8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Pada kajian teori ini

advertisement
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Pada kajian teori ini, disampaikan teori dari variabel-variabel yang
digunakan di dalam penelitian, yaitu tentang metode Simulasi, teori tentang
kemampuan berbicara dan keaktifan belajar. Masing-masing teori tersebut akan
disampaikan lebih lanjut sebagai berikut:
1.
Metode Simulasi
a.
Pengertian Metode Simulasi
Menurut Djamarah (2006: 46) Metode adalah suatu cara yang
diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
kegiatan belajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya
bervariasi sesuai tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.
Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila tidak
menguasai satu pun metode mengajar.
Sebelum membahas definisi metode pembelajaran simulasi, perlu
disampaikan terlebih dahulu bagaimana terbentuknya istilah metode
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang
memiliki kemiripan makna. Sehingga seringkali orang merasa bingung
untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut misalnya; (a) pendekatan
pembelajaran; (b) strategi pembelajaran; (c) metode pembelajaran; (d)
8
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
9
teknik
pembelajaran;
(e)
taktik
pembelajaran
dan
(f)
model
pembelajaran.
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau
berbuat seakan akan. Simulasi dapat diartikan cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk
memahami tentang konsep, prinsip atau keterampilan tertentu. Simulasi
dapat digunakan sebagai metode dengan asumsi tidak semua proses
pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada obyek sebenarnya.
Untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu
peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat (Sanjaya, W.
2008: 157- 158).
Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja
(dari kata simulate yang artinnya pura-pura atau berbuat seolah-olah
dan simulation artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja.
Simulasi dapat berupa role playing, psikodrama, sosiodrama dan
permainan atau perbuatan seolah-olah dan simulation artinya tiruan atau
perbuatan yang pura-pura saja. (Tukiran dalam Hasibuan dan
Moedjiono, 2014,39).
Sedangkan, menurut definisi Depdiknas, (2005: 133) “Metode
pembelajaran simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya
untuk mengembangkan keterampilan peserta didik (ranah kognitif
maupun keterampilan). ”Metode ini memindahkan suatu situasi yang
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
10
nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan atau
keterbatasan
untuk melakukan praktek di
dalam
situasi
yang
sesungguhnya.
Menurut KBBI (2007: 1068) simulasi adalah metode pelatihan
yang meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan
keadaan yang sesungguhnya. Penggambaran suatu sistem atau proses
dengan peragaan berupa model statistik atau pameran.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian simulasi adalah suatu kegiatan meniru tingkah laku yang
sesungguhnya. Simulasi bertujuan untuk menunjukkan kejadian yang
nyata.
b. Prinsip-prinsip Metode Simulasi
Menurut Tukiran (dalam Hasibuan dan Moedjiono, 2014: 41) prinsipprinsip metode simulasi secara garis besar meliputi :
1. Dilakukan oleh kelompok siswa, tiap kelompok mendapat kesempatan
melaksanakan simulasi yang sama atau dapat juga berbeda.
2. Semua siswa harus terlibat langsung menurut peranan masing-masing.
3. Pembentukan topik disesuaikan dengan tingkat kemampuan kelas,
dibicarakan oleh siswa dan guru.
4. Petunjuk simulasi diberikan terlebih dahulu.
5. Dalam simulasi seyogyanya dapat dicapai tiga domain psikis.
6. Dalam simulasi hendaknya digambarkan situasi yang lengkap.
7. Hendaknya diusahakan terintegrasinya beberapa ilmu
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
11
c.
Langkah-langkah Pelaksanaan Metode simulasi
Yang harus diperhatikan dalam simulasi agar berhasil denga baik
dikatakan sebagai langkah-langkah yang harus ditempuh dalam simulasi.
Adapun langkah yang sebaiknya ditempuh agar pembelajarannya dapat
berhasil dengan baik. Lima langkah tersebut yaitu :
1. Penentuan topik dan tujuan simulasi
2. Guu memberikan gambaran secara garis besar situasi yang akan
disimulasikan.
3. Guru memimpin pengorganisasian kelompok, peranan-peranan yang
akan dimainkan, pengaturan ruangan, pengaturan alat,dan sebagainya.
4. Pemilihan pemegang peranan
5. Guru memberikan keterangan tentang peran yang akan dilakukan.
6. Guru memberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri kepada
kelompok dan pemegang peranan.
7. Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan simulasi.
8. Pelaksanaan simulasi
9. Evaluasi dan pemberian balikan
10. Latihan ulang
( Tukiran dalam Hasibuan dan Moedjiono, 2014: 42)
Dalam praktiknya metode simulasi bisa mengambil bentuk bermain
peran seperti seorang murid perempuan bermain peran sebagai nenek, atau
murid laki-laki bermain peran sebagai kakek. Selain itu simulsi dapat pula
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
12
mengambil bentuk permainan sandiwara dengan melibatkan sejumlah orang
yang masing masing memainkan perannya sesuai skenario yang ditetapkan.
Selain itu simulsi dapat pula mengambil bentuk permainan sandiwara
dengan melibatkan sejumlah orang yang masing masing memainkan
perannya sesuai skenario yang ditetapkan. Simulasi tersebut kemudian
dianalisis bersama untuk diketahui pesan ajaran yang tarkandung
didalamnya dan disimpulkan.
