STRATEGI PENINGKATAN KUALIFIKASI – MUTU TENAGA

advertisement
STRATEGI PENINGKATAN KUALIFIKASI – MUTU
TENAGA PENDIDIK DAN PENDIDIKAN
(Kajian Akademis-Empiris Menuju Pendidikan Berkualitas)
Wayan Lasmawan
Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja
I.
daya
PENGANTAR
manusia.
Peningkatan
kualitas
Perkembangan ilmu pengetahuan
pendidikan merupakan suatu proses yang
dan teknologi telah membawa perubahan
terintegrasi dengan proses peningkatan
di hampir semua aspek kehidupan manusia
kualitas sumber daya manusia itu sendiri.
dimana
hanya
Menyadari pentingnya proses peningkatan
dapat dipecahkan kecuali dengan upaya
kualitas sumber daya manusia, maka
penguasaan
pemerintah
berbagai
dan
permasalahan
peningkatan
ilmu
bersama
kalangan
swasta
pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat
sama-sama telah dan terus berupaya
bagi kehidupan manusia di satu sisi
mewujudkan
perubahan tersebut juga telah membawa
berbagai usaha pembangunan pendidikan
manusia ke dalam era persaingan global
yang lebih berkualitas antara lain melalui
yang semakin ketat. Agar mampu berperan
pengembangan dan perbaikan kurikulum
dalam persaingan global, maka sebagai
dan sistem evaluasi, perbaikan sarana
bangsa kita perlu terus mengembangkan
pendidikan, pengembangan dan pengadaan
dan meningkatkan kualitas sumber daya
materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan
manusianya. Oleh karena itu, peningkatan
tenaga kependidikan lainnya. Tetapi pada
kualitas sumber daya manusia merupakan
kenyataannya upaya pemerintah tersebut
kenyataan yang harus dilakukan secara
belum cukup berarti dalam meningkatkan
terencana, terarah, intensif, efektif dan
kuailtas pendidikan. Salah satu indikator
efisien dalam proses pembangunan, kalau
kekurang berhasilan ini ditunjukkan antara
tidak ingin bangsa ini kalah bersaing
lain dengan NEM siswa untuk berbagai
dalam menjalani era globalisasi tersebut.
bidang studi pada jenjang SLTP dan SLTA
Berbicara
tersebut
melalui
kualitas
yang tidak memperlihatkan kenaikan yang
pendidikan
berarti bahkan boleh dikatakan konstan
memegang peran yang sangat penting
dari tahun ke tahun, kecuali pada beberapa
sumber
daya
mengenai
amanat
manusia,
dalam proses peningkatan kualitas sumber
1
sekolah dengan jumlah yang relatif sangat
dapat terpikirkan secara utuh dan akurat
kecil.
oleh birokrasi pusat. Diskusi tersebut
Ada
dua
faktor
yang
dapat
memberikan
pemahaman
kepada
kita
menjelaskan mengapa upaya perbaikan
bahwa pembangunan pendidikan bukan
mutu pendidikan selama ini kurang atau
hanya terfokus pada penyediaan faktor
tidak
input pendidikan tetapi juga harus lebih
berhasil.
Pertama
strategi
pembangunan pendidikan selama ini lebih
memperhatikan
bersifat input oriented. Strategi yang
pendidikan..Input pendidikan merupakan
demikian lebih bersandar kepada asumsi
hal yang mutlak harus ada dalam batas -
bahwa bilamana semua input pendidikan
batas tertentu tetapi tidak menjadi jaminan
telah dipenuhi, seperti penyediaan buku-
dapat secara otomatis meningkatkan mutu
buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya,
pendidikan
penyediaan sarana pendidikan, pelatihan
necessary but not sufficient condition to
guru dan tenaga kependidikan lainnya,
improve student achievement). Disamping
maka secara otomatis lembaga pendidikan
itu
( sekolah) akan dapat menghasilkan output
pelaksana pendidikan formal terdepan
(keluaran) yang bermutu sebagai mana
dengan berbagai keragaman potensi anak
yang diharapkan. Ternyata strategi input-
didik
output yang diperkenalkan oleh teori
pendidikan
education production function (Hanushek,
lingkungan yang berbeda satu dengan
1979,1981) tidak berfungsi sepenuhnya di
lainnya, maka sekolah harus dinamis dan
lembaga pendidikan (sekolah), melainkan
kreatif dalam melaksanakan perannya
hanya terjadi dalam institusi ekonomi dan
untuk
industri. Kedua, pengelolaan pendidikan
kualitas/mutu pendidikan. hal ini akan
selama ini lebih bersifat macro-oriented,
dapat dilaksanakan jika sekolah dengan
diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat
berbagai keragamannya itu, diberikan
pusat. Akibatnya, banyak faktor yang
kepercayaan
diproyeksikan di tingkat makro (pusat)
mengurus dirinya sendiri sesuai dengan
tidak
berjalan
kondisi lingkungan dan kebutuhan anak
sebagaimana mestinya di tingkat mikro
didiknya. Walaupun demikian, agar mutu
(sekolah). Atau dengan singkat dapat
tetap terjaga dan agar proses peningkatan
dikatakan bahwa komleksitasnya cakupan
mutu tetap terkontrol, maka harus ada
permasalahan pendidikan, seringkali tidak
standar yang diatur dan disepakati secara
terjadi
atau
tidak
(school
mengingat
yang
faktor
proses
resources
sekolah
sebagai
memerlukan
yang
untuk
unit
layanan
beragam,
mengupayakan
are
kondisi
peningkatan
mengatur
dan
2
secara nasional untuk dijadikan indikator
penyandang profesi
evaluasi keberhasilan peningkatan mutu
merupakan pencerminan sekaligus sebagai
tersebut
salah satu ukuran martabat suatu bangsa.
(adanya
benchmarking).
yang bermartabat
Pemikiran ini telah mendorong munculnya
Hingga saat ini secara kuantitatif populasi
pendekatan
pengelolaan
guru di Indonesia sangat besar. Secara
peningkatan mutu pendidikan di masa
nasional masih banyak guru yang belum
mendatang harus berbasis sekolah sebagai
memenuhi
institusi paling depan dalam kegiatan
akademik. Data tahun 2008 jumlah guru
pendidikan.
yang belum memenuhi kualifikasi S-
baru,
yakni
Pada era sekarang, yang sering
1/DIV
persyaratan
sebanyak
kualifikasi
1.656.548.
Untuk
disebut era globalisasi, institusi pendidikan
mempercepat seluruh guru memenuhi
formal mengemban tugas penting untuk
persyaratan kualifikasi pendidikan yang
menyiapkan sumber daya manusia (SDM)
diharapkan tuntas pada tahun 2015 sesuai
Indonesia berkualitas di masa depan. Di
dengan amanat UU Nomor 14 Tahun
lingkungan
2005, pemerintah melalui Departemen
(education
pendidikan
as
persekolahan
schooling)
ini,
guru
Pendidikan Nasional sejak tahun 2006
profesional memegang kunci utama bagi
memberikan
peningkatan mutu SDM masa depan itu.
kualifikasi guru pada satuan pendidikan
Guru merupakan tenaga profesional yang
dasar dan menengah yang sedang dan akan
melakukan
menempuh
tugas
pokok
dan
fungsi
subsidi
pendidikan
peningkatan
jenjang
S1/D-
meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
IV,baik guru PNS maupun guru bukan
dan sikap peserta didik sebagai aset
PNS. Sejalan dengan itu, pelaksanaan
manusia Indonesia masa depan.
