Jurnal Kebidanan GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR MENGENAI PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KARANGTENGAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 Yayat Supriyatin PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN STIKes MITRA KENCANA TASIKMALAYA Intisari Antenatal care (ANC) yaitu suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan serta persalinan yang aman dan memuaskan. Tujuan antenatal care adalah untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal (Prawirohardjo, 2009). Hasil penelitian mengenai cakupan Kl di bawah 70%, cakupan K4 di bawah 60%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ada 3 yaitu: faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Sedangkan yang termasuk faktor predisposisi diantaranya : usia, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, motivasi, sikap, kepercayaan, tradisi, dan nilai. Sedangkan yang termasuk faktor pendukung adalah ketersediaan sarana-sarana kesehatan, dan yang terakhir yang termasuk faktor pendorong adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan (Nursalam & Efendi, 2008). Tujuan penelitian untuk mengetahui Gambaran Faktor-Faktor Mengenai Pelaksanaan Antenatal Care Di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Garut Tahun 2015. Rancangan penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif, jumlah sampel sebanyak 62 orang, pengambilan sampel secara total sampling. Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari obyek yang diteliti. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel. Hasil penelitian diperoleh Gambaran pengetahuan paling banyak berada pada kategori cukup (38,7%), usia berada pada rentang 21-35 (66,2%), pendidikan paling banyak SMA (58,1%), pekerjaan paling banyak tidak bekerja (66,1%), sikap paling banyak mendukung (51,6%) dan motivasi paling banyak berada pada kategori kurang (59,76%). Saran dari hasil penelitian ini agar bidan memberikan konseling dan bimbingan kepada ibu hamil untuk teratur melakukan pemeriksaan kehamilan. Kata Kunci Daftar Pustaka : Gambaran Faktor-Faktor Pelaksanaan ANC : 16 Buku (2007-2012) 1 2 DIPLOMA III MIDWIFERY PROGRAM STIKes MITRA KENCANA TASIKMALAYA Describing of the Antenatal Care Factors In Public Health Centre Karangtengah Regency of Garut Year 2015. Abstract Antenatal Care (ANC) that is a program which planned in the form of observation, education, and treatment of pregnant mother, to obtain pregnancy process and peaceful bearing and satisfy. The objective of Antenatal care is to take care of the mother healthy during a period of pregnancy, bearing, and child health and also to monitoring the baby borne healthy, watching possibility of existence of pregnancy risk and plan the optimal treatment to high risk pregnancy and also degrade the morbidity and mortality of mother and perinatal (Prawirohardjo, 2009). The Result of the research Coverage Kl under 70%, coverage K4 under 60%. The Factors that correlate with behavior there is 3 that is: predisposition factor, enabling factor, and reinforcement factor. Which is the include of the predisposition factors other things : age, education, work, knowledge, motivate, attitude, belief, tradition, and assess. Which is the include of enabling factor is the availibility of health facility, and the last which is the include of reinforcement factor is attitude and behavior of health worker (Nursalam & Efendi, 2008). The objective of the Research is to know about Describing of the Antenatal Care Factors In Public Health Centre Karangtengah Regency of Garut Year 2015. The design of the research used quantitative with