LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) IbM PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PASCA PANEN IKAN LELE ORGANIK DI PURWOSARI KABUPATEN PASURUAN Oleh: MATHEUS NUGROHO, SPi, MP NIDN. 0719017203 (Ketua Tim Pengusul) WENNY MAMILIANTI, SP.,MP NIDN.0703027701(Anggota Tim Pengusul) UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN NOVEMBER, 2016 1 2 RINGKASAN IbM PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PASCA PANEN IKAN LELE ORGANIK DI PURWOSARI KABUPATEN PASURUAN Matheus Nugroho, SPi, MP, Wenny Mamilianti SP.,MP Program ini bertujuan membentuk wirausaha mandiri dalam pemenuhan pakan ikan organik, menciptakan teknologi pengelolaan kolam lele organik berbasis sumberdaya lokal, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kelompok mitra dalam penerapan teknologi tepat guna, meningkatkan nilai tambah dari lele melalui diversifikasi olahan lele dan meningkatkan pendapatan petani lele. Metode pelaksanaan program adalah: (1) Penyuluhan dan pelatihan pengelolaan kolam lele organik dan pembuatan pakan organik dan penyuluhan manajemen produksi lele organik, (2) Pelatihan terhadap penerapan teknologi dan manajemen disertai dengan praktek langsung. Pelatihan yang diberikan adalah pelatihan pembuatan pakan ikan, pelatihan pengelolaan kolam dan pelatihan pengolahan produk berbahan baku ikan lele (penanganan pasca panen), (3) Praktek langsung melalui kegiatan demontrasi yaitu pembuatan pakan ikan organik, pengelolaan kolam, dan penanganan pasca panen dengan demo pembuatan olahan berbahan dasar ikan, (4) Pendampingan dalam kegiatan praktek dan pendampingan dalam penerapan iptek yang sudah diberikan dalam usaha. Pendampingan yang dilakukan pada saat praktek adalah dengan mengawal kegiatan praktek sampai selesai disertai adanya diskusi. Pendampingan penerapan iptek dalam jalannya usaha meliputi kegiatan konsultasi, diskusi dan mencarikan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi kelompok mitra dalam penerapan iptek. Pendampingan ini bertujuan agar kelompok mitra benar-benar terampil dalam penerapan iptek yang telah diberikan, (5) Evaluasi melalui pemantauan setiap saat dilapangan untuk mengetahui keberhasilan program meliputi, a) evaluasi pra kegiatan, b) evaluasi selama kegiatan, c) evaluasi pasca kegiatan. Hasil pelaksanaan program adalah (1) kedua mitra sudah memiliki instalasi pembuatan probiotik dan telah mencoba membuat probiotik sendiri dan telah diterapkan dalam budidaya lele organik, (2) kedua mitra telah menerapkan pengelolaan kolam ikan secara organik (3) pengolahan pangan berbasis ikan lele sudah dicoba dan kedua mitra telah mencoba menjajakan dibeberapa tempat pemasaran dan respon konsumen sangat memuaskan. Kata kunci : budidaya, pasca panen, lele organik, Puwosari, Pasuruan 3 KATA PENGANTAR Salam sejahtera bagi kita semua. Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Allah SWT , karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kegiatan Program Iptek Bagi Masyarakat (IbM) ini dapat diwujudkan sesuai dengan rencana. Melalui kegiatan Program Iptek Bagi Masyarakat (IbM) ini kami telah berupaya memberikan yang terbaik demi terwujudnya program yang dirancang untuk mengasah keilmuan dan mewujudkan TRIDARMA PERGURUAN TINGGI. Dengan penuh rasa rendah hati, kami juga sangat menghargai dan berterima kasih atas segala bantuan dan perhatian yang diberikan oleh Bapak dan Ibu Dosen Universitas Yudharta Pasuruan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Yudharta Pasuruan yang telah mengawal kegiatan ini. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Direktorat Pendidikan Tinggi atas dana hibah yang telah diberikan kepada kami sehingga penelitian ini bisa berjalan. Besar harapan dengan kegiatan yang telah kami lakukan ini dapat berkembang ke arah yang positif dan semoga dapat memberi manfaat bagi semua pihak, khususnya mitra kami dan masyarakat dalam penerapan budidaya lele organik dan pengolahan pangan berbasis lele. Pasuruan, November 2016 Pelaksana IbM 4 DAFTAR ISI Halaman Halaman Sampul ...................................................................................... 1 Halaman Pengesahan .............................................................................. 2 Ringkasan ...................................................................................................... 3 Prakata ........................................................................................................... 4 Daftar Isi ........ ........................................................................................ 5 Daftar Tabel ................................................................................................ 6 Daftar Gambar .............................................................................................. 7 Daftar Lampiran .......................................................................................... 8 Bab 1. PENDAHULUAN ...................................................................... 9 1.1. Analisis Situasi ................................................................................. 9 1.2. Justifikasi Pengusul Bersama Mitra Terhadap Permasalahan yang Dihadapi ............................................................................. 10 Bab 2. TARGET LUARAN .................................................................. 9 Bab 3. METODE PELAKSANAAN ..................................................... 17 Bab 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI .................................. 20 4.1 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM UYP) ..... 20 4.2 Jenis Kepakaran SDM ....................................................................... 21 4.3. Fasilitas Pendukung Institusi ............................................................. 22 Bab 5. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 24 Bab 7. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 30 DAFTAR PUSTAKA . ......................................................................... 31 LAMPIRAN ................ ............................................................................ 32 5 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Susunan Tim Pelaksana IbM .................................................... 21 Tabel 2. Susunan Personalia Pembantu ................................................... 22 6 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Kondisi kolam yang kurang perawatan ..................................... 12 Gambar 2. Produk Olahan Ikan yang sudah dikembangkan ......................... 13 Gambar 3. Permasalahan mitra dalam menjalankan usahanya .................... 14 Gambar 4. Prosedur Pelaksana Kerja ........................................................... 19 Gambar 5. Pola Keberlanjutan Program ....................................................... 21 Gambar 6. Dokumentasi pelatihan pembuatan probiotik ............................ 