BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kompetensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menekankan pada kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dan peserta didik. Kompetensi menurut Wina Sanjaya, kompetensi ialah “penampilan atau unjuk kerja yang dapat dipertanggungjawabkan (rasional) dalam upaya mencapai tujuan”.1 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi ialah kemampuan untuk melaksanakan tugas atau kerja dalam upaya mencapai suatu tujuan. Kompetensi yang dimiliki oleh guru dapat berpengaruh pada kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik. Menurut Joko Susilo, “KTSP diolah dari standar isi dan standar kompetensi lulusan, dalam hal ini masih menekankan pada kompetensi-kompetensi tertentu dalam implementasinya disekolah”.2 Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam tertuang dalam Undang-Undang dan Peraturan Menteri. Sedangkan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang peserta didik terdapat pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah dan kurikulum. Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut peningkatan kualitas guru yang berbasis kompetensi. Kompetensi dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terwujud tindakan 1 Wina Sanjaya, 2006, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana Prenada Media Group; Jakarta. hlm. 145. 2 Muhammad Joko Susilo. op.cit. hlm 97. 1 cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Menurut B.Uno, kemampuan dasar profesional guru dalam proses pembelajaran meliputi : “1. Kemampuan menguasai bahan bidang studi. 2. Kemampuan merencanakan program pengajaran. 3. Kemampuan melaksanakan program pembelajaran.‟‟3 2.2 Standar Kompetensi Guru Standar kompetensi guru adalah : “suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk memduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi dan jenjang pendidikan”.4 Standar kompetensi guru bertujuan untuk “memperoleh acuan baku dalam pengukuran kinerja guru untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran”.5 Guru yang berkompeten dapat menghasilkan lulusan yang berkompeten pula. Guru yang berkompeten adalah guru yang dapat memenuhi empat kompetensi yang sudah ditetapkan pemerintah pada Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007. Empat kompetensi tersebut ialah “kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional,”.6 3 Hamsyah B Uno. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara; Jakarta. hlm. 112. http://endang965.wordpress. Com /2007/05 /20/standar-kompetensi-guru/. Diunduh pada tanggal 20 januari 2014. 5 Ibid 6 Indonesia, op, cit, hlm .9. 4 2 ”Undang-undang No. 14 Tahun 2005 menjelaskan bahwa : “1. Kompetensi Pedagogik, berupa dalam mengelola interaksi pembelajaran yang meliputi pemahaman dan pengembangan potensi peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta sistem evaluasi pembelajaran. 2. Kompetensi Kepribadian, berupa kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa yang meliputi kemantapan pribadi dan akhlak mulia, kedewasaan dan kearifan, materi pelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi penguasaan matei keilmuan, penguasaan kurikulum dan silabus sekolah, metode khusus pembelajaran bidang studi serta pengembangan wawasan etika dan pengembangan profesi. 3. Kompetensi Profesional, berupa mengasai materi, struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai standar kompetensi, mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan keprofesionalan secara keberlanjutan dan memanfaatkan teknologi informasi untuk mengembangkan diri. 4. Kompetensi Sosial, berupa kemapuan yang dimiliki seorang pendidik untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali murid dan masyarakat sekitar”.7 Kompetensi-kompetensi inilah yang harus dimiliki, dipelajari dan dikuasai oleh seorang guru untuk menjadi guru yang profesional. 2.3. Standar Kompetensi Standar Kompetensi (SK) diambil dari Standar Isi mata pelajaran yang ada dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP). Manurut Muhammad Joko Susilo, ,, standar kompetensi ialah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan atau semester”.8 7 http://endang965.wordpress. Com /2007/05 /20/standar-kompetensi-guru/. diunduh pada tanggal 20 januari 2014. 8 Kunanadar. 2007. Guru profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Raja Grafindo Persada; Jakarta. hlm. 305. 3 Standar Kompetensi (SK) mengunakan kata kerja yang operasional atau juga tidak operasional tergantung karakteristik bidang studi serta cakupan materi. ,, kata kerja yang tidak operasional yang tidak digunakan pada Standar Kompetensi antara lain adalah mengetahui dan memahami. Sedangkan kata kerja yang operasional adalah menafsirkan, menganalisis, membandingkan, mendemonstrasikan dan lain sebaginya”.9 Standar kompetensi perlu dirumuskan secara ekplisit dalam keseluruhan sistem pendidikan nasional. Mulyasa mengatakan “standar kompetensi diperlukan agar tidak terjadi penyimpangan dan kesalahan dalam memahami, memaknai dan menetapkan kurikulum. Penetapan standar kompetensi yang harus dicapai oleh setiap peserta didik dapat mengurangi penyimpangan dan mengeliminasi salah tafsir dalam penetapan kurikulum”.10 Stadar kompetensi dikembangkan dengan menganalisis struktur keilmuan suatu bidang studi perkembangan psikologis siswa dan kebutuhan masyarakat. Standar kompetensi harus dikuasai oleh guru juga dapat menentukan materi ajar, alokasi waktu, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar yang nantinya akan tertuang dalam silabus dan rencana pembelajaran. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Kurikulum. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum mandiri bersadarkan kebutuhan, potensi dan kepentingan masyarakat daerah. Mata pelajaran yang disampiakan kepada peserta didik harus didasarkan pada pengembangan silabus. 9 Indonesia. 2005. Kurikulum 2004 Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) /Sekolah Alyah Kejuruan Pedoaman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi SMK/MAK Dharma Bakti. Jakarta. hlm 27. 10 Mulyasa, op.cit. hlm. 22. 4 ”Silabus disusun berdasarkan standar isi yang didalamnya bersikan identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar”.11 ”kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.12 Pemahaman terhadap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran atau biasa disebut dengan indikator dan kurikulum oleh guru sangat menentukan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. Penyusunan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan tujuan Pembelajaran (indikator) ditentukan sebelum guru menentukan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. Jadi penguasaan standar kompetensi mata pelajaran yang diampu oleh seorang guru yang berkompeten dapat menentukan arah pengembanganpengembangan peserta didik, melalui materi pelajaran yang diberikan oleh guru mata pelajaran tersebut. 2.4. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar adalah perincian lanjut dari standar kompetensi. Standar Kompetensi yang disusun dilihat dari cakupan materi dan kata kerja yang digunakan masih bersifat umum. Satandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang disusun harus selaras dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). 11 Indonesia, 2008. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Model Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Atas, Cipta Jaya, Jakarta, hlm. 763. 12 Ibid. 5 Kompetensi Dasar ialah “sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi”.13 Kompetensi Dasar yang disusun harus jelas sehingga memudahkan guru sendiri untuk mengartikan Standar Kompetensi sehingga materi pembelajaran yang disampaikan dapat selaras dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Cakupan materi dalam Kompetensi Dasar (KD) lebih sempit dibandingkan dari Standar Kompetensi. Setiap Standar Kompetensi memiliki jumlah Kompetensi Dasar (KD) yang berbeda-beda, tergantung kedalaman dan penguasaan bidang studi. Selanjutnya Kompetensi Dasar dijabarkan kembali dalam materi pokok dan pengalaman belajar. Dari materi pokok dan pengalaman belajar inilah dijabarkan kembali menjadi indikator. Sebelum menyusun Kompetensi Dasar, penyusunan harus terlebih dahulu memperhatikan Standar Kompetensi materi pelajaran. “ Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun Kompetensi Dasar (KD) adalah : Urutan berdasarkan hierarki konsep dan disiplin ilmu dan atau tingkat kesulitan Kompetensi dasar. Keterkaitan antara Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam mata pelajaran. Katerkaitan antara Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar antara mata pelajaran”.14 Jadi penguasaan Kompetensi Dasar dan materi pembelajaran oleh guru dapat membantu guru mengajar sesuai dengan Standar Kompetensi pada silabus. 