Berdasarkan sifatnya, stratifikasi sosial di masyarakat terdiri dari

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Sosiologi
Kelas/Stratifikasi Sosial
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
08
Kode MK
Disusun Oleh
MK61004
Nurwidiana, SKM MPH
Abstract
Kompetensi
Mata kuliah ini merupakan pengantar
bagi mahasiswa agar memiliki dasardasar atau kerangka pengetahuan
mengenai adanya ketidaksetaraan dan
kelas/ strata sosial dalam masyarakat
Mahasiswa diharapkan secara sadar
terlibat aktif dalam kontrak perkuliahan
dan berkomitmen untuk
menjalankannya;
Memahami mengenali apa itu stratifikasi
sosial, fungsinya dan pembagiannya
Stratifikasi Sosial
Secara harfiah stratifikasi berasal dari bahasa latin stratum yang bermakna tingkatan.
Sehingga Stratifikasi sosial adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat
yang menempatkan seseorang pada kelas-kelas sosial yang berbeda-beda secara hierarki
dan memberikan hak serta kewajiban yang berbeda-beda pula antara individu pada suatu
lapisan sosial lainnya.
Stratifikasi sosial muncul karena adanya sesuatu yang dianggap berharga dalam
masyarakat. Menurut Pitirim Sorokin, sistem stratifikasi adalah pembedaan penduduk atau
masyarakat kedalam kelas – kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi,
kelas sedang dan kelas rendah. Dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” ia
mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan
umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
Manakala Max Weber menganggap sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk
dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi
kekuasaan, privilese dan prestise.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi
seseorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal. Biasanya
stratifikasi didasarkan pada kedudukan yang diperoleh melalui serangkain usaha
perjuangan.
Stratifikasi sosial berdasarkan status yang diperoleh melalui usaha-usaha tertentu yaitu:
1. stratifikasi dalam bidang pendidikan
2. stratifikasi dalam bidang pekerjaan
3. stratifikasi dalam bidang ekonomi (kelas sosial)
Stratifikasi sosial yang diperoleh secara alami yaitu:
1. stratifikasi sosial berdasakan usia
2. stratifikasi sosial karena senioritas
3. stratifikasi sosial berdasarkan jenis kelamin
4. stratifikasi sosial berdasarkan sistem kekerabatan
5. stratifikasi sosial berdasarkan keanggotaan dalam kelompok tertentu
2012
2
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dasar-Dasar Pembentukan Pelapisan Sosial
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan
sosial adalah sebagai berikut:

Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota
masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki
kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem
pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan
digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara
lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara
berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja,serta kemampuannya
dalam berbagi kepada sesama

Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan
menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang
bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab
orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain
yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan
kekayaan.

Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan.
Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem
pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada
masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang
banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang
berprilaku dan berbudi luhur.

Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang
menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan
akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang
2012
3
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelargelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang,
misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti
profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar
yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga
banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh
gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan
seterusnya.
Sifat Stratifikasi Sosial
Berdasarkan sifatnya, stratifikasi sosial di masyarakat terdiri dari:
1. Stratifikasi terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem
stratifikasi di mana setiap anggota
masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke
tingkatan yang lain. Sistem ini terjadi karena:

perbedaan ras dan sistem nilai

pembagian tugas (spesialisasi)

