ekologi manusia

advertisement
MASYARAKAT AGRARIS
A.KAITAN TEKNOLOGI DENGAN STRUKTUR SOSIAL.
TOPIK INI MEMBAHAS TENTANG MASYARAKAT
AGRARIS YG MERUPAKAN KELANJUTAN TOPIK
TERDAHULU
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN DAN BUDAYA AKAN
MEMPENGARUHI PRODUKSI PERTANIAN SEHINGGA BERDAMPAK
PADA :
(1) PENINGKTAN PRODUKSI PER SATUAN LAHAN.
(2) KEPADATAN PENDUDUK TINGGI DAN PEMUKIMAN SDH
MENETAP.
(3) PENINGKATAN CADANGAN MAKANAN.
AKIBAT PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI
AKAN MEMBAWA DAMPAK YANG KOMPLEK DITENGAH
DITENGAH-TENGAH MASYARAKAT TERHADAP BID SOSIAL,
BUDY, EKONOMI, POLTK.
• Oleh sebab masyarakat harus bisa menjaga
diri sehubungan dengan dampak-dampak
yang ditimbulkan oleh kemajuan tekonologi
dan perkembangan penduduk.
• Teknologi
pertanian yang dikembangkan
dapat meningkatkan hasil panen persatuan
lahan garapan sesuai dengan tingkat
kesuburan tanahnya.
• Menurut Robert Malthus sebagian para petani
tidak menyadari bahwa pertumbuhan
penduduk yang tinggi
cenderung tidak
membuat masyarakat petani sejahtera.
• Banyak pendapat yang mengatakan bahwa
peradaban masyarakat agraris tidak membawa
orang lebih sejahtera.
• Pendapat seperti itu merupakan kesalahan
besar dan sulit di uji kebenarannya.
• Namun yang jelas pada masyarakat agraris
rata-rata
orang
tidak
mendapatkan
keuntungan
yang
spektakuler
untuk
meningkatkan
kesejahteraannya
secara
pribadi.
• Negara Agraris memberikan peluang kepada
lebih banyak orang untuk bisa hidup dan
sebagian mereka dapat menghidupi diri
sendiri.
• Pertanyaan berikut : Apakah masyarakat
agraris
dapat
mengatasi
masalah
lingkungannya?
• Tapi yang jelas menurut Lenski and Lenski (1982)
adalah bahwa masyarakat agraris kurang bisa
memanfaatkan lingkungan alamnya secara
bervariasi dan begitu juga dengan kehidupannya (
monoton ). Apalagi jika dikaitkan dengan evolusi
teknis dalam bidang pertanian, sosial politik dan
lain sebagainya.
• Manusia agraris lebih suka dan nyaman
menyerahkan kehidupannya langsung kealam
melalui prilaku sesuai dengan budaya yang
mereka anut.
B. Beberapa contoh Masyarakat Agraris.
• Kami merupakan masyarakat agraris yang cukup besar,
karena begitu banyak catatan tertulis sampai saat ini
yang kami tinggalkan.
• Saat ini pada umumnya masyarakat atau negara yang
kurang
berkembang/miskin
didominasi
oleh
masyarakat agrararis meskipun ada tambahan variabel
teknologi industri. Geertz (1965) memberikan contoh,
seperti Indonesia. Cina, India, Peru, dan lainnya.
• Gambaran masyarakat tersebut sebagian besar didapat
dari para sejarawan, antropolog, sosiolog, ekonom dan
lain-lain Yang telah berkontribusi besar dlm
memberikan pemahaman.
• Jika dibandingkan dengan masyarakat terdahulu,
yang lebih banyak dikenal adalah masyarakat
hortikultura yang sudah maju seperti chiefdom
di Amerika, bangsa Aztec dan suku Inca.
• Arkeolog dari masyarakat agraris di Barat dan
Asia Timur telah berperan besar karena telah
membuat catatan tertulis beberapa abad setelah
masa transisi dari masyarakat yang sederhana.
Data-data tersebut sangat mengesankan.
• Brown (1988) mencatat bahwa masyarakat yang
paling melek hurufpun sangat sedikit menulis
atau mengkritisi sejarah.
• Untuk India, Sumber dokumenter yang sangat
diandalkan untuk menggambarkan peradaban
agraris klasik hampir tidak ada. Bahkan yang
relatif terdokumentasi dengan baik dalam
pelajaran sejarah adalah seperti penurunan
dan jatuhnya Roma ( Lihat Bowersock di Yoffee
dan Cowgill, 1988 ).
II. Teknologi
A. Bajak pengganti tenaga manusia.
• Teknologi agraris sangat erat kaitannya dengan
bajak dan ternak,
walaupun masyarakat
hortikultura yang maju seperti Kekaisaran Inca
tidak menggunakan bajak.
• Mereka mengkaji teknologi dasar dari bajak dan
membuat inovasi yang lebih canggih. Alat
tersebut bisa dioperasikan tanpa tenaga manusia.
Sehingga keuntungan yang didapat lebih banyak.
Teknologi yang mereka gunakan ini nantinya
menjadi salah satu dasar munculnya revolusi
Industri.
