PENTINGNYA MEDIA VISUAL DALAM MERANCANG MATERI YANG EFEKTIF Dosen : Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag., M.Pd OLEH : 1. I Made Murdiasa 2. Ni Made Wiratini 3. Ni Nyoman Lestari 4. Putu Ayu Ida Wijayanti 5. Suparti Nim. 16.1.2.5.2.0945 Nim. 16.1.2.5.2.0946 Nim. 16.1.2.5.2.0964 Nim. 16.1.2.5.2.0969 Nim. 16.1.2.5.2.0972 PASCASARJANA INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR 2017 KATA PENGANTAR Om Swastyastu, Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya, serta atas bimbingan dari Bapak Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag., M.Pd.H selaku dosen Kajian Teknologi Pendidikan kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik. Kami menyusun tugas ini karena didorong oleh kewajiban kami sebagai mahasiswa untuk menyelesaikan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan perkuliahan, baik kegiatan yang dilakukan di dalam kelas maupun tugas-tugas yang harus kami kerjakan di rumah. Makalah ini kami susun dari berbagai sumber yangtelah mendiskusikannya secara bersama-sama. Kami sadari bahwa karya tulis ini masih terlalu sederhana dan banyak kekurangannya. Hal ini dikarenakan terbatasnya waktu dan kemampuan yang kami miliki. Oleh sebab itu, kami memerlukan saran dan kritik anda terutama dosen mata kuliah landasan pembelajaran yang dapat membangun minat pembaca. Akhir kata, kami ucapkan terimakasih dan semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Om Santih, Santih, Santih Om Denpasar, Maret 2017 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya. Sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 3 pendidikan memiliki fungsi dan tujuan yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan tujuannya yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Belajar merupakan suatu proses yang kompleks terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya, sehingga proses tersebut dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Proses belajar ini dapat menimbulkan perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. Perkembangan teknologi yang pesat sangat berpengaruh bagi dunia pendidikan. Perkembangan teknologi ini mengakibatkan berkembangnya ilmu pengetahuan baik yang memiliki dampak positif maupun negatif. Guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran, perlu dikembangkan berbagai model pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Hal ini perlu dilakukan agar proses pembelajaran tidak terkesan kurang menarik, monoton dan membosankan sehingga akan menghambat terjadinya transfer of knowledge. Oleh karena itu peran media dalam proses pembelajaran menjadi penting karena akan menjadikan proses pembelajaran tersebut menjadi lebih bervariasi dan tidak membosankan. Media adalah alat yang dipergunakan dalam menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. Penggunaan media pembelajaran sangat diperlukan untuk menyalurkan pesan, merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik serta mengaktifkan pembelajaran dalam memberi tanggapan dan umpan, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif, dan dapat meningkatkan motivasi belajar pada diri peserta didik untuk melakukan praktik-praktik dengan benar. 1 Makalah ini kami membahas tentang salah satu media pembelajaran yaitu media visual. Media visual merupakan media yang memberikan gambaran menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak. Media visual ini lebih bersifat realistis dan dapat dirasakan oleh sebagian besar panca indera kita khususnya indera penglihatan. Manfaat yang kita dapat dalam penggunaan media ini adalah pemakaiannya yang efektif dan efisien, praktis, dan lebih cepat dipahami oleh peserta didik. Pendidik dapat memanfaatkan media-media secara optimal sehingga menghasilkan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan seperti media visual untuk mempermudah dalam berinteraksi dan pemberian materi yang akan disampaikan pada peserta didik. Pendidik sebagai penyampai pesan-pesan pendidikan sangat perlu dibantu dengan media pendidikan, agar proses belajar mengajar dan proses pendidikan pada umumnya dapat berlangsung secara efektif dan efisien. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, kami memperoleh beberapa rumusan masalah yang nantinya akan kami bahas dalam bagian pembahasan makalah ini, yaitu: 1.3 1. Apa yang dimaksud dengan media visual? 2. Apafungsi dan manfaat pengajaran media visual? 3. Bagaimana penggunaan dan pengembangan media berbasis visual? Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengertian dari media visual. 2. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat pengajaran media pembelajaran. 3. Untuk mengetahui penggunaan dan pengembangan media berbasis visual. 1.4 Manfaat Penulisan 1. Diharapkan dapat menyumbangkan konsepsi tentang pengertian dari media visual. 2. Diharapkan dapat menyumbangkan konsepsi dan pemahaman tentang manfaat dari penggunaan media pembelajaran. 3. Diharapkan dapat menyumbangkan konsepsi dan memberikan contoh-contoh dari penggunaan dan pengembangan media berbasis visual. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Dari Media Visual Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang artinya tengah, perantara atau pengantar. Kata Media merupakan bentuk jamak dari kata “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar”. Gerlach & Ely (dalam Azhar Arsyad 2003:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Menurut Depdiknas (2003) istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang merupakan kombinasi antara perangkat lunak (bahan belajar) dan perangkat keras (alat belajar). Association for Education and Communication Technology (AECT), mengartikan kata media sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Sedangkan HEINICH, dkk (1982) mengartikan istilah media sebagai “the term refer to anything that carries information between a source and a receiver”.Marshall McLuhan (dalam Oemar Hamalik, 2003: 201) berpendapat bahwa media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. (httpjournal.uny.ac.idindex.phpjpakunarticleview949). 