(IbM) IbM PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PASCA

advertisement
LAPORAN AKHIR
PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT
(IbM)
IbM PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PASCA PANEN IKAN
LELE ORGANIK DI PURWOSARI KABUPATEN PASURUAN
Oleh:
MATHEUS NUGROHO, SPi, MP NIDN. 0719017203 (Ketua Tim Pengusul)
WENNY MAMILIANTI, SP.,MP NIDN.0703027701(Anggota Tim Pengusul)
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
NOVEMBER, 2016
1
2
RINGKASAN
IbM PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PASCA PANEN IKAN
LELE ORGANIK DI PURWOSARI KABUPATEN PASURUAN
Matheus Nugroho, SPi, MP, Wenny Mamilianti SP.,MP
Program ini bertujuan membentuk wirausaha mandiri dalam pemenuhan pakan ikan organik,
menciptakan teknologi pengelolaan kolam lele organik berbasis sumberdaya lokal,
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kelompok mitra dalam penerapan teknologi tepat
guna, meningkatkan nilai tambah dari lele melalui diversifikasi olahan lele dan meningkatkan
pendapatan petani lele. Metode pelaksanaan program adalah: (1) Penyuluhan dan pelatihan
pengelolaan kolam lele organik dan pembuatan pakan organik dan penyuluhan manajemen
produksi lele organik, (2) Pelatihan terhadap penerapan teknologi dan manajemen disertai
dengan praktek langsung. Pelatihan yang diberikan adalah pelatihan pembuatan pakan ikan,
pelatihan pengelolaan kolam dan pelatihan pengolahan produk berbahan baku ikan lele
(penanganan pasca panen), (3) Praktek langsung melalui kegiatan demontrasi yaitu pembuatan
pakan ikan organik, pengelolaan kolam, dan penanganan pasca panen dengan demo pembuatan
olahan berbahan dasar ikan, (4) Pendampingan dalam kegiatan praktek dan pendampingan
dalam penerapan iptek yang sudah diberikan dalam usaha. Pendampingan yang dilakukan pada
saat praktek adalah dengan mengawal kegiatan praktek sampai selesai disertai adanya diskusi.
Pendampingan penerapan iptek dalam jalannya usaha meliputi kegiatan konsultasi, diskusi dan
mencarikan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi kelompok mitra dalam penerapan
iptek. Pendampingan ini bertujuan agar kelompok mitra benar-benar terampil dalam penerapan
iptek yang telah diberikan, (5) Evaluasi melalui pemantauan setiap saat dilapangan untuk
mengetahui keberhasilan program meliputi, a) evaluasi pra kegiatan, b) evaluasi selama
kegiatan, c) evaluasi pasca kegiatan. Hasil pelaksanaan program adalah (1) kedua mitra sudah
memiliki instalasi pembuatan probiotik dan telah mencoba membuat probiotik sendiri dan telah
diterapkan dalam budidaya lele organik, (2) kedua mitra telah menerapkan pengelolaan kolam
ikan secara organik (3) pengolahan pangan berbasis ikan lele sudah dicoba dan kedua mitra
telah mencoba menjajakan dibeberapa tempat pemasaran dan respon konsumen sangat
memuaskan.
Kata kunci : budidaya, pasca panen, lele organik, Puwosari, Pasuruan
3
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera bagi kita semua. Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke
hadirat Allah SWT , karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kegiatan Program
Iptek Bagi Masyarakat (IbM) ini dapat diwujudkan sesuai dengan rencana. Melalui
kegiatan Program Iptek Bagi Masyarakat (IbM) ini kami telah berupaya memberikan
yang terbaik demi terwujudnya program yang dirancang untuk mengasah keilmuan dan
mewujudkan TRIDARMA PERGURUAN TINGGI.
Dengan penuh rasa rendah hati, kami juga sangat menghargai dan berterima
kasih atas segala bantuan dan perhatian yang diberikan oleh Bapak dan Ibu Dosen
Universitas Yudharta Pasuruan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas
Yudharta Pasuruan yang telah mengawal kegiatan ini. Tak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada Direktorat Pendidikan Tinggi atas dana hibah yang telah diberikan
kepada kami sehingga penelitian ini bisa berjalan.
Besar harapan dengan kegiatan yang telah kami lakukan ini dapat berkembang
ke arah yang positif dan semoga dapat memberi manfaat bagi semua pihak, khususnya
mitra kami dan masyarakat dalam penerapan budidaya lele organik dan pengolahan
pangan berbasis lele.
Pasuruan, November 2016
Pelaksana IbM
4
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul ......................................................................................
1
Halaman Pengesahan ..............................................................................
2
Ringkasan ......................................................................................................
3
Prakata ...........................................................................................................
4
Daftar Isi
........ ........................................................................................
5
Daftar Tabel ................................................................................................
6
Daftar Gambar ..............................................................................................
7
Daftar Lampiran ..........................................................................................
8
Bab 1. PENDAHULUAN ......................................................................
9
1.1. Analisis Situasi .................................................................................
9
1.2.
Justifikasi Pengusul Bersama Mitra Terhadap Permasalahan
yang Dihadapi .............................................................................
10
Bab 2. TARGET LUARAN ..................................................................
9
Bab 3. METODE PELAKSANAAN .....................................................
17
Bab 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ..................................
20
4.1
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM UYP) .....
20
4.2
Jenis Kepakaran SDM .......................................................................
21
4.3.
Fasilitas Pendukung Institusi .............................................................
22
Bab 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................
24
Bab 7. KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................
30
DAFTAR PUSTAKA
. .........................................................................
31
LAMPIRAN ................ ............................................................................
32
5
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Susunan Tim Pelaksana IbM ....................................................
21
Tabel 2. Susunan Personalia Pembantu ...................................................
22
6
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kondisi kolam yang kurang perawatan .....................................
12
Gambar 2. Produk Olahan Ikan yang sudah dikembangkan .........................
13
Gambar 3. Permasalahan mitra dalam menjalankan usahanya ....................
14
Gambar 4. Prosedur Pelaksana Kerja ...........................................................
19
Gambar 5. Pola Keberlanjutan Program .......................................................
21
Gambar 6. Dokumentasi pelatihan pembuatan probiotik ............................
25
Gambar 7. Probiotik buatan mitra hasil pelatihan ......................................
26
Gambar 8. Dokumentasi fermentasi ..........................................................
27
Gambar 9. Dokumentasi penyuluhan pengelolaan kolam ikan lele..............
28
Gambar 10. Produk Hasil Pelatihan Pengolahan Pangan berbasis lele ........
29
Gambar 11. Pelatihan Pengolahan Pangan Berbasis lele .............................
29
7
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Submission artikel ilmiah
.................................................
8
31
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.Analisis Situasi
Ikan lele merupakan salah satu produk perikanan darat yang banyak
dibudidayakan oleh masyarakat sehingga tidak sulit mendapatkannya di pasaran. Ikan
lele telah banyak dikenal orang sebagai ikan peliharaan yang baik, mudah dipelihara
dalam kolam atau genangan air biasa. Ikan ini merupakan jenis ikan yang memiliki
daging yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu lele dapat tumbuh
dengan cepat dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Tren konsumsi ikan murah
dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, namun produksi ikan lele secara nasional
belum dapat mencukupi tingginya permintaan pasar. Pasar dalam negeri lele sebagian
besar masih digunakan untuk konsumsi sehari-hari. Peluang pasar ikan lele yang tinggi
nantinya dapat mendorong petani lele untuk memelihara dan memperoleh hasil yang
diharapkan.
Produksi ikan lele pada tahun 2012 di Jawa Timur mencapai 44.928 ton/tahun
sedangkan kebutuhan dalam jangka waktu 65 hari saja mencapai 20.666 ton. Jawa
Timur baru memenuhi permintaan ikan lele konsumsi 46%, kekurangan ikan lele
sisanya didatangkan dari luar daerah yaitu Jawa Tengah dan Jawa Barat. Pada tahun
2013, dengan jumlah penduduk Indonesia berkisar 220 juta jiwa dengan konsumsi ikan
perkapita 22 kg/kapita/tahun, artinya peluang yang besar bagi pengembangan budidaya
ikan khususnya ikan lele.
