BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sebelumnya (State of the Art) 2.1.1 American TV Talk Show as Sicko Circuses of the 21st Century Penelitian ini meneliti host dalam program talk show, sedangkan penelitian “Analisis Peran Host Wanita Dalam Program One Stop Football di TRANS7” meneliti host dalam program sport magazine. 2.1.2 Discourse Analysis: Personal Pronouns in Oprah Winfrey Hosting Queen Rania of Jordan Penelitian ini meneliti penggunaan kata ganti yang digunakan Oprah Winfrey sebagai host program talk show, sedangkan penelitian “Analisis Peran Host Wanita Dalam Program One Stop Football di TRANS7” meneliti host dalam program sport magazine. 2.1.3 Audience Responses to the Physical Appearance of Television Newsreaders Penelitian ini meneliti respon penonton terhadap penampilan seorang newsreader televisi, “Analisis Peran Host Wanita Dalam Program One Stop Football di TRANS7” meneliti host dalam program sport magazine. 2.1.4 Conversational Implicature of The Presenters in Take Me Out Indonesia Penelitian ini meneliti host dalam program reality show, sedangkan penelitian “Analisis Peran Host Wanita Dalam Program One Stop Football di TRANS7” meneliti host dalam program sport magazine. 9 10 2.1.5 Representasi Pembawa Acara Program Talk Show di Televisi Indonesia Penelitian ini meneliti host dalam program talk show, sedangkan penelitian “Analisis Peran Host Wanita Dalam Program One Stop Football di TRANS7” meneliti host dalam program sport magazine. Tabel 2.1 State of The Art Judul No. 1. Teori Penelitian Metodologi Piotrowicz, - TV talk show Magdalena. - Host (2013). - Gender, American TV - Pendekatan kualitatif class & race Talk Shows as - Jenis penelitan fenomologi Karakteristik host yang kuat merupakan salah satu keberhasilan Oprah Winfrey Sicko Circuses Show sebagai of program the - Metode deskriptif Hasil 21st Century. talkshow di America 2. Saj, Hala El. - Talk Show (2012). - Pendekatan Penggunaan kata kualitatif ganti merupakan Discourse salah satu faktor Analysis: utama Personal menjaga Pronouns in dalam pertukaran Oprah Winfrey informasi Hosting Queen baik Rania percakapan. of yang dalam Jordan 3. Mitra, Barbara; - Newsreader Webb, Wolfe Mike; - Television Claire. - Journalist and - Pendekatan Tidak semua kuantitatif dan responden kualitatif menganggap 11 (2014). Television penampilan Audience Presenter newsreader lebih Responses the to penting, Physical namun kemampuan Appearance of seorang Television newsreader yang Newsreaders lebih diutamakan. 4. Nanda, Sheila; - Grice’s Sukyadi, Didi; Cooperative Sudarsono. Principle (2012). Conversational Implicature of The Presenters in Take Me Out Indonesia - Pendekatan kuanlitatif Para presenter tersebut cenderung lebih sering - Conversational menggunakan Implicature implikatur - Conventional percakapan Implicature umum - Politeness and (generalized Implicature conversational implicature). 5. Irawan, Rahmat - Representasi Edi. (2013). Representasi Pembawa - Program televisi - Talk show - Pendekatan kualitatif Terjadi pergeseran dalam gambaran seorang presenter program talk Acara Program show di televisi Talk Show di yang Televisi dibangun media Indonesia massa. 2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Teori Umum sengaja Teori adalah tujuan akhir dari ilmu pengetahuan (Werner, 2007). Teori 12 adalah penyataan umum yang merangkum pemahaman kita tentang bagaimana caranya sebuah dunia bekerja. Dalam menganalis masalah-masalah yang terdapat dalam skripsi ini, maka diperlukan adanya gambaran objektif terhadap masalah pokok tersebut. Untuk itu, dibutuhkan adanya suatu landasan teoritis mengenai hal-hal yang berkaitan dengan media pertelevisian, maka digunakan teori komunikasi dan teori komunikasi massa. 2.2.1.1 Teori Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” to make common. Istilah pertama communis paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2008). Walaupun istilah “komunikasi” sudah sangat akrab di telinga namun membuat definisi mengenai komunikasi ternyata tidaklah semudah yang dipikirkan. Stephen Littlejohn mengatakan: Communication is difficult to define. The word is abstract and, like most terms, posses numerous meanings (komunikasi sulit untuk didefinisikan. Kata “komunikasi” bersifat abstrak, seperti kebanyakan istilah, memiliki banyak arti (Morissan, 2013). Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala aspek kehidupan, sehingga setiap perubahan penting yang terjadi pada komunikasi akan memiliki pengaruh, dampak dan implikasi pada keseluruhan kehidupan manusia dan masyarakat, tidak terkecuali pada pranata dan lembaganya. Proses komunikasi dapat dilakukan secara bertatap muka atau dilakukan dengan menggunakan bantuan media. Dengan bantuan dari media-media tersebut, setiap individu dapat dengan mudah menyampaikan pesan-pesan komunikasinya tanpa mengenal ruang dan waktu (Rohim, 2009). Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya 13 suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh informasi, di mana masingmasing individu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi (infomartion sharing) untuk mencapai tujuan bersama (Rohim, 2009). 2.2.1.1.1 Unsur-Unsur Komunikasi Berdasarkan definisi Lasswell komunikasi memiliki lima unsur,yaitu: (Mulyana, 2008) : 1. Sumber (source). Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan bahkan suatu negara. Untuk menyampaikan pesan yang dibawa, sumber harus mengubah pesan tersebut ke dalam seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang dapat dipahami oleh si penerima pesan. Proses ini disebut dengan penyandian (encoding). 2. Pesan. Apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat symbol verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. 3. Saluran atau media. Merupakan alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. 4. Penerima (receiver). Yakni orang yang menerima pesan dari sumber, penerimaan pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang ia terima dari gagasan yang dapat ia pahami. Proses ini disebut penyandian balik (decoding). 5. Efek. Apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya apakah penambahan pengertahuan setelah menerima pesan tersebut, terhibur atau adanya perubahan sikap. Menurut Morissan (2014) dalam buku Teori Komunikasi unsur komunikasi terdiri dari : 1. Sumber (Komunikator) Proses komunikasi dimulai atau berawal dari sumber (source) atau pengirim pesan yaitu di mana gagasan, ide atau pikiran berasal yang kemudian akan disampaikan kepada pihak lainnya yaitu penerima pesan. Sumber atau pengirim pesan sering pula disebut dengan “komunikator”. Sumber atau komunikator bisa jadi adalah individu, kelompok bahkan organisasi. Komunikator mungkin mengetahui pihak yang akan menerima pesannya (Morissan, 2014). 14 2. Enkoding Enkoding dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sumber untuk menerjemahkan pikiran dan ide-idenya ke dalam suatu bentuk yang dapat diterima oleh pihak penerima (Morissan, 2014). Enkoding dalam proses komunikasi dapat berlangsung satu kali namun dapat terjadi berkali-kali. Dalam percakapan tatap muka, pembicara melakukan enkoding terhadap pikiran atau idenya ke dalam kata-kata. Dalam percakapan melalui telepon, proses enkoding terjadi dua kali. Pembicara melakukan enkoding terhadap gelombang suara yang dikeluarkan pembicara. Kemampuan untuk melakukan enkoding ini berbeda-beda untuk setiap orang. Ada orang yang sangat mahir memilih kata-kata sehingga menghasilkan kalimat yang bagus dan mengesankan. Para orator ulung memiliki kemampuan enkoding yang sangat baik. Namun lebih banyak lagi orang yang tidak memiliki kemampuan enkoding ini (Morissan, 2014). 3. Pesan Pesan yang disampaikan manusia dapat berbentuk sederhana namun bisa memberikan pengaruh yang cukup efektif. Pesan dapat ditujukan kepada satu individu saja atau kepada jutaan individu. Pesan dapat dihasilkan dengan biaya murah bahkan gratis (misalnya kata-kata yang diucapkan), namun pesan dapat pula dihasilkan dengan biaya cukup mahal (Morissan, 2014). 4. Saluran Saluran atau channel adalah jalan yang dilalui pesan untuk sampai kepada penerima. Gelombang radio membawa kata-kata yang diucapkan penyiar di studio atau memuat pesan visual yang ditampilkan di layar kaca televisi. Aliran udara dapat juga berfungsi sebagai saluran (Morissan, 2014). 5. Dekoding Kegiatan penerimaan pesan diawali dengan proses dekoding yang merupakan kegiatan yang berlawanan dengan proses enkoding. Dekoding adalah kegiatan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan pesan-pesan fisik ke dalam suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima (Morissan, 2014). 6. Penerima (Komunikan) Penerima atau receiver atau disebut juga audiensi adalah sasaran atau taget dari pesan. Penerima sering pula disebut dengan “komunikan”. Penerima dapat 15 berupa satu individu, satu kelompok, lembaga bahkan suatu kumpulan besar manusia yang tidak saling mengenal. Siapa yang akan menerima pesan (penerima pesan) dapat ditentukan oleh sumber, misalnya dalam komunikasi melalui telepon. Namun adakalanya penerima pesan tidak dapat ditentukan oleh sumber misalnya dalam program siaran televisi. Perlu diperjelas di sini bahwa dalam situasi tertentu, sumber dan penerima pesan dapat langsung berhubungan namun dalam kesempatan lain sumber dan penerima pesan dipisah oleh ruang dan waktu (Morissan, 2014). 7. Umpan Balik Umpan balik atau feedback adalah tanggapan atau resnpons dari penerima pesan yang membentuk dan mengubah pesan berikut yang akan disampaikan sumber. Umpan balik menjadi tempat perputaran arah dan arus komunikasi. Artinya sumber pertama kemudian menjadi penerima, sementara penerima pertama menjadi sumber baru. Umpan balik berguna bagi sumber karena umpan balik memungkinkan sumber untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang muncul. Umpan balik juga penting bagi penerima Karen memungkinkan penerima berusaha untuk mengubah elemen-elemen dalam proses komunikasi. Umpan balik terdiri atas dua jenis, yaitu umpan balik positif dan umpan balik negatif. Umpan balik positif dari penerima akan mendorong lebih jauh proses komunikasi sementara umpan balik negatif akan mengubah proses komunikasi atau bahkan mengakhiri komunikasi itu sendiri (Morissan, 2014). 8. Gangguan Gangguan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengintervensi proses pengiriman pesan. Gangguan yang sangat kecil mungkin dapat diabaikan, namun terlalu banyak gangguan dapat menghambat pesan untuk mencapai tujuannya (Morissan, 2014). 2.2.1.1.2 Fungsi Komunikasi Ada 4 fungsi komunikasi berdasarkan kerangka yang dikemukakan oleh William I. Gorden (Mulyana, 2008). “Keempat fungsi tersebut yakni Komunikasi Sosial, Komunikasi Ekspresif, Komunikasi Ritual, dan Komunikasi Instrumental.” Berikut uraiannya: 16 1. Komunikasi Sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial, setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. 2. Komunikasi Ekspresif Fungsi ini erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian maupun kelompok. Komunikasi ekspresif ini tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan, terutama dikomunikasikan melalui pesan verbal dan non-verbal. Selain itu, emosi dan perasaan kita juga dapat disalurkan melalui bentuk-bentuk seni seperti puisi, novel, musik, tarian, lukisan juga teater. 3. Komunikasi Ritual Komunikasi ritual ini erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif. Komunikasi ritual ini biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup. Mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pernikahan sampai upacara kematian. Dalam upacara tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritual-ritual lainnya seperti berdoa dan merayakan hari besar keagamaan juga termasuk komunikasi ritual. Mereka berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ini juga menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, dan ideologi mereka. 4. Komunikasi Instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yakni menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, mengolah perilaku, dan juga untuk menghibur. Bila disimpulkan, maka kesemua tujuan tersebut membujuk atau bersifat persuasif, komunikasi yang berfungsi memberitahukan yang mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak untuk diketahui. Komunikasi 17 sebagai instrumen berfungsi untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya mendapat pujian, simpati, dan keuntungan. Sementara tujuan jangka panjang mendapatkan keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, dan berbahasa asing ataupun keahlian menulis. 2.2.1.2 Teori Komunikasi Massa Komunikasi massa bisa diartikan juga berinteraksi dengan khalayak banyak dan biasanya tidak menghasilkan feedback (umpan balik) yang langsung. Komunikasi massa tidak melibatkan satu atau dua orang saja namun lebih kepada kemampuan seseorang untuk mampu berbicara dengan ribuan bahkan jutaan manusia sekaligus. Namun kata “massa” disini juga harus kita bedakan antara massa dalam arti umum dengan “massa” dalam kata komunikasi massa. Ketika kita membicarakan tentang massa dalam arti umum makan yang dimaksud adalah sekelompok individu yang berkumpul bersama dalam satu tempat yang sama. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan John Vivian (2008), menyatakan bahwa komunikasi massa adalah proses penggunaan sebuah medium massa untuk mengirimkan pesan kerpada audien yang luas untuk tujuan memberi informasi, menghibur dan mendidik. Medium massa yang yang dimaksud adalah televisi atau koran. Lebih lanjut Vivian (2008) menyatakan bahwa, sama dengan komunikasi jenis lainnya, seperti komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok, yang tetap mengharuskan adanya pengirim pesan, pesan itu sendiri maupun mereka yang menerima pesan. Namun, berbeda dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi massa digunakan media massa untuk menyampaikan pesan dan adanya jumlah penerima pesan yang banyak dan beragam. Lebih lanjut Ardianto et al (2014) menyatakan bahwa definisi komunikasi yang lebih perinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) ”Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of 18 messages in industrial societie”. (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry (Rakhmat, 2003: 188). Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri (Ardianto et al, 2014). Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat kabar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah: radio siaran dan televisi –keduanya dikenal sebagai media elektronik, surat kabar dan majalah—keduanya disebut sebagai media cetak; serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop. Konten simbolis atau pesan dari komunikasi massa biasanya ‘hasil’ yang terstandardisasi (produksi massal) dan dipergunakan kembali serta didaur ulang dalam bentuk yang identik. Alirannya biasanya sangat bersifat satu arah. Konten ini umumnya telah kehilangan keunikan dan keasliannya karena reproduksi penggunaan yang berlebihan. Pesan media adalah produk kerja dengan nilai tukar di pasar media dan nilai guna bagi penerimanya, yaitu para konsumen media. Pada intinya, hal ini merupakan komoditas dan tidak seperti bentuk lain dari konten simbolis dari komunikasi manusia (McQuail, 2012) Konsep komunikasi massa pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses di mana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada 19 publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience. Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media. Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat (Rohim, 2009). Komunikasi massa didefinisikan sebagai penggunaan teknologi yang dapat mendesiminasikan pesan secara luas, sangat beragam, tersebar luas kepada para penerima. Pesan-pesan media, secara khusus dapat disampaikan lewat teknologi, di mana pengaruh tampilan dan gambar pesan dapat dimodifikasi lewat kecanggihan teknologi (Rohim, 2009). Menurut Ardianto et al (2014), fungsi komunikasi massa secara umum adalah : 1. Fungsi Informasi Furngsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi. Sebagian informasi didapat bukan dari sekolah, atau tempat bekerja, melainkan dari media. Khalayak media massa berlangganan surat kabar, majalah, mendengarkan radio siaran atau menonton televisi karena mereka ingin mendapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi di muka bumi, gagasan atau pikiran orang lain apa yang dilakukan, diucapkan atau dilihat orang lain. 2. Fungsi Pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi, dan artikel. 20 3. Fungsi memengaruhi Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/ editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar. Seperti misalnya dalam media cetak surat kabar, fungsi memengaruhi dapat dilihat antara lain dalam ruang atau kolom khusus, iklan atau artikel yang disusun sedemikian rupa sehingga tidak terlihat sebagai suatu artikel yang isinya mempromosikan suatu produk. Artikel tersebut biasanya memuat tulisan tentang suatu analisis terhadap produk makanan atau suatu analisis tentang produk elektrronik yang baru (computer, internet, dan sebagainya). Khalayak terpengaruh oleh pesan-pesan dalam tulisan tersebut sehingga tanpa sadar khalayak melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan oleh media tersebut. Menurut Nurudin (2007) dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Komunikasi Massa”, ada satu pengertian komunikasi massa menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble pada tahun 1986, mengatakan bahwa sesuatu dapat didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup : 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan diantara media tersebut. 2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling mengenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain. 3. Pesan adalah milik publik. Artinya, bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Oleh karena itu, diartikan oleh milik publik. 4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak 21 berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaba. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda dengan komunikasi antar pribadi, kelompok, atau pubik, dimana yang mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga rubric, dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper. 6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik dapat bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antarpesona, dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed). 2.2.1.3 Media Massa Istilah “media massa” memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja dalam masyarakat dalam skala yang sangat luas. Istilah media massa mengacu kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu tetap digunakan hingga saat ini seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi, dan internet (Morissan, 2013). Menurut Denis McQuail (2000), media massa memiliki sifat atau karakteristik yang mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas (universality of reach), bersifat publik dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa. Karakteristik media tersebut memberikan konsekuensi bagi kehidupan politik dan budaya masyarakat kontemporer dewasa ini. Dari perspektif politik, media massa telah menjadi elemen penting dalam proses demokratisasi karena menyediakan arena dan saluran bagi debat public, menjadikan calon pemimpin politik dikenal luas masyarakat dan jufa berperan menyebarluaskan berbagai informasi dan pendapat (Morissan, 2013). 22 Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat (Rohim, 2009). Ciri paling utama dari media massa adalah bahwa mereka dirancang untuk menjangkau banyak orang. Khalayak potensial dipandang sebagai sekumpulan besar dari konsumen yang kurang lebih anonym, dan hubungan antara pengirim dan penerima dipengaruhi olehnya. ‘Pengirim’ sering kali merupakan lembaga itu sendiri atau seorang komunikator profesional (jurnalis, presenter, produser, penghibur, dan lain-lain) yang dipekerjakan oleh lembaga tersebut. Jikanbukan, maka suara masyarakat yang mendapatkan atau membeli akses kepada saluran media (pengiklan, politisi, pengkhotbah, pengacara, dan sebagainya). Hubungan tersebut secara tidak terhindarkan bersifat satu arah, satu sisi, dan tidak personal dan terdapat jarak sosial dan fisik antarpengirim dan penerima. Pengirim biasanya memiliki kekuasaan yang lebih besar, kehormatan, atau keahlian daripada penerima. Hubungan ini tidak hanya asimetris, tetapi juga tujuannya adalah diperhitungkan dan manupulatif. Biasanya Komunikasi ini tidak ada standar moral, berdasarkan layanan yang dijanjikan atau diminta untuk beberapa kontrak tidak tertulis dengan tanpa kewajiban timbal balik (McQuail, 2012). Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007). Arti penting media massa, Dennis McQuail (1987) pernah menyodorkan beberapa asumsi pokok berikut (Nurudin, 2007) : 1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di pihak lain, institusi media diatur oleh masyarakat. 23 2. Media masa merupakan sumber kekuatan-alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. 3. Media merupakan lokasi (atau norma) yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. 4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengambangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma. 5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memeproleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dna kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. Peran media massa yang besar tersebut menyebabkan media massa telah menjadi perhatian penting masyarakat bahkan sejak kemunculannya pertama kali. Media massa telah menjadi objek perhatian dan objek peraturan (regulasi). Media massa juga menjadi objek penelitian hingga menghasilkan berbagai teori komunikasi massa (Morissan, 2013). 2.2.1.3.1 Peran Media Massa Denis McQuail (1987) mengemukakan sejumlah peran yang dimainkan media massa selama ini, yakni : 1. Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain utamanya dalam periklanan/ promosi. 2. Sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat. 3. Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat. 4. Wahana pengembangan kebudayaan –tata cara, mode, gaya hidup, dan norma. 2.2.1.3.2 Karakteristik Media Massa Ada beberapa karakteristik Media Massa, antara lain; 1. Publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang banyak. 24 2. Universalitas, pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak (masyarakat umum). 3. Periodisitas, tetap atau berkala, misalnya harian atau mingguan, atausiaran sekian jam per hari. 4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan priode mengudara atau jadwal terbit. 5. Aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik. 2.2.1.3.3 Bentuk Media Massa Media massa terbagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media cetak yang dapat mempengaruhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio, televisi, film, dan internet (Ardianto et al, 2014). Berikut ini adalah penjelasan bentuk-bentuk media massa menurut Elvinaro: 2.2.1.3.3.1 Media Massa Cetak 1. Surat Kabar Merupakan media massa paling tua yang keberadaannya dimulai sejak ditemukannya media cetak oleh Johann Gutenberg di jerman. Prototipe pertama surat kabar diterbitkan di Bremen Jerman pada tahun 1609. Di Indonesia surat kabar nasional diantaranya: Kompas, Suara Pembaharuan, Media Indonesia, Republika, dan Suara Karya (Ardianto et al, 2014). Fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Karenanya sebagian besar rubrik surat kabar terdiri dari berbagai jenis berita. 2. Majalah Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat kabar. Di Indonesia, sejarah keberadaan majalah sebagai media massa dimulai 25 menjelang dan pada awal Kemerdekaan Indonesia. Di Jakarta pada tahun 1945 terbit majalah bulanan dengan nama Pantja Raja pimpinan Markoem Djojohadisoeparto (MD) dengan prakata dari Ki Hajar Dewantoro selaku Mentri Pendidikan pertama RI di Ternate (Ardianto et al, 2014). 2.2.1.3.3.2 Media Massa Elektronik 1. Radio Radio sebagai alat komunikasi ditemukan setelah mesin cetak ditemukan. Dimulai dari tahun 1982 oleh Dane denggan ditemukannya suatu pesan dalamjarak pendek dengan menggunakan alat sederhana berupa kawat berlian listrik. Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, televisi kabel, electronic games dan personal casset players (Ardianto et al, 2014). 2. Televisi Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuan pada akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890. Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Di Indonesia, kegiatan penyiaran televisi oleh TVRI dimulai pada tanggal 24 agustus 1962, pada saat itu bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga di Senayan.Sejak itu pula TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (station call). Selama tahun 1962-1963 TVRI mengudara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya (Ardianto et al, 2014). 3. Film Film ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan proyektor. Film yang pertama kali diperkenalkan kepada publik Amerika Serikat adalah The life of an American fireman dan film The Great Train Robbery yang masa putarnya hanya 11 menit dianggap sebagai film cerita pertama. Sementara di Indonesia, film pertama yang diputar berjudul Lady Van Java yang diproduksi di Bandung pada tahun 1926 (Ardianto et al, 2014). 4. Komputer dan Internet Internet merupakan jaringan longgar dari ribuan computer yang menjangkau jutaan orang diseluruh dunia. Asal mula internet adalah tercipta oleh 26 suatu ledakan tak terduga di tahun 1969, yaitu dengan lahirnya Arpanet, suatu proyek eksperimen Kementrian pertahanan Amerika Serikat. Misi awalnya sederhana, yaitu mencoba menggali teknologi jaringan yang dapat menghubungkan para peneliti dengan sumber daya jauh seperti sistem computer dan pangkalan data yang besar. 25 tahun kemudian sistem ini berevolusi menjadi suatu “Organisme” yang semakin luas perkembangannya, yang mencakup puluhan juta orang dan ribuan jaringan. Dewasa ini internet telah tumbuh menjadi demikian besar (Ardianto et al, 2014). 2.2.1.4 Televisi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) televisi adalah sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar (2008). Menurut Ardianto, et al (2014), televisi semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. 99% orang Amerika memiliki televisi di rumahnya. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari. Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi di rumah dengan menggunakan wire atau microwave (wireless cables) yang membuka tambahan saluran televisi bagi pemirsa (Ardianto et al, 2014). Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audio visual gerak memiliki kekuatan sangat tinggi untuk memengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu. Jumlah individu ini menjadi relatif besar bila isi pesan audiovisual gerak ini disajikan melalui media televisi. Saat ini, berkat dukungan teknologi satelit komunikasi dan serat optik, siaran televisi yang dibawa oleh gelombang elektromagnetik, tidak mungkin lagi dihambat ruang dan waktu. Bahkan khalayak sasarannya, tidak bersifat lokal, nasional, dan regional, tetapi sudah bersifat internasional atau global (Baksin, 2013). 2.2.1.4.1 Karakteristik Televisi 27 Menurut Ardianto et al (2014), televisi mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Audio Visual Televisi memiliki kelebihan untuk didengar sekaligus dapat dilihat (audio visual). Jadi, apabila khalayak radio hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting daripada kata-kata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. 2. Berpikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna.Objek tersebut bisa manusia, benda, kegiatan, dan lain sebagainya. Tahap kedua yaitu penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. Dalam proses penggambaran ada gerakan-gereakan kamera tertentu yang dapat menghasilkan gambar sangat besar (big close-up), gambar diambil dari jarak dekat (close up), dan lain-lain. Perpindahan dari satu gambar ke gambar lainnya juga bermacam-macam, bisa secara menyamping (penning), dari atas ke bawah atau sebaliknya (tilting), dan sebagainya. 3. Pengoperasian lebih kompleks Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan orang-orang yang terampil dan terlatih. Mereka tediri dari produser, pengarah acara, pengarah teknik, pengarah studio, pemadu gambar, dua atau tiga juru kamera, juru video, juru audio, juru rias, juru suara, dan lain-lain. Bila menyangkut acara drama musik yang lokasinya di luar studio, akan lebih banyak lagi melibatkan orang kerabat kerja televisi (crew). 28 Peralatan yang digunakannya pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. Dengan demikian media televisi lebih mahal daripada surat kabar, majalah dan radio siaran. 2.2.1.5 Program Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian, program memiliki pengertian yang sangat luas (Morissan, 2013). 2.2.1.5.1 Jenis Program Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audiens, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik (Morissan, 2013). Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu: 1) program informasi (berita) dan; 2) program hiburan (entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi fakta, gosip, dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik, drama permainan (game show), dan pertunjukkan (Morrisan, 2013). 2.2.1.5.1.1 Program Informasi Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya Tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada audien. Dengan demikian, program informasi tidak hanya melulu program berita di mana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi 29 termasuk talk show (perbincangan), misalnya wawancara dengan artis, orang terkenal atau dengan siapa saja. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news) (Morissan, 2013). 1. Berita Keras Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan/ atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Dalam hal ini berita keras dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu: staright news, features, dan infotainment (Morissan 2013). 1. Straight News Straight news berarti berita “langsung” (straight), maksudnya suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H (who, what, where, when, why, dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terikat waktu (deadline) karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audien (Morissan, 2013). 2. Feature Feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian “menarik” di sini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagainya. Pada dasarnya berita-berita semacam ini dapat dikatakan sebagai soft news karena tidak terlalu terikat dengan waktu penayangan, namun karena durasinya singkat (kurang dari lima menit) dan ia menjadi bagian dari program berita, maka feature masuk ke dalam kategori hard news (Morissan, 2013). 3. Infotainment Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity), dan keluarga sebagian besar dari mereka bekerja pada industry hiburan, seperti pemain film/ sinetron, penyanyi dan sebagainya, maka berita mengenai mereka disebut juga dengan infotainment (Morissan, 2013). 2. Berita Lunak Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (in-depth) namun tidak bersifat harus 30 segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri di luar program berita. Program yang masuk ke dalam kategori berita lunak ini adalah: current affair, magazine, dokumenter, dan talk show (Morissan, 2013). 1. Current Affair Current Affair adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. Dengan demikian, current affair cukup terikat dengan waktu dalam hal penayangannya namun tidak seketat hard news, batasannya adalah bahwa selama isu yang dibahas masih mendapat perhatian khalayak, maka current affair dapat disajikan. Misalnya, program yang menyajikan cerita mengenai kehidupan masyarakat setelah ditimpa bencana alam dahsyat, misalnya gempa bumi atau Tsunami (Morissan, 2013). 2. Magazine Program magazine dikenal di Indonesia sebagai program majalah udara. Sebagaimana majalah cetak, program magazine terdapat rubik – rubik tetap yang berisi bahasan – bahasan. Program magazine mirip dengan program feature. Perbedaanya, program feature satu pokok permasalahan disoroti dari berbagai aspek dan disajikan lewat berbagai format. Sementara itu, program magazine bukan hanya menyoroti satu pokok permasalahan, melainkan membahas satu bidang kehidupan, seperti wanita, film, pendidikan, dan musik yang ditampilkan dalam rubik – rubik tetap dan disajikan lewat berbagai format (Wibowo, 2009). Menurut Fred Wibowo (2009) biasanya program magazine berdurasi antara 30 sampai 50 menit. Setiap rubrik dapat disajikan dengan format yang berbeda – beda, misalnya wawancara uraian, vox-pop, dan pagelaran. jika dalam majalah cetak dua atau tiga foto cukup sebagai ilustrasi untuk memperkuat penjelasan yang disampaikan pada tulisan, dalam program magazine seluruhnya berupa gambar atau video. Satu uraian dari seseorang sedapat – dapatnya 75 persen tersaji dalam wujud gambar atau video ilustrasi disertai uraian. Sebagaimana dalam feature, sajian program magazine diantarkan oleh satu dua presenter yang sekaligus menjadi penghubung antara satu rubrik ke rubrik yang lainnya. Penyaji akan lebih bagus jika mereka yang cukup mengenal bidang bahasan, program magazine bukan siaran berita. Oleh karena itu, gaya sajian harus dalam penampilan dan kostum penyaji juga perlu disesuaikan dengan spesifikasi program itu (Wibowo, 2009). 31 Magazine, diberi nama magazine karena topik atau tema yang disajikan mirip dengan topik-topik atau tema yang terdapat dalam suatu majalah (magazine). Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. Magazine ditayangkan pada program tersendiri yang terpisah dari program berita. Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi ketimbang aspek pentingnya (Morissan, 2013). 3. Dokumenter Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Gaya atau cara penyajian dokumenter sangat beragam dalam hal teknik pengambilan gambar, teknik editing, dan teknik penceritaannya; mulai dari yang sederhana hingga yang tersulit (Morissan, 2013). 4. Talk Show Program talk show atau perbincangan adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host) (Morissan, 2013). 2.2.1.5.1.2 Program Hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game show), musik, dan pertunjukkan (Morissan, 2013). 1. Drama Program drama adalah pertunjukkan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh)---yang diperankan oleh pemain (artis)---yang melibatkan konflik dan emosi. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film (Morissan, 2013). 2. Permainan (Game Show) 32 Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu: quiz show, ketangkasan, dan reality show (Morissan, 2013). 3. Musik Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor) (Morissan, 2013). Menurut Vane-Gross: The programmer who wish to present music shows would do well to be cautious. They should select an artist with wide demographic appeal, supply as much visual support as possilble, and not let a sequence go too long. (Programmer yang ingin menyajikan pertunjukkan music haruslah cermat. Mereka harus memilih artis yang memiliki daya Tarik demografis yang luas, menyajikan sebanyak mungkin dukungan visual, dan tidak membiarkan satu gambar ditampilkan terlalu lama) (Morissan, 2013). 2.2.2 2.2.2.1 Teori Khusus Host Host secara umum diartikan sebagai orang yang memegang sebuah acara tertentu. Keberadaan host biasanya identik dengan acara yang dibawakannya. Dengan demikian, selain jenis acara, figure host yang bersangkutan juga memegang peranan penting. Kehadiran seorang host yang berkarakter akan menjadi daya tarik sebuah acara. Jika host-nya ternyata tidak berkarakter maka bisa jadi acara tersebut segera ditinggalkan pemirsa. Untuk itu setiap produser sebuah acara harus betul-betul selektif memilih para host. Artinya, pertimbangan pemilihannya tidak didasarkan karena kecantikan dan popularitasnya, tapi juga integritas dan karakternya (Baksin, 2013). Dalam buku Broadcasting to be broadcaster (2010) presenter atau penyiar adalah komunikan dalam proses komunikasi, karena ia bertugas sebagai pengirim 33 pesan untuk khalayaknya. Jadi dapat dibayangkan bahwa tidak mudah menjadi penyampai pesan atau berita kepada khalayak secara benar. Ben G Henneke, Carl I Hovland dan D Laswell “penyiar adalah tak lain hanya suatu usaha untuk mengkomunikasikan informasi untuk memberitahukan sesuatu. Meskipun informasi tersebut dapat mencapai jutaan pendengar namun ditunjukannya kepada pendengar secara perorangan, dan komunikasi tersebut akan sempurna apabila si pendengar mendengar, mengerti, merasa tertarik, lalu melakukan apa yang di dengar” (Arifin, 2010) Faktor-faktor yang diperlukan untuk menjadi seorang presenter adalah : 1. Memandang suatu hal dari sudut pandang yang baru. Pandangan host tersebut harus tak terduga pada subjek yang umum yang bisa ditemui oleh orang banyak. 2. Mempunyai pengetahuan yang luas 3. Antusias 4. Keingintahuan, seorang host harus ingin lebih mengetahui tentang apa yang dikatakan. 5. Seorang host harus bisa menempatkan diri pada posisi sebagai seorang penonton untuk memahami apa yang penonton katakan. 6. Harus mempunyai selera humor. Walaupun jika itu ejekan yang menyakut dirinya sendiri. 7. Mempunyai gaya bicara sendiri 2.2.2.2 Proses Produksi Program televisi tidak dapat terlepas dari adanya kerjasama oleh tim produksi yang merangkai dan menggambarkan ide cerita atau skneario ke dalam bentuk audio dan video. Adapun dalam sebuah proses produksi dibutuhkan beberapa materi untuk mencapai kesinambungan dalam hasil yang optimal. Materi tersebut antara lain berupa: materi produksi, biaya produksi, sarana produksi serta organisasi pelaksanaan produksi (Wibowo: 2009). 34 Tahapan produksi program televisi menurut Herbert Zettl (Wibowo: 2009) 1. Pra produksi (perencanaan dan persiapan) Tahapan ini sangat penting karena menyangkut berbagai macam persiapan yang dilakukan dalam memproduksi sebuah acara. Tahapan pra produksi dibagi menjadi tiga tahapan , yang antara lain: 1. Penemuan ide : Menemukan sebuaha gagasan atau ide yang kemudian melakukan sebuah riset atas ide atau gagasan tersebut yang kemudian mengembangkannya menjadi sebuah naskah 2. Perencanaan : Proses penentuan waktu produksi, pemilihan lokasi serta artis dan crew yang akan digunakan dan menetapkan naskah yang akan digunakan 3. Persiapan : Pembuatan setting tempat, memeriksa dan melengkapi peralatan yang digunakan. 2. Produksi Setelah tahap pra produksi selesai, barulah pelaksanaan produksi dimulai. Produser akan bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Dalam pelaksanaan produksi ini, produser menentukan jenis shoot yang akan diambil didalam adegan. Produser biasanya mempersiapkan suatu daftar shoot dari setiap adegan. Semua shoot yang dibuat dicatat oleh bagian pencatat shoot, dengan mencatat bagian time code pada saat mulai pengambilan, isi shoot dan time code pada akhir pengambilan adegan. Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap mulai dari akhir shooting pada hari itu untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sungguh baik. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya. Sesudah semua adegan di dalam naskah selesai diambil maka hasil gambar asli (original material/row footage) dibuat catatannya untuk kemudian masuk dalam proses post production, yaitu editing. 35 3. Pasca Produksi Pasca produksi adalah tahapan terakhir dalam pembuatan suatu program televisi, yang menyangkut proses evaluasi terhadap hasil dari proses produksi yang telah berjalan, evaluasi dapat dilakukan melalui editing online, offline serta mixing. 1. Editing Offline Memilah materi yang dianggap bagus sesuai catatan selama produksi berlangsung. Kemudian dilakukan capturing atau digitizing yaitu mengubah hasil gambar dalam pita menjadi data file. Dalam editing offline ini gambar disusun mengikuti urutan adegan namun bisa dimulai dari adegan manapun mungkin dari tengah awal baru akhir, baru kemudian disusun berurutan . 2. Editing Online Tahap ini adalah penyempurnaan dari editing offline yaitu penambahan insert, pemberian efek gambar, suara, transisi, musik, credit title dan penyesuaian durasi tayang. 3. Mixing Merupakan rangkaian dari proses editing, yang mana dalam tahap ini hasil editing di beri sound, atau suara baik berupa back sound maupun narasi. 4. Editing Non Linear Editing Non Linear, editing dilakukan tidak secara urut. Editor bisa melakukan penyuntingan gambar dari mana saja. Penyuntingan gambar tidak selalu mesti dilakukan dari awal. Jika misalnya, melakukan penyuntingan gambar untuk program televisi materi editing yang lengkap baru ada di segmen dua, maka editor bisa melakukan penyuntingan gambar segmen dua tersebut. Hal ini tidak bisa atau sulit jika dilakukan menggunakan editing linear. Editing non linear menggunakan seperangkat komputer serta deck. Jika dulu editing non linear mesti menggunakan komputer khusus, saat ini PC biasa dengan spesifikasi tertentu sudah bisa dijadikan alat editing. 5. Editing Linear Editing Linear adalah teknik editing yang dilakukan dengan cara menyeleksi gambar dari sebuah kaset kemudian direkam pada kaset yang lain. Untuk itu setidaknya dibutuhkan satu video player dan satu video recorder. Kaset video yang ingin diedit ditempatkan di video player dan sebuah kaset kosong ditempatkan di video recorder yang nanti menjadi output-nya (master edit). Teknik ini disebut linear karena hasil editing harus direkam secara urut. 36 Suatu program dihasilkan melalui proses produksi yang memerlukan banyak peralatan, dana, dan tenaga dari berbagai profesi kreatif. Proses produksi itu sendiri terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: (Morissan, 2009) 1. Tahap Pra Produksi atau Perencanaan Kegiatan mulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan pelaksanaan pengambilan gambar (shooting). Dalam perencanaan ini terjadi proses interaksi antara kreativitas manusia dengan peralatan pendukung yang tersedia. Baik buruknya proses produksi akan sangat ditentukan oleh perencanaan di atas kertas. Perencanaan di atas kertas merupakan imajinasi yang dituangkan di atas kertas yang nantinya akan diproduksi di lapangan. Apa yang direncanakan di atas kertas itulah yang akan dibuatkan audiovisual-nya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. 2. Tahap Produksi Hal-hal yang termasuk dalam kegiatan pra produksi antara lain penuangan ide (gagasan) ke dalam outline, penulisan skrip/ skenario, storyboard, program meeting, peninjauan lokasi pengambilan gambar, production meeting, technical meeting, pembuatan dekor dan perencanaan lain yang mendukung proses produksi dan pasca produksi. Namun demikian harus diingat, apa yang direncanakan di atas kertas dalam pelaksanaannya di lapangan sering menyimpang karena berbagai alasan, misalnya pengambilan gambar tertunda karena hujan atau alasan teknis lainnya. Maka dalam perencanaan pembiayaan perlu ditambahkan dana untuk biaya tak terduga, pemain cadangan dan sebagainya. Kegiatan pengambilan gambar (shooting) baik di studio maupun di luar studio. Proses pengambilan gambar (shooting) bisa dilakukan secara langsung pada saat program televisi disiarkan (live), namun pengambilan gambar juga bisa dilakukan dengan taping. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah kegiatan pengambilan gambar selesai dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka pengambilan gambar dapat diulang kembali. 3. Tahap Pasca Produksi Kegiatan setelah pengambilan gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang termasuk dalam tahap pasca produksi adalah penyuntingan (editing), memberi ilustrasi, musik, efek, evaluasi dan lain-lain. 37 2.2.2.3 Role Theory Role theory (teori peran) mendefinisikan bahwa teori peran ini memberikan suatu kerangka konseptual dalam studi perilaku di dalam organisasi. Dougherty & Pritchard (1985) dalam Bauer (2009) Strategi dan struktur organisasi juga terbukti mempengaruhi peran dan persepsi peran. (Kahn, et al., 1964; Oswald, Mossholder, & Harris dalam Bauer, 2009) secara umum peran dapat didefinisikan sebagai “expectations about appropriate behavior in a job position”. Ada dua jenis perilaku yang diharapkan dalam suatu pekerjaan yaitu : 1. Role Perception : Persepsi seseorang mengenai cara orang itu diharapkan berperilaku, atau dengan kata lain adalah pemahaman atau kesadaran mengenai pola perilaku atau fungsi yang diharapkan dari orang tersebut. 2. Role Expectation : Cara orang menerima perilaku seseorang dalam situasi tertentu. Dengan peran yang dimainkan seseorang dalam oraganisasi, akan terbentuk suatu komponen penting dalam identitas dan kemampuan orang itu bekerja. Scott et al. (1981) dalam Kanfer (1987) menjabarkan ada lima aspek penting dari peran, diantaranya adalah : 1. Peran itu bersifat impersonal : Posisi peran itu sendiri yang akan menentukan harapannya, bukan individunya. 2. Peran itu berkaitan dengan perilaku kerja : Yaitu perilaku yang diharapkan dalam suatu pekerjaan tertentu. 3. Peran itu sulit dikendalikan 4. Peran itu dapat dipelajari dengan cepat dan dapat menghasilkan beberapa perubahan perilaku utama. 5. Peran dan pekerjaan itu tidaklah sama, seseorang melakukan suatu pekerjaan bisa saja memainkan beberapa peran. 2.2.2.4 SWOT Berikut adalah cara sederhana yang dapat dilakukan dalam menerapkan analisis SWOT adalah: (Suharyadi et al, 2007) 1. Melihat kekuatan (Strengths) sesuatu yang dimiliki pada stasiun televisi dalam hal ini program acara tersebut. 38 2. Melihat kelemahan (Weaknesses) segala sesuatu yang dimiliki agar stasiun beserta tim produksi tidak memaksakan diri melakukan usaha yang sebenarnya tidak dapat dilakukan karena kita memiliki kekurangan tertentu. 3. Melihat peluang (Opportunities) adanya kesempatan yang dapat dimanfaatkan dan memberikan keuntungan. 4. Melihat ancaman (Threats) terhadap usaha-usaha yang berisiko tinggi, melihat siklus hidup yang pendek dan tidak teratur. Terlebih pesaing-pesaing kita memiliki kemampuan yang lebih dari kita. 2.3 Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran