Judul Media : Ribuan Unggas di Banyuwangi Mati : Kompas Wartawan 23 Tanggal : Mar Nada Pemberitaan 2016 Halaman : 22 : NTT : Negatif Ribuan Unggas di Banyuwangi Mati BANYUWANGI. KOMPAS -Ribuan unggas di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mati akibat serangan virus H5N1 atau flu burung selama sebulan terakhir. Penanganan berupa penyemprotan desinfektan dan pemusnahan unggas sudah dilakukan tetapi virus tersebut masih menjalar. Flu burung menyerang peternakan unggas di Dusun Wri-nginanom. Desa Sumberejo. Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. Hingga Selasa (22/3), itik, entok. dan ayam yang mati sekitar 5.000 ekor. Itu belum termasuk unggas milik warga lain di luar peternakan. Ketua Kelompok Ternak Unggas Tegar M Imam (30) mengatakan, itik dan ayam miliknya yang berjumlah 200 ekor habis tak bersisa. Ayam dan itik awalnya sehat-sehat, tetapi pagi harinya lima ekor mati tergeletak di dalam kandang. Hari berikutnya ada yang mati lagi hingga semuanya mati. Terakhir, ayam jago yang jadi indukan saya yang mati. Saat dilakukan tes cepat, temyata ayam dan itik saya kena virus flu burung," kata Imam. Virus itu pun menyerang ternak lain di kelompoknya. Teguh Dipo (30) bahkan harus kehilangan 600 itik, entok, dan ayam dalam sebulan ini Terakhir pada Selasa siang, ia membakar lagi lima itik yang mati berikut 60 butir telurnya karena khawatir terus menularkan virus pada HO ekor unggas yang masih tersisa Saat ditemui di rumahnya. Teguh bersama peternak lain sedang mengadakan pertemuan untuk pembasmian unggas mati secara menyeluruh- Mereka juga mempersiapkan masker, sarung tangan karet, dan desinfektan sebagai bagian dari persiapan sterilisasi kandang. Menurut Teguh, kematian unggas terus terjadi, bahkan se-tiap hari Dari 110 unggas yang tersisa, tak semua dalam kondisi sehat, ada beberapa yang mulai lemah dengan mata dan hidung berlendir. Menurut Teguh, ciri-ciri itu yang didapati pada unggasnya pada beberapa jam sebelumnya. "Gejalanya sama, unggas tak mau makan, tak bisa berdiri, bola mata bahkan pecah, sampai akhirnya mati. Gejala itu tidak menunggu berhari-hari Kadang malah malam masih sehat, paginya sudah mati," papar Teguh. Kematian ribuan unggas itu membuat banyak peternak setempat gulung tikar karena tidak sanggup lagi menutup kerugian. Teguh, misalnya, harus menanggung kerugian lebih kurang Rp 35 juta. Padahal, modal beternak itik sebesar Rp 35 juta didapatkan dari pinjaman pada salah satu bank di Banyuwangi Saroni. petani lain, kini juga kebingungan. Ia tidak punya penghasilan lain selain beternak. Ia juga belum berani memulai usaha baru karena khawatir bakal rugi lagi Menurut Imam, kelompoknya sudah kehabisan akal menghadapi serangan flu burung. Merekajuga kesulitan untuk bangkit "Oleh dinas peternakan, kami akan diberi rekomendasi berupa surat yang menyatakan ternak kami mati akibat wabah, ini melegakan setidaknya bisa menjadi bukti pada bank jika kami gagal bayar. Namun, semoga saja ada solusi lain karena kami juga menggantungkan hidup dari usaha ternak," katanya. Dinas Peternakan Kabupaten Banyuwangi telah mengeluarkan kebijakan pelarangan perdagangan unggas di dari dan ke dusun tersebut untuk mengurangi risiko menyebarnya virus H5N1. Menurut Kepala Dinas Peternakan Heru Susanto, pihak Balai Besar Veteriner dari Yogyakarta juga telah mengambil sampel hewan yang terinfeksi dan secara rapid test dinyatakan terkena flu burung. Kini peternak diminta untuk melakukan pembasmian pada bangkai "ngga-; dan menyemprotkan desinfektan secara teratur. Kasus kematian unggas sebenarnya tak sekali ini dialami warga di daerah Gambiran. Menurut Imam, kematian unggas biasa terjadi terutama saat cuaca tak menentu seperti bulan-bulan saat ini Namun, biasanya jumlah unggas yang mati hanya kurang dari 5 ekor dalam kurun sebulan. Permintaan vaksin flu burung juga telah diajukan kepada pemerintah pusat sebanyak 25XKX) vaksin. Heru berharap virus itu tak sampai menyebar ke daerahlain Sebelumnya, flu burung diketahui menyerang peternakan unggas di Banyuwangi pada Desember 2012. Flu tersebut sudah mulai menyerang itik dan entok yang sebelumnya hanya menjadi agen pembawa virus saja. (NTT) Kategori : 5.5 P2PL , Eselon I P2P , P2P