strategi diversifikasi produk pangan olahan tahu khas kota kediri

advertisement
26
Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 2 Agustus 2015 : 26 - 32
STRATEGI DIVERSIFIKASI PRODUK PANGAN OLAHAN TAHU KHAS
KOTA KEDIRI
Lucius Hermawan
Alumni Fakultas Ekonomi, Jurusan Managemen, Universitas Ma Chung
ABSTRAK
Industri Kecil Menengah (IKM) memiliki peran penting dalam perekonomian di Indonesia. Pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi menyebabkan persaingan IKM semakin ketat, oleh sebab itu mereka melakukan diversifikasi
produk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan strategi diversifikasi produk pangan olahan tahu
khas Kota Kediri pada IKM di Kota Kediri. Data dalam penelitian ini diperoleh dari pemilik perusahaan Tahu & Takwa
“Mikimos” dan pemilik perusahaan Tahu & Takwa “TTL”. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif studi kasus. Dari hasil penelitian, peneliti menemukan fenomena-fenomena yang mempengaruhi
kedua partisipan untuk menerapkan strategi diversifikasi produk dalam usahanya. Kemudian diklasifikasi sehingga
peneliti menemukan tiga identifikasi tema, yaitu alasan penerapan strategi diversifikasi produk, penerapan strategi
diversifikasi produk dan dampak penerapan strategi diversifikasi produk. Selanjutnya dari ketiga identifikasi tema
tersebut, peneliti melakukan pembahasan dan menemukan hasil dari setiap identifikasi tema tersebut.
Kata-kata kunci: industri, produk, diversifikasi produk.
ABSTRACT
Small and Medium Industries (SMI) are important for the economy in Indonesia. Economic growth makes SMI
competition getting tougher, and therefore they do product diversification. The purpose of this study was to determine
the application of the diversification strategy of the typical processed tofu products out of Kediri on SMI in Kediri. The
data in this study was obtained from the owner of the Tahu & Takwa "Mikimos" company and owner of Tahu & Takwa
"TTL" company. The approach used in this study is a case study qualitative approach. From the results of the study,
researchers found phenomena that affect both participants to apply the product in its business diversification strategy.
Then these phenomena are classified so researchers found three identification themes, namely the reason of product
diversification strategy, the implementation of product diversification strategy and the impact of product diversification
strategy. Furthermore, the identification of these three themes, the researchers conducted a study and found the results
of any identification of the theme.
Keywords: industrial, products, product diversification
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Industri Kecil Menengah (IKM) memiliki
peran penting dalam perekonomian di Indonesia.
Pertumbuhan
dan
perkembangan
ekonomi
menyebabkan persaingan Industri Kecil Menengah
semakin ketat. Para produsen juga semakin kreatif dan
inovatif dalam menarik konsumen, kunci keberhasilan
pengusaha IKM dalam menghadapi persaingan adalah
dengan memberikan inovasi produk terbaik sehingga
akan menambah nilai pengusaha IKM di mata
konsumen, seperti pengusaha tahu yang secara
bersamaan menghasilkan berbagai macam produk
pangan olahan tahu yang berkualitas. Pengusaha tahu
dituntut untuk menghasilkan produk yang inovatif dan
kreatif dalam menciptakan produk-produk baru yang
mempunyai kualitas terbaik mengingat kebutuhan
konsumen semakin berkembang dan selera konsumen
yang selalu berubah-ubah. Tuntutan untuk selalu
menghasilkan produk baru dilakukan melalui
diversifikasi produk.
Diversifikasi produk merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan volume penjualan yang dapat
dilakukan oleh perusahaan terutama jika perusahaan
tersebut telah berada dalam tahap kedewasaan.
Menurut Kotler & Armstrong (2008), diversifikasi
merupakan strategi pertumbuhan perusahaan dengan
cara memulai bisnis baru atau membeli perusahaan lain
di luar produk dan pasar perusahaan sekarang. Dengan
diversifikasi produk, suatu perusahaan tidak akan
bergantung pada satu jenis produknya saja, tetapi
perusahaan juga dapat mengandalkan jenis produk
lainnya (produk diversifikasi), karena jika salah satu
jenis produknya tengah mengalami penurunan, maka
akan dapat teratasi dengan produk jenis lainnya.
