STRATEGI PENINGKATAN KUALIFIKASI – MUTU TENAGA PENDIDIK DAN PENDIDIKAN (Kajian Akademis-Empiris Menuju Pendidikan Berkualitas) Wayan Lasmawan Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja I. daya PENGANTAR manusia. Peningkatan kualitas Perkembangan ilmu pengetahuan pendidikan merupakan suatu proses yang dan teknologi telah membawa perubahan terintegrasi dengan proses peningkatan di hampir semua aspek kehidupan manusia kualitas sumber daya manusia itu sendiri. dimana hanya Menyadari pentingnya proses peningkatan dapat dipecahkan kecuali dengan upaya kualitas sumber daya manusia, maka penguasaan pemerintah berbagai dan permasalahan peningkatan ilmu bersama kalangan swasta pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat sama-sama telah dan terus berupaya bagi kehidupan manusia di satu sisi mewujudkan perubahan tersebut juga telah membawa berbagai usaha pembangunan pendidikan manusia ke dalam era persaingan global yang lebih berkualitas antara lain melalui yang semakin ketat. Agar mampu berperan pengembangan dan perbaikan kurikulum dalam persaingan global, maka sebagai dan sistem evaluasi, perbaikan sarana bangsa kita perlu terus mengembangkan pendidikan, pengembangan dan pengadaan dan meningkatkan kualitas sumber daya materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan manusianya. Oleh karena itu, peningkatan tenaga kependidikan lainnya. Tetapi pada kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataannya upaya pemerintah tersebut kenyataan yang harus dilakukan secara belum cukup berarti dalam meningkatkan terencana, terarah, intensif, efektif dan kuailtas pendidikan. Salah satu indikator efisien dalam proses pembangunan, kalau kekurang berhasilan ini ditunjukkan antara tidak ingin bangsa ini kalah bersaing lain dengan NEM siswa untuk berbagai dalam menjalani era globalisasi tersebut. bidang studi pada jenjang SLTP dan SLTA Berbicara tersebut melalui kualitas yang tidak memperlihatkan kenaikan yang pendidikan berarti bahkan boleh dikatakan konstan memegang peran yang sangat penting dari tahun ke tahun, kecuali pada beberapa sumber daya mengenai amanat manusia, dalam proses peningkatan kualitas sumber 1 sekolah dengan jumlah yang relatif sangat dapat terpikirkan secara utuh dan akurat kecil. oleh birokrasi pusat. Diskusi tersebut Ada dua faktor yang dapat memberikan pemahaman kepada kita menjelaskan mengapa upaya perbaikan bahwa pembangunan pendidikan bukan mutu pendidikan selama ini kurang atau hanya terfokus pada penyediaan faktor tidak input pendidikan tetapi juga harus lebih berhasil. Pertama strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih memperhatikan bersifat input oriented. Strategi yang pendidikan..Input pendidikan merupakan demikian lebih bersandar kepada asumsi hal yang mutlak harus ada dalam batas - bahwa bilamana semua input pendidikan batas tertentu tetapi tidak menjadi jaminan telah dipenuhi, seperti penyediaan buku- dapat secara otomatis meningkatkan mutu buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, pendidikan penyediaan sarana pendidikan, pelatihan necessary but not sufficient condition to guru dan tenaga kependidikan lainnya, improve student achievement). Disamping maka secara otomatis lembaga pendidikan itu ( sekolah) akan dapat menghasilkan output pelaksana pendidikan formal terdepan (keluaran) yang bermutu sebagai mana dengan berbagai keragaman potensi anak yang diharapkan. Ternyata strategi input- didik output yang diperkenalkan oleh teori pendidikan education production function (Hanushek, lingkungan yang berbeda satu dengan 1979,1981) tidak berfungsi sepenuhnya di lainnya, maka sekolah harus dinamis dan lembaga pendidikan (sekolah), melainkan kreatif dalam melaksanakan perannya hanya terjadi dalam institusi ekonomi dan untuk industri. Kedua, pengelolaan pendidikan kualitas/mutu pendidikan. hal ini akan selama ini lebih bersifat macro-oriented, dapat dilaksanakan jika sekolah dengan diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat berbagai keragamannya itu, diberikan pusat. Akibatnya, banyak faktor yang kepercayaan diproyeksikan di tingkat makro (pusat) mengurus dirinya sendiri sesuai dengan tidak berjalan kondisi lingkungan dan kebutuhan anak sebagaimana mestinya di tingkat mikro didiknya. Walaupun demikian, agar mutu (sekolah). Atau dengan singkat dapat tetap terjaga dan agar proses peningkatan dikatakan bahwa komleksitasnya cakupan mutu tetap terkontrol, maka harus ada permasalahan pendidikan, seringkali tidak standar yang diatur dan disepakati secara terjadi atau tidak (school mengingat yang faktor proses resources sekolah sebagai memerlukan yang untuk unit layanan beragam, mengupayakan are kondisi peningkatan mengatur dan 2 secara nasional untuk dijadikan indikator penyandang profesi evaluasi keberhasilan peningkatan mutu merupakan pencerminan sekaligus sebagai tersebut salah satu ukuran martabat suatu bangsa. (adanya benchmarking). yang bermartabat Pemikiran ini telah mendorong munculnya Hingga saat ini secara kuantitatif populasi pendekatan pengelolaan guru di Indonesia sangat besar. Secara peningkatan mutu pendidikan di masa nasional masih banyak guru yang belum mendatang harus berbasis sekolah sebagai memenuhi institusi paling depan dalam kegiatan akademik. Data tahun 2008 jumlah guru pendidikan. yang belum memenuhi kualifikasi S- baru, yakni Pada era sekarang, yang sering 1/DIV persyaratan sebanyak kualifikasi 1.656.548. Untuk disebut era globalisasi, institusi pendidikan mempercepat seluruh guru memenuhi formal mengemban tugas penting untuk persyaratan kualifikasi pendidikan yang menyiapkan sumber daya manusia (SDM) diharapkan tuntas pada tahun 2015 sesuai Indonesia berkualitas di masa depan. Di dengan amanat UU Nomor 14 Tahun lingkungan 2005, pemerintah melalui Departemen (education pendidikan as persekolahan schooling) ini, guru Pendidikan Nasional sejak tahun 2006 profesional memegang kunci utama bagi memberikan peningkatan mutu SDM masa depan itu. kualifikasi guru pada satuan pendidikan Guru merupakan tenaga profesional yang dasar dan menengah yang sedang dan akan melakukan menempuh tugas pokok