iqlima azhar - Universitas Syiah Kuala

advertisement
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0164
pp. 15- 26
12 Pages
PENGARUH KUALITAS APARATUR DAERAH, REGULASI,
DAN SISTEM INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN ASET
(Studi pada SKPD Pemerintah Kota Banda Aceh)
Iqlima Azhar1, Darwanis2, Syukriy Abdullah2
1)
Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2)
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: this research aims to know the influence of the quality of local officials, regulatory,
and information systems for asset management at SKPD of Government in Banda Aceh City,
either jointly and partially.The population in this research is an employee who works as a user,
management, and storage of goods. This research used a cencus method. Total target
population are 124 people. The analysis method used in this research is multiple regression
analysis.The results of this research indicate the jointly quality of local officials, regulatory, and
information systems influence toward asset management, partially quality of local officials have
no effect toward asset management, while two other free variables, regulatory and information
systems influence significantly to asset management.
Keywords: quality of local officials, regulatory, information systems, and asset management
Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas aparatur daerah, regulasi,
dan sistem informasi terhadap manajemen aset pada SKPD di Pemerintah Kota Banda Aceh,
baik secara bersama-sama maupun secara parsial. Populasi pada penelitian ini adalah pegawai
yang bekerja sebagai pengguna, pengurus, dan penyimpan barang pada SKPD Pemko Banda
Aceh. Penelitian ini menggunakan metode sensus. Total populasi sasaran adalah 124 orang.
Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi berganda linear. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama kualitas aparatur daerah, regulasi, dan
sistem informasi berpengaruh terhadap manajemen aset, Secara parsial kualitas aparatur daerah
tidak berpengaruh terhadap manajemen aset, sementara dua variabel bebas lain, regulasi dan
sistem informasi berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen aset.
Kata Kunci: kualitas aparatur daerah, regulasi, sistem informasi, dan manajemen aset
dan
PENDAHULUAN
Pengelolaan
tersebut”.
Pengaturan
daerah
tentang barang milik daerah selanjutnya
merupakan bagian penting dari keuangan
ditetapkan dalam PP No.6/2006 tentang
Negara. Hal ini dinyatakan dalam Pasal 1
pengelolaan barang milik daerah dengan
angka
pedoman
1
UU
barang
kewajiban
No.
17/2003
tentang
teknis
berupa
Peraturan
Keuangan Negara: “Keuangan Negara
Mendagri No.17/2007 tentang pedoman
adalah semua hak dan kewajiban negara
teknis pengelolaan barang milik daerah.
yang dapat dinilai dengan uang, serta
Berdasarkan
Undang-undang
segala sesuatu baik berupa uang maupun
No.1/2004 tentang Perbendaharaan Negara
berupa barang yang dapat dijadikan milik
pasal 44, disebutkan bahwa pengguna
negara berhubung dengan pelaksanaan hak
barang atau aset daerah wajib mengelola
15 -
Volume 2, No.1 Februari 2013
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
dan menatausahakan barang milik daerah
daerahnya
masing-masing.
yang berada dalam penguasaannya dengan
informasi
yang
sebaik-baiknya. Oleh karena itu dapat
mengelola aset daerah cukup dengan biaya
ditarik kesimpulan bahwa aparatur daerah
yang jauh lebih murah dibandingkan nilai
sangat
kerugian
berperan
penting
dalam
menciptakan manajemen aset yang efektif.
Dalam
menjalankan
fungsinya,
aparatur
tugas
dan
dibutuhkan
sangat
untuk
besar
akibat
kelalaian dalam pengelolaan aset daerah.
Dalam
mengelola
barang
milik
harus
daerah, kepala SKPD adalah pejabat
berpedoman pada peraturan perundang-
pengguna barang daerah (PP No.58/2005
undangan (regulasi). Pasal 1 angka 5 UU
Pasal 5 angka 3 huruf b), dan dibawah
No.32/2004 menyatakan bahwa otonomi
SKPD
daerah
Penyimpan Barang (sesuai dengan PP
adalah
daerah
yang
Teknologi
hak,
wewenang,
dan
ada
Pengurus
dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur
No.6/2006).