25 Gambar 7. Probiotik buatan mitra hasil pelatihan ...................................... 26 Gambar 8. Dokumentasi fermentasi .......................................................... 27 Gambar 9. Dokumentasi penyuluhan pengelolaan kolam ikan lele.............. 28 Gambar 10. Produk Hasil Pelatihan Pengolahan Pangan berbasis lele ........ 29 Gambar 11. Pelatihan Pengolahan Pangan Berbasis lele ............................. 29 7 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Submission artikel ilmiah ................................................. 8 31 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1.Analisis Situasi Ikan lele merupakan salah satu produk perikanan darat yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat sehingga tidak sulit mendapatkannya di pasaran. Ikan lele telah banyak dikenal orang sebagai ikan peliharaan yang baik, mudah dipelihara dalam kolam atau genangan air biasa. Ikan ini merupakan jenis ikan yang memiliki daging yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu lele dapat tumbuh dengan cepat dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Tren konsumsi ikan murah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, namun produksi ikan lele secara nasional belum dapat mencukupi tingginya permintaan pasar. Pasar dalam negeri lele sebagian besar masih digunakan untuk konsumsi sehari-hari. Peluang pasar ikan lele yang tinggi nantinya dapat mendorong petani lele untuk memelihara dan memperoleh hasil yang diharapkan. Produksi ikan lele pada tahun 2012 di Jawa Timur mencapai 44.928 ton/tahun sedangkan kebutuhan dalam jangka waktu 65 hari saja mencapai 20.666 ton. Jawa Timur baru memenuhi permintaan ikan lele konsumsi 46%, kekurangan ikan lele sisanya didatangkan dari luar daerah yaitu Jawa Tengah dan Jawa Barat. Pada tahun 2013, dengan jumlah penduduk Indonesia berkisar 220 juta jiwa dengan konsumsi ikan perkapita 22 kg/kapita/tahun, artinya peluang yang besar bagi pengembangan budidaya ikan khususnya ikan lele. Kabupaten Pasuruan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang memiliki sumberdaya alam yang sesuai untuk pertanian, peternakan dan perikanan. Dengan ketinggian tempat antara 0 – 1000 mdpl sangat cocok untuk budidaya ikan lele. Pasuruan sendiri tingkat produksi ikan air tawar meningkat setiap tahun. Bahkan, peningkatan tersebut melebihi target produksi. Seperti yang terjadi pada tahun 2012, produksi ikan air tawar mencapai 5.496,7 ton. Sementara target produksi hanya 5.177,22 ton. Produksi ini meningkat kembali sebanyak 256 ton pada tahun 2013, dengan total produksi saat itu 5.752,70 ton. Dengan jumlah produksi yang meningkat diikuti pula dengan meningkatnya jumlah permintaan pasar. Pasuruan terletak di poros jalur yang menghubungkan kota- 9 kota besar di wilayah Jawa Timur bagian timur dan selatan. Bagian timur yaitu MalangPasuruan-Surabaya dan bagian selatan yaitu Surabaya – Pasuruan - Probolinggo – Jember – Banyuwangi. Selain itu Pasuruan juga menjadi kota kunjungan wisata karena banyak sekali tempat-tempat wisata yang ada seperti Taman Safari Indonesia, Pantai Magrove, Gunung Bromo, Wisata Tretes, Wisata Apel dan masih banyak lagi. Dengan banyaknya tempat wisata tentunya mengakibatkan banyak berdiri rumah makan atau restoran. Hampir disetiap sisi jalan didalam kota maupun dipelosok desa banyak dijumpai warung makan atau restoran baik yang besar maupun yang kecil menyediakan menu makanan yang berbahan lele. Menu lele bisa berupa pecel lele, lalapan lele dan sebagainya yang harganya cukup ekonomis. Dengan banyaknya warung makan yang menyediakan menu lele dan digemari konsumen tidak heran jika bisnis ikan lele sangat menjanjikan dan perkembangannya begitu cepat. Jumlah rumah tangga di Pasuruan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sebesar 104,64 % dari tahun 2010-2012 (Data BPS Kab. Pasuruan) dan laju pertumbuhan penduduk meningkat dari 0,56 ditahun 2011 menjadi 0,66 ditahun 2012. Dengan bertambahnya jumlah rumah tangga di Kabupaten Pasuruan menjadi pasar yang potensial bagi pasar ikan air tawar khususnya ikan lele, hal ini didukung data BPS bahwa tingkat konsumsi ikan perkapita adalah 22 kg/kapita/tahun. Purwosari salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Pasuruan. Di daerah ini tidak banyak masyarakat yang tertarik untuk budidaya lele, hal ini terlihat pada mata pencaharian penduduk terbesar adalah petani dan karyawan pabrik/industri. Di Kecamatan Purwosari tercatat ada kurang dari 10 orang yang budidaya lele diantaranya adalah Bapak M. Subadar dan Bapak Sutarman. Dua tahun terakhir Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan secara intensif mengembangkan penelitian tentang budidaya lele organik dengan memanfaatkan sumberdaya lokal yang ada salah satunya pemanfaatan batang dan bonggol pisang. Sejak tahun 2006 Kabupaten Pasuruan memproklamirkan menjadi sentra buah pisang khususnya di daerah Prigen, Pandaan, Sukorejo, Purwosari sampai Purwodadi. Hal ini bisa dilihat banyak sekali masyarakat berbudidaya pisang khususnya pisang rojonongko dan pisang raja. Dengan banyaknya pohon-pohon pisang yang ada kemudian timbul ide memanfaatkan untuk pembuatan mikroorganisme lokal (MOL) dengan bahan baku batang dan bonggol pisang. MOL ini dipakai sebagai probiotik 10 dalam budidaya ikan lele dan hasilnya sangat memuaskan. Hal ini sesuai dalam penelitian Anhari Adip F dan Mamilianti W (2013) yang menyatakan bahwa pemberian MOL bonggol bisang dan kompos pada kolam ikan lele memberikan pengaruh yang signifikan terhadap panjang lele dan penambahan bobot lele. Di dalam penelitian tersebut juga menyatakan bahwa dengan penambahan MOL bonggol pisang bisa mempercepat usia panen yaitu 2,5 bulan untuk lele konsumsi. Di dalam penelitian Karim A dan Mamilianti W (2014) menyatakan bahwa pakan ikan lele dari azolla, tepung cacing yang difermentasikan dengan MOL nasi memberikan kandungan protein kasar yang tinggi. Pada tahun yang sama Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan juga mengembangkan budidaya lele organik yang hasilnya membuat banyak petani lele disekitar kampus tertarik untuk mengembangkannya. Fakultas Pertanian Universitas Yudharta berlokasi di Kecamatan Purwosari tidak jauh dari lokasi kelompok usaha tersebut. Ini sesuai dengan Visi Misi FP UYP yang diantaranya untuk mengembangkan hasil-hasil penelitian untuk pengabdian masyarakat. Diantara kelompok usaha yang tertarik untuk mengembangkan budidaya lele organik adalah mitra program IbM ini yaitu bapak Sutarman dan bapak M. Subadar. Setelah kelompok petani ini bertemu dengan tim pengusul mereka mengemukakan ketertarikan tentang budidaya lele organik untuk mengembangkan usahanya. Ada beberapa permasalahan yang mereka hadapi selama ini dalam budidaya lele yang mereka pikir dengan penerapan budidaya lele organik bisa mengatasi permasalahannya. Permasalaahan yang sering mereka hadapi adalah tingginya tingkat kematian benih ikan yang mereka tabur yaitu mencapai lebih dari 20%. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan mereka dalam pengelolaan kolam seperti waktu pergantian air, pemberian pakan dan usia benih ikan yang sesuai untuk ditabur. Seperti diketahui bahwa budidaya lele memang diperlukan ketelatenan didalam pengelolaan kolam karena kualitas air yang buruk akan membuat stress benih karena belum bisa beradaptasi dengan lingkungan air yang baru. Dalam pemberian pakan juga diperlukan pengetahuan frekwensi pemberian pakan dan jenis pakan yang diberikan karena lele bersifat kanibal jika pakan yang diberikan kurang maka ikan tersebut akan membunuh lele yang lain. Selain itu setelah diamati oleh tim pengusul bahwa kelompok petani Mitra tidak memperhatikan kualitas pakan, mereka terkesan sembarangan dalam pemberian jenis pakan. Jenis pakan yang sering diberikan selain konsentrat buatan 11 pabrik adalah kotoran ayam, sampah organik dapur dan limbah ikan itu sendiri. Dimana dalam pemberiannya tidak diukur dosisnya dan mereka tidak memperhatikan perawatan air sehingga menimbulkan bau yang kurang sedap. Gambar. 1. Kondisi Kolam yang kurang perawatan Permasalahan berikutnya adalah semakin tingginya harga pakan dipasaran. Berdasarkan informasi yang didapatkan tim pengusul bahwa petani lele mengeluhkan biaya pakan yang merangkak naik. Selain itu belum ada diantara mereka yang membudidayakan lele secara organik. Pakan hampir 90% diperoleh dengan membeli dipasaran. Mereka belum mengetahui tentang teknologi pembuatan pakan sendiri dengan memanfaatkan sumberdaya lokal yang ada sehingga bisa menghemat biaya pakan. Menurut Khairuman (2002), salah satu cara menyiasati pakan ikan yang murah namun memiliki nutrisi tinggi adalah dengan jalan meramu sendiri pakan yang akan diberikan kepada ikan. Selain itu dapat juga dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan pakan alami yang biaya produksinya relatif lebih murah. Disamping itu dapat memanfaatkan pakan alternatif yang banyak terdapat disekitar kita dan biasanya merupakan limbah yang tidak dimanfaatkan. Pakan alami umumnya merupakan mikroorganisme atau jasad renik yang hidup di dalam air seperti plankton atau fitoplankton (tumbuhan renik) dan zooplankton (hewan renik). Dijelaskan juga dalam penelitian Anhari Adib F dan Mamilianti W (2013) mengatakan bahwa dengan pemberian kompos dan MOL bonggol pisang serta mengatur pemberian MOL tiap minggu bisa menghemat pakan sampai 50%. Selain itu dengan memanfaatkan limbah 12 ikan seperti kepala duri atau tulang ikan dicampur dengan tepung azolla bisa menjadi alternatif pakan ikan lele yang bisa digunakan oleh pembudidaya lele karena di Pasuruan pertumbuhan azolla begitu banyak sedangkan limbah ikan bisa didapat dari pasar atau rumah makan yang menjadi konsumen dari produk mitra. Dengan begitu tidak kesulitan dalam pasokan bahan baku dan harga terjangkau. Permasalahn berikutnya adalah harga lele yang fluktuatif sesuai dengan harga pasar. Jika harga tinggi menguntungkan kelompok usaha namun jika harga rendah pastinya merugikan mereka. Harga tinggi mencapai Rp. 16.000/kg ditingkat produsen dan menguntungkan kelompok petani begitu sebaliknya harga terendah mencapai Rp. 12.000/ kg ini sangat merugikan ditambah harga pakan yang tinggi. Harga mencapai paling rendah terjadi karena banyak petani lele disekitar Pasuruan seperti Malang dan Mojokerto mengalami panen yang bersamaan. Hal ini terjadi pada bulan Maret, Februari, Juni, Juli karena petani lele mempercepat panen untuk mencukupi kebutuhan terhadap biaya pendidikan anak. Mereka belum mengetahui tentang pengolahan lele atau teknologi pasca panen lele agar memiliki nilai tambah. Sebenarnya lele bisa diolah menjadi bakso, sosis atau nagut ikan. Gambar 2. Produk Olahan Ikan Lele yang sudah dikembangkan oleh tim pengusul yang siap dipraktekkan kepada mitra Jika terjadi penurunan harga jual dipasar tidak jarang kelompok usaha menunda panen dengan alasan menunggu harga normal atau harga tinggi. Dengan menunda usia panen akan mengakibatkan bobot lele semakin besar. Apabila bobot semakin besar akan mempengaruhi kualitas daging lele. Daging lele tidak berasa atau hambar dan tidak disukai oleh konsumen. Sebenarnya dengan diketahuinya waktu-waktu harga turun 13 kelompok usaha bisa mengatur proses produksinya dengan manajemen produksi yang lebih tepat. Oleh karena itu perlu adanya pengenalan dan penerapan IPTEK kepada masyarakat terhadap kelompok petani ikan lele tentang budidaya ikan lele organik dan penanganan pasca panen. Manfaat dari pengenalan dan penerapan teknologi ini sangat baik, dengan teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan produksi lele sekaligus meningkatkan pendapatan sehingga usaha mereka layak diusahakan. IbM (Ipteks Bagi Masyarakat) bagi kelompok usaha ini memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Membentuk wirausaha mandiri dalam pemenuhan pakan ikan organik 2. Menciptakan teknologi pengelolaan kolam lele organik berbasis sumberdaya lokal 3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kelompok mitra dalam penerapan teknologi tepat guna 4. Meningkatkan nilai tambah dari lele melalui diversifikasi olahan lele. 5. Meningkatkan pendapatan petani lele 1.2 Justifikasi Pengusul Bersama Mitra Terhadap Permasalahan yang Dihadapi Dari hasil diskusi dengan mitra kelompok usaha lele, disepakati bersama bahwa yang menjadi permasalahan utama dalam usaha mereka adalah seperti digambarkan pada gambar 3 : Rendahnya Pengetahuan tentang budidaya dan penanganan pasca panen 3 Belum mampu dalam manajemen produksi Belum mampu dalam pengelolaan kolam yang aman bagi ikan 1 4 Belum mampu dalam penanganan pasca panen agar lele mempunyai nilai tambah 2 Belum mampu membuat pakan sendiri 5 Gambar 3. Permasalahan Mitra dalam menjalankan usahanya 14 Usaha Lele kurang maksimal 1) Rendahnya Pengetahuan tentang budidaya dan penanganan pasca panen. Kedua kelompok mitra telah melakukan usaha budidaya lele kurang lebih 6 tahun yang lalu. Namun teknologi budidaya yang dilakukan masih sederhana. Mereka mendapatkan pengetahuan tersebut dari belajar dengan sesama pembudidaya ikan yang lain. Pengetahuan budidaya yang rendah ditunjukkan dengan tingkat kematian benih masih tinggi, pengelolaan kolam yang kurang maksimal dan kualitas dan kuantitas pemberian pakan belum efisien. 2) Belum memiliki kemampuan dalam pengelolaan kolam yang aman bagi ikan. Kedua mitra belum memiliki pengetahuan pengelolaan kolam khususnya pergantian air atau sirkulasi dan sanitasi kolam. Kolam terlihat kotor dan bau sehingga kematian benih dan ikan masih tinggi. 3) Belum mampu membuat pakan sendiri. Pakan adalah faktor penting dalam budidaya ikan khususnya ikan lele. Biaya produksi tertinggi adalah biaya pakan. Kedua mitra belum memiliki pengetahuan pembuatan pakan sendiri yang memanfaatkan bahan baku atau sumberdaya lokal. 4) Belum mampu dalam manajemen produski. Keterbatasan pengetahuan pengelolaan kolam dan penjadwalan pemberian pakan sering mengakibatkan kematian ikan. Kedua mitra sering melakukan panen tidak sesuai dengan usia panen sehingga produksi tidak maksimal. 