dan fungsi subsidi pendidikan peningkatan jenjang S1/D- meningkatkan pengetahuan, keterampilan, IV,baik guru PNS maupun guru bukan dan sikap peserta didik sebagai aset PNS. Sejalan dengan itu, pelaksanaan manusia Indonesia masa depan. sertifikasi guru yang telah dimulai sejak Pemerintah tidak pernah berhenti tahun 2007 akan terus dilakukan, berupaya meningkatkan profesionalisme sehinggan diharapkan guru-guru yang ada guru dan kesejahteraan guru. Pemerintah dan telah memenuhi persyaratan dapat telah melakukan langkah-langkah strategis memperoleh dalam kerangka peningkatan kualifikasi, kriteria dan rentang waktu yang ditetapkan kompetensi, dalam undang-undang. kesejahteraan, serta sertifikat sesuai dengan perlindungan hukum dan perlindungan profesi bagi mereka. Langkah-langkah II. MEMBANGUN PROFESI GURU strategis ini perlu diambil, karena apresiasi Saat ini telah muncul komitmen tinggi suatu bangsa terhadap guru sebagai kuat dari Pemerintah Indonesia, terutama 3 Depdiknas, untuk merevitalisasi kinerja ketenagakerjaan, guru antara lain dengan memperketat Setidaknya persyaratan bagi siapa saja yang ingin permasalahan manajemen guru tersebut meniti karir profesi di bidang keguruan. agaknya akan dapat dipecahkan, jika Dengan persyaratan minimum kualifikasi semua akademik sebagaimana diatur dalam UU sebagaimana diamanatkan dalam UU No. No. 14 Tahun 2005, diharapkan guru 14 benar-benar memiliki kompetensi sebagai manajemen guru, perlu perhatian khusus agen pembelajaran. Kompetensi sebagai untuk beberapa hal yang sangat esensial, agen pembelajaran meliputi kompetensi seperti termuat dalam UU Nomor 14 pedagogik, kepribadian, Tahun 2005. Pertama, pemerintah wajib kompetensi profesional, dan kompetensi memenuhi kebutuhan guru PNS, baik sosial, dimana hal itu diharapkan dapat jumlah, kualifikasi, kompetensi maupun diperoleh secara penuh melalui pendidikan pemerataannya untuk profesi. Ke depan, agaknya peluang orang- keberlangsungan pendidikan. orang yang berminat untuk menjadi guru pemerintah provinsi cukup terbuka lebar. Dalam PP No. 19 kebutuhan guru Tahun 2005 disebutkan bahwa seseorang kualifikasi, yang tidak memiliki ijazah S1, D-IV, atau pemerataannya sertifikat profesi akan tetapi memiliki keberlangsungan pendidikan menengah keahlian negeri dan pendidikan khusus negeri kompetensi khusus yang diakui dan dan sebagian pihah Tahun manajemen. di memiliki 2005. antara komitmen, Berkaitan menjamin wajib PNS, memenuhi jumlah, maupun untuk menjamin diperlukan dapat diangkat menjadi guru sesuai pada TK/RA/BA sampai dengan SMA kewenangannya masing-masing. Ketiga, atau bentuk lain yang sederajat, setelah pemerintah melewati uji kelayakan dan kesetaraan memenuhi kebutuhan guru PNS, baik dengan rambu-rambu tertentu. jumlah, kualifikasi, kompetensi maupun Tentu saja masalah pengelolaan SNP Kedua, baik kompetensi dengan dengan di Kabupaten/Kota pemerataannya untuk wilayah wajib menjamin guru akan selalu muncul dengan kadar keberlangsungan pendidikan dasar negeri yang beragam pada masing-masing daerah. dan pendidikan anak usia dini jalur formal Hingga kini, beberapa masalah di bidang sesuai ini menyangkut jumlah, mutu, penyebaran, kewenangannya masing-masing. Keempat, kesejahteraan, perlindungan hukum, penyelenggara satuan pendidikan atau perlindungan profesi, perlindungan satuan pendidikan dasar, menengah, atau dengan SNP di wilayah 4 anak usia dini jalur formal yang bahwa profesi menunjuk kepada suatu diselenggarakan oleh masyarakat wajib kelompok pekerjaan dari jenis yang ideal, memenuhi kebutuhan guru tetap, baik yang sesungguhnya tidak ada di dalam jumlah, kualifikasi, maupun kenyataan atau tidak pernah akan tercapai, untuk menjamin akan tetapi menyediakan suatu model keberlangsungan pendidikan formal sesuai status pekerjaan yang bisa diperoleh, bila dengan SNP. Jika hal ini diikuti secara pekerjaan konsisten oleh pihak-pihak yang tergamit, profesionalisasi masalah manajemen guru akan dapat profesional berarti sering diartikan sifat dipecahkan. Tentu saja hal itu harus yang ditunjang oleh sistem pengangkatan dan penyandang profesi, berikut implikasinya penempatan dikaitkan dengan kebutuhan hidupnya. kompetensinya guru dilakukan secara obyektif dan transparan. itu telah secara ditampilkan mencapai penuh. oleh Kata seorang Dalam UU No. 14 tahun 2005, kata profesional diartikan sebagai pekerjaan atau kegiatan seseorang III. PROFESI DAN PROFESIONALISASI GURU Guru profesional kemampuan memiliki mengorganisasikan lingkungan belajar yang produktif. Kata “profesi” secara terminologi diartikan suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya dengan titik tekan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Kamampuan mental yang dimaksudkan di sini adalah ada persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis. Dari sudut Vollmer & penghampiran Mills dalam sosiologi, bukunya Professionalization (1972) mengemukakan yang dan dilakukan menjadi oleh sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Profesionalisme berasal dari kata bahasa Inggris professionalism leksikal berarti Profesionalisasi sifat yang secara profesional. merupakan proses peningkatan kualifikasi atau kemampuan para anggota penyandang suatu profesi untuk mencapai kriteria standar ideal dari penampilan atau perbuatan diinginkan oleh profesinya yang itu. Profesionalisasi mengandung makna dua dimensi utama, yaitu peningkatan status dan peningkatan kemampuan praktis. 