PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Dr. Sukring, M.Pd.I. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta 55283 Telp. : 0274-889836; 0274-889398 Fax. : 0274-889057 E-mail : [email protected] Sukring, Dr. M.Pd.I. PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM/Dr. Sukring, M.Pd.I. - Edisi Pertama – Yogyakarta; Graha Ilmu, 2013 viii + 156, 1 Jil. : 26 cm. ISBN: 978-602-262-051-8 1. Pendidikan I. Judul BAB I KATA PENGANTAR Fokus kajian dalam buku ini adalah analisis peran pendidik dalam pengembangan kecerdasan peserta didik menurut perspektif pendidikan Islam. Buku yang ada di tangan pembaca adalah hasil penelitian disertasi. Penulis mencoba mendeskripsikan, menemukan, dan merumuskan hakikat pendidik dan peserta didik menurut perspektif pendidikan Islam. Ia mengungkapkan faktor yang memengaruhi pendidik, serta merumuskan upaya pendidik dalam pengembangan kecerdasan peserta didik. Buku ini akan menuntun para pembaca pada sebuah renungan mendasar tentang dunia pendidikan, yaitu: 1. 2. Pendidik menjadi icon penting dalam dunia pendidikan Islam sehingga keberhasilan lembaga pendidikan dalam mencetak peserta didiknya tidak terlepas dari eksistensi pendidik yang memiliki sifat-sifat pendidik yang baik di samping kemampuan skillnya. Al-Qur’an banyak berbicara tentang pendidik yang siap mengantarkan pada ranah kehidupan yang lebih baik. Pendidik sebagai ujung tombak yang bisa merubah manusia baik dari aspek budaya, sosial, maupun agama. Selain itu, pendidik merupakan pengendali, pengarah, pengawal proses dan pembimbing ke arah perkembangan serta pertumbuhan manusia (peserta didik). Pendidik wajib memahami kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan seluruh potensi peserta didik demi kelangsungan hidupnya di masa depan. Pendidik tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan yang diperlukan peserta didik, melainkan juga lebih diorientasikan upaya proses pembelajaran dan mentransformasi tata nilai etika ajaran Islam ke dalam pribadi mereka. Agar menjadi muslim paripurna. Perspektif pendidikan Islam tentang peserta didik. Di antara komponen terpenting dalam pendidikan Islam adalah peserta didik, aktivitas pendidikan tidak akan terlaksana tanpa keterlibatan peserta didik di dalamnya. Implikasi hal ini terhadap Islam, yaitu: a) Peserta didik sebagai obyek dan subyek sekaligus dalam pendidikan yang dapat aktif, kreatif, dinamis, dan produktif. b) peserta didik memiliki potensi, baik fisik maupun psikis yang berbeda-beda, sehingga masing-masing merupakan insan yang unik. c) Peserta didik memerlukan bantuan, bimbingan, perhatian, dan kasih sayang dari orang lain (pendidik). d) Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individual. e) vi 3. 4. Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi kecerdasan (fitrah) krusial yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis, meliputi; kecerdasan akal (IQ), kalbu (EQ), dan Ruhiyah (SQ). Faktor yang memengaruhi pendidik dalam pengembangan kecerdasan peserta didik. Manifestasi internalisasi seluruh konsep dan operasionalisasi pendidikan Islam dapat diwujudkan oleh pendidik dalam proses pembelajaran. Meskipun kemudian ada faktor memengaruhi pendidik baik faktor internal maupun eksternal, meliputi; a) faktor tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, b) keadaan peserta didik, c) pendidik sendiri (pelaksana), d) metode yang digunakan, dan e) faktor lingkungan. Upaya pendidik dalam pengembangan kecerdasan peserta didik menurut Islam adalah mengimplementasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai ajaran Islam ke dalam pribadi peserta didik yang meliputi; a) riyādah, yaitu: melatih peserta didik melaksanakan salat dan puasa yang dapat memproyeksikan kecerdasan peserta didik (akal/IQ, kalbu/EQ, dan ruhiyah/SQ), Melatih