HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN PERILAKU KONSUMTIF (Studi Kasus: Mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Antoni Widodo NIM :1111015000082 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS IMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI HUBT]NGAI\ STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN PERILAKU KONSTJMTIF MAHASISWI (Studi Kasus: Mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta) SKRIPSI Skripsi ini diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Antoni Widodo 1111015000082 Menyetujui, Prof.I)r.IL |IIP. Rusmin Tumanssor. MA 194701 1419651 01001 ILMU PENGETAHUAI\ SOSIAL FAKULTAS IMU TARBIYAH DAI{ KEGT]RUAIT T]NIVERSITAS TSLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA JT]RUSAI\I PENDIDIKAIT 2015 LEMBAR PENGESAIIAN Slripsi berjudul "Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilakn Konsumtif Mahasiswi (Studi Kasus: Mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakaxta)". Disusun oleh Antoni Widodo dengan Nomor Induk'i!{ahasiswa (NIM) 1111015000082, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IJIN Syarif Hidayatullah Jalorta dan telah dinyatakan lulus Ujian Munaqasatr pada tanggal 5 November 2015 dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakart4 5 November2015 Panitia Ujian Munaqasah Tanggal Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Progam Studi) Dr.IwanPurwanto. M.Pd NIP. 19730424 20A801 I An Penguji eY l Peneuji ltt I ,rs 033 I Dr. Ulfah Fajarini. M.Si NrP. 19670828 199303 2 006 ltilnts II Moch. Noviadi Nueroho. M.Pd NIP. 19761I l8 201101 I 006 ffi"ffi,#,s r*f>/ ?/tu4 Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Drs. Syaripulloh. M.Si NrP. 19670909 200701 Tanda lF, -n-2o19 ST]RAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Dengan ini saya yangbertanda tangan di bawah ini: Widodo Nama : Antoni NIM :1111015000082 Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) Tahun Angkatan :2011 Menyatakan Dengan Sesungguhnya Bahwa penulis telah menyelesaikan Skripsi ini dengan judul "Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif Mahasiswi (Studi Kasus : Mahasiswi Jurusan Pendidikan IPS, Universitas Islam Negeri Jakarta)'o adalah benar hasil karya sendiri yang dibimbing oleh: Nama : Prof. Dr. NIP :194701141965101001 Demikian surat pernyataan H. Rusmin Tumanggor, MA ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri. Jakarta, 19 Oktober 201 5 7r Antoni Widodo NIM: 1111015000082 ABSTRAK ANTONI WIDODO (1111015000082), Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Judul Skripsi “Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif Mahasiswi (Studi Kasus: Mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial)”. Penelitian ini untuk mengetahui tingkat hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif mahasiswi. Penelitian ini dilakukan pada bulan januari sampai oktober 2015. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian adalah mahasiswi pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial yang diambil setiap tingkatan atau semester kecuali untuk mahasiswi angkatan baru yaitu angkatan 2015, sejumlah 31 responden. Dari hasil korelasi menggunakan rumus Product Moment menghasilkan rxy sebesar 0.642, selanjutnya pada taraf signikansi 5% kemudian dibandingkan dengan r tabel yaitu sebesar 0.355, yang menunjukan rxy > rtabel, dari penelitian ini dapat disimpulkan antara variabel status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif mahasiswi mempunyai korelasi yang Kuat. Kemudian mencari nilai Determinasi yang diperoleh 41.24% sedangkan uji t terdapat thitung yaitu sebesar 4.511 yang dibandingkan dengan ttabel dimana tingkat signifikansinya alpha = 5% dan derajat kebebasan df = n-2 atau df =31-2=29 yang diperoleh ttabel sebesar 2.04 artinya terdapat hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif mahasiswi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) UIN Jakarta. Dengan demikian hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini menggambarkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif mahasiswi pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial (P.IPS) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Artinya semakin tinggi tingkat status sosial ekonomi orang tua maka semakin tinggi perilaku konsumtif mahasiswi. Kata Kunci : Status Sosial Ekonomi,dan Perilaku Konsumtif. i ABSTRACT Antoni Widodo (1111015000082), Departement of Education Social Studies, Faculty of Tarbiya and Teachers Training. Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, Minithesis title “The Conection of Social-Economic Status of Parents with Consumptive Behavior Female Student (Case Study: University Female Student Departement Of Social Education)”. The purpose of this research is to know level connection between of social economic status of parent with consumptive behavior student. The research was implemented in January until October 2015. The method used in this research is quantitative descriptive. The population of this research is university student department of social education each level/semester except for student new generation for academic year 2015. This research involved 31 respondent. From the result correlation used formula product moment results rxy 0.642 and level of significant 5% and then compared with rtabel= 0.355 it mean rxy > rtable. Conclusion the result between of social economic status of parent with consumptive behavior student have a strong correlation. And then to find determination of percentage obtained 41.24% where as the calculation result of t test shows that count 4.511 to compared ttabel with level of significant Alpha = 5% and degree freedom df = n-2 or df = 31-2 =29 of obtained ttable = 2.04. it means showing that connection between social economic status with consumptive behavior student department of social education syarif hidayatullah state university of Jakarta. With those hypotheses Ha be accepted and Ho be rejected. The conclusion above this research of explains that exist the connection is significant between social economic status parents with consumptive behavior student department of social education syarif hidayatullah state university of Jakarta. That is higher socio economic status parents so higher the consumptive behavior of students. KeyWords : Social-Economic Status and Consumptive Behavior ii KATA PENGANTAR Alhamdullilah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaiakan skripsi yang berjudul “HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWI (Studi Kasus: Mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan pada baginda alam , Rasullullah dan junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya. Manusia adalah mahluk sosial yang tidak terlepas pada bantuan dan dukungan orang lain baik keluarga, kerabat, teman dan lain sebagainya. Begitupun penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dimana para berbagai pihak tanpa lelah memberikan dorongan baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang tak bisa terhitung jumlahnya kepada pihakpihak terkait yaitu: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA sebagai dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta. 2. Dr.IwanPurwanto,M.Pd sebagai ketua jurusan pendidikan IPS yang ramah dan selalu memberikan motivasi kepada mahasiwa tingkat akhir 3. Bapak Prof. Dr. Rusmin Tumanggor,MA sebagai dosen pembimbing penulis yang selalu sabar untuk mengarahkan penulis menyusun skripsi 4. Seluruh dosen pengajar di pendidikan IPS ibu Tri Harjawati, ibu Ruknina Ghanibala, Bapak Syaripulloh, bapak Iwan Hermawan, ibu Cut Dien Nurwahida, Ibu Maila, pembimbing PIQI bapak Furqon, bapak Amarno, Bapak Didin Syafrudin, bapak Moch Noviadi dan Pak Arif dan semua dosen yang penulis belum disebutkan. 5. Orang tua penulis, Ibu Ratmini dan Bapak Tarbah kemudian adik-adik penulis Putri Risma Wati dan Fika Nanda Mutiara yang selalu iii memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis bisa menempuh pendidikan sampai tingkatan sarjana. 6. Teman-teman alumni MAN Pemalang yang selama ini masih terjalin silaturahimnya 7. Keluarga besar lembaga bimbel Teknos Genius Pamulang dimana penulis mengabdikan diri selama ini. 8. Keluarga besar SMAN 6 Tangerang Selatan yang telah menerima penulis melaksanakan kegiatan PPKT 9. Buat teman-teman satu angkatan di jurusan Pendidikan IPS dan temanteman kosan yang selalu memberikan semangat dalam mengatasi kemalasan. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya sehingga penulis bisa menjadi seseorang individu yang seperti ini, mudah-mudahan skripsi yang penulis tulis dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Jakarta, Oktober 2015 Penulis Antoni Widodo iv DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ............................................................................................ i ABSTRACT .......................................................................................... ii KATA PENGANTAR .......................................................................... iii DAFTAR ISI ......................................................................................... v DAFTAR TABEL ................................................................................ ix DAFTAR HISTOGRAM ..................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Permasalahan .............................................................................. 7 1. Identifikasi Masalah ................................................................ 7 2. Batasan Masalah ...................................................................... 7 3. Rumusan Masalah ................................................................... 7 C. Hipotesis ....................................................................................... 8 D. Tujuan dan Signifikasi ................................................................ 8 1. Tujuan Penelitian .................................................................... 8 2. Tujuan dan Signifikasi Penelitian ........................................... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Tinjauan Teoritis ......................................................................... 10 1. Konsep Status Sosial Ekonomi ............................................... 10 a. Pengertian Status Sosial .................................................... 10 v b. Status Sosial yang ditinjau dari Ekonomi ......................... 13 c. Aspek-aspek Pengukuran Status Sosial Ekonomi ............. 14 2. Konsep Perilaku Konsumtif .................................................... 18 a. Pengertian Perilaku ........................................................... 18 b. Pengertian Perilaku Konsumtif ........................................ 19 c. Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumtif .............. 20 d. Aspek yang diukur dalam Perilaku Konsumtif ................. 21 B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 23 C. Kerangka Konseptual ................................................................. 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 25 B. Metode Penelitian ........................................................................ 25 C. Populasi dan Sampel ................................................................... 26 1. Populasi ................................................................................... 26 2. Sampel ..................................................................................... 26 3. Teknik Pengambilan Sampel ................................................... 26 D. Definisi Operasional .................................................................... 27 E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 28 1. Metode Observasi .................................................................... 28 2. Metode Angket atau Kuesioner ............................................... 30 3. Wawancara .............................................................................. 32 F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................. 33 1. Uji Validitas ............................................................................ 33 2. Uji Reabilitas ........................................................................... 34 3. Uji Kredibilitas ........................................................................ 35 4. Uji Dependability .................................................................... 36 G. Teknik Pengolahan Data ........................................................... 37 1. Editing ..................................................................................... 37 2. Skoring .................................................................................... 37 3. Tabulasi ................................................................................... 35 vi H. Hipotesis Statistik ........................................................................ 38 I. Pendekatan Data dan Keilmuan ................................................ 39 J. Pedoman Peliputan Data ............................................................ 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian ...................................................... 41 1. Sejarah Jurusan Pendidikan Illmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) ..................................................................................... 41 2. Tujuan didirikan Jurusan P.IPS ............................................... 41 3. Visi dan Misi Jurusan P.IPS .................................................... 42 4. Daftar Dosen dan Keahlian ..................................................... 44 5. Jumlah Mahasiswa .................................................................. 45 B. Uji Kulalitas Data ........................................................................ 45 1. Hasil Uji Validitas ................................................................... 45 2. Hasil Uji Realibilitas ............................................................... 48 C. Deskripsi Data ............................................................................. 49 1. Deskripsi Data Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua ................................................................................ 49 2. Deskripsi Seluruh Aspek Status Sosial Ekonomi Orang Tua ................................................................................ 57 3. Deskripsi Data Variabel Perilaku Konsumtif .......................... 59 4. Deskripsi Seluruh Aspek Perilaku Konsumtif ........................ 64 D. Uji Hipotesis ................................................................................. 65 E. Hasil Analisa Wawancara .......................................................... 69 1. Deskripsi Status Sosial Ekonomi Orang Tua .......................... 69 2. Deskripsi Perilaku Konsumtif ................................................. 70 3. Hasil Analisa dari Wawancara mengenai Status Sosial Ekonomi dengan Perilaku Konsumtif ..................................... 71 F. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 72 G. Kritik Hipotesis ........................................................................... 76 vii H. Analisa Mengenai Kerangka Konseptual dan Teori Temuan ...................................................................................... 76 I. Perspektif Peneliti mengenai Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif ....... 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................. 82 B. Saran ............................................................................................ 83 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP viii DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Perilaku Konsumtif berdasarkan Gender ............................... 4 Tabel 3.1 Perhitungan dalam Menentukan Sampel .............................. 27 Tabel 3.2 Observasi Lapangan .............................................................. 28 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Variabel X ................................................. 31 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Variabel Y ................................................. 31 Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Mahasiswi .......................................... 32 Tabel 3.6 Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi .............................. 36 Tabel 3.7 Form untuk Peliputan Data .................................................... 38 Tabel 4.1 Daftar Dosen Pendidikan IPS ................................................ 42 Tabel 4.2 Jumlah Mahasiswa/i Jurusan Pendidikan IPS ....................... 43 Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua .......................................................................................... 46 Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku Konsumtif Mahasiswi .............................................................................. 47 Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................. 48 Tabel 4.6 Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ayah) Mahasiswi ............... 49 Tabel 4.7 Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ibu) Mahasiswi .................. 50 Tabel 4.8 Pekerjaan Orang Tua (Ayah) Mahasiswi ............................... 52 Tabel 4.9 Pekerjaan Orang Tua (Ibu) Mahasiswi .................................. 53 Tabel 4.10 Tingkat Pendapatan Keluarga ................................................ 54 Tabel 4.11 Tingkat Konsumsi Keluarga Perhari ..................................... 55 Tabel 5.12 Kepemilikan Harta Kendaraan .............................................. 56 Tabel 4.13 Tabulasi dari Angket Variabel Status Sosial Ekonomi ......... 58 Tabel 4.14 Data Intensitas Pembelian Impulsif Mahasiswi ..................... 59 Tabel 4.4 ix Tabel 4.15 Intensitas Perilaku Pemberosan ............................................. 60 Tabel 4.16 Intensitas Mencari Kesenangan dengan Kegiatan Konsumsi................................................................. 61 Perilaku Konsumtif karena Kemudahan Mendapatkan Produk ..................................................................................... 63 Tabel 4.18 Tabulasi dari Angket Perilaku Konsumtif ............................. 64 Tabel 4.19 Tabulasi Untuk Pengujian Hipotesis ..................................... 65 Tabel 4.20 Pengukuran Status Sosial Ekonomi Orang Tua Berdasarkan Item yang Diajukan .......................................... 72 Pengukuran Perilaku Konsumtif Berdasarkan Item yang Diajukan ............................................................... 74 Tabel 4.17 Tabel 4.21 x DAFTAR HISTOGRAM Histogram 4.1 Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ayah) Mahasiswi ...... 50 Histogram 4.2 Pendidikan Orang Tua (Ibu) dari Mahasiswi ................ 51 Histogram 4.3 Pekerjaan Orang Tua (Bapak) dari Mahasiswi ............. 52 Histogram 4.4 Pekerjaan Orang Tua (Ibu) dari Mahasiswi .................. 53 Histogram 4.5 Pendapatan Keluarga Mahasiswi setiap Bulan ............. 55 Histogram 4.6 Pengeluaran Konsumsi Keluarga perhari ...................... 56 Histogram 4.7 Kepemilikan Harta Kendaran ........................................ 57 Histogram 4.8 Status Sosial Ekonomi Orang Tua Mahasiswi .............. 58 Histogram 4.9 Indikator Pembelian Impulsif Mahasiswi ..................... 60 Histogram 4.10 Indikator Pemborosan .................................................... 61 Histogram 4.11 Perilaku Konsumtif atas Dasar Mencari Kesenangan .... 62 Histogram 4.12 Perilaku Konsumtif atas Dasar Mudahnya Mendapatkan Produk ............................................................................ 63 Histogram4.13 65 Seluruh Indikator Perilaku Konsumtif ........................... xi DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ......................................................... 24 Gambar 5.1 Kerangka Berpikir dan Teori Temuan ................................ 