tantangan wirausaha dalam bisnis yang sedang tumbuh sebuah

advertisement
TANTANGAN WIRAUSAHA DALAM BISNIS YANG SEDANG TUMBUH
SEBUAH KAJIAN TEORITIS DAN EMPIRIS
Rahayu Widayanti)*
Dosen STIMIK Malang
ABSTRAK
Seorang wirausaha yang telah sukses memulai usaha baru dan perusahaannya mengalami
pertumbuhan bisnis tentu akan mulai merasakan mendapatkan keuntungan yang besar. Sudah
menjadi keinginan semua orang bila usaha yang ditekuni dapat menghasilkan keuntungan yang
banyak. Menurut Suryana (2001:115) Teknik pengembangan usaha dibagi menjadi dua macam
yaitu: Perluasan Skala Ekonomi dan Perluasan Cakupan Usaha
A. Pendahuluan
Seorang
wirausaha yang telah
sukses memulai usaha baru dan
perusahaannya mengalami pertumbuhan
bisnis tentu akan mulai merasakan
mendapatkan keuntungan yang besar.
Sudah menjadi keinginan semua orang bila
usaha yang ditekuni dapat menghasilkan
keuntungan yang banyak. Menurut Suryana
(2001:115) Teknik pengembangan usaha
dibagi menjadi dua macam yaitu: Perluasan
Skala Ekonomi dan Perluasan Cakupan
Usaha. Skala usaha ekonomi (economic of
scale) terjadi apabila perluasan usaha atau
peningkatan output menurunkan biaya
jangka panjang. Apabila terjadi skala usaha
yang tidak ekonomis, wirausaha dapat
meningkatkan
usahanya
dengan
memperluas cakupan usaha. Perluasan
cakupan usaha ini bisa dilakukan apabila
wirausaha memiliki permodalan yang
cukup. Lingkup usaha ekonomis dapat
didefinisikan sebagai suatu diversifikasi
usaha ekonomis yang ditandai oleh biaya
produksi total bersama (joint total
production cost) dalam memproduksi dua
atau lebih jenis produk secara bersamasama adalah lebih kecil daripada
penjumlahan biaya produksi dari masingmasing produk itu apabila diproduksi
secara terpisah.
Bila usaha baru ingin berhasil,
maka wirausahawan harus memiliki empat
kompetensi, di antaranya menurut Suryana
(2001:117) adalah:
a. Fokuskan terhadap pasar, bukan pada
teknologi
b. Buat ramalan pendalaman untuk
menghindari
tidak
terbiayanya
perusahaan.
c. Bangun tim manajemen, bukan
menonjolkan perorangan (not a “oneperson” show).
d. Beri peran tertentu, khusus bagi
wirausaha penemu
Menyangkut keputusan-keputusan taktis,
strategi
kewirausahaan
menyangkut
kesesuaian kemampuan internal dan
aktivitas perusahaan dengan lingkungan
eksternal, dimana perusahaan harus
bersaing dengan menggunakan keputusankeputusan strategis. Dalam melakukan
strategi usahanya, wirausaha menggunakan
keputusan-keputusan strategis. Masih
menurut Suryana (2001:117) dalam
melakukan strategi usahanya, wirausaha
biasanya menggunakan salah satu strategi
dari empat strategi berikut:
a. Berada pertama di pasar dengan
produk dan atau jasa baru
b. Posisikan produk dan jasa baru
tersebut pada relung pasar yang tidak
terlayani.
c. Fokuskan barang dan jasa pada relung
yang kecil tetapi bisa bertahan.
d. Merubah karakteristik produk, pasar
atau industri.
Strategi pertama sering dipilih oleh
wirausaha, meski paling beresiko. Setelah
strategi pertama sukses, maka selanjutnya
mempertahankan posisi kepemimpinan
pasar (market leader).
Strategi
kedua,
menyangkut
pengembangan
keterampilan
untuk
merespon peluang yang diciptakan oleh
perusahaan yang berada di pasar pertama.
Strategi ketiga, yaitu perubahan
karakteristik produk, pasar atau industri
yang berbasis pada inovasi. Strategi ini
dilakukan dengan cara merubah produk
dan jasa yang sudah ada, misalnya
merubah manfaat, nilai, dan karakteristik
ekonomi lainnya.
Dalam artikel ini akan dibahas
masalah pertumbuhan bisnis, pentingnya
mengelola bisnis, masalah perusahaan
dengan wirausahawan, dan tantangantantangan yang dihadapi.
Srategi Pertumbuhan
Suatu usaha baru yang berhasil
memberikan kesempatan bagi pengusaha
untuk mengembangkan bisnisnya. Kita
mengetahui bahwa kesempatan usaha baru
dihasilkan oleh pengetahuan pengusaha
dan dari pengetahuan organisasional. Kita
menggunakannya sebagai dasar dalam
memutuskan tempat terbaik untuk mencari
kesempatan pengembangan bisnis. Dari
perspektif
sederhana
kita
dapat
mengasumsikan bahwa pengusaha dan
perusahaan mempunyai pengetahuan
tentang produk yang sekarang mereka
produksi dan jual (produk yang sudah ada)
dan mempunyai pengetahuan tentang
kelompok konsumen mana yang menjadi
sasaran penjualan produk tersebut (pasar
yang sudah ada).
