BAB II - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi
2.1.1
Definisi Komunikasi
Komunikasi terus menerus terjadi selama proses kehidupan, proses
berlangsungnya pun dalam berbagai konteks baik secara fisik, psikologis
maupun sosial, karena proses komunikasi tidak terjadi pada sebuah ruang
kosong. Manusia merupakan pelaku komunikasi, komunikasi itu sendiri
menjadi penting karena fungsi yang bisa dirasakan oleh pelaku
komunikasi tersebut. Suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut
secara bersamaan itulah Komunikasi.1 Jika makanan dibutuhkan manusia
untuk bertahan hidup secara fisik saja, maka komunikasi lah sebagai
penyempurna bentuk pertahanan hidup secara psikologis, sosial, dan fisik
itu sendiri. Menurut Harold D Lesswell komunikasi didefinisikan:
“Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect”, teori
dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu
sama lain, yaitu : sumber (source), sering disebut juga pengirim
(sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara
(speaker) atau orginator. Komunikasi adalah siapa berbicara apa
melalui media apa kepada siapa dan apa pengaruhnya. Interaksi
komunikasi dapat dalam bentuk verbal (lisan maupun tulisan) ataupun
1
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010,
hal. 46
9
10
nonverbal (gerak tubuh, sikap, tingkah laku, yang mengandung arti)
dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. 2
2.1.2
Unsur – Unsur Komunikasi
Komunikasi antar manusia hanya terjadi , jika seseorang yang
menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya
komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan,
media, penerima, dan efek. Unsur-unsur tersebut dapat juga disebut
komponen atau element komunikasi.
a.
Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber
sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar
manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam
bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga.
Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa
inggris disebut dengan source, sender, atau encoder.
b.
Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah
sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat
disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media
2
Deddy Mulyana, Op.cit. hal. 69
11
komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan,
informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa inggris pesan
biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau
informasi.
c.
Media
Media adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada khalayak. Media tediri dari media
cetak (koran,majalah), media elektronik (televisi, radio, telepon)
dan media internet (email, via aplikasi skype, kakao talk, dan
yahoo messanger)
d.
Penerima
Penerima adala pihak yang menjadi sasaran pesan yang
dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau
lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima
biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak,
sasaran, komunikan, atau dalam bahasa inggris disebut dengan
audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami
bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber.
Tidak adanya penerima jika tidak ada sumber. Penerima adalah
elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang
menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima
oleh penerima, maka akan menimbulkan berbagai macam masalah
12
yang sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan,
atau saluran.
e.
Pengaruh atau efek
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang
dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum atau
sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada
pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu,
pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau pengetahuan, sikap,
dan tindakan seseorang sebagai akibat penerima pesan. 3
Setiap unsur-unsur komunikasi tersebut mempunyai standarisasi
tersendiri agar komunikasi dapat berjalan lancar. Seperti komunikator,
harus mempunyai cukup kredibilitas yang baik agar komunikan pun
menaruh simpati kepadanya, bagaimana pun baiknya komunikator dalam
menyampaikan pesan tapi jika komunikan tidak simpati, maka proses
pertukaran pesan tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Tidak hanya
komunikator,
komunikan
juga
harus
mempunyai
kemauan
dan
kemampuan yang cukup untuk dapat menafsirkan pesan yang diberikan.
Pesan yang disampaikan pun akan lebih baik jika diberikan secara singkat,
jelas dan padat agar tidak membuat komunikan menjadi bosan.
3
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009, hal. 2227
13
2.1.3
Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi menurut Harold D. Laswell, yaitu:
1. Untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai
kejadian dalam suatu lingkungan
2. Beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada
3. Manusia dapat mengontrol lingkungannya. 4
Dengan adanya komunikasi, maka akan terjadi interaksi diantara
mereka, dimana mereka dapat saling bertukar informasi, berdiskusi dan
melalui komunikasi dapat meningkatkan motivasi antar karyawan.
Onong Uchjana Effendi dalam buku dimensi-dimensi komunikasi
mempunyai pendapat tentang fungsi komunikasi sebagai berikut :
1.
Memberikan
informasi
(Public
Information)
kepada
masyarakat. Perilaku masyarakat dalam menerima informasi
merupakan perilaku alamiah dari masyarakat sendiri. Dengan
menerima informasi yang benar masyarakat akan merasa aman
tentram. Informasi akurat diperlukan oleh beberapa bagian
masyarakat sebagai bahan dalam pembuatan keputusan.
4
Hafied Cangara, Op.cit. hal. 59
14
2.
Mendidik
masyarakat
(Public
Education)
kegiatan
komunikasi dengan memberikan berbagai informasi tidak lain agar
masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, lebih berkembang
kebudayaannya. 5
Fungsi komunikasi tersebut diharapkan akan terhindar dari
berbagai kesalahpahaman(misscommunication) dalam menginterpretasikan
sebuah informasi.
2.1.4
Tujuan Komunikasi
Komunikasi yang dilakukan oleh para pelaku komunikasi pada
umumnya memiliki beberapa tujuan guna menciptakan pemahaman
bersama atau mengubah persepsi, bahkan perilaku. Pada umumnya tujuan
komunikasi antara lain :
1. Agar terciptanya perubahan opini atau pendapat (to change
opinion)
2. Agar terciptanya perubahan sikap (to change attitude)
3. Agar terciptanya perubahan perilaku (to change behavior)
4. Agar terciptanya perubahan sosial (self socialization) untuk
bersosialisasi diri, berinteraksi, dengan menggunakan komunikasi.6
5
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993, hal. 54
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2003, hal. 55
6
15
Karyawan memiliki hak untuk mengutarakan ide-ide kreatifnya,
karyawan memiliki hak untuk mengutarakan opininya kepada perusahaan
yang menyangkut hak atau kewajiban karyawan yang belum memenuhi
standard. Kebebasan mengeluarkan opini atau pendapat dipertahankan
demi mencapai kebenaran. Beberapa aliran meninjau kebenaran sebagai
berikut:
a. Coherence Theory
Teori ini menyatakan bahwa opini-opini yang dimiliki
seseorang harus saling bersesuaian. Teori ini seakan-akan hanya
membenarkan opini sendiri dan menyalahkan opini orang lain.
b. Correspondence Theory
Teori ini
menyatakan bahwa pernyataan manusia harus
sesuai dengan kenyataan. Teori ini merupakan landasan filsafat
bahwa opini yang menang adalah opini yang benar.
c. Pragmatisme
Pemikiran tentang kebenaran senantiasa dicari, karena
orang mudah keliru menentukan mana yang benar. Pragmatisme
sangat berhati-hati menyatakan sesuatu itu benar. Dengan kata lain
teori ini menyatakan semua opini adalah relatif. 7
7
Helena Olii dan Novi Erlita, Opini Publik, Jakarta: PT. Indeks, 2011, hal. 3
16
2.2
Komunikasi Organisasi
2.2.1
Definisi Komunikasi Organisasi
Komunikasi berasal dari kata latin yaitu communis/communicare,
yang merupakan sebuah proses penyampaian informasi dari komunikator
kepada komunikan, komunikan harus memahami informasi yang telah
disampaikan oleh komunikator. Tercipta sebuah tujuan maka informasi
tersebut perlu disampaikan, baik dalam berupa mempengaruhi seseorang ,
mendidik, dan bahkan untuk membina budaya.
Organisasi berasal dari bahasa Yunani yaitu organon yang berarti
alat. Berikut ini beberapa ahli yang telah memberikan pengertian tentang
organisasi :
a. Dimock
Organisasi adalah perpaduan secara sistematis bagianbagian yang saling bergantungan atau berkaitan untuk membentuk
suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi, dan
pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
b. Robins
Organisasi merupakan perpindahan makna di antara
anggota-anggotanya. Melalui perpindahan makna dari satu orang
ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan, tetapi
17
komunikasi itu lebih dari sekedar menanamkan makna, tapi harus
dipahami.
c. Hani Handoko
Organisasi menurutnya adalah usaha mendorong orang lain
menginterpretasikan pendapat yang dikehendaki oleh orang yang
menyampaikan pesan. 8
d. Joseph Devito
Komunikasi
organisasi
merupakan
pengiriman
dan
penerimaan pesan baik dalam organisasi di dalam kelompok formal
maupun informal organisasi. 9
Berdasarkan
definisi
tersebut,
dapat
disimpulkan
bahwa
sekumpulan orang dapat dikatakan sebagai organisasi jika memenuhi
empat unsur pokok, yaitu :
1.
Organisasi itu merupakan sistem
2.
Adanya suatu pola aktivitas
3.
Adanya sekelompok orang
4.
