EEAJ 2 (3) (2014) Economic Education Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI KURVA PERMINTAAN DAN KURVA PENAWARAN DENGAN PEMBELAJARAN SCAFFOLDING PADA KELAS VIII MTS MUHAMMADIYAH KAJEN M Yusuf Supriyadi Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Abstrak ________________ ___________________________________________________________________ SejarahArtikel: Diterima Februari 2014 Disetujui Februari 2014 Dipublikasikan Maret 2014 Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa setelah metode pembelajaran Scaffolding diterapkan pada materi kurva permintaan dan kurva penawaran kelas VIII A MTs. Muhammadiyah Kajen. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII E MTs. Muhammadiyah Kajen Tahun Ajaran 2013/2014. Sementara faktor yang diteliti di antaranya adalah aktivitas siswa, aktivitas guru, dan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah. Hasil penelitian siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan aktivitas siswa dan aktivitas guru. Rata-rata hasil belajar dan ketuntasan klasikal juga mengalami peningkatan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Scaffolding dapat meningkatan aktivitas dan hasil belajar. Saran dari hasil penelitian ini adalah: Guru dapat menerapkan pembelajaran Scaffolding pada materi kurva permintaan dan kurva penawaran. Guru harus mempersiapkan pembelajaran dengan baik agar proses pembelajaran berlangsung dengan sesuai rencana. ________________ Keywords: Learning Activity; Learning Outcomes; Scaffolding Learning. ____________________ Abstract ___________________________________________________________________ This research is a classroom action research which aims to determine whether there is an increase in activity and student achievement after Scaffolding learning applied to the lesson ofdemand and supply curve in class VIII A MTs. Muhammadiyah Kajen.. This research conducted in two cycles. Each cycle includes planning, implementation, observation, and reflection. The subjects of this Research were students of class VIII E MTs. Muhammadiyah Kajen Academic Year 2013/2014. The factors studied include student activities, teacher activities, and student learning outcomes. The results in the first and second cycle showed increased student and teacher activity. Average classical completeness of learning outcome is also increased. The research can be concluded that Scaffolding Learning can be increase learning Activities and learning outcomes. Suggestions from results of this research are: Teachers can apply Scaffolding learning on the lesson ofdemand and supply curve. Teachers must prepare lessons well so that the learning process takes place in accordance with the planned. © 2014UniversitasNegeri Semarang Alamatkorespondensi: GedungC6Lantai1 FEUnnes KampusSekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: ISSN 2252-6544 152 M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014) PENDAHULUAN Pembelajaran proses menentukan desain, metode, atau belajar mengajar yang dilakukan pendekatan pembelajaran yang dapat antara mengarahkan guru Pembelajaran adalah dengan harus siswa. berlangsung siswa untuk lebih banyak melakukan aktivitas belajar. secara efektif. Keberhasilan belajar Penentuan mengajar pada pembelajaran dapat pendekatan ini tentunya dengan tetap dilihat dari keberhasilan siswa yang memperhatikan kesesuaian mengikuti tersebut. karakteristik materi Keberhasilan tersebut terlihat dari karakteristik pemahaman Kesesuaian kegiatan siswa, penguasaan materi, dan prestasi siswa. Keberhasilan aktivitas siswa Sardiman belajar (2007:95) metode, atau