Kabupaten Pasuruan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang memiliki
sumberdaya alam yang sesuai untuk pertanian, peternakan dan perikanan. Dengan
ketinggian tempat antara 0 – 1000 mdpl sangat cocok untuk budidaya ikan lele.
Pasuruan sendiri tingkat produksi ikan air tawar meningkat setiap tahun. Bahkan,
peningkatan tersebut melebihi target produksi. Seperti yang terjadi pada tahun 2012,
produksi ikan air tawar mencapai 5.496,7 ton. Sementara target produksi hanya
5.177,22 ton. Produksi ini meningkat kembali sebanyak 256 ton pada tahun 2013,
dengan total produksi saat itu 5.752,70 ton.
Dengan jumlah produksi yang meningkat diikuti pula dengan meningkatnya
jumlah permintaan pasar. Pasuruan terletak di poros jalur yang menghubungkan kota-
9
kota besar di wilayah Jawa Timur bagian timur dan selatan. Bagian timur yaitu MalangPasuruan-Surabaya dan bagian selatan yaitu Surabaya – Pasuruan - Probolinggo –
Jember – Banyuwangi. Selain itu Pasuruan juga menjadi kota kunjungan wisata karena
banyak sekali tempat-tempat wisata yang ada seperti Taman Safari Indonesia, Pantai
Magrove, Gunung Bromo, Wisata Tretes, Wisata Apel dan masih banyak lagi. Dengan
banyaknya tempat wisata tentunya mengakibatkan banyak berdiri rumah makan atau
restoran. Hampir disetiap sisi jalan didalam kota maupun dipelosok desa banyak
dijumpai warung makan atau restoran baik yang besar maupun yang kecil menyediakan
menu makanan yang berbahan lele. Menu lele bisa berupa pecel lele, lalapan lele dan
sebagainya yang harganya cukup ekonomis. Dengan banyaknya warung makan yang
menyediakan menu lele dan digemari konsumen tidak heran jika bisnis ikan lele sangat
menjanjikan dan perkembangannya begitu cepat.
Jumlah rumah tangga di Pasuruan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
sebesar 104,64 % dari tahun 2010-2012 (Data BPS Kab. Pasuruan) dan laju
pertumbuhan penduduk meningkat dari 0,56 ditahun 2011 menjadi 0,66 ditahun 2012.
Dengan bertambahnya jumlah rumah tangga di Kabupaten Pasuruan menjadi pasar yang
potensial bagi pasar ikan air tawar khususnya ikan lele, hal ini didukung data BPS
bahwa tingkat konsumsi ikan perkapita adalah 22 kg/kapita/tahun.
Purwosari salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Pasuruan. Di daerah ini
tidak banyak masyarakat yang tertarik untuk budidaya lele, hal ini terlihat pada mata
pencaharian penduduk terbesar adalah petani dan karyawan pabrik/industri. Di
Kecamatan Purwosari tercatat ada kurang dari 10 orang yang budidaya lele diantaranya
adalah Bapak M. Subadar dan Bapak Sutarman.
Dua tahun terakhir Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan secara
intensif
mengembangkan
penelitian
tentang
budidaya
lele
organik
dengan
memanfaatkan sumberdaya lokal yang ada salah satunya pemanfaatan batang dan
bonggol pisang. Sejak tahun 2006 Kabupaten Pasuruan memproklamirkan menjadi
sentra buah pisang khususnya di daerah Prigen, Pandaan, Sukorejo, Purwosari sampai
Purwodadi. Hal ini bisa dilihat banyak sekali masyarakat berbudidaya pisang khususnya
pisang rojonongko dan pisang raja. Dengan banyaknya pohon-pohon pisang yang ada
kemudian timbul ide memanfaatkan untuk pembuatan mikroorganisme lokal (MOL)
dengan bahan baku batang dan bonggol pisang. MOL ini dipakai sebagai probiotik
10
dalam budidaya ikan lele dan hasilnya sangat memuaskan. Hal ini sesuai dalam
penelitian Anhari Adip F dan Mamilianti W (2013) yang menyatakan bahwa pemberian
MOL bonggol bisang dan kompos pada kolam ikan lele memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap panjang lele dan penambahan bobot lele. Di dalam penelitian
tersebut juga menyatakan bahwa dengan penambahan MOL bonggol pisang bisa
mempercepat usia panen yaitu 2,5 bulan untuk lele konsumsi. Di dalam penelitian
Karim A dan Mamilianti W (2014) menyatakan bahwa pakan ikan lele dari azolla,
tepung cacing yang difermentasikan dengan MOL nasi memberikan kandungan protein
kasar yang tinggi. Pada tahun yang sama Fakultas Pertanian Universitas Yudharta
Pasuruan juga mengembangkan budidaya lele organik yang hasilnya membuat banyak
petani lele disekitar kampus tertarik untuk mengembangkannya.
Fakultas Pertanian Universitas Yudharta berlokasi di Kecamatan Purwosari tidak
jauh dari lokasi kelompok usaha tersebut. Ini sesuai dengan Visi Misi FP UYP yang
diantaranya untuk mengembangkan hasil-hasil penelitian untuk pengabdian masyarakat.
Diantara kelompok usaha yang tertarik untuk mengembangkan budidaya lele organik
adalah mitra program IbM ini yaitu bapak Sutarman dan bapak M. Subadar. Setelah
kelompok petani ini bertemu dengan tim pengusul mereka mengemukakan ketertarikan
tentang budidaya lele organik untuk mengembangkan usahanya. Ada beberapa
permasalahan yang mereka hadapi selama ini dalam budidaya lele yang mereka pikir
dengan penerapan budidaya lele organik bisa mengatasi permasalahannya.
Permasalaahan yang sering mereka hadapi adalah tingginya tingkat kematian
benih ikan yang mereka tabur yaitu mencapai lebih dari 20%. Hal ini disebabkan
kurangnya pengetahuan mereka dalam pengelolaan kolam seperti waktu pergantian air,
pemberian pakan dan usia benih ikan yang sesuai untuk ditabur. Seperti diketahui
bahwa budidaya lele memang diperlukan ketelatenan didalam pengelolaan kolam
karena kualitas air yang buruk akan membuat stress benih karena belum bisa
beradaptasi dengan lingkungan air yang baru. Dalam pemberian pakan juga diperlukan
pengetahuan frekwensi pemberian pakan dan jenis pakan yang diberikan karena lele
bersifat kanibal jika pakan yang diberikan kurang maka ikan tersebut akan membunuh
lele yang lain. Selain itu setelah diamati oleh tim pengusul bahwa kelompok petani
Mitra tidak memperhatikan kualitas pakan, mereka terkesan sembarangan dalam
pemberian jenis pakan. Jenis pakan yang sering diberikan selain konsentrat buatan
11
pabrik adalah kotoran ayam, sampah organik dapur dan limbah ikan itu sendiri. Dimana
dalam pemberiannya tidak diukur dosisnya dan mereka tidak memperhatikan perawatan
air sehingga menimbulkan bau yang kurang sedap.
Gambar. 1. Kondisi Kolam yang kurang perawatan
Permasalahan berikutnya adalah semakin tingginya harga pakan dipasaran.
Berdasarkan informasi yang didapatkan tim pengusul bahwa petani lele mengeluhkan
biaya pakan yang merangkak naik. Selain itu belum ada diantara mereka yang
membudidayakan lele secara organik. Pakan hampir 90% diperoleh dengan membeli
dipasaran. Mereka belum mengetahui tentang teknologi pembuatan pakan sendiri
dengan memanfaatkan sumberdaya lokal yang ada sehingga bisa menghemat biaya
pakan. Menurut Khairuman (2002), salah satu cara menyiasati pakan ikan yang murah
namun memiliki nutrisi tinggi adalah dengan jalan meramu sendiri pakan yang akan
diberikan kepada ikan. Selain itu dapat juga dilakukan dengan mengoptimalkan
penggunaan pakan alami yang biaya produksinya relatif lebih murah. Disamping itu
dapat memanfaatkan pakan alternatif yang banyak terdapat disekitar kita dan biasanya
merupakan limbah yang tidak dimanfaatkan. Pakan alami umumnya merupakan
mikroorganisme atau jasad renik yang hidup di dalam air seperti plankton atau
fitoplankton (tumbuhan renik) dan zooplankton (hewan renik). Dijelaskan juga dalam
penelitian Anhari Adib F dan Mamilianti W (2013) mengatakan bahwa dengan
pemberian kompos dan MOL bonggol pisang serta mengatur pemberian MOL tiap
minggu bisa menghemat pakan sampai 50%. Selain itu dengan memanfaatkan limbah
12
ikan seperti kepala duri atau tulang ikan dicampur dengan tepung azolla bisa menjadi
alternatif pakan ikan lele yang bisa digunakan oleh pembudidaya lele karena di
Pasuruan pertumbuhan azolla begitu banyak sedangkan limbah ikan bisa didapat dari
pasar atau rumah makan yang menjadi konsumen dari produk mitra. Dengan begitu
tidak kesulitan dalam pasokan bahan baku dan harga terjangkau.
