BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

advertisement
BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perhitungan Harga Pokok Produksi Obat Yang Berlaku di PT. Sanofi
Aventis
Dalam menentukan harga jual yang menjadi salah satu faktor utama
adalah masalah harga pokok produksi. Untuk itu dari penelitian di lapangan
yang dilakukan penulis maka dapat diketahui bahwa metode pengumpulan
data produksi yang digunakan oleh PT. Sanofi Aventis adalah metode harga
pokok proses. Dimana dalam pengumpulan biaya produksi terdapat dua
metode yaitu metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses.
Metode
harga
pokok
pesanan
adalah
biaya-biaya
produksi
dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan
dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut
dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.
Karakteristik dari metode harga pokok pesanan adalah perusahaan
memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan
setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok secara individual, biaya
produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk yaitu
produksi langsung (mencangkup biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung) dan biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik,
harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi
dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan dengan jumlah
50
51
unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Proses
produksi akan berjalan setelah menerima pesanan dari pembeli.
Sedangkan metode harga pokok proses adalah metode perhitungan
harga pokok yang didasarkan pada pungumpulan biaya-biaya produksi dalam
suatu periode tertentu dibagi dengan jumlah unit produksi periode yang
bersangkutan.
Karakteristik dari metode harga pokok proses adalah proses produksi
berlangsung secara terus menerus tidak berdasarkan pesanan, produk yang
dihasilkan bersifat homogen / standar, dan tujuan produksinya adalah untuk
persediaan. Penggolongan biaya produksi dalam metode harga pokok proses
adalah sebagai berikut :
1. Biaya bahan dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Biaya bahan baku
b. Biaya bahan penolong
2. Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja meliputi biaya tenaga kerja langsung dan tidak
langsung, pembagian hanya dilakukan apabila proses produksi melalui
beberapa departemen produksi.
3. Biaya overhead pabrik
Adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan tenaga kerja.
Biaya overhead pabrik relatif kecil dibanding dengan seluruh biaya
produksi dan hanya terdapat satu jenis produk maka biaya overhead pabrik
dibebankan berdasarkan jumlah sesungguhnya.
52
Dari kedua metode tersebut PT. Sanofi Aventis menggunakan
metode pengumpulan harga pokok proses, karena
perusahaan tersebut
melakukan produksi tidak berdasar pesanan pembeli tetapi melakukan
produksi secara terus menerus dan merupakan produksi standar sehingga
tidak tergantung pada spesifikasi atau permintaan pembeli. Sedangkan untuk
perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing yaitu
memasukan semua unsur biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, baik yang berprilaku tetap
maupun variabel.
B. Analisis Biaya Produksi
Dalam melakukan proses produksinya PT. Sanofi Aventis mengelompokkan
pemakaian biaya bahan menjadi dua, baik untuk original product maupun
generic product yaitu bahan baku dan bahan penolong. Penentuan jumlah
pemakaian biaya bahan yang dipakai, baik biaya bahan baku maupun biaya
bahan penolong dilakukan berdasarkan catatan pemakaian bahan sejak proses
poduksi dimulai sampai dengan poses produksi selesai dikerjakan.
Pada kesempatan ini penulis akan membahas jenis produk Amlogrix
10mg Tablets dan Amaryl 4mg Tablets, untuk anlisis biaya produksi dalam
upaya penetapan harga jual. Dalam melakukan proses produksinya PT. Sanofi
Aventis telah mengklasifikasikan biaya dalam hubungannya dengan produk
prosesnya, dengan mengaitkan biaya pada operasi perusahaan.
Biaya operasi terdiri atas :
53
1. Biaya produksi
Biaya produksi meliputi atas biaya-biaya :
a. Bahan langsung adalah semua bahan yang membentuk bagian integral
dari barang jadi dan yang dapat dimasukan langsung dalam kalkulasi
biaya produk. Pertimbangan utama dalam mengelompokkan bahan ke
dalam bahan langsung adalah kemudahan penelusuran proses
pengubahan bahan tersebut sampai menjadi barang jadi. Biaya bahan
baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai dalam
pengolahan produk, bahan baku yang digunakan adalah melalui
pembelian dari beberapa supplier baik lokal maupun import.
Prosedur pembelian maupun pemakian bahan baku dalam
perusahaan telah didukung oleh bukti-bukti yang cukup memadai,
dalam hal ini pembelian bahan baku berdasarkan laporan perhitungan
kebutuhan bahan, bagian produksi meminta kepada bagian pembelian
untuk dibuatkan order pembelian (PO) kepada supplier.
Adapun bahan baku langsung yang digunakan dalam proses
produksi Amlogrix 10mg tablet adalah Amlodipin 10mg Tab (Bulk).