77 xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mengalami dampak dari adanya globalisasi sehingga indonesia termasuk dalam pelaku dari negara yang melakukan perdagangan bebas, globalisasi menawarkan produk yang mudah didapatkan dalam kadawarsa ini, sehingga masyarakat tertarik untuk mendapatkanya seperti kemudahan mendapatkan teknologi dan produk impor lainya. Indonesia negara berkembang dengan hasil proyeksi penduduk menunjukan piramida penduduk merupakan tipe expansive, dimana sebagian penduduk berada pada kelompok umur muda.1 Dengan adanya penduduk muda inilah akan berdampak pada target pemasaran pasar bebas di eraglobalisasi. Globalisasi yang diartikan menurut Bagong Suyanto adalah ”sebuah kebebasan dan keleluasaan lalu lintas barang, jasa, modal kekuatan kaum kapitalis yang menerobos batas-batas negara, wilayah dan adat istiadat dan budaya”.2 Mengindikasikan para pengusaha dari berbagai negara untuk menanamkan modal atau menjual hasil produksinya ke Indonesia, khususnya pengusaha-pengusaha dari warga negara yang sudah maju. Kekuatan ekonomi negara-negara maju dan pengaruhnya yang dominan acap kali menjadikan negara yang sedang berkembang tak ubahnya seperti pangsa pasar dan ladang persemian bagi berbagai kepentingan perusahaan multinasional.3 Sehingga mengindikasikan para pengusaha dari luar negeri untuk menanamkan modal atau menjual produknya ke Indonesia hal ini karena 1 Badan Pusat Statistik, Laporan Bulanan Data Status Sosial Ekonomi,Edisi 59 (Jakarta : BPS,2015) h.44 diunduh dari http://bps.go.id/publikasi/view/1213 pada tanggal31 agustus 2015 pukul 23:10 WIB 2 Bagong Suyanto, Sosiologi Ekonomi Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat Post modernism, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013), h.93 3 Ibid., h.158 1 2 negara indonesia sedang mengalami perkembangan, dan negara yang seperti inilah warga negaranya disebut sebagai masyarakat konsumen. Dalam masyarakat konsumen Bagong Suyanto menyebutnya “sebuah masyarakat yang cenderung diorganisasikan di seputar konsumsi ketimbang produksi barang atau jasa”.4 Atau masyarakat yang sebagian besar adalah penikmat atau pembeli dari pada penjual, hal inilah yang menjadi target-target pemasaran dari pengusaha-pengusaha negara maju. Globalisasi yang menawarkan berbagai produk dari bangsa lain seperti yang dikemukakan oleh George Ritzer yaitu proses McDonalisasi yaitu proses perubahan dan fenomena globalisasi yang merambak keberbagai penjuru dunia sebagai proses McDonalisasi. Disebut McDonalisasi karena pandangan George Ritzer proses perubahan yang tengah melanda masyarakat di era postindustrial tak ubahnya seperti proses perubahan yang terjadi karena merebaknya praktik bisnis fast food, McDonald di berbagai belahan dunia.5 Dalam konsep McDonalisasi Ritzer menganggap bahwa konsep ini seperti halnya pada restoran siap saji yang menguasai pada penjuru dunia dengan menggunakan sistem yang terintegrasi. Konsep pemasaran yang siap saji ini “ dalam prinsip kemudahan diperhitungkan dan fenomena kuantifikasi organisasi yang ter McDonalisasi juga bisa diamati dalam bidang pendidikan,publikasi, praktik medis, televisi, olah raga, dan politik”.6 Dengan adanya sasaran Indonesia sebagai target pemasaran di eraglobalisasi ini, tidak menutup kemungkinan bahwa fenomena globalisasi ini akan berdampak pada perilaku manusia yang semakin konsumtif karena “gaya hidup tumbuh dan dikembangkan oleh kekuatan kapital untuk kepentingan membangun pangsa pasar, memperbesar keuntungan, dan menghela agresivitas masyarakat dalam mengonsumsi berbagai produk industri budaya”.7 4 Bagong Suyanto, Ibid., h.107 Ibid, h.159 6 Ibid, h.164 7 Ibid, h.137 5 3 “Globalisasi akan dipahami sebagai faktor yang mempengaruhi dan mengubah secara radikal gaya hidup (life style) dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat khususnya masyarakat di negara yang sedang berkembang” 8. Hal inilah yang akan berdampak pada penduduk indonesia yang didominasi oleh golongan muda, khususnya kaum remaja menjadikan target sasaran untuk strategi pemasaran oleh kekuatan pasar yang menjadikan perilaku penduduk usia muda untuk berperilaku konsumtif. Penduduk muda disini penulis melihat pada beberapa mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) Universitas Islam Negeri Jakarta dimana beberapa mahasiswa berperilaku kearah kehidupan yang hedonis yang mengarah pada perilaku konsumtif. Universitas Islam Negeri Jakarta yang terletak di daerah perkotaan yaitu daerah Tangerang Selatan tidak mengherankan jika banyak tempat perbelanjaan seperti mal yang dekat dengan arena kampus, kemudahan cara mengetahui info mendapatkan barang produksi juga bisa dilihat dari penggunaan teknologi , “gaya hidup pada warga kota yang kaya, akan ditunjukan dengan kehidupan yang selalu menggunakan ICT (Information and Communication Tecnology), mereka sangat mudah untuk memperoleh informasi, dan memperoleh layanan yang lebih baik, seperti misalnya belanja menggunakan layanan elektronik”.9 Pada penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Ismayanti (Dalam skripsi Riza Afriani) bahwa perempuan lebih konsumtif dari pada laki-laki hal ini bisa dilihat dari tabel di bawah ini:10 8 Ibid, h.94 Zulrizka Iskandar, Psikologi Lingkungan Metode dan Aplikasi,cet 1, 2013, PT Refika Aditama, Bandung h.92 10 Riza Afriani,”Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif Mahasiswi”,Skripsi pada Program Sarjana FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014 h.5. 9 4 Tabel 1.1 Perilaku Konsumtif berdasarkan Gender Gaya Hidup Konsumtif Jenis Kelamin Total Laki-laki Rendah 28,0 % Tinggi 72% 100% Perempuan 8,0% 92,0% 100% Dari tabel tersebut terlihat bahwa perempuan lebih konsumtif dari pada perempuan dimana perbedaan yaitu untuk perempuan 92% sedangkan lakilaki 72% hal ini menunjukan selisih sekitar 20%. Menurut Bagong Suyanto yang mengutip pada sebuah studi yang dilakukan oleh Mintel menemukan bahwa dalam hal pakaian, kaum perempuan umumnya lebih memiliki keinginan dan kebutuhan untuk tampil modis daripada kaum laki-laki kemudian kaum perempuan lebih senang dan fokus pada penampilan pribadi dari pada laki-laki sehingga menjadikan kaum perempuan lebih konsumtif dalam mengatur keuangan.11 Hal ini menjadikan penulis tertarik untuk meneliti mahasiswi. Pada pengamatan awal penulis mengamati dua kelompok mahasiswi yang berbeda, kelompok yang pertama penulis melihat beberapa mahasiswa yang menjadi satu group atau satu kelompok banyak yang tidak menyukai koleksi untuk barang-barang mewah seperti pakaian. Kemudian dalam kelompok pertemanan kedua penulis melihat sebaliknya banyak anggota kelompok yang gemar untuk mengoleksi barang-barang mewah dan bagus, kemudian belanja di mal-mal bersama teman-temanya. 11 Bagong Suyanto, op.cit., h.148 5 Dalam perbandingan kelompok pertama dan kedua ini penulis juga mengamati dari status sosial orang tuanya seperti siapa orang tuanya dan apa pekerjaanya. Dari perbandingan kelompok pertama dan kedua penulis melihat ada kesamaan dari cara individu memilih kelompok pertemanan hal ini penuls melihat di dasari pada gaya hidup dan status sosial dari orang tuanya. “Kedudukan atau status menentukan posisi seseorang dalam struktur sosial, yakni menentukan hubungan dengan orang lain. Status atau kedudukan individu, apakah ia di atas atau di bawah status orang lain mempengaruhi perananya. Peranan adalah konsekuensi atau akibat kedudukan atau status seseorang”.12 Pada pernyataan tersebut menunjukan bahwa status sosial seseorang menjadikan peranan seseorang atau sebagai identitas diri, hal ini bagaimana seseorang akan mempertahankan dan menjaga statusnya dengan perilaku dan tindakan sosialnya. Begitu juga dengan status yang dimiliki oleh orang tuanya “stratifikasi sosial orang tua akan mempengaruhi sosialisasi anak-anak mereka”.13 Stratifikasi atau tingkatan sosial dimasyarakat juga dilihat dari seberapa tingkat status sosialnya, sehingga tidak mengherankan jika seorang anak akan berperilaku sesuai dengan status yang dimiliki oleh orang tua. Dengan adanya pengaruh dari status orang tua, mahasiswi mendapatkan uang saku dari orang tua yaitu bapak atau ibu yang mempengaruhi perilaku pembelian “keluarga merupakan organisasi kecil yang penting dalam mempengaruhi perilaku anggotanya yang bersumber dari orang tua. Suamiistri-anak memiliki peran yang berbeda dalam mempengaruhi perilaku pembelian mereka”.14 Dari cara mempertahankan status sosial inilah seseorang bisa membuat gaya hidupnya dengan cara yang konsumtif, gaya hidup yaitu “pola-pola 12 Nasution, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rafika Aditama, 2010). Cet.3, h.196 Pengantar Sosiologi Ekonomi H.17 14 Ali Hasan, Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan, (CAPS (Center for Academic Publishing Service : Jakarta, 2014 cetakan ke-2), h.164 13 6 tindakan yang membedakan satu orang dengan yang lain”. 15 Hal ini karena gaya hidup merupakan sebuah wujud identitas seseorang. Dalam gaya hidup ini seseorang atau kelompok bisa dilihat dari cara pergaulanya seperti pengamatan penulis dari pengamatan awal ini melihat bagaimana mahasiswi ini memanfaatkan waktu senggang untuk bergaul dengan teman satu kelompoknya, “waktu senggang di era masyarakat postmodern sering kali berkaitan dengan kegiatan rekreasi, di mana seseorang keluar dari diri, menuju perangkap-perangkap eksterior yaitu tempat tempat wisata, mal, klub, negeri-negeri asing dan seterusnya”.16 Penulis melihat banyak mahasiswi yang memanfaatkan waktu luangya untuk menonton bioskop, makan di tempat yang mewah ,belanja-belanja kebutuhan di mal, dan perawatan-perawatan tubuh. Semua itu mereka lalukan untuk alasan membuang kejenuhan dan semua didapatkan dari uang saku yang diberikan oleh orang tuanya. Dalam proses konsumsi mahasiswi ini tidak menyadari apa yang sudah dikeluarkan uang untuk kegiatan konsumsi, hal ini banyak pembelian barang produksi yang tidak dibutuhkan dibandingkan dengan pembelian barang pokok mahasiswi yang sifatnya lebih penting seperti pembelian buku untuk referensi untuk pembuatan tugas dari Dosen. Dalam perilaku konsumtif mahasiswi juga bisa dilihat dari penggunaan gadget dimana banyak mahasiswi yang mengganti gadget dengan model dan tipe terbaru atau bahkan ingin yang berbeda dari yang lain, hal seperti ini “lebih didorong karena kebutuhan untuk menjaga citra diri, Image bahwa ia bukan termasuk orang yang ketinggalan zaman atau karena ia sebetulnya tengah berusaha menjaga citra sebagai bagian dari kelompok kelas sosial atas”.17 Dari beberapa penemuan awal ini penulis melihat ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua mahasiswi dengan perilaku konsumtif untuk 15 Bagong Suyanto, op.cit,.. h.147 Bagong Suyanto, op.cit., h.263 17 Bagong Suyanto, op.cit .,h.138 16 7 itu perlu adanya kebenaran yang mendasar sehingga penulis tertarik untuk menyusun skripsi yang berjudul ”HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN PERILAKU KONSUMTIF (Studi kasus: Mahasiswi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, UIN Syarif Hidayatullah)”. B. PERMASALAHAN 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan, maka masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut: a. Perilaku konsumtif terjadi karena banyaknya pusat perbelanjaan yang kian marak b. Waktu luang mahasiswi diisi oleh kegiatan yang sifatnya konsumtif c. Pemberian orang tua berupa materi yang berlebihan akan membuat mahasiswi berperilaku konsumtif 2. Batasan Masalah Agar penelitian lebih terarah dan fokus sehingga tidak menyimpang dari pembahasan dan sasaran pokok penelitian, maka peneliti memfokuskan dalam pembahasan ini yang harus dibatasi dalam konteks permasalahan sebagai berikut: 1. Status sosial dalam penelitian ini adalah status sosial dari orang tua mahasiswi. 2. Perilaku konsumtif dalam penelitian ini adalah perilaku pembelian yang bersumber dari pendapatan/uang saku yang diberikan oleh orang tua mahasiswi. 3. Mahasiswi dalam penelitian ini adalah mahasiswi yang statusnya aktif di jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta). 8 3. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dapat dibuat dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Dalam interaksinya Mahasiswi banyak membentuk kelompok sosial pertemanan dan berdasarkan status sosial dari orang tua, sehingga mempengaruhi perilaku mereka dalam aspek pembelian/peggunaan pendapatan yang diberikan oleh orang tua mahasiswi”. Untuk memecahkan masalah tersebut, maka penulis mengajukan pertanyaan sebagai berikut: a. Bagaimana tingkat status sosial ekonomi orang tua mahasiswi P.IPS UIN Jakarta? b. Bagaimana perilaku konsumtif mahasiswi P.IPS UIN Jakarta? c. Apakah ada hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua mahasiswi dengan perilaku konsumtif? C. Hipotesis Berdasarkan uraian latar belakang dan uraian masalah, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Tidak terdapat hubungan antara tinggi rendahnya status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif 2. Terdapat hubungan antara tinggi rendahnya status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif D. Tujuan dan Signifikasi 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rangkaian perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data, fakta yang valid, dan dapat dipercaya mengenai 9 hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua mahasiswi dengan perilaku konsumtif. 2. Tujuan dan Signifikasi Penelitian a. Manfaat Teoritis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan agar bermanfaat, secara teoritis manfaat hasil dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Menjadi bahan referensi bagi para ilmuwan dan peneliti dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dalam disiplin ilmu sosiologi, psikologi ,dan ekonomi. 2. untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam kajian teoritis kemampuan mahasiswi dalam bergaul dan berinteraksi di lingkungan kampus maupun masyarakat. b. Manfaat Praktis Secara praktis manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah menjadi bahan masukan bagi mahasiswi dalam memahami perilaku konsumtif, sehingga menjadikan acuan hidup dalam mengatur keuangan di saat menjadi mahasiswi maupun dalam ibu rumah tangga kelak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Tinjauan Teoritis 1. Konsep Status Sosial Ekonomi a. Pengertian Status Sosial Status sosial menurut Ujang Sumarwan disamakan dengan kelas sosial, yaitu pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas yang berbeda atau strata yang berbeda.1 Kedudukan atau status sosial menurut soerjono Soekanto “tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan, prestisenya dan hak-hak serta kewajibanya”.2 dalam pergaulan atau interaksi seseorang dan keprestisanya (kegengsianya) tergantung pada aspek status sosial. Menurut Mayor Polak status sosial dimaksudkan sebagai kedudukan sosial seseorang oknum dalam kelompok serta dalam masyarakat.3 Adapaun cara seseorang memperoleh status sosial yang didapatkan yaitu “diperoleh secara alami (ascribed status), dan diperoleh melalui berbagai usaha (achieved status)”.4 1. Ascribed status Status ini didapatkan atau “diperoleh seseorang secara alamiah artinya melekat pada diri seseorang di peroleh tanpa melalui serangkaian usaha”.5 Biasanaya status ini bersifat natural tidak butuh usaha untuk mendapatkanya karena Tuhan sudah 1 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapanya dalam Pemasaran, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), edisi ke-2 , h. 265 2 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar ,(PT.RajaGrafindo Persada : Jakarta,2000, cetakan ke-30) h. 265 3 Abdul Syani, Skematika,Teori, dan Penerapan, (Jakarta : , PT. Bumi Aksara, 2014),cet keempat, h. 91 4 Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi : Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial, (Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2011), h. 430 5 Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Ibid., h.430 10 11 mengaturnya. Elly M. Setiadi dan Usman Kolip membagi status ini dalam beberapa aspek a. Status Perbedaan Usia (age stratification) Status ini dibedakan berdasarkan umur manusia biasanya atas dasar senioritas dan penghormatan terhadap yang lebih tua Elly mencontohkan “dalam suatu kehidupan rumah tangga, anak yang usianya lebih tua memiliki strata keluarga yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang usianya lebih muda”.6 b. Stratifikasi berdasarkan jenis kelamin (gender sex stratification) Dalam status ini “biasanya penstrataan sosial berdasarkan jenis kelamin ini biasanya dipengaruhi oleh adat tradisi dan bahkan ada sebagian ajaran agama yang membedakan antara hak dan kewajiban berdasarkan jenis kelamin”.7 c. Status yang didasarkan pada sistem kekerabatan Dalam status ini “dapat dilihat dari peran yang harus diperankan oleh masing-masing anggota keluarga dalam rumah tangga”.8 Misalnya ayah sebagai rumah tangga, ibu sebagai ibu rumah tangga dan anak sebagai anggota keluarga yang masingmasing memiliki peran tersendiri. d. Stratifikasi berdasarkan kelompok tertentu Pandangan ini lebih mengarah pada bentuk ras seseorang dimana menurut Elly mencontohkan “pemahaman orang bahwa ras dengan kulit putih lebih superior dibandingkan dengan ras kulit hitam”.9 Ketika seseorang dari mana ras seseorang berasal akan mempengaruhi prestise seseorang. 6 Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Ibid., h. 430 Ibid., h.431 8 Ibid., h. 431 9 Ibid., h.431 7 12 2. Achieved status Menurut Soerjono Soekanto status ini lebih mengarah pada bagaimana seseorang mendapatkan “kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja”.10 Sedangkan menurut Elly status ini didapatkan “melalui perjuangan”.11 Dari pendapat kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwasanya achieved status merupakan status yang didapatkan seseorang melalui usaha-usaha dalam bentuk perjuangan keras seseorang untuk mendapatkanya. Aspek-aspek yang diukur dalam status ini menurut Elly M.Setiadi dan Usman Kolip adalah :12 a. Stratifikasi berdasarkan jenjang pendidikan Stratifikasi ini didapatkan pada jenjang pendidikan seseorang, seberapa jauhkah jenjang pendidikan seseorang didapatkan. Sehingga tingginya pendidikan seseorang akan “berpengaruh kepada pola-pola kehidupan orang tersebut”13. b. Stratifikasi berdasarkan senioritas Dari pekerjaan hingga pendidikan seseorang akan terjadi senioritas, senioritas ini “ditentukan berdasarkan tingkat tengkat tenggang waktu”14. Seberapa jauh seseorang mendahului tempat pekerjaan dan pendidikan akan berpengaruh pada pola-pola hidup. c. Stratifikasi di bidang pekerjaan Dalam pekerjaan seseorang menduduki jabatan dan bagianbagian tertentu sehingga masing-masing kedudukan akan berbeda dalam berinteraksi. 10 Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Ibid., h.211 Ibid., h.432 12 Ibid., h.432-433 13 Ibid., h. 432 14 Ibid., h. 433 11 13 d. Stratifikasi di bidang ekonomi Status ini lebih kearah tinggi rendahnya ekonomi seseorang diukur dari pendapatan seseorang dalam bekerja sehingga pendapatan inilah dapat diukur status aschievednya. 3. Assigned status “Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang atau sekelompok orang dari pemberian. Akan tetapi, status sosial yang berasal dari pemberian ini sebenarnya juga tak luput dari usaha-usaha seseorang atau sekelompok orang sehingga dengan usaha-usaha tersebut ia memperoleh penghargaan”.15 Dalam assigned status ini seseorang akan mendapatkanya jika orang tersebut memberikan jasa kepada masyarakat dan masyarakat mengakuinya bahwa orang tersebut telah memberikat sesuatu yang baik pada masyarakat banyak seperti contohnya pemberian penghargaan kepada pahlawan. b. Status Sosial yang ditinjau dari Ekonomi Dalam pengukuran aspek-aspek pada status sosial ekonomi orang tua menurut Gilbert dan Kahl yang dikutip oleh Ujang Sumarwan terdapat tiga aspek acuan yang harus diketahui yaitu status pekerjaan, pendapatan, dan harta benda.16 Sedangkan Menurut Bornstein & Bradley bahwa aspek dalam pengukuran status sosial Ekonomi yaitu Pekerjaan, tingkat pendidikan akhir, sumber daya ekonomi (pendapatan), dan kekuasaan atau jabatan yang dimilikinya.17 Dari pandangan para ahli tersebut peneliti menyimpulkan beberapa aspek untuk mengetahui tingkat pengukuran status sosial ekonomi orang tua. 15 Ibid., h. 434 Ujang Sumarwan, Op Cit., h.266 17 M. Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar : Teori dan Konsep Sosial, (Bandung : Refika Aditama, 2006), h. 149 16 14 1. Pekerjaan Pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua baik ayah atau ibu “akan menentukan kelas sosial”,18 keluarga itu sendiri. 2. Tingkat Pendidikan Menurut Gunawan S menjelaskan bahwa tingkat pendidikan akan mempengaruhi pendapatan seseorang dengan hal ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi manusia dalam mencapai tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula pendapatanya begitupun sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan seseorang semakin sedikit pendapatan seseorang.19 3. Sumber Daya Ekonomi / Pendapatan Pendapatan adalah materi yang diterima oleh seseorang atau lembaga tertentu karena telah memberikan jasa atau melakukan suatu pekerjaan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dan dapat dijadikan sebagai jaminan kelangsungan hidup layak. 4. Kekuasaan / Jabatan Kekuasaan atau jabatan adalah suatu kedudukan seseorang dalam memposisikan dirinya didalam pekerjaan dimana seseorang yang mempunyai kekuasaan akan leluasa untuk menyuruh bawahanya, sehingga akan mempengaruhi kekayaanya. c. Aspek-Aspek Pengukuran Status Sosial Ekonomi Untuk mengetahui berapa besar status sosial ekonomi orang tua mahasiswi, penulis menggunakan dari pandangan para ahli yang menerangkan landasan teori mengenai status sosial yang ditinjau dari ekonomi tersebut sehingga peneliti menyimpulkan beberapa aspek untuk mengetahui tingkat pengukuran status sosial ekonomi orang tua. 18 Ujang Sumarwan. Op Cit., 266 Neneng Widiyawati ,“Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Interaksi Sosial Antar Siswa Di SMK dua Mei Ciputat”, Skiripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan, UIN Jakarta, h.15 19 15 a. Pendidikan Pendidikan akan menentukan tingkat status sosial keluarga karena pendidikan anggota keluarga akan berkorelasi dengan pekerjaan anggota keluarga. “Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik konsumen yang saling berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang yang dilakukan oleh seorang konsumen. Beberapa profesi seperti dokter, pengacara, akuntan, ahli laboran memerlukan syarat pendidikan formal agar bisa bekerja sebagai profesi tersebut”.20 Pekerjaan atau profesi pada anggota keluarga bisa diamati dari tingkat pendidikan yang dicapainya, untuk mengukur tingkat pendidikan Badan Pusat Statistik membagi dalam kategori yatu: 1. SD kebawah 2. Sekolah Menengah Pertama 3. Sekolah Menengah Atas 4. Sekolah Menengah Kejuruan 5. Diploma I/II/III 6. dan Universitas 21 b. Pekerjaan Untuk mengamati jenis-jenis pekerjaan Danang Sunyoto membagi empat kategori yaitu PNS, Pegawai Swasta, Wirausaha, dan Mahasiswa atau pelajar.22Sedangkan untuk membagi tingkatan pekerjaan, penulis membaginya menjadi lima kategori yaitu: 1. Pejabat Pemerintah 2. PNS 3. Pegawai Swasta 4. Wirausaha 5. Pegawai serabutan 20 Ujang Sumarwan, Op Cit.,254 Badan Pusat Statistik, Laporan Bulanan Data Status Sosial Ekonomi,Edisi 59 (Jakarta : BPS,2015) h.53 diunduh dari http://bps.go.id/publikasi/view/1213 pada tanggal31 agustus 2015 pukul 23.10 WIB 22 Danang Sunyoto, Praktik Riset Perilaku Konsumen, (Yogyakarta : CAPS(Center of Academic Publishing Service, 2014), Cetakan Pertama, h.144 21 16 c. Pendapatan Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seorang konsumen dari pekerjaan yang dilakukan untuk mencari nafkah.23 Dengan perolehan pendapatan di anggota keluarga akan membiayai kegiatan konsumsinya. Adapun pengukuran pendapatan Ujang Sumarwan membaginya kedalam beberapa aspek yaitu gaji pokok, tunjungan, bonus, dan pendapatan lainya.24 Beberapa aspek pendapatan ini jika anggota keluarga menerimanya maka semakin tinggi pendapatanya. Menurut Mulyanto Sumardi dan Hans-Dieter, pendapatan diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1. Pendapatan berupa uang, yaitu segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi. Sumbersumber utama adalah gaji dan upah serta lain-lain balas jasa serupa dari majikan; pendapatan bersih dari penjualan barang yang dipelihara dihalaman rumah, hasil investasi sebagai bunga modal, tanah, uang pensiun, jaminan sosial serta keuntungan sosial. 