approximately by descriptive, the amount of sample as much 62 peoples, intake totally sampling. Analyse the univariat conducted to every variable from accurate obyject. Generally this analysis only yield the distribution of frequency and percentage of each variable. The describing of the Knowledge most enough category, age be at to span 21-35, education at most Senior High School, works most unworking, attitude at most supporting and motivate at most be at the less category. Suggestion from this research result so that midwife give the conselling and tuition to pregnant mother to regular conduct the pregnancy controlling. Keyword : Describing of The Antenatal Care Factors Bibliography : 16 Book ( 2007-2012) 3 PENDAHULUAN Komplikasi kehamilan merupakan salah pada tahun 2025, dan menurunnya AKI satu penyebab masih tingginya angka dari 262 per 100.000 kelahiran hidup kematian ibu (AKI) di Indonesia sampai pada tahun 2010 menjadi 74 per 100.000 saat ini, yaitu perdarahan sebanyak 28% kelahiran dan keracunan kehamilan (eklampsi) (Kemenkes, 2013). sebanyak 24%. AKI di Indonesia pada Di Provinsi Jawa Barat tahun 2013 tahun 2012 sebesar 229 per 100.000 Angka Kematian Ibu (AKI) maternal kelahiran hidup, tahun 2013 sebesar 242 cukup tinggi yaitu mencapai 98 per per 100.000 kelahiran hidup dan pada 1.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka tahun 2014 masih Kematian juga cukup tinggi hidup pada Bayi tahun (AKB) 2025 sedikitnya yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup mencapai 38 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2013). (Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2012). Di Perhatian dunia terhadap kematian Kabupaten Garut pada tahun 2013 angka ibu melahirkan tergolong sangat besar. kematian bayi (AKB) masih mencapai Dalam internasional 42,12 per 1000 kelahiran hidup dan Millenium Development Goals (MDGs), angka kematian ibu (AKI) 206,24 per penurunan kematian ibu melahirkan 100.000 menjadi salah satu dari delapan tujuan Kabupaten Garut, 2014). Umumnya (goals) yang dirumuskan. Komitmen angka kematian ibu disebabkan karena tersebut dituangkan Indonesia dalam penanganan arah pembangunan jangka panjang persalinan yang kurang baik, seperti kesehatan Indonesia tahun 2005-2025, pemeriksaan saat kehamilan yang tidak yakni meningkatkan derajat kesehatan dilakukan serta persalinan ditolong oleh masyarakat melalui peningkatan akses tenaga non kesehatan, padahal untuk terhadap menjaga kesehatan janin dan ibu saat komitmen pelayanan kesehatan yang mencakup menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) (Dinkes kehamilan dan hamil sangat dibutuhkan. 1.000 Salah satu upaya untuk menurunkan tahun 2010 AKI yaitu dengan antenatal care (ANC) menjadi 15,5 per 1.000 kelahiran hidup yaitu suatu program yang terencana hidup 32,3 saat hidup per kelahiran dari kelahiran pada 4 berupa dan Di Jawa Barat cakupan kunjungan penanganan medik pada ibu hamil, untuk antenatal care belum tercapai sesuai memperoleh suatu yang ditargetkan, berdasarkan data dari serta observasi, edukasi, proses persalinan yang memuaskan. kehamilan aman dan Tujuan antenatal care profil kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2014 didapatkan adalah untuk menjaga agar ibu sehat cakupan selama masa kehamilan, persalinan, dan sedangkan nifas serta mengusahakan bayi yang pencapaian cakupan untuk Puskesmas dilahirkan sehat, memantau K4 sebesar 84 % dengan target K4 kemungkinan adanya risiko-risiko sebesar 90 %. Sedangkan target untuk merencanakan cakupan K4 di Puskesmas Karangtengah penatalaksanaan yang optimal terhadap Kabupaten Garut tahun 2014 baru kehamilan serta mencapai 