peserta didik memiliki kesadaran tafakur, tazakur, dan tadabur. Melatih peserta didik memiliki sifat sabar, syukur, dan ikhlas secara aktual, b) membiasakan memiliki sifat mahmūdah (terpuji), dan terhindar dari sifat maẓmudah (tercelah), sehingga menjadi muslim paripurna. c) Mujāhadah, yaitu kesungguhan peserta didik melawan dan mengendalikan hawa nafsunya. Buku ini sangat berguna bagi pendidik dan institusi pendidikan, khusunya Kementerian Pendidikan Nasional sangat berhajat kepada upaya pengembangan kecerdasan peserta didik. Pengembangan kecerdasan peserta didik di pandang dari dimensi Islam, perlu adanya upaya serius dan berkesinambungan untuk melakukan kajian yang mendalam, seminar, workshop, dan kegiatan pendidikan lainnya. Urgennya pendidik terhadap pengembangan kecerdasan peserta didik. Diharapkan dari upaya tersebut, lahir pendidik yang memahami, menyadari, kemudian mengimplementasikan, dan menginternalisasikan kecerdasan pada peserta didik. Demikian pula akan muncul institusi pendidikan yang menyadari betapa urgennya pengembangan kecerdasan akal, kalbu, dan ruhiyah peserta didik. Selain itu, diharapkan juga dengan upaya itu akan tersedianya referensi, dan rujukan yang berkualitas serta ilmiah yang membahas tentang kecerdasan peserta didik dalam pembelajaran, dan penggunaannya bagi pendidik dalam berbagai tingkatan pembelajaran. Kajian perspektif pendidikan Islam tentang pendidik terhadap pengembangan kecerdasan peserta didik ini, adalah salah satu rujukan ilmiah yang penulis tawarkan untuk membantu, memberikan, pemahaman, dan kecakapan bagi praktisi pendidikan pada umumnya, khususnya praktisi pendidikan Islam. Penulis Dr. sukring, M.Pd.I. BAB I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI v vii BAB I PENDAHULUAN BAB II KAJIAN KONSEP PENDIDIKAN ISLAM 15 A. B. C. D. 15 21 24 30 BAB III BAB IV Pengertian Pendidikan Islam Dasar Pendidikan Islam Tujuan Pendidikan Islam Fungsi Pendidikan Islam 1 PENGEMBANGAN KECERDASAN PESERTA DIDIK PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM 35 A. B. C. D. 35 45 57 60 Pengertian Kecerdasan Perspektif Islam Tentang Kecerdasan Pendekatan dalam Pengembangan Kecerdasan Peserta Didik Metode dalam Pengembangan Kecerdasan Peserta Didik PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM 77 A. B. 77 89 Perspektif Pendidikan Islam Tentang Pendidik Perspektif Pendidikan Islam Tentang Peserta Didik viii Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam C. D. BAB V Faktor yang Memengaruhi Pendidik dalam Pengembangan Kecerdasan Peserta Didik Upaya Pendidik dalam Pengembangan Kecerdasan Peserta Didik Menurut Islam KESIMPULAN 108 117 141 DAFTAR PUSTAKA 143 LAMPIRAN-LAMPIRAN 153 -oo0oo- BAB I PENDAHULUAN Islam1 adalah ajaran agama yang diturunkan oleh Allah swt, kepada hamba-Nya melalui para nabi dan rasul. Islam memuat ajaran yang komprehensif yang tidak sebatas pada aspek ritual saja, tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan. Dengan misi utamanya sebagai rahmatan lil ‘ālamīn. Islam hadir dengan menyuguhkan tata nilai yang bersifat plural dan inklusif yang merambah ke semua ranah kehidupan. Para ahli dari semua bidang ilmu berusaha menerjemahkan dan mengaplikasikan Islam menurut disiplinnya masing-masing, tentu saja tidak terkecuali bagi praktisi pendidikan.2 Islam sebagai agama rahmat memberi peluang kepada manusia untuk mengembangkan diri berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis. Pengembangan diri berdasarkan wahyu merupakan cita-cita AlQur’an. Pengembangan diri tersebut merupakan bagian dari wahyu ketuhanan. Dalam Al-Qur’an terdapat perintah untuk mengubah diri, perintah untuk banyak membaca, perintah untuk berfikir. Perintah tersebut mengindikasikan bahwa manusia diajarkan untuk mampu menempa diri dan mengembangkan bakat yang ada dalam dirinya. Perintah