2. Pendapatan yang berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya regular dan biasa akan tetapi tidak selalu berbentuk jasa dan diterimakan dalam bentuk barang atau jasa. Misalnya penjualan barangbarang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian, warisan, penagihan pitang, kiriman uang, menang judi.25 Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli dari seseorang, karena daya beli akan menggambarkan banyaknya produk dan jasa yang bisa dibeli dan dikonsumsi oleh seseorang. Dalam mengkategorikan pendapatan rumah tangga, Badan Pusat Statistik pada Survai Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) data pada tahun 2013 dan 2014 mengkategorikan menjadi beberapa kategori yaitu: 23 Ujang Sumarwan, Op Cit., h. 257 Ibid., h.258 25 Mulyanto Sumardi dan Hans-Dieter Evers.Ed, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, (Jakarta : CV. Rajawali,1982), Cet.1, h.92-93 24 17 1. hingga Rp 1.800.000 2. Rp 1.800.001 – Rp 3.000.000 3. Rp 3.000.001 – Rp 4.800.000 4. Rp 4.800.001 – Rp 7.200.000 5. Lebih dari Rp 7.200.000.26 d. Tingkat konsumsi Setiap individu atau kelompok pasti mengkonsumsi segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan baik itu kebutuhan primer, sekunder, dan tersier dalam menentukan konsumsi ini masingmasing individu berbeda dari satu sama lainya misalnya saja kebutuhan konsumsi perempuan dan laki-laki. “Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat, dan orangtua berfungsi sebagai unit sosial-ekonomi yang secara materil memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarganya, apabila orangtua tidak bisa menjalankan fungsi tersebut secara bijak, maka akan menimbulkan dampak buruk pada perilaku anak”27. Konsumsi menurut Ujang Sumarwan diartikan sebagai penggunaan produk, yang dibagi menjadi dua kategori jenis konsumsi yaitu barang tahan lama (durable goods) dan barang tidak tahan lama. Barang tahan lama diartikan sebagai barang yang usianya bisa digunakan berkali-kali dan usianya hingga bertahuntahun sedangkan barang tidak tahan lama yaitu barang yang habis setelah dipakai.28 Untuk mengukur tingkat konsumsi dalam penelitian ini menggunakan ukuran pengeluaran rumah tangga karena pengukuran tingkat konsumsi bisa dilihat dari pengeluaran keluarga, menurut Ujang Sumarwan pengeluaran sebagai alat pengukuran besarnya 26 Badan Pusat Statistik, op Cit., h.139 Ade Citra Fadila dan Dewi Ayu Hidayati, Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Perilaku Anak (Studi di SMA Negeri 4 Bandar Lampung) Jurnal Sosiologi, Vol.1, No.4 : 262-269 262 Staf pengajar jurusan Sosiolgi FISIP Universitas Lampung 28 Ujang Sumarwan, Op Cit., 382 27 18 tingkat konsumsi.29 Hal ini untuk melihat berapa besar tingginya tingkat konsumsi yang dikeluarkan dalam keluarga itu sendiri. e. Pemilikan Harta Benda Pendapatan seseorang akan mempengaruh pembelian seseorang dan akan mempengaruhi pola konsumsi. Semakin tinggi pendapatan maka akan semakin besar peluangnya untuk masuk kedalam kategori kelas atas. “Pendapatan yang tinggi biasanya diikuti oleh pemilikan harta benda yang banyak. Di pedesaan pemilikan sawah, kebun, ladang, ternak yang banyak dan rumah yang besar merupakan simbol pemilikan dari kelas atas masyarakat tersebut. Diperkotaan, rumah, kendaraan, tanah, perhiasaan, surat-surat berharga, dan benda-benda seni adalah simbol pemilikan dari kelas atas. Dimana ia tinggal akan menentukan kelas sosial seseorang. Di Jakarta, pemukiman di Menteng, Pondok Indah, Perumahan Kota Wisata Cibubur, Kelapa Gading adalah lokasi perumahan bagi kelas sosial atas”.30 2. Konsep Perilaku Konsumtif a. Pengertian Perilaku Untuk memahami arti perilaku menurut J.P Chaplin perilaku lebih kearah pembahasan behavior (tingkah laku, kelakuan, perilaku tindaktanduk, perangi). Menurutnya perilaku ini sebagai respon baik dalam bentuk reaksi, tanggapan, Jawaban, dan balasan yang dilakukan oleh suatu organisme. Behavior (tingkah laku, kelakuan, perilaku, tindak-tanduk, perangi); 1 sebarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban, balasan) yang dilakuan oleh suatu organisme. 2. secara khusus, bagian dari satu kesatuan pola reaksi. 3.suatu perbuatan atau aktifitas . 4. Satu gerak atau kompleks gerak-gerak.31 29 Ibid,. 259 Ujang Sumarwan , Ibid., h. 267 31 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka : Jakarta, 2004 edisi ke-3), h.53 30 19 Sedangkan menurut KBBI perilaku “tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan”.32 Maksud dari KBBI ini bahwa perilaku merupakan sebuah tanggapan baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan yang dilakukan individu dalam bentuk reaksi individu maupun kelompok yang dipengaruhi oleh lingkungan sehingga muncul adanya sebuah rangsangan. Sedangkan kata konsumtif dalam KBBI memiliki arti bersifat konsumsi hanya memakai hasil produksi orang lain bukan hasil produksi sendiri.33 Dengan ini bahwa hasil produksi orang lain dikonsumsi oleh orang yang memiliki sifat konsumtif, biasanya hasil produksi ini didapatkan melalui kegiatan jual beli, dan sikap konsumtif ini terdapat pada konsumen, konsumen yang dikatakan konsumtif apabila selalu bergantung pada hasil produksi orang lain. b. Pengertian Perilaku Konsumtif Djamaludin Ancok mendeskripsikan bahwa perilaku konsumtif lebih mengarah pada “sikap masyarakat menjadi masyarakat pembuang produk (throw-away society). Keinginan gonta-ganti produk adalah satu dorongan dalam diri manusia untuk menunjukan bahwa dirinya berbeda dan lebih dibanding dengan orang lain”.34 Dengan pandangan ini bahwa perilaku konsumtif adalah konsumsi barang secara berlebihan dan pembelian produk yang bermacam-macam untuk mencapai kepuasaan dalam diri individu sehingga merasa individu yang bersifat konsumtif lebih baik dan berbeda dengan individu lain. Menurut elly M.Setiadi dan Usman Kolip perilaku konsumtif dikarenakan dampak dari globalisasi “pola-pola hidup kemewahan (hedonisme) menjadi dambaan dan pujian setiap orang”. 35 Dimana 32 Ibid., h.859 Ibid., h.590 34 Djamaludin Ancok, Nuansa Psikologi Pembangunan, (Pustaka Pelajar : Yogjakarta, 1995,)Cetakan Pertama, h.60 35 Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Op Cit., h.734 33 20 pola hidup konsumtif ini akibat dari banyaknya produk yang beredar akibat dari perdagangan bebas. Sumartono mengatakan bahwa perilaku konsumtif lebih kearah pemakaian produk yang berlebihan dan tidak bihabiskan atau terbuang sia-sia36. Dalam hal ini bahwa perilaku konsumtif pembelian barang konsumsi oleh konsumen cenderung kurang bermanfaat. Konsumtif sama halnya dengan sikap boros yang diartikan “sebagai volume konsumsi yang melebihi kebutuhan yang sebenarnya”.37 Lina dan Rosyid menjelaskan bahwa” perilaku konsumtif adalah suatu perilaku membeli yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang tidak rasional lagi”.38 Dalam hal ini Lina dan Rosyid beranggapan bahwa dalam perilaku seseorang membeli produk untuk dikonsumsi cenderung tidak didasarkan dalam keputusan yang matang, akan tetapi faktor yang tidak masuk akal seseorang yang menyebabkan pembelian produk yang berlebihan. Dari beberapa pandangan tersebut dapat sisimpulkan bahwa perilaku konsumtif adalah sebuah tindakan pada manusia sebagai konsumen dalam memanfaatkan barang hasil produksi lebih kearah berlebihan dan memiliki manfaat yang rendah bagi konsumen. c. Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumtif Menurut Bagong Suyanto mengutip dari Ritzer beberapa penyebab terjadinya konsumen yang menjadikan konsumtif atau pemborosan yang menjadikan nyaris tak terkendali adalah sebagai berikut: 36 Sumartono, Terperangkap dalam Iklan : Meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi, (Bandung : Penerbit, 2002), hal.19 37 Etta Mamang, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis,(Yogjakarta : C.V Andi Offset, 2013) h.266 38 Indah Imawati dkk,” Pengaruh Financial Literacy Terhadap Perilaku Konsumtif Remaja Pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013”,Jupe UNS, Vol. 2 No.1, 2013, h.49 21 1. Pertumbuhan kartu kredit yang menyebabkan masyarakat membelanjakan uang lebih banyak dari pada semestinya dan melebihi uang persediaan yang ada. Sering terjadi, karena difasilitasi kepemilikan kartu kredit yang mudah, konsumen acap kali membeli sesuatu yang tidak diperlukan, dan bahkan barang kali mereka tidak inginkan. 2. Perkembangan shopping mal yang menjamur di berbagai sudut kota, bukan hanya mendemontrasikan kemunculan tanpa henti produk-produk industry budaya terbaru, tetapi juga menawarkan sekaligus membujuk konsumen untuk membeli sesuatu yang mereka butuhkan. 3. Perkembangan jaringan TV shopping dan cyber mall yang memberi kesempatan masyarakat dapat berbelanja setiap waktu, 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu, yang dengan cara demikian meningkatkan kemungkinan konsumen untuk membelanjakan uang mereka lebih dari pada yang semestinya. 4. Adanya berbagai katalog yang menawarkan produk-produk industri budaya dengan berbagai variasi memungkinkan masyarakat membeli produk dari mana saja di dunia, dan mereka dibujuk untuk membeli produk yang sebetulnya tidak diperlukan.39 d. Aspek-aspek yang diukur dalam Perilaku Konsumtif Menurut Lina dan rasyid terdapat tiga aspek seseorang atau kelompok dikatakan konsumtif yaitu pembelian impulsif (Impulsive buying), pemborosan (Wasteful buying), dan mencari kesenangan (Non rational buying).40 a. Pembelian Impulsif (impulsive buying) Pembelian ini dilakukan oleh individu secara tiba-tiba, biasanya ketertarikan konsumen kepada penjual dalam menawarkan barang dagangan. Sedangkan menurut Dadang Sunyoto pembelian impulsif merupakan pembelian konsumen yang sifatnya spontan atau tidak direncanakan sebelumnya 39 Bagong Suyanto, Sosiologi Ekonomi Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat Post modernism, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013), h.24 40 Meida Devi Wardhani,“ Hubungan Antara Konformitas Dan Harga Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri”, Skripsi pada program pendidikan strata 1 psikologi Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009, h.27-28 22 sehingga menimbulkan ketertarikan pada konsumen untuk membeli barang di pasar.41 Seseorang akan melakukan pembelian impulsif biasanya ketertarikan pada cara strategi penjual menjual produknya untuk mengelabuhi konsumen agar tertarik sehingga tawaran-tawaran yang ditawarkan oleh penjual akan menarik konsumen untuk membelinya meskipun konsumen tersebut tidak merencanakan daftar pembelanjaan sebelumnya. b. Pemborosan (wasteful buying) Dalam pemborosan di sini biasanya konsumen dalam melakukan pembelian barang konsumsi secara berlebihan dan kurang bermanfaat, perilaku ini atas dasar menghamburhamburkan materi demi konsumsi yang tidak jelas arahnya biasanya perilaku ini yang sifatnya kesenangan sesaat dari pada kebutuhan pokok yang seharusnya lebih utama. Seperti mahasiswi lebih utama membeli perlengkapan perawatan tubuh dari pada membeli buku referensi kuliah. c. Mencari kesenangan (non rational buying) Konsumen dalam membeli barang konsumsi untuk mencari kesenangan semata. Kesenagan disini biasanya juga memanfaatkan waktu luang untuk mencari sebuah kesenagan sehingga seseorang akan berperilaku konsumtif. Menurut Josep Pieper yang dikutip oleh Bagong Suyanto waktu senggang yaitu “jeda dari kesibukan dan rutinitas keseharian, santai, piknik, berlibur, dan bahhkan waktu senggang juga dipahami sebagai aktivitas yang tidak berguna dan sekedar untuk bermalasmalasan”.42 Waktu luang ini yang diteliti untuk mengukur perilaku konsumtif 41 42 mahasiswi Danang Sunyoto, Op Cit. , h.77 Bagong Suyanto, Op Cit., h.253 dalam mencari kesenangan yang 23 menimbulkan non-rational buying atau kegiatan konsumsi yang sifatnya tidak rasional dan tidak ada manfaatnya. B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian tentang hubungan status sosial ekonomi dengan perilaku konsumtif atau yang hampir sama dengan penelitian ini yaitu: 1. Riza Afriani dengan judul skripsi “Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Hidayatullah Jakarta”. Perilaku Konsumtif mahasiswi UIN Syarif 43 2. Kemudian dengan judul “Hubungan Antara Konformitas Dan Harga Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri”.44 yang diteliti oleh Meida Devi Wardhani mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Jurnal Ade Citra Fadila dan Dewi Ayu Hidayati “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Perilaku Anak (Studi di SMA Negeri 4 Bandar Lampung)”.45 43 Riza Afriani,”Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif Mahasiswi”,Skripsi pada Program Sarjana FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014 44 Meida Devi Wardhani,“ Hubungan Antara Konformitas Dan Harga Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri”, Skripsi pada program pendidikan strata 1 psikologi Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009 45 Ade Citra Fadila dan Dewi Ayu Hidayati, "Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Perilaku Anak (Studi di SMA Negeri 4 Bandar Lampung)", Jurnal Sosiologi, Vol.1, No.4 : 262-269 262 Staf pengajar jurusan Sosiolgi FISIP Universitas Lampung 24 C. Kerangka Konseptual Kerangka Konseptul bertujuan untuk mempermudah dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bentuk kerangka atau model struktural sebagai berikut : Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Status Sosial Ekonomi Orang Tua Perilaku Konsumtif Tingkat Hubungan a. Pembelian Impulsif (impulsive buying) a. Pendidikan Sangat Rendah b. Pemborosan b. Pekerjaan Rendah (wasteful buying) Sedang c. Pendapatan Kuat Sangat Kuat c. Mencari kesenangan (non rational buying) d. Konsumsi Keluarga d. Mendapatkan produk e. Kepemilikan Harta Benda dengan mudah BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung di Jurusan Pendidikan IPS (P.IPS) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta) dalam penelitian berlangsung menjadi beberapa tahapan 1. Tahap pertama adalah observasi dan wawancara yang dilakukan pada 9 sampai 20 september 2015. 2. Tahap kedua adalah penyebaran angket uji coba yang yang dilakukan pada tangga 10 september 2015. 3. Tahap ketiga adalah penyebaran angket setelah uji coba yang dilakukan pada 11 september 2015. B. Metode Penelitian Penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut I’anatut Thoifah “Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui “.1 Dalam penelitian mencari kebenaran atau data yang sesungguhnya dalam menemukan ilmu pengetahuan dengan cara menggunakan angka-angka sebagai analisis yang ingin peneliti ketahui. Dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian non-eksperimen dimana menurut Nana Syaodih dibagi menjadi enam metode yaitu deskriptif,komparatif, korelasional, survai, ekspos fakto, dan tindakan.2 dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif “Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang menunjukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau 1 I’anatut Toifah, Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif, (Malang : Madani,2015),h.155 2 Ibid , h.156 25 26 saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan-pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan kondisi apa adanya”.3 Dalam penelitian ini maka penulis menggunakan metode kuantitatif deskriptif karena untuk mengetahui suatu keadaan yang sebenarnya mengenai status sosial ekonomi orang tua dan perilaku konsumtif mahasiwi. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Margono mendefinisikan populasi “kelompok yang menarik peneliti, dimana kelompok tersebut menarik peneliti dijadikan sebagai objek untuk menggeneralisasikan hasil penelitian”.4Sedangkan menurut Sugiyono “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya”.5 Dalam penelitian ini yang dijadikan peneliti populasi adalah seluruh mahasiswi aktif pada jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Sampel Menurut Ibnu Hadjar sampel adalah “kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung dalam penelitian”.6 Kemudian Margono mendefinisikan sampel adalah “bagian dari populasi”.7 Jadi psampel merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari populasi, sampel diambil dengan tujuan untuk mendapatkan data yang komprehensif dari sejumlah populasi. 3. Teknik Pengambilan Sampel Sampel yang merupakan dari bagian populasi akan diambil sebagian dari populasi untuk mendapatkan data yang akurat, untuk itu peneliti harus 3 Ibid 158 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), h.121 5 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung : Alfabeta, 2010),Cet.18, h.90 6 Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta : PT Grafindo Persada) Cet. I, h,133 7 Margono, Op Cit., h.133 4 27 mengetahui karakteristik dari populasi, populasi dalam penelitian ini merupakan mahasiswi aktif di jurusan pendidikan IPS, dimana para mahasiswi ini memiliki tingkatan atau jenjang sesuai dengan kelas dan semester yang dimulai dari mahasiswi semester 1,semester 3, semester 5, semester 7, dan semester 9. Dari tingkatan tersebut peneliti mencocokan dalam teknik ini digunakan teknik proporsional sampling, teknik ini digunakan apabila populasi menunjukan sifat berstrata. Adapun untuk mengambil jumlah sampel menurut Burhan Bungin setiap kelompok atau unit diwakilkan oleh 10% dari jumlah seluruh unit .8 dalam pengambilan sampel pada penelitian ini penulis merincikan pengambilan sampel sebagai berikut: Tabel 3.1 Perhitungan dalam menentukan sampel 2011 2012 2013 2014 Jumlah Populasi 68 80 82 77 Jumlah 307 Angkatan Dikali 10 Dibagi 100 680 800 820 770 6.8 8 8.2 7.7 3070 30.7 Keputusan Pengambilan 7 Sampel 8 Sampel 8 Sampel 8 Sampel 31 Sampel D. Definisi Operasional 1. Status Sosial Orang Tua (Variabel X) Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua adalah variabel Independen atau variabel bebas, untuk mengukur status sosial ekonomi orang tua terdapat beberapa aspek yang harus diteliti yaitu: a. Tingkat Pendidikan (X1) b. Pekerjaan (X2) c. Pendapatan (X3) d. Pengeluaran atau konsumsi (X4) 8 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi, (Jakarta : Kencana , 2013) edisi pertama, h. 118 28 e. Harta Benda (X5) 2. Perilaku Konsumtif Variabel perilaku konsumtif adalah variabel dependen atau variabel terikat, untuk mengukur perilaku konsumtif terdapat beberapa aspek yang harus diteliti yaitu: a. Pembelian Impulsif ((impulsive buying) (Y1) b. Pemborosan (wasteful buying) (Y2) c. Mencari kesenangan (non rational buying) (Y3) E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan informasi yang jelas dalam rangka penelitian maka dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data: 1. Metode Observasi Metode observasi adalah “kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indra lain seperti telingi, penciuman, mulut, dan kulit”.9 Dalam penelitiaan ini menggunakan observasi bentuk observasi langsung yaitu “pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek yang diobservasi, dalam arti pengamatan tidak menggunakan media-media transparan”.10 Adapun susunanan lembar observasi adalah sebagai beriukut: Tabel 3.2 Lembar Observasi Lapangan No Variabel 1 Status Sosial Ekonomi Orang Tua 9 10 Ibid., h.142 Ibid., h. 143 Aspek Yang diamati Kepemilikan Harta Benda Indikator 1. Mahasiswi Mempunyai Smartphone Terkini 2. Mahasiswi menggunakan pakaian fashion Ya Tidak Keterangan 29 terkini Pengeluaran Mahasiswi 2 Perilaku Konsumtif Pembelian Impulsif Pemborosan (Wasteful Buying) 3. Mahasiswi menggunakan sepeda motor saat kuliah 4. Mahasiswi menggunakan uang saku untuk kebutuhan kegiatan perkuliahan 5. Mahasiswi menggunakan uang saku untuk kesenangan sesaat (perilaku yang mengarah pada hedonism 1. Mahasiswi tertarik dengan pedagang yang menawarkan barang daganganya apa bila penawaranya menggiurkan 2. Mahasiswi dalam membeli produk sering tidak direncakan 3. Mahasiswi hanya mengikuti keinginan seketika dalam membeli produk 1. Mahasiswi mengetahui pembelian yang manfaatnya kurang diperlukan ketika membeli barang 2. Mahasiswi mengetahui barang yang hasil pembelian yang manfaatnya kurang diperlukan 30 Memanfaatkan 1. Mahasiwi waktu luang memanfaatkan waktu untuk luang di luar berbelanja prkuliahan untuk kegiatan refresing 2. mahasiswi berkumpul dengan teman kuliahnya ketika waktu luang untuk kegiatan bersenangsenang Gampangya 1. Mahasiswi mendapatkan mengetahui dengan produk gampangnya mendapatkan produk akan membeli yang sifatnya kurang bermanfaat 2. Metode Angket atau Kuesioner Angket atau Kuesioner adalah “rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah pertanyaan, kemudian dikirim kepada responden untuk diisi”.11 Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis angket yaitu angket langsung tertutup hal ini bertujuan untuk “dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian semua alternatif jawaban yang harus dijawab responden, telah tertera dalam angket tersebut”.12 11 12 Ibid h.130 Ibid h.130 31 Tabel 3.3 Kisi-kisi Anket Indikator dalam Konsep Status Sosial Ekonomi Orang Tua No 1 2 3 4 5 Item Tidak Valid Nomor Item/Soal Indikator Item Valid Pendidikan yang ditempuh orang tua (Bapak/Ibu) Pekerjaan dan jabatan Orang tua (Bapak/Ibu) 1 dan 2 - 1 dan 2 3, 4,5,11,20,dan 21 11,20, dan 21 3,4,dan 5 Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari orang tua Pengeluaran atau konsumsi keluarga 6 dan7 - 6 dan 7 - 8,14,15,16,17,18,1 9,dan 22 Kepemilikan harta 8,14,15,16, 17,18,19,d an 22 9,10,12, dan 13 12 Jumlah 22 9,10, dan 13 6 16 Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Indikator dalam Konsep Perilaku Komsumtif Item yang Tidak Valid Item yang Valid 1,3,4,22,23,24, dan 25. 4 1,3,22,23,2 4, dan 25. 5,6,9,10,11,12, 13,14, dan18. 5,6,9,12,dan 13 10,11,14, dan 18. Mengisi waktu luang (mencari kesenangan) 15,16,17,19,20 ,dan 27. 20 dan 27 15,16,17, dan 19. Mendapatkan produk dengan mudah 2,7,8,21, dan26. - 2,7,8,21, dan 26. No Indikator 1 Pembelian Impulsif (ketertarian konsumen karena strategi pemasaran kemudian membelinya secara spontan) Pemborosan (Pembelian barang yang tidak tuntas atau masih ada) 3 4 2 Jumlah Nomor Item/Soal 27 Item 8 Item 19 Item 32 3. Wawancara Wawancara atau juga metode interview adalah “proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau yang diwawancarai”.13 Adapun bentuk dari wawancara ini adalah wawancara sistematik yaitu “wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu pewawancara mempersiapkan pedoman (guide) tertulis tentang apa yang hendak yang ditanyakan kepada responden”.14 Untuk memudahkan penulis dalam mengajukan pertanyaan penulis membuat tdalam bentuk tabel yang diajukan ke mahasiswi yang dijadikan sebagai sampel. Beberapa pertanyaan yang diajukan kepada mahasiswi adalah sebagai berikut: Tabel 3. 