BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sebelumnya (State of the

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Penelitian Sebelumnya (State of the Art)
2.1.1
American TV Talk Show as Sicko Circuses of the 21st Century
Penelitian ini meneliti host dalam program talk show, sedangkan penelitian
“Analisis Peran Host Wanita Dalam Program One Stop Football di TRANS7”
meneliti host dalam program sport magazine.
2.1.2
Discourse Analysis: Personal Pronouns in Oprah Winfrey Hosting Queen
Rania of Jordan
Penelitian ini meneliti penggunaan kata ganti yang digunakan Oprah Winfrey
sebagai host program talk show, sedangkan penelitian “Analisis Peran Host
Wanita Dalam Program One Stop Football di TRANS7” meneliti host dalam
program sport magazine.
2.1.3
Audience Responses to the Physical Appearance of Television Newsreaders
Penelitian ini meneliti respon penonton terhadap penampilan seorang
newsreader televisi, “Analisis Peran Host Wanita Dalam Program One Stop
Football di TRANS7” meneliti host dalam program sport magazine.
2.1.4
Conversational Implicature of The Presenters in Take Me Out Indonesia
Penelitian ini meneliti host dalam program reality show, sedangkan penelitian
“Analisis Peran Host Wanita Dalam Program One Stop Football di TRANS7”
meneliti host dalam program sport magazine.
9
10
2.1.5
Representasi Pembawa Acara Program Talk Show di Televisi
Indonesia
Penelitian ini meneliti host dalam program talk show, sedangkan
penelitian “Analisis Peran Host Wanita Dalam Program One Stop
Football di TRANS7” meneliti host dalam program sport magazine.
Tabel 2.1 State of The Art
Judul
No.
1.
Teori
Penelitian
Metodologi
Piotrowicz,
- TV talk show
Magdalena.
- Host
(2013).
- Gender,
American
TV
- Pendekatan
kualitatif
class
& race
Talk Shows as
- Jenis penelitan
fenomologi
Karakteristik
host yang kuat
merupakan salah
satu keberhasilan
Oprah
Winfrey
Sicko Circuses
Show
sebagai
of
program
the
- Metode deskriptif
Hasil
21st
Century.
talkshow
di
America
2.
Saj, Hala El. - Talk Show
(2012).
- Pendekatan
Penggunaan kata
kualitatif
ganti merupakan
Discourse
salah satu faktor
Analysis:
utama
Personal
menjaga
Pronouns
in
dalam
pertukaran
Oprah Winfrey
informasi
Hosting Queen
baik
Rania
percakapan.
of
yang
dalam
Jordan
3.
Mitra, Barbara; - Newsreader
Webb,
Wolfe
Mike; - Television
Claire. - Journalist and
- Pendekatan
Tidak
semua
kuantitatif dan
responden
kualitatif
menganggap
11
(2014).
Television
penampilan
Audience
Presenter
newsreader lebih
Responses
the
to
penting,
Physical
namun
kemampuan
Appearance of
seorang
Television
newsreader yang
Newsreaders
lebih
diutamakan.
4.
Nanda, Sheila; - Grice’s
Sukyadi, Didi;
Cooperative
Sudarsono.
Principle
(2012).
Conversational
Implicature of
The Presenters
in
Take
Me
Out Indonesia
- Pendekatan
kuanlitatif
Para
presenter
tersebut
cenderung lebih
sering
- Conversational
menggunakan
Implicature
implikatur
- Conventional
percakapan
Implicature
umum
- Politeness and
(generalized
Implicature
conversational
implicature).
5.
Irawan,
Rahmat
- Representasi
Edi.
(2013).
Representasi
Pembawa
- Program
televisi
- Talk show
- Pendekatan
kualitatif
Terjadi
pergeseran dalam
gambaran
seorang presenter
program
talk
Acara Program
show di televisi
Talk Show di
yang
Televisi
dibangun media
Indonesia
massa.
2.2
Landasan Konseptual
2.2.1
Teori Umum
sengaja
Teori adalah tujuan akhir dari ilmu pengetahuan (Werner, 2007). Teori
12
adalah penyataan umum yang merangkum pemahaman kita tentang bagaimana
caranya sebuah dunia bekerja.
Dalam menganalis masalah-masalah yang terdapat dalam skripsi ini,
maka diperlukan adanya gambaran objektif terhadap masalah pokok tersebut.
Untuk
itu, dibutuhkan adanya suatu landasan teoritis mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan media pertelevisian, maka digunakan teori komunikasi dan teori
komunikasi massa.
2.2.1.1 Teori Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari
kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau
communicare yang berarti “membuat sama” to make common. Istilah pertama
communis paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar
dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu
pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2008).
Walaupun istilah “komunikasi” sudah sangat akrab di telinga namun
membuat definisi mengenai komunikasi ternyata tidaklah semudah yang dipikirkan.
Stephen Littlejohn mengatakan: Communication is difficult to define. The word is
abstract and, like most terms, posses numerous meanings (komunikasi sulit untuk
didefinisikan. Kata “komunikasi” bersifat abstrak, seperti kebanyakan istilah,
memiliki banyak arti (Morissan, 2013).
Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan
kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat
kaitannya dengan segala aspek kehidupan, sehingga setiap perubahan penting yang
terjadi pada komunikasi akan memiliki pengaruh, dampak dan implikasi pada
keseluruhan kehidupan manusia dan masyarakat, tidak terkecuali pada pranata dan
lembaganya. Proses komunikasi dapat dilakukan secara bertatap muka atau
dilakukan dengan menggunakan bantuan media. Dengan bantuan dari media-media
tersebut, setiap individu dapat dengan mudah menyampaikan pesan-pesan
komunikasinya tanpa mengenal ruang dan waktu (Rohim, 2009).
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan
manusia. Dan bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya
13
suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh informasi, di mana masingmasing individu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi (infomartion
sharing) untuk mencapai tujuan bersama (Rohim, 2009).
2.2.1.1.1
Unsur-Unsur Komunikasi
Berdasarkan definisi Lasswell komunikasi memiliki lima unsur,yaitu:
(Mulyana, 2008) :
1. Sumber (source). Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok,
organisasi, perusahaan bahkan suatu negara. Untuk menyampaikan pesan yang
dibawa, sumber harus mengubah pesan tersebut ke dalam seperangkat simbol
verbal atau nonverbal yang dapat dipahami oleh si penerima pesan. Proses ini
disebut dengan penyandian (encoding).
2. Pesan. Apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan
merupakan seperangkat symbol verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan,
nilai, gagasan atau maksud sumber tadi.
3. Saluran atau media. Merupakan alat atau wahana yang digunakan sumber
untuk menyampaikan pesannya kepada penerima.
4. Penerima (receiver). Yakni orang yang menerima pesan dari sumber,
penerimaan pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol
verbal atau nonverbal yang ia terima dari gagasan yang dapat ia pahami. Proses
ini disebut penyandian balik (decoding).
5. Efek. Apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut,
misalnya apakah penambahan pengertahuan setelah menerima pesan tersebut,
terhibur atau adanya perubahan sikap.
Menurut Morissan (2014) dalam buku Teori Komunikasi unsur komunikasi
terdiri dari :
1. Sumber (Komunikator)
Proses komunikasi dimulai atau berawal dari sumber (source) atau pengirim
pesan yaitu di mana gagasan, ide atau pikiran berasal yang kemudian akan
disampaikan kepada pihak lainnya yaitu penerima pesan. Sumber atau pengirim
pesan sering pula disebut dengan “komunikator”. Sumber atau komunikator bisa
jadi adalah individu, kelompok bahkan organisasi. Komunikator mungkin
mengetahui pihak yang akan menerima pesannya (Morissan, 2014).
14
2. Enkoding
Enkoding dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sumber untuk
menerjemahkan pikiran dan ide-idenya ke dalam suatu bentuk yang dapat
diterima oleh pihak penerima (Morissan, 2014).
Enkoding dalam proses komunikasi dapat berlangsung satu kali namun dapat
terjadi berkali-kali. Dalam percakapan tatap muka, pembicara melakukan
enkoding terhadap pikiran atau idenya ke dalam kata-kata. Dalam percakapan
melalui telepon, proses enkoding terjadi dua kali. Pembicara melakukan
enkoding terhadap gelombang suara yang dikeluarkan pembicara. Kemampuan
untuk melakukan enkoding ini berbeda-beda untuk setiap orang. Ada orang yang
sangat mahir memilih kata-kata sehingga menghasilkan kalimat yang bagus dan
mengesankan. Para orator ulung memiliki kemampuan enkoding yang sangat
baik. Namun lebih banyak lagi orang yang tidak memiliki kemampuan enkoding
ini (Morissan, 2014).
3. Pesan
Pesan yang disampaikan manusia dapat berbentuk sederhana namun bisa
memberikan pengaruh yang cukup efektif. Pesan dapat ditujukan kepada satu
individu saja atau kepada jutaan individu. Pesan dapat dihasilkan dengan biaya
murah bahkan gratis (misalnya kata-kata yang diucapkan), namun pesan dapat
pula dihasilkan dengan biaya cukup mahal (Morissan, 2014).
4. Saluran
Saluran atau channel adalah jalan yang dilalui pesan untuk sampai kepada
penerima. Gelombang radio membawa kata-kata yang diucapkan penyiar di
studio atau memuat pesan visual yang ditampilkan di layar kaca televisi. Aliran
udara dapat juga berfungsi sebagai saluran (Morissan, 2014).
5. Dekoding
Kegiatan penerimaan pesan diawali dengan proses dekoding yang
merupakan kegiatan yang berlawanan dengan proses enkoding. Dekoding adalah
kegiatan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan pesan-pesan fisik ke
dalam suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima (Morissan, 2014).
6. Penerima (Komunikan)
Penerima atau receiver atau disebut juga audiensi adalah sasaran atau taget
dari pesan. Penerima sering pula disebut dengan “komunikan”. Penerima dapat
15
berupa satu individu, satu kelompok, lembaga bahkan suatu kumpulan besar
manusia yang tidak saling mengenal. Siapa yang akan menerima pesan
(penerima pesan) dapat ditentukan oleh sumber, misalnya dalam komunikasi
melalui telepon. Namun adakalanya penerima pesan tidak dapat ditentukan oleh
sumber misalnya dalam program siaran televisi. Perlu diperjelas di sini bahwa
dalam situasi tertentu, sumber dan penerima pesan dapat langsung berhubungan
namun dalam kesempatan lain sumber dan penerima pesan dipisah oleh ruang
dan waktu (Morissan, 2014).
7. Umpan Balik
Umpan balik atau feedback adalah tanggapan atau resnpons dari penerima
pesan yang membentuk dan mengubah pesan berikut yang akan disampaikan
sumber. Umpan balik menjadi tempat perputaran arah dan arus komunikasi.
Artinya sumber pertama kemudian menjadi penerima, sementara penerima
pertama menjadi sumber baru. Umpan balik berguna bagi sumber karena umpan
balik memungkinkan sumber untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan
yang muncul. Umpan balik juga penting bagi penerima Karen memungkinkan
penerima berusaha untuk mengubah elemen-elemen dalam proses komunikasi.
Umpan balik terdiri atas dua jenis, yaitu umpan balik positif dan umpan balik
negatif. Umpan balik positif dari penerima akan mendorong lebih jauh proses
komunikasi sementara umpan balik negatif akan mengubah proses komunikasi
atau bahkan mengakhiri komunikasi itu sendiri (Morissan, 2014).
8. Gangguan
Gangguan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengintervensi proses
pengiriman pesan. Gangguan yang sangat kecil mungkin dapat diabaikan, namun
terlalu banyak gangguan dapat menghambat pesan untuk mencapai tujuannya
(Morissan, 2014).
2.2.1.1.2
Fungsi Komunikasi
Ada 4 fungsi komunikasi berdasarkan kerangka yang dikemukakan oleh
William I. Gorden (Mulyana, 2008). “Keempat fungsi tersebut yakni Komunikasi
Sosial, Komunikasi Ekspresif, Komunikasi Ritual, dan Komunikasi Instrumental.”
Berikut uraiannya:
16
1. Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial, setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi
diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari
tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan
memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama
dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.
2. Komunikasi Ekspresif
Fungsi ini erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif
yang dapat dilakukan baik sendirian maupun kelompok. Komunikasi ekspresif
ini tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan
sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan,
terutama dikomunikasikan melalui pesan verbal dan non-verbal. Selain itu,
emosi dan perasaan kita juga dapat disalurkan melalui bentuk-bentuk seni seperti
puisi, novel, musik, tarian, lukisan juga teater.
3. Komunikasi Ritual
Komunikasi ritual ini erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif. Komunikasi
ritual ini biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan
upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup. Mulai dari
upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pernikahan sampai upacara kematian.
Dalam upacara tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan
perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritual-ritual lainnya seperti berdoa dan
merayakan hari besar keagamaan juga termasuk komunikasi ritual. Mereka
berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ini juga menegaskan kembali komitmen
mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, dan ideologi mereka.
4. Komunikasi Instrumental
Komunikasi
instrumental
mempunyai
beberapa
tujuan
umum,
yakni
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan,
mengolah perilaku, dan juga untuk menghibur. Bila disimpulkan, maka kesemua
tujuan tersebut membujuk atau bersifat persuasif, komunikasi yang berfungsi
memberitahukan yang mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa
pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau
informasi yang disampaikannya akurat dan layak untuk diketahui. Komunikasi
17
sebagai instrumen berfungsi untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan
pekerjaan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Tujuan
jangka pendek misalnya mendapat pujian, simpati, dan keuntungan. Sementara
tujuan jangka panjang mendapatkan keahlian komunikasi, misalnya keahlian
berpidato, berunding, dan berbahasa asing ataupun keahlian menulis.
2.2.1.2 Teori Komunikasi Massa
Komunikasi massa bisa diartikan juga berinteraksi dengan khalayak banyak
dan biasanya tidak menghasilkan feedback (umpan balik) yang langsung.
Komunikasi massa tidak melibatkan satu atau dua orang saja namun lebih kepada
kemampuan seseorang untuk mampu berbicara dengan ribuan bahkan jutaan
manusia sekaligus.
Namun kata “massa” disini juga harus kita bedakan antara massa dalam arti
umum dengan “massa” dalam kata komunikasi massa. Ketika kita membicarakan
tentang massa dalam arti umum makan yang dimaksud adalah sekelompok individu
yang berkumpul bersama dalam satu tempat yang sama.
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan John Vivian
(2008), menyatakan bahwa komunikasi massa adalah proses penggunaan sebuah
medium massa untuk mengirimkan pesan kerpada audien yang luas untuk tujuan
memberi informasi, menghibur dan mendidik. Medium massa yang yang dimaksud
adalah televisi atau koran.
Lebih lanjut Vivian (2008) menyatakan bahwa, sama dengan komunikasi
jenis lainnya, seperti komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok, yang
tetap mengharuskan adanya pengirim pesan, pesan itu sendiri maupun mereka yang
menerima pesan. Namun, berbeda dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi
massa digunakan media massa untuk menyampaikan pesan dan adanya jumlah
penerima pesan yang banyak dan beragam.
Lebih lanjut Ardianto et al (2014) menyatakan bahwa definisi komunikasi
yang lebih perinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut
Gerbner (1967) ”Mass communication is the technologically and institutionally
based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of
18
messages in industrial societie”. (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi
yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling
luas dimiliki orang dalam masyarakat industry (Rakhmat, 2003: 188).
Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan
suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan,
didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang
tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan. Proses memproduksi
pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan
membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak
dilakukan oleh masyarakat industri (Ardianto et al, 2014).
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner,
yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated
through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat
diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi
sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat
kabar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan bahkan puluhan ribu orang, jika
tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media
komunikasi yang termasuk media massa adalah: radio siaran dan televisi –keduanya
dikenal sebagai media elektronik, surat kabar dan majalah—keduanya disebut
sebagai media cetak; serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah
film bioskop.
Konten simbolis atau pesan dari komunikasi massa biasanya ‘hasil’ yang
terstandardisasi (produksi massal) dan dipergunakan kembali serta didaur ulang
dalam bentuk yang identik. Alirannya biasanya sangat bersifat satu arah. Konten ini
umumnya telah kehilangan keunikan dan keasliannya karena reproduksi penggunaan
yang berlebihan. Pesan media adalah produk kerja dengan nilai tukar di pasar media
dan nilai guna bagi penerimanya, yaitu para konsumen media. Pada intinya, hal ini
merupakan komoditas dan tidak seperti bentuk lain dari konten simbolis dari
komunikasi manusia (McQuail, 2012)
Konsep komunikasi massa pada satu sisi mengandung pengertian suatu
proses di mana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada
19
publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari,
digunakan, dan dikonsumsi oleh audience. Pusat dari studi mengenai komunikasi
massa adalah media. Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi
yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan
budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam
masyarakat (Rohim, 2009).
Komunikasi massa didefinisikan sebagai penggunaan teknologi yang dapat
mendesiminasikan pesan secara luas, sangat beragam, tersebar luas kepada para
penerima. Pesan-pesan media, secara khusus dapat disampaikan lewat teknologi, di
mana pengaruh tampilan dan gambar pesan dapat dimodifikasi lewat kecanggihan
teknologi (Rohim, 2009).
Menurut Ardianto et al (2014), fungsi komunikasi massa secara umum
adalah :
1.
Fungsi Informasi
Furngsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah
penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi
dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan
kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan
informasi yang terjadi.
Sebagian informasi didapat bukan dari sekolah, atau tempat bekerja,
melainkan dari media. Khalayak media massa berlangganan surat kabar, majalah,
mendengarkan radio siaran atau menonton televisi karena mereka ingin
mendapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi di muka bumi, gagasan atau
pikiran orang lain apa yang dilakukan, diucapkan atau dilihat orang lain.
2.
Fungsi Pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass
education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik.
Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran
nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media
massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi, dan artikel.
20
3.
Fungsi memengaruhi
Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/
editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh
iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar. Seperti misalnya dalam
media cetak surat kabar, fungsi memengaruhi dapat dilihat antara lain dalam ruang
atau kolom khusus, iklan atau artikel yang disusun sedemikian rupa sehingga tidak
terlihat sebagai suatu artikel yang isinya mempromosikan suatu produk. Artikel
tersebut biasanya memuat tulisan tentang suatu analisis terhadap produk makanan
atau suatu analisis tentang produk elektrronik yang baru (computer, internet, dan
sebagainya). Khalayak terpengaruh oleh pesan-pesan dalam tulisan tersebut
sehingga tanpa sadar khalayak melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan
oleh media tersebut.
Menurut Nurudin (2007) dalam bukunya yang berjudul “Pengantar
Komunikasi Massa”, ada satu pengertian komunikasi massa menurut Michael W.
Gamble dan Teri Kwal Gamble pada tahun 1986, mengatakan bahwa sesuatu dapat
didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup :
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern
untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak
yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern antara
lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan diantara media
tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya
bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak
saling mengenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam
komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi
lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama
lain.
3. Pesan adalah milik publik. Artinya, bahwa pesan ini bisa didapatkan dan
diterima oleh banyak orang. Oleh karena itu, diartikan oleh milik publik.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti
jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak
21
berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi
pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaba.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya,
pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah
individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini
berbeda dengan komunikasi antar pribadi, kelompok, atau pubik, dimana
yang mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa individu dalam
komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan
yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga
rubric, dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai
gatekeeper.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis
komunikasi lain, umpan balik dapat bersifat langsung. Misalnya, dalam
komunikasi antarpesona, dalam komunikasi ini umpan balik langsung
dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa
langsung dilakukan alias tertunda (delayed).
2.2.1.3 Media Massa
Istilah “media massa” memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang
bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan
melibatkan siapa saja dalam masyarakat dalam skala yang sangat luas. Istilah media
massa mengacu kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu
tetap digunakan hingga saat ini seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi, dan
internet (Morissan, 2013).
Menurut Denis McQuail (2000), media massa memiliki sifat atau
karakteristik yang mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas
(universality of reach), bersifat publik dan mampu memberikan popularitas kepada
siapa saja yang muncul di media massa. Karakteristik media tersebut memberikan
konsekuensi bagi kehidupan politik dan budaya masyarakat kontemporer dewasa ini.
Dari perspektif politik, media massa telah menjadi elemen penting dalam proses
demokratisasi karena menyediakan arena dan saluran bagi debat public, menjadikan
calon pemimpin politik dikenal luas masyarakat dan jufa berperan menyebarluaskan
berbagai informasi dan pendapat (Morissan, 2013).
22
Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa
produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya atau
pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat (Rohim,
2009).
Ciri paling utama dari media massa adalah bahwa mereka dirancang untuk
menjangkau banyak orang. Khalayak potensial dipandang sebagai sekumpulan besar
dari konsumen yang kurang lebih anonym, dan hubungan antara pengirim dan
penerima dipengaruhi olehnya. ‘Pengirim’ sering kali merupakan lembaga itu sendiri
atau seorang komunikator profesional (jurnalis, presenter, produser, penghibur, dan
lain-lain) yang dipekerjakan oleh lembaga tersebut. Jikanbukan, maka suara
masyarakat yang mendapatkan atau membeli akses kepada saluran media (pengiklan,
politisi, pengkhotbah, pengacara, dan sebagainya). Hubungan tersebut secara tidak
terhindarkan bersifat satu arah, satu sisi, dan tidak personal dan terdapat jarak sosial
dan fisik antarpengirim dan penerima. Pengirim biasanya memiliki kekuasaan yang
lebih besar, kehormatan, atau keahlian daripada penerima. Hubungan ini tidak hanya
asimetris, tetapi juga tujuannya adalah diperhitungkan dan manupulatif. Biasanya
Komunikasi ini tidak ada standar moral, berdasarkan layanan yang dijanjikan atau
diminta untuk beberapa kontrak tidak tertulis dengan tanpa kewajiban timbal balik
(McQuail, 2012).
Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan
pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan
media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi
hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir
seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007).
Arti penting media massa, Dennis McQuail (1987) pernah menyodorkan
beberapa asumsi pokok berikut (Nurudin, 2007) :
1.
Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan
lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain yang
terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan
dan
norma-norma
yang
menghubungkan
institusi
tersebut
dengan
masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di pihak lain, institusi media diatur
oleh masyarakat.
23
2.
Media masa merupakan sumber kekuatan-alat kontrol, manajemen, dan
inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti
kekuatan atau sumber daya lainnya.
3.
Media merupakan lokasi (atau norma) yang semakin berperan, untuk
menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf
nasional maupun internasional.
4.
Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan,
bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi
juga dalam pengertian pengambangan tata cara, mode, gaya hidup, dan
norma-norma.
5.
Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk
memeproleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat
dna kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan
penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.
Peran media massa yang besar tersebut menyebabkan media massa telah
menjadi perhatian penting masyarakat bahkan sejak kemunculannya pertama kali.
Media massa telah menjadi objek perhatian dan objek peraturan (regulasi). Media
massa juga menjadi objek penelitian hingga menghasilkan berbagai teori komunikasi
massa (Morissan, 2013).
2.2.1.3.1
Peran Media Massa
Denis McQuail (1987) mengemukakan sejumlah peran yang dimainkan
media massa selama ini, yakni :
1. Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan
industri lain utamanya dalam periklanan/ promosi.
2. Sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat.
3. Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat.
4. Wahana pengembangan kebudayaan –tata cara, mode, gaya hidup, dan
norma.
2.2.1.3.2
Karakteristik Media Massa
Ada beberapa karakteristik Media Massa, antara lain;
1. Publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang
banyak.
24
2. Universalitas, pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan
dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan
umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak (masyarakat
umum).
3. Periodisitas, tetap atau berkala, misalnya harian atau mingguan,
atausiaran sekian jam per hari.
4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan priode
mengudara atau jadwal terbit.
5. Aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa
terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan
penyampaian informasi kepada publik.
2.2.1.3.3
Bentuk Media Massa
Media massa terbagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan
media massa elektronik. Media cetak yang dapat mempengaruhi kriteria sebagai
media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang
memenuhi kriteria media massa adalah radio, televisi, film, dan internet (Ardianto et
al, 2014). Berikut ini adalah penjelasan bentuk-bentuk media massa menurut
Elvinaro:
2.2.1.3.3.1
Media Massa Cetak
1. Surat Kabar
Merupakan media massa paling tua yang keberadaannya dimulai sejak
ditemukannya media cetak oleh Johann Gutenberg di jerman. Prototipe pertama surat
kabar diterbitkan di Bremen Jerman pada tahun 1609. Di Indonesia surat kabar
nasional diantaranya: Kompas, Suara Pembaharuan, Media Indonesia, Republika,
dan Suara Karya (Ardianto et al, 2014).
Fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah informasi. Hal ini
sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan
setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Karenanya sebagian besar rubrik surat
kabar terdiri dari berbagai jenis berita.
2. Majalah
Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat
kabar. Di Indonesia, sejarah keberadaan majalah sebagai media massa dimulai
25
menjelang dan pada awal Kemerdekaan Indonesia. Di Jakarta pada tahun 1945 terbit
majalah bulanan dengan nama Pantja Raja pimpinan Markoem Djojohadisoeparto
(MD) dengan prakata dari Ki Hajar Dewantoro selaku Mentri Pendidikan pertama RI
di Ternate (Ardianto et al, 2014).
2.2.1.3.3.2
Media Massa Elektronik
1. Radio
Radio sebagai alat komunikasi ditemukan setelah mesin cetak ditemukan.
Dimulai dari tahun 1982 oleh Dane denggan ditemukannya suatu pesan dalamjarak
pendek dengan menggunakan alat sederhana berupa kawat berlian listrik. Radio
adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad
lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan
bioskop, rekaman kaset, televisi, televisi kabel, electronic games dan personal casset
players (Ardianto et al, 2014).
2. Televisi
Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh
para ilmuan pada akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James
Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890.
Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan
metode mekanikal dari Jenkins. Di Indonesia, kegiatan penyiaran televisi oleh TVRI
dimulai pada tanggal 24 agustus 1962, pada saat itu bertepatan dengan
dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga di Senayan.Sejak itu pula TVRI
dipergunakan sebagai panggilan stasiun (station call). Selama tahun 1962-1963
TVRI mengudara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya
(Ardianto et al, 2014).
3. Film
Film ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan
proyektor. Film yang pertama kali diperkenalkan kepada publik Amerika Serikat
adalah The life of an American fireman dan film The Great Train Robbery yang masa
putarnya hanya 11 menit dianggap sebagai film cerita pertama. Sementara di
Indonesia, film pertama yang diputar berjudul Lady Van Java yang diproduksi di
Bandung pada tahun 1926 (Ardianto et al, 2014).
4. Komputer dan Internet
Internet merupakan jaringan longgar dari ribuan computer yang
menjangkau jutaan orang diseluruh dunia. Asal mula internet adalah tercipta oleh
26
suatu ledakan tak terduga di tahun 1969, yaitu dengan lahirnya Arpanet, suatu proyek
eksperimen Kementrian pertahanan Amerika Serikat. Misi awalnya sederhana, yaitu
mencoba menggali teknologi jaringan yang dapat menghubungkan para peneliti
dengan sumber daya jauh seperti sistem computer dan pangkalan data yang besar. 25
tahun kemudian sistem ini berevolusi menjadi suatu “Organisme” yang semakin luas
perkembangannya, yang mencakup puluhan juta orang dan ribuan jaringan. Dewasa
ini internet telah tumbuh menjadi demikian besar (Ardianto et al, 2014).
2.2.1.4
Televisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) televisi adalah sistem
penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui
angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi
(suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya
yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar (2008).
Menurut Ardianto, et al (2014), televisi semua media komunikasi yang
ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. 99% orang
Amerika memiliki televisi di rumahnya. Mereka menghabiskan waktu menonton
televisi sekitar tujuh jam dalam sehari.
Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui
pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh
pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi di
rumah dengan menggunakan wire atau microwave (wireless cables) yang membuka
tambahan saluran televisi bagi pemirsa (Ardianto et al, 2014).
Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang
menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audio visual
gerak memiliki kekuatan sangat tinggi untuk memengaruhi mental, pola pikir, dan
tindak individu. Jumlah individu ini menjadi relatif besar bila isi pesan audiovisual
gerak ini disajikan melalui media televisi. Saat ini, berkat dukungan teknologi satelit
komunikasi dan serat optik, siaran televisi yang dibawa oleh gelombang
elektromagnetik, tidak mungkin lagi dihambat ruang dan waktu. Bahkan khalayak
sasarannya, tidak bersifat lokal, nasional, dan regional, tetapi sudah bersifat
internasional atau global (Baksin, 2013).
2.2.1.4.1
Karakteristik Televisi
27
Menurut Ardianto et al (2014), televisi mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
1. Audio Visual
Televisi memiliki kelebihan untuk didengar sekaligus dapat dilihat (audio visual).
Jadi, apabila khalayak radio hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara,
maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun demikian,
tidak berarti gambar lebih penting daripada kata-kata. Keduanya harus ada
kesesuaian secara harmonis.
2. Berpikir dalam gambar
Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama
adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang
mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses
visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu
menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga
mengandung suatu makna.Objek tersebut bisa manusia, benda, kegiatan, dan lain
sebagainya.
Tahap kedua yaitu penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai
gambar-gambar
individual
sedemikian
rupa
sehingga
kontinuitasnya
mengandung makna tertentu. Dalam proses penggambaran ada gerakan-gereakan
kamera tertentu yang dapat menghasilkan gambar sangat besar (big close-up),
gambar diambil dari jarak dekat (close up), dan lain-lain. Perpindahan dari satu
gambar ke gambar lainnya juga bermacam-macam, bisa secara menyamping
(penning), dari atas ke bawah atau sebaliknya (tilting), dan sebagainya.
3. Pengoperasian lebih kompleks
Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang.
Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih
rumit dan harus dilakukan orang-orang yang terampil dan terlatih. Mereka tediri
dari produser, pengarah acara, pengarah teknik, pengarah studio, pemadu
gambar, dua atau tiga juru kamera, juru video, juru audio, juru rias, juru suara,
dan lain-lain. Bila menyangkut acara drama musik yang lokasinya di luar studio,
akan lebih banyak lagi melibatkan orang kerabat kerja televisi (crew).
28
Peralatan yang digunakannya pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya
lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.
Dengan demikian media televisi lebih mahal daripada surat kabar, majalah dan
radio siaran.
2.2.1.5
Program
Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk
memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian, program memiliki pengertian
yang sangat luas (Morissan, 2013).
2.2.1.5.1 Jenis Program
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa
dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan
disukai audiens, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan
peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki
kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik
(Morissan, 2013).
Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar
berdasarkan jenisnya yaitu: 1) program informasi (berita) dan; 2) program hiburan
(entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu
berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera
disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi fakta, gosip, dan
opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik,
drama permainan (game show), dan pertunjukkan (Morrisan, 2013).
2.2.1.5.1.1
Program Informasi
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk
memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya Tarik
program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada audien.
Dengan demikian, program informasi tidak hanya melulu program berita di mana
presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi
29
termasuk talk show (perbincangan), misalnya wawancara dengan artis, orang terkenal
atau dengan siapa saja. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar,
yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news) (Morissan, 2013).
1. Berita Keras
Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan/ atau
menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang
harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Dalam
hal ini berita keras dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu: staright news,
features, dan infotainment (Morissan 2013).
1.
Straight News
Straight news berarti berita “langsung” (straight), maksudnya suatu berita
yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja
yang mencakup 5W+1H (who, what, where, when, why, dan how) terhadap suatu
peristiwa yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terikat waktu (deadline) karena
informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audien
(Morissan, 2013).
2.
Feature
Feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian “menarik” di sini
adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan
sebagainya. Pada dasarnya berita-berita semacam ini dapat dikatakan sebagai soft
news karena tidak terlalu terikat dengan waktu penayangan, namun karena
durasinya singkat (kurang dari lima menit) dan ia menjadi bagian dari program
berita, maka feature masuk ke dalam kategori hard news (Morissan, 2013).
3.
Infotainment
Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan
orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity), dan keluarga sebagian besar
dari mereka bekerja pada industry hiburan, seperti pemain film/ sinetron,
penyanyi dan sebagainya, maka berita mengenai mereka disebut juga dengan
infotainment (Morissan, 2013).
2. Berita Lunak
Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam (in-depth) namun tidak bersifat harus
30
segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada satu program
tersendiri di luar program berita. Program yang masuk ke dalam kategori berita lunak
ini adalah: current affair, magazine, dokumenter, dan talk show (Morissan, 2013).
1.
Current Affair
Current Affair adalah program yang menyajikan informasi yang terkait
dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara
lengkap dan mendalam. Dengan demikian, current affair cukup terikat dengan
waktu dalam hal penayangannya namun tidak seketat hard news, batasannya
adalah bahwa selama isu yang dibahas masih mendapat perhatian khalayak, maka
current affair dapat disajikan. Misalnya, program yang menyajikan cerita
mengenai kehidupan masyarakat setelah ditimpa bencana alam dahsyat, misalnya
gempa bumi atau Tsunami (Morissan, 2013).
2.
Magazine
Program magazine dikenal di Indonesia sebagai program majalah udara.
Sebagaimana majalah cetak, program magazine terdapat rubik – rubik tetap yang
berisi bahasan – bahasan. Program magazine mirip dengan program feature.
Perbedaanya, program feature satu pokok permasalahan disoroti dari berbagai
aspek dan disajikan lewat berbagai format. Sementara itu, program magazine
bukan hanya menyoroti satu pokok permasalahan, melainkan membahas satu
bidang kehidupan, seperti wanita, film, pendidikan, dan musik yang ditampilkan
dalam rubik – rubik tetap dan disajikan lewat berbagai format (Wibowo, 2009).
Menurut Fred Wibowo (2009) biasanya program magazine berdurasi antara
30 sampai 50 menit. Setiap rubrik dapat disajikan dengan format yang berbeda –
beda, misalnya wawancara uraian, vox-pop, dan pagelaran. jika dalam majalah
cetak dua atau tiga foto cukup sebagai ilustrasi untuk memperkuat penjelasan
yang disampaikan pada tulisan, dalam program magazine seluruhnya berupa
gambar atau video. Satu uraian dari seseorang sedapat – dapatnya 75 persen
tersaji dalam wujud gambar atau video ilustrasi disertai uraian.
Sebagaimana dalam feature, sajian program magazine diantarkan oleh satu
dua presenter yang sekaligus menjadi penghubung antara satu rubrik ke rubrik
yang lainnya. Penyaji akan lebih bagus jika mereka yang cukup mengenal bidang
bahasan, program magazine bukan siaran berita. Oleh karena itu, gaya sajian
harus dalam penampilan dan kostum penyaji juga perlu disesuaikan dengan
spesifikasi program itu (Wibowo, 2009).
31
Magazine, diberi nama magazine karena topik atau tema yang disajikan
mirip dengan topik-topik atau tema yang terdapat dalam suatu majalah
(magazine). Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan
namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi
yang lebih panjang. Magazine ditayangkan pada program tersendiri yang terpisah
dari program berita. Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu
informasi ketimbang aspek pentingnya (Morissan, 2013).
3.
Dokumenter
Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran
dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Gaya atau cara penyajian
dokumenter sangat beragam dalam hal teknik pengambilan gambar, teknik
editing, dan teknik penceritaannya; mulai dari yang sederhana hingga yang
tersulit (Morissan, 2013).
4.
Talk Show
Program talk show atau perbincangan adalah program yang menampilkan
satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh
seorang pembawa acara (host) (Morissan, 2013).
2.2.1.5.1.2
Program Hiburan
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang
termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game show), musik, dan
pertunjukkan (Morissan, 2013).
1.
Drama
Program drama adalah pertunjukkan (show) yang menyajikan cerita
mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh)---yang
diperankan oleh pemain (artis)---yang melibatkan konflik dan emosi. Program
televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan
film (Morissan, 2013).
2.
Permainan (Game Show)
32
Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang
melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling
bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga
jenis yaitu: quiz show, ketangkasan, dan reality show (Morissan, 2013).
3.
Musik
Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau
konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun
di dalam studio (indoor) (Morissan, 2013).
Menurut Vane-Gross: The programmer who wish to present music shows
would do well to be cautious. They should select an artist with wide demographic
appeal, supply as much visual support as possilble, and not let a sequence go too
long. (Programmer yang ingin menyajikan pertunjukkan music haruslah cermat.
Mereka harus memilih artis yang memiliki daya Tarik demografis yang luas,
menyajikan sebanyak mungkin dukungan visual, dan tidak membiarkan satu gambar
ditampilkan terlalu lama) (Morissan, 2013).
2.2.2
2.2.2.1
Teori Khusus
Host
Host secara umum diartikan sebagai orang yang memegang sebuah acara
tertentu. Keberadaan host biasanya identik dengan acara yang dibawakannya.
Dengan demikian, selain jenis acara, figure host yang bersangkutan juga memegang
peranan penting. Kehadiran seorang host yang berkarakter akan menjadi daya tarik
sebuah acara. Jika host-nya ternyata tidak berkarakter maka bisa jadi acara tersebut
segera ditinggalkan pemirsa. Untuk itu setiap produser sebuah acara harus betul-betul
selektif memilih para host. Artinya, pertimbangan pemilihannya tidak didasarkan
karena kecantikan dan popularitasnya, tapi juga integritas dan karakternya (Baksin,
2013).
Dalam buku Broadcasting to be broadcaster (2010) presenter atau penyiar
adalah komunikan dalam proses komunikasi, karena ia bertugas sebagai pengirim
33
pesan untuk khalayaknya. Jadi dapat dibayangkan bahwa tidak mudah menjadi
penyampai pesan atau berita kepada khalayak secara benar.
Ben G Henneke, Carl I Hovland dan D Laswell “penyiar adalah tak lain
hanya suatu usaha untuk mengkomunikasikan informasi untuk memberitahukan
sesuatu. Meskipun informasi tersebut dapat mencapai jutaan pendengar namun
ditunjukannya kepada pendengar secara perorangan, dan komunikasi tersebut akan
sempurna apabila si pendengar mendengar, mengerti, merasa tertarik, lalu melakukan
apa yang di dengar” (Arifin, 2010)
Faktor-faktor yang diperlukan untuk menjadi seorang presenter adalah :
1. Memandang suatu hal dari sudut pandang yang baru. Pandangan host tersebut
harus tak terduga pada subjek yang umum yang bisa ditemui oleh orang banyak.
2. Mempunyai pengetahuan yang luas
3. Antusias
4. Keingintahuan, seorang host harus ingin lebih mengetahui tentang apa yang
dikatakan.
5. Seorang host harus bisa menempatkan diri pada posisi sebagai seorang penonton
untuk memahami apa yang penonton katakan.
6. Harus mempunyai selera humor. Walaupun jika itu ejekan yang menyakut
dirinya sendiri.
7. Mempunyai gaya bicara sendiri
2.2.2.2
Proses Produksi
Program televisi tidak dapat terlepas dari adanya kerjasama oleh tim
produksi yang merangkai dan menggambarkan ide cerita atau skneario ke dalam
bentuk audio dan video. Adapun dalam sebuah proses produksi dibutuhkan beberapa
materi untuk mencapai kesinambungan dalam hasil yang optimal. Materi tersebut
antara lain berupa: materi produksi, biaya produksi, sarana produksi serta organisasi
pelaksanaan produksi (Wibowo: 2009).
34
Tahapan produksi program televisi menurut Herbert Zettl (Wibowo: 2009)
1.
Pra produksi (perencanaan dan persiapan)
Tahapan ini sangat penting karena menyangkut berbagai macam persiapan
yang dilakukan dalam memproduksi sebuah acara. Tahapan pra produksi dibagi
menjadi tiga tahapan , yang antara lain:
1. Penemuan ide : Menemukan sebuaha gagasan atau ide yang kemudian
melakukan sebuah riset atas ide atau gagasan tersebut
yang kemudian mengembangkannya menjadi sebuah
naskah
2. Perencanaan
: Proses penentuan waktu produksi, pemilihan lokasi serta
artis dan crew yang akan digunakan dan menetapkan
naskah yang akan digunakan
3. Persiapan
: Pembuatan setting tempat, memeriksa dan melengkapi
peralatan yang digunakan.
2.
Produksi
Setelah tahap pra produksi selesai, barulah pelaksanaan produksi dimulai.
Produser akan bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa
yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi gambar,
susunan gambar yang dapat bercerita.
Dalam pelaksanaan produksi ini, produser menentukan jenis shoot yang akan
diambil didalam adegan. Produser biasanya mempersiapkan suatu daftar shoot dari
setiap adegan. Semua shoot yang dibuat dicatat oleh bagian pencatat shoot, dengan
mencatat bagian time code pada saat mulai pengambilan, isi shoot dan time code
pada akhir pengambilan adegan. Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap
mulai dari akhir shooting pada hari itu untuk melihat apakah hasil pengambilan
gambar sungguh baik. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan
gambarnya. Sesudah semua adegan di dalam naskah selesai diambil maka hasil
gambar asli (original material/row footage) dibuat catatannya untuk kemudian
masuk dalam proses post production, yaitu editing.
35
3.
Pasca Produksi
Pasca produksi adalah tahapan terakhir dalam pembuatan suatu program
televisi, yang menyangkut proses evaluasi terhadap hasil dari proses produksi yang
telah berjalan, evaluasi dapat dilakukan melalui editing online, offline serta mixing.
1. Editing Offline
Memilah materi yang dianggap bagus sesuai catatan selama produksi
berlangsung. Kemudian dilakukan capturing atau digitizing yaitu mengubah hasil
gambar dalam pita menjadi data file. Dalam editing offline ini gambar disusun
mengikuti urutan adegan namun bisa dimulai dari adegan manapun mungkin dari
tengah awal baru akhir, baru kemudian disusun berurutan .
2. Editing Online
Tahap ini adalah penyempurnaan dari editing offline yaitu penambahan
insert, pemberian efek gambar, suara, transisi, musik, credit title dan penyesuaian
durasi tayang.
3. Mixing
Merupakan rangkaian dari proses editing, yang mana dalam tahap ini hasil
editing di beri sound, atau suara baik berupa back sound maupun narasi.
4. Editing Non Linear
Editing Non Linear, editing dilakukan tidak secara urut. Editor bisa
melakukan penyuntingan gambar dari mana saja. Penyuntingan gambar tidak selalu
mesti dilakukan dari awal. Jika misalnya, melakukan penyuntingan gambar untuk
program televisi materi editing yang lengkap baru ada di segmen dua, maka editor
bisa melakukan penyuntingan gambar segmen dua tersebut. Hal ini tidak bisa atau
sulit jika dilakukan menggunakan editing linear. Editing non linear menggunakan
seperangkat komputer serta deck. Jika dulu editing non linear mesti menggunakan
komputer khusus, saat ini PC biasa dengan spesifikasi tertentu sudah bisa dijadikan
alat editing.
5. Editing Linear
Editing Linear adalah teknik editing yang dilakukan dengan cara menyeleksi
gambar dari sebuah kaset kemudian direkam pada kaset yang lain. Untuk itu
setidaknya dibutuhkan satu video player dan satu video recorder. Kaset video yang
ingin diedit ditempatkan di video player dan sebuah kaset kosong ditempatkan di
video recorder yang nanti menjadi output-nya (master edit). Teknik ini disebut linear
karena hasil editing harus direkam secara urut.
36
Suatu program dihasilkan melalui proses produksi yang memerlukan
banyak peralatan, dana, dan tenaga dari berbagai profesi kreatif. Proses produksi itu
sendiri terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: (Morissan, 2009)
1. Tahap Pra Produksi atau Perencanaan
Kegiatan mulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan
pelaksanaan pengambilan gambar (shooting). Dalam perencanaan ini terjadi proses
interaksi antara kreativitas manusia dengan peralatan pendukung yang tersedia. Baik
buruknya proses produksi akan sangat ditentukan oleh perencanaan di atas kertas.
Perencanaan di atas kertas merupakan imajinasi yang dituangkan di atas kertas yang
nantinya akan diproduksi di lapangan. Apa yang direncanakan di atas kertas itulah
yang akan dibuatkan audiovisual-nya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
2. Tahap Produksi
Hal-hal yang termasuk dalam kegiatan pra produksi antara lain penuangan ide
(gagasan) ke dalam outline, penulisan skrip/ skenario, storyboard, program meeting,
peninjauan lokasi pengambilan gambar, production meeting, technical meeting,
pembuatan dekor dan perencanaan lain yang mendukung proses produksi dan pasca
produksi. Namun demikian harus diingat, apa yang direncanakan di atas kertas dalam
pelaksanaannya di lapangan sering menyimpang karena berbagai alasan, misalnya
pengambilan gambar tertunda karena hujan atau alasan teknis lainnya. Maka dalam
perencanaan pembiayaan perlu ditambahkan dana untuk biaya tak terduga, pemain
cadangan dan sebagainya. Kegiatan pengambilan gambar (shooting) baik di studio
maupun di luar studio. Proses pengambilan gambar (shooting) bisa dilakukan secara
langsung pada saat program televisi disiarkan (live), namun pengambilan gambar
juga bisa dilakukan dengan taping. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah
kegiatan pengambilan gambar selesai dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka
pengambilan gambar dapat diulang kembali.
3. Tahap Pasca Produksi
Kegiatan setelah pengambilan gambar sampai materi itu dinyatakan selesai
dan siap disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang termasuk dalam tahap pasca
produksi adalah penyuntingan (editing), memberi ilustrasi, musik, efek, evaluasi dan
lain-lain.
37
2.2.2.3 Role Theory
Role theory (teori peran) mendefinisikan bahwa teori peran ini memberikan
suatu kerangka konseptual dalam studi perilaku di dalam organisasi. Dougherty &
Pritchard (1985) dalam Bauer (2009)
Strategi dan struktur organisasi juga terbukti mempengaruhi peran dan persepsi
peran. (Kahn, et al., 1964; Oswald, Mossholder, & Harris dalam Bauer, 2009) secara
umum peran dapat didefinisikan sebagai “expectations about appropriate behavior
in a job position”. Ada dua jenis perilaku yang diharapkan dalam suatu pekerjaan
yaitu :
1. Role Perception
: Persepsi seseorang mengenai cara orang itu diharapkan
berperilaku, atau dengan kata lain adalah pemahaman atau kesadaran
mengenai pola perilaku atau fungsi yang diharapkan dari orang tersebut.
2. Role Expectation : Cara orang menerima perilaku seseorang dalam situasi
tertentu. Dengan peran yang dimainkan seseorang dalam oraganisasi, akan
terbentuk suatu komponen penting dalam identitas dan kemampuan orang itu
bekerja.
Scott et al. (1981) dalam Kanfer (1987) menjabarkan ada lima aspek penting dari
peran, diantaranya adalah :
1. Peran itu bersifat impersonal : Posisi
peran
itu
sendiri
yang
akan
menentukan harapannya, bukan individunya.
2. Peran itu berkaitan dengan perilaku kerja : Yaitu perilaku yang diharapkan
dalam suatu pekerjaan tertentu.
3. Peran itu sulit dikendalikan
4. Peran itu dapat dipelajari dengan cepat dan dapat menghasilkan beberapa
perubahan perilaku utama.
5. Peran dan pekerjaan itu tidaklah sama, seseorang melakukan suatu pekerjaan
bisa saja memainkan beberapa peran.
2.2.2.4 SWOT
Berikut adalah cara sederhana yang dapat dilakukan dalam menerapkan
analisis SWOT adalah: (Suharyadi et al, 2007)
1. Melihat kekuatan (Strengths) sesuatu yang dimiliki pada stasiun televisi
dalam hal ini program acara tersebut.
38
2. Melihat kelemahan (Weaknesses) segala sesuatu yang dimiliki agar stasiun
beserta tim produksi tidak memaksakan diri melakukan usaha yang
sebenarnya tidak dapat dilakukan karena kita memiliki kekurangan tertentu.
3. Melihat
peluang
(Opportunities)
adanya
kesempatan
yang
dapat
dimanfaatkan dan memberikan keuntungan.
4. Melihat ancaman (Threats) terhadap usaha-usaha yang berisiko tinggi,
melihat siklus hidup yang pendek dan tidak teratur. Terlebih pesaing-pesaing
kita memiliki kemampuan yang lebih dari kita.
2.3
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Download