42 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian

advertisement
Bab 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Pendekatan Penelitian
Penelitian kualitatif sangat bergantung pada pandangan dan cara
pendekatan terhadap subjek. Penelitian kualitatif memberikan peneliti
informasi yang banyak mengenai proses yang spesifik pada subjek yang
diteliti. Data yang diperoleh untuk penelitian kualitatif menekankan pada
aspek kepercayaan, di mana peneliti akan memastikan bahwa data yang
diperoleh memiliki bukti sehingga dapat dipercaya.
Metode penelitian kualitatif adalah metode yang fleksibel dan
disarankan untuk secara perlahan fokus pada objek yang sedang diteliti.
Penelitian kualitatif memastikan bahwa penelitian yang dilakukan akurat
sesuai dengan bukti yang didapatkan. Hal yang paling utama dalam
menciptakan kepercayaan terhadap penelitian kualitatif adalah dengan
memberikan bukti. Peneliti yang melakukan penelitian kualitatif tidak hanya
mempresentasikan
catatan
detail
mengenai penelitiannya,
melainkan
memberikan tekstur dan detail dengan cara yang berbeda sehingga pembaca
dapat merasakan bahwa mereka berada di sana.
Peneliti kualitatif melihat sebagian besar aktifitas sosial sebagai data
kualitatif. Berbeda dengan penelitian kuantitatif di mana aktifitas sosial
diubah menjadi variable atau angka, penelitian kualitatif meminjam ide dari
orang yang diteliti dan meletakkan mereka pada konteks yang alami.
Beberapa orang dapat beranggapan bahwa data penelitian kualitatif
dipercaya sebagai data yang tidak berwujud atau tidak dapat dipahami dan
42
43
tidak penting. Walaupun memang ada beberapa data yang tidak bisa
ditangkap namun bukan itu permasalahannya. Penelitian kualitatif memiliki
data yang empiris, yaitu data didasarkan atas pengalaman. Di mana data yang
digunakan didapat dari kejadian yang aktual, merekam apa yang dikatakan
oleh orang, mengamati perilaku spesifik, mempelajari dokumen tertulis, atau
memeriksa gambar visual.
Penelitian kualitatif mengikuti jalur nonliniar dan menekankan untuk
memiliki hubungan yang erat dengan ditel yang terjadi pada lapangan yang
diteliti. Penelitian kualitatif menggunakan prosedur yang standar atau
langkah-langkah yang eksplisit.
3.2.
Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan jenis penelitian yang
naratif.
Di
mana
peneliti
akan
“menghilang”
dari
analisis
dan
memprensentasikan penelitian berdasarkan kronologi seakan penelitian
adalah produk unik dan memiliki unsure natural di dalamnya. Sehingga
peneliti seakan menceritakan suatu cerita mengenai apa yang terjadi.
3.3.
Unit Analisis
Unit analisis atau informan adalah key actor pada penelitian kuaitatif.
Key
informan
adalah
seseorang
atau
sekelompok
orang
yang
memberitahukan peneliti mengenai apa yang terjadi pada lapangan penelitian.
Terdapat tiga cara dalam memilih informan yaitu sebagai berikut :
a.
Mencari informan untuk diwawancarai atau diobservasi,
44
b.
Menentukan informan untuk diteliti atau dimintai keterangan sesuai
dengan permasalahan yang diteliti,
c.
Berhenti mencari informan jika informasi yang dimiliki sudah cukup.
Sedangkan dalam memilih Informan yang ideal terdapat empat
karakteristik yaitu :
a.
Informan sangat familiar dengan budaya pada lapangan dan memiliki
posisi sebagai saksi yang signifikan terhadap peristiwa-peristiwa yang
terjadi di lapangan. Dengan memiliki hubungan langsung dengan
peristiwa yang terjadi di lapangan sebagai rutinitasnya. Informan
tersebut sudah lama menerapkan budaya di lapangan.
b.
Seseorang yang sedang terlibat secara langsung dengan budaya di
lapangan. Seseorang yang telah terlibat pada budaya di lapangan
dapat menjadi informan yang baik, apabila ia telah terlibat dalam
waktu yang cukup lama. Namun jika keterlibatannya pada budaya di
lapangan sudah berlalu cukup lama, ada kemungkinan bahwa mereka
telah merekonstruksi ingatan mereka terhadap peristiwa di lapangan.
c.
Informan dapat menghabiskan waktu bersama dengan peneliti.
Wawancara dapat memakan waktu cukup lama dan beberapa orang
mungkin tidak bisa memberikan waktu yang banyak untuk
wawancara.
d.
Seseorang yang nonanalitik dapat menjadi informan yang baik.
Seorang informan nonanalitik biasanya menggunakan teori atau akal
sehat pragmatis. Ini kontras dengan seorang yang analitik, di mana ia
akan melakukan analisis terhadap pengaturannya menggunakan
kategori dari media atau pendidikan. Bahkan seseorang yang
45
edukasinya ilmu sains dapat memberikan respon nonanalitik jika
mereka mengesampingkan pendidikan yang mereka dapatkan dan
memberikan perspektif sendiri.
Peneliti dapat melakukan wawancara dengan beberapa tipe informan.
Termasuk di dalamnya seseorang yang sudah memiliki pengalaman lama dan
juga baru. Untuk mengetahui mengenai proses programming pada program
Kompas Siang di Kompas TV,
peneliti menentukan key informan pada
penelitian ini sebagai berikut :
3.4.
a.
Executive Producer Kompas Siang di Kompas TV
b.
Koordinator Liputan News and Bulletin Kompas TV
c.
Manager Programming Kompas TV
Teknik pengumpulan data
Peneliti yang menggunakan metode penelitian kualitatif memulai
pengumpulan data dengan topik umum dan apa yang relevan dengan objek
yang diteliti. Dengan menggumpulkan data tersebut, semakin mudah bagi
peneliti untuk membentuk pertanyaan riset. Hal ini disebabkan karena
peneliti harus tahu apa yang diteliti dengan baik sehingga dapat membentuk
pertanyaan yang langsung merujuk pada poin yang diteliti.
Mengembangkan pertanyaan riset yang lebih fokus merupakan bagian
dari pada proses pengumpulan data, di mana peneliti secara aktif
merefleksikan dan mengembangkan interpretasi awal.
Data merupakan unsur utama dalam melakukan sebuah riset. Dalam
artian, tanpa ada data tidak ada riset. Dan data yang digunakan pada suatu
46
riset harus data yang benar, yang berarti didapatkan dari sumber yang benar.
Pengumpulan data merupakan suatu proses yang dilakukan dalam metode
ilmiah untuk mendapatkan informasi yang valid, dapat diperoleh secara
langsung maupun tidak langsung. Dilakukan sebagai upaya pemecahan
masalah yang sedang diteliti.
Menurut J. Supranto (1998:47), pada dasarnya, data tersebut adalah
sebagai keputusan atau pemecah masalah yang sedang diteliti harus secara
tepat dan benar. Yang berarti, data tersebut harus bisa dipercaya
kebenarannya, tepat waktu dan juga mencakup ruang yang luas sehingga
dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah tersebut secara
menyeluruh, sistematis, dan komperhensif. Secara umum, kegunaan data
dalam suatu riset adalah sebagai berikut :
a.
Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan yang sedang diteliti,
b.
Merupakan dasar untuk membuat keputusan atau pemecahan pada
masalah yang diteliti,
c.
Sebagai dasar utama untuk menyusun suatu perencanaan kerja dalam
memecahkan masalah yang diteliti,
d.
Merupakan alat kontrol dalam melaksanakan suatu perencanaan.
Biasanya data yang diperlukan adalah data masa lampau, sekarang
dan data yang akan datang.
e.
Sebagai dasar untuk evaluasi, baik dalam bentuk kualitatif maupun
kuantitatif.
Cara perolehan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui :
a.
