Roadmap Sektor Jasa Nasional dan Relevansinya terhadap

advertisement
ROADMAP SEKTOR JASA NASIONAL DAN
RELEVANSINYA TERHADAP KEBIJAKAN EKONOMI
DI DAERAH
Disampaikan Oleh:
Siti Tri Joelyartini
Direktorat Perundingan Perdagangan Jasa
Kementerian Perdagangan
Dalam Rangka Workshop Pengembangan Jasa Daerah tanggal
30 Mei 2016 di Kabupaten Belitung Timur
OUTLINE PRESENTASI
 PENDAHULUAN
 GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN JASA
 KINERJA JASA PARIWISATA NASIONAL
 ASEAN MUTUAL RECOGNITION ARRANGEMENT
 EKONOMI KREATIF
 PERATURAN DOMESTIK
 APA YANG HARUS DILAKUKAN
PENDAHULUAN
JASA DALAM NAWACITA
NAWACITA : 9 Agenda Perubahan
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
5. Meningkatkan
Kualitas Manusia
Indonesia
6. Meningkatkan
Produktivitas Rakyat dan
Daya Saing di Pasar
Internasional
7. Mewujudkan Kemandirian
Ekonomi dengan Menggerakkan
Sektor Strategis Ekonomi
Domestik
Rencana Pembangungan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahap III 2015-2019
Sektor Jasa dan Perdagangan Jasa Berperan Penting dalam Pencapaian Tujuan RPJMN dan
Nawacita melalui Serangkaian Agenda Kebijakan Ekonomi termasuk Kebijakan Sektor Jasa
dan Kebijakan Perdagangan Internasional
Tujuan Kebijakan Sektor
Jasa:
• Pembangunan Jasa
• Penyediaan Jasa
domestik, baik kuantitas
dan kualitas
Tujuan Kebijakan Perdagangan internasional:
Meningkatkan daya saing produk ekspor non-migas dan nilai tambah
ekonomi nasional
Ekspor (non-migas)
jasa melalui 4 mode
Impor  sbg pendorong daya
saing (jasa sebagai embeded;
embodied; input bg sektor lain;
peningkat efisiensi & kualitas)
Impor  penyediaan jasa
domestik yang langka, baik
kuantitas & kualitas.
4
TUJUAN EKONOMI INDONESIA
Tujuan Jangka Menengah:
1. Meningkatkan Produktivitas
dan Daya Saing Global
Indonesia
2. Kedaulatan Pangan, Energi,
dan Keuangan
Sasaran:
3. Mengembangkan Ekonomi
dan Transportasi Maritim
1. Pertumbuhan Ekonomi Minimal
7-8% per tahun hingga 2020
2. Membangkitkan Sektor
Manufaktur sebagai Mesin
Pertumbuhan dengan Laju
Pertumbuhan 9% per tahun
Tujuan Jangka Panjang Indonesia:
1. Negara berpenghasilan tinggi pada
2020
2. Pendapatan per kapita USD 14.000
pada 2020
3. Menjadi 10 besar ekonomi dunia
4. Meningkatkan produktivitas dan
daya saing bangsa
3. Meningkatkan Produktivitas di
Semua Sektor
4. Mengembangkan Sektor Jasa
untuk Mendukung Pertumbuhan
Ekonomi
EKONOMI TERBUKA
GAMBARAN UMUM
PERDAGANGAN JASA
9
DEFINISI JASA
JASA
PERDAGANGAN JASA
UU Perdagangan No. 7
Tahun 2014
UU Perdagangan No. 7
Tahun 2014
• Setiap layanan dan
unjuk kerja berbentuk
pekerjaan atau hasil
kerja yang dicapai, yang
diperdagangkan oleh
satu pihak ke pihak lain
dalam masyarakat
untuk dimanfaatkan
oleh konsumen atau
Pelaku Usaha
• Perdagangan Jasa yang
melampaui batas
wilayah negara
dilakukan dengan cara:
a) pasokan lintas batas;
b) konsumsi di luar
negeri; c) keberadaan
komersial; atau d)
perpindahan manusia
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
JASA MENURUT GENERAL
AGREEMENT ON TRADE
IN SERVICES (GATS)
• Menurut GATS, Jasa
adalah “segala jasa, di
