8 BAB 2 LANDASAN TEORI Kepemimpinan bagi masyakarat kebanyakan merupakan sebuah kata yang dianggap sebagai topik yang sangat berat untuk dibahas. Namun pada kenyataannya segala hal yang terjadi di dunia ini tergantung pada kepemimpinan. Ada banyak orang memiliki konsep yang keliru mengenai arti dari kepemimpinan itu sendiri. Oleh karena itu, dalam bab ini penulis akan membahas lebih lanjut mengenai definisi, konsep dan kualitas kepemimpinan. 2.1 Definisi Kepemimpinan Istilah kepemimpinan dalam Bahasa Mandarin terdiri dari dua kata; Ling (领) dan Xiu(袖). Ling(领) berarti kerah, bagian atas baju. Sederetan kancing baju yang bermula dari bagian kerah dan turun ke bagian bawah baju. Sementara, xiu (袖) berarti lengan baju, baik panjang maupun pendek, yang melebar atau mengerut. Lengan baju pendek yang hanya sampai pada bagian pergelangan tangan akan memperlihatkan lengan si pemakai jika meregangkan tangan. Lengan baju panjang yang sampai pada ujung tangan dapat menyembunyikan tangan pemakainya. Ling xiu(领袖)mengacu pada pemimpin, seseorang yang menggunakan akalnya untuk melakukan analisis, menilai, membuat strategi, dan memerintahkan bawahannya untuk bertindak. Kecakapan kepemimpinan menentukan keberlangsungan dan masa depan kelompoknya. Menurut para ahli kepemimpinan terdapat beragam definisi mengenai kepemimpinan itu sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Sun Zi (孙子) seorang ahli strategi militer china kuno bahwa kepemimpinan adalah pengaruh moral. Pengaruh 8 9 moral di sini hanya berarti membujuk orang agar sehati dan sepikiran dengan pemimpin. Sementara itu, James C. Georges mengatakan secara sangat efektif: ”Apakah kepemimpinan itu? Singkirkan sesaat persoalan moral di belakangnya, dan hanya ada satu definisi: Kepemimpinan adalah kemampuan memperoleh pengikut” (Mengembangkan Kepemimpinan di dalam diri Anda, 1995; 11). Fred Smith menegaskan bahwa kepemimpinan adalah membuat orang lain bekerja untuknya ketika mereka tidak diwajibkan (Learning to Lead [waco:Word,1986] 117). Dalam buku-buku yang telah ditulisnya, John C.Maxwell berpendapat bahwa kepemimpinan adalah pengaruh. Tidak lebih;tidak kurang. Pemimpin yang tidak memiliki pengaruh bukanlah seorang pemimpin yang efektif. Dalam organisasi, orang yang mempunyai posisi mempunyai kekuasaan yang luar biasa. Dalam militer, pemimpin dapat menggunakan pangkat. Dalam bisnis, bos mempunyai kekuasaan luar biasa dalam bentuk gaji, tunjangan dan upah. Pengikut dalam organisasi sukarela tidak dapat dipaksa untuk mengikuti. Bila pemimpin tidak mempunyai pengaruh atas diri mereka, maka mereka tidak akan mengikuti. Para ahli sosiologi mengatakan bahwa bahkan orang yang paling tertutup pun akan mempengaruhi sepuluh ribu orang lainnya dalam masa hidupnya sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing individu mempengaruhi dan dipengaruhi orang lain. Ini dapat berarti bahwa dalam beberapa bidang seorang individu memimpin, namun dalam bidang lainnya ialah yang dipimpin. Untuk mendukung pernyataan ini, di dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia disebutkan bahwa: Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai keterampilan memanfaatkan kekuasaan dan wewenang untuk mempengaruhi orang lain dalam upaya mencapai sasaran. 9 10 Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan proses untuk mempengaruhi orang/sekelompok orang yang dipimpin. 