B. Ragam dan Peningkatan
• Pertama kali bajak digunakan di Timur Tengah
sekitar 5.000 tahun yang lalu. Secara phisik, bajak
tersebut sangat sederhana dan hanya bisa
membajak tanah sedalam sepuluh sampai
limabelas
sentimeter
untuk
persiapan
penyemaian bibit tanaman.
• Pada tanah kering kemampuan bajak cukup
memadai dan hal ini umum digunakan di
California
untuk
menggemburkan
tanah,
memberikan penghalang untuk penguapan
kelembaban tanah dan menghancurkan gulma (
tanaman pengganggu ).
• Perkembangan teknis berikutnya, sudah mulai
revolusioner, dimana manusia sudah mulai
menciptakan gerobak yang ditarik oleh hewan
sehingga bisa membawa hasil panen ketempat
yang lebih jauh dan jumlahnya lebih besar.
• Dengan demikian hal ini dapat memperluas
perdagangan dan otoritas politik.
• Disamping itu juga dari pergerakan hewan
penarik gerobak ini, dapat digunakan juga oleh
militer untuk membawa persediaan bahan
makanan, membawa barang rampasan sehingga
hal ini dimungkin untuk dikembangkan agar bisa
masuk kedalam organisasi militer.
• Saat teknologi sudah dianggap canggih, bajak
masih tetap digunakan, seperti di dataran
tinggi Peru dan Spanyol. Bahkan di Peru bajak
dari masyarakat Hortikultura masih digunakan
secara luas.
• Hal ini akan menarik jika membandingkan
kedua teknologi dizaman yang berbeda ini dari
sudut produktivitas tenaga kerja. Kami
menduga bahwa pembudayaan bajak yang
sederhana
akan
dapat
meningkatkan
produktivitas kerja.
C. Bajak Moldboard, sebuah Contoh lanjutan Evolusi
Teknologi.
• Perkembangan teknologi pada masyarakat agraris
dapat diilustrasikan dengan evolusi bajak. Dari bajak
yang sederhana sampai kepada bajak Moldboard.
• Moldboard di anggap sebagai bajak yang tepat, karena
ia dapat memotong rumput dan membalikan tanah.
• Dengan cara kerja yang demikian, bajak tersebut dapat
membantu mengembalikan nutrisi yang tercuci
dipermukaan dan sangat baik untuk membebaskan
tanah dari gulma pada iklim lembab karena ia tidak
merusak sistem akar pada tanaman.
• Perlu tenaga yang lebih besar utk menggerakannya.
Disamping sapi kuda juga digunakan.
• Bajak berat yang dikenal pada zaman Romawi,
digunakan juga pada periode abad pertengahan di
Eropa, di mana memungkinkan mereka untuk
membudidayakan tanaman karena daerah utara
pegunungan alpen tanahnya lebih produktif dibanding
wilayah lainnya.
• Sebelum menggunakan bajak moldboard, masyarakat
yang bermukim di Eropa Utara sebagian besar
menggunakan bajak seperti awalnya untuk mengolah
tanah untuk pembudidayaan tanaman.
• Pada seribu tahun yang lalu, 80% Eropa masih ditutupi
oleh hutan lebat dan hanya dibuka dengan
menggunakan bajak oleh kelompok perintis yang
berlangsung sampai 1300 SM atau lebih.
• Pemakaian bajak yang berat diperlukan untuk melakukan
inovasi oleh masyarakat karena ini memang bukan akhir
dari penemuan, namun hal ini untuk evolusi teknologi
bajak.
• Sebuah artikel baru-baru ini oleh Hugh Sidney (1992)
dalam Time menggambarkan bahwa petani AS sudah
meninggalkan bajak moldboard untuk mendukung teknik
baru yang lebih baik agar tanah terlindungi dari erosi dan
dapat meningkatkan hasil panen.
• Bill Richards, kepala Pertanahan AS menyebut hal ini adalah
sebuah revolusi budaya dalam menjaga konservasi tanah.
• Menurut Sidney bahwa ; Alih-alih menggunakan teknologi
bajak tradisional, petani meninggalkan residu dari tanaman
tahunan untuk menahan tanah dan kelembaban yang
tumbuh melalui pembusukan residu.
• Dilain pihak rotasi tanaman juga dilakukan untuk
memecah siklus serangga. Gulma yang tidak dinginkan
diberantas dengan herbisida yang dapat merusak
lingkungan.
• Teknik-teknik yang dikenal setengah abad yang lalu,
tidak diadopsi secara luas karena tidak menguntungkan
secara ekonomi.
• Sekarang masalah lingkungan, politik dan ekonomi
telah menyatu untuk mendorong revolusi pertanian.
• Salah satu indikator bagaimana drastisnya perubahan
pandangan terhadap alat pertanian, maka hal ini
tercermin dalam penjualan bajak moldboard dalam
negeri. Dari 60.000 bajak yang diproduksi pada tahun
1970, hanya terjual 6.300 unit pada tahun 1991
D. Perkembangan Teknologi lainnya (logam, kain, kapal,
dll)
• Pada masa yang sama terjadi juga perkembangan
untuk barang-barang lainnya seperti logam, tenun,
perkapalan, tembikar, peralatan militer dan lainnya.
Banyak perkembangan yang terjadi diera agraris ini.
