BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerintah daerah sebagai sektor publik dituntut agar memiliki kinerja yang beorientasi pada kepentingan masyarakatnya dan berupaya memberikan pelayanan terbaik. Banyaknya berita dimedia cetak maupun elektronik tentang berbagai penyelewengan dana serta pemborosan anggaran belanja daerah yang dapat mengakibatkan terlambatnya pembangunan daerah. Banyaknya berita tersebut kinerja pemerintah daerah menjadi sorotan karena pihak masyarakat akan bertanya-tanya manfaat yang akan mereka peroleh. Tuntutan baru muncul agar organisasi sektor publik harus memiliki akuntabilitas dan kualitas serta value for money dalam menjalankan aktivitasnya. Value for money adalah konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasar pada tiga elemen, yaitu: ekonomi, efisien, dan efektif (Juita, 2012). Pemerintahan yang baik dapat dicapai dengan good corporate governance yang baik. Besarnya tekanan terhadap akuntabilitas pemerintah daerah dan penerapan good corporate governance pada pemerintah daerah akan mempengaruhi praktikpraktik penyelenggaraan operasi entitas sektor publik untuk memberi tanggapan akan perubahan yang dinginkan masyarakat, sebagai salah satu stakeholders. Pegawai di pemerintahan daerah diharapkan memiliki kinerja yang baik, karena kinerja yang baik akan menunjukkan akuntabilitas pegawai pemerintahan daerah. Pegawai diharapkan dapat memaksimalkan tanggung jawab mereka setelah 1 2 dibekali dengan pendidikan yang berkaitan dengan implementasi pekerjaan mereka. Good corporate governance ini merupakan suatu sikap, paradigma, tindakan, dan nilai suatu tindakan dari aparatur pemerintah daerah. Akuntabilitas diartikan sebagai bentuk kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan yang dicapai dalam misi organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemahaman good governance yang baik ini guna untuk penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan dan akuntabel secara lebih serius dan sistematis. Peran pemerintah yang sangat strategis banyak ditopang oleh birokrasi yang mampu menjalankan tugas dan fungsinya secara benar. Selanjutnya berdasarkan laporan keuangan pemerintah daerah yang dimuat dalam website (http//www.lomboktimurkab.go.id) dimana semakin meningkatnya isu terkait dengan defisit yang dialami oleh pemerintah daerah Kab Lombok Timur sampai ratusan milliyar membuat tercengang seluruh pengguna informasi. Informasi harus bermanfaat bagi para pemakai dan penggunanya, jika pemakai atau pengguna mengerti akan informasi tersebut. Dinas pengelolaan keuangan dan kekayaan aset pemerintah daerah Kab Lombok Timur merupakan bagian intgral dalam pemerintahan menjalankan visi dan otonomi daerah. Isu ini diperkuat dengan melihat laporan keuangan pemerintah daerah Kab Lombok Timur ini pada tahun 2012-2013. Defisit ini muncul karena adanya pembangunan yang banyak tetapi income ke pemerintah kecil sehingga pemerintah berani mengambil resiko dengan meminjam dana ke luar sehingga terjadi utang daerah yang menyebabkan defisit pada daerah tersebut (website : http//www.lomboktimurkab.go.id) 3 Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah yang berkaitan dengan sumber daya manusia sesuai dengan kepentingan, prioritas, dan potensi dari daerah tersebut. Sebagaimana tonggak dari otonomi daerah ini ditetapkan dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Otonomi daerah telah memberikan arah perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Pembangunan daerah yaitu pembangunan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Pembangunan ini dimaksutkan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan buat masyarakat daerah itu sendiri. Pemberian otonomi daerah kabupaten dan kota pengelolaan keuangan sepenuhnya berada di tangan pemerintah daerah. Sehingga setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dituntut untuk aktif dan transfaran dalam kinerja dan pengelolaan keuangannya. Tuntutan yang semakin tinggi diajukan terhadap pertanggung jawaban yang diberikan oleh penyelenggara negara. Otonomi yang luas, bertanggungjawab membawa perubahan pada pola dan sistem pengawasan terkait dengan diberinya keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, maka diperlukan manajemen keuangan daerah yang mampu mengontrol kebijakan keuangan daerah secara ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel. Pada konteks organisasi publik, kinerja adalah suatu ukuran prestasi atau hasil untuk mengelola dan menjalankan aktivitas organisasi dimana yang berhubungan dengan segala yang akan, sedang dan telah dilakukan oleh organisasi 4 tersebut dalam kurun waktu tertentu. Menurut Denny dan Tri (2010) tidak dapat dipungkiri bahwa untuk membentuk Sumber Daya Manusi (SDM) yang mempunyai kinerja baik dibutuhkan proses pembentukan dan pengembangan SDM yang berkualitas dalam organisasi. Kinerja organisasi dilihat dari kemampuan seseorang atau individu untuk menghasilkan keluaran-keluaran dan hasil-hasil dari tujuan organisasi. Sumber daya manusia merupakan tokoh penting dalam organisasi dimana sumber daya manusia merupakan tokoh yang sangat sentral dalam organisasi maupun perusahaan manapun. Pemerintah daerah harus berupaya untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya dari segala aspek bidang karena meningat peran penting untuk meningkatkan kinerja organisasi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Agar aktivitas berjalan dengan baik harus memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik. Sumber daya manusia (SDM) merupakan elemen yang sangat penting di dalam organisasi, oleh karena itu pengelolaan kualitas SDM dalam organisasi itu sangat penting. Mengelola SDM merupakan hal yang penting dalam pencapaian keberhasilan organisasi, lancar atau tidaknya organisasinya, dan tujuan yang dicapai. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting dalam kinerja suatu organisasi baik sebagai individu maupun tim. Menurut Mahmuddin (2007) bahwa sumber daya manusia bekerja dengan baik dan memberikan kontribusi yang baik dan bagus untuk organisasi maka kinerja seluruh organisasi akan baik. Organisasi yang baik yaitu organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan dari sumber daya manusianya karena berprinsip bahwa kemampuan dari sumber daya manusia merupakan faktor yang penting untuk 5 meningkatkan kinerja organisasi. Warisno (2009) dan Juita (2012) telah melakukan penelitian terkait dengan kualitas sumber daya manusia terhadap kinerja SKPD, penelitian tersebut menyatakan bahwa kualitas sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD. Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2000) menyimpulkan bahwa Sumber daya manusia tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Untuk mencapai tujuan dari sebuah organisasi diperlukan komitmen organisasi yang tinggi, komitmen yang tinggi merupakan tingkat kepercayaan tentang kerja dan mempunyai keinginan tetap dalam organisasi tersebut. Komitmen dipandang penting dalam suatu organisasi, karena dengan komitmen yang tinggi seorang karyawan akan bersikap professional dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah disepakati bersama dalam organisasi, yang fokusnya adalah nilai-nilai dan sikap (attitude) yang dimiliki oleh karyawan (Devi, 2009). Komitmen mendasarkan pada loyalitas, keterlibatan, dan penerimaan yang terkait dengan kinerja organisasi. Value for money yang ingin dicapai akan terwujud apabila didukung dengan adanya komitmen dari organisasi tersebut (Robbins, 2007). Komitmen organisasi merupakan identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relative kuat terhadap organisasi. Komitmen organisasi adalah keinginan anggota organisasi untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia berusaha keras bagi pencapain tujuan organisasi. Beberapa penelitian telah menguji hubungan antara komitmen dengan kinerja, antara lain Warisno (2009) menyatakan bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap 6 kinerja SKPD. Tetapi pada penelitian yang dilakukan Juita (2012) menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD. Selain itu, untuk menghasilkan organisasi yang baik dan lancar diperlukan komunikasi yang baik dalam suatu organisasi. Komunikasi organisasi dikatakan efektif apabila makna tujuan dari komunikasi itu memberikan informasi dan yang menerima informasi bisa menerima dengan makna yang sama (Ismuhadjar, 2006). Komunikasi organisasi harus dapat dikelola dengan sebaik mungkin guna untuk menghindari konflik karena adanya komunikasi yang kurang baik dalam suatu organisasi. Komunikasi memegang peranan yang tidak kalah penting dengan sumber daya dimana komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia untuk salaing berintraksi. Apabila komunikasi organisasi berjalan dengan baik maka tujuan organisasi akan dapat terwujud akan meningkatkan kinerja dalam organiasasi tersebut. Keberhasilan komunikasi yang tercermin dalam efektifitas dan efisiensinya merupakan alat perekat organisasi, yang juga mempengaruhi nama baik (goodwill) organisasi yang bersangkutan (Purwanto, 2010). Komunikasi dijadikan perekat yang memungkinkan anggota organisasi tersebut secara bersama-sama melakukan fungsinya dengan baik sesuai dengan kaidah yang ada. Penelitian yang menguji hubungan komunikasi organisasi dengan kinerja antara lain Suwardi dan Utomo (2010), Juita (2012) penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa komunikasi organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD. Tetapi, penelitian Esti (2012) menyatakan bahwa kepuasan komunikasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. 7 Guna untuk meningkatkan dan pencapain dari tujuan organisasi diperlukan motivasi yang kuat untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Motivasi adalah suatu proses seseorang bertingkah laku untuk mencapai tujuan organisasi. Karyawan atau pegawai dituntut untuk memiliki motivasi kerja yang tinggi, sehingga layanana yang diberikan ke masyarakat dan pihak-pihak lainnya. Menurut Suwardi dan Utomo (2010) Motivasi yang kuat akan meningkatkan semangat karyawan begitu juga sebalikanya. Motivasi yang tepat akan mampu memajukan dan mengembangkan organisasi karena pegawai akan melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya. Pada dasarnya motivasi kerja sangat ditentukan oleh dalam dan luar seseorang itu sendiri. Seseorang yang merasa termotivasi akan mampu memberikan pelayanan terbaikknnya kepada seorang yang membutuhkan. Menurut Kasmir (2011) motivasi adalah dorongan yang membuat seseorang melakukan sesuatu. Dorongan ini yang terutama harus datnag dari diri karyawan itu sendiri, kemudian barulah dorongan yang diberikan oleh peruhasaan. Penelitian yang telah dilakukan oleh Regina (2010) bahwa motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan Denny dan Tri (2010) menyatakan bahwa motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja individu. Tetapi, pada penelitian Lakoy (2013) menyatakan bahwa motivasi tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai. Berdasarkan uraian tersebut terdapat ketidakkonsistenan hasil pada setiap variabel. Penelitian yang dilakukan Fatimah (2000) menyatakan bahwa sumber daya manusia tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja, tetapi pada penelitian Warisno (2009) dan Juita (2012) menyatakan bahwa sumber daya manusia 8 berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Pada penelitian yang dilakukan oleh Warisno (2009) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD Prov Jambi sedangkan pada penelitian Juita (2012) menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja, pada penelitian Marwoto (2012) bahwa komunikasi organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja sedangkan Esti (2012) menyatakan bahwa kepuasan komunikasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Pada penelitian yang dilakukan oleh Suwardi dan Utomo (2010) dan Regina (2012) menyatakan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai tetapi pada penelitian Lakoy (2013) menyatakan bahwa motivasi kerja tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai, dan dengan adanya issu defisit yang dialami pemerintah daerah Kab Lombok Timur maka dari permasalahan ini peneliti terdorong dan semakin ingin melakukan penelitian lanjutan tentang kinerja organisasi pemerintah daerah bagian timur dengan judul “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Komitmen Organisasi, Komunikasi Organisasi, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kab. Lombok Timur”. Penelitian ini penting dengan alasan untuk mengetahui kinerja SKPD Kab Lombok Timur berkaitan dengan isu defisit yang dialami Kab Lombok Timur bisa dikatakan merugikan daerah dan melihat kinerja SKPD-SKPD di Kab Lombok Timur. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Juita tahun 2012. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Juita, penelitian ini menambahkan satu variabel independen yaitu motivasi kerja karena adanya ketidakkonsistenan hasil 9 yang dilakukan oleh beberapa penelitian terkait dengan motivasi kerja dan mengganti objek penelitian yang di lakukan pada Kabupaten Lombok Timur yang dimana pada daerah ini diperkuat dengan issu defisit, dan mengganti periode tahun penelitian. Selain itu, hal yang mendasari peneliti untuk melkakukan penelitian ini karena ingin mengetahui yang mempengaruhi kinerja di SKPD kabupaten Lombok Timur. B. BATASAN MASALAH Untuk pelaksanaan penelitian ini, maka terlebih dahulu peneliti akan menentukan apa sebenarnya yang akan diteliti. Agar sasaran pembahasan disini dapat tercapai, maka peneliti hanya akan mengungkapkan pembatas masalah penelitian antara lain : 1. Responden dalam penelitian ini adalah pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Lombok Timur. 2. Adapun variabel independen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas sumber daya manusia, komitmen organisasi, komunikasi organisasi, dan motivasi kerja sedangkan variabel dependen adalah kinerja satuan kerja perangkat daerah Kab. Lombok Timur. C. Rumusan Masalah Kinerja aparat pemerintah ada saatnya mengalami peningkatan dan penurunan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 10 1. Apakah kualitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja SKPD Kab Lombok Timur? 2. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD Kab Lombok Timur? 3. Apakah komunikasi organisasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD Kab Lombok Timur? 4. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja SKPD Kab Lombok Timur? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diurakain diatas tadi, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan mendapatkan bukti empisris dan teoritis mengenai : 1. Pengaruh kualitas sumber daya manusia terhadap kinerja SKPD Kab. Lombok Timur. 2. Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD Kab. Lombok Timur. 3. Pengaruh komunikasi organisasi terhadap kinerja SKPD Kab. Lombok Timur. 4. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja SKPD Kab. Lombok Timur. E. Manfaat Penelitian 1. Praktis Penelitian ini dapat digunakan oleh instansi pemerintah sebagai: 11 a. Bahan masukan untuk memperbaiki kinerja aparat pemerintah di masa yang akan datang, sehingga dapat memberikan pelayan publik yang memuaskan. Hal ini dapat dilakukan dengan disusunnya suatu sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang terintegrasi dengan perencanaan strategis, sistem penganggaran dan sistem akuntansi pemerintah. b. Selain itu, upaya peningkatan kinerja dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, baik faktor individual maupun situasional. c. Memberikan masukan untuk pemerintah daerah Kab. Lombok Timur dalam menjalankan fungsi pemerintahan agar lebih ditingkatkan dan mementingkan kepentingan masyarakat daerah itu sendiri. 2. Teoritis Memberikan masukan pada para akademisi untuk: a. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan model yang lebih kompleks dari penelitian sebelumnya. b. Menambah wawasan ilmu bagi dunia akademisi dan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya. c. Mengimplementasikan teori dengan data aktual yang dapat dipergunakan dalam penelitian, serta mengetahui bagaimana kinerja terhadap lingkungan kerja nyata. 12 Peneletian ini penting bagi perkembangan ilmu sektor publik dalam bidang kinerja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagia masukan bagi instansi pemerintahan dalam meningkatkan kinerja jangka panjang.