HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN

advertisement
HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN
PERILAKU KONSUMTIF
(Studi Kasus: Mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(P.IPS), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Antoni Widodo
NIM :1111015000082
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS IMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
HUBT]NGAI\ STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
DENGAN PERILAKU KONSTJMTIF MAHASISWI
(Studi Kasus: Mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS),
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Antoni Widodo
1111015000082
Menyetujui,
Prof.I)r.IL
|IIP.
Rusmin Tumanssor. MA
194701 1419651 01001
ILMU PENGETAHUAI\ SOSIAL
FAKULTAS IMU TARBIYAH DAI{ KEGT]RUAIT
T]NIVERSITAS TSLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
JT]RUSAI\I PENDIDIKAIT
2015
LEMBAR PENGESAIIAN
Slripsi berjudul "Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilakn
Konsumtif Mahasiswi (Studi Kasus: Mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakaxta)". Disusun oleh Antoni Widodo dengan Nomor
Induk'i!{ahasiswa (NIM) 1111015000082, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IJIN Syarif Hidayatullah Jalorta dan telah dinyatakan lulus Ujian Munaqasatr
pada tanggal 5 November 2015 dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
Jakart4 5 November2015
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Progam Studi)
Dr.IwanPurwanto. M.Pd
NIP. 19730424 20A801 I An
Penguji
eY
l
Peneuji
ltt I ,rs
033
I
Dr. Ulfah Fajarini. M.Si
NrP. 19670828 199303 2 006
ltilnts
II
Moch. Noviadi Nueroho. M.Pd
NIP. 19761I l8 201101 I 006
ffi"ffi,#,s
r*f>/
?/tu4
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Drs. Syaripulloh. M.Si
NrP. 19670909 200701
Tanda
lF, -n-2o19
ST]RAT PERNYATAAN KARYA
ILMIAH
Dengan ini saya yangbertanda tangan di bawah ini:
Widodo
Nama
: Antoni
NIM
:1111015000082
Jurusan
: Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS)
Tahun Angkatan :2011
Menyatakan Dengan Sesungguhnya
Bahwa penulis telah menyelesaikan Skripsi ini dengan judul "Hubungan Status
Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif Mahasiswi (Studi
Kasus
:
Mahasiswi Jurusan Pendidikan IPS, Universitas Islam Negeri
Jakarta)'o adalah benar hasil karya sendiri yang dibimbing oleh:
Nama
: Prof. Dr.
NIP
:194701141965101001
Demikian surat pernyataan
H. Rusmin Tumanggor, MA
ini
saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 19 Oktober 201 5
7r
Antoni Widodo
NIM: 1111015000082
ABSTRAK
ANTONI WIDODO (1111015000082), Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Judul Skripsi “Hubungan Status Sosial
Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif Mahasiswi (Studi Kasus:
Mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial)”.
Penelitian ini untuk mengetahui tingkat hubungan antara status sosial ekonomi
orang tua dengan perilaku konsumtif mahasiswi. Penelitian ini dilakukan pada
bulan januari sampai oktober 2015. Metode penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian adalah mahasiswi pendidikan Ilmu
pengetahuan Sosial yang diambil setiap tingkatan atau semester kecuali untuk
mahasiswi angkatan baru yaitu angkatan 2015, sejumlah 31 responden.
Dari hasil korelasi menggunakan rumus Product Moment menghasilkan rxy
sebesar 0.642, selanjutnya pada taraf signikansi 5% kemudian dibandingkan
dengan r tabel yaitu sebesar 0.355, yang menunjukan rxy > rtabel, dari penelitian ini
dapat disimpulkan antara variabel status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku
konsumtif mahasiswi mempunyai korelasi yang Kuat. Kemudian mencari nilai
Determinasi yang diperoleh 41.24% sedangkan uji t terdapat thitung yaitu sebesar
4.511 yang dibandingkan dengan ttabel dimana tingkat signifikansinya alpha = 5%
dan derajat kebebasan df = n-2 atau df =31-2=29 yang diperoleh ttabel sebesar 2.04
artinya terdapat hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku
konsumtif mahasiswi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) UIN Jakarta.
Dengan demikian hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak.
Kesimpulan dari penelitian ini menggambarkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif
mahasiswi pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial (P.IPS) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Artinya semakin tinggi tingkat status sosial ekonomi orang tua maka
semakin tinggi perilaku konsumtif mahasiswi.
Kata Kunci : Status Sosial Ekonomi,dan Perilaku Konsumtif.
i
ABSTRACT
Antoni Widodo (1111015000082), Departement of Education Social Studies,
Faculty of Tarbiya and Teachers Training. Syarif Hidayatullah State Islamic
University of Jakarta, Minithesis title “The Conection of Social-Economic Status
of Parents with Consumptive Behavior Female Student (Case Study: University
Female Student Departement Of Social Education)”.
The purpose of this research is to know level connection between of social
economic status of parent with consumptive behavior student. The research was
implemented in January until October 2015. The method used in this research is
quantitative descriptive. The population of this research is university student
department of social education each level/semester except for student new
generation for academic year 2015. This research involved 31 respondent.
From the result correlation used formula product moment results rxy 0.642 and
level of significant 5% and then compared with rtabel= 0.355 it mean rxy > rtable.
Conclusion the result between of social economic status of parent with
consumptive behavior student have a strong correlation. And then to find
determination of percentage obtained 41.24% where as the calculation result of t
test shows that count 4.511 to compared ttabel with level of significant Alpha = 5%
and degree freedom df = n-2 or df = 31-2 =29 of obtained ttable = 2.04. it means
showing that connection between social economic status with consumptive
behavior student department of social education syarif hidayatullah state
university of Jakarta. With those hypotheses Ha be accepted and Ho be rejected.
The conclusion above this research of explains that exist the connection is
significant between social economic status parents with consumptive behavior
student department of social education syarif hidayatullah state university of
Jakarta. That is higher socio economic status parents so higher the consumptive
behavior of students.
KeyWords : Social-Economic Status and Consumptive Behavior
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis
dapat
menyelesaiakan skripsi
yang berjudul
“HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN
PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWI (Studi Kasus: Mahasiswi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS), Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta)”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan pada
baginda alam , Rasullullah dan junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta
keluarga, sahabat, dan umatnya.
Manusia adalah mahluk sosial yang tidak terlepas pada bantuan dan
dukungan orang lain baik keluarga, kerabat, teman dan lain sebagainya. Begitupun
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dimana para berbagai pihak tanpa lelah
memberikan dorongan baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terimakasih yang tak bisa terhitung jumlahnya kepada pihakpihak terkait yaitu:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA sebagai dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.
2. Dr.IwanPurwanto,M.Pd sebagai ketua jurusan pendidikan IPS yang ramah
dan selalu memberikan motivasi kepada mahasiwa tingkat akhir
3. Bapak Prof. Dr. Rusmin Tumanggor,MA sebagai dosen pembimbing
penulis yang selalu sabar untuk mengarahkan penulis menyusun skripsi
4. Seluruh dosen pengajar di pendidikan IPS ibu Tri Harjawati, ibu Ruknina
Ghanibala, Bapak Syaripulloh, bapak Iwan Hermawan, ibu Cut Dien
Nurwahida, Ibu Maila, pembimbing PIQI bapak Furqon, bapak Amarno,
Bapak Didin Syafrudin, bapak Moch Noviadi dan Pak Arif dan semua
dosen yang penulis belum disebutkan.
5. Orang tua penulis, Ibu Ratmini dan Bapak Tarbah kemudian adik-adik
penulis Putri Risma Wati dan Fika Nanda Mutiara yang selalu
iii
memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis bisa menempuh
pendidikan sampai tingkatan sarjana.
6. Teman-teman alumni MAN Pemalang yang selama ini masih terjalin
silaturahimnya
7. Keluarga besar lembaga bimbel Teknos Genius Pamulang dimana penulis
mengabdikan diri selama ini.
8. Keluarga besar SMAN 6 Tangerang Selatan yang telah menerima penulis
melaksanakan kegiatan PPKT
9. Buat teman-teman satu angkatan di jurusan Pendidikan IPS dan temanteman kosan yang selalu memberikan semangat dalam mengatasi
kemalasan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya sehingga penulis
bisa menjadi seseorang individu yang seperti ini, mudah-mudahan skripsi yang
penulis tulis dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Jakarta, Oktober 2015
Penulis
Antoni Widodo
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ............................................................................................
i
ABSTRACT ..........................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................
iii
DAFTAR ISI .........................................................................................
v
DAFTAR TABEL ................................................................................
ix
DAFTAR HISTOGRAM .....................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Permasalahan ..............................................................................
7
1. Identifikasi Masalah ................................................................
7
2. Batasan Masalah ......................................................................
7
3. Rumusan Masalah ...................................................................
7
C. Hipotesis .......................................................................................
8
D. Tujuan dan Signifikasi ................................................................
8
1. Tujuan Penelitian ....................................................................
8
2. Tujuan dan Signifikasi Penelitian ...........................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Tinjauan Teoritis .........................................................................
10
1. Konsep Status Sosial Ekonomi ...............................................
10
a. Pengertian Status Sosial ....................................................
10
v
b. Status Sosial yang ditinjau dari Ekonomi .........................
13
c. Aspek-aspek Pengukuran Status Sosial Ekonomi .............
14
2. Konsep Perilaku Konsumtif ....................................................
18
a. Pengertian Perilaku ...........................................................
18
b. Pengertian Perilaku Konsumtif ........................................
19
c. Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumtif ..............
20
d. Aspek yang diukur dalam Perilaku Konsumtif .................
21
B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................
23
C. Kerangka Konseptual .................................................................
24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................
25
B. Metode Penelitian ........................................................................
25
C. Populasi dan Sampel ...................................................................
26
1. Populasi ...................................................................................
26
2. Sampel .....................................................................................
26
3. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................
26
D. Definisi Operasional ....................................................................
27
E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................
28
1. Metode Observasi ....................................................................
28
2. Metode Angket atau Kuesioner ...............................................
30
3. Wawancara ..............................................................................
32
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ..................................
33
1. Uji Validitas ............................................................................
33
2. Uji Reabilitas ...........................................................................
34
3. Uji Kredibilitas ........................................................................
35
4. Uji Dependability ....................................................................
36
G. Teknik Pengolahan Data ...........................................................
37
1. Editing .....................................................................................
37
2. Skoring ....................................................................................
37
3. Tabulasi ...................................................................................
35
vi
H. Hipotesis Statistik ........................................................................
38
I. Pendekatan Data dan Keilmuan ................................................
39
J. Pedoman Peliputan Data ............................................................
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian ......................................................
41
1. Sejarah Jurusan Pendidikan Illmu Pengetahuan Sosial
(P.IPS) .....................................................................................
41
2. Tujuan didirikan Jurusan P.IPS ...............................................
41
3. Visi dan Misi Jurusan P.IPS ....................................................
42
4. Daftar Dosen dan Keahlian .....................................................
44
5. Jumlah Mahasiswa ..................................................................
45
B. Uji Kulalitas Data ........................................................................
45
1. Hasil Uji Validitas ...................................................................
45
2. Hasil Uji Realibilitas ...............................................................
48
C. Deskripsi Data .............................................................................
49
1. Deskripsi Data Variabel Status Sosial Ekonomi
Orang Tua ................................................................................
49
2. Deskripsi Seluruh Aspek Status Sosial Ekonomi
Orang Tua ................................................................................
57
3. Deskripsi Data Variabel Perilaku Konsumtif ..........................
59
4. Deskripsi Seluruh Aspek Perilaku Konsumtif ........................
64
D. Uji Hipotesis .................................................................................
65
E. Hasil Analisa Wawancara ..........................................................
69
1. Deskripsi Status Sosial Ekonomi Orang Tua ..........................
69
2. Deskripsi Perilaku Konsumtif .................................................
70
3. Hasil Analisa dari Wawancara mengenai Status Sosial
Ekonomi dengan Perilaku Konsumtif .....................................
71
F. Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................
72
G. Kritik Hipotesis ...........................................................................
76
vii
H. Analisa Mengenai Kerangka Konseptual dan Teori
Temuan
......................................................................................
76
I. Perspektif Peneliti mengenai Hubungan Status
Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif .......
78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................
82
B. Saran ............................................................................................
83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Perilaku Konsumtif berdasarkan Gender ...............................
4
Tabel 3.1
Perhitungan dalam Menentukan Sampel ..............................
27
Tabel 3.2
Observasi Lapangan ..............................................................
28
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Angket Variabel X .................................................
31
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Angket Variabel Y .................................................
31
Tabel 3.5
Pedoman Wawancara Mahasiswi ..........................................
32
Tabel 3.6
Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi ..............................
36
Tabel 3.7
Form untuk Peliputan Data ....................................................
38
Tabel 4.1
Daftar Dosen Pendidikan IPS ................................................
42
Tabel 4.2
Jumlah Mahasiswa/i Jurusan Pendidikan IPS .......................
43
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Variabel Status Sosial Ekonomi Orang
Tua ..........................................................................................
46
Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku Konsumtif
Mahasiswi ..............................................................................
47
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas .............................................................
48
Tabel 4.6
Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ayah) Mahasiswi ...............
49
Tabel 4.7
Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ibu) Mahasiswi ..................
50
Tabel 4.8
Pekerjaan Orang Tua (Ayah) Mahasiswi ...............................
52
Tabel 4.9
Pekerjaan Orang Tua (Ibu) Mahasiswi ..................................
53
Tabel 4.10
Tingkat Pendapatan Keluarga ................................................
54
Tabel 4.11
Tingkat Konsumsi Keluarga Perhari .....................................
55
Tabel 5.12
Kepemilikan Harta Kendaraan ..............................................
56
Tabel 4.13
Tabulasi dari Angket Variabel Status Sosial Ekonomi .........
58
Tabel 4.14
Data Intensitas Pembelian Impulsif Mahasiswi .....................
59
Tabel 4.4
ix
Tabel 4.15
Intensitas Perilaku Pemberosan .............................................
60
Tabel 4.16
Intensitas Mencari Kesenangan dengan
Kegiatan Konsumsi.................................................................
61
Perilaku Konsumtif karena Kemudahan Mendapatkan
Produk .....................................................................................
63
Tabel 4.18
Tabulasi dari Angket Perilaku Konsumtif .............................
64
Tabel 4.19
Tabulasi Untuk Pengujian Hipotesis .....................................
65
Tabel 4.20
Pengukuran Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Berdasarkan Item yang Diajukan ..........................................
72
Pengukuran Perilaku Konsumtif Berdasarkan
Item yang Diajukan ...............................................................
74
Tabel 4.17
Tabel 4.21
x
DAFTAR HISTOGRAM
Histogram 4.1
Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ayah) Mahasiswi ......
50
Histogram 4.2
Pendidikan Orang Tua (Ibu) dari Mahasiswi ................
51
Histogram 4.3
Pekerjaan Orang Tua (Bapak) dari Mahasiswi .............
52
Histogram 4.4
Pekerjaan Orang Tua (Ibu) dari Mahasiswi ..................
53
Histogram 4.5
Pendapatan Keluarga Mahasiswi setiap Bulan .............
55
Histogram 4.6
Pengeluaran Konsumsi Keluarga perhari ......................
56
Histogram 4.7
Kepemilikan Harta Kendaran ........................................
57
Histogram 4.8
Status Sosial Ekonomi Orang Tua Mahasiswi ..............
58
Histogram 4.9
Indikator Pembelian Impulsif Mahasiswi .....................
60
Histogram 4.10 Indikator Pemborosan ....................................................
61
Histogram 4.11 Perilaku Konsumtif atas Dasar Mencari Kesenangan ....
62
Histogram 4.12 Perilaku Konsumtif atas Dasar Mudahnya Mendapatkan
Produk ............................................................................
63
Histogram4.13
65
Seluruh Indikator Perilaku Konsumtif ...........................
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual .........................................................
24
Gambar 5.1
Kerangka Berpikir dan Teori Temuan ................................
77
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang mengalami dampak dari adanya
globalisasi sehingga indonesia termasuk dalam pelaku dari negara yang
melakukan perdagangan bebas, globalisasi menawarkan produk yang mudah
didapatkan dalam kadawarsa ini, sehingga masyarakat tertarik untuk
mendapatkanya seperti kemudahan mendapatkan teknologi dan produk impor
lainya. Indonesia negara berkembang dengan hasil proyeksi penduduk
menunjukan piramida penduduk merupakan tipe expansive, dimana sebagian
penduduk berada pada kelompok umur muda.1 Dengan adanya penduduk
muda inilah akan berdampak pada target pemasaran pasar bebas di eraglobalisasi.
Globalisasi yang diartikan menurut Bagong Suyanto adalah ”sebuah
kebebasan dan keleluasaan lalu lintas barang, jasa, modal kekuatan kaum
kapitalis yang menerobos batas-batas negara, wilayah dan adat istiadat dan
budaya”.2 Mengindikasikan para pengusaha dari berbagai negara untuk
menanamkan modal atau menjual hasil produksinya ke Indonesia, khususnya
pengusaha-pengusaha dari warga negara yang sudah maju.
Kekuatan ekonomi negara-negara maju dan pengaruhnya yang dominan
acap kali menjadikan negara yang sedang berkembang tak ubahnya seperti
pangsa pasar dan ladang persemian bagi berbagai kepentingan perusahaan
multinasional.3 Sehingga mengindikasikan para pengusaha dari luar negeri
untuk menanamkan modal atau menjual produknya ke Indonesia hal ini karena
1
Badan Pusat Statistik, Laporan Bulanan Data Status Sosial Ekonomi,Edisi 59 (Jakarta :
BPS,2015) h.44 diunduh dari http://bps.go.id/publikasi/view/1213 pada tanggal31 agustus 2015
pukul 23:10 WIB
2
Bagong Suyanto, Sosiologi Ekonomi Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat
Post modernism, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013), h.93
3
Ibid., h.158
1
2
negara indonesia sedang mengalami perkembangan, dan negara yang seperti
inilah warga negaranya disebut sebagai masyarakat konsumen.
Dalam masyarakat konsumen Bagong Suyanto menyebutnya “sebuah
masyarakat yang cenderung diorganisasikan di seputar konsumsi ketimbang
produksi barang atau jasa”.4 Atau masyarakat yang sebagian besar adalah
penikmat atau pembeli dari pada penjual, hal inilah yang menjadi target-target
pemasaran dari pengusaha-pengusaha negara maju.
Globalisasi yang menawarkan berbagai produk dari bangsa lain seperti
yang dikemukakan oleh George Ritzer yaitu proses McDonalisasi yaitu proses
perubahan dan fenomena globalisasi yang merambak keberbagai penjuru
dunia sebagai proses McDonalisasi. Disebut McDonalisasi karena pandangan
George Ritzer proses perubahan yang tengah melanda masyarakat di era postindustrial tak ubahnya seperti proses perubahan yang terjadi karena
merebaknya praktik bisnis fast food, McDonald di berbagai belahan dunia.5
Dalam konsep McDonalisasi Ritzer menganggap bahwa konsep ini seperti
halnya pada restoran siap saji yang menguasai pada penjuru dunia dengan
menggunakan sistem yang terintegrasi. Konsep pemasaran yang siap saji ini “
dalam prinsip kemudahan diperhitungkan dan fenomena kuantifikasi
organisasi yang ter McDonalisasi juga bisa diamati dalam bidang
pendidikan,publikasi, praktik medis, televisi, olah raga, dan politik”.6
Dengan adanya sasaran Indonesia sebagai target pemasaran di eraglobalisasi ini, tidak menutup kemungkinan bahwa fenomena globalisasi ini
akan berdampak pada perilaku manusia yang semakin konsumtif
karena
“gaya hidup tumbuh dan dikembangkan oleh kekuatan kapital untuk
kepentingan membangun pangsa pasar, memperbesar keuntungan, dan
menghela agresivitas masyarakat dalam mengonsumsi berbagai produk
industri budaya”.7
4
Bagong Suyanto, Ibid., h.107
Ibid, h.159
6
Ibid, h.164
7
Ibid, h.137
5
3
“Globalisasi akan dipahami sebagai faktor yang mempengaruhi dan
mengubah secara radikal gaya hidup (life style) dan nilai-nilai sosial budaya
masyarakat khususnya masyarakat di negara yang sedang berkembang” 8. Hal
inilah yang akan berdampak pada penduduk indonesia yang didominasi oleh
golongan muda, khususnya kaum remaja menjadikan target sasaran untuk
strategi pemasaran oleh kekuatan pasar yang menjadikan perilaku penduduk
usia muda untuk berperilaku konsumtif. Penduduk muda disini penulis melihat
pada beberapa mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(P.IPS) Universitas Islam Negeri Jakarta dimana beberapa mahasiswa
berperilaku kearah kehidupan yang hedonis yang mengarah pada perilaku
konsumtif.
Universitas Islam Negeri Jakarta yang terletak di daerah perkotaan yaitu
daerah Tangerang Selatan tidak mengherankan jika banyak tempat
perbelanjaan seperti mal yang dekat dengan arena kampus, kemudahan cara
mengetahui info mendapatkan barang produksi juga bisa dilihat dari
penggunaan teknologi , “gaya hidup pada warga kota yang kaya, akan
ditunjukan dengan kehidupan yang selalu menggunakan ICT (Information and
Communication Tecnology), mereka sangat mudah untuk
memperoleh
informasi, dan memperoleh layanan yang lebih baik, seperti misalnya belanja
menggunakan layanan elektronik”.9
Pada penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Ismayanti (Dalam skripsi
Riza Afriani) bahwa perempuan lebih konsumtif dari pada laki-laki hal ini bisa
dilihat dari tabel di bawah ini:10
8
Ibid, h.94
Zulrizka Iskandar, Psikologi Lingkungan Metode dan Aplikasi,cet 1, 2013, PT Refika
Aditama, Bandung h.92
10
Riza Afriani,”Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif
Mahasiswi”,Skripsi pada Program Sarjana FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014
h.5.
9
4
Tabel 1.1
Perilaku Konsumtif berdasarkan Gender
Gaya Hidup
Konsumtif
Jenis
Kelamin
Total
Laki-laki
Rendah
28,0 %
Tinggi
72%
100%
Perempuan
8,0%
92,0%
100%
Dari tabel tersebut terlihat bahwa perempuan lebih konsumtif dari pada
perempuan dimana perbedaan yaitu untuk perempuan 92% sedangkan lakilaki 72% hal ini menunjukan selisih sekitar 20%.
Menurut Bagong Suyanto yang mengutip pada sebuah studi yang
dilakukan oleh Mintel menemukan bahwa dalam hal pakaian, kaum
perempuan umumnya lebih memiliki keinginan dan kebutuhan untuk tampil
modis daripada kaum laki-laki kemudian kaum perempuan lebih senang dan
fokus pada penampilan pribadi dari pada laki-laki sehingga menjadikan kaum
perempuan lebih konsumtif dalam mengatur keuangan.11
Hal ini menjadikan penulis tertarik untuk meneliti mahasiswi. Pada
pengamatan awal penulis mengamati dua kelompok mahasiswi yang berbeda,
kelompok yang pertama penulis melihat beberapa mahasiswa yang menjadi
satu group atau satu kelompok banyak yang tidak menyukai koleksi untuk
barang-barang
mewah
seperti
pakaian.
Kemudian
dalam
kelompok
pertemanan kedua penulis melihat sebaliknya banyak anggota kelompok yang
gemar untuk mengoleksi barang-barang mewah dan bagus, kemudian belanja
di mal-mal bersama teman-temanya.
11
Bagong Suyanto, op.cit., h.148
5
Dalam perbandingan kelompok pertama dan kedua ini penulis juga
mengamati dari status sosial orang tuanya seperti siapa orang tuanya dan apa
pekerjaanya. Dari perbandingan kelompok pertama dan kedua penulis melihat
ada kesamaan dari cara individu memilih kelompok pertemanan hal ini penuls
melihat di dasari pada gaya hidup dan status sosial dari orang tuanya.
“Kedudukan atau status menentukan posisi seseorang dalam struktur
sosial, yakni menentukan hubungan dengan orang lain. Status atau
kedudukan individu, apakah ia di atas atau di bawah status orang lain
mempengaruhi perananya. Peranan adalah konsekuensi atau akibat
kedudukan atau status seseorang”.12
Pada pernyataan tersebut menunjukan bahwa status sosial seseorang
menjadikan peranan seseorang atau sebagai identitas diri, hal ini bagaimana
seseorang akan mempertahankan dan menjaga statusnya dengan perilaku dan
tindakan sosialnya. Begitu juga dengan status yang dimiliki oleh orang tuanya
“stratifikasi sosial orang tua akan mempengaruhi sosialisasi anak-anak
mereka”.13 Stratifikasi atau tingkatan sosial dimasyarakat juga dilihat dari
seberapa tingkat status sosialnya, sehingga tidak mengherankan jika seorang
anak akan berperilaku sesuai dengan status yang dimiliki oleh orang tua.
Dengan adanya pengaruh dari status orang tua, mahasiswi mendapatkan
uang saku dari orang tua yaitu bapak atau ibu yang mempengaruhi perilaku
pembelian “keluarga merupakan organisasi kecil yang penting dalam
mempengaruhi perilaku anggotanya yang bersumber dari orang tua. Suamiistri-anak memiliki peran yang berbeda dalam mempengaruhi perilaku
pembelian mereka”.14
Dari cara mempertahankan status sosial inilah seseorang bisa membuat
gaya hidupnya dengan cara yang konsumtif, gaya hidup yaitu “pola-pola
12
Nasution, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rafika Aditama, 2010). Cet.3, h.196
Pengantar Sosiologi Ekonomi H.17
14
Ali Hasan, Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan, (CAPS (Center for Academic
Publishing Service : Jakarta, 2014 cetakan ke-2), h.164
13
6
tindakan yang membedakan satu orang dengan yang lain”. 15 Hal ini karena
gaya hidup merupakan sebuah wujud identitas seseorang.
