BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Komunikasi terus menerus terjadi selama proses kehidupan, proses berlangsungnya pun dalam berbagai konteks baik secara fisik, psikologis maupun sosial, karena proses komunikasi tidak terjadi pada sebuah ruang kosong. Manusia merupakan pelaku komunikasi, komunikasi itu sendiri menjadi penting karena fungsi yang bisa dirasakan oleh pelaku komunikasi tersebut. Suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara bersamaan itulah Komunikasi.1 Jika makanan dibutuhkan manusia untuk bertahan hidup secara fisik saja, maka komunikasi lah sebagai penyempurna bentuk pertahanan hidup secara psikologis, sosial, dan fisik itu sendiri. Menurut Harold D Lesswell komunikasi didefinisikan: “Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect”, teori dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu : sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau orginator. Komunikasi adalah siapa berbicara apa melalui media apa kepada siapa dan apa pengaruhnya. Interaksi komunikasi dapat dalam bentuk verbal (lisan maupun tulisan) ataupun 1 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010, hal. 46 9 10 nonverbal (gerak tubuh, sikap, tingkah laku, yang mengandung arti) dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. 2 2.1.2 Unsur – Unsur Komunikasi Komunikasi antar manusia hanya terjadi , jika seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur tersebut dapat juga disebut komponen atau element komunikasi. a. Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa inggris disebut dengan source, sender, atau encoder. b. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media 2 Deddy Mulyana, Op.cit. hal. 69 11 komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau informasi. c. Media Media adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Media tediri dari media cetak (koran,majalah), media elektronik (televisi, radio, telepon) dan media internet (email, via aplikasi skype, kakao talk, dan yahoo messanger) d. Penerima Penerima adala pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa inggris disebut dengan audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak adanya penerima jika tidak ada sumber. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, maka akan menimbulkan berbagai macam masalah 12 yang sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran. e. Pengaruh atau efek Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum atau sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerima pesan. 3 Setiap unsur-unsur komunikasi tersebut mempunyai standarisasi tersendiri agar komunikasi dapat berjalan lancar. Seperti komunikator, harus mempunyai cukup kredibilitas yang baik agar komunikan pun menaruh simpati kepadanya, bagaimana pun baiknya komunikator dalam menyampaikan pesan tapi jika komunikan tidak simpati, maka proses pertukaran pesan tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Tidak hanya komunikator, komunikan juga harus mempunyai kemauan dan kemampuan yang cukup untuk dapat menafsirkan pesan yang diberikan. Pesan yang disampaikan pun akan lebih baik jika diberikan secara singkat, jelas dan padat agar tidak membuat komunikan menjadi bosan. 3 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009, hal. 2227 13 2.1.3 Fungsi Komunikasi Fungsi komunikasi menurut Harold D. Laswell, yaitu: 1. Untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian dalam suatu lingkungan 2. Beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada 3. Manusia dapat mengontrol lingkungannya. 4 Dengan adanya komunikasi, maka akan terjadi interaksi diantara mereka, dimana mereka dapat saling bertukar informasi, berdiskusi dan melalui komunikasi dapat meningkatkan motivasi antar karyawan. Onong Uchjana Effendi dalam buku dimensi-dimensi komunikasi mempunyai pendapat tentang fungsi komunikasi sebagai berikut : 1. Memberikan informasi (Public Information) kepada masyarakat. Perilaku masyarakat dalam menerima informasi merupakan perilaku alamiah dari masyarakat sendiri. Dengan menerima informasi yang benar masyarakat akan merasa aman tentram. Informasi akurat diperlukan oleh beberapa bagian masyarakat sebagai bahan dalam pembuatan keputusan. 4 Hafied Cangara, Op.cit. hal. 59 14 2. Mendidik masyarakat (Public Education) kegiatan komunikasi dengan memberikan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, lebih berkembang kebudayaannya. 5 Fungsi komunikasi tersebut diharapkan akan terhindar dari berbagai kesalahpahaman(misscommunication) dalam menginterpretasikan sebuah informasi. 2.1.4 Tujuan Komunikasi Komunikasi yang dilakukan oleh para pelaku komunikasi pada umumnya memiliki beberapa tujuan guna menciptakan pemahaman bersama atau mengubah persepsi, bahkan perilaku. Pada umumnya tujuan komunikasi antara lain : 1. Agar terciptanya perubahan opini atau pendapat (to change opinion) 2. Agar terciptanya perubahan sikap (to change attitude) 3. Agar terciptanya perubahan perilaku (to change behavior) 4. Agar terciptanya perubahan sosial (self socialization) untuk bersosialisasi diri, berinteraksi, dengan menggunakan komunikasi.6 5 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993, hal. 54 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, hal. 55 6 15 Karyawan memiliki hak untuk mengutarakan ide-ide kreatifnya, karyawan memiliki hak untuk mengutarakan opininya kepada perusahaan yang menyangkut hak atau kewajiban karyawan yang belum memenuhi standard. Kebebasan mengeluarkan opini atau pendapat dipertahankan demi mencapai kebenaran. Beberapa aliran meninjau kebenaran sebagai berikut: a. Coherence Theory Teori ini menyatakan bahwa opini-opini yang dimiliki seseorang harus saling bersesuaian. Teori ini seakan-akan hanya membenarkan opini sendiri dan menyalahkan opini orang lain. b. Correspondence Theory Teori ini menyatakan bahwa pernyataan manusia harus sesuai dengan kenyataan. Teori ini merupakan landasan filsafat bahwa opini yang menang adalah opini yang benar. c. Pragmatisme Pemikiran tentang kebenaran senantiasa dicari, karena orang mudah keliru menentukan mana yang benar. Pragmatisme sangat berhati-hati menyatakan sesuatu itu benar. Dengan kata lain teori ini menyatakan semua opini adalah relatif. 7 7 Helena Olii dan Novi Erlita, Opini Publik, Jakarta: PT. Indeks, 2011, hal. 3 16 2.2 Komunikasi Organisasi 2.2.1 Definisi Komunikasi Organisasi Komunikasi berasal dari kata latin yaitu communis/communicare, yang merupakan sebuah proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan, komunikan harus memahami informasi yang telah disampaikan oleh komunikator. Tercipta sebuah tujuan maka informasi tersebut perlu disampaikan, baik dalam berupa mempengaruhi seseorang , mendidik, dan bahkan untuk membina budaya. Organisasi berasal dari bahasa Yunani yaitu organon yang berarti alat. Berikut ini beberapa ahli yang telah memberikan pengertian tentang organisasi : a. Dimock Organisasi adalah perpaduan secara sistematis bagianbagian yang saling bergantungan atau berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi, dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan. b. Robins Organisasi merupakan perpindahan makna di antara anggota-anggotanya. Melalui perpindahan makna dari satu orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan, tetapi 17 komunikasi itu lebih dari sekedar menanamkan makna, tapi harus dipahami. c. Hani Handoko Organisasi menurutnya adalah usaha mendorong orang lain menginterpretasikan pendapat yang dikehendaki oleh orang yang menyampaikan pesan. 