Buchori, Pengembangan Media Pembelajaran Matematika ...63 Mengenal Kecerdasan Emosional Dalam Pembelajaran Matematika Anggita Maharani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNSWAGATI ABSTRAK Artikel ini membahas mengenai apa itu emosi, emotional Quotion, dan bagaimana pentingnya dalam proses pembelajaran matmatika. Kegiatan pembelajaran di sekolah biasanya hanya menekankan pada transformasi informasi faktual dan pengembangan penalaran yaitu pemikiran logis menuju pencapaian satu jawaban benar atau salah padahal seorang siswa terkadang menghadapi masalah yang berkaitan dengan aktivitas atau tugas-tugas belajarnya. Berbagai hasil penelitian menunjukan bahwa anak-anak yang dilatih emosinya sungguh-sungguh mampu mengontrol emosinya di kemudian hari. Untuk belajar matematika diperlukan pikiran yang tenang, santai tapi serius, dan bersemangat. Oleh karenanya siswa harus bisa memange emosinya sehingga dalam keadaan stabil sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Kata Kunci : emosi, kecerdasan emosional, pembelajaran matematika ABSTRACT This article discusses what it's about emotion, emotional quotion, and how the importance of the learning process mathematics. Learning activities in schools usually only emphasizes the transformation of factual information and the development of logical reasoning that is thinking towards the achievement of a right or wrong answer when a student sometimes face problems relating to the activity or learning tasks. Various studies show that children who are trained emotions really able to control his emotions at a later date. To learn the necessary mathematics calm mind, relaxed but serious, and passionate. Therefore, students should be able manage emotions resulting in a stable condition so as to achieve optimal learning outcomes. Keywords: emotion, emotional intelligence, learning mathematics sehingga dapat mendorong kesuksesan Pendahuluan Dalam proses pendidikan, seorang selanjutnya. Kegiatan pembelajaran di sekolah siswa dikatakan berhasil atau sukses apabila dapat menyelesaikan biasanya suatu hanya menekankan program pendidikan dengan tepat waktu transformasi dengan hasil belajar yang baik. Kesuksesan pengembangan penalaran yaitu pemikiran yang diraih siswa dapat menimbulkan rasa logis menuju pencapaian satu jawaban puas dan menambah kepercayaan diri benar atau salah. Dalam proses belajarnya, seorang siswa informasi terkadang faktual pada dan menghadapi masalah yang berkaitan dengan aktivitas 63 64 δ E L T ∆ | Vol.2 No.1, Januari 2014, hlm 63-70 atau tugas-tugas belajarnya. Sebut saja bahwa para ahli psikologi sepakat kalau IQ contoh yang sering didengar atau sering hanya mendukung sekitar 20 persen faktor diucapkan, yang yang menentukan keberhasilan, sedangkan memiliki 80 persen sisanya berasal dari faktor lain misalnya mengatakan; siswa saya tidak semangat, saya sering kali merasa malas, termasuk saya merasa kurang percaya diri, saya Diperlukan adanya keseimbangan antara merasa sulit menyesuaikan diri, saya yakin kecerdasan intelektual dan kecerdasan saya kuat emosional serta faktor lainnya seperti melakukannya, saya tidak yakin saya bisa kecerdasan spiritualnya. Selain itu, Patton sukses dalam belajar, dan sebagainya. (Uno, 2012:70) berpendapat bahwa IQ Secara eksplisit, aspek emosional tidak adalah faktor genetik yang tidak dapat mendapat tempat dalam pembahasan dan dirubah dibawa sejak lahir. Sedangkan EQ uraian materi pelajaran sehingga tidak tidak dijadikan bagian yang harus dipelajari. disempurnakan Padahal pelatihan, tidak mampu dan dalam tidak kenyataannya, keterampilan-keterampilan emosional dapat dipelajari dan dilatih kepada siswa. Berbagai hasil kecerdasan demikian emosional. karena dengan dapat kesungguhan, pengetahuan dan kemauan. Dasar untuk memperkuat EQ seseorang adalah dengan memahami diri sendiri. penelitian menunjukan Menyelesaikan masalah bahwa anak-anak yang dilatih emosinya matematika tidak hanya membutuhkan sungguh-sungguh aktivitas berpikir yang tinggi tetapi juga mampu mengontrol emosinya di kemudian hari. membutuhkan pengelolaan emosi dalam Keberhasilan siswa dalam belajar diri untuk menciptakan kesadaran diri tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor sehingga menimbulkan semangat dalam intelektualnya tetapi diri untuk belajar dan menyelesaikan faktor-faktor yang lainnya seperti emosional. Doug Lennick kecerdasan dipengaruhi oleh