segala sektor kecuali
jasa-jasa yang
disediakan dalam
rangka pelaksanaan
wewenang pemerintah”
10
MODA PENYEDIA JASA
Mode 2: Consumption Abroad
Mode 1: Cross-border
Country A
Service
supply
Service
supply
Country B
Service
supplier
Consumer
Country B
Country A
Consumer
Contoh: Konsultasi medis melalui telemedicine
Mode 3: Commercial Presence
Country B
Country A
Service
supply
Consumer
Contoh: WNI melakukan pengobatan di salah satu
RS di Singapura
Mode 4: Movement of Natural Person
Country A
Service
supply
Country B
Natural
Person
Consumer
Service
supplier
Commercial
Presence
Contoh: Rumah Sakit Singapura
mendirikan cabang di Indonesia
Service
supplier
Consumer
Commercial
Presence
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
Contoh: Para spesialis Indonesia bekerja
di negara lain
Juridical
Person
11
12 SEKTOR JASA WTO
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
12
PENTINGNYA PERAN SEKTOR JASA
BAGI PEREKONOMIAN (1)
Penggerak
Pertumbuhan
Ekonomi
• Tren peningkatan share jasa thd PDB (2000: 44,4%; 2005: 48%; 2010:
52,9%; 2013: 55,1%; dan 2014: 51%)
• Pertumbuhan sektoral bidang jasa 5,43% - 12,44% (lebih tinggi
dibandingkan sektor pertanian & manufaktur: 1,16% – 4,71 %).
(Bank Indonesia, 2014)
Peningkatan Devisa
Ekspor Jasa
• Pada triwulan III/2015, ekspor jasa sebesar 5.763 juta USD, naik sebesar
5,6 % dibanding tahun sebelumnya. (Bank Indonesia, 2015)
Penciptaan Lapangan
Kerja
• Tren peningkatan penyerapan tenaga kerja pada sektor jasa. Pada tahun
2007 sebanyak 45,4 juta (45,4%) TK bekerja di sektor jasa  pada tahun
2013 menjadi 56,4 juta (50,9%) TK. (SAKERNAS, 2013)
Efisiensi &
Produktivitas Ekonomi
• Jasa sebagai input antara (pertanian: 5,4%; manufaktur: 11,9%; & jasa:
20,9%)
• Jasa memiliki Backward linkage (BL) dan Forward linkage (FL) > 1 (1,1
s/d 2,46). (AIPEG, 2015)
Target Ekonomi
•
Dalam RPJMN Tahap ke-3 Tahun 2015-2019, dijelaskan bahwa
pencapaian target peningkatan ekspor jasa sebesar 12-19 persen per
tahun.
13
JASA SEBAGAI PENGERAK PERTUMBUHAN
& PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA
Struktur PDB Nasional
Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan
Lapangan Usaha
100,0
80,0
50,1
52,9
100,00
55,1
80,00
40,0
45,39
47,72
50,93
60,00
Persen
Persen
60,0
40,00
20,0
20,00
Jasa
2007
50,1
2010
52,9
2013**
55,1
Manufaktur
27,4
25,8
25,5
Pertambangan
8,7
8,1
7,1
Pertanian
13,8
13,2
12,3
0,00
Jasa
2007
45,39
2010
47,72
2013
50,93
Manufaktur
12,38
12,78
13,43
Pertambangan
1,00
1,16
1,28
Pertanian
41,24
38,35
34,36
• Pada tahun 2013, jasa memberikan kontribusi tertinggi dalam pembentukan PDB
nasional sebesar Rp. 1,527,289 miliar (55,1%) dan dalam penyerapan tenaga
kerja sebanyak 56,4 juta orang (50,9% dari total TK yang bekerja).
14
SEKTOR JASA MEMBANTU MENGURANGI
KEMISKINAN
•
Antara 1984 – 2008, 80% penurunan kemiskinan di
pedesaan dan 86% penurunan kemiskinan di
perkotaan adalah karena pertumbuhan sektor jasa.
•
Ini berarti dalam 30 tahun terakhir:
• 8 dari 10 orang yang keluar dari kemiskinan di
pedesaan adalah karena kesempatan kerja di
sektor jasa.