Diversifikasi produk juga diterapkan pada
produk tahu khas Kediri, Jawa Timur. Produk tahu
yang terkenal di Kediri adalah Tahu Kuning, atau
sering juga disebut Tahu Takwa. Makanan yang unik
berwarna kuning ini sangat digemari masyarakat Kediri
dan sekitarnya. Rasa yang khas, kenyal dan bentuk
yang unik berbeda dengan tahu-tahu yang ada pada
umumnya saat ini.
Salah satu diversifikasi produk dari produk
Tahu Kuning adalah Stik Tahu. Alasan pengusaha tahu
di Kota Kediri melakukan diversifikasi produk tahu
berupa Stik Tahu karena Tahu Kuning tak mudah
dibawa sebagai oleh-oleh dan kurang tahan lama, maka
dilakukanlah diversifikasi dari tahu tersebut. Produk
Stik Tahu tersebut merupakan produk diversifikasi
Lucius Hermawan: Strategi diversifikasi produk pangan olahan tahu.....
yang paling dikenal dan banyak diminati oleh
konsumen sebagai oleh-oleh khas Kediri.
Produk
Kesuksesan suatu perusahaan bergantung pada
penilaian konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
Jika konsumen memberikan penilaian positif terhadap
produk tersebut, maka secara otomatis produk yang
ditawarkan akan sukses di pasar, begitupun sebaliknya.
Produsen harus memahami kebutuhan yang diinginkan
dan dibutuhkan oleh konsumen. Konsumen sering kali
lebih menyukai produk yang berkualitas dan prestasi
paling baik. Oleh karena itu, konsep produk
memusatkan perhatian pada usaha untuk menghasilkan
produk yang unggul dan senatiasa melakukan
perbaikan secara berkesinambungan.
Kegiatan pemasaran mempunyai hubungan
yang erat dengan produk dan kesediaannya menerima
produk tersebut untuk konsumen. Menurut Kotler &
Armstrong (2008), produk adalah hal apapun yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang
dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Kastaman
(2007), menyatakan bahwa produk adalah suatu sifat
kompleks, baik dapat diraba maupun tidak diraba,
termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan,
pelayanan pengusaha dan pengecer, yang diterima
pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan.
Seseorang membeli produk bukan hanya
sekedar ingin membeli produk tersebut, melainkan
karena manfaat yang diberikan oleh barang dan jasa
tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan,
keinginan dan selera konsumen. Konsep produk tidak
hanya terbatas pada benda fisik. Segala sesuatu yang
memberi jasa, yakni memenuhi kebutuhan bisa disebut
sebuah produk. Produk mencakup pula orang, tempat,
organisasi, kegiatan, gagasan, disamping barang dan
jasa.
Diversifikasi Produk
Bagi masyarakat umum kata diversifikasi
produk cenderung ditafsirkan sebagai barang yang
belum pernah diciptakan atau diproduksi oleh
perusahaan sebelumnya, dan kemudian dirancang
dengan berbagai modifikasi sebagai hasil dari
kemajuan teknologi. Sedangkan di dalam ilmu
pemasaran sendiri pengertian diversifikasi dapat
diartikan lebih luas, jadi bukan semata-mata produk
baru saja melainkan yang menyangkut aspek
rancangan, dan inovasi dari produk tersebut juga
dianggap baru.
Menurut Fitriani, Sarono, & Widodo (2011),
pengertian diversifikasi adalah sebagai upaya mencari
dan mengembangkan produk atau pasar baru, atau
keduanya, dalam rangka mengejar pertumbuhan,
peningkatan penjualan, profitabilitas, dan fleksibilitas.
Sedangkan menurut Marsigit (2010), diversifikasi
produk dilakukan oleh suatu perusahaan sebagai akibat
dilaksanakannya pengembangan produk, sementara
produk lama secara ekonomis masih dapat
27
dipertahankan. Dalam diversifikasi produk, perusahaan
berusaha untuk menaikkan penjualan dengan cara
mengembangkan produk baru sehingga terdapat
bermacam-macam produk yang diproduksi perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa diversifikasi produk
merupakan suatu kebijakan dalam strategi perusahaan
untuk memenuhi selera dan kebutuhan konsumen
melalui penganekaragaman produk dalam rangka
mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan,
profitabilitas
dan
fleksibilitas
dengan
jalan
menciptakan produk atau jasa baru tanpa bergantung
pada satu jenis produknya saja. Produk yang
beranekaragam akan membuat konsumen percaya
bahwa berbagai kebutuhannya dapat terpenuhi oleh
pengusaha itu. Semakin beragam produk yang
ditawarkan kepada konsumen, semakin besar
ketertarikan konsumen untuk membeli produk yang
ditawarkan.
Industri
Istilah industri sering diidentikkan dengan
semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah
barang mentah atau bahan baku menjadi barang
setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut,
istilah industri sering disebut sebagai kegiatan
manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian
industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua
kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya
produktif dan komersial.
Kota Kediri dengan kedudukannya sebagai
kawasan perkotaan yang sedang berkembang, terdapat
banyak unit-unit usaha industri dengan skala usaha
yang bervariasi, meliputi industri besar, menengah dan
kecil. Industri-industri besar yang ada di Kota Kediri
bergerak di bidang industri gula dan rokok. Sedangkan
untuk Industri Kecil dan Menengah (IKM) sebagian
besar bergerak dalam produksi makanan serta
pengolahan hasil pertanian.
Berdasarkan klasifikasi subsektor industri
nonmigas yang ditetapkan oleh Kementerian
Perindustrian RI, kondisi aktual sektor perindustrian di
Kota Kediri menurut jumlah unit usaha, tenaga kerja
dan nilai produksinya disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 1: Subsektor Perindustrian Kota Kediri
Sumber: Disperindagtamben Kota Kediri (2011)
Dalam perkembangan selanjutnya, IKM
memainkan peran yang semakin konkret terhadap
28
pembangunan daerah dan pertumbuhan ekonomi Kota
Kediri. Terbukti bahwa jumlah unit usaha dan daya
serap tenaga kerja menunjukkan trend positif dari
tahun ke tahun. Pertumbuhan IKM di Kota Kediri
dalam enam tahun terakhir dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 2: Pertumbuhan IKM Kota Kediri
Sumber: www.kedirikota.go.id
Berdasarkan data-data pertumbuhan IKM
Kota Kediridi atas, Sektor IKM di Kota Kediri
menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan baik
dari segi nilai produksi, nilai investasi maupun
penyerapan tenaga kerja. Selama ini Kota Kediri telah
begitu terkenal akan produk jajanan khas yaitu tahu
takwa. Padahal, Kota Kediri memiliki banyak
komoditas unggulan selain tahu dengan kualitas yang
baik dan karakteristik produk yang unik sehingga
diyakini mampu bersaing dengan produk serupa yang
dihasilkan oleh daerah lain. Berikut adalah beberapa
produk unggulan yang telah dihasilkan oleh IKM di
Kota Kediri.
Tabel 3: Produk unggulan yang telah dihasilkan
oleh IKM di Kota Kediri
Sumber: www.kedirikota.go.id
Dari data Tabel 4 di atas, produk unggulan
Kota Kediri sebenarnya tidak hanya tahu takwa dan
stik tahu saja, melainnya masih banyak produk-produk
unggulan khas Kediri yang lain seperti emping melinjo,
getuk pisang, batik tulis dan tenun ikat ATBM yang
tersebar di berbagai daerah di Kota Kediri.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui penerapan Strategi Diversifikasi produk
pangan olahan tahu khas Kediri pada Industri Kecil
Menengah di Kota Kediri.
METODE PENELITIAN
Ditinjau dari jenis datanya, pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Creswell (2009) menyebutkan bahwa
pendekatan kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan
dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat
dibalik fakta. Kualitas, nilai atau makna hanya dapat
Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 2 Agustus 2015 : 26 - 32
diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik, bahasa
atau kata-kata. Bogdan & Taylor (Moleong, 2007)
mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan
pada latar dari individu tersebut secara holistik (utuh).
Penelitian kualitatif ini secara spesifik lebih
diarahkan pada penggunaan metode studi kasus.
Sebagaimana pendapat serta diikuti oleh Hancock &
Algozzine (2006) yang menyatakan bahwa penelitian
studi kasus adalah penelitian yang dilakukan terhadap
suatu “obyek”, yang disebut sebagai “kasus”, yang
dilakukan secara seutuhnya, menyeluruh dan
mendalam dengan menggunakan berbagai macam
sumber data.
