BAB II PERENCANAAN PEMBELAJARAN A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran Dalam bukunya Hamzah B. Uno, yang berjudul perencanaan pembelajaran, kemudian beliau mengutip pendapat Degeng dijelaskan bahwa pengertian perencanaan pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.1 Sedangkan dalam Abdul Majid dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru), menerangkan bahwa dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.2 Berdasarkan beberapa pendapat tokoh ahli pendidikan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa rencana pembelajaran adalah suatu perkiraan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada waktu proses belajar mengajar. Kemudian konsep perencanaan pengajaran menurut Abdul Majid dapat dilihat dari berbagai sudut pandang sebagai berikut : a. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi b. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem c. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin d. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science) 1 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 2. Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal.17. 2 e. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses f. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas3 Kemudian menurut Banghart dan Trull dalam Harjanto yang selanjutnya dikutip oleh Darwyn Syah, menjelaskan terdapat beberapa 14 : karakteristik perencanaan pengajaran yaitu 1. Merupakan proses rasional, sebab berkaitan dengan tujuan social dan konsep – konsepnya yang dirancang oleh banyak orang. 2. Merupakan konsep dinamik, sehingga dapat dan perlu dimodifikasi jika informasi yang masuk mengharapkan demikian. 3. Perencanaan terdiri dari beberapa aktivitas, aktivitas itu banyak ragamnya, namun dapat dikategorikan menjadi prosedur – prosedur. 4. Perencanaan pengajaran berkaitan dengan pemilihan sumber dana, sehingga harus mampu mengurangi pemborosan, duplikasi, salah penggunaan dan salah dalam manajemennya.4 B. Manfaat, Tujuan dan Pentingnya Perencanaan Pengajaran Dalam bukunya Darwyn Syah yang berjudul Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, tertulis manfaat yang diperoleh dari perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu : 1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan. 2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsure yang terlibat dalam kegiatan. 3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsure, baik unsure guru maupun unsure murid. 4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja. 5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja. 6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat – alat dan biaya.5 3 Ibid,…hal. 17-18 Darwyn Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), hal.39. 4 Kemudian Hamzah B, Uno mengklasifikasikan perlunya perencanaan pembelajaran sebagai berikut : 1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran; 2. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem; 3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar; 4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan; 5. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini aka nada tujuan langsung pembelajran, dan tujuan pengiring dari pembelajran; 6. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar; 7. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran; 8. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.6 Sedangkan Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pendidikan (Suatu Pendekatan Komprehensif) juga mengklasifikasikan perencanaan dipandang penting dan diperlukan bagi suatu organisasi antara lain dikarenakan : 1. Dengan adanya perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan – kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan. 2. Dengan perencanaan, maka dapat dilakukan suatu perkiraan (Forecasting) terhadap hal –hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. 5 6 Ibid.,..hal.41. Hamzah B. Uno, Op Cit,… hal. 3-4. 3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik (the best alternative) atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik (the best combination). 4. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih urutan – urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran, maupun kegiatan usahanya. 5. Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan atau evaluasi kinerja usaha atau organisasi, termasuk pendidikan.7 Dengan demikian perencanaan pembelajaran sangatlah penting, jika tidak ada perencanaan suatu kegiatan khususnya pembelajaran akan berantakan dan tidak jelas arah dan tujuan yang diharapkan. C. Macam – macam Perencanaan Pembelajaran a) Rencana Pembelajaran Program Tahunan Yakni rencana pembelajaran yang memuat rencana yang dilaksanakan selama setahu, dalam rencana tersebut meliputi tema pokok, hasil belajar, indicator serta alokasi waktu.8 b) Rencana Pembelajaran Program Semester Rencana pembelajaran program semester berisi analisa alokasi waktu dan penggunaan jam pembelajaran efektif dalam satu semester. c) Rencana Pembelajaran Harian Yakni suatu perkiraan guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung. Komponen – komponen yang terdapat pada rencana pembelajaran harian adalah : kompetensi dasar, hasil belajar, indicator, langkah – langkah pembelajaran, alokasi waktu, sarana prasarana, metode, dan penilaian.9 7 Udin Syaefudin S & Abin Syamsuddin M, Perencanaan Pendidikan, (Bangdung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 33. 