5 Pedoman Wawancara Mahasiswi No 1 Varibel Y Indikator Status 1. Status Harta Sosial Ekonomi orang tua 2. Pengeluaran Pertanyaan 1. Harta apa yang diberikan dari orang tua? 2. Jika anda tertarik dengan barang, apakah anda dengan meminta orang tua langsung dibelikan? Seperti apakah itu 1. apakah anda pada posisi sekarang ini masih menggantungkan hidup dari pendapatan orang tua 2. pada waktu apa saja anda meminta uang pada orang tua 3. digunakan apa sajakah uang yang diberikan oleh orang tua anda? 2 Perilaku 1. Pembelian Konsumtif Impulsif 2. Wasteful Buying 13 14 Ibid., h.133 Ibid., h.134 apakah anda sering melakukan pembelian secara tiba-tiba? Kapan itu terjadi Apakah anda sering merasakan boros dalam mengelola keuangan? Seperti apakah itu 33 3. Mencari kesenangan 4. Mudahnya mendapatk an produk Jumlah Pertanyaan apakah anda pernah mencari kegiatan yang sifatnya untuk kegiatan mencari kesenangan untuk menyegarkan pikiran anda saat pikiran anda lagi kacau? Seperti apakah itu? dengan gampangnya mendapatkan produk sekarang-sekarang ini apakah membuat anda semakin konsumtif? Mengapa demikian? 9 Pertanyaan F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen Angket Menurut Sugiyono sebagaimana yang dikutip oleh Ridwan “instrumen dikatan valid berarti menunjukan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.15 Adapun rumus dalam menghitung tingkat validitas sebuah instrument sebagai berkut:16 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑛(∑𝑋𝑌) − (∑𝑋)(∑𝑌) √{(𝑛. ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 }{𝑛. ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 } Keterangan: rhitunng = Koefisien korelasi ∑𝑋 = Jumlah skor item ∑𝑌 = Jumlah skor total 𝑛 = Jumlah responden 15 Ridwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,(Bandung :Alfabeta,2007), cet.4, h.97 16 Ibid., h. 98 34 Setelah diketahui nilai dari r hitung disetiap item/soal angket langkah selanjutnya mencari rtabel dan dibandingkan, jika hasil rhitung>rtabel maka butir soal dinyatakan valid, tetapi jika rhitung< rtabel maka angket dinyatakan tidak valid. 2. Uji Reliabilitas Instrumen Angket Reliabilitas menunjukan bahwa“suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik”.17 Untuk menguji reabilitas penulis menggunakan rumus alpha cronbach’s sebagai berikut:18 𝑘 ∑𝑠𝑖 ][1 − ] 𝑘−1 𝑠𝑡 𝑟11 = [ 𝑟11 = Koefesien reliabilitas instrumen ∑𝑠𝑖 = Jumlah varians skor tiap − tiap item 𝑠𝑡 = Varians total 𝑘 = Jumlah butir pertanyaan Setelah mengetahui dari r11 kemudian cari dari nilai derajat kebebasan (dk/df) dengan rumus df = N–K, dimana N adalah jumlah seluruh sampel/responden, dan K adalah jumlah variabel X dan Y yaitu 2. keputusanya adalah jika , jika hasil r11>rtabel maka butir soal dinyatakan reliabel, tetapi jika r11< rtabel maka angket dinyatakan tidak reliabel. 17 Danang Sunyoto, Praktik Riset Perilaku Konsumen, (Yogyakarta : CAPS(Center of Academic Publishing Service, 2014), Cetakan Pertama, h. 115 18 Ridwan, Op Cit., h.74 35 3. Uji Kredibilitas Instrumen Wawancara dan Lembar Observasi Uji kredibilitas adalah nama lain dari validitas untuk metode penelitian kualitatif.19 Berikut adalah langkah-langkah untuk mengkredibilitaskan sebuah instrumen dari wawancara dan observasi menurut sugiyono: a. Perpanjangan Pengamatan dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali kelapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru tujuanya agar peneliti dan informan yang akan peneliti wawancara merasa dekat.20 b. Meningkatkan ketekunan dalam kegiatan ini peneliti berusaha secara rinci memperhatikan kegiatan-kegiatan informan yang akan ditelitinya sehingga secara detail peneliti tahu. c. Triangulasi Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.21 hal ini maka Sugiyono membagi triangulasi menjadi tiga yaitu: 1. Triangulasi Sumber Dalam penelitian ini penulis menggunakan teman akrab untuk mencari data informan yang peneliti jadikan sebagai sampel. 19 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfa Beta, 2012) cetakan ke-15, h.368 20 21 Ibid., h. 369 Ibid., h. 372 36 2. Triangulasi Teknik Triangulasi ini “untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda”.22 Dalam penelitian ini penulis menggunakan lembar observasi sebagai pedoman untuk memastikan bahwa informan yang penulis wawancara sesuai dengan apa yang penulis amati dalam lembar observasi. 3. Triangulasi Waktu Tujuan dari triangulasi waktu adalah untuk mengetahui apakah pada saat waktu yang berbeda informan memberikan jawaban yang sama atau cenderung berbeda hal ini penulis mengajukan pertanyaan secara berulang-ulang dalam memberikan soal dari wawancara. d. Analisis Kasus Negatif Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu.23 Tujuan dari ini adalah agar peneluan baru ditemukan sehingga peneliti dapat mengetahui secara mendalam. 4. Uji Dependability Uji ini sama halnya dengan uji reliabilitas jika di metode kuantitatif.24 uji ini dilakukan oleh orang yang independen dalam penelitian ini dosen pembimbing mengawasi rekam jejak penulis dalam mengambil data tujuanya adalah untuk mengetahui “jejak aktivitas lapangan”.25 Untuk melihat aktivitasnya pembimbing memberikan pedoman peliputan data yang penulis tulis dalam sub-bab pada halaman 40. 22 Ibid., h. 373 Ibid., h. 374 24 Ibid., h.377 25 Ibid., h. 377 23 37 G. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan peneliti untuk mengolah data yang sudah didapatkan dalam penelitian berlangsung, langkah-langkah dalam teknik pengolahan data yaitu “editing, skoring, dan tabusi”.26 1. Editing Dalam pengolahan data yang dilakukan pertama kali adalah editing pada beberapa istrumen penelitian yaitu kuisioner, lembar observasi, dan pedoman wawancara sehingga data yang didapatkan akan menjadi akurat sehingga bisa dipertanggung jawabkan. 2. Skoring Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan skor pada jawaban setiap item atau soal angket yang disusun dalam instrument penelitian. Berikut adalah skor setiap jawaban pada kuisioner: 1. Kuisioner pada angket status sosial ekonomi orang tua a. Jawaban “A” mempunyai bobot nilai = 5 b. Jawaban “B” mempunyai bobot nilai = 4 c. Jawaban “C” mempunyai bobot nilai = 3 d. Jawaban “D” mempunyai bobot nilai = 2 e. Jawaban “E” mempunyai bobot nilai = 1 2. Kuisioner pada perilaku konsumtif a. Jawaban “SS (Sangat Setuju)” mempunyai bobot nilai = 5 b. Jawaban “S (Setuju)” mempunyai bobot nilai = 4 c. Jawaban “KS (Kurang Setuju)” mempunyai bobot nilai = 3 d. Jawaban “TS (Tidak Setuju)” mempunyai bobot nilai = 2 e. Jawaban “STS (Sangat Tidak Setuju)” mempunyai bobot nilai = 1 3. Tabulasi Tahap ini yaitu membuat tabel untuk menjumlahkan seluruh jawaban dari kuesioner responden untuk mengetahui tingkat besarnya variabel X dan 26 Syofian Siregar, Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : PT. Bumi Aksara,2013), Cet. Ke-1, h.126. 38 variabel Y yaitu variabel status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif. H. Hipotesis Statistik Dalam hipotesis ini penulis hipotesis penelitian yaitu: 1. Ho = Tidak terdapat hubungan antara tinggi rendahnya status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif mahasiswi 2. Ha = Terdapat hubungan antara tinggi rendahnya status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif Dalam pengujian hipotesis karena mencari hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif mahasiswi maka peneliti menggunkan teknik statistic product moment. Dalam analisis korelasi product moment yang dicari adalah ”koefesien korelasi yaitu yaitu angka yang menyatakan derajat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen atau untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel dependen atau independen”.27 Adapun rumus untuk mencari koefesien korelasi product moment menurut Sugiyono adalah sebagai berikut:28 𝑛(∑𝑋𝑖 𝑌𝑖 ) − (∑𝑋𝑖 )(∑𝑌𝑖 ) 𝑟𝑋𝑌 = √{(𝑛. ∑ 𝑋𝑖 2 − (∑ 𝑋𝑖 )2 }{𝑛. ∑ 𝑌𝑖 2 − (∑ 𝑌𝑖 )2 } Keterangan: r = Jumlah koefesien korelasi n = Banyaknya observasi (reponden) x = Variabel independen 27 28 I’anatut, Op Cit h.218 Ibid., 218 39 y = Variabel dependen Setelah mencari nilai rhitung kemudian dicari berapa persentasekah hubungan antara variabel X dan Y dengan menggunakan rumus KD = r2 X 100% kemudian untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan dari variabel X dengan Y maka menurut Sugiyono yang dikutip dalam I’anatut mengkategorikan sebagai berikut:29 Tabel 3.6 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefesien korelasi Interval Koefesien 0.00 – 0.199 0.20 – 0.399 0.40 – 0.599 0.60 – 0.799 0.80 – 1.000 Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat I. Pendekatan Data dan Keilmuan 1. Pendekatan Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan data kualitatif dan kuantitatif sekaligus. Untuk mcndapatkan data-data yang berisi data kualitatif peneliti mengumpulkannya melalui pengamatan. Sedangkan untuk mendapatkan data-data kuantitatif maka peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrument pengumpulan data. 2. Pendekatan Keilmuan Pendekatan keilmuan yang digunakan yang terkait dengan penelitian ini, peneliti menggunakan ilmu sosiologi, ekonomi, ilmu psikologi, metodologi sosial dan ilmu kebahasaan. Adapun untuk mengolah data maka pendekatan keilmuannya dengan membaca serta menyajikannya dan teori29 Ibid., h. 220 40 teori buku statistik baik yang didapat dari pembimbing mapun sumber lain melalui diskusi maupun dengan orang lain yang menguasai bidang statistik. J. Pedoman Peliputan Data Peliputan data bertujuan untuk mempermudah peneliti untuk mencari referensi atau data dilapangan, adapun form yang dibuat adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Form Untuk Peliputan Data I II III IV V VI VII (Lihat lampiran 1 untuk Peliputan data penelitian ) 1 2 3 4 5 6 7 ANALISIS ANGKET WAWANCARA OBSERVASI DATA YANG DICARI METODE TEMPAT SASARAN KAJIAN SEKUNDER NO BAB PRIMER SUMBER DATA BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosal (P.IPS) Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) adalah salah satu jurusan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta dan memiliki tiga konsentrasi utama sebagai andalan dari jurusan Pendidikan IPS yaitu ekonomi, geografi, dan sosiologi. “Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang secara historis didirikan pada tahun 1980. Pada saat itu, jurusan pendidikan IPS masuk dalam kelompok Jurusan Tadris, yang secara keseluruhan terdiri dari bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Jurusan Tadris Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial ini pernah mengalami stagnasi penerimaan mahasiswa, sampai kemudian diaktifkan kembali pada tahun 2001 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI, Nomor E/47A/2001 tentang Penyelenggaraan Program Studi Pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan nama Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial”.1 2. Tujuan didirikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan IPS merupakan jurusan yang terdapat di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dalam artian fakultas ini mencetak mahasiswa untuk menjadi calon guru yang profesional di kemudian hari hal ini yang mendasari atas dasar “fakta tentang terjadinya kekurangan guru IPS di Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Akibat kekurangan guru IPS pada lembaga pendidikan tersebut, maka bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, baik Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Geografi, Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan 1 http://pips.fitk.uinjkt.ac.id/index.php/profil/sejarah-fakultas.html diakses pada 23 september 2015 pada pukul 10:29 WIB 41 42 Sosiologi/Antropologi diajarkan oleh guru yang bukan lulusan pendidikan bidang Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut (mismatch)”2. “Penyebab mismatch, baik pada guru bidang IPS di MTs maupun MA adalah akibat kekurangan jumlah guru untuk core bidang keilmuan IPS tersebut. Kekurangan guru IPS pada MTS dan MA sekitar 17.217 guru. Secara rinci, pada Madrasah Tsanawiyah kekurangan guru berjumlah 10.699 guru dan Madrasah Aliyah adalah berjumlah 6.518 guru. Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 42 ayat (1) bahwa pendidik (guru) harus memiliki kualifikasi minimum yaitu S1 (D4) dan sertifikasi sesuai jenjang kewenangan mengajar yakni mengajar bidang ilmu sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Tuntutan UndangUndang tersebut dijelaskan lebih lanjut pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Untuk mengatasi mismatch dan memenuhi kekurangan guru Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Geografi, Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Sosiologi/Antropologi pada MTs dan MA, maka Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerima mahasiswa kembali berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI, Nomor E/47A/2001 tentang Penyelenggaraan Program Studi Pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang sekarang menjadi nama menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.3 3. Visi dan Misi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengethuan Sosial a. Visi Visi Program Studi Pendidikan IPS adalah: “Menjadi program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang unggul, kompetitif, profesional, dan berwawasan ke-Islam-an, kemanusiaan, dan keIndonesia-an”. 2 http://pips.fitk.uinjkt.ac.id/index.php/profil/sejarah-fakultas.html diakses pada 23 september 2015 pada pukul 10:29 WIB 3 http://pips.fitk.uinjkt.ac.id/index.php/profil/sejarah-fakultas.html diakses pada 23 september 2015 pada pukul 10:29 WIB 43 b. Misi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Menyelenggarakan pendidikan jenjang S1 Program Studi Pendidikan IPS untuk mewujudkan guru IPS yang memiliki kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial, yang berwawasan ke-Islam-an, kemanusiaan, dan ke-Indonesia-an. 2. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan untuk kemajuan ilmu-ilmu sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial 3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dengan menyebarluaskan hasil kajian keilmuan dan inovasi bidang sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial melalui program seminar, workshop, dan berbagai program pelatihan sebagai wujud tanggung jawab sosial akademik perguruan tinggi. c. Tujuan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Tujuan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakartasesuai dengan misinya dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Menyiapkan tenaga ahli ilmu sosial dan guru ilmu pengetahuan sosial yang memiliki kompetensi pedagogik, kapribadian, profesional, dan sosial. 2. Mengembangkan ilmu-ilmu sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial, untuk tingkat SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK. 3. Menyiapkan tenaga ahli ilmu/ilmuwan sosial yang Islami, nasionalis, dan berperikemanusiaan 4. Menyiapkan tenaga ahli untuk mengadakan penelitian dalam bidang ilmu sosial. 5. Mengabdikan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang ilmu pengetahuan sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial 6. Menciptakan sarjana pendidikan S1 Program Studi Pendidikan IPS untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK. 44 4. Daftar Dosen dan Keahlian Tabel 4.1 Daftar Dosen Pendidikan IPS No Nama Dosen Keahlian Pedagogi dan 1 Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA Antropologi Kesehatan 2 Abd. Rozak, M.Si Pedagogi dan Pendidikan Kewarganegaraan 3 Didin Syafrudin, MA, Ph.D Ilmu Pendidikan, Konflik dan Integrasi, dan Pendidikan Multikultural 4 Dr. Teuku Ramli Zakaria, MA 5 Dr. Muhamad Arif, M.Pd 6 Drs. Nurochim, MM 7 Syaripulloh, M.Si 8 Dr. Ulfah Fajarini, M.Si 9 10 11 Annisa Windarti, M.Si Drs. Banadjid Cut Dhien Nurwahida, MA 12 Dr. Iwan Purwanto, M.Pd 13 14 15 Jakiatin Nisa, M.Pd Maila Dinia Husni Rahiem, MA Moch. Noviadi Nugroho, M.Pd 16 Andri Noor Ardiansyah 17 Neng Sri Nuraini, M.Pd 18 Sodikin, M.Si Kewarganegaraan dan Penelitian Sejarah, Strategi Pembelajaran IPS, dan Perencanaan Pembelajaran IPS Pengantar Manajemen, Kewirausahaan Sosiologi, Sosiologi Agama, Sosiologi Pedesaan dan Perkotaan, Sosiologi Pendidikan Antropologi dan Kapita Selekta Antropologi Ekonomi dan Akuntansi Tata Buku, Koperasi Antropologi Pendidikan Ekonomi, Pendidikan IPS, dan Strategi Pembelajaran Geografi Pendidikan Psikologi Pendidikan Ekonomi Geografi Fisik dan Lingkungan Pendidikan Ekonomi Geografi dan Lingkungan Pendidikan Geografi 45 19 Tri Harjawati, M.Sc 20 Zahara, M.Ed 21 22 Amarno Y. Wiyono, MM Dr. Iwan Hermawan, M.Pd 23 Prof. Dr. Budi Sulistiono, M.Hum 24 Drs. Suharjo, M.Pd Pendidikan Ekonomi Manajemen Keuangan Pend. Bahasa Inggris Tekhnologi Pendidikan Ekonomi Pendidikan Geografi Sejarah dan Peradaban Islam Pendidikan Geografi 5. Jumlah Mahasiswa Jumlah mahasiswa dan mahasiswi jurusan ips dari angkatan 2011, 2012, 2013 dan 2014 akan ditabulasikan sebagai berikut: Tabel 4.2 Jumlah Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Jumlah No Angkatan Mahasiswa/i 1 2011 114 2 2012 120 3 2013 115 4 2014 101 B. Uji Kualitas Data 1. Hasil Uji Validitas Hasil angket uji coba pada variabel X yaitu status sosial ekonomi orang tua yang dibandingkan dengan rtabel4 dengan perhitungan manual adalah sebagai berikut: 4 Lihat lampiran untuk nilai rtabel dengan jumlah sampel 31 responden 46 Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Data Status Sosial Ekonomi Orang Tua No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 rhitung 0.710543 0.717136 0.52299 0.802484 0.531403 0.791496 0.613168 0.493168 0.284345 0.335352 -0.0159 0.573329 0.362295 0.602111 0.479758 0.638026 0.489496 0.48981 0.445844 -0.15797 -0.15797 0.578481 rtabel 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 Keputusan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tabel 5.1 Menunjukan bahwa variabel (X) yaitu status sosial ekonomi orang tua mempunyai kriteria valid untuk 16 soal yaitu soal 1,2,3,4,5,6,7,8,12,14,15,16,17,18,19 dan 22. Sedangkan untuk angkat yang tidak valid adalah angket 9,10,11,13,20, dan 21. Angket valid jika rhitung > dari rtabel dan thitung > ttabel dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 5%. 47 Selanjutnya perhitungan untuk pengujian angket perilaku konsumtif variabel Y dengan membandingkan hasil dari rhitung yang dibandingkan dengan rtabel5 yaitu variabel terikat adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Perilaku Konsumtif Mahasiswi P.IPS No Item 1 rhitung 0.601179 rtabel 0.355 0.651091 0.355 2 0.725652 0.355 3 0.341837 0.355 4 -0.01294 0.355 5 0.371462 0.355 6 0.498188 0.355 7 0.670121 0.355 8 0.37176 0.355 9 0.736569 0.355 10 0.518155 0.355 11 0.302235 0.355 12 0.30247 0.355 13 0.593407 0.355 14 0.788073 0.355 15 0.766628 0.355 16 0.777708 0.355 17 0.62756 0.355 18 0.692874 0.355 19 0.00153 0.355 20 0.505576 0.355 21 0.653941 0.355 22 0.814013 0.355 23 0.644192 0.355 24 0.774494 0.355 25 0.734089 0.355 26 0.244605 0.355 27 (Lihat lampiran uji validitas) 5 Keputusan Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Lihat lampiran untuk nilai rtabel dengan jumlah sampel 31 responden 48 Tabel 5. Menunjukan bahwa variabel (Y) yaitu status perilaku konsumtif mempunyai kriteria valid untuk 19 soal yaitu soal 1,2,3,7,8,10,11,14,15,16,17,18,19,21,22,23,24,25 dan 26. Sedangkan untuk angkat yang tidak valid adalah angket 4,5,6,9,12,13,20 dan 27. Angket valid jika rhitung > dari rtabel dan thitung > ttabel dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 5%. 2. Hasil Uji Reliabilitas Hasil angket uji coba selanjutnya di uji nilai reliabilitas dengan tujuan mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas6 No 1 2 Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua (X) Perilaku Konsumtif(Y) rhitung rtabel Keputusan 0.84 0.355 Reliabel 0.91 0.355 Reliabel Tabel 5.3 menunjukan nilai alpha atas variabel status sosial ekonomi orang tua dari r11 adalah 0.84 sedangkan untuk rtabel dengan derajat kebebasan yaitu dk/df = N – 2 (dari jumlah variabel bebas dan terikat) = 29 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh sebesar rtabel = 0.355.7 hal ini menunjukan bahwa r11>rtabel maka keputusanya reliabel, kemudian atas perilaku konsumtif mahasiswi dari r11 adalah 0.91 sedangkan untuk rtabel dengan derajat kebebasan yaitu dk = N-2 = 29 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh sebesar rtabel = 0.355.8 hal ini menunjukan bahwa r11>rtabel maka keputusanya variabel perilaku konsumtif mahasiswi juga reliabel. 6 Lihat lampiran uji reliabilitas varibel X dan Y pada lampiran 8 dan 9 Lihat lampiran 13 untuk menentukan df = N-2 8 Lihat lampiran 13 untuk menentukan df = N-2 7 49 C. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua a. Pendidikan Dalam menklasifikasikan pendidikan penulis membagi menjadi lima kategori yaitu SD (Sekolah Dasar)/MI (Madrasah Ibtidaiyah), SMP (Sekolah Menengah Pertama)/MTS (Madrasah Tsanawiyah), SMA (Sekolah Menengah Atas)/SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), Diploma, dan Sarjana Adapun data pendididikan orang tua mahasiswi adalah sebagai berikut: 1. Orang Tua (Ayah) Mahasiswi Tabel 4.6 Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ayah) Mahasiswi Pendidikan Yang Ditempuh No 1 2 3 4 5 SD (Sekolah Dasar)/MI (Madrasah Ibtidaiyah) SMP /MTS SMA (Sekolah Menengah Atas)/SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), Diploma Sarjana Jumlah Frekuensi Persentase 8 25.80% 5 16.10% 12 38.70% 1 5 31 3.20% 16.20% 100.00% Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa tingkat pendidikan orang tua dari Ayah terbesar adalah kategori SMA (Sekolah Menengah Atas)/SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) sebesar 38.70%, kemudian SD (Sekolah Dasar)/MI (Madrasah Ibtidaiyah) sebesar 25.80%, selanjutnya SMP (Sekolah Menengah Pertama)/MTS (Madrasah Tsanawiyah) sebesar 16.10%, disusul oleh Tingkat Sarjana sebesar 16.20%. Kemudian data ini digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut: 50 Histogram 4.1 (Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ayah) Mahasiswi) SD/MI SMP /MTS SMA/SMK Diploma Sarjana 38.70% 25.80% SD/MI 16.20% 16.10% SMP /MTS SMA/SMK 3.20% Diploma Sarjana 2. Pendidikan Orang Tua (Ibu) dari Mahasiswi Tabel 4.7 Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ibu) Mahasiswi No 1 Pendidikan Yang Ditempuh SD (Sekolah Dasar)/MI (Madrasah Ibtidaiyah) 3 SMP /MTS SMA (Sekolah Menengah Atas)/SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) 4 5 Diploma Sarjana 2 Jumlah Frekuensi Persentase 7 22.60% 8 25.80% 13 41.90% 0 3 31 9.70% 100.00% Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa tingkat pendidikan orang tua dari Ibu terbesar adalah kategori SMA (Sekolah Menengah Atas)/SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) sebesar 41.90%, kemudian SMP (Sekolah Menengah Pertama) /MTS (Madrasah Tsanawiyah) sebesar 25.80%, selanjutnya SD (Sekolah Dasar)/MI (Madrasah Ibtidaiyah) sebesar 26.60% ,tingkat Sarjana sebesar 9.70%, sedangkan untuk tingkatan diploma tidak ada yang 51 menempuhnya. Kemudian data ini digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut: Histogram 4.2 Pekerjaan Orang tua (Ibu) SD/MI SMP/MTS SMA/SMK 41.90% 22.60% Sarjana 25.80% 9.70% SD/MI SMP/MTS SMA/SMK Sarjana Dari pendidikan yang ditempuh oleh orang tua mahasiswi Pendidikan Ilmu Pengetahuan (P.IPS) UIN Syarif Hidayatullah yang paling dominan adalah tingkatan SMA (Sekolah Menengah Atas)/SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). b. Pekerjaan Pengukuran pekerjaan dari orang tua mahasiswi penulis menggunakan lima jenis pekerjaan untuk ayah mahasiwi yaitu Pejabat Pemerintah, PNS (Pegawai Negeri Sipil), Pegawai Swasta, Wirausaha, Pegawai Lainya sedangkan untuk pekerjaan orang tua Ibu yaitu PNS (Pegawai Negeri Sipil), Pegawai Swasta, wirausaha, dan Ibu rumah tangga adapun pekerjaan orang tua mahasiswi adalah sebagai berikut: 1. Pekerjaan Orang Tua (Ayah) Mahasiswi Untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua (Ayah) mahasiswi adalah sebagai berikut: 52 No 1 2 3 4 Tabel 4.8 Pekerjaan Orang Tua (Ayah) Jenis F Persentase Pekerjaan (Frekuensi) Pegawai Lainya 6 19.40% Wirausaha 12 38.70% Pegawai Swasta 9 29.00% PNS (Pegawai 4 12.90% Negeri Sipil) Jumlah 31 100.00% Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa pekerjaan orang tua Bapak dari mahasiswi terbesar adalah kategori wirausaha sebesar 38.7%, kemudian pegawai swasta sebesar 29.0%, selanjutnya pegawai lainya sebesar 19.4% , dan yang terakhir PNS sebesar 12.9%, sedangkan untuk pejabat pemerintah tidak ada yang mendudukinya. Kemudian data ini bisa digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut: Histogram 4.3 Pekerjaan Orang Tua (Bapak) Pegawai Lainya Wirausaha Pegawai Swasta PNS (Pegawai Negeri Sipil) 38.70% 29.00% 19.40% 12.90% Pegawai Lainya Wirausaha Pegawai Swasta PNS (Pegawai Negeri Sipil) 53 2. Pekerjaan orang Tua (Ibu) Mahasiswi Tabel 4.9 Pekerjaan Orang Tua (Ibu) No Jenis Pekerjaan 1 Ibu Rumah Tangga Wirausaha Pegawai Swasta PNS (Pegawai Negeri Sipil) 2 3 4 Jumlah F Persentase (Frekuensi) (%) 22 71.00% 4 3 12.90% 9.70% 2 6.50% 31 100.00% Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa pekerjaan orang tua Ibu dari mahasiswi terbesar adalah kategori ibu rumah tangga sebesar 71.0%, kemudian wirausaha sebesar 12.9%, selanjutnya pegawai swasta sebesar 9.7% , lalu yang terakhir PNS (Pegawai Negeri Sipil) sebesar 6.5 % sedangkan untuk pejabat pemerintah tidak ada yang mendudukinya. data ini bisa digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut: Histogram 4.4 Pekerjaan Orang Tua (Ibu) Ibu Rumah Tangga Wirausaha 71.00% Pegawai Swasta PNS (Pegawai Negeri Sipil) Ibu Rumah Tangga 12.90% 9.70% 6.50% Wirausaha Pegawai Swasta PNS (Pegawai Negeri Sipil) 54 Dari data tersebut menggambarkan bahwa tingkat pekerjaan yang terbanyak adalah wirausaha untuk Ayah mahasiswi, sedangkan pekerjaan ibu terbesar adalah ibu rumah tangga hal ini peran gender seseorang akan berpengaruh pada anggota keluarga. c. Pendapatan Pengukuran pendapatan dari orang tua mahasiswi penulis menggunakan lima kategori pendapatan yaitu kategori satu kurang dari Rp 1.800.000, kategori dua Rp 1.800.001 – Rp 3.000.000, kategori tiga Rp 3.000.001 – Rp 4.800.000, kategori empat Rp 4.800.001 – Rp 7.200.000, dan kategori lima lebih dari Rp 7.200.000, adapun pendapatan orang tua mahasiswi adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Tingkat Pendapatan Keluarga No 1 2 3 4 5 Tingkat Pendapatan Kurang dari Rp 1.800.000 Rp 1.800.001 - Rp 3.000.000 Rp 3.000.001 – Rp 4.800.000 Rp 4.800.001 – Rp 7.200.000 Lebih dari Rp 7.200.000 Jumlah F Persentase (Frekuensi) 4 12.90% 9 29.00% 12 38.70% 4 12.90% 2 31 6.50% 100.00% Dari tabel tersebut jumlah yang pendapatan terbanyak dari orang tua mahasiswa adalah ketegori ke-tiga yaitu 38.7% dari jumlah populasi, kemudian tabel ini digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut: 55 Histogram 4.5 Pendapatan Keluarga Mahasiswi setiap bulan Kurang dari Rp 1.800.000 Rp 1.800.001 - Rp 3.000.000 Rp 3.000.001 – Rp 4.800.000 Rp 4.800.001 – Rp 7.200.000 Lebih dari Rp 7.200.000 38.70% 29.00% 12.90% 12.90% 6.50% Kurang dari Rp Rp 1.800.001 - Rp 3.000.001 – Rp 4.800.001 – 1.800.000 Rp 3.000.000 Rp 4.800.000 Rp 7.200.000 Lebih dari Rp 7.200.000 d. Pengeluaran / Konsumsi Pengukuran pengeluaran konsumsi keluarga mahasiswi penulis menggunakan lima kategori pendapatan yaitu kategori satu kurang dari Rp 50.000, kategori duaRp 50.000 – Rp 100.000, kategori tiga Rp 100.001 – Rp 150.000, kategori empat Rp 150.001 – Rp 200.000,dan kategori lima sebesar lebih dari Rp 200.000, adapun pengeluaran orang tua mahasiswi adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Tingkat Konsumsi Keluarga Perhari No Kategori Pengeluaran F (Frekuensi) Persentase 1 Kurang dari Rp 50.000 2 6.50% 2 Rp 50.000 – Rp 100.000 16 51.60% 3 Rp 100.001 – Rp 150.000 8 25.80% 4 5 Rp 150.001 – Rp 200.000 Lebih dari Rp 200.000 Jumlah 2 3 31 6.50% 9.70% 100.00% 56 Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa tingkat konsumsi perhari dari keluarga mahasiswi terbesar adalah kategori dua yaitu 51.6%, kemudian kategori ke-tiga sebesar 25.8%, selanjutnya kategori ke-satu dan ke-empat adalah sama sebesar 6.5%, lalu untuk ketegori ke-lima 9.7 %. Data ini bisa digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut: Histogram 4.6 Pengeluaran Konsumsi Keluarga perhari Kurang dari Rp 50.000 Rp 150.001 – Rp 200.000 Rp 50.000 – Rp 100.000 Lebih dari Rp 200.000 Rp 100.001 – Rp 150.000 51.60% 25.80% 6.50% Kurang dari Rp Rp 50.000 – Rp Rp 100.001 – 50.000 100.000 Rp 150.000 6.50% 9.70% Rp 150.001 – Rp 200.000 Lebih dari Rp 200.000 e. Kepemilikan Harta Keluarga Dalam mengukur kepemilikan harta keluarga penulis mengukur menggunakan harta kendaraan dengan mengkategorikan menjadi lima yaitu kategori pertama tidak mempunyai kendaraan, kategori ke dua hanya sepeda, kategori ke-tiga sepeda motor, kategori ke-empat mobil, dan kategori ke-lima memiliki mobil dan sepeda motor, data tersebut dapat dilihat status kepemilikanya sebagai berikut: Tabel 4.12 Kepemilikan Harta Kendaraan No Jenis Kendaraan F (Frekuensi) 1 Tidak mempunyai 2 2 Sepeda 1 3 Sepeda Motor 18 4 Mobil 1 5 Mobil dan Sepeda Motor 9 Jumlah 31 Persentase 6.5 3.2 58.1 3.2 29 100 % 57 Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa kepemilikan kendaraan kategori ke-tiga yaitu hanya sepeda motor 58.1%. Kemudian kategori ke-lima yaitu mobil dan sepeda motor sebesar 29%, selanjutnya kategori ke-satu yaitu tidak mempunyai kendaraan sebesar 6.5%.sedangkan untuk kategori ke-2 dan ke-empat sebesar 3.2 %. Data ini bisa digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut: Histogram 4.7 Kepemilikan Harta Kendaraan Tidak mempunyai Sepeda Motor Mobil dan Sepeda Motor Sepeda Mobil 58.10% 29% 6.50% 3.20% Tidak mempunyai Sepeda 3.20% Sepeda Motor Mobil Mobil dan Sepeda Motor 2. Deskripsi Seluruh Aspek Status Sosial Ekonomi Orang Tua Untuk mengetahui deskripsi keseluruhan dari status sosial ekonomi orang tua digunakan tabulasi frekuensi sebagai berikut: 1. Cari rentangan R = Data terbesar – data terkecil R = 64 – 35 2. Kemudian menentukan banyaknya kelas menggunakan aturan struges: Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3.3 (Log n) = 1 + 3.3 (Log 31) = 1 + 3.3 (1.491362) = 1 + 4.921494 = 5.921494 (kemudian dibulatkan menjadi 6 kelas) 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 3. Panjang Interval kelas = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 58 = 35 6 = 5.833333 (Dibulatkan menjadi 6) Kemudian disusun data dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.13 Tabulasi dari Angket Variabel Status Sosial Ekonomi No Kelas Interval 1 2 3 4 5 6 29 -34 35 - 40 41 - 46 47 - 52 53 - 58 59 - 64 Jumlah F(Frekuensi) Nilai Tengah 4 7 8 5 4 3 31 31.5 37.5 43.5 49.5 55.5 61.5 Persentase (%) 12.9 22.6 25.8 16.1 12.9 9.7 100 Kemudian status sosial ekonomi orang tua mahasiswi akan digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut: Histogram 4.8 Status Sosial Ekonomi Orang Tua Mahasiswi 29 -34 35 - 40 41 - 46 47 - 52 53 - 58 59 - 64 25.80% 22.60% 16.10% 12.90% 12.90% 9.70% 29 -34 35 - 40 41 - 46 47 - 52 53 - 58 59 - 64 59 3. Deskripsi Data Variabel Perilaku Konsumtif a. Pembelian Impulsif (Pembelian Spontan) berikut adalah tabel dari perilaku pembelian spontan mahasiswi yang dideskripsikan melalui tabel dan histogram: Tabel 4. 14 Data Intensitas Pembelian Impulsif Mahasiswi No 1 2 3 4 5 Skala Pengukuran Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Jumlah Persentase 1.10% 20.40% 32.30% 37.60% 8.60% 100.00% Dari tabel tersebut menandakan bahwa mahasiswi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) dalam perilaku konsumsinya memiliki perilaku pembelian impulsif atau pembelian dengan cara spontan atau pembelian secara tiba-tiba berdasarkan hasil angket untuk jawaban setuju sebesar 37.6% dan sangat setuju sebesar 8.6%. sedangkan untuk jawaban kurang setuju dalam artian pernah melakukan atau kadang-kadang tidak pernah melakukan pembelian impulsif sebesar 32.3%. selanjutnya untuk jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju sebesar 20.4% dan 1.1%. dari data ini mengindikasikan bahwa sebagian besar mahasiswi berperilaku pembelianyanya cenderung impulsif atau spontan. Data ini disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut: 60 Histogram 4.9 Perilaku Pembelian Impulsif Mahasiswi Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju 37.60% 32.30% 20.40% 8.60% 1.10% Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju b. Pemborosan (Wasteful Buying) Instrumen angket dari variabel Y yaitu berperilaku konsumtif atas dasar pembelian produk yang kurang bermanfaat adalah sebagai berikut: Tabel 4.15 Intensitas Pemborosan No Skala Pengukuran 1 Sangat Tidak Setuju 2 3 4 5 Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Persentase (%) 0 16.1 34.7 40.3 8.9 100 Jumlah Tabel tersebut menandakan bahwa mahasiswi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) dalam perilaku konsumsinya memiliki perilaku boros atau pembelian produk yang cenderung tidak ada manfaatnya atau pembelian produk yang masih dimilikinya. 61 Berdasarkan hasil angket untuk jawaban setuju sebesar 40.3% dan sangat setuju sebesar 8.9%. sedangkan untuk jawaban kurang setuju dalam artian pernah melakukan atau kadang-kadang tidak pernah bersikap boros sebesar 16.1%. selanjutnya untuk jawaban tidak setuju adalah sebesar 16.1% dan sangat tidak setuju 0% atau tidak ada yang menjawabnya. dari data ini mengindikasikan bahwa sebagian besar mahasiswi berperilaku boros atau wasteful buying tinggi. Data tersebut digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut: Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Histogram 4.10 Perilaku Pemborosan 34.7 40.3 16.1 8.9 0 Sangat Tidak Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Setuju Sangat Setuju c. Mencari Kesenangan Instrumen angket dari variabel Y yaitu berperilaku konsumtif atas dasar untuk mencari kesenangan dalam memanfaatkan waktu luang adalah sebagai berikut: Tabel 4.16 Intensitas Mencari Kesenangan dengan kegiatan Konsumsi No Skala Pengukuran Persentase(%) 1 Sangat Tidak Setuju 6.5 2 Tidak Setuju 30.6 3 Kurang Setuju 40.3 4 Setuju 20.2 5 Sangat Setuju 2.4 Jumlah 100 62 Tabel tersebut menandakan bahwa mahasiswi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) dalam perilaku konsumsinya yang didasari untuk mencari sebuah kesenangan sesaat berdasarkan hasil angket untuk jawaban kurang setuju setuju sebesar 40.3% dan tidak setuju sebesar 30.6%. sedangkan untuk jawaban setuju sebesar 20.2% selanjutnya untuk jawaban sangat tidak setuju adalah sebesar 6.5% dan sangat setuju 2.4%. Dari data ini mengindikasikan bahwa sebagian besar mahasiswi tidak berperilaku konsumtif atas dasar kegiatan konsumsi untuk mencari kesenangan sesaat, akan tetapi sebagian 20% dan 2.4% mahasiswi berperilaku konsumtif untuk mencari kesenangan. Dari tabel tersebut dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut: Histogram 4.11 Perilaku Konsumtif atas dasar mencari kesenangan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju 40.30% Kurang Setuju Setuju 30.60% Sangat Setuju 20.20% 6.50% 2.40% Sangat Tidak Setuju d. Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Mendapatkan Produk dengan Mudah Instrumen angket dari variabel Y yaitu berperilaku konsumtif atas dasar mudahnya mendapatkan produk pada zaman sekarang, sehingga mahasiswi berperilaku boros adalah sebagai berikut: 63 Tabel 4.17 Perilaku Konsumtif karena Kemudahan Mendapatkan Produk No Skala Pengukuran 1 Sangat Tidak Setuju 2 3 4 5 Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Jumlah Persentase(%) 4.5 21.9 41.9 25.8 5.8 100 % Dari tabel tersebut menunjukan bahwa mahasiswi berperilaku konsumtif atas dasar mudahnya mendapatkan produk untuk kegiatan konsumsi adalah 25.8% dan 5.8%, kemudian untuk jawaban kurang setuju sebesar 41.9%, untuk jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju masing-masing yaitu 21.9% dan 4.5%. kemudian data ini dibuat histogram sebagai berikut: Histogram 4.12 Perilaku Konsumtif atas dasar mudahnya mendapatkan produk Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju 41.9 21.9 25.8 5.8 4.5 Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju 64 4. Deskripsi Seluruh Aspek Perilaku Konsumtif Untuk mengetahui deskripsi keseluruhan perilaku konsumtif mahasiswi tabulasi frekuensi sebagai berikut: 1. Cari rentangan R = Data terbesar – data terkecil R = 82 – 43 R = 39 2. Kemudian menentukan banyaknya kelas menggunakan aturan struges: Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3.3 (Log n) = 1 + 3.3 (Log 39) = 1 + 3.3 (1.591065) = 1 + 5.250513 = 6. 250513 (kemudian dibulatkan menjadi 6 kelas) 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 3. Panjang Interval kelas = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 = 39 6 = 6.5 (Dibulatkan menjadi 7 Kelas) Kemudian disusun data dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.18 Tabulasi dari Angket Perilaku Konsumtif Panjang Frekuensi Nilai Persentase No Interval (F) Tengah (%) 1 43 – 49 4 46.0 12.9 2 50 – 56 6 53.0 19.4 3 57 – 63 11 60.0 35.5 4 64 – 70 5 67.0 16.1 5 71 – 77 4 74.0 12.9 6 78 - 84 1 81.0 3.2 Jumlah 31 100.0% 65 Kemudian intensitas perilaku konsumtif mahasiswi akan digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut: Histogram 4.13 Perilaku Konsumtif Mahasiswi 35.5 43 – 49 50 – 56 57 – 63 64 – 70 71 – 77 78 - 84 19.4 16.1 12.9 12.9 3.2 43 – 49 50 – 56 57 – 63 64 – 70 71 – 77 78 - 84 D. Uji Hipotesis Dalam hipotesis ini penulis merumuskan hipotesis penelitian yaitu: 1. Ho = Tidak terdapat hubungan antara tinggi rendahnya status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif mahasiswi 2. Ha = Terdapat hubungan antara tinggi rendahnya status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif mahasiswi. Dari kedua hipotesis tersebut penulis merekapitulasi jumlah skor item total yang dijawab dari variabel (X) dan rekapitulasi dari jumlah skor item total yang dijawab dari variabel (Y). berikut adalah hasil rekapitulasi variabel X dan Y: Tabel 4.19 Tabulasi untuk pengujian hipotesis No 1 Variabel X 47 Variabel Y 45 X2 Y2 YX 2209 2025 2115 66 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Jumlah 41 41 29 39 46 48 36 37 30 38 38 58 33 42 42 49 44 59 42 34 64 36 50 57 53 48 35 62 55 46 1379 67 53 50 57 70 60 49 54 55 62 62 68 44 63 65 72 62 58 62 53 63 43 76 75 82 62 51 71 70 63 1887 Keterangan ∑X = 1379 ∑Y = 1887 1681 4489 2747 1681 2809 2173 841 2500 1450 1521 3249 2223 2116 4900 3220 2304 3600 2880 1296 2401 1764 1369 2916 1998 900 3025 1650 1444 3844 2356 1444 3844 2356 3364 4624 3944 1089 1936 1452 1764 3969 2646 1764 4225 2730 2401 5184 3528 1936 3844 2728 3481 3364 3422 1764 3844 2604 1156 2809 1802 4096 3969 4032 1296 1849 1548 2500 5776 3800 3249 5625 4275 2809 6724 4346 2304 3844 2976 1225 2601 1785 3844 5041 4402 3025 4900 3850 2116 3969 2898 63989 117699 85700 67 ∑X2 = 63989 ∑Y2 = 117699 ∑XY = 11769 Selanjutnya untuk menghitung tingkat korelasi antara variabel X dan Y menggunakan rumus product moment sebagai berikut: 𝑟𝑋𝑌 = 𝑛(∑𝑋𝑌) − (∑𝑋)(∑𝑌) √{(𝑛. ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 }{𝑛. ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 } 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 31(85700) − (1379 )(1887 ) √31(63989 ) − (1379)2 {(31(117699) − (1887 )2 } 2656700 − 2602173 √(1983659 1901641) (3648669 − 3560769) 54527 √(82018)(87900 ) 54527 √7209382200 54527 84908.0809 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0.64218858 Dari hasil perhitungan korelasi tersebut diperoleh rxy = 0.642 . selanjutnya untuk menguji hipotesis yang penulis ajukan yaitu dengan cara membandingkan besarnya (r) yang telah diperoleh dalam perhitungan yaitu r hitung dengan besarnya (r) yang tercantum dalam tabel atau (r product moment). Besarnya (r) yang tercantum dalam tabel yaitu nilai (r product moment) pada taraf signikansi 5% sebesar 0.355.9 dengan demikian (rxy) atau r hitung lebih besar dari rtabel pada taraf signikansi 5% (0.642 > 0.355) artinya terdapat hubungan searah yang positif antara hubungan status sosial ekonomi orang tua 9 Lihat lampiran 12 untuk rtabel dengan taraf signifikansi 5% 68 dengan perilaku konsumtif mahasiswi, hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat status sosial orang tua maka tinggi pula perilaku konsumif, sebaliknya semakin rendah status sosial orang tua maka akan semakin rendah perilaku konsumtif dengan demikian untuk uji hipotesis yaitu Ho ditolak dan Ha diterima. Untuk mengetahui besarnya hubungan variabel X dengan variabel Y, dapat digunakan rumus determinasi (Kd) yaitu sebagai berikut: Kd = r2 X 100% = 0.6422 X 100% = 0.412 X 100 = 41.24 % Dari perhitungan koefesien determinasi menunjukan 41.24%, hal ini mengindikasikan bahwa perilaku konsumtif mahasiswi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) dipengaruhi oleh status sosial ekonomi orang tua mahasiswi sebesar 41.24% kemudian sisanya sebesar 58.76% dipengaruhi oleh faktor lain yang penulis tidak ditelitinya. Untuk megetahui kebenaran dari perhitungan koefesien korelasi tersebut, maka diperoleh pengujian hipotesis yang akan diuji diberi simbol Ha, sedangkan untuk hipotesis alternatif diberi sombil Ho. Perhitungan test observasi (t) dapat dicari menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟 √𝑛 − 2 √1 − 𝑟 2 Keterangan r = hasil rxy uji korelasi n = jumlah sampel atau responden 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0.64218858 √31 − 2 √1 − 0.64218858 2 69 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0.64218858 √29 √1 − 0.412406 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0.64218858 (5.385165 ) √0.587594 3.458291 0.766547 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 4.511521 Dari hasil thitung yaitu sebesar 4.511521 akan dibandingkan dengan ttabel dimana tingkat signifikansinya alpha = 5% dan derajat kebebasan df = n-2 atau df =31-2=29 yang diperoleh ttabel10 sebesar 2.0484 artinya terdapat hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif mahasiswi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) UIN Jakarta. Dengan demikian hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak. E. Hasil Analisa Wawancara Hasil wawancara dari para informan adalah sebagai berikut:11 1. Deskripsi Status Sosial Ekonomi Orang Tua Pada pertanyaan yang diajukan oleh penulis bahwa tingkat pemberian harta yang diberikan oleh orang tua meliputi kendaraan sepeda motor, peralatan ,dan perlengkapan kuliah. Mahasiswi akan dibelikan tersebut jika orang tua memiliki uang lebih untuk membelikanya sebaliknya mahasiswi yang cenderung status sosial ekonominya rendah membeli hal tersebut menunggu waktu yang sangat lama untuk memperoleh barang yang diinginkanya. hal ini membedakan bahwa keinginan barang untuk 10 11 Lihat lampiran untuk mencari ttabel dengan nilai df = 29 Lihat lampiran hasil wawancara pada beberapa informan 70 memilikinya tergantung pada dimana tingkat status sosial ekonomi orang tua yang didapatkanya apakah tingktan tinggi, menengah, ataupun bawah. Dalam analisa wawancara ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswi akan dibelikan langsung dalam artian intensitas waktu yang singkat untuk memperoleh barang apabila orang tua tersebut memiliki banyak uang untuk untuk membelikan barang yang diinginkan anaknya seperti yang diinginkanya. Sebaliknya dibelikanya dalam waktu yang lama atau bahkan tidak dibelikan apabila orang tua tidak memiliki atau cukup banyak uang hal ini yang mahasiswi akan menabungkan uang sendiri dari uang saku yang paspasan untuk membeli barang yang diinginkanya. 2. Deskripsi Perilaku Konsumtif Mahasiswi akan melakukan pembelian secara tiba-tiba atau pembelian impulsif jika mengunjungi tempat-tempat belanja seperti mal, mini market, dan tempat belanja lainya hal ini karena ada ketertarikan dan kepuasan sendiri ketika membeli produk yang membuat menarik hati. Hal ini yang menganggap mahasiswi itu merasakan boros dalam mengelola keuangan. Dalam mengisi waktu luang ketika tidak ada kegiatan diluar kuliah dan menghilangkan kejenuhan mahasiswi akan mencari tempat hiburan untuk mencari kesenangan sesaat seperti menonton bioskop, pergi ketempat wisata, dan nongkrong dengan teman-teman yang semua kegiatan itu mengeluarkan uang yang mereka dapatkan dari orang tua. Dengan adanya media sosial atau internet kemudian mal serta mini market yang menjamur mahasiswi akan mengetahui produk-produk yang dia inginkan sehingga banyak mahasiswi ingin membelinya hal ini yang menyebabkan banyak mahasiswi berperilaku boros. Dari hasil wawancara menunjukan bahwa perilaku konsumtif didasari oleh kepemilikan harta yang berupa uang kemudian uang tersebut 71 dibelanjakan untuk kegiatan yang sifatnya kurang manfaat seperti membeli yang nilai manfaatnya kurang, membeli karena menarik hati, dan mencari kesenanangan yang menjadikan pemborosan. 