Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Cahaya dan Sifat

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Pengertian Metode Pembelajaran
Di dalam mengajar ilmu pengetahuan, metode menurut Soedomo Hadi
(2008: 109) metode adalah cara bekerja menurut aturan-aturan yang
berdasarkan pada objeknya, untuk mencapai suatu kebenaran.
Metode pembelajaran menurut Martinis Yamin (2007: 145) merupakan
cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan
memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode pembelajaran menurut Hamzah B. Uno (2008: 65) merupakan
cara yang digunakan pengajar atau instruktur untuk menyajikan informasi atau
pengalaman baru, menggali pengalaman peserta belajar, menampilkan unjuk
kerja peserta belajar dan lain-lain.
Slameto (2010: 84) menyatakan bahwa “Metode adalah cara atau jalan
yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu.” Metode terkait
dengan strategi pembelajaran yang sebaiknya dirancang agar proses belajar
dapat berlangsung dengan lancar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara atau jalan yang
ditempuh untuk mencapai tujuan dalam memberikan informasi dan
pengalaman menurut aturan-aturan.
Menurut Martinis Yamin (2007: 146) beberapa pertimbangan yang
mesti dilakukan oleh pengajar dalam memilih metode pengajaran secara tepat
dan akurat, pertimbangan tersebut mesti berdasarkan pada penetapan:
1. Tujuan Pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru dalam
memilih metode yang akan digunakan di dalam menyajikan materi
pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak di capai
pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa.
6
7
Sasaran tersebut dapat terwujud dengan menggunakan metode-metode
pengajaran.
2. Pengetahuan Awal Siswa
Pada awal atau sebelum guru masuk ke kelas memberi materi pengajaran
kepada siswa, ada tugas guru yang tidak boleh dilupakan adalah untuk
mengetahui kemampuan awal siswa. Sewaktu memberi materi pengajaran
kelak guru tidak kecewa dengan hasil yang dicapai siswa, untuk mendapat
pengetahuan awal siswa guru dapat melakukan pretes tertulis, tanya jawab
di awal pelajaran. Dengan mengetahui pengetahuan awal siswa, guru dapat
menyusun strategi memilih metode pembelajaran yang tepat pada siswasiswa.
3. Bidang Studi/Pokok Bahasan/Aspek
Pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah, program
studi diatur dalam tiga kelompok. Pertama; program pendidikan umum,
kedua; program pendidikan akademik, ketiga; program pendidikan
ketrampilan. Oleh karena itu metode yang akan digunakan lebih
beorientasi
pada
masing-masing
ranah
(kognitif,
apektif,
dan
psikomotorik) yang terdapat dalam pokok bahasan/aspek.
4. Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pembelajaran satu jam 45
menit, maka metode yang dipergunakan telah dirancang sebelumnya,
termasuk di dalamnya perangkat penunjang pembelajaran.
5. Jumlah Siswa
Idealnya metode yang kita terapkan di dalam kelas melalui pertimbangan
jumlah siswa yang hadir, memang ada ratio guru dan siswa agar proses
belajar mengajar efektif, ukuran kelas menentukan keberhasilan terutama
pengelolaan kelas dan penyampaian materi.
6. Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar
Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman, kriteria guru
berpangalaman dia telah mengajar selama 10 tahun, maka dengan
demikian guru harus memahami seluk beluk persekolahan dalam hal ini
8
pengalaman dari gurulah yang menentukan, umpamanya guru peka dengan
masalah, memecah masalah, memilih metode yang tepat, merumuskan
tujuan instursional, memotivasi siswa, mengelola siswa, mendapat umpan
balik dalam proses belajar mengajar.
2.1.2. Metode Eksperimen.
Metode eksperimen menurut Wijaya Kusuma (2009) menyebutkan
bahwa metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran
dimana siswa melakukan aktifitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya.
Metode eksperimen menurut Moh. Sholeh Hamid (2011: 212) adalah
metode pemberian kepada siswa, baik secara perorangan atau kelompok,
untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.
Metode eksperimen menurut Mujiono dan Moh. Dimyati (1991: 77)
metode eksperimen merupakan format interaksi belajar mengajar yang
melibatkan logika induksi untuk menyimpulkan pengamatan terhadap proses
dan hasil percobaan yang dilakukan.
Metode eksperimen atau percobaan menurut Sumantri (1998: 157)
dapat diartikan sebagai cara belajar mengajar yang melibatkan siswa secara
aktif dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan
itu.
