tugas akhir filsafat ilmu dan logika - 201531196

advertisement
TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA
HUBUNGAN ANTARA FLU BURUNG DENGAN
PEMANASAN GLOBAL
Di susun oleh :
Dara Desyaila Putri (201531196)
Sesi 06
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Jalan Arjuna Utara No.9, Kebon Jeruk – Jakarta Barat 11510
021 – 5674223 (hunting) 021 – 5682510 (direct) Fax : 021 – 5674248
Website: www.esaunggul.ac.id, email: [email protected]
ADAKAH HUBUNGAN ANTARA FLU BURUNG DENGAN PEMANASAN
GLOBAL?
A. MASALAH
Adakah hubungan antara flu burung dengan pemanasan global?
B. KERANGKA TEORI
1. Flu burung
1) Pengertian Flu Burung
Flu Burung (Avian Influenza/AI) adalah penyakit berbahaya kategori I
yang dapat menyerang unggas dan manusia. Flu Burung yang sering dikenal
juga dengan istilah Fowl plaque merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh virus influenza yang menyerang berbagai unggas, termasuk
unggas darat maupun air. Pada unggas air seperti bangau, belibis dan bebek
liar virus sudah beradaptasi dengan inangnya sehingga tidak menyebabkan
penyakit namun tetap menjadi pembawa (reservoir) yang berbahaya.
Sedangkan unggas domestik seperti ayam dan kalkun rentan terhadap virus
AI. Virus influenza yang terganas sepanjang sejarah adalah H1N1 yang telah
menyebabkan kematian jutaan manusia, terjadi pada tahun 1918 dan dikenal
sebagai wabah Spanish Flu.
2) Penyebab Flu Burung
Virus influenza merupakan virus RNA yang memiliki sifat mudah
mengalami mutasi, tergolong dalam Famili Orthomyxoviridae dengan genus
Ortho-myxovirus. Virus ini memiliki beberapa tipe, antara lain: A, B dan C. Tipe
A menyerang unggas, manusia, babi, kuda dan mamalia lain. Sedangkan tipe B
dan C hanya menyerang manusia. Virus memiliki amplop yang mengandung dua
bagian penting pada permukaan antigen dan menentukan sifat patogenitas virus.
Bagian tersebut adalah hemaglutinin (HA) dan neuraminidase (NA). Sampai saat
ini telah diketahui lebih dari 100 strain viruis. Pada Tipe A sudah dikenal antara
lain: H1N1, H5N1, H3N2.
Pada umumnya virus influenza memiliki hospes (inang) yang spesifik
(specific host) sehingga virus yang menginfeksi burung tidak akan menginfeksi
manusia atau sebaliknya. Namun dalam perkembangannya sifat mutasi virus
menyebabkan perubahan sifat virus iyang disebut “antigenic shift”, yaitu
perubahan sebagai akibat akumulasi mutasi pada genomnya. Bisa juga berupa
“antigenic drift”, yaitu persilangan genom antara virus influenza tipe yang
berbeda. Sebagai contoh varian H5N1 yang awalnya hanya menyerang unggas
namun dengan perantara (mixing vessel) babi menghasilkan virus influenza yang
dapat pula menyerang manusia.
Sifat-sifat virus AI pada unggas, antara lain peka terhadap faktor-faktor
lingkungan, seperti: panas, pH yang ekstrim, kondisi non isotonis, kering. Virus
mati pada pemanasan 60°C selama 30 menit dan 56°C selama 3 jam. Peka
terhadap pelarut lemak, seperti deterjen, peka juga terhadap desinfektan, antara
lain formalin, β- propiolakton, cairan yang mengandung iodine, eter, larutan
asam, ion ammonium, dan klorida. Tahan beberapa lama (30 -35 hari) dalam
tubuh unggas terutama dalam sektreta dari hidung dan mata serta ekskreta feses.
3) Keganasan Flu Burung
Berdasarkan pada gejala klinis yang ditimbulkan, virus flu burung
diklasifikasi menjadi dua yaitu low pathologenic (LPAI) yang bersifat kurang
ganas dan highly pathologenic (HPAI) yang bersifat ganas. Sebagian besar
virus flu burung termasuk LPAI. Gejala yang ditimbulkan jenis virus ini
ringan yaitu berupa gejala saluran pernapasan ringan, depresi, penurunan
produksi telur pada ayam petelur. Tetapi beberapa galur LPAI dapat
mengalalmi mutasi dilapangan menjadi virus HPAI. Virus yang sangat ganas
menyebabkan highly pathogenic avian influenza (HPAI) yang dapat
menyebabkan kematian mencapai 100%. Diantaranya termasuk ke dalam
subtipe H5 dan H7. Akan tetapi tidak semua virus dalam subtipe tersebut
menyebabkan HPAI. Tanda-tanda HPAI pada unggas adalah mati tiba-tiba
tanpa gejala klinis atau bisa terlihat ayam lemas, terjadi penurunan produksi
telur, kerabang telur melunak, pembengkakan dikepala, kebiruan pada pial
kepala, kemerahan pada kaki, keluar ingus, batuk, bersin dan diare.
4) Gejala Terjangkitnya Flu Burung
Gejala klinis yang bisa dikenali pada unggas penderita AI, antara lain
jengger dan kulit yang tidak berbulu berwarna biru (sianosis. Beberapa kasus
mati mendadak, tanpa gejala klinis. Terjadi abnormalitas pada sistim
pernapasan, pencernaan dan syaraf serta reproduksi. Pada gejala awal
ditemukan adanya penurunan napsu makan, diare, lemah, penurunan
produksi telur, gangguan pernapasan berupa batuk, bersin, menjulurkan leher,
hiperlakrimasi (leleran mata berlebih), dan bulu kusam.
Gejala klinis pada manusia penderita AI, antara lain adalah penderita
mengalami demam (38°C), sakit tenggorokan, batuk, beringus, infeksi mata,
nyeri otot, sakit kepala, lemas dan dalam waktu singkat dapat menjadi lebih
berat dengan terjadinya peradangan paru-paru (pneumonia) dan kematian.
Perlu waspada jika kejadian influenza terjadi pada manusia yang kira-kira 7
hari terakhir telah kontak dengan unggas dan unggas tersebut sakit atau mati
dengan gejala klinis mengarah pada penyakit flu burung.
2. Pemanasan Global
1) Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan
bumiakibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer.
Pemanasan Global diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya
curah hujan di beberapabelahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan
erosi. Sedangkan, di belahan bumilain akan mengalami musim kering yang
berkepanjangan disebabkan kenaikansuhu.
2) Penyebab pemanasan global