• Hampir 9 dari10 orang yang keluar dari
kemiskinan di perkotaan adalah karena
kesempatan kerja di sektor jasa
15
SECTORS THAT TOURISM SERVICES RELY ON
Top goods buyers
Top services
suppliers
Manufacture of textile, wearing
apparel and leather
Wholesale &
Retail
Manufacture of
machine, electrical machinery
and apparatus
Road
transportation
Financial
intermediation
Top goods suppliers
Poultry and its
product
Rice milling
Manufacture of
other food products
Manufacture of chemicals
Tourism
Services
Top services buyers
Wholesale & Retail
General government and
defense
Construction
11
Source: Integrated Services Policy Advice Report (2014)
Measures of inter-sectoral linkages of tourism services and
services-related sectors
SECTOR
Electricity, gas and water
Construction
Wholesale & Retail
Restaurant and hotel
Rail transportation
Road transportation
Water transportation
Air transportation
Services allied to transport
Communication
Financial Intermediation
Real estate and Business Services
Government and defense
Education and Health
(also, other social services)
Other Services
(Recreation, Culture, and Sporting Services
Personal Services)
Average
BACKWARD LINKAGE
Total output multiplier
1.83
1.84
1.68
FORWARD LINKAGE
Total input multiplier
2.22
1.14
1.65
1.97
1.28
2.06
1.77
1.74
1.70
1.59
1.30
1.49
1.42
1.64
1.54
1.82
1.52
1.56
2.07
1.74
2.46
1.99
1.09
1.72
1.10
1.63
1.91
1.69
1.67
Sektor Pariwisata memiliki nilai backward linkage diatas-rata rata, namun memiliki nilai
forward linkage dibawah rata-rata, artinya output yang di hasilkan oleh sekor pariwisata belum
mampu menstimulus sektor lainnya.
Sumber: diolah dari BPS (2013)
TOTAL PERDAGANGAN JASA INDONESIA-DUNIA
2004-2012
(dalam Juta Dollar)
Ekspor
Impor
20.690
12.045
2004
-20.856
12.926
11.520
2005
-22.049
2006
-21.394
12.487
2007
15.247
2008
13.155
2009
-22.896
-24.328
-28.245
23.113
16.766
2010
2011
2012
-26.089
-31.323
-33.444
Sumber: data SEKI, www.bi.go.id


Nilai ekspor perdagangan jasa dari Indonesia ke dunia menunjukkan peningkatan dari tahun
2004-2012. Namun demikian, nilai impor perdagangan jasa dari dunia ke Indonesia juga
meningkat dalam periode tersebut
Dengan demikian, secara total, Indonesia masih mengalami defisit dalam perdagangan jasa
18
NERACA PERDAGANGAN JASA
Sumber: Bank Indonesia
19
CROSS BORDER TRADE: SERVICES EXPORTS
Services Exports
12000
Travel services
Other business services
10000
Transportation services
Telecommunication, computer &
information services
8000
USD million
Construction services
Gov. Serviceas
6000
Manufacturing services
Financial services
4000
Personal, cultural & recreational
services
Maintenance & repair services
2000
Royalties & license fees
Insurance services
0
2010
2011
2012
2013
2014
Source: Bank Indonesia (accessed on 12 November 2015; diolah DPPJ)
20
CROSS BORDER TRADE: SERVICES IMPORT
Services Import
14000
Transportation services
12000
Travel services
Other business services
10000
USD millions
Royalties & license fees
Telecommunication, computer &
information services
8000
Insurance services
6000
Construction services
Financial services
4000
Maintenance & repair services
2000
Gov. Serviceas
Personal, cultural & recreational
services
0
2010
2011
2012
2013
2014
Source: Bank Indonesia (accessed on 12 November 2015; diolah DPPJ)
21
Sejumlah persoalan yang dihadapi sektor
jasa dan perdagangan jasa Indonesia:
– Kondisi perekonomian nasional dan global  yang
melambat dan melemah;
– Kualitas tenaga kerja di sektor jasa  masih
rendahnya  sehingga memiliki daya saing yang
rendah;
– Infrastruktur  ketimpangan antara wilayah
Indonesia bagian Barat dan Timur;
– Regulasi  carut-marutnya peraturan maupun tata
kelembagaan yang dapat melemahkan daya saing
sektor jasa dan perdagangan jasa.
22
KINERJA JASA PARIWISATA NASIONAL
23
PERBANDINGAN PDB ANTAR INDUSTRI TERKEMUKA DUNIA
• Di tahun 2013, kepariwisataan
menghasilkan US$2.1 triliun
terhadap PDB.
