Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 86-99 Politik Indonesia Indonesian Political Science Review http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPI Komunikasi Politik Kepala Desa dalam Mendorong Inovasi Pembangunan Desa: Studi Kasus Tiga Desa di Lereng Gunung Ungaran, Jawa Tengah Nugraheni Arumsari1,2, Wenny Eka Septina1,2, Muhammad Luthfi1,3, Nur Kholis Ali Rizki1,3 1 Program Studi Ilmu Politik, Unversitas Negeri Semarang, Indonesia Kajian Politik Lokal, Program Studi Ilmu Politik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia 3 Indonesian Institute for Development and Social Studies, Semarang, Indonesia 2 Pusat Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima 17 Oktober 2016 Disetujui 20 Desember 2016 Dipublikasi 15 Januari 2017 Keywords: Political Communication; Development; Village Innovation; Mount. UngaranCentral Java Abstrak Komunikasi merupakan wahana untuk penyampaian informasi kepada khalayak umum. Kepala desa sebagai kepala pemerintahan tertinggi yang ada di desa dituntut untuk bisa berinteraksi dengan baik dan memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya. Inovasi pembangunan yang ada di desa tidak bisa berjalan dengan baik tanpa ada komunikasi yang baik antara kepala desa, tokoh masyarakat, dan warga desa. Penelitian ini bertempat di Desa Kalisidi, Desa Gonoharjo, dan Desa Diwak. Dari ketiga desa yang manjadi objek penelitian gaya komunikasi politik yang dilakukan oleh kepala desa meliputi: (1) Pendekatan langsung dengan masyarakat (saluran komunikasi interpersonal); (2) Pendekatan antar Lembaga Kemasyarakat Desa (saluran komunikasi kelompok organisasi serta jaringan komunikasi); (3) Pembuatan Papan Informasi Anggaran Desa sebagai wujud Transparansi, Menggunakan media sosial (FB, Tweeter, Website, Instagram, Youtube) sebagai sarana Informasi Publik; (4) Pembuatan Papan Iklan sebagai media sosialisasi gerakan desa wisata dan desa edukasi. Abstract Communication is a strategy to deliver information to the public and medium to develop a good will in citizen both human and infrastructure development. Good communication must be acquired by many stakeholders of the citizen in all hierarchy of the government; one of them is the village headman. The village headman as a stakeholder of the village is required to be able to interact properly in term of communication and village development. Innovation and ideas about latest development cannot run properly without good communication between village headman, community leaders and villagers. This study investigated the communication style done by the village headman. It was conducted in village Kalisidi, Gonoharjo and Diwak. As the result, there are some communication style done in these villages among stake holders and the citizen. They are: (1) A direct approach to the society (informal communication to village communities); (2) Approach among Village Community Institutions (communication group of community and communication networks); (3) Public Communication by using Social Media, and (4) Public Information Board as a medium to inform village annual budget as a form of transparency and socialization of village resort and rural education movement. Alamat © 2017 Universitas Negeri Semarang ISSN 2477 – 8060 korespondensi: Universitas Negeri Semarang, Kampus Sekaran, Kel. Sekaran, Kec. Gunung Pati, Semarang, Jawa Tengah 50229, Indonesia Email: [email protected] 86 Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 86-99 potensi, vitalitas, inisiatif lokal dan terbingkai Pendahuluan Pelimpahan wewenang ataupun menuju pembangunan secara nasional. otonomi merupakan hal yang esensial dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun suatu negara kesatuan. Akan tetapi, harus pula 2004 diingat bahwa otonomi di negara kesatuan Pembangunan mempunyai batas-batas tertentu dan terikat pendekatan pada perinsip-prinsip otonomi itu tidak boleh pembangungan yang meliputi: perencanaan mengancam keutuhan negara kesatuan itu pembangunan partisipatif atas-bawah (top- sendiri. Undang-undang Nomor 32 Tahun down) dan bawah-atas (bottom-up) partisipatif 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah (Suroso et. al., 2014). Kedua pendekatan mengatur bentuk otonomi yang diberikan diatas bermaksud untuk melibatkan semua kepada daerah. pihak yang berkepentingan (stakeholders) Hal konteks otonomi ini dapat dilihat tantang Sistem Perencanaan Nasional memiliki dalam dua perencanaan terhadap pembangunan, untuk mendapatkan bahwa kepala daerah harus mempunyai suatu aspirasi kebebasan untuk mengatur dan mengurus memiliki. kepentingan-kepentingan di dalam daerahnya dan menciptakan Indonesia terdiri rasa dari saling kumpulan sendiri dan batasan-batasan wewenang yang daerah, pulau, suku bangsa, dan agama yang telah beraneka ragam. Sebagai negara kesatuan diterimanya. kewenangan dari Namun pelimpahan pemerintah pusat ke Indonesia cukup direpotkan munculnya pemerintah daerah harus bertujuan untuk konflik di aras lokal dan masih belum menciptakan keadilan, kesejahteraan, dan meratanya pembangunan di tingkat daerah. kemakmuran rakyatnya. selain Tujuan dari otonomi daerah seharusnya Sistem desentralisasi kekuasaan bisa membuat pembangunan berdasarkan merumuskan bahwa tidak seluruh kekuasaan kebutuhan lokal, dan juga daerah dituntut terpusat dan didominasi oleh pemerintah pusat untuk bisa melibatkan masyarakatnya dalam tetapi mengambil keputusan akan tetapi prakteknya kekuasaan terdistribusikan ke pemerintah daerah. Daerah diberi kewenangan masih untuk mengatur urusan rumah tangganya penyelewenan sendiri pemerintah sesuai kondisi, kepribadian dan banyak kekurangan yang daerah dan bahkan dilakukan lebih khususnya oleh di kepentingan umum yang sesuai karakter pemerintah desa masih dirasa belum bisa daerah masing-masing. Masyarakat daerah optimal karena masih banyaknya aturan yang dipandang lebih mengetahui kebutuhan untuk belum kemajuan daerah yang bersangkutan sedingga kesinambungan. diharap daerah itu berkembang berdasarkan jelas dan belum memiliki Lahirnya Undang-undang No. 06 Tahun 2014 tentang Desa memiliki misi yang 87 Nugraheni Arumsari, dkk./ Komunikasi Politik Kepala Desa dalam Mendorong Inovasi Pembangunan Desa... sangat mulia, desa sebagai institusi yang wilayah ataupun tugas-tugas pemerintahan paling dekat dengan masyarakat diberikan yang diemban desa memiliki cakupan yang kehususan oleh negara untuk menjadi kuat, lebih kecil dibandingan tingkat pemerintah maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat ditasnya seperti Kabupaten/Kota dan Provinsi. menciptakan landasan yang kuat dalam Paling “bawah” secara susuran pemerintahan, melaksanakan pemerintah dan pembangunan desa berada di paling bawah dari pemerintah menuju lainnya, namun bawah yang dimaksud bukan masyarakat adil, makmur dan sejahtera (Eko, 2014). desa berada di bawah kabupaten/kota atau Awalnya kita mengenal otonomi desa, kepala desa itu bukan bawahan bupati, di undang-undang yang baru kita bisa sehingga hal yang sama terjadi seperti mendeskripsikan kemandirian desa atau desa keberadaan mandiri. Meskipun di UUD 1945 kita tidak provinsi. Paling “bawah” juga dapat diartikan mengenal otonomi asli, tetapi konsep ini bahwa dikenal luas dalam banyak literature dan pemerintahan yang berhubungan langsung dan perbincangan tentang desa. Otonomi desa menyentuh dalam kehidupan sosial, budaya, merupakan otonomi asli, bulat, dan utuh serta dan ekonomi masyarakat sehari- hari 2003). Sebaliknya memiliki kewajiban pemerintah menghormati otonomi desa Paling bukan merupakan pemberian dari pemerintah (Widjaja, kabupaten/kota pemerintah di merupakan “depan” desa wilayah organisasi bisa diartikan berhubungan langsung dengan warga masyarakat baik dalam bidang asli yang dimiliki oleh desa tersebut. Sebagai pemerintahan, kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai pemberdayaan masyarakat. Kondisi yang susunan asli berdasarkan hak istimewa, desa terjadi dapat melakukan perbuatan hukum baik pelayanan hukum perdata, permasalahan sosial lebih banyak dibawa memiliki kekayaan harta benda, serta dapat kepemerintah desa, sehingga kepada desa dan dituntut dan menuntut di muka pengadilan. perangkat desa di tuntut untuk bisa melayani Secara masyaakat publik maupun langsung hukum konsep otonomi desa pelayanan, pembangunan, masyarakat sering administrasi tanpa dan mengenal kali proses penyelesaian hari libur. memerlukan kesiapan di muka dari semua Sedangkan istilah paling “dekat” desa dirasa pihak, baik sumber daya manusia dan sebagai infrastruktur administrative dan geografis dirasa paling desa untuk menunjang kelangsungan sumberdaya organisasi desa. Desa pemerintahan merupakan yang paling organisasi kecil, paling bawah, paling depan, dan paling dekat dengan masyarakat. Paling “kecil” berarti bahwa 88 organisasi pemerintahan secara dekat untuk diakses. Sehingga secara sosial, pemerintah desa itu menyatu dengan denyut nadi kehidupan sosial budaya sehari-hari masyarakat setempat. Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 86-99 Oleh sebab itulah, dalam pandangan komunikasi personal kepala desa menjadi komunikasi pada asas demokrasi, salah satu syarat utama dalam mewujudkan sinergitas cara kepala desa untuk memperoleh persepsi yang baik di antara warga dan pemerintah yang baik di masyarakat adalah dengan cara desa, serta aktor lokal yang lain. berkomunikasi. Tentu saja yang dimaksud Selain itu, melalui semangat inilah, dengan komunikasi itu bisa mengunakan kajian mengenai governance di desa juga media massa (Koran, Majalah, Radio, TV, menarik untuk terus dikaji, dikembangan, dan Website, diwujudkan Facebook, Twitter, Instagram) di dalam penyelenggaraan maupun non-media massa (surat, leaflet, pemerintahan desa agar transparansi kinerja booklet, spanduk, baligo, saluran komunikasi pemerintah desa dan sinergitas antar aktor interpersonal, saluran komunikasi kelompok senantiasa dan organisasi serta jaringan komunikasi). governance di level desa mencakup otonomi Prosedur yang dijalankan dalam mendiring desa yang meliputi pengambilan keputusan demokratisasi menuju pengelolaan sumber berbasis daya alam ini memang dinamis, hal ini Sedangkan dari sisi ekonomi, merupakan disebabkan demokrasi kita memang tidak pengelolaan sumber daya desa (baik sumber menganut single sided (pandangan tunggal) daya alam maupun sumber daya manusia) melainkan berbasis melalui musyawarah mufakat terwujud. kearifan pada Praktisnya, lokal partisipasi, di level aspirasi, good desa. dan maupun voting (Permatasari dan Seftyono, kepentingan dari warga desa itu sendiri 2014). (Dwipayana dan Eko, 2003). Dalam praktiknya, seorang kepala Pemimpin-pemimpin di aras lokal desa dapat mendayagunakan secara simultan tingkat desa ini juga dituntut untuk membuat saluran-saluran komunikasi tersebut untuk kebijakan mencapai tujuan yang diinginkan. Adanya kemampuan, batasan kekuasaan dan kewenangan yang secara luas. Interaksi di antara mereka pun dimiliki ini pada hakikatnya tidak semata akan didorong dalam rangka memajukan karena adanya lembaga legislatif di tingkat potensi yang ada. Dorongan tersebut termasuk desa, melainkan juga disebabkan oleh warga dalam upaya untuk memastikan, betapa desa mengenal pemimpinnya dengan baik. pemimpin lokal harus mengetahui potensi Dengan mengenal, pemimpin merasa selalu wilayahnya sekaligus cara cerdas untuk diawasi menjalin memaksimalkan potensi tersebut. Hal ini komunikasi yang baik, sekaligus memiliki tampak pada wilayah-wilayah yang memiliki karakteristik yang pro dengan masyarakat. sumber daya alam lokal yang dimanfaatkan Dengan kinerja sebagai salah satu sumber pendapatan asli pemerintah desa secara kelembagaan maupun desa (PADes). Pendekatan ini dapat dilihat dan dipaksa demikian, untuk transparansi yang dan mendukung performa, kepentingan warganya 89 Nugraheni Arumsari, dkk./ Komunikasi Politik Kepala Desa dalam Mendorong Inovasi Pembangunan Desa... dari aspek ekonomis, ekologis maupun politis kepala (Seftyono, 2012). partisipasi masyarakat di daerahnya? Dalam konteks inovasi yang lebih desa 2. Bagaimana untuk Inovasi yang dilakukan luas, pemimpin-pemimpin desa juga dituntut kepala untuk pembangunan yang ada di desa? dapat komunikasi melaksanakan politik yang baik strategi sehingga masyarakat akan mendukung setiap program dari pemimpin desa. Pembangunan yang diupayakan adalah pembangunan desa meningkatkan untuk meningka Sedangkan tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Memetakan proses interaksi dan strategi yang komunikasi politik yang dilakukan antara mengandalkan pada kekuatan, karakteristik, kepala desa, elit politik desa, dan warga dan inisiatif mandiri desa tersebut (Maskun, desa. 1994). Sehingga, pengelolaan yang ada tidak hanya mencakup seperti: potensi-potensi pendidikan, ekonomis, formal; dan 2. Mengetahui inovasi yang di lakukan oleh kepala desa dalam meningkatkan pembangunan yang ada di desa. sebagainya, melainkan juga meliputi rasa Metode penelitian yang dilakukan percaya (trust), jejaring sosial (network), untuk hingga respon timbal balik yang lebih baik komunikasi politik dengan pembangunan desa (resiprokal) di antara aktor lokal di dalamnya. adalah dengan memakai pendekatan indepth Potensi yang dimiliki kemudian melalui interview dan juga kajian literatur. Untuk yang baik akan bisa wawancara sendiri, dilakukan wawancara dikelola dalam memaksimalkan sumber daya mendalam kepada beberapa aparat desa dan yang ada termasuk didalamnya sumber daya juga pengurus organisasi desa dan sesepuh alam. desa. Termasuk juga menjalankan focus group komunikasi politik menganalisis hubungan antara discussion. Di sisi lain, untuk menganalisis Kajian Pustaka temuan-temuan tersebut diperkuat analisis Metodologi literatur dari berbagai dokumen maupun Penelitian ini dilaksanakan untuk referensi sekunder. menjawab beberapa pertanyaan penting terkait Pemilihan responden berdasarkan komunikasi politik yang dilakukan kepala posisi strategis mereka termasuk pengetahuan desa dalam pendorong pembangunan di aras mereka dalam memahami kondisi sosial lokal. ekologis lingkungan mereka (Seftyono, 2010; Adapun rumusan masalah yang diajukan untuk mengkerangkai kajian ini Seftyono, 2011). adalah: wawancara: (1) Desa 1. Bagaimana proses interaksi dan strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh 90 Responden Kalisidi Semarang: Kepala Desa, yang di Kabupaten Perangkat Desa, Sesepuh Warga. (2) Desa Nglimut Kabupaten Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 86-99 Kendal: Sekeretaris Desa, Perangkat Desa, yaitu: Pertama, watchdog role; media dalam Sesepuh Warga, (3) Desa Diwak Kabupaten hal ini serlaku sebagai alat untuk memonitor Semarang: Kepala Desa, Perangkat Desa, aktivitas Sesepuh warga. seimbang negara, untuk dan berani berposisi mengawal jalannya kekuasaan. Kedua, information dan debate; Komunikasi Politik dan Pembangunan media mesti mampu menjembatani Komunikasi politik secara umum kepentingan dua arah: pemerintah dan rakyat. dimaknai politik Dengan kata lain, media (dalam bingkai mencapai demokrasi) tidak boleh hanya menjadi corong tujuannya. Berpolitik pada dasarnya tiada lain salah satu pihak. Ketiga, voice of the people; adalah media menjadi sarana penyampai gagasan dapat sebagai upaya dalam kerangka actor dalam berkomunikasi. gagasan kepada orang Menyampaikan lain. Media-media yang digunakan dalam komunikasi politik ini publik Pada media yang atau pembuat Lebih jauh, komunikasi politik ini tidak prakteknya, negara kebijakan. beragam bentuk. Bisa berupa media massa maupun non media massa. terhadap hanya menggambarkan interaksi langsung antara pembuat kebijakan dengan digunakan dalam berpolitik ini saling berkelit warga. kelindan, bukan bersifat tunggal. Menurut memberikan jembatan untuk satu komunitas Hamad (2010), terdapat beberapa beberapa saling belajar dengan komunitas yang lain. poin penting dari komunikasi politik sendiri Media lokal dalam demokratisasi daerah adalah terhadap misalnya, dapat dikatakan sebagai alat untuk konstituen. Oleh karenanya, terdapat beberapa saling memberikan pengaruh kebaikan. Saling hal penting yang harus diperhatikan. Pertama, menginspirasi antar daerah. penyampaian pesan pesan yang disampaikan kepada khalayak. Kedua, campur tangan media Media, Di dalam hal ini justru Indonesia sendiri, keberadaan yang komunikasi politik dan juga media, mulai menyajikan pesan. Ketiga, bagaimana (proses) marak pasca reformasi. Komunikasi politik framing atas isu dibangun. berjalan sangat dinamis. Media juga hampir Keberadaan komunikasi politik dan dapat dikatakan tanpa ada lagi intervensi pembangunan dapat dilihat dalam ruang pemerintah. Dalam kaitan demokratisasi dan bagaimana pemimpin hendak menjalankan reformasi di Indonesia ini, media lokal dapat visi misinya berupa kebijakan-kebijakan. memainkan berbagai macam peran dalam Maupun di sisi lain juga peran kontrol publik desentralisasi dan penguatan pembangunan dalam proses hingga implementasi kebijakan. daerah. Menurut Yusuf (2011) ada beberapa Curran (2002) misalnya, menyatakan ada tiga peran penting media di Indonesia: Pertama, peran media dalam sistem politik demokratis beririsan dengan Curran, media melaksanakan 91 Nugraheni Arumsari, dkk./ Komunikasi Politik Kepala Desa dalam Mendorong Inovasi Pembangunan Desa... peran pengawasan dengan cara menyiarkan pertumbuhan. Meskipun hal tersebut juga berbagai macam bentuk penyimpangan, baik penting, akan tetapi pemerataan (equity), yang terjadi di tingkat masyarakat, DPRD, pertumbuhan (eficiency), dan keberlanjutan maupun di tingkatan birokrasi pemerintahan. (sustainability) Kedua, memberikan ruang diskursus wacana pembangunan ekonomi juga menjadi prioritas. pembangunan dan urusan publik. Ketiga, Menurut Suharyanto dan Sofianto (2012) media lokal dapat memediasi gagasan antar keberadaan pemerataan (equity), pertumbuhan aktor politik. (eficiency) dan keberlanjutan (sustainability) yang berimbang dalam menjadi sangat penting bagi pembangunan Pemberdayaan Masyarakat dan Inovasi desa masa kini. Pembangunan Desa Konsepsi Merujuk pada Todaro (1989) bahwa inovasi desa, dikaitkan pembangunan harus dipandang sebagai suatu dengan pemerintahan lokal, tidak dapat proses dilepaskan dari sudut pandang berbagai perubahan mendasar atau struktur Dalam hal ini, Badan pemerintah. Penelitian multidimensional yang mencakup