INSPEKTORAT Catatan atas Laporan Keuangan Per 31 Desember 2016 XamBoi:Sarat Vn^^uCMandiri, Se/aAtera cfan SermartaAat Ment^lomBo/iSarat San^Ait Difandasidfiiai Tatut TatuA Patju wmsm Negara Kesatuan Republik Indonesia menyeienggarakan pemerintahan negara dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil, makmur dan merata berdasarkan Pancasila dan UUD R1 Tahun 1945. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Negara Kesatuan R1 dibagi atas daerah-daerah provlnsi, dan daerah provinsi terdiri atas kabupaten dan kota. Tiap-tiap daerah tersebut mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya,termasuk pengelolaan keuangannya. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dalam rangka penyelenggaraan fungsi pemerintahan. serta Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah serta Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2014 tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat Berdasarkan ketentuan pada peraturan-peraturan tersebut, Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran menyeienggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang dan ekuitas dana yang berada dalam tanggungjawabnya serta menyiapkan Laporan Keuangan sehubungan dengan pelaksanaan anggaran dan barang yang dikeloianya. Laporan Keuangan yang dimaksud terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) yang disampaikan kepada Kepala Daerah melalui PPKD selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir. 1.1. Peranan dan Tu|uan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Laporan Keuangan Inspektorat Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2016 disusun dengan maksud untuk memenuhi tanggung jawab konstitusi sesuai dengan ketentuan UU No. 17/2003, UU No. 1/2004, PP No 58/2005, PP No. 71/2010, Peraturan Daerah No. 5/2007, Perbup No. 25/2014 dan Perbup 35/2014. a. Peranan Pelaporan Keuangan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disusun untuk menyediakan informasi yang reievan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan (Pemerintah Daerah) selama satu periode pelaporan. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan daerah, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. b. Tujuan Pelaporan Keuangan Tujuan Pelaporan Keuangan adalah menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat keputusan dan menilai akuntabilitas publik Inspektorat atas sumber daya yang dipercayakan,dengan: > menyediakan informasi mengenai sumber,alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan; > menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran; Temimrromgsr dan Pencapaian Target Kineija Keuangan 2.1. Kebijakan Keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Barat tahun anggaran 2016 disahkan melalui Perda Nomor 12 Tahun 2015 sedangkan APBD Perubahan disahkan meialui Perda Nomor? Tahun 2016. Terkait dengan perubahan anggaran pendapatan dan belanja pada Inspektorat Kabupaten Lombok Barat,adalah sebagai berikut: N Uralan Anggaran setelah Kenaikan/ Perubahan Penurunan - - - - - - - - Anggaran Semula 0 Pendapatan Pendapatan 1 1 % 1 fumlah Pendapatan Belanja Belanja Pegawai 4.624.150.662,00 4.701.059.292,61 76.908.630,61 1,66 2 Belanja Barang 2.279.838.000,00 2.560.000.000,00 280.162000,00 12,29 3 Belanja Modal jumlah Belanja Defisit/Surplus 37.750,000,00 56.328.000,00 7.317.387.292,61 18.578.000,00 375.648.630,00 49,21 (6.941.738.662) (7.317.387.292,61) (375.648.630,00) 5,41) 11 6.941.738.662 5,41 Menyikapi kebijakan keuangan Pemerlntah Kabupaten Lombok Barat dengan adanya perubahan APBD tahun 2016 tersebut diatas, ada beberapa strategi yang ditempuh Inspektorat Kabupaten Lombok barat antara lain ; Upaya penghematan belanja, dengan menempuh kebijakan sebagai berikut: a. Penghematan penggunaan belanja telepon, air, listrik dan belanja perawatan kendaraan bermotor. b. Penetapan nilai satuan harga belanja barang dan jasa berdasarkan standar harga yang ditetapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat Ketersediaan dana untuk membiayai kegiatan menjadi faktor pembatas dalam mewmjudkan kinerja kegiatan yang dilaksanakan .sehingga permasalahan utama yang dihadapi oleh Inspektorat Kabupaten Lombok Barat adaiah : Kesulitan dalam mengukur penggunaan belanja telepon, air, listrik dan belanja perawatan kendaraan bermotor yang dialokasikan setiap bulan. 