masalah yang matematika ada. Untuk diperlukan pikiran belajar yang (Uno, 2012: 69) menyatakan bahwa yang tenang, santai tapi serius, dan bersemangat. diperlukan untuk sukses tidak hanya Salah satunya siswa harus bisa memange keterampilan emosinya sehingga dalam keadaan stabil. intelektual, tetapi juga kecakapan emosional untuk memanfaatkan Karena faktor potensi berpengaruh dalam mencapai hasil belajar bakat mereka secara penuh. baik, emosilah Pemahaman ini didukung oleh Goelman yang baik belajar yang dikutip oleh Patton (Uno, 2012:70) maupun pada pelajaran lain. yang sangat matematika Maharani, Mengenal Kecerdasan Emosional ...65 Faktor psikologis yang perasaan yang sedang dirasakan. Secara mencangkup kejujuran, kepercayaan diri, harfiah menurut Oxford English Dictionary pengendalian mendefinisikan diri, kesadaran emosi, emosi sebagai setiap adaptasi, inovasi, optimis, inisiatif dam kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, motivasi merupakan faktor yang dapat nafsu setiap keadaan mental yang hebat mempengaruhi belajar. atau meluap-luap. Menurut Cooper dalam Faktor-faktor tersebut diidentifikasi oleh Uno (2012: 62) Emosi bukan sesuatu yang Goelman dari bersifat positif atau negatif, tetapi emosi disebut berlaku sebagai sumber autentisitas dan Menurut semangat manusia yang paling kuat dan Goelman dalam Nggermanto (2002: 98) dapat menjadi sumber kebijakan intuitif. kecerdasan emosional adalah kemampuan Dengan kata lain, emosi untuk mengenali perasaan diri sendiri dan dianggap orang lain, kemampuan memotivasi diri hidup, sendiri, dan kemampuan mengelola emosi kepekaan, dengan baik pada diri sendiri dan dalam kebijaksanaan. hubungan dengan orang lain. Goelman dalam Riyanto (2012: 252) keberhasilan sebagai bagian kecerdasan emosi atau Emotional Quotien dari yang (EQ). Kecerdasan emosional meliputi dua kecakapan yaitu melainkan penghambat sumber kedermawanan, Sedangkan dalam kecerdasan, bahakan menurut Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pribadi pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan (Intarapersonal) dan kecakapan sosial biologis dan psikologis dan serangkaian (Interpersonal). Kecakapan pribadi terdiri kecenderungan untuk bertindak. Biasanya dari tiga faktor, yakni kesadaran diri, emosi merupakan respon dari dalam diri pengaturan individu dandari luar. Sebagai contoh diri, kecakapan sebagai tidak lagi dan motivasi dan kecakapan sosial terdiri dari dua faktor, emosi gembira, mendorong perubahan yakni empati dan keterampilan sosial. suasana seseorang, A. Pengertian Emosi mendorong seseorang tertawa, emosi sedih Kata emosi secara sederhana bisa mendorong seseorang menangis dan emosi didefinisikan (Uno, 2012:62) sebagai “gerakan” baik secara metafora ataupun hati sehingga kesal membuat orang marah. Goelman (Uno, 2012:64) harfiah, untuk mengeluarkan perasaan mengelompokan emosi kedalam beberapa yang sedang kita alami. Emosi pada golongan utama, yaitu: dasarnya adalah gerakan atau dorongan 1. Amarah: marah, jengkel, kesal hati, untuk bertindak dan mengekspresikan tersinggung, bermusuhan. 66 δ E L T ∆ | Vol.2 No.1, Januari 2014, hlm 63-70 2. Kesedihan: pedih, sedih, muram, putus asa, depresi berat. 3. Rasa takut: terkendali cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, fobia. terhibur, bangga, B. takjub, Pengertian sikap persahabatan, kepercayaan, hormat. Kecerdasan Emosional Untuk penerimaan, menimbulkan negatif terhadap diri kita sendiri maupun terpesona. 5. Cinta: dapat orang lain. 4. Kenikmatan: bahagia, gembira riang, senang, kita rasakan dapat keluar secara tidak dasar memberikan tentang Daniel pemahaman kecerdasan Goelman dalam emosional, Aunurrahman 6. Terkejut, terkesiap, terpana. (2009: 86) mencoba menjelaskan beberapa 7. Jengkel: hina, muak, mual, benci, tidak konsep keliru yang paling lazim terjadi dan suka. harus diluruskan. Pertama, kecerdasan 8. Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina. emosi tidak hanya berati ‘bersikap ramah’. Pada saat-saat tertentu yang diperlukan dapat mungkin bukan ‘sikap ramah’, melainkan dikendalikan dan dikelola oleh masing- mungkin sikap tegas yang barangkali masing individu, karena emosi berasal dari memang dorongan untuk mengungkapkan kebenaran yang selama bertindak atau respon yang timbul akibat ini dihindari. Kedua, kecerdasan emosi stimulus baik dari dalam diri maupun dari bukan luar. kepada Emosi pada dalam dasarnya diri sendiri Mengendalikan emosi yang ada dalam diri kecerdasan kita yang dibutuhkan dikenal suatu tidak berarti menyenangkan, memberikan perasaan ‘memanjakan tetapi kebebasan untuk berkuasa perasaan-perasaan’, dengan melainkan mengelola perasaan-perasaan kecerdasan emosional. (Uno, 2012:68) sedemikian rupa sehingga terekspresikan kecerdasan secara emosional merupakan tepat dan efektif, yang kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, memungkinkan orang bekerjasama dengan bertahan frustasi, lancar menuju sasaran bersama. Menurut mengendalikan dorongan hati dan tidak Patricia Patton dalam Riyanto (2012: 253) melebih-lebihkan kesenangan. Kecerdasan emosional adalah kemampuan Mengendalikan emosi yang ada dalam diri, individu dalam menggunakan (mengelola) akan lebih mudah untuk mengoptimalkan emosinya secara efektif untuk mencapai kecerdasan emosional sehingga apa yang tujuan, dirasakan tidak berlebihan. Emosi yang produktif dengan orang lain dan meraih menghadapi membangun hubungan yang Maharani, Mengenal Kecerdasan Emosional ...67 keberhasilan Daniel kemampuan, kecakapan non kognitif untuk Goelman dalam Aunurrahman (2009: 89) mengenali perasaan diri sendiri dan orang mendefinisikan lain serta dapat mengendalikannya untuk sebagai ditempat Kecerdasan kemampuan memotivasi diri menghadapi kerja. emosional seseorang sendiri, frustasi, untuk ketahanan kemampuan mencapai tujuan serta untuk mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan. Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengendalikan dorongan hati dan tidak dalam melebih-lebihkan kesenangan, kemampuan emosi dalam diri yaitu kesadaran diri menjaga suasana hati dan menjaga agar sendiri beban memahami apa yang menjadi kelemahan stres kemampuan tidak berpikir, melumpuhkan berempati dan mengendalikan agar dapat dan mengenali mengetahui dan dan kelebihan dalam diri sendiri sehingga berdo’a. Menurut Salovey dan Mayer dapat dalam 87) kecerdasan emosional yang sudah dimiliki Kecerdasan emosional sebagai himpunan oleh diri kita. Patton (Uno, 2012:70) bagian yang berpendapat bahwa IQ adalah faktor memantau genetik yang tidak dapat dirubah dibawa melibatkan sejak lahir. Sedangkan EQ tidak demikian Aunurrahman dari melibatkan perasaan kecerdasan kemampuan sosial yang (2009: sosial mengoptimalakan kemampuan pada orang lain, memilah- karena milah menggunakan kesungguhan, pelatihan, pengetahuan dan informasi ini untuk membimbing pikiran kemauan. Dasar untuk memperkuat EQ dan tindakan. Teori lain dikemukakan oleh seseorang adalah dengan memahami diri Reuven Bar-On sebagaimana dikutip oleh sendiri. semuanya dan Steven J. Stein dan Howard E. Book dalam dapat kemampuan disempurnakan dengan Goelman dalam Riyanto (2012 :87) Uno (2012: 96) menyatakan Kecerdasan mengelompokan emosi sebagai serangkaian kemampuan, kedalam dua kelompok yaitu kecakapan kompetensi dan kecakapan non kognitif, pribadi (Intrapersonal) dan kecakapan yang sosial mempengaruhi kemampuan kecerdasan (interpersonal). yang emosional Kecerdasan seseorang untuk mengatasi tuntutan dan emosional berkaitan dengan tekanan lingkungan. kecakapan pribadi (Intrapersonal) meliputi Dari beberapa definisi kecerdasan mengenali emosi diri/kesadaran diri (self emosional yang diungkapkan oleh para awarness), mengelola emosi/pengaturan ahli, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan diri (self regulation), motivasi diri (self emosional motivation). merupakan serangkaian Sementara, kecerdasan 68 δ E L T ∆ | Vol.2 No.1, Januari 2014, hlm 63-70 emosional yang berkaitan dengan kecakapan sosial (intepersonal) meliputi mengenal emosi orang lain/empati (social awarness), membina hubungan sosial (social skill). 1. Mengenali Emosi Diri/Kesadaran Diri (Self Awarness) Mengetahui emosi yang dirasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realitas atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. Gambar 2 Siswa menjelaskan hasil pekerjaannya 3. Motivasi Diri (Self Motivation) Menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakan dan menuntut kita menuju sasaran, mengambil membantu inisiatif dan kita bertindak sangat efektif, serta untuk bertahan menghadapi kegagalan. 