Dalam pelaksanaannya, metode pembelajaran simulasi harus selalu
disertai dengan ceramah sebagai pengantar untuk melaksanakan simulasi.
Langkah pelaksanaan simulasi bisa dibagi dalam tiga fase yaitu: pembukaan,
kegiatan inti dan kegiatan refleksi serta evaluasi. Penyusunan langkah metode
pembelajaran simulasi akan sangat tergantung dari materi yang harus
dikuasai siswa.
Berikut ini penulis susun langkah pelaksanaan metode pembelajaran
simulasi yang sesuai dengan judulp enelitianya itu simulasi pada
pembelajaran bahasa Indonesia. Alokasi waktu satu pertemuan 2 jam
pelajaran. Teknik yang digunakan adalah simulasi kelompok.
1. Langkah–Langkah
Pelakasanaan
Metode
Simulasi
untuk
Fase
Pembukaan antara lain :
a) Membuka Pelajaran
Membuka
pelajaran
dalam
metode
pembelajaran
simulasi tidak jauh berbeda dengan metode pembelajaran yang lain.
Tujuan utama dari pembukaan adalah untukape rsepsi siswa pada
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
13
konsep sebelumnya yang telah dipelajari dan hubungannya dengan
materi yang akan dipelajari.
b) Menjelaskan tujuan dan target pembelajaran
Sebelum simulasi dimulai, siswa harus tahu maingoal dari
materi
yang
akan
dipelajari.
Guru
pun
secara
sepintas
menyampaikan kerangka konseptual dari materi, hal ini sangat
penting sebagai bekal bagi siswa untuk menjalankan simulasi. Bila
materi yang akan disimulasikan adalah materi siklus pembelajaran
bahasa Indonesia, maka guru harus menerangkan apa target yang
harus dicapai setelah materi selesai dipelajari, misalnya target
minimal untuk materi ini adalah siswa mampu menyusun laporan
keuangan. Diterangkan juga bila siswa telah paham target tersebut.
Guru akan memfasilitasi siswa dengan membuat simulasi
dari materi tersebut di mana siswa akan terlibat secara aktif dalam
prosesnya.
2. Langkah-langkah pelaksanaan metode pembelajaran simulasi pada
kegiatan inti antara lain:
Setelah siswa dianggap paham dengan apa yang akan dilaksanakan,
gurumem bagi siswa menjadi 6 kelompok, atau setiap kelompok terdiri
dari 4-5orang. Kemudian guru member arahan bahwa kelompok tersebut
diibaratkan sebuah rumah. Siswa ada yang bertugas sebagai pimpinan
perusahaan, bagian keuangan, bagian pencatatan dan bagian pelayanan
pelanggan.
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
14
Guru meminta setiap kelompok untuk menyetorkan nama dan
jabatan anggota anggotanya dalam kegiatan tersebut. Bila semua siswa
mendapatkan tugasnya masing-masing beri mereka waktu untuk salingm
engenal jabatan satu sama lain dalam kelompok masing-masing. Langkah
berikutnya, guru mendistribusikan alat dan bahan simulasi yang dibutuhkan
kelompok. Alat-alat yang digunakan dalam simulasi ini adalah pesawat
telepon (bila ada), dan alat tulis. Sedangkan bahan yang diperlukan untuk
berjalannya kegiatan simulasi untuk materi siklus pelajaran bahasa
Indonesia. Bahan yang penting sebagai “skenario” berjalannya simulasi
adalah soal yang berisi transaksi pada perusahaan yang terjadi selama satu
periode. Soal ini akan menuntun siswa melaksanakan simulasi. Jangan lupa
guru harus menerangkan fungsi dari alat dan bahan yang dibagikan.
Guru harus menjamin siswa memahami apa yang harus mereka
lakukan. Setiap siswa melaksanakan peran masing-masing dalam
simulasi, misalnya ketika terjadi transaksi dengan pelanggan yang
menggunakan jasa perusahaan, siswa tahu tugas masing-masing. Siswa
tahu di antara mereka ada yang membuat nota tanda terimakasih, ada
yang mencatat pada sehingga tujuannya siswa menjadi mengerti bahwa
ketika terjadi suatu transaksi maka akan melibatkan bagian-bagian
tertentu dalam kelas.
Dalam proses ini guru harus sabar membimbing dan memberi
motivasi pada siswa untukmemahami perannyadi sekolah tersebut.
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
15
Sebaiknya guru berkeliling ke setiap kelompok untuk memantau
perkembangannya. Bila terdapat kelompok yang melakukan kesalahan
guru langsung memberi koreksi.
Simulasi dengan pendekatan kelompok lebih rumit dan wasting
time tetapi pendekatan ini mampu menciptakan situasi yang mendekati
keadaan sebenarnya. Bila guru ingin melakasanakan simulasi dengan
pendekatan individu, siswa tidak harus dibagi menjadi beberapa
kelompok tetapi guru langsung menunjuk peran siswa. Misalnya semua
siswa bertugas sebagai bagian pendidikan. Guru membagikan alat dan
bahan yang diperlukan. Karena siswa ditunjuk sebagai bagian
pembelajaran, maka guru bisa langsung memberikan bukti-bukti
pembelajaran yang harus mereka catat dalam jurnal sampai tersususnnya
laporan. Pendekatan ini tidak terlalu rumit namun siswanya memahami
secara parsial apa yang terjadi dalam sebuah sekolah. Dalam pedekatan
ini siswa dilatih untuk mampu membaca hasil laporan yang sudah ada,
bukan membuat bukti laporan.