5 Peningkatan status dan peningkatan sertifikat pendidik, sehat jasmani dan kemampuan praktis ini harus sejalan rohani, serta memiliki kemampuan untuk dengan tuntutan tugas yang diemban mewujudkan tujuan pendidikan nasional. sebagai guru. Kebijakan Sebagi tenaga profesional, guru dituntut memvalidasi ilmunya, baik prioritas pemberdayaan meningkatan guru dalam saat kualifikasi, rangka ini adalah peningkatan melalui belajar sendiri maupun melalui kompetensi, sertifikasi guru, program pembinaan dan pengembangan pengembangan karir, penghargaan dan yang dilembagakan oleh pemerintah atau perlindungan, masyarakat. Pembinaan merupakan upaya guru, peningkatan profesionalisme guru yang tambahan. perencanaan tunjangan guru, kebutuhan dan maslahat dapat dilakukan melalui kegiatan seminar, Sejalan dengan itu, ke depan pelatihan, dan pendidikan. Pembinaan beberapa kebijakan yang digariskan untuk guru dilakukan dana kerangka pembinaan meningkatkan profesi dan karier. Pembinaan profesi guru umumnya dan meningkatkan mutu guru meliputi pembinaan khususnya, antara lain mencakup hal-hal pedagogik, kompetensi kompetensi kepribadian, berikut mutu ini. pendidikan Pertama, pada melakukan kompetensi profesional, dan kompetensi pendataan, validasi data, pengembangan sosial. Pembinaan karier sebagaimana program dan sistem pelaporan pembinaan dimaksud profesi pendidik melalui jaringan kerja pada penugasan, meliputi kenaikan meliputi pangkat, dan promosi. dengan P4TK, Pendidikan. model LPMP, Kedua, penyiapan dan Dinas mengembangkan dan penempatan pendidik untuk daerah khusus melalui IV. STRATEGI PENINGKATAN wilayah. Ketiga, menyusun kebijakan dan MUTU GURU Lahirnya UU No. 14 Tahun 2005 merupakan salah meningkatkan satu mutu usaha guru, untuk sekaligus diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Di dalam UU ini diamanatkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi pembentukan tim pengembang dan survey akademik, kompetensi, mengembangkan sistem pengelolaan pendidik secara transparan dan akuntabel melalui pembentukan tim pengembang dan program rintisan pengelolaan pendidik. Keempat, meningkatkan kapasitas staf dalam perencanaan dan evaluasi program melalui pelatihan, pendidikan lanjutan dan 6 rotasi. Kelima, mengembangkan sistem peningkatan kualifikasi akademik yang layanan dapat pendidik untuk pendidikan layanan khusus melalui kerja sama dengan dipilih untuk meningkatkan kualifikasi guru. LPTK dan lembaga terkait lain. Keenam, Model Tugas Belajar, dimana guru melakukan kerja sama antar lembaga di yang mengikuti model ini dibebaskan dari dalam dan di luar negeri melalui berbagai tugas mengajar dan ditugaskan mengikuti program perkuliahan yang bermanfaat bagi di salah satu Perguruan pengembangan profesi pendidik. Ketujuh, Tinggi. Tugas belajar ini dapat bersifat mengembangkan sistem dan pelaksanaan mandiri maupun kelompok. Tugas belajar penjaminan mandiri merupakan pembentukan tim pengembang dan tim kualifikasi ke penjamin mutu pendidikan. Kedelapan, perkuliahannya menyusun kebijakan dan mengembangkan program sistem diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi, mutu pendidikan pengelolaan transparan dan pembentukan pendidik akuntabel tim melalui secara melalui pengembang dan S1 sedangkan minimal S1 peningkatan atau D4 terintegrasi atau D4 yang dengan reguler yang tugas belajar kelompok 20 orang dengan program rintisan pengelolaan guru dan menyelenggarakan kuliahnya dilaksanakan tenaga kependidikan. dalam kelas tersendiri. Tugas belajar yang bersifat kelompok dilaksanakan dalam bentuk kerjasama dengan lembaga terkait, V. ALTERNATIF MODEL PENINGKATAN KUALIFIKASI baik Pemerintah maupun pemerintah daerah. Model Ijin Belajar, dimana guru GURU tetap melaksanakan tugas mengajar di Depdiknas telah menetapkan banyak model peningkatan kualifikasi akademik bagi guru. Seorang guru dalam menentukan model yang dipilih, dengan mempertimbangkan beberapa hal yang berkenaan dengan kemampuan akademik, kesiapan mental dan tanggung jawab sebagai PNS dengan tugas sebagai guru di sekolah. Berikut adalah model-model sekolah, tetapi dalam waktu yang sama mereka juga mengikuti kuliah di perguruan tinggi. Perkuliahan dilaksanakan di selasela mengajar atau pada hari tidak mengajar. Peningkatan kualifikasi model ini dapat kelompok. besifat Ijin mandiri belajar maupun yang bersifat mandiri sama dengan tugas belajar mandiri hanya berbeda pada beban mengajar, 7 sedangkan ijin belajar kelompok minimal proses perkuliahan dilakukan pada saat juga 20 guru. liburan antar semester genap dan semester Model Akreditasi, dimana guru ganjil di sekolah. Kedua, Model Berkala tidak meninggalkan tugas sehari-hari dan Model Blok Waktu (Block Time), dimana tidak merugikan anak didik. Pelaksanaan perkuliahan dilakukan pada saat liburan model akreditasi ini dapat dilaksanakan sekolah saja dalam satu satuan blok waktu. dengan melakukan kerjasama antara unit pembina guru perguruan dengan tinggi LPTK Kewilayahan, dimana Peta model ini sebagai program kependidikan. Unit pembina guru pengembangan kebutuhan misalnya dan kualifikasi berdasarkan kekuatan yang Tenaga dimiliki oleh kelembagaan LPTK dan Lembaga P4TK di wilayah. Dalam hal ini dilihat Penjaminan Mutu Pendidikan, dan Dinas sejauhmana kekuatan LPTK sebagai pusat Pendidikan Kabupaten dan Propinsi. pengembangan Pemberdayaan Pengembangan Pendidik Kependidikan mempunyai Berdasarkan dilaksanakan Pusat yang atau Model dan (P4TK), Model Belajar Jarak Jauh (BJJ), kekuatan keilmuan P4TK alternatif layanan tertentu sebagai dan pusat diperuntukkan bagi guru yang tinggal jauh pengembangan mata pelajaran. Kedua dari lembaga tersebut dapat bekerja sama untuk LPTK penyelenggara. Dengan mengikuti program BJJ, guru tidak perlu melaksanakan meninggalkan tugas mengajar sehari-hari. berdasarkan spesifikasi mata pelajaran Tutorial diadakan satu minggu sekali, di yang dikembangkan oleh P4TK dan tempat yang mudah dijangkau oleh para disepakati oleh LPTK. guru. Tutorial berfungsi sebagai program Pendidikan Jarak kualifikasi Jauh (PJJ) pemantapan substansi kajian yang telah Berbasis ICT. Program ini merupakan dibaca oleh para guru, berbagi masalah program peningkatan kualifikasi khusus pembelajaran bagi guru SD (lulusan D-2) yang belum dan mengkaji cara pemecahannya, kemudian diterapkan di berkualifikasi sekolah masing-masing. pendidikannya ke jenjang S-1. Model Berkala, dimana proses pelaksanaan berkala kualifikasi dilakukan pada guru model saat liburan S-1 untuk melanjutkan Peningkatan Kualifikasi Akademik (PKA) Guru Berbasis KKG , dimana program ini merupakan peningkatan sekolah. Model ini terdiri dari dua jenis. kualifikasi akademiki S-1 PGSD bagi guru Pertama, Model Berkala Terpadu, yakni SD dengan menggunakan sistem 8 pendidikan jarak jauh yang development (CPD). PPB atau