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
tugasnya pejabat pengurus dan penyimpan
dan kepentingan masyarakat setempat
barang, dituntut untuk memiliki kapabilitas
sesuai
perundang-
atau kompetensi yang dinilai dari latar
undangan. Pengaturan oleh Pemerintah
belakang pendidikan, pengalaman, dan
Daerah
UU
pelatihan/bimbingan teknis yang pernah
Peraturan
diikutinya yang sesuai dengan jabatannya.
dengan
ini
dinyatakan
No.12/2011
Daerah
peraturan
dalam
(PERDA)
Peraturan
Kepala
Permendagri
bentuk
atau
Qanun
Daerah
Perda
dan
atas
Selain kualitas aparatur daerah, perlu
3
dilihat juga apakah sudah efektif regulasi
Untuk
pada Pemerintahan Kota Banda Aceh
kuasa
sebagai dasar untuk pejabat tersebut
kepala
mengelola
Kepala
informasi sebagai salah satu upaya yang
Daerah dan atau keputusan Kepala Daerah
diperlukan untuk mengelola aset daerah
(UU No.32/2004 Pasal 146 angka 1).
juga dianggap penting, sesuai dengan PP
Berdasarkan
daerah
Perundang-undangan,
melaksanakan
dan
(Pasal
No.53/2001).
melaksanakan
Peraturan
dalam
Dalam
Barang
menetapkan
peraturan
daerah
menetapkan
daerah
tentang
pengelolaan
peraturan
daerah,
kepala
No.56/2005
peraturan
kepala
Keuangan Daerah.
sistem
keuangan
dan
prosedur
daerah
(PP
No.58/2005 Pasal 151 angka 2).
keuangan
daerah
tetap
tentang
daerah.
Sistem
Sistem
Informasi
Anggota DPRK Banda Aceh dari
Komisi A, Surya Mutiara menilai Wali
Kota Banda Aceh tak serius dalam
PP No.56/2005 mengenai sistem
informasi
aset
mengelola aset daerah. Hal ini dapat dilihat
juga
dari penilaian dan penataan sejumlah aset
menyebutkan bahwa setiap daerah harus
milik Pemko Banda Aceh yang tidak
menyelenggarakan sistem informasi di
tertata dengan baik (serambinews.com, 18
Volume 2, No.1, Februari 2013
- 16
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Mei 2012), sehingga hampir setiap tahun
Milik Daerah adalah semua barang yang
menjadi
Pemeriksa
dibeli atau diperoleh atas beban APBD
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI).
atau yang berasal dari perolehan lainnya
Dia mempersoalkan aset berupa tanah
yang sah. Manajemen aset sangat penting
milik Pemerintah Kota Banda Aceh yang
karena akan mendukung pelaksanaan tugas
hingga kini belum bersertifikat sehingga
dan fungsi instansi pemerintah. Alasan
status
PP
pentingnya
manajemen
No.6/2006, dan Permendagri No.17/2007
kebutuhan
untuk
menyebutkan bahwa barang milik daerah
hukum setiap aset terutama tanah dan
harus disertifikatkan atas nama Pemerintah
bangunan yang seringkali menjadi objek
Daerah.
sengketa antar lebih dari satu instansi,
temuan
aset
Badan
tersebut
tidak
jelas,
Berdasarkan uraian tersebut, maka
peneliti
berminat
ingin
melakukan
penelitian mengenai manajemen aset, dan
faktor-faktor
yang
kebutuhan
aset
meliputi
menegaskan
perawatan
aset,
posisi
penegasan
pihak yang bertanggung jawab mengelola
aset ini.
diduga
Menurut Jim (2007) dalam Hanis
mempengaruhinya, yaitu kualitas aparatur
(2009:36), manajemen aset didefinisikan
daerah, regulasi, dan sistem informasi.
sebagai a continuous process-improvement
strategy for improving the availability,
KAJIAN KEPUSTAKAAN
safety, reliability and longevity of assets;
Manajemen Aset
that is systems, facilities, equipment and
Definisi
manajemen
menurut
processes, yaitu suatu strategi proses-
Ensiklopedi Administrasi Indonesia, dalam
perbaikan yang terus menerus untuk
LAN (2007:3) adalah segenap kekuatan
meningkatkan
menggerakkan sekelompok orang yang
keandalan dan umur panjang dari aset
mengerahkan fasilitas dalam satu usaha
tersebut, yaitu: sistem, fasilitas, peralatan
kerja untuk mencapai tujuan tertentu.
dan prosesnya.
Pengertian aset secara umum menurut
Makna
ketersediaan,
manajemen
keamanan,
aset
daerah
Siregar (2004:178) adalah barang (thing)
adalah
atau sesuatu barang
yang
aset/Barang
(economic
berdasarkan
value), nilai komersial (commercial value)
manajemen
atau nilai tukar (exchange value) yang
dengan mengikuti landasan kebijakan yang
dimiliki oleh badan usaha, instansi atau
diatur
individu (perorangan).