4. Mengenal Emosi Orang Lain/Empati (Social Awarness) Merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami prespektif mereka, Gambar 1 Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya 2. Mengelola Emosi/Pengaturan Diri (Self Menangani emosi sedemikian rupa sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan tercapainya satu gagasan, maupun pulih kembali dari tekanan emosi. dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang. Regulation) sebelum menumbuhkan hubungan saling percaya 5. Membina Hubungan Sosial (Social Skill) Menengani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan kemampuan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan Maharani, Mengenal Kecerdasan Emosional ...69 perselisihan untuk bekerjasama dan 4. Mengenali emosi orang lain. Yaitu empati ‘keterampilan bergaul’ dasar. bekerja dalam tim. 5. Kemampuan untuk bagaimana mengetahui perasaan orang lain sehingga dapatmenimbulkan perasaan yang serupa dalam diri kita. 6. Membina hubungan.seni membina hubungan , sebagian besar merupakan keterampilan mengelola orang lain. Gambar 2 Siswa sedang melakukan diskusi kelompok Keterampilan untuk Salovey memperluas (Uno, 2012: kemampuan 73) kecerdasan emosional menjadi lima wilayah utama, sosial adalah menjamkan unsur kemampuan antarpribadi, pembentuk daya tarik, keberhasilan sosial bahkan kharisma. yaitu sebagai berikut: Penutup Manusia 1. Mengenali emosi diri. intinya adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan kesadaran mulia di dunia ini, karena dikaruniai akal 2. 3. diri, yaitu mengenali merupakan makhluk perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. pikiran dan emosi. Akal pikiran merupakan Mengelola emosi. Yaitu menangani kemampuan berpikir rasional, kecakapan perasaan bertindak secara sengaja, dan kemampuan agar perasaan dapat terungkap dengan pas. Mengelola mengingat. emosi dengan tersebut termasuk ke dalam ranah kognitif. kemampuan untuk menghibur diri, Dalam lingkungan sekolah, siswa dengan melepaskan kecemasan, kemurungan, kemampuan atau akibat- memiliki kecerdasan intelegen yang tinggi. akibat yang timbul karena gagalnya Emosi merupakan kecenderungan berhubungan ketersinggungan dan Kemampuan-kemampuan kognitif untuk Memotivasi diri. Kemampuan menata kehendak. emosi sebagai alat untuk mencapai memotivasi dirinya untuk lebih baik dari tujuan dalam kaitan untuk memberi sebelumnya sehingga mendorong untuk perhatian, berhubungan baik dengan orang lain, untuk berkreasi. diri sendiri kekuatan dianggap keterampilan emosi dasar. menguasai bertindak, tinggi Seseorang yang pendorong mampu berempati, mengelola emosi maka orang tersebut dianggap memiliki kecerdasan 70 δ E L T ∆ | Vol.2 No.1, Januari 2014, hlm 63-70 emosi yang tinggi. Menurut Goleman emosi, orang tidak dalam Uno (2012: 69) Keterampilan menggunakan kemampuan kognitif sesuai kecerdasan emosi bekerja dengan sinergi dengan potensi yang maksimum. dengan keterampilan kognitif, orang-orang Menyeimbangkan mampu fungsi yang berprestasi tinggi memiliki keduanya. kecerdasan Makin kompleks pekerjaan, makin penting yang kecerdasan emosi. Emosi yang lepas mempermudah seseorang untuk menggali kendali dapat membuat orang pandai potensi yang kita punya. Agar kecerdasan menjadi bodoh. Tanpa kecerdasan emosi, emosional dapat digunkan secara optimal orang tidak akan mampu menggunakan maka dapat dikelola dimulai dari dalam kemampuan kognitif mereka sesuai dengan diri kita sendiri yaitu memahami kesadaran potensi yang maksimum. diri Matematika merupakan mata ada dapat emosional akan dalam dan diri menguatkan intelektual kita akan kecerdasan emosional yang sudah kita miliki. pelajaran yang dianggap sulit sehingga menurunkan motivasi belajar, menurunkan Pustaka kepercayaan Aunurrahman, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. diri saat ulangan, tidak melakukan persiapan ketika akan belajar matematika yang mengakibatkan hasil belajar yang kurang memuaskan. Jika kecerdasan emosional dikaitkan dengan proses belajar mengajar, maka siswa dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan mampu menghadapi kesulitan- kesulitan dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Kecerdasan emosional menuntut seseorang untuk mengakui dan meghargai perasaan pada dirinya dan orang lain, emosi yang tidak terkendali akan membuat orang yang pandai bisa terlihat bodoh karena tidak bisa mengendalikan perasaannya. Berdasarkan pendapat dari Goleman (Uno, 2012:69) tanpa kecerdasan Nggermanto, 2002. Quantum Quetion. Bandung: Nuansa. Riyanto, 2012. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Uno, B. 2012. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.