Efek rumah kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari.
Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang
pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai
permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian
panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini
sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon
dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang
yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan
di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gasgas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan
semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin
banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

Efek umpan balik
Efek-efek dari agen penyebab pemanasan global juga
dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya.
Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan
akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan
pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap
ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca,
pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di
udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air.
Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan
oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini
meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif
udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara
menjadi menghangat).Umpan balik ini hanya dapat dibalikkan secara
perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek-efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek
penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan
radiasi infra merah balik ke permukaan, sehingga akan meningkatkan
efek pemanasan.

Variasi Matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari
Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari
awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini.
Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek
rumah
kaca
memanaskan
adalah
stratosfer
meningkatnya
sebaliknya
aktivitas
efek
Matahari
rumah
kaca
akan
akan
mendinginkan stratosfer.
3) Dampak Pemanasan Global
1) Perubahan Cuaca dan Iklim
Meningkatnya suhu permukaan Bumi dalam kurun waktu satu
abad terakhir telah mengubah cuaca dan iklim diberbagai wilayah Bumi,
terutama di daerah Kutup Utara. Dampak Pemanasan Global terhadap
perubahan iklim adalah sebagai berikut...


Gunung-gunung es akan mencair, dan akan lebih sedikit es yang
terapung di laut
Di Daerah subtropis, bagian pegunungan yang ditutupi salju akan
semakin sedikit serta salju akan lebih cepat mencair. Melelehnya

es di Puncak Jayawijaya, Papua, merupakan fenomena yang
menegaskan bahwa telah terjadi peningkatan suhu di Indonesia.
Air tanah akan lebih cepat menguap sehingga beberapa daerah
menjadi lebih kering dari pada sebelumnya.
2) Kenaikan Permukaan Laut
Perubahan tinggi permukaan laut akan memengaruhi kehidupan
di pantai. Dampak Kenaikan Permukaan laut adalah sebagai berikut..
a. Jika mencapai muara sungai, akan terjadi banjir akibat air pasang
di daratan
b. Pengaruh kenaikan air laut akan cepat terlihat dari ekosistem
pantai. Daerah rawa-rawa pantai semakin meluas.
3) Pengaruh Terhadap Kesehatan Manusia
Dampak pemanasan global menyebabkan perubahan iklim. Perubahan
iklim dapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Dampak
pemanasan global terhadap kesehatan manusia adalah sebagai berikut:
a) Meningkatnya kasus alergi dan penyakit pernapasan karena udara
yang lebih hangat memperbanyak polutan, seperti spora jamur dan
serbuk sari tumbuhan.
b) Meluasnya penyebaran penyakit. Sebagai contoh, DBD dan malaria
adalah penyakit tropis yang saat ini telah menyebar ke daerah
subtropis. Penyebabnya adalah suhu di udara subtropis yang saat ini
menjadi lebih hangat sehingga patogen dapat berkembang biak di
daerah subtropis.
c) Meningkatnya penyakit infeksi, yang semula menginfeksi hewan
kemudian dapat menginfeksi manusia. Contohnya adalah flu burung
dan flu babi.
d) Meningkatnya kasus orang meninggal akibat penyakit yang dipicu
oleh cuaca panas, misalnya stress, stroke, dehidrasi, jantung dan
ginjal.
C. HIPOTESIS
Adanya hubungan antara flu burung dengan pemanasan global yaitu perubahan
iklim dan cuaca, ternyata mengakibatkan proses mutasi sejumlah jenis virus
menjadi lebih cepat. Munculnya virus flu burung ada hubunganya dengan global
warming atau pemanasan global, dimana virus mutasi ini sebenarnya virus biasa
yang bermutasi menjadi virus ganas melalui koevolusi, koevolusi sendiri
merupakan perubahan fisiologi dan morfologi suatu makluk hidup karena
perubahan lingkungan sekitar. Pemanasan global mengakibatkan meningkatnya
kasus flu burung (Avian Influenza/AI) karena meningkatnya suhu udara
mendorong peningkatan penguapan sehingga kondisi udara lebih lembab,
sementara virus AI sangat menyukai kondisi lembab dan dingin.
D. DAFTAR PUSTAKA
http://5infopetani.blogspot.co.id/2007/10/penanganan-flu-burung.html
Penanganan Flu Burung, diakses pada tanggal 12 Januari 2016, pukul 20:00.
http://www.kerjanya.net/faq/8359-flu-burung-h5n1.html Flu Burung /
H5N, diakses pada tanggal 12 Januari 2016, pukul 19:40
http://www.sidode.com/2015/03/gejala-pencegahan-pengobatan-fluburung.html Flu Burung - Gejala, Pencegahan, dan Pengobatannya, diakses
pada tanggal 13 Januari 2016, pukul 19:50
http://www.artikelsiana.com/2015/03/dampak-pemanasan-global-globalwarming.html# Dampak Pemanasan Global (Global Warming), diakses pada
tanggal 14 Januari 2016, pukul 19:30
https://vinnyvionita.wordpress.com/tag/artikel-pemanasan-global/ Artikel
Pemanasan Global, diakses pada tanggal 14 Januari 2016, pukul 18.40
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global Pemanasan global,
diakses pada tanggal 14 Januari 2016, pukul 19.00
Download