3. Hasil Analisa dari Wawancara mengenai Status Sosial Ekonomi dengan Perilaku Konsumtif Dari lima informan yang peneliti tanyakan pada mahasiswi, pada keempat mahasiswi sesuai dengan hasil uji korelasi sebelumnya yaitu dimana jika mahasiswi status sosial ekonominya tinggi maka semakin tinggi pula perilaku konsumtif mahasiswi sebaliknya jika status sosial ekonomi orang tua rendah maka rendah pula perilaku konsumtif mahasiswi. Dari keempat mahasiswi tersebut 1 adalah mahasiswi yang orang tuanya pekerjaanya PNS dan satunya adalah pengusaha yang gajinya perbulan sekitar Rp 10 juta dan keduanya positif memiliki perilaku konsumtif. Selanjutnya dari dua mahasiswi yang orang tuanya hanya tamatan Sekolah Menengah Pertama, mahasiswi ini cenderung negatif dalam berperilaku konsumtif hal ini karena membelikan uang saku mereka yang pas-pasan untuk kebutuhan yang sifatnya lebih utama, dan mahasiswi ini berfikir yang rasional untuk membelikan sesuatu yang sifatnya kurang penting. Sedangkan untuk mahasiswi yang terakhir dimana orang tua hanya lulusan SMP dengan gaji orang tua hanya mencukupi untuk membayar kuliah memiliki perilaku konsumtif, hal ini karena mahasiswi ini sering meminjam uang pada teman-temanya untuk menutupi kekurangan, mahasiswi seperti ini boros karena pengaruh pada pergaulan dimana anggota kelompok pertemenan sangat pengaruh pada perilaku konsumtifnya mahasiswi ini dipengaruhi karena faktor konformitas atau menyesuaikan diri dengan anggota kelompok yang lain. 72 F. Pembahasan Hasil Penelitian Mahasiswi merupakan kaum terpelajar yang secara dominan belum bekerja dan masih dalam kegiatan konsumsinya mengandalkan dari pemberian orang tua seperti uang saku, pembayaran uang kuliah, konsumsi kebutuhan pribadi dan lain-lain. peran keluarga ini sangat erat kaitanya dengan keputusan pembelian. Ujang Sumarwan mengatakan ”keluarga menjadi daya Tarik bagi para pemasar, karena keluarga memiliki pengaruh bagi para konsumen”.12 Pengaruh anggota keluarga inilah akan menentukan dan mempengaruhi perilaku pembelian apakah dalam pembelian sifatnya konsumtif yaitu pembelian secara irasional yang cenderung boros atau rasional yaitu pembelian atas dasar mempertimbangkan kemanfaatanya. Pembelian irasional dan rasional dipengaruhi oleh faktor status sosial ekonomi orang tua itu sendiri jika status sosialnya itu tinggi maka semakin besar mahasiswi berperilaku konsumtif, sebaliknya jika jika status sosialnya rendah maka individu itu akan berperilaku tidak konsumtif. Pengukuran status sosial ekonomi orang tua penulis menggunakan lima aspek yaitu pendidikan, pekerjaan, pendapatan, konsumsi keluarga, dan kepemilikan harta benda. Hasil pengukuran status sosial ekonomi keluarga mahasiswi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) UIN Syarif Hidayatullah sebagai berikut: Tabel 4.20 Pengukuran Status Sosial Ekonomi Orang Tua Berdasarkan Item Yang diajukan No 1 2 3 4 5 Kategori Pengukuran Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3 Kategori 4 Kategori 5 Jumlah 12 Frekuensi dari total Jumlah Item Varibel X 93 102 157 109 35 Persentase (%) 18.8 20.6 31.7 22 7.1 496 (Item Soal) 100 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapanya dalam Pemasaran, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), edisi ke-2, h.277 73 Kategori pengukuran tersebut dibagi lima dasar pengukuran 1. Kategori Pertama memiliki arti bahwa keluarga tersebut dari segi pendidikan sangat rendah yaitu menempuh tingkat SD (Sekolah Dasar)/MI (Madrasah Ibtidaiyah), kemudian untuk tingkat sebagai pegawai serabutan atau ibu rumah tangga, selanjutnya untuk tingkat pendapatan keluarga hanya sebesar Rp 1.800.000,00. untuk kegiatan konsumsinya kurang dari Rp 50.000/hari untuk harta kendaraan yang dimilikinya tidak mempunyai. 2. Kategori Ke-dua memiliki arti bahwa keluarga tersebut dari segi pendidikan yaitu menempuh SMP (Sekolah Menengah Pertama)/MTS (Madrasah Tsanawiyah), kemudian untuk tingkat pekerjaan sebagai pegawai wiraswasta, selanjutnya untuk tingkat pendapatan keluarga hanya sebesar Rp 1.800.000,00 – Rp 3.000.000,00. untuk kegiatan konsumsinya dari Rp 50.000, – Rp 150.000,00/hari untuk harta kendaraan seperti sepeda. 3. Kategori Ke-tiga memiliki arti bahwa keluarga tersebut dari segi pendidikan yaitu menempuh SMA(Sekolah Menengah Atas)/SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), kemudian untuk tingkat pekerjaan sebagai pegawai swasta, selanjutnya untuk tingkat pendapatan keluarga hanya sebesar Rp 3.000.001,- Rp 4.800.000,00. untuk kegiatan konsumsinya dari Rp 150.000, – Rp 250.000,00/hari untuk harta kendaraan seperti sepeda motor. 4. Kategori Ke-empat memiliki arti bahwa keluarga tersebut dari segi pendidikan yaitu menempuh diploma, kemudian untuk tingkat pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), selanjutnya untuk tingkat pendapatan keluarga hanya sebesar Rp 4.800.001,- Rp 7.200.000,00. untuk kegiatan konsumsinya dari Rp 250.000, – Rp 350.000,00/hari untuk harta kendaraan seperti sepeda mobil. 74 5. Kategori Ke-lima memiliki arti bahwa keluarga tersebut dari segi pendidikan yaitu menempuh sarjan, kemudian untuk tingkat pekerjaan sebagai pejabat pemerintah, selanjutnya untuk tingkat pendapatan keluarga lebih dari Rp 7.200.000,00. untuk kegiatan konsumsinya lebih dari Rp 350.000,00/hari untuk harta kendaraan seperti sepeda mobil atau sepeda motor. Perlu diktahui bahwa dari kategori itu tidak semuanya linear dari segi kelima aspek pengukuran status sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan, pendapatan, tingkat konsumsi, dan harta benda), akan tetapi penulis mengeneralisasikan menjadi lima kategori untuk melihat data dari status sosial ekonomi orang tua, dengan perincian kategori pertama sebesar 18.8%, kategori ke-dua 20.6%, kategori ke-tiga 31.7%, kategori ke-empat 22.0%, kelima 7.1%. Dari status sosial ekonomi orang tua mahasiswi inilah akan berhubungan dengan perilaku pembelian apakah pembelian itu sifatnya rasional atau cenderung kearah perilaku konsumtif dalam pengukuran dalam perilaku konsumtif mahasiswi, penulis menyusun 4 aspek dari para ahli yang telah dikemukakan yaitu pembelian impulsif, pemborosan (Wasteful Buying), Kegiatan konsumsi untuk memanfaatkan waktu luang, dan mudahnya mendapatkan produk yang diingkan. Dari 4 aspek ini bisa dilihat dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.21 Pengukuran Perilaku Konsumtif Berdasarkan Item Yang diajukan Frekuensi dari jumlah No Katerori Pengukuran Persentase (%) total item 1 Sangat Tidak Setuju 13 2.2 2 Tidak Setuju 125 21.2 3 Kurang Setuju 220 37.4 4 Setuju 191 32.4 5 Sangat Setuju 40 6.8 Jumlah 589 100.00% 75 Untuk melihat besarnya hubungan antara variabel X yaitu varibel status sosial ekonomi orang tua dengan variabel Y yaitu perilaku konsumtif penulis menggunakan rumus product moment untuk menghitung nilai korelasinya dimana rhitung diperoleh sebesar rxy = 0.642 kemudian membandingkan besarnya rtabel dengan taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 0.355 hal ini menunjukan bahwa rhitung > rtabel (0.642>0.355), kemudian dihitung nilai determinasi yaitu sebesar 41.24 %, sedangkan untuk uji t didapat thitung sebesar 4.51 dan ttabel dengan d.f = 31 - 2 = 29 pada taraf signifikansi 5% adalah 2.04 hal ini menunjukan bahwa t hitung > ttabel (4.51>2.04) hal ini maka hipotesis Ha diterima sedangkan Ho ditolak. Dengan demikian terdapat hubungan yang kuat13 yaitu sebesar 41.24% antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif mahasisiwi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hubungan ini juga diperkuat dari wawancara dari beberapa mahasiswi yang peneliti pilih karena memiliki orang tua dengan tingkat status sosial ekonomi tinggi. Yang mengatakan bahwa sering melakukan pemborosan dalam mengisi waktu luang untuk berbelanja yang sifatnya kurang penting dan mengisi waktu luang yang sering mengeluarkan uang sebagai salah satu untuk mencapai kesenangan sesaat. Berbanding terbalik dengan mahasiswi yang status sosialnya rendah, dimana cenderung untuk hemat dalam membeli sesuatu dan berfikir untuk hari esoknya sehingga mahasiswi yang seperti ini berfikir keras untuk bagaimana bertahan hidup. Status sosial orang tua pada dasarnya sangat mempengaruhi perilaku konsumen pada anaknya peran keluarga inilah yang menyebabkan anak itu akan berfikir rasional atau bahkan irasional tergantung pada tingkat status sosial orang tua mahasiswi, dalam mengkonsumsi barang. Peran anggota kelompok pertemenan juga sangat dominan untuk mempengaruhi mahasiswi berperilaku konsumtif, hal ini penulis mengetahui dari hasil beberapa wawancara pada beberapa informan mahasiswi. 13 Lihat koefesien interprestasi hasil pengujian hipotesis pada BAB III 76 G. Kritik Hipotesis Dalam bab sebelumnya pada pengujian hipotesis yang menggunakan rumus product moment diketahui rhitung sebesar 0.642 yang kemudian dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5% sebesar 0.355 hal ini terbukti bahwa hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak, kemudian dihitung dengan nilai determinasi sebesar 41.24%14 hal ini terdapatkan hubungan antara variabel X dengan Y. Dengan adanya pengujian determinasi tersebut berarti memiliki hubungan tersebut tidak sampai 100% ada nilai yang hilang yaitu sebesar 58.76% ini menandakan bahwa perilaku konsumtif memiliki hubungan selain variabel status sosial ekonomi orang tua atau variabel lain, meskipun nilai rhitung kuat15 yaitu sebesar 0.642 akan tetapi variabel status sosial ekonomi orang tua bukan satu-satunya mahasiswi berperilaku konsumtif atau perilaku boros. H. Analisa Mengenai Kerangka Konseptual dan Teori Temuan Mahasiswi yang sebagian besar belum bekerja dan masih mengandalkan orang tua dalam kegiatan konsumsinya, hal ini yang akan berpengaruh perilaku dari seorang mahasiswi itu sendiri, perilaku konsumtif yang identik dengan perilaku pemborosan dalam pembelian barang yang sifatnya tidak irasional atau tidak masuk akal ini yang disebut menyia-nyiakan uang ataupun produk atau mubadzir hal ini yang melekat pada mahasiswi yang berperilaku konsumtif. Dalam perilaku konsumtif mahasiswi juga dipengaruhi oleh status sosial ekonomi orang tua yaitu sebesar 41.24% berdasarkan pengujian hipotesis sebelumnya, status sosial ekonomi diukur dari tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, kepemilikan harta benda, dan tingkat konsumsi keluarga. Yang akan mempengaruhi perilaku pembelian. Jika status sosial orang tua 14 15 Lihat bab 5 dalam perhitungan nilai determinasi Lihat uji interprestasi pengajuan hipotesis di bab 3 77 mahasiswi tinggi maka akan tinggi perilaku konsumtif sebaliknya jika status sosial orang tua rendah maka akan semakin rendah juga perilaku konsumtifnya. Dari pengujian yang dilakukan pada bab sebelumnya dari kerangka konseptual pada bab 2 kemudian ditemukan sebagai berikut: Gambar 5.1 Kerangka Berpikir dan Teori Temuan Status Sosial Ekonomi Orang Tua a. Pendidikan Perilaku Konsumtif Tingkat Hubungan (X dengan Y) Kuat (41.24%) hlm.67 Tingkat Hubungan variabel lain dengan Y Terdapat hubungan dengan variabel lain sebesar 58.76% c. Pendapatan d. Konsumsi Keluarga Impulsif (impulsive buying) b. Pekerjaan Peran Gender Masih Mempengaruhi a. Pembelian b. Pemborosan (wasteful buying) c. Mencari kesenangan (non rational Berdasarkan wawancara pengaruh teman bermain menjadi faktor perilaku konsumtif e. Kepemilikan Harta Benda buying) d. Mendapatkan produk dengan mudah Dari gambar tersebut terlihat bahwa terdapat hubungan dari variabel lain yang menyebabkan mahasiswa berperilaku konsumtif seperti konformitas, atau pengaruh teman bermain menyebabkan perilaku konsumtif dan selain konformitas tidak menutup kemungkinan ada pengaruh lain yang penulis tidak memfokuskan penelitian tersebut. 78 I. Perspektif Peneliti mengenai Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua akan berdampak pada perilaku pembelian anak, maka orang tua harus mengajarkan kepada anaknya untuk membeli barang atau perilaku konsumsinya secara rasional dan tidak mengarah yang irasional atau pembelian yang sifatnya tidak masuk akal dan tidak dibutuhkan sehingga seorang anak akan pandai dalam mengatur keuangan kelak nanti setalah berkeluarga. Berdasarkan pengamatan peneliti dalam pergaulanya mahasiwi membentuk kelompok dalam interaksi sosialnya dimana dalam membentuk kelompok ini peneliti menyimpulkan bahwa memiliki kesamaan atau identik pada status sosial mereka jika anak tersebut memiliki status sosialnya tinggi maka akan berkumpul dengan gengs atau group yang anggotanya memiliki status sosialnya tinggi. Selanjutnya pada kelompok tersebut mahasiswi sering membicarakan tentang produk atau barang terbaru sehingga timbul rasa ingin membelanjakan uang saku tersebut untuk membelanjakan barang tersbut.Kepemilikan status sosial ekonomi pada keluarga inilah sangat mempengaruhi perilaku mahasiswa dalam gaya hidup (life style). Dengan adanya hubungan diantara kedua variabel X dengan Y hal ini manandakan bahwa status sosial akan mempengaruhi perilaku pembelian seseorang demi menjaga citra diri seseorang seperti yang dikemukakan Bagong Suyanto bahwa: “Masyarakat konsumsi, dalam banyak hal tidak akan pernah terpuaskan dan tidak akan mampu memuaskan kebutuhan konsumsi mereka, semata demi satu perbedaan, sehingga masyarakat seperti ini akan melahirkan masyarakat consumer yang rakus dan mengidap ketidakpuasan tanpa henti atau tidak akan berakhir. Konsumsi yang dikembangkan masyarakat kapitalis, pada dasarnya bukan tujuan untuk mencari kenikmatan dan kemanfaatnya saja, melainkan untuk tujuan memperoleh perbedaan, karena melalui 79 perbedaan itulah masyarakat memiliki status sosial dan makna sosial”.16 Teori ini membuktikan bahwa individu khususnya perempuan memiliki perilaku konsumtif guna untuk menjaga citra dan status sosialnya yang bisa dikatakan tinggi guna untuk menjaga kelas atau status yang didapatkan agar terlihat berbeda dengan kelompok sosial yang memiliki kelas sosial dibawahnya. 16 Bagong Suyanto, Sosiologi Ekonomi Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat Post modernism, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013), h.112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Tinggi rendahnya status sosial akan berhubungan dengan adanya perilaku pembelian seseorang apakah itu pembelian sifatnya pemborosan atau tidak. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua mahasiswi akan berhubungan dengan perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif terjadi karena pemberian uang saku dari orang tua yang dapat dibelikan sesuatu sifatnya lebih dari cukup kemudian mahasiswi memanfaatkan pemberian uang saku untuk pembelian impulsif, membeli produk yang kurang manfaatnya (Wasteful Buying), memanfatkan waktu luang untuk kegiatan konsumsi, dan mudahnya mendapatkan produk. Dari pengolahan data yang didapat pada uji korelasi menunjukan terdapat korelasi atau hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif, hasil korelasi menggunakan rumus Product Moment menghasilkan rxy sebesar 0.642, selanjutnya pada taraf signikansi 5% kemudian dibandingkan dengan r tabel yaitu sebesar 0.355, yang menunjukan rxy > rtabel, dari penelitian ini dapat disimpulkan antara variabel status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif mahasiswi mempunyai korelasi yang Kuat. Kemudian mencari nilai Determinasi yang diperoleh 41.24% sedangkan uji t terdapat thitung yaitu sebesar 4.511 yang dibandingkan dengan ttabel dimana tingkat signifikansinya alpha = 5% dan derajat kebebasan df = n-2 atau df =31-2=29 yang diperoleh ttabel sebesar 2.04 artinya terdapat hubungan yang kuat antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif mahasiswi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) UIN Jakarta. Dengan demikian hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini menggambarkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku 80 81 konsumtif mahasiswi pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial (P.IPS) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Artinya semakin tinggi tingkat status sosial ekonomi orang tua maka semakin tinggi perilaku konsumtif mahasiswi. B. Saran Saran dalam kontribusi penelitian ini yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut: a. Setiap mahasisiwi bisa mengontrol diri baik mahasiswi yang status tinggi maupun yang status sosialnya rendah dalam melakukan pembelian yang sifatnya irasional sebelum melakukan pembelian atau kegiatan konsumsi lainya sebaiknya melakukan perencanaan dahulu agar tidak terjebak kearah perilaku pemborosan. b. Jangan tergiur oleh strategi pemasaran dan pertimbangkan terlebih dahulu sebelum membeli produk jangan sampai terjebak perilaku pembelian yang sifanya impulsif. c. Gunakanlah waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat jangan sampai mengeluarkan uang anda untuk kegiatan konsumsi yang sifatnya tidak penting. d. Hati-hati untuk anda yang merasa bahwa status sosial ekonomi orang tua anda , anda juga dapat terjebak ke arah perilaku konsumtif salah satunya yang peneliti temukan adalah faktor pengaruh teman bergaul (konformitas). Mudah-mudahan apa yang anda baca dari skripsi ini akan menjadi orang yang berkecukupan dan tidak berlebihan dalam gaya hidup (life style). DAFTAR PUSTAKA Afriani, Riza,”Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif Mahasiswi”,Skripsi pada Program Sarjana FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014 Ancok, Djalaludin. Nuansa Psikologi Pembangunan.Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 1995, Cetakan Pertama Badan Pusat Statistik, Laporan Bulanan Data Status Sosial Ekonomi,Edisi 59, Jakarta : BPS,2015 diunduh dari http://bps.go.id/publikasi/view/1213 pada tanggal 31 agustus 2015 pukul 23.10 WIB Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi, Jakarta : Kencana , 2013, edisi pertama Citra Fadila,Ade dan Ayu Hidayati, Dewi, "Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Perilaku Anak (Studi di SMA Negeri 4 Bandar Lampung)", Jurnal Sosiologi, Vol.1, No.4 : 262-269 262 Staf pengajar jurusan Sosiolgi FISIP Universitas Lampung Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka, 2004 edisi ke-3 Hadjar,Ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta : PT Grafindo Persada, Cet. I Kuantitatif dalam Hasan, Ali. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Jakarta : CAPS (Center for Academic Publishing Service, 2014,cetakan ke-2 Indah, Imawati dkk,” Pengaruh Financial Literacy Terhadap Perilaku Konsumtif Remaja Pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013”,Jupe UNS, Vol. 2 No.1, 2013 Iskandar, Zulrizka. Psikologi Lingkungan Metode dan Aplikasi, Bandung : PT Refika Aditama,2013 Cet 1 Mamang, Etta, Perilaku Konsumen Pendekatan, Praktis.Yogjakarta : C.V Andi Offset, 2013 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2004 Meida Devi Wardhani,“ Hubungan Antara Konformitas Dan Harga Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri”, Skripsi pada program pendidikan strata 1 psikologi Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009 Nasution. Psikologi Pendidikan.Jakarta : Rafika Aditama, 2010, Cet.3 Setiadi, Elly M. dan Kolip, Usman. Pengantar Sosiologi : Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial.Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2011 Siregar, Syofyan. Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif, Jakarta : PT. Bumi Aksara,2013,Cet. Ke-1 Soelaeman, M. Munandar, Ilmu Sosial Dasar : Teori dan Konsep Sosial, Bandung : Refika Aditama, 2006 Soekanto,Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada,2000, cetakan ke-30 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta, 2010),Cet.18 ……….., Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfa Beta, 2012, Cet. 15 Sumardi, Mulyanto dan Hans-Dieter Evers.Ed, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, Jakarta : CV. Rajawali,1982, Cet.1 Sumartono, Terperangkap dalam Iklan : Meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi, Bandung : Penerbit, 2002 Sumarwan, Ujang, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapanya dalam Pemasaran, Bogor : Ghalia Indonesia, 2011, edisi ke-2 Sunyoto,Danang, Praktik Riset Perilaku Konsumen, Yogyakarta : CAPS(Center of Academic Publishing Service, 2014, Cetakan Pertama Suyanto, Bagong, Sosiologi Ekonomi Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat Post modernism, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013 Syam, Aminudin dan M. Dachlan, Djunaidi,”Konsumsi Fast Food Remaja di Restoran Fast Food,Makasar Town Squre”, Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanudin Makasar, Vol.1,Agustus 2011 : 41-45 Syani, Abdul. Skematika,Teori, dan Penerapan.Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2014 ,cet ke-4 Toifah, I'anatut, Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif, Malang : Madani,2015 Widiyawati, Neneng,“Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Interaksi Sosial Antar Siswa Di SMK dua Mei Ciputat”, Skiripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan, UIN Jakarta LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 Tabel Lampiran Pedoman Peliputan Data Penelitian SUMBER DATA BAB SASARAN KAJIAN I LANDASAN RISET PENDAHUUAN A LATAR BELAKANG MASALAH B C D II A B III RUMUSAN MASALAH DAN PERTANYAAN PENELITIAN Batasan Masalah Rumusan Masalah TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL Tinjauan Teoritis Hasil Penelitian yang Relevan METODOLOGI PENELITIAN B Metode Penelitian E Teknik Pengumpulan Data F H Uji Validitas dan Reabilitas Hipotesis Statistik DATA YANG DICARI 1. Filosofi Status Sosial 2. Status Sosial Ekonomi 3. Perilaku Konsumtif Bagaimana Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif Mahasiswi PRIMER Buku Buku Buku √ 2. Bagaimana perilaku konsumtif mahasiswi P.IPS UIN Jakarta? √ Rumusan Masalah V VI ANALISA TEMUAN LAPANGAN VII KESIMPULAN DAN SARAN WAWANCARA √ √ √ √ ANGKET ANALISIS √ √ √ √ √ √ √ Skripsi Buku Buku Dokumen Buku Buku Buku Buku Buku Buku 1. Konsep Status Sosial Ekonomi 2. Konsep Perilaku Konsumtif Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya 1. Penelitian kuantitatif deskriptif 2. Populasi dan sampel 1. Metode Observasi 2. Metode angket atau kuesioner 3. Wawancara 1. Uji Validitas 2. Uji Reabilitas 3. Uji Kredibilitas Rumus pengujian Hipotesis dan Interpretasi koefesien korelasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Buku PROFIL JURUSAN PENDIDIKAN B. Tujuan didirikan ILMU PENGETAHUAN SOSIAL C. Visi dan Misi (P.IPS) D. Daftar Dosen Hasil Penelitian FITK FITK OBSERVAS I √ A. Sejarah Singkat IV METODE TEMPAT √ 1. Bagaimana tingkat status sosial ekonomi orang tua mahasiswi P.IPS UIN Jakarta? 