5) Belum mampu penanganan pasca panen agar lele memiliki nilai tambah. Harga yang fluktuatif sering mengakibatkan kedua mitra menunda usia panen yang sebenarnya merugikan mitra sendiri. Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan untuk mengolah lele menjadi produk makanan yang memiliki nilai jual tinggi. Hal ini dilakukan jika harga lele terjadi pada posisi terendah sehingga tidak merugikan mereka. Atau secara garis besarnya permasalahan mitra adalah : a. Bagaimanakah mengelola kolam lele yang aman dan sesuai syarat pertumbuhan ikan? b. Bagaimanakah cara membuat pakan ikan sendiri secara organik dengan memanfaatkan sumberdaya lokal sehingga bisa menekan biaya pakan ? c. Bagaimana manajemen produksi dalam budidaya lele agar produksi tinggi dan sesuai permintaan pasar ? 15 d. Bagaimanakah meningkatkan nilai tambah dari lele auntuk mengatasi stok yang melimpah akibat turunnya harga ? BAB 2. TARGET LUARAN Berdasarkan analisis situasi, permasalahan yang telah diuraikan TARGET LUARAN dari kegiatan IbM bagi masyarakat kelompok petani lele ini adalah : 1) Mitra kelompok usaha lele di Purwosari memiliki wawasan dan pengetahuan tentang konsep budidaya lele secara organik sehingga mereka dapat mengoptimalkan potensi usahanya melalui pemanfaatan sumberdaya lokal (bonggol pisang, batang pisang, dan pupuk kandang). 2) Kemandirian kelompok usaha (mitra) meningkat dalam hal pemenuhan pakan dengan adanya teknologi tepat guna pembuatan pakan ikan lele organik dengan memanfaatkan sumberdaya lokal yang ada. 3) Kelompok mitra mampu dalam manajemen produksi tentang pengaturan dosis dan jadwal pemberian pakan yang tepat, penjadwalan pembuatan MOL, kompos dan pakan. Selain itu penjadwalan pemeliharaan kolam yang tepat dengan begitu kelompok usaha (mitra) dalam menjalankan usahanya lebih efisien. 4) Kelompok mitra mampu dalam penanganan pasca panen dengan pengolahan ikan yang menjadi produk-produk yang memiliki nilai jual tinggi sehingga bisa menjadi alternatif usaha lain atau menjadi penghasilan tambahan. 5) Merintis kawasan percontohan budidaya lele organik di Kabupaten Pasuruan melalui pemberdayaan kelompok petani lele (mitra) sehingga kelompok usaha lainnya ataukah masyarakat sekitarnya bisa belajar dan menerapkan budidaya lele organik. 6) Target luaran secara akademis untuk pendidikan yaitu publikasi artikel ilmiah dan buku Petunjuk Praktis Budidaya Lele Organik. Dampak hasil luaran yang telah diuraikan sebelumnya bagi kelompok tani dan masyarakat sebagai berikut : 1) Updating ipteks bagi kelompok petani lele dan masyarakat tentang budidaya lele organik. 2) Produktivitas kelompok petani lele meningkat khususnya dalam pengelolaan kolam, pembuatan pakan dan penanganan pasca panen. 16 3) Meningkatkan kemampuan manajemen SDM sehingga membentuk kemandirian kelompok usaha. 4) Meningkatkan kemampuan manajemen produksi dalam pengelolaan kolam dan pembuatan pakan ikan secara organik. 5) Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan kelompok usaha dalam pengolahan ikan menjadi produk yang mempunyai nilai tambah dan nilai jual. 6) Peningkatan atensi akademisi terhadap kelompok usaha yang masih mempunyai mindset konvensional. 7) Peningkatan kegiatan pengembangan ilmu, teknologi dan seni di perguruan tinggi. BAB 3. METODE PELAKSANAAN Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra diperlukan metode pendekatan yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Metode pendekatan yang dipakai dalam IbM adalah metode pendekatan partisipasi kelompok atau Partisipatory Rural Apprasial (PRA), yaitu melibatkan kelompok mitra dalam kegiatan. Adapun dalam pelaksanaannya kegiatan IbM ini meliputi: penyuluhan, pelatihan, praktek langsung, pendampingan, dan evaluasi untuk melihat efektivitas program dalam sosialisasi dan apakah pelaksanaannya efisien. Tahapan-tahapan pelaksanaan IbM ini dijelaskan sebagai berikut: 1) Penyuluhan yaitu dengan cara mengumpulkan mitra yang terdiri dari pemilik usaha dan karyawannya disuatu tempat untuk memberikan penjelasan materi kegiatan serta transfer ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok usaha kedua mitra dalam hal pengelolaan kolam ikan yang aman dan sehat bagi ikan, pentingnya pembuatan pakan sendiri dan manajerial pemilik sebagai manajer dalam mengelola usaha. Penyuluhan dalam kegiatan terdiri dari penyuluhan pengelolaan kolam lele organik, penyuluhan pembuatan pakan organik dan penyuluhan manajemen produksi lele organik. 2) Pelatihan yaitu pelatihan terhadap penerapan teknologi dan manajemen disertai dengan praktek langsung. Pelatihan yang diberikan adalah pelatihan pembuatan pakan ikan, pelatihan pengelolaan kolam dan pelatihan pengolahan produk 17 berbahan baku ikan lele (penanganan pasca panen). Kegiatan pelatihan ini didahului dengan kegiatan persiapan beberapa bahan dan alat yang akan digunakan dalam pelatihan dan praktek. Kegiatan persiapan ini melibatkan kelompok mitra sebagai peserta pelatihan. 3) Praktek langusung melalui kegiatan demontrasi yaitu pembuatan pakan ikan organik, pengelolaan kolam, dan penanganan pasca panen dengan demo pembuatan olahan berbahan dasar ikan. Praktek ini dilakukan bersama-sama tim pengusul dan kelompok mitra. Tim pengusul sekaligus sebagai narasumber dan instruktur dalam kegiatan ini. Dengan praktek bersama-sama bertujuan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan sehingga transfer iptek mampu diserap oleh peserta. 4) Pendampingan dalam kegiatan praktek dan pendampingan dalam penerapan iptek yang sudah diberikan dalam usaha. Pendampingan dilakukan pada saat praktek adalah dengan mengawal kegiatan praktek sampai selesai disertai adanya diskusi. Pendampingan penerapan iptek dalam jalannya usaha meliputi kegiatan konsultasi, diskusi dan mencarikan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi kelompok mitra dalam penerapan iptek. Kegiatan ini dilakukan dengan mengunjungi mitra selama pelaksanaan program dengan terjadwal dan insidental sesuai kebutuhan mitra. Pendampingan ini bertujuan agar kelompok mitra benar-benar terampil dalam penerapan iptek yang telah diberikan. 