BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian kualitatif, pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan konstruktivis. Pendekatan konstruktivis (riset kualitatif) biasanya terjadi pada saat proses pengumpulan data dan analisis interpretasi data. Dalam pendekatan konstruktivis, metode riset yang digunakan adalah observasi partisipan, observasi non-partisipan, depth interview, focus group, studi kasus, analisis isi kualitatif, dan etnografi (Kriyantono, 2006: 71). Namun dalam penelitian initidak semua metode riset konstruktivis digunakan, hanya beberapa metode riset saja. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci dan teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2013: 9). Metode penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Dimana makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak (Sugiyono, 2013: 9). Menurut Bogdan dan Taylor dalam Ruslan (2010: 215), pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, organisasi tertentu dalam suatu konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistic. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah dan bertujuan untuk mendapat pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman dari partisipan tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang 41 42 menjadi fokus penelitian dan kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut (Ruslan, 2010: 215). 3.2 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe deskriptif. Tipe penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Periset sudah mempunyai konsep dan kerangka konseptual. Melalui landasan konseptual, periset melakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel beserta indikatornya. Dalam penelitian ini, tipe penelitian yang digunakan yaitu tipe deskriptif karena tipe penelitian ini berguna untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel (Kriyantono, 2006: 69). 3.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah salah satu strategi metode analisis data kualitatif yang menekankan pada kasus-kasus khusus yang terjadi pada objek analisis (Burhan Bungin, 2008: 229). Metode analisis studi kasus adalah: (1) menemukan domain-domain analisis; (2) domain analisis dipetakan sebagai domain tunggal atau domain ganda; (3) apabila domain tunggal, maka studi kasus dapat dilakukan dengan mendeskripsikan domain itu berdasarkan fenomena vertikal (seperti sejarah, perkembangan fenomena). Maupun fenomen horizontal; seperti dinamika dan perubahan fenomena, perpindahan antar status yang terjadi dari orang-orang dalam studi kasus ini; (4) apabila domain ganda maka studi kasus dapat dilakukan selain menjelaskan fenomena tunggal, juga menjelaskan hubungan-hubungan antar domain itu, seperti bagaimana hubungan antara struktur fenomena dengan dinamika dan perubahan fenomena dan sebagainya (Burham Bungin, 2008: 229). Beberapa tipe studi kasus yang dijelaskan oleh Bogdan dan Biklen dalam Burhan Bungin (2008: 230) adalah sebagai berikut : 1) Studi kasus kesejarahan sebuah organisasi. Domain penting dalam studi kasus jenis ini adalah pemusatan perhatian mengenai perjalanan dan perkembangan sejarah organisasi sosial tertentu dan dalam jangka waktu tertentu pula, sehubungan dengan yang dibutuhkan adalah sumber-sumber 43 informasi dan bahan-bahan yang akurat dan terpercaya, juga kecermatan dalam merinci secara sistematik perkembangan dari tahap-tahap sebuah organisasi sosial. 2) Studi kasus observasi. Penekanannya pada penggunaan observasi dalam penelitian untuk menjaring informasi-informasi empiris yang detail dan actual dari unit analisis penelitian, apakah itu menyangkut kehidupan individu maupun unit-unit sosial tertentu dalam masyarakat. 3) Studi kasus Life History. Studi ini mencoba menyingkap dengan lengkap dan rinci kisah perjalanan hidup seseorang sesuai dengan tahap-tahap, dinamika dan liku-liku hidup yang paling memengaruhi seseorang. Seseorang yang dimaksud tentu tidak sembarang orang melainkan yang memiliki keunikan yang menonjol dan luar biasa dalam konteks kehidupan masyarakat. Melakukan studi kasus Life History ini dapat bersandar pada dokumendokumen pribadi yang bersangkutan serta dengan melakukan wawancara mendalam kepada orang pertama sebagai sumber utama. 4) Studi kasus komunitas sosial atau kemasyarakatan. Peneliti yang berpengalaman serta memiliki kepekaan dan ketajaman naluriah sebagai peneliti seringkali mampu melihat sisi-sisi unik tapi bermakna dari lingkungan sosial sekitarnya di dalam komunitas di mana dia hidup dan bergaul sehari-hari. Kenyataan tersebut dapat dijadikan pusat perhatian untuk melakukan studi kasus komunitas sosial atau kemasyarakatan. Peneliti pun dapat mengembangkan domain baru dalam studi kasus ini sejauh itu berhubungan dengan komunitas sosial yang dianalisis. 5) Studi kasus analisis situasional. Kehidupan sosial yang dinamis dan selalu menggapai perubahan demi perubahan tentu saja mengisyaratkan adanya letusan-letusan situasi dalam bentuk peristiwa-peristiwa atau katakanlah fenomena sosial tertentu. 6) Studi kasus mikroetnografi. Studi kasus tataran ini dilakukan terhadap sebuah unit sosial terkecil. Katakanlah sebuah sisi tertentu dalam kehidupan sebuah komunitas atau organisasi atau bahkan seorang individu. Tipe studi kasus yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus untuk kesejarahan sebuah organisasi dengan memusatkan perhatian pada organisasi dan mencari informan yang dibutuhkan untuk menganalisis data. 44 3.4 Teknik Pengumpulan Data Data merupakan salah satu unsur atau komponen utama dalam melaksanakan riset (penelitian), artinya ‘tanpa data tidak akan ada riset’ dan data dipergunakan dalam suatu riset merupakan data yang harus benar, kalau diperoleh dengan tidak benar, maka akan menghasilkan informasi yang salah. Pengumpulan data merupakan suatu langkah dalam metode ilmiah melalui prosedur sistematik, logis, dan proses pencarian data yang valid, baik diperoleh secara langsung (primer) atau tidak langsung (sekunder) untuk keperluan analisis dan pelaksanaan pembahasan suatu riset secara benar untuk menemukan kesimpulan, memperoleh jawaban dan sebagai upaya untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi (Ruslan, 2010: 27). 