Sedangkan menurut Roestiyah (2001), metode eksperimen adalah
suatu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang
sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaanya,
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh
guru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen merupakan metode
mengajar yang sangat efektif dalam menolong siswa-siswi mencari jawaban
atas pertanyaan, karena siswa mengalami atau melakukan sendiri dengan
mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis membuktikan
dan menarik kesimpulan sendiri tentang objek yang dipelajarinya.
9
2.1.3. Tujuan Pemakaian Metode Eksperimen
Menurut Mujiono dan Moh. Dimyati (1991: 77) pemakaian metode
eksperimen dalam kegiatan belajar-mengajar bertujuan untuk:
a. Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari berbagai fakta, informasi,
atau data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan terhadap proses
eksperimen.
b. Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari fakta yang terdapat pada
hasil eksperimen, melalui eksperimen yang sama.
c. Melatih siswa merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan
percobaan.
d. Melatih siswa menggunakan logika induktif untuk menarik kesimpulan
dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui percobaan.
2.1.4. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Eksperimen
Menurut Moh. Sholeh Hamid (2011: 212) kelebihan dan kelemahan
dari metode eksperimen yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar
ialah:
a. Kelebihan Metode Eksperimen.
1. Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya akan kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaanya sendiri dari pada hanya
menerima kata dari guru atau buku.
2. Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksplorasi (menjelajahi) ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut
dari seorang ilmuan.
3. Dengan metode ini, akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru, dengan penemuan yang didapatinya dari
hasil percobaan, yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan
hidup manusia.
b. Kelemahan Metode Eksperimen.
1. Tidak cukupnya alat-alat atau sarana untuk bereksperimen, sehingga
tidak setiap siswa berkesempatan untuk mengadakan eksperimen.
10
2. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, maka siswa
harus menanti untuk melajutkan pelajaran.
3. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan
teknologi.
2.1.5. Prosedur Pemakaian Metode Eksperimen
Menurut Mujiono dan Moh. Dimyati (1991: 78) untuk mendapatkan
hasil yang optimal dalam memakai metode eksperimen, langkah-langkah
berikut ini dapat diikuti:
1. Mempersiapkan pemakaian metode eksperimen, yang mencakup kegiatankegiatan.
a. Menetapkan kesesuaian metode eksperimen terhadap tujuan-tujuan
yang hendak dicapai.
b. Menetapkan kebutuhan peralatan, bahan, dan sarana lain yang
dibutuhkan dalam eksperimen sekaligus memeriksa ketersediaannya di
sekolah.
c. Mengadakan uji eksperimen (guru mengadakan eksperimen sendiri
untuk menguji ketepatan proses dan hasilnya) sebelum menugaskan
kepada siswa, sehingga dapat diketahui secara pasti kemungkinankemungkinan yang akan terjadi.
d. Menyediakan peralatan, bahan, dan sarana lain yang dibutuhkan untuk
eksperimen yang akan diakukan.
e. Menyediakan lembaran kerja (bila dirasa perlu).
2. Melaksanakan pemakaian metode eksperimen, dengan kegiatan-kegiatan.
a. Mendiskusikan bersama seluruh siswa mengenai prosedur, peralatan
dan bahan untuk eksperimen serta hal-hal yang perlu diamati dan
dicatat selama eksperimen.
b. Membantu, membimbing dan mengawasi eksperimen yang dilakukan
oleh para siswa dimana para siswa mengamati serta mencatat hal-hal
yang dieksperimenkan.
c. Para siswa membuat kesimpulan dan laporan tentang eksperimennya.
11
3. Tindak-lanjut pemakaian metode eksperimen, meliputi kegiatan-kegiatan.
a. Mendiskusikan hambatan dan hasil-hasil eksperimen.
b. Membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan atau sarana lainnya.
c. Evaluasi akhir eksperimen oleh guru.
2.1.6. Pengertian Belajar
Menurut Burton (dalam Aunnurrahman 2011: 35) belajar adalah
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.
Sedangkan menurut H.C. Witherington (dalam Aunurrahman 2011:
37) belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sbagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan dan
kepribadian.
Dari pendapat para pakar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah perubahan tingkah laku yang terjadi akibat adanya interaksi dengan
lingkungan di sekitarnya.
Jika dikaitkan dengan belajar di sekolah dasar maka belajar merupakan
interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan
lingkungan yang ada di sekitar sekolah ataupun dengan lingkungan keluarga.