Adanya tujuan yang ditetapkan
Berdasarkan empat unsur yang tersebut organisasi merupakan
sebuah sistem, organisasi tidak mungkin dapat melaksanakan aktivitas
8
Suharsono, Pengetahuan Dasar Organisasi (Konsep-konsep Dasar, Teori, struktur dan
Perilaku), Jakarta:Universitas Atma Jaya, 2012, hal.139
9
Yenny Ratna Suminar, Soleh Soemirat dan ElvinaroArdianto, Komunikasi Organisasional,
Jakarta : Universitas Terbuka, 2004, hal. 1.3
18
tanpa berhubungan dengan organisasi lain. Komunikasi merupakan sarana
penting dalam implementasi berbagai aktivitas organisasi, selain itu
komunikasi merupakan sarana penting bagi organisasi untuk berhubungan
dengan lingkungan tugas karyawan.
2.2.2
Elemen Komunikasi Organisasi
Sejumlah orang yang secara bersama-sama berada di suatu tempat
itu dapat dikatakan sebuah kelompok atau organisasi harus dilihat dari
situasinya. Elemen dasar dari organisasi yang saling berkaitan satu dengan
element lainnya digambarkan oleh Scott, sebagai berikut:
Gambar 2-1
Element Komunikasi Organisasi
a. Struktur Sosial
Merupakan sebuah pola atau aspek aturan hubungan yang ada
diantara partisipan di dalam suatu organisasi. Dua komponen
tersebut yaitu struktur normatif dan struktur tingkah laku. Struktur
normatif adalah yang mencakup nilai, norma, dan peranan yang
19
diharapkan, sedangkan struktur tingkah laku adalah tingkah laku
yang diperlihatkan manusia dalam sebuah organisasi.
b. Partisipan
Merupakan individu – individu yang memberikan kontribusi
kepada organisasi. Keterlibatan semua individu yang berpartisipasi
di dalam organisasi sangat bervariasi.
c. Tujuan
Tujuan organisasi adalah yang paling penting dan sangat
diperlukan dalam memahami organisasi. Tujuan merupakan suatu
titik sentral petunjuk dalam menganalisis organisasi, konsep akhir
yang diingini.
d. Teknologi
Merupakan penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan mesin dan
juga pengetahuan teknik dan keterampilan partisipan. Tiap-tiap
organisasi mempunyai teknologi dalam melakukan pekerjaannya.
e. Lingkungan
Lingkungan pada dasarnya tidak ada organisasi yang sanggup
mencukupi kepentingan dirinya sendiri. Semuanya bergantung
kepada lingkungan sistem yang lebih besar untuk dapat terus
bertahan hidup. 10
Sebuah organisasi terdapat seseorang atau beberapa orang yang
bertanggung jawab untuk mengordinasikan sejumlah orang yang bekerja
10
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara,2011, hal. 25
20
sama dengan segala aktivitas serta fasilitas. Orang yang bertanggung
jawab dalam pembagian kerja harus mengordinasikan beragam kegiatan
yang pada dasarnya memiliki latar belakang kepentingan yang berbedabeda, sehingga sebuah organisasi harus memiliki struktur organisasi yang
jelas. Pembagian kerja menyangkut bagaimana tugas, kewajiban dan
pekerjaan organisasi didistribusikan secara jelas.
2.2.3
Fungsi Komunikasi Organisasi
Organisasi memiliki fungsi diantaranya adalah :
a. Memenuhi kebutuhan pokok organisasi
Seperti sebuah organisasi memerlukan gedung sebagai tempat
beroperasi organisasi tersebut, memerlukan modal untuk biaya
pekerja dan penyediaan bahan mentah atau fasilitas lain untuk
menunjang dalam pelaksanaan tugas.
b. Mengembangkan tugas dan tanggung jawab
Beberapa organisasi bekerja dengan bermacam-macam standar
tertentu, ini berarti bahwa organisasi harus hidup dan berjalan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh organisasi
maupun standar masyarakat dimana organisasi itu berdiri.
Standard tersebut memberikan organisasi satu set tanggung
jawab yang harus dilakukan oleh anggota organisasi.
c. Memproduksi barang atau orang
21
Fungsi utama sebuah organisasi adalah memproduksi barang
atau orang sesuai dengan jenis organisasinya, dan setiap
organisasi memiliki produknya maisng- masing. Tidak lupa
bahwa efektivitas sebuah proses produksi banyak bergantung
pada
sebuah
ketepatan
informasi.
Penyampaian
dan
pemeliharaan informasi memerlukan proses komunikasi, oleh
karena itu informasi juga tergantung kepada keterampilan
berkomunikasi.
d. Mempengaruhi dan dipengaruhi orang
Organisasi terdiri dari banyak individu atau orang sehingga
individu tersebut yang membimbing, mengelola, mengarahkan
dan menyebabkan pertumbuhan organisasi. Masing – masing
individu memberikan ide atua gagasan, program – program baru
serta arah yang baru. 11
2.2.4 Saluran Komunikasi
Saluran komunikasi dapat juga disebut dengan arah komunikasi,
yang terbagi menjadi tiga, yaitu :
a.
Komunikasi Vertikal
Hubungan secara struktural yang paling umum dan
mungkin paling penting untuk kerja organisasi secara efektif dan
efisien adalah hubungan atasan dan bawahan. “Konsep hubungan
11
Arni Muhammad, Op.cit. hal. 32
22
atasan-bawahan bersandar kuat pada perbedaan dalam otoritas yang
diterjemahkan
menjadi
perbedaan
dalam
status,
hak,
dan
pengawasan.”12 Seorang pimpinan kerja dipandang lebih banyak
kepada hak istimewa dan wilayah pengawasan tertentu atas
bawahannya. Sebaliknya, bawahan memiliki status lebih rendah,
lebih sedikit hak istimewanya, dan bawahan bergantung pada
pimpinan kerja.
Komunikasi vertikal dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1.a. Downward Communication (ke bawah)
Komunikasi ke bawah pada dasarnya merupakan proses
komunikasi yang dilakukan berdasarkan penggunaan wewenang.
Jika disederhanakan komunikasi ini berarti proses penyampaian
informasi dari atasan kepada bawahan, bentuknya adalah :
1. Pemberian Motivasi
2. Pemberian Instruksi
3. Informasi mengapa pekerjaan dilakukan (masalah yang
memerlukan perhatian)
4. Memberikan umpan balik
5. Kebijakan dan prosedur baru organisasi
12
R. Wayne dan Don F. Faules (Penerjemah: Deddy Mulyana) (Edisi Bahasa Indonesia),
Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan,Bandung:
Remaja Rosdakarya,2006, hal. 204
23
1.b. Upward Communication (Ke atas)
Komunikasi ke atas pada dasarnya proses komunikasi yang
informasinya diberikan oleh bawahan kepada atasan, bentuknya
adalah:
1. Laporan pelaksanaan tugas (aktivitas) sebagai wujud dari
pertanggungjawaban karyawan
2. Keluhan
3. Kritik dan saran
b.
Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal pada dasarnya proses komunikasi
yang dilakukan oleh unit kerja yang setingkat. Komunikasi yang
dilakukan oleh karyawan dalam kelompok kerja yang setingkat
atau kelompok-kelompok kerja yang setingkat. Komunikasi ini
biasanya lebih bersifat koordinasi, bentuknya adalah :
1. Rapat Pimpinan (antar manager)
2. Koordinasi antar karyawan
3. Koordinasi antar bagian
4. Komunikasi Informal
c.
Komunikasi Diagonal
Komunikasi yang dilakukan secara silang baik menyangkut
fungsi maupun tingkatannya, bentuknya adalah rapat yang
24
dilakukan antara unit yang satu dengan yang lain diluar
bagiannya.13
2.2.5
Pola Aliran Komunikasi Organisasi
Tantangan
besar
dalam
sebuah
organisasi,
bagaimana
menyampaikan sebuah informasi ke seluruh bagian organisasi dan
bagaimana sebuah organisasi mampu menerima informasi dari seluruh
bagian organisasi. Semuanya berhubungan dengan aliran informasi.
Proses aliran komunikasi organisasi adalah rumit, maka perlu
memahami bahwa sebuah informasi tidak mengalir secara harafiah.
Informasi sendiri tidak bergerak, yang terlihat adalah proses penyampaian
pesan, interpretasi penyampaiannya, dan penciptaan penyampaian
informasi lain.