2.2 Biografi John. C. Maxwell John. C. Maxwell dilahirkan pada tahun 1950 di Circleville, Ohio. Sejak kecil bercita-cita menjadi pendeta yang diputuskan saat berusia 3 tahun dan mulai merealisasikannya saat berusia 13 tahun. Pada usia 17 tahun, Maxwell menempuh pendidikan di Circleville Bible College dan menyelesaikannya pada tahun 1969. Pada bulan Juni di tahun yang sama, Maxwell menikah dan pindah ke Tiny Hillham, Indiana dimana tugas pertamanya sebagai pendeta di sebuah gereja kecil dimulai. Ketika bertugas di gereja kedua, Maxwell mulai mempelajari hubungan antara kepemimpinan yang efektif dengan majelis kependetaan yang efektif. Setelah berceramah pada perayaan 200 tahun hari kemerdekaan Amerika, seorang pendeta menghubunginya dan memintanya untuk menjadi asisten dalam membina gerejanya. 4 tahun kemudian, dengan dasar yang informal, Maxwell telah membantu sesama pendeta. Kemudian, pada tahun 1980, Maxwell diminta untuk menjadi Direktur Eksekutif Evangelis (pengabar Injil) untuk kesatuan Wesleyan. Pada tahun 1981 Maxwell kembali ke dalam kependetaan di gereja skyline wesleyan di daerah San Diego, California. Para anggota dewan skyline mengijinkannya untuk meneruskan mementori dan membantu para pendeta. Pada tahun 1985, Maxwell mengambil langkah yang amat penting dalam pengembangan kepemimpinan. Beliau membangun sebuah perusahaan baru yang bernama INJOY Group dan membuat The INJOY Life Club yang dilengkapi kaset bulanan. Kedua perusahaan ini memusatkan diri pada pengembangan dan pelatihan pemimpin. The INJOY Group terdiri dari 3 perusahaan nyata yang memiliki 200 orang pegawai dan menyediakan sumber-sumber dan pelayanan untuk membantu 10 11 orang-orang untuk mengenal pribadi mereka dan mengembangkan potensi kepemimpinan dalam diri mereka. Dalam upaya membangun organisasi yang sukses, Maxwell telah menulis lebih dari 30 buah buku termasuk The 21 Irrefutable Laws of Leadership (21 Hukum kepemimpinan sejati) yang menjadi Best Seller menurut versi New York Times dan telah terjual sebanyak lebih dari 7 juta kopi di seluruh dunia. Pada tahun 1995, Maxwell mengundurkan diri dari posisinya sebagai pendeta senior di Skyline setelah 14 tahun. Maxwell mulai mendedikasikan seluruh waktunya untuk menulis, berbicara dan memberikan konsultasi untuk mengajarkan kepemimpinan secara internasional. Setiap tahun Maxwell berbicara secara langsung kepada lebih dari 350.000 orang dan Beliau telah mendapatkan gelar Kesarjanaan, Master, dan Doktoral. Beliau juga menerima 5 gelar Doktor kehormatan. Maxwell juga membangun EQUIP, organisasi nirlaba yang melatih para pemimpin di dalam masyarakat kota, institusi pendidikan dan organisasi internasional. EQUIP menjadi ujung tombak perubahan dengan lebih dari satu juta pendeta yang terdaftar sebagai rekan pendoa yang berjanji untuk berdoa secara khusus untuk para penggembala domba Allah. Peter Lowe dari Lowe International menggambarkan John C Maxwell sebagai pemimpinnya para pemimpin. Lowe juga menambahkan bahwa Maxwell tahu betul apa yang harus dilakukan untuk meraih sukses. Dalam semua buku yang dikarangnya, John C Maxwell, selalu menekankan pentingnya berpikir besar. Menurut Maxwell, berpikir besar akan memacu setiap orang untuk selalu berusaha melakukan perkara-perkara yang besar, dan tidak dibatasi oleh ketidakmampuan, dan ketidakyakinan untuk melakukan hal-hal tersebut. Dengan berpikir mengenai perkara-perkara yang besar juga selalu memacu meningkatkan kemampuan diri 11 12 (pengetahuan dan keterampilan) agar bisa melakukan hal-hal besar tersebut, atau melakukan hal-hal yang lebih besar lagi untuk