kelangkaan hak dan kewajiban
Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya.
Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata
sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri
menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan
sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang
tinggi.
2. Stratifikasi tertutup
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut
tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di
Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak
keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan
darah biru.
2012
4
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Fungsi Stratifikasi Sosial
Fungsi stratifikasi sosial adalah sebagai berikut:
1. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat
kekayaan, wewenang pada jabatan
2. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat menyangkut
prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yang menerima anugerah
penghargaan/gelar/kebangsawanan
3. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi,
keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan
4. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku,
cara berpakaian dan bentuk rumah
5. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan
6. Alat solidaritas
7. 9 diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama
dalam masyarakat
Bentuk Stratifikasi Sosial
Dalam masyarakat terdapat berbagai bentuk stratifikasi sosial. Bentuk itu akan dipengaruhi
oleh kriteria atau faktor apa yang dijadikan dasar. Berikut ini akan kita pelajari beberapa
bentuk stratifikasi sosial menurut beberapa kriteria, yaitu ekonomi, sosial, dan politik.
1. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi
Stratifikasi sosial dalam bidang ekonomi akan membedakan penduduk atau warga
masyarakat menurut penguasaan dan pemilikan materi. Dalam hal ini ada golongan
orang-orang yang didasarkan pada pemilikan tanah, serta ada yang didasarkan pada
kegiatannya di bidang ekonomi dengan menggunakan kecakapan. Dengan kata lain,
pendapatan, kekayaan, dan pekerjaan akan membagi anggota masyarakat ke dalam
berbagai lapisan atau kelas-kelas sosial dalam masyarakat.
Menurut Max Webber, stratifikasi sosial berdasarkan criteria ekonomi membagi
masyarakat ke dalam kelas-kelas yang didasarkan pada pemilikan tanah dan bendabenda. Kelas kelas tersebut adalah kelas atas (upper class), kelas menegah (middle
class), dan kelas bawah (lower class). Satu hal yang perlu diingat bahwa stratifikasi
2012
5
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sosial berdasarkan kriteria ekonomi ini bersifat terbuka. Artinya memungkinkan
seseorang yang berada pada kelas bawah untuk naik ke kelas atas, dan sebaliknya
memungkinkan seseorang yang berada pada kelas atas untuk turun ke kelas bawah
atau kelas yang lebih rendah. Hal ini tergantung pada kecakapan dan keuletan orang
yang bersangkutan.
Salah satu contoh stratifikasi sosial berdasarkan factor ekonomi adalah pemilikan tanah
di lingkungan pertanian pada masyarakat Indonesia. Wujud stratifikasi sosialnya adalah
petani pemilik tanah, petani penyewa dan penggarap, serta buruh tani.
1) Petani pemilik tanah dibagi dalam lapisan-lapisan berikut ini.
a) Petani pemilik tanah lebih dari 2 hektar.
b) Petani pemilik tanah antara 1–2 hektar.
c) Petani pemilik tanah antara 0,25–1 hektar.
d) Petani pemilik tanah kurang dari 0,25 hektar.
2) Petani penyewa dan petani penggarap, yaitu mereka yang menyewa dan menggarap
tanah milik petani pemilik tanah yang biasanya menggunakan sistem bagi hasil.
3) Buruh tani, yaitu tenaga yang bekerja pada para pemilik tanah, petani penyewa,
petani penggarap, atau pedagang yang biasanya membeli padi di sawah.
2. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial
Pada umumnya, stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ini bersifat tertutup. Stratifikasi
sosial demikian umumnya terdapat dalam masyarakat feodal, masyarakat kasta, dan
masyarakat rasial.
a) Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Feodal
Masyarakat feodal merupakan masyarakat pada situasi praindustri, yang menurut
sejarahnya merupakan perubahan dari ikatan budak atau hamba sahaya dengan
tuan tanah. Hubungan antara kedua golongan itu menjadi hubungan antara yang
memerintah dengan yan diperintah, dan interaksinya sangat terbatas. Kemudian
semangat feodalisme ini oleh kaum penjajah diterapkan di Indonesia dan terjadilah
perpecahan antargolongan, sehingga pada masyarakat feodal terjadi stratifikasi
social sebagai berikut.
a) Golongan atas, terdiri dari keturunan raja dan ningrat.