2.2. Indikator Pencapaian Target Kinerja Keuangan Indikator pencapaian target kinerja keuangan tercermin pada penyerapan anggaran Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung dalam konteks penganggaran berdasar Permendagri Nomor: 13 tahun 2006 pada masing-masing program yang menjadi tugas pokok dan fungsi Inspektorat sesuai dengan Peraturan Bupati Lombok Barat nomor 37 tahun 2011. 1) Non Program Adapun yang masuk dalam kegiatan Non Program dalam Pencapaian Kinerja (Belanja Tidak Langsung)dapat dilihat pada tabel berikut ini: 3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Pencapaian kinerja keuangan tergambar pada pencapaian/realisasi anggaran pendapatan dan belanja. Berikut disajikan gambaran reaiisasi anggaran tahun 2016 dan perbandingan dengan realisasi tahun anggaran 2015. No Uraian Anggaran setelah Perubahan Realisasi(Rp) Tahun 2016 % Tahun 2016 Tahun 2015 Amaaran Thn 2015 I I 1 II A. PENDAPATAN 1 Pendapatan 0.00 0.00 0.00 0.00 o.op 1 Jumlah Pendapatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 B. BEUNJA 1 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal 2 3 II 4,701,059,292.61 2,560,000,000.00 4,574,230,207.00 2,534,786,042.00 4,083,915,625.00 2,122,144,749.00 97.30 12.00 99.02 19.44 56,328,000.00 56,328,000.00 195,570,000.00 100.00 (71.19) 97.92 11.93 4 Jumlah Belanja Surplus/Defisit 7.317.387.292.61 7.165.344JZ«.00 6,401,630.374.00 (7.317,387,292.61) (7,165,344.249.00) (6,401,630,374.00) - Dari sisi belanja, terdapat penghematan pengeluaran sebesar Rp 152.043.043,61 yaitu dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp 7.317.387.292,61 terealisasi sebesar Rp 7.165.344.249,00 atau 97,92 %. Capaian bagian belanja sebesar 97,92 % terinci untuk masing-masing komponen belanja sebagai berikut: Belanja pegawai, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp 4.701.059.292,61 terealisasi sebesar Rp 4.574.230.207,00 atau 97,30 %. Belanja barang, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp 2.560.000.000,00 terealisasi sebesar Rp 2.534.786.042 atau 99,02 %. Belanja Modal,target anggaran setelah perubahan sebesar Rp 56.328.000,00 terealisasi sebesar Rp 56.328.000,00 atau 100,00 %. Dari sisi belanja, terjadi kenaikan realisasi sebesar 11,93 %, yaitu Rp 6.401.630.374,00 pada tahun 2015 menjadi Rp 7.165.344.249,00 pada tahun 2016 atau sebesar Rp 763.713.875,00. 3.2. Hambatan dan Kendala Pencapaian Target Dalam pelaksanaan kegiatan Inspektorat Kabupaten Lombok Barat terdapat hambatan dan kendala antara lain sebagai berikut; o Kesulitan untuk memprediksi pembiayaan atas belanja telepon, air, listrik dan belanja perawatan kendaraan bermotor. o Sulit untuk memprediksi adanya mutasi pegawai. Solusi yang dilakukan dalam mengatasi hambatan dan kendala,antara Iain: a. Melakukan evaluasi terhadap realisasi dan penggunaan telepon, air, listrik dan biaya perawatan kendaraan bermotor dari sebelumnya yang dijadikan dasar perencanaan anggaran tahun berikutnya. Perencanaan anggaran untuk pengawasan internal disesuaikan dengan anggaran murni dan anggaran perubahan tahun berjalan dan berikutnya. ....C Kebijakan Akuntansi Kebijakan akuntansi disusun untuk mengatur atau sebagai pedoman dalam penyusunan dan penyajian peiaporan kcuangan daerah. Laporan keuangan daerah adalah laporan pertanggungjawaban pemerintah daerah atas kegitan keuangan dan sumber daya eknomis yang dipercayakan serta menunjukkan posisi keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan pemerintahan. Sehubungan dengan berlakunya PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), maka kebijakan akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan tahun 2016 juga telah mengalami perubahan. 