BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Dalam setiap perusahaan, aktifitas dibidang pemasaran mutlak dilaksanakan, karena pemasaran merupakan faktor yang paling penting dalam usaha memberikan kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. Perusahaan berusaha agar produk atau jasa yang dihasilkan dapat diterima konsumen, sehingga usaha yang dilakukan untuk menarik konsumen dengan sendirinya berjalan lancar. Tanpa adanya kegiatan pemasar, seseorang atau perusahaan tidak dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada konsumen. Pemasaran dapat didefinisikan dalam berbagai persepsi dan konteks kata-kata yang walaupun berbeda tetapi pada prinsipnya mengandung maksud dan tujuan yang sama. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler (2002:9), yaitu “suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan serta inginkan, dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan produk lain”. Pengertian pemasaran menurut Charles W. Lamb et. Al (2000:6), yaitu “proses pelaksanaan konsep harga, promosi, dan distribusi dari ide barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi”. 5 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang saling berhubungan melalui pelaksanaan konsep harga, promosi, serta distribusi sehingga menghasilkan suatu pertukaran barang dan jasa guna memenuhi keinginan konsumen dan tujuan organisasi. Pengertian manajemen pemasaran sendiri menurut Boyd (2000:18), adalah : “proses menganalisis, merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan program-program yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi dan distribusi dari produk, jasa, dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan”. Menurut Kotler dan A.B, Susanto (2000:19), manajemen pemasaran adalah : “proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi”. 2.2 Pengertian Kepuasan Konsumen Pengertian kepuasan konsumen menurut Kotler (2006:177), Kepuasan pelanggan adalah tingka perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. 6 Menurut Perreault, McCarthy (2002:5), kepuasan konsumen didefinisikan sebagai berikut : “Consumer satisfaction is the extent to which a firms fulfill a costumer’s needs desires and expectations”. Artinya, kepuasan konsumen adalah tingkat suatu perusahaan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan. Menurut Schiffman (2004:15), “Costumer satisfaction is the individuals perception of the performance of the product or service in relation to his or her expectation”. Artinya, kepuasan konsumen adalah hubungan antara pandangan konsumen akan barang dan jasa terhadap harapan yang diinginkannya. Definisi menurut Valerie A. Zeithaml dan Mary Jo Bitner (2003:86) adalah : “Satisfaction is the costumers evaluation of product or service terms of whether that product or service has meet their needs and expectations”. Dapat diartikan bahwa, kepuasan adalah evaluasi konsumen terhadap produk atau jasa di mana produk atau jasa tersebut telah memenuhi kepuasan mereka. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan suatu evaluasi kinerja suatu produk yang sebenarnya dengan tingkat kinerja produk yang diharapkan pelanggan. 7 2.3 Pengertian Pelayanan (Services) Menurut Kotler (2003:372), pengertian pelayanan adalah sebagai berikut : “Service is any act or performances that are party can offer to another that is essentially intangiable and does not result in the ownership of anything”. Artinya, pelayanan adalah suatu perbuatan di mana seseorang atau suatu kelompok menawarkan pada orang lain sesuatu yang pada dasarnya tidak berwujud dan produksinya berkaitan dengan fisik produk. Menurut Perreault (2002:251), “Service is a deed performed by one party for another”. Artinya, pelayanan adalah suatu perbuatan yang dilakukan satu pihak kepada pihak lainnya. Menurut Bearden, Ingram, LaForge (2004:3), pengertian pelayanan adalah sebagai berikut : “services, in contrast, are normally defined as non physical products”. Artinya, pelayanan, secara ekstrim didefinisikan sebagai sebuah produk yang tidak berwujud. Berdasarkan definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelayanan merupakan suatu tindakan atau perbuatan suatu pihak kepada pihak lainnya yang sifatnya tidak berwujud namun dapat memenuhi kebutuhan. 