76,23% menurunkan morbiditas dan mortalitas mencapai target ibu dan perinatal (Prawirohardjo, 2009). Karang Tengah, 2014). kehamilan dan risiko Rendahnya menunjukkan tinggi pencapaian bahwa sebesar 86,95% targetnya Berdasarkan 100%, dan masih 90% data %, belum (Puskesmas diatas belum petugas tercapainya target K4, salah satunya kepada ibu masih perlu ditingkatkan. disebabkan mungkin karena pemahaman Sedangkan K4 kontak minimal 4 kali tentang pedoman Kesehatan Ibu dan selama Anak masa akses K1 K4 pencapaian kehamilan untuk (KIA) khususnya kunjungan mendapatkan pelayanan antenatal, yang pemeriksaan kehamilan masih kurang, terdiri atas minimal 1 kali kontak pada sehingga masih ditemukan ibu hamil trimester yang belum pertama, satu kali pada mengetahui pentingnya trimester kedua, dan dua kali pada pemeriksaan kehamilan secara teratur. trimester ketiga. Cakupan K4 di bawah Menurut Prawirohardjo (2009) faktor- 60% (dibandingkan jumlah sasaran ibu faktor hamil dalam kurun waktu satu tahun) pelaksanaan kunjungan antenatal care menunjukkan pelayanan adalah usia, paritas, pendidikan dan memadai. pengetahuan, antenatal kualitas yang belum yang berhubungan sikap, dengan motivasi dan Rendahnya K4 menunjukkan rendahnya pekerjaan. Usia kehamilan seorang ibu kesempatan sebaiknya pada umur 20 - 35 tahun, untuk menjaring menangani risiko tinggi obstetrik. dan karena masa ini merupakan masa yang 5 aman untuk hamil. rahim dan bagian meningkatkan oksigenasi. Selain itu, tubuh mobilisasi mempunyai efek terhadap lainnya sudah siap untuk menerima kehamilan. berbagai sistem dalam tubuh yang akan Untuk itu peranan bidan harus mampu membantu dan terampil memberikan pelayanan penyembuhan luka. Penyembuhan luka sesuai dengan standar yang ditetapkan adalah keadaan luka post operasi dengan khususnya bidan sebagai ujung tombak tidak ada tanda-tanda infeksi mempercepat proses dalam melayani ibu hamil. Dengan peran serta yang proaktif dari petugas supervisi METODOLOGI PENELITIAN sebagai penyelia untuk bidan diharapkan Rancangan penelitian kuantitatif percepatan penurunan angka kematian dengan pendekatan deskriptif. Metode ibu ini dan bayi meningkatkan di Indonesia cakupan serta bertujuan untuk memperoleh kunjungan gambaran tentang gejala-gejala yang pertama ibu hamil (K1), kunjungan diteliti pada saat sekarang. Kemudian keempat ibu hamil (K4), dan semua dicari jawaban bagi pemecahan masalah persalinan harus ditolong oleh tenaga atau kesehatan terlatih, semua komplikasi Populasi obstetri mendapat pelayanan rujukan penelitian ini adalah ibu hamil pada yang adekuat, semua perempuan dalam bulan Juni 2015 dengan jumlah ibu usia reproduksi (Prawirohardjo, 2009). hamil sebanyak 62 orang. Besar sampel Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Gambaran Faktor-Faktor fenomena-fenomena yang ingin yang diteliti ada. dalam penelitian sebanyak 62 orang pasien. di wilayah kerja Puskesmas Karangtengah Mengenai Pelaksanaan Antenatal Care di Kabupaten Puskesmas penelitian dilakukan pada tanggal 01 Karangtengah Kabupaten Garut Tahun 2015. Menurut Perry & Potter (2005) menggerakkan normal, mobilisasi bagian untuk tubuh membantu meningkatkan kekuatan relaksasi waktu Juni 2015 sampai dengan 09 Juni 2015. Teknik analisis data digunakan secara untuk mengetahui gambaran variabel dalam yang diukur dilakukan analisis secara menstimulasi sirkulasi, mempertahankan membangun dengan adalah mengembangkan ketahanan fungsi sendi, dan Garut otot, dan univariat. 