BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Ruang Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu merupakan kawasan perancangan yang memiliki kebutuhan yang sangat lengkap untuk mewadahi semua aktifitas dari pengguna Wisata Bahari ini. Dengan demikian sangat dibutuhkan adanya analisis yang menyangkut tentang pengguna maupun aktifitas yang dilakukannya dan beserta kebutuhan bagi penggunanya. Untuk itu disini menjelaskan tentang analisis ruang, kebutuhan ruang, persyarataan ruang dan hubungan antar ruang. 4.1.1 Analisis Fungsi Perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu ini akan terdapat berbagai macam aktifitas di dalamnya yang berhubungan dengan wisata dan budidaya. Yaitu: 1. Sebagai tempat wisata bahari dan budidaya ikan kerapu di Kabupaten Tuban. 2. memeberikan tempat untuk berwisata dan mencari pengetahuan. 3. Sebagai tempat yang menjaga kondisi laut dan biota yang terdapat di dalamnya. Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 79 ANALISIS FUNGSI Fungsi Primer Berwisata Fungsi Sekunder Pembudidayaan ikan kerapu Fungsi Penunjang Tempat ibadah Restoran Parkir kendaraan Tempat penjualan tiket dan informasi Kantor pengelola Ruang servis Kamar mandi Pos keamanan Bussines centre Gambar 4.1: skema analisis fungsi Sumber: analisis 2013 4.1.2 Analisis Aktivitas Analisis aktivitas pada objek perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu di Kabupaten Tuban ini dibedakan dalam tiga fungsi, yaitu: fungsi primer, fungsi sekunder dan fungsi penunjang. Berikut ini adalah penjelasan lebih detail mengenai analisis aktifitas pada perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu di Kabupaten Tuban: Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 80 Tabel 4.1: Analisis aktifitas No. Klasifikasi Fungsi 1 Fungsi Primer 2 Fungsi Sekunder 3 Fungsi Penunjang Jenis Aktifitas Sifat Aktifitas Berwisata Publik Pembudidayaan ikan kerapu Publik Penginapan Wisatawan Semi Publik Aula Pertemuan Privat Tempat ibadah (musholla) Publik Restoran Publik Tempat mancing Publik Parkir kendaraan Publik Tempat penjualan tiket dan informasi Privat Kantor pengelola Privat Ruang servis Privat Perilaku Beraktifitas Membeli tiket Jalan-jalan Bermain Membeli makan Melihat pertunjukan Memelihara ikan Berkomunikasi Jalan-jalan Makan Memancing Check in Istirahat Makan Berkomunikasi Berwisata beribadah Check out Check in Rapat Makan Istirahat Beribadah Check out Wudhu Sholat Dzikir Do’a Makan Berkomunikasi istirahat Memancing Istirahat Berkomunikasi Makan Memarkir Berkomunikasi Jalan-jalan Menjaga tiket Berkomunikasi Istirahat Makan Rapat Istirahat Makan berkomunikasi Menjaga Berkomunikasi Makan istirahat Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 81 Toilet umum Pos keamanan Bussines centre Publik Privat Publik Buang air besar/ kecil Cuci muka berkomunikasi Menjaga keamanan Makan Berkomunikasi istirahat Belanja Berkomunikasi Jalan-jalan Makan Sumber: analisis 2013 4.1.3 Analisis Pengguna Analisis pengguna merupakan analisis untuk mengetahui kebutuhan ruang dari setiap-setiap pengguna, berikut ini penjelasan analisis pengguna lebih detail melalui tabel pengguna dalam Perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu di Kabupaten Tuban: a. Tabel analisis pengguna Tabel 4.2: analisis pengguna) No. 1 Berwisata Wisatawan Rutin, setiap hari 400 Orang Rentang Waktu Pengguna 7-8 Jam 2 Pengelola dan Wisatawan Pengelola dan Wisatawan Pengelola dan Penyewa Pengelola dan Wisatawan Wisatawan Rutin, setiap hari 420 Orang 7-8 Jam Rutin, setiap hari 200 Orang 24 Jam Kadang-Kadang 100 Orang 24 Jam Rutin, setiapa hari 50 Orang 7-8 Jam 6 Pembudidayaan ikan kerapu Penginapan Wisatawan Rapat/ Pertemuan Beribadah (musholla) Restoran Rutin, setiap hari 100 Orang 16 Jam 7 Memancing Wisatawan Rutin, setiap hari 50 Orang 7-8 Jam 8 Parkir kendaraan Rutin, setiap hari 500 Orang 24 Jam 9 Rutin, setiap hari 5 Orang 7-8 Jam 10 Penjualan tiket dan informasi Kantor pengelola Pengelola dan Wisatawan Karyawan Direktur Rutin, setiap hari 5 Orang 7-8 Jam 11 Ruang servis Karyawan Rutin, setiap hari 10 Orang 24 Jam 12 Toilet umum Wisatawan Rutin, setiap hari 200 Orang 7-8 Jam 13 Pos keamanan Satpam Rutin, setiap hari 10 Orang 24 Jam 3 4 5 Jenis