8 2.4 Pengertian Kualitas Pelayanan Menurut Kotler (2003:57), pengertian kualitas adalah sebagai berikut : “Quality is the totally of features and characteristic of a product or service that bear on it’s ability to satisfy stated of implied needs”. Artinya, kualitas merupakan keseluruhan sifat-sifat dan karakter-karakter suatu produk atau jasa, berdasarkan kemampuannya untuk menyatakan kepuasan atau kebutuhan secara tidak langsung. Definisi kualitas pelayanan, seperti yang dikatakan oleh Lupiyoadi (2001:148) adalah sebagai berikut : “Kualitas pelayanan dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama yaitu persepsi konsumen atas layanan yang nyata mereka terima dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan atau diinginkan”. Menurut Zeithaml (2003:19) mendefinisikan kualitas pelayanan adalah: “service quality is expected special quality and controlled of special quality to fill costumer’s desires”. Artinya, kualitas pelayanan adalah suatu yang diharapkan secara special atas kualitas dan dikontrol atas kualitas yang sangat special untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kesimpulan dari definisi di atas adalah keseluruhan sifat-sifat dan karakter-karakter dari suatu produk yang dibangun atas dua faktor utama yaitu persepsi konsumen atas layanan yang mereka terima dengan layanan yang diharapkan dan merupakan tingkat atau sejauh mana ketidakcocokan antara harapan konsumen dengan layanan yang mereka terima. 9 2.5 Kategori Bauran Jasa Menurut Kotler (2003:373), kategori bauran jasa dapat dibedakan dalam lima kategori tawaran : 1) Barang berwujud murni ⇒ Tawaran tersebut terutama terdiri atas barang berwujud seperti sabun, pasta gigi, atau garam. Tidak ada satupun jasa menyertai produk tersebut. 2) Barang berwujud disertai jasa ⇒ Tawaran tersebut terdiri atas barang berwujud yang disertai oleh satu atau beberapa jasa. 3) Campuran ⇒ Tawaran tersebut terdiri atas barang dan jasa dengan bagian yang sama. Misalnya, orang pergi ke restoran untuk mendapatkan makanan maupun layanan. 4) Jasa utama yang disertai barang dan jasa yang sangat kecil ⇒ Tawaran tersebut terdiri atas jasa utama bersama jasa tambahan atau barang pendukung. 5) Jasa murni ⇒ Tawaran tersebut terutama terdiri atas jasa. Contohnya mencakup penjagaan bayi, psikoterapi dan pijat. 10 2.6 Karakteristik Jasa Karakterikstik jasa yang diberikan oleh penyedia jasa kepada konsumen memiliki beberapa ciri yang dapat diaplikasikan dalam suatu strategi pemasaran, menurut Kotler (2003:112), karakteristik jasa dapat dibagi menjadi : 1) Tidak berwujud (intangible), tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum dibeli. 2) Tidak terpisahkan (inseparability), biasanya jasa dihasilkan dan siapa yang dikonsumsi secara bersamaan. 3) Bervariasi (variability), karena bergantung pada memberikannya dan kapan dan di mana diberikan, jasa menjadi sangat bervariasi. 4) Tidak tahan lama (perishability), jasa tidak dapat disimpan. 2.7 Mengelola Mutu Jasa Mutu jasa perusahaan diuji dalam setiap pertemuan jasa. Jika karyawan-karyawan merasa bosan, tidak dapat menjawab pertanyaan sederhana, atau saling berkunjung pada saat pelanggan sedang menunggu, pelanggan akan berpikir dua kali untuk melakukan bisnis lagi dengan penjual tersebut. Parasuraman, Zeithmal, dan Berry, seperti yang dikutip oleh Kotler (2003:122), merumuskan model mutu jasa yang menekankan syarat-syarat utama dalam memberikan mutu jasa yang tinggi. Model tersebut diperlihatkan 11 pada gambar 2.1, mengidentifikasi lima kesenjangan yang mengakibatkan ketidakberhasilan penyerahan jasa : 1) Kesenjangan antara harapan konsumen dengan persepsi manajemen : Manajemen tidak selalu memahami dengan tepat apa yang diinginkan pelanggan. 