Hubungan Antara Komunikasi Dalam Keluarga Dengan Empati Siswa SMP Negeri 3 Lingsar Ahlussunnah, Made Pilliani, & I Made Sonny Gunawan Program Studi Bimbingan dan Konseling, FIP IKIP Mataram E-mail:[email protected] Abstrack: Families communication is the communication that happen in the families among parents, parents and children, and children and children. Effective communication is needed to build in families to keep consistency information, firmness, and believe among the people. The statement problems of the research that is there any the correlation between internal families communication with students empathic at SMPN 3 Lingsar Lombok Barat in academic year 2014/2015 and the research aimed at finding out the correlation between internal families communication with student empathic at SMPN 3 Lingsar Lombok Barat with total number of the population 131 students and the sample of the research 33 students. The sample was taken 25% by using proportional random sampling technique. The data gathering used angket and documentation, interview, documentation and the data analyzed is used correlation product moment formulation. Based on the data analysis is gotten that r-test score 0,726 and r-table 0, with signification level 5% and degree of freedom N=33. It means that r-test was higher than r-table (0,726 > 0,344). So that way, alternative hypothesis (Ha) was accepted and null hypothesis (Ho) rejected. Therefore, it taken conclusion that there was significant correlation between internal families communication with students empathic at SMPN 3 Lingsar Lombok Barat in academic year 2014/2015. Key Words: Internal families Communication and Empatic Abstrak:Komunikasi dalam keluarga merupakan suatu bentuk komunikasi yang terjadi antar orang tua, antara orang tua dengan anak, dan antara anak dengan anak. Komunikasi yang efektif perlu dibangun dan dikembangkan dalam keluarga karena faktor konsistensi informasi, ketegasan, dan rasa saling percaya satu sama lain akan menumbuhkan sikap sosial yang baik pada siswa. Komunikasi yang terjadi secara verbal mapun nonverbal dalam keluarga melibatkan semua unsur komunikasi baik pesan, kesan, maupun umpan balik. Dari keluarga siswa mulai berkembangnya perilaku atau sikapnya terhadap orang lain termasuk sikap empati. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Ada Hubungan Antara Komunikasi Dalam Keluarga Dengan Empati Siswa SMP Negeri 3 Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2014/2015?. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan antara komunikasi dalam keluarga dengan empati siswa SMP Negeri 3 Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2014/2015.Teknik penetapan sampel menggunakan 25 % 131 orang sehingga jumlah sampel penelitian 33 orang dan teknik pengambilan sampel menggunakan Proportional random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket sebagai metode pokok, dokumentasi dan metode observasi sebagai metode pelengkap, analisis data menggunakan analisis statistic dengan rumus korelasiproduct moment dan setelah dianalisis didapatkan hasil dari penelitian ini yaitu nilai r hitung dalam penelitian ini adalah 0,726, sedangkan nilai r dalam tabel dengan taraf signifikan 5% dengan N=33 diperoleh 0,344 atau (0,726>0,344), kenyataan ini menunjukkan bahwa 1 nilai rxy yang diperoleh dalam penelitian ini adalah lebih besar dari pada nilai rxy tabel. Maka dapat dikemukakan bahwa hipotesis nihil (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima berbunyi: Ada hubungan antara komunikasi dalam keluarga dengan empati siswa SMP Negeri 3 Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2014/2015, artinya hasil penelitian ini “Singnifikan”. Kata Kunci: Komunikasi Dalam Keluarga, Empati Pendahulaun Peranan komunikasi keluarga sangat penting terhadap perkembangan sosial anak, tidak hanya terbatas pada situasi sosial ekonominya atau keutuhan struktur dan interaksinya saja di samping itu juga, keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikan merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat (Yusuf, 2007:37). Sedangkan menurut Gunarsa (2002:205) ”Komunikasi dalam keluarga terbentuk bila hubungan timbal balik selalu terjalin antara ayah, ibu dan anak”. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa intensitas komunikasi keluarga adalah tingkat kedalaman dalam penyampaian pesan dari orang tua kepada anak, atau dari anak kepada orang tua yang di ikuti oleh kejujuran, kepercayaan, keterbukaan, penerimaan, dukungan, sehingga menimbulkan respon dalam bentuk perilaku sikap empati. Empati sangat diperlukan dalam membangun hubungan baik dalam masyarakat,teman sebaya siswa, dan terlebih lagi dalam keluarga. Sikap empati dapat mengajarkan bagaimana cara memahami lingkungan, teman sebaya dan dapat membantu ketika sebaya siswa sedang menghadapi masalah. Tanpa empati siswa tidak bisa menyelami pikiran dan perasaan orang lain. Menurut (Depdikbud, 1995), empati berarti keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang lain atau kelompok lain. Lebih gampangnya empati berarti mampu menempatkan diri seolah-olah menjadi seperti orang lain. Berangkat dari pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk mengungkap keterkaitan antara pola komunikasi dalam keluarga dengan sikap empati siswa SMP Negeri 3 Lingsar Tahun Pelajaran 2014/2015. Adapun tujuan penelitian ini adalah Ingin mengetahui Hubungan Antara Komunikasi dalam keluarga terhadap sikap empati siswa SMP Negeri 3 LingsarKabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2014/2015. Adapun hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis, dengan uraian sebagai berikut: 1). Hasil penelitian ini menyajikan data tentang aspek komunikasi dalam keluarga dan sikap empati siswa.Oleh karena itu, data tersebut diharapkan dapat bermanfaat sebagai acuan dalam pengembangan wacana atau tulisan mengenai masalah siswa dari segi komunikasi keluarga beserta kaitannya dengan sikap empati siswa. 2). Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai acuan bagi guru BK atau konselor sekolah dalam mengenali masalah siswa dari segi komunikasi keluarga dan sikap empati siswa. 2 Kajian Literatur Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerimaan atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Rogers, 2000:19).Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan yang dapat berupa pesan informasi, ide, emosi, keterampilan dan sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat menimbulkan efek berupa tingkah laku yang dilakukan dengan media-media tertentu. Orang tua adalah pendidik dalam keluarga, orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, oleh karena itu bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga (Djamarah, 2004:85). Empati adalah arti kata dari einfuhlung (bahasa Jerman).Secara harfiah artinya merasakan ke dalam.Empati berasal dari kata Yunani yaitu pthos, yang berarti perasaan yang mendalam dan kuat yang mendekati penderitaan, (May dalam Saam, 2013:39).Menurut Prayitno (2009: 24) dalam buku Bimbingan dan Konseling empati merupakan suatu proses dimana seseorang berfikir mengenai kondisi orang lain yang seakan-akan dia berada pada posisi orang lain tersebut dan karakter edektif yang mempengaruhi pengalaman terhadap emosi orang lain. Rogers dalam sebuah sumber menyatakan bahwa empati memiliki dua konsep.Pertama, empati adalah melihat kerangka berpikir orang lain secara akurat. Kedua, dalam memahami orang lain tersebut individu seolah-olah masuk masuk dalam diri orang lain sehingga bisa merasakan dan mengalami sebagaimana yang dirasakan dan dialami oleh orang lain itu, tetapi tanpa kehilangan identitas dirinya sendiri (Taufik, 2012: 40). Metode Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan empiris, berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Maka tidak perlu ditimbulkan secara sengaja. Subyek dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMP Negeri 3 Lingsar yang berjumlah 33 siswa. Dalam penelitian ini untuk menganalisis data yang diperoleh digunakan statistik Korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut (Suharsimi, 2006:70). ∑ √(∑ Keterangan: 3 )(∑ ) ∑ = koefisien korelasi antara variabel x dan y, dua variabel yang dikorelasikan. = product dari-hasil x kali y = kuadrat dari x = kuadrat dari y = jumlah perkalian x dengan y Hasil Penelitian Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah : a. Penentuan Subyek Penelitian Langkah awal yang dilakukan adalah menentukan populasi penelitian.Dalam hal ini yang menjadi populasi subyek adalah kelas VIII dengan jumlah populasi 131 orang. b. Jadwal Pelaksanaan Ujian Bertitik tolak dari tujuan penelitian yaitu: Hubungan antara komunikasi dalam keluarga dengan empati siswa. Maka untuk mendapatkan data yang dimaksud, peneliti melakukan penyebaran angket yang dilakukan kepada semua siswa yang menjadi sampel penelitian, dan diberikan angket dengan jenis pertanyaan yang sama mulai tanggal 11 s/d 13Agustus 2014. c. Pelaksaan Pengumpulan Data Adapun kegitan-kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan pengumpulan data ini adalah sebagai berikut: 1) pengumpulan data dengan metode observasi, 2) pengumpulan data dengan metode dokumentasi, dan 3) pengumpulan data dengan metode angket. 1) Pengumpulan data dengan metode Observasi Metode observasi merupakan metode pendukung yang digunakan peneliti untuk mempermudah dalam pengambilan data.Observasi dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2014 SMP Negeri 3 Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2014/2015. Data yang dikumpulkan peneliti dalam observasi ini adalah mengamati secara langsung kegiatan siswa di sekolah baik di dalam maupun di luar kelas serta kondusifitas lingkungan sekolah dan ruang kelas di SMP Negeri 3 Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2014/2015. 2) Pengumpulan data dengan metode dokumentasi Pengumpulan data dengan metode dokumentasi dilakukan dari tanggal 8 Agustus 2014. Data yang dikumpulkan melalui dokumentasi ini adalah foto kegiatan siswa dalam mengisi angket serta data tentang nama dan jumlahsiswa kelas VIII SMP Negeri 3 Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2014/2015 yang dijadikan objek penelitian. 3) Pengumpulan data dengan metode angket Data yang dikumpulkan melalui metode angket dalam penelitian ini adalah data tentang komunikasi dalam keluarga dan empati.Penyebaran dan pengumpulan angket dilakukan pada tanggal 11 s/d 13 Agustus 2014. 4 Tabel 4.1. Data tentang jumlah rekapitulasi hasil skor angket tentang Hubungan antara Komunikasi dalam Keluarga Dengan Empati Siswa SMP Negeri 3 Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2014/2015. No Urut Nama-nama Subyek (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 (2) AFA AH FS KU HH JK KF LWM PRF RM SN TWT ATH AS DA BSA HS KA NA AB AM MM RA ISMJ IR LA AG AH LMAA MF EDP VER ZFH Jumlah Skor Masing- Masing Angket Komunikasi dalam Empati keluarga (3) (4) 47 49 35 53 55 60 42 53 59 60 46 48 45 46 56 58 51 55 53 60 50 60 54 56 50 55 48 60 46 50 44 60 45 48 33 45 46 49 51 56 60 64 50 55 28 45 46 56 48 50 46 51 54 56 51 55 52 55 44 56 54 58 49 61 60 65 Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian hipotesis ini sesuai dengan yang telah dicantumkan pada Bab sebelumnya adalah sebagai berikut: 1) 5 merumuskan hipotesis nihil (Ho), 2) membuat tabel kerja, 3) memasukkan data kedalam rumus, 4) menguji data r product moment, 5) menarik kesimpulan. 