Lokasi pengambilan data pada penelitian ini
bertempat di rumah pemilik IKM produk pangan
olahan tahu di Kota Kediri, dimana rumah itu juga
digunakan untuk memproduksi sekaligus menjual
olahan tahu tersebut yang terletak di Jalan Yos Sudarso
dan Jalan Patimura. Lokasi tersebut dipilih karena
terletak di pusat Kota Kediri dan berdekatan dengan
Alun-alun Kota Kediri, sehingga banyak orang-orang
dari luar kota maupun dari dalam kota membeli produk
olahan tahu tersebut untuk dijadikan oleh-oleh dari
Kediri.
Pemilihan subyek penelitian atau informan
pada penelitian ini menggunakan teknik purpose
sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan pada
pilihan peneliti tentang aspek apa dan siapa yang
dijadikan fokus pada saat situasi tertentu dan saat ini
terus-menerus sepanjang penelitian, sampling bersifat
purposive yaitu tergantung pada tujuan fokus suatu saat
(Nasution, 2006). Pada penelitian ini dipilih dua IKM
produk olahan tahu sebagai informan, yaitu Tahu &
Takwa “TTL” dan Tahu & Takwa “Mikimos”.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data dengan cara observasi dan
wawancara. Sedangkan untuk pengujian kredibilitas
data penelitian dilakukan dengan 2 cara, yaitu
triangulasi dan Member check. Analisis data dalam
penelitian kualitatif merupakan proses pelacakan dan
pengaturan secara sistematis transkrip wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang
dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman
terhadap
bahan-bahan
tersebut
agar
dapat
diinterpretasikan temuannya kepada orang lain
(Sugiyono, 2013). Pada tahapan analisis data dilakukan
proses penyederhanaan data-data yang terkumpul ke
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipahami.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peneliti memperoleh data penelitian dari
wawancara yang dilakukan bersama dengan para
pemilik perusahaan Tahu & Takwa “Mikimos” dan
pemilik perusahaan Tahu & Takwa “TTL”. Langkah
selanjutnya yang dilakukan adalah mereduksi data
untuk dapat menentukan tema-tema. Dari hasil reduksi
Lucius Hermawan: Strategi diversifikasi produk pangan olahan tahu.....
data peneliti menemukan fenomena-fenomena yang
mempengaruhi perusahaan Tahu & Takwa “Mikimos”
dan pemilik perusahaan Tahu & Takwa “TTL” untuk
menerapkan strategi diversifikasi produk dalam
usahanya. Dari hasil rumusan fenomena-fenomena
yang disajikan dalam, peneliti menemukan klasifikasi
fenomena-fenomena yang mengarah pada identifikasi
tema-tema yang berkaitan dengan penerapan strategi
diversifikasi produk.
Dalam penelitian ini, peneliti menghubungkan
antara tema yang teridentifikasi dalam hasil temuan
yang diperoleh dari hasil reduksi data dengan data yang
diperoleh peneliti dari wawancara dan telah
dikonfirmasi oleh masing-masing pemilik usaha mikro
partisipan. Data yang ada juga disertai dengan
penjelasan yang terperinci dan rasional sehingga dapat
membuktikan kredibilitas data melalui uraian rinci
(thick description).
1. Hasil Studi Kasus Tentang Alasan Penerapan
Strategi Diversifikasi Produk oleh MasingMasing Partisipan
Kedua partisipan membuat produk olahan
tahu yang baru pada awalnya untuk mengatasi kerugian
karena produk tahu yang tidak habis terjual terpaksa
dijual dengan harga yang sangat murah atau bahkan
dibuang, oleh sebab itu kedua pastisipan membuat
produk olahan tahu yang baru dari produk tahu yang
tidak habis terjual. Hal tersebut dilakukan juga untuk
menjaga kualitas produk agar produk yang dipasarkan
ke konsumen selalu baru dan fresh. Alasan lain kedua
partisipan melakukan strategi diversifikasi produk
adalah untuk memenuhi keinginan konsumen akan
produk yang baru dan selera pasar yang bervariasi.