Peraturan Pemerintah, Keppres, Kepmen
mempunyai
nilai
Berdasarkan
(anything)
ekonomi
Undang-undang
No.1/2004 yang dimaksud dengan Barang
17 -
Volume 2, No.1, Februari 2013
dan
melaksanakan
Milik
Daerah
prinsip
aset
berhubungan
Keputusan
(BMD)
dasar-dasar
terhadap
berdasarkan
Surat
pengelolaan
aset/BMD
Undang-Undang,
lainnya
yang
dengan
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
pengaturan/pengelolaan
aset
daerah
Peraturan
Perundang-undangan
adalah
(agusranu.blogspot.com).
peraturan tertulis yang memuat norma
Kualitas Aparatur Daerah
hukum yang mengikat secara umum dan
Sumber daya manusia atau pada
dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga atau
pemerintahan daerah biasanya disebut
pejabat yang berwenang melalui prosedur
aparatur daerah harus mempunyai kualitas
yang
yang
perundang-undangan.
memadai
sehingga
dapat
ditetapkan
harus
pengelolaan
asetnya
mengatur
baik.
(Pasal 1 UU No.32/2004).
dengan
kualitas
atau
peraturan
Pemda
melaksanakan tugas dan fungsinya dangan
Terkait
sendiri
dalam
kemampuan SDM, Robbins (2008:52)
Dalam konteks otonomi daerah,
mendefinisikan kemampuan merujuk ke
Aceh sebagai salah satu daerah otonomi
kapasitas individu untuk mengerjakan
diberi
berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu.
peraturan
Dalam
penyelenggaraan
pemerintahan,
khususnya
kewenangan
untuk
membuat
perundang-undangan
sendiri,
yang tidak boleh bertentangan dengan
dalam
peraturan perundangan yang lebih tinggi
pengelolaan aset, kemampuan intelektual
(Pasal 1 angka 5 UU No.32/2004). Pada
dan kemampuan fisik sangat dibutuhkan
Pasal 194 UU No.32/2004 juga disebutkan
oleh
bahwa
aparatur
mengamankan
pemerintahan
dan
untuk
mengoptimalkan
penyusunan,
penatausahaan,
pelaksanaan,
pelaporan,
pengawasan,
asetnya. Ishak (2002:5) menyatakan bahwa
dan pertanggungjawaban keuangan daerah
sumberdaya manusia adalah pemegang
diatur lebih lanjut dengan Perda yang
kunci dari semua aktivitas. Banyaknya
berpedoman pada Peraturan Pemerintah.
modal yang berhasil dikumpulkan, akan
Pasal 146 UU No.32/2004 menyebutkan
hilang tanpa makna jika sumberdaya
untuk melaksanakan Perda dan atas kuasa
manusia
peraturan
sebagai
pengelolanya
tidak
perundang-undangan,
menetapkan
peraturan
kepala
memiliki kapasitas yang tepat untuk
daerah
kepala
mengurus modal tersebut.
daerah dan atau keputusan kepala daerah.
Regulasi
Sistem Informasi
Peraturan adalah ketentuan yang
Dalam menimbang PP No.56/2005,
digunakan untuk mengatur hubungan antar
UU No.32/2004 menyatakan bahwa untuk
manusia dalam sebuah masyarakat dan
melaksanakan ketentuan pasal 104 UU
atau sebuah negara (Kurniawan, 2008:1).
No.33/2004
Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Undang-
keuangan antara pemerintah pusat dan
undang No.12/2011 tentang Pembentukan
pemerintah
Perundang-undangan dinyatakan bahwa
peraturan
tentang
daerah,
pemerintah
perimbangan
perlu
menetapkan
daerah
Volume 2, No.1, Februari 2013
tentang
- 18
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
sistem informasi keuangan daerah.
aset atau sistem informasi manajemen aset
Hal tersebut sejalan dengan bunyi
(SIMA). Sekarang ini, SIMA merupakan
pasal 151 angka 2 PP No.58/2005 tentang
suatu
pengelolaan
meningkatkan
keuangan
daerah
yang
sarana
yang
efektif
kinerja
untuk
sehingga
menyatakan “kepala daerah menetapkan
transparansi kerja dalam pengelolaan aset
peraturan kepala daerah tentang sistem dan
sangat
prosedur pengelolaan keuangan daerah”.
kekhawatiran
akan
Dengan
pengendalian
yang
demikian
pemerintah
daerah
terjamin
tanpa
perlu
adanya
pengawasan
lemah
dan
(Siregar,
seharusnya menyusun peraturan daerah
2004:36). Tujuan mengembangkan SIMA
dan peraturan kepala daerah sebagai
adalah sebagai alat untuk optimalisasi dan
pedoman pelaksanaan perda tersebut. Bagi
efisiensi pengelolaan aset. Adapun manfaat
SKPD peraturan kepala daerah menjadi
SIMA adalah untuk tertib administrasi
pedoman pelaksanaan atau petunjuk teknis
aset;
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
tertinggi dan aset terbaik, mempermudah
(Abdullah, 2010).
pengendalian aset, mengetahui nilai aset,
Dalam
pengelolaan
aset
daerah
dibutuhkan keberadaan sistem informasi.