sertifikasi guru yang telah dimulai sejak
Pemerintah tidak pernah berhenti
tahun
2007
akan
terus
dilakukan,
berupaya meningkatkan profesionalisme
sehinggan diharapkan guru-guru yang ada
guru dan kesejahteraan guru. Pemerintah
dan telah memenuhi persyaratan dapat
telah melakukan langkah-langkah strategis
memperoleh
dalam kerangka peningkatan kualifikasi,
kriteria dan rentang waktu yang ditetapkan
kompetensi,
dalam undang-undang.
kesejahteraan,
serta
sertifikat
sesuai
dengan
perlindungan hukum dan perlindungan
profesi bagi mereka. Langkah-langkah
II. MEMBANGUN PROFESI GURU
strategis ini perlu diambil, karena apresiasi
Saat ini telah muncul komitmen
tinggi suatu bangsa terhadap guru sebagai
kuat dari Pemerintah Indonesia, terutama
3
Depdiknas, untuk merevitalisasi kinerja
ketenagakerjaan,
guru antara lain dengan memperketat
Setidaknya
persyaratan bagi siapa saja yang ingin
permasalahan manajemen guru tersebut
meniti karir profesi di bidang keguruan.
agaknya akan dapat dipecahkan, jika
Dengan persyaratan minimum kualifikasi
semua
akademik sebagaimana diatur dalam UU
sebagaimana diamanatkan dalam UU No.
No. 14 Tahun 2005, diharapkan guru
14
benar-benar memiliki kompetensi sebagai
manajemen guru, perlu perhatian khusus
agen pembelajaran. Kompetensi sebagai
untuk beberapa hal yang sangat esensial,
agen pembelajaran meliputi kompetensi
seperti termuat dalam UU Nomor 14
pedagogik,
kepribadian,
Tahun 2005. Pertama, pemerintah wajib
kompetensi profesional, dan kompetensi
memenuhi kebutuhan guru PNS, baik
sosial, dimana hal itu diharapkan dapat
jumlah, kualifikasi, kompetensi maupun
diperoleh secara penuh melalui pendidikan
pemerataannya
untuk
profesi. Ke depan, agaknya peluang orang-
keberlangsungan
pendidikan.
orang yang berminat untuk menjadi guru
pemerintah
provinsi
cukup terbuka lebar. Dalam PP No. 19
kebutuhan
guru
Tahun 2005 disebutkan bahwa seseorang
kualifikasi,
yang tidak memiliki ijazah S1, D-IV, atau
pemerataannya
sertifikat profesi akan tetapi memiliki
keberlangsungan pendidikan menengah
keahlian
negeri dan pendidikan khusus negeri
kompetensi
khusus
yang
diakui
dan
dan
sebagian
pihah
Tahun
manajemen.
di
memiliki
2005.
antara
komitmen,
Berkaitan
menjamin
wajib
PNS,
memenuhi
jumlah,
maupun
untuk
menjamin
diperlukan dapat diangkat menjadi guru
sesuai
pada TK/RA/BA sampai dengan SMA
kewenangannya masing-masing. Ketiga,
atau bentuk lain yang sederajat, setelah
pemerintah
melewati uji kelayakan dan kesetaraan
memenuhi kebutuhan guru PNS, baik
dengan rambu-rambu tertentu.
jumlah, kualifikasi, kompetensi maupun
Tentu saja masalah pengelolaan
SNP
Kedua,
baik
kompetensi
dengan
dengan
di
Kabupaten/Kota
pemerataannya
untuk
wilayah
wajib
menjamin
guru akan selalu muncul dengan kadar
keberlangsungan pendidikan dasar negeri
yang beragam pada masing-masing daerah.
dan pendidikan anak usia dini jalur formal
Hingga kini, beberapa masalah di bidang
sesuai
ini menyangkut jumlah, mutu, penyebaran,
kewenangannya masing-masing. Keempat,
kesejahteraan,
perlindungan
hukum,
penyelenggara satuan pendidikan atau
perlindungan
profesi,
perlindungan
satuan pendidikan dasar, menengah, atau
dengan
SNP
di
wilayah
4
anak
usia
dini
jalur
formal
yang
bahwa profesi menunjuk kepada suatu
diselenggarakan oleh masyarakat wajib
kelompok pekerjaan dari jenis yang ideal,
memenuhi kebutuhan guru tetap, baik
yang sesungguhnya tidak ada di dalam
jumlah,
kualifikasi,
maupun
kenyataan atau tidak pernah akan tercapai,
untuk
menjamin
akan tetapi menyediakan suatu model
keberlangsungan pendidikan formal sesuai
status pekerjaan yang bisa diperoleh, bila
dengan SNP. Jika hal ini diikuti secara
pekerjaan
konsisten oleh pihak-pihak yang tergamit,
profesionalisasi
masalah manajemen guru akan dapat
profesional berarti sering diartikan sifat
dipecahkan. Tentu saja hal itu harus
yang
ditunjang oleh sistem pengangkatan dan
penyandang profesi, berikut implikasinya
penempatan
dikaitkan dengan kebutuhan hidupnya.
kompetensinya
guru
dilakukan
secara
obyektif dan transparan.
itu
telah
secara
ditampilkan
mencapai
penuh.
oleh
Kata
seorang
Dalam UU No. 14 tahun 2005, kata
profesional diartikan sebagai pekerjaan
atau
kegiatan
seseorang
III. PROFESI
DAN
PROFESIONALISASI GURU
Guru
profesional
kemampuan
memiliki
mengorganisasikan
lingkungan belajar yang produktif. Kata
“profesi” secara terminologi diartikan
suatu pekerjaan yang mempersyaratkan
pendidikan tinggi bagi pelakunya dengan
titik tekan pada pekerjaan mental, bukan
pekerjaan manual. Kamampuan mental
yang dimaksudkan di sini adalah ada
persyaratan pengetahuan teoritis sebagai
instrumen untuk melakukan perbuatan
praktis.
Dari
sudut
Vollmer
&
penghampiran
Mills
dalam
sosiologi,
bukunya
Professionalization (1972) mengemukakan
yang
dan
dilakukan
menjadi
oleh
sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan
keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi.
Profesionalisme berasal dari kata bahasa
Inggris
professionalism
leksikal
berarti
Profesionalisasi
sifat
yang
secara
profesional.
merupakan
proses
peningkatan kualifikasi atau kemampuan
para anggota penyandang suatu profesi
untuk mencapai kriteria standar ideal dari
penampilan
atau
perbuatan
diinginkan
oleh
profesinya
yang
itu.
Profesionalisasi mengandung makna dua
dimensi utama, yaitu peningkatan status
dan
peningkatan
kemampuan
praktis.
5
Peningkatan
status
dan
peningkatan
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
kemampuan praktis ini harus sejalan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk
dengan tuntutan tugas yang diemban
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
sebagai guru.
