penentuan kondisi ekosistem terumbu karang pada

advertisement
Ilmu dan Teknologi Kelautan-IPB
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa dasar laut diperairan
sekitar Selatan Jawa memiliki kontur dasar laut yang relatif rata dan landai. Laut
Selatan Jawa termasuk dalam kategori perairan yang dangkal dengan rata-rata
kedalaman sebesar 122,9 meter. Kedalaman tertinggi yaitu 160.24 m terletak
pada posisi 8o5’24” LS dan 108o37’21”BT, sedangkan kedalaman terendah yaitu
112.30 m terletak pada posisi 8o59’88” LS dan 108o50’38”BT. Dalam
pendeteksian ikan diperoleh data TS terbesar terdapat pada strata kedalaman
110-120 m yaitu sebesar -32,95 dB dan nilai TS terkecil terdapat pada strata
kedalaman 10-20 m yaitu sebesar -62,78 dB. Nilai TS merupakan indikasi dari
ukuran target yang terdeteksi, dimana semakin besar nilai TS maka diduga
ukuran target akan semakin besar dan sebaliknya.
Nilai Scattering Volume (SV) terbesar terdapat pada strata kedalaman 110120 meter yaitu sebesar -43,75 dB dan nilai Secattering Volume terkecil terdapat
pada strata kedalaman 120-130 meter yaitu sebesar -65.10 dB. Nilai SV
menunjukan nilai pantulan dari target suatu kelompok ikan yang terdeteksi.
Semakin besar nilai SV maka pengelompokan target semakin besar dan
sebaliknya. Densitas ikan secara horizontal menyebar merata sekitar 0,588 ikan /
m3. Densitas ikan terbesar yaitu 0,599 ikan / m3 terletak pada posisi 8o4’95” LS
dan 108o38’23”BT, sedangkan densitas ikan terendah yaitu 0,584 ikan / m3
terletak pada posisi 8o2’90” LS dan 108o38’11”BT
Nilai densitas ikan relatif lebih tinggi pada daerah lepas pantai, hal ini diduga
karena pada daerah pantai faktor oseanografi di Laut Selatan Jawa yang
memiliki karakteristik ombak yang besar dan pergerakan arus yang cepat tidak
memungkinkan untuk ikan hidup. Sedangkan daerah lepas pantai memiliki
©Skripsi Asep Ma’mun C64104030
Ilmu dan Teknologi Kelautan-IPB
karakteristik laut yang relatif tenang. Nilai dan sebaran vertikal densitas ikan di
Laut Selatan Jawa pada umumnya diperoleh nilai yang tidak begitu jauh berbeda
pada setiap posisi dan strata kedalaman yang sama.
Berdasarkan persamaan Foote (1987), nilai panjang ikan terbesar yaitu
62,68 cm pada posisi 8˚ 5΄12˝ LS dan108˚41΄31˝BT, sedangkan nilai panjang
ikan terkecil adalah 11,85 cm pada posisi 8˚ 5΄42˝ LS dan 108˚40΄57˝BT. Pada
kenyataanya penggunaan rumus Foote (1987) dengan menggunakan sampel
pada wilayah subtropis kurang tepat diaplikasikan karena ukuran dan bentuk
tubuh ikan-ikan pada wilayah tropis seperti Indonesia memiliki bentuk tubuh
yang pipih dibandingkan dengan wilayah subtropis. Untuk jenis ikan, wilayah
tropis memiliki jenis yang beragam bila dibandingkan dengan ikan di wilayah
subtropis.
Laut Selatan Jawa didominasi oleh pasir berlumpur. Distribusi pasir
berlumpur ini sangat dipengaruhi oleh faktor pergerakan arus dan gelombang
yang sangat kuat.
Sistem informasi hidroakustik terdiri dari beberapa database yang saling
berelasi atau berhubungan. Dalam relasi database memiliki kunci utama
(Primary key) dan kunci tamu (Foregin key) pada tabel-tabel yang ada.
Hubungan atau relasi yang digunakan adalah hubungan dari satu ke satu ( One
to one) dan hubungan relasi dari satu ke banyak (One to many).
Pada sistem informasi data hidroakustik terdiri dari halaman utama, hasil
analisis hidroakustik, formula, download, buku tamu, kontak, link instansi terkait
dan halaman jurnal / artikel yang tersedia. Sistem informasi hidroakustik memiliki
fasilitas untuk user (peneliti / pembuat artikel) dapat mengupload hasil
penelitianya. Peta lokasi penelitian pada halaman utama sistem informasi ini
dapat memberikan informasi hidroakustik pada titik-titik yang telah ditentukan di
peta.
©Skripsi Asep Ma’mun C64104030
Ilmu dan Teknologi Kelautan-IPB
Website sistem informasi hidroakustik ini memiliki 2 tingkat keamanan yaitu
tingkat administrator utama dan administrator tingkat kedua atau sering disebut
dengan istilah user. Pengelolaan sistem informasi ini dilakukan oleh
administrator termasuk dalam menentukan user yang akan diterima menjadi
anggota.
Sistem informasi hidroakustik diciptakan sebagai sarana untuk para peneliti
untuk menyimpan dan menginformasikan hasil karyanya ke dunia luas. Data
yang tersimpan dalam sistem informasi hidroakustik dapat disimpan dalam dua
jenis yaitu dalam bentuk raw data (*.txt, *.csv) untuk data mentah dan dalam
bentuk *.pdf, *.ppt dan*.doc untuk tulisan yang akan dipublikasikan.
5.2. Saran
Perlu adanya upaya perbaikan untuk penelitian-penelitian lanjutan,
diantaranya yaitu :
1. Diperlukan data hasil tangkapan ikan untuk mendukung hasil pendugaan
dengan metode akustik.
2. Diperlukan pengambilan sample substrat untuk mendukung hasil
pendugaan substrat dasar.
3. Perlu diadakanya pengambilan data suhu dan salinitas.
4. Penambahan modul pengolahan untuk perhitungan secara online.
5. Tambahkan fitur-fitur seperti forum diskusi dan dokumentasi kegiatan.
6. Berikan akses user untuk mengelola halamannya sendiri.
©Skripsi Asep Ma’mun C64104030
Download