CPD diselenggarakan di kelompok kerja guru bermakna sebagai semua inisiatif individu oleh perguruan tinggi yang ditunjuk. dan kegiatan pengembangan profesional yang tersedia untuk mendukung pengembangan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Dalam VI. PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU SECARA atau kepengawasan pembelajaran, sentral BERKELANJUTAN Sebagi tenaga profesional, guru dituntut memvalidasi ilmunya, baik melalui belajar sendiri maupun melalui program pembinaan dan pengembangan yang dilembagakan oleh pemerintah. Pembinaan merupakan upaya peningkatan profesionalisme guru yang dapat dilakukan melalui kegiatan seminar, pelatihan, dan pendidikan. Pembinaan guru dilakukan dalam kerangka pembinaan profesi dan karier. Pembinaan profesi guru meliputi pembinaan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Pembinaan karier sebagaimana dimaksud pada meliputi penugasan dan promosi. Seperti disebutkan di atas, aktivitas pengembangan profesi guru bersifat terusmenerus, tiada henti, dan tidak ada titik puncak kemampuan profesional yang benar-benar final. Di sinilah esensi bahwa guru harus menjalani proses pengembangan profesional berkelanjutan (PPB) atau continuing konteks interaksi kepengawasan sekolah professional utama pembinaan adalah guru. Apakah PPB atau CPD itu? PPB atau CPD adalah semua program dan kebijakan pengembangan profesional yang tersedia untuk mendukung pengembangan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. PPB atau CPD adalah aktivitas reflektif yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan seseorang. CPD menunjang kebutuhan seseorang dan memperbaiki praktek-praktek profesionalnya. PPB atau CPD juga bermakna cara setiap anggota asosiasi profesi memelihara, memperbaiki, dan memperluas pengetahuan dan keterampilan mereka dan mengembangkan kualitas diri yang diperlukan dalam kehidupan profesional mereka. Dengan demikian PPB atau CPD memuat tiga istilah utama. Yaitu continuing, professional, dan development. Disebut continuing (berkelanjutan) karena belajar tidak pernah berhenti tanpa memperhatikan usia maupan senioritas. 9 Disebut professional (profesional) karena memperkenalkan CPD nasional. difokuskan pada kompetensi- prioritas Program program tersebut harus kompetensi profesional dalam sebuah mencakup sumber daya yang tersedia peran profesional. Disebut development untuk (pengembangan) karena tujuannya adalah teridentifikasi untuk memperbaiki kinerja seseorang dan sekolah, pengawas, sekolah dan kelompok untuk karir sekolah. Dalam jangka pendek ada elemen seseorang yang jauh lebih luas dari ke empat yang mendukung pendidik, sekedar pendidikan dan pelatihan formal kepala sekolah, dan pengawas sekolah biasa. yang memperkuat Pengembangan kemajuan oleh unqualified kebutuhan yang pendidik, kepala untuk memperoleh tenaga persyaratan kompetensi profesional saat kependidikan harus dipandang sebagai ini.Program utama ini akan membantu suatu pola pengembangan berkelanjutan para dari pendidik yang tidak atau kurang berdasarkan memiliki andal mereka menyelesaikan program induksi, (unqualified) sampai pendidik senior di kemudian dapat dibuat penilaian bagi sekolah, kepala sekolah, atau pengawas. pendidik yang akan promosi dari guru Kemampuan profesional pertama menjadi guru muda, guru muda sekolah, profesional merespon kompetensi dan pengawas yang guru, kepala itu bersifat dinamis. pendidik mengevaluasi standar kompetensi diri saat menjadi guru madya, guru madya menjadi guru utama, kepala sekolah atau pengawas. Kerangka kerja pengembangan profesional pada akhirnya harus mencakup CDP yang efektif adalah CPD yang memiliki ciri-ciri berikut: tiga jenis CPD yang berbeda. Dalam a) Setiap aktivitas CPD adalah bagian jangka pendek akan ada peluang keempat dari sebuah rencana jangka panjang yang juga harus dipertimbangkan, yaitu: yang Program kesempatan pada peserta CPD inti nasional pengembangan koheren yang profesional yang membantu para pendidik, untuk kepala sekolah, dan pengawas sekolah mereka untuk memperbaiki diri mereka secara dampak pada praktek pembelajaran profesional sejak saat mereka, mengembangkan praktek- bertugas sampai mereka mulai mereka pensiun. Program tersebut harus memungkinkan tersedianya sumber daya untuk menerapkan memberi pelajari, apa yang mengevaluasi praktek mereka. b) CPD direncanakan dengan visi yang jelas tentang praktik-praktik 10 yang efektif dikembangkan. atau Visi yang dipahami i) CPD memunculkan secara terus menerus rasa ingin tahu bersama oleh semua pemangku kemampuan kepentingan dalam kehidupan sehari-hari di CPD dan oleh Pimpinan dan Staf Pendukung CPD. mengbangkan keterampilan, solving sekolah. j) Dampak c) CPD memungkinkan peserta untuk problem dan CDP pembelajaran pada terus proses menerus dievaluasi, dan hasil evaluasi ini pengetahuan, dan pemahaman yang mengarahkan praktis, aktivitas profesional secara terus relevan, dan dapat diterapkan pada peran atau karir pengembangan menerus. saat ini dan masa depan. d) CPD harus disiapkan oleh orang berpengalaman, berkeakhlian, dan berketerampilan. Dalam pengertian umum, mutu e) CPD didasarkan pada bukti-bukti terbaik yang tersedia tentang praktik pembelajaran. f) CPD pengetahuan VII. MUTU PENDIDIKAN mengandung makna derajat keunggulan suatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang maupun jasa. Barang dan jasa mempertimbangkan pendidikan itu bermakna dapat dilihat dan dan tidak dapat dilihat, namun dapat dirasakan. pengalaman peserta. Dalam konteks pendidikan pengertian CPD ditunjang oleh pembinaan mutu mengacu pada masukan, proses, atau mentoring oleh teman sejawat luaran, dan dampaknya. Mutu masukan yang berpengalaman baik dari dapat dilihat dari beberapa sisi. Pertama, dalam sekolah itu sendiri maupun kondisi baik atau tidaknya masukan dari luar. sumber daya manusia, seperti kepala g) CPD dapat menggunakan hasil observasi dasar siswa, dan lain-lain. Kedua, memenuhi pengembangan fokus CPD dan atau tidaknya kriteria masukan material dampak CPD. berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, h) CPD kelas sebagai sekolah, guru, laboran, staf tata usaha, merupakan pembelajaran pemodelan efektif dan pemodelan strategi pembelajaran. prasarana dan sarana sekolah, dan lainlain. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat 11 lunak, seperti organisasi, peraturan, deskripsi kerja, struktur dinyatakan dengan aneka struktur keterampilan yang diperoleh oleh siswa organisasi, dan lain-lain. Keempat, mutu selama masukan dan ekstrakurikuler itu. Di luar kerangka itu, motivasi, mutu luaran juga dapat dilihat dari nilai- yang kebutuhan, bersifat seperti harapan visi, mengikuti jenis ketekunan, cita-cita, dan lain-lain. nilai Mutu proses pembelajaran mengandung dorongan untuk maju, dan lain-lain yang makna kemampuan sumberdaya sekolah diperoleh anak didik selama menjalani mentransformasikan multijenis masukan pendidikan. Mutu sebuah sekolah juga dan situasi untuk mencapai derajat nilai dapat dilihat dari tertib administrasinya. tambah didik. Salah satu bentuk dari tertib administrasi Termasuk dalam kerangka mutu proses adalah adanya mekanisme kerja yang pendidikan ini adalah derajat kesehatan, efektif dan efisien, baik secara vertikal keamanan, disiplin, keakraban, saling maupun horizontal. Dilihat dari persepektif menghormati, kepuasan dan lain-lain dari operasional, manajemen sekolah berbasis subjek selama memberikan dan menerima MBS dikatakan bermutu, jika sumber daya jasa layanan. Menurut Umaedi (1999), manusianya bekerja secara efektif dan manajemen sekolah dan manajemen kelas efisien. Mereka bekerja bukan karena ada berfungsi berbagai beban atau karena diawasi secara ketat. mensinergikan Proses pekerjaannya pun dilakukan benar semua komponen dalam interaksi belajar dari awal, bukan mengatasi aneka masalah mengajar. yang tertentu masukan bagi peserta mensinkronkan tersebut atau Kesemua bersinergi komponen mendukung itu proses pembelajaran. yang timbul dianut, secara moralitas, rutin, karena kekeliruan yang tidak disengaja. Kedewasan dalam bekerja menjadi Hasil bermutu hidup program-program jika pendidikan dipandang mampu melahirkan ciri lain dari manajemen sekolah yang bermutu.Tenaga akademik administratif pada peserta didik yang dinyatakan lulus diancam, diawasi, atau diperintah oleh untuk atau pimpinan atau atasannya. Mereka bekerja pembelajaran karena memiliki rasa tanggungjawab akan tertentu. Keunggulan akademik dinyatakan tugas pokok dan fungsinya. Sikap mental dengan nilai yang dicapai oleh peserta (mind set) tenaga kependidikan di sekolah didik. menjadi menyelesaikan jenjang pendidikan program Keunggulan ekstrakurikuler prasyarat bukan staf keunggulan akademik dan ekstrakurikuler satu bekerja dan bagi karena upaya 12 meningkatkan mutu. Merujuk pada pendapat Edward Sallis (1993), sekolah yang bermutu bercirikan: internal eksternal. memperbaikinya. 2. Memiliki strategi untuk mencapai 1. Berfokus pada pelanggan, baik pelanggan “kerusakan psikologis” amat sulit Pada maupun sekolah yang kualitas, baik di tingkat pimpinan, tenaga akademik, maupun tenaga administratif. bermutu totalitas perilaku staf, 3. Mengelola atau memperlakukan tenaga akademik, dan pimpinan keluhan sebagai umpan balik untuk melakukan tugas pokok dan fungsi mencapai untuk kebutuhan memposisikan kesalahan sebagai ini instrumen untuk berbuat benar memenuhi pelanggan. Inisiatif perlu didukung oleh mekanisme kerja pada secara Memiliki vertikal dan horizontal kualitas even kerja dan berikutnya. kebijakan dengan menempatkan kepentingan perencanaan akademik sebagai inti kegiatan. kualitas, baik perencanaan jangka Siapakah pendek, jangka menengah, maupun pelanggan pendidikan itu? Menurut Edward Sallis (1993) pelanggan jasa untuk dalam mencapai jangka panjang. pendidikan 4. Mengupayakan proses perbaikan sekolah dengan melibatkan semua orang khususnya adalah semua pihak sesuai dengan tugas pokok, fungsi, yang dan tanggungjawabnya. umumumnya dan memerlukan, dalam, dan terhadap jasa Berfokus terlibat di berkepentingan pendidikan pada upaya itu. untuk 5. Mendorong orang yang dipandang memliki kreatifitas dan mampu menciptakan kualitas, serta mencegah masalah-masalah yang merangsang yang lainnya agar muncul, dapat bekerja secara berkualitas. dalam makna ada komitmen untuk bekerja secara Memperjelas peran dan benar awal. tanggungjawab setiap orang, daya termasuk Investasi dari pada sumber manusianya, yang komitmennya perlu terus dijaga jangan sampai mengalami “kerusakan”, karena kejelasan arah kerja secara vertikal dan horizontal. 6. Memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas. 13 7. Memandang atau menempatkan maka diskusi ini memberi konsekwensi kualitas yang telah dicapai sebagai bahwa sekolah harus menjadi bagian jalan untuk memperbaiki kualitas utama layanan lebih lanjut. keputusan dalam rangka peningkatan mutu 8. Memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja. di dalam pendidikan. dituntut proses pembuatan Sementara, masyarakat partisipasinya 9. Menempatkan peningkatan kualitas memahami secara terus-menerus sebagai suatu pemerintah pusat keharusan. pendukung dalam agar pendidikan, lebih sedangkan berperan hal sebagai menentukan kerangka dasar kebijakan pendidikan. Bervariasinya kebutuhan siswa Strategi ini berbeda dengan konsep akan belajar, beragamnya kebutuhan guru mengenai dan selama ini kita kenal. Dalam sistem lama, staf lain dalam pengembangan profesionalnya, berbedanya pengelolaan sekolah yang lingkungan birokrasi pusat sangat mendominasi proses sekolah satu dengan lainnya dan ditambah pengambilan atau pembuatan keputusan dengan harapan orang tua/masyarakat akan pendidikan, yang bukan hanya kebijakan pendidikan yang bermutu bagi anak dan bersifat makro saja tetapi lebih jauh tuntutan dunia usaha untuk memperoleh kepada tenaga Sementara bermutu, berdampak kepada hal-hal yang sekolah bersifat mikro; cenderung hanya keharusan bagi setiap individu terutama melaksanakan pimpinan tersebut yang belum tentu sesuai dengan kelompok harus mampu kebijakan-kebijakan merespon dan mengapresiasikan kondisi kebutuhan tersebut di dalam proses pengambilan Sekolah, keputusan. Ini memberi keyakinan bahwa Pengalaman menunjukkan bahwa sistem di