PASAR
Sudah
ada
Strategi Penetrasi
Strategi
Pengembangan Pasar
Baru
Strategi
Pengembangan
Produk
Startegi Diversifikasi
Sudah ada
Baru
PRODUK
Gambar 1. Strategi Pengembangan Berdasarkan
Pengetahuan tentang Produk dan/atau Pasar
(Sumber: HI Ansof, Corporate Strategi: An Analytical
Approach to Business Policy for Growth and Expasion)
Kebanyakan strategi pertumbuhan ini
dapat menghasilkan keunggulan kompetitif
karena memanfaatkan beberapa aspek dari
dasar pengetahuan pengusaha dan
perusahaannya. Strategi pertumbuhan ini
menurut Robert D Hisrich (2008, 631) : (1)
srategi
penerasi,
(2)
strategi
pengambangan
pasar,
(3)
strategi
pengembangan produk, dan (4) strategi
deversifikasi.
Strategi Penetrasi:
Strategi untuk tumbuh dengan cara
mendorong para konsumen lama untuk
membeli lebih banyak produk perusahaan.
Suatu langkah mundur (naik) kea rah
bahan mentah pada rantai nilai
tamnbaha, dimanpada kasus ini berarti
bahwa produsennya juga merupakan
penjual bahan mentahnya. Pada intinya
perusahaan bertindak sebagai pemasok
bagi dirinya sendiri.
Strategi Pengembangan Pasar :
Strategi untuk tumbuh dengan cara
menjual produk-produk yang sudah ada ke
konsumen yang baru.

Startegi Pengembangan Produk :
Strategi untuk tumbuh dengan cara
mengembangkan dan menjual produkproduk baru pada orang-orang yang telah
membeli
produk-produk
lama
dari
perusahaan.
Integrasi maju atau mundur memberi
kesempatan yang menarik dan
potensial pada pengusaha untuk
mengembangkan bisnisnya
Strategi diversifikasi :
Starategi untuk tumbuh dengan cara
menjual produk baru ke pasar yang baru.

Pada kenyataannya terdapat tiga macam
diversifikasi yang berkaitan yang dijelaskan
melalui rantai nilai tambahan(value added
chain).
Rantai
nilai
tambahan
memperlihatkan langkah-langkah yang
dibutuhkan untuk membauat bahan
mentah menjadi sebuah produk dan
mengantarkannya ke konsumen. Ada setiap
nilai tambah pada setiap rantai yang
dilewati. Untuk nilai yang ditambahkan ,
setiap perusahaan mengambil sejumlah
keuntungan. Jika kita berfokus pada
produsen , kesempatan berkembang
muncul dari integrasi mundur, maju, dan
horizontal.

Integrasi maju ( forward integration)
Adalah mengambil langkah ke depan
(bawah) pada ranai nilai tambahan kea
rah konsumen, yang pada kasus ini
berarti bahwa perusahaan juga
menjadi penjual barang-barang akhir.
Pada intinya menjadi pembeli bagi
dirinya sendiri.
Integrasi Horizontal:
Terjadi pada tingkatan yang sama pada
ranti nilai tambahan tetapi melibatkan
rantai nilai tanmbahan lain yang
berbeda
namun
bersifat
komplementer.
Integrasi
ini
memberikan
kesempatan
untuk
meningkatkan penjualan produk yang
sudah ada, contoh : produk yang
digabungkan adalah perangkat keras
dan lunak computer.
Kuncinya
adalah
jangan
memperkenalkan produk baru ke pasar
yang baru yang tidak berhubungan
dengan bisnis yang sudah ada ( bukan
integrasi maju, mundur, horizontal).
Implikasi Ekonomi dari Pertumbuhan
Integrasi
integration)
mundur
(backward
Fakta bahwa masih sedikit perusahaan
yang telah go public menentang pemikiran
konvensional dalam kewirausahaan, yaitu
bahwa untuk menjadi bisnis yang besar
harus go public untuk membiayai
pertumbuhannya,
akan
tetapi
perbandingan dari perusahaan yang go
public memperlihatkan bahwa mereka
telah mencapai pertumbuhan yang lebih
besar daripada mereka yang tidak go
public. Namun, tingkat pertumbuhan yang
kecil oleh bisnis kecil masih memiliki
pengaruh dramatis dalam perekonomian,
karena bisnis kecil sangat banyak sehingga
pengaruhnya terhadap perekonomian
masih penting.
Mengelola Bisnis yang Sedang Tumbuh
Untuk memulai sebuah bisnis
seseorang harus memiliki persiapan yang
direncanakan dengan matang. Seseorang
perlu mengetahui apa saja yang diperlukan
untuk memulai sebuah bisnis baru.
Pertama-tama sesorang yang memulai
usaha baru haruslah berjiwa wirausaha.
Sebagai pelaksana dan pengelola serta
pemilik usaha kecil, ia harus memiliki
kecakapan untuk bekerja, kemampuan
mengorganisir, kreatif, inovatif, dan
menyukai tantangan.
Menurut Lambing dalam Suryana
(2001:66) ada dua pendektan utama yang
digunakan wirausahawan untuk mencari
peluang dengan mendirikan usaha baru
yaitu:
a. Pendekatan ‘inside-out’ atau disebut
dengan “idea generation” yaitu
pendekatan berdasarkan gagasan kunci
yang menentukan keberhasilan usaha.
Mereka melihat keterampilan sendiri,
kemampuan, latar belakang, dan
sebagainya yang menentukan jenis
usaha yang akan dirintis.
b. Pendekatan ‘out-side in’ yang juga
disebut “opportunity recognition” yaitu
pendekatan yang menekankan pada
basis ide bahwa suatu perusahaan akan
berhasil apabila merespon atau
menciptakan suatu kebutuhan di pasar.
“Opportunity recognition” tidak lain
adalah
pengamatan
lingkungan
(environmental scanning) yaitu alat
untuk pengembangan yang akan
ditransfer menjadi peluang-peluang
ekonomi.
Berdasarkan pendekatan ‘insideout’ di atas bahwa untuk memulai usaha
seorang calon wirausahawan harus
memiliki kompetensi usaha. Menurut
Norman Scarborough dalam Suryana
(2001:67) , kompetensi usaha yang
diperlukan meliputi:
a. Kemampuan Teknik, yaitu kemampuan
bagaimana memproduksi barang dan
jasa serta cara menyajikanya.
b. Kemampuan
Pemasaran,
yaitu
kemampuan bagaimana menemukan
pasar dan pelanggan serta harga yang
tepat.
c. Kemampuan
Finansial,
yaitu
kemampuan bagaimana memperoleh
sumber
dana
dan
cara
menggunakannya.
d. Kemampuan
Hubungan,
yaitu
kemampuan bagaimana cara mencari,
memelihara, dan mengembangkan
relasi, dan kemampuan komunikasi
serta negosiasi.
Pada pembahasan artikel ini,
kompetensi usaha yang akan dibahas
difokuskan pada kemampuan finansial yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan
dan kemampuan hubungan yang berkaitan
dengan pengelolaan personil.
Kemampuan finansial sangatlah
penting bagi seorang wirausahawan yang
akan merintis bisnis baru, karena tanpa
adanya modal maka tidak dapat
menjalankan sebuah bisnis. Kemampuan
finansial juga berkaitan dengan bagaimana
seorang wirausahawan memperoleh dana
untuk memulai bisnisnya serta mengelola
dana tersebut demi kelangsungan hidup
bisnisnya.
Untuk
bisa
mengendalikan
keuangan, maka seorang wirausahawan
harus
mengerti
siklus
keuangan,
mengaitkan
investasi
awal
dengan
pendapatan, pengeluaran, laba, imbalan
untuk wirausahawan sendiri dan laba yang
ditanamkan kembali. Sedangkan untuk
memperoleh sumber dana maka seorang
wirausahawan dapat memperolehnya
melalui dana yang berasal dari perusahaan
(bisa berupa dana perusahaan sendiri, dana
cadangan, laba ditahan) serta melalui dana
yang berasal dari luar perusahaan (dana
dari pemilik, dana yang berasal dari
pinjaman jangka pendek maupun jangka
panjang,
dana
Bantuan
Program
Pemerintah Pusat dan Daerah, dana dari
teman atau keluarga, serta dana ventura).
Sedangkan aspek yang harus
diperhatikan
dalam
merancang
penggunaan biaya meliputi : Biaya awal,
Proyeksi/Rencana Keuangan serta Analisis
Pulang Pokok. Penggunaan dana terkait
dengan pengeluaran perusahaan baik
dalam jangka panjang maupun dalam
jangka pendek. Untuk pengeluaran jangka
pendek, hal ini terkait dengan arus kas,
sehingga dibutuhkan manajemen kas. Kas
merupakan sumber kehidupan perusahaan,
karena tanpa kas perusahaan tidak akan
bisa beroperasi.
Fokus yang kedua dari pembahasan
mengenai bagaimana mengelola bisnis
yang sedang tumbuh adalah pengelolaan
personil atau sumber daya manusia.
Pengelolaan sumber daya manusia dapat
diartikan sebagai proses penggajian,
pengembangan, motivasi, dan evaluasi
karyawan
untuk
mencapai
tujuan
perusahaan. Kebijaksanaan, prosedur, dan
program didesain untuk menciptakan
kesesuaian antara pekerjaan dan orang
yang mengerjakannya. Tujuan pendekatan
ini adalah untuk memenuhi sebanyak
mungkin kebutuhan dan mengembangkan
kecakapan personel perusahaan agar
tercapai peningkatan efisiensi, dan untuk
mengetahui kualitas karyawan yang
mampu memenuhi tujuan perusahaan.
Pendekatan sumber daya manusia
seringkali
berupa
program
untuk
pengembangan minat dan bakat karyawan.
Meskipun bisnis yang sedang berjalan
masih berskala kecil, namun tetap
dibutuhkan upaya pengelolaan personil.
Seorang wirausahawan perlu melatih
pegawai mereka secara informal, pelatihan
di tempat kerja, pelatihan belajar ketika
wirausahawan bekerja. Namun jika bisnis
mulai berkembang, maka peru dilakukan
antisipasi terhadap keahlian personil serta
perlu dilakukan perencanaan pelatihan
personil
Implikasi Pertumbuhan Bagi Perusahaan
Pertumbuhan
bisnis
dapat
memberikan kekuatan tambahan bagi
pengusaha untuk mempengaruhi kinerja
perusahaan. Akan tetapi ketika perusahaan
berkembang, hal tersebut berubah.
Perubahan ini memperkenalkan sejumlah
tantangan manajerial. Tantangan ini
muncul dari berbagai tekanan berikut
Robert D Hisrich (2008, 640):
mereka menghadapi pekerja. Pengambilan
keputusan manajemen yang merupakan
hak eksklusif pengusaha dapat menjadi
sesuatu yang berbahaya bagi kesuksesan
pertumbuhan perusahaan karena pekerja
telah dilibatkan dalam seluruh keputusan
penting sejak bisnis tersebut dbuat.
1. Tekanan terhadap sumber
keuangan yang sudah ada.
Pertumbuhan memakan waktu pengusaha,
tetapi ketika pengusaha mengalokasikan
waktu untuk berkembang, maka waktu itu
harus dialokasikan dari aktifitas lainnya,
dan ini dapat menimbulkan masalah.
daya
Pertumbuhan membutuhkan sumber daya
keuangan dalam jumlah besar. Dengan
sumber daya keuangan yang besar ini
perusahaan menjadi rentan terhadap biaya
tidak terduga yang dapat mendorong
perusahaan
melebih
batasnya
dan
membuatnya
bangkrut.
Kelonggaran
sumber daya dibutuhkan untuk melindungi
terhadap kebanyakan goncana linkungan
dan untuk mengembangkan inovasi lebih
jauh.
2. Tekanan
manusia
terhadap
sumber
daya
Pertumbuhan juga disokong oleh jumlah
tenaga kerja. Masalah moral, kejenuhan,
dan perputaran yang meningkat. Masuknya
tenagakerja baru akan mengikis budaya
kerja, yang merupakan masalah terutama
jika perusahaan bergantung pada kultur
organisasi sebagai sumber keunggulan
kompetitif.
3.Tekanan terhadap pengelolaan tenaga
kerja
Seiring perkembangan perusahaan mereka
membutuhkan
perubahan
gaya
manajemen, artinya mengubah cara
4. Tekanan terhadap waktu pengusaha
Cara Mengatasi Tekanan
Problema umum yang sering kali
terdengar ketika bisnis sedang mengalami
pertumbuhan adalah keterbatasan modal
yang dimiliki. Modal dianggap sebagai
halangan utama yang membatasi gerak
pertumbuhan bisnis. Terdapat factor lain
yang juga penting seperti mengelola
sumber daya yang sudah ada sehingga
dapat dijalankan secara logis, efisien,
prospektif, dan menguntungkan sehingga
besar kemungkinan pihak lain bersedia
untuk memberikan pinjaman pendanaan
atau
bersedia
untuk
bekerjasama.
Beberapa cara mengatasi tekana menurut
Robert D Hisrich (2008, 641)
1. Mengatasi tekanan pada
keuangan yang sudah ada
sumber
Kebutuhan atau besarnya sumber daya
baru yang dibutuhkan dsapat dikurangi
melalui manajemen yang lebih baik pada
sumber daya yang sudah ada. Beberapa
aktivitas
manajemen
yang
penting
termasuk penerapan control keuangan
yang efektif, pengaturan persediaan, dan
pencatatan yang baik.
Kontrol keuangan
Beberapa keahlian keuangan perlu dimiliki
pengusaha untuk mengelola perusahaan
seperti arus kas, laporan laba rugi, neraca,
merupakan area kunci yang membutuhkan
ketelitian manajemen dan control.
 Arus kas. Kerna arus kas keluar
mungkin melebihi arus kas masuk
ketika bisnis baru berkembang,
pengusaha
seharusnya
mencoba
mempunyai penilaian yang selalu
terbaru mengenai
kondisi
uang
tunainya. Hal ini dapat dilakukan
dengan mepersiapkan laporan arus kas
bulanan. Dan mnembandingkan yang
dianggarkan dengan hasil
yang
sesungguhnya. Ini berguna untuk
menyesuaiakn anggaran untuk bulanbulan yang ersisa, dan memberikan
indikasi dimana letak masalah arus
kasnya.
 Mengelola
persediaan.
Selama
pertumbuhan suatu perusahaan baru,
pengelolaan persediaan merupakan
pekerjaan yang penting. Terlalu
banayak
persediaan
dapat
menghabiskan uang karena biaya
manufaktur,
tranportasi,
dan
penyimpanan harus ditanggung oleh
perusahaan. Disisi lain persediaan yang
trlalu sedikit
unuk memenuhi
kebutuhan
konsumen
dapat
menyebabkan perusahaan kehilangan
kesempatan unuk menjual, atau dapat
menyebabkanb konsumen tidak puas
sehingga memilih perusahaan lain jika
kebutuhan mereka tidak terpenuhi tepat
waktu.
 Mengelola asset-aset tetap. Aset tetap
biasanya meliputi komitmen jangka
panjang dan investasi besar untuk
perusahaan
baru.
Peralatan
membutuhkan perbaikan dan asuransi
serta akan mempengaruhi biaya
peralatan.
Peralatan
juga
akan
terdepresiasi sepanjang waktu, yang
akan direfleksikan dalam nilai asset
sepanjang waktu. Jika pengusaha tidak
mampu membeli peralatan atau asset
tetap, sewa guna usaha (leasing) dapat
dipakai sebagai alternative.
 Mengelola biaya dan laba. Kegunaan
yang paling efektif dari laporan laba
rugi adalah untuk membuat standar
biaya dan membandingkan jumlah yang
dianggarkan dengan jumlah actual
untuk periode waktu tersebut.
 Pajak. Perusahaan baru mungkin perlu
mebayar sejumlah pajak, pajak-pajak
ini mungkin perlu dijadikan bagian dari
anggaran karena akan mempengaruhi
arus kas dan keuntungan. Akuntan
dapat
mebantu
perusahaan
merencanakan dan menganggarkan
dana yang tepat untuk membayar biayabiaya ini.
 Penyimpanan catatan. Dalam rangka
mendukung penendalian keuangan ini ,
maka akan berguna jika pengusaha
menggunakan paket piranti lunak untuk
meningkatkan
kelancaran
arus
informasi.
2. Mengatasi tekanan terhadap sumber
daya manusia yang sudah ada
 Bagian integral dari strategi bagian
sumber daya perusahaan untuk secara
efektif mengembangkan bisnis harus
memikirkan bagaimana menjaga kultur
organisasi walaupun ada pekerja baru
yang masuk. Pekerja baru dapat
ditanamkan kultur organisasi melalui
sesi pelatihan awal yang menceritakan
kisah-kisah dan ritual-ritual yang
menjadi dasar dari kultur organisasi.
Tetapi sebagian tugas tersebut ada pada
pengusaha. Pengusaha harus menjadi
tauladan dalam mewujudkan budaya
tersebut walaupun dalam kasus
perkembangannya tugas pengusaha
dapat dilakukan oleh seorang duta
budaya.
3. Mengatasi tekanan dalam manajemen
tenaga kerja
 Gaya
manajemen
partisipatif.
Mengelola peruubahan merupakan
tugas yang kompleks, sehingga lebih
baik dilakukan dengan gaya manajemen
partisipatif, yaitu manajer melibatkan
orang –orang lain dlam proses
pengambilan keputusan.
4. Mengatasi tekanan terhadap waktu
pengusaha
 Manajemen
waktu
(time
manajemen)
yaitu
proses
meningkatkan
produktifitas
seseorang melalui penggunaan
waktu yang lebih efisien.
Kategori Pengusaha dan Pertumbuhan
Perusahaan Mereka
Gambar 2 mengkategorikan pengusaha
berdasarkan dua dimensi : dimensi
pertama mewakili kemampuan pengusaha
untuk membuat transisi secara sukses
untuk menjadi lebih professional dalam
praktik manajemen, dan dimensi kedua
mewakili keinginan mereka untuk tumbuh.
Bergantung pada posisi pengusaha dalam
dua dimensi ini, terdapa empat macam
hasil pertumbuhan perusahaan.
Kemampuan
Wirausaha untuk
melakukan praktik
manajemen yang
professional
Potensi yang
Pertumbuhan
tidak digunakan
Rendah
Potesi Kecil
Terbatas
Tidak
Ya
Keinginan wirausahawan untuk
tumbuh
Gambar 2. Empat jenis Pengusaha dan Pertumbuhan
Perusahaan
Tinggi
(sumber diadaptasi dari J Wiklund dan DA Shepherd,
Aspiring for and Achieving Growth: The Moderating
Role of Resources and Opportunities,)
Pertumbuhan aktual perusahaan :
Pengusaha pada bagian kanan atas
mempunyai kemampuan yang diperlukan
untuk membuat transisi pada pendekatan
manajemen yang lebih professional
maupun keinginan untuk mengembangkan
bisnisnya. Ini adalah pengusaha yang
tampaknya
perusahaannya
akan
berkembang.