Guetzkow menyatakan bahwa komunikasi organisasi memiliki
sifat aliran yaitu :
a. Serentak
Gambar 2-2
13
Suharsono, Op.cit. hal. 142
25
Seperti pada gambar di atas bahwa penyebaran pesan secara
serentak cukup sering terjadi dan pimpinan kerja menginginkan informasi
disampaikan bersamaan kepada semua anggota organisasi. Namun teknik
penyebaran pesan juga berdasarkan atas waktu, yang memerlukan
pemikiran mengenai metode penyebaran yang sedikit berbeda dari yang
biasanya dikerjakan.
Seiring
berkembangnya
media
telekomunikasi
penyebaran
informasi secara serentak pun menjadi lebih sederhana.
b. Berurutan
Gambar 2-3
Penyebaran informasinya berurutan dari Si X kepada Si Y kepada
Si A kepada Si D di dalam serangkaian transaksi, dalam serangkaian
transaksi dua orang namun dalam hal ini setiap individu kecuali
komunikator atau si sumber pesan mula-mula menginterpretasikan pesan
yang diterimanya dan kemudian meneruskan hasil interpretasinya kepada
orang yang berikutnya dalam rangkaian di atas.
26
Jaringan komunikasi dalam perusahaan merupakan pola interaksi
yang terjadi oleh karyawan dalam perusahaan. Pola atau model aliran
komunikasi
baik
formal
maupun
informal
dalam
perusahaan
mengandalkan proses berurutan untuk menghimpun dan menyebarkan
informasi serta menggambarkan aliran komunikasi dalam perusahaan.
a.
Pola roda
Pola roda dicirikan dengan adanya seorang figur pemimpin yang
jelas berada di posisi pusat. Pemimpin yang dapat mengirim dan
menerima pesan dari semua anggota, oleh karena itu jika seseorang
anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus
disampaikan melalui pemimpin tersebut.
Gambar 2-4
27
b.
Pola lingkaran
Pola lingkaran ini tidak ada pemimpin di dalamnya. Semua
anggota posisinya sama, anggotanya cenderung memiliki wewenang atau
kekuatan yang sama
untuk mempengaruhi kelompok. Pola ini
memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu dengan lainnya hanya
melalui sistem pengulangan pesan.
Gambar 2-5
Berikut ini adalah tabel mengenai pengaruh dua pola komunikasi
atas sepuluh proses komunikasi organisasi :
Tabel 2- 1
28
c.
Pola rantai
Pola ini ditemukan dalam jaringan informal dalam konteks level
organisasi. Pola rantai menyalurkan informasi kepada satu anggota
kemudian anggota tersebut menyalurkan ke anggota lain dan
seterusnya, bukan dengan menyebarluaskan secara serentak dan
bersamaan.
d.
Pola seluruh saluran
Pola yang paling optimum dalam partisipasi kepada seluruh
anggotanya, dilakukan secara serentak.
e.
Pola huruf Y
Dalam organisasi pola huruf Y tidak jauh berbeda dengan pola
rantai, yaitu terdapat empat level jenjang hirarkinya, satu
supervisor mempunyai dua bawahan dan dua atasan mungkin
berbeda divisi atau department.
2.2.6
Tujuan Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi mempunyai beberapa tujuan, atara lain :
a. Memberikan Informasi
29
berbagai jenis informasi dikirimkan dalam kebijakan
organisasi, peraturan, dan perubahan serta perkembangan dalam
organisasi.
b. Umpan Balik
Karyawan memerlukan adanya umpan balik tentang
prestasi mereka. Umpan balik sebagai salah satu unsur komunikasi
membantu upaya mengambil langka-langkah perbaikan dan
penyesuaian yang diperlukan, dan memberikan motivasi.
c. Pengendalian
Informasi diberikan untuk menjamin pelaksanan rencana
rencana sesuai dengan maksud semula. Komunikasi membantu
terlaksananya pengendalian seperti itu, suatu mekanisme monitor.
d. Pengaruh
Tujuan dari komunikasi ialah mempengaruhi orang.
Manajer dalam sebuah organisasi atau perusahaan berkomunikasi
untuk menciptakan suasana yang baik, sikap yang benar, dan
hubungan kerja yang menyenangkan.
e. Memecahkan Persoalan
30
Komunikasi antara manajemen dengan serikat pekerja
tentang beberapa hal perundingan bertujuan menemukan suatu
penyelesaian.
f. Pengambilan Keputusan
Mencapai suatu putusan diperlukan beberapa macam
komunikasi, misalnya pertukaran informasi, pendapat, alternatifalternatif yang ada.
g. Mempermudah Perubahan
Efektifitas suatu perubahan yang diadakan dalam suatu
organisasi sebagian besar tergantung pada kejernihan dan
spontanitas komunikasi. Komunikasi antara para manajer dan para
karyawan dan di antara para karyawan membantu mengenali
kesulitan dalam perubahan yang direncanakan
2.3
Jaringan Komunikasi Organisasi
Terdapat beberapa jaringan komunikasi dalam sebuah organisasi
atau perusahaan yang terdiri dari orang-orang dalam berbagai jabatan.
Ketika orang-orang dalam jabatan itu mulai berkomunikasi antara satu
dengan yang lainnya berkembanglah keteraturan dalam kontak dan “siapa
31
berbicara kepada siapa”. Lokasi setiap individunya pun dalam pola dan
jaringan yang terjadi memberi peranan pada orang tersebut.
Jaringan komunikasi menjadi penting untuk dipelajari dan
diterapkan karena
banyak kegunaannya, diantaranya adalah untuk
mengkoordinir aktifitas individu, hubungan kelompok, dan sub unit lain di
dalam organisasi, yang menyediakan mekanisme untuk mengarahkan
aktifitas organisasi, memfasilitasi pertukaran informasi dalam organisasi
dan memastikan aliran informasi antara organisasi dan lingkungan
eksternal dimana organisasi. Terdapat dua jaringan komunikasi, yaitu :
2.3.1
Jaringan Komunikasi Formal
Jaringan formal merupakan saluran informasi yang terkait dengan
rantai otoritas, pesan yang mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan
oleh hierarki resmi organisasi tersebut. Pesan dalam jaringan komunikasi
formal mengalir dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas atau dari
tingkat yang sama atau secara horizontal.
Jaringan komunikasi formal terkait dengan rantai otoritas, memiliki
tiga jenis jaringan kelompok kecil, yaitu jaringan rantai, roda, dan semua
saluran. Berikut uraiannya :
1. Jaringan rantai adalah jaringan yang mengikuti rantai komando
secara ketat dan formal.
2. Jaringan roda adalah jaringan komunikasi yang mengutarakan
peran pemimpin sebagai pusat informasi dalm kelompok
32
3. Jaringan semua saluran adalah jarinngan yang memberikan
kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk aktif dan
saling berkomunikasi. 14
Rantai
Roda
Semua Saluran
Gambar 2- 6
2.3.2
Jaringan Komunikasi Informal
Jaringan komunikasi informal merupakan jaringan komunikasi
yang terlepas dari struktur formal organisasi. Herbert C. Hiks dan C Ray
Gullet memberikan beberapa alasan mengapa organisasi informal
muncul, adalah :
1. Karena adanya kebutuhan sosial yang memiliki keinginan untuk
berhubungan dengan orang lain
2. Rasa memiliki dan pengenalan diri sebagai wujud solidaritas
serta sebagai pemenuhan akan status
3. Pengetahuan tentang perilaku yang berlaku di dalam suatu
organisasi.
14
Sopiah, Perilaku Organisasional, Yogyakarta: ANDI, 2008, hal. 145
33
4. Perhatian atau simpati di mana tekanan dalam oraganisasi formal
membuat karyawan mencari perhatian dari orang lain (mencari
teman senasib, dan teman curhat)
5. Bantuan dalam pencapaian sebuah tujuan, karyawan lebih
mudah mencari bantuan daripada dilakukan sendiri, dan mereka
merasa takut apabila dikira tidak mampu
6. Kesempatan berpengaruh dan berkreasi yaitu dengan membuat
wewenang dan kendali sendiri , mentukan situasi kerja sendiri.
Pekerjaan yang tadinya membosankan jadi lebih menarik
7. Komunikasi dan informasi, kelompok kerja adalah alat yang
baik untuk menyampaikan info. Organisasi formal cenderung
lambat mengedarkan info meskipun seharusnya tidak demikian.