• Dilain pihak banyak sarjana yang menyampaikan
bahwa inovasi itu datangnya tidak teratur dan dalam
jangka waktu yang lama dan nantinya akan statis.
• Jika dibandingkan dengan zaman modern tingkat ratarata dari inovasi teknis sangat lambat dan mungkin
melambat setelah limaribu tahun sebelum masehi
ketika besi, tembikar, tenun, perkapalan dan peralatan
militer ditemukan.
• Hal ini tampak dari inovasi penting yang
ditemukan seperti : metal, besi dikembangkan
oleh orang Turki modern sekitar 3400 SM,
bukan oleh masyarakat tengah Mesopotamia
dan Mesir.
• Hal ini juga menjadi catatan bahwa
perkembangan yang lebih cepat adalah di
Eurasia dari pada di Amerika atau Afrika.
• Lenski dan Lenski memperkenalkan beberapa
hipotesis utama untuk memperhitungkan efek
ini pada Bab 24-28.
• III. Efek Demografi.
• A. Kepadatan Penduduk yang Tinggi.
• Konsekuensi utama dari pencapaian teknologi agraria
berdampak
kepada
kepadatan
penduduk
yang
membutuhkan lahan yang luas untuk bermukim dan
bercocok tanam. Akibat lainnya ternak juga susah untuk
mencari makan pada lingkungan tertentu krn lahan sudah
habis.
• Teknik yang dikembangkan oleh masyarakat holtikultura
mungkin bisa menjadi support bagi masyarakat agraris.
• Di sisi lain pembukaan lahan baru yang luas di Eropa
mengakibatkan peningkatan kepadatan populasi penduduk.
(Kita bertanya-tanya mengapa teknologi hortikultura tidak
diterapkan diwilayah Eropa pada periode sebelumnya ).
Mungkin hal ini dianggap banyak menimbulkan dampak.
• Selain kepadatan rata-rata penduduk, teknologi agraria
memungkinkan urbanisasi penduduk ke tingkat yang
lebih besar. Pertama, Pengolahan tanah bagi petani
yang menggunakan teknologi agraria dianggap lebih
produktif. Sehingga mereka tidak berkeinginan pindah
kekota untuk mencari pekerjaan. Kedua, Daratan dan
laut merupakan jalur transportasi yang memungkinkan
untuk memasok kebutuhan kota-kota besar seperti
Roma, Baghdad, dan Cina. Bahkan mereka sudah
menggunakan transportasi maritim yang berstandar
modern di Mediterania.
• Populasi masyarakat agraris juga berfluktuasi secara
substansial karena : Kelaparan, wabah penyakit dan
kerusuhan politik (perang sipil, penaklukan oleh bangsa
lain dll).
• IV. Organisasi Sosial.
• Pembentukan Organisasi Sosial.
• Masalah kekerabatan dalam masyarkat relatif penting
untuk mengatur kehidupan sosial.
• Sebagai masyarakat agraris yang sedang berkembang,
peningkatan jumlah penduduk yang beralih profesi dari
produsen primer ke pekerjaan lain meningkat.
• Ketika proporsi ini mencapai 50%, pasti kita akan
mengatakan bahwa masyarakat tidak lagi masyarakat
agraris, karena penduduk yang bekerja dibidang
komersial dan industri porsinya lebih besar dari
masyarakat yang berkerja dibidang agraris.
• Spesialisasi kerja mulai tergambar dalam prinsipprinsip organisasi baru yang dikembangkan.
• Namun demikian, hal itu bukan merupakan
pengurangan nilai kekerabatan karena di negaranegara agraris hal itu lebih kompleks lagi.
• Dalam Bab 18 tentang perdagangan kita akan
melihat seberapa besar peran kekerabatan yang
dimainkan. Cukuplah untuk mengatakan di sini
bahwa peran kekerabatan masih cukup besar di
masyarakat agraris jika dibandingkan dengan
masyarakat modern.
• B. Perubahan Divisi seksual Tenaga Kerja.
• Pembagian kerja secara seksual tetap menjadi dasar
bagi ekonomi masyarakat agraris, namun hal ini
cenderung berubah jika dibandingkan dengan
kekhasan sistem masyarakat hortikultura, dimana
perempuan cenderung dimasukkan ke dalam bagian
yang tidak proporsional dari pekerjaan pertanian.
• Bagi kaum lelaki, teknologi agraria relatif lebih
penting, karena akan mengelola hewan-hewan besar
dan berburu.
• Sedangkan perempuan membantu pekerjaan laki-laki
dan mengurus anak.
• Dalam kasus apapun pria tetap kembali ke pekerjaan
substansial walaupun setelah liburan panjang.
• Namun, dalam ekonomi baru status laki-laki lebih tinggi dari
perempuan hal ini karena perempuan tidak termasuk pada
pekerjaan pertanian dan pemasaran.
• Selain itu, masyarakat agraris umumnya memiliki bias patrilineal
yang kuat.
• Kondisi ini berubah dalam kerja dan kepemilikan yang tercermin
dalam adat pernikahan.
• Pernikahan biasanya berlangsung menjelang masa bercocok tanam
dan masyarakat agraris sudah mengenal maskawin dalam
perkawinan.
• Pembayaran berasal dari keluarga wanita untuk mempelai pria.