8 d. Joseph Devito Komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan baik dalam organisasi di dalam kelompok formal maupun informal organisasi. 9 Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sekumpulan orang dapat dikatakan sebagai organisasi jika memenuhi empat unsur pokok, yaitu : 1. Organisasi itu merupakan sistem 2. Adanya suatu pola aktivitas 3. Adanya sekelompok orang 4. Adanya tujuan yang ditetapkan Berdasarkan empat unsur yang tersebut organisasi merupakan sebuah sistem, organisasi tidak mungkin dapat melaksanakan aktivitas 8 Suharsono, Pengetahuan Dasar Organisasi (Konsep-konsep Dasar, Teori, struktur dan Perilaku), Jakarta:Universitas Atma Jaya, 2012, hal.139 9 Yenny Ratna Suminar, Soleh Soemirat dan ElvinaroArdianto, Komunikasi Organisasional, Jakarta : Universitas Terbuka, 2004, hal. 1.3 18 tanpa berhubungan dengan organisasi lain. Komunikasi merupakan sarana penting dalam implementasi berbagai aktivitas organisasi, selain itu komunikasi merupakan sarana penting bagi organisasi untuk berhubungan dengan lingkungan tugas karyawan. 2.2.2 Elemen Komunikasi Organisasi Sejumlah orang yang secara bersama-sama berada di suatu tempat itu dapat dikatakan sebuah kelompok atau organisasi harus dilihat dari situasinya. Elemen dasar dari organisasi yang saling berkaitan satu dengan element lainnya digambarkan oleh Scott, sebagai berikut: Gambar 2-1 Element Komunikasi Organisasi a. Struktur Sosial Merupakan sebuah pola atau aspek aturan hubungan yang ada diantara partisipan di dalam suatu organisasi. Dua komponen tersebut yaitu struktur normatif dan struktur tingkah laku. Struktur normatif adalah yang mencakup nilai, norma, dan peranan yang 19 diharapkan, sedangkan struktur tingkah laku adalah tingkah laku yang diperlihatkan manusia dalam sebuah organisasi. b. Partisipan Merupakan individu – individu yang memberikan kontribusi kepada organisasi. Keterlibatan semua individu yang berpartisipasi di dalam organisasi sangat bervariasi. c. Tujuan Tujuan organisasi adalah yang paling penting dan sangat diperlukan dalam memahami organisasi. Tujuan merupakan suatu titik sentral petunjuk dalam menganalisis organisasi, konsep akhir yang diingini. d. Teknologi Merupakan penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan mesin dan juga pengetahuan teknik dan keterampilan partisipan. Tiap-tiap organisasi mempunyai teknologi dalam melakukan pekerjaannya. e. Lingkungan Lingkungan pada dasarnya tidak ada organisasi yang sanggup mencukupi kepentingan dirinya sendiri. Semuanya bergantung kepada lingkungan sistem yang lebih besar untuk dapat terus bertahan hidup. 10 Sebuah organisasi terdapat seseorang atau beberapa orang yang bertanggung jawab untuk mengordinasikan sejumlah orang yang bekerja 10 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara,2011, hal. 25 20 sama dengan segala aktivitas serta fasilitas. Orang yang bertanggung jawab dalam pembagian kerja harus mengordinasikan beragam kegiatan yang pada dasarnya memiliki latar belakang kepentingan yang berbedabeda, sehingga sebuah organisasi harus memiliki struktur organisasi yang jelas. Pembagian kerja menyangkut bagaimana tugas, kewajiban dan pekerjaan organisasi didistribusikan secara jelas. 2.2.3 Fungsi Komunikasi Organisasi Organisasi memiliki fungsi diantaranya adalah : a. Memenuhi kebutuhan pokok organisasi Seperti sebuah organisasi memerlukan gedung sebagai tempat beroperasi organisasi tersebut, memerlukan modal untuk biaya pekerja dan penyediaan bahan mentah atau fasilitas lain untuk menunjang dalam pelaksanaan tugas. b. Mengembangkan tugas dan tanggung jawab Beberapa organisasi bekerja dengan bermacam-macam standar tertentu, ini berarti bahwa organisasi harus hidup dan berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh organisasi maupun standar masyarakat dimana organisasi itu berdiri. Standard tersebut memberikan organisasi satu set tanggung jawab yang harus dilakukan oleh anggota organisasi. c. Memproduksi barang atau orang 21 Fungsi utama sebuah organisasi adalah memproduksi barang atau orang sesuai dengan jenis organisasinya, dan setiap organisasi memiliki produknya maisng- masing. Tidak lupa bahwa efektivitas sebuah proses produksi banyak bergantung pada sebuah ketepatan informasi. Penyampaian dan pemeliharaan informasi memerlukan proses komunikasi, oleh karena itu informasi juga tergantung kepada keterampilan berkomunikasi. d. Mempengaruhi dan dipengaruhi orang Organisasi terdiri dari banyak individu atau orang sehingga individu tersebut yang membimbing, mengelola, mengarahkan dan menyebabkan pertumbuhan organisasi. Masing – masing individu memberikan ide atua gagasan, program – program baru serta arah yang baru. 11 2.2.4 Saluran Komunikasi Saluran komunikasi dapat juga disebut dengan arah komunikasi, yang terbagi menjadi tiga, yaitu : a. Komunikasi Vertikal Hubungan secara struktural yang paling umum dan mungkin paling penting untuk kerja organisasi secara efektif dan efisien adalah hubungan atasan dan bawahan. “Konsep hubungan 11 Arni Muhammad, Op.cit. hal. 32 22 atasan-bawahan bersandar kuat pada perbedaan dalam otoritas yang diterjemahkan menjadi perbedaan dalam status, hak, dan pengawasan.”12 Seorang pimpinan kerja dipandang lebih banyak kepada hak istimewa dan wilayah pengawasan tertentu atas bawahannya. Sebaliknya, bawahan memiliki status lebih rendah, lebih sedikit hak istimewanya, dan bawahan bergantung pada pimpinan kerja. Komunikasi vertikal dibagi menjadi dua bagian, yaitu : 1.a. Downward Communication (ke bawah) Komunikasi ke bawah pada dasarnya merupakan proses komunikasi yang dilakukan berdasarkan penggunaan wewenang. Jika disederhanakan komunikasi ini berarti proses penyampaian informasi dari atasan kepada bawahan, bentuknya adalah : 1. Pemberian Motivasi 2. Pemberian Instruksi 3. Informasi mengapa pekerjaan dilakukan (masalah yang memerlukan perhatian) 4. Memberikan umpan balik 5. Kebijakan dan prosedur baru organisasi 12 R. Wayne dan Don F. Faules (Penerjemah: Deddy Mulyana) (Edisi Bahasa Indonesia), Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan,Bandung: Remaja Rosdakarya,2006, hal. 204 23 1.b. Upward Communication (Ke atas) Komunikasi ke atas pada dasarnya proses komunikasi yang informasinya diberikan oleh bawahan kepada atasan, bentuknya adalah: 1. Laporan pelaksanaan tugas (aktivitas) sebagai wujud dari pertanggungjawaban karyawan 2. Keluhan 3. Kritik dan saran b. Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal pada dasarnya proses komunikasi yang dilakukan oleh unit kerja yang setingkat. Komunikasi yang dilakukan oleh karyawan dalam kelompok kerja yang setingkat atau kelompok-kelompok kerja yang setingkat. Komunikasi ini biasanya lebih bersifat koordinasi, bentuknya adalah : 1. Rapat Pimpinan (antar manager) 2. Koordinasi antar karyawan 3. Koordinasi antar bagian 4. Komunikasi Informal c. Komunikasi Diagonal Komunikasi yang dilakukan secara silang baik menyangkut fungsi maupun tingkatannya, bentuknya adalah rapat yang 24 dilakukan antara unit yang satu dengan yang lain diluar bagiannya.13 2.2.5 Pola Aliran Komunikasi Organisasi Tantangan besar dalam sebuah organisasi, bagaimana menyampaikan sebuah informasi ke seluruh bagian organisasi dan bagaimana sebuah organisasi mampu menerima informasi dari seluruh bagian organisasi. Semuanya berhubungan dengan aliran informasi. Proses aliran komunikasi organisasi adalah rumit, maka perlu memahami bahwa sebuah informasi tidak mengalir secara harafiah. Informasi sendiri tidak bergerak, yang terlihat adalah proses penyampaian pesan, interpretasi penyampaiannya, dan penciptaan penyampaian informasi lain. Guetzkow menyatakan bahwa komunikasi organisasi memiliki sifat aliran yaitu : a. Serentak Gambar 2-2 13 Suharsono, Op.cit. hal. 142 25 Seperti pada gambar di atas bahwa penyebaran pesan secara serentak cukup sering terjadi dan pimpinan kerja menginginkan informasi disampaikan bersamaan kepada semua anggota organisasi. Namun teknik penyebaran pesan juga berdasarkan atas waktu, yang memerlukan pemikiran mengenai metode penyebaran yang sedikit berbeda dari yang biasanya dikerjakan. Seiring berkembangnya media telekomunikasi penyebaran informasi secara serentak pun menjadi lebih sederhana. b. Berurutan Gambar 2-3 Penyebaran informasinya berurutan dari Si X kepada Si Y kepada Si A kepada Si D di dalam serangkaian transaksi, dalam serangkaian transaksi dua orang namun dalam hal ini setiap individu kecuali komunikator atau si sumber pesan mula-mula menginterpretasikan pesan yang diterimanya dan kemudian meneruskan hasil interpretasinya kepada orang yang berikutnya dalam rangkaian di atas. 26 Jaringan komunikasi dalam perusahaan merupakan pola interaksi yang terjadi oleh karyawan dalam perusahaan. Pola atau model aliran komunikasi baik formal maupun informal dalam perusahaan mengandalkan proses berurutan untuk menghimpun dan menyebarkan informasi serta menggambarkan aliran komunikasi dalam perusahaan. a. Pola roda Pola roda dicirikan dengan adanya seorang figur pemimpin yang jelas berada di posisi pusat. Pemimpin yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota, oleh karena itu jika seseorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpin tersebut. Gambar 2-4 27 b. Pola lingkaran Pola lingkaran ini tidak ada pemimpin di dalamnya. Semua anggota posisinya sama, anggotanya cenderung memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Pola ini memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu dengan lainnya hanya melalui sistem pengulangan pesan. Gambar 2-5 Berikut ini adalah tabel mengenai pengaruh dua pola komunikasi atas sepuluh proses komunikasi organisasi : Tabel 2- 1 28 c. Pola rantai Pola ini ditemukan dalam jaringan informal dalam konteks level organisasi. Pola rantai menyalurkan informasi kepada satu anggota kemudian anggota tersebut menyalurkan ke anggota lain dan seterusnya, bukan dengan menyebarluaskan secara serentak dan bersamaan. d. Pola seluruh saluran Pola yang paling optimum dalam partisipasi kepada seluruh anggotanya, dilakukan secara serentak. e. Pola huruf Y Dalam organisasi pola huruf Y tidak jauh berbeda dengan pola rantai, yaitu terdapat empat level jenjang hirarkinya, satu supervisor mempunyai dua bawahan dan dua atasan mungkin berbeda divisi atau department. 2.2.6 Tujuan Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi mempunyai beberapa tujuan, atara lain : a. Memberikan Informasi 29 berbagai jenis informasi dikirimkan dalam kebijakan organisasi, peraturan, dan perubahan serta perkembangan dalam organisasi. b. Umpan Balik Karyawan memerlukan adanya umpan balik tentang prestasi mereka. Umpan balik sebagai salah satu unsur komunikasi membantu upaya mengambil langka-langkah perbaikan dan penyesuaian yang diperlukan, dan memberikan motivasi. c. Pengendalian Informasi diberikan untuk menjamin pelaksanan rencana rencana sesuai dengan maksud semula. Komunikasi membantu terlaksananya pengendalian seperti itu, suatu mekanisme monitor. d. Pengaruh Tujuan dari komunikasi ialah mempengaruhi orang. Manajer dalam sebuah organisasi atau perusahaan berkomunikasi untuk menciptakan suasana yang baik, sikap yang benar, dan hubungan kerja yang menyenangkan. e. Memecahkan Persoalan 30 Komunikasi antara manajemen dengan serikat pekerja tentang beberapa hal perundingan bertujuan menemukan suatu penyelesaian. f. Pengambilan Keputusan Mencapai suatu putusan diperlukan beberapa macam komunikasi, misalnya pertukaran informasi, pendapat, alternatifalternatif yang ada. g. Mempermudah Perubahan Efektifitas suatu perubahan yang diadakan dalam suatu organisasi sebagian besar tergantung pada kejernihan dan spontanitas komunikasi. Komunikasi antara para manajer dan para karyawan dan di antara para karyawan membantu mengenali kesulitan dalam perubahan yang direncanakan 2.3 Jaringan Komunikasi Organisasi Terdapat beberapa jaringan komunikasi dalam sebuah organisasi atau perusahaan yang terdiri dari orang-orang dalam berbagai jabatan. Ketika orang-orang dalam jabatan itu mulai berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya berkembanglah keteraturan dalam kontak dan “siapa 31 berbicara kepada siapa”. Lokasi setiap individunya pun dalam pola dan jaringan yang terjadi memberi peranan pada orang tersebut. Jaringan komunikasi menjadi penting untuk dipelajari dan diterapkan karena banyak kegunaannya, diantaranya adalah untuk mengkoordinir aktifitas individu, hubungan kelompok, dan sub unit lain di dalam organisasi, yang menyediakan mekanisme untuk mengarahkan aktifitas organisasi, memfasilitasi pertukaran informasi dalam organisasi dan memastikan aliran informasi antara organisasi dan lingkungan eksternal dimana organisasi. Terdapat dua jaringan komunikasi, yaitu : 2.3.1 Jaringan Komunikasi Formal Jaringan formal merupakan saluran informasi yang terkait dengan rantai otoritas, pesan yang mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi tersebut. Pesan dalam jaringan komunikasi formal mengalir dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas atau dari tingkat yang sama atau secara horizontal. Jaringan komunikasi formal terkait dengan rantai otoritas, memiliki tiga jenis jaringan kelompok kecil, yaitu jaringan rantai, roda, dan semua saluran. Berikut uraiannya : 1. Jaringan rantai adalah jaringan yang mengikuti rantai komando secara ketat dan formal. 2. Jaringan roda adalah jaringan komunikasi yang mengutarakan peran pemimpin sebagai pusat informasi dalm kelompok 32 3. Jaringan semua saluran adalah jarinngan yang memberikan kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk aktif dan saling berkomunikasi. 14 Rantai Roda Semua Saluran Gambar 2- 6 2.3.2 Jaringan Komunikasi Informal Jaringan komunikasi informal merupakan jaringan komunikasi yang terlepas dari struktur formal organisasi. Herbert C. Hiks dan C Ray Gullet memberikan beberapa alasan mengapa organisasi informal muncul, adalah : 1. Karena adanya kebutuhan sosial yang memiliki keinginan untuk berhubungan dengan orang lain 2. Rasa memiliki dan pengenalan diri sebagai wujud solidaritas serta sebagai pemenuhan akan status 3. Pengetahuan tentang perilaku yang berlaku di dalam suatu organisasi. 14 Sopiah, Perilaku Organisasional, Yogyakarta: ANDI, 2008, hal. 145 33 4. Perhatian atau simpati di mana tekanan dalam oraganisasi formal membuat karyawan mencari perhatian dari orang lain (mencari teman senasib, dan teman curhat) 5. Bantuan dalam pencapaian sebuah tujuan, karyawan lebih mudah mencari bantuan daripada dilakukan sendiri, dan mereka merasa takut apabila dikira tidak mampu 6. Kesempatan berpengaruh dan berkreasi yaitu dengan membuat wewenang dan kendali sendiri , mentukan situasi kerja sendiri. Pekerjaan yang tadinya membosankan jadi lebih menarik 7. Komunikasi dan informasi, kelompok kerja adalah alat yang baik untuk menyampaikan info. Organisasi formal cenderung lambat mengedarkan info meskipun seharusnya tidak demikian. 