Potensi yang tidak digunakan untuk
pertumbuhan :
Pengusaha di bagian kiri atas mempunyai
kemampuan yang diperlukan untuk transisi
tetapi
tidak
berkeinginan
untuk
melakukannya. Ini adalah pengusaha dari
perusahaan yang mempunyai potensi yang
tidak digunakan. Umumnya sebagian besar
perusahaan gaya hidup terdapat pada
klasifikasi ini.
Pertumbuhan yang terbatas :
Pengusaha pada bagian kanan bawah
mempunyai
keinginan
untuk
mengembangkan bisnisnya tetapi tidak
mempunyai kemampuan yang cukup untuk
memenuhi keinginannya. . Pengusaha ini
kemungkinan besar akan frustasi oleh tidak
tersedianya pertumbuhan perusahaannya
dan mempunyai bahaya terbesar untuk
gagal karena perusahaan mungkin akan
dipaksa untuk berupaya melakukan
pertumbuhan yang tidak dapat ditangani
pengusaha.
Potensi
kecil
untuk
pertumbuhan
perusahaan :
Pengusaha pada bagian kiri bawah tidak
mempunyai kemampuan untuk melakukan
transisi kepada pendekatan manajemen
yang professional dan tidak berkeinginan
untuk mengembangkan bisnisnya. Bisnis ini
mempunyai potensi kecil untuk tumbuh
tetapi karena kemampuan yang terbatas
dari
pengusaha
untuk
menangani
pertumbuhan, perusahaan ini mungkin
malah akan berkinerja baik jika tetap
berada dalam skala yang lebih kecil
Pertumbuhan
Perusahaan
dalam
Pandangan Pegusaha
Menelusuri pengalaman pribadi
wirausaha dalam pertumbuhan bisnisnya
memberikan gambaran mengenai masalah
yang dihadapi pengusaha, tantangan, dan
bagaimana mereka dapat bertahan bahkan
menigkatkan bisnisnya. Di dalamnya
terdapat sejumlah pengalaman hidup
hambatan, kesulitan yang pernah dihadapi
dan bagaimana kita mengatasinya. Selain
itu dapat diketahui konsep dan prinsip
dalam mengelola bisnis yang sedang
tumbuh dan apa saja yang dilakukannya
untuk menjadikan usaha yang dikelolanya
menjadi sukses.
Martha Tilaar pemilik perusahaan
jamu dan kosmetika dengan produk merek
dagang Sariayu Martha Tilaar, saat ini
memayungi 11 anak perusahaan dan
memperkerjakan sekitar 6.000 karyawan.
Peraih gelar Doktor Kehormatan dalam
bidang Fashion and Artistry dari World
University Tuscon, Arizona, AS tahun 1984
ini memulai operasi bisnisnya dari titik nol.
Bermula dari garasi rumahnya tahun 1970
ia mendirikan salon kecantikan dan
membuat produk-produk kecantikan dari
bahan alam dengan merek dagang Sariayu
Martha Tilaar. Berdasarkan pendekatan
etnik Martha Tilaar berhasil menjalin
hubungan emosional dengan konsumen,
bahkan berhasil menyelamatkan biduk
bisnisnya dari hantaman krisis ekonomi.
Perjalanan bisnis Martha Tilaar tidak
selamanya mulus. Ia pernah mengalami
jatuh bangun atau pasang surut usaha.
Setelah bisnisnya mulai tumbuh ia
bekerjasama dengan Theresia Harsini
Setiadi dari PT Kalbe Farma. Mereka
sepakat membuka perusahan kosmetika
dan jamu, namanya PT Martina Berto, dan
meluncurkan Sariayu Martha Tilaar sebagai
produk pertama. Sepanjang 1988-1995 PT.
Martina Berto berkesempatan mengakuisisi
sejumlah perusahaan seperti PT Kurnia
Harapan Raya, PT Cempaka, PT Estrella , PT
Kreasi Boga. Kemudian tahun 1999 Martha
dan keluarganya berkesempatan membeli
seluruh saham PT Kalbe Farma yang ada
pada PT Martina Berto. Sejak itulah Martha
Tilaar
dan
keluarganya
menguasai
sepenuhnya PT Martina Berto, dan
melakukan
konsolidasi
perusahaan
digabungkan ke dalam Martha Tilaar group
yang terdiri dari lebih dari 10 anak
perusahaan.
Berdasarkan pengalaman Martha
Tilaar pada saat bisnis jamu dan
kosmetikanya sedang tumbuh ia memilih
jalan bergabung dengan perusahaan lain
(joint Venture) untuk meningkatkan modal,
setelah perusahaan mengalami kemajuan
yang amat pesat dan memperoleh
keuntungan
yang
melimpah
ia
berkesempatan membeli seluruh saham
sehingga kepemilikan perusahaan kembali
jatuh kepada Marta Tilaar.