Kemudian, guru membimbing siswa sampai mampu mengerjakan
sendiri secara mandiri tanpa bantuan guru. Sehingga metode pembelajaran
simulasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Setelah kegiatan simulasi dianggap berjalan lancar, di mana
mayoritas siswa paham dan bisa melaksanakan tugasnya masing-masing,
guru mengevaluasi keterampilan mereka dalam kegiatan penutup.
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
16
Untuk mengetahui kondisi siswa pasca simulasi, guru member
kesempatan kepada siwa untuk bertanya, berdiskusi dan merefleksi materi
yang telah disimulasikan. Simulasi bisa dijalankan berulang-ulang dengan
rotasi peran sehingga semua siswa paham tugas dari bagian lainnya dalam
sekolah. Bila proses ini sudah dianggap cukup selanjutnya guru member
latihan sebagai evaluasi.
Evaluasi yang digunakan harus soal-soal praktik atau satu tipe
dengan soal yang diberikan waktu simulasi, bukan soal narasi. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui apakah metode pembelajaran simulasi yang
digunakan mampu diikuti siswa atau tidak.
Selain itu, penggunaan metode ini dimaksudkan agar cara
mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam
hubungan sosial. Pada metode ini, titik tekanannya terletak pada
keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi
masalah yang secara nyata dihadapi.
Kelebihan dari metode simulasi antara lain :
1) Memupuk daya cipta, sebab simulasi dilakukan sesuai dengan kreasi
siswa masing-masing dalam membawakan peranannya.
2) Simulasi dapat dijadikan sebagai sebgai bekal siswa untuk menghadapi
situasi sebenarnya yang akan dihadapi di lingkungan yang lebih luas.
3) Simulasi dapat membiasakan dan memberikan keterampilan kepada
siswa untuk menanggapi dan bertindak secara spontan.
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
17
4) Memupuk keberanian dan kemantapan siswa didepan orang banyak.
5) Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta pengalaman
tidak langsung yang diperlukan siswa dalam menghadapi berbagai
situasi sosial yang problematis.
6) Siswa berkesempatan menyalurkan perasaan yang tependam, sehingga
memperoleh kesegaran, kepuasan serta kesehatan jiwa kembali.
7) Dapat mengembangkan bakat dan kemampuan yang mungkin dimiliki
siswa, misalnya dalam seni drama.
8) Siswa dapat belajar menghargai dan menerima pendapat orang lain.
Dari kelebihan metode simulasi diatas, ada juga kelebihan lain
yaitu metode simulasi dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar,
karena metode ini dilakukan secara bersama-sama antara 2 orang atau
lebih. Selain itu, dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa.
Dalam penerapan metode simulasi memiliki beberapa aturan
sebagai berikut :
1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok paling
banyak lima orang.
2) Guru menyediakan topik-topik pembicaraan yang akan dibahas oleh
setiap kelompok.
3) Guru berkeliling mengawasi kelompok dan sekali-kali melakukan
tilang bahasa.
4) Kesalahan umum dibicarakan secara umum.
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
18
5) Diusahan agar anggota kelompok berani mengemukakan pendapat.
6) Guru mencatat kesalahan yang selalu muncul. Kesalahan ini dapat
dimunculkan dalam evaluasi.
7) Untuk
memperbaiki
kesalahan,
sebaiknya
siswa
yang
memperbaikinya.
8) Aturan-aturan tersebut wajib diikuti oleh seluruh siswa dan guru, agar
pelaksanaan simulasi dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang direncanakan.
9) Sehubungan dengan pernyataan di atas teknik simulasi baik sekali kita
gunakan karena:
10) Menyenangkan siswa.
11) Menggalakkan guru untuk mengembangkan kreativitas siswa. \
12) Memungkinkan
eksperimen
berlangsung
tanpa
memerlukan
lingkungan yang sebenarnya.
Jika teknik simulasi dilakukan dengan benar dan melaksanakan
aturan-aturan yang sudah ditetapkan, kemungkinan pelaksanaan simulasi
ini akan berjalan dengan baik dan tujuan yang diinginkan bisa tercapai.
d. Tujuan Metode Simulasi
Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal1ayat1 (UU Sisdiknas, 2003: 3) Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
19
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat,bangsa dan negara.
Tujuan dari metode pembelajaran simulasi adalah:
1) Agar siswa mempunyai gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal
yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat
sesuatu, proses terjadinya sesuatu, proses mengerjakan atau
menggunakannya,
dan komponen-komponen
yang membentuk
sesuatu.
2) Menurut Djamarah (2006: 91) “Untuk menghindari terjadinya
verbalisme pada siswa, karena pada siswa SD output yang diharapkan
adalah keterampilan praktik, bukan keterampilan verbal saja yang
sifatnya hafalan.”
3) Agar proses pembelajaran lebih menarik bagi siswa
4) Meminimalisir pembelajaran satu arah dari guru, dengan metode ini
siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.
5) Merangsang siswa untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
dengan kenyataan dan mencoba mempraktekan apa yang ada dalam
teori
Sekilas dari penjelasan diatas, metode simulasi ini mirip dengan
metode roleplaying atau bermain peran. Sebenarnya terdapat perbedaan
yang prinsipil antara metode bermain peran dengan metode pembelajran
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
20
simulasi .Misalnya dalam pelajaran sejarah pada bahasan perang
Diponegoro, bila menggunakan metode bermain peran tujuannya adalah
aga rsiswa benar-benar bisa mengha yati bagaimana perjuangan seorang
pangeran Diponegoro, sedangkan bila dilihat dari sudut pandang metode
pembelajaran simulasi maka tujuannya adalah untuk melatih agar siswa
terampil berperang. Sehingga terdapat perbedaan yang mendasar antara
metode pembelajaran simulasi dengan metode pembelajaran roleplaying.
e. Prasyarat Pelaksanaan Metode Pembelajaran Simulasi
Pada prinsipnya dalam proses belajar mengajar, tidak ada satupun
metode pembelajaran yang terbaik, yang ada adalah metode belajar yang tepat
untuk proses belajar tersebut. Artinya metode pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang terjadi saat proses belajar. Dengan
demikian metode simulasi tidak selalu tepat setiap saat untuk digunakan, akan
tergantung bagaimana karakteristik dari siswa, guru,materi pembelajaran dan
factor sumber daya yang ada.
Metode pembelajaran simulasi bisa dilaksanakan secara efektif dengan
syarat:
1) Menurut Depdiknas (134: 2005) dalamb uku Kumpulan Metode
Pembelajaran/Pendampingan, Metode simulasi memerlukan ketersediaan“
bahan dan alat yang memadai untuk melaksanakan simulasi tersebut”
misalnya dalam pelajaran bahasa Indonesia bila ingin melaksanakan
metode simulasi harus ada alat yang digunakan utk menunjukkan kegiatan
yang akan disimulasikan, yang disediakan pihak sekolah.
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
21
2) Kesiapan dari guru untuk mengarahkan siswa dalam melaksanakan
simulasi, artinya guru memahami betul apa yang harus dilakukan siswa
dalam simulasi tersebut, guru berperan sebagai sutradara yang member
batasan dan arahan sehingga apa yang disimulasikan tidak keluar dari
koridor tujuan pembelajaran. Guru harus membuat perencanaan yang
jelas. Dalam perencanaan tersebut harus terdapat tujuan dan indicator
yang diharapkan dari PBM yang terjadi.
3) Kesiapan dari siswa untuk melaksanakan simulasi, artinya sebelum
melaksanakan simulasi siswa sudah memahami apa saja yang harus
dilakukannya. Dengan demikian berarti metode simulasi ini harus
dipadukan dengan metode lain misalnya metode ceramah, fungsinya
untuk membuat prekondisi yang kondusif untuk simulasi.
4) Tersedianya waktu yang cukup untuk melaksanakan simulasi. Kegiatan
harus utuh, tidak boleh terganggu karena waktu yang tidak mencukupi.
Sehingga metode ini tidak cocok bila digunakan pada pelajaran yang
memiliki waktu relatif pendek misalnya 2 jam pelajaran.
2. Kemampuan Berbicara
a. Pengertian Berbicara
Menurut Tarigan (2008: !) ketrampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah
biasanya mencakup empat aspek, yaitu:
1. Ketrampilan menyimak atau mendengar
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
22
2. Ketrampilan berbicara
3. Ketrampilan membaca
4. Ketrampilan menulis
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi- bunyi srtikulasi
atau
mengucapkan
kata-kata
untuk
mengekspresikan,
menyatakan,
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (2005: 17).
Berbicara adalah salah satu cara berkomunikasi yang sangat
diperlukan diberbagai keperluan. Kita dituntut untuk terampil berbicara agar
sewaktu-sewaktu dapat menyampaikan informasi kepada siapapun dengan
baik dan benar.
Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud
bisa berupa gagasan, pikiran, isi hati seseorang kepada orang lain. Berbicara
lebih daripada sekedar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara
adalah sarana untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kebutuhan pendengar atau penyimak.
Berbicara dapat dimamfaatkan untuk dua hal yaitu untuk mengkomunikasikan
ide, perasaan, kemauan dan untuk menambah pengetahuan pengalaman dan
cakrawala. Berbicara salah satu alat komunikasi penting untuk dapat
menyatakan diri sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, untuk
menghubungkan sesama anggota masyarakat diperlukakan komunikasi.
Berbicara dimanfaatkan sebagai alat komunikasi dengan sesama atau
lingkungan. Dalam kaitannya dengan fungsi bahasa, berbicara digunakan
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
23
sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan mengadaptasi, mempelajari,
dan mengontrol lingkungan.
b. Bentuk-Bentuk Tugas Kemampuan Berbicara
1. Pembicaraan berdasarkan gambar
Untuk mengungkap kemampuan berbicara pelajar dalam suatu
bahasa, gambar dapat dijadikan rangsangan pembicaraan yang baik.
Berbicara adalah tingkah laku, karena dalam berbicara tersirat juga
kepribadian pembicara Tarigan ( 2008 : 150). Berbicara adalah bagian
dalam komunikasi lisan. Berbicara adalah keterampilan menyampaikan
pesan melalui bahasa lisan.
Dengan kata lain berbicara merupakan
tingkah laku seseorang untuk menyampaikan suatu pesan kepada orang
lain melalui alat ucapnya. Seseorang yang melakukan pembicaraan dapat
dikatakan dia telah melakukan komunikasi lisan.
Gambaran
pribadi
seseorang
dapat
diidentifikasi
dengan
berbagai cara kita dapat menduganya melalui gerak-geriknya, tingkah
lakunya, kesenangannya, dancara bicaranya.
Berbicara merupakan salah satu kegiatan dalam berkomunikasi,
sehingga saling berkaitan satu sama lain. Adapun konsep dasar
berbicara sebagai sarana berkomunikasi mencakup sembilan hal, yakni :
a) Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan resiprokal
b) Berbicara adalah proses individu berkomunikasi
c) Berbicara adalah ekspresi kreatif
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
24
d) Berbicara adalah tingkah laku
e) Berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari
f) Berbicara dipengaruhi kekayaan pengalaman
g) Berbicara sarana memperluas cakrawala
h) Kemampuan linguistik dan lingkungan berkaitan erat
i) Berbicara adalah pancaran pribadi.
Setiap orang memiliki cara berbicara yang berbeda-beda di mana
terdapat keragaman bahasa pada setiap orang.
Berbicara menurut peneliti diantaranya adalah bertanya, menjawab,
bercerita, berdialog, berdiskusi, menyapa, melaporkan, menanggapi,
berpidato, mendeskripsikan, mewawancarai, bermain peran.
c. Tujuan Berbicara
Tujuan utama berbicara ialah untuk berkomunikasi. Agar dapat
menyampaikan
pikiran,
gagasan,
perasaan,
kemauan
secara
efektif,
seyogyanya pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin
dikomunikasikan (Tarigan, 2008: 15-16).
Adapun tujuan berbicara dapat dibedakan atas lima golongan, yakni
untuk :
a.
Menghibur
b.
Menginformasikan
c.
Menstimulasikan
d.
Meyakinkan
e.
Menggerakkan
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
25
Sehubungan dengan itu, tujuan pengajaran berbicara sebagai berikut :
a.
Siswa mampu menggunakan alat bicara secara tepat dan sempurna, baik
volume maupun warna suara.
b.
Siswa terlatih menggunakan bahasa Indonesia secara aktif sehingga
mampu berkomunikasi dengan baik dalam kegiatan-kegiatan formal.
c.
Mampu berbicara dengan mudah, lancar, dan fasih.
d.
Siswa dapat berbicara menurut sopan santun yang berlaku.
e.
Siswa dapat melafalkan kata dan mengucapkan kalimat dengan intonasi
yang betul.
f.
Siswa terbiasa mengeluarkan pendapat secara lisan dalam berbagai
situasi.
g.
Membantu pembentukan pendengaran yang kritis.
Tujuan utama pembelajaran berbicara di SD melatih siswa dapat
berbicara dalam bahasa indonesia dengan baik dan benar. Untuk
mencapai tujuan tersebut, guru dapat menggunakan pembelajaran
membaca atau menulis, kosakata, dan sastra sebagai bahan pembelajaran
berbicara.
Misalnya
menceritakan
pengalaman
pribadi
yang
mengesankan, menceritakan kembali cerita yang pernah dibaca atau
didengar, bermain peran, bertanya jawab, berpidato dan lain sebagainya.
Ragam Seni Berbicara
Secara garis besar, berbicara (speaking) dapat dibagi atas :
1. Berbicara di muka umum (Public Speaking). Yang terdiri dari :
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
26
a. Berbicara untuk melaporkan (Information Speaking)
b. Berbicara secara kekeluargaan (Fellowship Speaking)
c. Berbicara untuk meyakinkan (Persuasive Speaking )
d. Berbicara untuk merindingkan (Deliberative Speaking)
2. Berbicara pada Referensi (Conference Speaking). Yang terdiri dari :
a. Diskusi Kelompok (Group Discusion)
b. Prosedur Parlementer Debat
Pada Diskusi Kelompok terbagi menjadi :
1. Resmi (Formal) . Pada kegiatan resmi terbagi menjadi :
a. Konferensi
b. Diskusi Panel
c. Simposiun
2. Tidak Resmi (Informal). Peda kegiatan terbagi menjadi :
a. Kelompok Studi
b. Kelompok Pembuat Kebijakan
c. Komite
( Tarigan, 1981: 25 )
Metode Penyampaian dan Penilaian Berbicara :
Maksud dan tujuan pembicaraan, kesempatan, pendengar atau
pemirsa, ataupun waktu untuk persiapan dapat menentukan metode penyajian.
Sang pembicara sendiri dapat menentukan yang terbaik dari empat metode
yang mungkin dipilih yaitu:
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
27
1. Penyampaian secara mendadak (impromptu delivery)
2. Penyampaian tanpa persiapan (extemporaneous delivery)
3. Penyampaian dari naskah (Delivery from manuscript)
4. Penyampaian dari ingatan (Delivery from memory)
(Tarigan dalam Mulgrave,1981:26 )
Berikut ini akan dibahas seperlunya tiap-tiap metode penyampaian
tersebut :
1. Penyampaian Mendadak
Seseorang yang tidak terdaftar untuk berbicara mungkin saja
dipersilakan berbicara dengan sedikit atau tanpa peringatan. Oleh karena
itu sedikit mungkin dia hanya mempunyai waktu untuk memilih ide pokok
sebelum harus mulai berbicara / berpidato secara mendadak. Dia harus
mempergunakan pengalamannya bagi perkembangan dan penyesuaian
yang perlu sebaik dia mulai melangkah maju.. Semakin sederhana dibuat,
organisasinya akan semakin baik. Lelucon-lelucon atau insiden dari
pengalamannya biasanya akan merupakan bahan penunjang yang terbaik.
2. Penyampaian tanpa Persiapan
Sang Pembicara yang ingin memanfaatkan keuntungan-keuntungan
penyesuaian maksimum pada kesempatan dan penyimak secara langsung
dapat mempersiapkan diri sepenuhnya sejauh waktu dan bahan
mengizinkan. Akan tetapi, kita hendaknya tidak bergantung pada
penyampaian khusus ide-idenya. Dia haruslah mengetahui ide utamanya
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
28
dan urutan yang mantap dari ide-idenya, tetapi hendaknya bahasa yang
tepat sebaik dia memilih bahasa yang tepat sebaik dia berbicara.
Pengulangan-pengulangan akan turut mempermudah pilihan tersebut.
Pada umumnya, kian sedikit catatan yang dibuatkan kian baik sebab
catatan-catatan itu turut menghambat penyajian yang lancar dan
bersemangat serta diselingi oleh transisi-transisi yang terjadi. Kalaupun
catatan harus dipergunakan, haruslah dibatasi pada hal-hal yang amat
penting dan singkat-singkat, yang ditulis pada kartu yang kecil.
3. Penyampaian dari Naskah
Penyampaian dai naskah biasanya dilaksanakan pada saat-saat yang
amat penti ng dan kerapkali digunakan buat siaran- siaran radio atau
televisi. Sang pembicaraharuslah mampu memahami makna yang
dibacanya itu dan memelihara serta mempertahankan hubungan yang erat
dengan para pendengar. Dia seyogyanya memandang pendengarnaya. Dia
seyognya memandang pendengarnya sebanyak mungkin dan kepada
naskahnya sedikit mungkin. Dia harus mampu menciptakan pikiran itu
setiap kali dia menyajikannya kepada pendengar, dan penuh perhatian
terhadap responsi para pendengarnya.
4. Penyampaian dari ingatan
Keberhasilan dari berbicara yang penyampaiannya dari ingatan
menuntut sang pembicara menguasai bahan pembicaraannya selengkap
mingkin sehingga dia tidak menghadapi masalah dalam hal bahasa dan
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
29
dapat mencurahkan seluruh perhatian pada komunikasi langsung dari
pikiran dan perasaannya. Akan tetapi ingatannya pun
harus juga
mengizinkan spontanitas yang serupa pada penyajian tanpa persiapan,
lebih-lebih pada hal-hal yang perlu disiapkan atau diinterpolasi kalau
memang keadaan menghendakinya (Tarigan dalam Mulgrave, 1981:26).
d. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berbicara
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk keefektifan berbicara,
yaitu faktor kebahasaan dan faktor non kebahasaan.
Faktor- faktor kebahasaan sebagai penunjang keefektifan berbicara :
a. Ketepatan ucapan
b. Penempatan Tekanan, Nada, Sendi, dan Durasi
c. Pemilihan Kata atau Diksi
d. Ketepatan Sasaran Pembicara
e. Faktor- faktor Non Kebahasaan sebagai penunjang keefektifan berbicara
f. Sikap yang wajar, tenang, dan tidak baku
g. Pandangan harus diarahkan pada lawan bicara
h. Gerak gerik dan mimik yang tepat
i. Kenyaringan suara
j. Kesediaan menghargai pendapat orang lain
k. Kelancaran
l. Relevansi dan penalaran
m. Penguasaan topik
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
30
e. Cara Mengevaluasi Keterampilan Berbicara
Dalam mengevaluasi keterampilan berbicara pada prinsipnya kita harus
memperhatikan 5 faktor seperti tersbut di bawah ini :
1. Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) dapat diucapkan
dengan tepat ?
2. Apakah pola-pola intonasi, naik dan turunnya suara , serta tekanan suku
kata, memuaskan ?
3. Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang digunakannya?
4. Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang tepat?
5. Sejauh manakah “kewajaran”atau “kelancaran” ataupun “kenativespeaker-an” yang tercermin bila seseorang berbicara?
(Tarigan,dalam Brooks, 1981: 28)
3. Keaktifan Belajar
a. Pengertian Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar dapat dilihat dari aktifitas siswa selama proses
pembelajaran. Jika siswa sudah terlibat di dalam proses pembelajaran, maka
siswa akan merasakan suasana belajaryang menyenangkan sehingga hasil
belajar dapat dimaksimalkan.Belajar aktif merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan dengan rajin dan sungguh-sungguh. Kegiatan disini sering diartikan
dengan kesibukan dan kegiatan yang mengarahkan seluruh tenaga, pikiran atau
badan untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu, aktivitas dapat dikatakan
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
31
sebagaikegiatan atau kesibukan seseorang atau menggunakan tenaga,pikiran
untuk mencapai tujuan tertentu kesemuanya itu untuk mencapai kemampuan
yang optimal.
Keaktifan belajar menurur Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 23)
berarti giat. Aktifitas siswa pada saat proses pembelajaran perlu diperhatikan
guru agar proses belajar mengajar yang ditempuh mendapat hasil yang
maksimal. Guru perlu mancari cara untuk dapat meningkatkan keaktifan siswa
Menurut Nawawi Alfatru, keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau
segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik
maupun non fisik .Aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata,
tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual dan
emosional. Keaktifan yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada
peserta didik, sebab dengan adanya keaktifan peserta didik dalam proses
pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif.
Aktiftas belajar menurut Paul D. Dierich dibagi menjadi 8 kelompok
yaitu :
1. Kegiatan visual contohnya : membaca, melihat gambar-gambar,
2. Mengamati orang bermain dan lain-lain;
3. Kegiatan-kegiatan lisan contohnya: mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi;
4. Kegiatan-kegiatan mendengarkan contohnya: mendengarkan penyajian
suatu bahan;
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
32
5. Kegiatan-kegiatan menulis contohnya: menulis cerita, menulis laporan,
memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan lain-lain;
6. Kegiatan-kegiatan menggambar, contohnya menggambar, membuat gra�k,
peta dan pola;
7. Kegiatan-kegiatan metrik, contohnya melakukan percobaan, membuat
intruksi model dan lain-lain;
8. Kegiatan mental contohnya merenungkan, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisis, membuat keputusan dan lain-lain;
9. Kegiatan-kegiatan emosional contohnya : minat, membedakan, berani,
tenang, dan lain-lain.
Jadi dapat disimpulakn bahwa keaktifan belajar adalah kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang untuk menanggapi materi pelajaran yang diberikan
oleh guru.Keaktifan siswa merupakan motor dalam kegiatan pembelajaran
maupun kegiatan belajar.
Menurut Desi pembelajaran yang aktif memiliki karakteristikkarakteristik sebagai berikut :
1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh
pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan analisis dan kritis
terhadap topik atau penyuluhan yang dibahas;
2. Siswa tidak hanya mendengarkan pembelajaran secara pasif tetapi,
megerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran;
3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap yang berkenaan
dengan materi pembelajaran;
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
33
4. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan
melakukan evaluasi;
5. Umpan balik yang cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
Menurut Dr. Ahmad Tafsir dalam perencanaan maupun pelaksanaan
pembelajaran siswa aktif harus ada hal-hal sebagai berikut :
1. Situasi kelas menantang siswa melakukan kegiatan secara bebas dan
terkendali;
2. Guru
tidak
mendominasi
pengajaran
tetapi
lebih
banyakmemberi
rangsangan agar siswa memecahkan sendiri masalah;
3. Guru mengusahakan tersedianya sumber belajar seperti sumber tertulis,
sumber manusia, alat bantu pengajaran;
4. Kegiatan tidak menoton, ada kegiatan yang dilakukan bersama-sama ada
yang dilakukan perseorangan;
5. Hubungan murid dengan guru berupa hubungan manusiawi seperti
hubungan bapak dengan anak. Kasih sayang dan tanggung jawab muncul di
sini. Guru sebagai pemimpin dan pembimbing belajar;
6. Situasi kelas tidak kaku menuruti susunan yang mati, sewaktu-waktu dapat
diubah sesuai dengan kebuthan;
7. Belajar tidak hanya diukur pada hasil yang dicapai siswa melainkan juga
pada mutu proses belajar-mengajar yang dilakukan siswa;
8. Adanya keberanian siswa mengajukan pendapatnya,kepada guru maupun
kepada murid lainnya;
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
34
9. Guru selalu menghargai pendapat murid, benar maupun salah, tidak
menekan
apalagi
mematikan
keberanian
siswa
mengajukan
gagasannya.Dari uraian di atas penulis memakai keaktifan belajar yang
dikemukakan oleh Dr. Ahmad Tafsir.Keaktifan belajar adalah siswa
melakukan kegiatan secara bebas, tidak takut berpendapat, memecahkan
masalah sendiri, membaca sumberbelajar yang diberikan oleh guru, bias
belajar secara individu ataupun kelompok, ada timbal balik antara guru dan
siswa baik itu menjawab pertanyaan ataupun memberikan komentar, dan
siswa selalu termotivasi untuk berpendapat.
b. Cara Mengukur Keaktifan Belajar
Untuk dapat mengukur keaktifan belajar dapat dilakukan dengan
observasi. Berhubung penelitian ini tentang kekaktifan belajar siswa pada
kemampuan berbicara yang menjadi indikator penentu keaktifan belajar pada
kemampuanberbicara tersebut adalah :
1. Membentuk kelompok sesuai dengan yang dibagi guru;
2. Membacakan dan memperhatikan sebuah cerita;
3. Memperhatikan cerita yang disampaikan;
4. Menyebut pokok-pokok masalah yang ada di dalam cerita;
5. Memberikan pendapat atau komentar terhadap masalah;
6. Menuliskan sebuah masalah yang dihadapi;
7. Membacakan masalah di depan kelas;
8. Memperhatikan maslah yang dihadapi kawan;
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
35
9. Memberikan pendapat atau saran terhadap masalah yang diceritakan
kawan;
10. Ikut mengevaluasi pendapat-pendapat yang muncul.
Untuk membuat siswa menjadi aktif maka seorangguru harus lebih
kreatif baik itu dalam mengajarnya maupun dalam memilih strategi dan
metode yang tepat untuk dipakai dalam mengajar.
Sebagai pengajar, guru harus mengatahui tugas utamanya sebagai
seorang guru. Menurut Susi Susanti, tugas guru yang paling utama adalah
mengajar dan mendidik anak didik. Sebagai pengajar, seorang guru
merupakan perantara aktif (medium) antara anak didik dan ilmu pengetahuan.