Selain itu, kedua partisipan juga telah pada tahap
kedewasaan (maturity) sehingga kedua partisipan
melakukan diversifikasi produk untuk mengantisipasi
kejenuhan konsumen. Pendapat ini diperkuat oleh
Mayang, Rahmad, & Susinggih (2013) yang
menjelaskan bahwa diversifikasi produk merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan volume penjualan
yang dapat dilakukan oleh perusahaan terutama jika
perusahaan tersebut telah berada dalam tahap
kedewasaan.
Jadi, alasan pemilik perusahaan Tahu &
Takwa “Mikimos” dan pemilik perusahaan Tahu &
Takwa “TTL” menerapan strategi diversifikasi produk
adalah
untuk
mengatasi
kerugian,
ingin
memperpanjang product life cycle, untuk menjaga
kualitas produk, untuk mengikuti perkembangan selera
pasar dan untuk memenuhi semua permintaan
konsumen yang bervariasi.
2. Hasil Studi Kasus Tentang Penerapan Strategi
Diversifikasi Produk oleh Masing-Masing
Partisipan
Kedua partisipan melakukan penelitian
terlebih dahulu sebelum memproduksi produk baru.
Hal ini dilakukan agar produk yang diproduksi dapat
diminati oleh konsumen dan perusahaan dapat
29
memperoleh keuntungan yang sesuai dengan harapan.
Dalam penelitiannya, kedua partisipan melibatkan
konsumen untuk mengetahui selera yang berbeda-beda
dari masing-masing konsumen. Selain itu dalam
penelitiannya, kedua partisipan melakukan eksperimen
berupa pengujian terhadap daya tahan produk olahan
tahu yang baru untuk mengetahui batas kadaluarsa dari
produk tersebut. Hal ini sama seperti yang
diungkapkan oleh Khamidi, Fauzi, & Suyadi (2011)
bahwa pelaksanaan strategi diversifkasi produk
membutuhkan adanya penelitian yang mendalam
mengenai tiap produk yang akan diproduksi, sehingga
diperoleh keyakinan akan dapat diperolehnya tingkat
keuntungan yang diharapkan.
Jadi, penerapan strategi diversifikasi produk
yang dilakukan oleh pemilik perusahaan Tahu &
Takwa “Mikimos” dan pemilik perusahaan Tahu &
Takwa “TTL” yaitu dengan cara melakukan penelitian
sebelum membuat produk yang baru, melibatkan
konsumen ketika melakukan penelitian, mempelajari
selera konsumen yang berubah dari waktu ke waktu
dan melakukan eksperimen terlebih dahulu.
3. Hasil Studi Kasus Tentang Dampak Penerapan
Strategi Diversifikasi Produk oleh MasingMasing Partisipan
Dalam menerapkan strategi diversifikasi
produk, kedua partisipan mendapatkan beberapa
keuntungan dan juga beberapa kendala. Keuntungan
yang diperoleh oleh kedua partisipan yaitu volume
penjualan produk meningkat setelah memproduksi
produk olahan tahu dan tingkat penjualan produk tahu
yang baru tidak mempengaruhi tingkat penjualan
produk tahu yang lama. Kedua partisipan juga dapat
menjaga mutu produk dan produk dapat bertahan lebih
lama karena dalam menerapkan strategi diversifikasi
produk dilakukan penelitian dan eksperimen terlebih
dahulu sehingga memperoleh produk yang sesuai
dengan harapan perusahaan. Sedangkan kendala yang
dihadapi oleh kedua partisipan adalah masih terkendala
dengan harga dan ketersediaan alat produksi serta
ketersediaan
lahan
produksi
karena
untuk
memproduksi produk olahan tahu yang baru
memerlukan alat produksi yang baru dan tempat atau
lahan yang lebih luas. Dalam menerapkan strategi
diversifikasi produk terkadang perusahaan dapat
meneruskan produk yang telah ada, tetapi di lain pihak
dapat pula menghentikan produksi produk tertentu,
agar keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan.
Perusahaan
perlu
memperhatikan
dan
memperhitungkan dengan seksama segala hal yang
dilakukannya, begitu juga dalam usaha diversifikasi
produk perusahaan perlu memperhatikan beberapa hal
yang perlu diperhatikan supaya diversifikasi produk
tidak menimbulkan resiko yang membahayakan bagi
kelangsungan
hidup
perusahaan
dan
masih
mendapatkan keuntungan yang wajar (Khamidi, Fauzi,
& Suyadi, 2011).