2) Kesenjangan antara persepsi manajemen dengan spesifikasi mutu jasa : Manajemen mungkin memahami dengan tepat keinginan pelanggan tetapi tidak menetapkan standar kinerja. 3) Kesenjangan antara spesifikasi mutu jasa dan penyerahan jasa : Karyawan mungkin kurang terlatih, tidak mampu atau tidak mau mematuhi standar. 4) Kesenjangan antara penyerahan jasa dan komunikasi eksternal : Harapanharapan konsumen dipengaruhi pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan perwakilan dan iklan perusahaan. 5) Kesenjangan antara persepsi jasa dan jasa yang diharapkan : Kesenjangan ini terjadi apabila konsumen tersebut memiliki persepsi yang keliru tentang mutu dan jasa tersebut. 12 Gambar 2.1 Model Mutu Jasa Sumber, Kotler (2003:123) Komunikasi dari mulut ke mulut Kebutuhan pribadi Pengalaman masa lalu Jasa yang diharapkan Kesenjangan 5 Jasa yang diberikan Konsumen Pemasar Penyampaian jasa (termasuk sebelum dan sesudah kontrak kesenjangan 1 Kesenjangan 3 Komunikasi Eksternal ke pelanggan Kesenjangan 4 Penerjemahan persepsi menjadi spesifikasi kualitas jasa jasa Kesenjangan 2 Persepsi manajemen mengenai harapan konsumen 13 2.8 Dimensi Kualitas Jasa Parasuraman, Zeithmal, dan Berry, seperti yang dikutip oleh Kotler (2003:123), menemukan lima kelompok karakteristik yang digunakan oleh para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa, yaitu sebagai berikut : 1) Keandalan (reliability), keandalan merupakan aspek-aspek keandalan system pelayanan yang diberikan oleh PT ISS, dalam hal ini apakah pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan standar-standar umum atau bahkan standar internasional. Dengan kata lain, menunjukkan kemampuan untuk mewujudkan kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan. 2) Daya tanggap (responsiveness), daya tanggap merupakan keinginan untuk membantu konsumen dan menyediakan jasa pelayanan yang dibutuhkan konsumen. Dapat juga berarti kecepat-tanggapan dari pelayanan kasir dalam memberikan pelayanannya, sekaligus mampu menangkap aspirasiaspirasi yang muncul dari konsumen. Dimensi ini mencakup pelayanan kasir dan karyawan yang cepat tanggap dalam respon permasalahan sehingga selalu membantu konsumen. 3) Jaminan (assurance), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, risiko atau keraguraguan. 4) Empati (empathy), jaminan menunjukkan bahwa jasa yang diberikan memberikan jaminan keamanan, kemampuan sumber daya dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar dan lain-lain yang 14 sifatnya meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan para pelanggan. 5) Bukti langsung (tangibles), bukti langsung merupakan aspek-aspek nyata yang bias dilihat dan diraba, dimana mencakup kondisi fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh PT ISS , seperti meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi. 2.9 Pemasaran Jasa Menurut Kotler (2003:117) ada tiga jenis pemasaran dalam industri jasa yakni : 1) Eksternal Marketing Pemasaran eksternal menggambarkan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam mempersiapkan harga, distribusi dan promosi pelayanannya kepada konsumen. 2) Internal Marketing Pemasaran internal dimana mengharuskan perusahaan untuk melatih dan memotivasi para karyawan yang berhubungan dengan konsumen secara efektif serta seluruh personil pendukungnya bekerjasama dalam sebuah kesatuan dalam memberikan kepuasan yang optimal kepada konsumen. 