Economic Education Analysis Journal

advertisement
EEAJ 2 (3) (2014)
Economic Education Analysis Journal
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI KURVA
PERMINTAAN DAN KURVA PENAWARAN DENGAN PEMBELAJARAN
SCAFFOLDING PADA KELAS VIII MTS MUHAMMADIYAH KAJEN
M Yusuf Supriyadi 
Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Info Artikel
Abstrak
________________
___________________________________________________________________
SejarahArtikel:
Diterima Februari 2014
Disetujui Februari 2014
Dipublikasikan Maret
2014
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa setelah metode pembelajaran Scaffolding diterapkan pada materi kurva
permintaan dan kurva penawaran kelas VIII A MTs. Muhammadiyah Kajen. Penelitian dilaksanakan dalam 2
siklus. Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas VIII E MTs. Muhammadiyah Kajen Tahun Ajaran 2013/2014. Sementara faktor yang diteliti di
antaranya adalah aktivitas siswa, aktivitas guru, dan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah. Hasil
penelitian siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan aktivitas siswa dan aktivitas guru. Rata-rata hasil
belajar dan ketuntasan klasikal juga mengalami peningkatan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Scaffolding dapat meningkatan aktivitas dan hasil belajar. Saran dari hasil penelitian ini adalah:
Guru dapat menerapkan pembelajaran Scaffolding pada materi kurva permintaan dan kurva penawaran. Guru
harus mempersiapkan pembelajaran dengan baik agar proses pembelajaran berlangsung dengan sesuai rencana.
________________
Keywords:
Learning Activity; Learning
Outcomes; Scaffolding
Learning.
____________________
Abstract
___________________________________________________________________
This research is a classroom action research which aims to determine whether there is an increase in activity
and student achievement after Scaffolding learning applied to the lesson ofdemand and supply curve in class
VIII A MTs. Muhammadiyah Kajen.. This research conducted in two cycles. Each cycle includes planning,
implementation, observation, and reflection. The subjects of this Research were students of class VIII E MTs.
Muhammadiyah Kajen Academic Year 2013/2014. The factors studied include student activities, teacher
activities, and student learning outcomes. The results in the first and second cycle showed increased student and
teacher activity. Average classical completeness of learning outcome is also increased. The research can be
concluded that Scaffolding Learning can be increase learning Activities and learning outcomes. Suggestions
from results of this research are: Teachers can apply Scaffolding learning on the lesson ofdemand and supply
curve. Teachers must prepare lessons well so that the learning process takes place in accordance with the
planned.
© 2014UniversitasNegeri Semarang
Alamatkorespondensi:
GedungC6Lantai1 FEUnnes
KampusSekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail:
ISSN 2252-6544

152
M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014)
PENDAHULUAN
Pembelajaran
proses
menentukan desain, metode, atau
belajar mengajar yang dilakukan
pendekatan pembelajaran yang dapat
antara
mengarahkan
guru
Pembelajaran
adalah
dengan
harus
siswa.
berlangsung
siswa
untuk
lebih
banyak melakukan aktivitas belajar.
secara efektif. Keberhasilan belajar
Penentuan
mengajar pada pembelajaran dapat
pendekatan ini tentunya dengan tetap
dilihat dari keberhasilan siswa yang
memperhatikan
kesesuaian
mengikuti
tersebut.
karakteristik
materi
Keberhasilan tersebut terlihat dari
karakteristik
pemahaman
Kesesuaian
kegiatan
siswa,
penguasaan
materi, dan prestasi siswa.
Keberhasilan
aktivitas
siswa
Sardiman
belajar
(2007:95)
metode,
atau
antara
dengan
pembelajaran.
karakteristik
ini
sangatlah penting dalam penentuan
dalam
jenis pembelajaran.
kegiatan belajar sangat dipengaruhi
oleh
desain,
di
Mata Pelajaran IPS terpadu
kelas.
mencangkup
menyatakan
mata
pelajaran
sejarah,geografi,ekonomi,
“Aktivitas merupakan prinsip atau
dan
sosiologi.
Cakupan
asas yang sangat penting dalam
beragam
ini
interaksi
Tanpa
perbedaan karakteristik antara satu
aktivitas, proses belajar mengajar
materi dengan materi lainnya. Oleh
tidak mungkin berlangsung dengan
karena itu, dalam menentukan jenis
belajar-mengajar.
baik.”