6 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Usia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Garut Tahun 2015 A. HASIL PENELITIAN 1. Pengetahuan Distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil No Usia (Tahun) 1 ≤ 20 2 21-35 3 > 35 Jumlah yang melaksanakan pemeriksaan kehamilan dapat Frekuensi 3 41 18 62 Persentase (%) 4,8 66,2 29,0 100 dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel Berdasarkan tabel 5.1 diketahui 5.1 Distribusi Frekuensi bahwa sebagian besar responden Pengetahuan Pada Ibu Hamil di Puskesmas berada pada kategori usia 21-35 Karangtengah tahun yakni sebanyak 41 orang Kabupaten Garut Tahun 2015 (66,2%) No Pengetahuan Frekuensi (%) Kurang 22 35,5 2 Cukup 24 38,7 3 Baik 16 25,8 Jumlah 62 100 3. (4,8%). 3. Pendidikan pendidikan Berdasarkan tabel 5.4 diketahui (38,7%) kategori berada cukup, dalam sedangkan frekuensi ibu mengenai hamil yang melaksanakan antenatal care dapat bahwa pengetahuan ibu sebagian orang kecil tahun yakni sebanyak 3 orang Distribusi besar responden yakni sebanyak 24 sebagian responden berada pada usia ≤ 20 Persentase 1 dan dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Pada Ibu Hamil di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Garut Tahun 2015 sebagian kecil responden yakni sebanyak 16 orang (25,8) berada dalam kategori baik. No Pendidikan 1 2 3 2. Usia Frekuensi Persentase (%) Rendah 26 41,9 Cukup 36 58,1 Tinggi Jumlah Distribusi frekuensi mengenai usia ibu hamil pemeriksaan yang melaksanakan kehamilan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : 0 0 62 100 7 Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa sebagian besar pendidikan responden dalam kategori cukup Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sikap Pada Ibu Hamil di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Garut Tahun 2015 yakni SMA sebanyak 36 orang (58,1%) dan responden sebagian berpendidikan No Sikap kecil 1 Tidak Mendukung rendah 2 Mendukung Jumlah yakni SD/SMP sebanyak 26 orang Frekuensi Persentase (%) 30 48,4 32 62 51,6 100 (41,9%). Berdasarkan tabel 5.5 diketahui 4. Pekerjaan bahwa sikap ibu hamil sebagian Distribusi frekuensi mengenai pekerjaan ibu hamil dapat dilihat pada tabel di bawah ini : orang (51,6%) menyatakan mendukung dalam melaksanakan Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pada Ibu Hamil di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Garut Tahun 2015 No besar responden yakni sebanyak 32 Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) 1 Tidak Bekerja 41 66,1 2 Bekerja 21 33,9 Jumlah 62 100 antenatal care atau pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Garut. 6. Motivasi Distribusi frekuensi motivasi ibu mengenai hamil yang melaksanakan antenatal care dapat Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil tidak bekerja yakni sebanyak 41 orang (66,1%) dan sebagian kecil dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Motivasi Pada Ibu Hamil di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Garut Tahun 2015 ibu hamil yakni sebanyak 21 orang (339,%) bekerja. 5. Sikap No Motivasi 1 2 Frekuensi Persentase (%) Kurang 37 59,7 Baik 25 40,3 Jumlah 62 100 Distribusi frekuensi sikap ibu hamil yang melaksananan pemeriksaan kehamilan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa sikap ibu hamil sebagian besar responden yakni sebanyak 37 orang (59,7%) memiliki motivasi 8 kurang untuk melaksanakan Hasil penelitian mengenai antenatal care atau pemeriksaan pengetahuan cukup ini didukung kehamilan pula dari hasil penelitian mengenai di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Garut. pendidikan yang sebagian besar adalah lulusan SMA yang diasumsikan oleh peneliti sudah B. Pembahasan cukup 1. Pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian untuk memahami mengetahui dan tentang