antara dengan pembelajaran. karakteristik ini sangatlah penting dalam penentuan dalam jenis pembelajaran. kegiatan belajar sangat dipengaruhi oleh desain, di Mata Pelajaran IPS terpadu kelas. mencangkup menyatakan mata pelajaran sejarah,geografi,ekonomi, “Aktivitas merupakan prinsip atau dan sosiologi. Cakupan asas yang sangat penting dalam beragam ini interaksi Tanpa perbedaan karakteristik antara satu aktivitas, proses belajar mengajar materi dengan materi lainnya. Oleh tidak mungkin berlangsung dengan karena itu, dalam menentukan jenis belajar-mengajar. baik.” Kegiatan materi tentu yang memiliki pembelajaran tidak mungkin hanya belajar mengajar digunakan satu jenis pembelajaran mengharapkan terciptanya kondisi untuk diterapkan belajar yang mengarahkan siswa materi. dalam semua untuk melakukan aktivitas belajar Berdasarkan hasil wawancara secara efektif dan efisien. Peran guru dengan guru IPS pada tanggal 9 sangatlah Oktober 2012 proses pembelajaran menumbuhkan penting dan dalam memberikan IPS dorongan agar tercipta proses belajar di kelas Muhammadiyah mengajar yang aktif. Guru dapat 153 VIII Kajen MTs. masih M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014) menggunakan metode konvensional sekolah yaitu 70. Ketuntasan belajar hampir pada setiap materi IPS. terendah terjadi di kelas VIII E pada Kenyataan ini jelas belum sesuai kompetensi dasar mendeskripsikan dengan permintaan dan penawaran serta kurikulum diberlakukan, yang dimana KTSP terbentuknya harga pasar. mengharapkan siswa terlibat aktif Setelah dalam proses belajar mengajar. Menurut metode Hamalik konvensional lebih dilakukan lanjut, observasi ketuntasan belajar (2011:4) terendah pada kelas VIII E terdapat memang pada materi terbentuknya harga mudah diterapkan tetapi aktivitas keseimbangan yaitu hanya sebesar belajar menjadi kurang maksimal. 53%. Hal ini terlihat dari hasil observasi memahami materi hubungan antara awal bahwa permintaan dengan penawaran dalam aktivitas siswa hanya sebesar 43%. bentuk kurva harga keseimbangan. “Pembelajaran berhasil Hal ini berarti pemahaman siswa dan bermutu apabila seluruhnya atau tentang kurva permintaan dan kurva setidak-tidaknya penawaran juga masih rendah. yang menunjukkan dikatakan sebagian besar Siswa kesulitan dalam (70%) peserta didik terlihat secara Materi kurva permintaan dan aktif, baik fisik, mental maupun kurva penawaran secara fisik bersifat sosial dalam proses pembelajaran, di grafis dan secara kognitif didominasi samping menunjukkan kegairahan konsep belajar yang tinggi, semangat belajar pemahaman. yang besar, dan rasa percaya pada karakteristik diri sendiri” (Mulyasa, 2009:101). pengetahuan Materi sepesti dan dengan ini membutuhkan latihan yang rutin Selain aktivitas, hasil belajar dilakukan siswa agar siswa siswa juga masih rendah. Hal ini menguasai materi, yaitu materi dapat dilihat dari nilai ulangan harian membuat kurva permintaan, kurva kelas VIII pada setiap Kompetensi penawaran, sehingga terbentuk suatu Dasar kurva harga keseimbangan. Untuk itu masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan diperlukan 154 metode pembelajaran M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014) yang dapat memberikan kesempatan Vygotsky dalam Cahyono (2012) kepada siswa untuk lebih banyak mengatakan bahwa fungsi mental berlatih yang lebih tinggi pada umumnya dan mengembangkan pemahaman siswa. muncul dalam percakapan atau kerja yang sama antar individu, sebelum fungsi cocok dengan materi menggambar mental yang lebih tinggi itu terserap kurva adalah metode pembelajaran ke Scaffolding. Metode ini didasarkan Scaffolding