3) Interactive Marketing Pemasaran interaktif adalah pemasaran yang sangat tergantung dengan mutu interaksi pembeli dan penjual, mutu jasa tak terlepas dari cara 15 pemberi jasa melaksanakan kinerjanya dan ini sangat penting untuk menyediakan jasa yang profesional. Gambar 2.2 Tiga Jenis Pemasaran Dalam Industri Jasa Sumber Kotler (2003:118) Perusahaan Pemasarn Internal Karyawan 2.10 Pemasaran Eksternal Pemasaran Interaktif Pelanggan Strategi Pelayanan Strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir (sarana). Tetapi strategi bukanlah suatu rencana jangka pendek. Strategi untuk suatu perusahaan adalah rencana jangka panjang. 16 Strategi pelayanan menurut Robert W. Lucas (2004:24), “Process or plan used to deliver products and service which meet or exceed customer needs or expectation”. Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa strategi pelayanan adalah proses atau rencana yang biasa menyampaikan produk dan jasa yang mana menemukan atau melebihi kebutuhan atau harapan konsumen. Ada tiga langkah dalam mengembangkan strategi pelayanan konsumen, yaitu : 1) Segment (segmen) Tidak seperti segmentasi marketing klasik, segmentasi untuk pelayanan konsumen lebih berfokus pada harapan konsumen daripada kebutuhan. 2) Find out what customer expect (temukan apa yang diharapkan konsumen) Berkonsentrasi pada pelanggan yang terpenting dalam melakukan riset yang dimulai dari pertanyaan dan fokus kelompok serta pindah ke metode formal. Selain itu, harus melihat strategi pesaing : mengerti di mana letak mereka dalam daur hidup pelayanan dan bagaimana mengambil keuntungan darinya. 3) Set customer’s expectation (mengatur harapan konsumen) Membangun rencana komunikasi yang mempengaruhi konsumen untuk mengharapkan sedikit pelayanan daripada yang mereka harapkan. Menurut Zeithmal, dan Bitner (2003:24), untuk meningkatkan kualitas pelayanan, manajemen kualitas modern memfokuskan perhatian bukan 17 saja pada pendekatan pemasaran 4P tradisional, tetapi juga 3P tambahan sehingga menjadi 7P yaitu : 1. Product (produk), artinya : bahwa semua produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan termasuk di dalamnya melibatkan keputusan tentang kualitas, merek, gaya atau corak, pengemasan dan jaminan. 2. Price (harga), yaitu : sejumlah uang yang dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Harga merupakan satu-satunya unsur yang memberikan pemasukan bagi perusahaan. Oleh karenanya perusahaan harus menetapkan harga jual produk atau jasa sesuai dengan tujuan dan tingkat keuntungan yang diinginkan perusahaan. 3. Place (tempat), yaitu sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan yang bertujuan agar produk dapat berada pada tempat yang tepat, yaitu pada konsumen sasaran. Adapun saluran distribusi meliputi beberapa keputusan seperti : pedagang perantara, pengecer, transportasi, pusat distribusi, dan cakupan wilayah geografi. 4. Promotion (promosi), yaitu semua kegiatan yang diambil oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan dan meyakinkan produknya kepada konsumen sasaran. 5. Physical Evidence (bukti fisik), merupakan fisik lingkungan di mana jasa disampaikan dengan perusahaan dan konsumennya berinteraksi. Bukti fisik jasa mencakup semua aspek fasilitas fisik organisasi, 18 seperti : lokasi, design layout, tata letak, dekorasi, peralatan, dan sebagainya. 6. Process (proses), yaitu semua prosedur actual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang merupakan system penyajian atau operasi jasa. Pada akhirnya proses mencerminkan bagaimana semua elemen bauran pemasaran dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi jasa yang diberikan kepada konsumen. 7. People (orang), adalah semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli. Yang termasuk dalam elemen ini adalah personel perusahaan, konsumen, konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen. Sebelum pembelian terjadi, seorang mungkin saja menggunakan konsumen lain sebagai petunjuk bagi jasa yang akan dibelinya dan untuk segmen pasar tersebut. 