TKI305-08-09. Pertemuan 8-9 Mengatasi konflik dan TEgakkan

advertisement
Mengatasi Konflik, Korupsi
dan Pentingnya Norma
Organisasi
Pertemuan 8 – 9
Manajemen Konflik
Terjadinya konflik karena banyak sebab:
(a) ketidakcocokan, (b) sintemen, (c) beda
pemahaman, (d) masalah politik, (e)
masalah pribadi, dll
 Macam konflik, terdiri (a) konflik antar
kelompok, (b) konflik pribadi
 Manajemen konflik (a) adanya resolusi,
negosiasi, stimulasi, (b) mediasi (Etika
Muslimah. 2009)

Konflik Terjadi
“Adanya
ketidaksesuaian/ketidakcocokan/
Ketidaksamaan satu dengan yang
lain dalam anggota/ orang pertama
dengan yang lain”
Macam Konflik
Konflik fungsional dan disfungsional
Fungsional  konflik terjadi dalam
organisasi yang mendukung kinerja
organisasi
 Disfungsional  konflik terjadi dalam
organisasi yang menghambat jalannya
organisasi

Pentingnya Aturan - Norma
Pentingnya aturan, norma agar tidak terjadi
konflik dan komunikasi tidak sehat
 Macam Norma:
 Norma administrasi
 Norma agama
 Norma hukum, dll
Norma



Norma dalam administrasi harus di dukung oleh norma agama,
etika, sopan santun dan hukum. (a) Norma agama memiliki
keyakinan menciptakan keberadaam sesuatu kekuatan supra
manusia di dunia. (b) Norma hukum memiliki kaidah tertulis yang
mempertanyakan manusia dengan sopan santun dan tingkah
akunya. (c) Norma administrasi publik memiliki konsekuensi dengan
administrasi keuangan, kebijakan yang jujur dan pintar.
Semua norma itu harus memiliki konsep pertanggung jawaban
keadilan, demokrasi, partisipasi, kesinambungan, layanan umum.
Dengan demikian pertanggung jawaban itu a) Responsibiliy, b)
accountability, c) Responsiveness dan Transparancy (Suranto. 2009)
Manfaat & Kegunaan dari Konsep : Pertanggung jawaban itu harus
memuat tindakan (a) legalitas, (b) politis, (c) profesionalisme dan (d)
birokrasi efektif.
 Dengan penerapan administrasi yang benar dan efektif maka terhindar dari
a) KKN, b) kecurangan, c) penyimpangan administrasi, d) manipulasi, e)
criminal, f) mampu meningkatkan etos kerja, g) etik dalam administrasi, h)
keadilan dalam kesejahteraan dan lain-lain

Mengapa norma tersebut sulit di capai :
 Karena rendahnya kualitas moral dan mental para pelaku, hal ini sangat
sulit dalam implementasi character building yang terjadi dilapangan
 Lemahnya hukum atau norma yang cenderung mudah di langgar, sanksi
sangat ringan dan tidak mampu menyentuh pelaku menjadi jera
 Hukum indonesia dan norma yang terjadi dan berlaku di masyarakat
maupun bidang administrasi sangat mudah untuk di beli dengan uang
 Adanya peluang norma untuk di langgar, dll (Sri Rejeki, 2009)







Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan dalam
posisi-posisi kunci yang mampu memerikan ilham dan
mempengaruhi tingkah laku yang menjinakkan
korupsi.
Kelemahan pengajaran-pengajaran agama dan etika.
Kolonialisme. Suatu pemerintahan asing tidaklah
menggugah kesetiaan dan kepatuhan yang diperlukan
untuk membendung korupsi.
Kurangnya pendidikan.
Kemiskinan.
Tiadanya tindak hukuman yang keras.
Kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku anti
korupsi, dll.
Mengapa penyimpangan masalah
administrasi (korupsi, dokumen) sulit di
hilangkan? Bagaimana solusi yang di
tawarkan untuk mengatasi
penyimpangan tersebut?
 Penyimpangan administrasi seperti penyakit
menular dan sulit di berantas, seakan menjadi
penyakit ENDEMI, Jika semua pelaku
administrasi memiliki mental, jiwa dan hati
yang amanah, mulia, jujur dan berakhlak mulia
maka jelas dan pasti administrasi tidak terjadi
penyimpangan. Kuncinya hanya mana mental
dan karakter manusianya.
Solusi terbaik guna mengatasi penyimpangan :