Kebijakan
Sebagi tenaga profesional, guru
dituntut
memvalidasi
ilmunya,
baik
prioritas
pemberdayaan
meningkatan
guru
dalam
saat
kualifikasi,
rangka
ini
adalah
peningkatan
melalui belajar sendiri maupun melalui
kompetensi,
sertifikasi
guru,
program pembinaan dan pengembangan
pengembangan karir, penghargaan dan
yang dilembagakan oleh pemerintah atau
perlindungan,
masyarakat. Pembinaan merupakan upaya
guru,
peningkatan profesionalisme guru yang
tambahan.
perencanaan
tunjangan
guru,
kebutuhan
dan
maslahat
dapat dilakukan melalui kegiatan seminar,
Sejalan dengan itu, ke depan
pelatihan, dan pendidikan. Pembinaan
beberapa kebijakan yang digariskan untuk
guru dilakukan dana kerangka pembinaan
meningkatkan
profesi dan karier. Pembinaan profesi guru
umumnya dan meningkatkan mutu guru
meliputi
pembinaan
khususnya, antara lain mencakup hal-hal
pedagogik,
kompetensi
kompetensi
kepribadian,
berikut
mutu
ini.
pendidikan
Pertama,
pada
melakukan
kompetensi profesional, dan kompetensi
pendataan, validasi data, pengembangan
sosial. Pembinaan karier sebagaimana
program dan sistem pelaporan pembinaan
dimaksud
profesi pendidik melalui jaringan kerja
pada
penugasan,
meliputi
kenaikan
meliputi
pangkat,
dan
promosi.
dengan
P4TK,
Pendidikan.
model
LPMP,
Kedua,
penyiapan
dan
Dinas
mengembangkan
dan
penempatan
pendidik untuk daerah khusus melalui
IV. STRATEGI
PENINGKATAN
wilayah. Ketiga, menyusun kebijakan dan
MUTU GURU
Lahirnya UU No. 14 Tahun 2005
merupakan
salah
meningkatkan
satu
mutu
usaha
guru,
untuk
sekaligus
diharapkan dapat meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Di dalam UU ini
diamanatkan bahwa guru wajib memiliki
kualifikasi
pembentukan tim pengembang dan survey
akademik,
kompetensi,
mengembangkan
sistem
pengelolaan
pendidik secara transparan dan akuntabel
melalui pembentukan tim pengembang dan
program rintisan pengelolaan pendidik.
Keempat, meningkatkan kapasitas staf
dalam perencanaan dan evaluasi program
melalui pelatihan, pendidikan lanjutan dan
6
rotasi. Kelima, mengembangkan sistem
peningkatan kualifikasi akademik yang
layanan
dapat
pendidik
untuk
pendidikan
layanan khusus melalui kerja sama dengan
dipilih
untuk
meningkatkan
kualifikasi guru.
LPTK dan lembaga terkait lain. Keenam,
Model Tugas Belajar, dimana guru
melakukan kerja sama antar lembaga di
yang mengikuti model ini dibebaskan dari
dalam dan di luar negeri melalui berbagai
tugas mengajar dan ditugaskan mengikuti
program
perkuliahan
yang
bermanfaat
bagi
di
salah
satu
Perguruan
pengembangan profesi pendidik. Ketujuh,
Tinggi. Tugas belajar ini dapat bersifat
mengembangkan sistem dan pelaksanaan
mandiri maupun kelompok. Tugas belajar
penjaminan
mandiri
merupakan
pembentukan tim pengembang dan tim
kualifikasi
ke
penjamin mutu pendidikan. Kedelapan,
perkuliahannya
menyusun kebijakan dan mengembangkan
program
sistem
diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi,
mutu
pendidikan
pengelolaan
transparan
dan
pembentukan
pendidik
akuntabel
tim
melalui
secara
melalui
pengembang
dan
S1
sedangkan
minimal
S1
peningkatan
atau
D4
terintegrasi
atau
D4
yang
dengan
reguler
yang
tugas
belajar
kelompok
20
orang
dengan
program rintisan pengelolaan guru dan
menyelenggarakan kuliahnya dilaksanakan
tenaga kependidikan.
dalam kelas tersendiri. Tugas belajar yang
bersifat kelompok dilaksanakan dalam
bentuk kerjasama dengan lembaga terkait,
V. ALTERNATIF
MODEL
PENINGKATAN KUALIFIKASI
baik
Pemerintah
maupun
pemerintah
daerah.
Model Ijin Belajar, dimana guru
GURU
tetap melaksanakan tugas mengajar di
Depdiknas
telah
menetapkan
banyak model peningkatan kualifikasi
akademik bagi guru. Seorang guru dalam
menentukan model yang dipilih, dengan
mempertimbangkan beberapa hal yang
berkenaan dengan kemampuan akademik,
kesiapan mental dan tanggung jawab
sebagai PNS dengan tugas sebagai guru di
sekolah.
Berikut
adalah
model-model
sekolah, tetapi dalam waktu yang sama
mereka juga mengikuti kuliah di perguruan
tinggi. Perkuliahan dilaksanakan di selasela mengajar atau pada hari tidak
mengajar. Peningkatan kualifikasi model
ini
dapat
kelompok.
besifat
Ijin
mandiri
belajar
maupun
yang bersifat
mandiri sama dengan tugas belajar mandiri
hanya berbeda pada beban mengajar,
7
sedangkan ijin belajar kelompok minimal
proses perkuliahan dilakukan pada saat
juga 20 guru.
liburan antar semester genap dan semester
Model Akreditasi, dimana guru
ganjil di sekolah. Kedua, Model Berkala
tidak meninggalkan tugas sehari-hari dan
Model Blok Waktu (Block Time), dimana
tidak merugikan anak didik. Pelaksanaan
perkuliahan dilakukan pada saat liburan
model akreditasi ini dapat dilaksanakan
sekolah saja dalam satu satuan blok waktu.
dengan melakukan kerjasama antara unit
pembina
guru
perguruan
dengan
tinggi
LPTK
Kewilayahan,
dimana
Peta
model
ini
sebagai
program kependidikan. Unit pembina guru
pengembangan
kebutuhan
misalnya
dan
kualifikasi berdasarkan kekuatan yang
Tenaga
dimiliki oleh kelembagaan LPTK dan
Lembaga
P4TK di wilayah. Dalam hal ini dilihat
Penjaminan Mutu Pendidikan, dan Dinas
sejauhmana kekuatan LPTK sebagai pusat
Pendidikan Kabupaten dan Propinsi.
pengembangan
Pemberdayaan
Pengembangan
Pendidik
Kependidikan
mempunyai
Berdasarkan
dilaksanakan
Pusat
yang
atau
Model
dan
(P4TK),
Model Belajar Jarak Jauh (BJJ),
kekuatan
keilmuan
P4TK
alternatif
layanan
tertentu
sebagai
dan
pusat
diperuntukkan bagi guru yang tinggal jauh
pengembangan mata pelajaran. Kedua
dari
lembaga tersebut dapat bekerja sama untuk
LPTK
penyelenggara.
Dengan
mengikuti program BJJ, guru tidak perlu
melaksanakan
meninggalkan tugas mengajar sehari-hari.
berdasarkan spesifikasi mata pelajaran
Tutorial diadakan satu minggu sekali, di
yang dikembangkan oleh P4TK dan
tempat yang mudah dijangkau oleh para
disepakati oleh LPTK.
guru.
Tutorial
berfungsi
sebagai
program
Pendidikan
Jarak
kualifikasi
Jauh
(PJJ)
pemantapan substansi kajian yang telah
Berbasis ICT. Program ini merupakan
dibaca oleh para guru, berbagi masalah
program peningkatan kualifikasi khusus
pembelajaran
bagi guru SD (lulusan D-2) yang belum
dan
mengkaji
cara
pemecahannya, kemudian diterapkan di
berkualifikasi
sekolah masing-masing.
pendidikannya ke jenjang S-1.