8 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hal.133. 9 Nana Sudjana, Op. Cit,. hal. 136. Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan, kemampuan minimum yang harus dapat dimiliki oleh lulusan, kemampuan minimum yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk standar kompetensi tertentu dari suatu mata pelajaran.10 Hasil belajar adalah pernyataan kemampuan siswa yang diharapkan salam menguasai sebagian atau seluruh kompetensi yang dimaksud. Indikator, merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran.11 Alokasi waktu adalah lamanya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas atau laboratorium yang dibatasi oleh kedalaman materi pembelajaran dan jenis kegiatan.12 Sedangkan menurut Darwyn Syah menjelaskan macam – macam perencanaan pengajaran dapat dilihat dari beberapa segi : 1. Berdasarkan jangka waktu a. Perencanaan jangka panjang b. Perencanaan jangka menengah c. Perencanaan jangka pendek 2. Berdasarkan luas jangkauannya a. Perencanaan makro b. Perencanaan mikro 3. Perencanaan Dilihat dari Telaahnya a. Perencanaan strategis b. Perencanaan manajerial c. Perencanaan operasional13 10 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal.140. 11 Abdul Majid & Dian Andayani, Op cit., hal. 68. 12 Muhammad Joko Susilo, Op cit., hal. 142. 13 Darwyn Syah,Op Cit,… Hal. 37-39 Namun dalam hal ini penulis hanya akan membahas perencanaan harian saja, khususnya perencanaan kegiatan harian yang ada di Raudlatul Athfal Muslimat NU Warulor Wiradesa Pekalongan. D. Dimensi – dimensi perencanaan pengajaran Darwyn mengemukakan dimensi perencanaan pengajaran merupakan cakupan dan sifat –sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajarn. Dimensi –dimensi tersebut memungkinkan perencanaan pengajaran dibuat secara komprehensif berdasarkan daya nalar serta efektifitas dan efisiens dalam pelaksanaannya. Dimensi perencanaan pengajaran meliputi: signifikansi, feasibilitas, relevansi, kepastian atau defenitivenes, ketelitian atau parsiomoniusness, adaptabilitas, waktu, monitoring atau pemantauan, dan isi perencanaan sebagai berikut: a. Tujuan apa yang diinginkan, atau bagaimana cara mengorganisasikan aktivitas belajar siswa dan layanan – layanan pendukungnya. b. Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya. c. Tenaga manusia, yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi, perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka. d. Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan. e. Bangunan fisik mencakup tentang cara-cara penggunaan pola distribusi dan kaitannya dengan pengembangan psikologis. f. Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan manajemen operasi dan pengawasan program dan aktivitas kependidikan yang direncanakan. g. Konteks social atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pengajaran.14 14 Ibid,… hal. 41. E. Langkah – langkah Menyusun perencanaan Pembelajaran Menurut Darwyn Syah yang mengutip pendapat Ulbert Silalahi langkah – langkah menyusun rencana dalam manajemen meliputi : menetapkan misi dan tujuan, mendiagnosis hambatan dan peluang, menilai kekuatan dan kelemahan, mengambangkan tindakatn alternatif, dan mengembangkan rencana strategi, serta mengembangkan rencana operasional.15 Kemudian langkah dalam menyusun rancangan kegiatan pembelajaran menurut beberapa ahli yang seterusnya dikutip oleh Hamzah B. Uno, adalah sebagai berikut : 1. Dosen mencari informasi sebanyak – banyaknya 2. Menuliskan pokok bahasan dan sub pokok bahasan 3. Merumuskan TIU (Tujuan Instruksional Umum) untuk tiap pokok bahasan 4. Menyusun pokok bahasan dan sub pokok bahasan dalam skema hubungan 5. Menentukan frekuensi kuliah untuk setiap pokok bahasan 6. Merumuskan sasaran belajar. 7. Membuat matriks rencana kegiatan perkuliahan (RKP) 8. Menentukan ujian dan bobot soal 9. Menyusun pedoman perkuliahan dan RKP 10. Menyerahkan rencana kegiatan perkuliahan (RKP)16 Sedangkan langkah – langkah menyusun rencana pembelajaran harian adalah sebagai berikut : a. Mengisi kolom identitas b. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan. c. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator yang digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun. d. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator yang telah ditentukan. 15 16 Ibid,… hal. 34. Hamzah B. Uno, Op Cit,… hal. 112. e. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok atau pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi pokok atau pembelajaran. f. Menentukan metode pembelajaran yang digunakan g. Merumuskan langkah – langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir. h. Menentukan alat / bahan / sumber belajar yang digunakan. i. Menyusun kreiteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran.17 F. Rencana Pembelajaran di TK Jika untuk kelas atas Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah (SM) digunakan rencana pembelajaran (lesson plan), untuk TK digunakan rencana belajar (learning plan) yang merupakan penjabaran kurikulum ke dalam kegiatan belajar di TK. Rencana belajar memiliki keunikan, yaitu setiap kegiatan belajar tidak berisi satu kegiatan belajar dari satu bidang studi, tetapi merupakan rangkaian tema yang terintegrasi. Rencana belajar menekankan pada kegiatan belajar anak. Berikut contoh rencana belajar untuk anak usia 5-6 tahun.18 RENCANA BELAJAR Tujuan Program: Meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan motorik halus. Tema : Tumbuhan Kemampuan Dasar : 1. Siswa dapat mengidentifikasi cirri-ciri tumbuhan dan bagian-bagiannya. 2. Siswa dapat menambah kosakata tentang tumbuhan seperti batang, akar, 17 Departemen Pendidikan Nasional materi 12 Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2006. 18 Slamet Suyanto, Dasar – Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Hikayat, 2005), hal.139. daun, bunga, dan biji. 3. Siswa dapat mengetahui kebutuhan tumbuhan terhadap air. Kegiatan Inti 1. Observasi. Rincian Kegiatan Mengenal berbagai Berjalan-jalan di sekitar sekolah dan jenis tumbuhan yang ada di mengamati berbagai macam tumbuhan sekitar sekolah. yang ada, dibimbing oleh guru. Anakanak belajar mengenal bagian-bagian tumbuhan, seperti batang, akar, daun, bunga, buah, dan biji. 2. Percobaan. Menanam biji dan Sediakan biji kacang atau semangka, mengamati pertumbuhannya. gelas bekas minuman, tanah humus, serta alat berkebun. Beri kesempatan anak-anak untuk menanam biji dan merawat tumbuhan. 3. Seni. Anak-anak menggambar Sediakan cat tempera, air, kuas atau daun dengan teknik menstempel. spons, tisu, Koran, dan kertas putih. Biarkan anak memilih jenis daun yang akan digunakan. Tutup tempat dengan Koran. Letakkan daun di atasnya dengan posisi tulang daun di atas. Olesi dengan cat, boleh warna-warni secara merata. Tutup kertas putih di atasnya dan tekan. 4. Membaca dan menulis. Pilihlah Guru membaca buku diikuti siswa, buku-buku yang menerangkan guru mengulang bagian yang penting tentang tumbuhan sebagai bacaan. dan menyuruh anak untuk mengulangnya. Melatih anak untuk menggambar tumbuhan dan memberi keterangan bagian-bagiannya. 5. Memasak. Anak-anak Orang tua volunteer memerhatikan cara memasak mendemonstrasikan memasak sayuran sayuran dan biji-bijian dan kacang hijau (green pies). Anakanak memerhatikan dan kemudian makan bersama. 6. Mewarnai (Melatih motorik halus. Sediakan kertas dengan pola beraneka Anak-anak mewarnai pola bunga, ragam bunga dan pewarna, seperti ada yang berwarna merah, hijau, krayon. Anak-anak mewarnai bunga kuning, dan biru. 7. Gerak dan menyanyikan Kebunku” gerakan dengan satu warna tertentu. lagu. lagu dengan Anak Anak-anak menyanyikan lagu “Lihat “Lihat Kebunku” sambil bergerak membawa berbagai bunga yang telah mereka buat. Warna bunga dalam lagu tersebut dapat diganti. Anak-anak yang memiliki warna yang dimaksud dalam lagu menunjukkan bunganya. 8. Asesmen Guru mengamati cara anak menanam biji dan mencatat pengetahuan anakanak tentang nama tumbuhan dan bagian-bagiannya. Kemampuan merencanakan program belajar mengajar bagi profesi guru sama dengan kemampuan mendesain bangunan bagi seorang arsitektur. Ia tidak hanya bisa membuat gambar yang baik dan memiliki nilai estetik, tetapi juga harus mengetahui makna dan tujuan dari bangunan yang dibuatnya. Demikian halnya guru dalam membuat rencana atau program belajar mengajar. Sebelum membuat perencanaan belajar mengajar, guru terlebih dahulu harus mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut, dan menguasai secara teoritis dan praktis unsur – unsur yang terdapat dalam perencanaan belajar mengajar. Kemampuan merencanakan program belajar mengajar merupakan asal dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pengajaran. Makna atau arti perencanaan belajar mengajar adalah suatu perkiraan guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pengajaran itu berlangsung. Tujuan dari perencanaan belajar mengajar adalah sebagai pedoman guru dalam melaksanakan praktek mengajar. Dengan demikian apa yang dilakukan guru pada waktu mengajar bersumber kepada perencanaan belajar mengajar yang telah dibuat sebelumnya. Rencana pembelajaran harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini, harus diperhatikan agar guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah belajar, serta mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media, dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan kompetensi dasar. Untuk kepentingan tersebut terdapat beberapa prinsip – prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan persiapan mengajar dalam menukseskan implementasi kurikulum 2004, sebagai berikut : 19 a. Kompetensi yan dirumuskan dalam persiapan mengajar harus jelas, makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan – kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tertentu. b. Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanankan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta didik. c. Kegiatan – kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan mengajar harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. d. Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya. e. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching). 19 Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 panduan Pembelajaran KBK. (Bandung: PT Remaja Risda Karya, 2004), hal. 81. Selain itu persiapan mengajar harus dikembangkan untuk memudahkan peserta didik belajar, dan membentuk kompetensi dirinya. Meskipun proses pembelajaran dilakukan secara klasikal, pada hakekatnya pembelajaran itu bersifat individual. Oleh karena itu dalam mengembangkan persiapan mengajar perlu mempertimbangkan karakteristik peserta didik, disamping unsur – unsur lain seperti kompetensi dasar, materi standar, dan strategi yang digunakan untuk membentuk kompetensi peserta didik. Penataan unsur pembelajaran dengan baik sangat membantu memudahkan proses belajar dan pembentukan kompetensi peserta didik, beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memberi kemudahan belajar peserta didik, yaitu : 20 a. Informasi harus disiapkan dengan baik. b. Memberikan contoh – contoh dan ilustrasi yang dekat dengan kehidupan peserta didik. c. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran. d. Menggunakan sarana dan alat pendukung yang bervariasi. e. Memilih dan menggunakan metode yang bervariasi. Kompetensi Guru Secara umum kompetensi yang harus dimiliki untuk menjadi guru professional menurut pandangan islam ialah21: sehat jasmani dan ruhani, bertakwa, berilmu pengetahuan yang luas, berlaku adil, berwibawa, ikhlas, mempunyai tujuan rabbani, mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan, dan menguasai bidang yang ditekuni. Dalam Islam setipa pekerjaan harus dilakukan secara professional, dalam artian harus dilakukan secara baik dan benar. Hal tersebut hanya mungkin dilakukan oleh orang yang telah ahli. Sebagaimana sabda Rosulullah yang artinya 20 Ibid., hal.85. Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2008), hal. 130. 21 “Bila suatu urusan dikerjakan oleh orang yang tidak ahli, maka tunggulah kehancuran” (H.R Bukhori) Hadist tersebut mengandung pengertian bahwa perlunya ketepatan seseorang dalam bidangnya sesuai keahliannya. Dalam pendidikan Islam profesionalitas harus menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Artinya selain kompetensi kepribadian, seorang guru sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Keberhasilan dalam pendidikan Islam menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan demikian guru yang professional dalam pendidikan Islam hendaknya mampu menjalankan tugas, peran dan fungsinya secara baik dan optimal. Untuk itu diperlukan kemampuan / memiliki kompetensi sebagai pendidik Islam. Guru yang professional bukan hanya memiliki kemampuan professional, pada dirinya harus melekat nilai – nilai agamis (kepribadian Islami). Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Gurur juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama kaitannya dengan proses belajar-mengajar. Gurur merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.22 Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula. Peran sentral guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan sulit diabaikan. Guru secara khusus sering diistilahkan sebagai jiwa bagi tubuh pendidikan23. Pendidikan tidak akan berenti apa – apa tanpa kehadiran guru. Namun demikian, peran tenaga pendidikan lainnya tidak kurang pentingnya. Bahkan kemampuan kerja kolektif yang ditujukan oleh semua elemen tersebut menjadi kunci suksesnya proses pendidikan di sebuah madrasah. 22 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal.5. 23 Departemen Agama Direktorat Jendral Kemelembagaan Agama Islam, Wawasan; Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan (Jakarta: DEPAG, 2005), hal. iii. Oleh karena itu, keberadaan guru yang profesional tidak bias ditawar – tawar lagi. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki sejumlah kompetensi yang dapat menunjang tugasnya. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yakni kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi24 Demikian pembahasan bab dua pada penelitian ini, yang membahas tentang teori perencanaan pembelajaran, contoh perencanaan pembelajaran dan kompetensi guru secara umum yang akan dihubungkan dengan pembuatan perencanaan pembelajaran dan perangkat pembelajaran lain. 24 Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14. Th. 2005 Pasal 10 Ayat 2) (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), Hal.7.