pada teori Vygotsky. dukungan kepada siswa dari orang Metode pembelajaran yang Vygotsky dalam Trianto (2010: 76) dalam tersebut. merupakan bantuan, lebih kompeten mengatakan bahwa: individu dewasa atau lebih khususnya guru yang memungkinkan penggunaan fungsi pembelajaran terjadi apabila kognitif anak memungkinkan bekerja atau belajar yang lebih tinggi dan berkembangnya menangani tugas-tugas yang kemampuan belum dipelajari namun tugas- terdapat tingkat penguasaan materi tugas itu masih berada dalam yang lebih tinggi yang ditunjukkan jangkauan kemampuannya atau dengan adanya penyelesaian soal- tugas-tugas soal yang lebih rumit. dalam Zone Development tersebut of berada Proximal (ZPD) Adapun yaitu pembelajaran perkembangan sedikit di atas belajar tahapan dalam Scaffolding dapat dilihat pada tabel berikut: perkembangan seseorang saat ini. 155 sehingga M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014) Tabel 1. Tahapan Pembelajaran Scaffolding Fase Menumbuhkan Pengetahuan siswa Aktivitas Guru menjelaskan materi sesuai indikator pembelajaran Siswa memperhatikan penjelasan guru Membangun pemahaman siswa Guru memberikan soal latihan jenjang pertama pada siswa Siswa mengerjakan soal latihan secara individu awal Pemberian Bantuan Guru memberikan bantuan berupa contoh atau pertanyaan yang menuntun siswa untuk menyelesaikan tugasnya Siswa aktif dalam menerima bantuan dan menjawab pertanyaanpertanyaan dari guru Meningkatkan level pemahaman siswa Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan jenjang berikutnya Siswa mengerjakan soal latihan secara individu berbekal pengalaman mengerjakan soal latihan jenjang sebelumnya Pemberian bantuan Guru mengurangi bantuan pada siswa Guru meminta siswa untuk saling membantu mengerjakan soal latihan Siswa saling membantu dalam menyelesaikan soal latihan Membuat Kesimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan Siswa menyimak dan memahami kesimpulan yang dijelaskan oleh guru Sumber: Permatasari, 2011 Melalui cara ini diharapkan Selain itu, pemahaman siswa siswa dapat saling membantu dan terhadap materi juga akan meningkat tercipta kerjasama yang baik antar karena sesama anggota kelompok. Siswa dengan tingkat kesulitan yang lebih juga akan fokus pada tugas yang tinggi diberikan padanya, karena meskipun menyelesaikan sendiri tahap-tahap setiap anggota kelompok mendapat dalam mengerjakan tugasnya. Siswa tugas yang sama, tetapi setiap siswa hanya diberi bantuan berupa contoh, diharuskan untuk mengerjakan soal- ilustrasi, maupun kata kunci. soal yang diberikan secara individu. 156 siswa dan mengerjakan didorong soal untuk M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014) Siswa berpikir secara mandiri Berdasarkan telah latar belakang dengan mengaitkan bantuan yang yang dipaparkan, diterimanya dengan permasalahan rumusan masalah yang akan diteliti yang sedang dihadapi. Selain itu, dalam penelitian ini adalah sebagai siswa akan memiliki kemampuan berikut: memahami dan menjelaskan dengan 1. Apakah terjadi maka peningkatan bahasanya sendiri tentang informasi aktivitas siswa setelah metode yang tersirat dalam kurva yang pembelajaran digambarnya. Siswa akan dengan diterapkan pada materi kurva mudah menjelaskan materi karena permintaan selama proses menggambar kurva penawaran kelas VIII A MTs. siswa terbiasa diberi contoh dan Muhammadiyah Kajen? ilustrasi yang berkaitan Scaffolding dan kurva dengan 2. Apakah terjadi peningkatan hasil materi. Siswa kemudian berusaha belajar siswa setelah metode berpikir sendiri dengan menerapkan pembelajaran contoh dan ilustrasi yang diterimanya diterapkan