Andre Wongso pengusaha sukses
di bidang bisnis percetakan menyatakan
bahwa pengembangan potensi diri menjadi
kunci penting dalam meraih kesuksesan
pengusaha. Dengan berbekal potensi diri
kesuksesan akan mudah diraih. Kesuksesan
tidak datang begitu saja tetapi memerlukan
proses panjang dan berliku dengan penuh
tantangan. Dalam mengembangkan potensi
diri ada tujuh karakteristik yaitu : (1)
mempunyai sikap mental positif terhadap
kesuksesan, (2) berani membuat keputusan
untuk
mencoba,
(3)
kemampuan
berkomunikasi dengan baik, (4) antusias
dan siap berjuang penuh totalitas, (5)
sukses membutuhkan orang lain, (6)
mampu mencipta dan memelihara nilai
kepercayaan, (7) tidak cepat puas diri dan
siap belajar terus.
Tri Andri Marjanto mulai meretas
kisah hidupnya sebagai mahasiswa Teknik
Arsitektur Universitas Brawijaya ketika
pada tahun 1995 mendirikan GAMA Fried
Chicken di Jl. Jawa no 14 Jember. Seiring
dengan makin beragamnya menu dan demi
memperluas brand awareness nama GAMA
Fried Chicken berganti menjadi GAMA
Ayam Goreng Resto & Steak dengan bumbu
dan rempah khas nusantara. Setelah
restorannya semakin tumbuh kemudian ia
mengajak pemilik restoran terkenal dari
Kuala Lumpur Malaysia untuk bekerjasama
mengembangkan sayap bisnisnya di
Malang Jawa Timur. Kemudian karena
citarasa yang unik pulalah yang mengantar
seorang pelanggan setia GAMA berniat
mengembangkan GAMA Ayam Goreng di
Palembang.
Dengan pertimbangan bahwa
usaha model waralaba adalah pilihan yang
menguntungkan
dan
praktis
maka
dibuatlah
payung
usaha
dengan
membenahi segala aspek komponen dan
elemen usaha. Setelah itu satu persatu
masuk investor baru yang siap menjadi
terwaralaba.Pada
Juli
2005
usaha
franchisenya dibangun di Purwoketo,
Surakarta, Cirebon, Jakarta, Medan, Palu.
Dari Tri Andri Marjanto dapat dipelajari
bahwa berwirausaha dengan modal
sentuhan bakat alam, mengawali usaha
dari titik nol, terus belajar, berlatih dan
mengembangkan diri menjadikan karakter
dan jiwa usaha mengakar sedemikian pada
semua bidang usaha CV. GAMA
INDONESIA.
Cara Mengatasi tantangan Pertumbuhan
Perusahaan
Pada
perusahaan
dengan
pertumbuhan yang terbatas, pengusaha
kemungkinan besar akan frustasi oleh
tersendatnya pertumbuhan perusahaannya
dan mempunyai bahaya terbesar untuk
gagal karena perusahaan mungkin akan
dipaksa untuk berupaya melakukan
pertumbuhan yang tidak dapat ditangani
pengusaha. Namun, pengusaha dapat
memperkerjakan
seorang
manajer
professional untuk menggantikan posisinya
sebagai CEO. Hal ini tidak berarti
pengusaha akan meninggalkan bisnisnya,
tetapi pengusaha akan mengelola bagian
lain seperti Litbang, produk baru, atau
pasar baru dimana kekuatannya dihargai
dengan tinggi.
Pengusaha dengan potensi kecil
untuk pertumbuhan perusahaan, tidak
mempunyai kemampuan untuk melakukan
transisi kepada pendekatan manajemen
professional dan tidak berkeinginan untuk
mengmbangkan bisnisnya. Bisnis ini
mempunyai potensi kecil untuk tumbuh
tetapi karena kemampuan yang terbatas
dari
pengusaha
untuk
menangani
pertumbuhan, perusahaan ini mungkin
malah akan berkinerja baik jika tetap
berada dalam skala yang lebih kecil.
Walaupun kemampuan pengusaha dan
sumber daya perusahaan yang ada dapat
membatasi kesempatan mengupayakan
pertumbuhan yang efektif, sumber daya
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
dapat diperoleh secara eksternal termasuk
dengan joint venture, akuisisi, merger, dan
lainya yang masing-masing menawarkan
berbagai keuntungan dan kerugian yang
berbeda dalam menyediakan sumber daya
untuk pertumbuhan yang efektif tetapi
semuanya
mengharuskan
pengusaha
menegosiasikan suatu hubungan baru.
Sebagai contoh negoisasi adalah elemen
kritis dalam pembentukan joint venture.
Kesimpulan
Pertumbuhan bisnis mempunyai
implikasi penting bagi perekonomian ,
perusahaan, dan pengusaha . Bisnis yang
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
tinggi dapat merangsang perekonomian,
meningkatkan daya saing internasionalnya,
dan mengurangi pengangguran. Bahkan
tingkat pertumbuhan menengah yang
dialami bisnis kecil dapat berdampak
dramatis bagi perekonomian karena
populasi dari perusahaan kecil sangat
banyak . Hal ini penting untuk mengakui
bahwa strategi pertumbuhan seringkali
melibatkan pengambilan risiko oleh
pengusaha, yang berarti terkadang mereka
tidak akan sukses. Usaha yang gagal
memberikan informasi bagi pengusaha
tersebut dan pengusaha lainnya, dan
belajar dari kegagalan memiliki dampak
positif yang penting bagi sebuah
perekonomian.