• Laki-laki dalam masyarakat agraris harus memberikan kopensasi
untuk mengambil istri.
• Rata-rata, prestise kaum perempuan pada masyarakat agraris
memiliki tingkat yang rendah.
• C. Stratifikasi Sosial.
• Masyarakat agraris mempunyai stratifikasi sosial yang
ekstrim. Garis keturunan suku bagi masyarakat
holtikultura kalah mulia dibanding dengan masyarakat
agraris. Bagi penguasa, perbudakan, penghambaan
atau kerja rodi umumnya diambil dari masyarakat
holtikultura.
• Di Barat modern,munculnya keinginan atas kebebasan
pribadi adalah merupakan reaksi terhadap stratifikasi
yang curam dan kaku dari masyarakat agraris.
• Stratifikasi sosial terkait dengan pekerjaan yang lebih
baik sehingga hal ini berkontribusi atas munculnya
kelas menengah dan menengah ke bawah seperti
pedagang dan pengrajin.
• Dalam masyarakat agraris kita melihat hubungan
keluarga dalam rumah tangga yang berbeda antara
lantai atas dengan lantai bawah.
• India melakukan hal ini kedalam sistem kasta (Srinivas,
1962). Dalam sistem kasta, masing-masing spesialisasi
kerja merupakan jati diri kelompok.
• Bagi masyarakat agraris stratifikasi sosial sangat tajam
dan kaku. Hal ini menjadi pelajaran yang buruk bagi
masyarakat modern. Namun demikian, tidak semua
orang benar-benar nyaman dengan kebebasan,
fleksibilitas, dan anonimitas dari kehidupan modern.
Struktur sosial yang ketat dari masyarakat agraris
tampaknya menarik untuk diketahui, khususnya
kehidupan pribadi mereka.
• Inovasi utama bagi masyarakat agraris adalah
untuk negara. Karena negara dianggap
mempunyai
kemampuan
untuk
menghubungkan petani dengan produsenprodusen kain, logam dan lain-lain.
• Pemahaman tulis baca dan matematika
berkontribusi besar untuk mempelajari
produksi barang dan arus penyebarannya.
• Dokumen-dokumen awal yang berasal dari tanah
liat, tulisan kuno di Mesopotamia adalah catatan
yang sangat berharga bagi negara.
• Adalah menarik bahwa analog modern, sistem
database otomatis, merupakan salah satu aplikasi
pertama dan masih paling populer dari teknologi
komputer.
• Di sisi lain, pekerjaan produktif yang dihasilkan
masyarakat agraris adalah menjadi godaan yang
kuat bagi prajurit yang serakah. Mereka sering
mengambil keuntungan kepada petani, pengrajin
dan pedagang.
• Stratifikasi sosial yang tajam yang disebutkan di atas
terkait erat dengan perbedaan besar dalam kekuasaan
politik ditopang oleh suprastruktur ideologis yang
mengesankan, biasanya oleh sebuah agama resmi
negara.
• Amerika mulai mengendalikan kekerasan internal
dengan menegakkan aturan hukum
• Para pemimpin politik menyediakan sistem hukum
formal dan mengklaim monopoli atas penggunaan
kekerasan yang sah.
• Adanya kode Hammurabi dari Mesopotamia kuno,
adalah sebuah contoh yang baik bagi fungsi negara.
• Sehingga kekerasan bukan lagi satu-satunya cara untuk
menegakkan aturan-aturan sosial.
• Kemampuan manajerial dan perbaikan transportasi,
membuat perang skala besar mungkin bisa terjadi di
antara negara-negara.
• Di banyak daerah klasik di Mesopotamia beberapa
ratus tahun setelah chiefdom muncul, militer mulai
maju kedepan untuk
memimpin kampanye
imperialisme permanen yang selama ini dilakukan oleh
kepala suku.
• Uraian pada Bab 19 memberikan wawasan ke dalam
periode ini tentang sejarah perang di negara-negara
agraris umum nya.
• B. Instabilitas
• Salah satu konsekuensi dari kompleksitas politik,
bahwa negara cenderung tidak stabil.
• Perubahan dinasti, pendudukan asing, dan
runtuhnya kekaisaran dan berubahnya negara ke
konstituen yang lebih kecil, akan memunculkan
negara dengan skala kesukuan yang umum.
• Selanjutnya, sudah umum bagi negara-negara
besar dan kecil serta kerajaan dan kelompokkelompok suku dimasyarakat
untuk hidup
berdampingan dalam lingkungan yang sama serta
menggunakan teknologi yang sama.
• Demikian
pula,
negara-kota
Yunani
hidup
berdampingan selama berabad-abad bersama kerajaan
Asia.
• Sebuah hipotesis bahwa peristiwa semacam itu adalah
kebebasan ekologi yang telah dikembangkan oleh Colin
Renfrew (1973) dan William McNeill (1982).
• Mereka membayangkan bahwa suku chiefdom, negara,
dan kerajaan secara inheren rentan terhadap
ketidakstabilan.
• Beberapa dari Anda mungkin pernah mendengar atau
membaca tentang teori chaos, yang menjelaskan
bagaimana bahkan sistem yang relatif sederhana dapat
menunjukkan fluktuasi yang tidak teratur.