30
Jadi, dampak positif dari penerapan strategi
diversifikasi produk pada perusahaan Tahu & Takwa
“Mikimos” dan perusahaan Tahu & Takwa “TTL”
adalah dapat meningkatkan jumlah penjualan, dapat
menjaga mutu produk dan produk dapat tahan lebih
lama, sedangkan dampak negatifnya adalah masih
terkendala dengan harga dan ketersediaan alat produksi
serta ketersediaan lahan produksi. Di lain sisi, produk
tahu yang baru tidak mempengaruhi tingkat penjualan
produk tahu yang lama.
SIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
pada perusahaan Tahu & Takwa “Mikimos” dan
perusahaan Tahu & Takwa “TTL”, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
1. Alasan awal kedua partisipan menerapkan strategi
diversifikasi produk pada perusahaan mereka
karena kerugian yang didapat akibat tahu yang
tidak habis terjual harus dibuang atau dijual dengan
harga yang sangat murah, oleh karena itu kedua
partisipan memiliki ide untuk membuat stik tahu
dari tahu yang tidak habis tersebut untuk menutupi
kerugian yang diterima. Alasan lain kedua
partisipan memproduksi stik tahu karena mayoritas
pelanggan menjadikan stik tahu sebagai oleh-oleh
khas Kota Kediri. Kedua partisipan juga ingin
mengembangkan strategi diversifikasi produknya
dengan melakukan inovasi produk baru.
2. Pada awalnya, kedua partisipan belajar membuat
tahu dari orang tua mereka dan melanjutkan usaha
orang tua mereka. Kemudian kedua partisipan
menerapkan strategi diversifikasi produk dengan
memproduksi produk olahahn tahu berupa stik tahu.
Ide tersebut muncul karena kedua perusahaan
partisipan yang mengalami kerugian karena produk
tahu yang tidak habis terjual terpaksa dibuang atau
dijual dengan harga yang murah. Sebelum
memproduksi produk olahan tahunya, kedua
partisipan melakukan penelitian terlebih dahulu.
Tahapan pertama yang dilakukan yaitu meneliti
selera konsumen dan keinginan konsumen akan
sesuatu yang baru. Dalam penelitian ini, kedua
partisipan berinteraksi langsung dengan konsumen.
Tahapan yang terakhir yaitu daya tahan produk,
yang dimaksud daya tahan di sini adalah lama
tidaknya produk tahu ini bertahan sebelum
kadaluarsa dan tidak layak konsumsi. Untuk
mengetahui hal tersebut dibutuhkan sebuah
eksperimen dengan cara mengatur komposisi dari
bahan bakunya, apabila telah sesuai dengan
keinginan maka produk tahu tersebut barulah dapat
dipasarkan. Pada saat ini produk olahan tahu yang
diproduksi dari penerapan strategi diversifikasi
produk oleh kedua partisipan masih berupa stik
tahu, namun kedua partisipan telah memikirkan
untuk melakukan diversifikasi produk olahan tahu
yang baru.
Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 2 Agustus 2015 : 26 - 32
3. Dampak dari penerapan strategi diversifikasi
produk yang dilakukan oleh kedua partisipan ada
dua macam, yaitu dampak positif dan dampak
negatif. Dampak positif atau keuntungan yang
didapatkan oleh kedua partisipan dengan
menerapkan strategi diversifikasi produk adalah
dapat meningkatkan jumlah penjualan, dapat
menjaga mutu produk dan produk dapat tahan lebih
lama. Sedangkan dampak negatif yang diterima
adalah masih terkendala dengan harga dan
ketersediaan alat produksi serta ketersediaan lahan
produksi. Di sisi lain, produk yang baru tidak
mempengaruhi tingkat penjualan produk tahu yang
lama.
SARAN
Dengan melihat peluang yang dapat timbul
dari penerapan strategi diversifikasi produk dalam IKM
khususnya IKM di bidang makanan, dapat disimpulkan
bahwa peranan pemerintah dalam membina IKM
sangatlah penting. Sejauh ini pemerintah telah berperan
dalam IKM produk tahu dengan cara melakukan
pelatihan dan penyuluhan. Oleh karena itu, IKM
produk tahu di Kota Kediri sangat berkembang pesat.
