamatan langsung, bahasa simbolik dan inferensi logika. Dalam Research pengembangan aspek keterampilan generik sains, dikemukakan oleh Thiagarajan, Semmel dan pengamatan diartikan sebagai proses mengamati Semmel yaitu untuk pengembangan LKS materi suatu obyek dengan semua pancaindera. Inferensi Ksp untuk meningkatkan keterampilan generik diartikan sebagai kegiatan menyimpulkan dari dta sains siswa. Pada tahap define dilakukan kegiatan yang diberikan atau premis-premis kepada suatu studi analisis kebutuhan seperti studi lapangan 3 and Development (R&D) yang Pawestri Farrah Diba, dkk. / Journal of Innovative Science Education 6 (1) (2017) (wawancara), silabi, dan analisis konsep dan HASIL DAN PEMBAHASAN subkonsep pada ketiga mata kuliah terpilih. Pada Langkah awal dalam proses pembuatan tahapan ini dilakukan pula pengkajian teoritis LKS yaitu analisis kebutuhan, Analisis kebutuhan untuk dilakukan dengan studi lapangan di SMA N 1 merumuskan indikator model kemampuan pembelajaran, generik sains dan Semarang, studi lapangan dilakukan untuk kemampuan berpikir yang dikembangkan, dan mengetahui hal-hal apa saja yang akan dibutuhkan penyusunan media dan bahan pembelajaran yang untuk pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) mengintegrasikan konsep kimia dan kemampuan materi Ksp Berbasis Inkuiri untuk meningkatkan generik sains. keterampilan Pada penyusunan tahap perancangan rancangan mpdel dilakukan kebutuhan generik yang sains dilakukan siswa. yaitu Analisis melakukan pembelajaran, wawacara guru mata pelajaran kimia. Hal- hal media, dan alat evaluasi yang diterapkan. Hasil yang akan dtanyakan dalam wawancara yaitu tahapan ini adalah rancangan LKS Materi Ksp terkait materi Ksp dimulai dari media yang berbasis Inkuiri untuk meningkatkan keterampilan digunakan dalam proses pembelajaran, kodisi generik sains siswa, serta dilanjutkan validasi oleh siswa selama proses pembelajaran, teknik yang pakar yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran dan digunakan yaitu pembelajaran inkuiri dan KGS kendala yang dihadapi oleh guru. Selanjutnya di yang lakukan analisis materi Ksp, analisis ini dilakukan ahli. Pendekatan dikembangkan pembelajaran dalam LKS yaitu pengamatan, bahasa simbolik, hubungan sebab untuk akibat, dan inferensi logika. digunakan dalam lembar kerja siswa dan materi mengetahui materi-materi yang akan Pada tahap pengembangan dilakukan yang perlu diajarkan kepada siswa sesuai sintak kegiatan implementasi terbatas draft LKS berbasis pembelajaran inkuiri (mengidentifikasi masalah, inkuiri awal, kemudian dianalisis serta revisi, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan data, sehingga diperoleh LKS yang siap dilakukan menginterprestasikan ujicoba skala besar. Pada uji coba skala besar kesimpulan dilakukan evaluasi dan revisi sehingga siap untuk media yang digunakan dalam proses kegiatan diterapkan diterapkan dalam pengambilan data pembelajaran, seperti buku yang digunakan dalam penelitian. dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan praktikum. penelitian ini yaitu peningkatan hasil belajar dan Pada kegiatan praktikum dilakukan pendataan alat penguasaan kemampuan keterampilan generik dan bahan yang akan dipergunakan dalam sains dilihat dari nilai N-gain, uji signifikansi kegiatan praktikum. Analisis yang dilakukan dan data, menguji mengembangkan kesimpulan)Analisis bedarerata dengan uji-t, visualisasi data dengan Pendataan dilakukan dengan meminta histogram, interprestasi data, kemudian ditarik izn pihak sekolah untuk melihat laboratorium di suatu kesimpulan. Pada penelitian juga dilakukan SMA N 1 Semarang. Di dalam laboratorium analisis dilakukan pengamatan modul, alat dan bahan angket respon siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan. yang tersedia. laboratorium. 