BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran Orang Tua Peranan berasal dari kata peran, berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama. Peranan menurut Levinson (dalam Arisandi, 2011) peran adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatanî. Menurut Biddle dan Thomas (dalam Arisandi, 2011) bahwa peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi anjuran, memberi penilaian, memberi sangsi dan lain-lain. Menurut Soekanto (dalam Klara, 2011) bahwa peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran. Ditambahkan oleh Linton (dalam Klara, 2011) bahwa peran adalah the dynamic aspect of status. Dengan kata lain, seseorang menjalankan perannya sesuai hak dan kewajibannya. Pengertian peran menurut Merton (dalam Klara, 2011) adalah pelengkap hubungan peran yang dimiliki seseorang karena meduduki status sosial tertentu. Sedangkan menurut King (dalam Klara, 2011) bahwa peran merupakan seperangkat perilaku yang diharapkan dari orang yang memiliki posisi dalam sistem sosial. 6 Palan (dalam Klara, 2011) memberikan definsi tentang peran yakni merujuk pada hal yang harus dijalankan seseorang di dalam sebuah tim. Namun menurut Alo Liliweri (dalam Klara, 2011) peran adalah sebuah harapan budaya terhadap suatu posisi atau kedudukan, dimana pola perilaku yang ditetapkan saat anggota keluarga berinteraksi dengan anggota lainnya. Menurut Donna (dalam Klara, 2011) bahwa peran adalah kreasi budaya, oleh karena itu budaya menentukan pola perilaku seseorang dalam berbagai posisi sosial Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa peran adalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang sesuai dengan status yang disandangnya. 2.2 Peran Orang Tua Dalam Pemenuhan Gizi Anak Pada umumnya pemenuhan gizi makro masih mendominasi persoalan gizi anak namun saat ini persoalan lebih bergeser ke upaya pemenuhan kebutuhan gizi makro. Menurut Suleman (2011) bahwa peran orang tua dalam pemenuhan gizi saat ini adalah menyediakan makanan yang memenuhi kualitas gizi seimbang, terjangkau dan beragam. Selain itu dijelaskan pula oleh Suleman (2011) bahwa pemenuhan gizi merupakan tanggung jawab bersama baik masyarakat dan pemerintah agar mampu meningkatkan kepedulian masyarakat untuk mempertahankan isu gizi serta asupan nutrisi yang paling tepat. Upaya pemerintah yang saat ini digalakkan untuk pemenuhan gizi pada anak yakni melalui program makanan tambahan di sekolah-sekolah. Namun program ini perlu didukung oleh orang tua dalam hal peningkatan pengetahuan dan kesadaran orang tua dan guru tentang pemenuhan kebutuhan gizi anak dari konsumsi pangan hariannya (Sindo, 2011). Pemenuhan energi dan zat gizi dengan benar dan tepat ternyata merupakan modal utama bagi tercapainya derajat kesehatan yang baik. Apakah itu pada masa bayi, balita, anak remaja ingga usia lanjut. Banyak bukti telah ditemukan bahwa dalam menjalani kehidupan, pemenuhan gizi yang benar disertai pola hidup yang sehat dapat memperbaiki kualitas kehidupan seseorang. Sebaliknya, bila seseorang mempunyai status gizi yang tidak baik, maka kualitas hidup orang tersebut akan terpengaruh. Misalnya seseorang yang mempunyai status gizi kurang yang dapat dilihat dari berat badan yang kurus, maka orang tersebut akan mudah sakit dan mempunyai daya tahan tubuh yang rendah, serta produktifitas yang rendah pula. Demikian juga seseorang yang kelebihan berat badan dan ditambah usia yang makin bertambah, orang tersebut akan meningkat factor resikonya terhadap penyakit degeneratif dan sindroma metabolic misalnya penyakit kencing manis (diabetes), penyakit jantung, kanker, batu ginjal, gangguan tulang dan sendi, serta penyakit, atau gangguan yang lainnya. 2.3 Hakekat Gizi a. Pengertian Gizi Istilah “gizi” dan “ilmu gizi” di Indonesia baru dikenal sekitar tahun 1952-1955 sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Kata gizi berasal dari bahasa Arab “ghidza” yang berarti makanan. Menurut dialek Mesir, ghidza dibaca ghizi. Selain itu sebagian orang menterjemahkan nutrition dengan mengejanya sebagai ”nutrisi”. (Kamus Umum Bahasa Indonesia Badudu-Zain tahun: 1994:13) WHO mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan dan pengolahan zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan menghasilkan energi. Zat gizi (nutrien) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Makanan setelah dikonsumsi mengalami proses pencernaan. Bahan makanan diuraikan menjadi zat gizi atau nutrien. Zat tersebut selanjutnya diserap melalui dinding usus dan masuk kedalam cairan tubuh. Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang (Klara, 2012). Menurut Harry dan William (dalam klara, 2012) bahwa gizi meliputi pengertian yang luas, tidak hanya mengenai jenis-jenis pangan dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh serta mengolah dan mempertimbangkan agar kita tetap sehat. Sedangkan menurut Tuti Sunardi (dalam Klara, 2012) bahwa gizi adalah sesuatu yang mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh, yang dapat mempertahankan kehidupan. Pengertian gizi menurut Nirmala (dalam klara, 2012) merupakan substansi yang diperoleh dari makanan dan digunakan untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh. Chairinniza (dalam klara, 2012) berpendapat bahwa gizi adalah unsur yang terkandung dalam makanan, dimana unsur-unsur itu dapat memberikan manfaat bagi tubuh yang mengkonsumsinya sehingga menjadi sehat. Menurut Ida (2010) bahwa gizi adalah zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk pertumbuhan, mempertahankan dan memperbaiki jaringan tubuh, mengatur proses dalam tubuh, dan menyediakan energi bagi fungsi tubuh, atau bisa juga diartikan sebagai komponen pembangun tubuh manusia. Ditambahkan pula oleh Kurnia (2010) bahwa gizi merupakan zat hara dalam makanan yang bernilai dan diperlukan makhluk hidup untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan kegiatan hidupnya. Menurut Lioni (2010) bahwa gizi merupakan komponen penting yang diperlukan tubuh untuk tumbuh dan berkembang, sedangkan menurut Joyce, dkk (2001) gizi adalah komponen kimia dalam makanan yang digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi dan membantu pertumbuhan, perbaikan, dan perawatan sel-sel tubuh. Sedangkan menurut Depdiknas (2005:2) menjelaskan bahwa gizi adalah kandungan zat yang ada dalam makanan dan minuman secara seimbang. Dari pengertian gizi di atas dapat disimpulkan bahwa gizi merupakan bagian dari proses kehidupan dan proses tumbuh kembang anak, sehingga pemenihan kebutuhan gizi secara akurat turut menentukan kualitas tumbuh kembang, sebagai sumber daya manusia dimasa yang akan datang. Dalam kehidupan manusia sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan, karena makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia, disamping udara (oksigen). Menurut Rahman (2011) bahwa terdapat empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk (a) memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak, (b) memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari, (c) mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang lain, (d) berperan di dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit. Depdiknas (2005:2) dijelaskan bahwa fungsi gizi adalah sebagai materi yang dapat menambah dan menurunkan kadar makanan dan minuman dalam tubuh; fungsi gizi yang kedua adalah sebagai penguat tubuh agar dapat bertahan hidup. Dijelaskan pula oleh Rahman (2011) agar makanan dapat berfungsi seperti itu maka makanan yang kita makan sehari-hari tidak hanya sekedar makanan. Makanan harus mengandung zat-zat tertentu sehingga memenuhi fungsi tersebut, dan zat-zat gizi ini disebut gizi. Dengan perkataan lain makanan yang kita makan sehari-hari harus dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan. Djaeni (dalam Rahman, 2011) bahwa dalam perkembangan selanjutnya ilmu gizi mulai dari pengadaan, pemilihan, pengolahan sampai dengan penyajian makanan tersebut. Dari batasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu gizi itu mencakup 2 komponen penting yaitu makanan dan kesehatan. Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan bukan sekedar makanan tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi. Zat-zat makanan yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ini dikelompokkan menjadi 5 macam, yakni protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Fungsi-fungsi zat makanan itu antara lain sebagai berikut : 1) Protein Protein diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (protein nabati) dan makanan dari hewan (protein hewani). Fungsi protein bagi tubuh antara lain : membangun sel-sel yang rusak, membentuk zat-zat pengatur seperti enziim dan hormone, membentuk zat inti energi (1 gram proteein kira-kira menghasilkan 4,1 kalori). 