• Dari proses ekologi yang terjadi, mungkin akan lebih
mudah untuk menjelaskan perubahan suatu negara
kearah yang lebih kompleks seperti pertumbuhan
penduduk yang dapat menimbulkan kekacauan dan
menurunnya kesejahteraan dalam bidang ekonomi
sehingga akan menghancurkan diri sendiri.
• Bagaimanapun, efek semuanya itu telah tercatat dalam
sejarah.
• Hampir semua proses sistemik akan kita lihat nanti
dalam peristiwa demografi, penyakit menular, konflik
antar suku, kerusakan lingkungan, perubahan iklim,
dan inovasi teknis.
• Kami tidak ingin menyerah pada pendekatan perubahan
ekologi terlalu cepat! Penulis di Yoffee dan Cowgill (1988)
baru-baru ini mengemukakan beberapa contoh runtuhnya
negara agraris kuno tanpa ada kepastian yang jelas.
• VI. Lingkungan Gradien dan Respon Inti
• A. Pendahuluan
• Sekali lagi, pertanyaan yang muncul dalam bagian ini
adalah apakah teknologi dasar yang sama diterapkan di
lingkungan yang berbeda dapat menyebabkan variasi
adaptif pada variabel inti budaya.
• Fitur seperti curah hujan, panjang musim tanam,
ketersediaan air irigasi dan pengaruh seperti produktivitas
pertanian. Topografi sangat mempengaruhi biaya
transportasi.
• Topografi yang datar, sungai yang dapat dilayari
dan kedekatan dengan laut membuat akses ke
pasar mudah, tetapi dapat juga mengekspos
petani untuk aksi militer secara ofensif.
• Sangat mudah untuk membayangkan bahwa jenis
variabel lingkungan dapat mempengaruhi setelan
seluruh variabel inti budaya. Contoh, variasi
dalam variabel ekologi dan budaya seperti
tanggapan tentang drainase Sungai Indus saat ini
di India Barat, Utara Pakistan, dan Timur
Afganistan.
• B. Variasi Lingkungan
• Menurut sejarah, teknologi agraria diterapkan dari Spanyol
dan Afrika Utara, menyebar ke seluruh Asia yang beriklim
subtropis dan ke Pasifik, yang variabel lingkungan sangat
beragam mulai dari iklim, tanah, dan topografi.
• Dibagian barat Eurasia gradien suhu dan curah hujannya
bergerak dari daerah yang hangat ke daerah yang kering.
• Iklim dingin dan hujan dari Mediterania ke Northwest
membuat iklim selalu lembab dan dingin. Iklim benua
(musim panas, musim dingin) di pedalaman Asia Tengah
adalah kompleks seperti tanah kering dan semi-kering,
didominasi oleh wilayah sebelah timur Himalaya.
• Benua India sangat dipengaruhi oleh angin Muson (aliran
udara basah dan hangat dari barat Samudera Hindia di
Pasifik ke benua Asia).
• Di Timur Jauh ada suhu kering yang berasal dari
daerah kering Asia Tengah dan dingin di Siberia,
menuju daerah beriklim sedang, subtropis dan
tropical ke tenggara.
• Gambar 5.1 pada bab sebelumnya menunjukkan
bagaimana gradien lingkungan dinyatakan dalam
vegetasi alam dan potensi pertanian.
• Gradien ( kecuraman/perbedaan )yang kuat
memberi gambaran kepada kita tentang konsep
inti budaya antara masyarakat tetangga, seperti
yang kita lihat pada contoh kami sebelumnya
variasi inti budaya dalam masyarakat hortikultura
pada gradien Andean dan perbandingan pastoral
Barat dan Afrika Timur.
• Pegunungan Himalaya dan dataran rendah di
sekitarnya menyediakan banyak kasus serupa untuk
contoh teknologi agraria.
• Drainase Sungai Indus memiliki hulu di Hindu Kush dan
rentang Karakoram dari Himalaya Barat, dan berakhir
pada Samudera Hindia di Karachi (Gambar 6-2).
• Wilayah Indus sebagian besar kering dan semi-kering,
dengan banyak aliran sungai yang berasal dari curah
hujan dan salju di pegunungan tinggi Himalaya.
• Di bagian hulu, sungai dan aliran anak-anak sungainya
di banyak lembah relatif sempit.
• Pada ketinggian 1.800-3.500 m, lereng gunung
ditutupi oleh hutan konifera dan padang rumput
yang merupakan daya tarik tersendiri bagi para
petani. Dari ketinggian 1.000 meter dari
permukaan laut, sungai dan anak sungai yang
mengalir, melintasi dataran banjir aluvial yang
luas dan datar, seperti sungai Efrat,Tigris dan Nil
ke lembah Norwegia.
• Fredrik Barth Antropolog (1981) melakukan studi
klasik tentang ekologi manusia dari bangsa
Pathan yang berasal dari Indus tengah dan
tetangga mereka yang juga menunjukkan dampak
dari variabel inti budaya.
• Variasi Teknologi.
• Lembu penarik bajak klasik yang merupakan awal teknologi agraria
telah diterapkan selama beberapa ribu tahun di Cekungan Indus
(Bharadwaj, 1961).
