Politik Indonesia

advertisement
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 86-99
Politik Indonesia
Indonesian Political Science Review
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPI
Komunikasi Politik Kepala Desa dalam Mendorong Inovasi Pembangunan Desa:
Studi Kasus Tiga Desa di Lereng Gunung Ungaran, Jawa Tengah
Nugraheni Arumsari1,2, Wenny Eka Septina1,2, Muhammad Luthfi1,3, Nur Kholis Ali Rizki1,3
1
Program Studi Ilmu Politik, Unversitas Negeri Semarang, Indonesia
Kajian Politik Lokal, Program Studi Ilmu Politik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
3 Indonesian Institute for Development and Social Studies, Semarang, Indonesia
2 Pusat
Info Artikel
Sejarah Artikel:
Diterima 17 Oktober 2016
Disetujui 20 Desember 2016
Dipublikasi 15 Januari 2017
Keywords:
Political Communication;
Development; Village
Innovation; Mount. UngaranCentral Java
Abstrak
Komunikasi merupakan wahana untuk penyampaian informasi kepada khalayak umum.
Kepala desa sebagai kepala pemerintahan tertinggi yang ada di desa dituntut untuk bisa
berinteraksi dengan baik dan memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya. Inovasi
pembangunan yang ada di desa tidak bisa berjalan dengan baik tanpa ada komunikasi
yang baik antara kepala desa, tokoh masyarakat, dan warga desa. Penelitian ini
bertempat di Desa Kalisidi, Desa Gonoharjo, dan Desa Diwak. Dari ketiga desa yang
manjadi objek penelitian gaya komunikasi politik yang dilakukan oleh kepala desa
meliputi: (1) Pendekatan langsung dengan masyarakat (saluran komunikasi
interpersonal); (2) Pendekatan antar Lembaga Kemasyarakat Desa (saluran komunikasi
kelompok organisasi serta jaringan komunikasi); (3) Pembuatan Papan Informasi
Anggaran Desa sebagai wujud Transparansi, Menggunakan media sosial (FB, Tweeter,
Website, Instagram, Youtube) sebagai sarana Informasi Publik; (4) Pembuatan Papan
Iklan sebagai media sosialisasi gerakan desa wisata dan desa edukasi.
Abstract
Communication is a strategy to deliver information to the public and medium to develop
a good will in citizen both human and infrastructure development. Good communication
must be acquired by many stakeholders of the citizen in all hierarchy of the government;
one of them is the village headman. The village headman as a stakeholder of the village
is required to be able to interact properly in term of communication and village
development. Innovation and ideas about latest development cannot run properly
without good communication between village headman, community leaders and
villagers. This study investigated the communication style done by the village headman.
It was conducted in village Kalisidi, Gonoharjo and Diwak. As the result, there are
some communication style done in these villages among stake holders and the citizen.
They are: (1) A direct approach to the society (informal communication to village
communities); (2) Approach among Village Community Institutions (communication
group of community and communication networks); (3) Public Communication by using
Social Media, and (4) Public Information Board as a medium to inform village annual
budget as a form of transparency and socialization of village resort and rural education
movement.
Alamat
© 2017 Universitas Negeri Semarang
ISSN 2477 – 8060
korespondensi:
Universitas Negeri Semarang, Kampus Sekaran, Kel. Sekaran, Kec. Gunung Pati, Semarang, Jawa Tengah 50229, Indonesia
Email: [email protected]
86
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 86-99
potensi, vitalitas, inisiatif lokal dan terbingkai
Pendahuluan
Pelimpahan
wewenang
ataupun
menuju pembangunan secara nasional.
otonomi merupakan hal yang esensial dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun
suatu negara kesatuan. Akan tetapi, harus pula
2004
diingat bahwa otonomi di negara kesatuan
Pembangunan
mempunyai batas-batas tertentu dan terikat
pendekatan
pada perinsip-prinsip otonomi itu tidak boleh
pembangungan yang meliputi: perencanaan
mengancam keutuhan negara kesatuan itu
pembangunan partisipatif atas-bawah (top-
sendiri. Undang-undang Nomor 32 Tahun
down) dan bawah-atas (bottom-up) partisipatif
2004 tentang Pemerintahan Daerah telah
(Suroso et. al., 2014). Kedua pendekatan
mengatur bentuk otonomi yang diberikan
diatas bermaksud untuk melibatkan semua
kepada daerah.
pihak yang berkepentingan (stakeholders)
Hal konteks otonomi ini dapat dilihat
tantang
Sistem
Perencanaan
Nasional
memiliki
dalam
dua
perencanaan
terhadap pembangunan, untuk mendapatkan
bahwa kepala daerah harus mempunyai suatu
aspirasi
kebebasan untuk mengatur dan mengurus
memiliki.
kepentingan-kepentingan di dalam daerahnya
dan
menciptakan
Indonesia
terdiri
rasa
dari
saling
kumpulan
sendiri dan batasan-batasan wewenang yang
daerah, pulau, suku bangsa, dan agama yang
telah
beraneka ragam. Sebagai negara kesatuan
diterimanya.
kewenangan dari
Namun
pelimpahan
pemerintah pusat ke
Indonesia
cukup
direpotkan
munculnya
pemerintah daerah harus bertujuan untuk
konflik di aras lokal dan masih belum
menciptakan keadilan, kesejahteraan, dan
meratanya pembangunan di tingkat daerah.
kemakmuran rakyatnya.
selain Tujuan dari otonomi daerah seharusnya
Sistem
desentralisasi
kekuasaan
bisa membuat pembangunan berdasarkan
merumuskan bahwa tidak seluruh kekuasaan
kebutuhan lokal, dan juga daerah dituntut
terpusat dan didominasi oleh pemerintah pusat
untuk bisa melibatkan masyarakatnya dalam
tetapi
mengambil keputusan akan tetapi prakteknya
kekuasaan
terdistribusikan
ke
pemerintah daerah. Daerah diberi kewenangan
masih
untuk mengatur urusan rumah tangganya
penyelewenan
sendiri
pemerintah
sesuai
kondisi,
kepribadian
dan
banyak
kekurangan
yang
daerah
dan
bahkan
dilakukan
lebih
khususnya
oleh
di
kepentingan umum yang sesuai karakter
pemerintah desa masih dirasa belum bisa
daerah masing-masing. Masyarakat daerah
optimal karena masih banyaknya aturan yang
dipandang lebih mengetahui kebutuhan untuk
belum
kemajuan daerah yang bersangkutan sedingga
kesinambungan.
diharap daerah itu berkembang berdasarkan
jelas
dan
belum
memiliki
Lahirnya Undang-undang No. 06
Tahun 2014 tentang Desa memiliki misi yang
87
Nugraheni Arumsari, dkk./ Komunikasi Politik Kepala Desa dalam Mendorong Inovasi Pembangunan Desa...
sangat mulia, desa sebagai institusi yang
wilayah ataupun tugas-tugas pemerintahan
paling dekat dengan masyarakat diberikan
yang diemban desa memiliki cakupan yang
kehususan oleh negara untuk menjadi kuat,
lebih kecil dibandingan tingkat pemerintah
maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat
ditasnya seperti Kabupaten/Kota dan Provinsi.
menciptakan landasan yang kuat dalam
Paling “bawah” secara susuran pemerintahan,
melaksanakan pemerintah dan pembangunan
desa berada di paling bawah dari pemerintah
menuju
lainnya, namun bawah yang dimaksud bukan
masyarakat
adil,
makmur
dan
sejahtera (Eko, 2014).
desa berada di bawah kabupaten/kota atau
Awalnya kita mengenal otonomi desa,
kepala desa itu bukan bawahan bupati,
di undang-undang yang baru kita bisa
sehingga hal yang sama terjadi seperti
mendeskripsikan kemandirian desa atau desa
keberadaan
mandiri. Meskipun di UUD 1945 kita tidak
provinsi. Paling “bawah” juga dapat diartikan
mengenal otonomi asli, tetapi konsep ini
bahwa
dikenal luas dalam banyak literature dan
pemerintahan yang berhubungan langsung dan
perbincangan tentang desa. Otonomi desa
menyentuh dalam kehidupan sosial, budaya,
merupakan otonomi asli, bulat, dan utuh serta
dan ekonomi masyarakat sehari- hari
2003).
Sebaliknya
memiliki kewajiban
pemerintah
menghormati otonomi
desa
Paling
bukan merupakan pemberian dari pemerintah
(Widjaja,
kabupaten/kota
pemerintah
di
merupakan
“depan”
desa
wilayah
organisasi
bisa
diartikan
berhubungan
langsung
dengan warga masyarakat baik dalam bidang
asli yang dimiliki oleh desa tersebut. Sebagai
pemerintahan,
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
pemberdayaan masyarakat. Kondisi yang
susunan asli berdasarkan hak istimewa, desa
terjadi
dapat melakukan perbuatan hukum baik
pelayanan
hukum
perdata,
permasalahan sosial lebih banyak dibawa
memiliki kekayaan harta benda, serta dapat
kepemerintah desa, sehingga kepada desa dan
dituntut dan menuntut di muka pengadilan.
perangkat desa di tuntut untuk bisa melayani
Secara
masyaakat
publik
maupun
langsung
hukum
konsep
otonomi
desa
pelayanan, pembangunan,
masyarakat
sering
administrasi
tanpa
dan
mengenal
kali
proses
penyelesaian
hari
libur.
memerlukan kesiapan di muka dari semua
Sedangkan istilah paling “dekat” desa dirasa
pihak, baik sumber daya manusia dan
sebagai
infrastruktur
administrative dan geografis dirasa paling
desa
untuk
menunjang
kelangsungan sumberdaya organisasi desa.
Desa
pemerintahan
merupakan
yang
paling
organisasi
kecil,
paling
bawah, paling depan, dan paling dekat dengan
masyarakat. Paling “kecil” berarti bahwa
88
organisasi
pemerintahan
secara
dekat untuk diakses. Sehingga secara sosial,
pemerintah desa itu menyatu dengan denyut
nadi kehidupan sosial budaya sehari-hari
masyarakat setempat.
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 86-99
Oleh sebab itulah, dalam pandangan
komunikasi personal kepala desa menjadi
komunikasi pada asas demokrasi, salah satu
syarat utama dalam mewujudkan sinergitas
cara kepala desa untuk memperoleh persepsi
yang baik di antara warga dan pemerintah
yang baik di masyarakat adalah dengan cara
desa, serta aktor lokal yang lain.
berkomunikasi. Tentu saja yang dimaksud
Selain itu, melalui semangat inilah,
dengan komunikasi itu bisa mengunakan
kajian mengenai governance di desa juga
media massa (Koran, Majalah, Radio, TV,
menarik untuk terus dikaji, dikembangan, dan
Website,
diwujudkan
Facebook,
Twitter,
Instagram)
di
dalam
penyelenggaraan
maupun non-media massa (surat, leaflet,
pemerintahan desa agar transparansi kinerja
booklet, spanduk, baligo, saluran komunikasi
pemerintah desa dan sinergitas antar aktor
interpersonal, saluran komunikasi kelompok
senantiasa
dan organisasi serta jaringan komunikasi).
governance di level desa mencakup otonomi
Prosedur yang dijalankan dalam mendiring
desa yang meliputi pengambilan keputusan
demokratisasi menuju pengelolaan sumber
berbasis
daya alam ini memang dinamis, hal ini
Sedangkan dari sisi ekonomi, merupakan
disebabkan demokrasi kita memang tidak
pengelolaan sumber daya desa (baik sumber
menganut single sided (pandangan tunggal)
daya alam maupun sumber daya manusia)
melainkan
berbasis
melalui
musyawarah
mufakat
terwujud.
kearifan
pada
Praktisnya,
lokal
partisipasi,
di
level
aspirasi,
good
desa.
dan
maupun voting (Permatasari dan Seftyono,
kepentingan dari warga desa itu sendiri
2014).
(Dwipayana dan Eko, 2003).
Dalam praktiknya, seorang kepala
Pemimpin-pemimpin di aras lokal
desa dapat mendayagunakan secara simultan
tingkat desa ini juga dituntut untuk membuat
saluran-saluran komunikasi tersebut untuk
kebijakan
mencapai tujuan yang diinginkan. Adanya
kemampuan,
batasan kekuasaan dan kewenangan yang
secara luas. Interaksi di antara mereka pun
dimiliki ini pada hakikatnya tidak semata
akan didorong dalam rangka memajukan
karena adanya lembaga legislatif di tingkat
potensi yang ada. Dorongan tersebut termasuk
desa, melainkan juga disebabkan oleh warga
dalam upaya untuk memastikan, betapa
desa mengenal pemimpinnya dengan baik.
pemimpin lokal harus mengetahui potensi
Dengan mengenal, pemimpin merasa selalu
wilayahnya sekaligus cara cerdas untuk
diawasi
menjalin
memaksimalkan potensi tersebut. Hal ini
komunikasi yang baik, sekaligus memiliki
tampak pada wilayah-wilayah yang memiliki
karakteristik yang pro dengan masyarakat.
sumber daya alam lokal yang dimanfaatkan
Dengan
kinerja
sebagai salah satu sumber pendapatan asli
pemerintah desa secara kelembagaan maupun
desa (PADes). Pendekatan ini dapat dilihat
dan
dipaksa
demikian,
untuk
transparansi
yang
dan
mendukung
performa,
kepentingan
warganya
89
Nugraheni Arumsari, dkk./ Komunikasi Politik Kepala Desa dalam Mendorong Inovasi Pembangunan Desa...
dari aspek ekonomis, ekologis maupun politis
kepala
(Seftyono, 2012).
partisipasi masyarakat di daerahnya?
Dalam konteks inovasi yang lebih
desa
2. Bagaimana
untuk
Inovasi
yang
dilakukan
luas, pemimpin-pemimpin desa juga dituntut
kepala
untuk
pembangunan yang ada di desa?
dapat
komunikasi
melaksanakan
politik
yang
baik
strategi
sehingga
masyarakat akan mendukung setiap program
dari pemimpin desa. Pembangunan yang
diupayakan
adalah
pembangunan
desa
meningkatkan
untuk
meningka
Sedangkan tujuan penelitian ini sebagai
berikut :
1. Memetakan proses interaksi dan strategi
yang
komunikasi politik yang dilakukan antara
mengandalkan pada kekuatan, karakteristik,
kepala desa, elit politik desa, dan warga
dan inisiatif mandiri desa tersebut (Maskun,
desa.
1994). Sehingga, pengelolaan yang ada tidak
hanya
mencakup
seperti:
potensi-potensi
pendidikan,
ekonomis,
formal;
dan
2. Mengetahui inovasi yang di lakukan oleh
kepala
desa
dalam
meningkatkan
pembangunan yang ada di desa.
sebagainya, melainkan juga meliputi rasa
Metode penelitian yang dilakukan
percaya (trust), jejaring sosial (network),
untuk
hingga respon timbal balik yang lebih baik
komunikasi politik dengan pembangunan desa
(resiprokal) di antara aktor lokal di dalamnya.
adalah dengan memakai pendekatan indepth
Potensi yang dimiliki
kemudian melalui
interview dan juga kajian literatur. Untuk
yang baik akan bisa
wawancara sendiri, dilakukan wawancara
dikelola dalam memaksimalkan sumber daya
mendalam kepada beberapa aparat desa dan
yang ada termasuk didalamnya sumber daya
juga pengurus organisasi desa dan sesepuh
alam.
desa. Termasuk juga menjalankan focus group
komunikasi politik
menganalisis
hubungan
antara
discussion. Di sisi lain, untuk menganalisis
Kajian Pustaka
temuan-temuan tersebut diperkuat analisis
Metodologi
literatur dari berbagai dokumen maupun
Penelitian ini dilaksanakan untuk
referensi sekunder.
menjawab beberapa pertanyaan penting terkait
Pemilihan
responden
berdasarkan
komunikasi politik yang dilakukan kepala
posisi strategis mereka termasuk pengetahuan
desa dalam pendorong pembangunan di aras
mereka dalam memahami kondisi sosial
lokal.
ekologis lingkungan mereka (Seftyono, 2010;
Adapun
rumusan
masalah
yang
diajukan untuk mengkerangkai kajian ini
Seftyono, 2011).
adalah:
wawancara: (1) Desa
1. Bagaimana proses interaksi dan strategi
komunikasi politik yang dilakukan oleh
90
Responden
Kalisidi
Semarang: Kepala Desa,
yang
di
Kabupaten
Perangkat Desa,
Sesepuh Warga. (2) Desa Nglimut Kabupaten
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 86-99
Kendal: Sekeretaris Desa, Perangkat Desa,
yaitu: Pertama, watchdog role; media dalam
Sesepuh Warga, (3) Desa Diwak Kabupaten
hal ini serlaku sebagai alat untuk memonitor
Semarang: Kepala Desa, Perangkat Desa,
aktivitas
Sesepuh warga.
seimbang
negara,
untuk
dan
berani
berposisi
mengawal
jalannya
kekuasaan. Kedua, information dan debate;
Komunikasi Politik dan Pembangunan
media
mesti
mampu
menjembatani
Komunikasi politik secara umum
kepentingan dua arah: pemerintah dan rakyat.
dimaknai
politik
Dengan kata lain, media (dalam bingkai
mencapai
demokrasi) tidak boleh hanya menjadi corong
tujuannya. Berpolitik pada dasarnya tiada lain
salah satu pihak. Ketiga, voice of the people;
adalah
media menjadi sarana penyampai gagasan
dapat
sebagai
upaya
dalam kerangka
actor
dalam
berkomunikasi.
gagasan kepada orang
Menyampaikan
lain. Media-media
yang digunakan dalam komunikasi politik ini
publik
Pada
media
yang
atau
pembuat
Lebih jauh, komunikasi politik ini
tidak
prakteknya,
negara
kebijakan.
beragam bentuk. Bisa berupa media massa
maupun non media massa.
terhadap
hanya
menggambarkan
interaksi
langsung antara pembuat kebijakan dengan
digunakan dalam berpolitik ini saling berkelit
warga.
kelindan, bukan bersifat tunggal. Menurut
memberikan jembatan untuk satu komunitas
Hamad (2010), terdapat beberapa beberapa
saling belajar dengan komunitas yang lain.
poin penting dari komunikasi politik sendiri
Media lokal dalam demokratisasi daerah
adalah
terhadap
misalnya, dapat dikatakan sebagai alat untuk
konstituen. Oleh karenanya, terdapat beberapa
saling memberikan pengaruh kebaikan. Saling
hal penting yang harus diperhatikan. Pertama,
menginspirasi antar daerah.
penyampaian
pesan
pesan yang disampaikan kepada khalayak.
Kedua,
campur
tangan
media
Media,
Di
dalam
hal
ini
justru
Indonesia sendiri, keberadaan
yang
komunikasi politik dan juga media, mulai
menyajikan pesan. Ketiga, bagaimana (proses)
marak pasca reformasi. Komunikasi politik
framing atas isu dibangun.
berjalan sangat dinamis. Media juga hampir
Keberadaan komunikasi politik dan
dapat dikatakan tanpa ada
lagi intervensi
pembangunan dapat dilihat dalam ruang
pemerintah. Dalam kaitan demokratisasi dan
bagaimana pemimpin hendak menjalankan
reformasi di Indonesia ini, media lokal dapat
visi misinya berupa kebijakan-kebijakan.
memainkan berbagai macam peran dalam
Maupun di sisi lain juga peran kontrol publik
desentralisasi dan penguatan pembangunan
dalam proses hingga implementasi kebijakan.
daerah. Menurut Yusuf (2011) ada beberapa
Curran (2002) misalnya, menyatakan ada tiga
peran penting media di Indonesia: Pertama,
peran media dalam sistem politik demokratis
beririsan dengan Curran, media melaksanakan
91
Nugraheni Arumsari, dkk./ Komunikasi Politik Kepala Desa dalam Mendorong Inovasi Pembangunan Desa...
peran pengawasan dengan cara menyiarkan
pertumbuhan. Meskipun hal tersebut juga
berbagai macam bentuk penyimpangan, baik
penting, akan tetapi pemerataan (equity),
yang terjadi di tingkat masyarakat, DPRD,
pertumbuhan (eficiency), dan keberlanjutan
maupun di tingkatan birokrasi pemerintahan.
(sustainability)
Kedua, memberikan ruang diskursus wacana
pembangunan ekonomi juga menjadi prioritas.
pembangunan dan urusan publik. Ketiga,
Menurut Suharyanto dan Sofianto (2012)
media lokal dapat memediasi gagasan antar
keberadaan pemerataan (equity), pertumbuhan
aktor politik.
(eficiency) dan keberlanjutan (sustainability)
yang
berimbang
dalam
menjadi sangat penting bagi pembangunan
Pemberdayaan
Masyarakat
dan
Inovasi
desa masa kini.
Pembangunan Desa
Konsepsi
Merujuk pada Todaro (1989) bahwa
inovasi
desa,
dikaitkan
pembangunan harus dipandang sebagai suatu
dengan pemerintahan lokal, tidak dapat
proses
dilepaskan dari sudut pandang
berbagai perubahan mendasar atau struktur
Dalam
hal
ini,
Badan
pemerintah.
Penelitian
multidimensional
yang
mencakup
dan
sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-
Pengembangan Propinsi Jawa Tengah (2013)
institusi nasional, disamping tetap mengejar
mendefinisikan Desa Inovatif sebagai desa
akselerasi pertumbuhan ekonomi, maka perlu
yang memapu memanfaatkan sumber daya
melibatkan segenap stakeholder yang saling
alam secara inovatif. Pemanfaatan sumber
bekerjasama. Oleh karenanya, pembangunan
daya alam ini tentu saja berkenaan dengan
yang ada di desa tidak dapat dilepaskan dari
bagaimana desa nantinya mampu secara
bagaimana kita membaca alam, budaya dan
mandiri mengelola potensi-potensi yang ada
potensi
dalam rangka mengoptimasilasi sumber daya
dalamnya.
ekonomi
yang
terkandung
di
tersebut sebagai bagian dari pembangunan
desa. Desa tidak lagi bisa didudukkan dalam
Temuan dan Diskusi
rangka “penadah dana pusat” melainkan
Kajian mengenai kepemimpinan dan
mereka harus mampu berkerja mandiri untuk
pengelolaan desa di Indonesia sudah berjalan
memakmurkan warganya.
lama. Dapat dikatakan bahwa informasi
Konsepsi
pembangunan
desa
tentang
inovasi
memang
mengalami
terkait desa atau institusi setingkat desa di
Indonesia
sudah
sama
tuanya
dengan
kendala pendekatan operasional. Pendekatan-
keberadaan Indonesia itu sendiri (Antlov,
pendekatan yang selama ini selalu bermain
2003). Namun demikian, konsepsi tentang
pada angka-angka yang dikuantifikasi mulai
Desa mulai menguat ketika kepemimpinan
meruju
kualitatif.
Soeharto dalam rezim orde baru. Pada masa
Pembangunan tidak lagi untuk mencapai
tersebut, terjadi keseragaman pemerintahan di
92
pada
data-data
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 86-99
tingkat desa, bahkan hingga mengatur desa-
wacana ekonomi menjadi sebuah kajian baru
desa adat yang ada di banyak tempat di
yang penting untuk dipetakan.
nusantara. Lebih jauh, diskursus politik elit
desa juga mengalami pasang surut.
Komunikasi politik yang ada diaras
lokal cukup menarik untuk di lihat lebih
Jika sebelumnya di tingkat desa
mendalam, kerana disinilah kepemimpinan
terdapat lembaga-lembaga adat yang memiliki
seorang kepala desa benar- benar diuji dalam
kekuasaan lebih tinggi dibanding desa secara
menjalankan pemerintahan desa (Seftyono,
administratif, maka pada masa orde baru hal
et.al., 2016). Sebagai institusi yang paling
ini menjadi ternegasikan (Juliantara, 2000).
dekat dangan masyarakat, desa dituntut untuk
Otoritas administratif lebih berkuasa dalam
memberikan
menciptakan ide-ide pembangunan desa.
memuaskan tanpa ada diskriminasi.
Perubahan tentang level desa mulai
kepemimpinan
komunikasi
di
level
desa.
Kekuasaan
dan
dengan
dengan
pemerintahan
optimal
pemimpin-pemimpin
lokal
kekhasan
yang
Muncuknya
ada perubahan kembali ketika masa reformasi,
dikembalikannya
pelayan
membuat
gaya
politiknya
banyak
dan
masing-masing
variasi
inovasi
masyarakat lokal untuk mengelola desa
pembangunan desa yang bisa disebarluaskan.
mendapat legitimasi (Widjaja, 2003). Di
Komunikasi yang dilakukan kepala desa
Sumatra Barat misalnya kita akan kembali
kalisidi salah satunya, sebagai desa yang
menemukan adanya ‘Nagari’, di mana tetua
cukup
adat
kepala
memiliki
pengaruh
besar
dalam
terpencil tidak mengurungkan niat
desa
kalisidi
untuk
bisa
pembangunan desa. Pengakuan desa-desa adat
mengembangkan
dalam pembangunan misalnya juga dapat kita
mempromosikan
temukan di beberapa wilayah di Bali, seperti
yang di lakukan oleh masyarakat desanya.
Desa Panglipuran, Desa Tenganan yang saat
ini juga menjadi
objek wisata andalan
berbasis desa.
desanya
dan
keunggulan-keunggulan
Secara sederhana komunikasi sebagai
sebuah
proses
penyampaian
informasi,
gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain.
Kajian yang akan dilakukan saat ini
Melalui penggunaan simbol-simbol seperti
sedikit berbeda, mengingat pemberlakuan UU
kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan
Desa No. 6 tahun 2014 yang memberikan
lain-lain.
otonomi kepada desa secara lebih maksimal.
Tidak hanya
Kepala desa dituntut untuk bisa
desa-desa adat, melainkan
menyampaikan informasi dengan baik ke
seluruh desa di Indonesia akan mendapat
seluruh masyarakatnya. gaya komunikasi
anggaran untuk menjalankan pembangunan.
yang baik secara langsung bisa membuat
Oleh karenanya, kontestasi politik (baik dalam
situasi
terminologi kekuasaan) maupun politik dalam
pembangunan di desa lebih pasat, baik secara
kegiatan
pemerintahan
maupun
93
Nugraheni Arumsari, dkk./ Komunikasi Politik Kepala Desa dalam Mendorong Inovasi Pembangunan Desa...
langsung berbentuk infrastruktur maupun
berinteraksi
modal sosial yang dimiliki individu kepala
bahkana kepala desa membuat inisiasi untuk
desa maupun masyarakat secara keseluruhan.
membuat grup Whatsapp untuk warganya
Komunikasi politik yang dilakukan
kepala desa selain sebagai sarana interaksi
juga
sebagai
tolak
ukur
agar
dengan
permasalahan
kalangan
bisa cepat
manapun,
ditangani
olehnya.
keberhasilan
Komunikasi yang dilakukan oleh
pembangungan yang ada di desa, karena
kepala desa memiliki banyak jenisnya, salah
setiap interaksi yang dilakukan oleh kepala
satunya dapat digambarkan dalam tebel
desa disitulah juga membuat masyarakat juga
berikut:
ikut bergerak dalam proses pembangunnan,
dan itu terjadi sebaliknya apabila kepala desa
tidak memiliki komunikasi politik yang tidak
baik bisa saja terjadi penelolakan dari
masyarakat.
Kalisidi memiliki perbedan dengan desa
yang lainnya. Kepala desa yang masih dapat
dikategorikan sebagai Kades yang tergolong
muda memiliki kapasitas diri yang baik.
Sebagai kepala desa tidak semena-mena dan
sebalikknya
karakteri
yang
di
tonjolkan adalah santun, murah senyum, mau
berbaur dengan siapa saja, menghormati
bawahan “menghormati perangkat desa”, mau
bernaur
dengan
masyarakat
tanpa
pandangbulu, dan kreatif.
langsung dengan
masyarakat
(saluran
komunikasi
interpersonal).
titunjukkan
kepada
siapa
saja
yang
menyapanya, sering juga kepala desa duluan
menyapa
dihadapannya
masyakat
untuk
antar Lembaga
Kemasyarakat
Desa “LKMD”
(saluran
komunikasi
kelompok
organisasi serta
jaringan
komunikasi).
- Pembuatan
Papan Informasi
Anggaran Desa
sebagai wujud
Trasnparansi.
Desa Gonoharjo
- Pendekatan
langsung
dengan
masyarakat
(saluran
komunikasi
interpersonal)
Desa Diwak
-
-
- Pendekatan
pembuatan
informasi
anggaran desa
sebagai wujud
transparansi.
- Pendirian
masyarakat
pecinta
pariwisata
sebagai wujud
promosi
dan
manajemen
desa wisata.
- Menggunkakan
-
Pendekatan
langsung
dengan
masyarakat (saluran
komunikasi
inter
personal)
Saluran komunikasi
kelompok organisasi
serta
jaringan
komunikasi.
Pendirian
masyarakat pecinta
pariwisata sebagai
promosi manajemen
Komunikasi dengan
pengusaha
sekeliling desa (Sido
Muncul)
untuk
membantu
memberikn
hibah
dalam
rangka
pembangunan
media
sosial
(FB, Tweeter,
Website,
Instagram,
Youtube)
Pembuatan
media
sosial
sebagai sarana
Informasi
Publik.
- Pembuatan
Santun dan murah senyum sering
yang
Desa Kalisidi
- Pendekatan
- Pendekatan
Komunikasi yang dibangun oleh Desa
arogan,
Tabel 1.1. Tabel komunikasi Kepala Desa
yang
menunjukkan
Papan
Iklan
sebagai media
sosialisasi
gerakan
desa
wisata dan desa
edukasi.
Sumber : Hasil olah wawancara.
lewat
Dari tabel 1. di atas secara garis besar
rasa
komunikasih yang dilakukan kepala desa
perduli dengan warganya. Mudah berbaur
cukup
dengan siapa saja memiliki arti kepala desa
dengan masyarakat (saluran interpersonal)
tidak memilih dan memilih dalam preses
tetap dirasa menjadi pilihan yang paling tepat
berinteraksi
untuk beriteraksi dengan masyrakat desa.
94
melainnya
dia
mencoba
baik,
pendekatan
secara
lagsung
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 86-99
Karena kondisi masyarakat desa yang jumlah
tetapi juga kepala desa dapat dikatakan
nya tidak terlalu banyak dan luaswilayah nya
sebagai sesepuh atau orang yang di tuakan di
juga masih dapat dijangkau, interaksi secara
masyarakat desa.
langsung dengan mesarakat juga membuat
Selain itu informasi pembangunan
modal sosial kepala desa khususnya trust
sering di berikan melalu papan informasi yang
lebih kuat karena sering bertemu
diletakkan di tempat-tempat strategis seperti
dan
berkumpul dengan masyarakat.
pos ronda, depan masjid dan tempat umum
Trust yang dimiliki kepala
desa
lainnya. Sehingga masyarakat bisa melihat
muncul karena ikatan sosial yang berada di
dan mengatehui secara langsung informasi
masyarakat desa masih sangat kuat. Kondisi
dan rencana pembangunan yang ada di
ini memang sering terjadi di kalangan
desanya.
masyararakat
pedesaan
yang
kondisinya
Penyampaian informasi secara tulisan
masih homogen antara masyarakat satu
di
dengan masyarakat yang lainnnya sehingga
dampak yang cukup baik bagi masyarakat,
rasa saling percaya masih dapat muncul.
selain adanya trasparansi yang dilakukan oleh
Selanjutnya,
strategis memberikan
kepala desa dan masyarakat juga senang karna
kepada
mereka tau pengelolaan keuangan yang
ikut
dikelola oleh desa disalurkan kemana saja
dalam kegiatan pengajian-pengajian yang ada
sebagai bentuk feedback yang dilakukan dari
di setiap rukun warganya, bahkan kepala desa
pemerintah
sering
berjalan dengan baik.
pendekatan
kepala
tempat
desa
melakukan
cara
tempat
personal
warganya dengan cara ikut langsung
bergiliran
perkumpulan
untuk
ataukupun
mendatangi
pengajian
desa
dengan
masyarakatnya
yang
Kedua, yang sering dilakukan kepala
sering dilakukan oleh masyarakat, selain itu
desa dalam komunikasi politik menggunakan
karena kepala desa masih tergolong muda
pendekatan struktural kelembagaan dengan
berkumpul di warung dan tempat tempat
berinteraksi
keramaiaan seperti pos ronda sering di datangi
kemasyarakat yang ada didesa. Lembaga
untuk bisa berinteraksi langsung dengan
kemasyarakatan yang ada di desa tidak hanya
masyarakat.
menjadi
objek
pembangunan
mereka
juga
diajak
Gaya komunikasi yang dibangun
dengan
lembaga-lembaga
melainkan
menjadi
subjek
lebih untuk tidak membuat jarak antara
pembangunanan yang ada di desa, karena
pejabat dan masyarakat biasa. Membuat
dirasa perlu adanya semua elemen terlibat
masyarakat menjadi subjek dalam berinteraksi
dalam memajukan sebuah desa menjadi lebih
dan pembangunan sehingga masyarakat bisa
baik.
merakan kehadirian kepala desa bukan hanya
Selain komunikasi langsung, kepala
sebagai kepala pemerintahan tertinggi di desa
desa juga sering membuat komunikasi tak
95
Nugraheni Arumsari, dkk./ Komunikasi Politik Kepala Desa dalam Mendorong Inovasi Pembangunan Desa...
langsung dengan pembuatan papan informasi,
stimulus
untuk
menggerakkan
baik papan informasi yang menjelaskan
gotong royong warga saja.
semangat
tentang kegiatan yang ada dipemintah desa
Kiprah kepala desa dalam inovasi
(Kades Gonoharjo), dan juga ada papan
perkembangan dan kemajuan desa cukup
informasi yang di buat untuk menunjukkan
besar, banyak program yang diluncurkan
anggaran pemerentah desa sebagai bentuk
untuk mengayomi dan memberikan pelayanan
Transparansi (Kades Kalisidi).
yang optimal kepada masyarakat. kepala desa
Selain website media sosial lainnya
sebagai pimpinan tertinggi di tingkat desa
seperti Facebook, Tweter, Instagram dan
memiliki peran yang sangat penting selain
Youtube juga menjadi sarana penyampiaan
sebagai pengatur regulasi kepala desa juga
informasi kepada khalayak luwas, bahkan
sering di anggap sebagai orang yang dituakan
bukan
inofrmasi
atau sesepuh desa. Kondisi ini menunjukkan
kegiatan yang ada diseda saja melainkan
bahwa kepala desa memiliki trust yang baik
sudah
mempromosikan
dengan masyarakatnya. Sehingga banyak
potensi sumberdaya alam maupun wisata yang
pendekatan interpersonal yang dilakukan
ada di desa (Objek Wisata Cuklawa dan
untuk mengajak dan menjalankan inovasi
Benowo).
pembangunan yang ada di desa.
hanya
penyampaikan
merambah
untuk
Pendekatan
dalam
Bentuk relasi yang dilakukan oleh
menjalin komunikasi antara kepala desa dan
kepala desa untuk meningkatkan inovasi
masyarakat masih di utamakan. Temuan yang
pembangunan sangat cukup banyak, mulai
terjadi di lapangan kepala desa lebih suka
melakukan kerja sama dengan pemerintah
melakukan pendekatan interpersonal dengan
kabupaten
masyarakat
bisa
perbaikan jakan yang dimiliki kabupaten,
proses
melakukan perlusan jalan milik desa dengan
berpartisipasi
agar
aktif
partisipatif
masyarakat
dalam
pembangunan yang ada didesa.
Kondisi masyarakat desa yang masih
dengan
mengajikan
permohan
menggandeng masyarakat untuk bisa ikut
membebaskan
lahannya
agak
dijadikan
homogen membuat ikatan kekeluargaan antar
fasilitas umum tanpa mengelurkan uang ganti
masyarakat masih sangat kuat, kegiatan
rugi oleh pemerintah desa.
interaksi antar individu masih sangat sering
Selama kepemimpinan ketiga kepala
terjadi sehingga sejauh ini masyarakat cukup
desa
aktif dalam proses pembangunan yang ada
pembangunan
didesa dengan kata lain gotong royong
meningkatkan insfrastruktur desa, sarana dan
masyarakat desa disini masih sangat baik.
presarana
Sehingga apapun tawaran pembangunan yang
terwujudnya desa yang asri dan layak huni
diberikan oleh pemerintah desa hanya sebagai
96
ini,
banyak
yang
desa,
gebrakan
dilakukan
serta
inovasi
untuk
menciptakan
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 86-99
dengan beberapan program kegiatan yang
prioritas kegiatan atau program yang ada di
dilaksanakan seperti :
desa pada tahun tersebut.
Tabel 1.2. Inovasi Pembangunan Desa
Kualitas sumber daya manusia yang
Deskripsi Program
masih rendah dalam proses perencanaan
Salah
satu
program
peningkatan infrastuktur jalan
yang di lakukan untuk
menunjang
kemajuan
ekonomi yang ada di desa.
pembangunan yang ada di desa memang
Progam inovasi pengurangan
pemukikan kumuh karena
rumah warga yang berdekatan
dengan
kandang
ternak.
Dibuatlah kandang komunal
sebagai salah satu rasana
umum untuk menaruh hewan
ternak seperti sapi, kerbau,
dan kambing yang jaraknya
tidak
dekat
dengan
pemukiman warga dan lahan
yang
digunakan
milik
pemerintah desa.
Sumbangan
Program PRLH di lakukan
Huni Perbaikan sebagai bentuk kegiatan sosial
Rumah Layak agar semua masyarat
merasakan rumah yang
layak huni dengan
diberikannya sumbangan
diambilkan dari Anggaran
Dana Desa yang ada di desa
bisa (ADD)
desa sebagai pembantu kepala desa belum
4 Pembangunan Sebagai desa yang memiliki
Pusat oleh-oleh potensi objek wisata dan di
milik
kelola oleh-oleh
inovasi pembangunan yang ada di desa dirasa
No Nama Kegiatan
1
2
3
Pembangunan
dan Perluasan
Jalan
Kandang
Komunal
Hambatan yang sering muncul di
pendanaaan
memang
dan
terkait
kualitas
bisa terpecahkan. Masih banyak perangkat
memiliki kapasitas personal yang baik, secara
komunikasi
perencanaan
banyak
dengan
masyarakat
pembangunan
disebabkan
oleh
maupun
yang
latar
cukup
belakang
pendidikan yang masih minim sehingga dirasa
hard skill maupun soft skill yang masih
kurang dalam menunjang pekerjaannya.
Kesimpulan
Komunikasi politik yang dilakukan
oleh kepala desa sebagai sarana menunjang
sangat penting. Komunikasi interpersonal
menjadi pilihan yang paling sering digunakan
Sumber : Hasil olah wawancara di tiga desa.
masyarakat
masih menjadi pekerjaan rumah yang belum
masalah
sumber
oleh kepala desa dalam berkomunikasi sehari
hari, selain itu media sosial juga di rasa
daya
menjadi wahana komunikasi yang cukup
manusia yang masih rendah dalam proses
efektif di era sekarang ini. Komunikasi juga
perencanaan pembangunan yang baik. Terkait
dirasa sebagai tolak ukur kesuksesan inovasi
hambatan pendanaan memang akhir ini sudah
pembangunan yang ada di desa.
bisa diatasi dengan dikeluarkannya dana desa
Kepala desa dituntut untuk bisa
yang bisa digunakan sebagai penggerak
bersikap dan bertindak sesuai dengan kultur
pembangunan yang ada di desa. Masyarakat
budaya yang ada di masyarakat sehingga
hanya
kepercayaan (trust), Norma dan Jaringan
harus
bersabar
untuk
menunggu
daerahnya atau lingkungannya dibangun oleh
(network)
pemerintah desa, karena memang anggaran
masyrakat
dana desa yang dikeluarkan berdasarkan
imbasnya akan berimplikasi secara langsung
yang
akan
sudah
terbangun
semakin
kuat,
di
dan
97
Nugraheni Arumsari, dkk./ Komunikasi Politik Kepala Desa dalam Mendorong Inovasi Pembangunan Desa...
dengan inovasi pembangunan yang ada di
Sebuah Kajian Awal. Indonesian
desa.
Journal of Conservation, 3 (1).
Seftyono, C. (2010). Local Community in
Daftar Pustaka
Valuing Ecosystem Services: Warga
Antlöv, H. (2003). Village government and
Kampung Code's Perspective on
rural development in Indonesia: The
Curran,
Kali Code Existence.
new democratic framework. Bulletin
Seftyono, C. (2011). Pengetahuan Ekologi
of Indonesian Economic Studies,
Tradisional Masyarakat Orang Asli
39(2), 193-214.
Jakun dalam Menilai Ekosistem
J.
(2002).
power.
Servis di Tasik Chini, Malaysia.
Psychology Press. Dwipayana, A.,
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
& Eko, S. (2003). Membangun
15(1), 55-67.
Good
Media
and
Governance
di
Desa.
Seftyono, C., Arumsari, N., Arditama, E., &
Jogjakarta: Institusi for Research
Luthfi, M. (2017) Kepemimpinan
and Empowerment.
Desa dan Pengelolaan Sumber Daya
Eko, S. (2014). Desa Membangun Indonesia.
FPPD. Yogyakarta.
Alam di Aras Lokal: Kajian Awal
Di Tiga Desa di Lereng Gunung
Hamad, I. (2010). Media dan Demokrasi di
Ungaran, Jawa Tengah. Otoritas,
Asia Tenggara: Kasus Indonesia.
Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (2),
Universitas Indonesia.
60-70. (In Press)
Juliantara, D. (2000). Arus Bawah Demokrasi:
otonomi dan pemberdayaan desa.
Pembangunan
Lapera, Yogyakarta.
Inovatif Di Jawa Tengah. Jurnal
Maskun, S. (1994). Pembangunan Masyarakat
Desa:
Asas.
Manajemen,
Kebijakan
PT
Media
dan
Widya
Mandala, Yogyakarta.
Desa
Terpadu
Bina Praja: Journal of Home Affairs
Governance, 4 (4), 251-260.
Suroso, H., Hakim, A., & Noor, I. (2014).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Permatasari, Dessi dan Cahyo Seftyono
Partisipasi
Masyarakat
Dalam
(2014), Musyawarah Mufakat atau
Perencanaan Pembangunan Di Desa
Pemilihan Lewat Suara Mayoritas?
Banjaran
Diskursus
Kabupaten
Pola
Demokrasi
di
Kecamatan
Driyorejo
Gresik.
WACANA,
Indonesia, Mimbar Demokrasi, Vol.
Jurnal Sosial dan Humaniora, 17
12 No. 2, pp. 1-13.
(1), 7-15.
Seftyono, C. (2014). Rawa Pening Dalam
Perspektif
98
Suharyanto, S., & Sofianto, A. (2015). Model
Politik
Lingkungan:
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 86-99
Widjaja, H. A. W. (2003). Otonomi desa
merupakan otonomi yang asli, bulat
dan utuh. RajaGrafindo Persada.
Yusuf, I. A. (2011). Media Lokal dalam
Konstelasi Komunikasi Politik di
Daerah. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, 14 (3), 297-316.
99
Download