Bahan penolong yang digunakan antara lain : Aluspush Amlogrix,
PVC250/PVDC90 Foil-Duplex-Green , Avicel PH102, Pregelatinized.
Sedangkan bahan pengemas yang digunakan adalah Packing insert
Amlogrix, Folding box Amlogrix 10mg, Master box corrugated no.VII
Sedangkan bahan baku langsung yang digunakan dalam proses
produksi Amaryl 4mg tablet adalah Metformin, bahan penolong yang
54
digunakan antara lain : Aluspush Amaryl 4mg 148MM (VN) SA, Cold
Forming Foil 158MM, Avicel PH 102, Pregelatinized. Sedangkan
bahan pengemas yang digunakan adalah Packing insert Amaryl,
Folding box Amaryl 4mg, Master box corrugated no.VII
Jumlah pemakaian biaya bahan yang dipakai, baik biaya bahan
langsung maupun biaya bahan penolong dilakukan berdasarkan
catatan pemakaian bahan sejak proses poduksi dimulai sampai dengan
poses produksi selesai dikerjakan.
b. Tenaga kerja langsung adalah seluruh tenaga kerja yang dapat
ditelusuri secara fisik pada barang jadi dengan cara ekonomis. Dimana
besarnya upah karyawan ditentukan berdasarkan waktu kerja yang
konsisten bukan berdasarkan prestasi kerjanya, yang diperhitungkan
adalah total selama memproduksi Amlogrix dan Amaryl.
c. Overhead pabrik adalah semua biaya selain bahan langsung dan tenaga
kerja langsung yang berkaitan dengan proses produksi. Overhead
pabrik dikelompokan sebagai biaya tidak langsung yang tidak dapat
ditelusuri secara langsung ke produksi tertentu, antara lain meliputi :
1. Overhead pabrik tetap adalah biaya yang tidak berubah jumlahnya
walaupun jumlah yang dihasilkan meningkat atau menurun
Contoh : gaji mandor, sewa, asuransi dan penyusutan.
2. Overhead pabrik variabel meningkat secara proporsional dengan
penurunan kegiatan.
Contoh : upah tidak langsung, bahan tidak langsung, reparasi mesin
55
2. Biaya Non Produksi
Biaya non produksi terdiri dari tiga kelompok besar yaitu biaya research
& development, biaya pemasaran dan administrasi.
a. Biaya research & development ialah biaya yang dikeluarkan dalam
hal meningkatkan kualitas produk dengan melakukan penelitian dan
pengembangan terhadap produk yang akan dihasilkan.
b. Biaya pemasaran ialah biaya yang dikeluarkan pada saat proses
produksi telah diselesaikan dan barang-barang siap untuk dijual. Yang
termasuk dalam biaya pemasaran adalah Beban penjualan dan beban
pengiriman : seperti iklan, surat kabar melalui seminar-seminar yang
diselenggarakan melalui kerja sama dengan pihak terkait.
c. Biaya administrasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan
administrasi perusahaan baik kegiatan produksi maupun penjualan.
C. Klasifikasi Biaya Produksi
Untuk memproduksi Amlogrix dan Amaryl, berikut ini unsur-unsur
biaya produksi yang dihasilkan :
Persediaan Awal Bahan Baku
Rp. 845.725.500
Pembelian Bahan Baku
Rp. 415.384.500
Bahan Baku Tersedia Untuk di Produksi
Rp.1.261.110.000
Dikurangi : Persediaan Akhir Bahan Baku
Rp. 795.565.000
Pemakaian bahan baku yang di gunakan
Rp. 465.545.000
56
Biaya Tenaga Kerja
Berikut ini adalah biaya tenaga kerja yang digunakan untuk
memproduksi Amlogrix dan Amaryl :
Biaya Tenaga Kerja Langsung & Tidak Langsung :
Upah Langsung Bagian Produksi
Rp.
14.410.000
Upah Bagian Laboratory
Rp.
4.500.000
Upah Bagian Gudang
Rp.
6.450.000
Upah Bagian Transportasi
Rp.
3.870.000
Upah supervisor
Rp.
6.400.000
Total Biaya Tenaga Kerja
Rp.
35.630.000
Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik yang digunakan untuk memproduksi
Amlogrix dan Amaryl.
Biaya overhead pabrik tetap :
Biaya penyusutan pabrik
Rp.
4.200.000
Biaya penyusutan mesin dan pabrik
Rp.
5.600.000
Total biaya overhead pabrik tetap
Rp.
9.800.000
Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan
Rp.
7.200.000
Biaya alat tulis kantor
Rp.
1.100.000
Biaya keperluan pabrik
Rp.
