Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ISSN 2302-0164 pp. 15- 26 12 Pages PENGARUH KUALITAS APARATUR DAERAH, REGULASI, DAN SISTEM INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN ASET (Studi pada SKPD Pemerintah Kota Banda Aceh) Iqlima Azhar1, Darwanis2, Syukriy Abdullah2 1) Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract: this research aims to know the influence of the quality of local officials, regulatory, and information systems for asset management at SKPD of Government in Banda Aceh City, either jointly and partially.The population in this research is an employee who works as a user, management, and storage of goods. This research used a cencus method. Total target population are 124 people. The analysis method used in this research is multiple regression analysis.The results of this research indicate the jointly quality of local officials, regulatory, and information systems influence toward asset management, partially quality of local officials have no effect toward asset management, while two other free variables, regulatory and information systems influence significantly to asset management. Keywords: quality of local officials, regulatory, information systems, and asset management Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas aparatur daerah, regulasi, dan sistem informasi terhadap manajemen aset pada SKPD di Pemerintah Kota Banda Aceh, baik secara bersama-sama maupun secara parsial. Populasi pada penelitian ini adalah pegawai yang bekerja sebagai pengguna, pengurus, dan penyimpan barang pada SKPD Pemko Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode sensus. Total populasi sasaran adalah 124 orang. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi berganda linear. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama kualitas aparatur daerah, regulasi, dan sistem informasi berpengaruh terhadap manajemen aset, Secara parsial kualitas aparatur daerah tidak berpengaruh terhadap manajemen aset, sementara dua variabel bebas lain, regulasi dan sistem informasi berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen aset. Kata Kunci: kualitas aparatur daerah, regulasi, sistem informasi, dan manajemen aset dan PENDAHULUAN Pengelolaan tersebut”. Pengaturan daerah tentang barang milik daerah selanjutnya merupakan bagian penting dari keuangan ditetapkan dalam PP No.6/2006 tentang Negara. Hal ini dinyatakan dalam Pasal 1 pengelolaan barang milik daerah dengan angka pedoman 1 UU barang kewajiban No. 17/2003 tentang teknis berupa Peraturan Keuangan Negara: “Keuangan Negara Mendagri No.17/2007 tentang pedoman adalah semua hak dan kewajiban negara teknis pengelolaan barang milik daerah. yang dapat dinilai dengan uang, serta Berdasarkan Undang-undang segala sesuatu baik berupa uang maupun No.1/2004 tentang Perbendaharaan Negara berupa barang yang dapat dijadikan milik pasal 44, disebutkan bahwa pengguna negara berhubung dengan pelaksanaan hak barang atau aset daerah wajib mengelola 15 - Volume 2, No.1 Februari 2013 Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dan menatausahakan barang milik daerah daerahnya masing-masing. yang berada dalam penguasaannya dengan informasi yang sebaik-baiknya. Oleh karena itu dapat mengelola aset daerah cukup dengan biaya ditarik kesimpulan bahwa aparatur daerah yang jauh lebih murah dibandingkan nilai sangat kerugian berperan penting dalam menciptakan manajemen aset yang efektif. Dalam menjalankan fungsinya, aparatur tugas dan dibutuhkan sangat untuk besar akibat kelalaian dalam pengelolaan aset daerah. Dalam mengelola barang milik harus daerah, kepala SKPD adalah pejabat berpedoman pada peraturan perundang- pengguna barang daerah (PP No.58/2005 undangan (regulasi). Pasal 1 angka 5 UU Pasal 5 angka 3 huruf b), dan dibawah No.32/2004 menyatakan bahwa otonomi SKPD daerah Penyimpan Barang (sesuai dengan PP adalah daerah yang Teknologi