Dalam gaya hidup ini seseorang atau kelompok bisa dilihat dari cara
pergaulanya seperti pengamatan penulis dari pengamatan awal ini melihat
bagaimana mahasiswi ini memanfaatkan waktu senggang untuk bergaul
dengan teman satu kelompoknya, “waktu senggang di era masyarakat postmodern sering kali berkaitan dengan kegiatan rekreasi, di mana seseorang
keluar dari diri, menuju perangkap-perangkap eksterior yaitu tempat tempat
wisata, mal, klub, negeri-negeri asing dan seterusnya”.16 Penulis melihat
banyak mahasiswi yang memanfaatkan waktu luangya untuk
menonton
bioskop, makan di tempat yang mewah ,belanja-belanja kebutuhan di mal, dan
perawatan-perawatan tubuh. Semua itu mereka lalukan untuk alasan
membuang kejenuhan dan semua didapatkan dari uang saku yang diberikan
oleh orang tuanya.
Dalam proses konsumsi mahasiswi ini tidak menyadari apa yang sudah
dikeluarkan uang untuk kegiatan konsumsi, hal ini banyak pembelian barang
produksi yang tidak dibutuhkan dibandingkan dengan pembelian barang
pokok mahasiswi yang sifatnya lebih penting seperti pembelian buku untuk
referensi untuk pembuatan tugas dari Dosen. Dalam perilaku konsumtif
mahasiswi juga bisa dilihat dari penggunaan gadget dimana banyak mahasiswi
yang mengganti gadget dengan model dan tipe terbaru atau bahkan ingin yang
berbeda dari yang lain, hal seperti ini “lebih didorong karena kebutuhan untuk
menjaga citra diri, Image bahwa ia bukan termasuk orang yang ketinggalan
zaman atau karena ia sebetulnya tengah berusaha menjaga citra sebagai bagian
dari kelompok kelas sosial atas”.17
Dari beberapa penemuan awal ini penulis melihat ada hubungan antara
status sosial ekonomi orang tua mahasiswi dengan perilaku konsumtif untuk
15
Bagong Suyanto, op.cit,.. h.147
Bagong Suyanto, op.cit., h.263
17
Bagong Suyanto, op.cit .,h.138
16
7
itu perlu adanya kebenaran yang mendasar sehingga penulis tertarik untuk
menyusun skripsi yang berjudul ”HUBUNGAN
STATUS SOSIAL
EKONOMI ORANG TUA DENGAN PERILAKU KONSUMTIF (Studi
kasus: Mahasiswi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, UIN Syarif
Hidayatullah)”.
B. PERMASALAHAN
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan, maka masalah
dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Perilaku konsumtif terjadi karena banyaknya pusat perbelanjaan yang
kian marak
b. Waktu luang mahasiswi diisi oleh kegiatan yang sifatnya konsumtif
c. Pemberian orang tua berupa materi yang berlebihan akan membuat
mahasiswi berperilaku konsumtif
2. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan fokus sehingga tidak menyimpang
dari
pembahasan
dan
sasaran
pokok
penelitian,
maka
peneliti
memfokuskan dalam pembahasan ini yang harus dibatasi dalam konteks
permasalahan sebagai berikut:
1. Status sosial dalam penelitian ini adalah status sosial dari orang tua
mahasiswi.
2. Perilaku konsumtif dalam penelitian ini adalah perilaku pembelian
yang bersumber dari pendapatan/uang saku yang diberikan oleh orang
tua mahasiswi.
3. Mahasiswi dalam penelitian ini adalah mahasiswi yang statusnya aktif
di jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta).
8
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dapat
dibuat dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
“Dalam interaksinya Mahasiswi banyak membentuk kelompok sosial
pertemanan dan berdasarkan status sosial dari orang tua, sehingga
mempengaruhi perilaku mereka dalam aspek pembelian/peggunaan
pendapatan yang diberikan oleh orang tua mahasiswi”.
Untuk memecahkan masalah tersebut, maka penulis mengajukan
pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimana tingkat status sosial ekonomi orang tua mahasiswi P.IPS
UIN Jakarta?
b. Bagaimana perilaku konsumtif mahasiswi P.IPS UIN Jakarta?
c. Apakah ada hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi
orang tua mahasiswi dengan perilaku konsumtif?
C. Hipotesis
Berdasarkan uraian latar belakang dan uraian masalah, maka hipotesis
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat hubungan antara tinggi rendahnya status sosial ekonomi
orang tua dengan perilaku konsumtif
2. Terdapat hubungan antara tinggi rendahnya status sosial ekonomi orang
tua dengan perilaku konsumtif
D. Tujuan dan Signifikasi
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rangkaian perumusan masalah yang telah dipaparkan
di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendapatkan data, fakta yang valid, dan dapat dipercaya mengenai
9
hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua
mahasiswi dengan perilaku konsumtif.
2. Tujuan dan Signifikasi Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan agar bermanfaat, secara teoritis manfaat hasil dari
penelitian ini sebagai berikut :
1. Menjadi bahan referensi bagi para ilmuwan dan peneliti dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam disiplin ilmu sosiologi,
psikologi ,dan ekonomi.
2. untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam kajian teoritis
kemampuan mahasiswi dalam bergaul dan berinteraksi di lingkungan
kampus maupun masyarakat.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
menjadi bahan masukan bagi mahasiswi dalam memahami perilaku
konsumtif, sehingga menjadikan acuan hidup dalam mengatur
keuangan di saat menjadi mahasiswi maupun dalam ibu rumah tangga
kelak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Tinjauan Teoritis
1. Konsep Status Sosial Ekonomi
a. Pengertian Status Sosial
Status sosial menurut Ujang Sumarwan disamakan dengan kelas
sosial, yaitu pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas yang berbeda
atau strata yang berbeda.1
Kedudukan atau status sosial menurut soerjono Soekanto “tempat
seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan
orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan, prestisenya dan
hak-hak serta kewajibanya”.2 dalam pergaulan atau interaksi seseorang
dan keprestisanya (kegengsianya) tergantung pada aspek status sosial.
Menurut Mayor Polak status sosial dimaksudkan sebagai
kedudukan sosial seseorang oknum dalam kelompok serta dalam
masyarakat.3 Adapaun cara seseorang memperoleh status sosial yang
didapatkan yaitu “diperoleh secara alami (ascribed status), dan
diperoleh melalui berbagai usaha (achieved status)”.4
1. Ascribed status
Status ini didapatkan atau “diperoleh seseorang secara
alamiah artinya melekat pada diri seseorang di peroleh tanpa
melalui serangkaian usaha”.5 Biasanaya status ini bersifat natural
tidak butuh usaha untuk mendapatkanya karena Tuhan sudah
1
Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapanya dalam Pemasaran,
(Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), edisi ke-2 , h. 265
2
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar ,(PT.RajaGrafindo Persada :
Jakarta,2000, cetakan ke-30) h. 265
3
Abdul Syani, Skematika,Teori, dan Penerapan, (Jakarta : , PT. Bumi Aksara, 2014),cet
keempat, h. 91
4
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi : Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial, (Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2011), h. 430
5
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Ibid., h.430
10
11
mengaturnya. Elly M. Setiadi dan Usman Kolip membagi status ini
dalam beberapa aspek
a. Status Perbedaan Usia (age stratification)
Status ini dibedakan berdasarkan umur manusia biasanya atas
dasar senioritas dan penghormatan terhadap yang lebih tua Elly
mencontohkan “dalam suatu kehidupan rumah tangga, anak
yang usianya lebih tua memiliki strata keluarga yang lebih
tinggi dibandingkan dengan anak yang usianya lebih muda”.6
b. Stratifikasi
berdasarkan
jenis
kelamin
(gender
sex
stratification)
Dalam status ini “biasanya penstrataan sosial berdasarkan jenis
kelamin ini biasanya dipengaruhi oleh adat tradisi dan bahkan
ada sebagian ajaran agama yang membedakan antara hak dan
kewajiban berdasarkan jenis kelamin”.7
c. Status yang didasarkan pada sistem kekerabatan
Dalam status ini “dapat dilihat dari peran yang harus
diperankan oleh masing-masing anggota keluarga dalam rumah
tangga”.8 Misalnya ayah sebagai rumah tangga, ibu sebagai ibu
rumah tangga dan anak sebagai anggota keluarga yang masingmasing memiliki peran tersendiri.
d. Stratifikasi berdasarkan kelompok tertentu
Pandangan ini lebih mengarah pada bentuk ras seseorang
dimana menurut Elly
mencontohkan “pemahaman orang
bahwa ras dengan kulit putih lebih superior dibandingkan
dengan ras kulit hitam”.9 Ketika seseorang dari mana ras
seseorang berasal akan mempengaruhi prestise seseorang.
6
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Ibid., h. 430
Ibid., h.431
8
Ibid., h. 431
9
Ibid., h.431
7
12
2. Achieved status
Menurut Soerjono Soekanto status ini lebih mengarah pada
bagaimana seseorang mendapatkan “kedudukan yang dicapai oleh
seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja”.10 Sedangkan
menurut Elly status ini didapatkan “melalui perjuangan”.11 Dari
pendapat kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwasanya
achieved status merupakan status yang didapatkan seseorang
melalui usaha-usaha dalam bentuk perjuangan keras seseorang
untuk mendapatkanya. Aspek-aspek yang diukur dalam status ini
menurut Elly M.Setiadi dan Usman Kolip adalah :12
a. Stratifikasi berdasarkan jenjang pendidikan
Stratifikasi ini didapatkan pada jenjang pendidikan seseorang,
seberapa jauhkah jenjang pendidikan seseorang didapatkan.
Sehingga tingginya pendidikan seseorang akan “berpengaruh
kepada pola-pola kehidupan orang tersebut”13.
b. Stratifikasi berdasarkan senioritas
Dari pekerjaan hingga pendidikan seseorang akan terjadi
senioritas, senioritas ini “ditentukan berdasarkan tingkat tengkat
tenggang waktu”14. Seberapa jauh seseorang mendahului tempat
pekerjaan dan pendidikan akan berpengaruh pada pola-pola
hidup.
c. Stratifikasi di bidang pekerjaan
Dalam pekerjaan seseorang menduduki jabatan dan bagianbagian tertentu sehingga masing-masing kedudukan akan berbeda
dalam berinteraksi.
10
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Ibid., h.211
Ibid., h.432
12
Ibid., h.432-433
13
Ibid., h. 432
14
Ibid., h. 433
11
13
d. Stratifikasi di bidang ekonomi
Status ini lebih kearah tinggi rendahnya ekonomi seseorang
diukur dari pendapatan seseorang dalam bekerja sehingga
pendapatan inilah dapat diukur status aschievednya.
3. Assigned status
“Assigned status adalah status sosial yang diperoleh
seseorang atau sekelompok orang dari pemberian. Akan
tetapi, status sosial yang berasal dari pemberian ini
sebenarnya juga tak luput dari usaha-usaha seseorang atau
sekelompok orang sehingga dengan usaha-usaha tersebut ia
memperoleh penghargaan”.15
Dalam assigned status ini seseorang akan mendapatkanya jika
orang
tersebut
memberikan
jasa
kepada
masyarakat
dan
masyarakat mengakuinya bahwa orang tersebut telah memberikat
sesuatu yang baik pada masyarakat banyak seperti contohnya
pemberian penghargaan kepada pahlawan.
b. Status Sosial yang ditinjau dari Ekonomi
Dalam pengukuran aspek-aspek pada status sosial ekonomi orang
tua menurut Gilbert dan Kahl yang dikutip oleh Ujang Sumarwan
terdapat tiga aspek acuan yang harus diketahui yaitu status pekerjaan,
pendapatan, dan harta benda.16 Sedangkan Menurut Bornstein &
Bradley bahwa aspek dalam pengukuran status sosial Ekonomi yaitu
Pekerjaan,
tingkat
pendidikan
akhir,
sumber
daya
ekonomi
(pendapatan), dan kekuasaan atau jabatan yang dimilikinya.17 Dari
pandangan para ahli tersebut peneliti menyimpulkan beberapa aspek
untuk mengetahui tingkat pengukuran status sosial ekonomi orang tua.
15
Ibid., h. 434
Ujang Sumarwan, Op Cit., h.266
17
M. Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar : Teori dan Konsep Sosial, (Bandung :
Refika Aditama, 2006), h. 149
16
14
1. Pekerjaan
Pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua baik ayah atau ibu “akan
menentukan kelas sosial”,18 keluarga itu sendiri.
2. Tingkat Pendidikan
Menurut Gunawan S menjelaskan bahwa tingkat pendidikan akan
mempengaruhi pendapatan seseorang dengan hal ini maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi manusia dalam mencapai
tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula pendapatanya
begitupun sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan seseorang
semakin sedikit pendapatan seseorang.19
3. Sumber Daya Ekonomi / Pendapatan
Pendapatan adalah materi yang diterima oleh seseorang atau
lembaga tertentu karena telah memberikan jasa atau melakukan
suatu pekerjaan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dan
dapat dijadikan sebagai jaminan kelangsungan hidup layak.
4. Kekuasaan / Jabatan
Kekuasaan atau jabatan adalah suatu kedudukan seseorang dalam
memposisikan dirinya didalam pekerjaan dimana seseorang yang
mempunyai kekuasaan akan leluasa untuk menyuruh bawahanya,
sehingga akan mempengaruhi kekayaanya.
c. Aspek-Aspek Pengukuran Status Sosial Ekonomi
Untuk mengetahui berapa besar status sosial ekonomi orang tua
mahasiswi, penulis menggunakan dari pandangan para ahli yang
menerangkan landasan teori mengenai status sosial yang ditinjau dari
ekonomi tersebut sehingga peneliti menyimpulkan beberapa aspek
untuk mengetahui tingkat pengukuran status sosial ekonomi orang tua.
18
Ujang Sumarwan. Op Cit., 266
Neneng Widiyawati ,“Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Interaksi
Sosial Antar Siswa Di SMK dua Mei Ciputat”, Skiripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan,
UIN Jakarta, h.15
19
15
a. Pendidikan
Pendidikan akan menentukan tingkat status sosial keluarga
karena pendidikan anggota keluarga akan berkorelasi dengan
pekerjaan anggota keluarga.
“Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik konsumen
yang saling berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis
pekerjaan yang yang dilakukan oleh seorang konsumen.
Beberapa profesi seperti dokter, pengacara, akuntan, ahli
laboran memerlukan syarat pendidikan formal agar bisa bekerja
sebagai profesi tersebut”.20
Pekerjaan atau profesi pada anggota keluarga bisa diamati dari
tingkat pendidikan yang dicapainya, untuk mengukur tingkat
pendidikan Badan Pusat Statistik membagi dalam kategori yatu:
1. SD kebawah
2. Sekolah Menengah Pertama
3. Sekolah Menengah Atas
4. Sekolah Menengah Kejuruan
5. Diploma I/II/III
6. dan Universitas 21
b. Pekerjaan
Untuk mengamati jenis-jenis pekerjaan Danang Sunyoto membagi
empat kategori yaitu PNS, Pegawai Swasta, Wirausaha, dan
Mahasiswa atau pelajar.22Sedangkan untuk membagi tingkatan
pekerjaan, penulis membaginya menjadi lima kategori yaitu:
1. Pejabat Pemerintah
2. PNS
3. Pegawai Swasta
4. Wirausaha
5. Pegawai serabutan
20
Ujang Sumarwan, Op Cit.,254
Badan Pusat Statistik, Laporan Bulanan Data Status Sosial Ekonomi,Edisi 59 (Jakarta :
BPS,2015) h.53 diunduh dari http://bps.go.id/publikasi/view/1213 pada tanggal31 agustus 2015
pukul 23.10 WIB
22
Danang Sunyoto, Praktik Riset Perilaku Konsumen, (Yogyakarta : CAPS(Center of
Academic Publishing Service, 2014), Cetakan Pertama, h.144
21
16
c. Pendapatan
Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seorang
konsumen dari pekerjaan yang dilakukan untuk mencari nafkah.23
Dengan perolehan pendapatan di anggota keluarga akan membiayai
kegiatan konsumsinya. Adapun pengukuran pendapatan Ujang
Sumarwan membaginya kedalam beberapa aspek yaitu gaji pokok,
tunjungan, bonus, dan pendapatan lainya.24
Beberapa aspek pendapatan ini jika anggota keluarga menerimanya
maka semakin tinggi pendapatanya. Menurut Mulyanto Sumardi
dan Hans-Dieter, pendapatan diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Pendapatan berupa uang, yaitu segala penghasilan
berupa uang yang sifatnya regular dan yang diterima
biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi. Sumbersumber utama adalah gaji dan upah serta lain-lain balas
jasa serupa dari majikan; pendapatan bersih dari
penjualan barang yang dipelihara dihalaman rumah, hasil
investasi sebagai bunga modal, tanah, uang pensiun,
jaminan sosial serta keuntungan sosial.
2. Pendapatan yang berupa barang adalah segala
penghasilan yang sifatnya regular dan biasa akan tetapi
tidak selalu berbentuk jasa dan diterimakan dalam
bentuk barang atau jasa. Misalnya penjualan barangbarang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian,
warisan, penagihan pitang, kiriman uang, menang judi.25
Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli
dari seseorang, karena daya beli akan menggambarkan banyaknya
produk dan jasa yang bisa dibeli dan dikonsumsi oleh seseorang.
Dalam mengkategorikan pendapatan rumah tangga, Badan Pusat
Statistik pada Survai Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) data
pada tahun 2013 dan 2014
mengkategorikan menjadi beberapa
kategori yaitu:
23
Ujang Sumarwan, Op Cit., h. 257
Ibid., h.258
25
Mulyanto Sumardi dan Hans-Dieter Evers.Ed, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok,
(Jakarta : CV. Rajawali,1982), Cet.1, h.92-93
24
17
1. hingga Rp 1.800.000
2. Rp 1.800.001 – Rp 3.000.000
3. Rp 3.000.001 – Rp 4.800.000
4. Rp 4.800.001 – Rp 7.200.000
5. Lebih dari Rp 7.200.000.26
d. Tingkat konsumsi
Setiap individu atau kelompok pasti mengkonsumsi segala
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan baik itu kebutuhan primer,
sekunder, dan tersier dalam menentukan konsumsi ini masingmasing individu berbeda dari satu sama lainya misalnya saja
kebutuhan konsumsi perempuan dan laki-laki.
“Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat, dan orangtua
berfungsi sebagai unit sosial-ekonomi yang secara materil
memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarganya, apabila
orangtua tidak bisa menjalankan fungsi tersebut secara bijak,
maka akan menimbulkan dampak buruk pada perilaku anak”27.
Konsumsi menurut Ujang Sumarwan diartikan sebagai
penggunaan produk, yang dibagi menjadi dua kategori jenis
konsumsi yaitu barang tahan lama (durable goods) dan barang tidak
tahan lama. Barang tahan lama diartikan sebagai barang yang
usianya bisa digunakan berkali-kali dan usianya hingga bertahuntahun sedangkan barang tidak tahan lama yaitu barang yang habis
setelah dipakai.28
Untuk mengukur tingkat konsumsi dalam penelitian ini
menggunakan ukuran pengeluaran rumah tangga karena pengukuran
tingkat konsumsi bisa dilihat dari pengeluaran keluarga, menurut
Ujang Sumarwan pengeluaran sebagai alat pengukuran besarnya
26
Badan Pusat Statistik, op Cit., h.139
Ade Citra Fadila dan Dewi Ayu Hidayati, Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Terhadap Perilaku Anak (Studi di SMA Negeri 4 Bandar Lampung) Jurnal Sosiologi, Vol.1, No.4 :
262-269 262 Staf pengajar jurusan Sosiolgi FISIP Universitas Lampung
28
Ujang Sumarwan, Op Cit., 382
27
18
tingkat konsumsi.29 Hal ini untuk melihat berapa besar tingginya
tingkat konsumsi yang dikeluarkan dalam keluarga itu sendiri.
e. Pemilikan Harta Benda
Pendapatan seseorang akan mempengaruh pembelian seseorang
dan akan mempengaruhi pola konsumsi. Semakin tinggi pendapatan
maka akan semakin besar peluangnya untuk masuk kedalam kategori
kelas atas.
“Pendapatan yang tinggi biasanya diikuti oleh pemilikan
harta benda yang banyak. Di pedesaan pemilikan sawah,
kebun, ladang, ternak yang banyak dan rumah yang besar
merupakan simbol pemilikan dari kelas atas masyarakat
tersebut. Diperkotaan, rumah, kendaraan, tanah, perhiasaan,
surat-surat berharga, dan benda-benda seni adalah simbol
pemilikan dari kelas atas. Dimana ia tinggal akan
menentukan kelas sosial seseorang. Di Jakarta, pemukiman di
Menteng, Pondok Indah, Perumahan Kota Wisata Cibubur,
Kelapa Gading adalah lokasi perumahan bagi kelas sosial
atas”.30
2. Konsep Perilaku Konsumtif
a. Pengertian Perilaku
Untuk memahami arti perilaku menurut J.P Chaplin perilaku lebih
kearah pembahasan behavior (tingkah laku, kelakuan, perilaku tindaktanduk, perangi). Menurutnya perilaku ini sebagai respon baik dalam
bentuk reaksi, tanggapan, Jawaban, dan balasan yang dilakukan oleh
suatu organisme.
Behavior (tingkah laku, kelakuan, perilaku, tindak-tanduk,
perangi); 1 sebarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban, balasan) yang
dilakuan oleh suatu organisme. 2. secara khusus, bagian dari satu
kesatuan pola reaksi. 3.suatu perbuatan atau aktifitas . 4. Satu gerak
atau kompleks gerak-gerak.31
29
Ibid,. 259
Ujang Sumarwan , Ibid., h. 267
31
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka :
Jakarta, 2004 edisi ke-3), h.53
30
19
Sedangkan menurut KBBI perilaku “tanggapan atau reaksi
individu terhadap rangsangan atau lingkungan”.32 Maksud dari KBBI
ini bahwa perilaku merupakan sebuah tanggapan baik dalam bentuk
ucapan maupun tulisan yang dilakukan individu dalam bentuk reaksi
individu maupun kelompok yang dipengaruhi oleh lingkungan
sehingga muncul adanya sebuah rangsangan.
Sedangkan kata konsumtif dalam KBBI memiliki arti bersifat
konsumsi hanya memakai hasil produksi orang lain bukan hasil
produksi sendiri.33 Dengan ini bahwa hasil produksi orang lain
dikonsumsi oleh orang yang memiliki sifat konsumtif, biasanya hasil
produksi ini didapatkan melalui kegiatan jual beli, dan sikap konsumtif
ini terdapat pada konsumen, konsumen yang dikatakan konsumtif
apabila selalu bergantung pada hasil produksi orang lain.
b. Pengertian Perilaku Konsumtif
Djamaludin Ancok mendeskripsikan bahwa perilaku konsumtif
lebih mengarah pada “sikap masyarakat menjadi masyarakat
pembuang produk (throw-away society). Keinginan gonta-ganti produk
adalah satu dorongan dalam diri manusia untuk menunjukan bahwa
dirinya berbeda dan lebih dibanding dengan orang lain”.34 Dengan
pandangan ini bahwa perilaku konsumtif adalah konsumsi barang
secara berlebihan dan pembelian produk yang bermacam-macam untuk
mencapai kepuasaan dalam diri individu sehingga merasa individu
yang bersifat konsumtif lebih baik dan berbeda dengan individu lain.
Menurut elly M.Setiadi dan Usman Kolip perilaku konsumtif
dikarenakan dampak dari globalisasi “pola-pola hidup kemewahan
(hedonisme) menjadi dambaan dan pujian setiap orang”. 35 Dimana
32
Ibid., h.859
Ibid., h.590
34
Djamaludin Ancok, Nuansa Psikologi Pembangunan, (Pustaka Pelajar : Yogjakarta,
1995,)Cetakan Pertama, h.60
35
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Op Cit., h.734
33
20
pola hidup konsumtif ini akibat dari banyaknya produk yang beredar
akibat dari perdagangan bebas.
Sumartono mengatakan bahwa perilaku konsumtif lebih kearah
pemakaian produk yang berlebihan dan tidak bihabiskan atau terbuang
sia-sia36. Dalam hal ini bahwa perilaku konsumtif pembelian barang
konsumsi oleh konsumen cenderung kurang bermanfaat. Konsumtif
sama halnya dengan sikap boros yang diartikan “sebagai volume
konsumsi yang melebihi kebutuhan yang sebenarnya”.37
Lina dan Rosyid menjelaskan bahwa” perilaku konsumtif adalah
suatu perilaku membeli yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan
yang rasional melainkan karena adanya keinginan yang sudah
mencapai taraf yang tidak rasional lagi”.38 Dalam hal ini Lina dan
Rosyid beranggapan bahwa dalam perilaku seseorang membeli produk
untuk dikonsumsi cenderung tidak didasarkan dalam keputusan yang
matang, akan tetapi faktor yang tidak masuk akal seseorang yang
menyebabkan pembelian produk yang berlebihan.
Dari beberapa pandangan tersebut dapat sisimpulkan bahwa
perilaku konsumtif adalah sebuah tindakan pada manusia sebagai
konsumen dalam memanfaatkan barang hasil produksi lebih kearah
berlebihan dan memiliki manfaat yang rendah bagi konsumen.
c. Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumtif
Menurut Bagong Suyanto mengutip dari Ritzer beberapa penyebab
terjadinya konsumen yang menjadikan konsumtif atau pemborosan
yang menjadikan nyaris tak terkendali adalah sebagai berikut:
36
Sumartono, Terperangkap dalam Iklan : Meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi,
(Bandung : Penerbit, 2002), hal.19
37
Etta Mamang, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis,(Yogjakarta : C.V Andi Offset,
2013) h.266
38
Indah Imawati dkk,” Pengaruh Financial Literacy Terhadap Perilaku Konsumtif
Remaja Pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013”,Jupe UNS, Vol. 2
No.1, 2013, h.49
21
1. Pertumbuhan kartu kredit yang menyebabkan masyarakat
membelanjakan uang lebih banyak dari pada semestinya
dan melebihi uang persediaan yang ada. Sering terjadi,
karena difasilitasi kepemilikan kartu kredit yang mudah,
konsumen acap kali membeli sesuatu yang tidak
diperlukan, dan bahkan barang kali mereka tidak inginkan.