7.800.000
Total biaya overhead pabrik variabel
Rp. 16.100.000
Biaya overhead pabrik variabel :
57
Biaya Bahan Penolong
Berikut ini data biaya bahan penolong yang digunakan untuk
memproduksi Amlogrix dan Amaryl :
Biaya bahan penolong Aluspush Amlogrix
Rp. 2.360.160
Biaya bahan penolong Avicel PH 102
Rp.
Biaya bahan penolong Pvc250/Pvdc90 Foil-Duplex
Rp. 1.241.000
Biaya bahan penolong pregelatinized maize starch
Rp. 2.088.080
Biaya bahan penolong Aluspush Amaryl 148 MM
Rp. 1.420.320
Biaya bahan penolong Avicel PH 102
Rp.
Biaya bahan penolong Cold Forming Foil 158 MM
Rp. 2.194.900
Biaya bahan penolong Pregelatinized maized starch
Rp. 1.189.720
Biaya bahan pengemas packing insert Amlogrix
Rp. 2.109.000
Biaya bahan pengemas folding box Amlogrix
Rp.
249.200
Biaya bahan pengemas Master box corrugate no. VII
Rp.
192.500
Biaya bahan pengemas packing insert Amaryl 4 mg
Rp.
573.500
Biaya bahan pengemas Folding box amaryl
Rp.
142.400
Biaya bahan pengemas Master box corrugate no VII
Rp.
115.500
Total biaya bahan penolong dan pengemas
Rp.15.101.000
806.760
417.960
Listrik, Air da Telepon
Berikut ini biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi
Amlogrix dan Amaryl :
Biaya listrik pabrik
Rp. 20.700.390
Biaya listrik kantor
Rp. 5.150.760
58
Biaya listrik Gudang
Rp. 4.300.500
Biaya Air pabrik
Rp. 2.400.280
Biaya Air Kantor
Rp. 1.300.100
Biaya Air Gudang
Rp. 1.400.000
Biaya telepon Pabrik
Rp. 1.970.410
Biaya telepon kantor
Rp. 3.367.240
Biaya telepon gudang
Rp. 1.410.320
Total biaya bahan Penolong
Rp.42.000.000
1. Alokasi Biaya Produksi
a. Biaya Bahan langsung
Bahan langsung yang digunakan untuk memproduksi Amlogrix
10 mg, dengan menggunakan bahan utama yaitu Amlodipin 10mg Tab
yang digunakan untuk proses produksi sebanyak 2.200 G. Sedangkan
untuk memproduksi Amaryl 4mg Tab, yaitu Metformin yang digunakan
untuk proses produksi sebanyak 1.310 G.
Tabel 4.1
Biaya Bahan Langsung Yang digunakan Untuk
Memproduksi Amlogrix dan Amaryl.
No
1
Jenis Material
Kuantitas
Harga/g
Jumlah
Biaya bahan baku :
Amlodipin
2.200 G
Rp. 134.500
Rp. 295.900.000
Metformin
Total Biaya Bahan
1.310 G
Rp. 129.500
Rp. 169.645.000
Rp. 465.545.000
Sumber : data diolah
59
b. Biaya Bahan penolong
Dalam menentukan harga pokok produk yang dikeluarkan
perusahaan, maka diperhatikan biaya-biaya yang menjadi komponen dari
biaya produksi dalam menentukan harga pokok produksi, proses produksi
tidak hanya menggunakan bahan baku tetapi juga menggunakan bahan
penolong untuk menghasilkan suatu produk.
Prosedur pembelian maupun penggunaan bahan penolong dan
pengemas produk, sama dengan prosedur pembelian dan pemakaian bahan
baku untuk memproduksi suatu produk yang akan dihasilkan. Yaitu
berdasarkan kebutuhan bahan yang akan digunakan oleh perusahaan. Jadi
perusahaan tidak melakukan penyimpanan untuk penggunaan bahan baku.
Bahan penolong yang digunakan untuk memproduksi Amlogrix
10mg adalah Aluspush amlogrix 10mg yang digunakan sebanyak 18
kilogram dengan harga beli Rp. 131.120 per kilonya.
Avicel PH 102
sebanyak 16,60 kilogram dengan harga Rp. 48.600 PVC250/PVDC90
Foil-Duplex-Green 96MM sebanyak 170gram dengan harga beli Rp. 7.300
per gramnya. Pregelatinized Maize Starch sebanyak 17,20 kilogram
dengan harga Rp. 121.400 per kilonya.
Selain bahan penolong perusahaan juga menggunakan bahan
pengemas untuk produk yang dihasilkan, antara lain : Packing insert
amlogrix 10mg sebesar 11.400 EA dengan harga beli Rp. 185, Folding box
Amlogrix 700 EA dengan harga Rp. 356 dan Master Box Corrugated
no.VII sebesar 50 EA dengan harga Rp. 3.850.