8. Pelestarian nilai-nilai budaya organisasi, masing- masing departement memiliki budaya organisasi masing-masing yang biasanya cenderung untuk dipertahankan atau bahkan dikembangkan ke arah yang lebih baik. 15 Jaringan formal merupakan saluran informasi yang terkait dengan rantai otoritas, sedangkan jaringan informalnya merupakan keterlibatan individu yang memilih individu lain dalam jaringan komunikasi sebagai pasangan komunikasinya tanpa memperhatikan posisi atau jabatan dalam struktur formal organisasi. Selentingan dalam komunikasi digambarkan sebagai metode penyampaian laporan rahasia dari orang ke orang yang 15 Suharsono, Op.cit. hal. 117 34 tidak dapat diperoleh melalui saluran yang formal. Sifat-sifat selentingan antara lain : a. Selentingan berjalan terutama melalui interaksi mulut ke mulut b.Selentingan umumnya bebas dari kendala-kendala organisasi dan posisi c. Selentingan menyebarkan informasi dengan cepat d. Jaringan kerja selentingan digambarkan sebagai suatu rantai kelompok karena setiap orang yang menyampaikan selentingan cenderung mengabarkannya kepada sekelompok orang daripada hanya kepada satu orang saja. e. Peserta dalam jaringan kerja selentingan cenderung menjalankan satu dari tiga peran yaitu, penghubung, penyendiri, atau pengakhir f. Selentingan cenderung lebih merupakan produk suatu situasi daripada produk orang-orang dalam organisasi g. Selentingan cenderung mempengaruhi organisasi, entah untuk kebaikan atau keburukan.16 Pesan yang mengganggu perusahaan melalui selentingan dapat dikendalikan dengan menjaga saluran komunikasi formal yang transparan 16 R. Wayne dan Don F. Faules (Penerjemah: Deddy Mulyana) (Edisi Bahasa Indonesia), Op.cit. hal. 200 35 yang selalu memberikan kesempatan kepada orang lain tanpa melihat jabatan untuk mengutarakan ide-ide. Berikut ini akan membandingkan karakteristik sistem komunikasi formal dan sistem komunikasi informal di dalam sebuah organisasi : Tabel 2-2 2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Jaringan Organisasi Informal Jaringan komunikasi Informal yang berada di dalam perusahaan tidak selamanya memiliki kekurangan, tetapi memiliki beberapa kelebihan diantaranya : 36 17 Tabel 2-3 Program dan kebijaksanaan formal tidak dapat menanggulangi setiap masalah dalam situasi sosial yang kompleks, karena sebagian kebutuhan dapat dipenuhi dengan lebih baik melalui hubungan informal yang lebih flexibel dan spontan. 2.3.4 Peran Jaringan Komunikasi Informal Organisasi terdiri dari orang-orang dalam berbagai jabatan, ketika orang-orang dalam jabatan itu mulai berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya, berkembanglah keteraturan dalam kontak dan “siapa berbicara kepada siapa”. Lokasi dalam setiap individu dalam pola dan jaringan yang terjadi memberi peranan pada orang tersebut. Berikut ini peranan jaringan komunikasi : 17 Keith Davis & John W. Newstrom, Perilaku Dalam Organisasi,Jakarta:Erlangga, 1993, hal.32 37 a. Klik Sebuah kelompok individu yang paling sedikit separuh dari kontaknya merupakan hubungan dengan anggota-anggota lainnya. Kebanyakan anggota klik relatif akrab antara satu dengan lainnya dalam hirarki formal organisasi dan ini menunjukkan kemiripan sistem komunikasi formal dan informal. Satu syarat untuk anggota klik adalah bahwa individu-individu harus mampu melakukan kontak satu sama lainnya, bahkan dengan cara tidak langsung. Dalam klik pada saat berkomunikasi mereka cenderung lebih suka melakukan komunikasi tatap muka meskipun harus menempuh jarak tertentu, dan tidak berlaku apabila kita berkomunikasi dengan orang yang tidak kita sukai maka kita cenderung menghindari komunikasi tatap muka. Klik seringkali terdiri dari individu-individu yang memiliki alasan formal, yang berhubungan dengan jabatan untuk melakukan kontak sekaligus juga mempunyai alasan informal dan bersifat antarpersonal. b. Penyendiri (isolate) Mereka yang hanya melakukan sedikit atau sama sekali tidak mengadakan kontak dengan anggota kelompok yang lainnya. Konsep ini relatif dan harus didefinisikan untuk setiap analisis 38 jaringan kerja komunikasi, dan jaringan kerja didefinisikan bergantung pada isi pesan. Goldhaber meringkaskan sifat-sifat khusus penyendiri yang membedakan penyindiri dengan anggota klik, adalah : 1. Kurang aman dalam konsep diri mereka 2. Kurang termotivasi oleh cita-cita 3. Kurang bersedia untuk berinteraksi dengan orang lain 4. Lebih muda dan kurang berpengalaman dalam sistem 5. Lebih jarang menduduki posisi yang kuat dalam organisasi 6. Lebih cenderung menahan daripada melancarkan aliran komunikasi 7. Beranggapan bahwa sistem komunikasi tertutup bagi mereka. c. Jembatan Sejumlah anggota klik yang memiliki sejumlah kontak yang menonjol dalam kontak antar kelompok, juga menjalin 39 kontak dengan anggota klik yang lain. Jembatan yang berlakusebagai pengontak langsung antara dua kelompok pegawai. Penyimpangan sebuah pesan akan meningkat apabila kontak dan hubungan di antara klik-klik terutama ditangani oleh jembatan. d. Penghubung Penghubung merupakan orang yang mengaitkan atau menghubungkan dua klik atau lebih tetapi dia bukan anggota salah satu kelompok yang dihubungkan tersebut. Menyadari bahwa penghubung penting bagi berfungsinya suatu organisasi, karena penghubung mengaitkan satuan-satuan organisasi bersama-sama dan menggambarkan orang-orang yang berlaku sebagai penyaring informasi dalam organisasi. Para penghubung memandang diri mereka sendiri sebagai : 1. Memiliki jumlah kontak komunikasi yang lebih besar dalam organisasi. 2. Memiliki jumlah informasi yang lebih besar berkenaan dengan dimensi isi 3. Berpartisipasi dalam sistem komunikasi yang lebih“ terbuka” , informasi yang dipandang sebagai lebih tepat waktu, lebih dapat dipercaya, dan lebih bermanfaat. 40 Para penghubung dipandang oleh orang-orang lainnya sebagai : 1. Memiliki jumlah kontak komunikasi yang lebih besar dalam organisasi 2. Memiliki cakupan yang lebih kuas di seluruh struktur organisasi 3. Memiliki informasi yang lebih banyak dalam dimensi isi yang dijadikan dasar pendefinisian jaringan 4. Memiliki kendali yang lebih ketat atas aliran informasi dalam organisasi 5. Memiliki pengaruh yang lebih besar atas “struktur kekuatan” organisasi 6. e. Lebih kompeten dalam kegiatan organisasi mereka. Penjaga gawang (gate keepers) Orang yang secara strategis ditempatkan dalam jaringan agar dapat melakukan pengendalian atas pesan apa yang akan disebarkan melalui sistem tersebut. Penjaga gawang paling mudah 41 dikenali dalam jaringan komunikasi berurutan, karena informasi dan pesan dapat dikendalikan hampir dalam setiap hubungan.18 f. Pemimpin pendapat (opinion leader) Orang tanpa jabatan formal dalam semua sistem sosial, yang membimbing pendapat dan mampu mempengaruhi orangorang dalam keputusan mereka. Disebut pemimpin pendapat yang dibutuhkan karena pendapat dan pengaruh mereka. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti permasalahan dan dipercayai orangorang lainnya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. g. Kosmopolit Orang yang bebas dari gagasan, prasangka, atau kecintaan lokal, daerah, atau nasional. Mereka merupakan individu yang melakukan kontak dengan sumber-sumber di luar organisasi serta bertindak sebagai saluran bagi gagasan baru yang akan diadopsi ke dalam organisasi. Anggota organisasi yang aktif keluar biasanya lebih menyukai peran ini. Masing-masing peran memiliki peran khusus dalam sebuah jaringan komunikasi. Anggota klik misalnya mereka merupakan jantung sistem dan bertindak sebagai tujuan dari kebanyakan pesan. Penyendiri memberi tantangan pada sistem dan menciptakan derajat ketidakpastian 18 R. Wayne Pace dan Don F. Faules (Penerjemah: Deddy Mulyana) (Edisi Bahasa Indonesia), Ibid, hal. 180 42 pada keefektifan program penyebaran pesan. Jembatan merupakan pemroses informasi yang menyediakan hubungan langsung di antara klikklik yang berlainan. Penghubung mengintegrasikan dan menjadi penghubung antar anggota klik. Penjaga gawang mengendalikan perpindahan pesan-pesan dan kontak-kontak dengan tujuan meminimalkan kelebihan beban dan meningkatkan keefektifan. Pemimpin pendapat melancarkan pembentukan dan perubahan sikap dan membantu dalam pengambilan keputusan informal. Kosmopolit menghubungkan organisasi dengan orang-orang dan gagasan-gagasan dalam lingkungan yang lebih besar. 