Menciptakan administrasi yang baik atau good governance
Administrasi yang bersih, berwibawa, transparancy
(keterbukaan) dan accountable (dipertanggung jawabkan)
sehingga jauh dari praktek KKN dan mampu memberikan
kualitas layanan publik.
Membuat undang-undang dan kebijakan yang tepat bagi
kemakmuran publik
Membuat undang-undang bagi pelanggar, tanpa pandang bulu
untuk di berikan sanksi bagi pelanggar.
Pemerintahan yang bersih dari praktek KKN dan pungutan liar
Manajemen yang transparan, accuntable
Menciptakan iklim yang tenang, damai, nyaman dan mampu
meningkatkan produktifitas
Penerapan punishment bagi pelanggar dan reward yang tepat
dan pantas bagi yang berprestasi
Efisien dan efektif dalam job dan pegelolaan kerja

Penempaan ilmu agama bagi pelaku dan penyelenggara
birokrasi

Implementasi etika administrasi
Kesempurnaan sistem dan birokrasi
Sistem kontrol yang kuat dan independen
Hindari gaya dan manajemen konsumtif
Peraturan undang-undang yang tegas
Hindari sistem kondusif sehingga tidak terjadi penyelewengan
Kelemahan sistim pengendalian manajemen; Pengendalian
manajemen merupakan salah satu syarat bagi tindak pelanggaran
korupsi dalam sebuah organisasi. Semakin longgar/lemah
pengendalian manajemen sebuah organisasi akan semakin terbuka
perbuatan tindak korupsi anggota atau pegawai di dalamnya
Sistim akuntabilitas yang benar di instansi pemerintah yang kurang
memadai; Pada institusi pemerintahan umumnya belum merumuskan
dengan jelas visi dan misi yang diembannya dan juga belum
merumuskan dengan tujuan dan sasaran yang harus dicapai dalam
periode tertentu guna mencapai misi tersebut.
Kultur organisasi yang benar; Kultur organisasi biasanya punya
pengaruh kuat terhadap anggotanya









Keteladanan sikap pimpinan, dll (Suranto. 2005)
1. Korupsi dalam organisasi

Korupsi adalah persoalan klasik yang telah lama ada. Sejarawan
menyebutkan bahwa korupsi ada ketika orang mulai melakukan
pemisahan antara keuangan pribadi dan keuangan umum.

Demokrasi yang muncul di akhir abad ke-18 di Barat melihat pejabat
sebagai orang yang diberi wewenang atau otoritas (kekuasaan),
karena dipercaya oleh umum. Penyalahgunaan dari kepercayaan
tersebut dilihat sebagai penghianatan terhadap kepercayaan yang
diberikan. Konsep demokrasi sendiri mensyaratkan suatu sistem
yang dibentuk oleh rakyat, dikelola oleh rakyat dan diperuntukkan
bagi rakyat.

Dalam siaran pers yang dikeluarkan oleh Menko Wasbang tentang
menghapus KKN dari perekonomian nasional, tanggal 15 Juni 1999,
pengertian KKN didefinisikan sebagai praktek kolusi dan nepotisme
antara pejabat dengan swasta yang mengandung unsur korupsi
atau perlakuan istimewa.


Sementara itu batasan operasional KKN didefinisikan
sebagai pemberian fasilitas atau perlakuan istimewa oleh
pejabat pemerintah/BUMN/BUMD kepada suatu unit
ekonomi/badan hukum yang dimiliki pejabat terkait,
kerabat atau konconya.
Bentuk fasilitas istimewa tersebut meliputi: (a)
Pelaksanaan pelelangan yang tidak wajar dan tidak taat
azas dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah atau
dalam rangka kerjasama pemerintah/BUMN/BUMD
dengan swasta, (b) Fasilitas kredit, pajak, bea masuk
dan cukai yang menyimpang dari ketentuan yang
berlaku atau membuat aturan/keputusan untuk itu
secara eksklusif, (c) Penetapan harga penjualan atau
ruislag. Sudah barang tentu pelaku ekonomi
memperoleh manfaat keuntungan ekonomi dari
hubungan tersebut.
Korupsi




"korupsi" berasal dari bahasa Inggris, yaitu corrupt, yang berasal
dari perpaduan dua kata dalam bahasa latin yaitu com yang berarti
bersama-sama dan rumpere yang berarti pecah atau jebol. Istilah
"korupsi" juga bisa dinyatakan sebagai suatu perbuatan tidak jujur
atau penyelewengan yang dilakukan karena adanya suatu
pemberian.
"korupsi" adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
tindak pidana korupsi.
Korupsi dapat didefiniskan sebagai suatu tindak penyalahgunaan
kekayaan negara (dalam konsep modern), yang melayani
kepentingan umum, untuk kepentingan pribadi atau perorangan.
Istilah korupsi dapat pula mengacu pada pemakaian dana
pemerintah untuk tujuan pribadi. Definisi ini tidak hanya
menyangkut korupsi moneter yang konvensional, akan tetapi
menyangkut pula korupsi politik dan administratif.
2. Penyebab Korupsi
Tindak korupsi bukanlah peristiwa yang
berdiri sendiri. Perilaku korupsi
menyangkut berbagai hal yang sifatnya
kompleks.
 Faktor-faktor penyebabnya bisa dari
internal pelaku-pelaku korupsi, tetapi bisa
juga bisa berasal dari situasi lingkungan
yang kondusif bagi seseorang untuk
melakukan korupsi.

Pribadi
Pribadi
 Dorongan dari dalam diri sendiri (keinginan, hasrat, kehendak dan
sebagainya)
 Rangsangan dari luar (dorongan teman-teman, adanya kesempatan,
kurang kontrol dan sebagainya
 Kurangnya gaji pegawai negeri dibandingkan dengan kebutuhan
yang makin meningkat
 Latar belakang kebudayaan atau kultur Indonesia yang merupakan
sumber atau sebab meluasnya korupsi
 Manajemen yang kurang baik dan kontrol yang kurang efektif dan
efisien, yang memberikan peluang orang untuk korupsi
 Kemungkinan orang melakukan korupsi bukan karena orangnya
miskin atau penghasilan tak cukup. Kemungkinan orang tersebut
sudah cukup kaya, tetapi masih punya hasrat besar untuk
memperkaya diri.






Moral yang kurang kuat; Seorang yang moralnya tidak kuat cenderung
mudah tergoda untuk melakukan korupsi. Godaan itu bisa berasal dari
atasan, teman setingkat, bawahanya, atau pihak yang lain yang memberi
kesempatan korupsi
Penghasilan yang kurang mencukupi; Penghasilan seorang pegawai dari
suatu pekerjaan selayaknya memenuhi kebutuhan hidup yang wajar. Bila
hal itu tidak terjadi maka seseorang akan berusaha memenuhinya
dengan berbagai cara.
Kebutuhan hidup yang mendesak; Dalam rentang kehidupan ada
kemungkinan seseorang mengalami situasi terdesak dalam hal ekonomi.
Gaya hidup yang konsumtif; Kehidupan di kota-kota besar acapkali
mendorong gaya hidup seseong konsumtif. Perilaku konsumtif semacam
ini bila tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai akan
membuka peluang seseorang untuk melakukan berbagai tindakan untuk
memenuhi hajatnya.
Malas atau tidak mau kerja; Sebagian orang ingin mendapatkan hasil
dari sebuah pekerjaan tanpa keluar keringat alias malas bekerja. Sifat
semacam ini akan potensial melakukan tindakan apapun dengan caracara mudah dan cepat, diantaranya melakukan korupsi.
Ajaran agama yang kurang diterapkan; Indonesia dikenal sebagai bangsa
religius yang tentu akan melarang tindak korupsi dalam bentuk apapun.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bila korupsi masih berjalan subur di
tengah masyarakat, dll.
Aspek Organisasi



Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan; Posisi pemimpin
dalam suatu lembaga formal maupun informal mempunyai
pengaruh penting bagi bawahannya.
Tidak adanya kultur organisasi yang benar; Kultur organisasi
biasanya punya pengaruh kuat terhadap anggotanya. Apabila
kultur organisasi tidak dikelola dengan baik, akan menimbulkan
berbagai situasi tidak kondusif mewarnai kehidupan organisasi.
Sistim akuntabilitas yang benar di instansi pemerintah yang
kurang memadai; Pada institusi pemerintahan umumnya belum
merumuskan dengan jelas visi dan misi yang diembannya dan
juga belum merumuskan dengan tujuan dan sasaran yang harus
dicapai dalam periode tertentu guna mencapai misi tersebut.
Akibatnya, terhadap instansi pemerintah sulit dilakukan penilaian
apakah instansi tersebut berhasil mencapai sasaranya atau tidak.
Akibat lebih lanjut adalah kurangnya perhatian pada efisiensi
penggunaan sumber daya yang dimiliki.