kali yang berikutnya. Selain berpikir mengenai hal-hal yang besar, Maxwell juga selalu menganjurkan orang untuk berpikir positif. Berpikir positif memacu seseorang untuk selalu memiliki harapan dan motivasi untuk maju dan menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi. Berpikir positif memberi jalan keluar atas tantangan-tantangan yang datang menghadang. Tanpa berpikir positif, tidak akan ada perubahan. Tanpa berpikir positif, tidak akan ada kemajuan. Berpikir positif membuat hidup lebih bernilai. Di bukunya Strategi Menuju Sukses yang dikarang bersama dengan Jim Dorman, Maxwell berpendapat bahwa untuk sukses sebagai pemimpin, seseorang perlu memiliki daya juang tinggi untuk senantiasa berusaha meraih yang terbaik dari apa yang bisa dilakukannya. Untuk mencapai yang terbaik, seorang pemimpin tidak bisa melakukan segala sesuatunya sendirian, ia perlu bantuan banyak orang. Dengan demikian, dalam meraih yang terbaik, seorang pemimpin perlu memberdayakan orang lain untuk juga meraih yang terbaik, sehingga bersama-sama mereka bisa mempersembahkan karya yang mendekati sempurna. Prinsip ini jugalah yang diterapkan oleh Maxwell yang membagikan ilmu ”kepemimpinannya” dalam berbagai buku dan seminar untuk membantu orang lain juga menjadi ”pemimpin-pemimpin” yang handal. Berpikir mengenai perkara yang besar, berpikir positif, dan selalu berusaha melakukan yang terbaik merupakan tiga dari banyak kualitas John C Maxwel yang perlu diteladani. Dengan kualitas positif ini Maxwell telah berhasil meraih sukses bukan hanya sebagai pemimpin di perusahaan konsultasinya sendiri, melainkan juga sukses sebagai pemimpinnya para pemimpin di berbagai belahan dunia. 12 13 2.3 Faktor Kepemimpinan yang paling penting John C.Maxwell, dalam bukunya Mengembangkan Kepemimpinan di dalam diri Anda mengemukakan bahwa faktor terpenting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah integritas. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan integritas sebagai ”keadaan menjadi lengkap, merupakan kesatuan.” Hal ini dapat diartikan bila seseorang memiliki integritas maka ada kesesuaian antara perkataan dan perbuatannya. Seseorang yang memiliki integritas tidak membagi kesetiaannya. Orang yang memiliki integritas tidak punya apapun untuk disembunyikan dan tidak punya apapun untuk ditakuti. V. Gilbert Beers mengatakan seseorang yang punya integritas adalah orang yang menetapkan sistem norma untuk menilai semua kehidupan. Integritas bukanlah apa yang dilakukan namun lebih banyak kepada siapa diri sendiri sebenarnya. 2.4 Kualitas Kepemimpinan menurut John C. Maxwell Segala hal yang terjadi di dunia ini tergantung pada kepemimpinan. Dan kepemimpinan merupakan proses yang panjang. Kepemimpinan berkembang setiap harinya, bukan dalam satu hari. Mempelajari hukum-hukum kepemimpinan adalah bagian dari pengembangan seorang pemimpin (Maxwell, 21 kualitas kepemimpinan sejati, 6). Namun sebenarnya apakah yang membuat seseorang ingin mengikuti orang lainnya dan menjadikan orang tersebut pemimpinnya, mengapa orang enggan mengikuti pemimpin yang satu namun bersemangat mengikuti pemimpin lainnya. Hal ini dikarenakan kualitas yang dimiliki oleh individu yang bersangkutan. Maxwell, telah meneliti para pemimpin yang telah memberikan dampak pada sejarah dan akhirnya beliau menemukan bahwa para pemimpin-pemimpin besar tersebut 13 14 memiliki 21 kualitas pemimpin sejati. Adapun kualitas tersebut adalah : 2.4.1 Karakter Kepercayaan merupakan landasan dari kepemimpinan. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa kepemimpinan adalah pengaruh dan pengikut hanya akan mengikuti pemimpin yang mereka percayai. Untuk membangun kepercayaan, seorang pemimpin harus memiliki karakter yang kuat. Anthony Harigan (Presiden U.S. Business an industrial Council) mengatakan: Peran karakter selalu menjadi faktor kunci dalam jatuh bangunnya bangsa. Dan yakinlah bahwa Amerika tidak terkecuali. Kita takkan selamat sebagai sebuah negara karena lebih cerdas atau lebih canggih, melainkan karena ——mudah-mudahan—— kita lebih kuat secara batin. Singkatnya karakter adalah satu-satunya pertahanan yang efektif terhadap kuasa inernal maupun eksternal yang dapat membawa kepada disintegrasi atau keruntuhan bangsa. (Kepemimpinan 101,2004; 103-104) Karakter dapat dikategorikan kemampuan untuk melaksanakan sebuah pemecahan setelah emosi yang menyertai pembuatan pemecahan itu telah berlalu (Sukses Memimpin, 2003; 63). Menurut Maxwell, karakter merupakan kualitas pertama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Karakter merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin untuk memupuk rasa percaya. Jika karakter seorang pemimpin itu kuat, maka orang lain akan mempercayai dan mengikutinya. 14 15 2.4.2 Karisma Salah satu ciri pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang berkarisma. Karisma adalah kemampuan untuk menarik orang pada Anda. Sehingga karisma dapat dikembangkan. Cara termudah untuk mengarah pada hal tersebut adalah dengan menunjukkan kepedulian. Seperti halnya pendapat Les Giblin yang menyatakan bahwa, ”Semakin Anda membuat orang itu merasa penting, semakin besar tanggapan mereka terhadap Anda.” Orang tidak peduli seberapa banyak yang Anda ketahui sampai mereka tahu seberapa besar Anda peduli. Inilah yang menjadi kunci dari karisma. Peduli pada orang lain. Para pemimpin yang mendahulukan orang lain serta keprihatinan mereka ketimbang diri sendiri memperlihatkan karisma. Hal inilah yang membuktikan bahwa seorang pemimpin yang efektif harus dapat memiliki karisma. 2.4.3 Komitmen Seorang pemimpin pasti akan menghadapi banyak hambatan serta pertentangan. Dan untuk mencapai suatu tujuan dibutuhkan fokus untuk mencapainya. Pada akhirnya komitmen akan menjadi satu-satunya hal yang mendorong pemimpin untuk maju. Satu-satunya ukuran sejati dari komitmen adalah perbuatan. Arthur Gordon mengakui : ”Tak ada yang lebih mudah dari pada mengucapkan kata-kata. Tak ada yang lebih sulit dari pada mengamalkan perkataan kita setiap harinya.” (21 Kualitas Kepemimpinan Sejati, 2001; 32) Arti komitmen bagi setiap orang berbeda-beda, namun bagi pemimpin artinya adalah berbuat lebih karena semua orang bergantung padanya. Pemimpin yang efektif harus memiliki komitmen. Komitmen menunjukkan 15 16 bahwa pemimpin tersebut punya keyakinan. Pengikut hanya percaya pada pemimpin yang percaya kepada tujuannya sendiri. 2.4.4 Komunikasi Kepemimpinan dimulai dengan hati, bukan kepala. Komunikasi telah menjadi tantangan yang besar dalam suksesnya suatu kepemimpinan. Kurangnya saling memahami akan mempengaruhi suatu kelompok. Akibatnya tidak tercapai kesamaan tujuan, tidak ada arah yang jelas dan tidak ada semangat kebersamaan yang menyatukan. Mengembangkan keterampilan berkomunikasi yang sempurna sungguh penting bagi kepemimpinan yang efektif (Gilbert Amelio, Presiden dan Direktur Utama National Semi Conductor Coorp). Jika seorang pemimpin tidak dapat menyampaikan pesan dengan jelas dan tidak dapat memotivasi orang lain untuk menindaklanjutinya, maka bahkan memiliki pesan untuk disampaikanpun menjadi percuma. 