BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan pada kehidupan sehari-hari guna dilakukan untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi antara dua orang atau lebih untuk mendapatkan timbal balik. Dengan berkomunikasi maka seseorang (komunikator) dapat menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain (komunikan) dan dapat menghasilkan feedback (umpan balik) sesuai dengan yang diharapkan oleh komunikator.6 Pengertian komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang menyampaikan stimulasi dalam bentuk kata-kata dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang. Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhankebutuhan untuk mengurangi rasa ketidak pastian bertindak secara efektif mempertaruhkan memperkuat ego. Deddy Mulyana7 mengatakan Kata komunikasi atau communication dalam Bahasa Inggris berasal dari kata Latin communisi yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata 6 Onong Uchyana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Cita Aditya Bakti, Bandung, 2000, hal 28 7 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hal. 46 12 13 komunikasi. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Selain itu masih banyak definisi-definisi lainnya menurut para ahli yang mendefinisikan berbagai macam definisi komunikasi. Salah satu menurut Carl hovland8 mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan yang (biasanya berupa lambang verbal) untuk mempengaruhi orang lain (komunikate). Everett M Rogers9 mengatakan komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Menurut Onong Uchjana Effendi pengertian komunikasi itu minimalnya harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informative, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasive, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham dan keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lainnya”10 Dalam bukunya, S. Djuarsa Sendjaja memberikan beberapa karateristik dari komunikasi yaitu :11 8 Deddy Mulyana, op.cit., 68 Deddy Mulyana, op.cit., 69 10 Onong Uchjana Effendi. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2006 hal 9 11 Sasa Sendjaja, dkk. Pengantar Ilmu Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta 2001. Hal 2 9 14 1. Komunikasi adalah suatu proses 2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan upaya tujuan 3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang terlibat 4. Komunikasi bersifat simbolis 5. Komunikasi bersifat transaksional 6. Komunikasi menembus ruang dan waktu Dari berbagai definisi disimpulkan maka komunikasi merupakan proses interaksi antara komunikator dengan komunikan yang saling berbagi informasi atau gagasan guna terciptanya informasi dan pemahaman yang diharapkan. Dan dengan adanya komunikasi diharapkan akan terbentuk makna interorestasi pemikiran dan opini yang sama antara komunikator (penyampaian pesan) dan komunikan (penerima pesan) sehingga komunikasi dapat berjalan dengan efektif. 2.1.2 Tujuan Komunikasi Selain itu, menurut R. Wayne Pace, Brenet D. Peterson, dan M. Dallas Burnet dalam Onong Uchjana Effendi, menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu : a. To Secure Understanding b. To Establish Acceptance 15 c. To Motivate Action12 Pertama adalah To Secure Understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterima. Apabila komunikan sudah dapat mengerti dan menerima pesan tersebut, maka komunikan (penerima)nya itu harus dibina (To Establish Acceptance) pada akhirnya kegiatan di motivasikan (To Motivate Action). Sedangkan menurut Wifbur Schram (1974) tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua kepentingan, yakni :13 1. Kepentingan sumber pengirim 1. Memberikan informasi 2. Mendidik 3. Menghibur 4. Menganjurkan suatu tindakan 2. Kepentingan penerima/Komunikan 1. Menerima informasi 2. Mempelajari 3. Menikmati 4. Menerima/menolak anjuran Komunikasi yang merupakan suatu kebutuhan dasar manusia untuk berinteraksi. Hal itu seperti yang dijelaskan dalam pengertian komunikasi, dimana 12 Onong Uchjana Effendi, Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006 hal 32 13 Ibid Sasa Sendjaja, dkk. Loc, cit. Hal 44 16 komunikasi merupakan penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan lambang-lambang baik verbal maupun non verbal dengan tujuan membentuk atau mengubah perilaku orang-orang yang menjadi sasarannya (khalayak). 