Namun sebaiknya, peran pemerintah tidak hanya
tertuju pada IKM produk tahu saja, melainkan kepada
semua IKM di Kota Kediri khususnya IKM di bidang
makanan.
Pelatihan atau penyuluhan dari pemerintah
untuk para pemilik IKM tersebut dapat berupa
sosialisasi seperti pengenalan mengenai strategi
diversifikasi produk, bagaimana strategi dalam
penerapannya, alasan penerapannya, dampak yang
ditimbulkan,
serta
faktor-faktor
yang
perlu
diperhatikan. Proses pelatihan ini sangat penting untuk
para pemilik IKM sehingga mereka tidak hanya
mengerti strategi diversifikasi produk secara teoritis
saja, melainkan juga pada aspek teknisnya.
IKM di bidang makanan disarankan untuk
dapat mencoba menerapkan berbagai bentuk strategi
diversifikasi produk yang mungkin dapat dilakukan
dalam masing-masing IKM. Bentuk penerapan strategi
diversifikasi produk lain yang mungkin dapat
diterapkan dapat berupa diversifikasi horizontal yaitu
dengan cara menambah produk-produk baru yang tidak
berkaitan dengan produk yang telah ada dan tetap
dijual kepada pelanggan yang sama.
Bentuk strategi diversifikasi produk lain yang
dapat dilakukan oleh IKM bidang makanan dapat
berupa diversifikasi konglomerat. Bentuk diversifikasi
produk ini dilakukan dengan cara membuat produkproduk yang baru, tidak memiliki hubungan dalam hal
pemasaran maupun produksi dengan produk yang
sudah ada dan dijual kepada pelanggan yang berbeda.
Dengan melakukan bentuk-bentuk diversifikasi produk
tersebut, IKM yang bergerak di bidang makanan dapat
meningkatkan penjualannya karena produk yang ada
benar-benar relevan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Lucius Hermawan: Strategi diversifikasi produk pangan olahan tahu.....
Penerapan strategi diversifikasi produk dalam
penelitian ini hanya berfokus pada sisi IKM atau
produsen saja. Baik dari segi penerapan strategi, alasan
penerapan strategi, maupun dampak penerapan strategi
yang diperhatikan hanya dilihat dari sudut pandang
IKM saja. Peneliti selanjutnya dapat meneliti dengan
metode penelitian yang berbeda, misalnya dengan
metode penelitian kuantitatif agar dapat memberikan
hasil yang lebih bervariasi. Peneliti selanjutnya juga
dapat meneliti bentuk diversifikasi produk yang
berbeda agar dapat diketahui bagaimana penerapan
strategi diversifikasi produk yang dilakukan dengan
jenis yang lainnya yang belum dimunculkan dalam
penelitian ini seperti diversifikasi horizontal dan
diversifikasi konglomerat. Selain itu, peneliti
selanjutnya juga dapat meneliti penerapan strategi
diversifikasi produk pada skala atau jenis usaha yang
berbeda sehingga dapat memperoleh hasil yang
berbeda juga.
10.
11.
12.
13.
14.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alimul, A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan
& Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika.
2. Bungin, B. H. M. (2007). Penelitian Kualitatif :
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu social. Jakarta: Kencana Prenama Media
Group.
3. Creswell, J. W. (2009). Research Design:
Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches. 3rd Edition. Los Angeles: Sage
Publications, Inc.
4. Fitriani., Sarono., & Widodo. Y. R. (2011).
Tingkat Adopsi terhadap Diversifikasi Pangan
Berbasis Jagung pada Organisasi Kelompok
Masyarakat di Propinsi Lampung. Jurnal
Agribisnis Politeknik Negeri Lampung Volume
24, No. 1.
5. Hancock, D. R & Algozzine, R. (2006). Doing
case study research: A practical guide for
beginning researchers. New York: Teachers
College Press.
6. Hartati, M. E. (2002). Upaya Meningkatkan
Kualitas Gula Merah Sesuai SNI Dalam Rangka
Peningkatan Kualitas Gula Merah Sebagai Bahan
Baku Industri Makanan dan Minuman di Jawa
Timur. Disperindag Provinsi Jawa Timur.