8. Pelestarian nilai-nilai budaya organisasi, masing- masing
departement memiliki budaya organisasi masing-masing yang
biasanya
cenderung
untuk
dipertahankan
atau
bahkan
dikembangkan ke arah yang lebih baik. 15
Jaringan formal merupakan saluran informasi yang terkait dengan
rantai otoritas, sedangkan jaringan informalnya merupakan keterlibatan
individu yang memilih individu lain dalam jaringan komunikasi sebagai
pasangan komunikasinya tanpa memperhatikan posisi atau jabatan dalam
struktur formal organisasi. Selentingan dalam komunikasi digambarkan
sebagai metode penyampaian laporan rahasia dari orang ke orang yang
15
Suharsono, Op.cit. hal. 117
34
tidak dapat diperoleh melalui saluran yang formal. Sifat-sifat selentingan
antara lain :
a. Selentingan berjalan terutama melalui interaksi mulut ke mulut
b.Selentingan umumnya bebas dari kendala-kendala organisasi dan
posisi
c. Selentingan menyebarkan informasi dengan cepat
d. Jaringan kerja selentingan digambarkan sebagai suatu rantai
kelompok karena setiap orang yang menyampaikan selentingan
cenderung mengabarkannya kepada sekelompok orang daripada
hanya kepada satu orang saja.
e. Peserta dalam jaringan kerja selentingan cenderung menjalankan
satu dari tiga peran yaitu, penghubung, penyendiri, atau
pengakhir
f. Selentingan cenderung lebih merupakan produk suatu situasi
daripada produk orang-orang dalam organisasi
g. Selentingan cenderung mempengaruhi organisasi, entah untuk
kebaikan atau keburukan.16
Pesan yang mengganggu perusahaan melalui selentingan dapat
dikendalikan dengan menjaga saluran komunikasi formal yang transparan
16
R. Wayne dan Don F. Faules (Penerjemah: Deddy Mulyana) (Edisi Bahasa Indonesia), Op.cit.
hal. 200
35
yang selalu memberikan kesempatan kepada orang lain tanpa melihat
jabatan untuk mengutarakan ide-ide.
Berikut ini akan membandingkan karakteristik sistem komunikasi
formal dan sistem komunikasi informal di dalam sebuah organisasi :
Tabel 2-2
2.3.3
Kelebihan dan Kekurangan Jaringan Organisasi Informal
Jaringan komunikasi Informal yang berada di dalam perusahaan
tidak selamanya memiliki kekurangan, tetapi memiliki beberapa
kelebihan diantaranya :
36
17
Tabel 2-3
Program dan kebijaksanaan formal tidak dapat menanggulangi
setiap masalah dalam situasi sosial yang kompleks, karena sebagian
kebutuhan dapat dipenuhi dengan lebih baik melalui hubungan informal
yang lebih flexibel dan spontan.
2.3.4
Peran Jaringan Komunikasi Informal
Organisasi terdiri dari orang-orang dalam berbagai jabatan, ketika
orang-orang dalam jabatan itu mulai berkomunikasi antara satu dengan
yang lainnya, berkembanglah keteraturan dalam kontak dan “siapa
berbicara kepada siapa”. Lokasi dalam setiap individu dalam pola dan
jaringan yang terjadi memberi peranan pada orang tersebut. Berikut ini
peranan jaringan komunikasi :
17
Keith Davis & John W. Newstrom, Perilaku Dalam Organisasi,Jakarta:Erlangga, 1993, hal.32
37
a.
Klik
Sebuah kelompok individu yang paling sedikit separuh dari
kontaknya merupakan hubungan dengan anggota-anggota lainnya.
Kebanyakan anggota klik relatif akrab antara satu dengan lainnya
dalam hirarki formal organisasi dan ini menunjukkan kemiripan
sistem komunikasi formal dan informal. Satu syarat untuk anggota
klik adalah bahwa individu-individu harus mampu melakukan
kontak satu sama lainnya, bahkan dengan cara tidak langsung.
Dalam klik pada saat berkomunikasi mereka cenderung lebih suka
melakukan komunikasi tatap muka meskipun harus menempuh
jarak tertentu, dan tidak berlaku apabila kita berkomunikasi dengan
orang yang tidak kita sukai maka kita cenderung menghindari
komunikasi tatap muka.
Klik seringkali terdiri dari individu-individu yang memiliki
alasan formal, yang berhubungan dengan jabatan untuk melakukan
kontak sekaligus juga mempunyai alasan informal dan bersifat
antarpersonal.
b.
Penyendiri (isolate)
Mereka yang hanya melakukan sedikit atau sama sekali
tidak mengadakan kontak dengan anggota kelompok yang lainnya.
Konsep ini relatif dan harus didefinisikan untuk setiap analisis
38
jaringan kerja komunikasi, dan jaringan kerja didefinisikan
bergantung pada isi pesan.
Goldhaber meringkaskan sifat-sifat khusus penyendiri yang
membedakan penyindiri dengan anggota klik, adalah :
1.
Kurang aman dalam konsep diri mereka
2.
Kurang termotivasi oleh cita-cita
3.
Kurang bersedia untuk berinteraksi dengan orang
lain
4.
Lebih muda dan kurang berpengalaman dalam
sistem
5.
Lebih jarang menduduki posisi yang kuat dalam
organisasi
6.
Lebih cenderung menahan daripada melancarkan
aliran komunikasi
7.
Beranggapan bahwa sistem komunikasi tertutup
bagi mereka.
c.
Jembatan
Sejumlah anggota klik yang memiliki sejumlah kontak
yang menonjol dalam kontak antar kelompok, juga menjalin
39
kontak
dengan
anggota
klik
yang
lain.
Jembatan
yang
berlakusebagai pengontak langsung antara dua kelompok pegawai.
Penyimpangan sebuah pesan akan meningkat apabila kontak dan
hubungan di antara klik-klik terutama ditangani oleh jembatan.
d.
Penghubung
Penghubung merupakan orang yang mengaitkan atau
menghubungkan dua klik atau lebih tetapi dia bukan anggota salah
satu kelompok yang dihubungkan tersebut. Menyadari bahwa
penghubung penting bagi berfungsinya suatu organisasi, karena
penghubung mengaitkan satuan-satuan organisasi bersama-sama
dan menggambarkan orang-orang yang berlaku sebagai penyaring
informasi dalam organisasi.
Para penghubung memandang diri mereka sendiri sebagai :
1.
Memiliki jumlah kontak komunikasi yang lebih
besar dalam organisasi.
2.
Memiliki jumlah informasi yang lebih besar
berkenaan dengan dimensi isi
3.
Berpartisipasi dalam sistem komunikasi yang lebih“
terbuka” , informasi yang dipandang sebagai lebih
tepat waktu, lebih dapat dipercaya, dan lebih
bermanfaat.
40
Para penghubung dipandang oleh orang-orang lainnya sebagai :
1.
Memiliki jumlah kontak komunikasi yang lebih
besar dalam organisasi
2.
Memiliki cakupan yang lebih kuas di seluruh
struktur organisasi
3.
Memiliki informasi yang lebih banyak dalam
dimensi isi yang dijadikan dasar pendefinisian
jaringan
4.
Memiliki kendali yang lebih ketat atas aliran
informasi dalam organisasi
5.
Memiliki pengaruh yang lebih besar atas “struktur
kekuatan” organisasi
6.
e.
Lebih kompeten dalam kegiatan organisasi mereka.
Penjaga gawang (gate keepers)
Orang yang secara strategis ditempatkan dalam jaringan
agar dapat melakukan pengendalian atas pesan apa yang akan
disebarkan melalui sistem tersebut. Penjaga gawang paling mudah
41
dikenali dalam jaringan komunikasi berurutan, karena informasi
dan pesan dapat dikendalikan hampir dalam setiap hubungan.18
f.
Pemimpin pendapat (opinion leader)
Orang tanpa jabatan formal dalam semua sistem sosial,
yang membimbing pendapat dan mampu mempengaruhi orangorang dalam keputusan mereka. Disebut pemimpin pendapat yang
dibutuhkan karena pendapat dan pengaruh mereka. Mereka adalah
orang-orang yang mengikuti permasalahan dan dipercayai orangorang lainnya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
g.
Kosmopolit
Orang yang bebas dari gagasan, prasangka, atau kecintaan
lokal, daerah, atau nasional. Mereka merupakan individu yang
melakukan kontak dengan sumber-sumber di luar organisasi serta
bertindak sebagai saluran bagi gagasan baru yang akan diadopsi ke
dalam organisasi. Anggota organisasi yang aktif keluar biasanya
lebih menyukai peran ini.
Masing-masing peran memiliki peran khusus dalam sebuah
jaringan komunikasi. Anggota klik misalnya mereka merupakan jantung
sistem dan bertindak sebagai tujuan dari kebanyakan pesan. Penyendiri
memberi tantangan pada sistem dan menciptakan derajat ketidakpastian
18
R. Wayne Pace dan Don F. Faules (Penerjemah: Deddy Mulyana) (Edisi Bahasa Indonesia),
Ibid, hal. 180
42
pada keefektifan program penyebaran pesan. Jembatan merupakan
pemroses informasi yang menyediakan hubungan langsung di antara klikklik yang berlainan. Penghubung mengintegrasikan dan menjadi
penghubung antar anggota klik. Penjaga gawang mengendalikan
perpindahan pesan-pesan dan kontak-kontak dengan tujuan meminimalkan
kelebihan beban dan meningkatkan keefektifan. Pemimpin pendapat
melancarkan pembentukan dan perubahan sikap dan membantu dalam
pengambilan keputusan informal. Kosmopolit menghubungkan organisasi
dengan orang-orang dan gagasan-gagasan dalam lingkungan yang lebih
besar.