Permasalahn berikutnya adalah harga lele yang fluktuatif sesuai dengan harga
pasar. Jika harga tinggi menguntungkan kelompok usaha namun jika harga rendah
pastinya merugikan mereka. Harga tinggi mencapai Rp. 16.000/kg ditingkat produsen
dan menguntungkan kelompok petani begitu sebaliknya harga terendah mencapai Rp.
12.000/ kg ini sangat merugikan ditambah harga pakan yang tinggi. Harga mencapai
paling rendah terjadi karena banyak petani lele disekitar Pasuruan seperti Malang dan
Mojokerto mengalami panen yang bersamaan. Hal ini terjadi pada bulan Maret,
Februari, Juni, Juli karena petani lele mempercepat panen untuk mencukupi kebutuhan
terhadap biaya pendidikan anak. Mereka belum mengetahui tentang pengolahan lele
atau teknologi pasca panen lele agar memiliki nilai tambah. Sebenarnya lele bisa diolah
menjadi bakso, sosis atau nagut ikan.
Gambar 2. Produk Olahan Ikan Lele yang sudah dikembangkan oleh tim
pengusul yang siap dipraktekkan kepada mitra
Jika terjadi penurunan harga jual dipasar tidak jarang kelompok usaha menunda
panen dengan alasan menunggu harga normal atau harga tinggi. Dengan menunda usia
panen akan mengakibatkan bobot lele semakin besar. Apabila bobot semakin besar akan
mempengaruhi kualitas daging lele. Daging lele tidak berasa atau hambar dan tidak
disukai oleh konsumen. Sebenarnya dengan diketahuinya waktu-waktu harga turun
13
kelompok usaha bisa mengatur proses produksinya dengan manajemen produksi yang
lebih tepat.
Oleh karena itu perlu adanya pengenalan dan penerapan IPTEK kepada
masyarakat terhadap kelompok petani ikan lele tentang budidaya ikan lele organik dan
penanganan pasca panen. Manfaat dari pengenalan dan penerapan teknologi ini sangat
baik, dengan teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan produksi lele sekaligus
meningkatkan pendapatan sehingga usaha mereka layak diusahakan.
IbM (Ipteks Bagi Masyarakat) bagi kelompok usaha ini memiliki tujuan sebagai
berikut :
1. Membentuk wirausaha mandiri dalam pemenuhan pakan ikan organik
2. Menciptakan teknologi pengelolaan kolam lele organik berbasis sumberdaya lokal
3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kelompok mitra dalam penerapan
teknologi tepat guna
4. Meningkatkan nilai tambah dari lele melalui diversifikasi olahan lele.
5. Meningkatkan pendapatan petani lele
1.2 Justifikasi Pengusul Bersama Mitra Terhadap Permasalahan yang Dihadapi
Dari hasil diskusi dengan mitra kelompok usaha lele, disepakati bersama bahwa
yang menjadi permasalahan utama dalam usaha mereka adalah seperti digambarkan
pada gambar 3 :
Rendahnya
Pengetahuan
tentang budidaya
dan penanganan
pasca panen
3
Belum mampu
dalam
manajemen
produksi
Belum mampu
dalam
pengelolaan
kolam yang
aman bagi ikan
1
4
Belum mampu
dalam
penanganan pasca
panen agar lele
mempunyai nilai
tambah
2
Belum mampu
membuat
pakan sendiri
5
Gambar 3. Permasalahan Mitra dalam menjalankan usahanya
14
Usaha
Lele
kurang
maksimal
1) Rendahnya Pengetahuan tentang budidaya dan penanganan pasca panen.
Kedua kelompok mitra telah melakukan usaha budidaya lele kurang lebih 6 tahun
yang lalu. Namun teknologi budidaya yang dilakukan masih sederhana. Mereka
mendapatkan pengetahuan tersebut dari belajar dengan sesama pembudidaya ikan
yang lain. Pengetahuan budidaya yang rendah ditunjukkan dengan tingkat kematian
benih masih tinggi, pengelolaan kolam yang kurang maksimal dan kualitas dan
kuantitas pemberian pakan belum efisien.
2) Belum memiliki kemampuan dalam pengelolaan kolam yang aman bagi ikan.
Kedua mitra belum memiliki pengetahuan pengelolaan kolam khususnya pergantian
air atau sirkulasi dan sanitasi kolam. Kolam terlihat kotor dan bau sehingga
kematian benih dan ikan masih tinggi.
3) Belum mampu membuat pakan sendiri. Pakan adalah faktor penting dalam
budidaya ikan khususnya ikan lele. Biaya produksi tertinggi adalah biaya pakan.
Kedua mitra belum memiliki pengetahuan pembuatan pakan sendiri yang
memanfaatkan bahan baku atau sumberdaya lokal.
4) Belum mampu dalam manajemen produski. Keterbatasan pengetahuan
pengelolaan kolam dan penjadwalan pemberian pakan sering mengakibatkan
kematian ikan. Kedua mitra sering melakukan panen tidak sesuai dengan usia panen
sehingga produksi tidak maksimal.
5) Belum mampu penanganan pasca panen agar lele memiliki nilai tambah.
Harga yang fluktuatif sering mengakibatkan kedua mitra menunda usia panen yang
sebenarnya merugikan mitra sendiri. Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan
untuk mengolah lele menjadi produk makanan yang memiliki nilai jual tinggi. Hal
ini dilakukan jika harga lele terjadi pada posisi terendah sehingga tidak merugikan
mereka.
Atau secara garis besarnya permasalahan mitra adalah :
a. Bagaimanakah mengelola kolam lele yang aman dan sesuai syarat pertumbuhan
ikan?
b. Bagaimanakah cara membuat pakan ikan sendiri secara organik dengan
memanfaatkan sumberdaya lokal sehingga bisa menekan biaya pakan ?
c. Bagaimana manajemen produksi dalam budidaya lele agar produksi tinggi dan sesuai
permintaan pasar ?
15
d. Bagaimanakah meningkatkan nilai tambah dari lele auntuk mengatasi stok yang
melimpah akibat turunnya harga ?
BAB 2. TARGET LUARAN
Berdasarkan analisis situasi, permasalahan yang telah diuraikan
TARGET
LUARAN dari kegiatan IbM bagi masyarakat kelompok petani lele ini adalah :
1) Mitra kelompok usaha lele di Purwosari memiliki wawasan dan pengetahuan tentang
konsep budidaya lele secara organik sehingga mereka dapat mengoptimalkan potensi
usahanya melalui pemanfaatan sumberdaya lokal (bonggol pisang, batang pisang,
dan pupuk kandang).
2) Kemandirian kelompok usaha (mitra) meningkat dalam hal pemenuhan pakan
dengan adanya teknologi tepat guna pembuatan pakan ikan lele organik dengan
memanfaatkan sumberdaya lokal yang ada.
3) Kelompok mitra mampu dalam manajemen produksi tentang pengaturan dosis dan
jadwal pemberian pakan yang tepat, penjadwalan pembuatan MOL, kompos dan
pakan. Selain itu penjadwalan pemeliharaan kolam yang tepat dengan begitu
kelompok usaha (mitra) dalam menjalankan usahanya lebih efisien.
4) Kelompok mitra mampu dalam penanganan pasca panen dengan pengolahan ikan
yang menjadi produk-produk yang memiliki nilai jual tinggi sehingga bisa menjadi
alternatif usaha lain atau menjadi penghasilan tambahan.
5) Merintis kawasan percontohan budidaya lele organik di Kabupaten Pasuruan melalui
pemberdayaan kelompok petani lele (mitra) sehingga kelompok usaha lainnya
ataukah masyarakat sekitarnya bisa belajar dan menerapkan budidaya lele organik.
6) Target luaran secara akademis untuk pendidikan yaitu publikasi artikel ilmiah dan
buku Petunjuk Praktis Budidaya Lele Organik.
Dampak hasil luaran yang telah diuraikan sebelumnya bagi kelompok tani dan
masyarakat sebagai berikut :
1) Updating ipteks bagi kelompok petani lele dan masyarakat tentang budidaya lele
organik.
2) Produktivitas kelompok petani lele meningkat khususnya dalam pengelolaan
kolam, pembuatan pakan dan penanganan pasca panen.
16
3) Meningkatkan kemampuan manajemen SDM sehingga membentuk kemandirian
kelompok usaha.
4) Meningkatkan kemampuan manajemen produksi dalam pengelolaan kolam dan
pembuatan pakan ikan secara organik.
5) Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan kelompok usaha
dalam pengolahan ikan menjadi produk yang mempunyai nilai tambah dan nilai
jual.
6) Peningkatan atensi akademisi terhadap kelompok usaha yang masih mempunyai
mindset konvensional.
7) Peningkatan kegiatan pengembangan ilmu, teknologi dan seni di perguruan tinggi.
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra diperlukan metode
pendekatan yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Metode pendekatan yang dipakai
dalam IbM adalah metode pendekatan partisipasi kelompok atau Partisipatory Rural
Apprasial (PRA), yaitu melibatkan kelompok mitra dalam kegiatan. Adapun dalam
pelaksanaannya kegiatan IbM ini meliputi: penyuluhan, pelatihan, praktek langsung,
pendampingan, dan evaluasi untuk melihat efektivitas program dalam sosialisasi dan
apakah pelaksanaannya efisien. Tahapan-tahapan pelaksanaan IbM ini dijelaskan
sebagai berikut:
1) Penyuluhan yaitu dengan cara mengumpulkan mitra yang terdiri dari pemilik usaha
dan karyawannya disuatu tempat untuk memberikan penjelasan materi kegiatan
serta transfer ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan kelompok usaha kedua mitra dalam hal pengelolaan
kolam ikan yang aman dan sehat bagi ikan, pentingnya pembuatan pakan sendiri
dan manajerial pemilik sebagai manajer dalam mengelola usaha. Penyuluhan dalam
kegiatan terdiri dari penyuluhan pengelolaan kolam lele organik, penyuluhan
pembuatan pakan organik dan penyuluhan manajemen produksi lele organik.
2) Pelatihan yaitu pelatihan terhadap penerapan teknologi dan manajemen disertai
dengan praktek langsung. Pelatihan yang diberikan adalah pelatihan pembuatan
pakan ikan, pelatihan pengelolaan kolam dan pelatihan pengolahan produk
17
berbahan baku ikan lele (penanganan pasca panen). Kegiatan pelatihan ini
didahului dengan kegiatan persiapan beberapa bahan dan alat yang akan digunakan
dalam pelatihan dan praktek. Kegiatan persiapan ini melibatkan kelompok mitra
sebagai peserta pelatihan.
3) Praktek langusung melalui kegiatan demontrasi yaitu pembuatan pakan ikan
organik, pengelolaan kolam, dan penanganan pasca panen dengan demo pembuatan
olahan berbahan dasar ikan. Praktek ini dilakukan bersama-sama tim pengusul dan
kelompok mitra. Tim pengusul sekaligus sebagai narasumber dan instruktur dalam
kegiatan ini. Dengan praktek bersama-sama bertujuan untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan dan kekeluargaan sehingga transfer iptek mampu diserap oleh peserta.
4) Pendampingan dalam kegiatan praktek dan pendampingan dalam penerapan iptek
yang sudah diberikan dalam usaha. Pendampingan dilakukan pada saat praktek
adalah dengan mengawal kegiatan praktek sampai selesai disertai adanya diskusi.
Pendampingan penerapan iptek dalam jalannya usaha meliputi kegiatan konsultasi,
diskusi dan mencarikan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi kelompok
mitra dalam penerapan iptek. Kegiatan ini dilakukan dengan mengunjungi mitra
selama pelaksanaan program dengan terjadwal dan insidental sesuai kebutuhan
mitra. Pendampingan ini bertujuan agar kelompok mitra benar-benar terampil
dalam penerapan iptek yang telah diberikan.
5) Evaluasi melalui pemantauan setiap saat dilapangan untuk mengetahui keberhasilan
program meliputi, a) evaluasi pra kegiatan, b) evaluasi selama kegiatan, c) evaluasi
pasca kegiatan.
Prosedur pelaksanaan kerja yang akan dilakukan untuk mewujudkan program ipteks
bagi masyarakat mitra kelompok pembudidaya ikan lele tersaji dalam gambar berikut
ini.
18
Penyuluhan Pengelolaan Kolam Lele Organik
Penyuluhan Pembuatan Pakan Organik Sendiri
Kegiatan Penyuluhan
Penyuluhan Manajemen Produksi Lele Organik
Persiapan alat dan bahan Pengelolaan Kolam Lele Organik
Kegiatan
Persiapan
Persiapan alat dan bahan Pembuatan Pakan Lele Organik
Persiapan alat dan bahan Pengolahan produk berbahan dasar
ikan lele
Pembuatan MOL Bonggol Pisang
Pengelolaan
Kolam Lele
Organik
Fermentasi Kompos + MOL BP
Kegiatan
Praktek
Masukkan Kompos dalam kolam +
MOL + Benih Ikan
Pembuatan MOL Nasi
Pembuatan
Pakan Lele
Organik
Pembuatan Tepung Azolla + limbah
ikan
Fermentasi Tepung dan MOL
Pengolahan Hasil Ikan menjadi produk yang bernilai jual tinggi
(sosis, bakso dan nuget)
Pendampingan dan evaluasi budidaya lele sampai panen dan proses
pengolahan
Budidaya Lele Organik yang dapat meningkatkan jumlah produksi dengan panen lebih
cepat dan biaya produksi lebih rendah
Gambar 4. Prosedur Pelaksanaan Kerja
19
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
4.1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM UYP)
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Yudharta
Pasuruan (LPPM UYP) sesuai misi dan visinya mempunyai tugas melakukan koordinasi
dan melaksanakan pengelolaan kelembagaan dalam mengembangkan program
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh sivitas akademika
Universitas Yudharta Pasuruan mulai dari fakultas, program studi hingga perpustakaan.
LPPM UYP pada tahun 2013 telah menyusun road map penelitian institusi yaitu
penelitian dan pengabdian masyarakat dengan mendukung dan pemberdayaan
sumberdaya lokal yang pruralis dan multikutural untuk kemajuan ilmu dan teknologi.
Road Map penelitian ini merujuk pada visi misi institusi yaitu menjadikan universitas
sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlandaskan tata
nilai kehidupan masyarakat religius pluralistik untuk mengupayakan sarjana profesional
dan bermartabat.
Untuk mewujudkan visi misinya LPPM UYP telah melakukan beberapa
program kerja yang antara lain :

Mengadakan worksohop dan pelatihan penyusunan proposal penelitian dan
pengabdian masyarakat dengan narasumber dari dosen UYP sendiri dan beberapa
universitas seperti UNIBRAW, UNEJ, UNPAD, IPB dan ITS

Menjalin kerjasama dengan instansi dan lembaga pemerintah dalam bidang
penelitian dan pengabdian masyarakat, contoh : LIPI Purwodadi Pasuruan,
Balitkabi, PEMDA Kabupaten dan Kota Pasuruan

Menjalin kerjasana dengan perusahaan industri di Kabupaten Pasuruan dalam
bidang penelitian dan pengabdian masyarakat, contoh : INDOLAKTO, DANONE,
SORINI

Menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi negeri dan swasta di Jawa Timur

Berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat dengan menjadi fasilitator dan
pendamping UKM, POSDAYA, Organisasi Masyarakat di Kabupaten Pasuruan.

Memfasilitasi dosen-dosen Universitas Yudharta Pasuruan dalam penelitian dan
pengabdian
dengan
instansi/lembaga
pelaksanaan kegiatan tersebut
20
yang
dibutuhkan
untuk
menunjang
Sejak tahun 2012 LPPM UYP
sebagai
koordinator
dalam kegiatan
kewirausahaan mahasiswa dibawah devisi INKUBASI BISNIS telah berhasil mengelola
beberapa program kewirausahaan mahasiswa. Salah satu program mahasiswa wirausaha
PMW yang berhasil dikelola oleh INKUBASI BISNIS LPPM UYP adalah budidaya
lele organik yang berasal dari penelitian dosen dan mahasiswa. Dimana didalam
kegiatan PMW tersebut telah terjalin kerjasama beberapa mitra UKM pembudidaya lele.
UKM pembudidaya lele antara lain adalah “Lele Sangkuriang dan usaha ternak lele
milik bapak Sutarman”. Dengan kemitraan yang terjalin tentunya harus saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak antara lain dalam penelitian dan pengabdian
masyarakat sivitas akademika UYP dimana mitra akan mendapatkan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dibutuhkan untuk kelangsungan usahanya. Dalam kegiatan yang
berkelanjutan LPPM UYP menggunakan pendekatan pendampingan terhadap UKM
tersebut. Pola Keberlanjutan program IbM ini dapat dilihat pada gambar berikut:
UKM BUDIDAYA LELE
Problem terhadap
IPTEKS
LPPM UYP
IPTEKS
Program
(IbM)
Solusi
KELAYAKAN
USAHA
Gambar 5. Pola Keberlanjutan Program IbM
4.2. Jenis Kepakaran Sumberdaya Manusia
Tabel 1. Susunan Tim Pengusul
NO
IDENTITAS
KETUA
ANGGOTA
1
Nama Lengkap
Matheus Nugroho
Wenny Mamilianti
2
Gelar
SPi., MP
SP.,MP
3
4
Pendidikan Terakhir
Jenis Kelamin
S2
Perempuan
5
Program Studi
S2
Laki-laki
Teknologi Hasil
Perikanan
6
Fakultas
Pertanian
Pertanian
7
Bidang Ilmu
8
Alokasi Waktu
Perikanan
10 jam/minggu
21
Agribisnis
Agribisnis
8
jam/minggu
Dalam pelaksanaan program IbM ini tim pelaksana terdiri dari ketua pelaksana,
satu (1) anggota pelaksana, satu (1) tenaga teknis dan dibantu oleh 2 orang mahasiswa.
Mahasiswa dilibatkan dalam kegiatan ini sebagai wadah mereka untuk belajar dalam
manajemen usaha dan belajar dalam mengelola suatu program pengabdian masyarakat
sehingga nanti pada saat mereka lulus sudah tidak canggung lagi dalam menghadapi
problem masyarakat. Adapun susunan tim pelaksana dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Susunan Personalia Tim Pembantu (Asisten dan Mahasiswa)
NO
IDENTITAS
ASISTEN
MHSW 1
MHSW 2
1
Risqi Tri
Nama Lengkap Utomo
Adip Faizin
Anhari
Akhmad Nur
Ibadulloh
2
Jenis Kelamin
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
3
Bidang
Keahlian
Agribisnis
Perikanan
Agribisnis
4
Tugas
Asisten
Pembantu Umum
Pembantu Umum
5
Alokasi Waktu
6 jam/minggu 4 jam/mgg
4 jam/mgg
Untuk membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi mitra kelompok
usaha pembudidaya ikan, akan dilakukan penyuluhan tentang pengelolaan kolam lele
organik, penyuluhan manajemen produksi usaha budidaya lele, pembuatan pakan ikan
lele organik,
serta pendampingan dalam pemeliharaan dan pengawasan praktek
budidaya lele dengan sistem organik hingga budidaya tersebut menghasilkan produk
yang bisa dipanen sesuai dengan yang diharapkan. Program IbM ini nantinya akan
didukung oleh tim yang beranggotakan beberapa ahli dari disiplin ilmu yang berbedabeda diantaranya dari bidang ilmu agribisnis dan bidang ilmu perikanan. Ahli di bidang
perikanan berperan dalam memberi penyuluhan dan mendampingi mitra selama praktek
budidaya lele dan pembuatan pakannya sampai praktek budidaya tersebut menghasilkan
produk untuk dipanen. Para ahli di bidang agribisnis berperan dalam manajemen
produksi usaha lele organik. Sementara Dari Tim Pelaksana Program memiliki
22
kualifikasi dan disiplin keilmuan yang berbeda. Perbedaan disiplin ilmu ini saling
melengkapi sesuai dengan yang dibutuhkan dalam program.
Ketua tim pelaksana program memiliki kualifikasi di bidang ilmu perikanan,
sehingga diharapkan mampu memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada mitra
terhadap budidaya lele organik. Dengan keahliannya dibidang perikanan ketua tim
mampu memberikan pendampingan sesuai dengan permasalahan mitra. Ketua tim
dinilai bisa menjadi pendamping terhadap mitra didalam praktek pengelolaan kolam dan
pembuatan pakan ikan lele secara organik. Pengalaman penelitian dan pengabdian
dibidang perikanan menjadi bekal yang kuat ketua tim pelaksana dalam pelaksanaan
program IbM ini. Selain itu ketua tim memiliki keahlian dalam pengolahan ikan hal ini
sesuai dengan rekam jejak penelitian yang dilakukan. Secara akademisi ketua tim
mengampu mata kuliah
mikrobiologi dasar, Mikrobiologi Pengolahan dan satuan
operasi. Dimana matakuliah tersebut kesemuanya mendukung dalam pelaksanaan
program IbM.
Anggota tim pelaksana program memiliki kualifikasi dibidang agribisnis dan
mempunyai pengalaman penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan
program IbM yang diusulkan ini. Penelitian yang telah dilakukan adalah “ Analisis
Kelayakan Budidaya Lele Dumbo dengan sistem Organik pada tahun 2013”. Anggota
tim pelaksana program memiliki pengalaman menjadi dosen pendamping PKM-P
mahasiswa yang judul penelitian ada hubungannya dengan permasalahan mitra dalam
kegiatan IbM ini adalah “Pengaruh Pemberian MOL
(Mikro Organisme Lokal)
terhadap Produksi Ikan lele Dumbo.” selain itu pada tahun 2014 anggota tim pelaksana
juga sebagai dosen pendamping didalam kegiatan PMW Program Mahasiswa
Wirausaha tentang budidaya lele organik. Anggota tim pelaksana program telah menjadi
koordinator kerjasama sejak tahun 2012 antara Universitas Yudharta Pasuruan (UYP)
dengan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Pasuruan yang
anggotanya adalah kelompok tani, kelompok peternak, kelompok pembudidaya ikan
dan kelompok nelayan se kabupaten Pasuruan. Dari pengalaman yang disebutkan diatas
menjadi bekal yang kuat bagi anggota pelaksana program untuk mengelola program
IbM ini. Mata kuliah yang diampu adalah Manajemen Produksi Dalam Agribisnis,
Ekonomi Produksi Pertanian, Kewirausahaan dan Pemasaran Agribisnis.
23
Didalam pelaksanaan program dibantu oleh seorang asisten yang mempunyai
kulifikasi yang cukup dalam mendukung program. Asisiten tersebut dinilai mampu
membantu dalam proses pengelolaan dan pembuatan pakan dalam budidaya lele
organik. Asisten tersebut adalah alumni Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian UYP.
Alumni tersebut semasa menjadi mahasiswa telah mendapatkan hibah dikti berupa
PKM-P yang berjudul “Pengaruh Pemberian MOL (Mikro Organisme Lokal) terhadap
Produksi Ikan lele Dumbo pada tahun 2013.” Dan sekarang tenisi ini menjadi laboran
laboratorium Agronomi yang salah satunya juga mengelola kolam lele organik.
4.3. Fasilitas Pendukung yang dimiliki Institusi dalam Pelaksanaan IbM
Universitas Yudharta Pasuruan UYP memiliki laboratorium yang dibutuhkan
dalam program yaitu laboratorium mikrobiologi, laboratorim komputer, Kebun
Percobaan budidaya (laboratorium Agronomi). Laboratorium tersebut dapat digunakan
untuk pengujian MOL dan pengujian keamanan dan nutrisi pakan, sebagai ruang kerja
program IbM, dan sebagai percontohan budidaya lele yang sudah dilakukan oleh FP
UYP. Selain itu mitra program IbM ini adalah binaan UYP dalam melaksanakan
program kerjanya.
BAB. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan kegiatan IbM ini dilakukan mulai bulan Mei 2016, kegiatan
tersebut antara lain : di mulai dari perngurusan perijinan ke instansi terkait seperti
kantor desa, sosialisasi dengan mitra, pelatihan, pembuatan kolam ikan, pengelolaan
budidaya ikan lele, pelatihan pengolahan pangan dan sampai saat ini kegiatan
pendampingan masih berlangsung. Uraian kegiatan dan capaian yang telah dicapai
sebagai berikut :
5.1. Pelatihan Proses Fermentasi Probiotik (MOL)
Pelatihan ini diberikan dengan tujuan memberikan pengetahuan dan ketrampilan
kepada mitra dalam membuat probiotik. Dimana probiotik bermanfaat untuk proses
fermentasi pakan ikan. Dengan fermentasi pakan ikan dengan bahan-bahan organik
diharapkan ikan mendapatkan pakan organik yang dapat mengurangi biaya pakan
karena pakan bisa dibuat sendiri Selain itu dengan pakan organik diharapkan bobot ikan
bertambah sesuai harapan petani ikan.
24
Pelatihan ini dilakukan bersama dengan kedua mitra. Pelatihan ini dihadiri oleh
17 orang yang semuanya bapak-bapak, antara lain pemilik usaha dan para pekerjanya.
Dimana pekera tersebut adalah warga disekeliling tempat usaha. Pelatihan berjalan
lancar dan para peserta antusias dalam kegiatan tersebut. Pelatihan ini menggunakan
bahan- bahan dari tim dan perlatan sebagian dari tim dan sebagian dari mitra.
Gambar 6. Foto-foto dokumentasi pelatihan pembuatan probiotik
Dari pelatihan ini hasil yang dicapai adalah mitra sudah mulai membuat
probiotik sendiri dan sudah menghasilkan produk. Namun produk (probiotik) belum
25
diujikan kandungan mikroorganismenya di laboratorium. Meskipun beitu probiotik
yang dihasilkan sudah di gunakan untuk fermentasi pakan yang selanjutnya diberikan
kepada ikan dan hasilnya ikan tidak ada yang mati (stres), kolam mulai ditumbuhi lumut
yang bisa dimakan ikan. Keterangan dari mitra setelah 1 bulan menggunakan probiotik
buatannya bisa mengurangi 1 karung (25kg) pakan yang beli dari toko sehingga biaya
produksi bisa lebih rendah.
Gambar 7 . Probiotik buatan mitra hasil dari pelatihan
5.2. Pelatihan Fermentasi bahan pakan ikan
Pelatihan ini melibatkan mitra secara langsung. Bahan dan peralatan disiapkan
oleh TIM IbM. Pelatihan diikuti oleh 14 orang terdiri dari pemilik usaha dan pekerja.
Peserta kelihatan antusia dalam kegiatan ini. Hal ini terlihat dengan keaktifan peserta
dalam mengikuti kegiatan yaitu peserta ikut dalam proses fermentasi dari proses
penghancuran bahan pengadukan sampai penutupan bahan dengan karung goni.
Antusias peserta juga di perlihatkan dengan pertanyaan-pertanyaan dari peserta yang
aktif dan mengarah pada topik pelatihan. Hasil dari pelatihan ini adalah kompos hasil
fermentasi yang siap dimasukkan dalam kolam ikan sebelum kolam diisi dengan bibit
ikan lele. Jadi kompos ini diberikan pada kolam baru.
26
Gambar 8. Foto-foto pelatihan fermentasi
5.3. Penyuluhan dan pelatihan pengelolaan kolam lele organik
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan memberikan pengetahuan kepada pemilik
usaha dan karyawannya tentang pengelolaan kolam ikan lele. Materi yang diberikan
adalah tentang jenis-jenis kolam ikan, kebersihan kolam, waktu pemberian pakan,
waktu pergantian air, jenis-jenis pakan ikan lele yang baik (memberikan penambahan
bobot ikan yang signifikan dan biaya yang tidak mahal). Kegiatan ini juga disertai
dengan pembuatan kolam dengan bioflog, dimana pembuatan kolam ini dilakukan
sebelum kegiatan penyuluhan diselenggarakan. Pembuatan kolam dilakukan oleh
tukang yang ditunjuk oleh TIM dan diawasi oleh TIM. Pembuatan kolam berlangsung 2
dua hari. Selama pembuatan kolam mitra juga dilibatkan. Pelibatan ini bermaksud
sekaligus memberikan pengetahuan kepada mitra tentang beberapa fungsi dan manfaat
kolam organik.
27
Gambar 9. Dokumentasi penyuluhan pengelolaan kolam ikan lele
5.4. Pelatihan Pengolahan Pangan Berbasis Ikan Lele
Pelatihan pengolahan pangan berbasis ikan lele ini diberikan dengan tujuan
memberikan ketrampilan bagi mitra untuk mengolah hasil panennya agar memiliki nilai
tambah. Dengan adanya nilai tambah dari lele bisa mengatasi permasalahan jika harga
lele turun atau jumlah permintaan turun. Selain itu pelatihan ini juga memberikan
pengetahuan dan ketrampilan pengolahan pangan sehat dan aman bagi keluarga.
Pelatihan ini diikuti oleh 26 orang dimana pesertanya semua adalah ibu-ibu,
dimana ibu-ibu ini adalah pemilik usaha dan sebagian pekerja dan sebagian lagi
penduduk sekitar usaha. Pertimbangan melibatan ibu-ibu disekitar tempat usaha adalah
untuk penyebarluasan ilmu pengetahuan dan memberi ketrampilan bagi mereka dimana
jika sewaktu-waktu dbutuhkan dalam usaha sudah siap adanya sumberdaya manusianya.
Hal ini adalah atas saran dari mitra dan disetujui oleh TIM.
Hasil dari pelatihan ini adalah mitra dan peserta pelatihan telah berhasil
membuat sosis bakso dan nuget dari bahan lele. Mereka telah mencobanya sendiri dan
telah mencoba menjualnya dengan dititipkan ke penjual sayur dan beberapa warung
28
disekitar tempat tinggal. Dari beberapa pembeli memberikan respon bahwa produk
memiliki rasa yang enak dan disukai oleh anak-anak.
Gambar 10. Produk Hasil Pelatihan Pengolahan Pangan Berbasis Lele
Gambar 11. Dokumentasi Pelatihan Pengolahan Pangan Berbasis Lele
29
5.5. Kondisi Mitra Setelah Pelaksanaan Program
a. Kondisi kolam
Kondisi kolam sebelum pelaksanaan program terlihat kotor, sanitasi kolam belum
terlaksana dengan baik, pergantian air juga tidak terjadal dengan baik. Kematian benih
lele atau lele tinggi antara 20-30%.
Kolam lebih baik, pergantian air dilakukan sesuai kebutuhan syarat tumbuh lele yaitu
dilakukan jika kondisi air tidak memungkinkan untuk tempat tinggal lele. Ciri-ciri
kondisi air yang harus diganti antara lain :

Air berbusa, hal ini menunjukkan sudah tingginya timbunan bahan organik yang
ada di kolam ikan, sehingga harus dibuang. Karena timbunan bahan organik
tersebut berada di dasar kolam ikan, maka yang harus dibuang adalah air bagian
bawah tersebut. Pada kolam bak juga harus dibuat konstruksi berupa saluran
pembuangan air bagian bawah.

Air kotor, meterial yang mengotori air kolam bisa mengganggu kehidupan ikan
sehingga harus dibuang dan airnya diganti yang baru.

Air pekat, yang dimaksud dengan air pekat adalah jika air sudah penuh dengan
bahan-bahan yang terlarut, misalnya lumpur, material pencemar lain dari luar.

Pengaplikasian probiotik setelah pergantian air sangat disarankan agar bakteri baik
dapat cepat berkembang. Pemakaian probiotik yang tepat akan selalu menjaga
kualitas air sehingga bisa meningkatkan tingkat keberhasilan budidaya.
30
b. Hasil Panen
Berat ikan lele sebelum adanya pelaksanaan program rata-rata 60 gr/ ekor dengan
panjang lele rata-rata 16 cm. Lele ini dipanen rata-rata 3 bulan. Berart dan panjang lele
ini dilakukan pengukuran sebelum pelaksanaan program.
Setelah pelaksanaan program, mitra sudah bisa memperolah hasil panen yaitu panen
pertama di awal bulan November. Hasilnya adalah :
•
Masa Panen sama ukuran lebih besar ( panjang rata-rata 24 cm berat 130gr)
•
Dengan kata lain panen lebih cepat jika yang diinginkan ukuran konsumsi
•
Ukuran konsumsi yang disukai konsumen adalah ukuran 20cm dan berat
90gr/ekor)
•
Rasa daging lebih gurih ( menurut keluarga dan pekerja mitra)
Dengan adanya perbedaan bobot lele mempengaruhi juga pendapatan petani. Sebelum
pelaksanaan program :
Penerimaan :
Hasil panen
= 150 kg/kolam
Harga
= Rp
Total
= Rp. 3.300.000/2,5bln
22.000/kg
Biaya:
Bibit 5000 ekor
= Rp. 712.000
Pakan 6 sak
= Rp 1.375.000
31
Total biaya
= Rp 2.087.000
Total
= Rp 2.087.000
Laba
= Rp 1.213.000/3bln
= Rp. 404.333/bln
Stelah Pelaksanaan Program :
Penerimaan :
Hasil panen
= 180 kg/kolam
Harga
= Rp 22.000/kg
Total
= Rp. 3.960.000/2,5bln
Biaya :
Biaya probiotik
= Rp.
Bibit 5.000 ekor
= Rp. 712.000
Pakan 3 sak
= Rp. 882.000
Bahan fermentasi
= Rp
Total
Laba
70.000
240.000
= Rp. 1.904.000
= Rp 2.056.000/2,5 bln
= Rp 822.400/bln
ASUMSI HARGA BULAN OKTOBER DAN SATU KOLAM BUNDAR UKURAN D
2M ISI 2500 BENIH
32
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah dicapai, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Kedua mitra sudah memiliki instalasi pembuatan probiotik dan telah mencoba
membuat probiotik sendiri dan telah diterapkan dalam budidaya lele organik
2. Kedua mitra telah menerapkan pengelolaan kolam ikan secara organik
3. Pengolahan pangan berbasis ikan lele sudah dicoba dan kedua mitra telah
mencoba menjajakan dibeberapa tempat pemasaran dan respon konsumen sangat
memuaskan.
4. Pelaksanaan program memberikan perubahan terhadap teknologi budidaya lele,
hasil panen dan mitra memiliki pendapatan sampingan yaitu dengan pengolahan
makanan berbasis lele.
7.2.Saran
Berdasarkan kegiatan yang sudah dilaksanakan ada beberapa saran yang diberikan oleh
TIM Pelaksana IbM yaitu :
1. MITRA menerapkan budidaya ikan lele secara organik denngan benar dan
konsisten agar diperoleh hasil yang memuaskanmyaitu dengan peningkatan
produksi dan kualitas lele yang sesuai harapan.
2. MITRA memperhatikan penyakit yang biasa terjangkit oelh lele sehingga
penanggulangan dini bisa diberikan
3. MITRA melanjutkan pengolahan panngan berbasis lele dengan ditambah variasi
produk seperti abon lele, krupuk kulit lele atau kecap dari kepala dan duri lele
secara profesional agar dapat menyerap tenaga kerja sekitar temmpat usaha
khususnya
ibu-ibu
sehingga
bisa
masyarakat.
33
mengangkat
perekonomian keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Anhari Adip F., Mamilianti W., 2013. Pengaruh Pemberian MOL (Micro Organisme
Lokal) Terhadap Produksi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
Karim A., Mamilianti W., 2014. Pengaruh Fermentasi MOL (Mikro Organisme Lokal)
Pada Tepung AZCING (AZOLLA DAN CACING) Terhadap Nilai Nutrisi
Pakan Ikan. Fakultas Pertanian Universitas Yudharat Pasuruan
Khairuman. 2001. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. Agromedia pustaka: Jakarta
Lumpkin, T.A and D.L. Plucknet, 1982. Azolla a green manure: Use abd Management
in Crop Production. Westview Tropical Agriculture Series
Prihartono,R.E. 2003. Mengatasi permasalahan Budidaya Lele Dumbo. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Supriyanto.2010.Pengaruh Pemberian Probiotik Dalam Pelet Terhadap Pertumbuhan
Lele Sangkuriang. FMIPA. Universitas Negeri Semarang.
Suyanto,S.R. 2002. Budidaya Ikan lele.Penebar Swadaya.Jakarta.
34
Lampiran 1. BIODATA KETUA TIM
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
2 Jenis Kelamin
3 Jabatan Fungsional
4 NIPY
5 NIDN
6 Tempat dan Tanggal Lahir
7 E-mail
8 Nomor Telepon/HP
9 Alamat Kantor
10 Nomor Telepon/Faks
11 Lulusan yang Telah
Dihasilkan
12 Mata Kuliah yang Diampu
MATHEUS NUGROHO, SPi, MP
L
Asisten Ahli/ IIIa
0690202008
0719017203
Blitar, 19 Januari 1972
[email protected]
081333867954
Jl. Yudharta No. 7 Sengonagung Purwosari
Telp. (0343) 611168 Fax. (0343) 611168
S-1 = 5 orang; S-2 = - ; S3 = 1. Mikrobiologi Dasar
2. Mikrobiologi Pengolahan
3. Satuan Operasi
B. Riwayat Pendidikan
Nama
Perguruan
Tinggi
Bidang Ilmu
Tahun MasukLulus
Judul
Skripsi/Tesis/
Disertasi
S-1
Universitas Brawijaya
Malang
S-2
Universitas Brawijaya Malang
Teknologi Hasil Perikanan
1994-1999
Teknologi Hasil Pertanian
1999-2001
Studi Profil Asam Amino,
Albumin, Seng dan Amonia
Pada Ikan Hiu Carcharias sp
dan Hexanchus sp
Pengaruh Suhu dan Lama
Ekstraksi Secara Pengukusan
Terhadap Rendemen, Kadar dan
Kualitas Biologis Isolat Albumin
dari Ikan Gabus (Ophiocephalus
Striatus)
1. Prof. Dr. Ir. Harijono, M.App.Sc
2. Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo
M.App.Sc
Nama
1) Prof. Dr. Ir. Eddy
Pembimbing/P
Suprayitno, MS
romotor
2) Ir. Muhammad Yahya, MP
S-3
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
No.
1
Judul Penelitian
Tahapan Prosedur dan Spesifikasi Standar dalam
Budidaya Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)
(Analisis Usaha Teknik Budidaya dalam Bak Kolam
Terkontrol)
35
Sumber
Mandiri
Jml
(Juta Rp)
4,5
2
Analisis Beberapa Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Mandiri
4,5
Keputusan Konsumen Membeli Produk-Produk Olahan
Ikan dari Gresik
3
Analisis Usaha Budidaya Dan Pemasaran Ikan Gurame
Mandiri
5
(Osphronemus gouramy) Di Kabupaten Blitar (Studi
Kasus Budidaya Gurame di Kecamatan Talun)
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
No.
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Jml
Sumber
(Juta Rp)
1
Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan industri
PT. Cargill
20
melalui program pengembangan pendidikan, kesehatan,
Indonesia
gizi dan lingkungan melalui Corporate Social
Responsibility (CSR)
2
Ketrampilan Masyarakat dalam Mengembangkan
Pertanian Perkotaan (Urban Farming) untuk
Meningkatkan Produktivitas Lingkungan Menuju
Kampung yang Bersih, Sehat dan Hijau (Bersahaja),
Rukun Warga 01 Kelurahan Rampal Celaket, Malang
Mandiri dan
Masyarakat
20
E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
Nama Jurnal
Volume/Nomor
/Tahun
ISSN: 2007-9679
Vol. 2 No. 1,
November 2011
No.
Judul Artikel Ilmiah
1
Pengujian Beberapa Variabel yang
Menentukan Kesukaan Membeli Bandeng
Presto (Chanos Chanos Fork) di Gresik
Teknologi
Pangan
2
Pengaruh Suhu dan Lama Ekstraksi Secara
Pengukusan Terhadap Rendemen dan
Kadar Albumin Ikan Gabus
(Ophiochephalus striatus)
Teknologi
Pangan
ISSN:2087-9679
Vol. 3 No. 1, Juni
2012
3
Isolasi Albumin dan Karakteristik Berat
Molekul Hasil Ekstraksi Secara
Pengukusan Ikan Gabus (Ophiochephalus
striatus)
Teknologi
Pangan
ISSN: 2087-9679
Vol. 4 No. 1
November 2012
4
Uji Biologis Ekstrak Kasar Dan Isolat
Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus
striatus) Terhadap Berat Badan Dan Kadar
Serum Albumin Tikus Mencit
Teknologi
Pangan
ISSN: 2087-9679
Vol. 5 No. 1 Juni
2013
36
37
Lampiran 2. Biodata Anggota Tim Pelaksana
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Jabatan Fungsional
NIK
NIDN
Tempat dan tanggal lahir
E-mail
Nomor telepon
Alamat Kantor
10
11
No Telepon/fax
Lulusan yang Telah
Dihasilkan
Mata Kuliah yang diampu
12
Wenny Mamilianti, SP.,MP
P
Lektor
0690202013
0703027701
Madiun, 03 Februari 1977
[email protected]
08123308223
Jl. Yudharta No 7 Sengonagung Purwosari
Pasuruan
0341-611186
S1= 18 orang ; S2 = 0 orang ; S3 = 0 orang
1. Ekonomi Produksi Pertanian
2. Manajemen Produksi Dalam Agribisnis
3. Kewirausahaan
4. Pemasaran Agribisnis
B. Riwayat Pendidikan
S-1
Nama Perguruan Tinggi Univ. Brawijaya
Malang
Bidang Ilmu
Sosial Ekonomi
Pertanian
Tahun Masuk-Lulus
1999-2001
Judul
Strategi Pemenuhan
Skripsi/Tesis/Disertasi
Bahan Baku Gula di
PG Kebon Agung
Malang
S-2
Univ. Brawijaya Malang
Nama
Pembimbing/Promotor
1. Dr. Ir. Syafrial,MS
2. Dr.Ir. Salyo Sutrisno, MS
1. Ir. Purwanto
2. Rahman Hartono,
SP,MP
38
Ekonomi Pertanian
2008-2010
Simulasi Kebijakan Peningkatan
Produksi dan Pendapatan Usahatani
Padi System of Rice Intensification
(SRI) – Non SRI
(Stud
i Kasus di Kecamatan Sukorejo
Kabupaten Pasuruan)
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis maupun Disertasi)
No
Tahun Judul Penelitian
1
2010
2
2011
3
2012
4
2013
5
2013
6
2014
7
2014
Pendanaan
Sumber
Jml(Juta)
di Mandiri
3
Kajian Pemasaran Telur Ayam
Kecamatan Sukorejo Kab. PASURUAN
Analisis Efisiensi Ekonomi Usahatani
Mandiri
Melon di Kabupaten Ponorogo
Pengaruh MOL (Mikroorganisme Lokal) Mandiri
Terhadap Penggemukan Sapi Potong
Sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan
Peternak
KAJIAN PENERAPAN BUDIDAYA
PADI SRI DARI ASPEK SUSTAINABLE
AGRICULTURE
Pengaruh Pemberian MOL (Micro
Organisme Lokal) Terhadap Produksi Ikan
Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
Strategi Pengembangan Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL)
Di Kabupaten Pasuruan Guna Mendukung
Ketahanan Pangan
Pengaruh Fermentasi MOL (Mikro
Organisme Lokal) Pada Tepung AZCING
(AZOLLA DAN CACING) Terhadap
Nilai Nutrisi Pakan Ikan
3
9,8
DP2M
10
DIKTI (PMPP)
10
DP2M
11
Univ.
Yudharta
pasuruan
9,85
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian
Pendanaan
Sumber
Jml(Juta)
1
2010
Pelatihan pembuatan dan proses
Univ. Yudharta 1,5
pengemasan ”SOSIS IKAN ASAP” pada
Pasuruan
PERISKA PT Syang Hyang Seri
Pasuruan
2
2011
Pelatihan pembuatan kerupuk jagung Univ. Yudharta 1,5
(tortilla) dan strategi pemasarannya Pasuruan
(2011) pada ibu-ibu PKK Kec. Kejayan
Kab. Pasuruan
3
2014
IbM
PENGOLAHAN
PANGAN DP2M (IbM)
49
BERBASIS KOMODITI LOKAL DESA
SEKARMOJO
KECAMATAN
PURWOSARI - PASURUAN
39
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No
Judul Artikel Ilmiah
Nama Jurnal
Volume/
Nomor/tahun
1
“ Pemberdayaan Wanita Dalam
Jurnal Ilmiah
Vol.3 No.2
Usaha Tani Lahan Kering Di
“PRIMORDIA” ISSN :
Juli 2007 Hal
Kecamatan Pagag Kabupaten
0216-7093 Jurnal Ilmiah
133-142
Malang”
Fakultas Pertanian
Universitas Wisnuwardana
Malang
2
Pengaruh Jarak Tanam dan AGROMIX Jurnal Ilmiah Vol 1 No.3
Pemberian Dosis Pupuk Kandang Fakultas
Pertanian Maret 2010 ;
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Universitas
Yudharta (hal 1-12)
Tanaman
Kanola
(Brassica Pasuruan ISSN: 2085-241X
campestris x Brassica napus)
3
”Analisis
Efisiensi
Ekonomi Jurnal
ARTHAVIDYA. No.1
Maret
Usahatani Melon Di Kabupaten Fak
Ekonomi
Univ. 2011
Ponorogo”
Wisnuwardana
Malang
ISSN:1410-8755
4.
Analisis Faktor-Faktor Yang AGROMIX Jurnal Ilmiah
Vol. 2 No. 4
Mempengaruhi Ekspor
Kopi Fakultas Pertanian
Juni 2011, (hal
sebagai Komoditi Unggulan di Universitas Yudharta
40-51)
Jawa Timur
Pasuruan ISSN : 2085241X
5
Kajian Pemasaran Telur Ayam di AGROMIX Jurnal Ilmiah
Vol. 1 No. 1
Kecamatan Sukorejo Kabupaten Fakultas Pertanian
Maret 2012
Pasuruan
Universitas Yudharta
Pasuruan ISSN : 2085241X
6
Pengaruh MOL (Mikroorganisme AGROMIX Jurnal Ilmiah
Vol. 2. No1.
Lokal) Terhadap Penggemukan Fakultas Pertanian
2012
Sapi Potong Sebagai Upaya Universitas Yudharta
Peningkatan Pendapatan Peternak Pasuruan ISSN : 2085241X
7
Simulasi Kebijakan Peningkatan Jurnal
ARTHAVIDYA. Nomor 2/tahun
Produksi
dan
Pendapatan Fak
Ekonomi
Univ. 12
Usahatani Padi System of Rice Wisnuwardana
Malang
Intensification (SRI) – Non SRI
ISSN:1410-8755
8
KAJIAN
PENERAPAN AGROMIX Jurnal Ilmiah Vol.5 No1.
BUDIDAYA PADI SRI DARI Fakultas
Pertanian Maret 2013
ASPEK
SUSTAINABLE Universitas
Yudharta
AGRICULTURE
Pasuruan ISSN : 2085241X
9
Strategi Pengembangan Kawasan EQUILIBERIUM
Vol.3/Desemb
Rumah Pangan Lestari (KRPL)
er/2014
Di Kabupaten Pasuruan Guna
Mendukung Ketahanan Pangan
40
41
Lampiran 1. Summit Artikel Ilmiah
42
Download