• Sumbangan terhadap PDB ini dua
kali lipat terhadap industri
otomotif dan 40% lebih besar
dari industri kima duniaini
• Sektor kepariwisataan mencapai
75% dari sektor
pendidikan, komunikasi dan
pertambangan.
Sumber: The World Travel & Tourism Council (WTTC) 2014
24
INDEKS DAYA SAING KEPARIWISATAAN INDONESIA
Policy Rules and
Regulations
Cultural
Resources
Environmental
Sustainability
Natural
Resources
,Safety and
Security
 BOTTOM THREE : 3 faktor dengan
indeks TERENDAH
,Health and
Hygiene
1) Infrastruktur pariwisata,
2) Infrastruktur IKT,
3) Kesehatan dan kebersihan
Prioritization of
Affinity for
Travel & Tourism
Human
Resources
Travel & Tourism
Air Transport
Infrastructure
Price Competititveness
In the T & T Industry
ICT
Infrastructure
Tourism
Infrastructure
Ground Transport
Infrastructure
Sumber: Travel and Tourism Competitiveness Report WEF, 2013
27
 Indonesia menempati urutan ke
70 pada indeks persaingan
kepariwisataan dunia di 2013.
 TOP THREE : 3 faktor dengan
indeks TERTINGGI
1) Sumber Daya Alam
2) Prioritas Kepariwisataan oleh
Negara
3) Persaingan harga
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE
NEGARA ASIA
Urutan
Negara
2014
2013
% Perubahan
% Perubhan
(2013 ke 2014)
(2012 ke 2013)
1
Rep. Rakyat Tiongkok
129.1 juta
116.9 juta
0.90
3.50
2
Thailand
24.8 juta
26.5 juta
6.70
18.80
3
Malaysia (Jan-Okt)
22.9 juta
20.9 juta
9.60
2.70
4
Korea Selatan
13.98 juta
11.8 juta
17.20
9.30
5
Singapura (Jan-Nov)
13.7 juta
14.2 juta
3.00
-
6
Jepang
13.4 juta
10.4 juta
29.40
24.00
7
Indonesia
9.4 juta
8.8 juta
7.20
9.40
8
Taiwan
7.3 juta
8.0 juta
9.60
9.60
9
Viet Nam
7.9 juta
7.6 juta
4.00
10.60
10
India
7.4 juta
6.9 juta
7.20
5.90
Sumber: WTTC; 2014, UNWTO; 2014, ASEAN Secretariat; Jan. 2015
28
KONDISI SAAT INI DAN TARGET 2019 SEKTOR PARIWISATA
MENURUT NAWACITA
makro
TARGET 2019
• Kontribusi pada PDB Nasional
• Devisa
• Jumlah Tenaga Kerja
• 4%
• Rp. 120 triliun
• 8,7 juta
• 8%
• Rp. 240 triliun
• 13 juta
mikro
2014
• Indeks Daya Saing Pariwisata (WEF)**)
• Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
• Jumlah perjalanan wisatawan nusantara
• #70
• 9 juta
• 250 juta
• #30
• 20 juta
• 275 juta
*)
Perbandingan Jumlah Wisatawan
Mancanegara (2014) :
Malaysia
Singapura
Thailand
: 25,7 juta
: 15.5 juta
: 26.7 juta
*) Sumber data : UNWTO – United Nation World Tourism Organization
**) WEF : World Economic Forum
29
Sumber
: Kementerian Pariwisata 2015
STRATEGI PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
KENDALA
PELUANG
•
•
•
•
•
Sumber daya alam (80%)
Prioritas kepariwisataan (77%)
Daya saing harga (76%)
Sumber daya Manusia (70%)
Keselamatan dan Keamanan (63%)
•
•
•
•
•
Infrastruktur pariwisata (30%)
Infrastruktur ICT (39%)
Kebersihan dan kesehatan (41%)
Aksesibilitas (connectivity, seat capacity, dan direct
flight) (50%)
Regulasi (ijin masuk kapal layar/yacht, visa, bea cukai)
(61%)
STRATEGI KEPARIWISATAAN INDONESIA
1. Pemasaran Pariwisata Nasional: mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan mancanegara dan
mendorong peningkatan wisatawan nusantara
2. Pembangunan Destinasi Pariwisata: meningkatkan daya tarik daerah tujuan wisata sehingga
berdayasaing di dalam negeri dan di luar negeri
3. Pembangunan Industri Pariwisata: meningkatkan partisipasi usaha lokal dalam industri pariwisata
nasional serta meningkatkan keragaman dan daya saing produk / jasa pariwisata nasional di setiap
destinasi periwisata yang menjdai fokus pemasaran
4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata: membangun sumber daya manusia pariwisata serta
organisasi kepariwisataan nasional
30 : Kementerian Pariwisata 2015, RPJMN 2015-2019
Sumber
LINGKUP PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