Model Berkala, dimana proses
pelaksanaan
berkala
kualifikasi
dilakukan
pada
guru
model
saat
liburan
S-1
untuk
melanjutkan
Peningkatan Kualifikasi Akademik
(PKA) Guru Berbasis KKG , dimana
program
ini
merupakan
peningkatan
sekolah. Model ini terdiri dari dua jenis.
kualifikasi akademiki S-1 PGSD bagi guru
Pertama, Model Berkala Terpadu, yakni
SD
dengan
menggunakan
sistem
8
pendidikan
jarak
jauh
yang
development (CPD). PPB atau CPD
diselenggarakan di kelompok kerja guru
bermakna sebagai semua inisiatif individu
oleh perguruan tinggi yang ditunjuk.
dan kegiatan pengembangan profesional
yang
tersedia
untuk
mendukung
pengembangan kompetensi guru, kepala
sekolah, dan pengawas sekolah. Dalam
VI. PENGEMBANGAN
PROFESIONAL GURU SECARA
atau kepengawasan pembelajaran, sentral
BERKELANJUTAN
Sebagi tenaga profesional, guru
dituntut
memvalidasi
ilmunya,
baik
melalui belajar sendiri maupun melalui
program pembinaan dan pengembangan
yang
dilembagakan
oleh
pemerintah.
Pembinaan merupakan upaya peningkatan
profesionalisme guru yang dapat dilakukan
melalui kegiatan seminar, pelatihan, dan
pendidikan. Pembinaan guru dilakukan
dalam kerangka pembinaan profesi dan
karier. Pembinaan profesi guru meliputi
pembinaan
kompetensi
pedagogik,
kompetensi
kepribadian,
kompetensi
profesional,
dan
kompetensi
sosial.
Pembinaan karier sebagaimana dimaksud
pada meliputi penugasan dan promosi.
Seperti
disebutkan
di
atas,
aktivitas
pengembangan profesi guru bersifat terusmenerus, tiada henti, dan tidak ada titik
puncak
kemampuan
profesional
yang
benar-benar final. Di sinilah esensi bahwa
guru
harus
menjalani
proses
pengembangan profesional berkelanjutan
(PPB)
atau
continuing
konteks interaksi kepengawasan sekolah
professional
utama pembinaan adalah guru.
Apakah PPB atau CPD itu? PPB
atau CPD adalah semua program dan
kebijakan pengembangan profesional yang
tersedia untuk mendukung pengembangan
kompetensi guru, kepala sekolah, dan
pengawas sekolah. PPB atau CPD adalah
aktivitas reflektif yang dirancang untuk
meningkatkan kemampuan, pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan seseorang.
CPD menunjang kebutuhan seseorang dan
memperbaiki
praktek-praktek
profesionalnya. PPB
atau CPD juga
bermakna cara setiap anggota asosiasi
profesi memelihara, memperbaiki, dan
memperluas
pengetahuan
dan
keterampilan mereka dan mengembangkan
kualitas
diri
yang
diperlukan
dalam
kehidupan profesional mereka.
Dengan demikian PPB atau CPD
memuat
tiga
istilah
utama.
Yaitu
continuing, professional, dan development.
Disebut continuing (berkelanjutan) karena
belajar
tidak
pernah
berhenti
tanpa
memperhatikan usia maupan senioritas.
9
Disebut professional (profesional) karena
memperkenalkan
CPD
nasional.
difokuskan
pada
kompetensi-
prioritas
Program
program
tersebut
harus
kompetensi profesional dalam sebuah
mencakup sumber daya yang tersedia
peran profesional. Disebut development
untuk
(pengembangan) karena tujuannya adalah
teridentifikasi
untuk memperbaiki kinerja seseorang dan
sekolah, pengawas, sekolah dan kelompok
untuk
karir
sekolah. Dalam jangka pendek ada elemen
seseorang yang jauh lebih luas dari
ke empat yang mendukung pendidik,
sekedar pendidikan dan pelatihan formal
kepala sekolah, dan pengawas sekolah
biasa.
yang
memperkuat
Pengembangan
kemajuan
oleh
unqualified
kebutuhan
yang
pendidik,
kepala
untuk
memperoleh
tenaga
persyaratan kompetensi profesional saat
kependidikan harus dipandang sebagai
ini.Program utama ini akan membantu
suatu pola pengembangan berkelanjutan
para
dari pendidik yang tidak atau kurang
berdasarkan
memiliki
andal
mereka menyelesaikan program induksi,
(unqualified) sampai pendidik senior di
kemudian dapat dibuat penilaian bagi
sekolah, kepala sekolah, atau pengawas.
pendidik yang akan promosi dari guru
Kemampuan profesional
pertama menjadi guru muda, guru muda
sekolah,
profesional
merespon
kompetensi
dan
pengawas
yang
guru, kepala
itu
bersifat
dinamis.
pendidik
mengevaluasi
standar
kompetensi
diri
saat
menjadi guru madya, guru madya menjadi
guru utama, kepala sekolah atau pengawas.
Kerangka
kerja
pengembangan
profesional pada akhirnya harus mencakup
CDP yang efektif adalah CPD yang
memiliki ciri-ciri berikut:
tiga jenis CPD yang berbeda. Dalam
a) Setiap aktivitas CPD adalah bagian
jangka pendek akan ada peluang keempat
dari sebuah rencana jangka panjang
yang juga harus dipertimbangkan, yaitu:
yang
Program
kesempatan pada peserta CPD
inti
nasional
pengembangan
koheren
yang
profesional yang membantu para pendidik,
untuk
kepala sekolah, dan pengawas sekolah
mereka
untuk memperbaiki diri mereka secara
dampak pada praktek pembelajaran
profesional sejak saat
mereka, mengembangkan praktek-
bertugas
sampai
mereka mulai
mereka
pensiun.
Program tersebut harus memungkinkan
tersedianya
sumber
daya
untuk
menerapkan
memberi
pelajari,
apa
yang
mengevaluasi
praktek mereka.
b) CPD direncanakan dengan visi
yang jelas tentang praktik-praktik
10
yang
efektif
dikembangkan.
atau
Visi
yang
dipahami
i) CPD memunculkan secara terus
menerus
rasa
ingin
tahu
bersama oleh semua pemangku
kemampuan
kepentingan
dalam kehidupan sehari-hari di
CPD
dan
oleh
Pimpinan dan Staf Pendukung
CPD.
mengbangkan
keterampilan,
solving
sekolah.
j) Dampak
c) CPD memungkinkan peserta untuk
problem
dan
CDP
pembelajaran
pada
terus
proses
menerus
dievaluasi, dan hasil evaluasi ini
pengetahuan, dan pemahaman yang
mengarahkan
praktis,
aktivitas profesional secara terus
relevan,
dan
dapat
diterapkan pada peran atau karir
pengembangan
menerus.
saat ini dan masa depan.
d) CPD harus disiapkan oleh orang
berpengalaman, berkeakhlian, dan
berketerampilan.
Dalam pengertian umum, mutu
e) CPD didasarkan pada bukti-bukti
terbaik
yang
tersedia
tentang
praktik pembelajaran.
f) CPD
pengetahuan
VII. MUTU PENDIDIKAN
mengandung makna derajat keunggulan
suatu produk atau hasil kerja, baik berupa
barang maupun jasa. Barang dan jasa
mempertimbangkan
pendidikan itu bermakna dapat dilihat dan
dan
tidak dapat dilihat, namun dapat dirasakan.
pengalaman
peserta.