Menurut
Hall
(2001)
dalam
dan
dan
mendukung
aset
pengembangan
perencanaan strategi (Siregar, 2004:40).
Kerangka Pemikiran
rangkaian prosedur formal dimana data
informasi,
pemanfaatan
Kadir
(2003:11), sistem informasi adalah sebuah
dikelompokkan,
mengetahui
Dengan berlakunya UU No.32/2004
diproses
menjadi
tentang Pemerintahan Daerah, dimana
didistribusikan
kepada
setiap daerah berwenang mengatur dan
pemakai.
mengurus sendiri rumah tangga daerahnya
Grubisic
(2009)
mencoba
masing-masing, maka dibutuhkan aparatur
memberikan pemahaman yang lebih baik
daerah yang handal untuk menjamin
mengenai manajemen aset publik sebagai
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan
bagian integral dari reformasi sektor publik.
pembangunan secara beradayaguna dan
Menurut
kurangnya
berhasilguna. Berdasarkan Undang-undang
publik
tentang Perbendaharaan Negara No.1/2004
menghalangi penentuan nilai aset. Untuk
pasal 44, disebutkan bahwa pengguna
mencapai tujuan manajemen aset secara
barang atau pengelola aset daerah wajib
terencana,
mengelola dan menatausahakan barang
Grubisic
informasi
(2009),
mengenai
aset
terintegrasi
dan
sanggup
menyediakan data dan informasi yang
milik
dikehendaki dalam jangka waktu yang
penguasaannya
singkat,
informasi
Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan
pendukung pengambilan keputusan atas
bahwa kualitas aparatur daerah sangat
19 -
diperlukan
sistem
Volume 2, No.1, Februari 2013
daerah
yang
dengan
berada
dalam
sebaik-baiknya.
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
berperan penting dalam pengelolaan aset
menyelenggarakan sistem informasi di
dalam suatu organisasi atau lembaga
daerahnya masing-masing.
pemerintahan.
Untuk
memenuhi
kebutuhan
masyarakat atas peraturan perundangundangan yang baik, perlu dibuat peraturan
mengenai
pembentukan
peraturan
perundang-undangan yang dilaksanakan
dengan cara dan metode yang pasti, baku,
Kualitas
Aparatur
Daerah
Manajemen
Aset
Regulasi
Sistem
Informasi
dan standar yang mengikat semua lembaga
yang berwenang membentuk peraturan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
perundang-undangan (dalam menimbang
UU No.12/2011). Dalam hierarki peraturan
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran,
perundang-undangan, produk hukum yang
berlaku di daerah terdiri dari peraturan
maka
daerah atau qanun, peraturan kepala daerah
penelitian ini adalah:
dan atau keputusan kepala daerah (lihat
H1 : Kualitas aparatur daerah, regulasi, dan
pasal 7 UU No.12/2011, Pasal 146 UU
sistem informasi berpengaruh secara
No.32/2004, Pasal 151 PP No.58/2005,
bersama-sama terhadap manajemen
dan Pasal 3 Permendagri No.53/2011).
aset.
Mardiasmo
(2002:237)
pernyataan
hipotesis
dalam
H2 : Kualitas aparatur daerah berpengaruh
mengemukakan bahwa terkait dengan
terhadap manajemen aset.
peningkatan kewenangan manajemen aset
H3 : Regulasi berpengaruh terhadap
negara maka pemerintah daerah perlu
menyiapkan instrumen yang tepat untuk
melakukan manajemen aset daerah secara
manajemen aset
H4 : Sistem informasi berpengaruh
terhadap manajemen aset.
profesional, transparan, akuntabel, efisien,
dan
efektif
mulai
dari
perencanaan,
pengelolaan/pemanfaatan,
serta
METODE PENELITIAN
Adapun desain dalam penelitian ini
pengawasan. Berdasarkan kutipan tersebut,
adalah sebagai berikut:
terlihat adanya kebutuhan akan suatu
1. Tujuan penelitian
sistem informasi manajemen aset yang
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mampu
menguji
mengoptimalkan
aset
daerah.
Berdasarkan PP No.56/2005 mengenai
independen
sistem informasi keuangan daerah juga
dependen
pengaruh
variabel
terhadap
dalam
suatu
variabel
pengujian
menyebutkan bahwa setiap daerah harus
Volume 2, No.1, Februari 2013
- 20
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
hipotesis
(hypothesis
testing
research).
Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah
2. Jenis penelitian
pegawai yang bekerja sebagai pengguna,
Penelitian ini bersifat kausal yaitu tipe
pengurus, dan/atau penyimpan barang pada
penelitian yang menyatakan adanya
SKPD di Pemerintahan Kota Banda Aceh
hubungan sebab akibat antara variabel
karena
independen yaitu kualitas aparatur
mengelola
daerah, regulasi, dan sistem informasi
Berdasarkan
terhadap
dilakukan oleh peneliti, jumlah SKPD
variabel dependen yaitu
manajemen aset.
langsung
dalam
aset/barang
milik
daerah.
survey
lapangan
yang
yang ada di Pemerintah Kota Banda Aceh
3. Tingkat intervensi peneliti
Dalam
berhubungan
penelitian
peneliti
sampai 4 orang yang menjabat sebagai
melakukan intervensi dan manipulasi
pengguna, pengurus, dan/atau penyimpan
data
barang (dapat dilihat pada lampiran SK
untuk
ini
sebanyak 40. Setiap SKPD memiliki 3
mempengaruhi
hasil
penelitian.
pejabat pengelola barang). Penelitian ini
4. Situasi penelitian (Study setting)
Mengingat
tujuan
akan mempertimbangkan seluruh populasi
penelitian
ini
yang menjadi responden, yaitu berjumlah
menguji hipotesis mengenai pengaruh
124 orang, sehingga jenis penelitian ini
kualitas aparatur daerah, regulasi, dan
dapat disebut sebagai penelitian sensus.
sistem informasi terhadap manajemen
asett, maka diperlukan data yang
sebenarnya
yaitu
melalui
studi
Teknik Pengumpulan Data
Data
yang
digunakan
dalam
lapangan pada SKPD di Pemerintahan
penelitian ini adalah data primer. Data
Kota Banda Aceh.
primer
5. Unit analisis
kuisioner
yaitu
data
yang
diperoleh
langsung
melalui
disebarkan
Unit analisis penelitian ini adalah
kepada pegawai bagian barang di setiap
individu
SKPD Pemerintah Kota Banda Aceh.
(pegawai)
yang
bekerja
sebagai pengguna, pengurus, dan/atau
penyimpan barang pada SKPD di
Pemerintahan Kota Banda Aceh.
6. Horizon waktu
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang dianalisis
dalam penelitian ini terdiri dari variabel
Penelitian ini bersifat cross-section
independen, yaitu kualitas aparatur daerah
studi
dikumpulkan
(X1), regulasi (X2), dan sistem informasi
sekaligus/satu tahap dari Pegawai
(X3), dan satu variabel dependen yaitu
yang bekerja pada SKPD Pemerintah
manajemen aset (Y).
yaitu
data
Kota Banda Aceh
21 -
Volume 2, No.1, Februari 2013
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Aceh, dan yang menjadi responden dari
Metode Analisis
Kuisioner yang telah diisi oleh
masing-masing dinas sebanyak 3 sampai 4
responden dikuantitatifkan terlebih dahulu
orang, sehingga responden berjumlah 124
sehingga menghasilkan keluaran-keluaran
orang,
berupa angka yang selanjutnya dianalisis
sebanyak 124 telah kembali juga sebanyak
melalui program SPSS (Statistical Package
124, artinya kuisioner kembali 100%.
dari
jumlah
yang
disebarkan
for Sosial Science). Setelah kuisioner
Dari hasil pengujian validitas data
terkumpul maka dilakukan uji validitas dan
menunjukkan bahwa koefisien korelasi
uji
ini
yang diperoleh oleh masing-masing item
dilakukan untuk mengetahui apakah alat
dari variabel kualitas aparatur daerah,
ukur yang digunakan sesuai dengan yang
regulasi, sistem informasi, dan manajemen
diukur dan juga melihat konsistensi data
aset berada di atas nilai kritis korelasi
yang terkumpulkan.
product moment (koefisien korelasi >
reliabilitas.
Setelah
Kedua
pengujian
pengukuran
0.176) dan memiliki tingkat signifikansi
variabel dalam penelitian ini, selanjutnya
dibawah 0.05 sehingga kuisioner yang
dilakukan pengujian untuk setiap hipotesis.
digunakan dinyatakan valid.