pemeliharaan sesuai tabel 5.1 diketahui bahwa kesehatan. Hasil ini sejalan juga pengetahuan ibu sebagian besar dengan pendapat Notoatmodjo responden yakni sebanyak 24 (2010) bahwa pengetahuan orang merupakan (38,7%) berada pada indikator seseorang kategori cukup. Sebagian besar dalam melakukan tindakan. Jika responden memiliki pengetahuan seseorang cukup artinya ibu hamil telah pengetahuan yang baik terhadap cukup kesehatan maka orang tersebut akan memahami tentang memiliki perlunya pelaksanaan antenatal memahami care. Menurut Azwar (2009) kesehatan dan memotivasi diri untuk pengetahuan merupakan dasar diaplikasikan dalam kehidupannya. pembentukan Ibu artinya sikap seseorang menunjukkan sikap seseorang akan untuk pentingnya dasar hamil pengetahuan yang yang menjaga memiliki baik tentang kesehatan selama kehamilan akan melakukan sesuatu sesuai dengan termotivasi pengetahuan yang dimilikinya. kehamilannya dengan melakukan Sebagian antenatal care yang teratur. besar pengetahuan/kognitif merupakan domain untuk yang sangat terbentuknya penting untuk menjaga 2. Usia Berdasarkan hasil penelitian perilaku sesuai tabel 5.2 diketahui bahwa seseorang, perilaku yang didasari sebagian besar responden berada pengetahuan akan lebih langgeng pada kategori daripada kehamilan yaitu usia 21-35 tahun pengetahuan. tidak didasari usia baik untuk yakni sebanyak 41 orang (66,2%). 9 Dengan demikian ibu yang sedang kali dibandingkan dengan ibu yang hamil berada pada usia kategori baik berumur kurang dari 20 tahun dan dan lebih dari 35 tahun. sehat karena berada pada kisaran usis 21-35 tahun. 3. Pendidikan Usia sangat mempengaruhi proses reproduksi, seorang Berdasarkan hasil penelitian ibu sesuai tabel 5.3 diketahui sebagian sebaiknya hamil pada umur 20 - 35 besar pendidikan responden dalam tahun, karena masa ini merupakan kategori masa yang aman untuk hamil. Mulai sebanyak 36 orang (58,1%). Melihat umur 20 tahun, rahim dan bagian hasil tubuh lainnya sudah siap untuk pendidikan, peneliti mengasumsikan menerima kehamilan. Selain itu bahwa pendidikan responden berada pada umur tersebut biasanya wanita pada kategori cukup memahami sudah merasa siap untuk menjadi mengenai seorang ibu (Depkes, 2011). care karena responden lulusan SMA Berdasarkan hasil penelitian cukup yakni penelitian mengenai pelaksanaan dasar dari sebagian responden (66,2%) sehingga atau sebanyak 41 orang berusia pemeriksaan kehamilan. ibu-ibu yang paling banyak antenatal yang telah melewati pendidikan menunjukan bahwa usia ibu lebih antara 21-35 tahun dan merupakan SMA dan menengah paham pertama mengenai Hasil penelitian inipun sesuai dengan pendapat Notoatmodjo melakukan pemeriksaan kehamilan. (2010) pada umumnya semakin Hasil ini menunjukan tidak adanya tinggi kesenjangan antara hasil penelitian semakin dengan dipertegas penelitian teori. Hasil pendidikan baik pula seseorang, tingkat ini juga pengetahuannya. berdasarkan hasil pendidikan yang tinggi berkaitan Hariastuti (2010) dengan pemahaman Tingkat mengenai diperoleh analisis bahwa ibu yang masalah kesehatan dan kehamilan berumur 20-35 tahun mempunyai yang mempengaruhi sikap terhadap peluang kehamilan 1,56 kali untuk memanfaatkan pelayanan antenatal sebanyak lebih atau sama dengan 4 maupun dalam pemenuhan gizi selama kehamilan. 