hak, wewenang, dan ada Pengurus dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur No.6/2006). dan mengurus sendiri urusan pemerintahan tugasnya pejabat pengurus dan penyimpan dan kepentingan masyarakat setempat barang, dituntut untuk memiliki kapabilitas sesuai perundang- atau kompetensi yang dinilai dari latar undangan. Pengaturan oleh Pemerintah belakang pendidikan, pengalaman, dan Daerah UU pelatihan/bimbingan teknis yang pernah Peraturan diikutinya yang sesuai dengan jabatannya. dengan ini dinyatakan No.12/2011 Daerah peraturan dalam (PERDA) Peraturan Kepala Permendagri bentuk atau Qanun Daerah Perda dan atas Selain kualitas aparatur daerah, perlu 3 dilihat juga apakah sudah efektif regulasi Untuk pada Pemerintahan Kota Banda Aceh kuasa sebagai dasar untuk pejabat tersebut kepala mengelola Kepala informasi sebagai salah satu upaya yang Daerah dan atau keputusan Kepala Daerah diperlukan untuk mengelola aset daerah (UU No.32/2004 Pasal 146 angka 1). juga dianggap penting, sesuai dengan PP Berdasarkan daerah Perundang-undangan, melaksanakan dan (Pasal No.53/2001). melaksanakan Peraturan dalam Dalam Barang menetapkan peraturan daerah menetapkan daerah tentang pengelolaan peraturan daerah, kepala No.56/2005 peraturan kepala Keuangan Daerah. sistem keuangan dan prosedur daerah (PP No.58/2005 Pasal 151 angka 2). keuangan daerah tetap tentang daerah. Sistem Sistem Informasi Anggota DPRK Banda Aceh dari Komisi A, Surya Mutiara menilai Wali Kota Banda Aceh tak serius dalam PP No.56/2005 mengenai sistem informasi aset mengelola aset daerah. Hal ini dapat dilihat juga dari penilaian dan penataan sejumlah aset menyebutkan bahwa setiap daerah harus milik Pemko Banda Aceh yang tidak menyelenggarakan sistem informasi di tertata dengan baik (serambinews.com, 18 Volume 2, No.1, Februari 2013 - 16 Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Mei 2012), sehingga hampir setiap tahun Milik Daerah adalah semua barang yang menjadi Pemeriksa dibeli atau diperoleh atas beban APBD Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). atau yang berasal dari perolehan lainnya Dia mempersoalkan aset berupa tanah yang sah. Manajemen aset sangat penting milik Pemerintah Kota Banda Aceh yang karena akan mendukung pelaksanaan tugas hingga kini belum bersertifikat sehingga dan fungsi instansi pemerintah. Alasan status PP pentingnya manajemen No.6/2006, dan Permendagri No.17/2007 kebutuhan untuk menyebutkan bahwa barang milik daerah hukum setiap aset terutama tanah dan harus disertifikatkan atas nama Pemerintah bangunan yang seringkali menjadi objek Daerah. sengketa antar lebih dari satu instansi, temuan aset Badan tersebut tidak jelas, Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti berminat ingin melakukan penelitian mengenai manajemen aset, dan faktor-faktor yang kebutuhan aset meliputi menegaskan perawatan aset, posisi penegasan pihak yang bertanggung jawab mengelola aset ini. diduga Menurut Jim (2007) dalam Hanis mempengaruhinya, yaitu kualitas aparatur (2009:36), manajemen aset didefinisikan daerah, regulasi, dan sistem informasi. sebagai a continuous process-improvement strategy for improving the availability, KAJIAN KEPUSTAKAAN safety, reliability and longevity of assets; Manajemen Aset that is systems, facilities, equipment and Definisi manajemen menurut processes, yaitu suatu strategi proses- Ensiklopedi Administrasi Indonesia, dalam perbaikan yang terus menerus untuk LAN (2007:3) adalah segenap kekuatan meningkatkan menggerakkan sekelompok orang yang keandalan dan umur panjang dari aset mengerahkan fasilitas dalam satu usaha tersebut, yaitu: sistem, fasilitas, peralatan kerja untuk mencapai tujuan tertentu. dan prosesnya. Pengertian aset secara umum menurut Makna ketersediaan, manajemen keamanan, aset daerah Siregar (2004:178) adalah barang (thing) adalah atau sesuatu barang yang aset/Barang (economic berdasarkan value), nilai komersial (commercial value) manajemen atau nilai tukar (exchange value) yang dengan mengikuti landasan kebijakan yang dimiliki oleh badan usaha, instansi atau diatur individu (perorangan). Peraturan Pemerintah, Keppres, Kepmen mempunyai nilai Berdasarkan (anything) ekonomi Undang-undang No.1/2004 yang dimaksud dengan Barang 17 - Volume 2, No.1, Februari 2013 dan melaksanakan Milik Daerah prinsip aset berhubungan Keputusan (BMD) dasar-dasar terhadap berdasarkan Surat pengelolaan aset/BMD Undang-Undang, lainnya yang dengan Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pengaturan/pengelolaan aset daerah Peraturan Perundang-undangan adalah (agusranu.blogspot.com). peraturan tertulis yang memuat norma Kualitas Aparatur Daerah hukum yang mengikat secara umum dan Sumber daya manusia atau pada dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga atau pemerintahan daerah biasanya disebut pejabat yang berwenang melalui prosedur aparatur daerah harus mempunyai kualitas yang yang perundang-undangan. memadai sehingga dapat ditetapkan harus pengelolaan asetnya mengatur baik. (Pasal 1 UU No.32/2004). dengan kualitas atau peraturan Pemda melaksanakan tugas dan fungsinya dangan Terkait sendiri dalam kemampuan SDM, Robbins (2008:52) Dalam konteks otonomi daerah, mendefinisikan kemampuan merujuk ke Aceh sebagai salah satu daerah otonomi kapasitas individu untuk mengerjakan diberi berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. peraturan Dalam penyelenggaraan pemerintahan, khususnya kewenangan untuk membuat perundang-undangan sendiri, yang tidak boleh bertentangan dengan dalam peraturan perundangan yang lebih tinggi pengelolaan aset, kemampuan intelektual (Pasal 1 angka 5 UU No.32/2004). Pada dan kemampuan fisik sangat dibutuhkan Pasal 194 UU No.32/2004 juga disebutkan oleh bahwa aparatur mengamankan pemerintahan dan untuk mengoptimalkan penyusunan, penatausahaan, pelaksanaan, pelaporan, pengawasan, asetnya. Ishak (2002:5) menyatakan bahwa dan pertanggungjawaban keuangan daerah sumberdaya manusia adalah pemegang diatur lebih lanjut dengan Perda yang kunci dari semua aktivitas. Banyaknya berpedoman pada Peraturan Pemerintah. modal yang berhasil dikumpulkan, akan Pasal 146 UU No.32/2004 menyebutkan hilang tanpa makna jika sumberdaya untuk melaksanakan Perda dan atas kuasa manusia peraturan sebagai pengelolanya tidak perundang-undangan, menetapkan peraturan kepala memiliki kapasitas yang tepat untuk daerah kepala mengurus modal tersebut. daerah dan atau keputusan kepala daerah. Regulasi Sistem Informasi Peraturan adalah ketentuan yang Dalam menimbang PP No.56/2005, digunakan untuk mengatur hubungan antar UU No.32/2004 menyatakan bahwa untuk manusia dalam sebuah masyarakat dan melaksanakan ketentuan pasal 104 UU atau sebuah negara (Kurniawan, 2008:1). No.33/2004 Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Undang- keuangan antara pemerintah pusat dan undang No.12/2011 tentang Pembentukan pemerintah Perundang-undangan dinyatakan bahwa peraturan tentang daerah, pemerintah perimbangan perlu menetapkan daerah Volume 2, No.1, Februari 2013 tentang - 18 Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sistem informasi keuangan daerah. aset atau sistem informasi manajemen aset Hal tersebut sejalan dengan bunyi (SIMA). Sekarang ini, SIMA merupakan pasal 151 angka 2 PP No.58/2005 tentang suatu pengelolaan meningkatkan keuangan daerah yang sarana yang efektif kinerja untuk sehingga menyatakan “kepala daerah menetapkan transparansi kerja dalam pengelolaan aset peraturan kepala daerah tentang sistem dan sangat prosedur pengelolaan keuangan daerah”. kekhawatiran akan Dengan pengendalian yang demikian pemerintah daerah terjamin tanpa perlu adanya pengawasan lemah dan (Siregar, seharusnya menyusun peraturan daerah 2004:36). Tujuan mengembangkan SIMA dan peraturan kepala daerah sebagai adalah sebagai alat untuk optimalisasi dan pedoman pelaksanaan