3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua mahasiswi dengan perilaku konsumtif? Batasan Masalah SEKUNDER Dokumen √ Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ E. Jumlah Mahasiswa/i A. Uji Kualitas Data B. Deskripsi Data C. Uji Hipotesis D. Hasil Analisa Wawancara E. Pembahasan Hasil Penelitian √ √ √ √ √ A. Kritik Hipotesis √ B. Analisa Mengenai Kerangka Konseptual dan Teori C. Perspektif Peneliti mengenai Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif D. Kontribusi Hasil Penelitian E. Keterbatan Penelitian KESIMPULAN SARAN √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lampiran 2 ANGKET Status Sosial Ekonomi Orang Tua Mahasiswi P.IPS UIN Jakarta Data Pribadi Nama : Tempat Tanggal Lahir : Semester : Alamat orang tua anda saat ini : Petunjuk Pengisian 1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar-benar sesuai dengan kondisi sosial pada keluarga anda 2. Jawablah dengan jujur dengan keadaan status sosial keluarga anda sebenarnya. (Perlu saudara ketahui, data yang Anda jawab akan terjamin kerahasianya) Pertanyaan 1. Apa Pendidikan terakhir Bapak anda? A. Sarjana C. SMA/SMK E. SD/MI B. Diploma D. SMP/MTS 2. Apa pendidikan terakhir Ibu anda? A. Sarjana C. SMA/SMK E. SD/MI B. Diploma D. SMP/MTS 3. Apa Pekerjaan Bapak anda? A. Pejabat Pemerintah C. Pegawai Swasta E. Pegawai serabutan B. PNS D. Wirausaha 4. Apakah Pekerjaan Ibu anda? A. Pejabat Pemerintah C. Pegawai Swasta E. Ibu Rumah Tangga B. PNS D. Wirausaha 5. Pegawai apa yang dipekerjakan dalam keluarga anda? A. Karyawan B. Pembantu Rumah Tangga (PRT) C. Tukang cuci baju D. Pegawai lain jika diperlukan E. Tidak ada 6. Berapa pendapatan rumah tangga (Bapak+Ibu (jika bekerja) + anggota kelarga lain (Jika bekerja)) di keluarga anda? A. Lebih dari Rp 7.200.000 B. Rp 4.800.001 – Rp 7.200.000 C. Rp 3.000.001 – Rp 4.800.000 D. Rp 1.800.001 – Rp 3.000.000 E. Kurang dari Rp 1.800.000 7. Apakah dari penghasilan orang tua anda mampu mencukupi kebutuhan keluarga? A. Lebih dari cukup C. Pas-pasan E. Sangat kurang B. Cukup D. Kurang 8. Berapa besar uang yang dikeluarkan dalam kegiatan konsumsi di keluarga anda setiap harinya? E. Kurang dari Rp 50.000 A. Lebih dari Rp 200.000 C. Rp 100.001 – Rp 150.000 B. Rp 150.001 – Rp 200.000 D. Rp 50.000 – Rp 100.000 9. Apa status rumah yang anda tempati di keluarga anda? A. Milik sendiri C. Rumah dinas E. Numpang dirumah saudara B. Rumah dari kakek atau nenek D. Kontrakan / sewa 10. Apa harta yang dimiliki untuk mendapatkan nilai materi yang dimilki oleh orang tua Anda? A. Perusahaan C. Kontrakan E. Tidak mempunyai B. Toko D. Sawah 11. Selain pekerjaan tetap apakah orang tua anda memiliki pekerjaan sampingan? A. Sangat Sering C. Kadang-kadang E. Tidak pernah B. Sering D. Jarang 12. Jenis kendaraan apa yang dimiliki oleh orang tua anda? A. Mobil dan sepeda motor B. Mobil C. Sepeda Motor D. Sepeda E. Tidak mempunyai 13. Dimanakah tempat tinggal anda saat ini? A. Kos-kosan C. Menumpang dengan saudara E. Menumpang dengan saudara B. Asrama D. Bersama dengan orang tua 14. Berapakah uang yang diberikan oleh orang tua anda setiap bulan? A. Lebih dari Rp1.000.000,00 / bulan B. Rp 800.001 – Rp 1.000.000 / bulan C. Rp 600.001 – Rp 8.000.000 / bulan D. Rp 400.000 – Rp. 600.000 / bulan E. Kurang dari atau sama dengan Rp 400.000 / bulan 15. Saya meminta uang ke orang tua di luar kegiatan kuliah? A. Sangat setuju C. Kurang setuju E. Sangat tidak setuju B. Setuju D. Tidak setuju 16. Untuk memperoleh kebutuhan pokok, keluarga saya membeli kebutuhan pokok di supermarket dari pada beli di pasar tradisional? A. Sangat Sering C. Kadang-kadang E. Tidak pernah B. Sering D. Jarang 17. Kebutuhan saya sangat terpenuhi oleh orang tua? A. Sangat setuju C. Kurang setuju E. Sangat tidak setuju B. Setuju D. Tidak setuju 18. Keluarga saya tidak mempunyai hutang dengan orang lain? A. Sangat setuju C. Kurang setuju E. Sangat tidak setuju B. Setuju D. Tidak setuju 19. Berapa jumlah anak kandung dari orang tua Anda? A. (1 satu) C. 3 (tiga) E. Lebih dari 5 (lima) B. 2 (dua) D. 4 (empat) 20. Kedudukan Ayah anda di masyarakat? A. Pejabat Pemerintah B. Perangkat Desa C. Pemuka Masyarakat D. Ketua Rt/Rw E. Anggota Masyarakat Biasa 21. Kedudukan Ibu anda di masyarakat? A. Pejabat Pemerintahan B. Perangkat Desa C. Pemuka masyarakat D. Ketua Rw/Rt E. Anggota masyarakat Biasa 22. Setiap liburan tiba orang tua mengajak saya rekreasi atau berlibur disuatu tempat? A. Sangat Sering C. Kadang-kadang E. Tidak pernah B. Sering D. Jarang Lampiran 3 ANGKET Perilaku Konsumsi Mahasiswi P.IPS UIN Jakarta 1. Berilah tanda centang (√) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar-benar sesuai dengan kondisi perilaku konsumsi 2. Jawablah dengan jujur dengan keadaan status sosial keluarga anda sebenarnya. 3. Petunjuk Pengisian SS = Sangat Setuju S = Setuju KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju (Perlu saudara ketahui, data yang Anda jawab akan terjamin kerahasianya) NO Pernyataan 1 Saya merasa tertarik untuk membeli barang ketika penjual menawarkan berbagai diskon. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Saya selalu tertarik membeli ketika proses pembayaran melalui ATM. Banyak bermacam-macam penjual menawarkan barang dagangan sehingga saya sering membelinya. Tawaran pedagang degan merk barang dagangan terkenal mengakibatkan saya selalu membeli barang daganganya. Saya tidak mau dibilang ketinggalan zaman sehingga saya selalu mengikuti fashion terkini. Saya selalu kehilangan kontrol dalam belanja ketika di mal atau tempat pemasaran barang yang saya biasa berbelanja. Banyaknya shopping mal yang menjamur di berbagai sudut kota membuat saya sering berbelanja. Perkembangan jaringan TV shopping dan cyber mall yang memberi kesempatan saya dapat berbelanja setiap waktu. Saya sering membeli produk yang masih saya punya. Kadang saya membeli barang yang nilai kegunaanya kurang bermanfaat. SS Pilihan Jawaban S KS TS STS 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Saya merasa boros ketika saya memiliki banyak uang dan membelanjakan sesuatu yang tidak berguna. Saya selalu membeli barang-barang terkini padahal barang lama masih bisa dipakai (seperti smartphone / berhubungan dengan fashion). Dalam mengelola keuangan saya masih banyak pengeluaran yang sifatnaya kurang penting untuk membeli produk. Saya lebih suka membeli produk yang berhubungan dengan kecantikan dari pada membeli buku untuk referensi tugas kuliah. Saya suka mengisi waktu luang untuk jalan-jalan ke mal. Saya sering nonton bioskop untuk mengisi waktu luang saya. Saya sering berbelanja untuk mengisi waktu senggang. Berkumpul dengan teman membuat saya boros dalam hal keuangan. Saya merasa nyaman jika makan bareng dengan teman di tempat-tempat yang nyaman seperti KFC / mc Donald atau restoran siap saji lainya. Saya suka menabung untuk membelanjakan yang berhubungan dengan fashion dan perawatan tubuh (Mencari Kesenangan). 21 Saya suka membeli barang yang saya inginkan melalui jual beli online. 22 Saya terkadang membeli barang secara tiba-tiba yang sebelumnya tidak direncanakan. 23 Pada saat melihat barang baru yang sungguh menarik bagi saya, saya akan membelinya tanpa mempertimbangkan akibatnya. 24 25 26 27 Saya termasuk orang yang melakukan pembelian tak terencana. Pada saat melihat barang baru yang sungguh menarik bagi saya, saya akan membelinya seketika, sekedar untuk memenuhi hasrat beli yang muncul. saya suka berbelanja sekedar untuk bersenangsenang. Saya sangat senang membeli sesuatu yang baru dan menarik hati. Lampiran 4 Hasil Angket Uji Coba Variabel X (Status Sosial Ekonomi Orang Tua) No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Julah X2 1 2 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 5 3 3 1 3 3 1 1 57 183 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 5 3 5 1 3 2 1 1 52 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 4 3 4 2 2 2 2 1 51 158 144 Item yang Valid Item Yang Tidak Valid 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 22 28 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 2 28 62 6 1 2 3 3 3 4 1 3 2 3 2 2 5 1 3 1 2 4 2 1 48 140 7 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 81 331 8 2 2 2 2 1 3 3 3 3 4 3 3 5 4 4 4 2 3 3 1 57 183 9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 99 491 10 3 3 1 3 3 4 4 1 2 3 3 3 3 1 3 1 1 4 4 2 52 158 Nomor Item 11 12 1 3 1 5 3 3 1 3 1 3 1 3 1 4 1 3 3 3 3 3 3 5 1 3 1 5 1 3 1 5 1 3 3 3 1 3 1 3 1 3 30 69 60 251 13 2 5 2 3 5 2 4 2 2 2 5 2 5 2 2 2 2 2 2 5 58 202 14 2 4 3 2 5 1 1 2 1 2 4 2 5 1 2 1 4 5 1 2 50 166 15 3 2 3 4 4 3 3 4 3 5 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 68 242 16 2 2 3 2 3 3 1 3 3 4 3 3 5 2 3 3 3 3 3 3 57 175 17 3 2 4 4 4 3 4 4 1 5 4 2 5 4 4 5 3 5 2 3 71 277 18 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 5 3 3 4 3 5 3 5 74 284 19 4 3 3 3 3 3 3 2 4 1 3 3 5 3 3 1 2 4 4 1 58 190 20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 22 28 21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 22 28 22 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 2 59 183 Skor Total 53 58 57 58 64 64 55 55 53 64 67 56 91 53 65 53 54 66 51 48 1185 2317 Lampiran 5 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah 1 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 5 5 5 4 5 5 3 5 3 4 77 2 2 1 2 4 1 2 2 3 2 2 4 4 3 3 2 2 2 5 3 1 50 3 3 2 2 4 2 2 2 3 3 2 3 3 4 3 4 4 2 4 2 2 56 4 2 4 1 4 4 2 4 3 3 4 3 3 5 3 4 2 4 3 1 2 61 5 3 3 2 3 3 3 5 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 58 Item yang Valid Item Yang Tidak Valid 6 2 4 2 3 4 3 2 2 4 2 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 58 7 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 56 8 3 2 2 4 2 2 1 4 3 2 3 4 4 3 2 2 4 2 3 2 54 9 4 4 2 3 4 4 2 4 4 2 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 65 Hasil Angket Uji Coba Variabel Y (Perilaku Konsumtif Mahasiswi) Nomor Item 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 5 4 2 3 3 4 2 2 1 2 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 2 2 2 3 3 3 5 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 5 5 5 3 3 2 1 5 3 2 4 2 4 2 2 4 2 4 5 3 3 3 3 3 4 4 3 3 5 3 3 3 3 2 3 3 3 5 4 5 4 4 3 3 5 4 4 5 5 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 2 3 1 1 1 2 60 63 60 65 54 63 57 51 78 71 20 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 2 4 3 3 4 2 69 21 2 2 3 3 2 2 1 3 4 2 3 2 3 3 2 2 3 3 4 1 50 22 4 2 3 3 2 2 1 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 2 62 23 4 3 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 5 3 4 2 4 4 3 1 58 24 3 3 3 3 3 2 1 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 64 25 4 3 2 4 3 2 1 3 1 2 3 3 5 3 4 2 4 4 2 2 57 26 3 3 2 4 3 3 1 3 2 4 3 4 4 3 2 2 3 4 2 2 57 27 4 3 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 5 72 Skor Total 85 78 65 93 78 74 51 90 85 75 90 93 108 86 87 79 87 105 75 62 1646 Lampiran 6 Perhitungan Uji Validitas Variabel X Item 1 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah X 2 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 5 3 3 1 3 3 1 1 57 Y 53 58 57 58 64 64 55 55 53 64 67 56 91 53 65 53 54 66 51 48 1185 X2 4 9 9 9 9 25 9 9 9 9 9 9 25 9 9 1 9 9 1 1 183 Y2 2809 3364 3249 3364 4096 4096 3025 3025 2809 4096 4489 3136 8281 2809 4225 2809 2916 4356 2601 2304 71859 XY 106 174 171 174 192 320 165 165 159 192 201 168 455 159 195 53 162 198 51 48 3508 Diketahui : ∑X ∑Y ∑X2 ∑Y2 ∑XY N 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 57 1185 183 71859 3508 20 𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2615 √(411 ) (32955 ) 2615 √13544505 𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2615 3680.286 𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) (∑𝑌) √{𝑁∑𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 } {(N ∑𝑌 2 ) − (∑𝑌)2 } 𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 20(3508) − (57)(1185) √ {20(183) − (57)2 } {20 (71859) − ( 1185)2 70160 − 67545 √(3660 − 3249) (1437180 − 1404225 ) 𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0.710543 Lampiran 6 3. Apa Pekerjaan Bapak anda? A. Pejabat Pemerintah D. Wirausaha B. PNS E. Pegawai Lainya C. Pegawai Swasta ANGKET Status Sosial Ekonomi Orang Tua Mahasiswi P.IPS UIN Jakarta Data Pribadi Nama = Tempat Tanggal Lahir = Semester = Alamat orang tua anda saat ini = 4. Apakah Pekerjaan Ibu anda? A. Pejabat Pemerintah D. Wirausaha B. PNS E. Ibu Rumah Tangga C. Pegawai Swasta Petunjuk Pengisian 1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar-benar sesuai dengan kondisi sosial pada keluarga anda 2. Jawablah dengan jujur dengan keadaan status sosial keluarga anda sebenarnya. (Perlu saudara ketahui, data yang Anda jawab akan terjamin kerahasianya) Pertanyaan 1. Apa Pendidikan terakhir Bapak anda? A. Sarjana C. SMA/SMK E. SD/MI B. Diploma D. SMP/MTS 2. Apa pendidikan terakhir Ibu anda? A. Sarjana C. SMA/SMK B. Diploma D. SMP/MTS E. SD/MI 5. Pegawai apa yang dipekerjakan dalam keluarga anda? A. Karyawan B. Pembantu Rumah Tangga (PRT) C. Tukang cuci baju D. Pegawai lain jika diperlukan E. Tidak ada 6. Berapa pendapatan rumah tangga (Bapak+Ibu (jika bekerja) + anggota kelarga lain (Jika bekerja)) di keluarga anda? A. Lebih dari Rp 7.200.000 B. Rp 4.800.001 – Rp 7.200.000 C. Rp 3.000.001 – Rp 4.800.000 D. Rp 1.800.001 – Rp 3.000.000 E. Kurang dari Rp 1.800.000 7. Apakah dari penghasilan orang tua anda mampu mencukupi kebutuhan keluarga? A. Lebih dari cukup C. Pas-pasan E. Sangat kurang B. Cukup D. Kurang 8. Berapa besar uang yang dikeluarkan dalam kegiatan konsumsi di keluarga anda setiap harinya? A. Lebih dari Rp 350.000 D. Rp 50.000 – Rp 150.000 B. Rp 250.001 – Rp 350.000 E. Kurang dari Rp 50.000 C. Rp 150.001 – Rp 250.000 9. Jenis kendaraan apa yang dimiliki oleh orang tua anda? A. Mobil dan sepeda motor B. Mobil C. Sepeda Motor D. Sepeda E. Tidak mempunyai 10. Berapakah uang yang diberikan oleh orang tua anda setiap bulan? A. Lebih dari Rp1.000.000,00 / bulan B. Rp 800.001 – Rp 1.000.000 / bulan C. Rp 600.001 – Rp 8.000.000 / bulan D. Rp 400.000 – Rp. 600.000 / bulan E. Kurang dari atau sama dengan Rp 400.000 / bulan 11. Saya meminta uang ke orang tua di luar kegiatan kuliah? A. Sangat setuju D. Tidak setuju B. Setuju E. Sangat tidak setuju C. Kurang setuju 12. Untuk memperoleh kebutuhan pokok, keluarga saya membeli kebutuhan pokok di supermarket atau mini market dari pada beli di pasar tradisional? A. Sangat Sering B. Sering C. Kadang-kadang D. Jarang E. Tidak pernah 13. Jumlah pendapatan (gaji atau upah) keluarga saya lebih besar dari pada pengeluaran? A. Sangat setuju C. Kurang setuju E. Sangat tidak setuju B. Setuju D. Tidak setuju 14. Keluarga saya tidak mempunyai hutang dengan orang lain? A. Sangat setuju C. Kurang setuju E. Sangat tidak setuju B. Setuju D. Tidak setuju 15. Berapa jumlah anak kandung dari orang tua Anda? A. (1 satu) C. 3 (tiga) E. ≥5 (lima) B. 2 (dua) D. 4 (empat) 16. Setiap liburan tiba orang tua mengajak saya rekreasi atau berlibur disuatu tempat? A. Sangat Sering C. Kadang-kadang E. Tidak pernah B. Sering D. Jarang Lampiran 7 Perhitungan Uji Validitas Variabel Y Item 1 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah X 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 5 5 5 4 5 5 3 5 3 4 77 Y 85 78 65 93 78 74 51 90 85 75 90 93 108 86 87 79 87 105 75 62 1646 X2 9 9 16 16 9 9 4 16 9 16 25 25 25 16 25 25 9 25 9 16 313 Y2 7225 6084 4225 8649 6084 5476 2601 8100 7225 5625 8100 8649 11664 7396 7569 6241 7569 11025 5625 3844 138976 XY 255 234 260 372 234 222 102 360 255 300 450 465 540 344 435 395 261 525 225 248 6482 Diketahui : X Y X2 Y2 XY N 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 77 1646 313 138976 6482 20 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) (∑𝑌) √{𝑁∑𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 } {(N ∑𝑌 2 ) − (∑𝑌)2 } 20(6482) − (77)(1646) √{(20)(313) − (77)2 } {(20)(138976) − (1646)2 } 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 129640 − 126742 √(6260 − 5929) (2779520 − 2709316 ) 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2898 √(331)(70204 ) 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2898 √23237524 2898 4820.532 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0.601179 ANGKET Lampiran 7 Perilaku Konsumsi Mahasiswi P.IPS UIN Jakarta 1. Berilah tanda centang (√) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar-benar sesuai dengan kondisi perilaku konsumsi 2. Jawablah dengan jujur dengankeluarga anda sebenarnya. 3. Petunjuk Pengisian SS = Sangat Setuju S = Setuju KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju (Perlu saudara ketahui, data yang Anda jawab akan terjamin kerahasianya) No Pertanyaan 1 Saya merasa tertarik untuk membeli barang ketika penjual menawarkan berbagai diskon. 2 Saya selalu tertarik membeli ketika proses pembayaran melalui ATM. 3 Banyak bermacam-macam penjual menawarkan barang dagangan sehingga saya sering membelinya. 4 Banyaknya shopping mal atau mini market yang menjamur di berbagai sudut kota membuat saya boros. Pertanyaan 5 Perkembangan jaringan TV maupun Media Sosial yang menayangkan iklan produk-produk tertentu membuat saya merasa tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. 6 Kadang saya membeli barang yang nilai kegunaanya kurang bermanfaat. 7 Saya merasa boros ketika saya memiliki banyak uang dan membelanjakan sesuatu yang tidak berguna. 8 Saya lebih suka membeli produk yang berhubungan dengan perawatan tubuh dari pada membeli buku untuk referensi tugas kuliah. 9 Saya suka mengisi waktu luang untuk jalan-jalan ke mal 10 Saya sering nonton bioskop untuk mengisi waktu luang saya. 11 Saya sering berbelanja waktu senggang. Pilihan Jawaban SS S KS TS STS Pilihan Jawaban No SS untuk mengisi S KS T S STS 12 Berkumpul dengan teman membuat saya boros dalam hal keuangan. Pilihan Jawaban No Pertanyaan 13 Saya merasa nyaman jika makan bareng dengan teman di tempattempat yang nyaman seperti KFC / mc Donald atau restoran siap saji lainya. `14 Saya suka membeli barang yang saya inginkan melalui jual beli online. 15 Saya sering melakukan pembelian secara spontan (tibatiba) kalau produk itu menarik hati. 16 Pada saat melihat barang baru yang sungguh menarik bagi saya, saya akan membelinya tanpa mempertimbangkan akibatnya. 17 Saya termasuk orang melakukan pembelian terencana. 18 Pada saat melihat barang baru yang sungguh menarik bagi saya, saya akan membelinya seketika, sekedar untuk memenuhi hasrat beli yang muncul. 19 saya suka berbelanja sekedar untuk bersenang-senang. SS yang tak S KS TS STS Lampiran 8 Lampiran uji reliabilitas Instrumen Angket variabel X 𝑘 ∑𝑠𝑖 𝑟11 = [ ][1 − ] 𝑘−1 𝑠𝑡 Keterangan 𝑟11 = Koefesien reliabilitas instrumen ∑𝑠𝑖 = Jumlah varians skor tiap − tiap item ∑𝑠𝑖 = Jumlah varians skor tiap − tiap item 𝑠𝑡 = Varians total 𝑘 = Jumlah butir pertanyaan Langkah – langkah untuk menentukan nilai reliabilitas 1. Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus: 𝑠1 = 2 ∑𝑥(1,2,…..) − (∑𝑥𝑖)2 𝑛 𝑛 a. Perhitungan skor varians variabel X dari item 1 (57)2 183 − 20 𝑠1 = 20 𝑠1 = 183 − 162.45 20 𝑠1 = 20.55 20 𝑠1 = 1.0275 b. Varians variabel X dari item 2 (52)2 158 − 20 𝑠2 = 20 2704 158 − 20 𝑠2 = 20 𝑠2 = 158 − 135.2 20 𝑠2 = 22.8 20 𝑠2 = 1.14 c. Varians variabel X dari item 3 𝑠1 = (51)2 20 20 d. Varians variabel X dari item 4 144 − 𝑠1 = (22)2 20 20 28 − 2601 144 − 20 𝑠1 = 20 484 28 − 20 𝑠1 = 20 144 − 130.05 𝑠1 = 20 𝑠1 = 28 − 24.2 20 𝑠1 = 3.8 20 𝑠1 = 13.95 20 𝑠1 = 0.19 𝑠1 = 0.6975 f. Varians variabel X dari item 6 𝑠1 = (48)2 20 20 140 − 2304 140 − 20 𝑠1 = 20 140 − 115.2 𝑠1 = 20 𝑠1 = 24.8 20 𝑠1 = 1.24 i. Varians variabel X dari item 9 g. Varians variabel X dari item 7 (81)2 331 − 20 𝑠1 = 20 6561 331 − 20 𝑠1 = 20 𝑠1 = 331 − 328.05 20 𝑠1 = 2.95 20 𝑠1 = 0.1475 (52)2 158 − 20 𝑠1 = 20 9801 491 − 20 𝑠1 = 20 491 − 490.05 𝑠1 = 20 2704 158 − 20 𝑠1 = 20 0.95 20 𝑠1 = 0.0475 (28)2 20 𝑠1 = 20 784 62 − 20 𝑠1 = 20 62 − 62 − 39.2 20 22.8 𝑠1 = 20 𝑠1 = 𝑠1 = 1.14 h. Varians variabel X dari item 8 𝑠1 = (57)2 20 20 183 − 𝑠1 = 𝑠1 = 3249 20 20 183 − 183 − 162.45 20 𝑠1 = 20.55 20 𝑠1 = 1.0275 j. Varians variabel X dari item 10 k. Varians variabel X dari item 11 (99)2 491 − 20 𝑠1 = 20 𝑠1 = e.Varians variabel X dari item 5 158 − 135.2 20 22.8 𝑠1 = 20 𝑠1 = 𝑠1 = 1.14 (30)2 60 − 20 𝑠1 = 20 900 60 − 20 𝑠1 = 20 60 − 45 𝑠1 = 20 𝑠1 = 15 20 𝑠1 = 0.75 l. Varians variabel X dari item 12 4761 251 − 20 𝑠1 = 20 251 − 238.05 20 12.95 𝑠1 = 20 𝑠1 = 𝑠1 = 0.6475 m. Varians variabel X dari item 13 n. Varians variabel X dari item 14 (52)2 202 − 20 𝑠2 = 20 3364 202 − 20 𝑠2 = 20 (50)2 20 𝑠2 = 20 2500 166 − 20 𝑠2 = 20 166 − 202 − 168.2 20 33.8 𝑠2 = 20 𝑠2 = 𝑠2 = 166 − 125 20 41 20 𝑠2 = 2.05 𝑠2 = 𝑠2 = 1.69 o. Varians variabel X dari item 15 p. Varians variabel X dari item 17 q. Varians variabel X dari item 16 (68)2 242 − 20 𝑠2 = 20 4624 242 − 20 𝑠2 = 20 242 − 231.2 𝑠2 = 20 10.8 𝑠2 = 20 𝑠2 = 0.54 r. Varians variabel X dari item 18 (74)2 284 − 20 𝑠2 = 20 5476 284 − 20 𝑠2 = 20 𝑠2 = 284 − 273.8 20 (71)2 277 − 20 𝑠2 = 20 𝑠2 = 5041 20 20 277 − 277 − 252.05 𝑠2 = 20 24.95 𝑠2 = 20 (57)2 175 − 20 𝑠2 = 20 3249 175 − 20 𝑠2 = 20 𝑠2 = 175 − 162.45 20 𝑠2 = 12.55 20 𝑠2 = 0.6275 𝑠2 = 1.2475 s. Varians variabel X dari item 19 t. Varians variabel X dari item 20 2 (58) 20 𝑠2 = 20 3364 190 − 20 𝑠2 = 20 190 − 𝑠2 = 190 − 168.2 20 21.8 20 10.2 𝑠2 = 20 𝑠2 = 𝑠2 = 0.51 𝑠2 = 1.09 𝑠2 = (22)2 20 20 28 − 484 28 − 20 𝑠2 = 20 𝑠2 = 𝑠2 = 28 − 24.2 20 3.8 20 𝑠2 = 0.19 u. Varians variabel X dari item 21 𝑠2 = v. Varians variabel X dari item 22 (22)2 20 20 28 − 𝑠2 = 3481 183 − 20 𝑠2 = 20 484 28 − 20 𝑠2 = 20 𝑠2 = 28 − 24.2 20 𝑠2 = (59)2 20 20 183 − 𝑠2 = 3.8 20 183 − 174.05 20 𝑠2 = 8.95 20 𝑠2 = 0.4475 𝑠2 = 0.19 2. Langkah Selanjutnya dihitung jumlah varians dari seluruh item Varians dari masing masing item ditemukan sebagai berikut: S1 S2 S3 1.0275 1.14 0.6975 S12 S13 S14 0.6475 0.057 2.05 S4 0.19 S15 0.54 S5 S6 S7 S8 S9 1.14 1.24 0.1475 1.0275 0.0475 S16 S17 S18 S19 S20 0.6275 1.2475 0.51 1.09 0.19 Jumlah si Kemudian diketahui: ∑Si = 16.144 3. Kemudian mencari St atau varians total Uji Realibilitas Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua no Y y2 53 1 2809 58 2 3364 57 3 3249 58 4 3364 64 5 4096 64 6 4096 55 7 3025 55 8 3025 53 9 2809 S10 1.14 S21 0.19 S11 0.75 S22 0.4475 Jumlah 8.5475 7.597 16.1445 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah 64 67 56 91 53 65 53 54 66 51 48 1185 Rumus sebagai berikut: 𝑠𝑡 = (∑𝑥𝑖)2 𝑛 𝑛 ∑𝑥𝑡2 − Keterangan: St = Varians total ∑Xt2 = Jumlah kuadrat X total di kuadratkan (∑Xt)2 = Jumlah X total dikuadratkan N = Jumlah responden Kemudian dihitung dengan rumus tersebut: (1185 )2 20 𝑠𝑡 = 20 (1404225 ) 71859 − 20 𝑠𝑡 = 20 71859 − 70211.25 𝑠𝑡 = 20 71859 − 𝑠𝑡 = 1647.75 20 𝑠𝑡 = 82.3875 4096 4489 3136 8281 2809 4225 2809 2916 4356 2601 2304 71859 4. Kemudian dihitung nilai realibitas menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑘 ∑𝑠𝑖 𝑟11 = [ ][1 − ] 𝑘−1 𝑠𝑡 Diketahui: k = Jumlah item soal pada variabel X yaitu 22 ∑Si = 16.144 St = 82.3875 22 16.1445 𝑟11 = [ ][1 − ] 22 − 1 82.3875 𝑟11 = [1.047619 ][0.804042 ] 𝑟11 = 0.84233 Lampiran 9 Lampiran uji reliabilitas Instrumen Angket variabel X ∑𝑠𝑖 𝑘 ][1 − ] 𝑠𝑡 𝑘−1 𝑟11 = [ Keterangan 𝑟11 = Koefesien reliabilitas instrumen ∑𝑠𝑖 = Jumlah varians skor tiap − tiap item ∑𝑠𝑖 = Jumlah varians skor tiap − tiap item 𝑠𝑡 = Varians total 𝑘 = Jumlah butir pertanyaan Langkah – langkah untuk menentukan nilai reliabilitas 1. Mencari nilai Varians dari mas ing-masing item dengan rumus: 𝑠1 = (∑𝑥𝑖)2 𝑛 𝑛 ∑𝑥12 − Varians item 1 (77)2 313 − 20 𝑠1 = 20 𝑠1 = 313 − 296.45 20 𝑠1 = 0.8275 Varians item 4 (61)2 209 − 20 𝑠1 = 20 𝑠1 = 209 − 186.05 20 𝑠1 = 1.1475 Varians item 2 (50)2 148 − 20 𝑠1 = 20 148 − 125 𝑠1 = 20 𝑠1 = 1.15 Varians item 3 (56)2 170 − 20 𝑠1 = 20 170 − 156.8 20 𝑠1 = 0.66 𝑠1 = Varians item 5 Varians item 6 (58)2 178 − 20 𝑠1 = 20 178 − 168.2 𝑠1 = 20 𝑠1 = 0.49 (58)2 180 − 20 𝑠1 = 20 180 − 168.2 𝑠1 = 20 𝑠1 = 0.59 Varians item 7 Varians item 8 (56)2 164 − 20 𝑠1 = 20 164 − 156.8 𝑠1 = 20 𝑠1 = 0.36 Varians item 10 (60)2 190 − 20 𝑠1 = 20 190 − 180 𝑠1 = 20 𝑠1 = 0.5 Varians item 13 (54) 162 − 20 𝑠1 = 20 162 − 145.8 𝑠1 = 20 𝑠1 = 0.8875 Varians item 11 Varians item 12 (63)2 213 − 20 𝑠1 = 20 213 − 198.45 𝑠1 = 20 𝑠1 = 0.7275 (54)2 158 − 20 𝑠1 = 20 𝑠1 = 158 − 145.8 20 Varians item 17 2 (57) 183 − 20 𝑠1 = 20 183 − 162.45 𝑠1 = 20 (65)2 20 𝑠1 = 20 223 − 211.25 𝑠1 = 20 223 − 𝑠1 = 0.5875 𝑠1 = 0.61 Varians item 16 Varians item 9 𝑠1 = 0.81 Varians item 14 (65)2 229 − 20 𝑠1 = 20 229 − 211.25 𝑠1 = 20 𝑠1 = 1.0275 2 (51)2 147 − 20 𝑠1 = 20 147 − 130.05 𝑠1 = 20 𝑠1 = 0.8475 𝑠1 = 𝑠1 = (60)2 20 20 194 − 194 − 180 20 𝑠1 = 0.7 Varians item 15 (63)2 213 − 20 𝑠1 = 20 213 − 198.45 𝑠1 = 20 𝑠1 = 0.7275 Varians item 18 (78)2 326 − 20 𝑠1 = 20 𝑠1 = 326 − 304.2 20 𝑠1 = 1.09 Varians item 19 Varians item 20 (71)2 271 − 20 𝑠1 = 20 271 − 252.05 𝑠1 = 20 𝑠1 = 𝑠1 = 0.9475 Varians Item 23 (62)2 212 − 20 𝑠1 = 20 𝑠1 = Varians Item 24 (64)2 220 − 20 𝑠1 = 20 (58)2 188 − 20 𝑠1 = 20 212 − 192.2 20 𝑠1 = 𝑠1 = 0.99 188 − 168.2 20 𝑠1 = 𝑠1 = 0.99 Varians item 25 Varians item 27 (72)2 276 − 20 𝑠1 = 20 276 − 259.2 𝑠1 = 20 (57)2 177 − 20 𝑠1 = 20 177 − 162.45 𝑠1 = 20 185 − 162.45 20 𝑠1 = 0.7275 𝑠1 = 1.1275 220 − 204.8 20 𝑠1 = 0.76 Varians item 25 (57)2 185 − 20 𝑠1 = 20 𝑠1 = (50)2 138 − 20 𝑠1 = 20 138 − 125 𝑠1 = 20 𝑠1 = 0.65 (69)2 20 20 249 − 249 − 238.05 20 𝑠1 = 0.5475 𝑠1 = Varians Item 22 Varians item 21 𝑠1 = 0.84 2. Langkah selanjutnya menghitung jumlah varians s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 Jumlah 0.8275 1.15 0.66 1.1475 0.49 0.59 0.36 0.81 0.5875 6.6225 s10 s11 s12 s13 s14 s15 s16 s17 s18 0.5 0.7275 0.7 0.8875 0.61 0.7275 1.0275 0.8475 1.09 s19 s20 s21 s22 s23 s24 s25 s26 s27 0.9475 0.5475 0.65 0.99 0.99 Jumlah 0.76 1.1275 0.7275 0.84 Dari tabel tersebut diketahui ∑Si = 21.32 7.1175 7.58 21.32 3. Kemudian mencari St atau varians total Uji Realibilitas Data untuk menghitung st No responden Y Y2 1 85 7225 2 78 6084 3 65 4225 4 93 8649 5 78 6084 6 74 5476 7 51 2601 8 90 8100 9 85 7225 10 75 5625 11 90 8100 12 93 8649 13 108 11664 14 86 7396 15 87 7569 16 79 6241 17 87 7569 18 105 11025 19 75 5625 20 62 3844 Jumlah 1646 𝑠𝑡 = (∑𝑥𝑖)2 𝑛 𝑛 ∑𝑥𝑡2 − 𝑠𝑡 = 138976 − (1646)2 20 20 𝑠𝑡 = 138976 − 135465.8 20 138976 4. Kemudian dihitung nilai realibitas menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑘 ∑𝑠𝑖 𝑟11 = [ ][1 − ] 𝑘−1 𝑠𝑡 27 21.32 𝑟11 = [ ][1 − ] 27 − 1 175.51 𝑟11 = [1.038462 ][1 − 0.121475 ] 𝑟11 = [1.038462 ][0.878525 ] 𝑟11 = 0.912315 𝑠𝑡 = 175.51 Lampiran 10 No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Jumlah 1 2 3 2 1 2 3 3 1 1 1 1 3 3 1 3 4 3 3 5 2 1 5 2 3 3 5 5 1 5 3 3 83 2 2 3 1 1 1 3 3 1 2 1 2 3 2 2 2 1 3 3 5 2 2 5 3 3 3 3 3 1 5 3 3 77 3 3 2 2 1 1 3 2 1 2 1 1 2 2 2 2 4 3 2 3 2 1 4 2 3 3 2 4 3 4 3 3 73 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 3 1 1 4 1 2 3 1 1 1 4 3 1 47 5 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 1 1 1 5 1 1 4 1 1 5 1 1 1 1 5 1 51 6 3 3 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 5 1 3 3 4 2 5 2 1 4 3 4 3 3 2 1 4 3 3 84 Hasil Penelitian Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua Nomor Item 7 8 9 10 4 2 5 4 4 2 3 1 4 3 3 3 4 2 2 1 4 3 3 3 4 3 5 2 4 2 5 4 4 2 1 4 4 2 3 2 4 2 3 2 4 2 1 4 3 2 3 1 5 5 5 5 3 1 3 3 4 2 3 1 4 1 3 3 4 2 5 4 4 5 3 1 4 2 4 4 4 2 3 3 4 2 3 2 4 3 5 5 3 2 3 2 4 3 3 2 5 4 5 3 4 5 5 4 4 3 5 2 2 2 3 2 4 4 3 5 4 3 3 4 4 3 3 3 121 81 107 89 11 3 3 2 2 4 4 3 4 4 1 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 3 98 12 2 4 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 5 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 4 4 2 89 13 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3 5 4 3 4 4 3 4 3 2 3 1 4 2 3 4 4 4 3 2 104 14 4 2 3 3 2 4 3 3 2 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2 5 3 4 4 3 3 5 4 4 4 107 15 4 1 2 1 4 3 4 3 2 1 1 2 1 2 3 1 4 3 3 4 5 3 2 4 3 3 3 1 4 3 4 84 16 3 4 3 1 2 1 3 2 3 2 4 3 4 1 2 2 2 3 2 3 2 4 2 3 4 4 3 2 3 3 4 84 Total 47 41 41 29 39 46 48 36 37 30 38 38 58 33 42 42 49 44 59 42 34 64 36 50 57 53 48 35 62 55 46 1379 Lampiran 11 Hasil Penelitian Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Jumlah 1 4 4 3 5 5 2 4 4 2 4 4 5 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 3 123 2 1 4 3 2 3 4 3 2 2 2 2 2 5 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 90 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 2 4 4 3 2 4 3 3 3 91 4 2 4 4 3 2 4 4 2 3 2 4 3 4 2 3 4 4 3 2 1 4 3 2 4 5 5 4 4 4 4 4 103 5 4 4 4 3 5 2 3 2 3 2 3 4 5 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 4 4 5 3 4 4 4 4 104 6 3 4 2 2 4 4 3 4 2 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3 2 3 2 4 4 5 4 2 3 4 3 102 7 3 4 2 2 4 5 4 4 4 3 4 4 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3 5 4 5 4 2 4 3 3 109 8 3 3 2 3 4 5 3 3 3 4 3 5 4 2 4 4 4 3 3 4 2 4 2 4 3 5 3 4 4 4 3 107 9 3 3 3 2 2 5 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 4 4 4 3 2 3 2 4 4 4 3 1 4 4 4 94 Nomor Item 10 1 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 4 3 2 4 2 3 4 4 3 1 5 3 3 81 11 3 2 2 2 1 4 3 2 2 3 2 2 3 2 4 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 87 12 2 2 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 3 2 5 4 5 4 5 5 4 3 106 13 3 4 3 2 4 2 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 108 14 1 3 3 2 3 5 2 1 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 5 3 3 1 3 3 3 91 15 2 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 5 4 5 4 2 3 4 4 118 16 2 4 3 4 2 2 3 3 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 2 3 2 3 2 4 4 5 3 3 3 4 3 98 17 2 4 3 2 2 5 3 2 3 3 4 3 4 2 4 4 4 3 2 4 4 3 2 5 4 5 3 2 3 4 3 101 18 2 4 3 2 2 2 3 2 3 2 4 3 5 2 2 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 87 19 1 3 2 3 4 5 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 3 2 4 3 4 3 1 4 4 3 87 Total 45 67 53 50 57 70 60 49 54 55 62 62 68 44 63 65 72 62 58 62 53 63 43 76 75 82 62 51 71 70 63 1887 Lampiran 12 Nilai r tabel untuk uji validitas dan reliabilitas DISTRIBUSI NILAI rtabel SIGNIFIKANSI 5% dan 1% N 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 The Level of Significance 5% 1% 0.997 0.999 0.950 0.990 0.878 0.959 0.811 0.917 0.754 0.874 0.707 0.834 0.666 0.798 0.632 0.765 0.602 0.735 0.576 0.708 0.553 0.684 0.532 0.661 0.514 0.641 0.497 0.623 0.482 0.606 0.468 0.590 0.456 0.575 0.444 0.561 0.433 0.549 0.432 0.537 0.413 0.526 0.404 0.515 0.396 0.505 0.388 0.496 0.381 0.487 0.374 0.478 0.367 0.470 0.361 0.463 0.456 0.355 (Untuk pengujian validitas) 0.349 0.449 0.344 0.442 0.339 0.436 0.334 0.430 N 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 125 150 175 200 300 400 500 600 700 800 The Level of Significance 5% 1% 0.320 0.413 0.316 0.408 0.312 0.403 0.308 0.398 0.304 0.393 0.301 0.389 0.297 0.384 0.294 0.380 0.291 0.376 0.288 0.372 0.284 0.368 0.281 0.364 0.279 0.361 0.266 0.345 0.254 0.330 0.244 0.317 0.235 0.306 0.227 0.296 0.220 0.286 0.213 0.278 0.207 0.267 0.202 0.263 0.195 0.256 0.176 0.230 0.159 0.210 0.148 0.194 0.138 0.181 0.113 0.148 0.098 0.128 0.088 0.080 0.074 0.070 Diunduh dari http://www.spssindonesia .com/2014/01/uji-reliabilitas-alphaspss.html?m=1, diakses pada tanggal 22 oktober 2015 pukul 17.21 WIB 0.115 0.105 0.097 0.091 Lampiran 13 Lampiran 14 Hasil Wawancara Nama : X1 Semester : 9 1. Harta apa yang diberikan dari orang tua? Uang doang 2. Jika anda tertarik dengan barang, apakah anda dengan meminta orang tua langsung dibelikan? Seperti apakah itu? Ngumpulin dulu baru kalau ada duit baru beli 3. apakah anda pada posisi sekarang ini masih menggantungkan hidup dari pendapatan orang tua? Iyalah, kan gue belum kerja ton, tapi kalau minta terus gak enak juga sih kaya ngebebanin orang tua gue makanya gue pingin lulus dari kampus ini 4. pada waktu apa saja anda meminta uang pada orang tua? Udah jarang paling buat beli bensin doang kaya bayar kosan 5. Sehari sampai berapa duit yang kamu minta ke orang tua? 100 per minggu 6. Orang Tua anda apa pekerjaanya? Wiraswasta 7. digunakan apa sajakah uang yang diberikan oleh orang tua anda? Ya buat jajan sih terus kalau sisa ditabung 8. apakah anda sering melakukan pembelian secara tiba-tiba? Kapan itu terjadi Pernah, kaos kaki 9. Menurut kamu apa yang bikin kamu boros? Iya kadang sih tapi itu kalau lagi kebutuhan buat kegiatan kuliah missal kaya ngeprint beli buku terus uang jajan gue habis 10. Memangnya gak ada yang mempengaruhi seperti temen kamu? Iya boros yang pasti makan, krena temen pada makan ya kali gue diem aja 11. apakah anda pernah mencari kegiatan yang sifatnya untuk kegiatan mencari kesenangan untuk menyegarkan pikiran anda saat pikiran anda lagi kacau? Seperti apakah itu? Gak ton gue baca Al-Quran biasanya 12. dengan gampangnya mendapatkan produk sekarang-sekarang ini apakah membuat anda semakin konsumtif? Mengapa demikian? Ya sesuai dengan kebutuhan sih ton ya kalau menurut gue sih Lampiran 15 Hasil Wawancara Nama : X2 Semester : 9 1. Harta apa yang diberikan dari orang tua? Ya semua yang gue pake sekarang ton semua dari pemberian orang tua gue termasuk HP, Motor, Peralatan, perlengkapan banyak deh 2. Jika anda tertarik dengan barang, apakah anda dengan meminta orang tua langsung dibelikan? Seperti apakah itu? Ya kalau murah dan duit orang tua gue ada mah langsung dibeliin, kalau gak ada duit ya kagak dibeliin lah. Ya contohnya kalau gue lagi pingin beli es beli makan hehe…. 3. apakah anda pada posisi sekarang ini masih menggantungkan hidup dari pendapatan orang tua? Iyalah, kan gue belum kerja ton, tapi kalau minta terus gak enak juga sih kaya ngebebanin orang tua gue makanya gue pingin lulus dari kampus ini 4. pada waktu apa saja anda meminta uang pada orang tua? Ya kalau gue kuliah terus diluar kuliah juga sering jalan sama temen juga sering yah pokonya seringlah ton 5. Sehari sampai berapa duit yang kamu minta ke orang tua? Yah 50 kadang 100 juga ton 6. Orang Tua anda apa pekerjaanya? Bapak dan Ibu PNS Ton 7. digunakan apa sajakah uang yang diberikan oleh orang tua anda? Ya buat jajan sih 8. apakah anda sering melakukan pembelian secara tiba-tiba? Kapan itu terjadi Sering ton apa lagi kalau jalan sama temen-temen kalau ditempat belanjaan gitu, ya biasalah cewek kaya gak tau aja lu ton. Ya kalau misalnya lagi jalan ke pusat belanjaan ada baju bagus gue biasanya liat-liat tuh kalau misalnya bagus dan gue ada duit y ague beli. 9. Menurut kamu apa yang bikin kamu boros? Apa yah bingung ton mungkin udah dari dulu kali gue gini 10. Memangnya gak ada yang mempengaruhi seperti temen kamu? Kalau itu mah pasti kadang temen-temen ngajakin begini begitulah dan gue ngikutin dia aja kalau temen beli gue kadang beli juga 11. apakah anda pernah mencari kegiatan yang sifatnya untuk kegiatan mencari kesenangan untuk menyegarkan pikiran anda saat pikiran anda lagi kacau? Seperti apakah itu? Seirng ton ya gue kadang nonton jalan sama temen dan gue kalau lagi sendiri nonton drama korea gtu. 12. dengan gampangnya mendapatkan produk sekarang-sekarang ini apakah membuat anda semakin konsumtif? Mengapa demikian? Ya bisa juga sih apalagi kalau pembelianya online Lampiran 16 Hasil Wawancara Nama : Mrs. X3 Semester : 9 1. Harta apa yang diberikan dari orang tua? Banyak ada uang, motor, tas 2. Jika anda tertarik dengan barang, apakah anda dengan meminta orang tua langsung dibelikan? Seperti apakah itu? Kalau harganya murah yah dibeliin kalau mahal yah biasanya gue nabung dari sisa uang saku 3. apakah anda pada posisi sekarang ini masih menggantungkan hidup dari pendapatan orang tua? Iyalah kan gue belum kerja 4. pada waktu apa saja anda meminta uang pada orang tua? Kalau mau kuliah, jalan-jalan pokoknya seringlah 5. Sehari sampai berapa duit yang kamu minta ke orang tua? Ya 50-70 ribulah 6. Orang Tua anda apa pekerjaanya? Pendapatan? Wirausaha, 10 juta perbulan 7. digunakan apa sajakah uang yang diberikan oleh orang tua anda? Kebanyakan sih buat jajan hehe, kadang beli yang kurang bermanfaat 8. apakah anda sering melakukan pembelian secara tiba-tiba? Kapan itu terjadi Woww sering banget apalagi liat barang yang gue suka terus ada duit biasanya gue beli contohnya kalau gue liat pakaian, sepatu dll 9. Menurut kamu apa yang bikin kamu boros? Iya kadang sih tapi itu kalau lagi kebutuhan buat kegiatan kuliah missal kaya ngeprint beli buku terus uang jajan gue habis 10. Memangnya gak ada yang mempengaruhi seperti temen kamu? Ya ngaruh juga apalagi kalau temen ngjak main kesana kemari yang biasanya ngeluarin duit, gue ikut juga 11. apakah anda pernah mencari kegiatan yang sifatnya untuk kegiatan mencari kesenangan untuk menyegarkan pikiran anda saat pikiran anda lagi kacau? Seperti apakah itu? Sering kaya nonton terus pergi yang gak jelas 12. dengan gampangnya mendapatkan produk sekarang-sekarang ini apakah membuat anda semakin konsumtif? Mengapa demikian? Mungkin kali yah kan mau pingin itu pingin ini gampang. Lampiran 17 Hasil Wawancara Nama : Mrs. X4 Semester : 9 1. Harta apa yang diberikan dari orang tua? Semuanya dari perlengkapan mandi sampai kebutuhan wanita juga masih diberikan 2. Jika anda tertarik dengan barang, apakah anda dengan meminta orang tua langsung dibelikan? Seperti apakah itu? Kalau ada duit yah biasanya dibeliin tapi kalau gak ada yah ngumpulin dululah 3. apakah anda pada posisi sekarang ini masih menggantungkan hidup dari pendapatan orang tua? Masih banget 4. pada waktu apa saja anda meminta uang pada orang tua? Gue bulanan ton dikasihnya 5. Sehari sampai berapa duit yang kamu minta ke orang tua? Kalau perbulan 800 rb 6. Orang Tua anda apa pekerjaanya? Pendapatan? Pendidikan terakhir ortu? Wiraswasta, sekitar emmm 2 jt, ibu dan bapak SMP 7. digunakan apa sajakah uang yang diberikan oleh orang tua anda? Bayar kosan, jajan, beli buku 8. apakah anda sering melakukan pembelian secara tiba-tiba? Kapan itu terjadi Seirng kalau diajak temen terus si temen ngjak makan yaudah gue ikut 9. Apa kamu termasuk tipe orang yang boros? Menurut kamu apa yang bikin kamu boros? Iya gue boros dan gue sering utang kalau duit habis sama temen, Faktor pergaulan sih 10. Memangnya gak ada yang mempengaruhi seperti temen kamu? Ya itu tadi faktor ngumpul ama temen 11. apakah anda pernah mencari kegiatan yang sifatnya untuk kegiatan mencari kesenangan untuk menyegarkan pikiran anda saat pikiran anda lagi kacau? Seperti apakah itu? Seringlah apalagi kalau dikosan BT banget 12. dengan gampangnya mendapatkan produk sekarang-sekarang ini apakah membuat anda semakin konsumtif? Mengapa demikian? Ehmmm bisa juga ton, nih liat gelang gue, gue pingin gelang yang gambar beginian beli lewat online hehe Lampiran 18 Hasil Wawancara Nama : Mrs. X5 Semester : 5 1. Harta apa yang diberikan dari orang tua? Semua kebutuhan gue 2. Jika anda tertarik dengan barang, apakah anda dengan meminta orang tua langsung dibelikan? Seperti apakah itu? Nggaklah, kalau orang tua punya duit dulu 3. apakah anda pada posisi sekarang ini masih menggantungkan hidup dari pendapatan orang tua? Iya jelas, makanya gue pingin kerja 4. pada waktu apa saja anda meminta uang pada orang tua? Pada saat kuliah, mau beli buku referensi, kalau balik juga sering 5. Sehari sampai berapa duit yang kamu minta ke orang tua? Paling 30 rb 6. Orang Tua anda apa pekerjaanya? Pendapatan? Pendidikan terakhir ortu? Kerja ikut orang ton, paling 2,5 jt, SMP 7. digunakan apa sajakah uang yang diberikan oleh orang tua anda? Sering sisa nggak uang yang dikasih Buat jajan, yah sering terus aku tabungin pake rekening DIPA 8. apakah anda sering melakukan pembelian secara tiba-tiba? Kapan itu terjadi Apa yah, mggak pernah kayanya 9. Apa kamu termasuk tipe orang yang boros? Menurut kamu apa yang bikin kamu boros? Nggak ngerasa boros gue, irit gue mah orangnya 10. Memangnya gak ada yang mempengaruhi seperti temen kamu? Nggak sih ton Alhamdulilah temen gue nggak pada boros 11. apakah anda pernah mencari kegiatan yang sifatnya untuk kegiatan mencari kesenangan untuk menyegarkan pikiran anda saat pikiran anda lagi kacau? Seperti apakah itu? Iya sring biasanya ke taman sih 12. dengan gampangnya mendapatkan produk sekarang-sekarang ini apakah membuat anda semakin konsumtif? Mengapa demikian? Nggak sih kalau gue mah '-lj LEMBAR UJI REFERENSI Nama : Antoni Widodo NIM : 1111015000082 Judul Skripsi : Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif (Studi Kasus: Mahasiswi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah lah,arta Tanggal Uji Ref : No Referensi Afriani, Riz4"Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang I 2 Tua dengan Perilaku Konsumtif Mahasiswi",Skripsi pada Program Sarjana FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jalmrt4 Jakartz2014 Ancok, Djalaludin. Nuansa Psikologi Pembangunan Yoglakarta : Pustaka Pelajar, 1995, Cetakan Pertama Paraf Pembimbing L L Badan Pusat Statistrk, Laporan Bulanan Data Status Sosial 3 4 5 Ekonomi,Edisi 59 (Jakarta : 8PS,2015)h.44 diunduh dari http:llbps.go.idlpublikasr/view/1213 pada tanggal3l agustus 2015 pukul23.10 WIB tu Bungin, Burhan Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi, Jakarta : Kencana ,2013, edisi pertama Citra Fadila,Ade dan Ayu Hidayati, Dewi, "Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Perilaku Anak (Studi di SMA Negeri 4 Bandar Lampung)", Jurnal Sosiologi, Vol.l, No.4 : 262-269 262 Staf pengajar jurusan Sosiolgi FISIP /L L Universitas Lampuns 6 7 Departemen Pendidikan Nasional. Komus Besar Bahasa Indorrcsia.Iakarta : Balai Pustak4 2004 edisi ke-3 Hadjar,Ibnu. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam PendidilmnJakarta : PT Grafindo Persada, Cet.I tu ft, No Paraf Pembimbing Referensi Hasarq Ali. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Jaknrta: 8 CAPS (Center for Academic Publishing Service, 20l4,cetakanke-2 Indah, Imawati dklq" Pengaruh Financial Literacy 9 l0 Terhadap Perilaku Konsumtif Rernaja Pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2Ul2l2U8",Jupe UNS, Vol. 2 No.l, 2013 Iskandar, Zuklz,ka. Psiknlogi Lingkungan Metode dnn Aplikasi,cet 1. PT Refika Aditama. Bandung : PT Refika p I, ft" Aditama20l3 l1 t2 t3 Marnang, Ett4 Perilaku Konsurnen Prafuis.Yogsakarta : Pendekatan fr, C.V Andi Offset,2013 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarla ftr Rineka Cipta,2A04 Meida Devi Wardhani,'" Hubungan Antsra Konformitas Dan Harga Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putrf', Skripsi pada program pendidikan strata 1 psikologi p Universitas Sebelas Mareto Surakarta" 2009 l4 Nasution. Psifulogi Pendidikan.Jakarta : Rafika Aditama tu 2010, Cet.3 15 Setiadi, Elly M- dan Kolip, Usman. Pengantar Sasiolagi : Fakta Gejala Permasalahan Sosial.Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011 /, 16 Siregar, Syoffan. Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif, J*arta: PT. Bumi Aksara"2013,Cet. Ke-l frr t7 Soelaeman, M. Munandar llmu Sasial Dcssr : Teori don Konsep Sosial.Bandung : Refika Aditama 2006 fr, 18 Soekanto,Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar,Jakarta PT.RajaGrafindo Persada ,2000, cetakan ke-30 t9 Sugiyono. Metade Penelitian Administrasf. Bandung Alfrbeta, 2010),Cet.18 Pemahaman Sumardi, Mulyanto 20 2l dan t, : : dan Hans-Dieter Evers.Ed, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokak.Jakarta : CV. ft, Rajawali,1982, Cet.I / Sumartono, Terperangkap dmlarn IHan : Meneropong IHcn Televisi.Bandung : Penerbit, 2002 n/ Irnbas Pesen Sumarwan, Ujang. Perilaku Konsumen Teori dan 22 Penerapanya dalam Pemasaran Bogor : Ghalia Indonesia, 2011, edisi ke-2 /, DAFTAR RIWAYAT HIDUP Antoni Widodo, lahir di Pemalang 23 Oktober 1993, anak pertama dari pasangan Tarbah dan Ratmini, memiliki dua saudara perempuan yaitu Putri Risma Wati dan Fika Nanda Mutiara. Bertempat di desa Kandang Jln. Masjid Darul Mutaqien Kec. Comal Kab.Pemalang Jawa Tengah. Menempuh pendidikan dari tingkatan dasar yaitu di SDN 01 Kandang Kec.Comal, Kemudian menengah pertama di SMPN 4 Petarukan, selanjutnya melanjukan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pemalang, dan melanjutkan perguruan tinggi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan konsentrasi Sosiologi Antropologi, sedangkan untuk pendidikan non-formal penulis pernah mondok di Pesantren Nurul Hasan desa panjunan kec.Petarukan Kab.Pemalang asuhan dari KH. Ulinuha Ibrohim.