1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Seni menurut Ki Hajar Dewantara merupakan hasil keindahan sehingga dapat
menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya. Dapat disimpulkan juga
pengertian seni saat ini adalah pengekspresian dari kreativitas manusia dan sering
dikaitkan dengan keindahan. Pada dasarnya seni merupakan sebuah hal yang sulit
dijelaskan dan dinilai, karena masing-masing individu memiliki peraturan dan
parameter tersendiri untuk menilai seni itu sendiri.
Sedangkan seni tradisional merupakan sebuah unsur kesenian yang berada di
dalam bagian hidup masyarakat suatu kaum, suku, atau bangsa tertentu. Seni tradisi
yang berkembang di setiap daerah pada awalnya bermula dari kebiasaan dan adat
istiadat nenek moyang di daerah masing-masing, sehingga masing-masing daerah
memiliki ciri khas yang berbeda-beda dan menjadikan negara Indonesia yang kaya
akan kebudayaan tradisional.
Salah satu jenis kebudayaan tertua di Indonesia adalah kebudayaan Sunda
yang berpusat di wilayah barat pulau Jawa, seperti Jawa Barat dan Banten.
Parahyangan atau Priangan, merupakan sebutan bagi daerah Tatar Sunda yang
memiliki arti tempat para Dewa. Hal ini dibuktikan dengan keindahan alam yang
terdiri dari pegunungan dan lembah, serta gradasi warna yang ditimbulkan oleh
warna pepohonan terbentang di bagian Barat pulau Jawa ini.
Faktor keindahan alam juga mempengaruhi hasil karya seni tradisional yang
ada di Jawa Barat, salah satunya adalah Kecapi Suling di mana nada yang dihasilkan
cenderung melankolis dan menimbulkan kesan romantis. Begitu juga dengan alat
musik gamelan yang lebih dikenal dengan degung di Jawa Barat, musik yang
dihasilkan terkesan mendayu-dayu dan dinilai indah oleh masyarakat. Selain itu,
faktor masyarakat juga berperan besar di dalam perkembangan seni tradisional Jawa
Barat, karena secara umum masyarakat Jawa Barat dikenal sebagai masyarakat yang
lembut, religious, dan spiritual.
1
2
Jenis seni tradisional yang hingga sekarang berkembang dan diminati salah
satunya adalah seni tari. Masing-masing daerah memiliki jenis tarian yang berbedabeda, seperti misalnya jenis tarian Saman yang berasal dari Aceh, Jaipong dari Jawa
Barat, Tari Piring yang berasal dari daerah Padang, Sumatera Barat, hingga Tari
Topeng dari Betawi. Di daerah Jawa Barat sendiri, seperti di daerah Sumedang,
Cirebon, Cianjur, Garut, Ciamis, Subang, dan sebagainya memiliki kesenian tari
tradisional yang berbeda karena telah disesuaikan dengan perilaku dan kebudayaan
di masing-masing daerah.
Begitu juga dengan seni musik tradisional yang ada di Indonesia. Berbagai
macam alat musik tradisional tersebar luas di seluruh pelosok Indonesia dan
menjadikan Indonesia negara yang kaya akan kebudayaan. Untuk itu, diperlukan
sebuah wadah bagi masyarakat yang tertarik dan ingin memperkaya ilmu mengenai
kebudayaan asli Indonesia, khususnya kesenian tradisional.
Kebudayaan seni tari dan musik berkembang melalui berbagai cara,
diantaranya melalui lembaga pendidikan, baik itu pendidikan formal ataupun nonformal. Pendidikan formal seni tari dan musik dimulai sejak tingkat Pendidikan
untuk Anak Usia Dini (PAUD) hingga memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA),
atau bahkan Perguruan Tinggi. Sedangkan pendidikan non-formal dapat dilakukan
melalui lembaga-lembaga seperti salah satunya adalah sanggar seni.