1. Merumuskan hipotesis nihil (Ho) Sehubungan dengan analisis data yang menggunakan analisis statistik, maka hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan yang berbunyi: Ada hubungan antara komunikasi dalam keluarga dengan empati siswa SMP Negeri 3 Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2014/2015 . Sehingga hipotesis nihil (Ho) dalam penelitian ini dapat dirumuskan bahwa Tidak ada Hubungan Antara Komunikasi dalam Keluarga dengan Empati siswa SMP Negeri 3 Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Membuat tabel kerja Tabel kerja untuk pengolahan data yang telah dikumpulkan dengan metode angket, observasi dan dokumentasi guna menguji hipotesis tentang Hubungan Antara Komunikasi dalam Keluarga dengan Empati siswa SMP Negeri 3 Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2014/2015. Tabel 4.2. Tabel Kerja pengujian hipotesis tentang ”Hubungan Antara Komunikasi dalam Keluarga dengan Empati siswa SMP Negeri 3 Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2014/2015”. No Subjek X Y X y x2 y2 Xy (1) 1 (2) (3) 47 (4) 49 (5) - 1,424 (6) -5,787 (7) 2,027 (8) 33,489 (9) 8,240 35 53 -13,424 -1,787 180,203 3,193 23,988 55 60 6,576 5,213 43,243 27.175 34,280 42 53 -6,424 1,787 41,267 3,193 11,479 59 60 10,576 5,213 111,851 27,175 55,132 46 48 -2,424 -6,787 5,875 46,063 16,451 45 46 -3,424 -8,787 11.723 77,211 30,086 56 58 7,576 3,213 57,395 10,323 24,341 51 55 2,576 0.213 6,635 0,045 0,548 53 60 4,576 5,213 20,939 27,175 23,854 50 60 1,576 5,213 2,483 27,175 8,215 54 56 5,576 1,213 31,091 1,471 6,763 50 55 1,576 0,213 2,483 0,045 0,335 48 60 -0,424 5,213 0,179 27,175 2,210 46 50 -2,424 -4,787 5,875 22,915 11,603 44 60 -4,424 5,213 19,571 27,175 23,062 45 48 -3,424 -6,787 11,723 46,063 23,238 33 45 -15,424 -9,787 237,899 95,785 150,954 46 49 -2,424 -5,787 5,875 33,489 14,017 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 AFA AH FS KU HH JK KF LWM PRF RM SN TWT ATH AS DA BSA HS KA NA 6 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 AB AM MM RA ISMJ IR LA AG AH LMAA MF EDP VER ZFH Σ Mx 51 56 2,576 0,213 6,635 0,045 0,548 60 64 11,576 9,213 134,003 84,879 106,649 50 28 55 45 1,576 -20,424 0,213 -9,787 2,483 417,139 0,045 95,785 0,335 198,108 46 56 -2,424 1,213 5,875 1,471 2,940 48 50 -0,424 -4,787 0,179 22,915 2,029 46 51 -2,424 -3.787 5,875 14,341 9,179 54 56 5.576 1,213 31,091 1,471 6,763 51 55 2,576 0,213 6,635 0,045 0,548 52 55 3,576 0,213 12,787 163,507 0,761 44 56 -4,424 1,213 19,571 1,471 5,366 54 58 5,576 3,213 31,091 10,323 17,915 49 61 0,576 6,213 0,331 38,601 3,578 60 65 11,576 10,213 134,003 104,305 118,225 1598 1808 -5,290 10,895 1.593,635 1.048,166 938,665 X 1598 48,424 N 33 Y 1808 54,787 My N 33 3. Memasukkan data ke dalam rumus Berdasarkan tabel kerja tersebut maka diketahui: ΣX = 1598 ΣY = 1808 2 Σx = 1.593,635 Σy2 = 1.048,166 Σxy = 938,665 Langkah selanjutnya adalah memasukkan data yang telah diperoleh tersebut kedalam rumus Korelasi Product Moment penerapan rumus secara singkat sebagai berikut: xy 938.665 rxy rxy 2 2 1.593,635 1.048,166 x y rxy 938.665 1.670.349 rxy 938.665 1292,437 7 rxy 0.726 Menguji nilai r Dari hasil pengujian nilai r di atas, dimana rhit sebesar 0,726 lebih besar dari pada rtab sebesar 0,344 dengan taraf signifikan 5% maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian, kesimpulan analisis dalam penelitian ini adalah: “Ada Hubungan Antara Komunikasi Dalam Keluarga dengan Empati Siswa SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat Tahun Pelajaran 2014/2015” (signifikan). Pembahasan Komunikasi keluarga adalah suatu kegiatan yang pasti terjadi dalam kehidupan keluarga, komunikasi antara orang tua dengan anak perlu dibangun secara harmonis dalam rangka membangun hubungan yang baik dalam keluarga(Djamarah, 2004:38). Allport (dalam Taufik, 2012:39) mendefinisikan bahwa empati sebagai perubahan imajinasi seseorang ke dalam pikiran, perasaan, dan perilaku orang lain. Komunikasi dalam keluarga merupakan suatu bentuk komunikasi yang terjadi antar orang tua, antara orang tua dengan anak, dan antara anak dengan anak. Komunikasi yang efektif perlu dibangun dan dikembangkan dalam keluarga karena foktor konsistensi informasi, ketegasan, dan rasa saling percaya satu sama lain akan menumbuhkan sikap sosial yang baik pada siswa. Komunikasi yang terjadi secara verbal mapun