b) Golongan
menengah,
terdiri
dari
golongan
pemerintahan.
c) Golongan bawah, terdiri dari golongan rakyat biasa.
2012
6
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
prajurit
dan
pegawai
b) Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Kasta
Masyarakat kasta menuntut pembedaan antargolongan yang lebih tegas lagi.
Hubungan
antargolongan
adalah
tabu,
tertutup,
bahkan
dapat
dihukum
masyarakatnya. Hal demikian terjadi pada masyarakat kasta di India. Istilah untuk
kasta di India adalah yati, dan sistemnya disebut dengan varna. Menurut kitab Reg
Weda dalam masyarakat India Kuno dijumpai empat varna yang tersusun secara
hierarkis dari atas ke bawah, yaitu brahmana, ksatria, vaisya, dan sudra. Kasta
brahmana adalah kasta yang terdiri atas para pendeta dan dipandang sebagai kasta
tertinggi. Ksatria merupakan kasta yang terdiri atas para bangsawan dan tentara,
serta dipandang sebagai kelas kedua. Vaisya merupakan kasta yang terdiri atas para
pedagang, dan dipandang sebagai lapisan ketiga. Sedangkan sudra merupakan
kasta yang terdiri atas orangorang biasa (rakyat jelata). Di samping itu terdapat
orangorang yang tidak berkasta atau tidak termasuk ke dalam varna. Mereka itu
adalah golongan paria.
Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasikan bahwa ciri-ciri kasta adalah
sebagai berikut.
a) Keanggotaan berdasarkan kewarisan atau kelahiran. Dalam kasta, kualitas
seseorang tidak menjadi sebuah perhitungan.
b) Keanggotaan berlangsung seumur hidup, kecuali jika dikeluarkan dari kastanya.
c) Perkawinan bersifat endogen dan harus dipilih orang yang sekasta. Seorang lakilaki dapat menikah dengan perempuan yang kastanya lebih rendah, tetapi tidak
dapat menikah dengan perempuan yang memiliki kasta lebih tinggi.
d) Hubungan antarkasta dengan kelompok sosial lainnya sangat terbatas.
e) Kesadaran keanggotaan suatu kasta tampak nyata antara lain pada nama kasta,
identifikasi anggota pada kastanya, dan penyesuaian yang ketat terhadap norma
kasta.
f)
Terikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional ditetapkan. Artinya
kasta yang lebih rendah kurang mendapatkan akses dalam bidang pendidikan
dan kesejahteraan, apalagi menduduki jabatan penting dalam pemerintahan.
g) Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.
h) Kasta yang lebih rendah merupakan bagian dari kasta yang lebih tinggi, sehingga
dalam kesehariannya dapat dikendalikan secara terus-menerus.
Di Indonesia, stratifikasi sosial berdasarkan kasta dapat kita jumpai pada masyarakat
Bali. Namun demikian, pengkastaannya tidak terlalu kaku dan tertutup seperti halnya di
India. Pengkastaan di Bali disebut dengan wangsa. Adapun stratifikasi sosialnya adalah
sebagai berikut.
2012
7
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a. Brahmana,
merupakan tingkatan kasta tertinggi di Bali. Biasanya kasta ini diduduki oleh
para pemuka agama. Gelar bagi orang-orang yang termasuk dalam kasta ini
adalah Ida Bagus untuk laki-laki dan Ida Ayu untuk perempuan.
b. Ksatria,
merupakan tingkatan kedua setelah brahmana. Biasanya yang menduduki
kasta ini adalah para bangsawan. Gelar bagi orang-orang yang termasuk
dalam kasta ini adalah Cokorda, Dewa, atau Ngahan.
c. Waisya,
merupakan tingkatan ketiga setelah ksatria. Biasanya yang menduduki kasta
ini adalah para pedagang. Gelar bagi orang-orang yang termasuk dalam
kasta ini adalah Bagus atau Gusti.
d. Sudra,
merupakan tingkatan paling rendah dalam sistem kasta di Bali. Biasanya
kasta ini diduduki oleh para pekerja atau buruh. Gelar bagi orang-orang yang
termasuk dalam kasta ini adalah Pande, Kbon, atau Pasek.
c) Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Rasial
Masyarakat rasial adalah masyarakat yang mengenal perbedaan warna kulit. Sistem
stratifikasi ini pernah terjadi di Afrika Selatan, di mana ras kulit putih lebih unggul jika
dibandingkan dengan ras kulit hitam. Perbedaan warna kulit di Afrika Selatan pada
waktu itu memengaruhi berbagai bidang kehidupan yang kemudian disebut dengan
politik apartheid. Dalam politik apartheid, seluruh aspek kehidupan, termasuk
kesehatan, pendidikan, perumahan, bahkan pekerjaan ditentukan apakah orang itu
termasuk kulit putih ataukah kulit hitam. Walaupun ras kulit putih termasuk golongan
minoritas, namun mereka menduduki posisi yang terhormat dibandingkan dengan
ras kulit hitam yang mayoritas. Untuk mempertahankan dominasi kekuasaan
ekonomi dan politik, ras kulit putih mengembangkan teori rasisme disertai dengan
tindakan di luar perikemanusiaan.
3. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik berhubungan dengan kekuasaan yang
dimiliki oleh anggota masyarakat, di mana ada pihak yang dikuasai, dan ada pihak
yang menguasai. Bentuk-bentuk kekuasaan pada masyarakat tertentu di dunia ini
beraneka ragam dengan polanya masing-masing. Tetapi, pada umumnya ada satu
pola umum yang ada dalam setiap masyarakat. Meskipun perubahan yang dialami
2012
8
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
masyarakat itu menyebabkan lahirnya pola baru, namun pola umum tersebut akan
selalu muncul atas dasar pola lama yang berlaku sebelumnya.
Bentuk dan sistem kekuasaan selalu menyesuaikan diri dengan adat istiadat dan
pola perilaku yang berlaku pada masyarakat. Batas yang tegas antara yang
berkuasa dengan yang dikuasai selalu ada, dan batas-batas itulah yang
menyebabkan lahirnya stratifikasi atau pelapisan dalam masyarakat.
Mac Iver dalam bukunya yang berjudul “The Web of Government” menyebutkan ada
tiga pola umum system lapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan yaitu:
a. Tipe Kasta
Tipe kasta adalah tipe atau sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisahan
yang tegas dan kaku. Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat
berkasta yang hampir tidak terjadi mobilitas sosial vertikal. Garis pemisah antara
masing-masing lapisan hampir tidak mungkin ditembus.
Puncak piramida diduduki oleh penguasa tertinggi, misalnya maharaja, raja, dan
sebagainya, dengan lingkungan yang didukung oleh kaum bangsawan, tentara,
dan para ahli agama. Lapisan berikutnya berturut-turut adalah para tukang,
pelayan, petani, buruh tani, dan budak.
b. Tipe Oligarkis
Tipe ini memiliki garis pemisah yang tegas, tetapi dasar pembedaan kelaskelas sosial ditentukan oleh kebudayaan masyarakat tersebut. Tipe ini hampir
sama dengan tipe kasta, namun individu masih diberi kesempatan untuk naik
lapisan. Di setiap lapisan juga dapat dijumpai lapisan yang lebih khusus lagi,
sedangkan perbedaan antara satu lapisan dengan dengan lapisan lainnya
tidak begitu mencolok. Lapisan atas terdiri dari raja, pegawai tinggi,
pengusaha, pengacara. Lapisan kedua terdiri dari tukang, petani dan
pedagang. Lapisan ketiga terdiri dari buruh tani dan budak
2012
9
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. Tipe Demokratis
Adalah tipe kekuasaan yang menunjukkan kenyataan akan aanya garis
pemisah antara laipsan yang bersifat fleksibel. Kedudukan seseorang
ditentukan oleh kemampuan dan kadang faktor keberuntungan. Lapisan atas
terdiri dari pemimpin parpol, pimpinan organisasi besar, orang-orang kaya.
Lapisan menengah terdiri dari pejabat administrasi, kelas atas dasar
keahlian, petani dan pedagang. Lapisan terakhir terdiri dari pekerja-pekerja
dan petani rendahan
Pada masyarakat pedesaan (Jawa) maka sistem pelapisan sosialnya adalah:
1. Lapisan pertama adalah golongan priyayi, yaitu pegawai pemerintahan di desa atau
pimpinan formal di desa
2. Golongan kuli kenceng, yaitu pemilik sawah yang juga sebagai pedagang perantara
3. Golongan kuli gundul, yaitu penggarap sawah dengan sistem sewa
4. Kuli karang kopek, yaitu buruh tani yang hanya mempunyai rumah dan pekarangan
saja tetapi tidak punya tanah pertanian sendir
5. Indung tlosor yaitu kelas buruh tani, tidak punya rumah dan tanah pekarangan
2012
10
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pelapisan sosial pada masa kolonial adalah sebagai berikut:
1. Golongan Eropa (orang Belanda, Portugis, Perancis)
2. Golongan Timur Asing (orang Cina, Arab, India)
3. Golongan bumiputera
2012
11
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Habermas, J. (2006). "the European Nation State - Its Achievments and Its Limits. On the
Past and Future Sovereignty and Citizenship", in G. Balakrishan (ed.) Mapping the
Nation. London: Vernon. 281 - 294
Gowdy, John (2006) "Hunter-gatherers and the mythology of the market," in Richard B. Lee
and Richard H. Daly (eds.), The Cambridge Encyclopedia of Hunters and Gatherers,
pp.391-394. New York: Cambridge University Press
Wagiyo, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007
Ritzer, George, Sosiologi, Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, (Judul Asli: Sociology A
Multiple Paradigm Science), Boston: Allyn and Bacon, 1980.
George Ritzer, Douglas, J. Goodman, 2007, Teori Sosiologi Modern , Jakarta: Kencana
Ibnu Khaldun, 2000 Al-Muqaddimah, Jakarta: PT Pustaka Firdaus
Narwoko J. Dwi, Bagong Suyanto, 2007. Sosiologi, Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta:
Kencana
2012
12
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download