3.4.1 Jenis Data Menurut cara memperoleh data, data dapat dibagi menjadi (Ruslan, 2010: 29-30) : a. Data Primer Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian perorangan, kelompok, dan organisasi. b. Data Sekunder Memperoleh data dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi atau perusahaan, termasuk majalah jurnal. 3.4.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada beberapa, yaitu sebagai berikut : a. Observasi Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013: 145), observasi merupakan proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dalam 45 penelitian ini, digunakan pengumpulan data dengan Participant Observation (2013: 145). Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai pada tingkat dimana dapat memaknai setiap perilaku yang nampak (Sugiyono, 2013: 227). Menurut Susan Stainback dalam Sugiyono menyatakan “In participant observation, the researcher observes what people do, listent to what they say, and participates in their activities”. Yang berarti, dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka (Sugiyono, 2013: 227). b. Wawancara Semi Terstruktur Wawancara jenis ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, hanya dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak-pihak yang diwawancara dimintai pendapat dan ide-idenya. Dan apa yang dikemukakan oleh informan harus disimak dan dicatat dengan teliti. Walaupun semi terstruktur, wawancara jenis ini tetap fokus pada permasalahan atau fenomena yang akan digali kebenarannya (Sugiyono, 2013: 233). 3.5 Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan untuk dapat menarik kesimpulan–kesimpulan. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan yaitu teknis analisis data dari Miles dan Huberman. Menurut Punch dalam Pawito buku Penelitian Komunikasi Kualitatif, Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga komponen, yaitu: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing and verifying conclusions) (Pawito, 2007: 104). 46 1. Reduksi Data (data reduction) Reduksi data bukan asal membuang data yang tidak diperlukan, melainkan merupakan upaya yang dilakukan selama analisis data dilakukan seperti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya serta membuang yang tidak diperlukan. Ini merupakan langkah yang tak terpisahkan dari analisis data. Reduksi data juga melibatkan beberapa tahap, yaitu (Pawito, 2007: 104-106). Tahap Pertama, melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan dan meringkas data. Tahap Kedua, menyusun kode-kode dan catatan-catatan (memo) mengenai berbagai hal, termasuk yang berkaitan dengan aktivitas serta proses-proses sehingga dapat ditemukan tema-tema, kelompokkelompok dan pola-pola data. Tahap terakhir, menyusun rancangan konsepkonsep serta penjelasan-penjelasan yang berkaitan dengan tema, pola atau kelompok-kelompok data yang bersangkutan. 2. Penyajian Data (data display) Data display melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data yakni menjalin kelompok yang satu dengan yang lain, sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan. Dalam hubungan ini, data yang disajikan berupa kelompok-kelompok atau gugusan-gugusan yang kemudian saling dikait kaitkan sesuai dengan kerangka teori yang digunakan. (Pawito, 2007: 105). Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini, Miles & Huberman dalam Sugiyono menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Disebutkan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan kita untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Dalam melakukan display data, selain dengan teks naratif, juga dapat berupa grafik, matriks, network dan chart (Sugiyono, 2013: 249). 47 3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (drawing and verifying conclusions) Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan diawal memiliki bukti kuat dan konsisten pada saat kembali mengumpulkan data dilapangan, makan kesimpulan tersebut kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas (Sugiyono, 2013: 252-253). 3.6 Teknik Keabsahan Data Setelah menganalisis data, harus dipastikan apakah interpretasi dan temuan penelitian akurat.Cara mengetahuikeabsahan data yang ada yaitu dengan menguji hasil yang telah didapat. Dalam penelitian ini akan digunakan pengecekan data dengan Triangulasi.Triangulasi dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Ada beberapa jenis triangulasi yang dipaparkan dalam Sugiyono (2013: 274) yaitu : 1. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber digunakan untuk menguji keabsahan data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang didapat dari sumber-sumber tersebut tidak bisa disamaratakan tetapi dideskripsikan dan dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, berbeda dan mana yang spesifik dari ketiga sumber tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti akan menghasilkan kesimpulan yang akan dimintakan kesepakatan kepada sumber-sumber data tersebut. 2. Triangulasi Teknik Triangulasi teknik digunakan untuk menguji keabsahan data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Bila menghasilkan data yang berbeda-beda maka peneliti melakukan 48 diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain untuk memastikan data yang mana yang dianggap benar. 3. Triangulasi Waktu Waktu juga dapat mempengaruhi keabsahan data. Untuk itu, dalam pegujian kredibilitas data, dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan teknik, waktu atau situasi yang berbeda. Jika hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian datanya. Yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Triangulasi Sumber. Dimana triangulasi sumber menguji keabsahan data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dari data yang didapat, selanjutnya akan dideskripsikan, dikategorisasikan mana yang sama, mana pandangan yang berbeda, dan mana yang lebih spesifik dari sumber data tersebut (Sugiyono, 2013: 274).Penggunaan teknik keabsahan dengan triangulasi dikarenakan teknik pemeriksaan data ini memanfaatkan sesuatu hal lain diluar data dengan tujuan untuk pengecekan data pembandingan dari data yang didapatkan.