HUBUNGAN KESEJAHTERAAN TENAGA PENDIDIK DENGAN KOMPETENSI GURU DI SMK Al ITTIHAD PONCOL KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh SITI KHOERIYAH NIM. 11409014 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011 PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah Dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara : Nama : SITI KHOERIYH NIM : 11409014 Jurusan : Tarbiyah Judul : HUBUNGAN KESEJAHTERAAN TENAGA PENDIDIK DENGAN KOMPETENSI GURU DI SMK Al ITTIHAD PONCOL KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan Salatiga, Agustus 2011 Pembimbing Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag. NIP 19680613 199403 1 004 ABSTRAK Khoeriyah, Siti, 2011 Hubungan Kesejahteraan Tenaga Pendidik dengan Kompetensi Guru di SMK Al ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. Kata kunci: kesejahteraan tenaga pendidik dan kompetensi guru Penelitian ini merupakan upaya mencari hubungan antara kesejahteraan dengan kompetensi guru. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah tingkat kesejahteraan tenaga pendidik di SMK AL ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011? (2) Bagaimanakah tingkat kompetensi guru di SMK AL ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011? (3) Adakah hubungan tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dengan tingkat kompetensi guru di SMK AL ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti melakukan penelitian dengan metode penyebaran angket kepada responden. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Tingkat kesejahteraan tenaga pendidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 adalah rendah. Hal ini terbukti bahwa tingkat kesejahteraan tenaga pendidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 yang masuk kategori rendah sebanyak 17 responden atau sebesar 65,4% dan yang masuk ketegori sedang sebanyak 9 responden atau 34,6% dan tidak ada responden yang masuk kategori tinggi atau 0%. (2) Tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 sebagiah besar juga rendah. Hal ini terbukti bahwa tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 yang masuk kategori rendah sebanyak 19 responden atau sebesar 73,1% dan yang masuk kategori sedang sebanyak 7 responden atau sebesar 26,9% dan tidak ada responden yang masuk kategori tinggi atau 0%. (3) Ada hubungan antara tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dengan tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011. Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan rumus product moment menghasilkan tingkat korelasi koefisiensi antara tingkat kesejahteraan tenaga pendidik terhadap tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 sebesar menghasilkan rxy: 0,854 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO . . “…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ….” PERSEMBAHAN Untuk Ibuku Rubi’ah dan Kakakku Slamet yang tercinta, Suami Mas Yoga yang selalu mendampingi hidupku, dan analuaM leraF qazzaR narhaZ gnayasret ukkanA Sabahat- sahabat seiman, seagama, senasib dan seperjuangan. KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat-Nya yang tiada terhingga kepada seluruh makhluk, Dzat tempat bergantung dan memohon segala hal dalam kehidupan. Sholawat dan salam kita sanjungkan kepada beliau Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang telah menghantarkan manusia pada jalan yang benar sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah SWT. Setelah menempuh perjuangan panjang, akhirnya skripsi HUBUNGAN KESEJAHTERAAN TENAGA PENDIDIK DENGAN KOMPETENSI GURU DI SMK Al ITTIHAD PONCOL KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini tak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait. Namun, kebahagiaan tentu tidak dapat di sembunyikan dari terselesaikannya penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, tiada kata ataupun apa saja yang kami berikan kepada pihakpihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini kecuali ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan setulusnya atas semua bantuan, bimbingan dan partisipasinya, khususnya kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag., selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaannya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Muh. Amin, S. Ag., selaku Kepala SMK Al Ittihad Poncol yang telah memberikan ijin penulis untuk melakukan penelitian. DAFTAR ISI Hal Halaman judul ............................................................................. i Pernyataaan Keaslian................................................................... ii Pengesahan .................................................................................. iii Nota Pembimbing ........................................................................ iv Abstrak ........................................................................................ v Motto dan Persembahan .............................................................. vi Kata Pengantar............................................................................. vii Daftar Isi ...................................................................................... viii Daftar Tabel ................................................................................. ix BAB I PENDAHULAUN ........................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .............................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................... 6 D. Kajian Pustaka .............................................................. 7 E. Hipotesis Penelitian ...................................................... 8 F. Kegunaan Penelitian ..................................................... 9 G. Definisi Operasional .................................................... 9 H. Metode Penelitian ......................................................... 12 I. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................... 21 BAB II LANDASAN TEORI ....................................................... 22 A. Kesejahteraan Tenaga Pendidik..................................... 22 B. Eksistensi Kompetensi Guru .......................................... 35 C. Pengaruh Kesejahteraan Tenaga Pendidik terhadap Eksistensi kompetensi guru .......................................... 46 BAB III. HASIL PENELITIAN ................................................... 48 A. Keadaan Umum SMK Al Ittihad Poncol ...................... 48 B. Laporan Penelitian……………. ................................... 53 BAB IV ANALISIS DATA .......................................................... 58 A. Pengelolaan Data ......................................................... 58 B. Analisis Data an Uji Hipotesis ..................................... 63 C. Pembahasan……………………….. ............................ 47 BAB V PENUTUP ....................................................................... 69 A. Kesimpulan ................................................................... 69 B. Saran- Saran.................................................................. 69 C. Kata Penutup ................................................................ 70 Lampiran-Lampiran DAFTAR TABEL TABEL 3.1 Daftar Ruang/ Bangunan SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 ...................................................................................... 49 TABEL 3.2 Daftar Inventaris SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 .................. ...................................................................................... 50 TABEL 3.3 Data Siswa SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 .................. ...................................................................................... 52 TABEL 3.4 Daftar Nama Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 .................. ...................................................................................... 53 TABEL 3.5 Daftar Nama Responden .......................................... ...................................................................................... 45 TABEL 3.6 Rekap Jawaban Angket Tentang Tingkat Kesejahteraan Tenaga Pendidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 ...................................................................................... 55 TABEL 3.7 Rekap Jawaban Angket Tentang Tingkat Eksistensi Kompetensi Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 .................. ...................................................................................... 56 TABEL 4.1 Nilai Jawaban Angket Tingkat Kesejahteraan Tenaga Pendidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 ............................... ...................................................................................... 59 TABEL 4.2 Nominasi Jawaban Angket Tingkat Kesejahteraan Tenaga Pnedidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 .................. ...................................................................................... 