2) Lemak Lemak berasal dari minyak goreng, daging, margarin, dan sebagainya. Fungsi pokok lemak bagi tubuh ialah menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia (1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori), sebagai pelarut vitamin A,D,E,K, sebagai pelindung terhadap bagian-bagiaan tubuh tertentu dan pelindung bagian tubuh pada temperatur rendah. 3) Karbohidrat Karbohidrat berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat adalah juga salah satu pembentuk energi yang paling murah, karena pada umumnya sumber karbohidrat ini berasal dari tumbuh-tumbuhan (beras, jagung, singkong, dan sebagainya) yang merupakan makanan pokok. 4) Vitamin-vitamin Vitamin dibedakan menjadi 2, yakni vitamin yang larut dalam air (vitamin A dan B) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E,K). Fungsi masing-masing vitamin ini antara lain : a) Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata. b) Vitamin B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam tubuh dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus. c) Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim dan berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel. d) Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah dan dalam proses pertumbuhan dan dalam proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf. e) Vitamin C berfungsi sebagai aktivator macam-macam fermen perombak protein dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan trombosit. f) Vitamin D berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor dalam bersama-sama kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus, dan mempengaruhi kerja kelenjar endokrin. g) Vitamin E berfungsi mencegah perdarahan bagi wanita hamil serta mencegah keguguran dan diperlukan pada saat sel sedang membelah. h) Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protrombin, yang berarti penting dalam proses pembekuan darah. 5) Mineral Mineral terdiri dari zat kapur (Ca), zat besi (Fe), zat fluor (F), natrium (Na) dan chlor (Cl), kalium (K) dan iodium (I). Secara umum fungsi mineral adalah sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan. Menurut Ramla (2010) bahwa gizi dikelompokkan menjadi 6 kelompok dengan fungsi yang unik dan spesifik. 1) Karbohidrat. Di dalam tubuh kita, zat gizi ini adalah sumber utama energi bagi tubuh. Yang perlu Anda perhatikan, ada dua jenis karbohidrat, yaitu karbohidrat kompleks (zat tepung) dan gula yang dapat dicerna dan diserap oleh tubuh. Namun, ada juga karbohidrat lainnya yang terdapat pada serat. Tapi, serat tidak termasuk zat gizi, karena tidak dapat dicerna dan diserap oleh tubuh. Meskipun, serat sangat membantu pencernaan dan memberikan perlindungan terhdapat beberapa penyakit. 2) Lemak Tubuh Anda tentunya tidak dapat membuat semua jenis asam lemak yang diperlukan. Meskipun begitu, asam lemak dapat diperoleh dari makanan yang Anda konsumsi. Lemak selain berfungsi untuk menghasilkan energi, juga alat transportasi zat gizi lain dan bagian dari berbagai sel tubuh. 3) Protein. Zat gizi ini tentunya dapat juga diubah menjadi energi, bila tubuh Anda kekurangan karbohidrat dan lemak. Jika hal ini terjadi, protein hanya berfungsi sebagai pemeliharaan jaringan tubuh. Padahal, protein yang mengandung asam amino ini bekerja untuk membangun, memperbaiki, dan mempertahankan jaringan tubuh Anda. Pada prinsipnya, tubuh Anda dapat memproduksi asam amino yang nonesensial. Sedangkan asam amino yang esensial harus diambil dari makanan. 4) Vitamin. Setiap jenis vitamin yang masuk ke dalam tubuh, tentunya akan mengatur sendiri dengan proses yang berbeda. Karena perannya yang aman spesifik, setiap jenis vitamin tidak dapat menggantikan fungsi vitamin yang lain. Sebab, fungsi vitamin adalah pemicu berbagai proses dalam tubuh, yang mengawali terjadinya reaksi kimia di dalam sel-sel tubuh. 