Dalam konteks pendidikan pengertian
CPD ditunjang oleh pembinaan
mutu mengacu pada masukan, proses,
atau mentoring oleh teman sejawat
luaran, dan dampaknya. Mutu masukan
yang berpengalaman
baik dari
dapat dilihat dari beberapa sisi. Pertama,
dalam sekolah itu sendiri maupun
kondisi baik atau tidaknya masukan
dari luar.
sumber daya manusia, seperti kepala
g) CPD dapat menggunakan hasil
observasi
dasar
siswa, dan lain-lain. Kedua, memenuhi
pengembangan fokus CPD dan
atau tidaknya kriteria masukan material
dampak CPD.
berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum,
h) CPD
kelas
sebagai
sekolah, guru, laboran, staf tata usaha,
merupakan
pembelajaran
pemodelan
efektif
dan
pemodelan strategi pembelajaran.
prasarana dan sarana sekolah, dan lainlain. Ketiga, memenuhi atau tidaknya
kriteria masukan yang berupa perangkat
11
lunak,
seperti
organisasi,
peraturan,
deskripsi
kerja,
struktur
dinyatakan
dengan
aneka
struktur
keterampilan yang diperoleh oleh siswa
organisasi, dan lain-lain. Keempat, mutu
selama
masukan
dan
ekstrakurikuler itu. Di luar kerangka itu,
motivasi,
mutu luaran juga dapat dilihat dari nilai-
yang
kebutuhan,
bersifat
seperti
harapan
visi,
mengikuti
jenis
ketekunan, cita-cita, dan lain-lain.
nilai
Mutu proses pembelajaran mengandung
dorongan untuk maju, dan lain-lain yang
makna kemampuan sumberdaya sekolah
diperoleh anak didik selama menjalani
mentransformasikan multijenis masukan
pendidikan. Mutu sebuah sekolah juga
dan situasi untuk mencapai derajat nilai
dapat dilihat dari tertib administrasinya.
tambah
didik.
Salah satu bentuk dari tertib administrasi
Termasuk dalam kerangka mutu proses
adalah adanya mekanisme kerja yang
pendidikan ini adalah derajat kesehatan,
efektif dan efisien, baik secara vertikal
keamanan, disiplin, keakraban, saling
maupun horizontal. Dilihat dari persepektif
menghormati, kepuasan dan lain-lain dari
operasional, manajemen sekolah berbasis
subjek selama memberikan dan menerima
MBS dikatakan bermutu, jika sumber daya
jasa layanan. Menurut Umaedi (1999),
manusianya bekerja secara efektif dan
manajemen sekolah dan manajemen kelas
efisien. Mereka bekerja bukan karena ada
berfungsi
berbagai
beban atau karena diawasi secara ketat.
mensinergikan
Proses pekerjaannya pun dilakukan benar
semua komponen dalam interaksi belajar
dari awal, bukan mengatasi aneka masalah
mengajar.
yang
tertentu
masukan
bagi
peserta
mensinkronkan
tersebut
atau
Kesemua
bersinergi
komponen
mendukung
itu
proses
pembelajaran.
yang
timbul
dianut,
secara
moralitas,
rutin,
karena
kekeliruan yang tidak disengaja.
Kedewasan dalam bekerja menjadi
Hasil
bermutu
hidup
program-program
jika
pendidikan
dipandang
mampu
melahirkan
ciri lain dari manajemen sekolah yang
bermutu.Tenaga
akademik
administratif
pada peserta didik yang dinyatakan lulus
diancam, diawasi, atau diperintah oleh
untuk
atau
pimpinan atau atasannya. Mereka bekerja
pembelajaran
karena memiliki rasa tanggungjawab akan
tertentu. Keunggulan akademik dinyatakan
tugas pokok dan fungsinya. Sikap mental
dengan nilai yang dicapai oleh peserta
(mind set) tenaga kependidikan di sekolah
didik.
menjadi
menyelesaikan
jenjang
pendidikan
program
Keunggulan
ekstrakurikuler
prasyarat
bukan
staf
keunggulan akademik dan ekstrakurikuler
satu
bekerja
dan
bagi
karena
upaya
12
meningkatkan
mutu.
Merujuk
pada
pendapat Edward Sallis (1993), sekolah
yang bermutu bercirikan:
internal
eksternal.
memperbaikinya.
2. Memiliki strategi untuk mencapai
1. Berfokus pada pelanggan, baik
pelanggan
“kerusakan psikologis” amat sulit
Pada
maupun
sekolah
yang
kualitas, baik di tingkat pimpinan,
tenaga akademik, maupun tenaga
administratif.
bermutu totalitas perilaku staf,
3. Mengelola atau memperlakukan
tenaga akademik, dan pimpinan
keluhan sebagai umpan balik untuk
melakukan tugas pokok dan fungsi
mencapai
untuk
kebutuhan
memposisikan kesalahan sebagai
ini
instrumen untuk berbuat benar
memenuhi
pelanggan.
Inisiatif
perlu
didukung oleh mekanisme kerja
pada
secara
Memiliki
vertikal
dan
horizontal
kualitas
even
kerja
dan
berikutnya.
kebijakan
dengan menempatkan kepentingan
perencanaan
akademik sebagai inti kegiatan.
kualitas, baik perencanaan jangka
Siapakah
pendek, jangka menengah, maupun
pelanggan
pendidikan
itu? Menurut Edward Sallis (1993)
pelanggan
jasa
untuk
dalam
mencapai
jangka panjang.
pendidikan
4. Mengupayakan proses perbaikan
sekolah
dengan melibatkan semua orang
khususnya adalah semua pihak
sesuai dengan tugas pokok, fungsi,
yang
dan tanggungjawabnya.
umumumnya
dan
memerlukan,
dalam,
dan
terhadap
jasa
Berfokus
terlibat
di
berkepentingan
pendidikan
pada
upaya
itu.
untuk
5. Mendorong orang yang dipandang
memliki kreatifitas dan mampu
menciptakan
kualitas,
serta
mencegah masalah-masalah yang
merangsang yang lainnya agar
muncul,
dapat bekerja secara berkualitas.
dalam
makna
ada
komitmen untuk bekerja secara
Memperjelas
peran
dan
benar
awal.
tanggungjawab
setiap
orang,
daya
termasuk
Investasi
dari
pada
sumber
manusianya, yang komitmennya
perlu terus dijaga jangan sampai
mengalami
“kerusakan”, karena
kejelasan
arah
kerja
secara vertikal dan horizontal.
6. Memiliki
strategi
dan
kriteria
evaluasi yang jelas.
13
7. Memandang
atau
menempatkan
maka diskusi ini memberi konsekwensi
kualitas yang telah dicapai sebagai
bahwa sekolah harus menjadi bagian
jalan untuk memperbaiki kualitas
utama
layanan lebih lanjut.
keputusan dalam rangka peningkatan mutu
8. Memandang
kualitas
sebagai
bagian integral dari budaya kerja.
di
dalam
pendidikan.
dituntut
proses
pembuatan
Sementara,
masyarakat
partisipasinya
9. Menempatkan peningkatan kualitas
memahami
secara terus-menerus sebagai suatu
pemerintah
pusat
keharusan.
pendukung
dalam
agar
pendidikan,
lebih
sedangkan
berperan
hal
sebagai
menentukan
kerangka dasar kebijakan pendidikan.