10 Hasil ini sejalan dengan tidak mampu untuk menyediakan Notoatmodjo (2010) dana bagi pemeriksaan kehamilan yang dan kebutuhan lainnya. Masalah tinggi berkaitan dengan pemahaman yang timbul pada keluarga dengan mengenai masalah kesehatan dan tingkat ekonomi rendah ibu hamil kehamilan kekurangan pendapat bahwa tingkat pendidikan yang mempengaruhi energi dan protein sikap terhadap kehamilan maupun (KEK) hal ini disebabkan tidak dalam mampunya pemenuhan gizi selama keluarga untuk kehamilan. Pendidikan yang cukup menyediakan kebutuhan energi dan berdampak protein yang dibutuhkan ibu selama kepada pemeliharaan kesehatan kehamilan akan baik pula. Hasil ini juga dipertegas kehamilan (Sarwono, 2010). dari Hal ini erat kaitannya dengan penelitian Sarminah (2010) yang pendapatan yang tampaknya hanya mengungkapkan terdapat hubungan bersumber antara tingkat pendidikan ibu hamil suami. Tingkat ekonomi keluarga dengan rendah keteraturan pemeriksaan kepada akan penghasilan kesulitan untuk kehamilan. menyediakan dana bagi pemeriksaan 4. Pekerjaan kehamilan, sehingga kecenderungan ibu Berdasarkan hasil penelitian tidak bekerja yakni sebanyak 41 orang terpenuhi bekerja maka peneliti asumsikan Hasil berpengaruh terhadap kesehatan. Tingkat ekonomi rendah, keluarga secara umum kemungkinan besar dari hasil pekerjaan penelitian menunjukan penelitian dengan teori. terhadap ekonomi. Tingkat ekonomi akan kebutuhan tidak ada kesenjangan antara hasil bekerja untuk memenuhi kebutuhan berpengaruh tetapi suaminya. dari suami saja. Bekerja atau tidak hidup bekerja sehari-hari ibu dan keluarga dapat (66,1%). Karena ibu hamil tidak berasal memeriksakan dari sisi lain mungkin saja ibu hamil sebagian besar ibu hamil tidak hanya tidak kehamilan (Sarwono, 2010). Namun sesuai tabel 5.4 diketahui bahwa penghasilan hamil 5. Sikap Berdasarkan hasil penelitian sesuai tabel 5.5. diketahui bahwa sikap ibu hamil lebih dari sebagian 11 responden yakni sebanyak 32 orang seseorang untuk menjaga kesehatan (51,6%) menyatakan mendukung ibu hamil. dalam melaksanakan antenatal care 6. 6. Motivasi atau pemeriksaan kehamilan Puskesmas di Berdasarkan hasil penelitian Karangtengah sesuai tabel 5.6 diketahui bahwa Pernyataan sikap ibu hamil lebih dari sebagian mendukung disini asumsi peneliti responden yakni sebanyak 37 orang bahwa responden memberikan (59,7%) memiliki motivasi kurang respon yang terhadap untuk melaksanakan antenatal care Kabupaten Garut. baik pelaksanaan antenatal care. Hal ini atau sesuai Puskesmas dengan hasil penelitian mengenai pendidikan yang sebagian besar adalah lulusan SMA, artinya pemeriksaan kehamilan di Karangtengah Kabupaten Garut. Hasil penelitian ini pendidikan responden telah cukup menunjukan bahwa motivasi ibu untuk hamil lebih dari sebagian responden memahami pentingnya pemeliharaan kesehatan terutama kurang. Pernyataan istri yang sedang hamil untuk secara pengetahuan melakukan responden perawatan masa baik, ini artinya dan namun sikap secara kehamilan. Hal ini sejalan dengan motivasi kurang, hal ini wajar, pendapat dalam karena individu dipengaruhi oleh Fauzia, 2012) yang mengatakan Ibu faktor lain selain faktor pengetahuan hamil yang memiliki sikap positif dan sikap yang baik yaitu adanya terhadap faktor Yeyeh (2009, antenatal care lebih ekstern yang banyak melakukan antenatal care meningkatkan daripada ibu dengan sikap negatif individu melalui dukungan untuk terhadap antenatal care (Yeyeh dkk, melaksanakan 2008 dalam Fauzia, 2012). Hasil kehamilan. penelitian memperlihatkan diberikan oleh keluarga serta dari bahwa tidak terjadi kesenjangan petugas kesehatan itu sendiri yang antara hasil penelitian dengan teori, disampaikan melalui penyuluhan. artinya sikap menentukan perilaku Hal ini sesuai dengan pendapat ini juga dapat motivasi pemeriksaan Dukungan dapat Nursalam (2008) mengenai faktor- 12 faktor yang mempengaruhi motivasi besar ada yaitu cukup yaitu 58,1%. faktor internal berupa ketahanan fisik, proses kehilangan, 4. Gambaran pada pekerjaan kesadaran diri untuk self care, tentang kebutuhan untuk mempertahankan besar ada pada diri dan Spiritual. Faktor ekstern bekerja yaitu 66,1%. yaitu berupa penyuluhan, dukungan keluarga, tersedianya 5. antenatal kategori ibu care hamil sebagian kategori tidak Gambaran sikap ibu hamil tentang dana, antenatal care sebagian besar ada lingkungan terapeutik, tersedianya pada kategori mendukung yaitu program 51,6%. (kualitas hidup) dan dukungan petugas kesehatan (Orem, 2001 dalam Nursalam, 2008). 