perda tersebut. Bagi efisiensi pengelolaan aset. Adapun manfaat SKPD peraturan kepala daerah menjadi SIMA adalah untuk tertib administrasi pedoman pelaksanaan atau petunjuk teknis aset; dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tertinggi dan aset terbaik, mempermudah (Abdullah, 2010). pengendalian aset, mengetahui nilai aset, Dalam pengelolaan aset daerah dibutuhkan keberadaan sistem informasi. Menurut Hall (2001) dalam dan dan mendukung aset pengembangan perencanaan strategi (Siregar, 2004:40). Kerangka Pemikiran rangkaian prosedur formal dimana data informasi, pemanfaatan Kadir (2003:11), sistem informasi adalah sebuah dikelompokkan, mengetahui Dengan berlakunya UU No.32/2004 diproses menjadi tentang Pemerintahan Daerah, dimana didistribusikan kepada setiap daerah berwenang mengatur dan pemakai. mengurus sendiri rumah tangga daerahnya Grubisic (2009) mencoba masing-masing, maka dibutuhkan aparatur memberikan pemahaman yang lebih baik daerah yang handal untuk menjamin mengenai manajemen aset publik sebagai penyelenggaraan tugas pemerintahan dan bagian integral dari reformasi sektor publik. pembangunan secara beradayaguna dan Menurut kurangnya berhasilguna. Berdasarkan Undang-undang publik tentang Perbendaharaan Negara No.1/2004 menghalangi penentuan nilai aset. Untuk pasal 44, disebutkan bahwa pengguna mencapai tujuan manajemen aset secara barang atau pengelola aset daerah wajib terencana, mengelola dan menatausahakan barang Grubisic informasi (2009), mengenai aset terintegrasi dan sanggup menyediakan data dan informasi yang milik dikehendaki dalam jangka waktu yang penguasaannya singkat, informasi Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan pendukung pengambilan keputusan atas bahwa kualitas aparatur daerah sangat 19 - diperlukan sistem Volume 2, No.1, Februari 2013 daerah yang dengan berada dalam sebaik-baiknya. Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala berperan penting dalam pengelolaan aset menyelenggarakan sistem informasi di dalam suatu organisasi atau lembaga daerahnya masing-masing. pemerintahan. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas peraturan perundangundangan yang baik, perlu dibuat peraturan mengenai pembentukan peraturan perundang-undangan yang dilaksanakan dengan cara dan metode yang pasti, baku, Kualitas Aparatur Daerah Manajemen Aset Regulasi Sistem Informasi dan standar yang mengikat semua lembaga yang berwenang membentuk peraturan Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian perundang-undangan (dalam menimbang UU No.12/2011). Dalam hierarki peraturan Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran, perundang-undangan, produk hukum yang berlaku di daerah terdiri dari peraturan maka daerah atau qanun, peraturan kepala daerah penelitian ini adalah: dan atau keputusan kepala daerah (lihat H1 : Kualitas aparatur daerah, regulasi, dan pasal 7 UU No.12/2011, Pasal 146 UU sistem informasi berpengaruh secara No.32/2004, Pasal 151 PP No.58/2005, bersama-sama terhadap manajemen dan Pasal 3 Permendagri No.53/2011). aset. Mardiasmo (2002:237) pernyataan hipotesis dalam H2 : Kualitas aparatur daerah berpengaruh mengemukakan bahwa terkait dengan terhadap manajemen aset. peningkatan kewenangan manajemen aset H3 : Regulasi berpengaruh terhadap negara maka pemerintah daerah perlu menyiapkan instrumen yang tepat untuk melakukan manajemen aset daerah secara manajemen aset H4 : Sistem informasi berpengaruh terhadap manajemen aset. profesional, transparan, akuntabel, efisien, dan efektif mulai dari perencanaan, pengelolaan/pemanfaatan, serta METODE PENELITIAN Adapun desain dalam penelitian ini pengawasan. Berdasarkan kutipan tersebut, adalah sebagai berikut: terlihat adanya kebutuhan akan suatu 1. Tujuan penelitian sistem informasi manajemen aset yang Tujuan penelitian ini adalah untuk mampu menguji mengoptimalkan aset daerah. Berdasarkan PP No.56/2005 mengenai independen sistem informasi keuangan daerah juga dependen pengaruh variabel terhadap dalam suatu variabel pengujian menyebutkan bahwa setiap daerah harus Volume 2, No.1, Februari 2013 - 20 Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala hipotesis (hypothesis testing research). Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 2. Jenis penelitian pegawai yang bekerja sebagai pengguna, Penelitian ini bersifat kausal yaitu tipe pengurus, dan/atau penyimpan barang pada penelitian yang menyatakan adanya SKPD di Pemerintahan Kota Banda Aceh hubungan sebab akibat antara variabel karena independen yaitu kualitas aparatur mengelola daerah, regulasi, dan sistem informasi Berdasarkan terhadap dilakukan oleh peneliti, jumlah SKPD variabel dependen yaitu manajemen aset. langsung dalam aset/barang milik daerah. survey lapangan yang yang ada di Pemerintah Kota Banda Aceh 3. Tingkat intervensi peneliti Dalam berhubungan penelitian peneliti sampai 4 orang yang menjabat sebagai melakukan intervensi dan manipulasi pengguna, pengurus, dan/atau penyimpan data barang (dapat dilihat pada lampiran SK untuk ini sebanyak 40. Setiap SKPD memiliki 3 mempengaruhi hasil penelitian. pejabat pengelola barang). Penelitian ini 4. Situasi penelitian (Study setting) Mengingat tujuan akan mempertimbangkan seluruh populasi penelitian ini yang menjadi responden, yaitu berjumlah menguji hipotesis mengenai pengaruh 124 orang, sehingga jenis penelitian ini kualitas aparatur daerah, regulasi, dan dapat disebut sebagai penelitian sensus. sistem informasi terhadap manajemen asett, maka diperlukan data yang sebenarnya yaitu melalui studi Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam lapangan pada SKPD di Pemerintahan penelitian ini adalah data primer. Data Kota Banda Aceh. primer 5. Unit analisis kuisioner yaitu data yang diperoleh langsung melalui disebarkan Unit analisis penelitian ini adalah kepada pegawai bagian barang di setiap individu SKPD Pemerintah Kota Banda Aceh. (pegawai) yang bekerja sebagai pengguna, pengurus, dan/atau penyimpan barang pada SKPD di Pemerintahan Kota Banda Aceh. 6. Horizon waktu Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel penelitian yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari variabel Penelitian ini bersifat cross-section independen, yaitu kualitas aparatur daerah studi dikumpulkan (X1), regulasi (X2), dan sistem informasi sekaligus/satu tahap dari Pegawai (X3), dan satu variabel dependen yaitu yang bekerja pada SKPD Pemerintah manajemen aset (Y). yaitu data Kota Banda Aceh 21 - Volume 2, No.1, Februari 2013 Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Aceh, dan yang menjadi responden dari Metode Analisis Kuisioner yang telah diisi oleh masing-masing dinas sebanyak 3 sampai 4 responden dikuantitatifkan terlebih dahulu orang, sehingga responden berjumlah 124 sehingga menghasilkan keluaran-keluaran orang, berupa angka yang selanjutnya dianalisis sebanyak 124 telah kembali juga sebanyak melalui program SPSS (Statistical Package 124, artinya kuisioner kembali 100%. dari jumlah yang disebarkan for Sosial Science). Setelah kuisioner Dari hasil pengujian validitas data terkumpul maka dilakukan uji validitas dan menunjukkan bahwa koefisien korelasi uji ini yang diperoleh oleh masing-masing item dilakukan untuk mengetahui apakah alat dari variabel kualitas aparatur daerah, ukur yang digunakan sesuai dengan yang regulasi, sistem informasi, dan manajemen diukur dan juga melihat konsistensi data aset berada di atas nilai kritis korelasi yang terkumpulkan. product moment (koefisien korelasi > reliabilitas. Setelah Kedua pengujian pengukuran 0.176) dan memiliki tingkat signifikansi variabel dalam penelitian ini, selanjutnya dibawah 0.05 sehingga kuisioner yang dilakukan pengujian untuk setiap hipotesis. digunakan dinyatakan valid. Untuk dilakukan menentukan apakah hipotesis Dari hasil pengujian reliabilitas, nilai penelitian diterima atau ditolak, maka koefisien perlu variabel berada di atas 0.8, sehingga dapat dilakukan pengujian hipotesis. alpha untuk Hipotesis penelitian ini akan diuji dengan disimpulkan menggunakan analisis regresi berganda. dijadikan Persamaan model empiris yang digunakan penelitian ini layak untuk digunakan. adalah: bahwa masing-masing sebagai kuisioner alat ukur yang dalam Berdasarkan hasil output komputer Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + € melalui program SPSS dari nilai Keterangan: coefficientsa di atas, maka persamaan Y = Manajemen aset regresi berganda diperoleh sebagai berikut: X1 = Kualitas aparatur daerah Y=15,526+0,079X1+1,148X2+0,122X3+€ X2 = Regulasi X3 = Sistem informasi β1,β2,β3 = Koefisien regresi α = Konstanta € = Error estimation Sig 0,000 Fhitung R R dalam 0,000 0,007 = 578.878 = 0.967 2 = 0.935 Dari persamaan dan hasil output di HASIL PEMBAHASAN Populasi 0,455 penelitian ini berjumlah 40 SKPD pada Pemko Banda atas dapat diketahui hasil-hasil penelitian sebagai berikut: Volume 2, No.1, Februari 2013 - 22 Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 1. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,967 menunjukkan bahwa derajat hubungan berpengaruh signifikan terhadap manajemen aset. (korelasi) antara variabel independen c. Koefisien regresi regulasi sebesar dengan variabel dependen sebesar 1,148 menyatakan bahwa setiap 96,7%. aparatur 100% peningkatan regulasi, maka daerah, regulasi, dan sistem informasi secara relatif juga akan berpengaruh mempunyai terhadap manejemen aset sebesar Artinya kualitas hubungan terhadap manajemen aset sebesar 96,7%. 114,8% secara signifikan, karena 2. Koefisien determinasi (R2) sebesar variabel regulasi ini memiliki nilai 0,935 artinya secara bersama-sama signifikansi di bawah 0,05 yaitu manajemen oleh 0,000, regulasi yang mempunyai kualitas aparatur daerah, regulasi, dan pengaruh yang signifikan terhadap sistem variabel terikat (manajemen aset). aset dipengaruhi informasi sebesar 93,5%, sedangkan sebesar 6,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. terakhir, sistem koefisien informasi sebesar regresi 0,122 menyatakan bahwa setiap 100% 3. Koefisien regresi (β): a. Nilai d. Yang peningkatan sistem informasi, maka konstanta berdasarkan secara relatif juga akan berpengaruh persamaan regresi tersebut sebesar terhadap manejemen aset sebesar 15,526 12,2%. Dengan nilai signifikansi di menyatakan bahwa jika variabel kualitas aparatur daerah, bawah regulasi, informasi regulasi mempunyai pengaruh yang bernilai konstan, maka besarnya nilai signifikan terhadap manajemen aset, manajemen dengan kata lain semakin baik atau dan sistem aset adalah sebesar 15,526. 0,05 yaitu 0,007 maka tinggi suatu sistem informasi yang b. Koefisien regresi kualitas aparatur digunakan pada setiap SKPD di daerah sebesar 0,079 menyatakan Pemko Banda Aceh maka akan bahwa setiap 100% peningkatan semakin kualitas aparatur daerah maka secara manajemen aset atau pengelolaan relatif barang milik daerah yang dilakukan akan manejemen namun daerah 23 - menaikkan aset karena sebesar kualitas mempunyai nilai 7,9%, baik pula sistem oleh SKPD tersebut. aparatur nilai KESIMPULAN, signifikansi/P value yang lebih besar DAN SARAN dari 5% maka variabel ini tidak Kesimpulan Volume 2, No.1, Februari 2013 KETERBATASAN Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Setelah dilakukan pengujian dan - Saran untuk Pemerintah Kota Banda analisis data dalam penelitian ini, secara keseluruhan sesuai dapat dengan dirumuskan ditarik hipotesis bahwa Aceh kesimpulan yang kualitas telah Dalam diharapkan melaksanakan dapat lebih tugas meningkatkan aparatur motivasi pada diri masing-masing pejabat daerah, regulasi, dan sistem informasi untuk mengelola aset milik daerah dengan berpengaruh sebaik-baiknya, karena aset daerah ini secara bersama-sama terhadap manajemen aset, namun