Bervariasinya
kebutuhan
siswa
Strategi ini berbeda dengan konsep
akan belajar, beragamnya kebutuhan guru
mengenai
dan
selama ini kita kenal. Dalam sistem lama,
staf
lain
dalam
pengembangan
profesionalnya, berbedanya
pengelolaan
sekolah
yang
lingkungan
birokrasi pusat sangat mendominasi proses
sekolah satu dengan lainnya dan ditambah
pengambilan atau pembuatan keputusan
dengan harapan orang tua/masyarakat akan
pendidikan, yang bukan hanya kebijakan
pendidikan yang bermutu bagi anak dan
bersifat makro saja tetapi lebih jauh
tuntutan dunia usaha untuk memperoleh
kepada
tenaga
Sementara
bermutu,
berdampak
kepada
hal-hal
yang
sekolah
bersifat
mikro;
cenderung
hanya
keharusan bagi setiap individu terutama
melaksanakan
pimpinan
tersebut yang belum tentu sesuai dengan
kelompok
harus
mampu
kebijakan-kebijakan
merespon dan mengapresiasikan kondisi
kebutuhan
tersebut di dalam proses pengambilan
Sekolah,
keputusan. Ini memberi keyakinan bahwa
Pengalaman menunjukkan bahwa sistem
di dalam proses pengambilan keputusan
lama seringkali menimbulkan kontradiksi
untuk
antara
peningkatan
mutu
pendidikan
belajar
dan
apa
siswa,
harapan
yang
lingkungan
orang
menjadi
tua.
kebutuhan
mungkin dapat dipergunakan berbagai
sekolah dengan kebijakan yang harus
teori, perspektif dan kerangka acuan
dilaksanakan di dalam proses peningkatan
(framework) dengan melibatkan berbagai
mutu pendidikan. Fenomena pemberian
kelompok
kemandirian
masyarakat
terutama
yang
kepada
sekolah
ini
memiliki kepedulian kepada pendidikan.
memperlihatkan suatu perubahan cara
Karena sekolah berada pada pada bagian
berpikir
terdepan dari pada proses pendidikan,
normatif dan pendekatan preskriptif di
dari
yang
bersifat
rasional,
14
dalam pengambilan keputusan pandidikan
IPTEK, (vi) adanya pelaksanaan evaluasi
kepada suatu kesadaran akan kompleksnya
yang terus menerus terhadap berbagai
pengambilan keputusan di dalam sistem
aspek akademik dan administratif, dan
pendidikan dan organisasi yang mungkin
pemanfaatan
tidak dapat diapresiasiakan secara utuh
penyempurnaan/perbaikan mutu, dan (vii)
oleh birokrat pusat. Hal inilah yang
adanya komunikasi dan dukungan intensif
kemudian
dari
mendorong
munculnya
orang
hasilnya
tua
untuk
murid/masyarakat.
pemikiran untuk beralih kepada konsep
Pengembangan konsep manajemen ini
manajemen peningkatan mutu berbasis
didesain untuk meningkatkan kemampuan
sekolah
di
sekolah dan masyarakat dalam mengelola
Indonesia, yang merupakan bagian dari
perubahan pendidikan kaitannya dengan
desentralisasi pendidikan yang tengah
tujuan keseluruhan, kebijakan, strategi
dikembangkan.
perencanaan, inisiatif kurikulum yang
sebagai
pendekatan
Manajemen
baru
peningkatan
mutu
telah ditentukan oleh pemerintah dan
berbasis sekolah merupakan alternatif baru
otoritas
dalam pengelolaan pendidikan yang lebih
menuntut adanya perubahan sikap dan
menekankan kepada kemandirian dan
tingkah laku seluruh komponen sekolah;
kreatifitas
ini
kepala sekolah, guru dan tenaga/staf
diperkenalkan oleh teori effective school
administrasi termasuk orang tua dan
yang
masyarakat
sekolah.
lebih
Konsep
memfokuskan
diri
pada
pendidikan.
dalam
Pendidikan
ini
memandang,
perbaikan proses pendidikan (Edmond,
memahami, membantu sekaligus sebagai
1979).
yang
pemantau yang melaksanakan monitoring
konsep
dan evaluasi dalam pengelolaan sekolah
manajemen ini antara lain sebagai berikut;
yang bersangkutan dengan didukung oleh
(i) lingkungan sekolah yang aman dan
pengelolaan
tertib, (ii) sekolah memilki misi dan target
presentatif dan valid. Akhir dari semua itu
mutu yang ingin dicapai, (iii) sekolah
ditujukan kepada keberhasilan sekolah
memiliki kepemimpinan yang kuat, (iv)
untuk
adanya harapan yang tinggi dari personel
berkualitas/bermutu bagi masyarakat.
Beberapa
menunjukkan
indikator
karakter
dari
sistem
menyiapkan
informasi
pendidikan
yang
yang
sekolah (kepala sekolah, guru, dan staf
Dalam pengimplementasian konsep
lainnya termasuk siswa) untuk berprestasi,
ini, sekolah memiliki tanggung jawab
(v) adanya pengembangan staf sekolah
untuk mengelola dirinya berkaitan dengan
yang
permasalahan administrasi, keuangan dan
terus
menerus
sesuai
tuntutan
15
fungsi setiap personel sekolah di dalam
tersebut akan mendorong sekolah untuk
kerangka arah dan kebijakan yang telah
terus
dirumuskan oleh pemerintah. Bersama -
penghargaan
sama dengan orang tua dan masyarakat,
motivasi dan meningkatkan kepercayaan
sekolah
keputusan,
diri setiap personel sekolah, khususnya
mengatur skala prioritas disamping harus
siswa. Jadi sekolah harus mengontrol
menyediakan lingkungan kerja yang lebih
semua semberdaya termasuk sumber daya
profesional bagi guru, dan meningkatkan
manusia yang ada, dan lebih lanjut harus
pengetahuan
serta
menggunakan secara lebih efisien sumber
tentang
daya tersebut untuk hal - hal yang
harus
membuat
dan
keyakinan
kemampuan
masyarakat
meningkatkan
akan
diri,
dapat
sedangkan
memberikan
sekolah/pendidikan. Kepala sekolah harus
bermanfaat
bagi
tampil sebagai koordinator dari sejumlah
khususnya.
Sementara
orang yang mewakili berbagai kelompok
makro yang dirumuskan oleh pemerintah
yang berbeda di dalam masyarakat sekolah
atau otoritas pendidikan lainnya masih
dan secara profesional harus terlibat dalam
diperlukan dalam rangka menjamin tujuan
setiap proses perubahan di sekolah melalui
- tujuan yang bersifat nasional dan
penerapan
akuntabilitas yang berlingkup nasional.
kualitas
prinsip-prinsip
total
dengan
pengelolaan
peningkatan
itu,
mutu
kebijakan
menciptakan
kompetisi dan penghargaan di dalam
sekolah itu sendiri maupun sekolah lain.
Ada empat hal yang terkait dengan prinsip
VIII. MANAJEMEN
KURIKULUM
SEKOLAH
- prinsip pengelolaan kualitas total yaitu;
Di
dalam
pelaksanaan
(i) perhatian harus ditekankan kepada
diversifikasi
proses
menerus
dimungkinkan, artinya kurikulum dapat
mengumandangkan peningkatan mutu, (ii)
diperluas, diperdalam, dan disesuaikan
kualitas/mutu
oleh
dengan keragaman kondisi dan kebutuhan
pengguna jasa sekolah, (iii) prestasi harus
baik yang menyangkut kemampuan atau
diperoleh melalui pemahaman visi bukan
potensi
dengan pemaksaan aturan, (iv) sekolah
Diversifikasi kurikulum diterapkan dalam
harus menghasilkan siswa yang memiliki
upaya
ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap
kecerdasan dan kecepatan siswa yang tidak
arief bijaksana, karakter, dan memiliki
sama. Oleh sebab itu akselerasi belajar
dengan
terus
harus
-
ditentukan
siswa
untuk
kurikulum
KTSP
dan
sangat
lingkungannya.
menampung
tingkat
kematangan emosional. Sistem kompetisi
16
dimungkinkan untuk diterapkan, begitu
pemahaman
pula remidial dan pengayaan.
sehingga dalam proses pembelajaran siswa
Implementasi
kemampuan
KTSP
terhadap
suatu
konsep,
menuntut
merupakan sentral kegiatan, pelaku utama
untuk
dan guru hanya menciptakan suasana yang
sekolah
mengembangkan silabus sesuai dengan
dapat
kondisi
belajar pada siswa. Implementasi KTSP
dan
kebutuhannya,
dan
mendorong
dalam
yang relevan di daerah setempat, misalnya
adanya reorientasi pembelajaran yang
instansi pemerintah, swasta, perusahaan
konvensional. Reorientasi tidak hanya
dan perguruan tingggi. Rekonseptualisasi
sebatas
kurikulum
“learning” namun harus sampai pada
yang
diwujudkan
pembelajaran
motivasi
penyusunannya dapat melibatkan instansi
nasional
proses
timbulnya
istilah
“teaching”
menjadi
dalam Kurikulum Berbasis Kompentensi
operasional
memiliki empat fokus utama, yaitu: 1).
Untuk itu proses pembelajaran harus
Kejelasan kompetensi dan hasil belajar, 2)
mengacu pada beberapa prinsip, yaitu:
Penilian berbasis kelas, 3) Kegiatan belajar
berpusat pada siswa, belajar dengan
Mengajar,
melakukan, mengembangakan kemampuan
4)
Pengelolaan
Kurikulum
berbasis sekolah.
Pada
sosial,
prinsipnya
pengelolaan
pelaksanaan
menuntut
mengembangkan
imajinasi
dan
pembelajaran.
keingintahuan,
fitrah
ber-Tuhan,
kurikulum yang berbasis sekolah membagi
mengembangkan ketrampilan pemecahan
peran dan tanggung jawab masing-masing
masalah,
pelaksana pendidikan di lapangan yang
siswa,
terkait dengan pelaksanaan kurikulum,
menggunakan
pembiayaan dan pengembangan silabus.
menumbuhkah kesadaran sebagai warga
Sekolah
tombak
negara yang baik, belajar sepanjang hayat,
dituntut dapat
dan perpaduan kompetisi, kerjasama dan
sebagai
ujung
pelaksanaan kurikulum
menjalin hubungan dengan lembaga lain
swasta.
Misalnya
mengembangkan
ilmu
dan
kreativitas
kemampuan
teknologi,
solidaritas.
yang terkait baik lembaga pemerintah
maupun
mengembangkan
Penilaian hasil belajar idealnya
untuk
dapat mengungkap semua askpek domain
pembekalan kecakapan vokasional sekolah
pembelajaran, yaitu aspek kognitif, afektif
perlu kerja sama dengan perusahaan atau
dan
lembaga diklat.
memiliki kemampuan kognitif baik saat
psikomotor.
Sebab
siswa
yang
Belajar merupakan kegiatan aktif
diuji dengan paper-and-pencil test belum
siswa dalam membangun makna atau
tentu ia dapat menerapkan dengan baik
17
pengetahuannya
mengatasi
Laporan hasil belajar yang disampaikan
permasalahan kehidupan (Green, 1975).
pada orang tua siswa (buku rapor) juga
Penilaian hasil belajar sangat terkait
hanya melaporkan kemampuan cognitive
dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
saja.
proses
dalam
pembelajaran.
tujuan
Pada
pembelajaran
pengklasifikasian
hasil
umumnya
Tuntutan pada kurikulum 2006,
mengikuti
mengacu pada terpolanya penilaian yang
yang
mengarah pada kompetensi siswa, sesuai
dilakukan oleh Bloom pada tahun 1956,
dengan kompensi tunturan kurikulum.
yaitu
Kompentensi
cognitive,
belajar
affective
dan
yang
dimaksud
pada
psychomotor. Kognitif adalah ranah yang
kurikulum adalah kemampuan yang dapat
menekankan
pengembangan
dilakukan peeserta didik yang mencakup
kemampuan dan ketrampilan intelektual.
pengetahuan, ketrampilan dan perilaku.
Affective adalah ranah yang berkaitan
Penilaian harus mengacu pada pencapaian
dengan
standar
pada
pengembangan
perasaan,
sikap
pengembangan
nilai
dan
emosi.
kompetensi
kompetensi
sisiwa.
adalah
batas
Standar
dan
arah
Sedangkan psychomotor adalah ranah
kemamuan yang harus dan dapat dilakukan
yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
peserta didik setelah mengikuti proses
atau ketrampilan motorik (Degeng: 2001).
penbelajaran
Namun ketiga domain pembelajaran itu
tenrtentu.
memang tidak dapat dipaksakan pada
diharapkan diterapkan untuk mengukur
semua mata pelajaran dalam porsi yang
hasil belajar siswa menurut kurikum 2006
sama.
adalah
Untuk
matapelajaran
ekonomi
suatu
mata
Sistem
pelajaran
penilaian
sistem
penilaian
yang
yang
misalnya lebih menekankan pada aspek
berkelanjutan. Dimana untuk mengetahui
kognigitive dan affecfetive dibandingkan
seberapa jauh peserta didik telah memiliki
dengan aspek psychomotor yang lebih
kompetensi dasar maka diperlukan suatu
menekankan pada ketrampilan motorik.
sistem penilaian yang menyeluruh dengan
Fakta
menunjukkan
bahwa
mengunakan
penilaian hasil belajar lebih menitik
dikembangkan
beratkan
aspek
guru
secara
yang
jelas.
cognitive
saja.
Berkelanjutan berari semua indikator harus
tes-tes
yang
ditagih,
lisan
untuk menentukan kompetensi dasar yang
maupun tulis lebih banyak mengarah pada
telah dimiliki dan yang belum, serta untuk
pengungkapan kemapuan aspek cognitive.
mengetahui kesulitan peserta didik. Untuk
Terbukti
pada
indikator-indikator
dengan
diselenggarakan
disekolah
baik
kemudian
hasilnya
dianalisis
18
itu perlu dikembangkan berbagai teknik
dan kesalahan dalam proses pembelajaran.
penilaian dan ujian, seperti: pertanyaan
Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan
lisan, kuis, ulangan harian, tugas rumah,
apakah
ulangan praktek, dan pengamatan.
kompetensi yang ditetapkan atau belum.
Pengembangan sistem penilaian
berbasis
kompetensi
beberapa
kompetensi,
hal,
dasar
yaitu:
mencakup
(1)
standar
adalah kemampuan
yang
anak
didik
telah
mencapai
Agar tujuan penilaian tersebut
tercapai,
guru
harus
menggunakan
berbagai metoda dan teknik penilaian yang
beragam
sesuai
dengan
harus dimiliki oleh lulusan dalam setiap
pembelajaran
mata pelajaran. Hal ini memiliki implikasi
pengalaman
yang sangat signifikan dalam perencanaan,
Tujuan dan pengalaman belajar tertentu
metodelogi dan pengelolaan penilaian; (2)
mungkin cukup efektif dinilai melalui tes
kompetensi dasar, adalah kemampuan
tertulis
minimal dalam rangka mata pelajaran yang
tujuan dan pengalaman belajar yang lain
harus dimiliki lulusan SMA; (3) rencana
(seperti bercakap dan praktikum IPA) akan
penilaian, jadwal kegiatan penilaian dalam
sangat efektif dinilai dengan tes praktek
satu semester dikembangkan bersamaan
(performance assessment). Demikian juga,
dengan pengembangan silabus; (4) proses
metoda observasi sangat efektif digunakan
penilaian, pemilihan dan pengembangan
untuk menilai aktivitas pembelajaran siswa
teknik penilaiain, sistem pencatatan dan
dalam kelompok, dan skala sikap (rating
pengelolaan
proses
scale) sangat cocok untuk menilai aspek
berbagai
afektif, minat dan motivasi anak didik.
teknik penilaian. Tujuan penilaian yang
Oleh sebab itu, guru hendaknya memiliki
dilakukan
pengetahuan
proses;
dan
Implementasimenggunakan
guru
di
kelas
(5)
hendaknya
dan
tujuan
belajar
yang
(paper-pencil
dan
karakteristik
dilaluinya.
test), sedangkan
kemahiran
tentang
diarahkan pada empat (4) hal berikut:
berbagai metoda dan teknik penilaian
keeping track, yaitu untuk menelusuri agar
sehingga dapat memilih dan melaksanakan
proses pembelajaran anak didik tetap
dengan tepat metoda dan teknik yang
sesuai dengan rencana. Checking-up, yaitu
dianggap paling sesuai dengan tujuan dan
untuk
proses pembelajaran, serta pengalaman
mengecek
adakah
kelemahan-
kelemahan yang dialami anak didik dalam
belajar yang telah ditetapkan.
proses pembelajaran. Finding-out, yaitu
Di samping itu, tujuan utama dari
untuk mencari dan menemukan hal-hal
penilaian berbasis kelas yang dilakukan
yang menyebabkan terjadinya kelemahan
oleh
guru
adalah
untuk
memantau
19
kemajuan dan pencapaian belajar siswa
keprofesionalannya.
sesuai dengan matriks kompetensi belajar
seorang guru (Dikmenjur, 2001) antara
yang telah ditetapkan, guru atau wali kelas
lain
diharapkan
menguasai
mengembangkan
portofolio
individu
mampu:
dan
profesional
menganalisis,
menginplementasikan
(student
kurikulum dalam bentuk teori dan praktek;
portfolio) yang berisi kumpulan yang
menguasai materi bidang studi yang
sistematis tentang kemajuan dan hasil
diajarkan; membuat rencana pembelajaran.
belajar
memilih
siswa.
siswa
sistem
harus
Tugas
Portofolio
siswa
dan
mengembangkan
materi
memberikan gambaran secara menyeluruh
dengan memperluas dan memperdalam
tentang proses dan pencapaian belajar
dasar-dasar kejuruan yang lebih kuat dan
siswa
mendasar; memilih dan menggunakan
pada
kurun
waktu
tertentu.
Portofolio siswa dapat berupa rekaman
metode
perkembangan belajar dan psikososial
Berinteraksi
anak (developmental), catatan prestasi
efisien dan efektif; menjalin kerja sama
khusus yang dicapai siswa (showcase),
dengan instansi lain yang terkait dengan
catatan menyeluruh kegiatan belajar siswa
pembelajaran yang akan diberikan (dalam
dari awal sampai akhir (comprehensive),
praktek);
atau kumpulan tentang kompetensi yang
pembelajaran; memilih dan menggunakan
telah dikuasai anak secara kumulatif.
sumber belajar; memanfaatkan sarana dan
Portofolio ini sangat berguna baik bagi
lingkungan belajar; mengatur program
sekolah maupun bagi orang tua serta
pembelajaran
pihak-pihak
lain
memilih
informasi
secara
yang
memerlukan
yang
(berkomunikasi)
mengembangkan
dan
dan
jadwal
tepat.
secara
media
akademik;
menetapkan
materi
tentang
kontekstual dengan kebutuhan lapangan
perkembangan belajar anak dan aspek
kerja; menerapkan strategi pembelajaran
psikososialnya sehingga mereka dapat
yang
memberikan bimbingan. Merujuk pada
kebermaknaan
implementasi KTSP paling tidak guru
mengelolakelas(classroom management);
menghadapi tiga tantangan besar, yaitu
melaksanakan
praktek
tantangan
menghubungkan
dan
pada
rinci
pembelajaran
bidang
pengelolaan
lebih
menekankan
hasil
pada
belajar;
dengan
menyesuaikan
kurikulum, pembelajaran dan penilaian.
dengan tuntutan kebutuhan lapangan kerja;
Implementasi
berimplikasi
mengembangkan alat dan melaksanakan
serangkaian tuntutan yang harus dipenuhi
evaluasi hasil belajar, secara menyeluruh
oleh seorang guru dalam menjalan tugas
yang mencakup aspek kognitif, afektif,
KTSP
20
psychomotorik
serta
intelektual
skill;
dengan
perubahan
mekanisme
memahami karakteristik siswa; memberi
kelembagaan otonomi daerah yang
layanan bimbingan kepada siswa; dapat
dituntut dalam UU No.22/1999.
membagi perhatian terhadap proses dan
5. Perlunya upaya-upaya alternatif yang
hasil belajar secara profesional; membaca
mampu
hasil penelitian dan publikasi lain yang
dan kemampuan para guru dalam
bermanfaat bagi pengembangan diri dan
penguasaan materi pelajaran;
profesinya;
melakukan
meningkatkan
kesempatan
penelitian
6. Perlunya tolok ukur (benchmark)
sederhana (action research); serta memiliki
kemampuan profesional sebagai acuan
wawasan global.
pelaksanaan
Untuk mengantisipasi tantangan
dunia pendidikan yang semakin berat,
maka
profesionalime
guru
pembinaan
dan
peningkatan mutu guru;
7. Perlunya peta kemampuan profesional
harus
guru secara nasional yang tersedia di
dikembangkan. Beberapa cara yang dapat
Depdiknas dan Kanwil-Kanwil untuk
ditempuh
tujuan-tujuan
dalam
pengembangan
profesionalitas guru menurut Balitbang
Diknas antara lain adalah:
pembinaan
dan
peningkatan mutu guru;
8. Perlunya
untuk
mengkaji
ulang
1. ”Perlunya revitalisasi pelatihan guru
aturan/kebijakan yang ada melalui
yang secara khusus dititikberatkan
perumusan kembali aturan/kebijakan
untuk
yang lebih fleksibel dan mampu
memperbaiki
kinerja
guru
dalam meningkatkan mutu pendidikan
mendorong
dan
mengembangkan kreativitasnya;
bukan
untuk
meningkatkan
sertifikasi mengajar semata-mata;
2. Perlunya
reorganisasi
dan
kegiatan
penyelenggaraan pelatihan guru untuk
Pengawasan
Sekolah,
memaksimalkan pelaksanaannya;
sehingga kegiatan ini dapat menjadi
sistemik
sistem
dan
penilaian
periodik
kontrol
untuk
rekonseptualisasi
3. Perlunya
mekanisme
9. Perlunya
guru
yang
untuk
mengetahui efektivitas dan dampak
pelatihan
guru
terhadap
mutu
pendidikan;
4. Perlunya desentralisasi pelatihan guru
Pengelolaan
sarana alternatif peningkatan mutu
guru;
10. Perlunya upaya untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam penelitian,
agar
lebih
menghayati
bisa
memahami
dan
permasalahan-
pada tingkat kabupaten/kota sesuai
21
permasalahan yang dihadapi dalam
proses pembelajaran.
11. Perlu mendorong para guru untuk
bersikap kritis dan selalu berusaha
meningkatkan ilmu pengetahuan dan
wawasan.
12. Memperketat
persyaratan
untuk
menjadi calon guru pada Lembaga
Pendidikan
Tenaga
Kependidikan
(LPTK);
13. Menumbuhkan apresiasi karier guru
dengan memberikan kesempatan yang
lebih luas untuk meningkatkan karier;
14. Perlunya ketentuan sistem credit point
yang lebih fleksibel untuk mendukung
jenjang
karier
menekankan
guru,
pada
yang
aktivitas
lebih
dan
kreativitas guru dalam melaksanakan
proses pengajaran”.
Untuk lebih mendorong tumbuhnya
profesionlisme guru selain apa yang telah
diutarakan oleh balitbang diknas, tentunya
”penghargaan yang profesional” terhadap
profesi guru masih sangat penting. Seperti
yang diundangkan bahwa guru berhak
mendapat tunjangan profesi. Realisasi
pasal ini tentunya akan sangat penting
dalam mendorong tumbuhnya semangat
profesionlisme pada diri guru.
22
Download