Kegiatan
materi
tentu
yang
memiliki
pembelajaran tidak mungkin hanya
belajar
mengajar
digunakan satu jenis pembelajaran
mengharapkan terciptanya kondisi
untuk
diterapkan
belajar yang mengarahkan siswa
materi.
dalam
semua
untuk melakukan aktivitas belajar
Berdasarkan hasil wawancara
secara efektif dan efisien. Peran guru
dengan guru IPS pada tanggal 9
sangatlah
Oktober 2012 proses pembelajaran
menumbuhkan
penting
dan
dalam
memberikan
IPS
dorongan agar tercipta proses belajar
di
kelas
Muhammadiyah
mengajar yang aktif. Guru dapat
153
VIII
Kajen
MTs.
masih
M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014)
menggunakan metode konvensional
sekolah yaitu 70. Ketuntasan belajar
hampir pada setiap materi IPS.
terendah terjadi di kelas VIII E pada
Kenyataan ini jelas belum sesuai
kompetensi dasar mendeskripsikan
dengan
permintaan dan penawaran serta
kurikulum
diberlakukan,
yang
dimana
KTSP
terbentuknya harga pasar.
mengharapkan siswa terlibat aktif
Setelah
dalam proses belajar mengajar.
Menurut
metode
Hamalik
konvensional
lebih
dilakukan
lanjut,
observasi
ketuntasan
belajar
(2011:4)
terendah pada kelas VIII E terdapat
memang
pada
materi
terbentuknya
harga
mudah diterapkan tetapi aktivitas
keseimbangan yaitu hanya sebesar
belajar menjadi kurang maksimal.
53%.
Hal ini terlihat dari hasil observasi
memahami materi hubungan antara
awal
bahwa
permintaan dengan penawaran dalam
aktivitas siswa hanya sebesar 43%.
bentuk kurva harga keseimbangan.
“Pembelajaran
berhasil
Hal ini berarti pemahaman siswa
dan bermutu apabila seluruhnya atau
tentang kurva permintaan dan kurva
setidak-tidaknya
penawaran juga masih rendah.
yang
menunjukkan
dikatakan
sebagian
besar
Siswa
kesulitan
dalam
(70%) peserta didik terlihat secara
Materi kurva permintaan dan
aktif, baik fisik, mental maupun
kurva penawaran secara fisik bersifat
sosial dalam proses pembelajaran, di
grafis dan secara kognitif didominasi
samping menunjukkan kegairahan
konsep
belajar yang tinggi, semangat belajar
pemahaman.
yang besar, dan rasa percaya pada
karakteristik
diri sendiri” (Mulyasa, 2009:101).
pengetahuan
Materi
sepesti
dan
dengan
ini
membutuhkan latihan yang rutin
Selain aktivitas, hasil belajar
dilakukan
siswa
agar
siswa
siswa juga masih rendah. Hal ini
menguasai
materi,
yaitu
materi
dapat dilihat dari nilai ulangan harian
membuat kurva permintaan, kurva
kelas VIII pada setiap Kompetensi
penawaran, sehingga terbentuk suatu
Dasar
kurva harga keseimbangan. Untuk itu
masih kurang dari Kriteria
Ketuntasan Minimal yang ditentukan
diperlukan
154
metode
pembelajaran
M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014)
yang dapat memberikan kesempatan
Vygotsky dalam Cahyono (2012)
kepada siswa untuk lebih banyak
mengatakan bahwa fungsi mental
berlatih
yang lebih tinggi pada umumnya
dan
mengembangkan
pemahaman siswa.
muncul dalam percakapan atau kerja
yang
sama antar individu, sebelum fungsi
cocok dengan materi menggambar
mental yang lebih tinggi itu terserap
kurva adalah metode pembelajaran
ke
Scaffolding. Metode ini didasarkan
Scaffolding
pada teori Vygotsky.
dukungan kepada siswa dari orang
Metode
pembelajaran
yang
Vygotsky dalam Trianto (2010: 76)
dalam
tersebut.
merupakan
bantuan,
lebih
kompeten
mengatakan bahwa:
individu
dewasa
atau
lebih
khususnya
guru
yang
memungkinkan penggunaan fungsi
pembelajaran terjadi apabila
kognitif
anak
memungkinkan
bekerja
atau
belajar
yang
lebih
tinggi
dan
berkembangnya
menangani tugas-tugas yang
kemampuan
belum dipelajari namun tugas-
terdapat tingkat penguasaan materi
tugas itu masih berada dalam
yang lebih tinggi yang ditunjukkan
jangkauan kemampuannya atau
dengan adanya penyelesaian soal-
tugas-tugas
soal yang lebih rumit.
dalam
Zone
Development
tersebut
of
berada
Proximal
(ZPD)
Adapun
yaitu
pembelajaran
perkembangan sedikit di atas
belajar
tahapan
dalam
Scaffolding
dapat
dilihat pada tabel berikut:
perkembangan seseorang saat
ini.