2.1.3 Proses Komunikasi Proses komunikasi merupakan bagian terpenting dalam kegiatan komunikasi. Melalui proses komunikasi pesan yang ingin disampaikan akan tepat pada sasaran dan dapat berjalan efektif. Dalam proses komunikasi, sumber dan penerima pesan komunikasi, masing-masing melakukan tiga kegiatan atau tindakan: encoding (membentuk kode-kode pesan), decoding (memecahkan kodekode pesan), dan interprenting (menginterpresentasikan pesan)14 Menurut Onong Uchjana Effendy yang dijelaskan dalam buku “Ilmu Komunikasi dan Filsafat Komunikasi “bahwa proses komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pikiran atau pesan oleh seorang komunikator atau pengirim pesan kepada komunikan atau penerima pesan dengan menggunakan suatu lambang (symbol) sebagai media atau saluran.15 Proses komunikasi tidak akan terjadi apabila tidak ada komponenkomponen yang terlibat didalamnya, oleh karena itu untuk mencapai proses 14 Sasa Djuarsa, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pusat Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta, 2003, hal 2.9 15 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hal. 11 17 komunikasi yang efektif perlu diperhatikan unsur atau komponen – komponen penting yang sudah mutlak harus ada. Komponen komunikasi tersebut terdiri dari: a. Sumber, yaitu pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. b. Pesan, yaitu seperangkat simbol verbal atau non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan. c. Media atau saluran, yaitu sarana atau alat yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. d. Penerima, yaitu orang yang menerima pesan dari sumber. e. Umpan balik, yaitu apa yang disampaikan penerima pesan kepada sumber pesan. f. Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut.16 2.1.4. Bentuk-bentuk Komunikasi 1. Berdasarkan jenisnya a. Komunikasi intrapersonal, yaitu komunikasi dengan diri sendiri dan dampaknya hanya dirasakan oleh diri sendiri. b. Komunikasi intrapersonal, yaitu komunikasi dengan orang lain dan dampaknya dapat dirasakan pada saat itu juga, oleh pihak yang terlibat. c. Komunikasi melalui media massa, baru akan dirasakan dan tampak dalam beberapa waktu kemudian.17 16 Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Study Komunikologis, Remaja Rosdakarya, Bandung 2002, hal. 48 18 2. Berdasarkan ruang lingkupnya a. Komunikasi internal, bertujuan membangun kerja sama, membuat dan menjadikan karyawan ikut memiliki dan bertanggung jawab terhadap organisasinya, membentuk citra baik organisasinya, menanamkan kepercayaan bagi publik eksternal b. Komunikasi eksternal, menciptakan opini sebagai efek atau umpan baliknya serta menciptakan relasi dan mengembangkannya. Itu merupakan kelangsungan kehidupan organisasi. c. Komunikasi vertical, sebagai nilai utama adalah pimpinan akan mengetahui apakah karyawan mengerti pesan yang disampaikan. d. Komunikasi diagonal, jalur komunikasi singkat atau pendek diperlukan untuk menyampaikan berita secara cepat, merupakan penanganan praktis ditengah-tengah kesibukan. e. Komunikasi horizontal, merupakan organisasi keseluruhan, membuat organisasi bersatu dan berfungsi.18 2.2 Hubungan Masyarakat (Humas) 2.2.1 Pengertian Humas Public Relations atau dengan istilah lain kita kenal dengan sebutan Hubungan Masyarakat (Humas) dikembangkan di Indonesia sejak awal decade lima puluhan. Humas memiliki peran penting dalam suatu organisasi, baik itu organisasi profit maupun organisasi non profit. 