Pertumbuhan
menjadikan
perusahaan
lebih
besar,
sehingga
perusahaan mulai mendapat manfaat dari
keunggulan dari segi ukuran. Pertumbuhan
sebaliknya juga membawa sejumlah
tantangan
manajerial.
Pertumbuhan
memberikan tekanan pada sumber daya
keuangan,
sumberdaya
manusia,
manajemen pekerja, dan waktu pengusaha.
Ada sejumlah tindakan yang dapat
dilakukan oleh pengusaha untuk mengtasi
tekanan-tekanan ini dengan lebih baik dan
secara efektif mengembangkan bisnisnya.
Beberapa tekanan yang harus
dihadapi oleh pengusaha adalah tekanan
pada sumber daya keuangan yang sudah
ada, pengusaha seharusnya menerapkan
teknik kontrol keuangan yang lebih ketat,
pencatatan, dan pengelolaan persediaan.
Kemudian dalam mengatasi tekanan pada
sumberdaya manusia yang sudah ada,
pengusaha
harus
bisa
menjawab
pertanyaan dari berapa besar proporsi dari
tenaga kerja yang harus bekerja permanen
dan berapa besar proporsi yang bekerja
paruh waktu, juga harus siap memecat
tenaga kerja yang tidak kompeten, serta
memelihara kultur organisasi fungsional.
Penting bagi pengusaha untuk berinteraksi
dengan pekerja, sehingga ia dapat
menciptakan
semanga
tim:
memberlakukan komunikasi yang terbuka
dan sering membangun kepercayaan dan
memberikan umpan balik yang konstrukif;
memberikan fleksibilitas pada para pekerja
kunci untuk mengambil inisiatif dan
membuat keputusan tanpa takut gagal ;
dan memberikan pelatihan secara terusmenerus bagi pekerja. Selain itu untuk
mengatasi tekanan terhadap waktu
pengusaha, pengusaha harus dapat
memanfaatkan waktunya dengan lebih baik
sehingga
dapat
meningkatkan
produktifitas, meningkatkan kepuasan
kerja,
meningkatkan
hubungan
interpersonal dengan orang-orang didalam
dan diluar bisnis, mengurangi kegelisahan
dan ketegangan, bahkan meningkatkan
kesehatan. Manajemen waktu yang efektif
membutuhkan penerapan enam prinsip
dasar : keinginan, efektivitas, analisis, kerja
tim, perencanaan dengan prioritas, dan
analisis ulang.
Beberapa pengusaha yang kurang
mampu melakukan transisi terhadap
pendekatan manajemen yang lebih
professional, sementara pengusaha lainnya
mungkin tidak ingin melakukannya.
Pengusaha yang memiliki kemampuan yang
dibutuhkan
tetapi
tidak
ingin
melakukannya akan mengelola perusahaan
yang mempunyai potensi yang tidak dapat
digunakan atau perusahaan gaya hidup.
Pengusaha yang ingin mengembangkan
bisnisnya
tetapi
tidak
mempunyai
kemampuan yang cukup akan frustasi oleh
tersendatnya pertumbuhan perusahaan
dan paling rentan mengalami kegagalan
dalam bisnisnya, kecuali pengusaha
tersebut
mencari
pengganti
untuk
posisinya. Sedangkan pengusaha yang tidak
memiliki kemampuan yang dibutuhkan dan
keinginan untuk mengembangkan bisnisnya
mungkin akan menjalankan bisnis yang
memberinya pendapatan yang cukup jika
bisnisnya tetap pada skala yang kecil.
Referensi
Hisrich, Robert D, and Peters, Sheperd, Dean A, 2008,
Entrepreneurship The International Edition,
Terjemahan, Salemba Empat, Jakarta.
Journal of Management Studies Vol 40, No.8 , J
Wiklund dan DA Shepherd, 2003, Aspiring for
and Achieving Growth: The Moderating Role of
Resources and Opportunities.
Longenecker, JG, C.W. Moore, dan J.W. Petty, 2000.
Entrepreneurship, BUKU I Terjemahan,
Salemba Empat, Jakarta.
Longenecker, JG, C.W. Moore, dan J.W. Petty, 2000.
Entrepreneurship, BUKU 2 Terjemahan,
Salemba Empat, Jakarta.
Meredith G Geoffrey, 2002. Kewirausahaan : Teori
dan Praktek. Penerbit PPM. Jakarta
Suryana,2001. Kewirausahaan. Penerbit Salemba
Empat.Jakarta
Wongso,
Andrie, dan Ainur Rofiq, 2003.
Kewirausahaan dan Manajemen –Kiat
Sukses Membuka Peluang Kerja Bagi Diri
Sendiri, Proceeding Seminar Nasional
Kewirausahaan dan Manajemen, Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Brawijaya, Malang.
Download