2.4.5 Kompetensi Kompetensi lebih dari sekedar kata-kata. Kompetensi adalah kemampuan pemimpin untuk mengatakan, merencanakan, dan melakukan dengan sedemikian rupa sehingga orang lain mengetahui caranya dan mengetahui bahwa mereka ingin menjadi pengikutnya. Dengan demikian orang lain akan mengetahui sejauh mana kemampuan pemimpin yang mereka ikuti. Para pemimpin yang berkompetensi tinggi menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Pemimpin yang efektif memadukan keterampilan dalam membina hubungan dengan orang 16 17 lain dengan kompetensi yang tinggi untuk membawa kelompoknya ke tingkat kesempurnaan. 2.4.6 Keberanian John C. Maxwell menyatakan bahwa keberanian mudah dilihat dalam diri para pahlawan perang, namun keberanian juga tampak pada pemimpin besar dalam bisnis, pemerintahan atau gereja. Setiap kali terlihat suatu kemajuan pesat dalam sebuah organisasi, maka akan diketahui bahwa pemimpinnya telah mengambil keputusan yang berani. Keberanian bukanlah berarti tidak adanya rasa takut. Melainkan melakukan apa yang takut untuk dilakukan. Keberanian itu menular (Billy Graham, 21 Kualitas Kepemimpinan Sejati, 2001; 62). Jika seorang pemberani memegang teguh prinsipnya, yang lainnya akan turut berani. Keberanian yang diperlihatkan oleh siapapun akan menjadikan yang lainnya berani. Kepemimpinan adalah ungkapan keberanian yang mendorong orang lain untuk melakukan hal yang benar. 2.4.7 Pengertian Pengertian dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk menemukan akar persoalan. John C.Maxwell mengungkapkan bahwa: ”Para pemimpin yang cerdik hanya mempercayai sebagian yang didengarnya. Para pemimpin yang memiliki pengertian mengetahui dalam kepemimpinan bagian mana yang harus dipercayainya” Pengertian sangat diperlukan dalam menghadapi segala hal yang terjadi di dalam dan luar lingkungan yang dipimpin. Seorang pemimpin harus peka dengan keadaan pengikutnya. 17 18 Pemimpin yang efektif penting untuk mengetahui keinginan para pengikutnya dengan demikian penting baginya untuk memahami dan mengerti para pengikut. 2.4.8 Fokus Ada sebuah ungkapan yang berbunyi: ”Siapapun dapat mengemudikan kapalnya, namun hanya pemimpinlah yang dapat menentukan arahnya”. Sangat penting bagi seorang pemimpin untuk mengetahui dengan jelas arah yang dituju kelompok yang dipimpinnya. Walapun tak seorangpun dapat sepenuhnya menghindari kelemahan, namun hal tersebut dapat sebisa mungkin diminimalisasi dan pemimpin dapat melakukannya dengan mendelegasikannya (John C. Maxwell, 21 Kualitas kepemimpinan sejati, 2001; 82). Misalnya, segala pekerjaan detil didelegasikan kepada yang lain, sehingga pemimpin dapat menfokuskan diri kepada hal yang lebih besar. Para pengikut membutuhkan pemimpin untuk secara efektif menunjukkan arah tujuan. Kuncinya adalah prioritas dan konsentrasi. Para pemimpin tahu bagaimana cara mendapatkan apa yang seharusnya mereka inginkan. 2.4.9 Kemurahan Hati Tak ada yang lebih jelas berbicara kepada seseorang atau melayaninya dengan baik ketimbang kemurahan hati seorang pemimpin. Kemurahan hati yang sejati bukanlah suatu kejadian sesekali. John C. Maxwell menyatakan bahwa kemurahan hati berasal dari dalam hati dan merembes ke seluruh aspek kehidupan seorang pemimpin. Para pemimpin yang efektif, tidaklah mengumpulkan barang-barang bagi diri sendiri; mereka melakukannya untuk 18 19 membaginya kepada yang lain. Ukuran seorang pemimpin bukanlah jumlah yang melayaninya, tetapi jumlah yang dilayani olehnya. 