untuk berfikir, mengembangkan diri hanya tinggal konsep. Karena semua konsep tentang pengembangan diri, konsep dasar pendidikan Islam tidak digali dan dikembangkan untuk kemajuan pendidikan Islam Pendidikan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari ajaran Islam secara komprehensif yang merupakan bagian terpadu dari aspek-aspek ajaran Islam. Nabi Muhammad saw., dalam mengemban tugas dan misi risalahnya senantiasa menempatkan pendidikan dalam satu kerangka awal perjuangan dalam pembelajaran (ta’lim) bersama para sahabat. Dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan kebutuhan manusia secara universal untuk memenuhi fungsi, peran dan eksistensi kemanusiaannya di muka bumi. Tanpa pendidikan, manusia tidak mampu memenuhi esensi kemanusiaannya sebagai manusia paripurna. Sukardjo dan Ukim Komaruddin mengatakan, manusia3 merupakan makhluk yang bergelut secara intens dengan pendidikan. Itulah sebabnya manusia dijuluki sebagai animal educandum dan animal educandus sekaligus, yaitu sebagai 2 Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam makhluk yang dididik dan makhluk yang mendidik. Dengan kata lain, manusia senantiasa terlibat dan melibatkan diri dalan proses pendidikan, baik yang dilakukan terhadap orang lain maupun terhadap dirinya sendiri.4 Demikian pentingnya pendidikan, sehingga ayat yang pertama turun kepada Nabi saw., adalah perintah membaca. Sebagaimana firman Allah swt., dalam Q. S. al-‘Alaq/97 : 1-5. Berdasarkan ayat tersebut, Allah swt., menegaskan bahwa membaca, (iqra bismi rabbik)5 merupakan perintah yang pertama kali turun sebelum perintah-perintah lain, yang berarti bahwa pendidikan Islam merupakan pilar yang paling utama dan sebagai bekal yang paling mendasar untuk memahami dan mendalami untuk selanjutnya mengamalkan perintah-perintah yang lain. Jadi ayat tersebut juga berimplikasi terhadap pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia. Ali Aṣraf mengatakan pendidikan adalah aktivitas yang sengaja dilakukan untuk mengembangkan individu secara penuh… selanjutnya kata Ali Aṣraf, pendidikan adalah melatih sensibilitas peserta didik sedemikian rupa, sehingga dalam perilaku mereka terhadap kehidupan, langkah-langkah dan keputusan demikian pula pendekatan terhadap semua ilmu pengetahuan di atur oleh nilai-nilai etika Islam yang sangat dalam dirasakan.6Jadi pendidikan merupakan proses merubah sikap dan tingkah laku seseorang berdasarkan nilai-nilai akhlak Islam dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pendidikan dan pengajaran. Ramayulis mengemukakan istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap peserta didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk memengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.7 Mardiatmaja sebagaimana dikutip Bashori Muchsin, dan Abd Wahid bahwa pendidikan suatu usaha bersama dalam proses terpadu (terorganisir) untuk membantu manusia mengembangkan diri dan menyiapkan diri guna mengambil tempat semestinya dalam pengembangan masyarakat dan dunianya di hadapan Sang Pencipta. Dengan proses itu, seorang manusia dibantu untuk menjadi sadar akan kenyataan-kenyataan dalam hidupnya, bagaimana dia mengerti, dimanfaatkan, dihargai, dicintai, apa kewajiban-kewajiban, dan tugas-tugasnya agar dapat sampai kepada alam, sesama manusia dan Tuhan, sebagai tujuan hidupnya.8 Jika melihat yuridis formal Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 dinyatakan; Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.9 Undang-undang tersebut, mengisyaratkan kepada elemen bangsa, khususnya yang terlibat dalam dunia pendidikan untuk mengimplementasikannya. Isyarat tersebut sungguh idial, tetapi masih sulit untuk dicapai, berdasarkan pengamatan penulis, hal ini disebabkan terdapat titik lemah yang melekat pada konteks pendidikan formal, yaitu: