1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui perdagangan saham yang terjadi di Bursa Efek lebih
dikenal orang, seperti volume perdagangan saham, frekuensi perdagangan saham,
perdagangan saham di pasar regular dan perdagangan saham di pasar negosiasi. Apa
yang diperhatikan oleh investor maupun para pengamat biasanya hanya berapa besar
transaksi jual beli saham yang terjadi di bursa. Berbeda dengan transaksi Over The
Counter (mutasi saham) yang terjadi di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
belum banyak dikenal orang. Mutasi (perpindahan) saham terjadi karena adanya
transaksi efek yang dilakukan oleh investor penjual kepada investor pembeli baik
melalui bursa maupun di luar bursa sebagai penyelesaian transaksi efek yang telah
dilakukannya. Pada kenyataannya terdapat transaksi dan mutasi saham yang terjadi di
luar bursa efek.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), sebagai perusahaan nirlaba
yang merupakan Self Regulatory Organization (SRO) bersama-sama dengan PT
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) di
bawah naungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdasarkan ketentuan Undang
Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, KSEI menjalankan fungsinya
sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di pasar modal Indonesia
dengan menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi efek yang
teratur, wajar, dan efisien.
1
Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan para investor dalam melakukan
transaksi di pasar modal, seluruh kegiatan KSEI dioperasikan melalui sistem
penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek secara pemindahbukuan, yang
dinamakan The Central Depository and Book Entry Settlement System (C-BEST)
KSEI. Sistem ini merupakan platform elektronik terpadu yang mendukung
penyelesaian transaksi efek secara pemindahbukuan di pasar modal Indonesia.
Disamping itu KSEI sebagai regulator diberi wewenang oleh OJK untuk
membuat sendiri peraturan kepada pemakai jasanya. KSEI juga harus melakukan
pengawasan dan pemeriksaan terhadap partisipannya dalam melakukan penyelesaian
transaksi efek di BEI supaya dapat berjalan secara teratur, wajar dan efisien. Untuk
fungsi ini, KSEI membentuk satu unit khusus, yaitu Unit Pengawasan dan Unit
Pemeriksaan di bawah Divisi Penyelesaian Transaksi dan Pengawasan. Fungsi dari
Unit Pengawasan adalah melakukan pengawasan terhadap mutasi efek yang terjadi
akibat dari penyelesaian transaksi yang terjadi pada BEI. Pengawasan yang dilakukan
oleh KSEI adalah untuk mendeteksi dan menganalisis terjadinya transaksi dan mutasi
efek yang tidak wajar yang dilakukan oleh partisipan.
Masyarakat atau investor yang ingin mentransaksikan sahamnya di bursa, baik
jual maupun beli harus membuka rekening efek terlebih dahulu atau menjadi nasabah
Perusahaan Efek (broker) yang merupakan anggota bursa. Transaksi antar Anggota
Bursa di BEI untuk pasar regular pada tanggal tertentu (T), akan diselesaikan pada
tiga hari kemudian (T+3) setelah melalui sistem Lembaga Kliring Penjaminan (LKP)
untuk
proses
neeting
dan
kliring,
serta
sistem
LPP
untuk
memproses
2
pemindahbukuan atau mutasi efek antar rekening penyimpanan. Pada sistem C-BEST
KSEI, awalnya mutasi efek (transaksi OTC) adalah untuk mendukung penyelesaian
transaksi bursa. Kemudian mutasi efek yang terjadi bukan hanya untuk keperluan
penyelesaian transaksi efek yang terjadi dibursa, namun juga terdapat fasilitas mutasi
efek untuk keperluan penyelesaian transaksi efek diluar bursa yang disebut sebagai
transaksi Over The Counter (OTC) (PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, 2015).
Perdagangan efek di luar bursa efek sebagaimana yang diatur dalam peraturan
Bapepam Nomor III.A.10 (1997) tentang transaksi efek telah mengatur bahwa
perdagangan efek di luar bursa adalah sebagai transaksi antar Perusahaan Efek atau
antar Perusahaan Efek dengan Pihak lain yang bukan Perusahaan Efek yang tidak
diatur oleh Bursa Efek dan transaksi antar Pihak yang bukan merupakan Perusahaan
Efek. Pihak lain yang dimaksud disini adalah lembaga yang disetujui oleh Bapepam
(OJK) dan terdaftar sebagai Pemegang Rekening di KSEI, contohnya Bank
Kustodian. Transaksi OTC digunakan untuk transaksi yang tidak diatur oleh bursa
seperti perpindahan aset, waris, sumbangan (hibah), imbreng, perpindahan efek dalam
rangka penciptaan dan pelunasan Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak
Investasi Kolektif yang diperdagangkan di Bursa Efek (Exchange Traded Fund),
pinjam meminjam Efek, putusan pengadilan, agunan Efek, distribusi Efek terkait
Mangement Stock Option Program (MSOP) dan atau Employee Stock Option
Program (ESOP), distribusi efek hasil IPO, pemindahbukuan Efek antara
subrekening Efek milik nasabah yang sama atau transaksi saham odd lot karena tidak
mencukupi satuan lot (kelipatan 100 unit saham) apabila akan menjual saham melalui
3
bursa. Pada prakteknya, penggunaan transaksi OTC meluas terhadap seluruh jenis
efek yang tercatat dibursa dapat ditransaksikan di luar bursa.
Seiring dengan semakin tingginya volume dan frekuensi perdagangan di
bursa, jumlah transaksi OTC (mutasi saham) yang tercatat pada sistem KSEI, dan
belum banyak analisis ilmiah yang menjelaskan hubungan kausalitas antara transaksi
saham di bursa dengan transaksi OTC (mutasi saham) yang ada, khususnya yang
menggunakan data volume dan frekuensi saham di pasar regular dan pasar negosiasi.
Analisis ini diharapkan berguna bagi para pelaku pasar dalam pengambilan
keputusan bertransaksi dan berinvestasi di pasar modal, maupun regulator untuk
dijadikan pertimbangan dalam menentukan kebijakan terkait peraturan di pasar modal
Indonesia. Hal ini yang mendasari penulis melakukan kajian untuk penulisan tesis
yang diberi judul “PENGARUH TRANSAKSI SAHAM
LQ 45 DI BEI
TERHADAP TRANSAKSI OTC (MUTASI SAHAM) STUDI KASUS DI PT
KSEI”.
1.2. Rumusan Masalah
Investor atau pelaku pasar melakukan transaksi saham dapat memanfaatkan
fitur transaksi OTC (mutasi Efek) yang disediakan oleh sistem C-BEST KSEI untuk
keperluan transaksi di luar bursa. Demikian juga investor atau pelaku pasar termasuk
Perusahaan Efek dan Bank Kustodian yang bertransaksi saham di bursa, dapat juga
menggunakan fitur transaksi OTC (mutasi Efek) ini untuk memenuhi kewajiban
serah atau terima saham. Seberapa besar hubungan (korelasi) atau keterkaitan antara
4
kedua macam transaksi. Melihat kondisi seperti tersebut, maka penulis memandang
perlu melakukan analisis ilmiah untuk menggambarkan hubungan kausalitas antara
transaksi yang terjadi di bursa efek dengan transaksi OTC (mutasi saham).
1.3. Pertanyaan Penelitian
Dari perumusan masalah tersebut di atas, maka pertanyaan yang timbul pada
penelitan yang terdapat dalam tesis adalah:
1) Apakah terdapat hubungan antara transaksi saham yang terjadi dibursa dengan
transaksi OTC (mutasi saham) di KSEI dan transaksi bursa dapat
mempengaruhi transaksi OTC (mutasi saham) atau sebaliknya?
2) Apakah terdapat pengaruh mekanisme penyelesaian transaksi bursa pada
jangka waktu penyelesaian T+3, terhadap besarnya transaski OTC (mutasi
saham)?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
timbul dalam penelitian yaitu:
1) menguji pengaruh transaksi bursa di IDX dengan volume dan frekuensi
transaksi OTC (mutasi saham) di KSEI, serta pola pemindahbukuan saham
yang terjadi dalam kaitannya dengan penyelesaian transaksi bursa ataupun
transaksi lainnya;
5
2) menguji pengaruh penyelesaian transaksi bursa pada jangka waktu
penyelesaian transaksi T+3 di bursa terhadap transaksi OTC.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermafaat bagi:
1) bagi pelaku pasar memberikan gambaran kepada investor, perusahaan efek,
bank kustodian, manajer
investasi ataupun analis, mengenai likuiditas
transaksi OTC (mutasi saham) dan hubungannya dengan transaksi bursa
sehingga dapat dibuat analisis lebih lanjut yang dapat menjadi dasar
pengambilan keputusan dalam bertransaksi dan berinvestasi;
2) bagi regulator (OJK, Bursa, LKP dan LPP) dapat dijadikan bahan
pertimbangan atau analisis lebih lanjut bagi regulator untuk menentukan
kebijakan atau peraturan terkait dengan transaksi OTC (mutasi saham) dan
hubungannya dengan transaksi bursa;
3) khususnya bagi KSEI dapat menjadi pertimbangan dalam pengembangan
sistem pengawasan mutasi Efek.
1.6. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
Penelitian ini menganalisis hubungan antara volume dan frekuensi saham
yang masuk dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia dengan volume dan
frekuensi transaksi OTC (mutasi saham) di KSEI. Data yang digunakan adalah data
perdagangan saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia mencakup data total volume
dan frekuensi pedagangan saham perhari untuk saham Indeks LQ 45, serta data harian
6
volume dan frekuensi transaksi OTC (mutasi saham), dalam periode 5 (lima) tahun
dari Januari 2011 hingga Desember 2015.
Penulis menggunakan periode tersebut dengan pertimbangan supaya penulis
dapat melihat konsistensi antar variabel dalam kondisi pasar yang berbeda. Pada awal
tahun 2011 IHSG berada di posisi 3.727, 52 dan akhir tahun 2011 pada posisi
3.821,99. Awal tahun 2012 IHSG sempat menyentuh posisi 4.001,07 yaitu pada
tanggal 19 Januari 2012 dan pada akhir tahun 2012 berada pada posisi 4.316,68. Pada
tahun 2013 IHSG 4.346,47 dan akhir tahun 2013 berada pada posisi 4.274,17. Pada
tahun 2014 kondisi pasar dapat dikatakan stabil, IHSG menunjukkan peningkatan
dari waktu ke waktu. IHSG pada awal tahun 2014 pada posisi 4.327,27 dan pada
akhir tahun 2014 berada pada posisi 5.164,29 dan rata-rata IHSG selama tahun 2014
berada pada posisi 4.907,45. Pada tahun 2015 adalah merupakan puncak pencapaian
tertinggi dari IHSG selama Bursa Efek Indonesia berdiri. Pada awal 2015 tahun
IHSG pada posisi 5.242,77 dan pada akhir tahun 2015 IHSG berada pada posisi
4.593,01. Rata-rata IHSG berada selama tahun 2015 pada posisi 4.908,09. sedangkan
puncak tertinggi ini IHSG berada pada posisi 5.523,29 terjadi pada tanggal 7 April
2015.
Dalam sistem C-BEST KSEI terdapat dua macam transaksi OTC (mutasi
Efek), yaitu transaksi OTC versus payment (mutasi efek yang disertai dengan
pembayaran dana) dan transaksi OTC free of payment (mutasi efek yang tidak disertai
dengan pembayaran dana). Walaupun demikian, kedua transaksi OTC tersebut tidak
mencantumkan harga saham yang ditransaksikan. Jumlah dana yang dicantumkan
7
dalam transaksi OTC versus payment adalah nilai total dana yang mutasikan pada
transaksi tersebut termasuk total harga, biaya transaksi, biaya administrasi dan
lainnya sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Oleh karena itu data harga atau
nilai transaksi tidak digunakan dalam penelitian ini karena data dalam transaksi OTC
di sistem C-BEST KSEI tidak mencantumkan harga saham.
1.7. Sistematika Penulisan
Dalam melakukan analisis permasalahan guna mencapai tujuan dan manfaat
penelitian, sistematika yang digunakan dalam tesis ini adalah sebagai berikut:
Bab I
-
Pendahuluan
Menjelaskan latar belakang penulisan tesis, perumusan masalah,
pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang
lingkup dan batasan penelitian serta sistematika penulisan tesis.
Bab II
-
Tinjauan Pustaka
Menjelaskan teori dasar pasar modal di Indonesia, mekanisme
perdagangan dan penyelesaian transaksi bursa, transaksi OTC dan
hubungan antara transaksi bursa dan transaksi OTC,
Bab III
-
Metodologi Penelitian
Menjelaskan rancangan penelitian, metode pengumpulan data,
batasan data dan variabel-variabel dasar yang digunakan, metode
analisis data dan hipotesis permasalahan serta bagaimana proses
pengolahan data.
8
Bab IV
-
Hasil dan Analisis
Menjelaskan hasil proses pengolahan data penelitihan berserta
analisisnya untuk berbagai kombinasi data yang digunakan.
Bab V
-
Kesimpulan dan Saran
Berisi kesimpulan dan saran umum dari hasil penelitian yang akan
menjawab permasalahan untuk mencapai tujuan penelitian.
9
Download