13 14 Indonesia Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, op.cit, hlm. 37. Indonesia Undang-Undang Guru dan Dosen UU RI No. 14 Tahun 2005, op.cit. hlm. 899. 6 Sehingga pembelajaran menjadi tepat pada arah yang diinginkan pada Standar Kompetensi. 2.5. Indikator Pembelajaran Tujuan pembelajaran bisa disebut dengan indikator pembelajaran Standar Komperensi dan Kompetensi Dasar yang harus dijabarkan kembali kedalam indikator-indikator yang siap dikembangkan dalam persipan pembelajaran dan proses belajar mengajar dikelas. Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur atau dapat diobservasi. Indikator menggunakan kata kerja operasional khusus yang terukur. „‟ indikator merupakan pencapaian yang disusun untuk menentukan pencapaian kompetensi dasar‟‟.15Indikator pembelajaran dapat menggambarkan hasil dari penyusunan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Dalam penyusunan indikator pembelajaran, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : “1. Indikator dirumuskan dalam bentuk perubahan perilaku yang dapat diukur keberhasilanya. 2. Perilaku yang dapat diukur itu berorientasi pada hasil belajar bukan pada proses belajar. 3. Sebaliknya setiap indikator hanya mengandung satu bentuk perilaku.”16 15 16 Ibid. hlm.171. Ibid. 7 Selain penyusunan hal yang harus dipertimbangkan lainnya adalah cara mengembangkan indikator yaitu sebagai berikut : „‟ 1. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD. 2. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan Sekolah. 3. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan daerah.”17 Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu : „‟1. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator. 2. Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisikisi dan menulis soal yang di kenal sebagai indikator soal.‟‟ 18 Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasioanal yang dapat diamati dan diukur yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan. Jadi penguasaan indikator pada mata pelajaran oleh guru dapat membantu guru menggambarkan pencapaian keberhasilan pelaksanaan pembelajaran pada peserta didik. 17 Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen. 2008. Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. hlm. 3. 18 Ibid. 8 2.6. Materi pembelajaran Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tidak terpisahkan dari silabus, yang disusun berdasarkan ”standar isi yang didalamnya berisikan identitas mata pelajaran. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajaran”.19 Hamzah B. Uno, secara garis besar mengemukakan materi pembelajaran (instructional materials) adalah: ”pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan”.20 Peran tenaga pendidik (guru) dalam kegiatan pembelajaran disebuah lembaga pendidikan masih relatif tinggi. Peran guru terkait dengan peran siswa dalam belajar. Karena dalam pembelajaran siswa melaksanakan aktivitas yang sangat bervariasi, misalnya mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru, mengamati guru dalam mendemostrasikan, melakukan latihan, membaca, menulis, menggambar, mengerjakan soal dan lain sebagainya. Hal tersebut menghendaki peran guru yang lebih dari sekedar sebagai informatory atau pencaramah di depan peserta didik. 19 20 Ibid, hlm. 893. Hamsyah B Uno, op.cit. hlm. 8. 9 Menurut Siddiq, materi pembelajaran adalah ”separangkat materi atau sibstansi pelajaran yang disusun secara runtut dalam sistematis serta menampilkan sosok utuh dari komptensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran”.21 Dengan materi pembelajaran memungkinkan siswa untuk mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh / terpadu. Materi Pembelajaran juga merupakan bahan atau sumber belajar yang mengandung substansi kemampuan tertentu yang akan dicapai oleh siswa. Secara garis besar materi ajar (instruktional material) mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang ditetapkan. Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran harus diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan pembelajran. Ditinjau dari pihak siswa bahan ajar harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan 21 Djuuhar Siddiq, dkk. 2008. Pengembagan Bahan Ajar. Derektorat Jenderal Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS. hlm. 3 10 kompetensi dasar, serta tercapainya indikator. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah ”jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut”.22 Selain itu Sebagai upaya kemampuan guru dalam memilih materi pembelajaran terdapat dua kompenen guru mata pelajaran, yaitu: “1. Kesesuaian memilih materi pembelajaran pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. 2. Kesesuaian pememilihan materi pembelajaran di Indikator dengan Sruktur Kurikulum di Kompetensi Dasar”.23 Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut. 2.7 Media pembelajaran 2.7.1 Pengertian Media Pembelajaran Heinich dan molenda , dalam Bambang Warsita mengungkapkan bahwa media pembelajaran diartikan sebagai “alat komunikasi yang membawa dari sumber ke penerima”24. Sedangkan menurut Gagne dalam Arief S. Sadiman, dkk menekankan bahwa media pembelajaran adalah “berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangsangnya untuk 22 http://www.slideshare.net/NASuprawoto/pengembangan-materi-pembelajaran Ibid. 24 Bambang Warsita, 2008. Teknologi Pembelajaran , Landasan dan Aplikasi. Jakarta; Rineka Cipta. hlm. 125. 23 11 belajar”.25 Sementara itu, Briggs dalam Hamzah B.Uno berpendapat bahwa “segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang serta merangsang siswa untuk belajar”.26 Media pembelajaran dapat dikatakan sebagai sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran. 2.7.2 Tujuan Media Pembelajaran Media pembelajaran akan berfungsi secara optimal ketika diletakkan pada posisi yang tepat dalam proses belajar mengajar dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Proses belajar mengajar akan lebih menarik dan memotivasi peserta didik untuk belajar, ketika media pembelajaran dimanfaatkan. Media pembelajaran akan lebih memperjelas makna dari materi pelajaran yang disampaikan guru, sehingga peserta didik lebih mudah memahaminya. Guru juga lebih mudah menggunakan berbagai metode mengajar secara variatif, sehingga peserta didik tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Media pembelajaran dapat digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran dan menghubungkan komunikasi interaktif antara guru dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar di kelas. Menurut Hujair AH Sanaky , tujuan dari media pembelajaran antara lain: “a. Mempermudah proses pembelajaran di kelas, b. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, 25 Arif Sadiman,,dkk. 2002,Media Pendidikan:Pengertian,Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta; Raja Grafndo Persada. hlm. 06. 26 Hamsyah B Uno, op.cit. hlm. 122. 12 c. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar dan d. Membantu konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran”27 Media pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran di kelas dengan memberikan arah pada tujuan pembelajaran dengan penyajian materi pembelajaran yang relevan, sehingga peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar. Guru juga memiliki pedoman dengan kerangka pemikiran yang sistematis dalam kaitannya dengan pengajaran yang dilakukan sehingga guru dapat menggunakan berbagai variasi metode pembelajaran yang akan meningkatkan kualitas pengajaran dari guru tersebut. Media pembelajaran juga dapat meningkatkan efisiensi dari proses pembelajaran sehingga guru akan lebih mudah mengembangkan materi pembelajaran sesuai metode pengajaran yang digunakan. Guru juga perlu mengembangkan media pembelajaran yang ada sesuai dengan relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan pengajaran melalui komunikasi interaktif antara guru dan peserta didik, komunikasi tidak hanya berasal dari penjelasan verbal yang disampaikan guru tetapi peserta didik akan ikut serta dalam komunikasi yang dilakukan dengan ikut berfikir, menganalisis dan mencari informasi secara mandiri yang akan membantu konsentrasi peserta didik dalam proses pembelajaran. 