2. Perkembangan shopping mal yang menjamur di berbagai
sudut kota, bukan hanya mendemontrasikan kemunculan
tanpa henti produk-produk industry budaya terbaru, tetapi
juga menawarkan sekaligus membujuk konsumen untuk
membeli sesuatu yang mereka butuhkan.
3. Perkembangan jaringan TV shopping dan cyber mall yang
memberi kesempatan masyarakat dapat berbelanja setiap
waktu, 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu, yang
dengan cara demikian meningkatkan kemungkinan
konsumen untuk membelanjakan uang mereka lebih dari
pada yang semestinya.
4. Adanya berbagai katalog yang menawarkan produk-produk
industri budaya dengan berbagai variasi memungkinkan
masyarakat membeli produk dari mana saja di dunia, dan
mereka dibujuk untuk membeli produk yang sebetulnya
tidak diperlukan.39
d. Aspek-aspek yang diukur dalam Perilaku Konsumtif
Menurut Lina dan rasyid terdapat tiga aspek seseorang atau
kelompok dikatakan konsumtif yaitu pembelian impulsif (Impulsive
buying), pemborosan (Wasteful buying), dan mencari kesenangan (Non
rational buying).40
a. Pembelian Impulsif (impulsive buying)
Pembelian ini dilakukan oleh individu secara tiba-tiba,
biasanya
ketertarikan
konsumen
kepada
penjual
dalam
menawarkan barang dagangan. Sedangkan menurut Dadang
Sunyoto pembelian impulsif merupakan pembelian konsumen
yang sifatnya spontan atau tidak direncanakan sebelumnya
39
Bagong Suyanto, Sosiologi Ekonomi Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat
Post modernism, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013), h.24
40
Meida Devi Wardhani,“ Hubungan Antara Konformitas Dan Harga Diri Dengan
Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri”, Skripsi pada program pendidikan strata 1 psikologi
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009, h.27-28
22
sehingga menimbulkan ketertarikan pada konsumen untuk
membeli barang di pasar.41
Seseorang akan melakukan pembelian impulsif biasanya
ketertarikan pada cara strategi penjual menjual produknya untuk
mengelabuhi konsumen agar tertarik sehingga tawaran-tawaran
yang ditawarkan oleh penjual akan menarik konsumen untuk
membelinya meskipun konsumen tersebut tidak merencanakan
daftar pembelanjaan sebelumnya.
b. Pemborosan (wasteful buying)
Dalam pemborosan di sini biasanya konsumen dalam
melakukan pembelian barang konsumsi secara berlebihan dan
kurang bermanfaat, perilaku ini atas dasar menghamburhamburkan materi demi konsumsi yang tidak jelas arahnya
biasanya perilaku ini yang sifatnya kesenangan sesaat dari pada
kebutuhan pokok yang seharusnya lebih utama. Seperti mahasiswi
lebih utama membeli perlengkapan perawatan tubuh dari pada
membeli buku referensi kuliah.
c. Mencari kesenangan (non rational buying)
Konsumen dalam membeli barang konsumsi untuk mencari
kesenangan
semata.
Kesenagan
disini
biasanya
juga
memanfaatkan waktu luang untuk mencari sebuah kesenagan
sehingga seseorang akan berperilaku konsumtif. Menurut Josep
Pieper yang dikutip oleh Bagong Suyanto waktu senggang yaitu
“jeda dari kesibukan dan rutinitas keseharian, santai, piknik,
berlibur, dan bahhkan waktu senggang juga dipahami sebagai
aktivitas yang tidak berguna dan sekedar untuk bermalasmalasan”.42
Waktu luang ini yang diteliti untuk mengukur perilaku
konsumtif
41
42
mahasiswi
Danang Sunyoto, Op Cit. , h.77
Bagong Suyanto, Op Cit., h.253
dalam
mencari
kesenangan
yang
23
menimbulkan non-rational buying atau kegiatan konsumsi yang
sifatnya tidak rasional dan tidak ada manfaatnya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang hubungan status sosial ekonomi dengan perilaku
konsumtif atau yang hampir sama dengan penelitian ini yaitu:
1. Riza Afriani dengan judul skripsi “Hubungan Status Sosial Ekonomi
Orang Tua
dengan
Hidayatullah Jakarta”.
Perilaku
Konsumtif
mahasiswi
UIN
Syarif
43
2. Kemudian dengan judul “Hubungan Antara Konformitas Dan Harga Diri
Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri”.44 yang diteliti oleh
Meida Devi Wardhani
mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Jurnal Ade Citra Fadila dan Dewi Ayu Hidayati “Pengaruh Status Sosial
Ekonomi Orang Tua Terhadap Perilaku Anak (Studi di SMA Negeri 4
Bandar Lampung)”.45
43
Riza Afriani,”Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif
Mahasiswi”,Skripsi pada Program Sarjana FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014
44
Meida Devi Wardhani,“ Hubungan Antara Konformitas Dan Harga Diri Dengan
Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri”, Skripsi pada program pendidikan strata 1 psikologi
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009
45
Ade Citra Fadila dan Dewi Ayu Hidayati, "Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Terhadap Perilaku Anak (Studi di SMA Negeri 4 Bandar Lampung)", Jurnal Sosiologi, Vol.1,
No.4 : 262-269 262 Staf pengajar jurusan Sosiolgi FISIP Universitas Lampung
24
C. Kerangka Konseptual
Kerangka Konseptul bertujuan untuk mempermudah dalam penelitian ini
dapat digambarkan dalam bentuk kerangka atau model struktural sebagai
berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Status Sosial
Ekonomi Orang Tua
Perilaku Konsumtif
Tingkat Hubungan
a. Pembelian Impulsif
(impulsive buying)
a. Pendidikan
Sangat Rendah
b. Pemborosan
b. Pekerjaan
Rendah
(wasteful buying)
Sedang
c. Pendapatan
Kuat
Sangat Kuat
c. Mencari kesenangan
(non rational buying)
d. Konsumsi Keluarga
d. Mendapatkan produk
e. Kepemilikan Harta
Benda
dengan mudah
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung di Jurusan Pendidikan IPS (P.IPS) Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta) dalam penelitian
berlangsung menjadi beberapa tahapan
1. Tahap pertama adalah observasi dan wawancara yang dilakukan pada 9
sampai 20 september 2015.
2. Tahap kedua adalah penyebaran angket uji coba yang yang dilakukan pada
tangga 10 september 2015.
3. Tahap ketiga adalah penyebaran angket setelah uji coba yang dilakukan
pada 11 september 2015.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut
I’anatut Thoifah “Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan
keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui “.1 Dalam penelitian mencari
kebenaran atau data yang sesungguhnya dalam menemukan ilmu pengetahuan
dengan cara menggunakan angka-angka sebagai analisis yang ingin peneliti
ketahui.
Dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian non-eksperimen dimana
menurut
Nana
Syaodih
dibagi
menjadi
enam
metode
yaitu
deskriptif,komparatif, korelasional, survai, ekspos fakto, dan tindakan.2 dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif “Penelitian deskriptif
(descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang menunjukan untuk
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau
1
I’anatut Toifah, Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif, (Malang :
Madani,2015),h.155
2
Ibid , h.156
25
26
saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau
pengubahan-pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan
kondisi apa adanya”.3
Dalam penelitian ini maka penulis menggunakan metode kuantitatif
deskriptif karena untuk mengetahui suatu keadaan yang sebenarnya mengenai
status sosial ekonomi orang tua dan perilaku konsumtif mahasiwi.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Margono mendefinisikan populasi “kelompok yang menarik peneliti,
dimana kelompok tersebut menarik peneliti dijadikan sebagai objek untuk
menggeneralisasikan
hasil
penelitian”.4Sedangkan
menurut
Sugiyono
“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya”.5
Dalam penelitian ini yang dijadikan peneliti populasi adalah seluruh
mahasiswi aktif pada jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Sampel
Menurut Ibnu Hadjar sampel adalah “kelompok kecil individu yang
dilibatkan langsung dalam penelitian”.6 Kemudian Margono mendefinisikan
sampel adalah “bagian dari populasi”.7 Jadi psampel merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari populasi, sampel diambil dengan tujuan untuk
mendapatkan data yang komprehensif dari sejumlah populasi.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel yang merupakan dari bagian populasi akan diambil sebagian dari
populasi untuk mendapatkan data yang akurat, untuk itu peneliti harus
3
Ibid 158
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), h.121
5
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung : Alfabeta, 2010),Cet.18, h.90
6
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,
(Jakarta : PT Grafindo Persada) Cet. I, h,133
7
Margono, Op Cit., h.133
4
27
mengetahui karakteristik dari populasi, populasi dalam penelitian ini
merupakan mahasiswi aktif di jurusan pendidikan IPS, dimana para
mahasiswi ini memiliki tingkatan atau jenjang sesuai dengan kelas dan
semester yang dimulai dari mahasiswi semester 1,semester 3, semester 5,
semester 7, dan semester 9.
Dari tingkatan tersebut peneliti mencocokan dalam teknik ini digunakan
teknik proporsional sampling, teknik ini digunakan apabila populasi
menunjukan sifat berstrata. Adapun untuk mengambil jumlah sampel
menurut Burhan Bungin setiap kelompok atau unit diwakilkan oleh 10%
dari jumlah seluruh unit .8 dalam pengambilan sampel pada penelitian ini
penulis merincikan pengambilan sampel sebagai berikut:
Tabel 3.1
Perhitungan dalam menentukan sampel
2011
2012
2013
2014
Jumlah
Populasi
68
80
82
77
Jumlah
307
Angkatan
Dikali 10
Dibagi 100
680
800
820
770
6.8
8
8.2
7.7
3070
30.7
Keputusan
Pengambilan
7 Sampel
8 Sampel
8 Sampel
8 Sampel
31 Sampel
D. Definisi Operasional
1. Status Sosial Orang Tua (Variabel X)
Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua adalah variabel Independen
atau variabel bebas, untuk mengukur status sosial ekonomi orang tua
terdapat beberapa aspek yang harus diteliti yaitu:
a. Tingkat Pendidikan (X1)
b. Pekerjaan (X2)
c. Pendapatan (X3)
d. Pengeluaran atau konsumsi (X4)
8
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi, (Jakarta : Kencana , 2013)
edisi pertama, h. 118
28
e. Harta Benda (X5)
2. Perilaku Konsumtif
Variabel perilaku konsumtif adalah variabel dependen atau variabel
terikat, untuk mengukur perilaku konsumtif terdapat beberapa aspek yang
harus diteliti yaitu:
a. Pembelian Impulsif ((impulsive buying) (Y1)
b. Pemborosan (wasteful buying) (Y2)
c. Mencari kesenangan (non rational buying) (Y3)
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan informasi yang jelas dalam rangka penelitian
maka dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data:
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah “kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan
pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indra lain seperti
telingi, penciuman, mulut, dan kulit”.9 Dalam penelitiaan ini menggunakan
observasi bentuk observasi langsung yaitu “pengamatan yang dilakukan secara
langsung pada objek yang diobservasi, dalam arti pengamatan tidak menggunakan
media-media transparan”.10 Adapun susunanan lembar observasi adalah sebagai
beriukut:
Tabel 3.2
Lembar Observasi Lapangan
No
Variabel
1
Status
Sosial
Ekonomi
Orang Tua
9
10
Ibid., h.142
Ibid., h. 143
Aspek Yang
diamati
Kepemilikan
Harta Benda
Indikator
1. Mahasiswi
Mempunyai
Smartphone Terkini
2. Mahasiswi
menggunakan
pakaian fashion
Ya
Tidak
Keterangan
29
terkini
Pengeluaran
Mahasiswi
2
Perilaku
Konsumtif
Pembelian
Impulsif
Pemborosan
(Wasteful
Buying)
3. Mahasiswi
menggunakan
sepeda motor saat
kuliah
4. Mahasiswi
menggunakan uang
saku untuk
kebutuhan kegiatan
perkuliahan
5. Mahasiswi
menggunakan uang
saku untuk
kesenangan sesaat
(perilaku yang
mengarah pada
hedonism
1. Mahasiswi tertarik
dengan pedagang
yang menawarkan
barang daganganya
apa bila
penawaranya
menggiurkan
2. Mahasiswi dalam
membeli produk
sering tidak
direncakan
3. Mahasiswi hanya
mengikuti keinginan
seketika dalam
membeli produk
1. Mahasiswi
mengetahui
pembelian yang
manfaatnya kurang
diperlukan ketika
membeli barang
2. Mahasiswi
mengetahui barang
yang hasil pembelian
yang manfaatnya
kurang diperlukan
30
Memanfaatkan 1. Mahasiwi
waktu luang
memanfaatkan waktu
untuk
luang di luar
berbelanja
prkuliahan untuk
kegiatan refresing
2. mahasiswi berkumpul
dengan teman
kuliahnya ketika
waktu luang untuk
kegiatan bersenangsenang
Gampangya
1. Mahasiswi
mendapatkan
mengetahui dengan
produk
gampangnya
mendapatkan produk
akan membeli yang
sifatnya kurang
bermanfaat
2. Metode Angket atau Kuesioner
Angket atau Kuesioner adalah “rangkaian atau kumpulan pertanyaan
yang disusun secara sistematis dalam sebuah pertanyaan, kemudian dikirim
kepada
responden
untuk
diisi”.11
Dalam
penelitian
ini
penulis
menggunakan jenis angket yaitu angket langsung tertutup hal ini bertujuan
untuk “dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan
yang dialami oleh responden sendiri, kemudian semua alternatif jawaban
yang harus dijawab responden, telah tertera dalam angket tersebut”.12
11
12
Ibid h.130
Ibid h.130
31
Tabel 3.3
Kisi-kisi Anket
Indikator dalam Konsep Status Sosial Ekonomi Orang Tua
No
1
2
3
4
5
Item
Tidak
Valid
Nomor
Item/Soal
Indikator
Item Valid
Pendidikan yang
ditempuh orang tua
(Bapak/Ibu)
Pekerjaan dan jabatan
Orang tua (Bapak/Ibu)
1 dan 2
-
1 dan 2
3, 4,5,11,20,dan
21
11,20, dan
21
3,4,dan 5
Pendapatan atau
penghasilan yang
diperoleh dari orang tua
Pengeluaran atau
konsumsi keluarga
6 dan7
-
6 dan 7
-
8,14,15,16,17,18,1
9,dan 22
Kepemilikan harta
8,14,15,16,
17,18,19,d
an 22
9,10,12, dan 13
12
Jumlah
22
9,10, dan
13
6
16
Tabel 3.4
Kisi-kisi Angket
Indikator dalam Konsep Perilaku Komsumtif
Item yang
Tidak Valid
Item yang
Valid
1,3,4,22,23,24,
dan 25.
4
1,3,22,23,2
4, dan 25.
5,6,9,10,11,12,
13,14, dan18.
5,6,9,12,dan
13
10,11,14,
dan 18.
Mengisi waktu luang (mencari
kesenangan)
15,16,17,19,20
,dan 27.
20 dan 27
15,16,17,
dan 19.
Mendapatkan produk dengan
mudah
2,7,8,21,
dan26.
-
2,7,8,21,
dan 26.
No
Indikator
1
Pembelian Impulsif
(ketertarian konsumen karena
strategi pemasaran kemudian
membelinya secara spontan)
Pemborosan (Pembelian
barang yang tidak tuntas atau
masih ada)
3
4
2
Jumlah
Nomor
Item/Soal
27 Item
8 Item
19 Item
32
3. Wawancara
Wawancara atau juga metode interview adalah “proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan responden atau yang diwawancarai”.13
Adapun bentuk dari wawancara ini adalah wawancara sistematik yaitu
“wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu pewawancara
mempersiapkan pedoman (guide) tertulis tentang apa yang hendak yang
ditanyakan kepada responden”.14 Untuk memudahkan penulis dalam
mengajukan pertanyaan penulis membuat tdalam bentuk tabel yang
diajukan ke mahasiswi yang dijadikan sebagai sampel. Beberapa
pertanyaan yang diajukan kepada mahasiswi adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 5
Pedoman Wawancara Mahasiswi
No
1
Varibel Y
Indikator
Status
1. Status Harta
Sosial
Ekonomi
orang tua
2. Pengeluaran
Pertanyaan
1. Harta apa yang diberikan dari orang tua?
2. Jika anda tertarik dengan barang, apakah
anda dengan meminta orang tua
langsung dibelikan? Seperti apakah itu
1. apakah anda pada posisi sekarang ini
masih menggantungkan hidup dari
pendapatan orang tua
2. pada waktu apa saja anda meminta uang
pada orang tua
3. digunakan apa sajakah uang yang
diberikan oleh orang tua anda?
2
Perilaku 1. Pembelian
Konsumtif
Impulsif
2. Wasteful
Buying
13
14
Ibid., h.133
Ibid., h.134
apakah anda sering melakukan pembelian
secara tiba-tiba? Kapan itu terjadi
Apakah anda sering merasakan boros dalam
mengelola keuangan? Seperti apakah itu
33
3. Mencari
kesenangan
4. Mudahnya
mendapatk
an produk
Jumlah Pertanyaan
apakah anda pernah mencari kegiatan yang
sifatnya untuk kegiatan mencari
kesenangan untuk menyegarkan pikiran
anda saat pikiran anda lagi kacau? Seperti
apakah itu?
dengan gampangnya mendapatkan produk
sekarang-sekarang ini apakah membuat
anda semakin konsumtif? Mengapa
demikian?
9 Pertanyaan
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen Angket
Menurut Sugiyono sebagaimana yang dikutip oleh Ridwan “instrumen
dikatan valid berarti menunjukan alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrument tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.15 Adapun rumus
dalam menghitung tingkat validitas sebuah instrument sebagai berkut:16
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑛(∑𝑋𝑌) − (∑𝑋)(∑𝑌)
√{(𝑛. ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 }{𝑛. ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }
Keterangan:
rhitunng
= Koefisien korelasi
∑𝑋
= Jumlah skor item
∑𝑌
= Jumlah skor total
𝑛
= Jumlah responden
15
Ridwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula,(Bandung :Alfabeta,2007), cet.4, h.97
16
Ibid., h. 98
34
Setelah diketahui nilai dari r hitung disetiap item/soal angket langkah
selanjutnya mencari rtabel dan dibandingkan, jika hasil rhitung>rtabel maka butir
soal dinyatakan valid, tetapi jika rhitung< rtabel maka angket dinyatakan tidak
valid.
2. Uji Reliabilitas Instrumen Angket
Reliabilitas menunjukan bahwa“suatu instrument dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah
baik”.17 Untuk menguji reabilitas penulis menggunakan rumus alpha
cronbach’s sebagai berikut:18
𝑘
∑𝑠𝑖
][1 −
]
𝑘−1
𝑠𝑡
𝑟11 = [
𝑟11 = Koefesien reliabilitas instrumen
∑𝑠𝑖 = Jumlah varians skor tiap − tiap item
𝑠𝑡 = Varians total
𝑘
= Jumlah butir pertanyaan
Setelah mengetahui dari r11 kemudian cari dari nilai derajat kebebasan
(dk/df) dengan rumus df = N–K, dimana N adalah jumlah seluruh
sampel/responden, dan K adalah jumlah variabel X dan Y yaitu 2.
keputusanya adalah jika , jika hasil r11>rtabel maka butir soal dinyatakan
reliabel, tetapi jika r11< rtabel maka angket dinyatakan tidak reliabel.
17
Danang Sunyoto, Praktik Riset Perilaku Konsumen, (Yogyakarta : CAPS(Center of
Academic Publishing Service, 2014), Cetakan Pertama, h. 115
18
Ridwan, Op Cit., h.74
35
3. Uji Kredibilitas Instrumen Wawancara dan Lembar Observasi
Uji kredibilitas adalah nama lain dari validitas untuk metode penelitian
kualitatif.19 Berikut adalah langkah-langkah untuk mengkredibilitaskan
sebuah instrumen dari wawancara dan observasi menurut sugiyono:
a. Perpanjangan Pengamatan
dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali kelapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang
pernah ditemui maupun yang baru tujuanya agar peneliti dan informan
yang akan peneliti wawancara merasa dekat.20
b. Meningkatkan ketekunan
dalam kegiatan ini peneliti berusaha secara rinci memperhatikan
kegiatan-kegiatan informan yang akan ditelitinya sehingga secara detail
peneliti tahu.
c. Triangulasi
Triangulasi
dalam
pengujian
kredibilitas
ini
diartikan
sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu.21 hal ini maka Sugiyono membagi triangulasi menjadi
tiga yaitu:
1. Triangulasi Sumber
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teman akrab untuk
mencari data informan yang peneliti jadikan sebagai sampel.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfa Beta, 2012) cetakan ke-15,
h.368
20
21
Ibid., h. 369
Ibid., h. 372
36
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi ini “untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda”.22 Dalam penelitian ini penulis menggunakan lembar
observasi sebagai pedoman untuk memastikan bahwa informan yang
penulis wawancara sesuai dengan apa yang penulis amati dalam
lembar observasi.
3. Triangulasi Waktu
Tujuan dari triangulasi waktu adalah untuk mengetahui apakah pada
saat waktu yang berbeda informan memberikan jawaban yang sama
atau cenderung berbeda hal ini penulis mengajukan pertanyaan secara
berulang-ulang dalam memberikan soal dari wawancara.
d. Analisis Kasus Negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil
penelitian hingga pada saat tertentu.23 Tujuan dari ini adalah agar
peneluan baru ditemukan sehingga peneliti dapat mengetahui secara
mendalam.
4. Uji Dependability
Uji ini sama halnya dengan uji reliabilitas jika di metode kuantitatif.24 uji
ini dilakukan oleh orang yang independen dalam penelitian ini dosen
pembimbing mengawasi rekam jejak penulis dalam mengambil data
tujuanya adalah untuk mengetahui “jejak aktivitas lapangan”.25 Untuk
melihat aktivitasnya pembimbing memberikan pedoman peliputan data
yang penulis tulis dalam sub-bab pada halaman 40.
22
Ibid., h. 373
Ibid., h. 374
24
Ibid., h.377
25
Ibid., h. 377
23
37
G. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan peneliti untuk mengolah data yang sudah
didapatkan dalam penelitian berlangsung, langkah-langkah dalam teknik
pengolahan data yaitu “editing, skoring, dan tabusi”.26
1. Editing
Dalam pengolahan data yang dilakukan pertama kali adalah editing
pada beberapa istrumen penelitian yaitu kuisioner, lembar observasi, dan
pedoman wawancara sehingga data yang didapatkan akan menjadi akurat
sehingga bisa dipertanggung jawabkan.
2. Skoring
Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan skor pada jawaban setiap item
atau soal angket yang disusun dalam instrument penelitian. Berikut adalah
skor setiap jawaban pada kuisioner:
1. Kuisioner pada angket status sosial ekonomi orang tua
a. Jawaban “A” mempunyai bobot nilai = 5
b. Jawaban “B” mempunyai bobot nilai = 4
c. Jawaban “C” mempunyai bobot nilai = 3
d. Jawaban “D” mempunyai bobot nilai = 2
e. Jawaban “E” mempunyai bobot nilai = 1
2. Kuisioner pada perilaku konsumtif
a. Jawaban “SS (Sangat Setuju)” mempunyai bobot nilai = 5
b. Jawaban “S (Setuju)” mempunyai bobot nilai = 4
c. Jawaban “KS (Kurang Setuju)” mempunyai bobot nilai = 3
d. Jawaban “TS (Tidak Setuju)” mempunyai bobot nilai = 2
e. Jawaban “STS (Sangat Tidak Setuju)” mempunyai bobot nilai = 1
3. Tabulasi
Tahap ini yaitu membuat tabel untuk menjumlahkan seluruh jawaban dari
kuesioner responden untuk mengetahui tingkat besarnya variabel X dan
26
Syofian Siregar, Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : PT. Bumi
Aksara,2013), Cet. Ke-1, h.126.
38
variabel Y yaitu variabel status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku
konsumtif.
H. Hipotesis Statistik
Dalam hipotesis ini penulis hipotesis penelitian yaitu:
1. Ho
= Tidak terdapat hubungan antara tinggi rendahnya status sosial
ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif mahasiswi
2. Ha
= Terdapat hubungan antara tinggi rendahnya status sosial ekonomi
orang tua dengan perilaku konsumtif
Dalam pengujian hipotesis karena mencari hubungan antara status sosial
ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif mahasiswi maka peneliti
menggunkan teknik statistic product moment. Dalam analisis korelasi product
moment yang dicari adalah ”koefesien korelasi yaitu yaitu angka yang
menyatakan derajat hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen atau untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel dependen atau
independen”.27
Adapun rumus untuk mencari koefesien korelasi product moment
menurut Sugiyono adalah sebagai berikut:28
𝑛(∑𝑋𝑖 𝑌𝑖 ) − (∑𝑋𝑖 )(∑𝑌𝑖 )
𝑟𝑋𝑌 =
√{(𝑛. ∑ 𝑋𝑖 2 − (∑ 𝑋𝑖 )2 }{𝑛. ∑ 𝑌𝑖 2 − (∑ 𝑌𝑖 )2 }
Keterangan:
r
= Jumlah koefesien korelasi
n
= Banyaknya observasi (reponden)
x
= Variabel independen
27
28
I’anatut, Op Cit h.218
Ibid., 218
39
y
= Variabel dependen
Setelah mencari nilai rhitung kemudian dicari berapa persentasekah
hubungan antara variabel X dan Y dengan menggunakan rumus KD = r2 X
100% kemudian untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan dari variabel
X dengan Y maka menurut Sugiyono yang dikutip dalam I’anatut
mengkategorikan sebagai berikut:29
Tabel 3.6
Pedoman untuk memberikan interpretasi koefesien
korelasi
Interval Koefesien
0.00 – 0.199
0.20 – 0.399
0.40 – 0.599
0.60 – 0.799
0.80 – 1.000
Tingkat Hubungan
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
I. Pendekatan Data dan Keilmuan
1. Pendekatan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan data kualitatif
dan kuantitatif sekaligus. Untuk mcndapatkan data-data yang berisi data
kualitatif peneliti mengumpulkannya melalui pengamatan. Sedangkan
untuk mendapatkan data-data kuantitatif maka peneliti menggunakan
kuesioner sebagai instrument pengumpulan data.