17 18 Ibid, Hal 88 Ibid, Hal 89-99 19 Humas atau Public Relations Society Of America (PRSA) memberi beberapa definsi Humas, dan salah satu definisinya adalah bahwa Humas merupakan pihak yang membantu suatu lembaga untuk berkomunikasi dengan public dan merupakan kunci agar lebih efektif. Secara singkat Humas memiliki arti manajemen hubungan. Humas juga dapat mencakup berbagai macam hubungan atau relations dengan banyak pihak termasuk masyarakat, kebutuhan akan kehadiran humas tidak dapat dicegah terlepas kita menyukainya atau tidak karena humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu perusahaan secara positif.19 PR adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan baik dan bermanfaat antara organisasi dengan public yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi.20 Sebagai fungsi manajemen, humas mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Memperkirakan, menganalisis, dan menginterprestasikan opini dan sikap public, dan isu-isu yang mungkin mempengaruhi operasi dan rencana organisasi, baik itu pengaruh buruk maupun baik. 2. Memberikan saran kepada manajemen disemua level dalam organisasi sehubungan dengan pembuatan keputusan, jalannya tindakan, dan 19 M. Linggar Anggoro, “Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia”, 2002, Hal 1. 20 Scot M. Cutlip, et al. Effective Public Relations, 2006 pearson education inc. 20 komunikasi, dan mempertimbangkan ramifikasi public dan tanggung jawab sosial. 3. Meriset, melaksanakan, dan mengevaluasi secara rutin program-program aksi dan komunikasi untuk mendapatkan pemahaman public yang dibutuhkan untuk kesuksesan tujuan organisasi 4. Merencanakan dan mengimplementasikan usaha organisasi untuk mempengaruhi atau mengubah publik. 5. Menentukan tujuan, rencana, anggaran, rekuitmen, dan training staf, mengembangkan fasilitas, mengelola sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan semua hal tersebut diatas. Sedangkan menurut Public Relation news (kasali, 1999:7) mengenai definisi humas adalah: “public Relations adalah fungsi manajemen yang melakukan evaluasi terhadap sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur seseorang atau sebuah perusahaan terhadap publiknya,, meyusun rencana serta menjalankan program-program komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan publik.” Menurut Scott M. Cutlip dan allen H. Center dalam buku Effective Public Relations, mengatakan “Public Relations merupakan fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan 21 suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman dan dukungan dari publiknya.21 Humas atau Public Relations merupakan mediator yang berada antara pimpinan organisasi dengan publiknya, baik dalam upaya membina hubungan masyarakat internal ataupun eksternal.22 Public Relations pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi, kendati agak berbeda dengan kegiatan komunikasi lainnya, karena ciri hakiki dari komunikasi public relations adalah komunikasi dua arah atau timbal balik. Dan arus komunikasi ini yang harus dilakukan dalam kegiatan public relations, sehingga terciptanya umpan balik yang merupakan prinsip pokok dari public relations. 2.2.2 Tugas dan Peran Humas Sebagai sebuah kedudukan yang strategis diperusahaan/lembaga humas memiliki banyak tugas yang harus dilakukan. Salah satunya adalah menyediakan berbagai informasi kepada khalayak perihal kebijakan organisasi, kegiatan produk/jasa, dan kegiatan personalia selengkap mungkin demi menciptakan suatu pengetahuan yang maksimal dalam rangka menjangkau khalayak.23 Ada pun ruang lingkup tugas PR dalam sebuah organisasi antara lain meliputi aktivitas : 21 Scott M. Cutlip dan Allen H. Center, Effective Public Relations, Merancang dan Melaksanakan Kegiatan Kehumasan dengan sukses, PT. Ideks Kelompok Gramedia, 2007, Jakarta, Hal.5 22 Rosady Ruslan, Ethics Comunnication, penerbit SIC, 2000, Surabaya, Hal 112 23 Frank Jefkins, Humas, PT. Intermasa, Jakarta, 1992, hal. 40 22 1. Membina hubungan kedalam (publik internal) Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi dari unit perusahaan itu sendiri. Seorang PR harus mampu mengidentifikasi hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat sebelum kebijakan itu dijalankan oleh perusahaan atau organisasi. 