HUBUNGAN TERAPI MUSIK DENGAN STRESS

advertisement
HUBUNGAN TERAPI MUSIK DENGAN STRESS
PADA PERSALINAN
Makalah Disusun Untuk Memenuhi Nilai Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Filsafat Ilmu dan Logika Sesi 11
OLEH:
YUKA AMBARWATI
NIM 2014-52-106
PROGRAM STUDI HUMAS
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Hubungan Terapi Musik Dengan Stress
Pada Persalinan”
Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana
yang membangun. Akhir kata semoga rangkuman ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.
Jakarta, Januari 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Isi ........................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ 3
Bab II Tinjauan Pustaka ................................................................................ 4
2.1 Kerangka Teori ................................................................................... 4
2.1.1 Pengertian Stres ............................................................................... 3
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres dalam
Menghadapi Persalinan ................................................................... 5
2.1.3 Terapi Musik ................................................................................... 7
2.1.4 Musik dan Kehamilan ..................................................................... 10
2.2 Kerangka Berpikir .............................................................................. 11
2.3 Hipotesis ............................................................................................. 11
Bab III Kesimpulan ....................................................................................... 12
Daftar Pustaka ............................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masa kehamilan dimulai dengan bertemunya sel telur dan sel sperma yang
disebut proses pembuahan (fertilization) atau proses konsepsi (conception process).
Dalam masa kehamilan 0 – 3 bulan terjadi pertumbuhan dan perkembangan pada
sel telur yang telah dibuahi dan terbagi dalam tiga fase yaitu yang pertama fase
ovum, yang kedua fase embrio dan yang ketiga fase janin (Sujiono, 2004:39).1 Fase
ovum berlangsung sejak proses konsepsi sampai proses implantasi pada dinding
uterus. Fase ovum ditandai dengan proses pembelahan sel yang kemudian disebut
zigot. Fase ovum memerlukan waktu berkisar 10 – 14 hari setelah proses konsepsi.
Fase kedua yaitu fase embrio yang ditandai dengan proses pembentukan organorgan utama. Fase embrio berlangsung 2 sampai 8 minggu. Fase ketiga yaitu fase
janin yang berlangsung dari 8 minggu sampai tibanya waktu kelahiran. Pada fase
janin tidak ada lagi proses pembentukan tetapi hanya proses pertumbuhan dan
perkembangan.
Tanda-tanda dari kehamilan adalah rasa mual. Paling sering dirasakan pagi
hari (morning sick), untuk beberapa ibu hamil ada juga yang mengalami
hyperemesis grafidarum (muntah berlebihan pada ibu hamil) juga pada saat perut
kosong dan lelah. Tanda awal adalah berhentinya haid, dada bertambah besar begitu
pula dengan puting susu, sering merasa lelah dan selalu ingin tidur karena
banyaknya perubahan di dalam tubuhnya yang memang memerlukan banyak
istirahat, sering buang air kecil karena tekanan pada uterus dan perut bertambah
besar dan kelak akan terasa gerakan janin (Leila Ch Budiman, 1999:39).2
1
Bambang Sujiono, Persiapan dan Saat Kehamilan. (Jakarta : Elex Media Komputindo, 2004), Hal
39.
2
Leila Ch. Budiman, Gonjang-ganjing Perkawinan. (Jakarta : Kompas, 1999), Hal 39.
1
Kehamilan dan melahirkan bayi merupakan perjuangan yang cukup berat
bagi setiap perempuan dan tidak luput dari rasa tegang, takut dan sakit pada saat
persalinan nanti. Seorang perempuan yang baru pertama kali mengandung anak
pertama tidak jarang diliputi ketegangan dalam menghadapi kehamilannya maupun
saat persalinan yang akan dihadapinya nanti. Terkadang yang sudah pernah
melahirkan pun masih ada yang merasa tegang. Merasa tegang, takut dan cemas
yang dialami oleh ibu hamil apabila dibiarkan akan menyebabkan stres. Jadi baik
pada kehamilan pertama maupun selanjutnya dibutuhkan kesiapan mental bagi para
ibu hamil.
Musik merupakan salah satu sisi kehidupan yang amat halus namun besar
sekali dayanya. Sejak dulu hingga sekarang sejarah telah membuktikan bahwa
musik senantiasa mengiringi kehidupan manusia. Menurut Stringham ( J. Natalia,
2000:150)3 sejak awal pada masyarakat liar dan primitif, musik sudah menjadi
bagian integral individu dan kelompok.