dalam proses pengambilan keputusan lama seringkali menimbulkan kontradiksi untuk antara peningkatan mutu pendidikan belajar dan apa siswa, harapan yang lingkungan orang menjadi tua. kebutuhan mungkin dapat dipergunakan berbagai sekolah dengan kebijakan yang harus teori, perspektif dan kerangka acuan dilaksanakan di dalam proses peningkatan (framework) dengan melibatkan berbagai mutu pendidikan. Fenomena pemberian kelompok kemandirian masyarakat terutama yang kepada sekolah ini memiliki kepedulian kepada pendidikan. memperlihatkan suatu perubahan cara Karena sekolah berada pada pada bagian berpikir terdepan dari pada proses pendidikan, normatif dan pendekatan preskriptif di dari yang bersifat rasional, 14 dalam pengambilan keputusan pandidikan IPTEK, (vi) adanya pelaksanaan evaluasi kepada suatu kesadaran akan kompleksnya yang terus menerus terhadap berbagai pengambilan keputusan di dalam sistem aspek akademik dan administratif, dan pendidikan dan organisasi yang mungkin pemanfaatan tidak dapat diapresiasiakan secara utuh penyempurnaan/perbaikan mutu, dan (vii) oleh birokrat pusat. Hal inilah yang adanya komunikasi dan dukungan intensif kemudian dari mendorong munculnya orang hasilnya tua untuk murid/masyarakat. pemikiran untuk beralih kepada konsep Pengembangan konsep manajemen ini manajemen peningkatan mutu berbasis didesain untuk meningkatkan kemampuan sekolah di sekolah dan masyarakat dalam mengelola Indonesia, yang merupakan bagian dari perubahan pendidikan kaitannya dengan desentralisasi pendidikan yang tengah tujuan keseluruhan, kebijakan, strategi dikembangkan. perencanaan, inisiatif kurikulum yang sebagai pendekatan Manajemen baru peningkatan mutu telah ditentukan oleh pemerintah dan berbasis sekolah merupakan alternatif baru otoritas dalam pengelolaan pendidikan yang lebih menuntut adanya perubahan sikap dan menekankan kepada kemandirian dan tingkah laku seluruh komponen sekolah; kreatifitas ini kepala sekolah, guru dan tenaga/staf diperkenalkan oleh teori effective school administrasi termasuk orang tua dan yang masyarakat sekolah. lebih Konsep memfokuskan diri pada pendidikan. dalam Pendidikan ini memandang, perbaikan proses pendidikan (Edmond, memahami, membantu sekaligus sebagai 1979). yang pemantau yang melaksanakan monitoring konsep dan evaluasi dalam pengelolaan sekolah manajemen ini antara lain sebagai berikut; yang bersangkutan dengan didukung oleh (i) lingkungan sekolah yang aman dan pengelolaan tertib, (ii) sekolah memilki misi dan target presentatif dan valid. Akhir dari semua itu mutu yang ingin dicapai, (iii) sekolah ditujukan kepada keberhasilan sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat, (iv) untuk adanya harapan yang tinggi dari personel berkualitas/bermutu bagi masyarakat. Beberapa menunjukkan indikator karakter dari sistem menyiapkan informasi pendidikan yang yang sekolah (kepala sekolah, guru, dan staf Dalam pengimplementasian konsep lainnya termasuk siswa) untuk berprestasi, ini, sekolah memiliki tanggung jawab (v) adanya pengembangan staf sekolah untuk mengelola dirinya berkaitan dengan yang permasalahan administrasi, keuangan dan terus menerus sesuai tuntutan 15 fungsi setiap personel sekolah di dalam tersebut akan mendorong sekolah untuk kerangka arah dan kebijakan yang telah terus dirumuskan oleh pemerintah. Bersama - penghargaan sama dengan orang tua dan masyarakat, motivasi dan meningkatkan kepercayaan sekolah keputusan, diri setiap personel sekolah, khususnya mengatur skala prioritas disamping harus siswa. Jadi sekolah harus mengontrol menyediakan lingkungan kerja yang lebih semua semberdaya termasuk sumber daya profesional bagi guru, dan meningkatkan manusia yang ada, dan lebih lanjut harus pengetahuan serta menggunakan secara lebih efisien sumber tentang daya tersebut untuk hal - hal yang harus membuat dan keyakinan kemampuan masyarakat meningkatkan akan diri, dapat sedangkan memberikan sekolah/pendidikan. Kepala sekolah harus bermanfaat bagi tampil sebagai koordinator dari sejumlah khususnya. Sementara orang yang mewakili berbagai kelompok makro yang dirumuskan oleh pemerintah yang berbeda di dalam masyarakat sekolah atau otoritas pendidikan lainnya masih dan secara profesional harus terlibat dalam diperlukan dalam rangka menjamin tujuan setiap proses perubahan di sekolah melalui - tujuan yang bersifat nasional dan penerapan akuntabilitas yang berlingkup nasional. kualitas prinsip-prinsip total dengan pengelolaan peningkatan itu, mutu kebijakan menciptakan kompetisi dan penghargaan di dalam sekolah itu sendiri maupun sekolah lain. Ada empat hal yang terkait dengan prinsip VIII. MANAJEMEN KURIKULUM SEKOLAH - prinsip pengelolaan kualitas total yaitu; Di dalam pelaksanaan (i) perhatian harus ditekankan kepada diversifikasi proses menerus dimungkinkan, artinya kurikulum dapat mengumandangkan peningkatan mutu, (ii) diperluas, diperdalam, dan disesuaikan kualitas/mutu oleh dengan keragaman kondisi dan kebutuhan pengguna jasa sekolah, (iii) prestasi harus baik yang menyangkut kemampuan atau diperoleh melalui pemahaman visi bukan potensi dengan pemaksaan aturan, (iv) sekolah Diversifikasi kurikulum diterapkan dalam harus menghasilkan siswa yang memiliki upaya ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap kecerdasan dan kecepatan siswa yang tidak arief bijaksana, karakter, dan memiliki sama. Oleh sebab itu akselerasi belajar dengan terus harus - ditentukan siswa untuk kurikulum KTSP dan sangat lingkungannya. menampung tingkat kematangan emosional. Sistem kompetisi 16 dimungkinkan untuk diterapkan, begitu pemahaman pula remidial dan pengayaan. sehingga dalam proses pembelajaran siswa Implementasi kemampuan KTSP terhadap suatu konsep, menuntut merupakan sentral kegiatan, pelaku utama untuk dan guru hanya menciptakan suasana yang sekolah mengembangkan silabus sesuai dengan dapat kondisi belajar pada siswa. Implementasi KTSP dan kebutuhannya, dan mendorong dalam yang relevan di daerah setempat, misalnya adanya reorientasi pembelajaran yang instansi pemerintah, swasta, perusahaan konvensional. Reorientasi tidak hanya dan perguruan