2.3.5
Analisis Jaringan Komunikasi
Guna menggambarkan struktur komunikasi dalam sebuah sistem
yang menyalurkan informasi di antara anggota sebuah kelompok dengan
menggunakan beberapa tipe hubungan interpersonal sebagai unit analisis.
Struktur komunikasi adalah susunan dari unsur-unsur komunikasi
yang berbeda yang dapat dikenali melalui pola arus komunikasi dalam
suatu sistem. Hal yang dapat dilakukan dalam analisis jaringan
komunikasi, adalah : menggambarkan klik dalam sistem, menggambarkan
aliran komunikasi informal dalam jaringan. Sementara itu analisis jaringan
sendiri mempunyai dua konsep dasar tentang tingkah laku sosial, yaitu :
1.
Dalam analisis jaringan harus dilihat bahwa keterlibatan
individu yang ada di dalamnya tidak hanya seorang
43
melainkan melibatkan banyak pelaku yang berpartisipasi
dalam sistem sosial itu. Sifat hubungan yang terdapat pada
individu juga akan terdapat pada individu yang lain yang
terlibat dan mungkin dapat memperngaruhi persepsi,
kepercayaan dan tindakan dari masing-masing individu.
2.
Dalam jaringan perlu diperlihatkan berbagai tingkatan
struktur dalam sistem, karena suatu struktur sosial tertentu
berisi keteraturan pola hubungan dari suatu keadaan yang
kongkrit.
Hasil akhir dari analisis jaringan ini dapat diketahui melalui :
1. Peran seseorang sesuai kedudukannya
2. Perilaku-perilaku komunikasi individu dalam kelompok
3. Perilaku-perilaku yang mendorong moral (semangat keja dan
produktivitas)
4. Kelebihan dan kekurangan informasi, tingkat kebutuhan dan
pemuasan informasi.
44
2.3.6
Pengaruh Organisasi Informal
Organisasi informal memiliki pengaruh terhadap organisasi formal,
diantaranya :
a. Dukungan terhadap pencapaian tujuan organisasi formal.
b. Alat komunikasi tambahan, walaupun tidak mengikuti tatanan
komunikasi formal dalam organisasi.
c. Alat pemuas kebutuhan sosial, bahwa setiap anggota organisasi
mengingkan agar kebutuhan akan rasa kebersamaan, pengakuan,
dan dapat diterima dan dipenuhi oleh lingkungannya.
d. Membantu manager yang kurang mampu dalam bersosialisasi.19
2.4
Komunikasi Efektif
2.4.1 Definisi Komunikasi Efektif
Komunikasi yang efektif memang dibangun dengan dasar
keterbukaan yang menjadi kunci dasar bagi kepercayaan dan kredibilitas.
Kemampuan mendengar secara efektif adalah upaya yang terwujud
melalui empati dan interaksi. 20
Konsep komunikasi efektif adalah komunikasi yang mencapai
sasaran, artinya motif atau tujuan komunikator menyampaikan pesan
19
Suharsono, Op.cit, hal.118
Stephen R. , Seni Mendengarkan dan Komunikasi Yang Efektif, Jakarta: Klik Publishing, 2011,
hal. 24
20
45
terwujud. Komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap
(attitide change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.
Dalam proses komunikasi agar mendapatkan hasil yang efektif
perlu diperhatikan faktor-faktor agar komunikasi berlangsung efektif ,
yaitu :
1.
Frekuensi penyampaian pesan, berapa kali pesan tersebut
disampaikan kepada komunikan (1x, 4x, 10x, dst)
2.
Gradasi intensitas pesan (tingkat / bobot pesan), bobot
pesan tersebut terbagi menjadi tiga, diantaranya :
a.
Bobot rendah : beritahu, dan jelaskan
b.
Bobot sedang : bujuk atau rayu, dan propaganda
(ada kebohongan unsur pesan)
c
Bobot tinggi : agitasi (ancaman yang mengganggu
pikiran dan perasaan keunikan), dan Indoktrinasi
(ancaman yang tidak hanya mengganggu pikiran
tapi juga fisik).
3.
Tempat penyampaian pesan yang strategis agar pesan
tersebut dapat dilihat orang lain.
4.
Waktu penyampaian pesan yang tepat, jangan mengganggu
kegiatan atau aktivitas komunikan.
46
5.
Media yang digunakan jelas.
6.
Ketahui sebanyak mungkin tentang audience kita baik yang
positif atau negatifnya, baik melalui orang lain, atau dirinya
sendiri.
7.
Penggunaan umpan balik sebagai tolak ukur bahwa proses
komunikasi telah berjalan dengan lancar dapat diterima
dengan baik, selain itu umpan balik sebagai masukan untuk
komunikan.
Sistem komunikasi yang digunakan, yaitu :
1.
Sistem komunikasi antar pribadi
Contoh : suka memuji orang, dan bersimpati diri dan
berempati pada komunikan.
2.
Sistem komunikasi kelompok
Contoh : rasa memiliki antar anggota kelompok (sense of
belonging)
3.
Sistem komunikasi organisasi
Contoh : apapun yang terjadi tetap setia pada perusahaan
(Esprit of the corps)
47
4.
Sistem komunikasi massa
Contoh : menghargai heterogenitas massa.
2.4.2
Hambatan Komunikasi
Ada hambatan atau gangguan (noise) yang dapat menghalangi
penyampaian dalam mengirimkan pesan dan penerima dalam menerima
pesan. Secara sederhana berikut ini beberapa hambatan dalam proses
komunikasi, menurut Onong Uchjana Effendy :
1.
Antropologis
Dimana masyarakat memiliki postur, warna kulit, adat
istiadat, kebiasaaan, kebudayaan yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya.
2.
Sosiologis
Perbedaan kasta, derajat, jenjang, strata, dan pendidikan
3.
Teknologis atau mekanis
Perbedaaan operator telefon seluler, jaringan yang error,
ketikan huruf yang buram pada surat
4.
Psikologis
Suasana jiwa, karakter, mood, dan sifat
48
5.
Fisik atau ekologis
Desingan
mobil
yang
lewat,
dengungan
komputer,
kacamata21
6.
Semantik (bahasa)
Orang
berbicara
dengan
bahasa
yang
berbeda,
menggunakan jargon atau istilah rumit yang sulit untuk
dipahami pendengar.22
Prakteknya menciptakan sebuah komunikasi yang efektif dalam
perusahaan yang telah berkembang dengan jumlah karyawan yang hampir
ribuan tidak mudah, Handoko mengklasifikasikan hambatan komunikasi
dalam empat bentuk, yaitu :
1. Pribadi (intrapersonal)
Yang menyangkut persepsi, serta perbedaan individual dalam
kemampuan berkomunikasi.
2. Antar Pribadi (interpersonal)
Merupakan hambatan yang terjadi antara pihak-pihak yang
melakukan komunikasi, agar komunikasi antar pribadi menjadi
efektif dapat dipengaruhi oleh iklim, kepercayaan, dan
kesamaan pengirim-penerima.
21
22
Onong Uchjana Effendy, Op.cit. hal. 11
Stephen R. , Ibid, hal. 14
49
3. Organisasional
Merupakan hambatan yang berkaitan dengan struktur organisasi,
hambatannya yaitu status sesorang dalam perusahaan dan hirarki
yang berkaitan dengan desain struktural organisasi yang
bertingkat.
4. Teknologi
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya
teknologi informasi dan komunikasi seharusnya informasi yang
disampaikan semakin mudah dan cepat diperoleh. Hambatan
dari segi teknologi adalah bahasa dan pengertian, isyarat-isyarat
nonverbal, dan efektifitas saluran.
2.5
Komunikasi Antar Pribadi
2.5.1
Definisi Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi mengacu pada beberapa referensi,
beberapa kalangan ilmuwan mendefinisikan komunikasi antar pribadi
sebagai berikut :
50
1.
Devito mengungkapkan bahwa :
“Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua
orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan
beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika”
2.
Pearson
The process of exchanging meaning between people.
3.
Barnlund mengemukakan bahwa : 23
“Komunikasi yang biasanya dihubungkan dengan pertemuan
antara dua orang atau tiga orang atau mungkin lebih yang
terjadi secara sangat spontan dan tidak berstruktur “
4.