2. Membina hubungan keluar (publik eksternal) Yang dimaksud publik ekternal adalah publik pada umumnya mengusahakan tumbuhan sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. Masyarakat adalah suatu kelompok orang yang tergantung kepada tipe organisasi yang berbeda-beda dimana tempat masyarakat itu berada. Kegiatan Humas lebih diarahkan untuk menciptakan citra dan reputasi perusahaan/lembaga, menjalin hubungan baik antara lembaga dengan masyarakat dan mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dan menciptakan kesamaan persepsi antara lembaga dengan masyarakat. Tugas Humas menurut Astrid S. Susanto, yang mengutip pendapat Cutlip dan Center adalah sebagai berikut :24 1. Mendidik melalui kegiatan non profit suatu publik untuk menggunakan barang/jasa instansinya. 24 Frida Kusumawati, Dasar-dasar Humas, PT. Ghalia Indonesia, Bogor, 2004, hal 26 23 2. Mengadakan usaha untuk mengatasi salah paham antara instansi dengan publik. 3. Meningkatkan penjualan barang/jasa 4. Meningkatkan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat sehari-hari 5. Mendidik dan meningkatkan tuntutan serta kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. 6. Mencegah pergeseran penggunaan barang atau jasa yang sejenis dari pesaing perusahaan oleh konsumen. 2.2.3 Fungsi Humas Dalam bukunya “public Relations Priciples and Problem” mengemukakan tiga fungsi PR : A. It’s should serve the public’s interest (mengabdi pada kepentingan publik) B. Manitan good communicsations (memrlihara komunikasi yang baik) C. Stressing good mpral communications (menitik beratkan pada moral tingkah laku yang baik. Sedangkan Onong Uchana Effendy dalam bukunya “Hubungan Masyarakat” mengemukakan empat fungsi PR, yaitu : a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal 24 c. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan meyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. d. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan publik. Menurut F. Racmadi dalam bukunya Public Relations dalam teori dan praktek dan fungsi utama public relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga/organisasi dengan publiknya, intern ataupun ekstern, dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi, dan partisipasi public dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini public) yang menguntungkan lembaga atau organisasi.25 2.3 Perencanaan Program Komunikasi 2.3.1. Pengertian Perencanaan Program Komunikasi Perencanaan dibidang komunikasi dapat dibedakan menjadi dua tingkatan mencerminkan pula cakupan dan perencanaan yang dimaksud. Yang pertama, pada tingkat yang luas dan menyeluruh disebut sebagai perencanaan komunikasi (communication planning), dan biasanya berskala nasional. Perencanaan ditingkat nasional dan biasanya dikenal juga sebagai perumusan kebijakan komunikasi nasional (national communication policy). 25 Soleh Soemirat, dkk, Dasar-dasar Public Relations, PT Remaja Rosdakarya, Bandung 2002, Hal 6 25 Perencanaan komunikasi dalam rangka merancang dan melaksanakan program kegiatan komunikasi sangat diperlukan karena pada dasarnya yang menjadi kepentingan dari kegiatan ini adalah “suatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”26. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan dari kegiatan komunikasi, dan tujuan komunikasi ini tentu merupakan suatu kesatuan yang tujuan dari program pembanguan baik disektor tertentu maupun pembangunan nasional secara keseluruhan27. Sedangkan pengertian dari program komunikasi dan rekoordinir dari berbagai metode komunikasi untuk keperluan pemusatan perhatian kepada, dan menawarkan suatu pemecahan terhadap suatu masalah tertentu28. 2.3.2 Program Public Relations Merancang program adalah sebuah tantangan tersendiri bagi praktisi PR ketika program tampaknya sangat mendukung organisasi, alasan akan tahu bahwa praktisi PR telah memahami apa yang telah dikerjakan oleh pihak manajemen dan karenanya menjadi bagian dari tim manajemen. Ketika merencanakan sebuah program, organisasi membuat keputusan untuk esok hari. Jika kurang memperhatikan langkah perencanaan strategi dalam proses PR mungkin menghasilkan program yang justru menimbulkan kontroversi ketimbang memecahkan masalah, membuang-buang uang justru menimbulkan kesalah pahaman dan kebingungan ketimbang kepastian dan pemahaman. 