60 TABEL 4.3 Perrsentase Jawaban Angket Tingkat kesejahteraan Tenaga Pendidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 .................. ...................................................................................... 61 TABEL 4.4 Nilai Jawaban Tingkat Eksistensi Kompetensi Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 ................................................... ...................................................................................... 61 TABEL 4.5 Interval Jawaban Angket Tingkat Eksistensi Kompetensi Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 .................. ...................................................................................... 63 TABEL 4.6 Persentase Jawaban Angket Tingkat Eksistensi Kompetensi Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 .................. ...................................................................................... 63 TABEL 4.7 Rekap Hasil Jawaban Anget Tingkat Kesejahteraan Tenaga Pendidik dan Tingkat Eksistensi Kompetensi Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 ............................... ...................................................................................... 64 TABEL 4.8 Tabel Kerja Produc Moment Koefisiensi Korelasi Tingkat Kesejahteraan Tenaga Pendidik dengan Tingkat Eksistensi Kompetensi Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 ...................................................................................... 65 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat, baik di negara yang sudah maju maupun di negara yang sedang berkembang, terutama bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dikarenakan karena manusia diciptakan tidak memiliki bekal apapun dan dalam keadaan yang fitrah. Sebagaimana hadits nabi diriwayatkan oleh Imam Muslim Artinya : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam), sedangkan kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, nasrani, ataupun Majusi Maju mundurnya suatu bangsa dapat ditentukan oleh pendidikan yang ada di negara itu sendiri Sebagai bangsa yang memiliki harkat dan martabat yang menghargai hasil perjuangan, sudah seharusnya tanggap terhadap perkembangan di era globalisasi ini. Kondisi ini dapat dipandang sebagai tantangan yang harus direspon dengan meningkatkan sumber daya manusia. Untuk itu pantaslah Bank Dunia sampai terlibat di dalam usaha pemerataan pendidikan ini. Sehingga sejak tahun 1978 lembaga ini ikut berinvestasi dengan memprakarsai pembebasan SPP pada semua lembaga pendidikan tingkat dasar (Fatah, 2003: 19). Dalam hal ini lembaga pendidikan sangat berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, disamping itu pendidikan juga memiliki tujuan untuk membina dan membangun manusia seutuhnya, karena menurut psikologi modern, anak didik adalah suatu organisme yang hidup, 1 yang mereaksi, berbuat dan sebagainya. Organisme yang hidup memiliki suatu kebutuhan, minat, kemampuan, intelek dan masalah-masalah tertentu. Ia tidak tinggal diam melainkan selalu aktif. Ia bersifat unik, memiliki bakat dan kematangan berkat adanya pengaruh-pengaruh dari luar seperti keluarga, masyarakat, status sosial ekonomi keluarga, tingkatan dan jenis pekerjaan orang tua, pengaruh-pengaruh dari kebudayaan dan sebaginya (Hamalik, 2001: 101). Guru sebagai sumber daya manusia, merupakan kunci utama untuk melancarkan jalannya pendidikan. Apapun jenis kurikulum yang diberlakukan, dan secanggih apapun sarana yang dimiliki sekolah, pada akhirnya gurulah yang menggunakannya dalam proses pendidikan. Untuk itu, pengelolaan guru sebagai sumber daya manusia harus dilakukan dengan sempurna, sehingga ia mampu dan siap bekerja secara optimal. Mendidik itu sebagaian dilakukan dalam bentuk mengajar, sebagaian dalam bentuk memberi dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan dan lain-lain (Tafsir, 1992: 78). Di dalam kelas, guru adalah contoh dan panutan bagi siswa-siswanya. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika agama Islam menghargai orangorang yang berilmu pengetahuan (guru), sehingga mereka pantas mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Mujadalah ayat 11 : “…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ….” Peningkatan kemampuan guru sudah banyak dilakukan melalui 2 berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan. Sayangnya, banyak bukti dijumpai, setelah mereka selesai mengikuti upaya peningkatan kompetensi dan kualifikasi, ternyata kinerja mereka tidak meningkat secara signifikan, tetapi malah kembali seperti semula. Berbagai kajian menunjukkan, bahwa yang menjadi penyebabnya adalah komitmen kerja mereka tidak berubah. Setinggi apapun kompetensi dan kualifikasi seseorang, kalau komitmen kerjanya rendah, kinerjanya juga akan rendah. Oleh karena itu, penguatan komitmen kerja bagi guru perlu terus-menerus diupayakan. Tingkat kenerja dan kualitas para tenaga pendidik (guru atau dosen) di Indonesia pernah menjadi sorotan. Seperti studi yang dilakukan Asia Week dalam Asia's Best Universities 2000. Studi tersebut membuktikan bahwa kualitas dosen dan guru di Indonesia masih sangat rendah dan belum memadai. Dari 77 perguruan tinggi terbaik di kawasan Asia dan Australia, ternyata kualitas dosen Universitas Indonesia (UI) Jakarta hanya menempati urutan ke-62. Selanjutnya Universitas Diponegoro (Undip) Semarang di peringkat ke-76, dan paling 'kincik' adalah UGM Yogyakarta dengan peringkat ke-77. Rendahnya mutu kualitas guru dan dosen kita, menurut Prof. Dr. Ki Supriyoko disebabkan oleh belum tumbuhnya kebiasaan membaca dikalangan guru dan dosen itu sendiri. Lucunya, banyak guru dan dosen yang menyuruh anak didiknya membaca dan rajin ke pustaka, tetapi guru dan dosennya sendiri jarang membaca ke pustaka. Seakan-akan pustaka hanya milik siswa dan mahasiswa. Ironisnya, kata Prof. Dr. Ki Supriyoko, ada dosen guru yang malu ke perpustakaan karena takut dikatakan bodoh oleh anak didiknya. Bila diteliti, jarang ada bacaan yang bermutu di ruang kerja para guru di rumah terlebih lagi di sekolah (Supriyoko,3 2011). Di sini tampak tidak adanya eksistensi kompetensi tenaga sebagai pendidik. Upaya memperkuat komitmen kerja seorang guru dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara manapun yang ditempuh, hasilnya akan meningkat, jika guru yang bersangkutan merasa dipercaya. Ia mendapatkan penghargaan atas hasil kerjanya, dan merasa mendapatkan keadilan di tempat kerja, serta mendapatkan tantangan untuk menunjukkan kompetensinya. Untuk itu, kepala sekolah perlu menciptakan situasi dan kondisi kerja yang mampu memberikan perasaan tersebut. Upaya itu, antara lain, dengan senantiasa mengoptimalkan kesejahteraan guru. Tidak dapat dipungkiri, bagaimana guru akan segera mampu meningkatakan tugas keprofesionalan, apabila selalu disodori permasalahan klasik dan klise, yaitu rendahnya penghasilan. Lebih-lebih bagi guru swasta, kebanyakan dari penghasilan itu diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya dan menyekolahkan anak-anaknya, belum sampai ke arah untuk mengembangkan profesinya. Implikasinya, banyak guru swasta terpaksa mengajar di beberapa satuan pendidikan, atau melakukan pekerjaan sambilan di luar profesi guru. Akibatnya, mereka sering berada dalam kondisi ketiadaan sumber dana dan waktu untuk mengikuti pendidikan profesi lanjutan, membeli buku, dan berlangganan jurnal yang diperlukan untuk pengembangan profesi. Bahkan, banyak guru swasta tidak mampu menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi. Dengan melihat fenomena tersebut, profesi guru swasta hanyalah sebuah batu loncatan untuk mencapai status guru Pegawai Negeri Sipil (PNS). 4 Di sisi lain, profesionalitas guru, selain harus dinyatakan oleh kesetaraan kualifikasi dan kompetensi, juga dituntut mampu memiliki kesetaraan tingkat penghasilannya dengan guru-guru di negara-negara lain, seperti Malaysia, Singapura, Australia, atau dengan negara-negara maju di Amerika dan Eropa. Kesenjangan penghasilan yang terlalu lebar, lima sampai sepuluh kali lipat dengan guru-guru di negara-negara tersebut, jelas tidak kondusif untuk menjadikan guru di Indonesia sebagai profesi yang bergengsi dan bermartabat. Untuk guru swasta, jangankan dengan guru-guru di negaranegara tersebut, di negaranya sendiri dibandingkan guru PNS sudah sangat lebar perbedaannya. Selain memerlukan upaya-upaya advokasi guna menciutkan jurang perbedaan tersebut, mereka juga memerlukan jaminan atas martabatnya berprofesi sebagai guru. Mereka wajib mendapatkan perlindungan hukum atas perlakuan diskriminatif, tindak kekerasan, intimidasi, dan teror dari siswa, orangtua siswa, atau masyarakat. Juga mereka harus memperoleh hak-haknya atas perlakuan pemberhentian hubungan kerja secara sepihak oleh pihak yayasan. Hal yang sama juga terjadi di SMK Al ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang di mana 100% tenaga pendidiknya adalah guru swasta. Dengan honor yang sangat minim sebesar Rp 50.000,- per bulan bahkan dapat dikatakan nyaris tanpa honor dari Yayasan Pondok Pesantren Al ITTIHAD sebagai penyelenggara dan hanya