Tulisan Lae Ferdinand: Jika saya misalnya mengatakan bahwa Nazarudin itu pembohong. Apakah perkataan saya itu bisa disebut fakta…? Lalu ada orang lain mengatakan bahwa Nazarudin itu pahlawan. Apakah lantas perkataan orang tersebut merupakan fakta…? Tunggu dulu…! Fakta itu harus didukung bukti – bukti yang sah. Sama halnya dengan orang Yahudi dan seorang Rektor yang Lae Robert sampaikan di atas, sebelum ada bukti – bukti yang sah, kata – kata mereka tidak bisa disebut fakta apalagi dianggap sebagai kebenaran. Tanggapan saya: Baiklah Lae, bila hal tersebut menjadi penghalang buat Lae untuk mempercayai apa yang saya sampaikan..berikutnya saya akan sampaikan beberapa fakta untuk menjawab pernyataan dan pertanyaan Lae.. Tulisan Lae Ferdinand: Pada Konsili Efesus (431) wilayah suku Arab Harits dipimpin uskup bernama Abd Allah. Inskripsi Zabad (512) diawali Bism al-Ilah (Dengan nama ALLAH) lengkap dengan tanda salib diikuti namanama Kristen, demikian juga Inskripsi Umm al-Jimmal (abad-6) menyebut Allahu ghafran (ALLAH yang mengampuni). Inskripsi Hurran al-Lajja (568) dan inskripsi lain pra Islam dari lingkungan Kristen menggunakan nama ALLAH pula. Sedangkan Al-Quran ditulis pada abad ke 7 setelah masehi di tanah Arab. Dari urutan kronologis ini, bukankah sudah cukup jelas akan asal muasal sesungguhnya dari kata ALLAH ...? Kata ALLAH bukan berasal dan berakar dari Islam...! Jangan terbalik dengan berpikiran bahwa Kristen "mengambil hak milik" Islam, faktanya bukankah justru Islam yang mengambilnya dari Kristen...? Sampai di sini, saya melihat "kerapuhan" dasar argumentasi Lae Robert untuk menentang penggunaan kata ALLAH di kalangan orang kristen. Bahkan dalam Al-Quran nama ALLAH diakui oleh Muhammad digunakan bersama baik oleh umat Islam, Yahudi, Nasrani dan Kristen, seperti dalam ayat: "(Yaitu) orang2 yang diusir dari negerinya, tanpa kebenaran, melainkan karena mereka mengatakan: Tuhan kami Allah. Jikalau tiadalah pertahanan Allah terhadap manusia, sebagian mereka terhadap yang lain, niscaya robohlah gereja2 pendeta dan gereja2 Nasrani dan gereja2 Yahudi dan mesjid2, di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah menolong orang yang menolong (agama)Nya. Sungguh Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa." (Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim, QS.22:40) Jadi kita jangan salah dengan mengatakan bahwa “ALLAH” adalah milik Islam. Al-Quran sendiri tidak mengatakan bahwa “ALLAH” milik orisinil Islam. Pada Januari 2009 di Malaysia terjadi unjuk rasa menyusul terbitnya surat kabar Cahtolic Herald-The Catholic Weekley edisi bahasa Melayu yang menggunakan kata “Allah” untuk merujuk kepada “God”. Pemerintah Malaysia menghentikan penerbitan surat kabar tersebut dan hanya membolehkan surat kabar terbitan Gereja Katolik Roma itu beredar dalam edisi bahasa Inggris, Mandarin, dan Tamil. Namun pada bulan Desember 2009 larangan itu dicabut oleh Pengadilan Tinggi Malaysia dan memutuskan bahwa penggunaan nama “Allah” itu sah dan boleh digunakan oleh umat Kristiani di Malaysia. Pengadilan Tinggi Malaysia