Sedangkan sebagian guru merupakan perantara aktif antara anak didik dengan
haluan filsafat negara dan kehidupan masyarakat dengan segala macam
aspeknya. Berkenaan dengan tugas utama tersebut, seorang guru wajib
memiliki segala sesuatu yang berhubungan dengan tugasnya sebagai pengajar.
Seperti pengetahuan,keterampilan, sifat-sifat kepribadian serta kesehatan
jasmanidan rohani.
Peran guru dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
sangat penting. Peran dan kedudukan guru yang tepat dari interaksi edukatif
tersebut sangat mendukung keberhasilan murid dalam belajar Bahasa
Indonesia dan potensi yang dibawanya sejak lahir. Ia belajar sesuai
individunya masing-msing. Peran guru dalam membantu proses belajar
mengajar murid sangatlah diharapkan. Setiap guru harus mengetahui sifat
khusus murid serta berusaha membantunya semaksimal mungkin.
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
36
B. Penelitian yang Relevan
Untuk menghindari duplikasi penelitian, penulis memaparkan penelitianpelitian yang terdahulu yang berkaitan dengan variable yang penulis teliti,
penelitian-penelitian tersebut sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Susi Susanti dengan judul Meningkatkan
aktivitas belajar murid dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia melalui
metode Group to Group Exchang di Sekolah Dasar Negeri 039 Muara Uwai
Kecamatan Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar.Dalam penelitiannya,
metode Group to Group Exchang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Negeri 039 Muara
Uwai Kecamatan Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar.
2. Saribanun dengan judul Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Fiqih Siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Swasta Rumbio Dengan
menggunakan Metode Diskusi.Dalam penelitiannya metode diskusi dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Fiqih Di
MIS Rumbio. Sepanjang pengetahuan penulis, belum ditemukan penelitian
yang meneliti keaktifan belajar Bahasa Indonesia melalui metode Brain
storming. Maka penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori di atas, maka peneliti dapat mengemukakan yang
dimaksud dengan metode simulasi. Metode simulasi merupakan metode yang
pengajarannya menggunakan situasi tiruan agar siswa lebih memahami suatu
konsep dalam mata pelajaran bahasa indonesia.
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
37
Melalui metode simulasi pembelajaran akan lebih menarik dan
menyenangkan, disini siswa belajar sekaligus bermain. Siswa yang awalnya
kurang percaya diri, setelah dilakukan metode ini rasa percaya diri siswa
bertambah. Salah satu metode yang paling efektif dalam pembelajaran bahasa
indonesia adalah dengan metode simulasi, meskipun tidak semua pokokbahasan
menggunakan metode ini. Oleh karena itu, guru harus menyesuaikan antara pokok
bahasan dan metode yang akan digunakan, agar pembelajaran di kelas lebih hidup,
efektif, menarik dan menyenangkan, serta kemampuan berbicara siswa dapat
berkembang dengan baik.
Berbicara merupakan kemampuan mengungkapkan sesuatu melalui bahasa
lisan. Berbicara merupakan tingkah laku seseorang untuk menyampaikan sesuatu
kepada orang lain melalui alat ucapnya. Gambaran pribadi seseorang dapat
diidentifikasi dengan berbagai cara, kita dapat menduganya melalui gerakgeriknya, tingkah lakunya, kesenangannya, dan cara bicaranya.
Dengan menggunakan metode simulasi ini diharapkan kemampuan
berbicara siswa akan bertambah. Misalnya dapat menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar, mampu menggunakan kata-kata yang baku dalam setiap
pembicaraan, serta dapat mengungkapkan bahasa tersebut dengan baik, sehingga
apa yang ingin disampaikan dari pembicaraan tersebut dapat dimengerti oleh
pendengar.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa dengan
menggunakan metode simulasi dapat menanbahkan rasa percaya diri siswa serta
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
38
kemampuan berbicara siswa dapat meningkat dengan mengunakan bahasa yang
baik dan benar. Peneliti berusaha dengan menggunakan metode simulasi ini dapat
meningkatkan kemampuan berbicara siswa di kelas IV SDN 1 Karangklesem.
Adapun gambar bagan kerangka pikir adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pikir
Metode Simulasi
Metode Konvensional
Kemampuan
Berbicara
Keaktifan Belajar
D. Pengajuan Hipotesis
tensif
Kemampuan
Berbicara
Keaktifan
Belajar
Berdasarkan uraian diatas, maka pengajuan hipotesis penelitian ini adalah :
metode simulasi berpengaruh terhadap kemampuan berbicara dan keaktifan belajar
siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDN 1 Karangklesem UPK
Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas.
Hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dalam hal
ini peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
39
H01 : tidak ada pengaruh terhadap penggunaan metode simulasi pada kemampuan
berbicara siswa SDN 1 Karangklesem.
H1 : ada
pengaruh terhadap penggunaan metode simulasi pada kemampuan
berbicara siswa SDN 1 Karangklesem.
H02 : tidak ada pengaruh terhadap penggunaan metode simulasi pada keaktifan
belajarsiswa SDN 1 Karangklesem.
H2 : ada
pengaruh terhadap penggunaan metode simulasi pada keaktifan
belajarsiswa SDN 1 Karangklesem
PENGARUH METODE SIMULASI...HERMIN NUGRAHENI, PASCA BAHASA INDONESIA, 2017
Download