PENGGUNAAN MODEL KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SIDAYU TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: Khikmah Wakhyuni1), Warsiti2), Triyono3) FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret e-mail: [email protected] 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS, 2, 3 Dosen PGSD FKIP UNS Abstract: Using the Contextual Model Audio Visual Media in the Improvement of Science Teaching Fifth Grade Elementary School Students Academic Year 2013/2014. This study aims to improve science teaching through the use of contextual models with audio-visual media. This study uses action research conducted in three cycles. Each cycle consists of planning, implementation, observation, and reflection. The research subject of this class action is fifth grade students of SDN 2 Sidayu totaling 17 students. The results showed Peggunaan contextual models with audio-visual media can enhance science teaching fifth grade elementary school students. Keywords: Contextual Model, Audio Visual Media, Learning Science Abstrak: Penggunaan Model Kontekstual dengan Media Audio Visual dalam Peningkatan Pembelajaran IPA Siswa Kelas V Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran IPA melalui penggunaan model kontekstual dengan media audio visual. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SDN 2 Sidayu yang berjumlah 17 siswa. Hasil penelitian menunjukkan peggunaan model kontekstual dengan media audio visual dapat meningkatkan pembelajaran IPA siswa kelas V Sekolah Dasar. Kata kunci: Model Kontekstual, Media Audio Visual, Pembelajaran IPA Adapun tujuan pendidika antanra lain adalah untuk menjadikan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, cerdas, berkemauan, dan mampu berkarya, mampu memenuhi berbagai kebutuhan secara wajar, mampu mengendalikan hawa nafsunya, berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya. Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran yang terjadi selama ini PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 1 kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkanya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terbukti pada pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sidayu khususnya materi gaya pada tahun lalu hasilnya 70% belum mencapai KKM. Hal ini disebabkan pembelajaran IPA kelas V SD Negeri 2 Sidayu masih monoton, yaitu hanya menggunakan metode ceramah, jarang dilaksanakan diskusi kelompok sehingga siswa tampak pasif, tidak melakukan praktek atau percobaan IPA, dan kurangnya penggunaan media pembelajaran yang menyebabkan siswa hanya membayangkan apa yang diinformasikan oleh guru. Berdasarkan masalah di atas maka pembelajaran menggunakan model kontekstual dengan media audio visual sangat tepat dalam meningkatkan pembelajaran IPA tentang gaya siswa kelas V SD Negeri 2 Sidayu. Karena model kontekstual memiliki beberapa kelebihan diantaranya: pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil, pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa, pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental, dan materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian dari guru, pembelajaran kontekstual dapat menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna. Demikian juga dengan media audio visual memiliki kelebihan diantaranya: lebih efektif dalam menerima pembelajaran karena dapat melayani gaya bahasa siswa auditif maupun visual, dapat memberikan pengalaman nyata lebih dari yang disampaikan media audio maupun visual, siswa akan lebih cepat mengerti karena mendengarkan disertai melihat langsung, dan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan menggunakan media audio visual. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: 1) Bagaimanakah penggunaan model kontekstual dengan media audio visual dalam peningkatan pembelajaran IPA tentang gaya Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Sidayu Tahun Ajaran 2013/2014?, 2) Apakah penggunaan model kontekstual dengan media audio visual dapat meningkatkan pembelajaran IPA tentang gaya Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Sidayu Tahun Ajaran 2013/2014?, 3) Apa saja kendala dan solusi dalam penggunaan model kontekstual dengan media audio visual dalam peningkatkan pembelajaran IPA tentang gaya Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Sidayu Tahun Ajaran 2013/2014? Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mendiskripsikan cara penggunaan model kontekstual dengan media audio visual dalam peningkatan pembelajaran IPA tentang gaya Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Sidayu Tahun Ajaran 2013/2014, 2) mengetahui apakah penggunaan model kontekstual dengan media audio visual dapat meningkatkan pembelajaran IPA tentang gaya Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Sidayu Tahun Ajaran 2013/2014, 3) mengidentifikasi kendala dan solusi dalam pelaksanaan penelitian dengan judul “Penggunaan Model Kontekstual dengan Media Audio Visual dalam 2 Peningkatan Pembelajaran IPA Kelas V Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2013/2014. Karakteristik siswa kelas V Sekolah Dasar pada umumnya menggunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda yang bervariasi beserta tingkatannya atau dikatakan berada pada tahap operasi konkrit sebagai media konkret dengan demikian mereka belajar melalui aktivitas kerja. Selain itu mereka lebih suka bermain, rasa ingin tahu yang besar, mudah terpengaruh oleh lingkungan, serta gemar membentuk kelompok sebaya. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Disdikbud, 2007: 105). Penelitian tindakan kelas ini mengambil materi IPA kelas V sekolah dasar tentang gaya yang mencakup gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesek. Menurut Berns & Erickson (2001) mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar dan mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dengan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan pekerja (Komalasari, 2013: 6). Sumiati dan Asra (2009: 161) menyatakan bahwa “media audio visual yaitu media pembelajaran yang menggunakan kemampuan indera telinga atau pendengaran dan indera mata atau penglihatan (audio-visual)”. Langkah-langkah model kontekstual dengan media audio visual adalah sebagai berikut: 1) kontruktivisme dengan media audio visual, 2) inquiri, 3) bertanya, 4) masyarakat belajar, 5) pemodelan dengan media audio visual, 6) refleksi, 7) penilaian sebenarnya. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan PTK adalah memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang ditemukan di kelas. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Sidayu, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen yang dilaksanakan pada tahun ajaran 2013/2014. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas V SDN 2 Sidayu, tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah 17 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 10 perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan teknik non tes yang terdiri dari: observasi, wawancara, dan dokumnetasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi yaitu triangulasi data dan triangulasi sumber. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama tiga siklus yang terdiri atas dua kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 3 siklus. Kegiatan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 3 sebagai acuan bagi siswa. Pada kegiatan inti, guru menggunakan model kontekstual dengan media audio visual dalam langkah pebelajaran, yaitu: 1) siswa memperhatikan materi yang disampaikan dengan media audio visual (kontruktivisme dengan media audio visual), 2) siswa melakukan demonstrasi bersama guru utuk melakukan percobaan (inquiri), 3) siswa bertanya jawab dengan guru (bertanya), 4) siswa membagi kelompok untuk melakukan percobaan (masyarakat belajar), 5) siswa memperhatikan pemodelan dengan media audio visual. Kegiatan akhir meliputi langkah: 6) refleksi, dan 7) melakukan evaluasi (penilaian sebenarnya). Berikut peneliti sajikan perbandingan persentase observasi terhadap guru dan siswa dalam penggunaan model kontekstual dengan media audio visual. Tabel 2. Peningkatan Hasil Penilaian Proses Rata-rata Skor Aspek yang Siklus Siklus Siklus dinilai I II III experimen 3,35 3,6 3,25 Aktif 3,3 3,5 2,27 Berani 3 3,4 3,6 Kerja sama 3,2 3,25 3,6 Tanggung 3,4 3,4 3,7 jawab Rata-rata 3,12 3,34 3,6 Persentase 78 83,5 91 Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa pada siklus I, II dan III skor ratarata dan persentase penilaian proses semakin meningkat. Hasil penilain proses tersebut telah menunjukkan pencapaian target indikator kinerja yaitu hasil penilaian proses mencapai indikator kinerja yaitu 85%. Tabel 1. Perbandingan Persentase Observasi Terhadap Guru dan Siswa dalam Penggunaan Model Kontekstual dengan Media Audio Visual Skor Rata-rata (Persentase) Observasi Siklus Terhadap Siklus I Siklus II III Guru 3,03 3,29 3,57 Siswa (75,75%) (82,25%) 3,02 3,33 (75,5%) (83,25%) Tabel 3 Perbandingan Hasil Tes Siswa Uraian Siklus Rata-rata Persentase Preetest 61,18 29% Siklus I 70 53% Siklus II 80,3 76% Siklus III 86 94% (89,14%) 3,60 (90%) Berdasarkan tabel 3 nilai ratarata kelas sebelum dilaksanaka.n tindakan dan setelah dilakukan tindakan rata-rata nilai meningkat pada setiap siklusnya, begitu pula dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan preetest, siklus I, siklus II, dan siklus III mengalami peningkatan yaitu dengan persentase ketuntasan pada preetest 29%, siklus I 53%, siklus II 76%, dan siklus III 94%. Hal ini berarti telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditargetkan yaitu 85%. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model kontekstual Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa pada siklus I, II dan III skor ratarata dan persentase hasil observasi terhadap guru dan siswa mengalami peningkatan. Hasil observasi tersebut telah menunjukkan pencapaian target indikator kinerja yaitu 85%. 4 dengan media audio visual dapat meningkatkan pembelajaran IPA siswa kelas V SDN 2 Sidayu. Hal ini disebabkan kegiatan pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga konsep yang dipelajari siswa lebih membekas. Berdasarkan simpulan di atas maka peneliti memberikan beberapa saran diantaranya: 1) guru hendaknya dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, dan menyenangkan agar siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan penggunaan model kontekstual dengan media audio visual sehingga dapat meningkatkan pembelajaran IPA kelas V, 2) siswa hendaknya mengikuti pembelajaran secara aktif dan kreatif agar hasil yang dicapai sesuai kemampuan, 3) bagi lembaga pendidikan penelitian ini perlu dilakukan pada subjek dan tempat yang berbeda untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penggunaan model kontekstual dengan media audio visual dalam meningkatkan pembelajaran IPA siswa kelas V. KESIMPULAN DAN SARAN Berasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran penggunaan model kontekstual dengan media audio visual dapat disimpulkan bahwa: 1) kontruktivisme dengan media audio visual, 2) inquiri, 3) bertanya, 4) masyararakat belajar, 5) pemodelan dengan media audio visual, 6) refleksi, dan 7) penilaian sebenarnya. Selain itu hasil penelitian penggunaan model kontekstual dengan media audio visual dapat meningkatkan pembelajaran IPA pada siswa kelas V SDN 2 Sidayu tahun ajaran 2013/2014. Adapun kendala penggunaan model kontekstual dengan media audio visual yaitu: 1) guru kurang persiapan,2) siswa malu bertanya, 3) kegiatan diskusi kelompok masih didominasi oleh siswa yang pandai, 4) pada kegiatan refleksi guru kurang melibatkan siswa. Adapun solusi-solusi untuk mengatasi kendalakendala di atas yaitu: 1) peneliti lebih mempersiapkan alat dan media sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, 2) peneliti selalu memberikan motivasi dengan memberikan reward dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing siswa menyampaikan pendapatnya, 3) peneliti memberikan perhatian yang menyeluruh dan memberikan pengarahan akan pentingnya partisipasi, 4) peneliti lebih melibatkan siswa dalam kegiatan refleksi. DAFTAR PUSTAKA .Disdikbud. 2007. Kurikulum Tingkat Sauan Pendidikan. Kebumen: Disdikbud. Komalasari, K. 2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama. Sumiati & Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. 5