• Karena curah hujan yang terbatas dan berlangsung secara musiman,
maka dibuatlah saluran irigasi dengan kemiringan 2.000 meter dari
permukaan laut.
• Di dataran rendah yang kering, ternak harus diberi makan yang
bersumber dari lahan irigasi, limbah tanaman pangan. Ternak
dikandangkan untuk produksi susu dan kotorannya untuk pupuk
dan bahan bakar.
• Rata-rata mereka memiliki 1 ekor untuk setiap 4 orang.
• Sekarang Provinsi Punjab dibagi antara India dan Pakistan. Dataran
rendahnya paling produktif.
• Sejumlah anak sungai dari irigasi Indus di Punjab menyediakan air
untuk wilayah substansial. Sedangkan daerah yang lebih tinggi
disekitar sungai dapat diairi dari sumur dangkal.
• Di atas lahan ketinggian 2.000 m hanya terdapat padang
rumput dan daerah tersebut dieksploitasi oleh nomaden
pastoral, dimana masing-masing mereka mempunyai 3 ekor
sapi.
• Berbagai tekhnik pertanian campuran dilakukan pada
ketinggian
menengah
kebawah
dimana
lahan
pengembalaannya tergantung pada irigasi.
• Di Swat, tempat suku Barth bekerja, petani Pathan
melakukan sistem double-tanam pertanian yang relatif
produktif seperti padi dan tanaman subtropis lainnya.
• Peternakan Pathan relatif jauh dari padang rumput
pegunungan, dan tuan tanah Pathan memiliki hubungan
simbiosis dengan Gujar penggembala yang menggunakan
padang rumput musim panas yang dimiliki oleh Pathan.
• Di Swat, di atas ketinggian 1.500 m desa Pathan digantikan
oleh kelompok etnis lain, yaitu Kohistanis.
• Petani Kohistani mengairi ladang mereka dari sungai
kecil dan sempit. Sedangkan pada daerah pertanian
yang lebih tinggi mereka menggunakan saluran irigasi.
Disamping itu juga mereka menggembalakan hewan
mereka diwilayah atas pegunungan.
• Mengingat suhu yang dingin, mereka hanya bisa
menanam satu tanaman dalam setahun. Sedangkan
tanaman lainnya dibatasi.
• Kemudahan komunikasi juga sangat mendukung
aktivitas mereka. Dataran rendah Punjab dapat dilalui
oleh kendaraan untuk perdagangan. Sebaliknya desa
Highland sulit untuk dicapai karena jalannya jelek dan
penuh tanggul.
• Sulit untuk melakukan perdagangan dengan desa
Highland namun ia baik untuk pertahanan.
• D. Demografi dan Organisasi Sosial
• Masyarakat wilayah perkotaan Punjab adalah contoh masyarakat
agraris yang baik.
• Dataran rendah Punjab padat penghuni. Ratusan hingga ribuan desa
tersebar dan dipisahi oleh dua dataran atau tiga kilometer.
• Ada hirarki besar pemukiman di kota withmarket setiap 15 atau 20
kilometer.
• Di puncak piramida adalah kota-kota besar, seperti Lahore.
• Wilayah Indus memiliki sejarah panjang pusat perkotaan.
• Reruntuhan Mohenjo Daro-di Indus rendah dan Harrapa di Punjab
adalah kota tertua di anak benua India 2.500 SM, hanya sedikit
lebih tua dari kota-kota yang sangat awal di Mesopotamia.
• Untuk sebagian besar periode karena budaya Harrapa, Empires
besar memegang kekuasaan di Punjab.
• Sebelum kemerdekaan India dan Pakistan, Kekaisaran Mongol
mendominasi sebagian besar benua India.
• Sebelum penaklukan Mughal tahun 1526, Punjab
diperintah oleh dinasti Turko-Afghanistan yang
memperkenalkan Islam.
• Pemeluk Hindu di India mempunyai sistem organisasi
sosial yang utama. Pekerjaan ditetapkan secara
terbatas melalui kelahiran, mobilitas individu dari satu
kasta ke kasta yang lain.
• Hubungan ekonomi antara kasta tunduk pada
peraturan adat yang kompleks. Karena Islam memiliki
ideologi egaliter, tidak ada fondasi keagamaan untuk
kasta.
• Kehidupan desa biasanya didominasi oleh pemilik
tanah ( kasta elit ) yang mungkin bukan menjadi
mayoritas.
• Sejumlah desa wajar akan menjadi milik salah
satu dari sejumlah kasta yang memisahkan
pekerjaan seperti : seperti tukang cukur, pandai
besi, tukang kayu, tukang sepatu, tukang sapu,
potter, dan sebagainya.
• Istilah-istilah yang menyesatkan dalam arti bahwa
setiap kasta cenderung memiliki berbagai macam
keahlian seperti tukang cukur juga dapat menjadi
juru masak untuk upacara besar di desa.
• Para elit penguasa dari kasta tinggi didominasi
oleh masyarakat dari perkotaan dan desa-desa
dikuasai secara tidak langsung oleh kepala Desa,
melalui kepemilikan tanah dari warga setempat.
• Kepala desa mengatur pengumpulan pajak. Disamping
itu ia juga mencoba berusaha untuk mendapatkan
bantuan desa dari pemerintah pusat.