155
sehingga
M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014)
Tabel 1. Tahapan Pembelajaran Scaffolding
Fase
Menumbuhkan
Pengetahuan siswa
Aktivitas
Guru menjelaskan materi sesuai indikator pembelajaran
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Membangun
pemahaman
siswa
Guru memberikan soal latihan jenjang pertama pada siswa
Siswa mengerjakan soal latihan secara individu
awal
Pemberian Bantuan
Guru memberikan bantuan berupa contoh atau pertanyaan yang
menuntun siswa untuk menyelesaikan tugasnya
Siswa aktif dalam menerima bantuan dan menjawab pertanyaanpertanyaan dari guru
Meningkatkan level
pemahaman siswa
Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan jenjang
berikutnya
Siswa mengerjakan soal latihan secara individu berbekal
pengalaman mengerjakan soal latihan jenjang sebelumnya
Pemberian bantuan
Guru mengurangi bantuan pada siswa
Guru meminta siswa untuk saling membantu mengerjakan soal
latihan
Siswa saling membantu dalam menyelesaikan soal latihan
Membuat Kesimpulan
Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
Siswa menyimak dan memahami kesimpulan yang dijelaskan oleh
guru
Sumber: Permatasari, 2011
Melalui cara ini diharapkan
Selain
itu,
pemahaman
siswa
siswa dapat saling membantu dan
terhadap materi juga akan meningkat
tercipta kerjasama yang baik antar
karena
sesama anggota kelompok. Siswa
dengan tingkat kesulitan yang lebih
juga akan fokus pada tugas yang
tinggi
diberikan padanya, karena meskipun
menyelesaikan sendiri tahap-tahap
setiap anggota kelompok mendapat
dalam mengerjakan tugasnya. Siswa
tugas yang sama, tetapi setiap siswa
hanya diberi bantuan berupa contoh,
diharuskan untuk mengerjakan soal-
ilustrasi, maupun kata kunci.
soal yang diberikan secara individu.
156
siswa
dan
mengerjakan
didorong
soal
untuk
M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014)
Siswa berpikir secara mandiri
Berdasarkan
telah
latar
belakang
dengan mengaitkan bantuan yang
yang
dipaparkan,
diterimanya dengan permasalahan
rumusan masalah yang akan diteliti
yang sedang dihadapi. Selain itu,
dalam penelitian ini adalah sebagai
siswa akan memiliki kemampuan
berikut:
memahami dan menjelaskan dengan
1. Apakah
terjadi
maka
peningkatan
bahasanya sendiri tentang informasi
aktivitas siswa setelah metode
yang tersirat dalam kurva yang
pembelajaran
digambarnya. Siswa akan dengan
diterapkan pada materi kurva
mudah menjelaskan materi karena
permintaan
selama proses menggambar kurva
penawaran kelas VIII A MTs.
siswa terbiasa diberi contoh dan
Muhammadiyah Kajen?
ilustrasi
yang
berkaitan
Scaffolding
dan
kurva
dengan
2. Apakah terjadi peningkatan hasil
materi. Siswa kemudian berusaha
belajar siswa setelah metode
berpikir sendiri dengan menerapkan
pembelajaran
contoh dan ilustrasi yang diterimanya
diterapkan pada materi kurva
sebagai acuan dalam menggambar
permintaan
kurva. Jadi, kurva yang baru saja
penawaran kelas VIII A MTs.
digambar
Muhammadiyah Kajen?
merupakan
hasil
dari
kemampuan berpikir siswa, sehingga
tidak
sulit
bagi
siswa
Scaffolding
dan
kurva
Sesuai dengan permasalahan
untuk
yang
telah
dikemukakan,
maka
menjelaskan hasil dari kemampuan
tujuan dari penelitian ini adalah
berpikirnya sendiri.
sebagai berikut:
Melalui
1.
pembelajaran
Untuk mengetahui ada tidaknya
Scaffolding, diharapkan materi kurva
peningkatan
aktivitas
permintaan dan kurva penawaran
setelah
akan lebih mudah dipahami siswa.
Scaffolding
Selain itu, aktivitas siswa juga akan
materi kurva permintaan dan
meningkat.
kurva penawaran kelas VIII A
metode
siswa
pembelajaran
diterapkan
pada
MTs. Muhammadiyah Kajen.
157
M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014)
2.
Untuk mengetahui ada tidaknya
Subjek dalam penelitian ini
peningkatan hasil belajar siswa
adalah siswa kelas VIII E MTs.
setelah
Muhammadiyah Kajen Tahun Ajaran
metode
Scaffolding
pembelajaran
diterapkan
pada
2013/2014. Sementara faktor yang
materi kurva permintaan dan
diteliti diantaranya adalah aktivitas
kurva penawaran kelas VIII A
belajar siswa, aktivitas guru, dan
MTs. Muhammadiyah Kajen.
hasil belajar siswa.
Metode
pengumpulan
yang digunakan dalam penelitian ini
METODE PENELITIAN
diantaranya
Penelitian
penelitian
data
ini
merupakan
tindakan
kelas
adalah:
dokumentasi
yang
untuk
Metode
memperoleh
data-data tentang nilai mata pelajaran
dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap
IPS
siklus
perencanaan,
permintaan dan kurva penawaran
tindakan, observasi, dan refleksi.
kelas VIII MTs. Muhammadiyah
Siklus
dengan
Kajen; Metode tes untuk mengukur
tujuan untuk melakukan perbaikan
kemampuan kognitif siswa dalam
pada siklus pertama.
menguasai materi kurva permintaan
terdiri
kedua
Penelitian
MTs.
dari
dilakukan
dilaksanakan
Muhammadiyah
khususnya
materi
kurva
dan kurva penawaran. Adapun jenis
di
tes
Kajen,
yang
digunakan
adalah
tes
yang
objektif atau pilihan ganda. Agar
beralamat di jalan Diponegoro no.
dapat mengukur kemampuan kognitif
754 Kecamatan Kajen Kabupaten
siswa secara akurat, soal tes yang
Pekalongan. Dalam penelitian ini
digunakan
peneliti bertindak sebagai pengamat
terlebih dahulu diuji coba untuk
jalanya proses pembelajaran di kelas
mengetahui
dan guru bertindak sebagai pengajar
taraf kesukaran, dan daya pembeda
yang
soal;
Kabupaten
Pekalongan
menggunakan
metode
sebagai
alat
validitas,
metode
evaluasi
reliabilitas,
observasi
untuk
mengetahui tingkat aktivitas guru
pembelajaran Scaffolding
dan aktivitas siswa.
158
M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014)
Metode analisis data yang
tahap 2 merupakan pengembangan
digunakan yaitu metode deskriptif
materi dari latihan tahap 1.
dengan membandingkan hasil belajar
Pembelajaran
siswa sebelum tindakan dengan hasil
belajar
siswa
setelah
diawali
tindakan.
hasil belajar materi sebelumnya.
adalah nilai rata-rata hasil belajar
Kemudian siswa diberi soal latihan
siswa, persentase ketuntasan klasikal,
aktivitas
siswa,
mengelompokkan
siswa secara homogen berdasarkan
Adapun data yang dibandingkan
persentase
dengan
Scaffolding
dan diminta untuk berpikir mandiri
dan
(individu) tentang jawaban atas soal
persentase aktivitas guru.
latihan yang diberikan oleh guru.
Selama
HASIL DAN PEMBAHASAN
kesulitan. Adapun bimbingan yang
dilakukan oleh Pramudyo dan Prih
diberikan adalah berupa langkah-
Hardinto (2009) yaitu “Efektivitas
langkah pengerjaan soal, pemberian
Penerapan Pendekatan Pembelajaran
Belajar
penelitiannya
yaitu
contoh,
Ketuntasan
Ekonomi.”
aktivitas
berpikir
meningkatkan
guru)
materi
sehingga
mandiri.
dapat
untuk
tetap
Setelah
proses
lalu
dilanjutkan
dengan
jenjang yang lebih tinggi. Siswa
kembali diminta mengerjakan secara
dalam hal tujuan penelitian terdapat
individu
perbedaan dalam hal pelaksanaan.
yang
siswa
yang
memberikan soal latihan dengan
belajar. Selain memiliki kesamaan
penelitian
kunci
latihan selesai, guru menyimpulkan
berdampak pada peningkatan hasil
Pada
kata
mendorong
Tujuan
proses pembelajaran (aktivitas siswa
dan
soal
membimbing siswa yang mengalami
yang sama dengan penelitian yang
dalam
pengerjaan
latihan ini guru mengawasi dan
Penelitian ini memiliki tujuan
Scaffolding
proses
dalam
kelompok.