Pengertian dari kata sanggar sendiri adalah suatu tempat atau sarana yang
digunakan oleh suatu komunitas atau sekumpulan orang untuk melakukan suatu
kegiatan. Sanggar merupakan pendidikan non-formal yang di dalamnya mencakup
proses pengenalan, pembelajaran, pembuatan karya, hingga produksi. Salah satu
jenis sanggar yaitu sanggar seni yang merupakan sebuah tempat di mana masyarakat
dapat ikut serta mempelajari kebudayaan ataupun seni tradisional. Di dalam sebuah
sanggar seni terbagi menjadi beberapa pembelajaran, yaitu tari tradisional, olah
vokal, serta seni musik tradisional.
Keberadaan sanggar seni sangatlah penting karena merupakan wadah untuk
mengembangkan minat para masyarakat untuk menghargai seni tradisi ataupun
budaya di daerah masing-masing. Saat ini juga, seni budaya Indonesia cukup
3
digemari oleh para wisatawan asing sehingga diperlukan pendekatan kepada warga
asing yang ingin lebih mengenal seni tradisional di Indonesia.
Oleh karena itu, sebagai seorang desainer interior penulis mencoba untuk
merancang sebuah wadah untuk mempelajari berbagai macam kesenian tradisional di
Indonesia, yaitu sebuah sanggar seni. Sarana tersebut tidak hanya ditujukan bagi
masyarakat Indonesia tetapi juga bagi para wisatawan atau warga asing yang tertarik
dengan kebudayaan atau seni tradisional di Indonesia.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana merancang interior ruangan berdasarkan aktivitas kegiatan
pembelajaran di dalam sanggar sehingga sesuai dengan kebutuhan para
pengguna.
2.
Bagaimana merancang interior sanggar seni tari dan musik yang
memadukan unsur modernitas dengan tidak meninggalkan identitas
tradisional Jawa Barat.
3.
Bagaimana menciptakan sebuah interior ruang sanggar seni tari dan
musik dengan sistem akustik ruangan yang sesuai sehingga dapat
mengurangi kebisingan yang ada di area sanggar.
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk merancang interior sebuah sanggar seni
yang tidak menghilangkan identitas tradisional Jawa Barat tetapi juga menerapkan
sifat modern di dalamnya. Serta merancang interior ruang yang sesuai dengan
aktivitas masing-masing pengguna dan ergonomi manusia sehingga dapat
mendukung proses pembelajaran.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Perancangan interior sanggar seni tari dan musik tradisional ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi para pengguna sanggar, khususnya para penikmat seni tari dan
musik tradisional. Selain itu diharapakan perancangan ini dapat memberikan
4
wawasan dan informasi kepada mahasiswa terkait dengan keberadaan sanggar seni
tradisional di Indonesia.
1.4
Batasan Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Barat, khususnya Bogor dan DKI
Jakarta. Jenis kesenian tradisional yang diteliti yaitu tarian tradisional Nusantara
populer yang ada di Indonesia. Selain itu juga diadakan studi banding terhadap pusat
pembelajaran atau kursus musik saat ini yang akan dijadikan sebagai referensi
perancangan interior.
Berikut ini merupakan data yang akan diperlukan ke dalam penelitian sanggar
tari dan musik tradisional Nusantara, yaitu:
a. Sejarah berdirinya sanggar atau pusat pembelajaran
b. Visi dan misi sanggar atau pusat pembelajaran
c. Aktivitas para pengguna sanggar atau pusat pembelajaran
d. Fasilitas sanggar atau pusat pembelajaran
e. Jumlah pengajar, staff, serta murid sanggar atau pusat pembelajaran
f. Jenis ruang seperti lobby, ruang tunggu, ruang kelas, serta ruang kelas,
dan sebagainya berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan oleh para
pengguna sanggar atau pusat pembelajaran
g. Jenis serta kurikulum pembelajaran yang diterapkan
h. Permasalahan yang ditemui
i. Elemen interior
1.5
Metodologi Penelitian
Merupakan suatu metode, peraturan, dan prosedur yang digunakan oleh
penulis di dalam pengumpulan data untuk perancangan interior sanggar seni ini.