2.11 Alat-alat untuk Mengukur Kepuasan Pelanggan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah kepuasan konsumen. Pelanggan yang sangat puas menurut Philip Kotler (2003:57) akan : Menjadi lebih setia Membeli lebih banyak jika perusahaan memperkenalkan produk baru dan menyempurnakan produk yang ada 19 Memberikan komentar yang menguntungkan tentang perusahaan dan produknya Kurang memberikan perhatian pada merek dan iklan pesaing dan kurang sensitive terhadap harga Memberikan gagasan produk atau jasa pada perusahaan membutuhkan biaya pelayanan yang lebih kecil daripada pelanggan baru karena transaksi menjadi lebih rutin Ada empat alat untuk melacak dan mengukur kepuasan konsumen menurut Philip Kotler (2003:45), yaitu : 1) Sistem keluhan dan saran Perusahaan dapat menyediakan formulir yang berisi keluhan dan saran yang dapat diisi di setiap pintu masuk, meja penerima tamu, dan lain-lain. Formulir tersebut diisi konsumen dengan keluhan dan saran mereka sehingga perusahaan dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh konsumen terhadap pelayanan perusahaan dan dapat mengambil tindakan untuk mengatasi masalahnya dan hal yang disarankan oleh konsumen sebagai pemecahan masalah yang dihadapi konsumen. 2) Survey kepuasan konsumen Melalui survey, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap pelanggannya. Pengukuran kepuasan melaui metode ini menurut Kotler, dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : 20 1. Direct Reported Satisfaction 2. Derived Dissatisfaction 3. Problem Analysis 4. Importance-performance Analysis 3) Belanja siluman Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan dan bersikap sebagai pelanggan atau pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost shopper tersebut menyampaikan temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghost shopper juga dapat mengamati dan menilai cara perusahaan dan pesaingnya menjawab pertanyaan pelanggan dan menangani setiap keluhan. 4) Analisis kehilangan pelanggan Metode ini sedikit unik. Perusahaan berusaha menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti membeli atau yang beralih pemasok. Yang diharapkan adalah akan diperolehnya informasi penyebab terjadinya hal tersebut. Informasi ini sangat bermanfaat dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen. Selain itu Philip Kotler juga menyarankan suatu survey periodik yaitu dengan mengirim daftar pertanyaan (kuesioner) ataupun melalui telepon untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen terhadap berbagai unsur dari prestasi perusahaan, yaitu berupa (Kotler,2003:37) : 21 1) Directly reported satisfaction Yaitu dengan menanyakan tingkat kepuasan pelanggan atas pelayanan perusahaan baik secara keseluruhan ataupun secara khusus, akan diperoleh jawaban seperti : sangat tidak puas, tidak puas, biasa saja, sangat puas. 2) Derived satisfaction Pelanggan diminta untuk menilai pelayanan saat ini dan kepada mereka bagaimana seharusnya pelayanan mereka yang perlu diubah atau diperbaiki. 3) Problem Analysis Yaitu dengan menanyakan apa yang harus menjadi masalah bagi konsumen dalam mendapatkan pelayanan sekaligus meminta saran mereka untuk tindakan korektif. 4) Importance performance rating Yaitu dengan menanyakan kepada pelanggan mengenai tingkat kepuasan tiap pelayanan dan bagaimana perusahaan menyajikan tiap layanan tersebut. Menurut Cravens (2000:10) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen, antara lain : 1) System pengiriman (delivery system) Perpindahan produk atau jasa dari konsumen atau pemakai akhir melibatkan suatu rangkaian distribusi dari pemasok, pabrik, hingga dari pemakai akhir. Seluruh jaringan organisasi ini harus berfungsi sebagai satu kesatuan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang terfokus pada pemberian kepuasan kepada konsumen. 22 2) Kinerja produk atau jasa (Product or service performance) Penampilan dan keandalan produk atau jasa mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap kepuasan konsumen. 