menetapkan kata ”Allah” bukan monopoli Islam karena sudah muncul sebelum Islam lahir dan bahkan sudah lebih dulu digunakan Kristen di Timur Tengah. Dapatkah kita menangkap maksud dari peristiwa tersebut…? Kita bisa bayangkan berapa besar tekanan yang diterima oleh penegak hukum di Pengadilan Tinggi Malaysia untuk memutuskan perkara tersebut. Perkara itu berlangsung di Malaysia, di mana Islam merupakan agama resminya (agama negara), penduduk Malaysia juga mayoritas beragama Islam, bahkan tidak main – main, yang menjadi salah satu tergugat dalam perkara ini adalah pemerintah Malaysia. Jika tidak didukung oleh fakta dan bukti yang sah, kuat, otentik dan teruji di persidangan, rasanya tidak mungkin Pengadilan Tinggi Malaysia mengambil “keputusan berani” tersebut. Jadi masih perlukah kita menentang penggunaan kata ALLAH di kalangan Kristen ....? Tulisan saya: Firman Tuhan sendiri yang mengatakannya bahwa kata “ALLAH” tidak boleh dipanggil, bahkan kedengaran dari mulut kita pun tidak boleh. Sekali lagi saya menyampaikan firman Tuhan yang mengatakan “Dalam segala hal yang Kufirmankan kepadamu haruslah kamu berawas-awas; nama Elohim lain janganlah kamu panggil, janganlah nama itu kedengaran dari mulutmu." (Kel 23:13). Disinilah letak perbedaan kita Lae dan kebanyakan orang yang masih menginginkan penggunaan nama ALLAH di kalangan Kristen.. Lae, Bpk. Herlianto, Bpk. Bambang Noorsena dan para pendeta lainnya selalu menyampaikan dasar penggunaan nama ALLAH adalah berdasarkan sejarah di jazirah Arab.. Sedangkan saya dan para hamba Yahweh lainnya selalu menyampaikan berdasarkan kebenaran firman Tuhan yang jelas2 tertulis dan sama2 kita miliki yang sebagian besar pasti punya dari cetakan LAI (Lembaga Alkitab Indonesia).. Baiklah saya akan sampaikan beberapa hal di bawah ini dan ini berdasarkan fakta yang ada (saya mengutip dari penelitian Bpk. Rev. Yakub Sulistyo, S.Th., MA., D.Min): a. Encarta Dictionary. ALLAH = Islamic name of God : In Islam, the name of God. {Late 16th century. < Arabic ‘allāh} b. Merriam – Webster Online Dictionary. Al-lah – GOD 1a. Used in Islam. c. Webster’s New Universal Unabridged Dictionary. Al-lah – The Moslem NAME of the Supreme Being. Yahweh – God. a Modern form of the Hebrew NAME in the Old Testament commonly transliterated Jehova. d. ALLAH adalah Nama Diri sesembahannya seluruh umat Islam, dari berbagai aliran dan sekte. Moshay dalam bukunya “Who is this Allah?” pada halaman 8. YAHWEH adalah Pribadi yang ada dengan sendirinya. Pdt Ahmad Welson dalam bukunya “Mencari Kebenaran III” Melalui penyelidikan tentang ALLAH dan TUHAN, Halaman 3. e. ALLAH adalah suatu NAMA DIRI. Ensiklopedi Islam. ALLAH merupakan sebuah NAMA. f. The Unfinished Battle, Islam and the Jews. Mark A. Gabriel, PhD. Halaman 37. Sebelum Muhammad mengajarkan tentang “Allah”, Yahweh sejak dahulu memang yang disembah oleh orang Yahudi. Muhammad SAW memakai kata ALLAH, diambil dari salah satu NAMA sesembahan orang Arab pra Islam, yang merupakan salah satu diantara 360 NAMA berhala, dimana ALLAH awalnya dipakai sebagai nama Dewa Bulan, namun Islam datang