dan sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi- Pengembangan Propinsi Jawa Tengah (2013) institusi nasional, disamping tetap mengejar mendefinisikan Desa Inovatif sebagai desa akselerasi pertumbuhan ekonomi, maka perlu yang memapu memanfaatkan sumber daya melibatkan segenap stakeholder yang saling alam secara inovatif. Pemanfaatan sumber bekerjasama. Oleh karenanya, pembangunan daya alam ini tentu saja berkenaan dengan yang ada di desa tidak dapat dilepaskan dari bagaimana desa nantinya mampu secara bagaimana kita membaca alam, budaya dan mandiri mengelola potensi-potensi yang ada potensi dalam rangka mengoptimasilasi sumber daya dalamnya. ekonomi yang terkandung di tersebut sebagai bagian dari pembangunan desa. Desa tidak lagi bisa didudukkan dalam Temuan dan Diskusi rangka “penadah dana pusat” melainkan Kajian mengenai kepemimpinan dan mereka harus mampu berkerja mandiri untuk pengelolaan desa di Indonesia sudah berjalan memakmurkan warganya. lama. Dapat dikatakan bahwa informasi Konsepsi pembangunan desa tentang inovasi memang mengalami terkait desa atau institusi setingkat desa di Indonesia sudah sama tuanya dengan kendala pendekatan operasional. Pendekatan- keberadaan Indonesia itu sendiri (Antlov, pendekatan yang selama ini selalu bermain 2003). Namun demikian, konsepsi tentang pada angka-angka yang dikuantifikasi mulai Desa mulai menguat ketika kepemimpinan meruju kualitatif. Soeharto dalam rezim orde baru. Pada masa Pembangunan tidak lagi untuk mencapai tersebut, terjadi keseragaman pemerintahan di 92 pada data-data Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 86-99 tingkat desa, bahkan hingga mengatur desa- wacana ekonomi menjadi sebuah kajian baru desa adat yang ada di banyak tempat di yang penting untuk dipetakan. nusantara. Lebih jauh, diskursus politik elit desa juga mengalami pasang surut. Komunikasi politik yang ada diaras lokal cukup menarik untuk di lihat lebih Jika sebelumnya di tingkat desa mendalam, kerana disinilah kepemimpinan terdapat lembaga-lembaga adat yang memiliki seorang kepala desa benar- benar diuji dalam kekuasaan lebih tinggi dibanding desa secara menjalankan pemerintahan desa (Seftyono, administratif, maka pada masa orde baru hal et.al., 2016). Sebagai institusi yang paling ini menjadi ternegasikan (Juliantara, 2000). dekat dangan masyarakat, desa dituntut untuk Otoritas administratif lebih berkuasa dalam memberikan menciptakan ide-ide pembangunan desa. memuaskan tanpa ada diskriminasi. Perubahan tentang level desa mulai kepemimpinan komunikasi di level desa. Kekuasaan dan dengan dengan pemerintahan optimal pemimpin-pemimpin lokal kekhasan yang Muncuknya ada perubahan kembali ketika masa reformasi, dikembalikannya pelayan membuat gaya politiknya banyak dan masing-masing variasi inovasi masyarakat lokal untuk mengelola desa pembangunan desa yang bisa disebarluaskan. mendapat legitimasi (Widjaja, 2003). Di Komunikasi yang dilakukan kepala desa Sumatra Barat misalnya kita akan kembali kalisidi salah satunya, sebagai desa yang menemukan adanya ‘Nagari’, di mana tetua cukup adat kepala memiliki pengaruh besar dalam terpencil tidak mengurungkan niat desa kalisidi untuk bisa pembangunan desa. Pengakuan desa-desa adat mengembangkan dalam pembangunan misalnya juga dapat kita mempromosikan temukan di beberapa wilayah di Bali, seperti yang di lakukan oleh masyarakat desanya. Desa Panglipuran, Desa Tenganan yang saat ini juga menjadi objek wisata andalan berbasis desa. desanya dan keunggulan-keunggulan Secara sederhana komunikasi sebagai sebuah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Kajian yang akan dilakukan saat ini Melalui penggunaan simbol-simbol seperti sedikit berbeda, mengingat pemberlakuan UU kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan Desa No. 6 tahun 2014 yang memberikan lain-lain. otonomi kepada desa secara lebih maksimal. Tidak hanya Kepala desa dituntut untuk bisa desa-desa adat, melainkan menyampaikan informasi dengan baik ke seluruh desa di Indonesia akan mendapat seluruh masyarakatnya. gaya komunikasi anggaran untuk menjalankan pembangunan. yang baik secara langsung bisa membuat Oleh karenanya, kontestasi politik (baik dalam situasi terminologi kekuasaan) maupun politik dalam pembangunan di desa lebih pasat, baik secara kegiatan pemerintahan maupun 93 Nugraheni Arumsari, dkk./ Komunikasi Politik Kepala Desa dalam Mendorong Inovasi Pembangunan Desa... langsung berbentuk infrastruktur maupun berinteraksi modal sosial yang dimiliki individu kepala bahkana kepala desa membuat inisiasi untuk desa maupun masyarakat secara keseluruhan. membuat grup Whatsapp untuk warganya Komunikasi politik yang dilakukan kepala desa selain sebagai sarana interaksi juga sebagai tolak ukur agar dengan permasalahan kalangan bisa cepat manapun, ditangani olehnya. keberhasilan Komunikasi yang dilakukan oleh pembangungan yang ada di desa, karena kepala desa memiliki banyak jenisnya, salah setiap interaksi yang dilakukan oleh kepala satunya dapat digambarkan dalam tebel desa disitulah juga membuat masyarakat juga berikut: ikut bergerak dalam proses pembangunnan, dan itu terjadi sebaliknya apabila kepala desa tidak memiliki komunikasi politik yang tidak baik bisa saja terjadi penelolakan dari masyarakat. Kalisidi memiliki perbedan dengan desa yang lainnya. Kepala desa yang masih dapat dikategorikan sebagai Kades yang tergolong muda memiliki kapasitas diri yang baik. Sebagai kepala desa tidak semena-mena dan sebalikknya karakteri yang di tonjolkan adalah santun, murah senyum, mau berbaur dengan siapa saja, menghormati bawahan “menghormati perangkat desa”, mau bernaur dengan masyarakat tanpa pandangbulu, dan kreatif. langsung dengan masyarakat (saluran komunikasi interpersonal). titunjukkan kepada siapa saja yang menyapanya, sering juga kepala desa duluan menyapa dihadapannya masyakat untuk antar Lembaga Kemasyarakat Desa “LKMD” (saluran komunikasi kelompok organisasi serta jaringan komunikasi). - Pembuatan Papan Informasi Anggaran Desa sebagai wujud Trasnparansi. Desa Gonoharjo - Pendekatan langsung dengan masyarakat (saluran komunikasi interpersonal) Desa Diwak - - - Pendekatan pembuatan informasi anggaran desa sebagai wujud transparansi. - Pendirian masyarakat pecinta pariwisata sebagai wujud promosi dan manajemen desa wisata. - Menggunkakan - Pendekatan langsung dengan masyarakat (saluran komunikasi inter personal) Saluran komunikasi kelompok organisasi serta jaringan komunikasi. Pendirian masyarakat pecinta pariwisata sebagai promosi manajemen Komunikasi dengan pengusaha sekeliling desa (Sido Muncul) untuk membantu memberikn hibah dalam rangka pembangunan media sosial (FB, Tweeter, Website, Instagram, Youtube) Pembuatan media sosial sebagai sarana Informasi Publik. - Pembuatan Santun dan murah senyum sering yang Desa Kalisidi - Pendekatan - Pendekatan Komunikasi yang dibangun oleh Desa arogan, Tabel 1.1. Tabel komunikasi Kepala Desa yang menunjukkan Papan Iklan sebagai media sosialisasi gerakan desa wisata dan desa edukasi. Sumber : Hasil olah wawancara. lewat Dari tabel 1. di atas secara garis besar rasa komunikasih yang dilakukan kepala desa perduli dengan warganya. Mudah berbaur cukup dengan siapa saja memiliki arti kepala desa dengan masyarakat (saluran interpersonal) tidak memilih dan memilih dalam preses tetap dirasa menjadi pilihan yang paling tepat berinteraksi untuk beriteraksi dengan masyrakat desa. 94 melainnya dia mencoba baik, pendekatan secara lagsung Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 86-99 Karena kondisi masyarakat desa yang jumlah tetapi juga kepala desa dapat dikatakan nya tidak terlalu banyak dan luaswilayah nya sebagai sesepuh atau orang yang di tuakan di juga masih dapat dijangkau, interaksi secara masyarakat desa. langsung dengan mesarakat juga membuat Selain itu informasi pembangunan modal sosial kepala desa khususnya trust sering di berikan melalu papan informasi yang lebih kuat karena sering bertemu diletakkan di tempat-tempat strategis seperti dan berkumpul dengan masyarakat. pos ronda, depan masjid dan tempat umum Trust yang dimiliki kepala desa lainnya. Sehingga masyarakat bisa melihat muncul karena ikatan sosial yang berada di dan mengatehui secara langsung informasi masyarakat desa masih sangat kuat. Kondisi dan rencana pembangunan yang ada di ini memang sering terjadi di kalangan desanya. masyararakat pedesaan yang kondisinya Penyampaian informasi secara tulisan masih homogen antara masyarakat satu di dengan masyarakat yang lainnnya sehingga dampak yang cukup baik bagi masyarakat, rasa saling percaya masih dapat muncul. selain adanya trasparansi yang dilakukan oleh Selanjutnya, strategis memberikan kepala desa dan masyarakat juga senang karna kepada mereka tau pengelolaan keuangan yang ikut dikelola oleh desa disalurkan kemana saja dalam kegiatan pengajian-pengajian yang ada sebagai bentuk feedback yang dilakukan dari di setiap rukun warganya, bahkan kepala desa pemerintah sering berjalan dengan baik. pendekatan kepala tempat desa melakukan cara tempat personal warganya dengan cara ikut langsung bergiliran perkumpulan untuk ataukupun mendatangi pengajian desa dengan masyarakatnya yang Kedua, yang sering dilakukan kepala sering dilakukan oleh masyarakat, selain itu desa dalam komunikasi politik menggunakan karena kepala desa masih tergolong muda pendekatan struktural kelembagaan dengan berkumpul di warung dan tempat tempat berinteraksi keramaiaan seperti pos ronda sering di datangi kemasyarakat yang ada didesa. Lembaga untuk bisa berinteraksi langsung dengan kemasyarakatan yang ada di desa tidak hanya masyarakat. menjadi objek pembangunan mereka juga diajak Gaya komunikasi yang dibangun dengan lembaga-lembaga melainkan menjadi subjek lebih untuk tidak membuat jarak antara pembangunanan yang ada di desa, karena pejabat dan masyarakat biasa. Membuat dirasa perlu adanya semua elemen terlibat masyarakat menjadi subjek dalam berinteraksi dalam memajukan sebuah desa menjadi lebih dan pembangunan sehingga masyarakat bisa baik. merakan kehadirian kepala desa bukan hanya Selain komunikasi langsung, kepala sebagai kepala pemerintahan tertinggi di desa desa juga sering membuat komunikasi tak 95 Nugraheni Arumsari, dkk./ Komunikasi Politik Kepala Desa dalam Mendorong Inovasi Pembangunan Desa... langsung dengan pembuatan papan informasi, stimulus untuk menggerakkan baik papan informasi yang menjelaskan gotong royong warga saja. semangat tentang kegiatan yang ada dipemintah desa Kiprah kepala desa dalam inovasi (Kades Gonoharjo), dan juga ada papan perkembangan dan kemajuan desa cukup informasi yang di buat untuk menunjukkan besar, banyak program yang diluncurkan anggaran pemerentah desa sebagai bentuk untuk mengayomi dan memberikan pelayanan Transparansi (Kades Kalisidi). yang optimal kepada masyarakat. kepala desa Selain website media sosial lainnya sebagai pimpinan tertinggi di tingkat desa seperti Facebook, Tweter, Instagram dan memiliki peran yang sangat penting selain Youtube juga menjadi sarana penyampiaan sebagai pengatur regulasi kepala desa juga informasi kepada khalayak luwas, bahkan sering di anggap sebagai orang yang dituakan bukan inofrmasi atau sesepuh desa. Kondisi ini menunjukkan kegiatan yang ada diseda saja melainkan bahwa kepala desa memiliki trust yang baik sudah mempromosikan dengan masyarakatnya. Sehingga banyak potensi sumberdaya alam maupun wisata yang pendekatan interpersonal yang dilakukan ada di desa (Objek Wisata Cuklawa dan untuk mengajak dan menjalankan inovasi Benowo). pembangunan yang ada di desa. hanya penyampaikan merambah untuk Pendekatan dalam Bentuk relasi yang dilakukan oleh menjalin komunikasi antara kepala desa dan kepala desa untuk meningkatkan inovasi masyarakat masih di utamakan. Temuan yang pembangunan sangat cukup banyak, mulai terjadi di lapangan kepala desa lebih suka melakukan kerja sama dengan pemerintah melakukan pendekatan interpersonal dengan kabupaten masyarakat bisa perbaikan jakan yang dimiliki kabupaten, proses melakukan perlusan jalan milik desa dengan berpartisipasi agar aktif partisipatif masyarakat dalam pembangunan yang ada didesa. Kondisi masyarakat desa yang masih dengan mengajikan permohan menggandeng masyarakat untuk bisa ikut membebaskan lahannya agak dijadikan homogen membuat ikatan kekeluargaan antar fasilitas umum tanpa mengelurkan uang ganti masyarakat masih sangat kuat, kegiatan rugi oleh pemerintah desa. interaksi antar individu masih sangat sering Selama kepemimpinan ketiga kepala terjadi sehingga sejauh ini masyarakat cukup desa aktif dalam proses pembangunan yang ada pembangunan didesa dengan kata lain gotong royong meningkatkan insfrastruktur desa, sarana dan masyarakat desa disini masih sangat baik. presarana Sehingga apapun tawaran pembangunan yang terwujudnya desa yang asri dan layak huni diberikan oleh pemerintah desa hanya sebagai 96 ini, banyak yang desa, gebrakan dilakukan serta inovasi untuk menciptakan Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 86-99 dengan beberapan program kegiatan yang prioritas kegiatan atau program yang ada di dilaksanakan seperti : desa pada tahun tersebut. Tabel 1.2. Inovasi Pembangunan Desa Kualitas sumber daya manusia yang Deskripsi Program masih rendah dalam proses perencanaan Salah satu program peningkatan infrastuktur jalan yang di lakukan untuk menunjang kemajuan ekonomi yang ada di desa. pembangunan yang ada di desa memang Progam inovasi pengurangan pemukikan kumuh karena rumah warga yang berdekatan dengan kandang ternak. Dibuatlah kandang komunal sebagai salah satu rasana umum untuk menaruh hewan ternak seperti sapi, kerbau, dan kambing yang jaraknya tidak dekat dengan pemukiman warga dan lahan yang digunakan milik pemerintah desa. Sumbangan Program PRLH di lakukan Huni Perbaikan sebagai bentuk kegiatan sosial Rumah Layak agar semua masyarat merasakan rumah yang layak huni dengan diberikannya sumbangan diambilkan dari Anggaran Dana Desa yang ada di desa bisa (ADD) desa sebagai pembantu kepala desa belum 4 Pembangunan Sebagai desa yang memiliki Pusat oleh-oleh potensi objek wisata dan di milik kelola oleh-oleh inovasi pembangunan yang ada di desa dirasa No Nama Kegiatan 1 2 3 Pembangunan dan Perluasan Jalan Kandang Komunal Hambatan yang sering muncul di pendanaaan memang dan terkait kualitas bisa terpecahkan. Masih banyak perangkat memiliki kapasitas personal yang baik, secara komunikasi perencanaan banyak dengan masyarakat pembangunan disebabkan oleh maupun yang latar cukup belakang pendidikan yang masih minim sehingga dirasa hard skill maupun soft skill yang masih kurang dalam menunjang pekerjaannya. Kesimpulan Komunikasi politik yang dilakukan oleh kepala desa sebagai sarana menunjang sangat penting. Komunikasi interpersonal menjadi pilihan yang paling sering digunakan Sumber : Hasil olah wawancara di tiga desa. masyarakat masih menjadi pekerjaan rumah yang belum masalah sumber oleh kepala desa dalam berkomunikasi sehari hari, selain itu media sosial juga di rasa daya menjadi wahana komunikasi yang cukup manusia yang masih rendah dalam proses efektif di era sekarang ini. Komunikasi juga perencanaan pembangunan yang baik. Terkait dirasa sebagai tolak ukur kesuksesan inovasi hambatan pendanaan memang akhir ini sudah pembangunan yang ada di desa. bisa diatasi dengan dikeluarkannya dana desa Kepala desa dituntut untuk bisa yang bisa digunakan sebagai penggerak bersikap dan bertindak sesuai dengan kultur pembangunan yang ada di desa. Masyarakat budaya yang ada di masyarakat sehingga hanya kepercayaan (trust), Norma dan Jaringan harus bersabar untuk menunggu daerahnya atau lingkungannya dibangun oleh (network) pemerintah desa, karena memang anggaran masyrakat dana desa yang dikeluarkan berdasarkan imbasnya akan berimplikasi secara langsung yang akan sudah terbangun semakin kuat, di dan 97 Nugraheni Arumsari, dkk./ Komunikasi Politik Kepala Desa dalam Mendorong Inovasi Pembangunan Desa... dengan inovasi pembangunan yang ada di Sebuah Kajian Awal. Indonesian desa. Journal of Conservation, 3 (1). Seftyono, C. (2010). Local Community in Daftar Pustaka Valuing Ecosystem Services: Warga Antlöv, H. (2003). Village government and Kampung Code's Perspective on rural development in Indonesia: The Curran, Kali Code Existence. new democratic framework. Bulletin Seftyono, C. (2011). Pengetahuan Ekologi of Indonesian Economic Studies, Tradisional Masyarakat Orang Asli 39(2), 193-214. Jakun dalam Menilai Ekosistem J. (2002). power. Servis di Tasik Chini, Malaysia. Psychology Press. Dwipayana, A., Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, & Eko, S. (2003). Membangun 15(1), 55-67. Good Media and Governance di Desa. Seftyono, C., Arumsari, N., Arditama, E., & Jogjakarta: Institusi for Research Luthfi, M. (2017) Kepemimpinan and Empowerment. Desa dan Pengelolaan Sumber Daya Eko, S. (2014). Desa Membangun Indonesia. FPPD. Yogyakarta. Alam di Aras Lokal: Kajian Awal Di Tiga Desa di Lereng Gunung Hamad, I. (2010). Media dan Demokrasi di Ungaran, Jawa Tengah. Otoritas, Asia Tenggara: Kasus Indonesia. Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (2), Universitas Indonesia. 60-70. (In Press) Juliantara, D. (2000). Arus Bawah Demokrasi: otonomi dan pemberdayaan desa. Pembangunan Lapera, Yogyakarta. Inovatif Di Jawa Tengah. Jurnal Maskun, S. (1994). Pembangunan Masyarakat Desa: Asas. Manajemen, Kebijakan PT Media dan Widya Mandala, Yogyakarta. Desa Terpadu Bina Praja: Journal of Home Affairs Governance, 4 (4), 251-260. Suroso, H., Hakim, A., & Noor, I. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permatasari, Dessi dan Cahyo Seftyono Partisipasi Masyarakat Dalam (2014), Musyawarah Mufakat atau Perencanaan Pembangunan Di Desa Pemilihan Lewat Suara Mayoritas? Banjaran Diskursus Kabupaten Pola Demokrasi di Kecamatan Driyorejo Gresik. WACANA, Indonesia, Mimbar Demokrasi, Vol. Jurnal Sosial dan Humaniora, 17 12 No. 2, pp. 1-13. (1), 7-15. Seftyono, C. (2014). Rawa Pening Dalam Perspektif 98 Suharyanto, S., & Sofianto, A. (2015). Model Politik Lingkungan: Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 86-99 Widjaja, H. A. W. (2003). Otonomi desa merupakan otonomi yang asli, bulat dan utuh. RajaGrafindo Persada. Yusuf, I. A. (2011). Media Lokal dalam Konstelasi Komunikasi Politik di Daerah. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 14 (3), 297-316. 99