3) Citra (Image) Citra yang baik dari mata pembeli merupakan suatu keunggulan bersaing. Perusahaan harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mempromosikan merek mereka kepada pembeli potensial. Ketika pembeli melakukan pembelian terhadap merek tersebut dan mendapatkan kesan yang menyenangkan, maka citra tersebut akan berkembang. 4) Hubungan harga dengan nilai (Price value relationship) Pembeli akan mempertimbangkan hubungan antara harga dengan nilai yang menguntungkan. Mereka berpendapat bahwa nilai yang ditawarkan oleh suatu produk atau jasa tersebut sesuai dengan harga produk atau jasa tersebut. 5) Kinerja Karyawan (Employees performance) Mencapai kepuasan konsumen sangat penting, oleh karena itu setiap karyawan perlu diberikan latihan agar memiliki tanggung jawab terhadap pencapaian kepuasan konsumen. 6) Persaingan (Competition) Kelemahan-kelemahan dari presaingan akan memberikan peluang bagi perusahaan untuk memenangkan pertandingan. Analisis persaingan penting untuk meningkatkan 23 kepuasan konsumen. Perusahaan mempelajari produk dan jasa pesaing agar dapat memperbaiki produk atau jasa mereka. 2.12 Teori Hubungan Antara Kualitas dengan Kepuasan Konsumen Menurut Kotler & Armstrong (2003:9), menyatakan : “Customer satisfaction is quality satisfaction”. Artinya, kepuasan konsumen sangat berkaitan erat dengan kualitas. Kualitas memiliki dampak langsung terhadap performa produk dan kepuasan konsumen. Menurut Stanton, Etzel and Walker (2004:15), menyatakan : “For marketers, the best measures of quality is customer satisfaction”. Artinya : bagi pemasar, ukuran kualitas yang paling baik adalah kepuasan konsumen. Tjipto (200:125) menyatakan yaitu, “Dengan memperhatikan kualitas pelayanan kepada konsumen, akan meningkatkan indeks kepuasan kualitas konsumen yang diukur dalam ukuran apapun”. Definisi hubungan kepuasan konsumen dengan kualitas pelayanan menurut Andrew F.M. and Withey (2002:19) adalah : “Satisfaction is related to many aspect of activities and one of them is the service quality”. Artinya, kepuasan konsumen berhubungan dengan beberapa aspek kegiatan dan salah satunya adalah kualitas pelayanan. Kesimpulan dari teori-teori yang menyatakan hubungan antara kepuasan konsumen dengan kualitas pelayanan adalah kepuasan konsumen berhubungan dengan beberapa aspek salah satunya dengan kualitas pelayananan sangat berkaitan erat dengan kualitas, karena kualitas merupakan tolak ukur dan indeks dari kepuasan konsumen. 24 2.13 Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan Perusahaan Kesadaran akan pentingnya nilai dan kepuasan pelanggan akan mengarahkan perusahaan pada pentingnya suatu system untuk mengantarkan nilai dan kepuasan kepada konsumennya. Perusahaan yang menggunakan strategi yang memuaskan konsumen melalui kualitas pelayanannya akan memperoleh beberapa keunggulan yang sangat penting dalam bersaing. Keunggulan tersebut antara lain : 1) Kemampuan untuk memperoleh keuntungan dalam jangka panjang yang biasanya lebih tinggi dari pesaing-pesaingnya. 2) Perusahaan mendapat perlindungan lebih baik terhadap pesaingnya. Konsumen yang semakin loyal atau setia berkemungkinan kecil untuk pindah ke produk baru meskipun dihadapkan pada produk atau jasa yang lebih baik. Hal ini memberi peluang pada perusahaan untuk mempersiapkan diri menghadapi pesaing. 3) Perusahaan mendapatkan perlindungan lebih baik apabila terjadi perubahan kebutuhan konsumen, karena konsumen yang setia akan tetap memilih produk atau jasa dari perusahaan tersebut. 25 2.14 Model Diskonfrontasi Harapan dari kepuasan Pelanggan Gambar 2.3 Expectancy Disconfirmation Model Model kepuasan/ketidakpuasan pelanggan (Mowen dan Minor,2002:90) Product Usage/consumtion Expectation of product performance/quality Evolution of Exchange Quality Expectancy confirmation/Disco nfirmation Emotional Response Customer Satisfaction/ Diastisfaction 26 Product Performance/Qua lity Evolution Attribution of cause