1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang telah berkembang pesat
di negara-negara maju. Matematika dianggap penting karena menjadi dasar ilmu
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat untuk
kemajuan kehidupan masa kini. Indonesia juga mempersiapkan generasi muda
untuk siap menjadi tenaga terampil dan pandai matematika melalui penerapan
pendidikan bidang sains dan matematika sejak dini (Hudoyo dalam Nawangsari,
2000).
Kesuksesan pemerintah dan instansi pendidikan dalam bidang matematika
dapat dilihat dari tolak ukur hasil Ujian Nasional (UN) sebagai standar kelulusan
siswa pada bidang matematika, yaitu nilai hasil belajar matematika yang tinggi
membuktikan bahwa sikap siswa pada matematika juga positif, demikian juga
sebaliknya pencapaian nilai matematika yang rendah menunjukkan terdapat
hambatan yang dirasakan siswa selama mengikuti pembelajaran matematika Hasil
perhitungan nilai pencapaian siswa pada ujian nasional melalui Badan Penelitian
dan Pengembangan Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas, 2014),
mengakumulasikan nilai kelulusan siswa pada Ujian Akhir (UN) pada tahun
2011/2012, terdapat sebanyak 16,098 siswa dinyatakan tidak lulus Ujian Nasional,
sedangkan pada tahun 2012/2013 sebanyak 7,7 % atau sekitar 12,395 siswa tidak
Universitas Sumatera Utara
2
lulus Ujian Akhir, dan pada tahun 2013/2014 sebanyak 7.811 siswa dinyatakan
tidak lulus Ujian Nasional.
Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Edy Tri Baskoro
(Suara Pembaharuan, 2014), menjelaskan dengan perbandingan hasil ujian
nasional 2013, nilai rata-rata siswa yang lulus ujian nasional siswa SMA pada
tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 7.811
siswa dinyatakan tidak lulus ujian akhir untuk semua sekolah yang ada seIndonesia. Rendahnya tingkat kelulusan dikarenakan pencapaian nilai pelajaran
matematika, maupun bahasa indonesia tidak memenuhi standar kelulusan ujian
nasional, dimana sebanyak 2,391 siswa tidak lulus Ujian Nasional (UN) karena
nilai matematika (Republika, 2014).
Penurunan hasil belajar matematika, selain dialami dikota besar juga
dialami di daerah Sumatera yang menjadi salah satu daerah penyumbang besar
pada tingkat ketidaklulusan siswa di ujian akhir (Liputan 6, 2014). Kota-kota kecil
di Sumatera Utara, selah satunya Pematangsiantar juga merasakan penurunan nilai
hasil belajar siswa pada pelajaran matematika. Berdasarkan observasi yang
dilakukan peneliti dilapangan, peneliti menemukan banyak hal selama kegiatan
pembelajaran
yang
tidak
mendukung
efektifnya
kegiatan
pembelajaran
matematika sehingga kemungkinan menjadi penyebab menurunnya hasil belajar
matematika, seperti kegiatan pembelajaran siswa yang pasif, siswa yang
mengantuk, tertidur selama pelajaran berlangsung, malas, tidak memperhatikan
pelajaran matematika yang diajarkan guru, menganggu teman lain yang sedang
belajar, mencontek hasil pekerjaan teman.
Universitas Sumatera Utara
3
Hasil wawancara yang diperoleh peneliti dari guru matematika dan kepala
sekolah di SMA Negeri 1, yang mengatakan
“ sekarang ini sangat sulit meningkatkan hasil belajar matematika
siswa, karena dari sebagian besar perolehan nilai rata-rata kumulatif
ulangan yang sudah dikumpulkan guru, siswa hanya mampu mencapai
nilai lima atau enam untuk pelajaran matematika, bahkan untuk beberapa
topik matematika yang kompleks guru akan menurunkan standar nilai
kelulusan materi untuk menolong siswa agar siswa bisa melanjut untuk
topik pembelajaran berikutnya, dan agar program pembelajaran yang
sudah dirancang tetap berjalan lancar dan tepat waktu, dan sangat terlihat
jelas nilai matematika selalu menjadi nilai yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan nilai mata pelajaran lainnya” (Wawancara personal,