nonverbal dalam keluarga melibatkan semua unsur komunikasi baik pesan, kesan, maupun umpan balik. Dari keluarga siswa mulai berkembangnya perilaku atau sikapnya terhadap orang lain termasuk sikap empati. Dari paparan di atas maka sudah jelas bahwa hubungan antara komunikasi dalam keluarga dengan empati siswa memiliki hubungan yang sangat erat, di mana ketika terjadi komunikasi antara anak dengan orang tua maka secara tidak langsung rasa empati itu akan muncul dengan sendirinya. Berdasarkan pada hasil analisis di atas, dimana nilai r product moment hasil penelitian setelah diperoleh nilai rhit dengan N = 33 dalam penelitian ini adalah sebesar 0,726 sedangkan rtab dengan taraf signifikan 5% pada N = 33 harga rtab = 0,344. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rhit>rtab yaitu 0,726 > 0,344 yang menyatakan bahwa hipotesis nihil (Ho) yang diajukan diolak dan sebaliknya hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan diterima yang artinya bahwa hasil penelitian ini adalah “signifikan”, dengan kata lain bahwaada Hubungan Antara Komunikasi Dalam Keluarga Dengan Empati Pada SiswaSMP Negeri3 Lingsar Kab. Lombok Barat Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan tingkat hubungan “kuat” pada nilai interval koefisien 0,60 – 0,799. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai rhit dengan N = 33 dalam penelitian ini adalah sebesar 0,726 sedangkan rtab dengan taraf signifikansi 5% pada N = 33 menunjukkan harga rtab = 0,344. Ini menunjukan bahwa nilai rhit>rtab yaitu 0,726 > 0,344. Hipotesis alternatif (Ha) “diterima” sedangkan hipotesis nihil (Ho) “ditolak”, maka dapat disimpulakan bahwa ada hubungan antara komunikasi dalam keluarga dengan empati siswa SMP Negeri 3 Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun pelajaran 2014/2015 dengan tingkat hubungan “kuat”, yakni 0,726 yang diacukan pada nilai interval koefisien korelasi 0,60 – 0,799 yang dikategorikan dalam interprestasi koefisien korelasi kuat. Saran 8 1. 2. 3. 4. Kepala sekolah hendaknya menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang nyaman serta mendukung bagi terbentuknya komunikasi siswa dan empatibaik antara sesama siswa, guru, warga sekolah, dan tentunya dalam lingkungan keluarga para siswasiswanya. Kepada guru bimbingan konseling hendaknya memaksimalkan pemberian layanan bimbingan dan konseling khususnya layanan bimbingan konseling individu maupun bimbingan kelompok kepada siswa sehingga siswa dapat meningkatkan komunikasi dalam keluarga dan empati, baik di lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, maupun di lingkungan masyarakat pada umumnya. Bagi para siswa dan siswi hendaknya dapat menyadari akankemampuan berkomunikasi dan empati pada dirinya yang sedang dalam masa remaja dan dapat memanfaatkan dan meningkatkan kemampuan tersebut dengan bantuan dari layanan bimbingan konseling yang ada di sekolah secara maksimal untuk mengukur sejauh mana kemampuan para siswa dalam meningkatkan komunikasi dalam keluarga dengan empati yang dimiliki. Bagi para peneliti lain agar mengadakan penelitian lanjutan dengan cakupan penelitian yang lebih luas karena kemungkinan ada faktor-faktor lain juga yang belum terungkap dalam penelitian ini. Daftar Pustaka Arikunto,S.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Depdikbud, 1995.Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka. Djamarah, S. B. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua Dan anak Dalam Keluarga. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Gunarsa, S.D.2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Jakarta : Gunung Mulia. Prayitno, A. 2009, Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Rogers, dkk. 2000.Communication of Innovations.New York: The Frre Press. Saam, Z. 2013. Psikologi Konseling. Jakarta: Rajawali Pers. Taufik.2012. Empati Pendekatan Psikologi Sosisal.Jakarta: Rajawali Pers. Yusuf, S.2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. 9