• Namun Rezim perkotaan yang berkuasa, buruk,
serakah, brutal dan tidak kompeten.
• Yang terbaik adalah authoritarians sebagai pencerah
dalam administrasi peradilan dan dalam memajukan
kesejahteraan ekonomi.
• Ekspresi kemandirian secara terang-terangan di tingkat
lokal atau regional ditekan dengan energi yang besar
oleh elit perkotaan.
• Banyak spesialis kasta tambahan, seperti tentara, ahli
perhiasan, ahli-ahli Taurat, pedagang, dan eksport
terkonsentrasi di pusat-pusat perkotaan.
• Di masyarakat
Punjab tradisional, ada sebuah
kelompok yang membangun hubungan lintas sektor
dari berbagai kekuatan antara orang-orang yang ada
seperti dari berbagai kekuatan orang – orang desa,
kecamatan, kasta, agama dan sekte dalam agama
besar.
• Perjanjian tahun 1947 disederhanakan oleh sistem
sosial Pakistan Punjab dimana hampir semua orang
Hindu dan Sikh meninggalkan India, tetapi sebaliknya
prinsipnya tetap sama.
• Rasa kebangsaan seperti yang kita kenal hampir tidak
ada.
• Batas-batas politik ditarik dan digambar ulang tanpa
banyak mempengaruhi kehidupan desa, meskipun
perang antara elit terkadang menghancurkan.
• Suku-suku Pathan adalah kelompok etnis terbesar di
Afghanistan yang mendominasi daerah tengah bagian
utara Pakistan.
• Di tingkat desa, sistem kasta Islamic berlaku mirip
dengan yang di Punjab, yang didominasi oleh elit
pemilikan tanah.
• Perbedaannya adalah bahwa Pathan memiliki tuan
tanah yang terampil dan dedikasinya sebagai prajurit,
sangat mirip dengan ksatria Abad Pertengahan di
Eropa.
• Pathan subscribe untuk kode suku campuran yang
mencakup paham patrilinial Islam yang memisahkan
kehormatan laki-laki dan perempuan, standar
perhotelan, dan kesetaraan sosial dari semua Pathan
laki-laki.
• Pathan telah membuat gagasan untuk mendidrikan
sebuah negara dan telah mengorganisir beberapa
negara seperti Afghanistan berpusat di Kabul.
• Namun, beberapa suku yang ada tidak menyetujui
pembentukan negara tersebut karena akan membuat
negara tersebut menjadi otoriter dan sewenangwenang.
• Artinya, Pathan diminta agar bersedia untuk melayani
sebagai penakluk dan bangsawan feodal dengan
loyalitas pribadi dibawah sumpah seorang penakluk
dimana setiap prajurit Pathan adalah raja potensial
atau bangsawan.
• Bagaimanapun, Pathan dengan penuh semangat
menolak upaya untuk membuat mereka menjadi
bawahan dalam sistem kenegaraan.
• Seorang prajurit yang di miliki Pathan akan bersumpah setia secara pribadi
untuk kepala daerah, tapi tidak mau menjadi warga bawahan.
• Karena medan yang sulit di wilayah pegunungan, suku Pathan telah lama
membuat blok besar dibarat negara Indus. Blok tersebut dibawah
pengontrolan mereka. Suku Barth percaya bahwa Pathan di daerah Swat
tidak pernah membayar pajak kepada negara.
• Di daerah lain, Pathan mengontrol rute utama dari Indus tengah sampai ke
Asia Barat.
• Penguasa atau Kekaisaran dimasa lalu telah diberikan kekuasaan besar
untuk mengontrol negara sehingga negara dapat menguasai rute-rute
tertentu untuk beberapa waktu lamanya meskipun penguasa besar seperti
Alexander dari Makedonia telah dikalahkan di sana.
• Upaya Inggris untuk mengontrol Kabul barat Khyber dikalahkan pada
musim dingin 1842 dengan pembantaian seluruh garnisunnya yang
dievakuasi melalui pegunungan ke India.
• Kekalahan terakhir dari Uni Soviet dalam upayanya untuk
mengendalikan Afghanistan adalah hal yang terbaru dalam daftar
panjang selama kekaisaran berada di tangan Pathan.
• Di wilayah Swat Pakistan, ekspansi Pathan telah dapat diterima oleh
penduduk asli Kohistani. Barth berpendapat bahwa batas KohistaniPathan dibuat berdasarkan penghalang ekologi dengan
produktivitas pertanian yang rendah.
• Gaya hidup feodal Pathan membutuhkan biaya ganda yang diambil
dari hasil pertanian untuk mendukung kader kasta rendah sebagai
pengikut prajurit elit dalam aktivitas kemiliteran.
• Wilayah Pathan telah diperluas dengan mengorbankan Kohistanis di
masa lalu, dan telah stabil selama beberapa generasi.
• Sistem single-tanam diwilayah Kohistani, didukung oleh para ahli
dan tidak ada seorangpun yang bercita-cita untuk memiliki pengikut
kasta yang rendah untuk hidup bersama dengan biaya yang mereka
tanggung.