2. Pendekatan Keilmuan
Pendekatan keilmuan yang digunakan yang terkait dengan penelitian
ini, peneliti menggunakan ilmu sosiologi,
ekonomi, ilmu psikologi,
metodologi sosial dan ilmu kebahasaan. Adapun untuk mengolah data maka
pendekatan keilmuannya dengan membaca serta menyajikannya dan teori29
Ibid., h. 220
40
teori buku statistik baik yang didapat dari pembimbing mapun sumber lain
melalui diskusi maupun dengan orang lain yang menguasai bidang statistik.
J. Pedoman Peliputan Data
Peliputan data bertujuan untuk mempermudah peneliti untuk mencari
referensi atau data dilapangan,
adapun form yang dibuat adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.7
Form Untuk Peliputan Data
I
II
III
IV
V
VI
VII
(Lihat lampiran 1 untuk Peliputan data penelitian )
1
2
3
4
5
6
7
ANALISIS
ANGKET
WAWANCARA
OBSERVASI
DATA
YANG
DICARI
METODE
TEMPAT
SASARAN
KAJIAN
SEKUNDER
NO BAB
PRIMER
SUMBER
DATA
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosal (P.IPS)
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) adalah salah satu jurusan di
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Syarif Hidayatullah
Jakarta dan memiliki tiga konsentrasi utama sebagai andalan dari jurusan
Pendidikan IPS yaitu ekonomi, geografi, dan sosiologi.
“Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang secara
historis didirikan pada tahun 1980. Pada saat itu, jurusan
pendidikan IPS masuk dalam kelompok Jurusan Tadris, yang
secara keseluruhan terdiri dari bidang Ilmu Pengetahuan Sosial,
Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, Bahasa Inggris dan
Bahasa Indonesia. Jurusan Tadris Bidang Ilmu Pengetahuan
Sosial ini pernah mengalami stagnasi penerimaan mahasiswa,
sampai kemudian diaktifkan kembali pada tahun 2001
berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI, Nomor
E/47A/2001 tentang Penyelenggaraan Program Studi Pada
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan nama Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial”.1
2. Tujuan didirikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Pendidikan IPS merupakan jurusan yang terdapat di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, dalam artian fakultas ini mencetak mahasiswa
untuk menjadi calon guru yang profesional di kemudian hari hal ini yang
mendasari atas dasar “fakta tentang terjadinya kekurangan guru IPS di
Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Akibat
kekurangan guru IPS pada lembaga pendidikan tersebut, maka bidang
Ilmu Pengetahuan Sosial, baik Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan
Sejarah, Pendidikan Geografi, Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan
1
http://pips.fitk.uinjkt.ac.id/index.php/profil/sejarah-fakultas.html diakses pada 23
september 2015 pada pukul 10:29 WIB
41
42
Sosiologi/Antropologi diajarkan oleh guru yang bukan lulusan pendidikan
bidang Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut (mismatch)”2.
“Penyebab mismatch, baik pada guru bidang IPS di MTs
maupun MA adalah akibat kekurangan jumlah guru
untuk core bidang keilmuan IPS tersebut. Kekurangan guru
IPS pada MTS dan MA sekitar 17.217 guru. Secara rinci, pada
Madrasah Tsanawiyah kekurangan guru berjumlah 10.699 guru
dan Madrasah Aliyah adalah berjumlah 6.518 guru.
Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 pasal 42 ayat (1) bahwa pendidik (guru) harus memiliki
kualifikasi minimum yaitu S1 (D4) dan sertifikasi sesuai
jenjang kewenangan mengajar yakni mengajar bidang ilmu
sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Tuntutan UndangUndang tersebut dijelaskan lebih lanjut pada Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dan Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen.
Untuk mengatasi mismatch dan memenuhi kekurangan guru
Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Sejarah, Pendidikan
Geografi,
Pendidikan
Ekonomi
dan
Pendidikan
Sosiologi/Antropologi pada MTs dan MA, maka Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerima mahasiswa kembali
berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI, Nomor
E/47A/2001 tentang Penyelenggaraan Program Studi Pada
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta yang sekarang menjadi nama menjadi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta”.3
3. Visi dan Misi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengethuan Sosial
a. Visi
Visi Program Studi Pendidikan IPS adalah: “Menjadi program
studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang unggul, kompetitif,
profesional, dan berwawasan ke-Islam-an, kemanusiaan, dan keIndonesia-an”.
2
http://pips.fitk.uinjkt.ac.id/index.php/profil/sejarah-fakultas.html diakses pada 23
september 2015 pada pukul 10:29 WIB
3
http://pips.fitk.uinjkt.ac.id/index.php/profil/sejarah-fakultas.html diakses pada 23
september 2015 pada pukul 10:29 WIB
43
b. Misi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
1. Menyelenggarakan
pendidikan
jenjang S1
Program
Studi
Pendidikan IPS untuk mewujudkan guru IPS yang memiliki
kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial, yang
berwawasan ke-Islam-an, kemanusiaan, dan ke-Indonesia-an.
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan untuk kemajuan
ilmu-ilmu sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial
3. Menyelenggarakan
pengabdian
masyarakat
dengan
menyebarluaskan hasil kajian keilmuan dan inovasi bidang sosial
dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial melalui program seminar,
workshop, dan berbagai program pelatihan sebagai wujud
tanggung jawab sosial akademik perguruan tinggi.
c. Tujuan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakartasesuai
dengan misinya dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Menyiapkan tenaga ahli ilmu sosial dan guru ilmu pengetahuan
sosial
yang
memiliki
kompetensi
pedagogik,
kapribadian,
profesional, dan sosial.
2.
Mengembangkan
ilmu-ilmu
sosial
dan
pendidikan
ilmu
pengetahuan sosial, untuk tingkat SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK.
3.
Menyiapkan tenaga ahli ilmu/ilmuwan sosial yang Islami,
nasionalis, dan berperikemanusiaan
4.
Menyiapkan tenaga ahli untuk mengadakan penelitian dalam
bidang ilmu sosial.
5.
Mengabdikan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang ilmu
pengetahuan sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial
6.
Menciptakan sarjana pendidikan S1 Program Studi Pendidikan IPS
untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK.
44
4. Daftar Dosen dan Keahlian
Tabel 4.1
Daftar Dosen Pendidikan IPS
No
Nama Dosen
Keahlian
Pedagogi dan
1 Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA
Antropologi Kesehatan
2
Abd. Rozak, M.Si
Pedagogi dan Pendidikan
Kewarganegaraan
3
Didin Syafrudin, MA, Ph.D
Ilmu Pendidikan, Konflik
dan Integrasi, dan
Pendidikan Multikultural
4
Dr. Teuku Ramli Zakaria, MA
5
Dr. Muhamad Arif, M.Pd
6
Drs. Nurochim, MM
7
Syaripulloh, M.Si
8
Dr. Ulfah Fajarini, M.Si
9
10
11
Annisa Windarti, M.Si
Drs. Banadjid
Cut Dhien Nurwahida, MA
12
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd
13
14
15
Jakiatin Nisa, M.Pd
Maila Dinia Husni Rahiem, MA
Moch. Noviadi Nugroho, M.Pd
16
Andri Noor Ardiansyah
17
Neng Sri Nuraini, M.Pd
18
Sodikin, M.Si
Kewarganegaraan dan
Penelitian
Sejarah, Strategi
Pembelajaran IPS, dan
Perencanaan
Pembelajaran IPS
Pengantar Manajemen,
Kewirausahaan
Sosiologi, Sosiologi
Agama, Sosiologi
Pedesaan dan Perkotaan,
Sosiologi Pendidikan
Antropologi dan Kapita
Selekta Antropologi
Ekonomi dan Akuntansi
Tata Buku, Koperasi
Antropologi
Pendidikan Ekonomi,
Pendidikan IPS, dan
Strategi Pembelajaran
Geografi
Pendidikan Psikologi
Pendidikan Ekonomi
Geografi Fisik dan
Lingkungan
Pendidikan Ekonomi
Geografi dan Lingkungan
Pendidikan Geografi
45
19
Tri Harjawati, M.Sc
20
Zahara, M.Ed
21
22
Amarno Y. Wiyono, MM
Dr. Iwan Hermawan, M.Pd
23
Prof. Dr. Budi Sulistiono, M.Hum
24
Drs. Suharjo, M.Pd
Pendidikan Ekonomi
Manajemen Keuangan
Pend. Bahasa Inggris
Tekhnologi Pendidikan
Ekonomi
Pendidikan Geografi
Sejarah dan Peradaban
Islam
Pendidikan Geografi
5. Jumlah Mahasiswa
Jumlah mahasiswa dan mahasiswi jurusan ips dari angkatan 2011, 2012,
2013 dan 2014 akan ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel 4.2
Jumlah Mahasiswa Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial
Jumlah
No Angkatan
Mahasiswa/i
1
2011
114
2
2012
120
3
2013
115
4
2014
101
B. Uji Kualitas Data
1. Hasil Uji Validitas
Hasil angket uji coba pada variabel X yaitu status sosial ekonomi orang
tua yang dibandingkan dengan rtabel4 dengan perhitungan manual adalah
sebagai berikut:
4
Lihat lampiran untuk nilai rtabel dengan jumlah sampel 31 responden
46
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Data Status Sosial Ekonomi Orang Tua
No Item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
rhitung
0.710543
0.717136
0.52299
0.802484
0.531403
0.791496
0.613168
0.493168
0.284345
0.335352
-0.0159
0.573329
0.362295
0.602111
0.479758
0.638026
0.489496
0.48981
0.445844
-0.15797
-0.15797
0.578481
rtabel
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
Keputusan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Tabel 5.1 Menunjukan bahwa variabel (X) yaitu status sosial ekonomi
orang tua mempunyai kriteria valid untuk 16 soal yaitu soal
1,2,3,4,5,6,7,8,12,14,15,16,17,18,19 dan 22. Sedangkan untuk angkat yang
tidak valid adalah angket 9,10,11,13,20, dan 21. Angket valid jika rhitung >
dari rtabel dan thitung > ttabel dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 5%.
47
Selanjutnya perhitungan untuk pengujian angket perilaku konsumtif
variabel Y dengan membandingkan hasil dari rhitung yang dibandingkan
dengan rtabel5 yaitu variabel terikat adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Perilaku Konsumtif Mahasiswi
P.IPS
No Item
1
rhitung
0.601179
rtabel
0.355
0.651091
0.355
2
0.725652
0.355
3
0.341837
0.355
4
-0.01294
0.355
5
0.371462
0.355
6
0.498188
0.355
7
0.670121
0.355
8
0.37176
0.355
9
0.736569
0.355
10
0.518155
0.355
11
0.302235
0.355
12
0.30247
0.355
13
0.593407
0.355
14
0.788073
0.355
15
0.766628
0.355
16
0.777708
0.355
17
0.62756
0.355
18
0.692874
0.355
19
0.00153
0.355
20
0.505576
0.355
21
0.653941
0.355
22
0.814013
0.355
23
0.644192
0.355
24
0.774494
0.355
25
0.734089
0.355
26
0.244605
0.355
27
(Lihat lampiran uji validitas)
5
Keputusan
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Lihat lampiran untuk nilai rtabel dengan jumlah sampel 31 responden
48
Tabel 5. Menunjukan bahwa variabel (Y) yaitu status perilaku
konsumtif mempunyai
kriteria valid untuk 19 soal yaitu soal
1,2,3,7,8,10,11,14,15,16,17,18,19,21,22,23,24,25
dan
26.
Sedangkan
untuk angkat yang tidak valid adalah angket 4,5,6,9,12,13,20 dan 27.
Angket valid jika rhitung
> dari rtabel dan thitung > ttabel dengan taraf
signifikansi lebih kecil dari 5%.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Hasil angket uji coba selanjutnya di uji nilai reliabilitas dengan tujuan
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas6
No
1
2
Variabel
Status Sosial Ekonomi Orang
Tua (X)
Perilaku Konsumtif(Y)
rhitung
rtabel
Keputusan
0.84
0.355
Reliabel
0.91
0.355
Reliabel
Tabel 5.3 menunjukan nilai alpha atas variabel status sosial ekonomi
orang tua dari r11 adalah 0.84 sedangkan untuk rtabel dengan derajat
kebebasan yaitu dk/df = N – 2 (dari jumlah variabel bebas dan terikat) =
29 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh sebesar rtabel = 0.355.7 hal ini
menunjukan bahwa r11>rtabel maka keputusanya reliabel, kemudian atas
perilaku konsumtif mahasiswi dari r11 adalah 0.91 sedangkan untuk rtabel
dengan derajat kebebasan yaitu dk = N-2 = 29 dengan taraf signifikansi
5% diperoleh sebesar rtabel = 0.355.8 hal ini menunjukan bahwa r11>rtabel
maka keputusanya variabel perilaku konsumtif mahasiswi juga reliabel.
6
Lihat lampiran uji reliabilitas varibel X dan Y pada lampiran 8 dan 9
Lihat lampiran 13 untuk menentukan df = N-2
8
Lihat lampiran 13 untuk menentukan df = N-2
7
49
C. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua
a. Pendidikan
Dalam menklasifikasikan pendidikan penulis membagi menjadi
lima kategori yaitu SD (Sekolah Dasar)/MI (Madrasah Ibtidaiyah),
SMP (Sekolah Menengah Pertama)/MTS (Madrasah Tsanawiyah),
SMA (Sekolah Menengah Atas)/SMK (Sekolah Menengah Kejuruan),
Diploma, dan Sarjana Adapun data pendididikan orang tua mahasiswi
adalah sebagai berikut:
1. Orang Tua (Ayah) Mahasiswi
Tabel 4.6
Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ayah) Mahasiswi
Pendidikan Yang Ditempuh
No
1
2
3
4
5
SD (Sekolah Dasar)/MI (Madrasah
Ibtidaiyah)
SMP /MTS
SMA (Sekolah Menengah
Atas)/SMK (Sekolah Menengah
Kejuruan),
Diploma
Sarjana
Jumlah
Frekuensi
Persentase
8
25.80%
5
16.10%
12
38.70%
1
5
31
3.20%
16.20%
100.00%
Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa tingkat pendidikan
orang tua dari Ayah terbesar adalah kategori SMA (Sekolah
Menengah Atas)/SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) sebesar
38.70%, kemudian SD (Sekolah Dasar)/MI (Madrasah Ibtidaiyah)
sebesar
25.80%,
selanjutnya
SMP
(Sekolah
Menengah
Pertama)/MTS (Madrasah Tsanawiyah) sebesar 16.10%, disusul
oleh Tingkat Sarjana sebesar 16.20%.
Kemudian data ini
digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
50
Histogram 4.1
(Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ayah) Mahasiswi)
SD/MI
SMP /MTS
SMA/SMK
Diploma
Sarjana
38.70%
25.80%
SD/MI
16.20%
16.10%
SMP /MTS
SMA/SMK
3.20%
Diploma
Sarjana
2. Pendidikan Orang Tua (Ibu) dari Mahasiswi
Tabel 4.7
Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ibu) Mahasiswi
No
1
Pendidikan Yang Ditempuh
SD (Sekolah Dasar)/MI (Madrasah
Ibtidaiyah)
3
SMP /MTS
SMA (Sekolah Menengah Atas)/SMK
(Sekolah Menengah Kejuruan)
4
5
Diploma
Sarjana
2
Jumlah
Frekuensi
Persentase
7
22.60%
8
25.80%
13
41.90%
0
3
31
9.70%
100.00%
Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa tingkat pendidikan
orang tua dari Ibu terbesar adalah kategori SMA (Sekolah
Menengah Atas)/SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) sebesar
41.90%, kemudian SMP (Sekolah Menengah Pertama) /MTS
(Madrasah Tsanawiyah) sebesar 25.80%, selanjutnya SD (Sekolah
Dasar)/MI (Madrasah Ibtidaiyah) sebesar 26.60% ,tingkat Sarjana
sebesar 9.70%, sedangkan untuk tingkatan diploma tidak ada yang
51
menempuhnya. Kemudian data ini digambarkan dalam bentuk
histogram sebagai berikut:
Histogram 4.2
Pekerjaan Orang tua (Ibu)
SD/MI
SMP/MTS
SMA/SMK
41.90%
22.60%
Sarjana
25.80%
9.70%
SD/MI
SMP/MTS
SMA/SMK
Sarjana
Dari pendidikan yang ditempuh oleh orang tua mahasiswi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan (P.IPS) UIN Syarif Hidayatullah
yang paling dominan adalah tingkatan SMA (Sekolah Menengah
Atas)/SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).
b. Pekerjaan
Pengukuran
pekerjaan
dari
orang
tua
mahasiswi
penulis
menggunakan lima jenis pekerjaan untuk ayah mahasiwi yaitu Pejabat
Pemerintah, PNS (Pegawai Negeri Sipil), Pegawai Swasta, Wirausaha,
Pegawai Lainya sedangkan untuk pekerjaan orang tua Ibu yaitu PNS
(Pegawai Negeri Sipil), Pegawai Swasta, wirausaha, dan Ibu rumah
tangga adapun pekerjaan orang tua mahasiswi adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Orang Tua (Ayah) Mahasiswi
Untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua (Ayah)
mahasiswi adalah sebagai berikut:
52
No
1
2
3
4
Tabel 4.8
Pekerjaan Orang Tua (Ayah)
Jenis
F
Persentase
Pekerjaan
(Frekuensi)
Pegawai Lainya
6
19.40%
Wirausaha
12
38.70%
Pegawai Swasta
9
29.00%
PNS (Pegawai
4
12.90%
Negeri Sipil)
Jumlah
31
100.00%
Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa pekerjaan orang tua
Bapak dari mahasiswi terbesar adalah kategori wirausaha sebesar
38.7%, kemudian pegawai swasta sebesar 29.0%, selanjutnya
pegawai lainya sebesar 19.4% , dan yang terakhir PNS sebesar
12.9%, sedangkan untuk pejabat pemerintah tidak ada yang
mendudukinya. Kemudian data ini bisa digambarkan dalam bentuk
histogram sebagai berikut:
Histogram 4.3
Pekerjaan Orang Tua (Bapak)
Pegawai Lainya
Wirausaha
Pegawai Swasta
PNS (Pegawai Negeri Sipil)
38.70%
29.00%
19.40%
12.90%
Pegawai Lainya
Wirausaha
Pegawai Swasta
PNS (Pegawai
Negeri Sipil)
53
2. Pekerjaan orang Tua (Ibu) Mahasiswi
Tabel 4.9
Pekerjaan Orang Tua (Ibu)
No
Jenis Pekerjaan
1
Ibu Rumah
Tangga
Wirausaha
Pegawai Swasta
PNS (Pegawai
Negeri Sipil)
2
3
4
Jumlah
F
Persentase
(Frekuensi)
(%)
22
71.00%
4
3
12.90%
9.70%
2
6.50%
31
100.00%
Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa pekerjaan orang tua
Ibu dari mahasiswi terbesar adalah kategori ibu rumah tangga
sebesar 71.0%, kemudian wirausaha sebesar 12.9%, selanjutnya
pegawai swasta sebesar 9.7% , lalu yang terakhir PNS (Pegawai
Negeri Sipil) sebesar 6.5 % sedangkan untuk pejabat pemerintah
tidak ada yang mendudukinya. data ini bisa digambarkan dalam
bentuk histogram sebagai berikut:
Histogram 4.4
Pekerjaan Orang Tua (Ibu)
Ibu Rumah
Tangga
Wirausaha
71.00%
Pegawai Swasta
PNS (Pegawai
Negeri Sipil)
Ibu Rumah Tangga
12.90%
9.70%
6.50%
Wirausaha
Pegawai Swasta
PNS (Pegawai
Negeri Sipil)
54
Dari data tersebut menggambarkan bahwa tingkat pekerjaan yang
terbanyak adalah wirausaha untuk Ayah mahasiswi, sedangkan
pekerjaan ibu terbesar adalah ibu rumah tangga hal ini peran
gender seseorang akan berpengaruh pada anggota keluarga.
c. Pendapatan
Pengukuran pendapatan dari orang tua mahasiswi penulis
menggunakan lima kategori pendapatan yaitu kategori satu kurang dari
Rp 1.800.000, kategori dua Rp 1.800.001 – Rp 3.000.000, kategori
tiga Rp 3.000.001 – Rp 4.800.000, kategori empat Rp 4.800.001 – Rp
7.200.000, dan kategori lima lebih dari Rp 7.200.000, adapun
pendapatan orang tua mahasiswi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10
Tingkat Pendapatan Keluarga
No
1
2
3
4
5
Tingkat Pendapatan
Kurang dari Rp 1.800.000
Rp 1.800.001 - Rp
3.000.000
Rp 3.000.001 – Rp
4.800.000
Rp 4.800.001 – Rp
7.200.000
Lebih dari Rp 7.200.000
Jumlah
F
Persentase
(Frekuensi)
4
12.90%
9
29.00%
12
38.70%
4
12.90%
2
31
6.50%
100.00%
Dari tabel tersebut jumlah yang pendapatan terbanyak dari orang
tua mahasiswa adalah ketegori ke-tiga yaitu 38.7% dari jumlah
populasi, kemudian tabel ini digambarkan dalam bentuk histogram
sebagai berikut:
55
Histogram 4.5
Pendapatan Keluarga Mahasiswi setiap bulan
Kurang dari Rp 1.800.000
Rp 1.800.001 - Rp 3.000.000
Rp 3.000.001 – Rp 4.800.000
Rp 4.800.001 – Rp 7.200.000
Lebih dari Rp 7.200.000
38.70%
29.00%
12.90%
12.90%
6.50%
Kurang dari Rp Rp 1.800.001 - Rp 3.000.001 – Rp 4.800.001 –
1.800.000
Rp 3.000.000 Rp 4.800.000 Rp 7.200.000
Lebih dari Rp
7.200.000
d. Pengeluaran / Konsumsi
Pengukuran pengeluaran konsumsi keluarga mahasiswi penulis
menggunakan lima kategori pendapatan yaitu kategori satu kurang dari
Rp 50.000, kategori duaRp 50.000 – Rp 100.000, kategori tiga Rp
100.001 – Rp 150.000, kategori empat Rp 150.001 – Rp 200.000,dan
kategori lima sebesar lebih dari Rp 200.000, adapun pengeluaran orang
tua mahasiswi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11
Tingkat Konsumsi Keluarga Perhari
No
Kategori Pengeluaran
F (Frekuensi)
Persentase
1
Kurang dari Rp 50.000
2
6.50%
2
Rp 50.000 – Rp 100.000
16
51.60%
3
Rp 100.001 – Rp 150.000
8
25.80%
4
5
Rp 150.001 – Rp 200.000
Lebih dari Rp 200.000
Jumlah
2
3
31
6.50%
9.70%
100.00%
56
Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa tingkat konsumsi
perhari dari keluarga mahasiswi terbesar adalah kategori dua yaitu
51.6%, kemudian kategori ke-tiga sebesar 25.8%, selanjutnya kategori
ke-satu dan ke-empat adalah sama sebesar 6.5%, lalu untuk ketegori
ke-lima 9.7 %. Data ini bisa digambarkan dalam bentuk histogram
sebagai berikut:
Histogram 4.6
Pengeluaran Konsumsi Keluarga perhari
Kurang dari Rp 50.000
Rp 150.001 – Rp 200.000
Rp 50.000 – Rp 100.000
Lebih dari Rp 200.000
Rp 100.001 – Rp 150.000
51.60%
25.80%
6.50%
Kurang dari Rp Rp 50.000 – Rp Rp 100.001 –
50.000
100.000
Rp 150.000
6.50%
9.70%
Rp 150.001 –
Rp 200.000
Lebih dari Rp
200.000
e. Kepemilikan Harta Keluarga
Dalam mengukur kepemilikan harta keluarga penulis mengukur
menggunakan harta kendaraan dengan mengkategorikan menjadi lima
yaitu kategori pertama tidak mempunyai kendaraan, kategori ke dua
hanya sepeda, kategori ke-tiga sepeda motor, kategori ke-empat mobil,
dan kategori ke-lima memiliki mobil dan sepeda motor, data tersebut
dapat dilihat status kepemilikanya sebagai berikut:
Tabel 4.12
Kepemilikan Harta Kendaraan
No
Jenis Kendaraan
F (Frekuensi)
1 Tidak mempunyai
2
2 Sepeda
1
3 Sepeda Motor
18
4 Mobil
1
5 Mobil dan Sepeda Motor
9
Jumlah
31
Persentase
6.5
3.2
58.1
3.2
29
100 %
57
Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa kepemilikan kendaraan
kategori ke-tiga yaitu hanya sepeda motor 58.1%. Kemudian kategori
ke-lima yaitu mobil dan sepeda motor sebesar 29%, selanjutnya
kategori
ke-satu
yaitu
tidak
mempunyai
kendaraan
sebesar
6.5%.sedangkan untuk kategori ke-2 dan ke-empat sebesar 3.2 %. Data
ini bisa digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Histogram 4.7
Kepemilikan Harta Kendaraan
Tidak mempunyai
Sepeda Motor
Mobil dan Sepeda Motor
Sepeda
Mobil
58.10%
29%
6.50%
3.20%
Tidak
mempunyai
Sepeda
3.20%
Sepeda Motor
Mobil
Mobil dan
Sepeda Motor
2. Deskripsi Seluruh Aspek Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Untuk mengetahui deskripsi keseluruhan dari status sosial ekonomi
orang tua digunakan tabulasi frekuensi sebagai berikut:
1. Cari rentangan
R = Data terbesar – data terkecil
R = 64 – 35
2. Kemudian menentukan banyaknya kelas menggunakan aturan struges:
Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3.3 (Log n)
= 1 + 3.3 (Log 31)
= 1 + 3.3 (1.491362)
= 1 + 4.921494
= 5.921494 (kemudian dibulatkan menjadi 6 kelas)
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
3. Panjang Interval kelas = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
58
=
35
6
= 5.833333 (Dibulatkan menjadi 6)
Kemudian disusun data dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.13
Tabulasi dari Angket Variabel Status Sosial Ekonomi
No Kelas Interval
1
2
3
4
5
6
29 -34
35 - 40
41 - 46
47 - 52
53 - 58
59 - 64
Jumlah
F(Frekuensi) Nilai Tengah
4
7
8
5
4
3
31
31.5
37.5
43.5
49.5
55.5
61.5
Persentase
(%)
12.9
22.6
25.8
16.1
12.9
9.7
100
Kemudian status sosial ekonomi orang tua mahasiswi akan digambarkan
dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Histogram 4.8
Status Sosial Ekonomi Orang Tua Mahasiswi
29 -34
35 - 40
41 - 46
47 - 52
53 - 58
59 - 64
25.80%
22.60%
16.10%
12.90%
12.90%
9.70%
29 -34
35 - 40
41 - 46
47 - 52
53 - 58
59 - 64
59
3. Deskripsi Data Variabel Perilaku Konsumtif
a. Pembelian Impulsif (Pembelian Spontan)
berikut adalah tabel dari perilaku pembelian spontan mahasiswi
yang dideskripsikan melalui tabel dan histogram:
Tabel 4. 14
Data Intensitas Pembelian Impulsif
Mahasiswi
No
1
2
3
4
5
Skala
Pengukuran
Sangat Tidak
Setuju
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Persentase
1.10%
20.40%
32.30%
37.60%
8.60%
100.00%
Dari tabel tersebut menandakan bahwa mahasiswi Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) dalam perilaku konsumsinya
memiliki perilaku pembelian impulsif atau pembelian dengan cara
spontan atau pembelian secara tiba-tiba berdasarkan hasil angket untuk
jawaban setuju sebesar 37.6% dan sangat setuju sebesar 8.6%.
sedangkan untuk jawaban kurang setuju dalam artian pernah
melakukan atau kadang-kadang tidak pernah melakukan pembelian
impulsif sebesar 32.3%. selanjutnya untuk jawaban tidak setuju dan
sangat tidak setuju sebesar 20.4% dan 1.1%. dari data ini
mengindikasikan bahwa sebagian besar mahasiswi berperilaku
pembelianyanya cenderung impulsif atau spontan. Data ini disajikan
dalam bentuk histogram sebagai berikut:
60
Histogram 4.9
Perilaku Pembelian Impulsif Mahasiswi
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
37.60%
32.30%
20.40%
8.60%
1.10%
Sangat Tidak
Setuju
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
b. Pemborosan (Wasteful Buying)
Instrumen angket dari variabel Y yaitu berperilaku konsumtif atas
dasar pembelian produk yang kurang bermanfaat adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.15
Intensitas Pemborosan
No
Skala Pengukuran
1
Sangat Tidak Setuju
2
3
4
5
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Persentase
(%)
0
16.1
34.7
40.3
8.9
100
Jumlah
Tabel tersebut menandakan bahwa mahasiswi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (P.IPS) dalam perilaku konsumsinya memiliki
perilaku boros atau pembelian produk yang cenderung tidak ada
manfaatnya
atau
pembelian
produk
yang
masih
dimilikinya.