Kelemahan sistim pengendalian manajemen;
Pengendalian manajemen merupakan salah satu syarat
bagi tindak pelanggaran korupsi dalam sebuah
organisasi. Semakin longgar/lemah pengendalian
manajemen sebuah organisasi akan semakin terbuka
perbuatan tindak korupsi anggota atau pegawai di
dalamnya.

Manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam
organisasi; Pada umumnya jajaran manajemen selalu
menutupi tindak korupsi yang dilakukan oleh segelintir
oknum dalam organisasi. Akibat sifat tertutup ini
pelanggaran korupsi justru terus berjalan dengan
berbagai bentuk.
Aspek Tempat Individu dan Organisasi

Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi Korupsi
bisa ditimbulkan oleh budaya masyarakat. Misalnya, masyarakat
menghargai seseorang karena kekayaan yang dimilikinya.

Masyarakat kurang menyadari sebagai korban utama korupsi
Masyarakat masih kurang menyadari bila yang paling dirugikan
dalam korupsi itu masyarakat. Anggapan masyarakat umum yang
rugi oleh korupsi itu adalah negara.

Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi Setiap
korupsi pasti melibatkan anggota masyarakat. Hal ini kurang
disadari oleh masyarakat sendiri.

Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah
dan diberantas bila masyarakat ikut aktif Pada umumnya
masyarakat berpandangan masalah korupsi itu tanggung jawab
pemerintah. Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi itu bisa
diberantas hanya bila masyarakat ikut melakukannya (Muhammad
Nur. 2011)
Kesimpulan
Korupsi itu bisa terjadi di mana tempat, waktu selama ada kesempatan dan
niat. Korupsi bisa terjadi secara sistematis karena a) Biaya ekonomi tinggi
oleh penyimpangan insentif, b) Biaya politik oleh penjarahan atau
penggangsiran terhadap suatu lembaga publik, c) Biaya sosial oleh
pembagian kesejahteraan dan pembagian kekuasaan yang tidak
semestinya.
 Dengan demikian a) Korupsi mengakibatkan kolapsnya sistem ekonomi
karena produk yang tidak kompetitif dan penumpukan beban hutang luar
negeri, b) Korupsi mengakibatkan proyek-proyek pembangunan dan fasilitas
umum bermutu rendah dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat
sehingga mengganggu pembangunan yang berkelanjutan, c) Korupsi
mendistorsi pengambilan keputusan pada kebijakan publik, membuat
tiadanya akuntabilitas publik, dan menafikan the rule of law. Hukum dan
birokrasi hanya melayani kepada kekuasaaan dan pemilik modal, d) Korupsi
merugikan rakyat kecil dan menyakiti semua pihak yang harusnya
menerima haknya.
 Korupsi harus di tindak secara preventif (pencegahan), hukuman langsung
dan reward bagi yang menegakkan hukum. Buat manajemen yang benar,
tranparan, akuntabilitas dan elegant. Oleh karenanya penanaman aqidah
dan agaman yang benar, hukuman yang berat, situasi dan kondisi yang
tidak membuka ruang, akan mengurangi korupsi.

Korupsi adalah perbuatan yang menyimpang
dari norma kebenaran dan norma agama. Oleh
karena itu berilah tindakan pencegahan,
hukuman yang setimpal bagi yang
melakukannya.
 Kualitas individu dan lingkungan juga
mempengaruhi terjadinya korupsi, apalagi di
dukung mental, niat dan kesempatan yang
membuka ruang terjadinya korupsi.
 Korupsi bisa di berantas jika kita semua sadar
akan hak orang lain, tidak tamak dan kita ingat
akan dosa serta akibatnya.

Sumber Bacaan





Etika muslimah. 2009. Perancangan Organisasi,
Hand Out. UMS. Surakarta.
Muhammad Nur. 2011. Pemberantasan Korupsi.
Lokakarya. Jakarta.
Sri Rejeki, 2009. Administrasi Publik. Tugas MK
Administrasi. STIA Madani. Klaten.
Suranto. 2005. Korupsi dan Pemberantasannya.
Artikel. PPs. Doktor. UNY. Yogyakarta.
Suranto. 2009. Teknik Negosiasi Meyakinkan.
Mediatama. Surakarta.
Download