BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan adalah proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Hal ini sesuai dengan pernyataan Husaini Usman yang ditinjau dari sudut filsafat, metodologi penelitian merupakan epistemologi penelitian, yaitu menyangkut bagaimana seseorang mengadakan suatu penelitian (Usman, 2006: 4). Dengan kata lain, pendekatan adalah pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Pendekatan penelitian membahas secara keseluruhan mengenai langkah dan prosedur yang digunakan peneliti dalam melaksanakan suatu penelitian. Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan analisis proses dari proses berpikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan mengembangkan konsep sensitivitas pada masalah yang dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran teori dari bawah (grounded theory) dan mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena yang dihadapi (Gunawan, 2013: 80). Penelitian kualitatif bisa dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi kesejahteraan bersama, karena mengungkapkan permasalahan berbagai kehidupan. Menurut Sugiyono tahun 2005 dalam buku (Gunawan, 2013: 81) bahwa masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara, tentatif, dan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan. 3.2 Tipe/Jenis Penelitian Tipe/jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat ini. Dalam pemaparan (Kumar, 2005: diklasifikasikan dari tiga perspektif” yaitu: 37 8) bahwa, “penelitian dapat 38 1. Penerapan penelitian 2. Tujuan dalam melakukan penelitian 3. Cara pengumpulan data. Jika dilihat berdasarkan objektif atau tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian deksriptif. Sebagaimana dikemukakan oleh (Kumar: 2005:10) mengenai penelitian deskriptif yaitu “Sebuah studi diklasifikasikan sebagai upaya penelitian deskriptif untuk menggambarkan secara sistematis suatu situasi, masalah, fenomena, layanan atau program, atau memberikan informasi tentang, misalnya kondisi kehidupan masyarakat, atau menggambarkan sikap terhadap masalah”. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk menawarkan kepada peneliti profil atau aspek-aspek yang relevan dari fenomena yang menarik dari individu, organisasional, atau lainnya. Penelitian deskriptif menyajikan data dalam bentuk yang bermakna sehingga membantu untuk: 1. Memahami karakteristik kelompok dalam situasi tertentu. 2. Berpikir secara sistematis tentang aspek-aspek dalam situasi tertentu. 3. Menawarkan ide-ide untuk penyelidikan dan penelitian lebih lanjut. 4. Membantu membuat keputusan sederhana dan juga tertentu. Studi deskriptif dengan demikian menjadi penting dalam banyak situasi. Sedangkan data kualitatif diperoleh dengan mewawancarai individu dapat membantu pemahaman fenomena pada tahap eksplorasi penelitian (Sekaran, 2010: 121). 3.3 Metode Penelitian Dalam jenis metode, terdapat metode studi kasus. Metode studi kasus adalah bagian dari metode kualitatif yang hendak mendalami suatu kasus tertentu secara lebih mendalam dengan melibatkan pengumpulan beraneka sumber informasi (Raco, 2010: 48). Creswell mendefinisikan studi kasus sebagai suatu eksplorasi dari sistemsistem yang terkait atau kasus. Suatu kasus menarik untuk diteliti karena corak khas kasus tersebut yang memiliki arti pada orang lain, minimal bagi peneliti (Raco, 2010: 48). Pemaparan Patton mengatakan bahwa studi kasus adalah studi tentang kekhususan dan kompleksitas suatu kasus tunggal dan berusaha untuk mengerti kasus tersebut delam konteks, situasi dan waktu tertentu (Raco, 2010: 49). 