2.7.3 Kriteria Pemilihan Media Penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar karena dapat mempermudah tugas guru menyampaikan pesan dari 27 Hujair AH Sanaky, 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta; Safira Insania press. hlm. 04. 13 materi pelajaran. Guru memiliki arah untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif dengan mengelola dan mengembangkan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat tercapai ketika guru telah mampu menyusun rencana pembelajaran, menyajikan materi pembelajaran secara utuh dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik melalui evaluasi hasil belajar dan aktualisasi berbagai potensi yang dimiliki peserta didik. Sehubungan dengan hal tersebut, guru harus memiliki keterampilan dalam memilih, menggunakan dan membuat media pembelajaran yang dianggap cocok dalam pembelajaran di kelas agar dapat memudahkan proses komunikasi yang interaktif. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai menyebutkan ada kriteriakriteria yang harus diperhatikan dalam memilih media dalam proses pembelajaran di kelas antara lain: “ a. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran c. Kemudahan memperoleh media d. Keterampilan guru dalam menggunakannya e. Tersedia waktu untuk menggunakannya f. Sesuai dengan taraf berfikir siswa”28 Dari beberapa kriteria di atas, guru akan lebih mudah menentukan media pembelajaran mana yang dianggap tepat untuk membantu tugas-tugasnya sebagai pengajar. Setelah media dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran, guru diharapkan dapat menggunakan media pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai disesuaikan dengan taraf berfikir peserta didik agar makna yang terkandung didalamnya dapat dipahaminya. Melalui pemahaman dalam menggunakan media pembelajaran, guru dapat menyajikan materi pembelajaran 28 Nana Sudjana dan Ahmad Riva. 2009, Media Pengajaran. Bandung; Sinar Baru. hal. 4 14 yang relevan sehingga proses belajar mengajar di kelas akan lebih efektif. Keefektifan tersebut dapat dilihat dari cara kerja guru menggunakan media pembelajaran agar terjadi interaksi belajar peserta didik yang menyenangkan. 2.7.4 Kemampuan Penggunaan Media Pembelajaran Kemampuan guru sebagai pengajar yang profesional berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Kemampuan-kemampuan tersebut perlu dimiliki guru agar proses belajar mengajar dapat berjalan efektif dan peserta didik dapat mengikuti dengan perasaan senang. Menurut Ipong Dekawati menyatakan bahwa “kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.”29 Salah satu tugas untuk mencapai tujuan pembelajaran guru harus memiliki kemampuan menggunakan media pembelajaran karena dapat mempermudah tugas-tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan guru kepada peserta didik. Kemampuan menggunakan media pembelajaran dapat menunjang kegiatan belajar mengajar yang lebih interaktif sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk belajar. Kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran dapat dilihat dari pengetahuan dan pemahaman guru tentang media pembelajaran. 2.7.4.1 Pengetahuan Tentang Media Pembelajaran Seorang guru yang profesional harus memiliki berbagai karakteristik yang terkait dengan tugas-tugasnya, dimana tugas tersebut dapat dilakukan oleh pihak 29 Ipong Dekawati . 2011.Manajemen Pengembangan Guru Profesional. Bandung; Rizqi Press. hal. 80 15 lain selain guru. Menurut Surya dalam Kunandar, “guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode.”30 Sehubungan dengan hal itu, guru profesional tidak hanya dapat menguasai sejumlah materi pembelajaran, tetapi juga menguasai metode pembelajaran yang tepat. Menurut UU No.14 tahun 2005, guru yang profesional adalah guru yang memiliki empat kompetensi dasar. Terkait dengan kompetensi pedagogik, salah satu hal yang harus dilakukan guru adalah pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran (Pasal 3 ayat 4 PP No. 74 tahun 2008 tentang Guru). Salah satu bagian dalam penggunaan teknologi dalam pembelajaran adalah pengetahuan terhadap penggunaan media pembelajaran. Guru yang memiliki pengetahuan tentang menggunakan media pembelajaran seperti dalam proses belajar mengajar akan dapat memberikan kemudahan bagi guru untuk melakukan komunikasi untuk menghantarkan berbagai materi pembelajaran yang diharapkan dan mampu memberikan