Disini peran keluarga merupakan pilar penting dalam menentukan hasil
belajar siswa karena setelah siswa selesai belajar di sekolah keluarga berperan
dalam mengawasi anaknya jika pengawasan ini dapat dilakukan secara
maksimal maka hasil belajar akan maksimal pula. Hal-hal seperti ini bisa
dikatakan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Maka
berhasil baik atau tidaknya belajar tergantung dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Menurut Slameto (2010: 45) faktor-faktor tersebut terdiri
dari faktor internal dan eksternal.
1. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri siswa, yaitu keadaan/kondisi
jasmani dan rohani siswa meliputi aspek fisiologis (kondisi tubuh dan
panca indera), dan aspek psikologis antara lain: intelegensi dalam, sikap
misalnya dalam beradaptasi dengan teman, bakat dalam mengerjakan soal,
12
minat dalam mengikuti pelajaran serta punya kemauan besar untuk belajar
dan mempunyai motivasi untuk belajar baik individu maupun dalam
kelompok.
2. Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa, yaitu kondisi
lingkungan di sekitar siswa meliputi faktor lingkungan sosial (guru, teman,
masyarakat, dan keluarga) dan faktor lingkungan non-sosial (gedung,
sekolah, tempat tinggal, alat belajar, cuaca dan waktu belajar).
2.1.7. Hasil Belajar
Hasil belajar biasanya diacukan pada tercapainya tujuan belajar. Hasil
belajar menurut Hamzah B. Uno (2008: 213) adalah perubahan perilaku yang
relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang
dengan lingkungannya. Hasil belajar memiliki beberapa ranah atau kategori
dan secara umum merujuk kepada aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
Hasil belajar menurut Nana Sudjana (2004: 22) adalah kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan
menurut Sadiman AM (2009), hasil belajar merupakan perubahan perilaku
yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.
Menurut Gagne (dalam Hamzah B. Uno 2008: 210) hasil belajar yang
nampak dari kemampuan yang diperoleh siswa, dapat dilihat dari lima
kategori yaitu : ketrampilan intelektual (intelectual skills), informasi verbal
(verbal information), strategi kognitif (cognitive strategies), ketrampilan
motorik (motor skills), dan sikap (attitudes).
Sementara Benjamin S. Bloom (dalam Hamzah B. Uno 2008: 211)
mengkategorikan hasil belajar dalam tiga ranah atau kawasan yaitu (1) ranah
kognitif (cognitive domain), (2) ranah afektif (affective domain), dan (3) ranah
psikomotorik (motor skill domain).
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan
yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dan pencapaian
hasil belajar tersebut dapat diketahui setelah adanya pengukuran oleh guru
melalui tes evaluasi.
13
2.2. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan telaah pustaka yang dilakukan, berikut ini dikemukakan
beberapa penelitian yang ada kaitannya dengan variabel penelitian yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
Siti Indarwati, 2009. Penggunaan Metode Eksperimen dan Media
Benda Konkret Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDN 1
Crewek Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Tentang Cahaya Putih
Dapat Di Uraikan Menjadi Berbagai Warna.
Adapun hasilnya sebagai berikut:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar
siswa pada siklus I sebesar 71,87% dan pada siklus II menjadi 90,62%
peningkatan persentase sebesar 18,75% ketuntasan nilai rata-rata kelas
mencapai 80,93 siswa yang berhasil dalam pembelajaran ada 29 siswa dari 32
siswa. Berarti tinggal 3 siswa yang belum berhasil dalam perbaikan siklus II
ini. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran dengan penggunaan metode eksperimen dan media benda
konkret dapat meningkatkan prestasi belajar siswa serta mampu meningkatkan
pengetahuan tentang warna pada pelangi dalam materi cahaya putih terdiri
dari beberapa warna pada siswa kelas V SDN 1 Crewek.
Samsul
Arif,
2009.
Penerapan
Metode
Eksperimen
untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau Siswa
Kelas V SDN Dandanggendis Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan.
Skripsi,
Program
Studi
Pendidikan
Guru
Sekolah
Dasar,
Jurusan
Kependidikan Sekolah Dasar dan Pra Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Malang.