26 Zulkarnaen Nasution, Perencanaan Program Komunikasi, Universitas Terbuka, 2005, Hal 1.1 Ibid. Hal 1.1 28 Ibid. Hal 1.1 27 26 Rencana program PR diawali dengan pernyataan misi organisasi. rencana berasal dari peran spesifik yang diserahkan kepada PR. Rencana itu dikaitkan dengan temuan fakta. Urutan proses investagi terdiri dari empat aspek analisis situasi :29 1. Pencarian ke belakang. Tidak ada organisasi, tidak ada problem, tidak ada kesempatan yang tidak punya sejarah. Informasi latar belakang juga penting jika PR harus menghadapi problem yang mendesak. Apa latar belakang problem itu? Apa yang terjadi hingga menyebabkan PR terlibat dalam cara yang berbeda atau baru? Problem PR juga punya sejarah. 2. Pencarian melebar, langkah selanjutnya adalah memantau opini publik terhadap organisasi. Bagaimana karyawan merasakan kondisi pekerjaan mereka? Bagaimana lingkungan sekitar memandang kehadiran dan tindakan komunikasi? Apakah ada kesalah pahaman antara organisasi denga publiknya? Apakah ada kejengkelan disuatu tempat? Dalam keadaan genting kepada siapakah organisasi bisa bergantung? Dan kelompok mana yang akan senang melihat organisasi tertimpa kesulitan atau dipermalukan? 3. Pencarian kedalam. Praktisi harus tahu apa yang membuat organisasi terus bergerak dan apakah organisasi itu bergerak dengan dengan keyakinan, nilai dan standar yang bisa dipahami oleh praktisi dan dijunjung tinggi dengan tulus. 4. Pencarian jauh kedepan. Apakah nilai organisasi dapat dicapai? Dapatkah perencanaan dan program PR dapat dimasukkan kedalamnya? Dapatkah 29 Scoot, M, Cutlip, Allen H. Center M. Broom, Effective Public Relations, 2007, Hal 363 27 perencanaan dan program PR memberi kontribusi praktis? Akankah organisasi ini akan bertambah 10 tahun mendatang? Akankah organisasi ini bertambah besar dan makin kokoh ataukah akan mengalami kemunduran bahkan lenyap? Apa keunggulan dan kelemahannya? Apa kekuatan yang akan mempengaruhi peluang keberhasilan atau kegagalan organisasi? Apakah resikonya dan hasilnya sudah sepadan? Sebelum adanya perencanaan program seperti diatas, terlebih dahulu mengambil tindakan dalam pemikiran strategi, yaitu memprediksikan atau menentukan tujuan masa depan yang diharapkan, menentukan kekuatan apa yang akan membantu atau menghalangi upaya mengejar tujuan dan merumuskan rencana untuk mencapai keadaan yang diharapkan. 2.3.3 Faktor Penting Dalam Penyusunan Rencana Program Komunikasi Dalam penyusunan rencana program komunikasi baik itu suatu perusahaan harus menyusun langkah-langkah prioritas untuk menjalankan program komunikasi. Hal-hal tersebut dapat disusun berdasarkan hal-hal prioritas sebagai berikut:30 1) Ketersediaan finansial Kegiatan komunikasi yang akan dilakukan (apakah akan berbentuk siaran televisi, atau hanya mencetak pamphlet, misalnya) tentu ditentukan oleh tersedia atau tidaknya keuangan atau biaya untuk itu. 30 Zulkarimein Nasution, Op.cit, Hal 1.10 – 1.13 28 2) Kebutuhan nasioanal dan kebijakan Departemen Dalam menentyukan kegiatan tertentu, mestilah disesuaikan dengan apa yang menjadi kebutuhan nasional dan kebijakan departemen atau pun instansi yang berkenaan dengan bidang masalah yang dimaksud. 3) Kebutuhan local dan kondisi setempat Masyarakat tentu mempunyai kebutuhan-kebutuhan tertentu pula. Dengan begitu, apa yang diperlukan oleh suatu masyarakat tertentu, tidak dapat disamakan dengan masyarakat lainnya. Kondisi setempat harus dipertimbangkan sebaik-baiknya, karena kerapkali justru kunci persoalan terletak disini. 