Untuk
dilakukan
menentukan
apakah
hipotesis
Dari hasil pengujian reliabilitas, nilai
penelitian diterima atau ditolak, maka
koefisien
perlu
variabel berada di atas 0.8, sehingga dapat
dilakukan
pengujian
hipotesis.
alpha
untuk
Hipotesis penelitian ini akan diuji dengan
disimpulkan
menggunakan analisis regresi berganda.
dijadikan
Persamaan model empiris yang digunakan
penelitian ini layak untuk digunakan.
adalah:
bahwa
masing-masing
sebagai
kuisioner
alat
ukur
yang
dalam
Berdasarkan hasil output komputer
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + €
melalui
program
SPSS
dari
nilai
Keterangan:
coefficientsa di atas, maka persamaan
Y
= Manajemen aset
regresi berganda diperoleh sebagai berikut:
X1
= Kualitas aparatur daerah
Y=15,526+0,079X1+1,148X2+0,122X3+€
X2
= Regulasi
X3
= Sistem informasi
β1,β2,β3
= Koefisien regresi
α
= Konstanta
€
= Error estimation
Sig 0,000
Fhitung
R
R
dalam
0,000
0,007
= 578.878
= 0.967
2
= 0.935
Dari persamaan dan hasil output di
HASIL PEMBAHASAN
Populasi
0,455
penelitian
ini
berjumlah 40 SKPD pada Pemko Banda
atas dapat diketahui hasil-hasil penelitian
sebagai berikut:
Volume 2, No.1, Februari 2013
- 22
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
1. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,967
menunjukkan bahwa derajat hubungan
berpengaruh
signifikan
terhadap
manajemen aset.
(korelasi) antara variabel independen
c. Koefisien regresi regulasi sebesar
dengan variabel dependen sebesar
1,148 menyatakan bahwa setiap
96,7%.
aparatur
100% peningkatan regulasi, maka
daerah, regulasi, dan sistem informasi
secara relatif juga akan berpengaruh
mempunyai
terhadap manejemen aset sebesar
Artinya
kualitas
hubungan
terhadap
manajemen aset sebesar 96,7%.
114,8% secara signifikan, karena
2. Koefisien determinasi (R2) sebesar
variabel regulasi ini memiliki nilai
0,935 artinya secara bersama-sama
signifikansi di bawah 0,05 yaitu
manajemen
oleh
0,000, regulasi yang mempunyai
kualitas aparatur daerah, regulasi, dan
pengaruh yang signifikan terhadap
sistem
variabel terikat (manajemen aset).
aset
dipengaruhi
informasi
sebesar
93,5%,
sedangkan sebesar 6,5% dipengaruhi
oleh
variabel
lain
yang
tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
terakhir,
sistem
koefisien
informasi
sebesar
regresi
0,122
menyatakan bahwa setiap 100%
3. Koefisien regresi (β):
a. Nilai
d. Yang
peningkatan sistem informasi, maka
konstanta
berdasarkan
secara relatif juga akan berpengaruh
persamaan regresi tersebut sebesar
terhadap manejemen aset sebesar
15,526
12,2%. Dengan nilai signifikansi di
menyatakan
bahwa
jika
variabel kualitas aparatur daerah,
bawah
regulasi,
informasi
regulasi mempunyai pengaruh yang
bernilai konstan, maka besarnya nilai
signifikan terhadap manajemen aset,
manajemen
dengan kata lain semakin baik atau
dan
sistem
aset
adalah
sebesar
15,526.
0,05
yaitu
0,007
maka
tinggi suatu sistem informasi yang
b. Koefisien regresi kualitas aparatur
digunakan pada setiap SKPD di
daerah sebesar 0,079 menyatakan
Pemko Banda Aceh maka akan
bahwa setiap 100% peningkatan
semakin
kualitas aparatur daerah maka secara
manajemen aset atau pengelolaan
relatif
barang milik daerah yang dilakukan
akan
manejemen
namun
daerah
23 -
menaikkan
aset
karena
sebesar
kualitas
mempunyai
nilai
7,9%,
baik
pula
sistem
oleh SKPD tersebut.
aparatur
nilai
KESIMPULAN,
signifikansi/P value yang lebih besar
DAN SARAN
dari 5% maka variabel ini tidak
Kesimpulan
Volume 2, No.1, Februari 2013
KETERBATASAN
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Setelah dilakukan pengujian dan
- Saran untuk Pemerintah Kota Banda
analisis data dalam penelitian ini, secara
keseluruhan
sesuai
dapat
dengan
dirumuskan
ditarik
hipotesis
bahwa
Aceh
kesimpulan
yang
kualitas
telah
Dalam
diharapkan
melaksanakan
dapat
lebih
tugas
meningkatkan
aparatur
motivasi pada diri masing-masing pejabat
daerah, regulasi, dan sistem informasi
untuk mengelola aset milik daerah dengan
berpengaruh
sebaik-baiknya, karena aset daerah ini
secara
bersama-sama
terhadap manajemen aset, namun secara
berhubungan
parsial hanya
kualitas aparatur daerah
kesejahteraan
yang
berpengaruh
dimaksimalkan penggunaannya maka akan
tidak
terhadap
manajemen aset.
dapat
langsung
dengan
rakyat,
meningkatkan
dan
Pendapatan
jika
Asli
Daerah (PAD), serta pejabat diharapkan
dapat belajar lagi tentang regulasi yang
Keterbatasan
Beberapa
keterbatasan
dalam
mengatur mengenai manajemen aset, dan
penelitian ini adalah:
lebih sering lagi mengikuti pelatihan untuk
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada
peningkatan kompetensi anda.
pegawai
bagian
pengguna
barang,
pengurus, dan penyimpan barang di
-
Saran Untuk Peneliti Selanjutnya
setiap SKPD pada Pemerintahan Kota
Penelitian dapat dilakukan pada
Banda Aceh, sehingga tidak menggali
lingkungan yang berbeda, yaitu lebih luas
lebih
lagi
jauh
pelaksanaan
kebijakan
Pengelolaan Barang Milik Daerah.
2. Tidak
semua
kuisioner
di
permintaan
meninggalkan
kesibukan
responden
seperti
pada
Pemerintahan
Kabupaten/Kota atau di Pemerintahan
mengisi
Provinsi Aceh, dan dengan menambah
atas
variabel lain, R2 pada penelitian ini hanya
responden
untuk
93,5%, yaitu berarti masih ada 6.5%
kuisioner
karena
variabel lain di luar dari variabel yang ada
sehingga
dalam penelitian ini yang dapat diteliti
depan
peneliti,
mereka
kemungkinan adanya ketidakseriusan
pengaruhnya
terhadap
manajemen
responden dalam menjawab semua
aset/pengelolaan barang milik daerah.
pertanyaan dan peneliti tidak bisa
melakukan wawancara lebih dalam
dengan
responden
variabel yang diteliti.
Saran
terkait
variabel-
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdullah, S., 2009. Optimalisasi Pengelolaan
Aset Daerah.
http://syukriy.wordpress.com/2009/04/25/
optimalisasi-pengelolaan-aset-daerah/.
Agusranu, 2011. Manajemen Aset Barang
Milik Daerah.
http://agusranu.blogspot.com/2011/07/ma
najemen-aset-barang-milik-daerah-
Volume 2, No.1, Februari 2013
- 24
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
1.html
Agustina, M., 2005. Manajemen Aset (Tanah
dan Bangunan) Pemerintah Daerah Studi
Kasus di Kabupaten Pontianak. Tesis.
Akbar, R. & Azhari Lukman, 2010. Manajemen
Taman Milik pemerintah Kota Bandung
Berbasiskan Pendekatan manajemen Aset.
Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Anonim. 2010. Pemko Dinilai Tak Serius
kelola
Aset
Daerah.
http://www.serambinews.com/news/view/
37754/pemko-dinilai-tak-serius-kelolaaset-daerah.
Bertovic, Hrugo, Olga, Kaganova & John,
Rutledge. 2002. Asset Management
Model for Local Governments, Local
Government Reform Project (LGRP),
The Urban Institute.
Chair, A., 2001. Peranan Manajemen dalam
Upaya Meningkatkan Kegunaan Aset
Tanah dan Bangunan untuk Mendukung
Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi
Kasus di Pemda DKI Jakarta). Tesis.
Yogyakarta: Program Pascasarjana UGM.
Griffin, R., 2004. Manajemen. Jakarta:
Erlangga.
Grubisic, M., Nusinovic, Mustafa & Roje,
Gorana. 2009. Towards Efficient Public
Sector Asset Management. Disertasi.
Zagreb: The Institute of Economics.
Hanis, H. M, Bambang, Trigunarsyah &
Connie,
Susilawati.
2009.
The
Application of Public Asset Management
in Indonesian Government. Journal of
Corporate Real Estate. Vol. 13, No.1.
Hasibuan, M., 2000. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
http://bandaaceh.bpk.go.id/web/wpcontent/uploads/2012/03/pluginkotabandaaceh-2007-1.pdf>[18/5/12]
http://jdih.bsn.go.id/index.php?option=com_co
ntent&view=article&id=60:regulasi&cat
id=36:info-hukum&Itemid=59>[21/5/12]
http://www.artikata.com/arti-358461peraturan.html>[21/5/12]
http://www.serambinews.com/news/view/37754
/pemko-dinilai-tak-serius-kelola-asetdaerah. Diakses tanggal 18 Mei 2012.
Ishak, M., 2002. Akuntansi dan Aspek-Aspek
perilaku. Paper. Kota Magelang.
Kadir, A., 2003. Pengenalan Sistem Informasi.
Yogyakarta: ANDI.
Kurniawan, W., 2008. Peraturan Perundangundangan. Jakarta: Azka Press.
LAN. 2007. Diklat Teknis Manajemen Aset
Daerah.
Modul
I:
Dasar-dasar
Manajemen Aset/Barang Milik Daerah.
Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen
25 -
Volume 2, No.1, Februari 2013
Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi.
Mitchell, J. S., 2006. Physical Asset
Management
Handbook.
Boston:
CLARION Technical.
Pakiding, Y., 2006. Hubungan Manajemen Aset
Dalam Optimalisasi Aset Tetap (Tanah
dan Bangunan) Pemerintah Daerah (Studi
Kasus di Kabupaten Bantul). Tesis.
Yogyakarta: Program Pascasarjana UGM
Pandu, 2009. Sistem Informasi Manajemen
Aset Daerah.
http://manajemenaset08.blogspot.com/20
09/01/sistem-informasi-manajemen-asetdaerah.html.
Republik Indonesia, Peraturan Menteri dalam
Negeri No. 17 Tahun 2007, Tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang
Milik Daerah.
Republik Indonesia, Peraturan Menteri dalam
Negeri No. 53 Tahun 2011, Tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah.
Republik Indonesia, Peraturan Walikota Banda
Aceh No.63 Tahun 2010, Tentang
Pedoman
Kapitalisasi
Barang
Milik/Kekayaan
Daerah
Dalam
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota
Banda Aceh.
Republik Indonesia, Keputusan Menteri
Keuangan No.1 Tahun 2001, Tentang
Pedoman
Kapitalisasi
Barang
Milik/Kekayaan Negara Dalam Sistem
Akuntansi Pemerintahan.
Republik Indonesia, Undang-undang RI No.17
tahun 2003, Tentang Keuangan Negara.
Republik Indonesia, Undang-undang RI No.1
tahun 2004, Tentang Perbendaharaan
Negara.
Republik Indonesia, Undang-undang RI No.10
tahun 2004, Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan.
Republik Indonesia, Undang-undang RI No.12
tahun 2004, Tentang Pembentukan
Perundang-undangan.
Republik Indonesia, Undang-undang RI No.32
tahun 2004, Tentang Pemerintah Daerah.
Republik Indonesia, Undang-undang RI No.33
tahun 2004, Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah
No.24, Tahun 2005. Standar Akuntansi
Pemerintah.
Republik Indonesia, Undang-undang RI No.11
tahun 2006, Tentang Pemerintahan Aceh.
Republik Indonesia, Qanun Kota Banda Aceh
No.1 Tahun 2007, Tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No.
6 Tahun 2006, Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No.
56 Tahun 2005, Tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No.
58 Tahun 2005, Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Robbins.
2008.
Perilaku
Organisasi.
Terjemahan Molan, Benyamin. Jakarta:
PT.Indeks.
Sabardi, A., 2001. Manajemen Pengantar.
Jakarta: Kencana.
Santoso, S., 2005. Mengatasi Berbagai
Masalah dengan SPSS Versi 11.5. Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo.
Sanapiah, A., 2005. Strategi Peningkatan
Kompetensi Sumber Daya Manusia
Aparatur Melalui Pendidikan dan
Pelatihan. Tesis. Surakarta: Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Sekaran, U., 2006. Research Methods for
Business. Terjemahan Yon, Kwan,
Jakarta: Salemba Empat.
Sekaran, U., 2006. Research Methods for
Business. Terjemahan Yon, Kwan,
Jakarta: Salemba Empat.
Siregar, D. D., 2004. Management Aset
Strategi Penataan Konsep Pembangunan
Berkelanjutan secara Nasional dalam
Konteks Kepala Daerah sebagai CEO’s
pada Era Globalisasi dan Otonomi
Daerah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Siregar, D. D., 2004. Manajemen Aset. Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Surminah, I., 2008. Manajemen Aset di
Lembaga Litbang. PAPPIPTEK: LIPI.
Sutabri, T., 2005. Sistem Informasi Manajemen.
Yogyakarta: ANDI.
Tangkilisan, H. N. S., 2005. Manajemen
Publik.
Jakarta:
PT.Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Wessels, E. & Tenny, Ed., 2005. Practical Asset
Management. Water Environment &
Technology. ProQuest. Vol: 7, Hal: 32.
Widayanti, E., 2010. Pengaruh Manajemen
Aset Terhadap Optimalisasi Pemanfaatan
Aset Tetap Pemerintahan Daerah (Studi
Kasus di Kabupaten Sragen). Tesis.
Surakarta:
Program
Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret.
Williams, C., 2001. Manajemen. Terjemahan
Napitupulu, Sabaruddin. Jakarta: Salemba
Empat.
Winardi.
2004.
Manajemen
Perilaku
Organisasi. Jakarta: Kencana.
Volume 2, No.1, Februari 2013
- 26
Download