61
Berdasarkan hasil angket untuk jawaban setuju sebesar 40.3% dan
sangat setuju sebesar 8.9%. sedangkan untuk jawaban kurang setuju
dalam artian pernah melakukan atau kadang-kadang tidak pernah
bersikap boros sebesar 16.1%. selanjutnya untuk jawaban tidak setuju
adalah sebesar 16.1% dan sangat tidak setuju 0% atau tidak ada yang
menjawabnya. dari data ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
mahasiswi berperilaku boros atau wasteful buying tinggi. Data tersebut
digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Histogram 4.10
Perilaku Pemborosan
34.7
40.3
16.1
8.9
0
Sangat Tidak Tidak Setuju Kurang Setuju
Setuju
Setuju
Sangat Setuju
c. Mencari Kesenangan
Instrumen angket dari variabel Y yaitu berperilaku konsumtif atas
dasar untuk mencari kesenangan dalam memanfaatkan waktu luang
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.16
Intensitas Mencari Kesenangan dengan kegiatan
Konsumsi
No
Skala Pengukuran
Persentase(%)
1
Sangat Tidak Setuju
6.5
2
Tidak Setuju
30.6
3
Kurang Setuju
40.3
4
Setuju
20.2
5
Sangat Setuju
2.4
Jumlah
100
62
Tabel tersebut menandakan bahwa mahasiswi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (P.IPS) dalam perilaku konsumsinya yang didasari
untuk mencari sebuah kesenangan sesaat berdasarkan hasil angket
untuk jawaban kurang setuju setuju sebesar 40.3% dan tidak setuju
sebesar 30.6%. sedangkan untuk jawaban setuju sebesar 20.2%
selanjutnya untuk jawaban sangat tidak setuju adalah sebesar 6.5% dan
sangat setuju 2.4%. Dari data ini mengindikasikan bahwa sebagian
besar mahasiswi tidak berperilaku konsumtif atas dasar kegiatan
konsumsi untuk mencari kesenangan sesaat, akan tetapi sebagian 20%
dan 2.4% mahasiswi berperilaku konsumtif untuk mencari kesenangan.
Dari tabel tersebut dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai
berikut:
Histogram 4.11
Perilaku Konsumtif atas dasar mencari kesenangan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
40.30%
Kurang Setuju
Setuju
30.60%
Sangat Setuju
20.20%
6.50%
2.40%
Sangat Tidak
Setuju
d.
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Mendapatkan Produk dengan Mudah
Instrumen angket dari variabel Y yaitu berperilaku konsumtif atas
dasar mudahnya mendapatkan produk pada zaman sekarang, sehingga
mahasiswi berperilaku boros adalah sebagai berikut:
63
Tabel 4.17
Perilaku Konsumtif karena Kemudahan
Mendapatkan Produk
No
Skala Pengukuran
1
Sangat Tidak Setuju
2
3
4
5
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Persentase(%)
4.5
21.9
41.9
25.8
5.8
100 %
Dari tabel tersebut menunjukan bahwa mahasiswi berperilaku
konsumtif atas dasar mudahnya mendapatkan produk untuk kegiatan
konsumsi adalah 25.8% dan 5.8%, kemudian untuk jawaban kurang
setuju sebesar 41.9%, untuk jawaban tidak setuju dan sangat tidak
setuju masing-masing yaitu 21.9% dan 4.5%. kemudian data ini
dibuat histogram sebagai berikut:
Histogram 4.12
Perilaku Konsumtif atas dasar mudahnya
mendapatkan produk
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
41.9
21.9
25.8
5.8
4.5
Sangat Tidak
Setuju
Tidak Setuju Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
64
4. Deskripsi Seluruh Aspek Perilaku Konsumtif
Untuk
mengetahui
deskripsi
keseluruhan
perilaku
konsumtif
mahasiswi tabulasi frekuensi sebagai berikut:
1. Cari rentangan
R = Data terbesar – data terkecil
R = 82 – 43
R = 39
2. Kemudian menentukan banyaknya kelas menggunakan aturan struges:
Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3.3 (Log n)
= 1 + 3.3 (Log 39)
= 1 + 3.3 (1.591065)
= 1 + 5.250513
= 6. 250513 (kemudian dibulatkan menjadi 6 kelas)
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
3. Panjang Interval kelas = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
=
39
6
= 6.5 (Dibulatkan menjadi 7 Kelas)
Kemudian disusun data dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.18
Tabulasi dari Angket Perilaku Konsumtif
Panjang Frekuensi
Nilai
Persentase
No
Interval
(F)
Tengah
(%)
1
43 – 49
4
46.0
12.9
2
50 – 56
6
53.0
19.4
3
57 – 63
11
60.0
35.5
4
64 – 70
5
67.0
16.1
5
71 – 77
4
74.0
12.9
6
78 - 84
1
81.0
3.2
Jumlah
31
100.0%
65
Kemudian intensitas perilaku konsumtif mahasiswi akan digambarkan
dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Histogram 4.13
Perilaku Konsumtif Mahasiswi
35.5
43 – 49
50 – 56
57 – 63
64 – 70
71 – 77
78 - 84
19.4
16.1
12.9
12.9
3.2
43 – 49
50 – 56
57 – 63
64 – 70
71 – 77
78 - 84
D. Uji Hipotesis
Dalam hipotesis ini penulis merumuskan hipotesis penelitian yaitu:
1. Ho =
Tidak terdapat hubungan antara tinggi rendahnya status sosial
ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif mahasiswi
2. Ha =
Terdapat hubungan antara tinggi rendahnya status sosial ekonomi
orang tua dengan perilaku konsumtif mahasiswi.
Dari kedua hipotesis tersebut penulis merekapitulasi jumlah skor item
total yang dijawab dari variabel (X) dan rekapitulasi dari jumlah skor item
total yang dijawab dari variabel (Y). berikut adalah hasil rekapitulasi variabel
X dan Y:
Tabel 4.19
Tabulasi untuk pengujian hipotesis
No
1
Variabel
X
47
Variabel
Y
45
X2
Y2
YX
2209
2025
2115
66
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
41
41
29
39
46
48
36
37
30
38
38
58
33
42
42
49
44
59
42
34
64
36
50
57
53
48
35
62
55
46
1379
67
53
50
57
70
60
49
54
55
62
62
68
44
63
65
72
62
58
62
53
63
43
76
75
82
62
51
71
70
63
1887
Keterangan
∑X
= 1379
∑Y
= 1887
1681
4489
2747
1681
2809
2173
841
2500
1450
1521
3249
2223
2116
4900
3220
2304
3600
2880
1296
2401
1764
1369
2916
1998
900
3025
1650
1444
3844
2356
1444
3844
2356
3364
4624
3944
1089
1936
1452
1764
3969
2646
1764
4225
2730
2401
5184
3528
1936
3844
2728
3481
3364
3422
1764
3844
2604
1156
2809
1802
4096
3969
4032
1296
1849
1548
2500
5776
3800
3249
5625
4275
2809
6724
4346
2304
3844
2976
1225
2601
1785
3844
5041
4402
3025
4900
3850
2116
3969
2898
63989 117699 85700
67
∑X2
= 63989
∑Y2
= 117699
∑XY
= 11769
Selanjutnya untuk menghitung tingkat korelasi antara variabel X dan Y
menggunakan rumus product moment sebagai berikut:
𝑟𝑋𝑌 =
𝑛(∑𝑋𝑌) − (∑𝑋)(∑𝑌)
√{(𝑛. ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 }{𝑛. ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
31(85700) − (1379 )(1887 )
√31(63989 ) − (1379)2 {(31(117699) − (1887 )2 }
2656700 − 2602173
√(1983659 1901641) (3648669 − 3560769)
54527
√(82018)(87900 )
54527
√7209382200
54527
84908.0809
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0.64218858
Dari hasil perhitungan korelasi tersebut diperoleh rxy = 0.642 . selanjutnya
untuk
menguji
hipotesis
yang
penulis
ajukan
yaitu
dengan
cara
membandingkan besarnya (r) yang telah diperoleh dalam perhitungan yaitu r
hitung
dengan besarnya (r) yang tercantum dalam tabel atau (r product moment).
Besarnya (r) yang tercantum dalam tabel yaitu nilai (r product moment)
pada taraf signikansi 5% sebesar 0.355.9 dengan demikian (rxy) atau r hitung
lebih besar dari rtabel pada taraf signikansi 5% (0.642 > 0.355) artinya terdapat
hubungan searah yang positif antara hubungan status sosial ekonomi orang tua
9
Lihat lampiran 12 untuk rtabel dengan taraf signifikansi 5%
68
dengan perilaku konsumtif mahasiswi, hal ini menunjukan bahwa semakin
tinggi tingkat status sosial orang tua maka tinggi pula perilaku konsumif,
sebaliknya semakin rendah status sosial orang tua maka akan semakin rendah
perilaku konsumtif dengan demikian untuk uji hipotesis yaitu Ho ditolak dan
Ha diterima.
Untuk mengetahui besarnya hubungan variabel X dengan variabel Y,
dapat digunakan rumus determinasi (Kd) yaitu sebagai berikut:
Kd = r2 X 100%
= 0.6422 X 100%
= 0.412 X 100
= 41.24 %
Dari perhitungan koefesien determinasi menunjukan 41.24%, hal ini
mengindikasikan bahwa perilaku konsumtif mahasiswi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (P.IPS) dipengaruhi oleh status sosial ekonomi orang tua
mahasiswi sebesar 41.24% kemudian sisanya sebesar 58.76% dipengaruhi
oleh faktor lain yang penulis tidak ditelitinya.
Untuk megetahui kebenaran dari perhitungan koefesien korelasi tersebut,
maka diperoleh pengujian hipotesis yang akan diuji diberi simbol Ha,
sedangkan untuk hipotesis alternatif diberi sombil Ho. Perhitungan test
observasi (t) dapat dicari menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑟 √𝑛 − 2
√1 − 𝑟 2
Keterangan
r = hasil rxy uji korelasi
n = jumlah sampel atau responden
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
0.64218858 √31 − 2
√1 − 0.64218858 2
69
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
0.64218858 √29
√1 − 0.412406
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
0.64218858 (5.385165 )
√0.587594
3.458291
0.766547
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 4.511521
Dari hasil thitung yaitu sebesar 4.511521 akan dibandingkan dengan ttabel
dimana tingkat signifikansinya alpha = 5% dan derajat kebebasan df = n-2
atau df =31-2=29 yang diperoleh ttabel10 sebesar 2.0484 artinya terdapat
hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif
mahasiswi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) UIN Jakarta. Dengan
demikian hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak.
E. Hasil Analisa Wawancara
Hasil wawancara dari para informan adalah sebagai berikut:11
1. Deskripsi Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Pada pertanyaan yang diajukan oleh penulis bahwa tingkat pemberian
harta yang diberikan oleh orang tua meliputi kendaraan sepeda motor,
peralatan ,dan perlengkapan kuliah. Mahasiswi akan dibelikan tersebut jika
orang tua memiliki uang lebih untuk membelikanya sebaliknya mahasiswi
yang cenderung status sosial ekonominya rendah membeli hal tersebut
menunggu waktu yang sangat lama untuk memperoleh barang yang
diinginkanya. hal ini membedakan bahwa keinginan barang untuk
10
11
Lihat lampiran untuk mencari ttabel dengan nilai df = 29
Lihat lampiran hasil wawancara pada beberapa informan
70
memilikinya tergantung pada dimana tingkat status sosial ekonomi orang
tua yang didapatkanya apakah tingktan tinggi, menengah, ataupun bawah.
Dalam analisa wawancara ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswi
akan dibelikan langsung dalam artian intensitas waktu yang singkat untuk
memperoleh barang apabila orang tua tersebut memiliki banyak uang untuk
untuk membelikan barang yang diinginkan anaknya seperti yang
diinginkanya.
Sebaliknya dibelikanya dalam waktu yang lama atau bahkan tidak
dibelikan apabila orang tua tidak memiliki atau cukup banyak uang hal ini
yang mahasiswi akan menabungkan uang sendiri dari uang saku yang paspasan untuk membeli barang yang diinginkanya.
2. Deskripsi Perilaku Konsumtif
Mahasiswi akan melakukan pembelian secara tiba-tiba atau pembelian
impulsif jika mengunjungi tempat-tempat belanja seperti mal, mini market,
dan tempat belanja lainya hal ini karena ada ketertarikan dan kepuasan
sendiri ketika membeli produk yang membuat menarik hati. Hal ini yang
menganggap mahasiswi itu merasakan boros dalam mengelola keuangan.
Dalam mengisi waktu luang ketika tidak ada kegiatan diluar kuliah
dan menghilangkan kejenuhan mahasiswi akan mencari tempat hiburan
untuk mencari kesenangan sesaat seperti menonton bioskop, pergi ketempat
wisata, dan nongkrong dengan teman-teman yang semua kegiatan itu
mengeluarkan uang yang mereka dapatkan dari orang tua.
Dengan adanya media sosial atau internet kemudian mal serta mini
market yang menjamur mahasiswi akan mengetahui produk-produk yang
dia inginkan sehingga banyak mahasiswi ingin membelinya hal ini yang
menyebabkan banyak mahasiswi berperilaku boros.
Dari hasil wawancara menunjukan bahwa perilaku konsumtif didasari
oleh kepemilikan harta yang berupa uang kemudian uang tersebut
71
dibelanjakan untuk kegiatan yang sifatnya kurang manfaat seperti membeli
yang nilai manfaatnya kurang, membeli karena menarik hati, dan mencari
kesenanangan yang menjadikan pemborosan.
3. Hasil Analisa dari Wawancara mengenai Status Sosial Ekonomi
dengan Perilaku Konsumtif
Dari lima informan yang peneliti tanyakan pada mahasiswi, pada keempat mahasiswi sesuai dengan hasil uji korelasi sebelumnya yaitu dimana
jika mahasiswi status sosial ekonominya tinggi maka semakin tinggi pula
perilaku konsumtif mahasiswi sebaliknya jika status sosial ekonomi orang
tua rendah maka rendah pula perilaku konsumtif mahasiswi. Dari keempat
mahasiswi tersebut 1 adalah mahasiswi yang orang tuanya pekerjaanya
PNS dan satunya adalah pengusaha yang gajinya perbulan sekitar Rp 10
juta dan keduanya positif memiliki perilaku konsumtif.
Selanjutnya dari dua mahasiswi yang orang tuanya hanya tamatan
Sekolah Menengah Pertama, mahasiswi ini cenderung negatif dalam
berperilaku konsumtif hal ini karena membelikan uang saku mereka yang
pas-pasan untuk kebutuhan yang sifatnya lebih utama, dan mahasiswi ini
berfikir yang rasional untuk membelikan sesuatu yang sifatnya kurang
penting.
Sedangkan untuk mahasiswi yang terakhir dimana orang tua hanya
lulusan SMP dengan gaji orang tua hanya mencukupi untuk membayar
kuliah memiliki perilaku konsumtif, hal ini karena mahasiswi ini sering
meminjam uang pada teman-temanya untuk menutupi kekurangan,
mahasiswi seperti ini boros karena pengaruh pada pergaulan dimana
anggota
kelompok
pertemenan
sangat
pengaruh
pada
perilaku
konsumtifnya mahasiswi ini dipengaruhi karena faktor konformitas atau
menyesuaikan diri dengan anggota kelompok yang lain.
72
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Mahasiswi merupakan kaum terpelajar yang secara dominan belum
bekerja dan masih dalam kegiatan konsumsinya mengandalkan dari pemberian
orang tua seperti uang saku, pembayaran uang kuliah, konsumsi kebutuhan
pribadi dan lain-lain. peran keluarga ini sangat erat kaitanya dengan keputusan
pembelian. Ujang Sumarwan mengatakan ”keluarga menjadi daya Tarik bagi
para pemasar, karena keluarga memiliki pengaruh bagi para konsumen”.12
Pengaruh anggota keluarga inilah akan menentukan dan mempengaruhi
perilaku pembelian apakah dalam pembelian sifatnya konsumtif yaitu
pembelian secara irasional yang cenderung boros atau rasional yaitu
pembelian atas dasar mempertimbangkan kemanfaatanya.
Pembelian irasional dan rasional dipengaruhi oleh faktor status sosial
ekonomi orang tua itu sendiri jika status sosialnya itu tinggi maka semakin
besar mahasiswi berperilaku konsumtif, sebaliknya jika jika status sosialnya
rendah maka individu itu akan berperilaku tidak konsumtif. Pengukuran status
sosial ekonomi orang tua penulis menggunakan lima aspek yaitu pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, konsumsi keluarga, dan kepemilikan harta benda.
Hasil pengukuran status sosial ekonomi keluarga mahasiswi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (P.IPS) UIN Syarif Hidayatullah sebagai berikut:
Tabel 4.20
Pengukuran Status Sosial Ekonomi Orang Tua Berdasarkan Item
Yang diajukan
No
1
2
3
4
5
Kategori
Pengukuran
Kategori 1
Kategori 2
Kategori 3
Kategori 4
Kategori 5
Jumlah
12
Frekuensi dari total Jumlah
Item Varibel X
93
102
157
109
35
Persentase
(%)
18.8
20.6
31.7
22
7.1
496 (Item Soal)
100
Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapanya dalam Pemasaran,
(Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), edisi ke-2, h.277
73
Kategori pengukuran tersebut dibagi lima dasar pengukuran
1. Kategori Pertama memiliki arti bahwa keluarga tersebut dari segi
pendidikan sangat rendah yaitu menempuh tingkat SD (Sekolah
Dasar)/MI (Madrasah Ibtidaiyah), kemudian untuk tingkat sebagai
pegawai serabutan atau ibu rumah tangga, selanjutnya untuk tingkat
pendapatan keluarga hanya sebesar Rp 1.800.000,00. untuk kegiatan
konsumsinya kurang dari Rp 50.000/hari untuk harta kendaraan yang
dimilikinya tidak mempunyai.
2. Kategori Ke-dua memiliki arti bahwa keluarga tersebut dari segi
pendidikan yaitu menempuh SMP (Sekolah Menengah Pertama)/MTS
(Madrasah Tsanawiyah), kemudian untuk tingkat pekerjaan sebagai
pegawai wiraswasta, selanjutnya untuk tingkat pendapatan keluarga
hanya sebesar Rp 1.800.000,00 – Rp 3.000.000,00. untuk kegiatan
konsumsinya dari Rp 50.000, – Rp 150.000,00/hari untuk harta
kendaraan seperti sepeda.
3. Kategori Ke-tiga memiliki arti bahwa keluarga tersebut dari segi
pendidikan yaitu menempuh SMA(Sekolah Menengah Atas)/SMK
(Sekolah Menengah Kejuruan), kemudian untuk tingkat pekerjaan
sebagai pegawai swasta, selanjutnya untuk tingkat pendapatan keluarga
hanya sebesar Rp 3.000.001,- Rp 4.800.000,00. untuk kegiatan
konsumsinya dari Rp 150.000, – Rp 250.000,00/hari untuk harta
kendaraan seperti sepeda motor.
4. Kategori Ke-empat memiliki arti bahwa keluarga tersebut dari segi
pendidikan yaitu menempuh diploma, kemudian untuk tingkat
pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), selanjutnya untuk
tingkat pendapatan keluarga hanya sebesar Rp 4.800.001,- Rp
7.200.000,00. untuk kegiatan konsumsinya dari Rp 250.000, – Rp
350.000,00/hari untuk harta kendaraan seperti sepeda mobil.
74
5. Kategori Ke-lima memiliki arti bahwa keluarga tersebut dari segi
pendidikan yaitu menempuh sarjan, kemudian untuk tingkat pekerjaan
sebagai pejabat pemerintah, selanjutnya untuk tingkat pendapatan
keluarga lebih dari Rp 7.200.000,00. untuk kegiatan konsumsinya lebih
dari Rp 350.000,00/hari untuk harta kendaraan seperti sepeda mobil
atau sepeda motor.
Perlu diktahui bahwa dari kategori itu tidak semuanya linear dari segi kelima aspek pengukuran status sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan,
pendapatan, tingkat konsumsi, dan harta benda), akan tetapi penulis
mengeneralisasikan menjadi lima kategori untuk melihat data dari status sosial
ekonomi orang tua, dengan perincian kategori pertama sebesar 18.8%,
kategori ke-dua 20.6%, kategori ke-tiga 31.7%, kategori ke-empat 22.0%,
kelima 7.1%.
Dari status sosial ekonomi orang tua mahasiswi inilah akan berhubungan
dengan perilaku pembelian apakah pembelian itu sifatnya rasional atau
cenderung kearah perilaku konsumtif dalam pengukuran dalam perilaku
konsumtif mahasiswi, penulis menyusun 4 aspek dari para ahli yang telah
dikemukakan yaitu pembelian impulsif, pemborosan (Wasteful Buying),
Kegiatan konsumsi untuk memanfaatkan waktu luang, dan mudahnya
mendapatkan produk yang diingkan. Dari 4 aspek ini bisa dilihat dalam bentuk
tabel sebagai berikut:
Tabel 4.21
Pengukuran Perilaku Konsumtif Berdasarkan Item Yang diajukan
Frekuensi dari jumlah
No Katerori Pengukuran
Persentase (%)
total item
1 Sangat Tidak Setuju
13
2.2
2 Tidak Setuju
125
21.2
3 Kurang Setuju
220
37.4
4 Setuju
191
32.4
5 Sangat Setuju
40
6.8
Jumlah
589
100.00%
75
Untuk melihat besarnya hubungan antara variabel X yaitu varibel status
sosial ekonomi orang tua dengan variabel Y yaitu perilaku konsumtif penulis
menggunakan rumus product moment untuk menghitung nilai korelasinya
dimana rhitung diperoleh sebesar rxy = 0.642 kemudian membandingkan
besarnya rtabel dengan taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 0.355 hal ini
menunjukan bahwa rhitung > rtabel (0.642>0.355), kemudian dihitung nilai
determinasi yaitu sebesar 41.24 %, sedangkan untuk uji t didapat thitung sebesar
4.51 dan ttabel dengan d.f = 31 - 2 = 29 pada taraf signifikansi 5% adalah 2.04
hal ini menunjukan bahwa t hitung > ttabel (4.51>2.04) hal ini maka hipotesis Ha
diterima sedangkan Ho ditolak. Dengan demikian terdapat hubungan yang
kuat13 yaitu sebesar 41.24% antara status sosial ekonomi orang tua dengan
perilaku konsumtif mahasisiwi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hubungan ini juga diperkuat dari wawancara dari beberapa mahasiswi
yang peneliti pilih karena memiliki orang tua dengan tingkat status sosial
ekonomi tinggi. Yang mengatakan bahwa sering melakukan pemborosan
dalam mengisi waktu luang untuk berbelanja yang sifatnya kurang penting
dan mengisi waktu luang yang sering mengeluarkan uang sebagai salah satu
untuk mencapai kesenangan sesaat. Berbanding terbalik dengan mahasiswi
yang status sosialnya rendah, dimana cenderung untuk hemat dalam membeli
sesuatu dan berfikir untuk hari esoknya sehingga mahasiswi yang seperti ini
berfikir keras untuk bagaimana bertahan hidup.