Menurut Sloboda ( Djohan, 2005:41)4 musik dapat meningkatkan intensitas
emosi sebagai suasana hati ( mood ), pengalaman dan perasaan yang dipengaruhi
akibat mendengar musik. Musik mempengaruhi denyut jantung dan tekanan darah
sesuai dengan frekuensi, tempo dan volume. Semaikn lambat tempo musik,
semakin lambat denyut jantung, tekanan darah menurun dan akan terbawa ke dalam
keadaan relaksasi pikiran dan tubuh.
Berdasarkan pada fenomena yang telah diungakp di atas maka penulis
tertarik untuk menulis makalah yang berjudul,”Hubungan Terapi Musik dengan
Stress pada Persalinan”.
3
J. Natalia, Pengaruh Musik Gamelan Terhadap Emosi Bayi Baru Lahir ( Surabaya : Anima
Indonesian Psychological Journal, Vol No.2, 2000 ) Hal. 150
4
Djohan, Psikologi Musik ( Yogyakarta : Buku Baik, 2005 ) Hal. 41
2
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa sajakah sumber-sumber stres dalam menghadapi persalinan ?
2. Apa sajakah gejala stres pada ibu hamil dalam menghadapi persalinan ?
3. Bagaimanakah efek terapi musik dalam menghadapi persalinan ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini,adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Filsafat Ilmu dan Logika.
3
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Stress
Fraser merumuskan (Subekti, 1997:379) istilah stres dimana satu sisi
menggambarkan suatu keadaan fisis yang mengalami berbagai tekanan yang
melebihi batas ketahanan, disisi yang lain menggambarkan gejala yang
menghasilkan tekanan-tekanan yang dapat menimbulkan perubahan dalam diri
individu, bersifat subyektif dan hanya berhubungan dengan kondisi emosional
maupun kondisi-kondisi psikologik.5
Sarafino (1998:74) mendefinisikan stres sebagai berikut:
“Stress is the condition that results when person or enviroment transactions
lead the individual to perceive a discrepancy between the demands of a
situation and the resources of the person’s biological, psychological or
social systems. Artinya: Stres adalah suatu kondisi disebabkan oleh
transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi
jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumbersumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang”.6
Dalam kondisi stres tubuh langsung menyesuaikan diri terhadap tekanan
yang datang dengan mengubah sistem di dalam tubuh untuk mengatasinya. Respon
atau reaksi individu terhadap stres yang dialaminya berbeda antara satu individu
dengan individu lainnya. Stres yang melebihi daya tahan atau kemampuan
penyesuaian tubuh akan menyebabkan gangguan fisik maupun psikis.
5
Doelhadi Subekti. Strategi Dalam Pengendalian dan Pengelolaan Stres. (Surabaya: Anima
Indonesia, 1997). Hal.379.
6
Edward P. Sarafino. Health Psychology. (Jakarta: Second Edition, 1998). Hal.74.
4
Selye (Dadang Hawari, 2004:17), merumuskan stres sebagai respon tubuh
yang sifatnya non-spesifik terhadap tuntutan beban atasnya, manakala tuntutan
tubuh itu berlebih dan individu tidak lagi dapat merespon beban tersebut maka hal
ini dinamakan distress. Stres selalu berkaitan dengan pengungkapan seluruh
kecenderungan lahiriah yang timbulnya karena ada tuntutan pada setiap bagian
tubuh dan hal ini tidak dapat dihindari oleh manusia.7
Hal senada juga diungkap oleh Suprapti (2005:35) yang menurutnya, “Stres
adalah suatu keadaan dimana badan yang dirasakan seseorang tidak sepadan dengan
kemampuan untuk mengatasi beban itu”.8
Dari beberapa definisi tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa stres
merupakan suatu anggapan yang dimiliki individu terhadap sumber atau keadaan
yang dinilai memberi tekanan dan beban tertentu yang tidak sepadan dengan
dirinya, yang dirasakan menjadi ancaman bagi kesejahteraan hidupnya sehingga
menyebabkan individu akan bereaksi secara fisiologis dan psikologis dimana setiap
individu memiliki reaksi yang berbeda terhadap stres atau tekanan tersebut.