20 Juni 2013).
Hal lain yang memungkinkan menjadi faktor yang mempengaruhi
penurunan perolehan nilai atau prestasi belajar adalah persepsi siswa akan
lingkungna belajarnya, ketika siswa mampu mempersepsikan lingkungan belajar
yang positif, maka sikap siswa untuk belajar matematika juga akan positif,
sehingga dapat mencapai hasil belajar yang tinggi. Kondisi kegiatan pembelajaran
yang tidak merangsang ketertarikan siswa dalam belajar matematika baik dari
kognitif, afektif, maupun psikomotorik, selama proses belajar mengajar seperti
perlakuan, hubungan guru dengan siswa maupun hubungan antar siswa dapat
menimbulkan perasaan maupun pemikiran tertentu dibenak siswa (Blomm dalam
Uno, 2009),
Hal ini sejalan dengan kesimpulan dari hasil wawancara personal yang
dilakukan peneliti dengan siswa-siswa di SMA Negeri 1, dimana siswa menilai
matematika dianggap sebagai pelajaran yang menyusahkan, menakutkan dan
dijauhi oleh siswa, sehingga kebanyakan siswa di sekolah tidak menyukai
pelajaran matematika. Kegiatan pembelajaran yang pasif seperti yang dirasakan
Universitas Sumatera Utara
4
siswa menjadikan pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit dipahami
siswa, tidak merasakan manfaat pelajaran matematika dalam pengaplikasian pada
kehidupan sehari-hari sehingga pelajaran matematika sehingga pelajaran yang
dianggap kurang penting, sehingga minat siswa dalam mempelajari menjadi
kurang, begitu juga dengan cara pengajaran yang membosankan dan kaku.
Pembelajaran yang pasif menjadikan pelajaran dianggap sulit dan membosankan
(Sanjaya, 2007).
Kondisi lingkungan pembelajaran yang dialami siswa menunjukkan bahwa
lingkungan kelas menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
dan karakteristik pribadi siswa terhadap matematika (Suprapto, 2013). Mengacu
pada karakteristik tujuan pembelajaran, isi bidang studi serta karakteristik siswa,
sehingga penerapan strategi pembelajaran yang tepat juga mempertimbangkan
materi atau sifat pelajaran pelajaran dan sesuai dengan kemampuan maupun
kebutuhan dari siswa agar tujuan (sasaran) yang diharapkan dari proses belajar
dapat tercapai (Maulana, 2010).
Pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan pembelajaran
matematika yang diajarkan dalam mencapai tujuan, dan mengurangi hasil yang
tidak baik pada pencapaian nilai hasil belajar. Kondisi belajar yang bermakna,
harapan untuk berhasil, kesuksesan program, tujuan pengajaran dapat digunakan
guru untuk menstimulus siswa agar produktif dalam belajar (Brophy dalam Uno,
2007). Susunan rangkaian kegiatan dalam pembelajaran disebut dengan strategi
pembelajaran yaitu susunan atau perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang di desain untuk tujuan pendidikan, termasuk di dalamnya
Universitas Sumatera Utara
5
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya maupun kekuatan
dalam pembelajaran. Bentuk pembelajaran yang mengaktifkan siswa sebagai
subjek utama dalam proses belajarnya, terdiri dari beberapa strategi pembelajaran,
seperti: strategi pembelajaran inkuiri, strategi pembelajaran berbasis masalah,
strategi pembelajaran kontekstual, strategi pembelajaran ekspositori, strategi
pembelajaran kooperatif, maupun strategi pembelajaran afektif (Sanjaya, 2007).
Strategi pembelajaran kooperatif menjadi salah satu strategi pembelajaran
yang sekarang ini banyak diperhatikan, dan dikembangkan dalam kegiatan
pembelajaran disekolah-sekolah untuk berbagai bidang pendidikan, salah satu nya
untuk pelajaran matematika. Strategi pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya
(2007) adalah strategi pembelajaran yang terdiri dari kelompok-kelompok belajar
kecil, yang menitikberatkan pembelajaran siswa kedalam kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang siswa yang heterogen baik dari
segi kemampuan akademik yang bervariasi, suku, ras maupun jenis kelamin yang
berbeda.