4 Prosesur kerja di dalam Pawestri Farrah Diba, dkk. / Journal of Innovative Science Education 6 (1) (2017) Langkah mulai membuat siswaLembar Kerja Siswa yang dikembangkan komponen lembar kerja siswa (LKS) seperti melalui tahap perancangan melalui observasi Pada mendesaincover, indikator, penelitian pengembangan LKS , tahap awal yang langkah penggunaan LKS), isi utama LKS sesuai dilakukan yaitu tahap validasi yang dilakukan oleh sintak pembelajaran inkuiri dan keterampilan pakar. Validasi kelayakan produk dilakukan oleh generik sains (KGS), dan soal-soal evaluasi yang beberapa dosen FMIPA UNNES dan guru SMA menunjang proses pembelajaran. Lembar Kerja N 1 Semarang. Validasi terhadap produk yang Siswa akan dikembangkan terdiri dari 2 tahap antara lain pembimibing. tahap 1 dan tahap 2. Komponen yang dinilai pada Setelah mendapatkan sran dari dosen pembimbing tahap 1 adalah komponen kelayakan isi dan dan dilakukan revisi Lembar Kerja Siswa (draft 1) komponen panyajian, masing-masing komponen diajukan ke validator untuk dilakukan validasi tersebut terdapat subkomponen yang menilai pakar ahli (draft 2). Dalam tahap ini dilakukan kelayakan produk yang dikembangkan. Hasil langkah-langkah, perangkat penilaian pakar terhadap LKS materi Ksp berbasis pembelajaran, analisis hasil validasi, revisi,uji inkuiri menunjukkan bahwa semua butir penilaian coba, dan analisis hasil uji coba . tahap ini berjuan mendapat respon positif. Hal tersebut karena untuk pengembangan semua telah disusun komponen yang terdapat dalam LKS sudah berdasarkan pada pertimbangan validator. Lembar lengkap. Oleh karena itu, LKS IPA materi Ksp Kerja Siswa (LKS) yang telah dikembangkan berbasis inkuiri dinyatakan lolos pada penilaian selanjutnya dilaksanakan uji coba lapangan. tahap 1. (LKS) dikonsulatasikan selanjutnya konten sebagai draft kepada dosen draft validitas pembeljaran yang 1 validasi mengetahui perangkat (tujuan, yang butir penilaian telah terpenuhi dan Hasil uji coba ini selanjutnya akan Pada penilaian LKS tahap 1, pakar mem- didiskusikan dengan team ahli agar menghasilakn berikan saran dan masukan untuk penyempur- revisi-revisi untuk perbaikan Lembar Kerja Siswa naan. Adapun saran dan masukan yang diberikan (LKS) sehingga ketika Lembar Kerja Siswa (LKS) oleh pakar untuk menyempurnakan antara lain tersebut digunakan akan mampu menghasilkan menambahkan sumber gambar, memperbaiki data pembelajaran efektif. Produk akhir dari penelitian pengamatan dengan menambahkan hasil diskripsi ini adalah bahan ajar berupa LKS (Lembar penelitian Kegiatan Siswa) yang mempunyai spesifikasi penilaian KGS Pengamatan, mengganti kontras sebagau berikut::a) produk berupa LKS yang warna agar terlihat lebih jelas pada salah satu dikembangkan halaman dalam LKS, memperbaiki beberapa berbasis inkuiri untuk agar lebih mudah dalam melakukan meningkatkan keterampilan generik sains siswa, b) ruangan mengembangkan generik memperbaiki kesalahan ketik salah satunya di pengamatan, bahasa simbolik dan inferensi logika; dalam LKS. Saran dan masukan yang diberikan c) LKS dilengkapi dengan cakrawala kimia oleh pakar sudah dilakukan. keterampilan dalam LKS agar terlihat padat, Selanjutnya penilaian LKS pada tahap 2 tentang pentingnya aplikasi materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dan dihubungkan dengan dilakukan masalh-masalah yang tahap 2 menurut BSNP yang telah dimodifikasi kreatif yaitu terdiri dari komponen kelayakan isi, kom- menuntut kehidupan keterampilan sehari-hari berpikir 5 menggunakan instrumen penilaian Pawestri Farrah Diba, dkk. / Journal of Innovative Science Education 6 (1) (2017) ponen penyajian dan komponen bahasa. Tahap 2 perbaikan yang telah dilakukan adalah Perbaikan divalidasi oleh 3 orang pakar antara lain menilai sedikit konsep materi agar tidak terjadi kesalah kelayakan isi, penyajian dan bahasa. ini juga men- pahaman siswa, dan perbaikan EYD. Penilaian dapat saran dan masukan dari