Pada
tahap ini bimbingan dari guru lebih
dilakukan
dikurangi, dan membiarkan siswa
Pramudyo dan Prih Hardinto (2009)
berpikir
proses latihan hanya dilakukan dalam
lebih
mandiri
berbekal
pengetahuan yang didapatkan siswa
1 tahap, sementara dalam penelitian
pada latihan sebelumnya. Pada tahap
ini proses latihan terdiri dari 2 tahap,
159
M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014)
akhir guru menyimpulkan materi
Peneliti
dengan melibatkan siswa.
bertindak
sebagai
pengamat, sedangkan yang bertindak
sebagai pengajar adalah guru mata
Penelitian
ini
dilaksanakan
pelajaran IPS MTs Muhammadiyah
dalam 2 siklus. Siklus I dilaksanakan
Kajen yaitu Bapak Maf’ul, S.Pd.
dalam satu kali pertemuan selama 2
Jenis pembelajaran yang diterapkan
jam pelajaran (2x40 menit) pada
dalam kegiatan belajar mengajar
tanggal 25 Juli 2013 pukul 09.55-
adalah
11.15 WIB, diikuti oleh 44 siswa
kelas
VIII
dilaksanakan
E
dan
pada
siklus
hari
pembelajaran
Scaffolding.
Berikut ini adalah hasil pengamatan
II
aktivitas belajar siswa pada siklus I
Kamis
dan Siklus II:
tanggal 29 Agustus 2013 pukul
09.55-11.15 WIB, diikuti oleh 44
siswa kelas VIII E.
Tabel 2. Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II
No
Aspek yang dinilai
1
Siswa memperhatikan penjelasan guru
2
Siswa mengerjakan soal latihan secara mandiri
3
Siswa aktif menerima bantuan dan menjawab pertanyaan
guru
4
Siswa mengerjakan soal latihan jenjang lebih tinggi
5
Siswa saling membantu dalam kelompok
6
Siswa berani mengajukan pertanyaan
7
Siswa mampu menyimpulkan materi
Jumlah Skor
Berdasarkan Tabel 2 terlihat
bahwa
aktivitas
belajar
Siklus I
Siklus II
4
4
2
3
2
4
4
4
4
4
1
3
2
3
19
25
II. Aktivitas mengajar guru juga
siswa
mengalami peningkatan pada siklus
mengalami peningkatan pada siklus
II. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.
160
M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014)
Tabel 3. Aktivitas Mengajar Guru pada Siklus I dan Siklus II
No
Aspek yang dinilai
1
Penjelasan materi
2
Pemberian soal latihan pada siswa
3
Pemberian bimbingan pada siswa
4
Pemberian soal latihan jenjang lebih tinggi
5
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
6
Meminta siswa saling membimbing dalam kelompok
7
Pemberian kesempatan bertanya
8
Penyimpulan materi
Jumlah Skor
Berdasarkan tabel 2 dan tabel 3
Siklus I
Siklus II
4
3
2
2
4
3
2
4
24
4
4
3
4
4
3
4
4
30
sehingga tidak banyak siswa yang
terlihat bahwa baik aktivitas belajar
berani
siswa maupun aktivitas mengajar
bimbingan guru; Pada saat proses
guru mengalami peningkatan dan
latihan terbimbing ada beberapa
telah
kelompok
mencapai
kriteria
setelah
bertanya
yang
atau
meminta
tidak
dapat
dilaksanakan siklus II. Peningkatan
bekerjasama dengan baik, karena
ini terjadi karena adanya perbaikan
keegoisan siswa yang pandai masih
yang
belum dapat memberikan bimbingan
dilakukan
berdasarkan
kekurangan dari siklus I.