5) Mineral Fungsi mineral sama halnya dengan vitamin. Ia bekerja sebagai pemicu proses, dan memiliki pembagian tugas yang unik. 6) Air Tahukah Anda, jika air itu dapat membantu mengatur suhu tubuh kita. Pasalnya, berat tubuh kita terdiri atas air sebanyak 55% sampai 75%. Peranan air di dalam tubuh kita, sebagai pengatur proses pengataran zat gizi dan kimia tubuh lainnya ke dalam sel. Dan, membawa perginya limbah yang dihasilkan tubuh. Sehubungan dengan pemenuhan zat gizi untuk anak usia dini, maka Ramla (2010) menggambarkan piramida gizi sebagai berikut. Gambar 2.1 Piramida Makanan Bergizi b. Tujuan Pemberian Gizi Seimbang Pada tahun 1992 diselenggarakan konggres gizi internasional di Roma. Konggres tersebut membahas pentingnya gizi seimbang untuk menghasilkan kualitas SDM yang handal. Hasilnya adalah rekomendasi untuk semua negara menyusun PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang). Sebenarnya di Indonesia, pada tahun 1950 pernah diperkenalkan pedoman 4 sehat 5 sempurna, yang kemudian setelah adanya konggres gizi internasional di Roma dikembangkan PUGS pada tahun 1995. Menurut Siti (2010:3) bahwa tujuan pemberian gizi seimbang pada anak usia dini diantaranya adalah agar supaya pertumbuhan dan perkembangan anak maksimal, dapat memperbaiki gizi anak dan dapat meningkatkan perkembangan anak pada usia selanjutnya. c. Manfaat Pemberian Gizi Seimbang Menurut Siti (2010:1) mengatakan bahwa manfaat pemberian gizi seimbang seperti kalori dibutuhkan untuk memberikan energi pada tubuh kita agar dapat berfungsi dengan baik. Jumlah kalori dalam makanan tergantung dari banyaknya energi yang terdapat dalam makanan. Jumlah kalori yang dibutuhkan seseorang tergantung dari usia, tinggi badan, berat badan, jenis kelamin dan tingkat aktivitas. Seseorang yang lebih banyak mengkonsumsi kalori daripada yang dibakar dengan aktivitas sehari-hari atau saat olah raga cenderung untuk memiliki kelebihan berat badan (gemuk). Dijelaskan pula oleh Siti (2010:1) bahwa manfaat lemak seharusnya terdiri dari 30% atau kurang dari jumlah kalori yang dikonsumsi setiap hari, dengan lemak jenuh yang tidak boleh lebih dari 10% dari total lemak. Lemak adalah bentuk dari energi yang membantu tubuh dalam mengatur suhu tubuh kita dan melindungi jaringan otot dan organ tubuh. Lemak juga memiliki peran penting dalam 4 larutan vitamin dalam lemak: A, D, E dan K Kelebihan jumlah kalori dari protein dan karbohidrat akan diubah dan tersimpan sebagai lemak. Walaupun kita makan makanan yang bebas lemak sekalipun, kelebihan konsumsi akan menambah lemak tubuh. Satu-satunya cara untuk mengurangi lemak dalam tubuh adalah dengan memperbaiki pola makan yang rendah lemak dan tinggi serat. Menurut Siti (2010:2) bahwa protein yang terkandung dalam tubuh kita sebaiknya berkisar antara 10%-20% dari total kalori yang kita konsumsi per hari. Manfaat protein sangat penting untuk struktur sel darah merah, agar antibodi bekerja dengan baik, untuk regulasi enzim dan hormon pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Sodium dikonsumsi sekurang-kurangnya 3,000 mg sehari. Satu sendok garam meja terdiri dari 2,000 mg sodium. Perbedaan antara “sodium” dan “garam” memang dapat membingungkan. Sodium adalah mineral yang ditemukan di bermacam-macam makanan termasuk garam makan (sodium klorida). Garam makan terdiri dari 40% sodium. Vitamin dan mineral diperlukan untuk pengaturan fungsi metabolisme tubuh dan biasanya ditemukan pada makanan yang kita konsumsi. Kebanyakan orang mencari pemenuhan kebutuhan gizi dengan mengkonsumsi beragam makanan yang tersedia. Bila seseorang tidak bisa mengkonsumsi bermacam makanan dari kelompok dasar makanan sebaiknya mengkonsumsi suplemen vitamin dan mineral. Kecuali untuk kondisi penyakit tertentu, hanya sedikit orang yang membutuhkan lebih dari 100% Recommended Daily Allowance dari setiap makanan bergizi. Dosis yang berlebihan pada vitamin dan mineral dapat membahayakan tubuh (Siti, 2010:3). Vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan sel baru, kulit sehat, rambut dan jaringan juga mata. sumber sayuran hijau tua dan kuning, buat-buah bewarna kuning seperti brokoli, bayam,wortel, kentang manis, labu, dan aprikot, makanan hewani seperti hati, susu, mentega, keju dan telur. Vitamin D bermanfaat untuk mendorong penyerapan dan penggunaan kalsium serta fosfat untuk kesehatan tulang dan gigi. Vitamin E dapat melindungi sel darah merah dan mencegah kerusakan vitamin A dan C. Vitamin K biasanya digunakan untuk penggumpalan darah yang normal dan sintesis protein pada plasma, tulang dan ginjal (Siti, 2010:3). Menurut Supariasa (2002:12) bahwa manfaat gisi antara lain adalah memberi energi (zat pembakar), karbohidrat, lemak dan protein, merupakan ikatan organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas. Gizi juga bermanfaat untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun) dalam hal ini protein, mineral dan air, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan menganti sel yang rusak. Manfaat gizi juga untuk mengatur proses tubuh (zat pengatur) seperti protein, mineral, air dan vitamin. Protein bertujuan mengatur keseimbangan air di dalam sel,bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektil dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal sarafdan otot serta banyak proses lain yang terjadi dalam tubuh, seperti dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-lain proses tubuh. d. Langkah-Langkah Pemberian Gizi Seimbang Suleman (2011) mengatakan bahwa langkah-langkah dalam pemenuhan gizi seimbang adalah sebagai berikut: 1) Upayakan untuk mempertahankan berat badan dalam kategori ‘normal’ baik itu menggunakan parameter Berat Badan Relatif maupun Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan mengurangi atau menambah asupan energi sehari-hari. 2) Upayakan untuk makan atau menggunakan aneka ragam bahan makanan. Mengkonsumsi berbagai bahan makanan secara bergantuan akan menurunkan kemungkinan kekurangan zat gizi tertentu. 3) Memilih sumber hidrat orang kompleks. Tujuannya adalah untuk menjamin kandungan cukup serat serta tidak terlalu banyak mengkonsumsi refined carbohydrates (missal roti putih, beras giling sempurna). 4) Membatasi konsumsi lemak secara berlebihan. Dianjurkan penggunaan sumber lemak nabati yang kaya lemak tak jenuh paling tidak sama dengan sumber lemak hewani agar dikonsumsi lemak jenuh tidakk berlebihan. 5) Mengurangi konsumsi jajanan yang ‘padat energi’ karena banyak mengandung gula, terigu, dan lemak. 6) Membiasakan diri untuk mengkonsumsi bahan makanan sprotein hewani laut (sumber lemak rak jenuh omega 3 dan 6 serta seng) secara bergantian dengan hewani darat (sumber zat besi) dan protein nabati. 7) Memperbanyak konsumsi sayur dan buah berwarna hijau tua dan orange sebagai sumber serat dan anti oksidan alami. 8) Menggunakan garam beryodium serta mengkonsumsi air yang terjamin kebersihannya. Depdiknas (2005:14) menjelaskan bahwa isi program gizi pada anak TK meliputi pemberian makanan sehat tambahan secara rutin seminggu sekali. Untuk lebih jelasnya pemberian makanan yang bergizi seimbang kepada anak dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.1 Pemberian Makanan Sehat Pada Anak TK Makanan/Snack Sarapan pagi Senin Juice jeruk + susu dan sepotong roti panggang mentega Juice apel dan 1 dus kecil kismis Selasa Roti bakar dengan selai Rabu Juice apel + sepotong roti bakar dengan mentega/selai Jus apel dan anggur + sepotong keju 1 gelas sirup buah dan 1 biskuit Makan Siang Daging/ayam + nasi, brokoli + Jus buah dan air Sup/sayur kacang + kacang hijau + buah segar Sup sayuran/ikan/kue /wortel rebus + buah + air Snack Sore 1 Cup jus buah dengan keju dan macammacam buah Susu + kue basah, buah/biscuit cokelat Jus buah + potongan kecil isi roti Snack Pagi Kamis Cereal susu dengan satu buah pisang/telur dadar Sepotong apel dengan biskuit panjang dengan olesan selai keju Kentang panggang manis, jagung manis + sayur bayam + susu cokelat + air Minuman coklat panas/dingin + 1 paket kecil kismis Jumat Susu + 1 buah apel Jus apel dan roti Kacang buncis panggang /ayam goreng dengan mie + buah dan air Minuman sari buah + 1 buah pisang + biscuit Selingan minuman manis Kacang panggang dengan daging bakar + nasi + kue + susu Ikan panggang + kentang goreng + jus buah/susu Kentang panggang dengan brokoli rebus + es krim Daging buatan sendiri/ sayuran susu + Nasi dengan sup/buah, sayur dan susu 2.4 Hakekat Anak Usia Dini Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14). Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut. Masitoh dkk. (2005:1.12) mengatakan bahwa ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini yakni sebagai berikut: (a) anak bersifat unik, (b) anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan, (c) anak bersifat aktif dan enerjik, (d) anak itu egosentris, (e) anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal, (f) anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang, (g) anak umumnya kaya dengan fantasi, (h) anak masih mudah frustrasi, (i) anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak, (j) anak memiliki daya perhatian yang pendek, (k) masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial, menunjukkan minat terhadap teman”. (l) anak semakin Bredekamp dan Coople (dalam Aisyah, 2007:1.17-1.23) mengemukakan bahwa prinsipprinsip perkembangan anak usia dini berbeda dengan prinsip-prinsip perkembangan fase kanakkanak akhir dan seterusnya. Adapun prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini adalah sebagai berikut: 1) Perkembangan aspek fisik, sosial, emosional, dan kognitif anak saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain; 2) Perkembangan fisik/motorik, emosi, social, bahasa, dan kgnitif anak terjadi dalam suatu urutan tertentu yang relative dapat diramalkan; 3) Perkembangan berlangsung dalam rentang yang bervariasi antar anak dan antar bidang pengembangan dari masing-masing fungsi; 4) Pengalaman awal anak memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap perkembangan anak; 5) Perkembangan anak berlangsung ke arah yang makin kompleks, khusus, terorganisasi dan terinternalisasi; 6) Perkembangan dan cara belajar anak terjadi dan dipengaruhi oleh konteks sosial budaya yang majemuk; 7) Anak adalah pembelajar aktif, yang berusaha membangun pemahamannya tentang tentang lingkungan sekitar dari pengalaman fisik, social, dan pengetahuan yang diperolehnya; 8) Perkembangan dan belajar merupakan interaksi kematangan biologis dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial; 9) Bermain merupakan sarana penting bagi perkembangan social, emosional, dan kognitif anak serta menggambarkan perkembangan anak; 10) Perkembangan akan mengalami percepatan bila anak berkesempatan untuk mempraktikkan berbagai keterampilan yang diperoleh dan mengalami tantangan setingkat lebih tinggi dari hal-hal yang telah dikuasainya; 11) Anak memiliki modalitas beragam (ada tipe visual, auditif, kinestetik, atau gabungan dari tipe-tipe itu) untuk mengetahui sesuatu sehingga dapat belajar hal yang berbeda pula dalam memperlihatkan hal-hal yang diketahuinya; 12) Kondisi terbaik anak untuk berkembang dan belajar adalam dalam komunitas yang menghargainya, memenuhi kebutuhan fisiknya, dan aman secara fisik dan fisiologis. Dalam pasal 28 ayat 3 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudathul Athfal, atau bentuk lain yang sederajat. Menurut Sujiono (2009: 42), secara khusus tujuan pendidikan anaka usia dini adalah: 1) Agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta mencintai sesamanya; 2) Agar anak mampu mengelola keterampilan tubuhnya termasuk gerakan motorik kasar dan motorik halus, serta mampu menerima rangsangan sensorik; 3) Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif sehingga dapat bermanfaat untuk berpikir dan belajar; 4) Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat; 5) Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan social, peranan masyarakat dan menghargai keragaman social dan budaya serta mampu mengembangkan konsep diri yang positif dan kontrol diri; 6) Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai bunyi, serta menghargai karya kreatif. Pendidikan anak usia dini pelaksanaannya menggunakan prinsip-prinsip (Forum PAUD, 2007) sebagai berikut. 1) Berorientasi pada Kebutuhan Anak: Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. 2) Belajar melalui bermain: Bermain merupakan saran belajar anak usia dini. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya. 3) Menggunakan lingkungan yang kondusif: Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain. 4) Menggunakan pembelajaran terpadu: Pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakan konsep pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak. 5) Mengembangkan berbagai kecakapan hidup: Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggungjawab serta memiliki disiplin diri. 6) Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar: Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik /guru. 7) Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar: Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak. Agar konsep dapat dikuasai dengan baik hendaknya guru menyajikan kegiatan–kegiatan yang berluang