pakar. Adapun validasi oleh pakar ahli disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil Penilaian Validasi LKS Materi Ksp Berbasis Inkuiri Pakar Jumlah Skor Rata-Rata Persentase (%) Kriteria Isi/Materi 59 3,68 92,18 Sangat layak Penyajian 45 3,75 93,75 Sangat Layak Bahasa 30 3,75 93,75 Sangat layak Berdasarkan Tabel 1. diketahui bahwa berdasarkan keterampilan proses juga dapat penilaian tahap 2 oleh pakar bidang isi diperoleh mendukung pengetahuan tentang keterampilan rata-rata skor 3,68 dengan persentase 92,18%, proses. Tahap selanjutnya setelah produk yang penyajian rata-rata skor 3,75 dengan persentase 93,75%, bahasa rata-rata skor 3,75 dengan dikembangkan dinyatakan layak dan sudah persentase 93,75%, Oleh karena itu dapat disim- direvisi berdasarkan saran pakar, maka di uji pulkan bahwa LKS yang dikembangkan peneliti cobakan pada skala kecil. Jumlah sampelnya memiliki kriteria layak. Hal ini sesuai dengan terbatas, peneliti mengambil 20 siswa dari kelas hasil penelitian Karsli & Sahin (2009) yang XI MIA 4. Berdasarkan hasil penelitian pada menunjukkan bahwa LKS dapat membantu guru skala kecil setelah proses pembelajaran selesai dalam memfasilitasi siswa untuk meningkatkan diperoleh observasi keterampilan proses ilmiah aktivitasmembaca,berpikir,mengembangkan siswa, hasil belajar siswa, serta tanggapan dari keterampilan proses dan berkolaborasi, serta siswa. Tabel 2 Hasil Tanggapan Siswa Uji Skala Kecil No. 1 2 3 4 Indikator Angket Keterbacaan lembar kerja siswa Implementasi lembar kerja siswa Keterampilan generik sains yang terdapat dalam LKS Respon setelah penerapan LKS Berdasarkan hasil analisis respon siswa menyatakan Persentase (%) 78 79 78 65 Kesimpulan Baik Baik Baik Cukup bahawa ada masih beberapa dalam uji coba skala kecil diketahui bahwa siswa kesalahan terutama pengetikan, beberapa kata memberikan respon positif terhadap Lembar yang masih kurang sesuai. Penelitian ini Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan. Hal ini didukung oleh Sofiati (2014) dengan temuan ditunjukkan dengan 5 siswa memebrikan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat penilaian sangat baik dan 15 siswa memberiakan meningkatkan keterampilan generik sains siswa. penialaian baik. Hal ini sesuia saran yang Hal yang sama juga diungkapkan oleh Aritta ditunjukkan siswa melalui angket respon yang (2011) yang menyatakan bahwa hasil penelitian 6 Pawestri Farrah Diba, dkk. / Journal of Innovative Science Education 6 (1) (2017) diketahui bahwa umumnya siswa menyatakan Ksp berbasis inkuiri di kelas eksperimen. Pada respon positif terhadap pembelajaran dengan penerapan LKS KGS yang telah diobservasi model inkuiri laboratorium terbimbing pada yaitu KGS hubungan sebab-akibat, pengamatan, materi kelarutan dan hasilkali kelarutan. bahasa simbolik dan inferensi logika. Selanjutnya dilakukan penerapan LKS materi Tabel 3 Hasil Nilai Lembar Kerja Siswa Indikator KGS I 88,15 77,60 83,55 87,50 Hukum sebab-akibat Pengamatan Bahasa simbolik Inferensi logika Rata-Rata Pertemuan II III 88,15 89,47 79,50 80,26 86,18 86,84 88,47 88,81 IV 90,13 81,00 87,50 89,47 Rata-Rata 88,90 80,00 86,01 88,50 86,20 Pada Tabel 3 menunjukkan persentase pembeljaran mampu meningkatkan penguasaan masing-masing keterampilan pada keterampilan generik sains sains calon guru siswa penggunaan lembar kerja berbasis inkuiri untuk kimia dengan taraf pencapaian tinggi dan meningkatan keterampilan generik sains siswa sedang.keterampilan generik sains pemodelan yang rerata pencapaian nilainya tergolong tinggi memiliki taraf pencapaian lebih tinggi (86.20%). Dari kelima keterampilan generik sains dibandingkan keterampilan generik sains lainnya dengan kriteria paling tinggi yang dimiliki siswa skala SIMPULAN Berdasarkan hasil validasi Lembar Kerja (87.83%), bahasa simbolik (86.01%) dan pengamatan (80%). Keterampilan pengamatan Siswa (LKS) materi Ksp berbasis inkuiri untuk dalam kriteria sedang, hal ini dikarenakan siswa meningkatakan keterampilan generik sains siswa inferensi logika (88.5%), kesadaran tidak dapat menjelaskan secara detail hasil layak untuk digunakan dalam pembelajaran. pengamatan dan banyak dari hasil pengamatan Lembar Kerja Siswa (LKS) materi Ksp berebasis ini inkuiri untuk meningkatakan keterampilan disebabakan pada prosedur kerja salah satu generik sains siswa efektif untuk meningkatkan dalam pencampuran garam. Penelitian yang keterampilan generik sains dan hasil belajar dilakukan oleh Arrita (2011), Kiswanto et al. siswa. yang (2005), mereka dan peroleh Praptiwi berbeda. (2012) Hal Penelitian ini perlu dikembangkan lebih tentang pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing lanjut agar lebih bermanfaat dalam kegiatan yang dapat meningkakan keterampilan pembelajaran. Koordinasi yang baik antara pengamatan, bahasa simbolik, unjuk kerja, peneliti dan pihak sekolah perlu dilakukan agar penguasaan konsep, dan sikap ilmiah. Sudarmin pelaksanaan penelitian dapat terlaksana sesuai (2007) melaporkan bahwa penerapan model rencana. 7 Pawestri Farrah Diba, dkk. / Journal of Innovative Science Education 6 (1) (2017) DAFTAR PUSTAKA Siswa SMP RSBI. Unnes Science Education Journal, 1(2), 86-95. Prastowo, A. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta. Penerbit : DIVA Press (Anggota IKAPI). Sofiati. (2014). Pengembangan Instruksi Praktikum Berbasis Keterampilan Generik Sains pada Pembelajaran Fisika Materi Teori Kinetik Gas Kelas Xi IPA SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal Inkuiri, 3(1), 50-61. Sudarmin. (2007). Pengembangan Model Pembelajaran Kimia Organik dan Keterampilan Generik Sains (MPKOKG) bagi Calon Guru Kimia, Disertasi, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Suma, K. (2003). Pembekalan KemampuanKemampuan Fisika Bagi Calon Guru. Disertasi. Bandung: PPS UPI. Sumarni, W., Sudarmin, Wiyanto, & Supartono. (2016). Preliminary Analysis of Assessment Instrument Design to Reveal Science Generic Skill and Chemistry Literacy. International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE), 5(4), 331-340. Taufiq, M., Dewi, N. R., & Widiyatmoko, A. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran IPA Terpadu Berkarakter Peduli Lingkungan Tema “Konservasi” Berpendekatan Science-Edutainment. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(2), 123129. Wiyanto. (2008). Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium. Semarang: Unnes Press. Abdi, A. (2014). The Effect of Inquiry-based Learning Method on Students’ Academic Achievement in Science Course.Universal Journal of Educational Research, 2(1), 37-41. Al-Tabany, T.I.B. (2014). Mendesain Model Pembelajran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Anam. (2015). Pembelajaran Berbasis Inkuiri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arrita. (2011). Pengaruh Inkuiri Laboratorium Terbimbing Terhadap Keterampilan Generik Sains Siswa SMA Pada Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Jurnal Pendidikan, 2(1), 254-266. Brotosiswojo, B.S. (2001). Hakikat Pembelajaran MIPA Dan Kiat Pembelajaran Kimia di Perguruan Tinggi. Proyek. Jakarta: PAUPPAI. Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat. Karsli, F. & Sahin, C. (2009). Developing Worksheet Based on Science Prosess Skills: Factors Affecting Solubility. Journal Asia-Pasific Forum on Science Learning and Teaching, 10 (1), 1-12. Kiswanto, Wiyanto, & Linuwih, S. (2005). Pengembangan Kompetensi Dasar Bersikap Ilmiah Melalui Kegiatan Laboratorium Berbasis Inquiri bagi siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 3(3), 133-197. Praptiwi, L. (2012). Efektivitas Model Pembelajaran Eksperimen Inkuiri Terbimbing Berbantuan My Own Dictionary untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Unjuk Kerja 8