mengandalkan bantuan insentif sebesar Rp 250.000,- per bulan dari pemerintah pusat yang tidak pasti turunnya tentu bisa dibayangkan bagaimana tingkat kesejahteraan mereka. Sementara mereka tetap dituntut memiliki eksistensi kompetensi yang tinggi sebagai tenaga pendidik. Untuk itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam skripsi 5 ini dengan judul” Hubungan Kesejahteraan Tenaga Pendidik dengan Kompetensi Guru di SMK Al ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah kami paparkan di atas, permasalahan dalam penelitian ini dapat kami rumuskan dalam bentuk rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah tingkat kesejahteraan tenaga pendidik di SMK AL ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011? 2. Bagaimanakan tingkat kompetensi guru di SMK AL ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011? 3. Adakah hubungan tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dengan tingkat kompetensi guru di SMK AL ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan tenaga pendidik di SMK AL ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 2. Untuk mengetahui tingkat kompetensi guru di SMK AL ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011. 3. Untuk Mengetahui hubungan tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dengan tingkat kompetensi guru di SMK AL ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meberikan kontribusi 6 informasi yang jelas mengenai tingkat kesejahteraan tenaga pendidik terhadap kompetensi guru di SMK AL ITTIHAD Poncol Kec. Bringin Kab. Semarang Tahun 2011 . Dari informasi tersebut kiranya akan memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis, yaitu : 1. Secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pada perkembangan dunia pendidikan, dan dapat memperkaya khasanah keilmuan, khususnya dunia pendidikan Islam. 2. Secara praktis, adanya pengaruh kesejahteraan tenaga pendidik terhadap kompetensi guru, dapat dijadikan evaluasi bagi para guru dan penyelenggara lembaga pendidikan serta para pengambil kebijakan pendidikan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan guru. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan penelitian. Oleh karena itu masih harus diuji kebenarannya. Muhmmad Ali mengartikan sebagai rumusan jawaban atau kesimpulan sementara yang harus diuji dengan data yang terkumpul melalui kegiatan penelitian (Ali, 1987: 52). Sedangkan Sutriso Hadi mengemukakan bahwa hipotesa adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah, dia akan ditolak jka salah atau palsu, dan akan diterima bila fakta membenarkannya. Hal ini sangat tergantung pada hasil penyelidikan terhadap fakta (Hadi, 1986: 220). Adapun hipotesa yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah “ada hubungan antara tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dengan kompetensi guru SMK AL ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupatan Semarang tahun 2011”. E. Kegunaan Penelitian 7 Adapun hasil dari penelitian ini diharapkapkan berguna bagi semua pihak antara lain: pemerintah, sekolah, guru dan tenaga kependikan, siswa dan masyarakat F. Definisi Operasional Guna menghindari kesalahan pemahaman terhadap judul yang penulis ajukan di atas maka perlu kiranya memberikan batasan terhadap masalah yang akan menjadi pembahasan dalam penelitian ini. Untuk mendapatkan kejelasan, kiranya penulis memberikan batasan dan penegasan mengenai definisi yang terdapat dalam judul di atas. 1. Hubungan Kesejahteraan Tenaga Pendidik Hubungan berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994: 747). Sedangkan Kesejahteraan berasal dari kata “sejahtera” yang berarti aman sentosa dan makmur terlepas dari segala gangguan dan kesukaran(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994: 891). Indikator dari sejahtera berdasarkan definisi tersebut adalah terpenuhinya kebutuhan Kata tenaga berarti orang yang bekerja atau mengerjakan sesuatu, pekerja, pegawai (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994: 1035). Kata pendidik berasal dari kata “didik” yang berarti memelihara dan memberikan latihan mengenai akhlaq dan kecerdasan pikiran (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994: 232). Jadi pendidik berarti orang yang8 mendidik. Tenaga pendidik di sini adalah guru SMK Al ittihad Poncol Bringin Kabupaten Semarang Sehingga yang penulis maksud dengan pengaruh kesejahteraan tenaga pendidik di sini adalah daya yang timbul sehingga membentuk watak yang disebabkan oleh kemakmuran dari seorang yang bekerja untuk memberikan latihan mengenai akhlak dan kecerdasan seseorang. Atau lebih singkatnya pengaruh dari kemakmuran pendidik. Adapun indikator dari kesejahteraan guru antara lain: (Rusyan, 2008: 27) a. Mampu memenuhi kebutuhan pribadi b. Mampu memenuhi kebutuhan keluarga c. Mampu menyesuaikan dengan kehidupan sosal d. Memiliki waktu senggang e. Mempunyai jaminan kesehatan f. Mampu melakukan hubungan sosial. 