• Dewan tetua desa dan kepala suku bertemu untuk
memutuskan hal-hal penting dan melalakukan beberapa
koordinasi antar desa yang diikuti mulai dari 400-2000
orang penduduk.
• Penyerangan yang dilakukan oleh Pathan dapat mengusir
Kohistanis dari wilayah pendudukan karena sistem politik
mereka mendukung dengan memberikan persenjataan
yang cukup untuk mengatasi resistensi Kohistani.
• Keiser (1991) menjelaskan bagaimana pada 1970-an
komunitas pertengahan Kohistani bersatu untuk melawan
upaya pemerintah Pakistan untuk mengontrol sumber daya
kayu.
• Setelah menggunakan tank dan serangan udara untuk
menekan pemberontak, pemerintah pusat akhirnya
menetapkan royalti kayu sebagai sumber pendapatan.
• Bronson (1988, dalam Yoffee dan Cowgill)
berpendapat bahwa suku agraria dan
hortikultura di perbatasan bertanggung jawab
atas keterlambatan munculnya fasilitas dari
negara.
• Dia berpendapat bahwa tempat-tempat lain,
seperti Pulau Luzon di Filipina, tentu akan
melihat munculnya negara dalam penguasaan
wilayah.
• VII. Aspek lain dari kebudayaan
• Salah satu yang berkorelasi menarik dari masyarakat agraris
adalah pola otoriter membesarkan anak.
• Di antara anggota masyarakat modern negara agraris,
membesarkan anak jauh lebih kaku dari pada masyarakat
pemburu dan pengumpul.
• Aturan yang kaku dan sewenang-wenang, jika sedang stres,
hukuman fisik selalu digunakan.
• Dengan demikian, Individu-individu yang dihasilkan
tampaknya jauh lebih mandiri dan kooperatif.
• Orang mungkin membayangkan bahwa para petani tidak
akan dapat hidup bebas secara individu mengingat aturan
yang sewenang-wenang dari para penguasa.
• The Robin Hood nya negara agraris sebagian besar tidak
diragukan lagi, jika tertangkap akan dibunuh. Biasanya
dengan cara yang kurang manusiawi seperti penyaliban.
• Seperti telah disebutkan secara sepintas dalam membahas
gradien Indus, sistem kepercayaan agama adalah bagian
dari ideologi Punjabi Pakistan, Pathan, dan Kohistanis.
• Meskipun semuanya saat masyarakatnya Islam, adat dan
kepercayaan setempat masih banyak dipengaruhi variabel
lain. Para pemimpin agama dan ulama umumnya dihormati
dan memainkan peran politik yang signifikan.
• Islam sangat mendasari identitas lokal dan regional. Secara
idiologis, islam menyediakan kerangka kerja bagi organisasi
sosial yang berlaku.
• Di sisi lain, kebiasaan kasta bertahan di Pakistan dalam
menghadapi suatu sistem keagamaan yang tampaknya
cukup bertentangan dengan dasar-dasar yang sangat
hirarkhis dari masyarakat Hindu di India.
• Bahkan, negara-negara agraria dan masyarakat feodal
sering memiliki banyak kuasi-keturunan spesialisasi
ekonomi, sehingga keberadaan itu meskipun ideologi
egaliter Islam tidak terlalu mengejutkan.
• Namun, kesesuaian antara ideologi keagamaan dan struktur
sosial tidak terlalu dekat seperti Islam dan Hindu keduanya
konsisten dengan struktur sosial kasta. Kasta sendiri
mungkin variabel inti namun ideologinya tidak religius.
• VIII. Kesimpulan
• Teknologi canggih yang ditemukan dapat membuat orang
memiliki banyak pekerjaan, meningkatnya kompleksitas
lembaga-lembaga sosial. Dalam masyarakat agraris,
kompleksitas sosial dan lingkungan masih tetap terjadi.
• Satu pandangan bahwa, manusia dengan teknologi ini telah
mengendalikan lingkungannya dan kurang tergantung
kepada lingkungannya. Oleh sebab itu, berhubungan
dengan sifatnya, sedikit sekali korelasinya antara lingkungan
dan teknologi. Sebuah pandangan yang agak berbeda
adalah bahwa ketika masyarakat menjadi lebih besar dan
pergerakan barang dan orang yang lebih murah, mereka
menggabungkan berbagai peningkatan variasi lingkungan
dalam sistem perdagangan yang mereka bangun.
• Namun pendapat lain menyatakan bahwa faktor lingkungan masih
memainkan peranan yang kuat.
• Mengingat lingkungan berperan sebagai variabel yang
mempengaruhi struktur internal dan sejarah masyarakat dalam cara
yang kompleks;
• Mereka akan menjadi "intrasystemic." Misalnya, ukuran rata-rata
negara agraria akan tergantung pada kemudahan transportasi, kotakota besar akan cenderung terletak pada jalur perdagangan, dan
sejarah demografi dari masyarakat tergantung pada episode
penyakit.
• Dalam era modern lokasi sumber daya (misalnya minyak di Timur
Tengah) dan masalah kerusakan lingkungan (misalnya masalah
pemanasan global yang menjulang) tampaknya menunjukkan
kepada kita bahwa bahkan masyarakat industri yang paling canggih
pun jauh dari independen lingkungan lingkungannya.
Download