(4 PILAR)
Pasal 9 UU NO. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
dan Pasal 2 PP No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional
PEMBANGUNAN
DESTINASI PARIWISATA
PEMBANGUNAN
PEMASARAN
PARIWISATA
PEMBANGUNAN
INDUSTRI PARIWISATA
PEMBANGUNAN
KELEMBAGAAN
KEPARIWISATAAN
“Pembangunan daya tarik
wisata, pembangunan
prasarana, pembangunan
fasilitas umum, pembangunan
fasilitas pariwisata serta
Pemberdayaan
masyarakat, secara terpadu
dan berkesinambungan”
“Pemasaran pariwisata
bersama terpadu dan
berkesinambungan dengan
melibatkan seluruh pemangku
kepentingan serta pemasaran
yang bertanggung jawab dalam
membangun citra Indonesia
sebagai destinasi pariwisata
yang berdaya saing”
“Pembangunan struktur
(fungsi, hirarkhi, hubungan)
industri pariwisata, daya saing
produk pariwisata, kemitraan
usaha pariwisata, kredibilitas
bisnis, dan tanggung jawab thd
lingkungan alam dan sosial
budaya”
“Pengembangan organisasi
pemerintah, pemerintah
daerah, swasta dan
masyarakat, pengembangan
sumber daya
manusia, regulasi dan
mekanisme operasional di
bidang kepariwisataan”
a. Perwilayahan Destinasi
Pariwisata
b. Pembangunan DTW
c. Pembangunan Aksesibilitas
dan/ atau Transportasi
Pariwisata
d. Pembangunan Prasarana
Umum, Fasilitas Umum dan
Fasilitas Pariwisata
e. Pemberdayaan Masyarakat
melalui Pariwisata
f. Pengembangan investasi di
bidang Pariwisata
a. Pengembangan Pasar
Wisatawan
b. Pengembangan Citra
Pariwisata
c. Pengembangan
Kemitraan Pemasaran
Pariwisata
Sumber : Kementerian Pariwisata 2015
a. Penguatan Struktur
Industri Pariwisata
b. Peningkatan Daya Saing
Produk Pariwisata
c. Pengembangan
Kemitraan Usaha
Pariwisata
d. Pengembangan
Kredibilitas Bisnis
a. Pengembangan
Organisasi
Kepariwisataan
b. Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pariwisata
Strategic Action
Programs
KEMENTERIAN PARIWISATA:
STRATEGIC ACTION PROGRAMS ON TOURISM
2016-2025
Strategic Direction 1:
Strategi Direction 2:
Enhance competitiveness of ASEAN as a
single tourism destination
Ensure that ASEAN Tourism is sustainable
and inclusive
1.1 Intensify Promotion and
Marketing
1.2 Diversify Tourism Product
2.1 Upgrade Local Communities and
Public-Private Sector Participation in
the Tourism Value Chain
1.3 Attract Tourism Investments
1.4 Raise Capacity and Capability of
Human Capital
2.2 Ensure Safety and Security
Prioritize Protection and
Management of Heritage Sites
1.5 implement and Expand ASEAN Tourism
Standards for Facilities, Services and
Destinations
1.6 Implement and Expand Connectivity
and Destination Infrastructure
1.7 Enhance Travel Facilitation
Sumber : Kementerian Pariwisata 2015
2.3 Increase Responsiveness to
Environmental Protection tand
Climate Change
ROADMAP PARIWISATA
PENGEMBANGAN SDM BERKOMPETEN
(2015 – 2019)
NO
1
KEGIATAN/
OUTPUT
SDM
tersertifikasi
2014
2015
2016
2017
2018
2019
TOTAL
125.000
25.000
25.000
25.000
25.000
25.000
250.000
2
LSP Pariwisata
16
6
4
3
3
3
35
3
TUK
282
60
40
40
40
40
502
4
Asesor
Kompetensi
977
100
80
40
40
40
1277
5
Asesor Lisensi
30
20
20
20
20
20
130
Sumber : Kementerian Pariwisata 2015
KOMITMEN JASA PARIWISATA INDONESIA DI BERBAGAI FORA
PERUNDINGAN
Hotels (3, 4 and 5 star)
WTO
AFAS
X
X
ASEAN
+ANZ
ASEAN+CH
INA
ASEAN+K
OREA
IJEPA
X
X
X
X
Motel lodging
X
Letting of furnished accommodation
X
International Hotel Operator ‡
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Tourist Resorts (marinas etc)
X
Tourism Consultancy ‡
Travel Agent & Tour Operators
X
Tour Leader Services
X
Meal-serving with full restaurant services
X
Beverage-serving with entertainment
X
Beverage-serving w/out entertainment
X
Professional Congress Organiser
X
Spa
X
X
X
KONDISI KOMPONEN PENDUKUNG
PARIWISATA
Kondisi