dengan mengubah konsep tentang nama Allah tersebut (lihat buku Passing Over). Namun Firman Tuhan melarang umat-Nya menyebut nama sesembahan lain (Keluaran 23: 13). g. Syahril Komar (Penerjemah bahasa Arab) h. Ensiklopedia Lintas Agama. Abujamin Roham. Halaman 46. Allah bukan berasal dari Al-ilah. Pemahaman bahwa Allah itu berasal dari Al-ilah, karena didorong rasa kecintaan, mereka mencoba mengolah, menganalisis, kata “Allah”; Bahwa “Allah” berasal dari kata “Al ilah” dengan huruf “Hamzah” nya dibuang agar [memudahkan pengucapan]. Sementara pemikir lain, memperkirakan kata “Al ilah” bermakna “menyembah”, atau dari kata “Aliha atau “waliha” dengan makna “mengagumi”. Sebenarnya, kata “Allah” itu sendiri sudah tidak pernah terbagi atau dapat dibagi-bagi. Dalam karakter Computer, kata ALLAH menjadi satu karakter yang tidak terpisah-pisahkan! i. Dunia Arab, Sejarah Ringkas Philip K. Hitti Allah – Nama dewa, Apa yang ditulis dalam Buku “Dunia Arab” tersebut di atas, merupakan suatu realitas, memang sejak jaman jahiliyah pernah ada dewa yang bernama “ALLAH” dan hal ini diakui oleh tokoh-tokoh muslim intelektual dan dalam keterangan secara Arkeologis di halaman-halaman berikutnya, akan tampak jelas bahwa dewa allah tersebut berlambangkan bulan sabit. Apa kata Firman Tuhan tentang hal ini?. Keluaran 23:13 Uvkol a’sher-amar’tti aleikem tishameru we’shem elohim akherim lo taz’kkiru lo yishama al-pikha. Dan dalam segala hal yang telah Kufirmankan kepadamu, haruslah kamu waspada, juga nama sesembahan-sesembahan lain jangan kamu sebut-sebut, itu jangan terdengar dari mulutmu. j. Passing Over. Dalam buku tersebut di atas, para tokoh Moslem mengakui kalau NAMA ALLAH berasal dari jaman Pra-Islam / sebelum Islam lahir sebagai salah satu nama dewa. Namun Islam mengubah konsep, sebagai Nama sang pencipta, umat Nasrani seharusnya menghormatinya dengan tidak dipakai dalam peribadatan karena ALLAH, Allah, allah itu BUKAN BAHASA Indonesia, melainkan NAMA. Awal mula penggunaan Nama Allah dari sesembahan pra Islam sebagai dewa bulan, menjadi Allah sang pencipta di awali dari Muhammad SAW selaku pendiri agama Islam, tatkala beliau terkesan dengan “Allah”, ditulis dalam bukunya Huston Smith yang berjudul Agama-agama Manusia, halaman 258. k. Mohammad Sabri, dalam bukunya hal 70, “Keberagamaan yang Saling menyapa” menegaskan bahwa : ALLAH adalah Nama Dewa yang paling banyak disebut. Sebagai dewa yang mengairi tanah, diseluruh Jazirah Arabia ALLAH diakui sebagai “Pencipta bagi semuanya.” Dan sebagai pengawas tertinggi segala-galanya. Rupanya sampai sekarang pun, oleh umat Nasrani yang tidak mengetahui sejarah hal ini, masih juga dianggap sebagai Pencipta semuanya. l. Islamic Invation. Robert Morey. Halaman 54. Allah adalah kata Nama sesembahan. m. Islam: In Light of History Dr. Rafat Amari Halaman 273. The god of the Moon in Arabia. n. The Unfinished Battle Islam and the Jews. Mark A. Gabriel, PhD Halaman 85. The Name Allah was used in pre Islam Arabia to refer to one of the 360 idol in Kabaa. Allah was supposed to be the greatest god. Some tribes used the name to refer to the moon god. Jika umat Islam menggunakan kata ALLAH sebagai nama sesembahan mereka, itu telah dijadikan pusat kebenaran karena menggunakan Al Qur’an yang berbahasa Arab sebagai pedoman Kitab Suci mereka, jadi tidak bermasalah bagi mereka, namun jika umat Nasrani memakai kata ALLAH, pedoman Kitab Sucinya TIDAK ADA, Kitab terbitan LAI itu terjemahan bukan bahasa ASLI. o. From Jihad to Jesus. Jerry Rassamni. Allah merupakan satu diantara 360 dewa, diungkapkan secara arkeologis berupa patung seperti dalam gambar di bawah ini. Lambang BULAN SABIT memang yang dipakai untuk menunjuk kepada dewa bulan sebelum Islam lahir. ALLAH, Allah atau allah BUKAN BAHASA INDONESIA sebagai sinonim dari kata Tuhan. Kaidah penerjemahan sebuah kata, menjadi kata dalam bahasa Indonesia, harus memenuhi kriteria linguistik dimana salah satu diantaranya harus bisa diterima oleh agama dan golongan lain dengan makna yang sama, contohnya : Kursi, yang berasal dari bahasa Arab Al-kursi ( ) dapat diterima oleh seluruh agama dan suku di Indonesia dengan makna yang sama yaitu TEMPAT UNTUK DUDUK, namun untuk kata ALLAH memiliki perbedaan yang signifikan. umat Islam menganggap umat Nasrani itu kafir yang mengganggu mereka!. Qur’an Surat 112 Al Ikhlas 1-3 : Qul huwallaahu ahad (Katakanlah ALLAH itu ESA) Allah hussomad (ALLAH adalah Tuhan yang bergantung kepadanya segala sesuatu) Lam yalid wa lam yuulad (Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan) Wa lam yaqul lahu kufuan ahad (Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia). Qur’an Surat 5 Al Maidah 17 Laqod = Sesungguh-sungguhnya, Kafaro = telah kafirlah, Alladziina = orang-orang yang, Qooluu = berkata, Inna = sesungguhnya, Allah = Allah, Huwa = dia, Almasiihu = Almasih, Ibnu = putra, Maryama = Maryam Mengikuti Kitab Sucinya Kristen Arab, padahal Kitab Sucinya umat Kristen Arab juga TERGANTUNG PENERJEMAHNYA. Kesalahan penerjemah berarti kesalahan Kitab, contohnya : Dalam Kitab Kristen Arab tersebut di bagian atas, yaitu Alkitabul Muqoddasu, Wa huwa Asfaarul Ahdainil qodiimi wal jadiid (Perjanjian Lama dan Baru) Mutarjamah minallughootil Ashliiyah (Diterjemahkan dari bahasa Asli) oleh Nidaaur Rojaa’ Stuttgart Almaaniyaa (Yayasan Nidaur Roja Stuttgart Jerman) seperti gambar di bawah ini, nama Yahweh (ditulis Yahwah karena huruf Arab tidak mengenal vocal “E”) TIDAK DIUBAH, namun dalam Kitab Suci Arabic bible dari International Bible Society, nama Yahweh telah diubah menjadi Arrobu. Ini membuktikan kalau Kristen Arab juga tergantung dari penerjemahnya, jika semua nama Yahweh diubah menjadi Arrobu, maka seluruh umat Kristen Arab tidak lagi mengenal nama Tuhan sesembahannya Bapa Avraham, Yitskhaq dan Yaa’qov. Padahal Arrobu itu SEBUTAN bukan NAMA DIRI dan Kristen Arab saat ini juga sedang mengalami pemulihan Nama Yahweh, karena ini merupakan gerakan Ruakh HaQodesh (Roh Kudus) di akhir jaman. Kalau Kristen Arab memakai kata “SEMAR” untuk mengganti kata ALLAH, apakah harus diikuti?. Alkitabul Muqoddasu Nidaur Rojaa’ Stuttgart Almaaniyaa Arabic Bible International Bible Society