5) Evaluasi melalui pemantauan setiap saat dilapangan untuk mengetahui keberhasilan program meliputi, a) evaluasi pra kegiatan, b) evaluasi selama kegiatan, c) evaluasi pasca kegiatan. Prosedur pelaksanaan kerja yang akan dilakukan untuk mewujudkan program ipteks bagi masyarakat mitra kelompok pembudidaya ikan lele tersaji dalam gambar berikut ini. 18 Penyuluhan Pengelolaan Kolam Lele Organik Penyuluhan Pembuatan Pakan Organik Sendiri Kegiatan Penyuluhan Penyuluhan Manajemen Produksi Lele Organik Persiapan alat dan bahan Pengelolaan Kolam Lele Organik Kegiatan Persiapan Persiapan alat dan bahan Pembuatan Pakan Lele Organik Persiapan alat dan bahan Pengolahan produk berbahan dasar ikan lele Pembuatan MOL Bonggol Pisang Pengelolaan Kolam Lele Organik Fermentasi Kompos + MOL BP Kegiatan Praktek Masukkan Kompos dalam kolam + MOL + Benih Ikan Pembuatan MOL Nasi Pembuatan Pakan Lele Organik Pembuatan Tepung Azolla + limbah ikan Fermentasi Tepung dan MOL Pengolahan Hasil Ikan menjadi produk yang bernilai jual tinggi (sosis, bakso dan nuget) Pendampingan dan evaluasi budidaya lele sampai panen dan proses pengolahan Budidaya Lele Organik yang dapat meningkatkan jumlah produksi dengan panen lebih cepat dan biaya produksi lebih rendah Gambar 4. Prosedur Pelaksanaan Kerja 19 BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 4.1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM UYP) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Yudharta Pasuruan (LPPM UYP) sesuai misi dan visinya mempunyai tugas melakukan koordinasi dan melaksanakan pengelolaan kelembagaan dalam mengembangkan program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh sivitas akademika Universitas Yudharta Pasuruan mulai dari fakultas, program studi hingga perpustakaan. LPPM UYP pada tahun 2013 telah menyusun road map penelitian institusi yaitu penelitian dan pengabdian masyarakat dengan mendukung dan pemberdayaan sumberdaya lokal yang pruralis dan multikutural untuk kemajuan ilmu dan teknologi. Road Map penelitian ini merujuk pada visi misi institusi yaitu menjadikan universitas sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlandaskan tata nilai kehidupan masyarakat religius pluralistik untuk mengupayakan sarjana profesional dan bermartabat. Untuk mewujudkan visi misinya LPPM UYP telah melakukan beberapa program kerja yang antara lain : Mengadakan worksohop dan pelatihan penyusunan proposal penelitian dan pengabdian masyarakat dengan narasumber dari dosen UYP sendiri dan beberapa universitas seperti UNIBRAW, UNEJ, UNPAD, IPB dan ITS Menjalin kerjasama dengan instansi dan lembaga pemerintah dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat, contoh : LIPI Purwodadi Pasuruan, Balitkabi, PEMDA Kabupaten dan Kota Pasuruan Menjalin kerjasana dengan perusahaan industri di Kabupaten Pasuruan dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat, contoh : INDOLAKTO, DANONE, SORINI Menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi negeri dan swasta di Jawa Timur Berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat dengan menjadi fasilitator dan pendamping UKM, POSDAYA, Organisasi Masyarakat di Kabupaten Pasuruan. Memfasilitasi dosen-dosen Universitas Yudharta Pasuruan dalam penelitian dan pengabdian dengan instansi/lembaga pelaksanaan kegiatan tersebut 20 yang dibutuhkan untuk menunjang Sejak tahun 2012 LPPM UYP sebagai koordinator dalam kegiatan kewirausahaan mahasiswa dibawah devisi INKUBASI BISNIS telah berhasil mengelola beberapa program kewirausahaan mahasiswa. Salah satu program mahasiswa wirausaha PMW yang berhasil dikelola oleh INKUBASI BISNIS LPPM UYP adalah budidaya lele organik yang berasal dari penelitian dosen dan mahasiswa. Dimana didalam kegiatan PMW tersebut telah terjalin kerjasama beberapa mitra UKM pembudidaya lele. UKM pembudidaya lele antara lain adalah “Lele Sangkuriang dan usaha ternak lele milik bapak Sutarman”. Dengan kemitraan yang terjalin tentunya harus saling menguntungkan bagi kedua belah pihak antara lain dalam penelitian dan pengabdian masyarakat sivitas akademika UYP dimana mitra akan mendapatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan untuk kelangsungan usahanya. Dalam kegiatan yang berkelanjutan LPPM UYP menggunakan pendekatan pendampingan terhadap UKM tersebut. Pola Keberlanjutan program IbM ini dapat dilihat pada gambar berikut: UKM BUDIDAYA LELE Problem terhadap IPTEKS LPPM UYP IPTEKS Program (IbM) Solusi KELAYAKAN USAHA Gambar 5. Pola Keberlanjutan Program IbM 4.2. Jenis Kepakaran Sumberdaya Manusia Tabel 1. Susunan Tim Pengusul NO IDENTITAS KETUA ANGGOTA 1 Nama Lengkap Matheus Nugroho Wenny Mamilianti 2 Gelar SPi., MP SP.,MP 3 4 Pendidikan Terakhir Jenis Kelamin S2 Perempuan 5 Program Studi S2 Laki-laki Teknologi Hasil Perikanan 6 Fakultas Pertanian Pertanian 7 Bidang Ilmu 8 Alokasi Waktu Perikanan 10 jam/minggu 21 Agribisnis Agribisnis 8 jam/minggu Dalam pelaksanaan program IbM ini tim pelaksana terdiri dari ketua pelaksana, satu (1) anggota pelaksana, satu (1) tenaga teknis dan dibantu oleh 2 orang mahasiswa. Mahasiswa dilibatkan dalam kegiatan ini sebagai wadah mereka untuk belajar dalam manajemen usaha dan belajar dalam mengelola suatu program pengabdian masyarakat sehingga nanti pada saat mereka lulus sudah tidak canggung lagi dalam menghadapi problem masyarakat. Adapun susunan tim pelaksana dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Susunan Personalia Tim Pembantu (Asisten dan Mahasiswa) NO IDENTITAS ASISTEN MHSW 1 MHSW 2 1 Risqi Tri Nama Lengkap Utomo Adip Faizin Anhari Akhmad Nur Ibadulloh 2 Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki 3 Bidang Keahlian Agribisnis Perikanan Agribisnis 4 Tugas Asisten Pembantu Umum Pembantu Umum 5 Alokasi Waktu 6 jam/minggu 4 jam/mgg 4 jam/mgg Untuk membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi mitra kelompok usaha pembudidaya ikan, akan dilakukan penyuluhan tentang pengelolaan kolam lele organik, penyuluhan manajemen produksi usaha budidaya lele, pembuatan pakan ikan lele organik, serta pendampingan dalam pemeliharaan dan pengawasan praktek budidaya lele dengan sistem organik hingga budidaya tersebut menghasilkan produk yang bisa dipanen sesuai dengan yang diharapkan. Program IbM ini nantinya akan didukung oleh tim yang beranggotakan beberapa ahli dari disiplin ilmu yang berbedabeda diantaranya dari bidang ilmu agribisnis dan bidang ilmu perikanan. Ahli di bidang perikanan berperan dalam memberi penyuluhan dan mendampingi mitra selama praktek budidaya lele dan pembuatan pakannya sampai praktek budidaya tersebut menghasilkan produk untuk dipanen. Para ahli di bidang agribisnis berperan dalam manajemen produksi usaha lele organik. Sementara Dari Tim Pelaksana Program memiliki 22 kualifikasi dan disiplin keilmuan yang berbeda. Perbedaan disiplin ilmu ini saling melengkapi sesuai dengan yang dibutuhkan dalam program. Ketua tim pelaksana program memiliki kualifikasi di bidang ilmu perikanan, sehingga diharapkan mampu memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada mitra terhadap budidaya lele organik. Dengan keahliannya dibidang perikanan ketua tim mampu memberikan pendampingan sesuai dengan permasalahan mitra. Ketua tim dinilai bisa menjadi pendamping terhadap mitra didalam praktek pengelolaan kolam dan pembuatan pakan ikan lele secara organik. Pengalaman penelitian dan pengabdian dibidang perikanan menjadi bekal yang kuat ketua tim pelaksana dalam pelaksanaan program IbM ini. Selain itu ketua tim memiliki keahlian dalam pengolahan ikan hal ini sesuai dengan rekam jejak penelitian yang dilakukan. Secara akademisi ketua tim mengampu mata kuliah mikrobiologi dasar, Mikrobiologi Pengolahan dan satuan operasi. Dimana matakuliah tersebut kesemuanya mendukung dalam pelaksanaan program IbM. Anggota tim pelaksana program memiliki kualifikasi dibidang agribisnis dan mempunyai pengalaman penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan program IbM yang diusulkan ini. Penelitian yang telah dilakukan adalah “ Analisis Kelayakan Budidaya Lele Dumbo dengan sistem Organik pada tahun 2013”. Anggota tim pelaksana program memiliki pengalaman menjadi dosen pendamping PKM-P mahasiswa yang judul penelitian ada hubungannya dengan permasalahan mitra dalam kegiatan IbM ini adalah “Pengaruh Pemberian MOL (Mikro Organisme Lokal) terhadap Produksi Ikan lele Dumbo.” selain itu pada tahun 2014 anggota tim pelaksana juga sebagai dosen pendamping didalam kegiatan PMW Program Mahasiswa Wirausaha tentang budidaya lele organik. Anggota tim pelaksana program telah menjadi koordinator kerjasama sejak tahun 2012 antara Universitas Yudharta Pasuruan (UYP) dengan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Pasuruan yang anggotanya adalah kelompok tani, kelompok peternak, kelompok pembudidaya ikan dan kelompok nelayan se kabupaten Pasuruan. Dari pengalaman yang disebutkan diatas menjadi bekal yang kuat bagi anggota pelaksana program untuk mengelola program IbM ini. Mata kuliah yang diampu adalah Manajemen Produksi Dalam Agribisnis, Ekonomi Produksi Pertanian, Kewirausahaan dan Pemasaran Agribisnis. 23 Didalam pelaksanaan program dibantu oleh seorang asisten yang mempunyai kulifikasi yang cukup dalam mendukung program. Asisiten tersebut dinilai mampu membantu dalam proses pengelolaan dan pembuatan pakan dalam budidaya lele organik. Asisten tersebut adalah alumni Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian UYP. Alumni tersebut semasa menjadi mahasiswa telah mendapatkan hibah dikti berupa PKM-P yang berjudul “Pengaruh Pemberian MOL (Mikro Organisme Lokal) terhadap Produksi Ikan lele Dumbo pada tahun 2013.” Dan sekarang tenisi ini menjadi laboran laboratorium Agronomi yang salah satunya juga mengelola kolam lele organik. 4.3. Fasilitas Pendukung yang dimiliki Institusi dalam Pelaksanaan IbM Universitas Yudharta Pasuruan UYP memiliki laboratorium yang dibutuhkan dalam program yaitu laboratorium mikrobiologi, laboratorim komputer, Kebun Percobaan budidaya (laboratorium Agronomi). Laboratorium tersebut dapat digunakan untuk pengujian MOL dan pengujian keamanan dan nutrisi pakan, sebagai ruang kerja program IbM, dan sebagai percontohan budidaya lele yang sudah dilakukan oleh FP UYP. Selain itu mitra program IbM ini adalah binaan UYP dalam melaksanakan program kerjanya. BAB. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan kegiatan IbM ini dilakukan mulai bulan Mei 2016, kegiatan tersebut antara lain : di mulai dari perngurusan perijinan ke instansi terkait seperti kantor desa, sosialisasi dengan mitra, pelatihan, pembuatan kolam ikan, pengelolaan budidaya ikan lele, pelatihan pengolahan pangan dan sampai saat ini kegiatan pendampingan masih berlangsung. Uraian kegiatan dan capaian yang telah dicapai sebagai berikut : 5.1. Pelatihan Proses Fermentasi Probiotik (MOL) Pelatihan ini diberikan dengan tujuan memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada mitra dalam membuat probiotik. Dimana probiotik bermanfaat untuk proses fermentasi pakan ikan. Dengan fermentasi pakan ikan dengan bahan-bahan organik diharapkan ikan mendapatkan pakan organik yang dapat mengurangi biaya pakan karena pakan bisa dibuat sendiri Selain itu dengan pakan organik diharapkan bobot ikan bertambah sesuai harapan petani ikan. 24 Pelatihan ini dilakukan bersama dengan kedua mitra. Pelatihan ini dihadiri oleh 17 orang yang semuanya bapak-bapak, antara lain pemilik usaha dan para pekerjanya. Dimana pekera tersebut adalah warga disekeliling tempat usaha. Pelatihan berjalan lancar dan para peserta antusias dalam kegiatan tersebut. Pelatihan ini menggunakan bahan- bahan dari tim dan perlatan sebagian dari tim dan sebagian dari mitra. Gambar 6. Foto-foto dokumentasi pelatihan pembuatan probiotik Dari pelatihan ini hasil yang dicapai adalah mitra sudah mulai membuat probiotik sendiri dan sudah menghasilkan produk. Namun produk (probiotik) belum 25 diujikan kandungan mikroorganismenya di laboratorium. Meskipun beitu probiotik yang dihasilkan sudah di gunakan untuk fermentasi pakan yang selanjutnya diberikan kepada ikan dan hasilnya ikan tidak ada yang mati (stres), kolam mulai ditumbuhi lumut yang bisa dimakan ikan. Keterangan dari mitra setelah 1 bulan menggunakan probiotik buatannya bisa mengurangi 1 karung (25kg) pakan yang beli dari toko sehingga biaya produksi bisa lebih rendah. Gambar 7 . Probiotik buatan mitra hasil dari pelatihan 5.2. Pelatihan Fermentasi bahan pakan ikan Pelatihan ini melibatkan mitra secara langsung. Bahan dan peralatan disiapkan oleh TIM IbM. Pelatihan diikuti oleh 14 orang terdiri dari pemilik usaha dan pekerja. Peserta kelihatan antusia dalam kegiatan ini. Hal ini terlihat dengan keaktifan peserta dalam mengikuti kegiatan yaitu peserta ikut dalam proses fermentasi dari proses penghancuran bahan pengadukan sampai penutupan bahan dengan karung goni. Antusias peserta juga di perlihatkan dengan pertanyaan-pertanyaan dari peserta yang aktif dan mengarah pada topik pelatihan. Hasil dari pelatihan ini adalah kompos hasil fermentasi yang siap dimasukkan dalam kolam ikan sebelum kolam diisi dengan bibit ikan lele. Jadi kompos ini diberikan pada kolam baru. 26 Gambar 8. Foto-foto pelatihan fermentasi 5.3. Penyuluhan dan pelatihan pengelolaan kolam lele organik Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan memberikan pengetahuan kepada pemilik usaha dan karyawannya tentang pengelolaan kolam ikan lele. Materi yang diberikan adalah tentang jenis-jenis kolam ikan, kebersihan kolam, waktu pemberian pakan, waktu pergantian air, jenis-jenis pakan ikan lele yang baik (memberikan penambahan bobot ikan yang signifikan dan biaya yang tidak mahal). Kegiatan ini juga disertai dengan pembuatan kolam dengan bioflog, dimana pembuatan kolam ini dilakukan sebelum kegiatan penyuluhan diselenggarakan. Pembuatan kolam dilakukan oleh tukang yang ditunjuk oleh TIM dan diawasi oleh TIM. Pembuatan kolam berlangsung 2 dua hari. Selama pembuatan kolam mitra juga dilibatkan. Pelibatan ini bermaksud sekaligus memberikan pengetahuan kepada mitra tentang beberapa fungsi dan manfaat kolam organik. 27 Gambar 9. Dokumentasi penyuluhan pengelolaan kolam ikan lele 5.4. Pelatihan Pengolahan Pangan Berbasis Ikan Lele Pelatihan pengolahan pangan berbasis ikan lele ini diberikan dengan tujuan memberikan ketrampilan bagi mitra untuk mengolah hasil panennya agar memiliki nilai tambah. Dengan adanya nilai tambah dari lele bisa mengatasi permasalahan jika harga lele turun atau jumlah permintaan turun. Selain itu pelatihan ini juga memberikan pengetahuan dan ketrampilan pengolahan pangan sehat dan aman bagi keluarga. Pelatihan ini diikuti oleh 26 orang dimana pesertanya semua adalah ibu-ibu, dimana ibu-ibu ini adalah pemilik usaha dan sebagian pekerja dan sebagian lagi penduduk sekitar usaha. Pertimbangan melibatan ibu-ibu disekitar tempat usaha adalah untuk penyebarluasan ilmu pengetahuan dan memberi ketrampilan bagi mereka dimana jika sewaktu-waktu dbutuhkan dalam usaha sudah siap adanya sumberdaya manusianya. Hal ini adalah atas saran dari mitra dan disetujui oleh TIM. Hasil dari pelatihan ini adalah mitra dan peserta pelatihan telah berhasil membuat sosis bakso dan nuget dari bahan lele. Mereka telah mencobanya sendiri dan telah mencoba menjualnya dengan dititipkan ke penjual sayur dan beberapa warung 28 disekitar tempat tinggal. Dari beberapa pembeli memberikan respon bahwa produk memiliki rasa yang enak dan disukai oleh anak-anak. Gambar 10. Produk Hasil Pelatihan Pengolahan Pangan Berbasis Lele Gambar 11. Dokumentasi Pelatihan Pengolahan Pangan Berbasis Lele 29 5.5. Kondisi Mitra Setelah Pelaksanaan Program a. Kondisi kolam Kondisi kolam sebelum pelaksanaan program terlihat kotor, sanitasi kolam belum terlaksana dengan baik, pergantian air juga tidak terjadal dengan baik. Kematian benih lele atau lele tinggi antara 20-30%. Kolam lebih baik, pergantian air dilakukan sesuai kebutuhan syarat tumbuh lele yaitu dilakukan jika kondisi air tidak memungkinkan untuk tempat tinggal lele. Ciri-ciri kondisi air yang harus diganti antara lain : Air berbusa, hal ini menunjukkan sudah tingginya timbunan bahan organik yang ada di kolam ikan, sehingga harus dibuang. Karena timbunan bahan organik tersebut berada di dasar kolam ikan, maka yang harus dibuang adalah air bagian bawah tersebut. Pada kolam bak juga harus dibuat konstruksi berupa saluran pembuangan air bagian bawah. Air kotor, meterial yang mengotori air kolam bisa mengganggu kehidupan ikan sehingga harus dibuang dan airnya diganti yang baru. Air pekat, yang dimaksud dengan air pekat adalah jika air sudah penuh dengan bahan-bahan yang terlarut, misalnya lumpur, material pencemar lain dari luar. Pengaplikasian probiotik setelah pergantian air sangat disarankan agar bakteri baik dapat cepat berkembang. Pemakaian probiotik yang tepat akan selalu menjaga kualitas air sehingga bisa meningkatkan tingkat keberhasilan budidaya. 30 b. Hasil Panen Berat ikan lele sebelum adanya pelaksanaan program rata-rata 60 gr/ ekor dengan panjang lele rata-rata 16 cm. Lele ini dipanen rata-rata 3 bulan. Berart dan panjang lele ini dilakukan pengukuran sebelum pelaksanaan program. Setelah pelaksanaan program, mitra sudah bisa memperolah hasil panen yaitu panen pertama di awal bulan November. Hasilnya adalah : • Masa Panen sama ukuran lebih besar ( panjang rata-rata 24 cm berat 130gr) • Dengan kata lain panen lebih cepat jika yang diinginkan ukuran konsumsi • Ukuran konsumsi yang disukai konsumen adalah ukuran 20cm dan berat 90gr/ekor) • Rasa daging lebih gurih ( menurut keluarga dan pekerja mitra) Dengan adanya perbedaan bobot lele mempengaruhi juga pendapatan petani. Sebelum pelaksanaan program : Penerimaan : Hasil panen = 150 kg/kolam Harga = Rp Total = Rp. 3.300.000/2,5bln 22.000/kg Biaya: Bibit 5000 ekor = Rp. 712.000 Pakan 6 sak = Rp 1.375.000 31 Total biaya = Rp 2.087.000 Total = Rp 2.087.000 Laba = Rp 1.213.000/3bln = Rp. 404.333/bln Stelah Pelaksanaan Program : Penerimaan : Hasil panen = 180 kg/kolam Harga = Rp 22.000/kg Total = Rp. 3.960.000/2,5bln Biaya : Biaya probiotik = Rp. Bibit 5.000 ekor = Rp. 712.000 Pakan 3 sak = Rp. 882.000 Bahan fermentasi = Rp Total Laba 70.000 240.000 = Rp. 1.904.000 = Rp 2.056.000/2,5 bln = Rp 822.400/bln ASUMSI HARGA BULAN OKTOBER DAN SATU KOLAM BUNDAR UKURAN D 2M ISI 2500 BENIH 32 BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang telah dicapai, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Kedua mitra sudah memiliki instalasi pembuatan probiotik dan telah mencoba membuat probiotik sendiri dan telah diterapkan dalam budidaya lele organik 2. Kedua mitra telah menerapkan pengelolaan kolam ikan secara organik 3. Pengolahan pangan berbasis ikan lele sudah dicoba dan kedua mitra telah mencoba menjajakan dibeberapa tempat pemasaran dan respon konsumen sangat memuaskan. 4. Pelaksanaan program memberikan perubahan terhadap teknologi budidaya lele, hasil panen dan mitra memiliki pendapatan sampingan yaitu dengan pengolahan makanan berbasis lele. 7.2.Saran Berdasarkan kegiatan yang sudah dilaksanakan ada beberapa saran yang diberikan oleh TIM Pelaksana IbM yaitu : 1. MITRA menerapkan budidaya ikan lele secara organik denngan benar dan konsisten agar diperoleh hasil yang memuaskanmyaitu dengan peningkatan produksi dan kualitas lele yang sesuai harapan. 2. MITRA memperhatikan penyakit yang biasa terjangkit oelh lele sehingga penanggulangan dini bisa diberikan 3. MITRA melanjutkan pengolahan panngan berbasis lele dengan ditambah variasi produk seperti abon lele, krupuk kulit lele atau kecap dari kepala dan duri lele secara profesional agar dapat menyerap tenaga kerja sekitar temmpat usaha khususnya ibu-ibu sehingga bisa masyarakat. 33 mengangkat perekonomian keluarga DAFTAR PUSTAKA Anhari Adip F., Mamilianti W., 2013. Pengaruh Pemberian MOL (Micro Organisme Lokal) Terhadap Produksi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Karim A., Mamilianti W., 2014. Pengaruh Fermentasi MOL (Mikro Organisme Lokal) Pada Tepung AZCING (AZOLLA DAN CACING) Terhadap Nilai Nutrisi Pakan Ikan. Fakultas Pertanian Universitas Yudharat Pasuruan Khairuman. 2001. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. Agromedia pustaka: Jakarta Lumpkin, T.A and D.L. Plucknet, 1982. Azolla a green manure: Use abd Management in Crop Production. Westview Tropical Agriculture Series Prihartono,R.E. 2003. Mengatasi permasalahan Budidaya Lele Dumbo. Penebar Swadaya. Jakarta. Supriyanto.2010.Pengaruh Pemberian Probiotik Dalam Pelet Terhadap Pertumbuhan Lele Sangkuriang. FMIPA. Universitas Negeri Semarang. Suyanto,S.R. 2002. Budidaya Ikan lele.Penebar Swadaya.Jakarta. 34 Lampiran 1. BIODATA KETUA TIM A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap (dengan gelar) 2 Jenis Kelamin 3 Jabatan Fungsional 4 NIPY 5 NIDN 6 Tempat dan Tanggal Lahir 7 E-mail 8 Nomor Telepon/HP 9 Alamat Kantor 10 Nomor Telepon/Faks 11 Lulusan yang Telah Dihasilkan 12 Mata Kuliah yang Diampu MATHEUS NUGROHO, SPi, MP L Asisten Ahli/ IIIa 0690202008 0719017203 Blitar, 19 Januari 1972 [email protected] 081333867954 Jl. Yudharta No. 7 Sengonagung Purwosari Telp. (0343) 611168 Fax. (0343) 611168 S-1 = 5 orang; S-2 = - ; S3 = 1. Mikrobiologi Dasar 2. Mikrobiologi Pengolahan 3. Satuan Operasi B. Riwayat Pendidikan Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun MasukLulus Judul Skripsi/Tesis/ Disertasi S-1 Universitas Brawijaya Malang S-2 Universitas Brawijaya Malang Teknologi Hasil Perikanan 1994-1999 Teknologi Hasil Pertanian 1999-2001 Studi Profil Asam Amino, Albumin, Seng dan Amonia Pada Ikan Hiu Carcharias sp dan Hexanchus sp Pengaruh Suhu dan Lama Ekstraksi Secara Pengukusan Terhadap Rendemen, Kadar dan Kualitas Biologis Isolat Albumin dari Ikan Gabus (Ophiocephalus Striatus) 1. Prof. Dr. Ir. Harijono, M.App.Sc 2. Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo M.App.Sc Nama 1) Prof. Dr. Ir. Eddy Pembimbing/P Suprayitno, MS romotor 2) Ir. Muhammad Yahya, MP S-3 C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir Pendanaan No. 1 Judul Penelitian Tahapan Prosedur dan Spesifikasi Standar dalam Budidaya Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) (Analisis Usaha Teknik Budidaya dalam Bak Kolam Terkontrol) 35 Sumber Mandiri Jml (Juta Rp) 4,5 2 Analisis Beberapa Faktor yang Berpengaruh Terhadap Mandiri 4,5 Keputusan Konsumen Membeli Produk-Produk Olahan Ikan dari Gresik 3 Analisis Usaha Budidaya Dan Pemasaran Ikan Gurame Mandiri 5 (Osphronemus gouramy) Di Kabupaten Blitar (Studi Kasus Budidaya Gurame di Kecamatan Talun) D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir Pendanaan No. Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Jml Sumber (Juta Rp) 1 Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan industri PT. Cargill 20 melalui program pengembangan pendidikan, kesehatan, Indonesia gizi dan lingkungan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) 2 Ketrampilan Masyarakat dalam Mengembangkan Pertanian Perkotaan (Urban Farming) untuk Meningkatkan Produktivitas Lingkungan Menuju Kampung yang Bersih, Sehat dan Hijau (Bersahaja), Rukun Warga 01 Kelurahan Rampal Celaket, Malang Mandiri dan Masyarakat 20 E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir Nama Jurnal Volume/Nomor /Tahun ISSN: 2007-9679 Vol. 2 No. 1, November 2011 No. Judul Artikel Ilmiah 1 Pengujian Beberapa Variabel yang Menentukan Kesukaan Membeli Bandeng Presto (Chanos Chanos Fork) di Gresik Teknologi Pangan 2 Pengaruh Suhu dan Lama Ekstraksi Secara Pengukusan Terhadap Rendemen dan Kadar Albumin Ikan Gabus (Ophiochephalus striatus) Teknologi Pangan ISSN:2087-9679 Vol. 3 No. 1, Juni 2012 3 Isolasi Albumin dan Karakteristik Berat Molekul Hasil Ekstraksi Secara Pengukusan Ikan Gabus (Ophiochephalus striatus) Teknologi Pangan ISSN: 2087-9679 Vol. 4 No. 1 November 2012 4 Uji Biologis Ekstrak Kasar Dan Isolat Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) Terhadap Berat Badan Dan Kadar Serum Albumin Tikus Mencit Teknologi Pangan ISSN: 2087-9679 Vol. 5 No. 1 Juni 2013 36 37 Lampiran 2. Biodata Anggota Tim Pelaksana A. Identitas Diri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nama Lengkap Jenis Kelamin Jabatan Fungsional NIK NIDN Tempat dan tanggal lahir E-mail Nomor telepon Alamat Kantor 10 11 No Telepon/fax Lulusan yang Telah Dihasilkan Mata Kuliah yang diampu 12 Wenny Mamilianti, SP.,MP P Lektor 0690202013 0703027701 Madiun, 03 Februari 1977 [email protected] 08123308223 Jl. Yudharta No 7 Sengonagung Purwosari Pasuruan 0341-611186 S1= 18 orang ; S2 = 0 orang ; S3 = 0 orang 1. Ekonomi Produksi Pertanian 2. Manajemen Produksi Dalam Agribisnis 3. Kewirausahaan 4. Pemasaran Agribisnis B. Riwayat Pendidikan S-1 Nama Perguruan Tinggi Univ. Brawijaya Malang Bidang Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Tahun Masuk-Lulus 1999-2001 Judul Strategi Pemenuhan Skripsi/Tesis/Disertasi Bahan Baku Gula di PG Kebon Agung Malang S-2 Univ. Brawijaya Malang Nama Pembimbing/Promotor 1. Dr. Ir. Syafrial,MS 2. Dr.Ir. Salyo Sutrisno, MS 1. Ir. Purwanto 2. Rahman Hartono, SP,MP 38 Ekonomi Pertanian 2008-2010 Simulasi Kebijakan Peningkatan Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi System of Rice Intensification (SRI) – Non SRI (Stud i Kasus di Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan) C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis maupun Disertasi) No Tahun Judul Penelitian 1 2010 2 2011 3 2012 4 2013 5 2013 6 2014 7 2014 Pendanaan Sumber Jml(Juta) di Mandiri 3 Kajian Pemasaran Telur Ayam Kecamatan Sukorejo Kab. PASURUAN Analisis Efisiensi Ekonomi Usahatani Mandiri Melon di Kabupaten Ponorogo Pengaruh MOL (Mikroorganisme Lokal) Mandiri Terhadap Penggemukan Sapi Potong Sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Peternak KAJIAN PENERAPAN BUDIDAYA PADI SRI DARI ASPEK SUSTAINABLE AGRICULTURE Pengaruh Pemberian MOL (Micro Organisme Lokal) Terhadap Produksi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Strategi Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Di Kabupaten Pasuruan Guna Mendukung Ketahanan Pangan Pengaruh Fermentasi MOL (Mikro Organisme Lokal) Pada Tepung AZCING (AZOLLA DAN CACING) Terhadap Nilai Nutrisi Pakan Ikan 3 9,8 DP2M 10 DIKTI (PMPP) 10 DP2M 11 Univ. Yudharta pasuruan 9,85 D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul Pengabdian Pendanaan Sumber Jml(Juta) 1 2010 Pelatihan pembuatan dan proses Univ. Yudharta 1,5 pengemasan ”SOSIS IKAN ASAP” pada Pasuruan PERISKA PT Syang Hyang Seri Pasuruan 2 2011 Pelatihan pembuatan kerupuk jagung Univ. Yudharta 1,5 (tortilla) dan strategi pemasarannya Pasuruan (2011) pada ibu-ibu PKK Kec. Kejayan Kab. Pasuruan 3 2014 IbM PENGOLAHAN PANGAN DP2M (IbM) 49 BERBASIS KOMODITI LOKAL DESA SEKARMOJO KECAMATAN PURWOSARI - PASURUAN 39 E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/ Nomor/tahun 1 “ Pemberdayaan Wanita Dalam Jurnal Ilmiah Vol.3 No.2 Usaha Tani Lahan Kering Di “PRIMORDIA” ISSN : Juli 2007 Hal Kecamatan Pagag Kabupaten 0216-7093 Jurnal Ilmiah 133-142 Malang” Fakultas Pertanian Universitas Wisnuwardana Malang 2 Pengaruh Jarak Tanam dan AGROMIX Jurnal Ilmiah Vol 1 No.3 Pemberian Dosis Pupuk Kandang Fakultas Pertanian Maret 2010 ; Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Universitas Yudharta (hal 1-12) Tanaman Kanola (Brassica Pasuruan ISSN: 2085-241X campestris x Brassica napus) 3 ”Analisis Efisiensi Ekonomi Jurnal ARTHAVIDYA. No.1 Maret Usahatani Melon Di Kabupaten Fak Ekonomi Univ. 2011 Ponorogo” Wisnuwardana Malang ISSN:1410-8755 4. Analisis Faktor-Faktor Yang AGROMIX Jurnal Ilmiah Vol. 2 No. 4 Mempengaruhi Ekspor Kopi Fakultas Pertanian Juni 2011, (hal sebagai Komoditi Unggulan di Universitas Yudharta 40-51) Jawa Timur Pasuruan ISSN : 2085241X 5 Kajian Pemasaran Telur Ayam di AGROMIX Jurnal Ilmiah Vol. 1 No. 1 Kecamatan Sukorejo Kabupaten Fakultas Pertanian Maret 2012 Pasuruan Universitas Yudharta Pasuruan ISSN : 2085241X 6 Pengaruh MOL (Mikroorganisme AGROMIX Jurnal Ilmiah Vol. 2. No1. Lokal) Terhadap Penggemukan Fakultas Pertanian 2012 Sapi Potong Sebagai Upaya Universitas Yudharta Peningkatan Pendapatan Peternak Pasuruan ISSN : 2085241X 7 Simulasi Kebijakan Peningkatan Jurnal ARTHAVIDYA. Nomor 2/tahun Produksi dan Pendapatan Fak Ekonomi Univ. 12 Usahatani Padi System of Rice Wisnuwardana Malang Intensification (SRI) – Non SRI ISSN:1410-8755 8 KAJIAN PENERAPAN AGROMIX Jurnal Ilmiah Vol.5 No1. BUDIDAYA PADI SRI DARI Fakultas Pertanian Maret 2013 ASPEK SUSTAINABLE Universitas Yudharta AGRICULTURE Pasuruan ISSN : 2085241X 9 Strategi Pengembangan Kawasan EQUILIBERIUM Vol.3/Desemb Rumah Pangan Lestari (KRPL) er/2014 Di Kabupaten Pasuruan Guna Mendukung Ketahanan Pangan 40 41 Lampiran 1. Summit Artikel Ilmiah 42