4.1. Asumsi Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Beberapa hal yang dipertimbangkan dalam penyusunan laporan keuangan SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat adalah sebagai berikut; • Asumsi kemandirian entitas; berarti bahwa unit Pemerintah Daerah sebagai entitas peiaporan dan entitas akuntansi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan dalam peiaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan sumber daya diluar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumberdaya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat keputusan entitas, serta terlaksana atau tidaknya program yang telah ditetapkan. • Asumsi kesinambungan entitas; berarti bahwa laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas tersebut akan berlanjut keberadaannya dan tidak dimaksudkan untuk melakukan likuidasi. • Asumsi keterukuran dalam satuan uang {monetary measurement]. Berarti bahwa Laporan keuangan Pemerintah Daerah harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi. Satuan uang yang digunakan adalah rupiah. 4.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Basis akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan yang diberlakukan untuk setiap SKPD Pemerintah Kabupaten Lombok Barat adalah sebagai berikut: • Basis Kas[cash basis] untuk penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Basis Kas digunakan untuk pengakuan pendapatan-LRA, belanja, transfer dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual untuk pengakuan pendapatan-LO, beban dan pos-pos luar biasa dalam Laporan Operasional, aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas peiaporan dan belanja serta transfer diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah atau entitas peiaporan. Penentuan sisa pembiayaan anggaran baik lebih ataupun kurang untuk setiap periode tergantung pada selisih realisasi penerimaan dan pengeluaran. 5.1 Rincian dan Penjelasan Masing-Masing pos-puj. huiatjuiaii ivLuaiifeuu NERACA KOMPARATIFper31 Desember 2016 dan 2015 1. ASET r Uraian Tahun 2016 [ Tahun2015 ASET LANCAR 1.1. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 lumlah 0,00 0,00 Tuntutan 0,00 0,00 Kas di Bendahara Pengeluaran Saldo Kas di Bendaharawan Pengeluaran sebesar Rp 0,00 dan Rp 0.00 merupakan saldo kas per tanggai 31 Desember 2016 dan 2015, dengan rincian: a. SisallUDP b. |asa bank bclum di setor ke kasda c. Uang PPK yang belum disetor lumlah * Sisa Kas di Bendahara Pengeluaran sudah/ belum disetor ke Kas Daerah tanggai 1.2. Kas di Bendahara Penerimaan Saldo Kas di Bendaharawan Penerimaan sebesar Rp 0,00 dan Rp 0,00 merupakan saldo kas per tanggai 31 Desember 2016 dan 2015, atas uang penerimaan dari wajib pajak/wajib restibusi yang belum disetor ke kasda • Sisa Kas di Bendahara Penerimaan sudah/ belum disetor ke Kas Daerah tanggai 1.3. Plutang Pajak Saldo Piutang Pajak sebesar Rp 0,00 dan Rp 0,00 merupakan saldo per tanggai 31 Desember 2016 dan 2015, dengan rincian sebagai berikut: a. Pajak Hotel b. Pajak Restoran 1.4. Bagian Lancar dari Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi(TGR) Saldo Bagian Lancar dari Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi sebesar Rp 0,00 dan Rp 0,00 merupakan saldo per tanggai 31 Desember 2016 dan 2015, yang berasal dari temuan kerugian kas daerah hasil audit dari aparat pengawasan yang bclum disetor ke kas daerah per tanggai neraca, dengan rincian sebagai berikut: a. Temuan BPK b. Temuan BPKP c. Temuan dari Itjen Depdagri d. Temuan dari Inspektorat Provinsi e. Temuan dari Inspektorat Kabupaten lumlah " 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Daftar rincian disajikan pada lampiran... iompok- JiMar ScaPtcra dan Jfef-manfaPaf menufu lomPok Barat Banfiktt 21 Diiandiui:Nifat Batut Tatu/i Tatju