PT CIPTA RASA PROSPERINDO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 1 MARET – 31 MARET OVERALL REVIEW – Laporan Laba Rugi Perusahaan akan mencapai break even point pada tingkat sales EX mencapai Rp 300 juta dan sales Jayakarta mencapai Rp 85 juta. Pada periode ini, terlihat sales outlet EX periode berada pada posisi Rp 272 juta atau turun 11.1% dibandingkan periode Januari tetapi lebih tinggi 1.5% dibandingkan periode Februari. Pada periode ini. perusahaan berada pada posisi laba bersih bersih Rp 12.5 juta atau sekitar 4.6% dari total sales. Jika dilihat, maka kenaikan sales Maret sebesar 1.5% mampu memberikan kontribusi untuk kenaikan laba bersih sekitar 282% dibandingkan dengan periode Febuari yang berada pada posisi rugi bersih Rp 6.9 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh biaya pemakaian bumbu yang berkurang, dimana pembelian bulan Februari langsung dicatat sebagai pemakaian bulan berjalan sehingga tercampur dengan pemakaian bumbu di bulan Maret yang terlihat lebih rendah sekitar Rp 11 juta atau turun sekitar 40.7% dibandingkan periode sebelumnya. Sampai saat ini, beberapa biaya pemakaian bahan masih tercampur antara outlet EX dan outlet Jayakarta, karena itu laba bersih seharusnya bisa lebih besar daripada 4.6% apabila pemakaian bahan antara kedua outlet tersebut bisa dipisahkan secara terperinci. Sales Jayakarta hanya berada pada posisi Rp 42 juta, sehingga membuat perusahaan berada pada rugi bersih sebesar Rp 19 juta atau sebesar 45.2% dari total penjualan. Dibandingkan dengan periode Februari, maka sales Maret turun sebesar 16% tetapi rugi bersih turun sebesar 40%. Hal ini disebabkan pembebanan fixed cost seperti sewa (Rp 32 juta/bulan) + service charge (Rp 4.8 juta) dibebankan hanya 50% dari biaya yang seharusnya dan penurunan biaya listrik, air & telepon sebesar Rp 5.5 juta (55%). Biaya sewa & service charge (sebagai fixed cost) mencakup 45.2% dari total sales. Biaya gaji cenderung konsisten dibandingkan dengan periode sebelumnya, dan mencapai sekitar 46.43% dari total sales. Biaya-biaya ini memberikan kontribusi biaya sebesar 92.2% dari total sales Maret. Pemakaian beberapa bahan masih tercatat sebagai pemakaian pada outlet EX, karena itu apabila dipisahkan secara lebih detail, maka kerugian yang ada pada outlet Jayakarta lebih besar daripada 45.2% total penjualan. Sampai dengan 31 Maret 2006, Central Kitchen baru memperoleh down payment Franchise fee dari PT Panen Rasa sekitar USD 3,285 atau sekitar Rp 30 juta yang harus dicatat sebagai pendapatan franchise diterima dimuka, dan diamortisasi selama 5 tahun atau sekitar Rp 500 ribu/bulan. Karena pendapatan franchise yang diakui itu baru sebesar amortisasi down payment yang diterima, seluruh biaya yang timbul pada central kitchen akan memberikan kontribusi kerugian sebesar Rp 50 juta per bulan (turun 5.6% dibandingkan periode Februari 2006) Jika dilihat secara keseluruhan (lihat laporan RekapitulasiPerbandingan laba rugi konsolidasi tahun 2006), pada Maret 2006, maka total rugi bersih sebesar Rp 57 juta (18% dari total sales Maret) atau turun Rp 36 juta (39%) dibandingkan total rugi bersih per Febuari 2006 (Rp 93 juta). Secara total, penjualan Maret turun 1.26% dibandingkan total penjualan Januari. Tetapi penurunan ini diikuti dengan penurunan biaya dalam persentase yang lebih besar, yang terdiri dari sewa dan service charge outlet Jayakarta sebesar Rp 15.8 juta (18%), penurunan biaya langsung sebesar Rp 9.8 juta (8.65%) akibat penurunan biaya bumbu & seafood, serta penurunan biaya utilities sebesar Rp 4.9 juta (21.47%) akibat penurunan biaya utilities outlet Jayakarta. PT CIPTA RASA PROSPERINDO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 1 MARET – 31 MARET Dibawah ini diberikan penjelasan beberapa biaya yang cukup significant dalam konteks angka pada “consolidated income statement” periode Maret 2006. 