4) Ketersediaan sumber-sumber (resources) dan fasilitas Sumber-sumber (resources) merupakan hal-hal yang diperlukan untuk memungkinkan dilakukannya sesuatu. Termasuk ke dalamnya adalah keahlian, sarana dan prasarana, tenaga, dan sebagainya. Ketersedian sumbersumber yang diperlukan untuk mengadakan kegiatan komunikasi tidak selalu sama disemua tempat. Tergantung pada situasi dan kondisi yang ada. Bahkan dapat dikatakan bahwa perbedaan ketersediaan itu diantara suatu masyarakat dengan yang lain, sungguh berfariasi. 5) Kesegeraan efek terhadap khalayak Dalam merencanakan suatu kegiatan komunikasi, juga harus dipertimbangkan tentang kesegeraan (immediacy) efek yang kelak ditimbulkannya. Hal itu memang dibutuhkan. Suatu kegiatan komunikasi memang ada efeknya, tapi ada pula yang memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengetahui 29 efeknya. Penentuan kegiatan dengan efek yang mana yang ingin dicapai, tergantung pada keperluan atau pun tujuan program yang bersangkutan. Apabila yang diinginkan adalah komunikasi yang efeknya segera, maka harus dicarikan bentuk yang dapat memenuhi hal itu. 6) Kemungkinan respons khalayak Berdasarkan perhitungan dan pengalaman sebelumnya, dapat juga diperkirakan bagaimana kemungkinan respons khalayak terhadap kegiatan komunikasi yang direncanakan. Perkiraan ini seyogyanya dipertimbangkan, agar kegiatan yang diadakan nantinya, benar-benar berhasil guna dan berdaya guna. 7) Pengalaman sebelumnya Dalam kaitan ini, pengalaman melakukan kegiatan komunikasi sebelumnya baik ditempat lain maupun ditempat yang sama merupakan pertimbangan yang berharga untuk menjadi patokan. Dengan demikian dapat dihindari hal-hal yang tidak diinginkan, sekaligus berusaha lebih baik lagi agar program yang dilaksanakan nantinya, membawa hasil seperti yang diharapkan31. Sebagai landasan perencanaan dan program kerja manajemen strategi humas, yaitu secara garis besar memenuhu faktor-faktor berikut: 1. Melakukan atau merancang suatu SWOT, yaitu dengan memprediksi sejauhmana sumber-sumber daya kekuatan atau kemampuan dan posisi kelemahan yang dilihat segi internalnya. Kemudian dilihat sejauhmana 31 Ibid, hal 1.14 30 pengevaluasian mengenai kesempatan atau peluang yang ada, bahkan berupa ancaman yang datang dari segi eksternalnya. 2. Mengevaluasi mengenai perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pelaksanaan dan pencapaian tujuan yang diharapkan dimasa-masa mendatang khususnya, dan mencapai tujuan bersama yang terintegrasi dengan tujuan organisasi atau perusahaan pada umumnya. 3. Melaksanakan manajemen dan aktivitas humas berdasarkan pengumpulan data, perencanaan, komunikasi dan pengevaluasian. 4. Penyampaian analisis fakta secara aktual yang beredar dimasyarakat baik mengenai persepsi, sikap, maupun opini dan lain sebagainya. Berdasarkan pengamatan atau penyelidikan tentang kliping berita yang disiarkan dimedia cetak, bahan publikasi perusahaan dan mengadakan wawancara tertentu dengan pihak atau tokoh yang dianggap terkait dengan kepentingan tertentu.32 2.3.4. Langkah-langkah Perencanaan Program Komunikasi Meskipun mungkin dibutuhkan, namun tidak semua hal ditampung dalam rencana program komunikasi. Mungkin saja sesuatu hal dipandang baik, tapi tidak berarti lantas masuk dalam rencana. Perencanaan program komunikasi hendaklah 32 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M, Broom, Effective Public Relations, edisi ke 8, 2007, Hal 121 31 mempertimbangkan berbagai keterbatasan yang ada sehingga rencana yang disusun menjadi lebih realistis, langkah-langkah yang dapat diambil antara lain:33 1. Menganalisis masalah Langkah pertama adalah menganalisis masalah yang dihadapi. Hasil analisis inilah yang menjadi titik tolak dalam menyusun perencanaan program komunikasi. Setelah melakukan analisis yang benar, kita akan mengetahui persis apakah sebenarnya masalah yang dihadapi. 2. Menganalisis khalayak Khalayak yang hendak dijangkau dengan program komunikasi yang akan dilancarkan hendaklah dianalisis terlebih dahulu. Analisis dimaksudkan agar penyelanggara program benar-benar mengenali persis siapa yang akan menjadi khalayak program. 