Aktifitas Jenis Pengguna Sifat Pengguna Jumlah Pengguna Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 82 14 Bussines centre Pengelola dan Wisatawan Rutin, setiap hari 200 Orang 7-8 Jam Sumber: analisis 2013 b. Alur sirkulasi pengguna PRIMER SEKUNDER PENUNJANG Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 83 Gambar 4.2: alur sirkulasi pengguna Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 84 4.1.4 Analisis Dimensi Ruang Berikut ini penjelasan tentang analisis kebutuhan dan dimensi ruang pada perancangan Wisata Berbasisi Budidaya Ikan Kerapu Dikabupaten Tuban. Tabel 4.3: analisis dimensi ruang No. 1 Pengguna Wisatawan Jenis Aktifitas Berwisata bahari Bermain menikmati wahana Jalan-jalan mengelilingi area wisata Kebutuhan Ruang Aquarium Area bermain Taman Jumlah Ruang 1 Ruang aquarium bawah laut (kapasitas 200 orang). Dimensi Ruang Manusia: (0.6m x 1.5m) x 200 orang. Aquarium: (75m x 2m). Luas Ruang 1320 m² Sirkulasi 25% Area terbuka (kapasitas 300 orang). Area bermain Manusia: (0.6m x 1.5m). Kursi taman: (0.4m x 1.5m) x 45. Area bermain: (50m x 50m). 6324.75 m² Sirkulasi 40%. Total 7644 m² Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 85 2 Pengelola budidaya ikan Budidaya ikan kerapu Menangkap ikan kerapu Area budidaya Kolam budidaya 5 Kolam benih ikan 1 Kolam ikan konsumsi 3 Kolam ikan budidaya Manusia: (0.6m x 1.5m) Kolam benih: (3m x 4m) x 5. Kolam konsumsi: (10m x 15 m). Kolam budidaya: (7m x 9 m) x 3. 1599.6 m² Sirkulasi 25% Tempat istirahat staff pengelola Pengobatan ikan ketika terserang hama Ruang pengelola Kantor Kamar Musholla Toilet Laboratorium pengobatan ikan Toilet 3 Tempat istirahat 1 Kantor pengelola 1 Tempat ibadah 1 toilet Manusia: (0.6m x 1.5m) Kamar tidur: (3m x 3m) x 3. Kantor: (4m x 3m). Musholla: (2.5m x 1.5). Toilet: (1.5m x 1.5m). 1 Ruang penelitian 1 Toilet Manusia: (0.6m x 1.5m) x 15 orang. Laboratorium: (5m x 8 m). Toilet: (1.5m x 1.5m). 186.6 m² Sirkulasi 25% 226 m² Sirkulasi 25% Menyimpan pakan ikan Gudang makanan ikan 1 gudang menyimpan pakan ikan Manusia: (0.6m x 1.5m). Karung pakan: (0.5m x 1m) x 300 karung. 675 m² Sirkulasi 25% Total 2687 m² Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 86 3 Penginapan wisatawan Istirahat (tidur) Kamar tidur Toilet 2 Bedroom 1 Meja rias 1 Kursi rias 1 Sofa santai Meja sofa 1 Almari 1 Meja TV Manusia: (0.6m x 1.5m) x 4 orang. Bedroom: (2m x 2m) x 2. Meja rias: (1.5m x 2 m). Kursi rias: (0.5m x 0.6m). Sofa: (2m x 0.7m). Meja: (1.5m x 0.4m). Almari: (1.5m x 2m). Meja TV: (1m x 0.6m). 82 x 34 = 2788 m² Sirkulasi 25% Melayani pengunjung Menjaga penginapan Recepcionist Pantry Toilet 1 Meja recepsionist 3 Kursi recepsionist 1 almari recepsionist 2 Meja dapur 1 Almari dapur 2 Rak piring 3 Kompor gas Manusia: (0.6m x 1.5m). Meja: (3m x 1m). Kursi: (0.7m x 0.6m) x 3 Almari: 2m x 2m). Meja dapur: (2.5m x 1m) x 2. Almari dapur: ( 3m x 2m). Rak piring: (2m x 1.5m) x 2. Kompor: (1m x 0.5m) x 3. 1 Ruang lift Manusia: (0.6m x 1.5m). Lift: (2m x 2m). Transportasi vertikal Ruang lift 116.64 m² Sirkulasi 25% 19.6 m² Sirkulasi 25% Total 2924 m² Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 87 4 Wisatawan/ pemerintahan Melakukan rapat Mengadakan pertemuan yang sifatnya privat Aula room Pantry Toilet Musholla 100 Kursi 3 Meja besar 1 Pantry 2 Toilet 1 Musholla Manusia: (0.6m x 1.5m) x 100 orang. Kursi: (0.6m x 0.6m) x 100. Meja besar: (0.7m x 3m) x 3. Meja dapur: (2.5m x 1m). Almari dapur: ( 2m x 2m). Rak piring: (2m x 1.5m). Kompor: (1m x 0.5m). Toilet: (1.5m x 1.5m) x 2. Wastafel: (0.9m x 0.5m) x 2. Musholla: (2.5m x 1.5m). 583 m² Sirkulasi 25% Total 5 Wisatawan/ pengelola 583 m² Melaksanakan Sholat Aula sholat Tempat wudhu Toilet 1 Aula shalat 2 Tempat wudhu 6 Toilet Manusia: (0.6m x 1.5m) x 50 orang. Aula shalat: (10m x 10m) T. wudhu: (1.5m x 3m) x 2 Toilet: (1.5m x 1.5m) x 6 167.5 m² Sirkulasi 25% Total 167 m² Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 88 6 Wisatawan/ pengelola Makan-makan dan minum Istirahat dan bersantai Menikmati pemandangan laut Tempat makan Dapur Toilet 100 Kursi makan 25 Meja makan 1 Dapur besar 2 Toilet Manusia: (0.6m x 1.5m) Kursi makan: (0.6m x 0.6m) x 100. Meja makan: (1m x 0.6m) x 25. Meja dapur: (3m x 1m) x 2. Almari dapur: ( 3m x 2m) x 2. Rak piring: (2m x 1.5m) x 2. Kompor: (1m x 0.5m) x 3. Toilet: (1.5m x 1.5m) x 2. Wastafel: (0.9m x 0.5m) x 2. 