60
Pemakaian biaya bahan yang dipakai, baik biaya bahan penolong
maupun bahan pengemas dilakukan berdasarkan catatan pemakaian bahan
sejak proses poduksi dimulai sampai dengan poses produksi selesai
dikerjakan. Semua biaya bahan penolong maupun pengemas yang
digunakan untuk proses produksi merupakan bagian dari produk yang
akan dihasilkan perusahaan.
Berikut ini adalah biaya yang termasuk dalam biaya bahan
penolong dan pengemas, untuk memproduksi Amlogrix 10mg.
Tabel 4.2
Biaya Bahan Penolong yang Digunakan Untuk Memproduksi Amlogrix
Jenis Material
Kuantitas
Harga/Kg
Jumlah
Biaya Bahan Penolong
a. Alupush Amlogrix 10mg
18
KG
b.Avicel PH 102
16,60 KG
Rp. 48.600 Rp.
c.PVC250/PVDC90 Foil-Duplex
170
Rp.
d.Pregelatinized maize strach
17,20 KG
G
Rp. 131.120 Rp. 2.360.160
806.760
7.300 Rp. 1.241.000
Rp. 121.400 Rp. 2.088.080
Total Biaya Bahan Penolong
Rp. 6.496.000
Biaya Bahan Pengemas
Packing insert Amlogrix
Folding Box Amlogrix
Master Box Corrugate no.VII
11.400 EA
Rp.
185
Rp 2.109.000
700 EA
Rp.
356
Rp
249.200
50 EA
Rp.
3.850
Rp
192.500
Total Biaya Bahan Pengemas
Rp 2.550.700
Jumlah Biaya Bahan
Rp 9.046.700
Sumber : Data diolah
61
Bahan penolong yang digunakan dalam memproduksi Amaryl 4mg
adalah Aluspush Amaryl 4mg 148MM (VN) SA yang digunakan sebanyak 11
kilogram dengan harga Rp. 129.120 per kilonya. Avicel PH 102 yang
digunakan sebanyak 8.60 kilogram dengan harga Rp. 48.600 Cold forming foil
158MM digunakan sebanyak 23,5 kilogram dengan harga Rp. 93.400 per
kilonya, dan Pregelatinized maize starch sebanyak 9,80 kilogram dengan harga
Rp. 121.400 perkilonya. Bahan pengemas yang digunakan untuk proses
produksi adalah Packing insert Amaryl sebesar 3100 EA dengan harga Rp.
185, Folding box Amaryl sebanyak 400 EA dengan harga Rp. 356 dan master
box corrugated no VII sebanyak 30 EA dengan harga Rp. 3.850.
Tabel 4.3
Biaya Bahan penolong yang digunakan untuk memproduksi Amaryl
Jenis Material
Kuantitas
Harga/Kg
Jumlah
Biaya Bahan Penolong
a. Alupush Amaryl 148MM
b.Avicel PH 102
11
KG
8,60 KG
Rp. 129.120 Rp. 1.420.320
Rp. 48.600 Rp.
417.960
c.Cold Forming Foil 158MM
23,50 KG
Rp. 93.400 Rp. 2.194.900
d.Pregelatinized maize strach
9,80 KG
Rp. 121.400 Rp. 1.189.720
Total biaya bahan penolong
Rp. 5.222.900
Biaya Bahan Pengemas
Packing Insert Amaryl 4mg
3.100 EA
Rp.
185 Rp
573.500
400 EA
Rp.
356 Rp
142.400
30 EA
Rp.
3.850 Rp
115.500
Total biaya bahan pengemas
Rp
831.400
Jumlah Biaya Bahan
Rp 6.054.300
Folding Box Amaryl
Master Box Corrugate no.VII
Sumber : Data diolah
62
c. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Untuk Pembayaran tenaga kerja, perusahaan telah melakukan
sesuai dengan prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan baik
perusahaan maupun peraturan dari pemerintah. Dan telah didukung oleh
bukti-bukti (dokumen-dokumen) yang cukup memadai yaitu berdasarkan
rekapitulasi upah yang dibayarkan berdasarkan waktu kerja yang konsisten
bukan berdasarkan prestasi kerjanya. Dalam pencatatan upah perusahaan
melakukan pengecekan terhadap absensi karyawan dengan kartu hadir.
Kemudian hasil rekap dari bagian adminitrasi tersebut diserahkan kebagian
keuangan. Sebelum pembayaran bagian keuangan membuat bukti
pengeluaran bank dengan melampirkan perhitungan kartu hadir dan
diserahkan ke General Manager. Setelah ditandatangani baru dilakukan
pembayaran upah melalui transfer ke rekening karyawan, Kemudian slip
gaji sebagai tanda terima ditandatangani oleh karyawan.