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres dalam Menghadapi Persalinan
Kehamilan pada umumnya mempengaruhi aspek kejiwaan dari ibu hamil
seperti yang diungkapkan Arthur dan Coleman (Agoes Dariyo, 1998:106) bahwa
dalam menghadapi kelahiran bayi merupakan pengalaman konkret yang dapat
menimbulkan kondisi psikologis tidak stabil pada perempuan hamil mislnya
perasaan tegang atau stres, khawatir atau takut.9
Ketegangan mungkin disebabkan karena tidak dapat seorangpun yang dapat
memprediksi apa yang bakal terjadi sepanjang kehamilan dan bagaimana rasanya
7
Dadang Hawari. Manajemen Stres Cemas dan Depsresi. (Jakarta: FK UI, 2004). Hal.17
Slamet I.S. Suprapti. Pengantar Psikologi Klinis. (Jakarta: UI Press, 2005). Hal 35
9
Agoes Dariyo. Kepercayaan Diri dan Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi Pada Perempuan
Hamil Pertama. (Jakarta: Arkhe, 1998). Hal106.
8
5
melahirkan. Ketegangan yang dihadapi bila tidak ditangani dengan baik akan
mempengaruhi kesehatan dan jiwa ibu hamil juga berpengaruh pada kehamilannya.
Kondisi stress yang dialami oleh ibu hamil disebabkan oleh banyak faktor.
Retno (1996 : 11) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi stres pada saat
kehamilan adalah pengaruh hormonal, hubungan suami istri, keinginan support
berlebihan, perubahan hubungan, ketidaknyamanan fisik, keluarga, perubahan body
image, khawatir dengan keadaan bayi dan perasaan seorang diri.
Walker (1998:211) mengatakan bahwa reaksi emosi pada ibu hamil
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :
a. Perubahan perasaan menerima, senang akan kehamilannya namun di suatu
waktu akan merasa sebaliknya.
b. Merasa bingung apakah nanti dirinya dapat bertanggung jawab terhadap
bayinya dan apakah dirinya dapat menjadi ibu yang baik.
c. Merasa bahwa ibu hamil terjebak dalam kondisi kehamilannya dan ibu
hamil tidak dapat membalikkan keadaan seperti keadaan sebelum dirinya
hamil serta mendapati kenyataan bahwa ibu dan suami akan segera
mempunyai anak.
d. Merasa cemas dengan kesehatan bayi dalam kandungannya dan kesehatan
bayinya setelah dilahirkan.
e. Memiliki perasaan negatif tentang perubahan image daripada tubuhnya
yang kian hari kian membesar, perasaan bahwa diri ibu hamil tidak menarik
lagi bagi suaminya dan perasaan tidak percaya diri untuk bersosialisasi
dengan orang lain.
f. Khawatir terhadap rasa sakit dalam proses persalinannya.
Selama kehamilan banyak perubahan yang terjadi yang saling berkait antara
fisik maupun psikologis. Perubahan tubuh yang cepat dan dramatis selama
kehamilan pada umumnya menambah intensitas emosi dan tekanan-tekanan batin
pada kehidupan psikis ibu hamil yang menyebabkan stres. Stres dapat timbul dari
6
kerisauan yang disebabkan oleh kelelahan dan kesakitan jasmaniah, bingung,
kecewa, cemas dan depresi karena tidak mendapatkan support emosional yang
menyebabkan ibu hamil merasa menanggung semua beban seorang diri.
2.1.3 Terapi Musik
Ibu hamil yang sedang mengalami stres selama kehamilan dapat
menenangkan dirinya dengan mendengarkan musik yang mampu menenangkan
kerja saraf dan detak jantung. Salah satu yang dapat dilakukan dengan mengikuti
terapi musik. Terapi musik adalah terapi non verbal. Kuwanto dan Natalia (Anima,
2001 : 191) mengatakan:
“Terapi musik adalah aplikasi yang unik dari musik yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan
menciptakan perubahan-perubahan yang positif dalam perilaku
manusia. Terapi musik dapat menunjang perkembangan sosial atau
emosional, kognitif dan perseptual motorik”.10
Bila individu menggunakn musik untuk relaksasi, maka pikiran abstraknya
akan menurun ke kondisi normal, ketika proses relaksasi berlanjut, maka pikiran
abstraknya bergerak melalui sisa dari enam kondisi kesadaran, memperluas ambang
sensori, mimpi siang hari, kondisi mediatif dan kondisi terpesona. Pada waktu
terapi dilakukan, sangat membantu individu untuk mengurangi perasaan stres,
kecemasan, rasa takut dan rasa sakit.