2.4.10 Inisiatif Tiada yang abadi di dunia ini selain perubahan itu sendiri. Oleh karena itu, setiap kelompok harus terus berkembang jika tak ingin tertinggal dari yang lain. Dalam buku 21 Hukum kepemimpinan sejati, Maxwell menunjukkan bahwa para pemimpin bertanggung jawab untuk menginisiatifkan hubungan dengan para pengikutnya. Namun kemudian Maxwell kembali menegaskan dalam 21 kulitas kepemimpinan sejati bahwa para pemimpin bukan hanya dalam bidang tersebut saja harus memperlihatkan inisiatif namun mereka harus selalu mencari peluang dan siap mengambil tindakan dalam setiap situasi dan kondisi yang berlangsung. 2.4.11 Mendengarkan Ciri utama dari seorang pemimpin adalah mampu berkomunikasi dengan baik. Dan aspek terpenting dalam komunikasi adalah mendengarkan. Kepemimpinan terus berkembang setiap harinya dan dengan mendengarkan orang lain, seorang pemimpin yang baik akan mendorong para pengikutnya untuk memberitahunya apa yang perlu diketahuinya, bukannya apa yang ingin didengarnya (John C. Maxwell, 21 kualitas kepemimpinan sejati, 107). Para pemimpin yang baik selalu memprioritaskan untuk mengadakan kontak dengan mereka yang dilayaninya. 2.4.12 Semangat yang tinggi Manusia diciptakan sedemikian rupa sehingga jiwanya terbakar oleh sesuatu, kemustahilan akan lenyap. Itulah sebabnya mengapa para pemimpin 19 20 yang bersemangat begitu efektif. Seorang pemimpin yang memiliki semangat besar dan sedikit keterampilan selalu lebih unggul daripada pemimpin yang memiliki keterampilan hebat namun tidak bersemangat. Para pemimpin tidak mungkin memulai api di dalam organisasinya kecuali ada api di dalam dirinya. 2.4.13 Sikap Positif Bagi seorang pemimpin yang efektif, sikap positif itu penting. Sikap positif tidak hanya menentukan tingkat kecukupan diri sebagai individu, melainkan juga berdampak pada bagaimana orang lain berinteraksi dengan Anda (John C. Maxwell, 21 Kualitas kepemimpinan sejati, 2001; 130). Denis Waitley, seorang ahli keluarga mengatakan bahwa letak keunggulan seorang pemenang bukanlah terletak pada bawaan sejal lahir, IQ yang tinggi, atau talenta. Keunggulan pemenang adalah dalam sikap, bukan pada ketinggian. Sikap adalah kriteria sukses sejati. Sikap penting karena hal tersebut yang menentukan tindakan selanjutnya. Cara terbaik untuk melatihnya adalah dengan mencegah pikiran menuju jalan negatif. 2.4.14 Pemecahan Masalah Apapun bidang yang ditekuni seorang pemimpin, pasti akan banyak persoalan yang dihadapi. Berbagai persoalan tersebut tidak terhindarkan karena tiga alasan. Pertama, kita hidup di dunia yang semakin rumit serta semakin beragam. Kedua, kita berinteraksi dengan orang lain. Dan ketiga, kita tak mungkin mengendalikan semua situasi yang kita hadapi sendiri. Para pemimpin yang efektif, selalu bangkit menghadapi tantangan (John C. Maxwell, 21 Kualitas kepemimpinan sejati, 2001; 140). 20 21 Para pemimpin harus selalu melihat gambaran besarnya. Mereka tidak boleh dikuasai oleh emosi atau membiarkan diri begitu terpuruk dan melupakan hal-hal yang penting. Seorang pemimpin dapat dinilai dari ukuran persoalan-persoalan yang ditanganinya. 