Berdasarkan hasil survei World
Economic Forum : Travel and
Tourism Competitiveness
Report, posisi pariwisata
Indonesia berada di ranking 11
secara regional. Namun daya
dukung infrastrukturnya masih
belum optimal dengan ranking
yang berada di 111
Kurangnya kemampuan
SDM Indonesia untuk
Mendukung Industri
Pariwisata, terutama
Bahasa
Solusi
Pemerintah tengah
mengembangkan Wilayah
Pengembangan Strategis
(WPS), antara lain
pengembangan Tol Laut,
pengembangan kawasan
strategis pariwisata, dan
pengembangan kawasan
industri.
C
o o
n h
t
Membangun jalan nasional
untuk daerah pariwisata
Wakatobi agar
mempermudah pengunjung
menuju kesana
ASEAN Mutual Recognition Arrangement
36
8 MRA DI ASEAN
MRA on Engineering Services
MRA on Nursing Services
MRA on Architectural Services
TUJUAN
Framework Arrangement for Mutual
Recognition on Surveying
Qualification
Menciptakan prosedur dan
mekanisme akreditasi untuk
mencapai kesamaan/kesetaraan
serta mengakui perbedaan antar
negara dalam hal pendidikan dan
latihan, pengalaman, serta
persyaratan lisensi untuk praktek
profesi di ASEAN
MRA on Tourism Professional
MRA on Medical Practitioners
MRA on Dental Practitioners
MRA on Accountancy
Mutual
Recognition
Arrangements
(MRA)
1.
APA YANG DIATUR
- Definisi dijelaskan pengertian mengenai praktisi
profesional pada suatu sub-sektor jasa tertentu.
- Ketentuan Pengakuan: terdapat 6 kriteria yang
disediakan dalam kerangka MRA yaitu (i) pendidikan,
(ii) ujian, (iii) registrasi, (iv) pemberian lisensi, (v)
pengalaman pendidikan profesional lanjutan dan (vi)
kode etik (professional conduct).
2.
- Mekanisme Pengakuan: otoritas regulator
profesional, sebagai mekanisme pengakuan mengacu
pada badan yang diberikan wewenang.
3.
- Ketentuan penyelesaian sengketa.
4.
- Capacity building
PRINSIP:
Negara tujuan atau negara penerima
mengakui kualifikasi profesional dari
negara pengirim dr/drg, sepanjang
memenuhi persyaratan di masing-masing
negara
Negara asal diberikan otoritas untuk
mengesahkan kualifikasi dan pelatihan,
dan negara penerima dapat memberikan
persyaratan kualifikasi lainnya dan bentuk
persyaratan lainnya
Pengakuan hanya temporer dan tidak
bersifat otomatis memberikan hak untuk
melaksanakan praktek mandiri
Ada proses untuk penentuan standar dan
persyaratan lainnya yang diterapkan baik
di negara penerima maupun di negara asal
37
MRA on TOURISM PROFESSIONALS
PENGEMBANGAN SDM PARIWISATA
Pendidikan
Formal
Akademik
38
Vokasi
Pelatihan
Pelatihan
Berbasis
Kompetensi
SERTIFIKASI
KOMPETENSI
32 JOB TITLES YANG TELAH DISEPAKATI UNTUK INTEGRASI
FRONT OFFICE
FOOD AND BEVERAGE
FOOD PRODUCTION
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
FO Manager
FO Supervisor
Receptionist
Telephone Operator
Bell Boy
F & B Director
F & B Outlet Manager
Head Waiter
Bartender
Waiter
HOUSEKEEPING
Executive Chef
Demi Chef
Commis Chef
Chef de Partie
Commis Pastry
Baker
Butcher
TOUR OPERATION
1. Executive
Housekeeper
2. Laundry Manager
3. Floor Supervisor
4. Laundry Attendant
5. Room Attendant
6. Public Area Cleaner
39
TRAVEL AGENCIES
1. Product Manager
2. Sales and Marketing
Manager
3. Credit Manager
4. Ticketing Manager
5. Tour Manager
1. General Manager
2. Assisstant General
Manager
3. Senior Travel
Consultant
4. Travel Consultant
Sekretariat Regional SDM Pariwisata
ASEAN di Jakarta
Merupakan implementasi dari ASEAN
Mutual Recognition Arrangements on
Tourism Professionals (ASEAN MRA-TP)
tenaga kerja profesional pariwisata di
kawasan ASEAN yang ditandatangani
pada 9 November 2012 di Bangkok
Fungsi: memfasilitasi mobilitas dari
semua tenaga kerja pariwisata
ASEAN
Aplikasi: sistem
berbasis website 
data dapat diakses di
negara masing-masing
 terlebih dulu
subscribe.