Menurut Association for Professional Music Therapist in Great Britain
(The American Music Therapy Association (Kuwanto dan Natalia, 2001 : 199)
Terapi musik adalah bentuk rawatan dengan hubungan timbal balik antara terapis
dan pasien yang memungkinkan terjadinya perubahan kondisi pasien selama terapi
berlangsung. Dengan menggunakan musik secara kreatif dalam setting klinis,
terapis berusaha mengadakan interaksi, pengalaman musik dan aktivitas bersama
10
Kuwanto & J. Natalia. Pengaruh Terapi Musik. (Surabaya: Anima Indonesia, 2001). Hal.191
7
yang mengarah pada pencapaian tujuan teraupeutik yang disesuaikan berdasar
patologis pasien.
Canadian Assosiation for Music Therapy (Kuwanto dan Natalia, 2001 : 199)
Terapi musik adalah penggunaan untuk membantu integrasi fisik, psikologis dan
emosi individu dan dalam treatment untuk penyakit atau ketidakmampuan. Musik
mempunyai kualitas non verbal, namun juga menawarkan kesempatan yang luas
untuk ekspresi verbal dan vokal. Terapis musik profesional berpartisipasi dalam
penilaian kebutuhan klien individu dan kemudian melaksanakan aktivitas-aktivitas
musik khusus untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Evaluasi teratur dilakukan
untuk menilai dan memastikan keefektifan program. Sifat terapi musik menekankan
pendekatan yang kreatif dalam bekerja dengan individu.
Djohan (2005 : 223) mengatakan:
“Terapi Musik adalah penggunaan musik sebagai peralatan terapis
untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik dan
kesehatan emosi. Terapi Musik digunakan untuk memperbaiki
kesehatan fisik, interaksi sosial yang positif, mengembangkan
hubungan interpersonal, ekspresi emosi secara alamiah dan
meningkatkan kesadaran diri”.11
Menurut French Assosiation for Music Therapy (Kuwanto dan Natalia,
2001:200) Terapi Musik adalah penggunaan suara dan musik dalam suatu
hubungan psikoterapi. Sedangkan menurut National Association for Music Therapy
(Kuwanto dan Natalia, 2001 : 200) Terapi Musik adalah penggunaan musik untuk
mencapai tujuan teraupeutik; pemulihan, perawatan dan peningkatan kesehatan
mental dan fisik.
Perubahan perilaku akibat dari penggunaan musik dalam terapi akan
memungkinkan individu memperoleh pemahaman diri yang lebih besar dan juga
terhadap dunia di sekitarnya sehingga akan dapat mencapai penyesuaian sosial yang
lebih tepat.
11
Djohan. Psikologi Musik. (Yogyakarta: Buku Baik, 2005). Hal.223.
8
Sedangkan New Zealand Society for Music Therapy (Kuwanto dan Natalia,
2001:200) Musik adalah sarana yang sangat berguna dan bermanfaat untuk
menjalin komunikasi dengan anak-anak dan orang tua dewasa untuk mendukung
proses belajar dalam bidang intelektual, fisik, sosial dan emosional. Musik dapat
digunakan dalam berbagai setting baik yang bersifat individual ataupun kelompok
dengan tujuan preventif dan rehabilitatif.
Dalam Joint Declaration of The 1982 International Symposium of Music
Therapist (The Pavarottu Music Centre) Kuwanto dan Natalia, 2001:200)
dikatakan bahwa Terapi Musik mendukung proses kreatif menuju keutuhan dalam
fisik, emosional, mental dan spiritual seperti kemandirian, kebebasan untuk
berubah, kemampuan beradaptasi, keseimbangan dan integrasi.
Implementasi terapi musik mencakup interaksi antara terapis, klien dan
musik. Interaksi ini memulai dan mempertahankan proses-proses perubahan
musikal dan non musikal yang mungkin dapat diobservasi ataupun tidak dapat
diobservasi. Pada saat elemen-elemen musik seperti ritme, melodi dan harmoni
saling berpadu, terapis dan klien dapat mengembangkan hubungan yang dapat
meningkatkan kualitas hidup. Terapi musik memberikan kontribusi unik untuk
perbaikan, karena respon manusia terhadap musik bersifat unik.
Staum (Djohan, 2005:225) mengatakan terapi musik merupakan sebuah
aplikasi unik dari musik untuk meningkatkan kehidupan personal dengan
menciptakan perubahan-perubahan positif dalam perilakunya.
Berdasarkan para pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa terapi
musik adalah penggunaan suara dan musik dalam suatu hubungan antara terapis
dengan klien yang bertujuan untuk terjadinya perubahan pada kondisi klien ke arah
yang positif.