secara berhubungan parsial hanya kualitas aparatur daerah kesejahteraan yang berpengaruh dimaksimalkan penggunaannya maka akan tidak terhadap manajemen aset. dapat langsung dengan rakyat, meningkatkan dan Pendapatan jika Asli Daerah (PAD), serta pejabat diharapkan dapat belajar lagi tentang regulasi yang Keterbatasan Beberapa keterbatasan dalam mengatur mengenai manajemen aset, dan penelitian ini adalah: lebih sering lagi mengikuti pelatihan untuk 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada peningkatan kompetensi anda. pegawai bagian pengguna barang, pengurus, dan penyimpan barang di - Saran Untuk Peneliti Selanjutnya setiap SKPD pada Pemerintahan Kota Penelitian dapat dilakukan pada Banda Aceh, sehingga tidak menggali lingkungan yang berbeda, yaitu lebih luas lebih lagi jauh pelaksanaan kebijakan Pengelolaan Barang Milik Daerah. 2. Tidak semua kuisioner di permintaan meninggalkan kesibukan responden seperti pada Pemerintahan Kabupaten/Kota atau di Pemerintahan mengisi Provinsi Aceh, dan dengan menambah atas variabel lain, R2 pada penelitian ini hanya responden untuk 93,5%, yaitu berarti masih ada 6.5% kuisioner karena variabel lain di luar dari variabel yang ada sehingga dalam penelitian ini yang dapat diteliti depan peneliti, mereka kemungkinan adanya ketidakseriusan pengaruhnya terhadap manajemen responden dalam menjawab semua aset/pengelolaan barang milik daerah. pertanyaan dan peneliti tidak bisa melakukan wawancara lebih dalam dengan responden variabel yang diteliti. Saran terkait variabel- DAFTAR KEPUSTAKAAN Abdullah, S., 2009. Optimalisasi Pengelolaan Aset Daerah. http://syukriy.wordpress.com/2009/04/25/ optimalisasi-pengelolaan-aset-daerah/. Agusranu, 2011. Manajemen Aset Barang Milik Daerah. http://agusranu.blogspot.com/2011/07/ma najemen-aset-barang-milik-daerah- Volume 2, No.1, Februari 2013 - 24 Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 1.html Agustina, M., 2005. Manajemen Aset (Tanah dan Bangunan) Pemerintah Daerah Studi Kasus di Kabupaten Pontianak. Tesis. Akbar, R. & Azhari Lukman, 2010. Manajemen Taman Milik pemerintah Kota Bandung Berbasiskan Pendekatan manajemen Aset. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Anonim. 2010. Pemko Dinilai Tak Serius kelola Aset Daerah. http://www.serambinews.com/news/view/ 37754/pemko-dinilai-tak-serius-kelolaaset-daerah. Bertovic, Hrugo, Olga, Kaganova & John, Rutledge. 2002. Asset Management Model for Local Governments, Local Government Reform Project (LGRP), The Urban Institute. Chair, A., 2001. Peranan Manajemen dalam Upaya Meningkatkan Kegunaan Aset Tanah dan Bangunan untuk Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus di Pemda DKI Jakarta). Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana UGM. Griffin, R., 2004. Manajemen. Jakarta: Erlangga. Grubisic, M., Nusinovic, Mustafa & Roje, Gorana. 2009. Towards Efficient Public Sector Asset Management. Disertasi. Zagreb: The Institute of Economics. Hanis, H. M, Bambang, Trigunarsyah & Connie, Susilawati. 2009. The Application of Public Asset Management in Indonesian Government. Journal of Corporate Real Estate. Vol. 13, No.1. Hasibuan, M., 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. http://bandaaceh.bpk.go.id/web/wpcontent/uploads/2012/03/pluginkotabandaaceh-2007-1.pdf>[18/5/12] http://jdih.bsn.go.id/index.php?option=com_co ntent&view=article&id=60:regulasi&cat id=36:info-hukum&Itemid=59>[21/5/12] http://www.artikata.com/arti-358461peraturan.html>[21/5/12] http://www.serambinews.com/news/view/37754 /pemko-dinilai-tak-serius-kelola-asetdaerah. Diakses tanggal 18 Mei 2012. Ishak, M., 2002. Akuntansi dan Aspek-Aspek perilaku. Paper. Kota Magelang. Kadir, A., 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI. Kurniawan, W., 2008. Peraturan Perundangundangan. Jakarta: Azka Press. LAN. 2007. Diklat Teknis Manajemen Aset Daerah. Modul I: Dasar-dasar Manajemen Aset/Barang Milik Daerah. Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen 25 - Volume 2, No.1, Februari 2013 Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi. Mitchell, J. S., 2006. Physical Asset Management Handbook. Boston: CLARION Technical. Pakiding, Y., 2006. Hubungan Manajemen Aset Dalam Optimalisasi Aset Tetap (Tanah dan Bangunan) Pemerintah Daerah (Studi Kasus di Kabupaten Bantul). Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana UGM Pandu, 2009. Sistem Informasi Manajemen Aset Daerah. http://manajemenaset08.blogspot.com/20 09/01/sistem-informasi-manajemen-asetdaerah.html. Republik Indonesia, Peraturan Menteri dalam Negeri No. 17 Tahun 2007, Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. Republik Indonesia, Peraturan Menteri dalam Negeri No. 53 Tahun 2011, Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah. Republik Indonesia, Peraturan Walikota Banda Aceh No.63 Tahun 2010, Tentang Pedoman Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Daerah Dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Banda Aceh. Republik Indonesia, Keputusan Menteri Keuangan No.1 Tahun 2001, Tentang Pedoman Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Negara Dalam Sistem Akuntansi Pemerintahan. Republik Indonesia, Undang-undang RI No.17 tahun 2003, Tentang Keuangan Negara. Republik Indonesia, Undang-undang RI No.1 tahun 2004, Tentang Perbendaharaan Negara. Republik Indonesia, Undang-undang RI No.10 tahun 2004, Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Republik Indonesia, Undang-undang RI No.12 tahun 2004, Tentang Pembentukan Perundang-undangan. Republik Indonesia, Undang-undang RI No.32 tahun 2004, Tentang Pemerintah Daerah. Republik Indonesia, Undang-undang RI No.33 tahun 2004, Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No.24, Tahun 2005. Standar Akuntansi Pemerintah. Republik Indonesia, Undang-undang RI No.11 tahun 2006, Tentang Pemerintahan Aceh. Republik Indonesia, Qanun Kota Banda Aceh No.1 Tahun 2007, Tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006, Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005, Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005, Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Robbins. 2008. Perilaku Organisasi. Terjemahan Molan, Benyamin. Jakarta: PT.Indeks. Sabardi, A., 2001. Manajemen Pengantar. Jakarta: Kencana. Santoso, S., 2005. Mengatasi Berbagai Masalah dengan SPSS Versi 11.5. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Sanapiah, A., 2005. Strategi Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia Aparatur Melalui Pendidikan dan Pelatihan. Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Sekaran, U., 2006. Research Methods for Business. Terjemahan Yon, Kwan, Jakarta: Salemba Empat. Sekaran, U., 2006. Research Methods for Business. Terjemahan Yon, Kwan, Jakarta: Salemba Empat. Siregar, D. D., 2004. Management Aset Strategi Penataan Konsep Pembangunan Berkelanjutan secara Nasional dalam Konteks Kepala Daerah sebagai CEO’s pada Era Globalisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Siregar, D. D., 2004. Manajemen Aset. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Surminah, I., 2008. Manajemen Aset di Lembaga Litbang. PAPPIPTEK: LIPI. Sutabri, T., 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: ANDI. Tangkilisan, H. N. S., 2005. Manajemen Publik. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia. Wessels, E. & Tenny, Ed., 2005. Practical Asset Management. Water Environment & Technology. ProQuest. Vol: 7, Hal: 32. Widayanti, E., 2010. Pengaruh Manajemen Aset Terhadap Optimalisasi Pemanfaatan Aset Tetap Pemerintahan Daerah (Studi Kasus di Kabupaten Sragen). Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Williams, C., 2001. Manajemen. Terjemahan Napitupulu, Sabaruddin. Jakarta: Salemba Empat. Winardi. 2004. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana. Volume 2, No.1, Februari 2013 - 26