39 Studi ini dilakukan karena kasus tersebut begitu unik, penting dan bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya. Dengan memahami kasus itu secara mendalam maka suatu penelitian akan menangkap arti penting bagi kepentingan masyarakat, organisasi atau komunitas tertentu (Raco, 2010: 49). Metode ini biasanya mulai dengan membahas keunikan dari suatu kasus tertentu. Jadi kasus tersebut harus unik dan sangat khusus serta memiliki arti yang sangat penting. Setelah itu dilanjutkan dengan mencari teori-teori atau informasi tentang kasus yang sama dalam jurnal atau media akademis lainnya (Raco, 2010: 49). Riset dengan metode studi kasus menghendaki suatu kajian yang rinci, mendalam, menyeluruh atas obyek tertentu yang biasanya relatif kecil selama kurun waktu tertentu temasuk lingkungannya. Keunggulan metode studi kasus antara lain adalah bahwa hasilnya dapat mendukung studi-studi yang lebih besar di kemudian hari, dapat memberikan hipotesis-hipotesis untuk riset lanjutan (Umar, 2004: 43). Disamping keunggulan tersebut, sebenarnya metode ini memiliki kelemahan, misalnya bahwa kajian menjadi relatif kurang luas, sulit digeneralisasikan dengan keadaan yang umum, dan cenderung subyektif karena obyek riset dapat mempengaruhi prosedur riset yang harus dilakukan (Umar, 2004: 43). 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam ulasan buku Lofland dan Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong, 2011: 157). Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis pengumpulan datanya dibagi ke dalam observasi, wawancara, dan dokumentasi (Gunawan, 2013: 141). Peneliti adalah manusia yang berhubungan langsung dan tidak dapat dipisahkan dalam proses pengumpulan, analisis, dan intepretasi data. Oleh karena itu, realita yang berhasil digali dan ditemukan melalui penelitian kualitatif sering dianggap subyektif. Untuk menghindari temuan yang bersifat subyektif, penelitian kualitatif menggunakan berbagai macam sumber data (Gunawan, 2013: 142). a. Observasi Menurut Arikunto dalam buku (Gunawan, 2013: 143) observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis. Observasi juga studi yang disengaja dan 40 sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Didalam observasi mampunyai tingkat kedalaman keikutsertaan peneliti dalam peran sertanya mengobservasi. Disini yang dipakai adalah pengamatan biasa. Pengamatan biasa adalah pengamatan yang biasanya selalu digunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan keterangan yang diperlukan berkenaan dengan masalah-masalah yang terwujud dari suatu peristiwa, gejala-gejala, dan benda (Gunawan, 2013: 158). b. Wawancara Dalam buku (Gunawan, 2013: 160) menurut Kartono, wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu. Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih berhadap hadapan secara fisik. Terdapat dua pihak dengan kedudukan yang berbeda dalam proses wawancara. Pihak pertama adalah berfungsi sebagai penanya dan disebut interviewer, sedang pihak kedua berfungsi sebagai pemberi informasi yaitu informan. Wawancara yang digunakan disini adalah teknik wawancara mendalam yang menurut Patton dalam buku (Gunawan, 2013: 165) adalah teknik wawancara yang dimana peneliti dan informan bertatap muka langsung dalam wawancara yang dilakukan. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah sejumlah besar fakta dan data yang tersimpan dalam bahan yang terbentuk dokumentasi. Biasanya dokumentasi berbentuk surat-surat, catatan harian, laporan, artefak, foto dan sebagainya. Dokumentasi tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam (Gunawan, 2013: 175). 3.4.1 Teknik Penentuan Informan Data yang digunakan sebagai obyek penelitian dalam diskusi ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diolah sebelumnya. Perusahaan yang dipilih menjadi penelitian ini adalah Hotel Blue Sky. Metode penarikan sampel seperti ini yang terdapat dalam buku (Sekaran, 2010: 277) dan yang digunakan untuk teknik penentuan sampel ini adalah purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan mempertimbangkan khusus sehingga dijadikan sampel. Dalam penelitian ini 41 dimaksudkan untuk meneliti bagaimana terjadinya proses penyampaian pesan melalui simbol konsep smart hotel di area lobi Hotel Blue Sky. Sampel yang ditentukan adalah pegawai yang bekerja di Hotel Blue Sky yang mempunyai tanggungjawab langsung terhadap konsep dan isi dari lobi Hotel Blue Sky. 3.5 Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Secara umum, analisis data dalam melakukan penelitian kualitatif banyak menggunakan model analisis yang dicetuskan oleh Miles dan Huberman dalam buku Sugiyono yang sering disebut dengan metode analisis data interaktif. Mereka mengungkapkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan terus berlangsung secara terus-menerus sampai selesai. Aktivitas dalam analisis data kualitiatif ada tiga, yaitu tahap reduksi data, display data, dan kesimpulan. Penjabarannya adalah sebagai berikut: a. Data reduction (reduksi data) adalah data yang cukup banyak yang diperoleh dari lapangan, oleh karena itu perlu dicatat dengan rinci. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dan juga perlu mencari temanya. Dalam hal ini yang berarti data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan selanjutnya. Maka dari itu jika ada segala sesuatu didalam penelitian yang asing dan belum memiliki pola, itulah yang harus dijadikan pusat perhatian dalam melakukan reduksi data (Sugiyono, 2011: 244). b. Data display (penyajian data) adalah penelitian yang penyajian datanya dapat dilakukan dalam bentuk singkat, bisa dalam bentuk bagan, hubungan antara kategori, dan lainnya. Dan juga penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan pemaparan teks yang bersifat naratif atau dengan kata lain bersifat menceritakan (Sugiyono, 2011: 244). c. Conclusion drawing (penarikan kesimpulan) adalah langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif. Dalam penarikan kesimpulan, data masih dapat berubah, jadi masih bersifat sementara apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal 42 didukung dengan bukti-bukti yang valid, maka kesimpulan yang diulas adalah kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan kesimpulan yang dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, atau juga tidak karena seperti yang telah diketahui bahwa masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara. Temuan dapat berupa diskusi atau gambaran tentang suatu objek yang sebelumnya masih belum diketahui lalu diteliti sehingga menjadi jelas (Sugiyono, 2011: 244). 3.6 Teknik Keabsahan Data Triangulasi digunakan sebagai proses memantapkan validitas dan konsistensi data, serta bermanfaat juga sebagai alat bantu analisis data di lapangan. Kegiatan triangulasi dengan sendirinya mencakup proses pengujian hipotesis yang dibangun selama pengumpulan data (Gunawan, 2013: 218). Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain yang diluar data itu, untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi juga menggabungkan berbagai metode dalam satu kajian tentang suatu gejala. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin dalam buku Moleong mengungkapkan bahwa istilah triangulasi dikenal sebagai penggabungan antara metode kualitatif dan metode kuantitatif yang digunakan secara bersama-sama dalam suatu penelitian, karena disetiap penelitian kualitatif atau kuantitatif memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, dan memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda dalam melihat suatu masalah. Denzin juga membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Ulasan Patton dalam buku Moleong mengatakan bahwa triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Triangulasi sumber juga menggali kebenaran suatu informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber pengolahan data. Contohnya selain melakukan wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi yang terlibat misalkan dokumen tertulis, cacatan resmi atau pribadi, dan foto. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: 43 a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan. e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Dalam hal ini jangan sampai banyak yang mengharapkan bahwa hasil pemandangan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran. Yang terpenting disini ialah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut (Moleong, 2011: 330). Menurut Dominik Tulasi pakar komunikasi, simbol sangat mempengaruhi komunikasi. Karena simbol yang dihadapi di penelitian ini adalah simbol yang berkonotasi non verbal dan diinterpretasi secara subyektif. Dalam penelitian proses komunikasi konsep smart hotel di area lobi, sangat mempengaruhi sistem konsep itu sendiri. Simbol yang dimaksud itu termasuk desain, gaya gedung, furnitur, dan tata peletakannya. Jika tidak adanya simbol-simbol yang mengintepretasikan smart hotel disana, proses komunikasi itu akan luntur dengan sendirinya karena konsep yang tidak jelas dan abstrak. 44