Status sosial orang tua pada dasarnya sangat mempengaruhi perilaku
konsumen pada anaknya peran keluarga inilah yang menyebabkan anak itu
akan berfikir rasional atau bahkan irasional tergantung pada tingkat status
sosial orang tua mahasiswi, dalam mengkonsumsi barang. Peran anggota
kelompok pertemenan juga sangat dominan untuk mempengaruhi mahasiswi
berperilaku konsumtif, hal ini penulis mengetahui dari hasil beberapa
wawancara pada beberapa informan mahasiswi.
13
Lihat koefesien interprestasi hasil pengujian hipotesis pada BAB III
76
G. Kritik Hipotesis
Dalam bab sebelumnya pada pengujian hipotesis yang menggunakan
rumus product moment diketahui rhitung sebesar 0.642 yang kemudian
dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5% sebesar 0.355 hal ini
terbukti bahwa hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak, kemudian dihitung
dengan nilai determinasi sebesar 41.24%14 hal ini terdapatkan hubungan
antara variabel X dengan Y.
Dengan adanya pengujian determinasi tersebut berarti memiliki hubungan
tersebut tidak sampai 100% ada nilai yang hilang yaitu sebesar 58.76% ini
menandakan bahwa perilaku konsumtif memiliki hubungan selain variabel
status sosial ekonomi orang tua atau variabel lain, meskipun nilai rhitung kuat15
yaitu sebesar 0.642 akan tetapi variabel status sosial ekonomi orang tua bukan
satu-satunya mahasiswi berperilaku konsumtif atau perilaku boros.
H. Analisa Mengenai Kerangka Konseptual dan Teori Temuan
Mahasiswi yang sebagian besar belum bekerja dan masih mengandalkan
orang tua dalam kegiatan konsumsinya, hal ini yang akan berpengaruh
perilaku dari seorang mahasiswi itu sendiri, perilaku konsumtif yang identik
dengan perilaku pemborosan dalam pembelian barang yang sifatnya tidak
irasional atau tidak masuk akal ini yang disebut menyia-nyiakan uang ataupun
produk atau mubadzir hal ini yang melekat pada mahasiswi yang berperilaku
konsumtif.
Dalam perilaku konsumtif mahasiswi juga dipengaruhi oleh status sosial
ekonomi orang tua yaitu sebesar 41.24% berdasarkan pengujian hipotesis
sebelumnya, status sosial ekonomi diukur dari tingkat pendidikan, pekerjaan,
pendapatan, kepemilikan harta benda, dan tingkat konsumsi keluarga. Yang
akan mempengaruhi perilaku pembelian. Jika status sosial orang tua
14
15
Lihat bab 5 dalam perhitungan nilai determinasi
Lihat uji interprestasi pengajuan hipotesis di bab 3
77
mahasiswi tinggi maka akan tinggi perilaku konsumtif sebaliknya jika status
sosial orang tua rendah maka akan semakin rendah juga perilaku
konsumtifnya. Dari pengujian yang dilakukan pada bab sebelumnya dari
kerangka konseptual pada bab 2 kemudian ditemukan sebagai berikut:
Gambar 5.1
Kerangka Berpikir dan Teori Temuan
Status Sosial Ekonomi
Orang Tua
a. Pendidikan
Perilaku Konsumtif
Tingkat Hubungan (X
dengan Y)
Kuat (41.24%) hlm.67
Tingkat Hubungan
variabel lain dengan
Y
Terdapat hubungan
dengan variabel lain
sebesar 58.76%
c. Pendapatan
d. Konsumsi
Keluarga
Impulsif
(impulsive buying)
b. Pekerjaan
Peran Gender
Masih
Mempengaruhi
a. Pembelian
b. Pemborosan
(wasteful buying)
c. Mencari
kesenangan
(non rational
Berdasarkan
wawancara pengaruh
teman bermain
menjadi faktor
perilaku konsumtif
e. Kepemilikan
Harta Benda
buying)
d. Mendapatkan
produk dengan
mudah
Dari gambar tersebut terlihat bahwa terdapat hubungan dari variabel lain
yang menyebabkan mahasiswa berperilaku konsumtif seperti konformitas,
atau pengaruh teman bermain menyebabkan perilaku konsumtif dan selain
konformitas tidak menutup kemungkinan ada pengaruh lain yang penulis
tidak memfokuskan penelitian tersebut.
78
I. Perspektif Peneliti mengenai Hubungan Status Sosial Ekonomi
Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif
Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua akan berdampak pada
perilaku pembelian anak, maka orang tua harus mengajarkan kepada anaknya
untuk membeli barang atau perilaku konsumsinya secara rasional dan tidak
mengarah yang irasional atau pembelian yang sifatnya tidak masuk akal dan
tidak dibutuhkan sehingga seorang anak akan pandai dalam mengatur
keuangan kelak nanti setalah berkeluarga.
Berdasarkan
pengamatan
peneliti
dalam
pergaulanya
mahasiwi
membentuk kelompok dalam interaksi sosialnya dimana dalam membentuk
kelompok ini peneliti menyimpulkan bahwa memiliki kesamaan atau identik
pada status sosial mereka jika anak tersebut memiliki status sosialnya tinggi
maka akan berkumpul dengan gengs atau group yang anggotanya memiliki
status sosialnya tinggi.
Selanjutnya pada kelompok tersebut mahasiswi sering membicarakan
tentang produk atau barang terbaru sehingga timbul rasa ingin membelanjakan
uang saku tersebut untuk membelanjakan barang tersbut.Kepemilikan status
sosial ekonomi pada keluarga inilah sangat mempengaruhi perilaku
mahasiswa dalam gaya hidup (life style).
Dengan adanya hubungan diantara kedua variabel X dengan Y hal ini
manandakan bahwa status sosial akan mempengaruhi perilaku pembelian
seseorang demi menjaga citra diri seseorang seperti yang dikemukakan
Bagong Suyanto bahwa:
“Masyarakat konsumsi, dalam banyak hal tidak akan pernah
terpuaskan dan tidak akan mampu memuaskan kebutuhan konsumsi
mereka, semata demi satu perbedaan, sehingga masyarakat seperti
ini akan melahirkan masyarakat consumer yang rakus
dan
mengidap ketidakpuasan tanpa henti atau tidak akan berakhir.
Konsumsi yang dikembangkan masyarakat kapitalis, pada dasarnya
bukan tujuan untuk mencari kenikmatan dan kemanfaatnya saja,
melainkan untuk tujuan memperoleh perbedaan, karena melalui
79
perbedaan itulah masyarakat memiliki status sosial dan makna
sosial”.16
Teori ini membuktikan bahwa individu khususnya perempuan memiliki
perilaku konsumtif guna untuk menjaga citra dan status sosialnya yang bisa
dikatakan tinggi guna untuk menjaga kelas atau status yang didapatkan agar
terlihat berbeda dengan kelompok sosial yang memiliki kelas sosial
dibawahnya.
16
Bagong Suyanto, Sosiologi Ekonomi Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat
Post modernism, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013), h.112
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tinggi rendahnya status sosial akan berhubungan dengan adanya perilaku
pembelian seseorang apakah itu pembelian sifatnya pemborosan atau tidak.
Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua
mahasiswi akan berhubungan dengan perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif
terjadi karena pemberian uang saku dari orang tua yang dapat dibelikan
sesuatu sifatnya lebih dari cukup kemudian mahasiswi memanfaatkan
pemberian uang saku untuk pembelian impulsif, membeli produk yang kurang
manfaatnya (Wasteful Buying), memanfatkan waktu luang untuk kegiatan
konsumsi, dan mudahnya mendapatkan produk.
Dari pengolahan data yang didapat pada uji korelasi menunjukan terdapat
korelasi atau hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku
konsumtif, hasil korelasi menggunakan rumus Product Moment menghasilkan
rxy sebesar 0.642, selanjutnya pada taraf signikansi 5%
kemudian
dibandingkan dengan r tabel yaitu sebesar 0.355, yang menunjukan rxy > rtabel,
dari penelitian ini dapat disimpulkan antara variabel status sosial ekonomi
orang tua dengan perilaku konsumtif mahasiswi mempunyai korelasi yang
Kuat. Kemudian mencari nilai Determinasi yang diperoleh 41.24% sedangkan
uji t terdapat thitung yaitu sebesar 4.511 yang dibandingkan dengan ttabel dimana
tingkat signifikansinya alpha = 5% dan derajat kebebasan df = n-2 atau df
=31-2=29 yang diperoleh ttabel sebesar 2.04 artinya terdapat hubungan yang
kuat
antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif
mahasiswi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) UIN Jakarta. Dengan
demikian hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak.
Kesimpulan dari penelitian ini menggambarkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku
80
81
konsumtif mahasiswi pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial (P.IPS) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Artinya semakin tinggi tingkat status sosial ekonomi
orang tua maka semakin tinggi perilaku konsumtif mahasiswi.
B. Saran
Saran dalam kontribusi penelitian ini yang dapat penulis sampaikan adalah
sebagai berikut:
a. Setiap mahasisiwi bisa mengontrol diri baik mahasiswi yang status
tinggi maupun yang status sosialnya rendah dalam melakukan
pembelian yang sifatnya irasional sebelum melakukan pembelian atau
kegiatan konsumsi lainya sebaiknya melakukan perencanaan dahulu
agar tidak terjebak kearah perilaku pemborosan.
b. Jangan tergiur oleh strategi pemasaran dan pertimbangkan terlebih
dahulu sebelum membeli produk jangan sampai terjebak perilaku
pembelian yang sifanya impulsif.
c. Gunakanlah waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat jangan
sampai mengeluarkan uang anda untuk kegiatan konsumsi yang
sifatnya tidak penting.
d. Hati-hati untuk anda yang merasa bahwa status sosial ekonomi orang
tua anda , anda juga dapat terjebak ke arah perilaku konsumtif salah
satunya yang peneliti temukan adalah faktor pengaruh teman bergaul
(konformitas).
Mudah-mudahan apa yang anda baca dari skripsi ini akan menjadi
orang yang berkecukupan dan tidak berlebihan dalam gaya hidup (life
style).
DAFTAR PUSTAKA
Afriani, Riza,”Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku
Konsumtif Mahasiswi”,Skripsi pada Program Sarjana FISIP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014
Ancok, Djalaludin. Nuansa Psikologi Pembangunan.Yogjakarta : Pustaka Pelajar,
1995, Cetakan Pertama
Badan Pusat Statistik, Laporan Bulanan Data Status Sosial Ekonomi,Edisi 59,
Jakarta : BPS,2015 diunduh dari http://bps.go.id/publikasi/view/1213 pada
tanggal 31 agustus 2015 pukul 23.10 WIB
Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi, Jakarta : Kencana ,
2013, edisi pertama
Citra Fadila,Ade dan Ayu Hidayati, Dewi, "Pengaruh Status Sosial Ekonomi
Orang Tua Terhadap Perilaku Anak (Studi di SMA Negeri 4 Bandar
Lampung)", Jurnal Sosiologi, Vol.1, No.4 : 262-269 262 Staf pengajar
jurusan Sosiolgi FISIP Universitas Lampung
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai
Pustaka, 2004 edisi ke-3
Hadjar,Ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Pendidikan.Jakarta : PT Grafindo Persada, Cet. I
Kuantitatif
dalam
Hasan, Ali. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Jakarta : CAPS (Center for
Academic Publishing Service, 2014,cetakan ke-2
Indah, Imawati dkk,” Pengaruh Financial Literacy Terhadap Perilaku Konsumtif
Remaja Pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran
2012/2013”,Jupe UNS, Vol. 2 No.1, 2013
Iskandar, Zulrizka. Psikologi Lingkungan Metode dan Aplikasi, Bandung : PT
Refika Aditama,2013 Cet 1
Mamang, Etta, Perilaku Konsumen Pendekatan, Praktis.Yogjakarta : C.V Andi
Offset, 2013
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2004
Meida Devi Wardhani,“ Hubungan Antara Konformitas Dan Harga Diri Dengan
Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri”, Skripsi pada program
pendidikan strata 1 psikologi Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009
Nasution. Psikologi Pendidikan.Jakarta : Rafika Aditama, 2010, Cet.3
Setiadi, Elly M. dan Kolip, Usman. Pengantar Sosiologi : Pemahaman Fakta dan
Gejala Permasalahan Sosial.Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2011
Siregar, Syofyan. Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif, Jakarta : PT.
Bumi Aksara,2013,Cet. Ke-1
Soelaeman, M. Munandar, Ilmu Sosial Dasar : Teori dan Konsep Sosial, Bandung
: Refika Aditama, 2006
Soekanto,Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT.RajaGrafindo
Persada,2000, cetakan ke-30
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta, 2010),Cet.18
……….., Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfa Beta, 2012, Cet. 15
Sumardi, Mulyanto dan Hans-Dieter Evers.Ed, Kemiskinan dan Kebutuhan
Pokok, Jakarta : CV. Rajawali,1982, Cet.1
Sumartono, Terperangkap dalam Iklan : Meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi,
Bandung : Penerbit, 2002
Sumarwan, Ujang, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapanya dalam
Pemasaran, Bogor : Ghalia Indonesia, 2011, edisi ke-2
Sunyoto,Danang, Praktik Riset Perilaku Konsumen, Yogyakarta : CAPS(Center
of Academic Publishing Service, 2014, Cetakan Pertama
Suyanto, Bagong, Sosiologi Ekonomi Kapitalisme dan Konsumsi di Era
Masyarakat Post modernism, Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
2013
Syam, Aminudin dan M. Dachlan, Djunaidi,”Konsumsi Fast Food Remaja di
Restoran Fast Food,Makasar Town Squre”, Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanudin Makasar,
Vol.1,Agustus 2011 : 41-45
Syani, Abdul. Skematika,Teori, dan Penerapan.Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2014
,cet ke-4
Toifah, I'anatut, Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif, Malang
: Madani,2015
Widiyawati, Neneng,“Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan
Interaksi Sosial Antar Siswa Di SMK dua Mei Ciputat”, Skiripsi pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan, UIN Jakarta
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Tabel Lampiran
Pedoman Peliputan Data Penelitian
SUMBER DATA
BAB
SASARAN KAJIAN
I
LANDASAN RISET PENDAHUUAN
A
LATAR BELAKANG MASALAH
B
C
D
II
A
B
III
RUMUSAN MASALAH DAN
PERTANYAAN PENELITIAN
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA DAN
KERANGKA KONSEPTUAL
Tinjauan Teoritis
Hasil Penelitian yang Relevan
METODOLOGI PENELITIAN
B
Metode Penelitian
E
Teknik Pengumpulan Data
F
H
Uji Validitas dan Reabilitas
Hipotesis Statistik
DATA YANG DICARI
1. Filosofi Status Sosial
2. Status Sosial Ekonomi
3. Perilaku Konsumtif
Bagaimana Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua
dengan Perilaku Konsumtif Mahasiswi
PRIMER
Buku
Buku
Buku
√
2. Bagaimana perilaku konsumtif mahasiswi P.IPS UIN
Jakarta?
√
Rumusan Masalah
V
VI
ANALISA TEMUAN LAPANGAN
VII
KESIMPULAN DAN SARAN
WAWANCARA
√
√
√
√
ANGKET ANALISIS
√
√
√
√
√
√
√
Skripsi
Buku
Buku
Dokumen
Buku
Buku
Buku
Buku
Buku
Buku
1. Konsep Status Sosial Ekonomi
2. Konsep Perilaku Konsumtif
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya
1. Penelitian kuantitatif deskriptif
2. Populasi dan sampel
1. Metode Observasi
2. Metode angket atau kuesioner
3. Wawancara
1. Uji Validitas
2. Uji Reabilitas
3. Uji Kredibilitas
Rumus pengujian Hipotesis dan Interpretasi koefesien
korelasi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Buku
PROFIL JURUSAN PENDIDIKAN B. Tujuan didirikan
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL C. Visi dan Misi
(P.IPS)
D. Daftar Dosen
Hasil Penelitian
FITK
FITK
OBSERVAS
I
√
A. Sejarah Singkat
IV
METODE
TEMPAT
√
1. Bagaimana tingkat status sosial ekonomi orang tua
mahasiswi P.IPS UIN Jakarta?
3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara status
sosial ekonomi orang tua mahasiswi dengan perilaku
konsumtif?
Batasan Masalah
SEKUNDER
Dokumen
√
Dokumen
Dokumen
Dokumen
Dokumen
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
E. Jumlah Mahasiswa/i
A. Uji Kualitas Data
B. Deskripsi Data
C. Uji Hipotesis
D. Hasil Analisa Wawancara
E. Pembahasan Hasil Penelitian
√
√
√
√
√
A. Kritik Hipotesis
√
B. Analisa Mengenai Kerangka Konseptual dan Teori
C. Perspektif Peneliti mengenai Hubungan Status Sosial
Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif
D. Kontribusi Hasil Penelitian
E. Keterbatan Penelitian
KESIMPULAN
SARAN
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Lampiran 2
ANGKET
Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Mahasiswi P.IPS UIN Jakarta
Data Pribadi
Nama
:
Tempat Tanggal Lahir
:
Semester
:
Alamat orang tua anda saat ini
:
Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar-benar sesuai
dengan kondisi sosial pada keluarga anda
2. Jawablah dengan jujur dengan keadaan status sosial keluarga anda sebenarnya.
(Perlu saudara ketahui, data yang Anda jawab akan terjamin kerahasianya)
Pertanyaan
1. Apa Pendidikan terakhir Bapak anda?
A. Sarjana
C. SMA/SMK
E. SD/MI
B. Diploma
D. SMP/MTS
2. Apa pendidikan terakhir Ibu anda?
A. Sarjana
C. SMA/SMK
E. SD/MI
B. Diploma
D. SMP/MTS
3. Apa Pekerjaan Bapak anda?
A. Pejabat Pemerintah
C. Pegawai Swasta
E. Pegawai serabutan
B. PNS
D. Wirausaha
4. Apakah Pekerjaan Ibu anda?
A. Pejabat Pemerintah
C. Pegawai Swasta
E. Ibu Rumah Tangga
B. PNS
D. Wirausaha
5. Pegawai apa yang dipekerjakan dalam keluarga anda?
A. Karyawan
B. Pembantu Rumah Tangga (PRT)
C. Tukang cuci baju
D. Pegawai lain jika diperlukan
E. Tidak ada
6. Berapa pendapatan rumah tangga (Bapak+Ibu (jika bekerja) + anggota kelarga lain (Jika
bekerja)) di keluarga anda?
A. Lebih dari Rp 7.200.000
B. Rp 4.800.001 – Rp 7.200.000
C. Rp 3.000.001 – Rp 4.800.000
D. Rp 1.800.001 – Rp 3.000.000
E. Kurang dari Rp 1.800.000
7. Apakah dari penghasilan orang tua anda mampu mencukupi kebutuhan keluarga?
A. Lebih dari cukup
C. Pas-pasan
E. Sangat kurang
B. Cukup
D. Kurang
8. Berapa besar uang yang dikeluarkan dalam kegiatan konsumsi di keluarga anda setiap
harinya?
E. Kurang dari Rp 50.000
A. Lebih dari Rp 200.000
C. Rp 100.001 – Rp 150.000
B. Rp 150.001 – Rp 200.000
D. Rp 50.000 – Rp 100.000
9. Apa status rumah yang anda tempati di keluarga anda?
A. Milik sendiri
C. Rumah dinas
E. Numpang dirumah saudara
B. Rumah dari kakek atau nenek D. Kontrakan / sewa
10. Apa harta yang dimiliki untuk mendapatkan nilai materi yang dimilki oleh orang tua Anda?
A. Perusahaan
C. Kontrakan
E. Tidak mempunyai
B. Toko
D. Sawah
11. Selain pekerjaan tetap apakah orang tua anda memiliki pekerjaan sampingan?
A. Sangat Sering
C. Kadang-kadang
E. Tidak pernah
B. Sering
D. Jarang
12. Jenis kendaraan apa yang dimiliki oleh orang tua anda?
A. Mobil dan sepeda motor
B. Mobil
C. Sepeda Motor
D. Sepeda
E. Tidak mempunyai
13. Dimanakah tempat tinggal anda saat ini?
A. Kos-kosan C. Menumpang dengan saudara
E. Menumpang dengan saudara
B. Asrama
D. Bersama dengan orang tua
14. Berapakah uang yang diberikan oleh orang tua anda setiap bulan?
A. Lebih dari Rp1.000.000,00 / bulan
B. Rp 800.001 – Rp 1.000.000 / bulan
C. Rp 600.001 – Rp 8.000.000 / bulan
D. Rp 400.000 – Rp. 600.000 / bulan
E. Kurang dari atau sama dengan Rp 400.000 / bulan
15. Saya meminta uang ke orang tua di luar kegiatan kuliah?
A. Sangat setuju
C. Kurang setuju
E. Sangat tidak setuju
B. Setuju
D. Tidak setuju
16. Untuk memperoleh kebutuhan pokok, keluarga saya membeli kebutuhan pokok di
supermarket dari pada beli di pasar tradisional?
A. Sangat Sering
C. Kadang-kadang
E. Tidak pernah
B. Sering
D. Jarang
17. Kebutuhan saya sangat terpenuhi oleh orang tua?
A. Sangat setuju
C. Kurang setuju
E. Sangat tidak setuju
B. Setuju
D. Tidak setuju
18. Keluarga saya tidak mempunyai hutang dengan orang lain?
A. Sangat setuju
C. Kurang setuju
E. Sangat tidak setuju
B. Setuju
D. Tidak setuju
19. Berapa jumlah anak kandung dari orang tua Anda?
A. (1 satu)
C. 3 (tiga)
E. Lebih dari 5 (lima)
B. 2 (dua)
D. 4 (empat)
20. Kedudukan Ayah anda di masyarakat?
A. Pejabat Pemerintah
B. Perangkat Desa
C. Pemuka Masyarakat
D. Ketua Rt/Rw
E. Anggota Masyarakat Biasa
21. Kedudukan Ibu anda di masyarakat?
A. Pejabat Pemerintahan
B. Perangkat Desa
C. Pemuka masyarakat
D. Ketua Rw/Rt
E. Anggota masyarakat Biasa
22. Setiap liburan tiba orang tua mengajak saya rekreasi atau berlibur disuatu tempat?
A. Sangat Sering
C. Kadang-kadang
E. Tidak pernah
B. Sering
D. Jarang
Lampiran 3
ANGKET
Perilaku Konsumsi Mahasiswi P.IPS UIN Jakarta
1. Berilah tanda centang (√) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar-benar sesuai
dengan kondisi perilaku konsumsi
2. Jawablah dengan jujur dengan keadaan status sosial keluarga anda sebenarnya.
3. Petunjuk Pengisian
SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
KS
= Kurang Setuju
TS
= Tidak Setuju
STS
= Sangat Tidak Setuju
(Perlu saudara ketahui, data yang Anda jawab akan terjamin kerahasianya)
NO
Pernyataan
1
Saya merasa tertarik untuk membeli barang ketika
penjual menawarkan berbagai diskon.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Saya selalu tertarik membeli ketika proses
pembayaran melalui ATM.
Banyak bermacam-macam penjual menawarkan
barang dagangan sehingga saya sering
membelinya.
Tawaran pedagang degan merk barang dagangan
terkenal mengakibatkan saya selalu membeli
barang daganganya.
Saya tidak mau dibilang ketinggalan zaman
sehingga saya selalu mengikuti fashion terkini.
Saya selalu kehilangan kontrol dalam belanja
ketika di mal atau tempat pemasaran barang yang
saya biasa berbelanja.
Banyaknya shopping mal yang menjamur di
berbagai sudut kota membuat saya sering
berbelanja.
Perkembangan jaringan TV shopping dan cyber
mall yang memberi kesempatan saya dapat
berbelanja setiap waktu.
Saya sering membeli produk yang masih saya
punya.
Kadang saya membeli barang yang nilai
kegunaanya kurang bermanfaat.
SS
Pilihan Jawaban
S
KS
TS
STS
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Saya merasa boros ketika saya memiliki banyak
uang dan membelanjakan sesuatu yang tidak
berguna.
Saya selalu membeli barang-barang terkini
padahal barang lama masih bisa dipakai (seperti
smartphone / berhubungan dengan fashion).
Dalam mengelola keuangan saya masih banyak
pengeluaran yang sifatnaya kurang penting untuk
membeli produk.
Saya lebih suka membeli produk yang
berhubungan dengan kecantikan dari pada
membeli buku untuk referensi tugas kuliah.
Saya suka mengisi waktu luang untuk jalan-jalan
ke mal.
Saya sering nonton bioskop untuk mengisi waktu
luang saya.
Saya sering berbelanja untuk mengisi waktu
senggang.
Berkumpul dengan teman membuat saya boros
dalam hal keuangan.
Saya merasa nyaman jika makan bareng dengan
teman di tempat-tempat yang nyaman seperti
KFC / mc Donald atau restoran siap saji lainya.
Saya suka menabung untuk membelanjakan yang
berhubungan dengan fashion dan perawatan tubuh
(Mencari Kesenangan).
21
Saya suka membeli barang yang saya inginkan
melalui jual beli online.
22
Saya terkadang membeli barang secara tiba-tiba
yang sebelumnya tidak direncanakan.
23
Pada saat melihat barang baru yang sungguh
menarik bagi saya, saya akan membelinya tanpa
mempertimbangkan akibatnya.
24
25
26
27
Saya termasuk orang yang melakukan pembelian
tak terencana.
Pada saat melihat barang baru yang sungguh
menarik bagi saya, saya akan membelinya
seketika, sekedar untuk memenuhi hasrat beli
yang muncul.
saya suka berbelanja sekedar untuk bersenangsenang.
Saya sangat senang membeli sesuatu yang baru
dan menarik hati.
Lampiran 4
Hasil Angket Uji Coba
Variabel X (Status Sosial Ekonomi Orang Tua)
No.