Data Primer (Primary Data)
47
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang
diteliti. Dapat berupa teks hasil wawancara atau rekaman dan cacatan
oleh peneliti. Dalam hal-nya di sini peneliti akan mencari informasi
langsung pada HR Kompas TV, serta tim pada bagian News and
Bulletin Kompas TV khususnya pada bagian Kompas Siang.
b.
Data Sekunder (Secondary Data)
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia dengan membaca
dan mendengar, dapat diperoleh melalui publikasi dan informasi yang
dikeluarkan di berbagai organisasi atau perusahaan. Data yang
diperoleh sudah dalam bentuk jadi. Beberapa bentuk dari data
sekunder yaitu
1.
data berbentuk teks
2.
data berbentuk gambar
3.
data berbentuk suara
4.
kombinasi data teks, gambar dan suara.
Sedangkan, teknik dan metode pengumpulan data yang digunakan
pada penelitian ini adalah :
a.
Metode Wawancara
Peneliti akan melakukan wawancara langsung (in-depth interview)
dengan Eksekutif Produser Kompas Siang, Koordinator Liputan News
and Bulletin Kompas TV. Untuk mendapatkan data primer yang dapat
digunakan untuk memenuhi penelitian yang dilakukan, disusun secara
tertulis seusai dengan masalah yang diteliti. Pada saat melakukan
wawancara, sebuah percakapan yang terjadi di kantor pribadi
48
mungkin tidak dapat terjadi jika dilakukan di tempat umum.
Wawancara sering kali dilakukan di area rumah narasumber sehingga
narasumber dapat merasa nyaman. Jika tidak ada privacy, disarankan
untuk mengubah tempat wawancara. Teknik wawancara pada
penelitian kualitatif dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1.
Wawancara dengan melakukan pembicaraan informal
2.
Wawancara umum yang terarah
3.
Wawancara terbuka yang standar
Namun keberhasilan dari sebuah wawancara bergantung dengan
kemampuan
peneliti
Keunggulan
utama
dalam
teknik
melakukan
wawancara
penggumpulan
data
ini
tersebut.
adalah
memungkinkan peneliti untuk mendapatkan jumlah data yang banyak,
namun adapun kelemahannya terlelak pada aspek emosi yang dapat
dilibatkan. Oleh karena itu, ada baiknya terjadi kerjasama yang baik
antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai. Tidak terlepas
lagi bahwa pewawancara harus mampu mengelaborasikan secara
halus apa yang sedang ditanyakan jika orang yang diwawancarai
dirasa belum cukup memberikan informasi yang diharapkan.
b.
Metode Kepustakaan
Metode ini digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasiinformasi yang mungkin tidak diketahui oleh sumber utama peneliti.
Di sini, peneliti akan menggunakan berkas atau buku-buku yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
c.
Metodi Observatif
49
Dengan menggunakan metode ini, peneliti dapat ikut turun dalam
melaksanakan perancangan program ini, sehingga terbentuknya
keterlibatan langsung agar peneliti bisa mendapatkan pandangan tidak
hanya dari sisi peneliti sebagai eksternal tapi juga secara internal.
Metode ini dilakukan dengan pencatatan tentang kejadian, perilaku
objek, dan hal lain yang diperlukan untuk mendukung penelitian. Lalu
observasi lebih fokus dilakukan agar dapat menemukan pola-pola
perilaku dan hubungan yang terus menerus terjadi.
Menurut Adler and Adler (1987) menyarankan partisipasi peneliti
menjadi tiga bagian, yaitu :
a.
Peripheral membership yang berarti mempertahankan jarak antara
peneliti dengan yang sedang diteliti, atau dengan menetapkan batas
oleh keyakinan peneliti.
b.
Active membership adalah ketika seorang peneliti mengasumsikan
peran sebagai anggota dan melewati proses pelantikan seperti anggota
biasa.
c.
Complete membership adalah saat peneliti berpindah dan menjadi
anggota yang sepenuhnya berkomitmen, sehingga peneliti merasakan
bentuk emosi yang sama seperti anggota-anggota lain sehingga harus
pergi dari lapangan yang diteliti dan kembali menjadi peneliti.
3.5.
Teknik analisis data
Penelitian kualitatif tidak menghapuskan pandangan subjektif untuk
mendapatkan data yang berkualitas. Melainkan, data berkualitas meliputi
tanggapan dan pengalaman yang subjektif. Data lapangan yang berkualitas
50
merupakan deskripsi rinci dari pengamatan peneliti dan pengalaman oleh
anggotanya sendiri.
Data penelitian kualitatif berbentuk tulisan, kata-kata, frasa, atau
dengan simbol yang menggambarkan orang, tingkah laku dan kejadian di
kehidupan sosial. Penelitian kualitatif jarang menggunakan analisis statistik,
bukan berarti data pada penelitian kualitatif hanya berdasarkan pada spekulasi
atau kesan samar-samar.
Penjelasan kualitatif memiliki berbagai macam bentuk. Seorang
peneliti kualitatif mengembangkan penjelasan atau generalisasi yang
mendekati data dan konteks yang konkret tetapi dengan menggunakan cara
deskripsi yang lebih simple. Penjelasan yang diberikan cenderung kaya akan
ditel, sensitif terhadap konteks, dan mampu menunjukkan gambaran dan
proses kompleks yang terjadi dalam kehidupan sosial. Penjelasannya dapat
diberikan secara santai, tetapi bukan itu permasalahannya. Tujuan peneliti
adalah untuk mengatur detail tertentu menjadi sebuah gambar yang koheren.
Peneliti kualitatif membagikan penjelasan yang diberikan dalam dua
macam yaitu : sangat tidak mungkin dan yang dapat dipercaya. Peneliti akan
merasa puas jika dapat menciptakan suatu kasus atau memberikan bukti
pendukung.
Koding memiliki arti dan peran yang berbeda untuk penelitian
kualitatif. Peneliti akan menerima data utuh dan dibagikan sesuai dengan
kategorinya, sehingga menciptakan suatu tema dan konsep yang dapat
digunakan untuk menganalisa data. Melakukan koding pada penelitian
kualitatif merupakan bagian yang penting. Diawali oleh pertanyaan penelitian
51
dan kemudian menciptakan pertanyaan-pertanyaan baru, sehingga membuat
peneliti menggali lebih dalam pada data utuh yang diterima.
Strauss (1987) menyebutkan tiga macam koding untuk penelitian
kualitatif. Peneliti mengulas data tiga kali menggunakan metode yang
berbeda-beda dan melakukan koding kepada data utuh yang sama. Strauss
menyebutkan “Coding is the most difficult operation for inexperienced
researchers to understand and to matter” yang dapat diartikan “Koding
adalah kegiatan yang paling sulit bagi peneliti yang kurang pengalaman untuk
mengerti dan mempedulikan”. Tiga koding yang dilakukan adalah :
a.
Open Coding : dilakukan sebagai fase pertama ketika data utuh
diperoleh peneliti. Peneliti menentukan tema dan menetapkan kode
atau label untuk menyisihkan data yang banyak menjadi terinci.
Ketika open coding dilakukan, peneliti mempelajari catatan lapangan,
sumber lama, atau data lain untuk mencari istilah-istilah penting, kata
kunci atau tema yang kemudian dicatat. Open coding dapat
menciptakan tema dari titik terdalam data. Beberapa tema lahir dari
inti pertanyaan dari peneliti, adapula yang lahir karena konsep
penulisan, atau istilah-istilah yang digunakan oleh sumber penelitian.
b.
Axial Coding : ini adalah fase kedua pada data. Pada saat open
coding, peneliti fokus pada data dan menetapkan label untuk tema.
Tidak ada kepentingan untuk menghubungkan tema atau menekankan
pada konsep yang diwakili oleh tema tersebut. Pada axial coding,
peneliti mulai dengan tema dan kode yang sudah terstruktur. Ketika
fase kedua ini dilakukan, peneliti fokus pada kode dan tema
dibandingkan dengan data yang dimiliki. Kode atau ide tambahan
52
dapat timbul pada fase ini, dan peneliti akan mencatatnya namun
kegiatan utamanya adalah mengulas dan meneliti kode-kode yang
sudah ditentukan. Axial tidak hanya menimbulkan hubungan antara
konsep tetapi juga menumbuhkan pertanyaan baru. Hasil dari meneliti
dengan axial dapat menyebabkan pembuangan tema atau bahkan
meneliti salah satu tema dengan lebih mendalam.
c.
Selective Coding : Ketika peneliti mencapai tahap ini dalam meneliti
data, peneliti telah mengindentifikasikan tema umum dari peneliti
yang dilakukan. Koding secara selective melibatkan pemindaian data
dan kode-kode sebelumnya. Peneliti melihat kasus yang dapat
mengilustrasikan tema dan membuat perbandingan setelah semua data
terkumpulkan. Dimulai setelah terdapat konsep yang rapih dan telah
mulai mengorganisir keseluruhan analisisnya. Pada koding selective,
tema umum atau konsep akhirnya memberikan arahan pada penelitian
yang dilakukan. Peneliti mengenali tema spesifik yang sudah
teridentifikasi pada koding awal dan menguraikan lebih dari satu tema
umum.
3.6.
Keabsahan penelitian
Cara yang paling utama untuk memastikan data yang terpercaya
adalah dengan cara mempresentasikan buktinya. Peneliti pada penelitian
kualitatif tidak mempresentasikan semua catatan detail dalam bentuk laporan,
tetapi dengan cara yang mendetail, sehingga pembaca dapat merasakan
bahwa mereka berada pada posisi yang sama.
53
Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan triangulasi untuk
menentukan keabsahan penelitian yang dilakukan. Analisis triangulasi
merupakan jawaban subjek yang meneliti kebenaran. Terdapat beberapa
macam model triangulasi, yaitu sebagai berikut :
a.
Triangulasi Sumber : analisis triangulasi sumber ini berarti
membandingkan atau mengecek ulat derajat kepercayaan suatu
informasi yang telah diterima atau diperoleh dari sumber yang
berbeda-beda. Contohnya seperti membandingkan hasil pengamatan
dengan wawancara, atau perbandingan antara apa yang telah
dikatakan oleh masyarakat umum dengan apa yang dikatakan secara
pribadi.
b.
Triangulasi Waktu
Karena proses dan perilaku manusia yang sering berubah-ubah seiring
waktu, maka periset perlu mengadakan observasi tidak hanya satu
kali.
c.
Triangulasi Teori
Triangulasi teori berarti menggunakan dua atau lebih teori sebagai
perbandingan untuk keperluan rancangan riset, pengumpulan data,
serta analisis data yang lebih lengkap sehingga hasilnya lebih
komperhensif.
d.
Triangulasi Metode
Analisis dengan menggunkana triangulasi metode merupakan usaha
pengecekan keabsahan data dan temuan riset, maka triangulasi metode
dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik
penggumulan data untuk memperoleh hal yang sama.
54
Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan Triangulasi Sumber
dan Triangulasi Metode. Pada Triangulasi sumber, peneliti memberikan
pertanyaan yang sama kepada ketiga informan dan membandingkan hasil
yang dapat dilihat pada open coding, axial coding, dan selective coding yang
terlampir.
Sedangkan
untuk
triangulasi
metode,
peneliti
akan
membandingkan hasil data yang didapatkan melalui teknik pengumpulan data
yang akan dijelaskan di bagian diskusi pada bab 4.
3.7.
Keterbatasan penelitian
Ketika melakukan penelitian ini, terdapat beberapa hal yang menjadi
halangan penelitian yaitu :
a. Waktu untuk melakukan penelitian terganggu dengan kegiatan lainnya,
b. Beberapa data membutuhkan waktu yang lama untuk didapatkan,
c. Karena informan hanya memiliki waktu sedikit, susah untuk membuat janji
dan melakukan wawancara yang lama
Download