2.3.5 Analisis Jaringan Komunikasi Guna menggambarkan struktur komunikasi dalam sebuah sistem yang menyalurkan informasi di antara anggota sebuah kelompok dengan menggunakan beberapa tipe hubungan interpersonal sebagai unit analisis. Struktur komunikasi adalah susunan dari unsur-unsur komunikasi yang berbeda yang dapat dikenali melalui pola arus komunikasi dalam suatu sistem. Hal yang dapat dilakukan dalam analisis jaringan komunikasi, adalah : menggambarkan klik dalam sistem, menggambarkan aliran komunikasi informal dalam jaringan. Sementara itu analisis jaringan sendiri mempunyai dua konsep dasar tentang tingkah laku sosial, yaitu : 1. Dalam analisis jaringan harus dilihat bahwa keterlibatan individu yang ada di dalamnya tidak hanya seorang 43 melainkan melibatkan banyak pelaku yang berpartisipasi dalam sistem sosial itu. Sifat hubungan yang terdapat pada individu juga akan terdapat pada individu yang lain yang terlibat dan mungkin dapat memperngaruhi persepsi, kepercayaan dan tindakan dari masing-masing individu. 2. Dalam jaringan perlu diperlihatkan berbagai tingkatan struktur dalam sistem, karena suatu struktur sosial tertentu berisi keteraturan pola hubungan dari suatu keadaan yang kongkrit. Hasil akhir dari analisis jaringan ini dapat diketahui melalui : 1. Peran seseorang sesuai kedudukannya 2. Perilaku-perilaku komunikasi individu dalam kelompok 3. Perilaku-perilaku yang mendorong moral (semangat keja dan produktivitas) 4. Kelebihan dan kekurangan informasi, tingkat kebutuhan dan pemuasan informasi. 44 2.3.6 Pengaruh Organisasi Informal Organisasi informal memiliki pengaruh terhadap organisasi formal, diantaranya : a. Dukungan terhadap pencapaian tujuan organisasi formal. b. Alat komunikasi tambahan, walaupun tidak mengikuti tatanan komunikasi formal dalam organisasi. c. Alat pemuas kebutuhan sosial, bahwa setiap anggota organisasi mengingkan agar kebutuhan akan rasa kebersamaan, pengakuan, dan dapat diterima dan dipenuhi oleh lingkungannya. d. Membantu manager yang kurang mampu dalam bersosialisasi.19 2.4 Komunikasi Efektif 2.4.1 Definisi Komunikasi Efektif Komunikasi yang efektif memang dibangun dengan dasar keterbukaan yang menjadi kunci dasar bagi kepercayaan dan kredibilitas. Kemampuan mendengar secara efektif adalah upaya yang terwujud melalui empati dan interaksi. 20 Konsep komunikasi efektif adalah komunikasi yang mencapai sasaran, artinya motif atau tujuan komunikator menyampaikan pesan 19 Suharsono, Op.cit, hal.118 Stephen R. , Seni Mendengarkan dan Komunikasi Yang Efektif, Jakarta: Klik Publishing, 2011, hal. 24 20 45 terwujud. Komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitide change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi. Dalam proses komunikasi agar mendapatkan hasil yang efektif perlu diperhatikan faktor-faktor agar komunikasi berlangsung efektif , yaitu : 1. Frekuensi penyampaian pesan, berapa kali pesan tersebut disampaikan kepada komunikan (1x, 4x, 10x, dst) 2. Gradasi intensitas pesan (tingkat / bobot pesan), bobot pesan tersebut terbagi menjadi tiga, diantaranya : a. Bobot rendah : beritahu, dan jelaskan b. Bobot sedang : bujuk atau rayu, dan propaganda (ada kebohongan unsur pesan) c Bobot tinggi : agitasi (ancaman yang mengganggu pikiran dan perasaan keunikan), dan Indoktrinasi (ancaman yang tidak hanya mengganggu pikiran tapi juga fisik). 3. Tempat penyampaian pesan yang strategis agar pesan tersebut dapat dilihat orang lain. 4. Waktu penyampaian pesan yang tepat, jangan mengganggu kegiatan atau aktivitas komunikan. 46 5. Media yang digunakan jelas. 6. Ketahui sebanyak mungkin tentang audience kita baik yang positif atau negatifnya, baik melalui orang lain, atau dirinya sendiri. 7. Penggunaan umpan balik sebagai tolak ukur bahwa proses komunikasi telah berjalan dengan lancar dapat diterima dengan baik, selain itu umpan balik sebagai masukan untuk komunikan. Sistem komunikasi yang digunakan, yaitu : 1. Sistem komunikasi antar pribadi Contoh : suka memuji orang, dan bersimpati diri dan berempati pada komunikan. 2. Sistem komunikasi kelompok Contoh : rasa memiliki antar anggota kelompok (sense of belonging) 3. Sistem komunikasi organisasi Contoh : apapun yang terjadi tetap setia pada perusahaan (Esprit of the corps) 47 4. Sistem komunikasi massa Contoh : menghargai heterogenitas massa. 2.4.2 Hambatan Komunikasi Ada hambatan atau gangguan (noise) yang dapat menghalangi penyampaian dalam mengirimkan pesan dan penerima dalam menerima pesan. Secara sederhana berikut ini beberapa hambatan dalam proses komunikasi, menurut Onong Uchjana Effendy : 1. Antropologis Dimana masyarakat memiliki postur, warna kulit, adat istiadat, kebiasaaan, kebudayaan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. 2. Sosiologis Perbedaan kasta, derajat, jenjang, strata, dan pendidikan 3. Teknologis atau mekanis Perbedaaan operator telefon seluler, jaringan yang error, ketikan huruf yang buram pada surat 4. Psikologis Suasana jiwa, karakter, mood, dan sifat 48 5. Fisik atau ekologis Desingan mobil yang lewat, dengungan komputer, kacamata21 6. Semantik (bahasa) Orang berbicara dengan bahasa yang berbeda, menggunakan jargon atau istilah rumit yang sulit untuk dipahami pendengar.22 Prakteknya menciptakan sebuah komunikasi yang efektif dalam perusahaan yang telah berkembang dengan jumlah karyawan yang hampir ribuan tidak mudah, Handoko mengklasifikasikan hambatan komunikasi dalam empat bentuk, yaitu : 1. Pribadi (intrapersonal) Yang menyangkut persepsi, serta perbedaan individual dalam kemampuan berkomunikasi. 2. Antar Pribadi (interpersonal) Merupakan hambatan yang terjadi antara pihak-pihak yang melakukan komunikasi, agar komunikasi antar pribadi menjadi efektif dapat dipengaruhi oleh iklim, kepercayaan, dan kesamaan pengirim-penerima. 21 22 Onong Uchjana Effendy, Op.cit. hal. 11 Stephen R. , Ibid, hal. 14 49 3. Organisasional Merupakan hambatan yang berkaitan dengan struktur organisasi, hambatannya yaitu status sesorang dalam perusahaan dan hirarki yang berkaitan dengan desain struktural organisasi yang bertingkat. 4. Teknologi Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi seharusnya informasi yang disampaikan semakin mudah dan cepat diperoleh. Hambatan dari segi teknologi adalah bahasa dan pengertian, isyarat-isyarat nonverbal, dan efektifitas saluran. 2.5 Komunikasi Antar Pribadi 2.5.1 Definisi Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi antar pribadi mengacu pada beberapa referensi, beberapa kalangan ilmuwan mendefinisikan komunikasi antar pribadi sebagai berikut : 50 1. Devito mengungkapkan bahwa : “Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika” 2. Pearson The process of exchanging meaning between people. 