Tujuan pembentukan kelompok belajar dalam strategi pembelajaran
kooperatif adalah memberikan setiap siswa kesempatan yang sama dalam mengali
sumber belajar secara mandiri, dan bekerjasama secara aktif dalam proses belajar,
sehingga setiap siswa dapat memahami dan merasakan kegiatan belajar yang
dilakukan dan setiap siswa mampu mencapai ketuntasan materi yang disajikan
guru secara merata. Pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif tersusun
kedalam enam langkah-langkah yaitu menyampaikan dan memotivasi siswa untuk
mencapai tujuan dari kegiatan pembelajaran, menyampaikan materi pelajaran
Universitas Sumatera Utara
6
dengan penyajian informasi melalui bacaan,ceramah, membentuk siswa kedalam
kelompok belajar, mengawasi atau mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa
didalam kelompok, memberikan evaluasi untuk menguatkan pemahaman siswa
dan meluruskan pemahaman siswa yang salah terhadap materi pelajaran yang
dipelajari, dan memberikan penghargaan kepada kelompok-kelompok belajar
dengan pujian terhadap usaha dan kesuksesan siswa dalam kelompok belajar
masing-masing (Sanjaya, 2007)
Penerapan strategi kooperatif banyak dipilih dan digunakan pada pelajaran
matematika karena melalui hasil-hasil penelitian pendidikan yang berfokus pada
strategi pembelajaran kooperatif, menunjukkan bahwa strategi pembelajaran
kooperatif memberikan banyak manfaat pada guru dan siswa pada pembelajaran
matematika, baik dalam meningkatkan keaktifan siswa, ketertarikan siswa dalam
mengembangkan
pembelajaran
matematika,
melalui
pemilihan
metode
pembelajaran yang kreatif, interaktif, efektif dan efisien, juga membantu siswa
terhindar dari kebosanan (Kushandayani, 2008).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulana (2010) menunjukkan
manfaat dari pembelajaran kooperatif mengaktifkan siswa dalam berbagai
aktivitas bermain yang penuh kesenangan, membuat pelajaran matematika
menjadi lebih mudah dimengerti siswa, menumbuhkan rasa ingin tahu dan
kreativitas siswa, serta mengembangkan pemikiran siswa dalam pemecahan
masalah terhadap pelajaran matematika.
Penelitian lain yang juga fokus pada penerapan strategi pembelajaran
kooperatif juga dilakukan oleh Irawati (2010) juga menunjukkan bahwa dengan
Universitas Sumatera Utara
7
bentuk diskusi unjuk kerja pada kelompok-kelompok kecil yang heterogen, secara
tidak langsung mampu meningkatkan pemahaman siswa secara merata pada
pelajaran matematika, melalui penelitian yang dilakukan oleh Djuanda (2010)
juga menegaskan bahwa dalam strategi pembelajaran kooperatif, kemajuan dalam
kemampuan siswa belajar mencapai 80%.
Strategi pembelajaran adalah Banyaknya kemajuan yang dilakukan dalam
bidang strategi pembelajaran yang menunjang pencapaian hasil belajar yang
optimal ternyata belum dirasakan oleh semua siswa dalam berbagai bidang
pendidikan, terkhusus matematika, seperti yang dirasakan oleh siswa di SMA
Negeri 1 yang sampai saat ini masih menggunakan strategi pembelajaran
ekspositori dimana kegiatan pembelajaran matematika masih banyak diisi dengan
kegiatan guru yang aktif dalam mencari, mengali dan mengajarkan, sedangkan
siswa pasif dalam strategi pembelajaran yang membosankan (Sanjaya, 2009) yang
pada akhinya berdampak pada penilaian siswa yang rendah.
Upaya pengoptimalan usaha pendidik dalam meningkatkan pencapaian
nilai hasil belajar siswa yang rendah pada pelajaran matematika dilakukan dengan
menerapkan strategi kooperatif sebagai alat untuk perbaikan strategi dan kegiatan
pembelajaran yang mengaktifkan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa
sebagai sumber utama dalam kegiatan pembelajaran. Selain strategi pembelajaran
kooperatif sebagai alat dalam menstimulus dan mengaktifkan siswa dalam
mengali sumber belajar yang optimal, terdapat juga faktor-faktor lain yang
mempengaruhi hasil belajar yang berasa dari dalam diri siswa maupun dari luar
diri siswa, seperti faktor lingkungan seperti lingkungan alam, sosial, faktor
Universitas Sumatera Utara
8
instrumental seperti kurikulum atau strategi pembelajaran, sarana, prasarana, dan
faktor dari dalam diri siswa yang dapat berasal dari faktor psikologis seperti
minat, bakat, kecerdasan, motivasi, kognitif, dan faktor fisiologis siswa yang
meliputi fisk dan panca indra (Purwanto, 2007).
Faktor psikologis juga menjadi faktor penting dari dalam diri siswa yang
secara internal dan terdapat beberapa faktor penting dalam psikologis siswa yang
mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa, salah satunya adalah motivasi
(Sudjana, 2005). Motivasi dikenal sebagai dorongan maupun semangat yang
mengarahkan usaha seseorang dalam mencapai tujuan yang diharapkan dari
kegiatan yang dilakukan, Motivasi didefenisikan oleh para peneliti dengan bahasa
yang beragam. Santrock (2008) mengartikan motivasi sebagai proses yang
memberikan semangat, arah, dan kegigihan perilaku, sedangkan Sardiman (2003)
mengartikan motivasi dalam belajar sebagai keseluruhan daya penggerak atau
dorongan dari dalam diri yang menggerakkan, dan mengarahkan siswa dalam
belajar untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
Motivasi belajar menjadi faktor yang penting dalam mendorong atau
menguatkan usaha siswa dalam belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar
dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan terlihat dari perilaku yang
ditimbulkan dari proses belajar, seperti tekun menghadapi tugas, ulet dalam
menghadapi kesulitan, menunjukkan ketertarikan pada berbagai permasalahan,
mandiri, suka mencari dan menyelesaikan masalah, dan memiliki prestasi belajar
yang tinggi, dan kondisi ini menunjukkan motivasi belajar siswa yang tinggi,
(Sardiman dan Uno; 2003, 2007).
Universitas Sumatera Utara
9
Kondisi yang dialami siswa SMA Negeri 1 menunjukkan rendahnya
semangat siswa dalam mempelajari matematika terlihat dari kebosanan, atau
kemalasan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika, siswa yang
mudah menyerah ketika menyelesaikan soal matematika, yang malas belajar
memilih mencontek dan mencatat hasil pekerjaan teman, dan malas ketika
menemukan pelajaran yang sulit, mengarahkan kepada motivasi belajar siswa
yang rendah dalam belajar (Ismail, 2009). Motivasi belajar yang rendah
menyebabkan usaha siswa dalam belajar juga mengalami penurunan dan siswa
yang tidak memiliki motivasi dapat terlihat dari perilaku cepat bosan dalam proses
dan tugas yang monoton, tidak memiliki keyakinan diri, mudah putus asa ketika
dihadapkan pada suatu permasalahan dan memilih menghindari terlibat dalam
permasalahan yang ada karena adanya perasaan tidak mampu (Santrock, 2008),
sehingga pencapaian hasil belajar yang dihasilkan siswa juga rendah.
Motivasi belajar memberikan arahan dan berhubungan positif dengan
prestasi belajar siswa (Nigrard dalam Danim 1995). Prestasi belajar yang
diperoleh lewat penilaian hasil belajar dapat mendorong motivasi belajar siswa,
dan upaya guru dalam meningkatkan dan membangun motivasi dalam belajar
dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran yang kreatif, menarik, menantang
dan menyenangkan, sehingga faktor dari dalam berupa motivasi belajar siswa
yang
telah
terbangun
melalui
strategi
pembelajaran
akan
mendukung
pengoptimalan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Faktor eksternal dan internal sama-sama memiliki peranan yang
besarmendukung dan membantu siswa mencapai tujuan hasil belajar yang
Universitas Sumatera Utara
10
maksimal, dimana dari faktor eksternal yang teraplikasi melalui strategi kooperatif
dipakai menjadi alat dalam membangun kondisi kegiatan pembelajaran yang
kondusif, dan menyenangkan, sedangkan motivasi belajar sebagai faktor internal
dari dalam diri siswa, menjadi dorongan internal pribadi siswa dalam melakukan
aktivitas belajar secara giat agar memperoleh kesuksesan dibidang akademik
(Witono, 2007).