Tujuan:
memudahkan
pencari kerja untuk
menemukan
industri pariwisata
yang sesuai ataupun
sebaliknya
Pencari kerja
tersertifikasi + pelaku
industri pariwisata di
ASEAN  saling
berinteraksi (proses
pencarian pekerjaan +
undangan wawancara
kerja)
Yang Sudah
Dilakukan
Pemerintah
(Kemenpar)
menyiapkan 28 standar
usaha pariwisata (tujuh
standar usaha
pariwisata sudah
ditetapkan dalam
kepmen dan 21 di
antaranya masih dalam
draft),
menyiapkan 1.500
auditor standar
usaha pariwisata,
memfasilitasi
sertifikasi
kompetensi
tenaga kerja
bidang pariwisata,
pendirian 12
Lembaga
Sertifikasi Profesi
(LSP) bidang
pariwisata.
SDM
Pariwisata
Babel
Konsep pengembangan daerah
bertumpu pada karakteristik
lokal dan berbasis pada
kebijakan pemberdayaan
masyarakat lokal 
pengembangan didasarkan
pada pemanfaatan potensi
sumber daya manusia lokal
dan sumber daya institusional
lokal yang nantinya mampu
berdaya bersaing.
Jumlah tenaga kerja
pariwisata bersertifikasi di
Babel masih sangat kurang
dan perlu diperbanyak lagi
agar pekerja pariwisata di
daerah tidak menjadi
penonton pada era MEA
nanti.
Saat ini baru ada
sekitar 200 orang
pekerja pariwisata di
Babel yang
bersertifikat
SUBSEKTOR EKONOMI KREATIF
DUKUNGAN KEMENDAG MEMAJUKAN UKM
Dukungan Kegiatan :
Dukungan Regulasi :
Dukungan Advokasi:
Temu usaha/bisnis antara ritel
modern
dengan
UKM
Perdagangan
Permendag 58/2014
Para pelaku ritel modern wajib
untuk mengisi 80% produk
dalam negeri pada gerai
mereka
Menembus Pasar
Ekspor, Menuju Pasar
Global
Bimbingan
teknis/workshop
UMKM
dalam
rangka
meningkatkan pemahaman dan
kapasitas
pelaku
usaha
(Packaging,
Pemasaran,
Manajemen Keuangan).
Fasilitasi perdagangan online
kepada 2.500 UKM di 10 daerah
(bekerjasama
dengan
Dinas
Perdagangan
setempat
dan
Asosiasi
E-commerce
Indonesia/idEA).
Partisipasi pameran dalam negeri,
yaitu
upaya
memperluas
pemasaran produk UMKM dengan
mengikutsertakan dalam pameran
dalam negeri, dimana dalam
kurun
waktu
2006-2014
Kemendag telah memfasilitasi +
1.793 UKM untuk mengikuti
pameran dalam negeri.
UU No. 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan (pasal 73):
Pemerintah dapat melakukan
pemberdayaan UMKM berupa
pemberian fasilitas, insentif,
bimbingan teknis, akses
dan/atau bantuan permodalan,
bantuan promosi, dan
pemasaran
Permendag No. 70 Tahun 2013
jo. No. 56 Tahun 2014:
Memberikan peluang bagi
UMKM untuk dapat
memasarkan produknya
bekerjasama dengan para
peritel besar dalam kerangka
kemitraan.
• Forum dagang/misi
dagang lokal
• Pembinaan UKM
dalam hal kemasan,
sertifikasi halal,
pendaftaran merek,
capacity building,
pameran dagang,
Indonesia Trade
Promotion Centre
(ITPC)
• Syarat ikut dalam
pameran oleh ITPC:
(i) berbadan
usaha/hukum, (ii)
berkualitas dan
konsisten, (iii) unik,
kreatif dan bernilai
tambah, (iv) mutu
dan kualitas yang
terjaga dan terbukti.
• Bank Exim
memberikan bunga43
yang rendah
43
PERATURAN DOMESTIK
SEKILAS TENTANG PENGATURAN DALAM
DOMESTIC REGULATION
Licensing procedures
i.e the procedures to be
followed for the
submission and
processing of
application for an
authorization to
practise
Technical standards means
Members shall ensure that
measures relating to
technical standards are
prepared, adopted and
applied only to fulfill
legitimate objectives
Domestic Regulation dalam
GATS Article IV:4
Qualification
procedures means
verification of an
applicant’s
qualifications acquired
in the territory of
another AMS shall take
place
Licensing
requirements i.e
substantive
requirements, other
than qualification
requirements
Qualification
requirements, may
include education,
examinations, practical
training, experience and
language skills
45
APA YANG HARUS DILAKUKAN
47
JASA DALAM RPJMN 2015-2019
1.
Ekspor jasa diharapkan menjadi motor penggerak pertumbuhan
ekonomi Indonesia 2015-2019
Deskripsi
Tahun
2017
2018
2019
2015
2016
Pertumbuhan Ekspor Nonmigas (%)
8,0
9,9
11,9
13,7
14,3
Rasio Ekspor Jasa terhadap PDB (%)
2,7
2,8
2,9
3,2
3,5
12-14
13-16
14-17
15-18
16-19
44,0
47,0
51,0
57,0
65,0
Target Ekspor
Pertumbuhan ekspor jasa (%)
Kontribusi ekspor produk
manufaktur (%)
2.
Arah kebijakan pengembangan perdagangan luar negeri
“meningkatkan daya saing ekspor non-migas dan jasa melalui
peningkatkan nilai tambah yang lebih tinggi dan peningkatan
kualitas agar lebih kompetitif di pasar internasional”
48
JASA DALAM RPJMN 2015-2019
Peningkatan
pemanfaatan jasa
prioritas yang
dihasilkan pelaku usaha
domestik sehingga
mampu memberikan
insentif bagi
pengembangan industri
jasa nasional dan
mengurangi impor jasa
Peningkatan koordinasi
dengan instansi terkait
yang antara lain melalui
pengembangan dan
implementasi roadmap
sektor jasa
Pemanfaatan jaringan
produksi global bidang
jasa dalam
meningkatkan daya
saing sektor jasa
Upaya peningkatan
kuantitas dan kualitas
ekspor sektor jasa
prioritas dalam rangka
mendorong ekspor
non migas dalam
RPJMN III (2015-2019)
Peningkatan kualitas
dan kuantitas sumber
daya manusia terkait
perdagangan jasa
sehingga memberikan
nilai tambah bagi
ekspor jasa
Peningkatan kualitas
statistik perdagangan
jasa dalam
menyediakan data dan
informasi yang akurat
STRATEGI RPJMN 2015-2019
Strategi Perdagangan Luar Negeri
Market
Maintenance
Market Creation
Product Creation
Sektor Jasa Prioritas
Jasa Transportasi
Laut, Jasa
Pariwisata dan Jasa
Konstruksi sebagai
Pendorong Ekspor
Nonmigas
Jasa Distribusi dan
Jasa Logistik
sebagai Peningkat
Efisiensi Ekonomi
dan Produktivitas
Jasa Keuangan
sebagai Peningkat
Fasilitasi
Perdagangan
Export Facilitation and
Import Managemetn
Direktorat Perundingan Perdagangan Jasa
Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan
Gedung 1 Lantai 4 Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5,
Jakarta Pusat 10110
Telp
: 021 - 3858185
Fax
: 021 - 3452621
E-mail : [email protected]
Website Kemendag: www.kemendag.go.id
51
Download