3. Barnlund mengemukakan bahwa : 23 “Komunikasi yang biasanya dihubungkan dengan pertemuan antara dua orang atau tiga orang atau mungkin lebih yang terjadi secara sangat spontan dan tidak berstruktur “ 4. Littlejohn Menguraikan lima kriteria dari komunikasi antarpribadi adalah : a. Harus ada dua orang atau lebih dalam jarak fisik yang dapat merasakan kehadiran antara satu dengan yang lainnya. b. Komunikasi interpersonal melibatkan ketergantungan (interdependensi) komunikatif, dengan kata lain perilaku komunikasi seseorang adalah konsekuensi langsung, Barnlund menyebutkan kualitas interaksi terfokus, yang menyiratkanperhatian dan saling terkonsentrasi. 23 Yayu Sriwartini dan Dwi Kartikawati, Komunikasi Antar Pribadi, Jakarta: Mitra Sejati , 2009, hal. 1 51 c. Komunikasi interpersonal melibatkan perubahan pesan d. Pesan tersebut dikodekan dalam berbagai cara verbal dan nonverbal. e. Kriteria akhir adalah bahwa komunikasi interpersonal relatif tidak terstruktur, hal ini ditandai dengan infomalitas dan fleksibilitas.24 Pentingnya situasi komunikasi antar pribadi ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara diologis. Komunikasi yang berlangsung secara dialogis selalu lebih baik daripada secara monoligis. Dialogis adalah bentuk komunikasi antarpribadi yang menunjukan terjadinya interaksi, sedangkan monolog berdialog seorang diri atau dapat dikatakan suatu bentuk komunikasi di mana seseorang berbicara dan yang lain mendengarkan tetapi bersifat pasif karena yang aktif hanya komunikator saja. Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadinya pengertian bersama (mutual understanding) dan empati. Di situ lah terjadi rasa saling menghormati bukan disebabkan status sosial ekonomi, melainkan didasarkan pada anggapan bahwa masing-masing adalah manusia yang wajib, berhak, pantas, dan wajar dihargai dan dihormati sebagai manusia. 24 Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, hal. 42 52 2.5.2 Ciri-ciri Komunikasi Antar Pribadi Dalam keadaan apapun mengkomunikasikan sebuah gagasan, informasi, nasihat, instruksi kepada orang lain akan dihadapkan pada bentuk komunikasi diantaranya komunikasi antar pribadi. Setiap bentuk komunikasi mempunyai ciri-ciri, berikut ini merupakan ciri-ciri komunikasi antarpribadi : 1. Setiap anggotanya dalam proses komunikasi saling bertatap muka 2. Pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong, karena anggotanya memiliki kedudukan yang relatif sama sehingga anggotanya bebas berbicara. 3. Baik komunikator dan komunikan sulit dibedakan bahkan untuk diidentifikasi karena adanya sikap saling mempengaruhi antara satu anggota keanggotaan yang lain. Komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikannya. Komunikasi yang dilakukan secara tatap muka terjadi kontak pribadi (personal contact) pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan. Ketika komunikasi itu berlangsung umpan balik (feed back) juga akan cepat berlangsung baik berupa tanggapan, ekspresi wajah, dan gaya bicara. Apabila umpan balik dari komunikan positif artinya tanggapan komunikan 53 itu menyenangkan komunikator, dan untuk komunikasi kedepannya akan mempertahankan gaya komunikasi seperti itu. Dan apabila umpan balik dari komunikan negatif maka komunikator harus mengubah gaya komunikasi sampai komunikasi berhasil. 2.5.3 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi Antar pribadi yang dilakukan secara tatap muka sebagai latihan kepekaan, dan kebanyakan ilmuwan komunikasi yang pada waktu itu menekankan pentingnya komunikasi antarpribadi bagi pembuktian keaslian pribadi seseorang. Selain itu tujuan komunikasi antarpribadi yang lain adalah : a. Kita lebih mengenal diri sendiri dan orang lain karena komunikasi antarpribadi memberikan kesempatan untuk memperbincangkan diri kita sendiri, belajar tentang bagaimana dan sejauh mana terbuka pada orang lain, mengetahui nilai, sikap, serta perilaku orang lain sehingga kita dapat menanggapi dan memprediksikan tindakan orang lain. b. Mengetahui dunia luar Komunikasi antarpribadi memungkinkan untuk kita memahami lingkungan yang kita jadikan sebagai obyek, keyakinan, dan perilaku kita antarpribadi. yang banyak dipengaruhi oleh komunikasi 54 c. Mengubah sikap dan perilaku, memiliki banyak waktu yang dapat kita gunakan untuk mengubah dan mempersuasikan sesuatu kepada orang lain. d. Menghibur diri sendiri, memperoleh hiburan dari kejadian lucu dapat memberikan suasana yang lepas dari keseriusan, ketegangan, kejenuhan. e. Membantu orang lain 2.6 Karyawan Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi, karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses, dan tujuan yang ingin dicapai. Karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenaganya) dan mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Mereka wajib dan terikat untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan berhak memperoleh kompensasi sesuai dengan perjanjian. Posisi karyawan di perusahaan dibedakan atas : 55 1. Karyawan Operasional Karyawan operasional adalah setiap orang yang secara langsung harus mengerjakan sendiri pekerjaannya sesuai dengan perintah atasan. 2. Karyawan Manajerial Karyawan manjerial adalah setiap orang yang berhak memerintah bawahannya untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dan dikerjakannya sesuai dengan perintah. Mereka mencapai tujuannya melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Karyawan manajerial dibedakan atas : a. Manajer Lini Manajer Lini adalah seorang pemimpin yang mempunyai wewenang lini (line authority), berhak dan bertanggung jawab langsung merealisasikan tujuan perusahaan. b. Manajer staff Manajer staf adalah pemimpin yang mempunyai wewenang staf (staff authority) yang hanya berhak untuk memberikan saran dan pelayanan untuk memeprlancar penyelesaian tugas-tugas manajer. 56 2.7 Isu-isu Ketenagakerjaan Hubungan industrial yang didasarkan pada menyatukan kepentingan semua unsur baik pengusaha, karyawan, pemerintah, dan masyarakat. Karyawan merupakan asset dan merupakan satu elemen penting sebagai salah satu pelaku produksi karyawan memiliki berbagai harapan dan harga diri yang memerlukan perhatian dari para pelaku organisasi. Sepanjang sejarah produksi komunitas buruh atau serikat pekerja masih diliputi berbagai pandangan yang kurang nyaman oleh sebuah sistem yang lebih besar dan dominan, terutama oleh pemerintah dan pengusaha. Kesejahteraan komunitas buruh atau karyawan telah menjadi persoalan utama sejak krisis tahun 1999. Krisis keuangan pada saat itu mengakibatkan banyak perusahaan mengalami kebangkrutan sehingga memicu banyak pengangguran dan lebih banyak orang yang bekerja mandiri disektor informal daripada formal tanpa jaminan kesehatan, jaminan hari tua, dan jaminan kecelakaan kerja. Persoalan tersebut menjadikan karyawan meminta kepada pengusaha dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup yang mencakup semua sisi. Kebutuhan menjadi sesuatu yang penting , tidak dapat dihindarkan, dan istilah kebutuhan digunakan untuk merujuk kepada kekurangan sesuatu. Abraham Maslow dalam teori yang paling mendasar tentang kebutuhan manusia mengatakan bahwa pada dasarnya kebutuhan manusia 57 terdiri dari lima kategori, diantaranya : fisiologis, keselamatan atau keamanan, rasa memiliki atau sosial, penghargaan dan aktualisasi diri. Kebutuhan yang bersifat hirarkis (bersusun) dari kebutuhan yang paling mendasar hingga kebutuhan yang paling tinggi, dan manusia akan memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi jika kebutuhan sebelumnya sudah dapat terpenuhi.25 Gambar 2-7 Teori Hirarki Kebutuhan Manusia (R.Wayne Pace & Don F. Faules) Tingkat kebutuhan mendasar yaitu fisiologis seseorang relatif terpuaskan, maka akan muncul kebutuhan akan keamanan, dan demikian selanjutnya satu langkah pada suatu waktu. Sekali kebutuhan satu terpuaskan maka akan mengaktifkan kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi, hingga sampai pada kebutuhan untuk aktualisasi. 