pada materi kurva sebagai acuan dalam menggambar permintaan kurva. Jadi, kurva yang baru saja penawaran kelas VIII A MTs. digambar Muhammadiyah Kajen? merupakan hasil dari kemampuan berpikir siswa, sehingga tidak sulit bagi siswa Scaffolding dan kurva Sesuai dengan permasalahan untuk yang telah dikemukakan, maka menjelaskan hasil dari kemampuan tujuan dari penelitian ini adalah berpikirnya sendiri. sebagai berikut: Melalui 1. pembelajaran Untuk mengetahui ada tidaknya Scaffolding, diharapkan materi kurva peningkatan aktivitas permintaan dan kurva penawaran setelah akan lebih mudah dipahami siswa. Scaffolding Selain itu, aktivitas siswa juga akan materi kurva permintaan dan meningkat. kurva penawaran kelas VIII A metode siswa pembelajaran diterapkan pada MTs. Muhammadiyah Kajen. 157 M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014) 2. Untuk mengetahui ada tidaknya Subjek dalam penelitian ini peningkatan hasil belajar siswa adalah siswa kelas VIII E MTs. setelah Muhammadiyah Kajen Tahun Ajaran metode Scaffolding pembelajaran diterapkan pada 2013/2014. Sementara faktor yang materi kurva permintaan dan diteliti diantaranya adalah aktivitas kurva penawaran kelas VIII A belajar siswa, aktivitas guru, dan MTs. Muhammadiyah Kajen. hasil belajar siswa. Metode pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini METODE PENELITIAN diantaranya Penelitian penelitian data ini merupakan tindakan kelas adalah: dokumentasi yang untuk Metode memperoleh data-data tentang nilai mata pelajaran dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap IPS siklus perencanaan, permintaan dan kurva penawaran tindakan, observasi, dan refleksi. kelas VIII MTs. Muhammadiyah Siklus dengan Kajen; Metode tes untuk mengukur tujuan untuk melakukan perbaikan kemampuan kognitif siswa dalam pada siklus pertama. menguasai materi kurva permintaan terdiri kedua Penelitian MTs. dari dilakukan dilaksanakan Muhammadiyah khususnya materi kurva dan kurva penawaran. Adapun jenis di tes Kajen, yang digunakan adalah tes yang objektif atau pilihan ganda. Agar beralamat di jalan Diponegoro no. dapat mengukur kemampuan kognitif 754 Kecamatan Kajen Kabupaten siswa secara akurat, soal tes yang Pekalongan. Dalam penelitian ini digunakan peneliti bertindak sebagai pengamat terlebih dahulu diuji coba untuk jalanya proses pembelajaran di kelas mengetahui dan guru bertindak sebagai pengajar taraf kesukaran, dan daya pembeda yang soal; Kabupaten Pekalongan menggunakan metode sebagai alat validitas, metode evaluasi reliabilitas, observasi untuk mengetahui tingkat aktivitas guru pembelajaran Scaffolding dan aktivitas siswa. 158 M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014) Metode analisis data yang tahap 2 merupakan pengembangan digunakan yaitu metode deskriptif materi dari latihan tahap 1. dengan membandingkan hasil belajar Pembelajaran siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah diawali tindakan. hasil belajar materi sebelumnya. adalah nilai rata-rata hasil belajar Kemudian siswa diberi soal latihan siswa, persentase ketuntasan klasikal, aktivitas siswa, mengelompokkan siswa secara homogen berdasarkan Adapun data yang dibandingkan persentase dengan Scaffolding dan diminta untuk berpikir mandiri dan (individu) tentang jawaban atas soal persentase aktivitas guru. latihan yang diberikan oleh guru. Selama HASIL DAN PEMBAHASAN kesulitan. Adapun bimbingan yang dilakukan oleh Pramudyo dan Prih diberikan adalah berupa langkah- Hardinto (2009) yaitu “Efektivitas langkah pengerjaan soal, pemberian Penerapan Pendekatan Pembelajaran Belajar penelitiannya yaitu contoh, Ketuntasan Ekonomi.” aktivitas berpikir meningkatkan guru) materi sehingga mandiri. dapat untuk tetap Setelah proses lalu dilanjutkan dengan jenjang yang lebih tinggi. Siswa kembali diminta mengerjakan secara dalam hal tujuan penelitian terdapat individu perbedaan dalam hal pelaksanaan. yang siswa yang memberikan soal latihan dengan belajar. Selain memiliki kesamaan penelitian kunci latihan selesai, guru menyimpulkan berdampak pada peningkatan hasil Pada kata mendorong Tujuan proses pembelajaran (aktivitas siswa dan soal membimbing siswa yang mengalami yang sama dengan penelitian yang dalam pengerjaan latihan ini guru mengawasi dan Penelitian ini memiliki tujuan Scaffolding proses dalam kelompok. Pada tahap ini bimbingan dari guru lebih dilakukan dikurangi, dan membiarkan siswa Pramudyo dan Prih Hardinto (2009) berpikir proses latihan hanya dilakukan dalam lebih mandiri berbekal pengetahuan yang didapatkan siswa 1 tahap, sementara dalam penelitian pada latihan sebelumnya. Pada tahap ini proses latihan terdiri dari 2 tahap, 159 M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014) akhir guru menyimpulkan materi Peneliti dengan melibatkan siswa. bertindak sebagai pengamat, sedangkan yang bertindak sebagai pengajar adalah guru mata Penelitian ini dilaksanakan pelajaran IPS MTs Muhammadiyah dalam 2 siklus. Siklus I dilaksanakan Kajen yaitu Bapak Maf’ul, S.Pd. dalam satu kali pertemuan selama 2 Jenis pembelajaran yang diterapkan jam pelajaran (2x40 menit) pada dalam kegiatan belajar mengajar tanggal 25 Juli 2013 pukul 09.55- adalah 11.15 WIB, diikuti oleh 44 siswa kelas VIII dilaksanakan E dan pada siklus hari pembelajaran Scaffolding. Berikut ini adalah hasil pengamatan II aktivitas belajar siswa pada siklus I Kamis dan Siklus II: tanggal 29 Agustus 2013 pukul 09.55-11.15 WIB, diikuti oleh 44 siswa kelas VIII E. Tabel 2. Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II No Aspek yang dinilai 1 Siswa memperhatikan penjelasan guru 2 Siswa mengerjakan soal latihan secara mandiri 3 Siswa aktif menerima bantuan dan menjawab pertanyaan guru 4 Siswa mengerjakan soal latihan jenjang lebih tinggi 5 Siswa saling membantu dalam kelompok 6 Siswa berani mengajukan pertanyaan 7 Siswa mampu menyimpulkan materi Jumlah Skor Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa aktivitas belajar Siklus I Siklus II 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4 1 3 2 3 19 25 II. Aktivitas mengajar guru juga siswa mengalami peningkatan pada siklus mengalami peningkatan pada siklus II. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3. 160 M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014) Tabel 3. Aktivitas Mengajar Guru pada Siklus I dan Siklus II No Aspek yang dinilai 1 Penjelasan materi 2 Pemberian soal latihan pada siswa 3 Pemberian bimbingan pada siswa 4 Pemberian soal latihan jenjang lebih tinggi 5 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok 6 Meminta siswa saling membimbing dalam kelompok 7 Pemberian kesempatan bertanya 8 Penyimpulan materi Jumlah Skor Berdasarkan tabel 2 dan tabel 3 Siklus I Siklus II 4 3 2 2 4 3 2 4 24 4 4 3 4 4 3 4 4 30 sehingga tidak banyak siswa yang terlihat bahwa baik aktivitas belajar berani siswa maupun aktivitas mengajar bimbingan guru; Pada saat proses guru mengalami peningkatan dan latihan terbimbing ada beberapa telah kelompok mencapai kriteria setelah bertanya yang atau meminta tidak dapat dilaksanakan siklus II. Peningkatan bekerjasama dengan baik, karena ini terjadi karena adanya perbaikan keegoisan siswa yang pandai masih yang belum dapat memberikan bimbingan dilakukan berdasarkan kekurangan dari siklus I. kepada siswa yang kesulitan dalam mengerjakan soal latihan; Guru tidak Ada beberapa hal yang terlalu banyak melibatkan siswa diperbaiki baik dari aktivitas siswa dalam menyimpulkan materi karena maupun aktivitas guru pada siklus I, diantaranya adalah saat waktu terbatas. proses latihan terbimbing, ada beberapa Pelaksanaan siklus II kelompok yang diskusi di luar mengalami peningkatan yang sangat materi. Hal ini dikarenakan guru baik. Aktivitas belajar siswa dan kurang fokus dalam mengawasi dan aktivitas memberikan pembelajaran bimbingan kepada guru dalam Scaffolding proses sudah kelompok yang anggotanya belum memenuhi kriteria. Pada siklus II memahami selain menjelaskan secara umum, materi; memberikan bertanya dan Guru banyak kurang tidak kesempatan guru interaktif, juga menghampiri setiap kelompok dan memberikan bantuan 161 M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014) pada anggota kelompok yang belum pada bisa hasil mengkondisikan suasana kelas agar pekerjaannya kurang tepat. Guru selalu tertib dan tenang. Pelaksanaan lebih mengawasi siklus II berjalan sesuai dengan kegiatan siswa dalam kelompok, rencana, sehingga ada waktu yang sehingga semua siswa mengerjakan cukup diakhir pembelajaran untuk soal latihan secara mandiri. Guru melibatkan lebih interaktif dan lebih banyak penyimpulan materi. mengerjakan intensif atau dalam tiap kelompok. Guru siswa dalam memberikan kesempatan bertanya Tabel 4. Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II No Kondisi Awal 95 40 58,64 52,27 75 Keterangan 1 Nilai tertinggi 2 Nilai terendah 3 Rata-rata nilai tes 4 Persentase Ketuntasan Klasikal (%) KKM Siklus I Siklus II 95 55 76,02 70,45 75 100 65 80,34 88,64 75 Tabel 4 memperlihatkan bahwa aktivitas belajar dan hasil belajar hasil belajar siswa terus mengalami siswa telah mencapai kriteria yang peningkatan baik pada siklus I ditentukan. Aktivitas guru dalam maupun menerapkan siklus II. Persentase pembelajaran ketuntasan Klasikal pada siklus II scaffolding juga telah mencapai KKM. Hal ini kriteria yang ditentukan, bahkan terjadi perbaikan termasuk dalam kategori sangat baik. aktivitas belajar pada siklus II. Selain Hal ini berarti guru sudah dapat itu, pada siklus II guru juga lebih menerapkan tahapan pembelajaran memfokuskan pada scaffoding karena adanya materi yang belum dikuasai siswa pada siklus I. juga telah sesuai direncanakan. Oleh mencapai dengan karena yang itu, penelitian tidak dilanjutkan ke siklus Setelah melihat hasil penelitian berikutnya. pada siklus II, diketahui bahwa 162 M Yusuf Supriyadi /Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014) Kusworo, Pramudyo dan Prih Hardinto. 2009. “Efektivitas Penerapan Pendekatan Pembelajaran Scaffolding dalam Ketuntasan Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Labortorium Universitas Jurnal Negeri Malang”. Dalam Pendidikan Ekonomi, Volume 2 No. 1. Malang: Universitas Negeri Malang SIMPULAN Penerapan Scaffolding pembelajaran terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar materi kurva permintaan dan kurva penawaran pada kelas VIII Mulyasa, E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya MTs. Muhammadiyah Kajen. Permatasari. 2011. “Pendekatan Kontekstual dengan Teknik Scaffolding untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP”. Skripsi. Bandung: FPMIPA UPI DAFTAR PUSTAKA Cahyono, A.M. 2012. Vygotsky’s Social Development Theory. http://adinegara.com/2012/08/28/vy gotsky’s-social-development-theory/. (15 Desember 2012) Sardiman. 2007.Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT Bumi Aksara 163