Adapun hasilnya sebagai berikut:
Dari hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus I
dalam pembelajaran IPA : (1) a) kemampuan guru dalam menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus I memiliki kategori cukup baik (79,41),
b) pada siklus II mencapai 83,82 dengan kriteria (baik), c) dan mengalami
peningkatan pada siklus III memiliki kategori sangat baik (95,58). (2) a) pada
14
kemampuan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I
memiliki kategori baik (86,36), b) pada diklus II mencapai 93,18 dengan
kriteria sangat baik, c) pada siklus III mengalami sedikit penurunan dan
memiliki kriteria sangat baik (90,90), hal ini disebabkan oleh sebagian siswa
yang mendominasi proses kerja dalam kelompok sehingga teman yang lain
banyak melakukan aktivitas di luar kegiatan kerja. Hasil belajar siswa melalui
tes soal formatif siklus I mencapai 70,48 dengan kategori cukup baik,
mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 75,45 dengan kategori cukup
baik, dan peningkatan kembali terjadi pada siklus III mencapai 82,05 dengan
kategori baik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah : (1) bahwa pembelajaran
dengan menerapkan metode eksperimen di SDN Dandanggendis telah berhasil
meningkatkan aktifitas dan kreatifitas belajar siswa. Hal ini terbukti semua
siswa (100%) telah mencapai kriteria yang diharapkan yaitu aktif, kreatif dan
hasil belajar yang baik. Perlakuan atau tindakan yang diberikan melalui
penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran juga telah berhasil
meningkatkan perolehan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti sebagian besar
siswa (82,05 %) telah mencapai ketuntasan individu yang ditetapkan yaitu 70,
walaupun masih ada beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan
individu, namun ketuntasan belajar kelas sudah tercapai di atas 80 %.
Retno
Witanti,
2011.
Penerapan
Metode
Eksperimen
Untuk
Meningkatkan Keaktifan Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Kramat 02
Penawangan Purwodadi Tahun Pelajaran 2010/2011.
Adapun hasilnya sebagai berikut:
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: proses belajar IPA
materi pelajaran pesawat sederhana meningkat keaktifannya, keaktifan belajar
ataupun keaktifan mengemukakan pendapat hal tersebut dapat dilihat dari
hasil observasi yang meliputi lima aspek. Pada aspek keaktifan peserta didik
pada saat pembelajaran diperoleh hasil sebagai berikut: pada pra siklus siswa
yang aktif 0% siklus I pertemuan I 40% dan pada pertemuan ke II 48 %
diperoleh rata-rata 44%. Namun pada siklus II pertemuan I 60% dan pada
pertemuan II keaktifan meningkat 92% diperoleh rata-rata 76%. Secara
15
keseluruhan tingkat keaktifan siswa naik dari kondisi awal 0% dan setelah
melalui dua siklus menjadi 92%. Maka tingkat keaktifan siswa mengalami
peningkatan sebesar 92%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode
eksperimen dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa IPA pada kelas V SD
Negeri Kramat 2 Tahun Pelajaran 2010/2011.
2.3. Kerangka Pikir
Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajarnya.
Salah satunya yaitu melalui pembelajaran, dimana pembelajaran dapat
diartikan sebagai kegiatan yang ditunjuk untuk membelajarkan siswa. Untuk
mendapatkan hasil belajar yang maksimal diperlukan berbagai faktor yang
mendukung. Diantaranya kurikulum, metode belajar, serta sarana dan
prasarana yang mendukung proses belajar mengajar di sekolah. Pembelajaran
yang menggunakan metode yang berbeda bisa mengurangi kondisi yang
monoton dalam proses belajar mengajar, selaian itu pembelajaran dapat
berlangsung secara aktif dan menarik minat siswa. Salah satu metode yang
dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPA adalah dengan metode
eksperimen.
Dengan menggunakan metode eksperimen ini dapat menarik minat dan
semangat siswa dalam pembelajaran serta membuat siswa aktif dalam proses
pembelajaran. Dengan begitu pemahaman terhadap materi pelajaran dapat
berlangsung dengan optimal, sehingga hasil belajar siswa juga menjadi
optimal.
Berikut bagan kerangka pikir penggunaan metode eksperimen untuk
meningkatkan hasil belajar IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya pada siswa
kelas V SD Negeri 3 Grabagan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan
Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012.
16
Kondisi
Guru belum
Hasil belajar siswa
Awal
menggunakan
v
terhadap
mata
metode eksperimen
pelajaran IPA rendah
Siklus I guru
menggunakan metode
Guru menggunakan
eksperimen.
metode eksperimen
Tindakan
Siklus II guru
menggunakan metode
eksperimen.
Diduga melalui penggunaan metode eksperimen dapat
Kegiatan
meningkatkan hasil belajar IPA materi cahaya dan sifat-
Akhir
sifatnya pada siswa kelas V SD Negeri 3 Grabagan
Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
2.4. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir diatas maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
penggunaan metode
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi cahaya dan sifatsifatnya pada siswa kelas V SD Negeri 3 Grabagan Tahun Pelajaran
2011/2012.
Download