2.4.15 Hubungan Theodore Roosevelt, seorang Presiden Amerika Serikat mengemukakan bahwa unsur terpenting dalam rumusan meraih sukses adalah mengetahui bagaimana menjalin hubungan baik dengan orang lain. Oleh karena itu, kerja sama merupakan kunci sukses dalam sebuah kelompok. Hal tersebut hanya akan terjadi bila hubungan antara pemimpin dan pengikutnya telah berlangsung dengan baik. Jika seorang pemimpin telah menjalin hubungan dengan para pengikutnya, maka dapat dilihat dari jalannya kelompok tersebut. Akan ada loyalitas dan etika kerja yang luar biasa diantara para pengikutnya. Kualitas pertama dari seorang pemimpin yang dapat menjalin hubungan baik dengan sesama adalah kemampuan memahami perasaan serta pikiran orang lain (John C. Maxwell, 21 kualitas kepemimpinan sejati, 151). 2.4.16 Tanggung Jawab Seorang pemimpin dapat melupakan apapun, kecuali tanggung jawab. Orang-orang yang bertanggung jawab bersedia melakukan apapun yang diperlukan untuk menuntaskan pekerjaan yang telah menjadi tugasnya (John C. Maxwell, 21 kualitas kepemimpinan sejati, 162). Suatu kualitas yang dimiliki oleh semua orang sukses adalah kemampuan memikul tanggung jawab. Kualitas tertinggi dari seseorang yang bertanggung jawab adalah 21 22 kemampuan untuk menuntaskan hingga akhir. 2.4.17 Kemapanan Kekhawatiran terbesar sebagian pemimpin adalah ketakutannya akan digantikan oleh orang lain. Namun sesungguhnya satu-satunya cara untuk membuat pemimpin tidak tergantikan justru adalah dengan menjadikan dirinya dapat tergantikan. Dan hanya pemimpin yang mapanlah yang mampu untuk melakukannya dengan memberikan kekuatannya para orang lain. Para pemimpin yang mapan percaya kepada orang lain, karena mereka percaya kepada diri sendiri sehingga mereka dapat memberikan kekuatan pada orang lain. Mereka tidak sombong; mereka tahu kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan menghargai diri sendiri. Mereka akan sangat menghargai dan meninggikan para zpengikutnya sehingga mereka dapat berprestasi maksimal. 2.4.18 Disiplin Diri Belajar secara terus menerus merupakan persyaratan minimum untuk berhasil. Oleh karena itu Maxwell berpendapat bahwa seberapapun berbakatnya seorang pemimpin, ia takkan pernah mencapai potensi maksimalnya tanpa disiplin diri. Disiplin diri memposisikan seorang pemimpin untuk mencapai tingkat tertinggi dan merupakan kunci bagi kepemimpinan yang langgeng. 2.4. 19 Kepelayanan Seperti halnya telah dijelaskan dalam kemurahan hati, ukuran seorang pemimpin bukanlah jumlah yang melayaninya, tetapi jumlah yang dilayani olehnya. Oleh karena itu penting bagi seorang pemimpin sejati untuk mampu menjadi pelayan. Tak peduli caranya tidak populer atau bahkan ditentang 22 23 namun mereka selalu mendahulukan orang lain ketimbang kepentingan pribadi. 2.4.20 Sikap mau Belajar Pertumbuhan sama dengan perubahan, untuk menjadi lebih baik maka harus terus berubah dan memperbaiki diri (John C.Maxwell,21 kualitas kepemimpinan sejati, 82). Di atas langit masih ada langit. Hal ini membuktikan bahwa sehebat apapun seseorang pasti masih ada yang lebih tinggi dan lebih hebat daripadanya. Pemimpin yang sukses adalah orang yang mau belajar. Dan proses belajarnya berkelanjutan sebagai hasil dari disiplin diri serta ketekunan. 2.4.21 Visi Tak seorangpun dapat mencapai hal-hal besar sendirian. Oleh karena itu, penting bagi pemimpin untuk memiliki pengaruh dalam pengikutnya. Dalam buku 21 kualitas kepemipinan sejati, John C. Maxwell menyatakan bahwa landasan dari pengaruh itu sendiri adalah visi. Karena pengikut hanya akan mengikuti pemimpin yang jelas visinya. Visilah yang memimpin para pemimpin. Visi juga merupakan pemicu orang lain yang lmenjadi pengikut sang pemimpin. Seorang pemimpin yang tidak memiliki memiliki visi takkan ke mana-mana. 23