25 R. Wayne Pace dan Don F. Faules (Penerjemah: Deddy Mulyana) (Edisi Bahasa Indonesia), Op.cit. hal. 121 58 Teori hirarki kebutuhan setelah teori Abraham Maslow adalah teori kebutuhan McClelland yaitu, mengukur kekuatan kebutuhan, kebutuhan akan prestasi, karakteristik orang yang berprestasi tinggi, kebutuhan afiliasi, dan kebutuhan akan kekuasaaan.26 Tingkat perekonomian seseorang yang menjadikan berbeda antara kebutuhan satu individu dengan individu yang lainnya. Perbedaaan latar belakang perekonomian, persoalan upah minimum kerja, jaminan kesehatan, persoalan jam kerja dan lembur yang berimbas pada pemutusan hubungan kerja, serta hak berserikat bagi karyawan yang telah dinilai eksistensinya sebagai profesi yang rendah dan direndahkan yang terjadi di dalam sebuah perusahaan sebagai pemicu aksi unjuk rasa. Unjuk rasa menjadi senjata pamungkas dalam menyampaikan berbagai kebutuhan atau aspirasi dan dapat menekan pengusaha dan pemerintah. Pertarungan kepentingan diantara para pemilik modal (investor), pengusaha, dan para karyawan selalu diwarnai dengan berbagai konflik yang berkepanjangan. Kehadiran pemerintah sebagai pengambil kebijakan dan pengayom di antar keduanya selalu menambah lemahnya posisi para karyawan di hadapan para pengusaha. Bahkan pemerintah sendiri seakan kesulitan merumuskan berbagai kebijakan yang dapat memberi solusi terbaik bagi pengusaha dan karyawan. 26 Robert Kreitner & Angelo Kinicki, Perilaku Organisasi, Jakarta:Salemba Empat,2003,hal.255 59 Para karyawan sudah merasa telah memenuhi kewajibannya dalam bekerja, tetapi pengusaha dianggapnya sebagai sebuah sistem yang selalu “memeras” keringat para karyawan demi keuntungan pengusaha. Demikian pula sebaliknya, pengusaha memandang buruh “tidak tahu diri”, sebagai pemberi kerja, pengusaha melihat para karyawan tidak menyadari kesulitan yang sedang dihadapi pengusaha, inginnya menuntut segala hakhaknya yang lebih besar.27 Kondisi di atas telah mendorong kesadaran para karyawan untuk mengembangkan diri dalam berbagai organisasi dan gerakan serikat pekerja untuk menjadikan sebuah kekuatan sosial yang baru dalam menyampaikan aspirasinya. Unjuk rasa di berbagai daerah menjadi sebuah indikator betapa kiprah dan eksistensi serikat pekerja masih menjadi persoalan besar bagi bangsa. Situasi dan posisi para pekerja yang sangat lemah dalam berbagai hal, baik dalam kualitas sumber daya manusia (SDM) maupun keterampilan, diperparah dengan lemahnya pengawasan ketenagakerjaan dan penegakan peraturan oleh dinas terkait dengan hubungan industri, memperparah kehidupan para pekerja dalam relasi produksi dan ekspoitatif menyebarluas. Hubungan karyawan dan pengusaha dalam relasi kerja merujuk pada bentuk komunikasi dan interaksi yang terjadi di antara manusia yang 27 Atwar Bajari dan S. Sahala Tua Saragih (Pengantar: Deddy Mulyana), Komunikasi Kontekstual Teori dan Praktik Komunikasi Kontemporer, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, hal.114 60 terikat pada proses perilaku menuju suatu kepuasan kerja secara bersama. Hubungan dengan karyawan (internal) adalah berinteraksi dengan karyawan atau tenaga kerja, yang sebagian dari mereka tergabung dalam serikat pekerja. Hubungan dengan karyawan adalah hubungan penting yang sangat mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan sebuah perusahaan, dan hubungan ini tidak dapat dianggap sepele. Hubungan industrial diartikan sebagai hubungan antara manajemen dan pekerja atau Management Employee Relationship (Simanjuntak, 2003: 1). Berikut ini fungsi dari Employee Relations adalah: a. Menyampaikan informasi seputar perusahaan,seperti : apa yang sedang dijalankan perusahaan, apa yang telah dicapai perusahaan, dan apa yang akan dilakukan perusahaan. b. Karyawan harus mendapatkan informasi baik dalam berupa Majalah, Bulletin, New Letter, Intranet, dll. c. Mendistribusikan SOP (Standard Operational Procedure) , keputusan perusahaan, kebijakan perusahaan (Business Policy) , kepada seluruh karyawan. Kebijakan Perusahaan di PT. Takagi Sari Multi Utama 2013 adalah : - Meningkatkan Kepuasan Pelanggan - Meningkatkan dan menguatkan Sistem Internal 61 - Meningkatkan aktivitas 5s dan keselamatan serta keamanan kerja - Meningkatkan Produksi untuk lingkungan yang bersahabat - Meningkatkan training keahlian kerja - Menjaga aktivitas tenaga kerja dengan kondusif28 d. Memotivasi karyawan agar memiliki kinerja yang bagus bagi perusahaan. e. Menciptakan suasana atmosfir organisasi yang menyenangkan. f. Melibatkan semua karyawan atas segala pekerjaan yang sudah dirancang oleh perusahan. g. Mendukung tujuan perusahaan. h. Memelihara hubungan yang baik antara karyawan dari direktur sampai office boy. Persoalan tentang ketenagakerjaan dalam sebuah perusahan yang telah berkembang rawan akan selentingan yang beredar. Pihak top management harus lebih cepat tanggap dan aktif dalam mengetahui selentingan yang beredar di luar perusahaan, sebelum berubah menjadi crisis. 28 PT. Takagi Sari Multi Utama, Business Policy, 2013 62 2.8 Konflik Terciptanya jaringan komunikasi informal di dalam perusahaan maka konflik tidak dapat dihindari. Konflik tidak selamanya bernilai negatif tetapi memiliki nilai positif. Interaksi kelompok dalam perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dan merupakan pekerjaan tambahan bagi manajer perusahaan. Lebih baik jika perusahaan membentuk management konflik agar konflik dapat menjadi sebuah dinamika perkembangan keberhasilan perusahaan. Memahami konflik berdasarkan pendapat dari : a. Davis Konflik timbul dari ketidaksepakatan atas yang perlu dicapai atau metode yang digunakan untuk mencapainya. b. Robbins Konflik adalah suatu proses yang diawali ketika satu pihak merasa bahwa pihak yang lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan segera mempengaruhi secara negatif sesuatu yang menjadi perhatian pihak pertama.29 Konflik internal perusahaan cukup memakan waktu, pikiran dan tenaga terutama bagi manajer untuk menyelesaikannya, apabila top 29 Suharsono, Op.cit. hal. 182 63 management tidak cukup cepat dan tanggap dalam penyelesaian konflik yang terjadi dalam waktu yang berlarut-larut maka akan merugikan dan bahkan dapat menghancurkan seluruh pihak dalam perusahaan tersebut. Ibrahim mengemukakan bahwa : “Sebuah konflik memang tidak dapat dihindarkan, bahkan diciptakan untuk mendapatkan suatu dinamika organisasi. Perkembangan konflik dalam organisasi dapat bersifat fungsional dan disfungsional. Konflik fungsional mempunyai potensi untuk pengembangan organisasi menuju ke suatu dinamika sehingga dapat tercapai suatu prestasi keorganisasian. Konflik disfungsional mempunyai potensi menjadi pengganggu tumbuhnya organisasi yang berakibat dapat menurunkan kinerja” 30 Menyadari bahwa meminta saja tidak cukup untuk memaksimalkan kinerja karyawan di tengah-tengah maraknya isu ketenagakerjaan. Semua tergantung pada perilaku setiap individu di dalam sebuah perusahaan. Ada dua cara untuk mengubah perilaku, yaitu : melakukan sesuatu sebelum perilaku terjadi (anteseden) atau melakukan sesuatu setelah perilaku terjadi (konsekuensi). Vic Dingus, Technical Associates di