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jumlah
Julah X2
1
2
3
3
3
3
5
3
3
3
3
3
3
5
3
3
1
3
3
1
1
57
183
2
2
2
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
5
3
5
1
3
2
1
1
52
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2
2
2
4
3
4
2
2
2
2
1
51
158
144
Item yang Valid
Item Yang Tidak Valid
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
22
28
5
1
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
2
28
62
6
1
2
3
3
3
4
1
3
2
3
2
2
5
1
3
1
2
4
2
1
48
140
7
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
81
331
8
2
2
2
2
1
3
3
3
3
4
3
3
5
4
4
4
2
3
3
1
57
183
9
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
99
491
10
3
3
1
3
3
4
4
1
2
3
3
3
3
1
3
1
1
4
4
2
52
158
Nomor Item
11
12
1
3
1
5
3
3
1
3
1
3
1
3
1
4
1
3
3
3
3
3
3
5
1
3
1
5
1
3
1
5
1
3
3
3
1
3
1
3
1
3
30
69
60
251
13
2
5
2
3
5
2
4
2
2
2
5
2
5
2
2
2
2
2
2
5
58
202
14
2
4
3
2
5
1
1
2
1
2
4
2
5
1
2
1
4
5
1
2
50
166
15
3
2
3
4
4
3
3
4
3
5
4
4
4
3
4
3
2
4
3
3
68
242
16
2
2
3
2
3
3
1
3
3
4
3
3
5
2
3
3
3
3
3
3
57
175
17
3
2
4
4
4
3
4
4
1
5
4
2
5
4
4
5
3
5
2
3
71
277
18
3
3
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
5
3
3
4
3
5
3
5
74
284
19
4
3
3
3
3
3
3
2
4
1
3
3
5
3
3
1
2
4
4
1
58
190
20
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
22
28
21
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
22
28
22
4
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
5
3
3
3
3
3
3
2
59
183
Skor
Total
53
58
57
58
64
64
55
55
53
64
67
56
91
53
65
53
54
66
51
48
1185
2317
Lampiran 5
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jumlah
1
3
3
4
4
3
3
2
4
3
4
5
5
5
4
5
5
3
5
3
4
77
2
2
1
2
4
1
2
2
3
2
2
4
4
3
3
2
2
2
5
3
1
50
3
3
2
2
4
2
2
2
3
3
2
3
3
4
3
4
4
2
4
2
2
56
4
2
4
1
4
4
2
4
3
3
4
3
3
5
3
4
2
4
3
1
2
61
5
3
3
2
3
3
3
5
3
2
2
3
3
3
3
2
3
3
4
3
2
58
Item yang Valid
Item Yang Tidak Valid
6
2
4
2
3
4
3
2
2
4
2
3
4
3
3
2
3
3
4
2
3
58
7
3
3
2
3
3
3
2
2
3
2
3
4
3
3
4
3
2
3
3
2
56
8
3
2
2
4
2
2
1
4
3
2
3
4
4
3
2
2
4
2
3
2
54
9
4
4
2
3
4
4
2
4
4
2
3
3
3
3
4
2
3
4
4
3
65
Hasil Angket Uji Coba
Variabel Y (Perilaku Konsumtif Mahasiswi)
Nomor Item
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
2
2
2
2
3
3
3
5
4
2
3
3
4
2
2
1
2
4
2
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
2
2
2
2
3
3
3
5
4
3
3
3
4
3
3
2
2
3
2
2
2
2
1
1
1
1
1
2
2
3
3
4
3
3
4
4
3
4
4
3
5
5
5
3
3
2
1
5
3
2
4
2
4
2
2
4
2
4
5
3
3
3
3
3
4
4
3
3
5
3
3
3
3
2
3
3
3
5
4
5
4
4
3
3
5
4
4
5
5
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
2
4
2
4
2
4
4
4
2
2
2
2
4
4
3
2
4
4
3
3
3
4
3
3
3
2
4
4
4
4
5
4
4
5
3
4
4
4
3
3
3
4
3
3
3
2
4
3
3
3
4
3
2
3
1
1
1
2
60 63 60 65 54 63 57 51 78 71
20
3
4
4
4
4
4
4
3
4
2
3
4
4
4
2
4
3
3
4
2
69
21
2
2
3
3
2
2
1
3
4
2
3
2
3
3
2
2
3
3
4
1
50
22
4
2
3
3
2
2
1
4
4
4
3
4
4
4
2
4
4
4
2
2
62
23
4
3
2
3
3
3
1
3
2
2
3
3
5
3
4
2
4
4
3
1
58
24
3
3
3
3
3
2
1
4
2
4
4
4
4
3
4
4
4
4
2
3
64
25
4
3
2
4
3
2
1
3
1
2
3
3
5
3
4
2
4
4
2
2
57
26
3
3
2
4
3
3
1
3
2
4
3
4
4
3
2
2
3
4
2
2
57
27
4
3
2
4
3
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
1
5
72
Skor Total
85
78
65
93
78
74
51
90
85
75
90
93
108
86
87
79
87
105
75
62
1646
Lampiran 6
Perhitungan Uji Validitas
Variabel X Item 1
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jumlah
X
2
3
3
3
3
5
3
3
3
3
3
3
5
3
3
1
3
3
1
1
57
Y
53
58
57
58
64
64
55
55
53
64
67
56
91
53
65
53
54
66
51
48
1185
X2
4
9
9
9
9
25
9
9
9
9
9
9
25
9
9
1
9
9
1
1
183
Y2
2809
3364
3249
3364
4096
4096
3025
3025
2809
4096
4489
3136
8281
2809
4225
2809
2916
4356
2601
2304
71859
XY
106
174
171
174
192
320
165
165
159
192
201
168
455
159
195
53
162
198
51
48
3508
Diketahui :
∑X
∑Y
∑X2
∑Y2
∑XY
N
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
57
1185
183
71859
3508
20
𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
2615
√(411 ) (32955 )
2615
√13544505
𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
2615
3680.286
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) (∑𝑌)
√{𝑁∑𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 } {(N ∑𝑌 2 ) − (∑𝑌)2 }
𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
20(3508) − (57)(1185)
√ {20(183) − (57)2 } {20 (71859) − ( 1185)2
70160 − 67545
√(3660 − 3249) (1437180 − 1404225 )
𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0.710543
Lampiran 6
3. Apa Pekerjaan Bapak anda?
A. Pejabat Pemerintah
D. Wirausaha
B. PNS
E. Pegawai Lainya
C. Pegawai Swasta
ANGKET
Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Mahasiswi P.IPS UIN Jakarta
Data Pribadi
Nama
=
Tempat Tanggal Lahir
=
Semester
=
Alamat orang tua anda saat ini
=
4. Apakah Pekerjaan Ibu anda?
A. Pejabat Pemerintah
D. Wirausaha
B. PNS
E. Ibu Rumah Tangga
C. Pegawai Swasta
Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang menurut
anda benar-benar sesuai dengan kondisi sosial pada keluarga anda
2. Jawablah dengan jujur dengan keadaan status sosial keluarga
anda sebenarnya.
(Perlu saudara ketahui, data yang Anda jawab akan terjamin
kerahasianya)
Pertanyaan
1. Apa Pendidikan terakhir Bapak anda?
A. Sarjana
C. SMA/SMK
E. SD/MI
B. Diploma
D. SMP/MTS
2. Apa pendidikan terakhir Ibu anda?
A. Sarjana
C. SMA/SMK
B. Diploma
D. SMP/MTS
E. SD/MI
5. Pegawai apa yang dipekerjakan dalam keluarga anda?
A. Karyawan
B. Pembantu Rumah Tangga (PRT)
C. Tukang cuci baju
D. Pegawai lain jika diperlukan
E. Tidak ada
6. Berapa pendapatan rumah tangga (Bapak+Ibu (jika bekerja) +
anggota kelarga lain (Jika bekerja)) di keluarga anda?
A. Lebih dari Rp 7.200.000
B. Rp 4.800.001 – Rp 7.200.000
C. Rp 3.000.001 – Rp 4.800.000
D. Rp 1.800.001 – Rp 3.000.000
E. Kurang dari Rp 1.800.000
7. Apakah dari penghasilan orang tua anda mampu mencukupi
kebutuhan keluarga?
A. Lebih dari cukup
C. Pas-pasan
E. Sangat kurang
B. Cukup
D. Kurang
8. Berapa besar uang yang dikeluarkan dalam kegiatan konsumsi di
keluarga anda setiap harinya?
A. Lebih dari Rp 350.000
D. Rp 50.000 – Rp 150.000
B. Rp 250.001 – Rp 350.000
E. Kurang dari Rp 50.000
C. Rp 150.001 – Rp 250.000
9. Jenis kendaraan apa yang dimiliki oleh orang tua anda?
A. Mobil dan sepeda motor
B. Mobil
C. Sepeda Motor
D. Sepeda
E. Tidak mempunyai
10. Berapakah uang yang diberikan oleh orang tua anda setiap bulan?
A. Lebih dari Rp1.000.000,00 / bulan
B. Rp 800.001 – Rp 1.000.000 / bulan
C. Rp 600.001 – Rp 8.000.000 / bulan
D. Rp 400.000 – Rp. 600.000 / bulan
E. Kurang dari atau sama dengan Rp 400.000 / bulan
11. Saya meminta uang ke orang tua di luar kegiatan kuliah?
A. Sangat setuju
D. Tidak setuju
B. Setuju
E. Sangat tidak setuju
C. Kurang setuju
12. Untuk memperoleh kebutuhan pokok, keluarga saya membeli
kebutuhan pokok di supermarket atau mini market dari pada beli di
pasar tradisional?
A. Sangat Sering
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Jarang
E. Tidak pernah
13. Jumlah pendapatan (gaji atau upah) keluarga saya lebih besar dari
pada pengeluaran?
A. Sangat setuju
C. Kurang setuju
E. Sangat tidak setuju
B. Setuju
D. Tidak setuju
14. Keluarga saya tidak mempunyai hutang dengan orang lain?
A. Sangat setuju
C. Kurang setuju
E. Sangat tidak setuju
B. Setuju
D. Tidak setuju
15. Berapa jumlah anak kandung dari orang tua Anda?
A. (1 satu)
C. 3 (tiga)
E. ≥5 (lima)
B. 2 (dua)
D. 4 (empat)
16. Setiap liburan tiba orang tua mengajak saya rekreasi atau berlibur
disuatu tempat?
A. Sangat Sering
C. Kadang-kadang
E. Tidak pernah
B. Sering
D. Jarang
Lampiran 7
Perhitungan Uji Validitas
Variabel Y Item 1
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jumlah
X
3
3
4
4
3
3
2
4
3
4
5
5
5
4
5
5
3
5
3
4
77
Y
85
78
65
93
78
74
51
90
85
75
90
93
108
86
87
79
87
105
75
62
1646
X2
9
9
16
16
9
9
4
16
9
16
25
25
25
16
25
25
9
25
9
16
313
Y2
7225
6084
4225
8649
6084
5476
2601
8100
7225
5625
8100
8649
11664
7396
7569
6241
7569
11025
5625
3844
138976
XY
255
234
260
372
234
222
102
360
255
300
450
465
540
344
435
395
261
525
225
248
6482
Diketahui :
X
Y
X2
Y2
XY
N
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
77
1646
313
138976
6482
20
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) (∑𝑌)
√{𝑁∑𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 } {(N ∑𝑌 2 ) − (∑𝑌)2 }
20(6482) − (77)(1646)
√{(20)(313) − (77)2 } {(20)(138976) − (1646)2 }
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
129640 − 126742
√(6260 − 5929) (2779520 − 2709316 )
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
2898
√(331)(70204 )
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
2898
√23237524
2898
4820.532
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0.601179
ANGKET
Lampiran 7
Perilaku Konsumsi Mahasiswi P.IPS UIN Jakarta
1. Berilah tanda centang (√) pada salah satu jawaban yang
menurut anda benar-benar sesuai dengan kondisi perilaku
konsumsi
2. Jawablah dengan jujur dengankeluarga anda sebenarnya.
3. Petunjuk Pengisian
SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
KS
= Kurang Setuju
TS
= Tidak Setuju
STS
= Sangat Tidak Setuju
(Perlu saudara ketahui, data yang Anda jawab akan terjamin
kerahasianya)
No
Pertanyaan
1
Saya merasa tertarik untuk
membeli barang ketika penjual
menawarkan berbagai diskon.
2
Saya selalu tertarik membeli
ketika
proses
pembayaran
melalui ATM.
3
Banyak
bermacam-macam
penjual menawarkan barang
dagangan sehingga saya sering
membelinya.
4
Banyaknya shopping mal atau
mini market yang menjamur di
berbagai sudut kota membuat
saya boros.
Pertanyaan
5
Perkembangan jaringan TV maupun
Media Sosial yang menayangkan iklan
produk-produk tertentu membuat saya
merasa tertarik untuk membeli produk
yang ditawarkan.
6
Kadang saya membeli barang yang nilai
kegunaanya kurang bermanfaat.
7
Saya merasa boros ketika saya memiliki
banyak uang dan membelanjakan sesuatu
yang tidak berguna.
8
Saya lebih suka membeli produk yang
berhubungan dengan perawatan tubuh dari
pada membeli buku untuk referensi tugas
kuliah.
9
Saya suka mengisi waktu luang untuk
jalan-jalan ke mal
10
Saya sering nonton bioskop untuk mengisi
waktu luang saya.
11
Saya sering berbelanja
waktu senggang.
Pilihan Jawaban
SS
S
KS
TS
STS
Pilihan Jawaban
No
SS
untuk mengisi
S
KS
T
S
STS
12
Berkumpul dengan teman membuat saya
boros dalam hal keuangan.
Pilihan Jawaban
No
Pertanyaan
13
Saya merasa nyaman jika makan
bareng dengan teman di tempattempat yang nyaman seperti
KFC / mc Donald atau restoran
siap saji lainya.
`14
Saya suka membeli barang yang
saya inginkan melalui jual beli
online.
15
Saya
sering
melakukan
pembelian secara spontan (tibatiba) kalau produk itu menarik
hati.
16
Pada saat melihat barang baru
yang sungguh menarik bagi
saya, saya akan membelinya
tanpa
mempertimbangkan
akibatnya.
17
Saya termasuk orang
melakukan
pembelian
terencana.
18
Pada saat melihat barang baru
yang sungguh menarik bagi
saya, saya akan membelinya
seketika,
sekedar
untuk
memenuhi hasrat beli yang
muncul.
19
saya suka berbelanja sekedar
untuk bersenang-senang.
SS
yang
tak
S
KS
TS
STS
Lampiran 8
Lampiran uji reliabilitas Instrumen Angket variabel X
𝑘
∑𝑠𝑖
𝑟11 = [
][1 −
]
𝑘−1
𝑠𝑡
Keterangan
𝑟11 = Koefesien reliabilitas instrumen
∑𝑠𝑖 = Jumlah varians skor tiap − tiap item
∑𝑠𝑖 = Jumlah varians skor tiap − tiap item
𝑠𝑡 = Varians total
𝑘
= Jumlah butir pertanyaan
Langkah – langkah untuk menentukan nilai reliabilitas
1. Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
𝑠1 =
2
∑𝑥(1,2,…..)
−
(∑𝑥𝑖)2
𝑛
𝑛
a. Perhitungan skor varians variabel X dari item 1
(57)2
183 − 20
𝑠1 =
20
𝑠1 =
183 − 162.45
20
𝑠1 =
20.55
20
𝑠1 = 1.0275
b. Varians variabel X dari item 2
(52)2
158 − 20
𝑠2 =
20
2704
158 − 20
𝑠2 =
20
𝑠2 =
158 − 135.2
20
𝑠2 =
22.8
20
𝑠2 = 1.14
c. Varians variabel X dari item 3
𝑠1 =
(51)2
20
20
d. Varians variabel X dari item 4
144 −
𝑠1 =
(22)2
20
20
28 −
2601
144 − 20
𝑠1 =
20
484
28 − 20
𝑠1 =
20
144 − 130.05
𝑠1 =
20
𝑠1 =
28 − 24.2
20
𝑠1 =
3.8
20
𝑠1 =
13.95
20
𝑠1 = 0.19
𝑠1 = 0.6975
f. Varians variabel X dari item 6
𝑠1 =
(48)2
20
20
140 −
2304
140 − 20
𝑠1 =
20
140 − 115.2
𝑠1 =
20
𝑠1 =
24.8
20
𝑠1 = 1.24
i. Varians variabel X dari item 9
g. Varians variabel X dari item 7
(81)2
331 − 20
𝑠1 =
20
6561
331 − 20
𝑠1 =
20
𝑠1 =
331 − 328.05
20
𝑠1 =
2.95
20
𝑠1 = 0.1475
(52)2
158 − 20
𝑠1 =
20
9801
491 − 20
𝑠1 =
20
491 − 490.05
𝑠1 =
20
2704
158 − 20
𝑠1 =
20
0.95
20
𝑠1 = 0.0475
(28)2
20
𝑠1 =
20
784
62 − 20
𝑠1 =
20
62 −
62 − 39.2
20
22.8
𝑠1 =
20
𝑠1 =
𝑠1 = 1.14
h. Varians variabel X dari item 8
𝑠1 =
(57)2
20
20
183 −
𝑠1 =
𝑠1 =
3249
20
20
183 −
183 − 162.45
20
𝑠1 =
20.55
20
𝑠1 = 1.0275
j. Varians variabel X dari item 10 k. Varians variabel X dari item 11
(99)2
491 − 20
𝑠1 =
20
𝑠1 =
e.Varians variabel X dari item 5
158 − 135.2
20
22.8
𝑠1 =
20
𝑠1 =
𝑠1 = 1.14
(30)2
60 − 20
𝑠1 =
20
900
60 − 20
𝑠1 =
20
60 − 45
𝑠1 =
20
𝑠1 =
15
20
𝑠1 = 0.75
l. Varians variabel X dari item 12
4761
251 − 20
𝑠1 =
20
251 − 238.05
20
12.95
𝑠1 =
20
𝑠1 =
𝑠1 = 0.6475
m. Varians variabel X dari item 13 n. Varians variabel X dari item 14
(52)2
202 − 20
𝑠2 =
20
3364
202 − 20
𝑠2 =
20
(50)2
20
𝑠2 =
20
2500
166 − 20
𝑠2 =
20
166 −
202 − 168.2
20
33.8
𝑠2 =
20
𝑠2 =
𝑠2 =
166 − 125
20
41
20
𝑠2 = 2.05
𝑠2 =
𝑠2 = 1.69
o. Varians variabel X dari item 15 p. Varians variabel X dari item 17 q. Varians variabel X dari item 16
(68)2
242 − 20
𝑠2 =
20
4624
242 − 20
𝑠2 =
20
242 − 231.2
𝑠2 =
20
10.8
𝑠2 =
20
𝑠2 = 0.54
r. Varians variabel X dari item 18
(74)2
284 − 20
𝑠2 =
20
5476
284 − 20
𝑠2 =
20
𝑠2 =
284 − 273.8
20
(71)2
277 − 20
𝑠2 =
20
𝑠2 =
5041
20
20
277 −
277 − 252.05
𝑠2 =
20
24.95
𝑠2 =
20
(57)2
175 − 20
𝑠2 =
20
3249
175 −
20
𝑠2 =
20
𝑠2 =
175 − 162.45
20
𝑠2 =
12.55
20
𝑠2 = 0.6275
𝑠2 = 1.2475
s. Varians variabel X dari item 19
t. Varians variabel X dari item 20
2
(58)
20
𝑠2 =
20
3364
190 − 20
𝑠2 =
20
190 −
𝑠2 =
190 − 168.2
20
21.8
20
10.2
𝑠2 =
20
𝑠2 =
𝑠2 = 0.51
𝑠2 = 1.09
𝑠2 =
(22)2
20
20
28 −
484
28 − 20
𝑠2 =
20
𝑠2 =
𝑠2 =
28 − 24.2
20
3.8
20
𝑠2 = 0.19
u. Varians variabel X dari item 21
𝑠2 =
v. Varians variabel X dari item 22
(22)2
20
20
28 −
𝑠2 =
3481
183 − 20
𝑠2 =
20
484
28 − 20
𝑠2 =
20
𝑠2 =
28 − 24.2
20
𝑠2 =
(59)2
20
20
183 −
𝑠2 =
3.8
20
183 − 174.05
20
𝑠2 =
8.95
20
𝑠2 = 0.4475
𝑠2 = 0.19
2. Langkah Selanjutnya dihitung jumlah varians dari seluruh item
Varians dari masing masing item ditemukan sebagai berikut:
S1
S2
S3
1.0275 1.14 0.6975
S12
S13
S14
0.6475 0.057 2.05
S4
0.19
S15
0.54
S5
S6
S7
S8
S9
1.14
1.24 0.1475 1.0275 0.0475
S16
S17
S18
S19
S20
0.6275 1.2475 0.51
1.09
0.19
Jumlah si
Kemudian diketahui:
∑Si = 16.144
3. Kemudian mencari St atau varians total
Uji Realibilitas
Variabel Status Sosial Ekonomi
Orang Tua
no
Y
y2
53
1
2809
58
2
3364
57
3
3249
58
4
3364
64
5
4096
64
6
4096
55
7
3025
55
8
3025
53
9
2809
S10
1.14
S21
0.19
S11
0.75
S22
0.4475
Jumlah
8.5475
7.597
16.1445
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jumlah
64
67
56
91
53
65
53
54
66
51
48
1185
Rumus sebagai berikut:
𝑠𝑡 =
(∑𝑥𝑖)2
𝑛
𝑛
∑𝑥𝑡2 −
Keterangan:
St
= Varians total
∑Xt2
= Jumlah kuadrat X total di kuadratkan
(∑Xt)2
= Jumlah X total dikuadratkan
N
= Jumlah responden
Kemudian dihitung dengan rumus tersebut:
(1185 )2
20
𝑠𝑡 =
20
(1404225 )
71859 −
20
𝑠𝑡 =
20
71859 − 70211.25
𝑠𝑡 =
20
71859 −
𝑠𝑡 =
1647.75
20
𝑠𝑡 = 82.3875
4096
4489
3136
8281
2809
4225
2809
2916
4356
2601
2304
71859
4. Kemudian dihitung nilai realibitas menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑘
∑𝑠𝑖
𝑟11 = [
][1 −
]
𝑘−1
𝑠𝑡
Diketahui:
k
= Jumlah item soal pada variabel X yaitu 22
∑Si
= 16.144
St
= 82.3875
22
16.1445
𝑟11 = [
][1 −
]
22 − 1
82.3875
𝑟11 = [1.047619 ][0.804042 ]
𝑟11 = 0.84233
Lampiran 9
Lampiran uji reliabilitas Instrumen Angket variabel X
∑𝑠𝑖
𝑘
][1 −
]
𝑠𝑡
𝑘−1
𝑟11 = [
Keterangan
𝑟11 = Koefesien reliabilitas instrumen
∑𝑠𝑖 = Jumlah varians skor tiap − tiap item
∑𝑠𝑖 = Jumlah varians skor tiap − tiap item
𝑠𝑡 = Varians total
𝑘
= Jumlah butir pertanyaan
Langkah – langkah untuk menentukan nilai reliabilitas
1. Mencari nilai Varians dari mas ing-masing item dengan rumus:
𝑠1 =
(∑𝑥𝑖)2
𝑛
𝑛
∑𝑥12 −
Varians item 1
(77)2
313 − 20
𝑠1 =
20
𝑠1 =
313 − 296.45
20
𝑠1 = 0.8275
Varians item 4
(61)2
209 − 20
𝑠1 =
20
𝑠1 =
209 − 186.05
20
𝑠1 = 1.1475
Varians item 2
(50)2
148 − 20
𝑠1 =
20
148 − 125
𝑠1 =
20
𝑠1 = 1.15
Varians item 3
(56)2
170 − 20
𝑠1 =
20
170 − 156.8
20
𝑠1 = 0.66
𝑠1 =
Varians item 5
Varians item 6
(58)2
178 − 20
𝑠1 =
20
178 − 168.2
𝑠1 =
20
𝑠1 = 0.49
(58)2
180 − 20
𝑠1 =
20
180 − 168.2
𝑠1 =
20
𝑠1 = 0.59
Varians item 7
Varians item 8
(56)2
164 − 20
𝑠1 =
20
164 − 156.8
𝑠1 =
20
𝑠1 = 0.36
Varians item 10
(60)2
190 − 20
𝑠1 =
20
190 − 180
𝑠1 =
20
𝑠1 = 0.5
Varians item 13
(54)
162 − 20
𝑠1 =
20
162 − 145.8
𝑠1 =
20
𝑠1 = 0.8875
Varians item 11
Varians item 12
(63)2
213 − 20
𝑠1 =
20
213 − 198.45
𝑠1 =
20
𝑠1 = 0.7275
(54)2
158 − 20
𝑠1 =
20
𝑠1 =
158 − 145.8
20
Varians item 17
2
(57)
183 − 20
𝑠1 =
20
183 − 162.45
𝑠1 =
20
(65)2
20
𝑠1 =
20
223 − 211.25
𝑠1 =
20
223 −
𝑠1 = 0.5875
𝑠1 = 0.61
Varians item 16
Varians item 9
𝑠1 = 0.81
Varians item 14
(65)2
229 − 20
𝑠1 =
20
229 − 211.25
𝑠1 =
20
𝑠1 = 1.0275
2
(51)2
147 − 20
𝑠1 =
20
147 − 130.05
𝑠1 =
20
𝑠1 = 0.8475
𝑠1 =
𝑠1 =
(60)2
20
20
194 −
194 − 180
20
𝑠1 = 0.7
Varians item 15
(63)2
213 − 20
𝑠1 =
20
213 − 198.45
𝑠1 =
20
𝑠1 = 0.7275
Varians item 18
(78)2
326 − 20
𝑠1 =
20
𝑠1 =
326 − 304.2
20
𝑠1 = 1.09
Varians item 19
Varians item 20
(71)2
271 − 20
𝑠1 =
20
271 − 252.05
𝑠1 =
20
𝑠1 =
𝑠1 = 0.9475
Varians Item 23
(62)2
212 − 20
𝑠1 =
20
𝑠1 =
Varians Item 24
(64)2
220 − 20
𝑠1 =
20
(58)2
188 − 20
𝑠1 =
20
212 − 192.2
20
𝑠1 =
𝑠1 = 0.99
188 − 168.2
20
𝑠1 =
𝑠1 = 0.99
Varians item 25
Varians item 27
(72)2
276 − 20
𝑠1 =
20
276 − 259.2
𝑠1 =
20
(57)2
177 − 20
𝑠1 =
20
177 − 162.45
𝑠1 =
20
185 − 162.45
20
𝑠1 = 0.7275
𝑠1 = 1.1275
220 − 204.8
20
𝑠1 = 0.76
Varians item 25
(57)2
185 − 20
𝑠1 =
20
𝑠1 =
(50)2
138 − 20
𝑠1 =
20
138 − 125
𝑠1 =
20
𝑠1 = 0.65
(69)2
20
20
249 −
249 − 238.05
20
𝑠1 = 0.5475
𝑠1 =
Varians Item 22
Varians item 21
𝑠1 = 0.84
2. Langkah selanjutnya menghitung jumlah varians
s1
s2
s3
s4
s5
s6
s7
s8
s9
Jumlah
0.8275
1.15
0.66
1.1475
0.49
0.59
0.36
0.81
0.5875
6.6225
s10
s11
s12
s13
s14
s15
s16
s17
s18
0.5
0.7275
0.7
0.8875
0.61
0.7275
1.0275
0.8475
1.09
s19
s20
s21
s22
s23
s24
s25
s26
s27
0.9475
0.5475
0.65
0.99
0.99
Jumlah
0.76
1.1275
0.7275
0.84
Dari tabel tersebut diketahui
∑Si = 21.32
7.1175
7.58
21.32
3. Kemudian mencari St atau varians total
Uji Realibilitas
Data untuk menghitung st
No responden
Y
Y2
1
85
7225
2
78
6084
3
65
4225
4
93
8649
5
78
6084
6
74
5476
7
51
2601
8
90
8100
9
85
7225
10
75
5625
11
90
8100
12
93
8649
13
108 11664
14
86
7396
15
87
7569
16
79
6241
17
87
7569
18
105 11025
19
75
5625
20
62
3844
Jumlah
1646
𝑠𝑡 =
(∑𝑥𝑖)2
𝑛
𝑛
∑𝑥𝑡2 −
𝑠𝑡 =
138976 −
(1646)2
20
20
𝑠𝑡 =
138976 − 135465.8
20
138976
4. Kemudian dihitung nilai realibitas menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑘
∑𝑠𝑖
𝑟11 = [
][1 −
]
𝑘−1
𝑠𝑡
27
21.32
𝑟11 = [
][1 −
]
27 − 1
175.51
𝑟11 = [1.038462 ][1 − 0.121475 ]
𝑟11 = [1.038462 ][0.878525 ]
𝑟11 = 0.912315
𝑠𝑡 = 175.51
Lampiran 10
No
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
1
2
3
2
1
2
3
3
1
1
1
1
3
3
1
3
4
3
3
5
2
1
5
2
3
3
5
5
1
5
3
3
83
2
2
3
1
1
1
3
3
1
2
1
2
3
2
2
2
1
3
3
5
2
2
5
3
3
3
3
3
1
5
3
3
77
3
3
2
2
1
1
3
2
1
2
1
1
2
2
2
2
4
3
2
3
2
1
4
2
3
3
2
4
3
4
3
3
73
4
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
3
1
1
4
1
2
3
1
1
1
4
3
1
47
5
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
1
2
1
1
1
5
1
1
4
1
1
5
1
1
1
1
5
1
51
6
3
3
3
2
2
3
3
2
2
1
2
2
5
1
3
3
4
2
5
2
1
4
3
4
3
3
2
1
4
3
3
84
Hasil Penelitian
Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Nomor Item
7
8
9
10
4
2
5
4
4
2
3
1
4
3
3
3
4
2
2
1
4
3
3
3
4
3
5
2
4
2
5
4
4
2
1
4
4
2
3
2
4
2
3
2
4
2
1
4
3
2
3
1
5
5
5
5
3
1
3
3
4
2
3
1
4
1
3
3
4
2
5
4
4
5
3
1
4
2
4
4
4
2
3
3
4
2
3
2
4
3
5
5
3
2
3
2
4
3
3
2
5
4
5
3
4
5
5
4
4
3
5
2
2
2
3
2
4
4
3
5
4
3
3
4
4
3
3
3
121
81
107
89
11
3
3
2
2
4
4
3
4
4
1
3
3
2
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
2
4
4
4
3
98
12
2
4
3
2
2
2
3
3
4
2
3
3
5
1
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
4
3
3
2
4
4
2
89
13
4
4
3
4
4
4
4
3
2
3
4
3
5
4
3
4
4
3
4
3
2
3
1
4
2
3
4
4
4
3
2
104
14
4
2
3
3
2
4
3
3
2
4
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
2
5
3
4
4
3
3
5
4
4
4
107
15
4
1
2
1
4
3
4
3
2
1
1
2
1
2
3
1
4
3
3
4
5
3
2
4
3
3
3
1
4
3
4
84
16
3
4
3
1
2
1
3
2
3
2
4
3
4
1
2
2
2
3
2
3
2
4
2
3
4
4
3
2
3
3
4
84
Total
47
41
41
29
39
46
48
36
37
30
38
38
58
33
42
42
49
44
59
42
34
64
36
50
57
53
48
35
62
55
46
1379
Lampiran 11
Hasil Penelitian
Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua
No
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
1
4
4
3
5
5
2
4
4
2
4
4
5
4
3
5
4
4
4
4
5
4
4
3
4
5
4
4
4
4
5
3
123
2
1
4
3
2
3
4
3
2
2
2
2
2
5
2
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
2
3
3
3
4
90
3
3
4
2
3
2
3
3
2
3
2
4
3
3
2
3
3
3
3
2
4
3
3
2
4
4
3
2
4
3
3
3
91
4
2
4
4
3
2
4
4
2
3
2
4
3
4
2
3
4
4
3
2
1
4
3
2
4
5
5
4
4
4
4
4
103
5
4
4
4
3
5
2
3
2
3
2
3
4
5
2
3
3
4
3
3
3
2
3
2
4
4
5
3
4
4
4
4
104
6
3
4
2
2
4
4
3
4
2
3
4
3
4
2
3
4
4
4
4
3
2
3
2
4
4
5
4
2
3
4
3
102
7
3
4
2
2
4
5
4
4
4
3
4
4
3
2
4
3
4
3
4
3
4
3
3
5
4
5
4
2
4
3
3
109
8
3
3
2
3
4
5
3
3
3
4
3
5
4
2
4
4
4
3
3
4
2
4
2
4
3
5
3
4
4
4
3
107
9
3
3
3
2
2
5
3
3
2
3
2
3
1
3
3
3
4
4
4
3
2
3
2
4
4
4
3
1
4
4
4
94
Nomor Item
10
1
3
2
2
1
2
2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
3
3
4
3
2
4
2
3
4
4
3
1
5
3
3
81
11
3
2
2
2
1
4
3
2
2
3
2
2
3
2
4
3
4
3
3
3
2
3
2
3
4
4
3
3
4
3
3
87
12
2
2
4
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
4
4
4
4
3
3
4
3
2
5
4
5
4
5
5
4
3
106
13
3
4
3
2
4
2
4
2
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
5
4
4
4
3
5
4
4
108
14
1
3
3
2
3
5
2
1
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
2
3
5
3
3
1
3
3
3
91
15
2
4
3
4
4
5
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
2
5
4
5
4
2
3
4
4
118
16
2
4
3
4
2
2
3
3
4
3
4
3
4
2
3
4
4
3
2
3
2
3
2
4
4
5
3
3
3
4
3
98
17
2
4
3
2
2
5
3
2
3
3
4
3
4
2
4
4
4
3
2
4
4
3
2
5
4
5
3
2
3
4
3
101
18
2
4
3
2
2
2
3
2
3
2
4
3
5
2
2
3
4
3
2
3
2
3
2
3
3
4
3
2
3
3
3
87
19
1
3
2
3
4
5
2
2
2
2
3
3
3
2
2
3
4
3
2
3
2
3
2
4
3
4
3
1
4
4
3
87
Total
45
67
53
50
57
70
60
49
54
55
62
62
68
44
63
65
72
62
58
62
53
63
43
76
75
82
62
51
71
70
63
1887
Lampiran 12
Nilai r tabel untuk uji validitas dan reliabilitas
DISTRIBUSI NILAI rtabel SIGNIFIKANSI 5% dan 1%
N
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
The Level of Significance
5%
1%
0.997
0.999
0.950
0.990
0.878
0.959
0.811
0.917
0.754
0.874
0.707
0.834
0.666
0.798
0.632
0.765
0.602
0.735
0.576
0.708
0.553
0.684
0.532
0.661
0.514
0.641
0.497
0.623
0.482
0.606
0.468
0.590
0.456
0.575
0.444
0.561
0.433
0.549
0.432
0.537
0.413
0.526
0.404
0.515
0.396
0.505
0.388
0.496
0.381
0.487
0.374
0.478
0.367
0.470
0.361
0.463
0.456
0.355
(Untuk pengujian
validitas)
0.349
0.449
0.344
0.442
0.339
0.436
0.334
0.430
N
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
125
150
175
200
300
400
500
600
700
800
The Level of Significance
5%
1%
0.320
0.413
0.316
0.408
0.312
0.403
0.308
0.398
0.304
0.393
0.301
0.389
0.297
0.384
0.294
0.380
0.291
0.376
0.288
0.372
0.284
0.368
0.281
0.364
0.279
0.361
0.266
0.345
0.254
0.330
0.244
0.317
0.235
0.306
0.227
0.296
0.220
0.286
0.213
0.278
0.207
0.267
0.202
0.263
0.195
0.256
0.176
0.230
0.159
0.210
0.148
0.194
0.138
0.181
0.113
0.148
0.098
0.128
0.088
0.080
0.074
0.070
Diunduh dari http://www.spssindonesia .com/2014/01/uji-reliabilitas-alphaspss.html?m=1, diakses pada tanggal 22 oktober 2015 pukul 17.21 WIB
0.115
0.105
0.097
0.091
Lampiran 13
Lampiran 14
Hasil Wawancara
Nama : X1
Semester : 9
1. Harta apa yang diberikan dari orang tua?
Uang doang
2. Jika anda tertarik dengan barang, apakah anda dengan meminta orang tua langsung
dibelikan? Seperti apakah itu?
Ngumpulin dulu baru kalau ada duit baru beli
3. apakah anda pada posisi sekarang ini masih menggantungkan hidup dari pendapatan
orang tua?
Iyalah, kan gue belum kerja ton, tapi kalau minta terus gak enak juga sih kaya ngebebanin
orang tua gue makanya gue pingin lulus dari kampus ini
4. pada waktu apa saja anda meminta uang pada orang tua?
Udah jarang paling buat beli bensin doang kaya bayar kosan
5. Sehari sampai berapa duit yang kamu minta ke orang tua?
100 per minggu
6. Orang Tua anda apa pekerjaanya?
Wiraswasta
7. digunakan apa sajakah uang yang diberikan oleh orang tua anda?
Ya buat jajan sih terus kalau sisa ditabung
8. apakah anda sering melakukan pembelian secara tiba-tiba? Kapan itu terjadi
Pernah, kaos kaki
9.
Menurut kamu apa yang bikin kamu boros?
Iya kadang sih tapi itu kalau lagi kebutuhan buat kegiatan kuliah missal kaya ngeprint beli
buku terus uang jajan gue habis
10. Memangnya gak ada yang mempengaruhi seperti temen kamu?
Iya boros yang pasti makan, krena temen pada makan ya kali gue diem aja
11. apakah anda pernah mencari kegiatan yang sifatnya untuk kegiatan mencari
kesenangan untuk menyegarkan pikiran anda saat pikiran anda lagi kacau? Seperti
apakah itu?
Gak ton gue baca Al-Quran biasanya
12. dengan gampangnya mendapatkan produk sekarang-sekarang ini apakah membuat
anda semakin konsumtif? Mengapa demikian?
Ya sesuai dengan kebutuhan sih ton ya kalau menurut gue sih
Lampiran 15
Hasil Wawancara
Nama : X2
Semester : 9
1. Harta apa yang diberikan dari orang tua?
Ya semua yang gue pake sekarang ton semua dari pemberian orang tua gue termasuk HP,
Motor, Peralatan, perlengkapan banyak deh
2. Jika anda tertarik dengan barang, apakah anda dengan meminta orang tua langsung
dibelikan? Seperti apakah itu?
Ya kalau murah dan duit orang tua gue ada mah langsung dibeliin, kalau gak ada duit ya
kagak dibeliin lah. Ya contohnya kalau gue lagi pingin beli es beli makan hehe….
3. apakah anda pada posisi sekarang ini masih menggantungkan hidup dari pendapatan
orang tua?
Iyalah, kan gue belum kerja ton, tapi kalau minta terus gak enak juga sih kaya ngebebanin
orang tua gue makanya gue pingin lulus dari kampus ini
4. pada waktu apa saja anda meminta uang pada orang tua?
Ya kalau gue kuliah terus diluar kuliah juga sering jalan sama temen juga sering yah pokonya
seringlah ton
5. Sehari sampai berapa duit yang kamu minta ke orang tua?
Yah 50 kadang 100 juga ton
6. Orang Tua anda apa pekerjaanya?
Bapak dan Ibu PNS Ton
7. digunakan apa sajakah uang yang diberikan oleh orang tua anda?
Ya buat jajan sih
8. apakah anda sering melakukan pembelian secara tiba-tiba? Kapan itu terjadi
Sering ton apa lagi kalau jalan sama temen-temen kalau ditempat belanjaan gitu, ya biasalah
cewek kaya gak tau aja lu ton. Ya kalau misalnya lagi jalan ke pusat belanjaan ada baju bagus
gue biasanya liat-liat tuh kalau misalnya bagus dan gue ada duit y ague beli.
9.
Menurut kamu apa yang bikin kamu boros?
Apa yah bingung ton mungkin udah dari dulu kali gue gini
10. Memangnya gak ada yang mempengaruhi seperti temen kamu?
Kalau itu mah pasti kadang temen-temen ngajakin begini begitulah dan gue ngikutin dia aja
kalau temen beli gue kadang beli juga
11. apakah anda pernah mencari kegiatan yang sifatnya untuk kegiatan mencari
kesenangan untuk menyegarkan pikiran anda saat pikiran anda lagi kacau? Seperti
apakah itu?
Seirng ton ya gue kadang nonton jalan sama temen dan gue kalau lagi sendiri nonton drama
korea gtu.
12. dengan gampangnya mendapatkan produk sekarang-sekarang ini apakah membuat
anda semakin konsumtif? Mengapa demikian?
Ya bisa juga sih apalagi kalau pembelianya online
Lampiran 16
Hasil Wawancara
Nama : Mrs. X3
Semester : 9
1. Harta apa yang diberikan dari orang tua?
Banyak ada uang, motor, tas
2. Jika anda tertarik dengan barang, apakah anda dengan meminta orang tua langsung
dibelikan? Seperti apakah itu?
Kalau harganya murah yah dibeliin kalau mahal yah biasanya gue nabung dari sisa uang saku
3. apakah anda pada posisi sekarang ini masih menggantungkan hidup dari pendapatan
orang tua?
Iyalah kan gue belum kerja
4. pada waktu apa saja anda meminta uang pada orang tua?
Kalau mau kuliah, jalan-jalan pokoknya seringlah
5. Sehari sampai berapa duit yang kamu minta ke orang tua?
Ya 50-70 ribulah
6. Orang Tua anda apa pekerjaanya? Pendapatan?
Wirausaha, 10 juta perbulan
7. digunakan apa sajakah uang yang diberikan oleh orang tua anda?
Kebanyakan sih buat jajan hehe, kadang beli yang kurang bermanfaat
8. apakah anda sering melakukan pembelian secara tiba-tiba? Kapan itu terjadi
Woww sering banget apalagi liat barang yang gue suka terus ada duit biasanya gue beli
contohnya kalau gue liat pakaian, sepatu dll
9.
Menurut kamu apa yang bikin kamu boros?
Iya kadang sih tapi itu kalau lagi kebutuhan buat kegiatan kuliah missal kaya ngeprint beli
buku terus uang jajan gue habis
10. Memangnya gak ada yang mempengaruhi seperti temen kamu?
Ya ngaruh juga apalagi kalau temen ngjak main kesana kemari yang biasanya ngeluarin
duit, gue ikut juga
11. apakah anda pernah mencari kegiatan yang sifatnya untuk kegiatan mencari
kesenangan untuk menyegarkan pikiran anda saat pikiran anda lagi kacau? Seperti
apakah itu?
Sering kaya nonton terus pergi yang gak jelas
12. dengan gampangnya mendapatkan produk sekarang-sekarang ini apakah membuat
anda semakin konsumtif? Mengapa demikian?
Mungkin kali yah kan mau pingin itu pingin ini gampang.
Lampiran 17
Hasil Wawancara
Nama : Mrs. X4
Semester : 9
1. Harta apa yang diberikan dari orang tua?
Semuanya dari perlengkapan mandi sampai kebutuhan wanita juga masih diberikan
2. Jika anda tertarik dengan barang, apakah anda dengan meminta orang tua langsung
dibelikan? Seperti apakah itu?
Kalau ada duit yah biasanya dibeliin tapi kalau gak ada yah ngumpulin dululah
3. apakah anda pada posisi sekarang ini masih menggantungkan hidup dari pendapatan
orang tua?
Masih banget
4. pada waktu apa saja anda meminta uang pada orang tua?
Gue bulanan ton dikasihnya
5. Sehari sampai berapa duit yang kamu minta ke orang tua?
Kalau perbulan 800 rb
6. Orang Tua anda apa pekerjaanya? Pendapatan? Pendidikan terakhir ortu?
Wiraswasta, sekitar emmm 2 jt, ibu dan bapak SMP
7. digunakan apa sajakah uang yang diberikan oleh orang tua anda?
Bayar kosan, jajan, beli buku
8. apakah anda sering melakukan pembelian secara tiba-tiba? Kapan itu terjadi
Seirng kalau diajak temen terus si temen ngjak makan yaudah gue ikut
9. Apa kamu termasuk tipe orang yang boros? Menurut kamu apa yang bikin kamu
boros?
Iya gue boros dan gue sering utang kalau duit habis sama temen, Faktor pergaulan sih
10. Memangnya gak ada yang mempengaruhi seperti temen kamu?
Ya itu tadi faktor ngumpul ama temen
11. apakah anda pernah mencari kegiatan yang sifatnya untuk kegiatan mencari
kesenangan untuk menyegarkan pikiran anda saat pikiran anda lagi kacau? Seperti
apakah itu?
Seringlah apalagi kalau dikosan BT banget
12. dengan gampangnya mendapatkan produk sekarang-sekarang ini apakah membuat
anda semakin konsumtif? Mengapa demikian?
Ehmmm bisa juga ton, nih liat gelang gue, gue pingin gelang yang gambar beginian beli
lewat online hehe
Lampiran 18
Hasil Wawancara
Nama : Mrs. X5
Semester : 5
1. Harta apa yang diberikan dari orang tua?
Semua kebutuhan gue
2. Jika anda tertarik dengan barang, apakah anda dengan meminta orang tua langsung
dibelikan? Seperti apakah itu?
Nggaklah, kalau orang tua punya duit dulu
3. apakah anda pada posisi sekarang ini masih menggantungkan hidup dari pendapatan
orang tua?
Iya jelas, makanya gue pingin kerja
4. pada waktu apa saja anda meminta uang pada orang tua?
Pada saat kuliah, mau beli buku referensi, kalau balik juga sering
5. Sehari sampai berapa duit yang kamu minta ke orang tua?
Paling 30 rb
6. Orang Tua anda apa pekerjaanya? Pendapatan? Pendidikan terakhir ortu?
Kerja ikut orang ton, paling 2,5 jt, SMP
7. digunakan apa sajakah uang yang diberikan oleh orang tua anda? Sering sisa nggak
uang yang dikasih
Buat jajan, yah sering terus aku tabungin pake rekening DIPA
8. apakah anda sering melakukan pembelian secara tiba-tiba? Kapan itu terjadi
Apa yah, mggak pernah kayanya
9. Apa kamu termasuk tipe orang yang boros? Menurut kamu apa yang bikin kamu
boros?
Nggak ngerasa boros gue, irit gue mah orangnya
10. Memangnya gak ada yang mempengaruhi seperti temen kamu?
Nggak sih ton Alhamdulilah temen gue nggak pada boros
11. apakah anda pernah mencari kegiatan yang sifatnya untuk kegiatan mencari
kesenangan untuk menyegarkan pikiran anda saat pikiran anda lagi kacau? Seperti
apakah itu?
Iya sring biasanya ke taman sih
12. dengan gampangnya mendapatkan produk sekarang-sekarang ini apakah membuat
anda semakin konsumtif? Mengapa demikian?
Nggak sih kalau gue mah
'-lj
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
: Antoni Widodo
NIM
: 1111015000082
Judul
Skripsi
: Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku
Konsumtif (Studi Kasus: Mahasiswi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (P.IPS) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah lah,arta
Tanggal Uji Ref
:
No
Referensi
Afriani, Riz4"Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang
I
2
Tua dengan Perilaku Konsumtif Mahasiswi",Skripsi pada
Program Sarjana FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jalmrt4
Jakartz2014
Ancok, Djalaludin. Nuansa Psikologi
Pembangunan Yoglakarta : Pustaka Pelajar, 1995, Cetakan
Pertama
Paraf
Pembimbing
L
L
Badan Pusat Statistrk, Laporan Bulanan Data Status Sosial
3
4
5
Ekonomi,Edisi 59 (Jakarta : 8PS,2015)h.44 diunduh dari
http:llbps.go.idlpublikasr/view/1213 pada tanggal3l
agustus 2015 pukul23.10 WIB
tu
Bungin, Burhan Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi,
Jakarta : Kencana ,2013, edisi pertama
Citra Fadila,Ade dan Ayu Hidayati, Dewi, "Pengaruh Status
Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Perilaku Anak (Studi di
SMA Negeri 4 Bandar Lampung)", Jurnal Sosiologi, Vol.l,
No.4 : 262-269 262 Staf pengajar jurusan Sosiolgi FISIP
/L
L
Universitas Lampuns
6
7
Departemen Pendidikan Nasional. Komus Besar Bahasa
Indorrcsia.Iakarta : Balai Pustak4 2004 edisi ke-3
Hadjar,Ibnu. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Kuantitatif dalam PendidilmnJakarta : PT Grafindo
Persada,
Cet.I
tu
ft,
No
Paraf
Pembimbing
Referensi
Hasarq Ali. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Jaknrta:
8
CAPS (Center
for
Academic Publishing
Service,
20l4,cetakanke-2
Indah, Imawati dklq" Pengaruh Financial Literacy
9
l0
Terhadap Perilaku Konsumtif Rernaja Pada Program IPS
SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2Ul2l2U8",Jupe
UNS, Vol. 2 No.l, 2013
Iskandar, Zuklz,ka. Psiknlogi Lingkungan Metode dnn
Aplikasi,cet 1. PT Refika Aditama. Bandung : PT Refika
p
I,
ft"
Aditama20l3
l1
t2
t3
Marnang,
Ett4 Perilaku Konsurnen
Prafuis.Yogsakarta
:
Pendekatan
fr,
C.V Andi Offset,2013
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarla
ftr
Rineka Cipta,2A04
Meida Devi Wardhani,'" Hubungan Antsra Konformitas
Dan Harga Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja
Putrf', Skripsi pada program pendidikan strata 1 psikologi
p
Universitas Sebelas Mareto Surakarta" 2009
l4 Nasution. Psifulogi Pendidikan.Jakarta : Rafika Aditama
tu
2010, Cet.3
15
Setiadi, Elly M- dan Kolip, Usman. Pengantar Sasiolagi :
Fakta
Gejala Permasalahan
Sosial.Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011
/,
16
Siregar, Syoffan. Statistik Parametik untuk Penelitian
Kuantitatif, J*arta: PT. Bumi Aksara"2013,Cet. Ke-l
frr
t7
Soelaeman, M. Munandar llmu Sasial Dcssr : Teori don
Konsep Sosial.Bandung : Refika Aditama 2006
fr,
18
Soekanto,Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar,Jakarta
PT.RajaGrafindo Persada ,2000, cetakan ke-30
t9
Sugiyono. Metade Penelitian Administrasf. Bandung
Alfrbeta, 2010),Cet.18
Pemahaman
Sumardi, Mulyanto
20
2l
dan
t,
:
:
dan
Hans-Dieter Evers.Ed,
Kemiskinan dan Kebutuhan Pokak.Jakarta : CV.
ft,
Rajawali,1982, Cet.I
/
Sumartono, Terperangkap dmlarn IHan : Meneropong
IHcn Televisi.Bandung : Penerbit, 2002
n/
Irnbas Pesen
Sumarwan, Ujang. Perilaku Konsumen Teori dan
22
Penerapanya dalam Pemasaran Bogor : Ghalia Indonesia,
2011, edisi ke-2
/,
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Antoni Widodo, lahir di Pemalang 23 Oktober 1993,
anak pertama dari pasangan Tarbah dan Ratmini,
memiliki dua saudara perempuan yaitu Putri Risma
Wati dan Fika Nanda Mutiara. Bertempat di desa
Kandang Jln. Masjid Darul Mutaqien Kec. Comal
Kab.Pemalang Jawa Tengah.
Menempuh pendidikan dari tingkatan dasar yaitu di
SDN 01 Kandang Kec.Comal, Kemudian menengah
pertama di SMPN 4 Petarukan, selanjutnya melanjukan
di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pemalang, dan melanjutkan perguruan tinggi
di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial dengan konsentrasi Sosiologi Antropologi, sedangkan
untuk pendidikan non-formal penulis pernah mondok di Pesantren Nurul Hasan
desa panjunan kec.Petarukan Kab.Pemalang asuhan dari KH. Ulinuha Ibrohim.
Download