Tabel 4.4
Biaya Tenaga Kerja Langsung Yang digunakan Untuk
Memproduksi Amlogrix dan Amaryl
No
1
Keterangan
Jumlah
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Upah Bagian Produksi :
( 11 orang @ Rp. 1.310.000 )
Rp.
14.410.000
( 3 orang @ Rp. 1.500.000 )
Rp.
4.500.000
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp.
18.910.000
Upah Laboratory :
Sumber : Data diolah
63
d. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan biaya yang tidak dapat
ditelusuri kedalam komposisi dari produk, untuk membayar upah karyawan
yang tidak mempunyai hubungan langsung terhadap proses produksi.
Upah yang dibayarkan berkaitan dengan biaya tenaga kerja tidak
langsung untuk memproduksi Amlogrix dan Amaryl adalah upah bagian
gudang dan bagian transportasi yaitu untuk bagian gudang 5 orang dengan
upah sebesar Rp. 1.290.000, untuk bagian transportasi 3 orang dengan upah
sebesar Rp. 1.290.000 Dan 2 orang Supervisor dengan upah sebesar Rp.
3.200.000
Berikut ini adalah biaya tenaga kerja tidak langsung yang
dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi Amlogrix dan Amaryl.
Tabel 4.5
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Yang digunakan Untuk
Memproduksi Amlogrix dan Amaryl
No
Keterangan
Jumlah
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
1
Upah karyawan bagian gudang :
( 5 orang @ Rp.1.290.000 )
2
3
Rp.
6.450.000
( 3 orang @ Rp 1.290.000 )
Rp.
3.870.000
Upah Supervisor (2 orang @ Rp. 3.200.000)
Rp.
6.400.000
Total Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Rp. 16.720.000
Upah karyawan bagian Transportasi
Sumber : Data diolah
64
e.
Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik atau biaya produksi tidak langsung ini
meliputi semua biaya selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung
yang berkaitan dengan proses produksi. Biaya overhead pabrik
dikelompokkan sebagai biaya tidak langsung yang tidak dapat ditelusuri
secara langsung ke produksi tertentu, yang terdiri atas :
1. Biaya overhead tetap : Biaya penyusutan.
2. Biaya overhead variabel : Biaya bahan tidak langsung, tenaga kerja
tidak langsung, biaya pemeliharaan mesin, keperluan pabrik, biaya
listrik, telepon dan biaya lainnya yang tidak ada kaitan dengan
proses produksi namun menjadi bagian dalam harga pokok produksi.
Penggolongan biaya overhead pabrik yang digunakan untuk memproduksi
amlogrix dan amaryl, dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Biaya penyusutan
Penyusutan aktiva tetap yang berhubungan dengan kegiatan produksi,
baik yang meliputi penyusutan pabrik, mesin dan peralatan yang
berhubungan dengan kegiatan proses produksi, termasuk penyusutan
kendaraan yang digunakan untuk pengiriman ke distributor.
2. Biaya Pemeliharaan Mesin dan Peralatan
Seluruh biaya yang digunakan untuk perawatan serta pemeliharaan
mesin dan peralatan, termasuk kendaraan. Sehingga mesin dan
peralatan mempunyai masa manfaat yang lebih lama.
65
3. Biaya Listrik, Air dan Telepon
Biaya yang dikeluarkan untuk listrik, Air dan Telepon yang manfaatnya
telah digunakan dalam mendukung kelancaran proses produksi.
4. Biaya Alat Tulis Kantor
Biaya yang dikeluarkan untuk membeli keperluan alat tulis kantor
untuk bagian produksi.
5. Biaya keperluan Pabrik
Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli keperluan pabrik
dalam rangka memperlancar proses produksi. Berikut ini adalah biaya
produksi lain yang digunakan untuk memproduksi amlogrix dan amaryl.
Tabel 4.6
Biaya Produksi Lainnya Yang digunakan Untuk Memproduksi
Amlogrix dan Amaryl
No
Keterangan
1
Biaya Produksi Tidak Langsung Lainnya
Jumlah
a. Biaya Overhead Tetap :

Biaya Penyusutan Pabrik
Rp.
4.200.000

Biaya Penyusutan Mesin & Peralatan
Rp.
5.600.000
7.200.000
b. Biaya Overhead Variabel :

Biaya Pemeliharaan Mesin dan Peralatan
Rp.

Biaya Listrik, Air dan Telepon
Rp. 42.000.000

Biaya Alat Tulis Kantor
Rp.