327.6 m² Sirkulasi 25% Total 7 Pengunjung 327 m² Berwisata sambil memancing Menikmati indahnya ikan kerapu Kolam pemancingan Gazebo Toilet Food court Total 1 kolam pemancingan ikan kerapu 10 Gazebo pemancingan ikan 2 Toilet umum 3 food court Manusia: (0.6m x 1.5m) Kolam konsumsi: (10m x 15 m). Gazebo: (2m x 2m) x 10. Toilet: (1.5m x 1.5m) x 2. Food court: (2m x 2m) x 3 207.4 m² Sirkulasi 25% 207 m² Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 89 8 Wisatawan dan pengelola Memarkir kendaraan Area parkir kendaraan 1 Area parkir Manusia: (0.6m x 1.5m) Mobil: (2.5m x 5m) x 100 Motor: (1m x 2.5m) x 300 6.669.6 m² Sirkulasi 30% Total 9 Karyawan dan pengelola 6669 m² Menjaga tiket masuk untuk pengunjung Memberikan informasi terhadap pengunjung Ruang membeli tiket 5 tempat penjualan tiket Manusia: (0.6m x 1.5m) Meja: (1.5m x 0.7m). Kursi: (0.6m x 0.6m). Almari: (1.5m x 0.6m) 12.84 x 5= 64.2 m² Sirkulasi 25% Ruang informasi 1 ruang informasi Toilet Manusia: (0.6m x 1.5m). Meja: (1.5m x 0.7m). Kursi: (0.6m x 0.6m). Almari: (1.5m x 0.6m). Toilet: (1.5m x1.5m). 60.36 m² Sirkulasi 25% Total 124 m² Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 90 10 Direktur dan karyawan Mengawasi kerja para karyawan Mengontrol perkembangan administrasi Memeriksa laporan dari setiap karyawan Mengadakan rapat/ pertemuan rutin dengan para pengeloa dan karyawan secara rutin Kantor kerja direktur Ruang rapat direktur dan karyawan 3 Ruang kantor pengelola 3 Meja 3 Kursi 3 Almari 2 Toilet Musholla Pantry 1 Ruang rapat 2 Toilet Manusia: (0.6m x 1.5m). Meja: (1.5m x 0.7m) x 3. Kursi: (0.8m x 0.8m) x 3. Almari: (1.5m x 0.6m) x 3. Toilet: (1.5m x1.5m) x 2. Musholla: (2.5m x 1.5m). Meja dapur: (3m x 1m). Almari dapur: ( 3m x 2m). Rak piring: (2m x 1.5m) . Kompor: (1m x 0.5m) . Wastafel: (0.9m x 0.5m) Sirkulasi 25% Manusia: (0.6m x 1.5m). Meja: (1m x 3m) x 5. Kursi: (0.6m x 0.6m) x 50. Toilet: (1.5m x1.5m) x 2. 97.88 m² 153.6 m² Sirkulasi 25% Total 11 Karyawan dan pengelola 251 m² Menjaga sarana yang ada pada lingkungan wisata dan penginapan Menata system utilitas untuk lingkungan wisata dan penginapan Bersih-bersih Ruang servis Ruang servis Toilet Pantry Gudang Manusia: (0.6m x 1.5m). Meja: (0.7m x 1.5m). Kursi: (0.6m x 0.6m) x 5. Toilet: (1.5m x1.5m). Gudang: (4m x 4m). 82 m² Sirkulasi 25% Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 91 Total 12 Wisatawan 82 m² Buang air besar/ kecil Toilet umum Bak air kloset Manusia: (0.6m x 1.5m). Bak air: (0.8m x 0.7m). Kloset: (0.6m x 0.5m) Wastafel: (0.9m x 0.5m) 2.21 x 10 = 22.1 m² Sirkulasi 25% Total 13 Satpam 22 m² menjaga keamanan kawasan dan kendaraan pengunjung/ pengelola Melakukan transaksi jual beli souvenir dan lain-lain. Pos keamanan Meja Kursi Toilet Manusia: (0.6m x 1.5m). Meja: (0.7m x 1.5m). Kursi: (0.6m x 0.6m). Toilet: (1.5m x1.5m). Sirkulasi 25% Total 14 Pengunjung dan karyawan 18.24 m² 18 m² Bussines centre Meja Kursi Stand barang dagangan Toilet Gudang Manusia: (0.6m x 1.5m). Meja: (0.5m x 1.5m) x 20. Kursi: (0.6m x 0.6m) x 20. Rak barang: (1.2m x 0.4) x 20. Toilet: (1.5m x1.5m) x 2. Gudang: (4m x 4m). 209.2 m² Sirkulasi 25% Total Total keseluruhan 209 m² 21.914 m² Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 92 4.1.5 Analisis Persyaratan Ruang Berikut ini penjelasan tentang analisis persyaratan ruang pada perancangan Wisata Berbasisi Budidaya Ikan Kerapu Dikabupaten Tuban. Tabel 4.4: analisis persyaratan ruang No. Nama ruang Pencahayaan Alami 1 2 3 4 Taman wisata Ruang aquarium Budidaya ikan kerapu Penginapan wisatawan Buatan Penghawaan Alami View Buatan Luar Dalam Akses ++++ ++ ++++ + ++++ ++++ Mudah ++++ ++++ ++++ ++++ ++ ++++ Mudah ++++ ++ ++++ + ++++ ++++ Mudah ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ Mudah 5 Aula pertemuan ++++ ++++ ++++ ++++ +++ ++++ Mudah 6 Musholla ++++ ++++ ++++ ++++ + ++++ Mudah 7 Restoran ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ Mudah 8 Tempat mincing ++++ + ++++ + ++++ ++++ Mudah ++++ ++ ++++ + ++++ ++++ Mudah ++++ ++++ ++++ ++ ++++ ++ Mudah ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ Mudah 