3. Merumuskan objective/tujuan spesifik Sama dengan ketika kita merencanakan akan menempuh suatu perjalanan sejak semula sudah ditetapkan empat tujuan perjalanan tersebut. Dalam perencanaan program komunikasipun begitu, harus jelas hasil yang akan hendak dicapai. Itulah yang disebut sebagai objectives. 4. Memilih media atas saluran komunikasi Berdasarkan analisis khalayak dan rumusan objectives, dilakukan pemilihan media atau saluran komunikasi apa yang akan digunakan untuk menjangkau khalayak. Pilihan ini dapat berupa kombinasi multi media. 33 Ibid, Hal 1.20 32 5. Mengembangkan pesan Isi pesan yang akan disampaikan hendaklah dirancang terlebih dahulu sebaikbaiknya. Pengembangan pesan atau disebut juga message design merupakan langkah untuk merancang dan menata pesan agar penyampaiannya kepada khalayak sasaran dapat efektif. 6. Merencanakan produksi media Setelah segala sesuatu mengenai tujuan, strategi, pemilihan media dan sebagainya ditetapkan maka kini dirumuskan rencana produksi media. Setiap media yang dipilih memerlukan perencanaan produksi agar hasil yang diperoleh nantinya dapat sesuai dengan objectives yang telah ditetapkan. 7. Merencanakan manajemen Untuk melaksanakan program komunikasi, diperlukan suatu pengelolaan atau manajemen agar semua unsur yang terkait dalam program ini disusun jadwal kegiatan serta siapa yang bertugas untuk setiap tugas. 8. Merencanakan monitoring dan evaluasi Sejak dari awal sudah harus dicantumkan dalam perencanaan program komunikasi mengenai aspek monitoring dan evaluasi. Monitoring dimaksudkan untuk secara terus menerus mengikuti jalannya proses program komunikasi yang dimaksud. Sedangkan evaluasi merupakan penelitian terhadap pencapaian program, agar segala masukan dapat menjadi bahan untuk menyempurnakan program. 33 Dalam pelaksanaan program komunikasi diperlukan suatu strategi yang tepat untuk mencapai tujuan komunikasi. Definisi dan strategi komunikasi itu sendiri menurut Effendy adalah : “Strategi komunikasi adalah keseluruhan keputusan kondisional yang akan dijalankan guna mencapai tujuan komunikasi.”34 Strategi pada hakikatnya adalah (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Jika strategi yang diterapkan tepat, makna segalanya akan berjalan dengan lancar. Strategi seperti perencanaan, berlaku untuk semua program maupun kegiatan-kegiatan tugas, strategi menjadi penting karena memberikan fokus terhadap usaha yang dilakukan untuk membantu mendapatkan hasil serta melihat jauh kedepan. Strategi dapat didefinisikan sebagai penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang, dan adopsi upaya pelaksanaan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.35 Bila dikaitkan dengan masalah pokok penelitian maka yang dimaksud dengan strategi komunikasi adalah suatu perencanaan atau tindakan yang dilakukan oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan untuk mencapai tujuan yng diinginkan yaitu mengkomunikasikan (menyampaikan) informasi Pelaksanaan program tentunya tidak terlepas dari peran humas atau PR. Secara struktural, humas merupakan fungsi dari suatu organisasi atau perusahaan. Humas merupakan fungsi yang terpisah dari sistem manajemen perusahaan. Humas bertindak sebagai pendukung manajemen perusahaan (back up of corporate 34 35 Onong L. Effendy, Dimensi-dimensi komunikasi, Bandung Alumni 1981, hal 59 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Op.cit, Hal 353 34 manajemen), sehingga mampu menciptakan citra perusahaan (make on image and corporate identity) kepada masyarakat sehingga masyarakat paham akan informasi yang disampaikan. Agar program-program atau suatu kegiatan humas dapat berjalan dengan lancar berhasil perlu dilakukan sebagai berikut:36 1. Tentukan tujuan yang hendak dicapai 2. Tentukan target 3. Tentukan ruang lingkup 4. Tentukan jangka waktu 5. Tentukan publik sasaran 6. Tentukan tema, topic dan issue 7. Tentukan efek/dampak yang diharapkan 8. Tentukan fasilitas, perlengkapan, atau sarana yang menunjang 9. Pembentukan team work yang solid dan professional 36 Rosady Ruslan, Manajemen Komunikasi Konsep dan Aplikasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002. Hal 120