3 Sementara Media visual dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang dipergunakan dalam menyampaikan pesan dari pendidik terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran yang berupa gambar representasi, diagram, peta, dan grafik. 2.2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran 2.2.1. Fungsi Media Pembelajaran Keberhasilan dalam proses pembelajaran sangat ditentukan oleh cara atau metode apa yang dipergunakan oleh pendidik dan juga apa media atau alat perantara yang dipergunakan oleh seorang pendidik dalam menyampaikan pesan pembelajarannya tersebut. Azhar Arsyad (2002:15) menuliskan bahwa dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran. Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2002:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Sejalan dengan hal tersebut, Yunus (dalam Azhar Arsyad, 2002:16) mengatakan bahwasanya media pengajaran paling besr pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman. Selanjutnya, Ibrahim (dalam Azhar Arsyad, 2002:16) juga menyatakan bahwa media pengajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbarui semangat mereka, membantu memantapkan pengetahuann pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran. Menurut Levie & Lentz (dalam Azhar Arsyad, 2002:16) terdapat empat fungsi media pengajaran, khususnya media visual yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. a. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. b. Fungsi afektif media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar, karena gambar aau lambing visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. 4 c. Fungsi kognitif media visual dapat dilihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. d. Fungsi kompensatoris media pengjaran terlihatdari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks, membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal. Dengan demikian maka media berfungsi untuktujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efekif. 2.2.2. Manfaat Media Pembelajaran Segala media yang dipergunakan dalam proses pembelajaran, pastinya akan memberikan manfaat dalam penyampaian materi dari pendidik kepada peserta didik. Meskipun banyak keuntungan dari penggunaan media dalam pembelajaran, namun penerimaan dan pengintegrasiannya ke dalam program-program pengajaran berjalan cukup lambar. Azhar Arsyad (2002:22-23) menuliskan bahwa Kemp & Dayton telahmengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pengajaran di kelas atau sebagai cara utama pengajaran langsung yaitu: 1. Penyampaian media menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. 2. Pengajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan. 5 4. Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat, karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan da nisi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa. 5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integritas kata dan gambar sebagai media pengajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas. 6. Pengajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pengajaran dirancang untuk penggunaan secara individu. 7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. 8. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif; Sudjana & Rivai (dalam Azhar Arsyad, 2002:25) mengemukakan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: 1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; 2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran; 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturankata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran; 4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebaba tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Encyclopedia of Educational Research dalam Azhar Arsyad (2002:25) merinci manfaat media pendidikan sebagai berikut 1. Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme. 2. Memperbesar perhatian siswa 3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap. 6 4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa. 5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu terutama melalui gambar hidup. 6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa. 7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa manfaat dari penggunaan media pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu: 1. Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2. Meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 3. Mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu; dengan menampilkan gambar, foto, video, film, mikroskop, slide, dll 4. Meberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karya wisata, kunjungankunjungan ke museum atau kebun binatang. 