tingggi. Rekonseptualisasi sebatas kurikulum “learning” namun harus sampai pada yang diwujudkan pembelajaran motivasi penyusunannya dapat melibatkan instansi nasional proses timbulnya istilah “teaching” menjadi dalam Kurikulum Berbasis Kompentensi operasional memiliki empat fokus utama, yaitu: 1). Untuk itu proses pembelajaran harus Kejelasan kompetensi dan hasil belajar, 2) mengacu pada beberapa prinsip, yaitu: Penilian berbasis kelas, 3) Kegiatan belajar berpusat pada siswa, belajar dengan Mengajar, melakukan, mengembangakan kemampuan 4) Pengelolaan Kurikulum berbasis sekolah. Pada sosial, prinsipnya pengelolaan pelaksanaan menuntut mengembangkan imajinasi dan pembelajaran. keingintahuan, fitrah ber-Tuhan, kurikulum yang berbasis sekolah membagi mengembangkan ketrampilan pemecahan peran dan tanggung jawab masing-masing masalah, pelaksana pendidikan di lapangan yang siswa, terkait dengan pelaksanaan kurikulum, menggunakan pembiayaan dan pengembangan silabus. menumbuhkah kesadaran sebagai warga Sekolah tombak negara yang baik, belajar sepanjang hayat, dituntut dapat dan perpaduan kompetisi, kerjasama dan sebagai ujung pelaksanaan kurikulum menjalin hubungan dengan lembaga lain swasta. Misalnya mengembangkan ilmu dan kreativitas kemampuan teknologi, solidaritas. yang terkait baik lembaga pemerintah maupun mengembangkan Penilaian hasil belajar idealnya untuk dapat mengungkap semua askpek domain pembekalan kecakapan vokasional sekolah pembelajaran, yaitu aspek kognitif, afektif perlu kerja sama dengan perusahaan atau dan lembaga diklat. memiliki kemampuan kognitif baik saat psikomotor. Sebab siswa yang Belajar merupakan kegiatan aktif diuji dengan paper-and-pencil test belum siswa dalam membangun makna atau tentu ia dapat menerapkan dengan baik 17 pengetahuannya mengatasi Laporan hasil belajar yang disampaikan permasalahan kehidupan (Green, 1975). pada orang tua siswa (buku rapor) juga Penilaian hasil belajar sangat terkait hanya melaporkan kemampuan cognitive dengan tujuan yang ingin dicapai dalam saja. proses dalam pembelajaran. tujuan Pada pembelajaran pengklasifikasian hasil umumnya Tuntutan pada kurikulum 2006, mengikuti mengacu pada terpolanya penilaian yang yang mengarah pada kompetensi siswa, sesuai dilakukan oleh Bloom pada tahun 1956, dengan kompensi tunturan kurikulum. yaitu Kompentensi cognitive, belajar affective dan yang dimaksud pada psychomotor. Kognitif adalah ranah yang kurikulum adalah kemampuan yang dapat menekankan pengembangan dilakukan peeserta didik yang mencakup kemampuan dan ketrampilan intelektual. pengetahuan, ketrampilan dan perilaku. Affective adalah ranah yang berkaitan Penilaian harus mengacu pada pencapaian dengan standar pada pengembangan perasaan, sikap pengembangan nilai dan emosi. kompetensi kompetensi sisiwa. adalah batas Standar dan arah Sedangkan psychomotor adalah ranah kemamuan yang harus dan dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan peserta didik setelah mengikuti proses atau ketrampilan motorik (Degeng: 2001). penbelajaran Namun ketiga domain pembelajaran itu tenrtentu. memang tidak dapat dipaksakan pada diharapkan diterapkan untuk mengukur semua mata pelajaran dalam porsi yang hasil belajar siswa menurut kurikum 2006 sama. adalah Untuk matapelajaran ekonomi suatu mata Sistem pelajaran penilaian sistem penilaian yang yang misalnya lebih menekankan pada aspek berkelanjutan. Dimana untuk mengetahui kognigitive dan affecfetive dibandingkan seberapa jauh peserta didik telah memiliki dengan aspek psychomotor yang lebih kompetensi dasar maka diperlukan suatu menekankan pada ketrampilan motorik. sistem penilaian yang menyeluruh dengan Fakta menunjukkan bahwa mengunakan penilaian hasil belajar lebih menitik dikembangkan beratkan aspek guru secara yang jelas. cognitive saja. Berkelanjutan berari semua indikator harus tes-tes yang ditagih, lisan untuk menentukan kompetensi dasar yang maupun tulis lebih banyak mengarah pada telah dimiliki dan yang belum, serta untuk pengungkapan kemapuan aspek cognitive. mengetahui kesulitan peserta didik. Untuk Terbukti pada indikator-indikator dengan diselenggarakan disekolah baik kemudian hasilnya dianalisis 18 itu perlu dikembangkan berbagai teknik dan kesalahan dalam proses pembelajaran. penilaian dan ujian, seperti: pertanyaan Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan lisan, kuis, ulangan harian, tugas rumah, apakah ulangan praktek, dan pengamatan. kompetensi yang ditetapkan atau belum. Pengembangan sistem penilaian berbasis kompetensi beberapa kompetensi, hal, dasar yaitu: mencakup (1) standar adalah kemampuan yang anak didik telah mencapai Agar tujuan penilaian tersebut tercapai, guru harus menggunakan berbagai metoda dan teknik penilaian yang beragam sesuai dengan harus dimiliki oleh lulusan dalam setiap pembelajaran mata pelajaran. Hal ini memiliki implikasi pengalaman yang sangat signifikan dalam perencanaan, Tujuan dan pengalaman belajar tertentu metodelogi dan pengelolaan penilaian; (2) mungkin cukup efektif dinilai melalui tes kompetensi dasar, adalah kemampuan tertulis minimal dalam rangka mata pelajaran yang tujuan dan pengalaman belajar yang lain harus dimiliki lulusan SMA; (3) rencana (seperti bercakap dan praktikum IPA) akan penilaian, jadwal kegiatan penilaian dalam sangat efektif dinilai dengan tes praktek satu semester dikembangkan bersamaan (performance assessment). Demikian juga, dengan pengembangan silabus; (4) proses metoda observasi sangat efektif digunakan penilaian, pemilihan dan pengembangan untuk menilai aktivitas pembelajaran siswa teknik penilaiain, sistem pencatatan dan dalam kelompok, dan skala sikap (rating pengelolaan proses scale) sangat cocok untuk menilai aspek berbagai afektif, minat dan motivasi anak didik. teknik penilaian. Tujuan penilaian yang Oleh sebab itu, guru hendaknya memiliki dilakukan pengetahuan proses; dan Implementasimenggunakan guru di kelas (5) hendaknya dan tujuan belajar yang (paper-pencil dan karakteristik dilaluinya. test), sedangkan kemahiran tentang diarahkan pada empat (4) hal berikut: berbagai metoda dan teknik penilaian keeping track, yaitu untuk