1.100.000

Biaya Keperluan Pabrik
Rp.
7.800.000
Total Biaya Overhead
Sumber : data diolah
Rp. 67.900.000
66
2. Alokasi Biaya Non Produksi
Biaya yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses produksi,
dalam mendukung pengembangan Produk yang dihasilkan, antara lain :
a. Biaya research dan development
Biaya yang dikeluarkan untuk meningkatkan kualitas produk.
b. Biaya pemasaran
Biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran produk melalui media massa dan
pemasaran yang diselenggarakan melalui pihak-pihak terkait.
c. Biaya administrasi
Biaya untuk kegiatan administrasi perusahaan untuk proses produksi.
Berikut ini adalah biaya non produksi yang dikeluarkan perusahaan :
Tabel 4.7
Biaya Non Produksi yang dikeluarkan Untuk Pengembangan Amlogrix
No
Keterangan
1 Biaya Research & Development
2 Biaya Pemasaran
3 Biaya Administrasi
Total
Sumber : data diolah
Rp
Rp
Rp
Rp
Jumlah
45.000.000
75.000.000
15.000.000
135.000.000
Tabel 4.8
Biaya Non Produksi yang dikeluarkan Untuk Pengembangan Amaryl
No
Keterangan
1 Biaya Research & Development
2 Biaya Pemasaran
3 Biaya Administrasi
Total
Sumber : data diolah
Rp
Rp
Rp
Rp
Jumlah
25.000.000
40.000.000
10.000.000
75.000.000
67
D. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi PT. Sanofi Aventis
PT. Sanofi Aventis dalam perhitungan harga pokok produksi
menggunakan metode Full Costing yaitu memperhitungkan semua unsur
biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang
tetap maupun yang variabel. Unsur-unsur biaya harus diklasifikasikan dengan
tepat dan jelas, karena informasi biaya tersebut dapat dijadikan manajemen
dalam mengambil sebuah keputusan.
Alokasi biaya merupakan suatu cara yang digunakan dalam sistem
penetapan harga, kerena menghubungkan suatu biaya dengan satu objek biaya
atau lebih, yang bertujuan untuk meramalkan kegiatan ekonomis perusahaan
dalam pengambilan keputusan, perencanaan dan pengawasan, mengevaluasi
atas aktiva, menghitung laba dan menetapkan harga jual produk.
Perhitungan harga pokok produksi memiliki pengaruh untuk
penetapan harga jual. Karena untuk memperoleh laba yang diinginkan
perusahaan harus dapat memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan
dengan teliti agar perusahaan dapat mengendalikan dan mengantisipasi
pengeluaran biaya yang berlebihan, agar tidak mengalami kerugian. Oleh
karena itu perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan secara tepat
sangat berguna bagi suatu perusahaan dalam menentukan harga jual suatu
barang yang diproduksinya.
68
Berikut ini adalah Laporan harga pokok produksi PT. Sanofi
Aventis untuk memproduksi Amlogrix :

Biaya bahan baku :
Yang digunakan Amlodipin 2.200 G

Rp. 295.900.000
Biaya tenaga kerja langsung :
Upah bagian produksi dan laboratory

Rp. 18.910.000
Biaya overhead pabrik :
a. Biaya overhead pabrik tetap :
-Biaya penyusutan
Rp. 9.800.000
-Biaya tenaga kerja tidak langsung
Rp. 10.320.000
-Biaya upah Supervisor
Rp. 6.400.000
-Biaya keperluan pabrik
Rp. 7.800.000
Total biaya overhead pabrik tetap
Rp. 34.320.000
b. Biaya overhead Variabel :
-Biaya bahan tidak langsung
Rp. 9.046.700
-Biaya pemeliharaan mesin & peralatan
Rp. 7.200.000
-Biaya listrik, Air dan Telepon
Rp. 42.000.000
-Biaya alat tulis kantor
Rp. 1.100.000
Total biaya overhead pabrik variabel
Rp. 59.346.700
Total Biaya Produksi
Rp. 408.476.700
69
Tabel 4.9
PT. Sanofi Aventis
Laporan Harga Pokok Produksi Amlogrix
Jenis Biaya
Jumlah
Bahan Baku
Rp.
295.900.000
Tenaga Kerja Langsung
Rp.
18.910.000
Overhead Tetap & Variabel
Rp.
93.666.700
Total biaya Produksi
Sumber : Data diolah
Rp.
408.476.700
Dari perhitungan diatas diketahui bahwa untuk memproduksi
Amlogrix
2.200 G ( 2.200 G = 2.200.000 mg ) adalah sebesar Rp.
408.476.700 Untuk mengetahui biaya taksiran per kilogram yang akan
dijadikan miligram maka akan dibagi dengan 2.200.000 mg dibagi dengan 30
tablet /box. Dengan demikian harga pokok produksi per satuan Amlogrix
10mg adalah sebesar Rp. 5.570,16
Harga pokok produksi dari perusahaan industri meliputi semua biaya
dan pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk jadi, karena
setiap
jenis
bahan
yang
digunakan
berbeda.
Yaitu
dengan
cara
mengumpulkan biaya produksi persatuan produk yang dihasilkan untuk
menentukan harga jual produk dalam satuan moneter untuk produk yang
bersangkutan.
70
Berikut ini laporan harga pokok produksi PT. Sanofi Aventis untuk
memproduksi Amaryl :

Biaya bahan baku :
yang digunakan Metformin 1.310 G

Rp. 169.645.000
Biaya tenaga kerja langsung :
Upah bagian produksi dan laboratory

Rp. 18.910.000
Biaya overhead pabrik :
a. Biaya overhead pabrik tetap :
-Biaya penyusutan
Rp. 9.800.000
-Biaya tenaga kerja tidak langsung
Rp. 10.320.000
-Biaya upah Supervisor
Rp. 6.400.000
-Biaya keperluan pabrik
Rp. 7.800.000
Total biaya overhead pabrik tetap
Rp. 34.320.000
b. Biaya overhead Variabel :
-Biaya bahan tidak langsung
Rp. 6.054.300
-Biaya pemeliharaan mesin & peralatan
Rp. 7.200.000
-Biaya listrik, Air dan Telepon
Rp. 42.000.000
-Biaya alat tulis kantor
Rp. 1.100.000
Total biaya overhead pabrik variabel
Rp. 56.354.300
Total Biaya Produksi
Rp. 279.229.300
71
Tabel 4.10
PT. Sanofi Aventis
Laporan Harga Pokok Produksi Amaryl
Jenis Biaya
Jumlah
Bahan Baku
Rp.
169.645.000
Tenaga Kerja Langsung
Rp.
18.910.000
Overhead Tetap & Variabel
Rp.
90.674.300
Total biaya Produksi
Sumber : Data diolah
Rp.
279.229.300
Dari perhitungan diatas diketahui bahwa untuk memproduksi Amaryl
1.310 G ( 1.310 G = 1.310.000 mg ) adalah sebesar Rp. 279.229.300 Untuk
mengetahui biaya taksiran per kilogram, akan dijadikan miligram maka
dibagi dengan 1.310.000 mg dibagi dengan 30 tablet/box. Dengan demikian
harga pokok produksi per satuan Amaryl 4mg adalah sebesar Rp. 6.394,66
Dengan demikian perbandingan atas biaya produksi Amlogrix dan
biaya produksi Amaryl, adanya selisih biaya produksi. Adapun selisih biaya
produksi ini terjadi karena perbedaan antara bahan baku dan bahan penolong
yang digunakan. Sehingga perbedaan selisih ini dapat dijadikan perusahaan
untuk menetapkan besarnya laba yang akan ditetapkan terhadap suatu produk.
Dalam kaitanya antara selisih biaya dengan hasil perhitungan laporan
keuangan dan pembukuan. Selisih biaya tersebut dapat dibebankan dalam
laporan laba rugi periode berjalan, dengan demikian dapat dilakukan
perhitungan harga pokok produksi.
72
E. Analisis Penetapan Harga Jual
Untuk tahapan selanjutnya setelah proses produksi selesai, mulai
dari bahan baku sampai produk jadi. Serta hasil perhitungan harga pokok
produksi yang menghitung seluruh biaya yang sebenarnya terjadi, maka tahap
yang harus dilakukan perusahaan adalah menetapkan harga jual berdasarkan
harga pokok produksi untuk melepas produk jadi ke konsumen.
Dalam menetapkan harga jual ada baiknya jika perusahaan harus
memperhatikan harga pasar, melihat harga pesaing yang ada dan mengetahui
kebutuhan serta keinginan konsumen. Dalam melakukan penelitian tentang
harga, perusahaan dapat melibatkan bagian marketing. Karena bagian tersebut
mengetahui harga yang dapat diterima konsumen dan harga produk lain
dipasaran. Bagian produksi untuk mengetahui besarnya biaya produksi yang
dikeluarkan. Atas dasar hal tersebut
PT. Sanofi Aventis menetapkan harga jual yang dianggap pantas dan
dapat bersaing. Serta untuk menutup biaya produksinya. Dalam hal untuk
produk Amlogrix 10mg dengan volume produksi sebanyak 2.200 G,
perusahaan menetapkan target laba dengan keuntungan sebesar 30% atas
biaya penuh produk. Sedangkan harga jual yang ditetapkan untuk produk
Amaryl 4mg untuk jumlah produksi yang dijalankan perusahaan sebanyak
1.310 G, harga yang diharapkan dapat diterima konsumen, dengan
keuntungan sebesar 20 % atas biaya penuh produk tersebut.
Perbandingan penetapan harga yang berlaku diperusahaan dengan
teori yang berlaku terdapat perbedaan. Dimana perusahaan dalam perhitungan
73
persediaan untuk harga pokok produksi dihitung berdasarkan metode FEFO
(first expied first out) sedangkan menurut teori dengan metode Full costing
pricing persediaan dihitung secara keseluruhan atas biaya bahan baku yang
digunakan untuk menghasilkan suatu produk.
Tabel 4. 11
PT. Sanofi Aventis
Harga Jual Amlogrix 10mg
No
1.
Jenis Biaya
Jumlah
Biaya Produksi :
a. Biaya Bahan Baku
Rp. 295.900.000
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp. 18.910.000
c. Biaya Overhead Pabrik
Rp. 93.666.700
Total biaya Produksi
2.
Rp. 408.476.700
Biaya non Produksi :
a. Biaya Research & Development
Rp.
45.000.000
b. Biaya Pemasaran
Rp.
75.000.000
c. Biaya Administrasi
Rp.
15.000.000
Total Biaya non produksi
Rp. 135.000.000
Total Biaya Penuh
Rp. 543.476.700
Mark up 30 %
Rp. 163.043.010
Harga Jual 2.200 G
Rp. 706.519.710
Sumber : Data diolah
Dari perhitungan harga jual Amlogrix tersebut maka dapatlah diketahui bahwa :
Harga Jual Amlogrix 10mg per tablet =
Rp. 706.519.710 : 73.333 tablet/box
Rp. 9.634
Jadi, harga jual per tablet amlogrix 10mg adalah sebesar Rp. 9.634 / tablet.
74
Adapun perhitungan harga jual untuk produksi Amaryl adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 12
PT. Sanofi Aventis
Harga Jual Amaryl 4mg
No
1.
Jenis Biaya
Jumlah
Biaya Produksi :
a. Biaya Bahan Baku
Rp. 169.645.000
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp.
18.910.000
c. Biaya Overhead Pabrik
Rp.
90.674.300
Total biaya Produksi
2.
Rp. 279.229.300
Biaya non Produksi :
a. Biaya Research & Development
Rp.
25.000.000
b. Biaya Pemasaran
Rp.
40.000.000
c. Biaya Administrasi
Rp.
10.000.000
Total Biaya non produksi
Rp. 75.000.000
Total Biaya Penuh
Rp. 354.229.300
Mark up 20 %
Rp. 70.845.860
Harga Jual 1.310 G
Rp. 425.075.160
Sumber : Data diolah
Dari perhitungan harga jual Amaryl tersebut maka dapat diketahui bahwa :
Harga jual Amaryl 4mg per tablet =
Rp. 425.075.160 : 43.666 tablet/box
Rp. 9.734
Jadi, harga jual per tablet amaryl 4mg adalah sebesar Rp. 9.734 /tablet.
Faktor yang harus diperhatikan dalam penetapan harga jual adalah, harga pokok
produksi dan harga jual barang dipasar yang sejenis.
75
Penetapan harga jual untuk masing-masing produk berdasarkan
pembebanan
biaya-biaya
selama
produksi
yang
diperhitungkan
dalam
menetapkan harga jual, sehingga perusahaan dapat menutup biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam perencanaan laba yang diinginkan perusahaan. Tingkat harga
jual dipengaruhi oleh harga pokok yang dikeluarkan oleh perusahaan. Harga
pokok merupakan semua unsur biaya produksi, yang meliputi biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Dari perhitungan harga jual diatas untuk produk Amlogrix 10mg
dengan laba yang diharapkan perusahaan sebesar 30% dan produk Amaryl 4mg
perusahaan menetapkan laba sebesar 20%, ternyata mampu menutupi biaya
produksinya. Perbedaan persentase laba yang diharapkan perusahaan karena
berdasarkan penggunaan bahan baku untuk produk tersebut.
Metode penetapan harga jual yang digunakan perusahaan adalah dengan
metode harga jual normal, dan full costing. Yaitu penetapan harga jual dengan
memperhitungkan seluruh biaya produksi dan biaya non produksi yang
dikeluarkan perusahaan ditambah mark up laba yang diinginkan perusahaan.
Taksiran biaya penuh dapat dihitung dengan dua pendekatan : full
costing dan variable costing. Dalam pendekatan full costing, taksiran biaya
penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual produk.
Download