Littlejohn
Menguraikan lima kriteria dari komunikasi antarpribadi
adalah :
a.
Harus ada dua orang atau lebih dalam jarak fisik yang dapat
merasakan kehadiran antara satu dengan yang lainnya.
b.
Komunikasi
interpersonal
melibatkan
ketergantungan
(interdependensi) komunikatif, dengan kata lain perilaku
komunikasi
seseorang
adalah
konsekuensi
langsung,
Barnlund menyebutkan kualitas interaksi terfokus, yang
menyiratkanperhatian dan saling terkonsentrasi.
23
Yayu Sriwartini dan Dwi Kartikawati, Komunikasi Antar Pribadi, Jakarta: Mitra Sejati , 2009,
hal. 1
51
c.
Komunikasi interpersonal melibatkan perubahan pesan
d.
Pesan tersebut dikodekan dalam berbagai cara verbal dan
nonverbal.
e.
Kriteria akhir adalah bahwa komunikasi interpersonal relatif
tidak terstruktur, hal ini ditandai dengan infomalitas dan
fleksibilitas.24
Pentingnya situasi komunikasi antar pribadi ialah karena prosesnya
memungkinkan
berlangsung
secara
diologis.
Komunikasi
yang
berlangsung secara dialogis selalu lebih baik daripada secara monoligis.
Dialogis adalah bentuk komunikasi antarpribadi yang menunjukan
terjadinya interaksi, sedangkan monolog berdialog seorang diri atau dapat
dikatakan suatu bentuk komunikasi di mana seseorang berbicara dan yang
lain mendengarkan tetapi bersifat pasif karena yang aktif hanya
komunikator saja. Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya
upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadinya pengertian bersama
(mutual understanding) dan empati. Di situ lah terjadi rasa saling
menghormati bukan disebabkan status sosial ekonomi, melainkan
didasarkan pada anggapan bahwa masing-masing adalah manusia yang
wajib, berhak, pantas, dan wajar dihargai dan dihormati sebagai manusia.
24
Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, hal.
42
52
2.5.2
Ciri-ciri Komunikasi Antar Pribadi
Dalam keadaan apapun mengkomunikasikan sebuah gagasan,
informasi, nasihat, instruksi kepada orang lain akan dihadapkan pada
bentuk komunikasi diantaranya komunikasi antar pribadi. Setiap bentuk
komunikasi
mempunyai
ciri-ciri,
berikut
ini
merupakan
ciri-ciri
komunikasi antarpribadi :
1.
Setiap anggotanya dalam proses komunikasi saling bertatap
muka
2.
Pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong, karena
anggotanya memiliki kedudukan yang relatif sama sehingga
anggotanya bebas berbicara.
3.
Baik komunikator dan komunikan sulit dibedakan bahkan
untuk
diidentifikasi
karena
adanya
sikap
saling
mempengaruhi antara satu anggota keanggotaan yang lain.
Komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan
mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikannya.
Komunikasi yang dilakukan secara tatap muka terjadi kontak pribadi
(personal contact) pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan.
Ketika komunikasi itu berlangsung umpan balik (feed back) juga akan
cepat berlangsung baik berupa tanggapan, ekspresi wajah, dan gaya bicara.
Apabila umpan balik dari komunikan positif artinya tanggapan komunikan
53
itu menyenangkan komunikator, dan untuk komunikasi kedepannya akan
mempertahankan gaya komunikasi seperti itu. Dan apabila umpan balik
dari komunikan negatif maka komunikator harus mengubah gaya
komunikasi sampai komunikasi berhasil.
2.5.3
Tujuan Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi Antar pribadi yang dilakukan secara tatap muka
sebagai latihan kepekaan, dan kebanyakan ilmuwan komunikasi yang pada
waktu itu menekankan pentingnya komunikasi antarpribadi bagi
pembuktian keaslian pribadi seseorang. Selain itu tujuan komunikasi
antarpribadi yang lain adalah :
a. Kita lebih mengenal diri sendiri dan orang lain karena
komunikasi
antarpribadi
memberikan
kesempatan
untuk
memperbincangkan diri kita sendiri, belajar tentang bagaimana dan
sejauh mana terbuka pada orang lain, mengetahui nilai, sikap, serta
perilaku orang lain sehingga kita dapat menanggapi dan
memprediksikan tindakan orang lain.
b. Mengetahui dunia luar
Komunikasi antarpribadi memungkinkan untuk kita memahami
lingkungan yang kita jadikan sebagai obyek, keyakinan, dan
perilaku
kita
antarpribadi.
yang
banyak
dipengaruhi
oleh
komunikasi
54
c. Mengubah sikap dan perilaku, memiliki banyak waktu yang
dapat kita gunakan untuk mengubah dan mempersuasikan sesuatu
kepada orang lain.
d. Menghibur diri sendiri, memperoleh hiburan dari kejadian lucu
dapat memberikan suasana yang lepas dari keseriusan, ketegangan,
kejenuhan.
e. Membantu orang lain
2.6
Karyawan
Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena
tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi,
karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses, dan
tujuan yang ingin dicapai.
Karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenaganya) dan
mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu.
Mereka wajib dan terikat untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan
berhak memperoleh kompensasi sesuai dengan perjanjian. Posisi karyawan
di perusahaan dibedakan atas :
55
1.
Karyawan Operasional
Karyawan operasional adalah setiap orang yang secara
langsung harus mengerjakan sendiri pekerjaannya sesuai
dengan perintah atasan.
2.
Karyawan Manajerial
Karyawan manjerial adalah setiap orang yang berhak
memerintah bawahannya untuk mengerjakan sebagian
pekerjaannya dan dikerjakannya sesuai dengan perintah.
Mereka mencapai tujuannya melalui kegiatan-kegiatan
orang lain. Karyawan manajerial dibedakan atas :
a.
Manajer Lini
Manajer Lini adalah seorang pemimpin yang mempunyai
wewenang lini (line authority), berhak dan bertanggung
jawab langsung merealisasikan tujuan perusahaan.
b.
Manajer staff
Manajer
staf
adalah
pemimpin
yang
mempunyai
wewenang staf (staff authority) yang hanya berhak untuk
memberikan saran dan pelayanan untuk memeprlancar
penyelesaian tugas-tugas manajer.
56
2.7
Isu-isu Ketenagakerjaan
Hubungan
industrial
yang
didasarkan
pada
menyatukan
kepentingan semua unsur baik pengusaha, karyawan, pemerintah, dan
masyarakat. Karyawan merupakan asset dan merupakan satu elemen
penting sebagai salah satu pelaku produksi karyawan memiliki berbagai
harapan dan harga diri yang memerlukan perhatian dari para pelaku
organisasi. Sepanjang sejarah produksi komunitas buruh atau serikat
pekerja
masih diliputi berbagai pandangan yang kurang nyaman oleh
sebuah sistem yang lebih besar dan dominan, terutama oleh pemerintah
dan pengusaha.
Kesejahteraan komunitas buruh atau karyawan telah menjadi
persoalan utama sejak krisis tahun 1999. Krisis keuangan pada saat itu
mengakibatkan banyak perusahaan mengalami kebangkrutan sehingga
memicu banyak pengangguran dan lebih banyak orang yang bekerja
mandiri disektor informal daripada formal tanpa jaminan kesehatan,
jaminan hari tua, dan jaminan kecelakaan kerja.
Persoalan
tersebut
menjadikan
karyawan
meminta
kepada
pengusaha dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup yang mencakup semua
sisi. Kebutuhan menjadi sesuatu yang penting , tidak dapat dihindarkan,
dan istilah kebutuhan digunakan untuk merujuk kepada kekurangan
sesuatu. Abraham Maslow dalam teori yang paling mendasar tentang
kebutuhan manusia mengatakan bahwa pada dasarnya kebutuhan manusia
57
terdiri dari lima kategori, diantaranya : fisiologis, keselamatan atau
keamanan, rasa memiliki atau sosial, penghargaan dan aktualisasi diri.
Kebutuhan yang bersifat hirarkis (bersusun) dari kebutuhan yang paling
mendasar hingga kebutuhan yang paling tinggi, dan manusia akan
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi jika kebutuhan sebelumnya sudah
dapat terpenuhi.25
Gambar 2-7 Teori Hirarki Kebutuhan Manusia (R.Wayne Pace & Don F. Faules)
Tingkat kebutuhan mendasar yaitu fisiologis seseorang relatif
terpuaskan, maka akan muncul kebutuhan akan keamanan, dan demikian
selanjutnya satu langkah pada suatu waktu. Sekali kebutuhan satu
terpuaskan maka akan mengaktifkan kebutuhan berikutnya yang lebih
tinggi, hingga sampai pada kebutuhan untuk aktualisasi.