Eastman Chemical Co., menunjukan bahwa : 31 “perusahaan selalu dirancang dengan sempurna untuk memproduksi apa yang sedang diproduksinya.” Apabila perusahaan memiliki persoalan pada mutu, masalah biaya produksi, persoalan produktivitas karyawan, maka perilaku yang berhubungan dengan hasil yang tidak diharapkan itu sedang diperkuat. Ini menjadi kabar baik karena berarti apa yang haru skita 30 Atwar Bajari dan S. Sahala Tua Saragih (Pengantar: Deddy Mulyana), Op.cit. hal.159 Aubrey C. Daniels , Maximum Performance Sistem Motivasi Terbaik Bagi Kinerja Karyawan , Jakarta : Bhuana Ilmu Populer, 2005, hal. 46 31 64 lakukan untuk mendapatkan sebuah kinerja yang diinginkan hanyalah dengan mengidentifikasi perilaku yang membawa hasil buruk dan menyusun konsekuensi yang akan menghentikannya. Kemudian, mengidentifikasi perilaku yang akan membawa hasil yang iinginkan dan menyusun konsekuensi yang akan memperkuatnya secara positif. Peranan lingkungan sangat berpengaruh dalam mengubah perilaku seseorang. Peran lingkungan merupakan kekuatan pendorong di belakang perilaku organisasi. Organisasi dikondisikan oleh lingkungan , dan kelangsungan hidup organisasi bergantung pada kemampuannya menafsirkan lingkungan yang nyata dan beradaptasi dengannya. Teori determinisme lingkungan mempunyai pengaruh besar atas studi perilaku organisasi, Lawrence & Lorsch juga menyebutkan bahwa : “organisasi harus mengurus lingkungan eksternal dan menggunakan strategi adaptifnya yang terbaik untuk tetap tumbuh dan terus hidup” 32 Weick mengemukakan bahwa suatu bagian terpenting perilaku sebuah perusahaan adalah bagaimana para peserta menciptakan lingkungan dan bagaimana penciptaan tersebut mempengaruhi perilaku mereka.33 32 R. Wayne Pace dan Don F. Faules (Penerjemah: Deddy Mulyana) (Edisi Bahasa Indonesia), Op.cit, hal.20 33 R. Wayne Pace dan Don F. Faules (Penerjemah: Deddy Mulyana) (Edisi Bahasa Indonesia), ibid. Hal. 20 65 2.9 Perundingan Hubungan Industri Perselisihan yang terjadi tentang upah minimum kerja, jaminan kesehatan, hak berserikat dan berkumpul, hingga persoalan jam kerja dan lembur yang berimbas pada tindakan anarkis. Persoalan di antara kedua belah pihak (bipartit) akan semakin besar dan menjadi sebuah krisis pada perusahaan, jika tidak segera dilakukan berbagai strategi penyelesaian. Strategi penyelesaian berupa penyelesaian yang dilakukan oleh kedua belah pihak yang berselisih dengan melakukan musyawarah mufakat, tanpa melibatkan pemerintah sebagai orang ketiga, yaitu : 1. Pertawaran Kolektif Merupakan perundingan antara pimpinan perusahaan dengan wakil dari jaringan organisasi informal untuk mencapai kesepakatan, yang juga merupakan upaya kompromi dan penyeimbangan tekanan dari kedua kelompok sosial yang memiliki kepentingan timbal balik untuk bekerja sama. 2. Proses Lanjutan Pertawaran kolektif adalah proses berkelanjutan dan berlangsung secara berkala, tetapi setelah perjanjian ditandatangani, perlu dilakukan proses pertawaran. Perjanjian tersebut dikomunikasikan kepada para manajer, serta seluruh karyawan , lalu melakukan penafsiran untuk memeriksa 66 kemungkinan adanya lubang-lubang dalam perjanjian agar dapat mengadakan perubahan dalam periode perundingan selanjutnya. 3. Perencanaan Negosiasi Negosiasi merupakan suatu proses untuk mencapai kesepakatan dengan pihak lain. Negosiasi dirancang untuk mencapai kesepakatan ada saat kedua belah pihak memiliki kepentingan yang sama ataupun berbeda. Pimpinan perusahaan akan mengadakan survey ke lapangan tentang hubungan perburuhan pada saat sekarang, karena setiap periode penawaran berikutnya didasarkan pada beberapa hal yang telah terjadi sebelumnya. Sesi penawaran akan cenderung akan tidak bersahabat apabila hubungan perburuhan atau antar karyawan tidak baik dan saling bermusuhan, sebaliknya apabila hubungan perburuhan telah mewujudkan kerja sama yang aktif dan positif proses penawaran akan berjalan dengan baik dan lebih bertanggung jawab. 4. Sikap Konstruktif Sikap yang harus dijaga oleh para anggota penawaran untuk mencapai kata sepakat. Berakibat buruk apabila pihak top management perusahaan tidak menerima karyawan atau terjadi sebaliknya maka proses perundingan akan berjalan dengan emosional dan dapat menjadi ajang pertarungan. 67 5. Taktik Pertawaran Melalui taktik pertawaran yang terdiri dari usul imbangan, pertukaran isu, mediasi, sampai pada pertawaran pemecahan masalah. Kesulitan yang mendasar dalam pertawaran adalah baik pihak perusahaan atau karyawan ingin memenangkan kepentingan masing-masing, apabila kedua belah pihak belum menemukan hasil kesepakatan dari pertawaran pemerintah akan diminta campur tangan yang akan membatasi kebebasan kedua belah pihak. Selain mengadakan strategi penyelesaian melalui teknik negosiasi, pertimbangan serta analisis yang dilakukan pengusaha dan management dalam menyelesaikan permasalahan tentang hubungan industri tersebut dari undang-undang yang mengatur soal perburuhan di Indonesia, adalah : 1. Undang-undang NO. 21 tahun 2000 tentang serikat buruh 2. Undang-undang NO. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan 3.Undang-undang NO. 2 tahun 2004 tentang penyelesaian perselihan hubungan industrial.34 Melalui undang-undang tersebut internal perusahaan pun berbenah. Perbedaan pekerjaan, jabatan dalam perusahaan yang mempengaruhi pola komunikasi. Hambatan yang terjadi di dalam proses komunikasi tersebut perusahaan yang sebelumnya tertutup tentang informasi yang berkaitan 34 Darda Syahrizal, Op.cit. Hal. 3 68 dengan hubungan industrial menjadi lebih terbuka. Komunikasi yang sering diarahkan kepada karyawan, saat ini komunikasi untuk manajemen harus berbenah. Komunikasi dalam kelompok pimpinan dapat disebut sebagai komunikasi pimpinan atau komunikasi dalam kelompok pimpinan, karena cakupan pengaruh manajerial umumnya lebih besar daripada pengaruh karyawan, dan kebanyakan mata rantai dalam komunikasi dari atas ke bawah dan sebaliknya adalah kelompok pimpinan.35 Menjadi seorang pimpinan yang efektif dalam mengelola aktivitas perusahaan dalam menjamin kelancaran arus komunikasi yang dapat mempengaruhi moral dan kepuasan anggota, keamanan, kualitas kehidupan kerja, serta prestasi organisasi. Investasi pasar kerja yang meliputi tiga macam keutamaan, yaitu : pendidikan atau pelatihan keterampilan (training), migrasi dan mencari pekerjaan baru. Investasi tenaga kerja menjadi modal utama perusahaan dan semuanya dibentuk untuk mencapai tujuan investasi yang nantinya akan dapat memberikan hasil bagi perusahaan. Pendidikan atau pelatihan (training) menjadikan karyawan di perusahaan menjadi bertambah pengetahuan, keterampilan, menjadi mandiri, kreatif, inovatif, dan mampu bersaing dengan karyawan dari perusahaan lain. Migrasi dan pencarian pekerjaan merupakan aktivitas dalam usaha meningkatkan nilai modal manusia dalam bentuk upah yang diterima karyawan berdasarkan keahlian 35 Keith Davis & John W. Newstrom, Op.cit. hal 173 69 masing-masing.36 Total kekayaan manusia diwujudkan dalam suatu kombinasi dari modal diri manusia sendiri. Penyelesaian secara bipartit ini diupayakan terlebih dahulu sebelum pihak alternatif mengambil alih dalam penyelesaian. Penyelesaian secara bipartit ini harus diselesaikan paling lama 30 hari kerja sejak tanggal dimulainya perundingan. Setiap perundingan harus dibuat risalah atau berita acara perundingan. 36 Sonny Sumarsono, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia & Ketenagakerjaan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003, hal.48