6. Gambaran tentang Oleh karena petugas kesehatan dalam hal ini bidan untuk selalu motivasi antenatal besar ada pada ibu care hamil sebagian kategori kurang yaitu 59,7%. meningkatkan dalam memberikan penyuluhan agar para ibu hamil dapat lebih termotivasi untuk B. Saran-Saran 1. Untuk Puskesmas melakukan pemeriksaan kehamilan Untuk meningkatkan peran secara teratur. masyarakat terutama ibu hamil dalam melaksanakan perawatan KESIMPULAN DAN SARAN kehamilan, perlu meningkatkan A. Kesimpulan penyuluhan 1. Gambaran pengetahuan ibu hamil pentingnya besar ada pemeriksaan kategori cukup yaitu 38,7%. 2. Gambaran usia ibu hamil tentang masyarakat lebih memahami dan termotivasi tentang antenatal care sebagian pada agar melaksanakan kehamilan untuk kesehatan janin dan ibu. 2. Untuk Bidan antenatal care sebagian besar ada Agar terus memberikan arahan pada kategori usia 21-35 tahun dan motivasi kepada ibu hamil yaitu 66,2%. untuk melakukan pemeriksaan 3. Gambaran pendidikan ibu hamil tentang antenatal care sebagian kehamilan dan bahaya bila tidak 13 melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. 4. Untuk Peneliti Selanjutnya Hasil 3. Untuk Pemerintah Setempat penelitian diharapkan Perlu dibuat kebijakan lebih sebagai dapat acuan ini dijadikan bagi peneliti lanjut dengan bekerjasama antara selanjutnya untuk meneliti lebih puskesmas dengan pemerintah lanjut kecamatan dan pemerintah desa lainnya yang berkaitan dengan serta tokoh masyarakat dalam pemeriiksaan kehamilan seperti penyediaan perilaku ibu dalam pelaksanaan perlengkapan dan tentang faktor-faktor fasilitas pelayanan pemeriksaan pemeriksaan kehamilan, kehamilan (Polindes) agar bidan dukungan keluarga dan petugas dapat bekerja dengan baik. kesehatan (bidan).operasi. DAFTAR PUSTAKA Azwar,S.(2009). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Depkes, (2012). Pedoman Pelayanan Antenatal. Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar. Jakarta Henrdawan, Kurnia. 2009. Kiat Jitu Tangkal Penyakit. Jakarta.Penerbit Best Publisher Indrayani. (2011). Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta : Trans Info Media Manuaba, Ida Ayu, dkk, (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC Marni. (2013). Perbedaan Antara Relaksasi Dengan Kompres Terhadap Penurunan Skala Nyeri Haid Pada Remaja Putri Di Akper Giri Satria Husada Wonogiri. Tesis, Universitas Sebelas Maret Surakarta, diunduh pada tanggal 8 November 2013 di http: //digilib.unimus.ac.id. Meilani, Niken, dkk. (2009). “Kebidanan Komunitas”. Yogyakarta : Fitramaya Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 14 Nursalam & Efendi, F (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Prawirohardjo, Sarwono. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Rukiyah, AY dkk. (2009). Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media Saifudin, Abdul Bari. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo Wibowo B. (2007). Kehamilan Ektopik. Dalam : Ilmu Kebidanan. Edisi III. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan. Pustaka Sarwono Prawirohardjo Jakarta : Yayasan Bina Yeyeh, A. Rukiyah, dkk. (2009). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media.