25
R. Wayne Pace dan Don F. Faules (Penerjemah: Deddy Mulyana) (Edisi Bahasa Indonesia),
Op.cit. hal. 121
58
Teori hirarki kebutuhan setelah teori Abraham Maslow adalah teori
kebutuhan McClelland yaitu, mengukur kekuatan kebutuhan, kebutuhan
akan prestasi, karakteristik orang yang berprestasi tinggi, kebutuhan
afiliasi, dan kebutuhan akan kekuasaaan.26 Tingkat perekonomian
seseorang yang menjadikan berbeda antara kebutuhan satu individu
dengan individu yang lainnya.
Perbedaaan latar belakang perekonomian, persoalan upah minimum
kerja, jaminan kesehatan, persoalan jam kerja dan lembur yang berimbas
pada pemutusan hubungan kerja, serta hak berserikat bagi karyawan yang
telah dinilai eksistensinya sebagai profesi yang rendah dan direndahkan
yang terjadi di dalam sebuah perusahaan sebagai pemicu aksi unjuk rasa.
Unjuk rasa menjadi senjata pamungkas dalam menyampaikan berbagai
kebutuhan atau aspirasi dan dapat menekan pengusaha dan pemerintah.
Pertarungan kepentingan diantara para pemilik modal (investor),
pengusaha, dan para karyawan selalu diwarnai dengan berbagai konflik
yang berkepanjangan. Kehadiran pemerintah sebagai pengambil kebijakan
dan pengayom di antar keduanya selalu menambah lemahnya posisi para
karyawan di hadapan para pengusaha. Bahkan pemerintah sendiri seakan
kesulitan merumuskan berbagai kebijakan yang dapat memberi solusi
terbaik bagi pengusaha dan karyawan.
26
Robert Kreitner & Angelo Kinicki, Perilaku Organisasi, Jakarta:Salemba Empat,2003,hal.255
59
Para karyawan sudah merasa telah memenuhi kewajibannya dalam
bekerja, tetapi pengusaha dianggapnya sebagai sebuah sistem yang selalu
“memeras” keringat para karyawan demi keuntungan pengusaha.
Demikian pula sebaliknya, pengusaha memandang buruh “tidak tahu diri”,
sebagai pemberi kerja, pengusaha melihat para karyawan tidak menyadari
kesulitan yang sedang dihadapi pengusaha, inginnya menuntut segala hakhaknya yang lebih besar.27
Kondisi di atas telah mendorong kesadaran para karyawan untuk
mengembangkan diri dalam berbagai organisasi dan gerakan serikat
pekerja untuk menjadikan sebuah kekuatan sosial yang baru dalam
menyampaikan aspirasinya. Unjuk rasa di berbagai daerah menjadi sebuah
indikator betapa kiprah dan eksistensi serikat pekerja masih menjadi
persoalan besar bagi bangsa.
Situasi dan posisi para pekerja yang sangat lemah dalam berbagai
hal, baik dalam kualitas sumber daya manusia (SDM) maupun
keterampilan, diperparah dengan lemahnya pengawasan ketenagakerjaan
dan penegakan peraturan oleh dinas terkait dengan hubungan industri,
memperparah kehidupan para pekerja dalam relasi produksi dan ekspoitatif
menyebarluas.
Hubungan karyawan dan pengusaha dalam relasi kerja merujuk
pada bentuk komunikasi dan interaksi yang terjadi di antara manusia yang
27
Atwar Bajari dan S. Sahala Tua Saragih (Pengantar: Deddy Mulyana), Komunikasi Kontekstual
Teori dan Praktik Komunikasi Kontemporer, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, hal.114
60
terikat pada proses perilaku menuju suatu kepuasan kerja secara bersama.
Hubungan dengan karyawan (internal) adalah berinteraksi dengan
karyawan atau tenaga kerja, yang sebagian dari mereka tergabung dalam
serikat pekerja. Hubungan dengan karyawan adalah hubungan penting
yang sangat mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan sebuah perusahaan,
dan hubungan ini tidak dapat dianggap sepele.
Hubungan industrial diartikan sebagai hubungan antara manajemen
dan pekerja atau Management Employee Relationship (Simanjuntak, 2003:
1). Berikut ini fungsi dari Employee Relations adalah:
a.
Menyampaikan informasi seputar perusahaan,seperti : apa yang
sedang dijalankan perusahaan, apa yang telah dicapai perusahaan, dan
apa yang akan dilakukan perusahaan.
b.
Karyawan harus mendapatkan informasi baik dalam berupa
Majalah, Bulletin, New Letter, Intranet, dll.
c.
Mendistribusikan SOP (Standard Operational Procedure) ,
keputusan perusahaan, kebijakan perusahaan (Business Policy) , kepada
seluruh karyawan. Kebijakan Perusahaan di PT. Takagi Sari Multi
Utama 2013 adalah :
- Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
- Meningkatkan dan menguatkan Sistem Internal
61
- Meningkatkan aktivitas 5s dan keselamatan serta keamanan kerja
- Meningkatkan Produksi untuk lingkungan yang bersahabat
- Meningkatkan training keahlian kerja
- Menjaga aktivitas tenaga kerja dengan kondusif28
d.
Memotivasi karyawan agar memiliki kinerja yang bagus bagi
perusahaan.
e.
Menciptakan suasana atmosfir organisasi yang menyenangkan.
f.
Melibatkan semua karyawan atas segala pekerjaan yang sudah
dirancang oleh perusahan.
g.
Mendukung tujuan perusahaan.
h.
Memelihara hubungan yang baik antara karyawan dari direktur
sampai office boy.
Persoalan tentang ketenagakerjaan dalam sebuah perusahan yang
telah berkembang rawan akan selentingan yang beredar. Pihak top
management harus lebih cepat tanggap dan aktif dalam mengetahui
selentingan yang beredar di luar perusahaan, sebelum berubah menjadi
crisis.
28
PT. Takagi Sari Multi Utama, Business Policy, 2013
62
2.8
Konflik
Terciptanya jaringan komunikasi informal di dalam perusahaan
maka konflik tidak dapat dihindari. Konflik tidak selamanya bernilai
negatif tetapi memiliki nilai positif. Interaksi kelompok dalam perusahaan
perlu mendapat perhatian khusus dan merupakan pekerjaan tambahan bagi
manajer perusahaan. Lebih baik jika perusahaan membentuk management
konflik agar konflik dapat menjadi sebuah dinamika perkembangan
keberhasilan perusahaan.
Memahami konflik berdasarkan pendapat dari :
a. Davis
Konflik timbul dari ketidaksepakatan atas yang perlu dicapai atau
metode yang digunakan untuk mencapainya.
b. Robbins
Konflik adalah suatu proses yang diawali ketika satu pihak merasa
bahwa pihak yang lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan
segera mempengaruhi secara negatif sesuatu yang menjadi perhatian
pihak pertama.29
Konflik internal perusahaan cukup memakan waktu, pikiran dan
tenaga terutama bagi manajer untuk menyelesaikannya, apabila top
29
Suharsono, Op.cit. hal. 182
63
management tidak cukup cepat dan tanggap dalam penyelesaian konflik
yang terjadi dalam waktu yang berlarut-larut maka akan merugikan dan
bahkan dapat menghancurkan seluruh pihak dalam perusahaan tersebut.
Ibrahim mengemukakan bahwa :
“Sebuah konflik memang tidak dapat dihindarkan, bahkan
diciptakan untuk mendapatkan suatu dinamika organisasi.
Perkembangan konflik dalam organisasi dapat bersifat fungsional
dan disfungsional. Konflik fungsional mempunyai potensi untuk
pengembangan organisasi menuju ke suatu dinamika sehingga
dapat tercapai suatu prestasi keorganisasian. Konflik disfungsional
mempunyai potensi menjadi pengganggu tumbuhnya organisasi
yang berakibat dapat menurunkan kinerja” 30
Menyadari bahwa meminta saja tidak cukup untuk memaksimalkan
kinerja karyawan di tengah-tengah maraknya isu ketenagakerjaan. Semua
tergantung pada perilaku setiap individu di dalam sebuah perusahaan. Ada
dua cara untuk mengubah perilaku, yaitu : melakukan sesuatu sebelum
perilaku terjadi (anteseden) atau melakukan sesuatu setelah perilaku terjadi
(konsekuensi).