7. Harto, P. (2005). Kebijakan Diversifikasi
Perusahaan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja:
Studi Empiris pada Perusahaan Publik di
Indonesia. Jurnal Universitas Diponegoro, Solo.
8. Kastaman, R. (2007). Analisis Prospektif
Pengembangan Produk Olahan Manggis (Garcinia
mangostana) Dalam Upaya Meningkatkan
Pendapatan Petani. Jurnal Jurusan Teknik dan
Manajemen Industri Pertanian, Bandung.
9. Khamidi, S., Fauzi, A., & Suyadi, I. (2010).
Pengaruh
Diversifikasi
Produk
terhadap
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
31
Penjualan (Studi Kasus pada Perusahaan
Konveksi “Faiza Bordir” Bangil–Pasuruan).
Jurnal Universitas Brawijaya Malang, Malang.
Kotler, P & Armstrong, G. (2008). Prinsipprinsip Pemasaran, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Machyudi, Y. (2009). Pengaruh Biaya
Pengembangan Produk
Terhadap Volume
Penjualan Pada CV. Panamas Ligar Perkasa
Rajapolah Tasikmalaya. Jurnal Akuntansi FE
Unsil, Vol. 4, No. 1, 2009
Marsigit, W. (2010). Pengembangan Diversifikasi
Produk Pangan Olahan Lokal Bengkulu untuk
Menunjang Ketahanan Pangan Berkelanjutan.
Jurnal Agritech, Vol. 30, No. 4, November 2010
Mayang, N. S., Rahmad, A., & Susinggih, W.
(2013). Kajian Analisa Kelayakan Pengembangan
Usaha dengan Diversifikasi Produk Olahan Tebu
di CV. Kurnia Agung. Jurnal Universitas
Brawijaya Malang, Malang.
Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Mulyana, D. (2004). Metode Penelitian Kualitatif
dan Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nasution, S. (2006). Mengajar dengan Sukses.
Jakarta : Bumi Aksara.
Pupuani, N. W & Sulistyawati, E. (2013).
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan
Konsumen Dan Perilaku Pembelian Ulang (Studi
Kasus pada Produk Pasta Gigi Merek Pepsodent
di Kota Denpasar). Jurnal Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana, Bali.
Purba, J. H. V. (2005). Strategi Diversifikasi
Produk Terhadap Tingkat Omzet Penjualan (Studi
Kasus pada PT. Surya Pelita Pratama). Jurnal
Ilmiah Ranggagading Volume 5 No. 1, April
2005.
Shofianah, E., Fauzi, A., & Sunarti. (2014).
Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan
Pembelian (Survei pada Mahasiswa Program
Studi Administrasi Bisnis Angkatan 2010/2011
dan 2011/2012 Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya yang Membeli produk
Plastik Tupperware). Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB) Vol. 9 No. 1 April 2014.
Suemi. (2012). Upaya Perencanaan Kawasan
Industri Terpadu Di Kabupaten Brebes Sebagai
Implikasi Pelaksanaan Otonomi Daerah. Jurnal
Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan
(JIMAT).
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. (2005). Landasan Psikologi
Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sutanto, A. (2004). Studi Kelayakan Proyek
Industri. Jakarta: Amedia.
32
24. Sutrasmawati, E. (2008). Pengaruh Kompetisi
Produk Dalam Meningkatkan Kinerja Pemasaran
Melalui Competitive Advantage. Jurnal Bisnis
dan Ekonomi (JBE), September 2008, Hal. 91 - 97
Vol. 15, No.2.
25. Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran, Edisi
III, CV. Yogyakarta: Andi Offset.
26. Triwijayati, A. (2012). Kompetensi Anak Dalam
Mengambil Keputusan Konsumsi serta Regulasi
dan Pemberdayaan Konsumen Anak dalam
Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 2 Agustus 2015 : 26 - 32
Mengkonsumsi Makanan Jajanan. Jurnal Aplikasi
Manajemen Vol 10, No 2 (2012).
27. Ulfatin, N. (2013). Metode Penelitian Kualitatif
di Bidang Pendidikan: Teori dan Aplikasinya.
Malang: Bayumedia Publishing.
28. http://www.kedirikota.go.id/read/Investasi/110/1/
25/Industri.htm.
29. http://www.kedirikota.go.id/read/Dinas/181/1/35/
Disperindagtamben.html
Download