penguatan dari setiap materi pembelajaran dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Menurut Hujair AH. Sanaky menyatakan bahwa sebagai pengajar dituntut memiliki pengetahuan yang cukup tentang penggunaan media pembelajaran, antara lain: “ 1. Media sebagai alat komunikasi yang dapat digunakan untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar, 2 Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, 3 Situasi proses belajar, 4 Hubungan antara metode mengajar dengan media pembelajaran, 5 Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pembelajaran, 30 Kunandar, op.cit. hal. 47 16 6 7 8 Memilih dan menggunakan media pembelajaran, Berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran,dan Usaha inovasi media pembelajaran dan lain-lain.”31 Dari berbagai pengetahuan tentang pemanfaatan media pembelajaran tersebut, nampak bahwa guru perlu menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar agar komunikasi untuk menghantarkan materi pembelajaran antara peserta didik dan guru lebih efektif, sehingga tujuan pembelajaran akan mudah tercapai . 2.7.4.2 Pemahaman Tentang Media Pembelajaran Guru perlu memiliki kemampuan untuk memahami berbagai media pembelajaran dalam menentukan media yang tepat dalam proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan. Menurut Dick dan Carey dalam Hujair AH. Sanaky bahwa terdapat empat faktor yang harus dipahami dalam media pembelajaran elektronik “ 1. Kesediaan sumber setempat, apabila media yang bersangkutan tidak terdapat dalam sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri, 2. Tersedianya dana, tenaga dan fasilitasnya, 3. Kepraktisan dan ketahanan media media untuk jangka waktu yang lama, apabila media digunakan dalam kondisi apapun dan kapanpun, serta mudah dibawa ke mana-mana sesuai dengan keperluan, 4. Faktor efektivitas da efisiensi biaya, apabila dimanfaatkan untuk jangka waktu yang relatif lama. “32 Pemahaman tentang media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, maningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan 31 32 Hujair AH Sanaky, op.cit. hal.27 Ibid, hal. 32 17 bahkan berpengaruh secara psikologis pada peserta didik. Kehadiran media pembelajaran juga sangat membantu peningkatan pemahaman peserta didik, penyajian data atau informasi lebih menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan mendapatkan informasi. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat membantu peserta didik merasa termotivasi untuk belajar lebih giat dan juga memberikan informasi terhadap pesan yang disampaikan dapat tercapai dengan baik. Menurut Kemp, dkk dalam Hamzah B.Uno, media pembelajaran memiliki kontribusi yang sangat penting terhadap proses pembelajaran, antara lain: “ 1. 2. 3. 4. 5. 6. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar, Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif, Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi, Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan, Pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan, 7. Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuat atau baik, 8. Memberikan nilai positif bagi pengajar.”33 Guru yang memiliki pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran mampu membangkitkan dan membawa peserta didik ke dalam suasana rasa senang dan gembira. Media pembelajaran juga sangat berpengaruh terhadap semangat belajarnya dan kondisi pembelajaran yang lebih hidup yang nantinya akan bermuara kepada peningkatan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran 33 Hamsyah B Uno, op.cit. hal. 124 18 2.8. Kerangka Dasar Penelitian Agar dapat mencapai tujuan penelitian sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu disusun kerangka dasar penelitian sebagai penggambaran serta penjelasan dari masing variabel yang menjadi sasaran penelitian. Gambar 2.8 Kerangka Dasar Peneltian kemampuan penggunaan media pembelajaran di kalangan guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu Sekolah Menengah Pertama (SMP) se Kecamatan Ambarawa Y Y1 Y2 Y3 Keterangan : Y : Kemampuan penggunaan media pembelajaran. Y1: Kesesuaian Indikator Pembelajaran dengan Kompetensi Dasar Y2: Kesesuaian Indikator Pembelajaran dengan Materi Pembelajaran Y3: Kesesuaian Indikator Pembelajaran dengan Media Pembelajaran. 19