9 10 11 Parkir kendaraan Tempat jual tiket & informasi Kantor pengelola 12 Ruang servis ++++ ++++ ++++ ++ ++ ++++ Sulit 13 Toilet umum ++++ ++++ ++++ + + + Mudah 14 Pos keamanan ++++ ++++ ++++ ++ ++++ ++ Mudah 15 Bussines centre ++++ ++++ ++++ ++++ ++ ++++ Mudah Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 93 4.1.6 Analisis Hubungan Antar Ruang (Kawasan) Berikut ini penjelasan tentang analisis hubungan antar ruang pada perancangan Wisata Berbasisi Budidaya Ikan Kerapu Dikabupaten Tuban. Alternatif 1 Gambar 4.3: hubungan antar ruang kawasan 1 Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 94 Alternatif 2: Gambar 4.4: hubungan antar ruang kawasan 2 Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 95 Alternatif 3 Gambar 4.5: hubungan antar ruang kawasan 3 Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 96 4.1.7 Analisis Hubungan Antar Ruang a. Taman Bermain Gambar 4.6: diagram hubungan ruang wisata Sumber: analisis 2013 b. Tempat Budidaya Ikan Kerapu Gambar 4.7: diagram hubungan ruang budidaya ikan Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 97 c. Penginapan Wisatawan Gambar 4.8: diagram hubungan ruang penginapan Sumber: analisis 2013 d. Aula Pertemuan Gambar 4.9: diagram hubungan ruang aula pertemuan Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 98 e. Tempat Ibadah (Musholla) Gambar 4.10: diagram hubungan ruang musholla Sumber: analisis 2013 f. Restoran Gambar 4.11: diagram hubungan ruang restoran Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 99 g. Tempat Pemancingan Ikan Gambar 4.12: diagram hubungan ruang kolam pemancingan Sumber: analisis 2013 h. Parkir Kendaraan Gambar 4.13: diagram hubungan ruang parkir kendaraan Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 100 i. Tempat Pembelian Tiket dan Ruang Informasi Gambar 4.14: diagram hubungan ruang penjualan tiket dan informasi Sumber: analisis 2013 j. Ruang Kantor Pengelola Wisata dan Budidaya Ikan Kerapu Gambar 4.15: diagram hubungan kantor pengelola Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 101 k. Ruang Servis Gambar 4.16: diagram hubungan ruang servis Sumber: analisis 2013 l. Toilet Umum Gambar 4.17: diagram hubungan toilet umum Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 102 m. Pos Keamanan Gambar 4.18: diagram hubungan pos satpam Sumber: analisis 2013 n. Bussines Centre Gambar 4.19: diagram hubungan ruang pusat bisnis Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 103 4.2.8 Zoning Kawasan Berikut ini penjelasan tentang analisis zoning kawasan pada perancangan Wisata Berbasisi Budidaya Ikan Kerapu Dikabupaten Tuban. Gambar 4.20: alternatif zoning kawasan 1 Sumber: analisis 2013 Gambar 4.21: alternatif 2 zoning kawasan Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 104 4.2 Analisis Tapak Perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu ini terletak di pesisir laut jawa dan dilintasi oleh jalur pantura yang menghubungkan antara Kabupaten Tuban dengan Kabupaten Lamongan sampai ke arah Surabaya. Lokasi ini terletak di desa Kradenan Kecamatan Palang Kabupaten Tuban. Perancangan ini berdiri di atas tanah kosong dengan luas ± 33.976 m². pemilihan lokasi ini didasari oleh peraturan kota pemerintah kota dan tempat yang strategis, mudah diakses dan menguntungkan. 4.2.1 Kondisi Eksisting Tapak Gambar 4.22: kondisi eksisting Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 105 4.2.2 Ukuran, kontur, bentuk dan batas tapak 4.2.2.1 Ukuran, kontur dan bentuk tapak Tapak berbentuk asimetris dengan ukuran berbeda pada setiap sisi dari tapak. Tapak yang berbatasan langsung dengan laut jawa harus terdapat dinding pemecah gelombang supaya gelombang dari laut tidak mudah masuk ke area perancangan dan dapat membuat muara pada area utara tapak, sehingga dapat menghasilkan kawasan yang lebih menarik. Gambar 4.23: ukuran dan kontur tapak Sumber: analisis 2013 Total luas tapak berkisar ± 33.976 m² yang akan dibangun area perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu di Kabupaten Tuban. Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 106 Menurut kebijaksanaan peraturan pemerintah Kabupaten Tuban, kawasan lokasi perancangan ini merupakan kawasan budidaya biota laut, sehingga sangat sesuai dengan tujuan dari perancangan. 