9
2.1.4 Musik dan Kehamilan
Musik merupakan salah satu sisi kehidupan yang amat halus namun besar
sekali dayanya. Sejak dulu hingga sekarang sejarah telah membuktikan bahwa
musik senantiasa mengiringi kehidupan manusia. Sejak dalam kandungan ibu, bayi
telah mendengar irama yang merupakan komponen musik yang sangat diakrabinya,
yaitu denyut jantung, desir aliran darah serta deburan air ketuban dalam rahim ibu.
Suara ritmis dan dinamika ini berasosiasi dengan kehidupan dan kedamaian (J.
Natalia, 1998 : 345).
Wilken (Djohn, 2005 : 25) mengatakan bahwa pada 38 minggu masa
kehamilan janin tampak selektif dalam merespon
musik sehingga ada pendapat
bahwa proses belajar telah dimulai sebelum kelahiran, juga selama dua bulan
terakhir masa kehamilan sangat memungkinkan untuk mengkondisikan janin dalam
kandungan melalui musik.
Isye Widodo (www.e-psikologi.com) juga mengungkapkan hal senada
tentang pengaruh dari musik bagi kehamilan seperti:
a. Pada masa kehamilan 1-3 bulan dengan komposisi musik cassation, prelude
to rosamunde, la mer, symphoni no.4 dapat membuat ibu hamil relaks,
tenang, meredakan ketegangan-ketegangan otot dan tubuh, dengan musik
ini dapat membuat ibu menjalani kehamilannya dengan aman dan tenang.
Jika ibu diterapi secara rutin dan teratur stresnya lambat laun akan hilang.
b. Masa kehamilan 3-6 bulan dengan mendengarkan musik gubahan W.A
Mozart bermanfaat untuk merangsang dan memberi daya kepada daerahdaerah kreatif dan motivatif otak anak.
c. Masa kehamilan 6-9 bulan dengan lagu twinkle litlle star, baa-baa black
sheep dari Mozart serta satu dua tiga dari Pak Kasur dapat merangsang
pertumbuhan sel-sel otak terutama sel dendrit dan akson yang berperan
sebagai penghubung antar sel dalam otak. Untuk kehamilan yang aktif
musik seperti prelude to rosamunde dapat meredakan ketegangan dan
kegelisahan.
10
Dari pendapat para ahli di atas tentang hubungan kehamilan dengan musik
dapat dikatakan bahwa musik klasik sangat mempengaruhi, mempunyai dampak
serta manfaat pada kehidupan manusia sejak masih dalam kandungan. Jadi dapat
dikatakan bahwa musik mempunyai pengaruh pada kehamilan bagi janin maupun
ibu hamil.
2.2 Kerangka Berpikir
Musik dan Kehamilan
Terapi Musik
Stress pad Persalinan
2.2 Hipotesis
Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan di atas maka dapat ditarik
suatu hipotesis teoritis yaitu:
H0
: Tidak terdapat hubungan terapi musik dengan stress pada persalinan.
H1
: Terdapat hubungan terapi musik dengan stress pada persalinan.
11
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penulisan yang telah dituangkan di atas, maka
kesimpulan penulisan ini antara lain:
a. Sumber-sumber stres dalam menghadapi persalinan yaitu berasal dari faktor
psikologis.
b. Terapi musik memiliki pengaruh dalam mengurangi stres pada ibu hamil
yang menghadapi persalinan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Leila C.H. 1999. Gonjang-ganjing Perkawainan. Jakarta: Kompas
Dariyo, Agoes. 1998. Kepercayaan Diri & Kecemasan Menghadapi Kelahiran
Bayi pada Perempuan Hamil. Jakarta: ARKHE
Djohan. 2005. Psikologi Musik. Yogyakarta: Buku Batik.
Hawari, Dadang. 2004. Manajemen Stres Cemas & Depresi. Jakarta: FKUI
Kuwanto & J. Natalia. 2001. Pengaruh Terapi Musik. Surabaya: Anima Indonesia
Subekti, Doelhadi. 1997. Strategi Dalam Pengendalian & Pengelolaan Stres.
Surabaya: Anima Indonesia
Sujiono, Bambang. 2004. Persiapan & Saat Kehamilan. Jakarta: Elex Media
Suprapti, Slamet I.S. 2005. Pengantar Psikologis Klinis. Jakarta: UI Press.
13
Download