1. HARGA POKOK PENJUALAN Harga pokok penjualan dibedakan menjadi: Biaya langsung: " Total biaya langsung mencakup 32.88% dari total sales dengan %tage komponen biaya sayur, bumbu, daging & seafood yang hampir sama. " Biaya lain-lain pada biaya langsung mencakup, minyak, makanan “packed food/ frozen food, minuman, perisable/barang harian (beras, telur, kwetiau, dll) Biaya tidak langsung Komponen biaya tidak langsung yang paling material adalah : a. Biaya sewa dan service charge outlet Biaya ini yang mencapai 30.8% dari total sales dengan persentase sebesar Rp 78 juta (80%) merupakan biaya EX dan Rp 19 juta (20%) merupakan biaya Jayakarta. b. Gaji & PPh 21 Biaya gaji mencakup 17% dari total sales terdiri dari gaji karyawan local yang dipotong PPh 21 dan gaji karyawan asing dalam USD. Per 31 Maret 2006, total karyawan yang gajinya dialokasikan ke HPP sebanyak 33 orang ( EX 18 orang Rp 23 juta dan Jykt 15 orang Rp20 juta ) dengan total biaya gaji sebesar 43 juta. Biaya gaji 1 karyawan asing yang dialokasikan 100% ke biaya HPP EX adalah sebesar Rp 11 juta. Biaya upah 2 karyawan harian/training ( EX 1 orang dan Jykt 1 orang) juga dialokasikan ke HPP dengan total Rp 620.000 PPh 21 yang tidak dipotong dari gaji karyawan sebesar Rp 1,4 juta untuk karyawan asing dan Rp 134 ribu untuk karyawan local dibebankan langsung sebagai biaya PPh 21 pada pendapatan (biaya) lain-lain. 2. BIAYA ADMINISTRASI & UMUM PT CIPTA RASA PROSPERINDO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 1 MARET – 31 MARET a. Biaya Gaji Biaya gaji karyawan administrasi mencakup gaji pokok, tunjangan transport & makan, serta service charge. Biaya gaji karyawan yang terdapat pada central kitchen sebesar Rp 32.5 juta dialokasikan sebagai biaya gaji bagian administrasi & umum yang terdiri dari 7 orang bagian administrasi (direktur. accounting, asst. accounting, purchasing, asst. purchasing, sekretaris, direktur, tax & accounting consultant) dengan total biaya Rp 29.2 juta, serta 4 orang lainnya yang merupakan helper dan driver dengan total biaya Rp 3.6 juta. PPh 21 yang tidak dipotong dari gaji karyawan (2 orang) sebesar Rp 2.4 juta dibebankan langsung sebagai biaya PPh 21 pada pendapatan (biaya) lain-lain b. Sewa kantor Biaya sewa kantor tahun 2006 dialokasikan setiap bulan sebear Rp 4.1 juta/bulan atau Rp 50 juta/tahun. c. Konsultan Biaya konsultan merupakan pembayaran kepada Lawyer Pamungkas, sedangkan untuk jasa konsultan pajak & accounting dicatat sebagai komponen gaji dan dipotong PPh 21 atas jasa tersebut. 3. BIAYA (PENDAPATAN) LAIN-LAIN a. Biaya entertainment merupakan uang yang dibayarkan kepada petugas dispenda yang datang ke perusahaan setiap bulan b. Keperluan karyawan asing & local Komponen terbesar dari biaya ini adalah biaya kost Supong sebear Rp 1.4 juta per bulan. c. Biaya PPh 21 PT CIPTA RASA PROSPERINDO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 1 MARET – 31 MARET Merupakan PPh 21 yang tidak dipotong dari gaji karyawan (lihat keterangan tentang gaji) 4. Account Neraca Account neraca yang perlu diberikan penjelasan adalah account antar cabang. " Piutang Jayakarta / Piutang Central Kitchen Account ini digunakan untuk menampung semua pembayaran yang dilakukan oleh EX atas biaya-biaya outlet yang lain. Outlet yang mencatat biayanya dimana pembayarannya dilakukan oleh EX akan mencatat sebagai Hutang outlet Jykt-EX atau Hutang Central kitchen EX " Pos silang Account ini berisi pemindahbukuan atas bank EX kepada bank Jayakarta Bank outlet yang menerima uang dari EX akan mencatat sebagai pos silang pada sisi kewajiban (hutang) " Lain-lain (antar cabang) Account ini berisi pembelian aktiva tetap yang semula dicatat sebagai aktiva EX kemudian dipindahkan sebagai aktiva central kitchen sebagai suatu profit centre tersendiri. " Bank BII (USD) Account ini dibuka untuk menampung pendapatan franchise dalam USD. " Pendapatan Franchise diterima dimuka Account ini untuk menampung pendapatan franchise untuk periode 5 tahun. Pengakuan pendapatan dilakukan dengan amortisasi setiap bulan sesuai umur franchise fee tersebut.