4.2.2.2 Batas-batas tapak Batas tapak perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu di Kabupaten Tuban adalah sebagai berikut: 1) Utara : Laut jawa 2) Timur : Masjid 3) Selatan : Jalan raya dan warung makan 4) Barat : Sungai dan jembatan Gambar 4.24: batas-batas tapak Sumber : Dokumen pribadi 2013 Berdasarkan dari kondisi eksisting tapak, ukuran, bentuk dan batas-batas tapak dapat dilakukan analisis untuk memberikan dampak positif terhadap kawasan perancangan, antara lain: Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 107 A. Analisis pembatas area perancangan dan kawasan Analisis pembatas kawasan perancangan merupakan analisis yang bertujuan untuk menjaga kondisi keamanan dan keindahan perancangan pada kondisi lingkungan sekitar. 1. Menggunakan pagar dinding pasif 2. Mengunakan vegetasi 3. Memanfaatkan kombinasi antara dinding dan vegetasi. 1. Memberikan pagar dinding pasif yang dimanfaatkan sebagai area pembatas antara lingkungan perancangan dan kawasan perancangan. Gambar 4.25 analisis pembatas tapak Sumber: analisis 2013 Gambar 4.26: penerapan bentuk pagar Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 108 Kelebihan: Memberikan kesan kenyamanan dan keamanan untuk area perancangan wisata bahari. Kekurangan: dinding pasif kurang memberikan kesan estetika yang tinggi, bentukan kaku sehingga kurang menarik. 2. Menggunakan pembatas massif dengan vegetasi yang berjajar mengelilingi area perancangan wisata bahari. Gambar 4.27: analisis pembatas tapak Sumber: analisis 2013 Gambar 4.28: penerapan vegetasi pada pembatas tapak Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 109 Kelebihan: pembatas masif yang terdiri dari pepohonan akan memberikan kesan estetika yang lebih menarik dan dapat dijadikan sebagai penyaring sirkulasi udara ke area perancangan. Kekurangan: kesan keamanan dan kenyamanan kurang terjaga untuk area perancangan wisata bahari. 3. Menggunakan kombinasi antara dinding pasif dan pembatas pohon masif. Gambar 4.29: analisis pembatas tapak Sumber: analisis 2013 Gambar 4.30: kombinasi pagar antara didnding dan vegetasi Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 110 Kelebihan: kombinasi keamanan, kenyamanan dan bentuk estetika akan menghasilkan perancangan yang lebih baik. Kekurangan: pemilihan penggunaan bahan material membutuhkan biaya yang cukup besar. 4. Kesimpulan analisis batas tapak Batas tapak pada perancangan ini menggunakan gabungan antara dinding tembok dan vegetasi yang mengelilingi tapak sesuai dengan alternative dari analisis batas tapak. Gambar 4.31: kesimpulan analisis batas tapak Sumber: analisis 2013 B. Analisis tatanan peletakan pola massa bangunan Analisis peletakan pola massa merupakan satu cara yang bertujuan untuk mengetahui dari zoning ruang dari kawasan yang sesuai dengan objek dan tema perancangan serta bertujuan untuk mengetahui jalur sirkulasi dalam kawasan perancangan. Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 111 1. Tatanan pola massa linear Pola tatanan massa linear merupakan cara bentuk massa yang terus menerus menyambung dari satu titik awal sampai satu titik akhir. Gambar 4.31: pola linear pada tatanan massa Sumber: analisis 2013 Kelebihan: Tatanan massa yang menggunakan system linear memberikan kemudahan pada alursirkulasi pengunjung wisata bahari. Dengan pola linear wisatawan akan dapat merasakan hiburan dari titik awal sampai titik hiburan yang terakhir. Kekurangan: Fokus bangunan utama kurang terlihat. 2. Tatanan pola massa terpusat Pola tatanan massa terpusat yaitu pola massa yang memiliki fokus utama bangunan yang ada di kawasan perancangan. Gambar 4.32: pola terpusat pada tatanan massa Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 112 Kelebihan: menampilkan organisasi ekologi bawah laut yang indah dengan eksplorasi aquarium seolah-olah wisatawan yang ada di dalamnya merasakan nyata dengan kondisi laut. Kekurangan: struktur harus benar-benar kuat. 3. Tatanan pola massa grid Pola tatanan massa grid merupakan pola massa yang bentuknya tersusun rapi dan mengikuti garis sesuai dengan tatanan grid pada tapak. Gambar 4.33: pola grid pada tatanan massa Sumber: analisis 2013 Kelebihan: penataan dapat tersusun rapid an memberikan area terbuka hijau lebih luas. Kekurangan: betuk kaku, alur sirkulasi kendaraan dan orang terlalu rumit dan sulit untuk dilalui. Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 113 4. Kesimpulan tatanan pola massa Pada perancangan ini, pola massa mennggunakan pola linear. Menggunakan pola linear sesuai dengan analisis sebelumnya yang mempertimbangkan berbagai macam aspek, antara lain: sirkulasi pengguna, analisis tapak, bentuk tapak. Gambar 3.33: kesimpulan pola massa Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 114 4.2.2.3 Analisis Sinar Matahari Analisis orientasi cahaya matahari merupakan cara analisis yang mempengaruhi perancangan berkaitan dengan pencahayaan alami dan tigkat ukuran kenyamanan pada perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya ikan Kerapu di kabupaten Tuban. Terdapat beberapa ruangan yang membutuhkan pencahayaan alami untuk mendukung ruangan tersebut. Perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya ikan Kerapu di kabupaten Tuban menggunakan tema arsitektur ekologi, dengan demikian pemanfaatan energi alami sangat sesuai dengan prinsip dari tema arsitektur ekologi. Gambar 4.34: orientasi matahari pada tapak Sumber: analisis 2013 Sinar matahari yang menyinari lokasi perancangan terlihat mulai munculnya matahari, sinar matahari yang menguntungkan terhadap perancangan terjadi mulai munculnya matahari sampai dengan pukul 10.00 wib. Dengan demikian sinar matahari yang menguntungkan dapat dimasukkan terhadap perancangan wisata bahari. Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 115 Alternatif 1 Memanfaatkan potensi cahaya matahari sebagai pencahayaan utama pada aquarium yang dapat memberikan kesan natural dan seolah-olah wisatawan yang ada di dalam aquarium seperti berada di bawah laut alam bebas dan menikmati ekologi bawah laut secara nyata. Gambar 4.35: alternatif 1 analisis matahari Sumber: analisis 2013 Kelebihan: sinar matahari yang masuk ke ruangan aquarium sangat menarik, defleksi cahaya yang ditimbulkan berbentuk air yang seolah-olah wisatawan ada di dasar lautan dan merasa menikmati ekologi bawah laut. Kekurangan: terlalu sering terkena sinar matahari dikhawatirkan kondisi struktur aquarium rentan rusak, sehingga dibutuhkan desain yang inovatif Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 116 dengan desain yang dapat membuka dan menutup lapisan aquarium dengan tujuan menjaga kondisi struktur aquarium agar tahan lama. Alternatif 2 Memanfaatkan potensi sinar matahari sebagai sistem penerangan pada malam hari dengan menggunakan solar cell sebagai wadah penampung energy panas. Selain itu terdapat juga bukaan pada area yang nyaman dengan kondisi panas matahari dan memberikan view yang juga menarik dengan arah hadap yang menuju ke area laut. Gambar 4.42: alternatif 2 analisis matahari Sumber: analisis 2013 Kelebihan: sistem hemat energi sangat bagus dengan memanfaatkan potensi sinar matahari dan sistem ekologi laut sebagai penunjang dengn view yang bagus. Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 117 Kekurangan: cuaca yang buruk akan mempengaruhi kondisi bangunan, sebab tidak ada penyaring sirkulasi udara pada bagian depan yang berhadapan dengan laut. Keputusan desain analisis matahari pada perancangan Gambar 4.37: kesimpulan perancangan analisis matahari Sumber: analisis 2013 Memanfatkan potensi alam melalui teknologi solar cell sebagai sumber daya listrik pada bangunan. Pada perancangan aquarium menggunakan fasad dari material yang transparan agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam ruangan. Pada perancangan kawasan memanfaatkan vegetasi sebagai fungsi peneduh sinar matahari terhadap pengguna yang ada di luar ruangan. Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 118 4.2.2.4 Analsis Sirkulasi Udara Analisis sirkulasi udara merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui kondisi angin pada tapak yang dapat memberikan hasil positif dan negative terhadap perancangan wisata bahari dan budidaya ikan kerapu. Alternatif 1 Memanfaatkan potensi angin sebagai aliran penghawaan pada bangunan yang dapat memberikan nilai hemat energi serta nilai-nilai keselarasan dengan alam. Selain itu terdapat juga system penggunaan vegetasi yang bertujuan untuk menetralisir udara yang masuk pada kawasan perancangan wisata bahari. Gambar 4.38: alternatif 1 analisis sirkulasi udara Sumber: analisis 2013 Kelebihan: konsep hemat energi dan keselarasan dengan alam sangat sesuai dengan analisis sirkulasi udara yang ada di atas yang memanfaatkan potensi alam secara maksimal. Kekurangan: kondisi alam yang tidak stabil dapat memberikan dampak negatif terhadap bangunan dengan terjadinya badai laut sewaktu-waktu. Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 119 Alternatif 2 Memanfaatkan potensi angin sebagai mesin penggerak kincir air pada area budidaya ikan kerapu. Dengan demikian dapat mengurangi energi buatan untuk pengembangan budidaya ikan kerapu. Terdapat juga gazebo pada kawasan budidaya yang dimanfaatkan sebagai tempat pemancingan ikan dan tempat beristirahat sekaligus makan-makan. Gambar 4.39: alternatif 2 analisis sirkulasi udara Sumber: analisis 2013 Kelebihan: pengembagan bangunan yang hemat energi dan dapat menciptakan kenyamanan pengguna melalui ekologi lingkungan dan laut di kawasan wisata. Kekurangan: kincir angin membutuhkan angin yang kencang untuk memutarnya, sedangkan gazebo hanya membutuhkan angin yang sepoi-sepoi, sehingga kurang menyatu jika digabungkan menjadi satu kawasan. Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 120 Keputusan desain analisis angin pada perancangan Gambar 4.46: kesimpulan analisis sirkulasi udara Sumber: analisis 2013 Kesimpulan analisis angin terhadap perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya ikan Kerapu di kabupaten Tuban yaitu dengan menggunakan pengolahan fasad, bentuk bangunan, peletakan bangunan dan pemanfaatan vegetasi untuk memaksimalkan potensi sirkulasi udara terhadap lokasi perancangan. Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 121 4.2.2.5 Analisis Aksesbilitas Analisis sirkulasi pengguna merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui kondisi sirkulasi pencapaian bagi pengguna baik yang menggunakan kendaraan bermotor maupun untuk yang berjalan kaki. Alternatif 1 Menggunakan jalur sirkulasi yang saling mengikuti dan sejajar antara jalur kendaraan bermotor dan jalur bagi pejalan kaki. Gambar 4.41: alternatif 1 analisis sirkulasi pencapaian pengguna Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 122 Kelebihan: jalur sirkulasi lebih tertata dengan rapi dan mudah dicapai bagi pengguna. Kekurangan: jalur pedestrian yang berdekatan dengan jalur kendaraan akan memberikan dampak yang membahayakan bagi pengguna pejalan kaki. Alternatif 2 Memanfaatkan elevasi pada pedestrian dengan sirkulasi kendaraan bermotor, sehingga dapat memberikan kesan nyaman dan dapat memberikan view yang menarik pada pengguna. Gambar 4.42: alternatif 2 analisis sirkulasi pencapaian pengguna Sumber: analisis 2013 Kelebihan: pengguna dapat melihat kondisi kawasan dengan view yang menarik ketika berada di pedestrian, sehingga pejalan kaki tidak merasa bosan. Kekurangan: pencapaian akan memakan waktu lebih lama. Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 123 Keputusan desain analisis aksesbilitas pada perancangan Gambar 4.43: kesimpulan analisis aksesbilitas Sumber: analisis 2013 Membedakan antara jalur sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan bermotor akan memberikan keamanan terhadap pengguna. Jalur sirkulasi dikombinasikan dengan berbagai macam jenis vegetasi untuk menetralisir dampak negative kendaraan bermotor terhadap lingkungan. Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 124 4.2.2.6 Analisis View Analisis view merupakan analisis yang membahas tentang titik pandangan pengguna terhadap kawasan, baik pandangan keluar kawasan wisata maupun pandangan terhadap kawasan wisata bahari. Gambar 4.44: analisis view ke dalam dan ke luar Sumber: analisis 2013 Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 125 Kelebihan: view ke dalam bangunan dengan mengolah entrance dan fasad pada bangunan akan memberikan daya tarik kawasan, sehingga akan banyak wisatawan yang menuju kawasan wisata bahari ini. View keluar terarah pada laut, sehingga wisatawan dapat menikmati sunrise dan sunset pada pagi dan sore hari. Kekurangan: view menghadap ke utara laut akan menimbulkan kebisingan ketika kondisi ombak sedang besar. Keputusan desain analisis view pada perancangan Gambar 4.45: kesimpulan analisis view Sumber: analisis 2013 Menggunakan bukaan pada bangunan untuk dapat memvisualisasikan laut terhadap bangunan melalui view dari dalam ke luar. Terdapat pengolahan entrance untuk menarik wisatawan terhadap kawasan wisata bahari disertai dengan pengolahan dari berbaai jenis vegetasi yang apat memperindah view dari kawasan wisata. Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 126 4.2.2.7 Analisis Kebisingan Analisis kebisingan merupakan analisis yang betujuan untuk mengurangi kebisingan dan juga mengurangi rasa ketidaknyamanan pengguna maupun masyarakat sekitar kawasan wisata. Alternatif 1 Menggunakan vegetasi sebagai sarana netralisis dan mengurangi kebisingan kawasan terhadap area wisata bahari. Gambar 4.46: alternatif 1 analisis kebisingan Sumber: analisis 2013 Kelebihan: selain mengurangi kebisingan, menggunakan alternatif dengan vegetasi akan memberikan kesan ekologi yang sangat bagus pada kawasan. Kekurangan: pengolahan bentuk kurang maksimal serta harus memperhatikan pemilihan jenis vegetasi yang sesuai. Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 127 Alternatif 2 Terdapat sumber kebisingan di setiap sisi luar tapak, sehingga membutuhkan pagar pasif yang mengelilingi seluruh tapak dengan tujuan mengurangi kebisingan dan juga dapat meningkatkan nilai keamanan pada tapak. Gambar 4.47: alternatif 2 analisis kebisingan Sumber: analisis 2013 Kelebihan: mengurangi kebisingan lebih optimal dan keamanan juga lebih baik. Kekurangan: tampilan arsitektural kurang menarik, terlalu normatif. Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 128 Keputusan desain analisis kebisingan pada perancangan Gambar 4.48: kesimpulan analisis kebisingan Sumber: analisis 2013 Kesimpulan anlisis kebisingan ini menjelaskan bahwa penerapan analisis untuk mengurangi kebisingan yaitu dengan memanfaatkan vegetasi sebagai area penetralisir kebisingan serta menggunakan dinding pasif yang ada di sekililing tapak unutuk mengurangi kebisingan. Selain itu terdapat pengolahan fasad pada bangunan untuk mengurangi kebisingan yang terjadi di area wisata Wisata Bahari Berbasis Budidaya ikan Kerapu di kabupaten Tuban. Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 129 4.2.2.8 Analisis Vegetasi Analisis vegetasi merupakan analisis yang membahas tentang penggunaan vegetasi terhadap perancangan serta mengambil nilai positif dan negatif dari penggunaan vegetasi. Alternatif 1 Gambar 4.49: alternatif 1 analisis vegetasi Sumber: analisis 2013 Kelebihan: menggunakan pohon mahoni dapat merindangkan kawasan dan memberi kesan tertutup dan aman serta dapat mengurangi kebisingan dan dapat menetralisir sirkulasi udara. Pohon cemara dan tanaman perdu sebagai penambahan sisi keindahan pada kawasan wisata dan menambah nilai-nilai ekologi lingkungan. Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 130 Kekurangan: sirkulasi udara dekat dengan laut akan membuat vegetasi mudah gugur, sehingga mudah megotori kawasan. Alternatif 2 Menggunakan vegetasi yang dapat memberikan keindahan pada kawasan perancangan beserta potensi dan manfaat tanaman tersebut terhadap kawasan baik dari segi estetika dan fungsi tanaman tersebut. Gambar 4.50: alternatif 2 analisis vegetasi Sumber: analisis 2013 Kelebihan: menggunakan pohon kelapa dapat memberikan kesan suasana pantai dan dapat meningkatkan kesan ekologi perancangan terhadap kawasan perancangan. Sedangkan tanaman mangrove dapat mengurangi erosi air laut terhadap daratan. Kekurangan: pada tanaman mangrove kondisi kebersihannya sangat perlu diperhatikan, sebab kotoran sulit keluar jika sudah ada pada kawasan tersebut. Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 131 Keputusan desain analisis vegetasi pada perancangan Gambar 4.51: kesimpulan analisis vegetasi Sumber: analisis 2013 Terdapat dua jenis vegetasi yang ada pada kawasan perancangan, yaitu vegetasi yang bersifat estetika dan vegetasi yang bersifat peneduh. Dari dua jenis vegetasi tersebut menggunakan pohon cemara, bunga mawar dan pohon beringin. Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban |Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069) 132