Vic Dingus, Technical Associates di Eastman Chemical Co.,
menunjukan bahwa : 31
“perusahaan selalu dirancang dengan sempurna untuk
memproduksi apa yang sedang diproduksinya.” Apabila
perusahaan memiliki persoalan pada mutu, masalah biaya produksi,
persoalan produktivitas karyawan, maka perilaku yang
berhubungan dengan hasil yang tidak diharapkan itu sedang
diperkuat. Ini menjadi kabar baik karena berarti apa yang haru skita
30
Atwar Bajari dan S. Sahala Tua Saragih (Pengantar: Deddy Mulyana), Op.cit. hal.159
Aubrey C. Daniels , Maximum Performance Sistem Motivasi Terbaik Bagi Kinerja Karyawan ,
Jakarta : Bhuana Ilmu Populer, 2005, hal. 46
31
64
lakukan untuk mendapatkan sebuah kinerja yang diinginkan
hanyalah dengan mengidentifikasi perilaku yang membawa hasil
buruk dan menyusun konsekuensi yang akan menghentikannya.
Kemudian, mengidentifikasi perilaku yang akan membawa hasil
yang iinginkan dan menyusun konsekuensi yang akan
memperkuatnya secara positif.
Peranan lingkungan sangat berpengaruh dalam mengubah perilaku
seseorang. Peran lingkungan merupakan kekuatan pendorong di belakang
perilaku organisasi. Organisasi dikondisikan oleh lingkungan , dan
kelangsungan
hidup
organisasi
bergantung
pada
kemampuannya
menafsirkan lingkungan yang nyata dan beradaptasi dengannya.
Teori determinisme lingkungan mempunyai pengaruh besar atas
studi perilaku organisasi, Lawrence & Lorsch juga menyebutkan
bahwa :
“organisasi harus mengurus lingkungan eksternal dan
menggunakan strategi adaptifnya yang terbaik untuk tetap tumbuh
dan terus hidup” 32
Weick mengemukakan bahwa suatu bagian terpenting perilaku
sebuah
perusahaan
adalah
bagaimana
para
peserta
menciptakan
lingkungan dan bagaimana penciptaan tersebut mempengaruhi perilaku
mereka.33
32
R. Wayne Pace dan Don F. Faules (Penerjemah: Deddy Mulyana) (Edisi Bahasa Indonesia),
Op.cit, hal.20
33
R. Wayne Pace dan Don F. Faules (Penerjemah: Deddy Mulyana) (Edisi Bahasa Indonesia),
ibid. Hal. 20
65
2.9
Perundingan Hubungan Industri
Perselisihan yang terjadi tentang upah minimum kerja, jaminan
kesehatan, hak berserikat dan berkumpul, hingga persoalan jam kerja dan
lembur yang berimbas pada tindakan anarkis. Persoalan di antara kedua
belah pihak (bipartit) akan semakin besar dan menjadi sebuah krisis pada
perusahaan, jika tidak segera dilakukan berbagai strategi penyelesaian.
Strategi penyelesaian berupa penyelesaian yang dilakukan oleh
kedua belah pihak yang berselisih dengan melakukan musyawarah
mufakat, tanpa melibatkan pemerintah sebagai orang ketiga, yaitu :
1. Pertawaran Kolektif
Merupakan perundingan antara pimpinan perusahaan dengan wakil dari
jaringan organisasi informal untuk mencapai kesepakatan, yang juga
merupakan upaya kompromi dan penyeimbangan tekanan dari kedua
kelompok sosial yang memiliki kepentingan timbal balik untuk bekerja
sama.
2. Proses Lanjutan
Pertawaran kolektif adalah proses berkelanjutan dan berlangsung secara
berkala, tetapi setelah perjanjian ditandatangani, perlu dilakukan proses
pertawaran. Perjanjian tersebut dikomunikasikan kepada para manajer,
serta seluruh karyawan , lalu melakukan penafsiran untuk memeriksa
66
kemungkinan adanya lubang-lubang dalam perjanjian agar dapat
mengadakan perubahan dalam periode perundingan selanjutnya.
3. Perencanaan Negosiasi
Negosiasi merupakan suatu proses untuk mencapai kesepakatan dengan
pihak lain. Negosiasi dirancang untuk mencapai kesepakatan ada saat
kedua belah pihak memiliki kepentingan yang sama ataupun berbeda.
Pimpinan perusahaan akan mengadakan survey ke lapangan tentang
hubungan perburuhan pada saat sekarang, karena setiap periode
penawaran berikutnya didasarkan pada beberapa hal yang telah terjadi
sebelumnya. Sesi penawaran akan cenderung akan tidak bersahabat
apabila hubungan perburuhan atau antar karyawan tidak baik dan saling
bermusuhan,
sebaliknya
apabila
hubungan
perburuhan
telah
mewujudkan kerja sama yang aktif dan positif proses penawaran akan
berjalan dengan baik dan lebih bertanggung jawab.
4. Sikap Konstruktif
Sikap yang harus dijaga oleh para anggota penawaran untuk mencapai
kata sepakat. Berakibat buruk apabila pihak top management
perusahaan tidak menerima karyawan atau terjadi sebaliknya maka
proses perundingan akan berjalan dengan emosional dan dapat menjadi
ajang pertarungan.
67
5. Taktik Pertawaran
Melalui taktik pertawaran yang terdiri dari usul imbangan, pertukaran
isu, mediasi, sampai pada pertawaran pemecahan masalah. Kesulitan
yang mendasar dalam pertawaran adalah baik pihak perusahaan atau
karyawan ingin memenangkan kepentingan masing-masing, apabila
kedua belah pihak belum menemukan hasil kesepakatan dari pertawaran
pemerintah akan diminta campur tangan yang akan membatasi
kebebasan kedua belah pihak.
Selain mengadakan strategi penyelesaian melalui teknik negosiasi,
pertimbangan serta analisis yang dilakukan pengusaha dan management
dalam menyelesaikan permasalahan tentang hubungan industri tersebut
dari undang-undang yang mengatur soal perburuhan di Indonesia, adalah :
1. Undang-undang NO. 21 tahun 2000 tentang serikat buruh
2. Undang-undang NO. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
3.Undang-undang NO. 2 tahun 2004 tentang penyelesaian
perselihan hubungan industrial.34
Melalui undang-undang tersebut internal perusahaan pun berbenah.
Perbedaan pekerjaan, jabatan dalam perusahaan yang mempengaruhi pola
komunikasi. Hambatan yang terjadi di dalam proses komunikasi tersebut
perusahaan yang sebelumnya tertutup tentang informasi yang berkaitan
34
Darda Syahrizal, Op.cit. Hal. 3
68
dengan hubungan industrial menjadi lebih terbuka. Komunikasi yang
sering diarahkan kepada karyawan, saat ini komunikasi untuk manajemen
harus berbenah.
Komunikasi dalam kelompok pimpinan dapat disebut sebagai
komunikasi pimpinan atau komunikasi dalam kelompok pimpinan, karena
cakupan pengaruh manajerial umumnya lebih besar daripada pengaruh
karyawan, dan kebanyakan mata rantai dalam komunikasi dari atas ke
bawah dan sebaliknya adalah kelompok pimpinan.35 Menjadi seorang
pimpinan yang efektif dalam mengelola aktivitas perusahaan dalam
menjamin kelancaran arus komunikasi yang dapat mempengaruhi moral
dan kepuasan anggota, keamanan, kualitas kehidupan kerja, serta prestasi
organisasi.
Investasi pasar kerja yang meliputi tiga macam keutamaan, yaitu :
pendidikan atau pelatihan keterampilan (training), migrasi dan mencari
pekerjaan baru. Investasi tenaga kerja menjadi modal utama perusahaan
dan semuanya dibentuk untuk mencapai tujuan investasi yang nantinya
akan dapat memberikan hasil bagi perusahaan. Pendidikan atau pelatihan
(training) menjadikan karyawan di perusahaan menjadi bertambah
pengetahuan, keterampilan, menjadi mandiri, kreatif, inovatif, dan mampu
bersaing dengan karyawan dari perusahaan lain. Migrasi dan pencarian
pekerjaan merupakan aktivitas dalam usaha meningkatkan nilai modal
manusia dalam bentuk upah yang diterima karyawan berdasarkan keahlian
35
Keith Davis & John W. Newstrom, Op.cit. hal 173
69
masing-masing.36 Total kekayaan manusia diwujudkan dalam suatu
kombinasi dari modal diri manusia sendiri.
Penyelesaian secara bipartit ini diupayakan terlebih dahulu sebelum
pihak alternatif mengambil alih dalam penyelesaian. Penyelesaian secara
bipartit ini harus diselesaikan paling lama 30 hari kerja sejak tanggal
dimulainya perundingan. Setiap perundingan harus dibuat risalah atau
berita acara perundingan.
36
Sonny Sumarsono, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia & Ketenagakerjaan,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003, hal.48
Download