Berdasarkan uraian diatas siswa mengalami masalah dalam memahami
dan mempelajari matematika yang salah satunya dikarenakan penerapan
pembelajaran matematika dengan strategi ekspositori dengan rendahnya motivasi
siswa dalam belajar matematika sehingga lemahnya keinginan siswa dalam
mencapai hasil belajar yang maksimal, karenanya peneliti menawarkan strategi
pembelajaran kooperatif dan dukungan motivasi belajar yang menjadi faktor
penting
yang
mengarahkan
dan
menguatkan
kegiatan
mengoptimalkan pembelajaran matematika dalam meningkatkan
belajar
untuk
hasil belajar
matematika pada siswa SMA Negeri 1.
B. RUMUSAN MASALAH
Pertanyaan
dalam
penelitian
ini
apakah
terdapat
pengaruh
strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika
siswa SMA 1 Pematangsiantar.
Universitas Sumatera Utara
11
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar pengaruh strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa SMA
Negeri 1 Pematangsiantar.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis manfaat dari penelitian ini :
a. Memperkaya kajian empiris pengembangan ilmu psikologi terutama bidang
ilmu Psikologi Pendidikan mengenai manfaat maupun peranan strategi
pembelajaran ekspositori maupun kooperatif dan motivasi belajar dalam
meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
b. Sebagai kajian oleh peneliti lain yang tertarik maupun menaruh perhatian
untuk meneliti lebih lanjut mengenai manfaat dari pengaruh strategi
pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap hasil belajar
matematika siswa SMA.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat antara
lain:
a. Bagi pihak sekolah
Memberikan
masukan
informasi
mengenai
pemilihan
strategi
pembelajaran yang sesuai dengan sifat materi pelajaran matematika untuk
membangun keinginan siswa belajar, memiliki motivasi belajar yang tinggi
Universitas Sumatera Utara
12
sehingga mampu mengarahkan siswa dalam mencapai tujuan hasil belajar
yang maksimal.
b. Bagi siswa
Memberikan masukan informasi mengenai manfaat yang diperoleh siswa
dari penerapan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa sebagai
sumber belajar yang merasakan aktifitas belajarnya, sehingga dalam
kegiatan pembelajaran siswa lebih aktif dalam kondisi belajar untuk
meningkatkan hasil belajar
Memberikan masukan informasi bahwa motivasi belajar bermanfaat
dalam membantu siswa dalam proses belajarnya, sehingga motivasi belajar
mengarahkan, mendorong, dan membantu siswa untuk melakukan usaha
untuk mencapai tujuan yang diharapkan atau yang ingin dicapai dari proses
belajarnya.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Penelitian ini terdiri atas lima bab, dan masing-masing bab terdiri atas
beberapa sub bab. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
BAB I
: PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang permsalahan, pertanyaan penelitian, tujuan
dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
Universitas Sumatera Utara
13
Bab II
: LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan tujuan teoritis yang menjadi acuan dalam
pembahasan masalah. Berisi teori – teori yang berkaitan dengan teori
strategi pembelajaran, teori motivasi belajar dan teori hasil belajar
matematika. Bab ini juga mengajukan hipotesis sebagai jawaban
sementara terhadap masalah yang menjelaskan pengaruh antar strategi
pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika
siswa.
BAB III
: METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang uraian singkat mengenai identifikasi variabel
penelitian, defenisi operasional, populasi, metode pengambilan
sampel, metode pengumpulan data, validitas, reabilitas alat ukur,
prosedur pelaksanaan penelitian, metode analisis data yang dilakukan
dalam pengujian hipotesis yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian.
BAB IV
: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang uraian singkat mengenai hasil analisi data yang
diperoleh meliputi subjek penelitian, hasil uji asumsi meliputi uji
normalitas dan linearitas, hasil utama penelitian, deskripsi data
penelitian, dan hasil tambahan serta pembahasan hasil penelitian.
Universitas Sumatera Utara
14
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah
dijelaskan dalam bab sebelumnya, dan diskusi serta saran yang
membangun yang meliputi saran praktis dan metodologis.
Universitas Sumatera Utara
Download