kepada siswa yang kesulitan dalam
mengerjakan soal latihan; Guru tidak
Ada
beberapa
hal
yang
terlalu banyak melibatkan siswa
diperbaiki baik dari aktivitas siswa
dalam menyimpulkan materi karena
maupun aktivitas guru pada siklus I,
diantaranya
adalah
saat
waktu terbatas.
proses
latihan terbimbing, ada beberapa
Pelaksanaan
siklus
II
kelompok yang diskusi di luar
mengalami peningkatan yang sangat
materi. Hal ini dikarenakan guru
baik. Aktivitas belajar siswa dan
kurang fokus dalam mengawasi dan
aktivitas
memberikan
pembelajaran
bimbingan
kepada
guru
dalam
Scaffolding
proses
sudah
kelompok yang anggotanya belum
memenuhi kriteria. Pada siklus II
memahami
selain menjelaskan secara umum,
materi;
memberikan
bertanya
dan
Guru
banyak
kurang
tidak
kesempatan
guru
interaktif,
juga
menghampiri
setiap
kelompok dan memberikan bantuan
161
M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014)
pada anggota kelompok yang belum
pada
bisa
hasil
mengkondisikan suasana kelas agar
pekerjaannya kurang tepat. Guru
selalu tertib dan tenang. Pelaksanaan
lebih
mengawasi
siklus II berjalan sesuai dengan
kegiatan siswa dalam kelompok,
rencana, sehingga ada waktu yang
sehingga semua siswa mengerjakan
cukup diakhir pembelajaran untuk
soal latihan secara mandiri. Guru
melibatkan
lebih interaktif dan lebih banyak
penyimpulan materi.
mengerjakan
intensif
atau
dalam
tiap
kelompok.
Guru
siswa
dalam
memberikan kesempatan bertanya
Tabel 4. Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
No
Kondisi
Awal
95
40
58,64
52,27
75
Keterangan
1
Nilai tertinggi
2
Nilai terendah
3
Rata-rata nilai tes
4
Persentase Ketuntasan Klasikal (%)
KKM
Siklus I
Siklus II
95
55
76,02
70,45
75
100
65
80,34
88,64
75
Tabel 4 memperlihatkan bahwa
aktivitas belajar dan hasil belajar
hasil belajar siswa terus mengalami
siswa telah mencapai kriteria yang
peningkatan baik pada siklus I
ditentukan. Aktivitas guru dalam
maupun
menerapkan
siklus
II.
Persentase
pembelajaran
ketuntasan Klasikal pada siklus II
scaffolding
juga telah mencapai KKM. Hal ini
kriteria yang ditentukan, bahkan
terjadi
perbaikan
termasuk dalam kategori sangat baik.
aktivitas belajar pada siklus II. Selain
Hal ini berarti guru sudah dapat
itu, pada siklus II guru juga lebih
menerapkan tahapan pembelajaran
memfokuskan pada
scaffoding
karena
adanya
materi
yang
belum dikuasai siswa pada siklus I.
juga
telah
sesuai
direncanakan.
Oleh
mencapai
dengan
karena
yang
itu,
penelitian tidak dilanjutkan ke siklus
Setelah melihat hasil penelitian
berikutnya.
pada siklus II, diketahui bahwa
162
M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014)
Kusworo, Pramudyo dan Prih Hardinto. 2009.
“Efektivitas Penerapan Pendekatan
Pembelajaran
Scaffolding
dalam
Ketuntasan Belajar Ekonomi Siswa
Kelas X SMA Labortorium Universitas
Jurnal
Negeri
Malang”.
Dalam
Pendidikan Ekonomi, Volume 2 No. 1.
Malang: Universitas Negeri Malang
SIMPULAN
Penerapan
Scaffolding
pembelajaran
terbukti
dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar materi kurva permintaan dan
kurva penawaran pada kelas VIII
Mulyasa, E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan
Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya
MTs. Muhammadiyah Kajen.
Permatasari. 2011. “Pendekatan Kontekstual
dengan Teknik Scaffolding untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa SMP”. Skripsi. Bandung:
FPMIPA UPI
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, A.M. 2012. Vygotsky’s Social
Development
Theory.
http://adinegara.com/2012/08/28/vy
gotsky’s-social-development-theory/.
(15 Desember 2012)
Sardiman. 2007.Interaksi & Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Raja Gravindo
Persada
Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta:
Prestasi
Pustaka
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar
Mengajar.Jakarta: PT Bumi Aksara
163
Download