2.3. Penggunaan Media Visual dalam rancangan materi efektif Satu hal yang pasti dan perlu diingat media pengajaran adalah bahwa media merupakan alat yang mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa. Terkait dengan penggunaan media berbasis visual ini, bahwa media berbasis visual memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan mampu menghubungkan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Dalam hal merancang materi pembelajaran yang efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks 7 yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) tersebut untuk meyakinkan terjadinya proses informasi. Berbagai macam bentuk dari media visual yang dapat dipergunakan dalam proses pengajaran antara lain berupa: 1. Gambar refresentasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya sesuatu benda; 2. Diagram yaitu yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materi; 3. Peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi; dan 4. Grafik seperti table, grafik, dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antar hubungan seperangkat gambar atau angka-angka. Ada beberapa prinsip yang perlu diketahui untuk penggunaan efektif media berbasis visual yaitu: a. Visual dibuat sesederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton, bagan, dan diagram. Gambar realistis harus digunakan secara hati-hati, karena gambar yang amat rinci dengan realisme sulit diproses dan dipelajari bahkan seringkali mengganggu perhatian siswa untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan; b. Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik; c. Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit pelajaran untuk digunakan oleh siswa mengorganisasikan informasi; d. Mengulangi sajian visual dan melibatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat; e. Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep, seperti dengan menampilkan konsep-konsep yang divisualkan itu secara berdampingan; f. Hindari visual yang tak berimbang; g. Tekankan kejelasan dan ketetapan daam semua visual; h. Visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca; i. Visual, khususnya diagram, amat membantu untuk mempelajari materi yang agak kompleks; 8 j. Visual untuk mengkomunikasikan gagasan akan efektif apabila: jumlah objek dalam visual yang akan ditafsirkan dengan benar dijaga agar terbatas, jumlah aksi terpisah yang penting pesan-pesannya harus ditafsirkan dengan benar sebaiknya terbatas, semua obyek dan aksi yang dimaksudkan dilukiskan secara realistik sehingga tidak terjadi penafsiran ganda; k. Unsur-unsur pesan dalam visual harus ditonjolkan dan mudah dibedakan dari unsurunsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan informasi; l. Caption harus disiapkan terutama untuk (1) menambah informasi yang sulit dilukiskan secara visual seperti lumpur, kemiskinan, (2) memberi nama orang, tempat, atau obyek (3) menghubungkan kejadian atau aksi dalam lukisan visual sebelum atau sesudahnya, dan (4) menyatakan apa yang orang dalam gambar tersebut sedang kerjakan, pikirkan, atau katakana; m. Warna harus digunakan secara realistik; dan n. Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-komponen. Penggunaan media visual dalam suatu proses pembelajaran sangatlah penting, namun bila penggunaan media visual tersebut dirasa belum maksimal, maka guru dapat melakukan pengembangan sendiri terhadap media tersebut. Secara sederhana pengembangan media visual ini dapat dikerjakan sendiri oleh guru. Untuk melakukan pengembangan suatu media dalam pengajaran, guru harus mengetahui dan menentukan terlebih dahulu jenis media yang akan dipergunakan. Bila pendidik hendak menggunakan media visual dalam proses pengajaran, maka guru sebaiknya melakukan pengembangan terkait dengan media visual dalam merancang materi pengajaran agar menjadi efektif . Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/ilustrasi, sketsa/gambar garis, grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Foto menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hamper menyamai kenyataan dari sesuatu obyek atau situasi. Sementara grafik merupakan representasi simbolis dan artistic sesuatu obyek atau situasi. Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektivitas bahan-bahan visual dan grafik tersebut, dengan cara mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau ide-ide yang timbul, merencanakannya dengan 9 seksama, dan menggunakan teknik-teknik dasar visualisasiobyek, konsep, informasi, atau situasi. Meskipun perancang media pengajaran bukan seorang pelukis dengan latar belakang professional, ia sebaiknya mengetahui beberapa prinsip dasar dan penuntun dalam rangka memenuhi kebutuhan penggunaan media berbasis visual. Jika mengamati bahan-bahan grafis, gambar, dan lain-lain yang ada di sekitar kita seperti majalah, iklan, papan informasi, maka kita akan menemukan banyak gagasan atau ide untuk merancang bahan visual yang menyangkut penataan elemen-elemen visual yang akan ditampilkan. Tataan elemen-elemen tersebut harus dapat menampilkan visual yang dapat dimengerti, terang/dapat dibaca dan dapat menarik perhatian, sehingga ia mampu menyampaikan pesan yang diinginkan oleh penggunanya. Dalam proses penataan tersebut, harus diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu, diantaranya: kesederhanaan, keterpaduan, penekanan dan keseimbangan. Selain itu terdapat pula unsur-unsur keseimbangan yang harus dipertimbangkan yaitu bentuk, garis, ruang, tekstur, dan warna. Kesederhanaan yaitu mengacu pada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan pesan itu. Pesan atau informasi yang panjang atau rumit harus dibagi-bagi kedalam beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami. Demikian pula teks yang menyertai bahan visual harus dibatasi (misalnya antara lima belas sampai dengan dua puluh kata). Kata-kata harus memakai huruf yang sederhana, dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan tidak terlalu beragam dalam satu tampilan ataupun serangkaian tampilan visual. Kalimat-kalimatnya juga harus ringkas tetapi padat dan mudah dimengerti. Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen tersebut harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan atau satu kesatuan sehingga visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal dan membatu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya. Penekanan dalam pengembangan rancangan media pembelajaran, meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian siswa. 10 Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan, perspektif, warna, atau ruang penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting. Keseimbangan, dalam pengembangan media visual ini, bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan, meskipun tidak seluruhnya simetris. Keseimbangan yang keseluruhnnya simetris disebut kesimbangan formal. Keseimbangan seperti ini menampakkan dua bayangan visual yang sama dan sebangun, oleh karena itu keseimbangan formal cenderung tampak statis. Sebaliknya keseimbangan informal tidak keseluruhannya simetris memberikan kesan dinamis dan dapat menarik perhatian. Pengembangan visual dengan keseimbangan informal memerlukan daya imajinasi yang lebih tinggi dan keinginan untuk bereksperimen dari perancang visual. Bentuk, bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan perhatian. Oleh kerena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian pesan, informasi atau isi pelajaran perlu diperhatikan. Garis, garis dipergunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk mempelajari sesuatu urutan-urutan khusus. Tekstur, terkstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus. Tekstur dapa digunakan untuk penekanan suatu unsur, seperti halnya warna. Warna, warna merupakan unsur visual yang penting, tetapi ia harus dipergunakan dengan hati-hati, untuk memperoleh dampak yang baik. Warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan atau penekanan, atau untuk membangun keterpaduan. Disamping itu, warna dapat mempertinggi tingkat realisme objek atau situasi yang digambarkan, menunjukkan persamaan dan perbedaan, dan menciptakan respon emosional tertentu. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan warna yaitu (1) pemilihan warna khusus yaitu merah, biru, kuning, dan sebagainya. (2) nilai warna yaitu tingkat ketebalan dan ketipissan warna itu dibandingkan dengan unsur lain dalam visual tersebut (3) intensitas atau kekuatan warna itu untuk memberikan dampak yang diinginkan. Gambar dimaksudkan di sini termasuk foto, lukisan atau gambar, dan sketsa atau gambar garis. Tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini adalah untuk memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa, seperti gambar jadi, gambar garis, strip story, papan kantong dan fotografi. 11 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarka uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran sangatlah penting, dan dapat mempermudah guru dalam penyampaian pesan dan informasi terhadap peserta didik. Penggunaan media visual dapat memberikan dampak yang positif dalam proses pengajaran yaitu siswa dapat lebih mudah memahami dan menerima pesan yang hendak disampaikan oleh guru. Dalam penggunaan media visual Ada beberapa prinsip yang perlu diketahui untuk penggunaan efektif media berbasis visual yaitu: sesederhana mungkin, menekankan informasi sasaran, Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi, Mengulangi sajian visual dan melibatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat, Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep, Hindari visual yang tak berimbang, Tekankan kejelasan dan ketetapan daam semua visual, Visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca, Visual khususnya diagram, amat membantu untuk mempelajari materi yang agak kompleks, Visual untuk mengkomunikasikan gagasan akan efektif, Unsur-unsur pesan dalam visual harus ditonjolkan dan mudah dibedakan dari unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan informasi, Caption harus disiapkan, Warna harus digunakan secara realistic, Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-komponen. Terkait dengan pengembangan media visual, hal yang perlu diperhatikan yaitu kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, dan keseimbangan. Disampung itu terdapat pula unsur-unsur penting yang tidak dapat diabaikan dalam mengembangkan rancangan materi yang efektif dengan mempergunakan media visual yaitu bantuk, garisr, ruang, tekstur dan warna. B. Saran Sebagai seorang calon pendidik maupun para pendidik hendaknya kita selalu menambah ilmu pengetahuan, meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melakukan perubahan dan pengembangan diri dalam dunia pendidikan.Kita hendaknya menggunakan 12 multimedia dalam pembelajaran, tidak terpaku hanya pada satu media jasa. Dalam hal pemilihan media tersebut harus tepat dan efektif, sesuai dengan konsep dan tujuan pembelajaran serta disesuaikan pula dengan perkembangan psikologis anak atau peserta didik, sehingga dapat mendorong terciptanya proses pembelajaran pada diri peserta didik. Para pendidik (guru) juga menggunakan alat bantu mengajar berupa gambar, model, atau alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar, serta dapat mempertinggi daya serap siswa. 13 DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sri, Prof., M.Pd. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. Arsyad M.A Azhar, Prof. Dr. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers. Nasution.1999. TeknologiPendidikan. Jakarta: BumiAksara httpjournal.unnes.ac.idnjuindex.phpJIPKarticleview12721323 httpjournal.uny.ac.idindex.phpjeearticleview972781 httpjournal.uny.ac.idindex.phpjpakunarticleview949 Sudarsana, I. K. (2015). PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM UPAYA PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA. Jurnal Penjaminan Mutu, (Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2015), 1-14. Sudarsana, I. K. (2016). PEMIKIRAN TOKOH PENDIDIKAN DALAM BUKU LIFELONG LEARNING: POLICIES, PRACTICES, AND PROGRAMS (Perspektif Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia). Jurnal Penjaminan Mutu, (2016), 44-53. Sudarsana, I. K. (2016). DEVELOPMENT MODEL OF PASRAMAN KILAT LEARNING TO IMPROVE THE SPIRITUAL VALUES OF HINDU YOUTH. JIP, 4(2). 14