1.5.1 Metode Pengumpulan Data
A. Studi Literatur
Studi literatur adalah bentuk pengumpulan data yang berhubungan
dengan fungsi, jenis dan kebutuhan dari sanggar seni pada umumnya
sehingga dapat membantu dalam perancangan selanjutnya.
5
B. Survei Lapangan
Survei lapangan dibutuhkan untuk mendapatkan informasi lebih
mendetail mengenai sanggar seni. Data-data tersebut berupa foto, aktivitas
para pengguna dan fasilitas yang dibutuhkan.
C. Wawancara
Wawancara merupakan proses untuk mendapatkan informasi
mendalam mengenai sarana hiburan yang akan disurvei melalui narasumber.
Informasi tersebut berupa bagaimana aktivitas yang dijalani serta kebutuhan
apa saja yang dibutuhkan.
1.5.2 Metode Perancangan
Setelah data-data yang diperlukan telah didapatkan, tahap selanjutnya adalah
analisa masalah. Tahapan penganalisaan masalah sangat penting karena di dalamnya
mencakup pemecahan masalah yang berhubungan dengan perancangan interior.
Selanjutnya adalah dengan pembuatan program ruang yang di dalamnya terdiri dari
program aktivitas fasilitas, perhitungan total kebutuhan ruang, diagram hubungan
antar ruang, serta matriks kedekatan antar ruang.
Tahap selanjutnya adalah pembuatan konsep. Konsep merupakan tahapan
penting di dalam sebuah perancangan interior, oleh karena itu penentuan konsep
yang matang akan menjadikan sebuah perancangan interior yang lebih terarah.
Apabila konsep telah ditentukan, tahap selanjutnya adalah pembuatan gambar kerja
yang dimulai dari layout berdasarkan kebutuhan aktivitas dan fasilitas dari pihakpihak yang terkait di dalam perancangan interior. Setelah itu dapat membuat gambar
kerja pelengkap lainnya seperti floor dan wall plan, ceiling plan, serta mechanical
dan electrical plan.
Setelah pengerjaan gambar kerja, masuk ke dalam tahap realisasi
perancangan interior, salah satunya adalah pembuatan 3D ruang khusus yang telah
ditentukan. Perspektif ruang secara 3D sangat membantu di dalam perancangan
karena di dalamnya dapat terlihat secara detail seperti pemilihan warna dan material
dari ruangan yang bersangkutan.
6
1.6
Sistematika Penulisan
BAB I – PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang proyek yang dijelaskan secara umum dan
khusus, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, kontribusi
penelitian, ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data, kerangka
pikir, tinjauan pustaka, sistematika penulisan, serta rencana jadwal kerja.
BAB II – LANDASAN TEORI
Terdiri dari dua bagian, yaitu tinjauan secara umum dan tinjauan secara
khusus. Tinjauan umum menjelaskan mengenai teori apa saja yang digunakan
serta keterkaitannya dengan penelitian. Penjabaran teori secara umum akan
memudahkan penelitian, seperti definisi, fungsi, jenis yang bersangkutan,
sarana dan prasarana, serta hal umum yang berkaitan dengan proyek sanggar
seni yang bersangkutan. Sedangkan tinjauan khusus terdiri dari data-data
yang telah didapatkan berdasarkan survei seperti sejarah, visi misi, jenis
ruang, jumlah karyawan, serta pembagian ruang yang kemudian akan ditinjau
dan dianalisa lebih lanjut.
BAB III – METODE PERANCANGAN
Bab ini menjelaskan tentang penjabaran data yang didapatkan secara literatur
dan survei yang terdiri dari studi fisik bangunan dan lingkungan, studi
aktivitas manusia, studi fasilitas ruang, serta studi permasalahan khusus
interior.
BAB IV – HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab yang menjelaskan secara mendetail tentang konsep desain yang diambil
di dalam perancangan interior, serta konsep lain yang bersifat mendukung.
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan ringkasan data dari bab-bab yang telah dijelaskan
sebelumnya. Ringkasan ini merupakan kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan. Dalam bab ini juga menjelaskan saran yang dapat diberikan di
dalam penelitian.
Download