menelusuri agar sehingga dapat memilih dan melaksanakan proses pembelajaran anak didik tetap dengan tepat metoda dan teknik yang sesuai dengan rencana. Checking-up, yaitu dianggap paling sesuai dengan tujuan dan untuk proses pembelajaran, serta pengalaman mengecek adakah kelemahan- kelemahan yang dialami anak didik dalam belajar yang telah ditetapkan. proses pembelajaran. Finding-out, yaitu Di samping itu, tujuan utama dari untuk mencari dan menemukan hal-hal penilaian berbasis kelas yang dilakukan yang menyebabkan terjadinya kelemahan oleh guru adalah untuk memantau 19 kemajuan dan pencapaian belajar siswa keprofesionalannya. sesuai dengan matriks kompetensi belajar seorang guru (Dikmenjur, 2001) antara yang telah ditetapkan, guru atau wali kelas lain diharapkan menguasai mengembangkan portofolio individu mampu: dan profesional menganalisis, menginplementasikan (student kurikulum dalam bentuk teori dan praktek; portfolio) yang berisi kumpulan yang menguasai materi bidang studi yang sistematis tentang kemajuan dan hasil diajarkan; membuat rencana pembelajaran. belajar memilih siswa. siswa sistem harus Tugas Portofolio siswa dan mengembangkan materi memberikan gambaran secara menyeluruh dengan memperluas dan memperdalam tentang proses dan pencapaian belajar dasar-dasar kejuruan yang lebih kuat dan siswa mendasar; memilih dan menggunakan pada kurun waktu tertentu. Portofolio siswa dapat berupa rekaman metode perkembangan belajar dan psikososial Berinteraksi anak (developmental), catatan prestasi efisien dan efektif; menjalin kerja sama khusus yang dicapai siswa (showcase), dengan instansi lain yang terkait dengan catatan menyeluruh kegiatan belajar siswa pembelajaran yang akan diberikan (dalam dari awal sampai akhir (comprehensive), praktek); atau kumpulan tentang kompetensi yang pembelajaran; memilih dan menggunakan telah dikuasai anak secara kumulatif. sumber belajar; memanfaatkan sarana dan Portofolio ini sangat berguna baik bagi lingkungan belajar; mengatur program sekolah maupun bagi orang tua serta pembelajaran pihak-pihak lain memilih informasi secara yang memerlukan yang (berkomunikasi) mengembangkan dan dan jadwal tepat. secara media akademik; menetapkan materi tentang kontekstual dengan kebutuhan lapangan perkembangan belajar anak dan aspek kerja; menerapkan strategi pembelajaran psikososialnya sehingga mereka dapat yang memberikan bimbingan. Merujuk pada kebermaknaan implementasi KTSP paling tidak guru mengelolakelas(classroom management); menghadapi tiga tantangan besar, yaitu melaksanakan praktek tantangan menghubungkan dan pada rinci pembelajaran bidang pengelolaan lebih menekankan hasil pada belajar; dengan menyesuaikan kurikulum, pembelajaran dan penilaian. dengan tuntutan kebutuhan lapangan kerja; Implementasi berimplikasi mengembangkan alat dan melaksanakan serangkaian tuntutan yang harus dipenuhi evaluasi hasil belajar, secara menyeluruh oleh seorang guru dalam menjalan tugas yang mencakup aspek kognitif, afektif, KTSP 20 psychomotorik serta intelektual skill; dengan perubahan mekanisme memahami karakteristik siswa; memberi kelembagaan otonomi daerah yang layanan bimbingan kepada siswa; dapat dituntut dalam UU No.22/1999. membagi perhatian terhadap proses dan 5. Perlunya upaya-upaya alternatif yang hasil belajar secara profesional; membaca mampu hasil penelitian dan publikasi lain yang dan kemampuan para guru dalam bermanfaat bagi pengembangan diri dan penguasaan materi pelajaran; profesinya; melakukan meningkatkan kesempatan penelitian 6. Perlunya tolok ukur (benchmark) sederhana (action research); serta memiliki kemampuan profesional sebagai acuan wawasan global. pelaksanaan Untuk mengantisipasi tantangan dunia pendidikan yang semakin berat, maka profesionalime guru pembinaan dan peningkatan mutu guru; 7. Perlunya peta kemampuan profesional harus guru secara nasional yang tersedia di dikembangkan. Beberapa cara yang dapat Depdiknas dan Kanwil-Kanwil untuk ditempuh tujuan-tujuan dalam pengembangan profesionalitas guru menurut Balitbang Diknas antara lain adalah: pembinaan dan peningkatan mutu guru; 8. Perlunya untuk mengkaji ulang 1. ”Perlunya revitalisasi pelatihan guru aturan/kebijakan yang ada melalui yang secara khusus dititikberatkan perumusan kembali aturan/kebijakan untuk yang lebih fleksibel dan mampu memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan mutu pendidikan mendorong dan mengembangkan kreativitasnya; bukan untuk meningkatkan sertifikasi mengajar semata-mata; 2. Perlunya reorganisasi dan kegiatan penyelenggaraan pelatihan guru untuk Pengawasan Sekolah, memaksimalkan pelaksanaannya; sehingga kegiatan ini dapat menjadi sistemik sistem dan penilaian periodik kontrol untuk rekonseptualisasi 3. Perlunya mekanisme 9. Perlunya guru yang untuk mengetahui efektivitas dan dampak pelatihan guru terhadap mutu pendidikan; 4. Perlunya desentralisasi pelatihan guru Pengelolaan sarana alternatif peningkatan mutu guru; 10. Perlunya upaya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penelitian, agar lebih menghayati bisa memahami dan permasalahan- pada tingkat kabupaten/kota sesuai 21 permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran. 11. Perlu mendorong para guru untuk bersikap kritis dan selalu berusaha meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan. 12. Memperketat persyaratan untuk menjadi calon guru pada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK); 13. Menumbuhkan apresiasi karier guru dengan memberikan kesempatan yang lebih luas untuk meningkatkan karier; 14. Perlunya ketentuan sistem credit point yang lebih fleksibel untuk mendukung jenjang karier menekankan guru, pada yang aktivitas lebih dan kreativitas guru dalam melaksanakan proses pengajaran”. Untuk lebih mendorong tumbuhnya profesionlisme guru selain apa yang telah diutarakan oleh balitbang diknas, tentunya ”penghargaan yang profesional” terhadap profesi guru masih sangat penting. Seperti yang diundangkan bahwa guru berhak mendapat tunjangan profesi. Realisasi pasal ini tentunya akan sangat penting dalam mendorong tumbuhnya semangat profesionlisme pada diri guru. 22