2. Kompetensi Guru Kata kompetensi berarti kemampuan mengusai sesuatu (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994: 516). Adapun guru berarti orang yang pekerjaannya mengajar (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994: 330). Sehingga yang penulis maksud dari eksistensi guru di sini adalah keberadaan seorang guru dalam menjaga kemampuannya selama melaksanakan tugas mengajar. Sebagai penelitian yang bersifat korelatif maka tentu ada variabel penelitian. Variabel berarti ubahan atau faktor tidak tetap atau gejala yang berubah (Sudjiono, 2003: 33). Dalam penelitian ini peneliti mengidentifikasi 9 dua variable yang nantinya akan dicari korelasi antara keduanya. Adapun variable tersebut adalah sebagai berikut: a. Variabel Bebas ( X) dalam hal ini adalah tingkat kesejahteran tenaga kependidikan SMK AL ITTIDAD Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 b. Variabel Terikat (Y) dalam hal ini adalah tingkat kompetensi guru SMK AL ITTIDAD Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 Adapun indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel kesejahteraan pendidik Adapun yang menjadai indikatornya antara lain (Rusyan, 2008: 27): a. Besarnya gaji. b. Adanya uang kesejahteraan. c. Adanya uang lembur. d. Tercukupinya kebutuhan e. Adanya jaminan kesehatan. f. Adanya jaminan keluarga g. Adanya jaminan purna tugas 2. Variabel eksistensi guru Adapun indikarnya antara lain (Rusyan, 2008: 40-50: a. Keaktifan mengajar b. Semangat mengajar. c. Kehadiran di sekolah d. Keaktifan membuat persiapan mengajar. e. Keaktifan menyusun laporan kegiatan f. Kemampuan membuat media pembelajaran. 10 g. Kedisiplinan berpakaian G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Bentuk penelitian dalam skripsi ini adalah berbentuk penelitian kuantitatif yaitu pendekatan penelitian yang lebih banyak menggunakan logika hipotetiko verifikatif. Pendekatan ini dimulai dengan berfikir deduktif untuk menurunkan hipoteis kemudian dilakukan pengujian di lapangan (Margono, 2003: 35). Jenis penelitian kuantitatif sangat sesuai untuk diterapkan apabila penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebab akibat atau hubungan. Namun demikian pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini juga menggunakan pendekatan kwalitatif. Metode kwalitatif digunakan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata- kata tertulis atau lisan yang berasal dari orang- orang atau perilaku yang dapat diamati Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 245), penelitian kwalitatif menurut sifat dan analisis datanya dibedakan menjadi dua jenis yaitu 1. Riset deskriptif yang bersifat eksploratif bertujuan menggambarkan suatu keadaan atas suatu fenomena 2. Riset diskriptif yang bersifat devlopmental yang digunakan untuk menemukan suatu model atau prototipe. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Dan tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau 11 lukisan secara sistematis, faktual dan aktual mengenai faktor-faktor, sifatsifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1989: 63-64). Secara ringkas penelitian deskriptif untuk mendeskripsikan apa yang ada saat ini (Faisal, 1982: 42). 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini penulis lakukan mulai 18 Mei 2011 sampai 15 Juli 2011. Sedangkan tempat penelitian ini penulis lakukan di SMK Al Ittihad yang beralamat di dusun Poncol Desa Popongan Kecamatan Bringn Kabupaten Semarang Jawa Tengah. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Untuk memperoleh data yang valid maka diperlukan adanya populasi yang diteliti, sebab tanpa adanya populasi penelitian akan mengalami kesulitan dalam mengelola data yang masuk. Populasi itu sendiri adalah keseluruhan obyek yang diteliti, baik berupa orang, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi. Sedangkan dalam penelitian ini yang dijadikan populasi seluruh tenaga pendidik di SMK Al Ittihad tahun 2011 b. Sampel Menurut Arikunto (1998: 112), bahwa yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Lebih lanjut lagi Suharsimi mengatakan bahwa dalam penentuan sampel, apabila subyeknya kurang dari seratus maka dapat diambil semuanya. Apabila subyeknya besar (lebih dari seratus), maka dapat diambil sebagian dari populasi yaitu antara 10% sampai 15% atau 20% sampai 12 25%. Adapun dalam penelitian ini karena jumlah responden hanya 26 orang tenaga pendidik di SMK Al Ittihad yang berarti kurang dari 100 responde, maka semua populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini. Sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi 4. Pengumpulan Data a. Sumber Data Data merupakan bagian terpenting dalam suatu penelitian. Menurut Webster’s New Word Dictionary yang dikutip Supranto menyatakan data sesuatu yang diketahui atau dianggap (Supranto, 1989: 1). Yang dimaksud adalah sesuatu yang diketahui dan dianggap penting dalam penelitian. Adapun jenis sumber data dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Data Primer Adalah data yang diperoleh atau bersumber dari tangan pertama (first hand data) (Sudjiono, 2003: 17). Data primer ini didapat dari angket yang diajukan peneliti kepada responden dan hasil wawancara. Adapun yang menjadi sumber data dalam skripsi ini adalah seluruh jumlah responden, kepala sekolah, guru dan pegawai di SMK AL ITTIDAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011. 2) Data Sekunder Data sekunder adalah merupakan data yang diperoleh atau bersumber dari tangan kedua (second hand data) (Sudjiono, 2003: 17). Data-data yang diperoleh ini digunakan untuk mendukung 13 data/informasi data primer. Adapun data sekunder tersebut adalah meliputi dokumen, buku-buku, media cetak/Koran, internet, koran, serta catatan apa saja yang berhubungan dengan masalah ini dan khususnya yang dimiliki oleh SMK AL ITTIDAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011. b. Metode Pengumpulan Data Data merupakan hal penting dalam penelitian ini. Data tersebut yang akan menjadi acuan dalam menentukan kesimpulan akhir dari penelitian ini. Dalam rangka untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode. Guna memperoleh data yang benar dan valid yang berkaitan dengan masalah penelitian, dalam pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data yaitu: 1) Metode Observasi Metode observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan langsung kelapangan mengenai gejala gejala yang di selidiki (Margino, 2003, 159). Pengumpulan data melalui observasi dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan dalam situasi khusus. Adapun metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang keadaan umum yang meliputi lokasi, fasilitas, letak geografis dan lingkungan dari SMK AL ITTIDAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011. 2) Metode Interview Metode interview adalah suatu metode pengumpulan data 14 dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan tujuan penyelidikan. Penyelidikan pada umumnya dua orang atau lebih hadir secara fisik dalam proses tanya jawab itu sendiri dan masingmasing pihak dapat menggunakan saluran-saluran komunikasi secara wajar dan lancer (Margino,2003, 165). Dari pengertian tersebut di atas dapat difahami bahwa interview adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab langsung antara pihak peneliti dengan pihak yang bersangkutan, yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Sedangkan metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kesejahteraan serta eksistensi kompetensi guru SMK AL ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011. 3) Metode Angket Metode angket adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan tertulis kepada responden untuk memperoleh informasi dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal yang telah diketahuinya (Margino,2003, 167). Jadi dengan metode angket ini penulis mengumpulkan sejumlah daftar pertanyaan tertulis kepada responden mengenai tingkat kesejahteraan guru yang akan diteliti untuk mendapatkan jawaban yang bersifat pribadi, kemudian dari sejumlah jawaban tersebut peneliti kemukakan dan selanjutnya peneliti sajikan dalam penyajian data. Metode angket ini sekaligus akan menjadi metode utama yang akan peneliti gunakan untuk mengumpulkan data yang 15 peneliti perlukan dalam penelitian ini. 4) Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang diperoleh dengan melalui dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan masalah. Adapun data-data ini meliputi: catatan, transkip nilai, buku, surat kabar, majalah, agenda dan lain sebagainya yang berhubungan langsung dengan penelitian dalam skripsi ini 5. Intrumen Penelitian Dalam sebuah penelitian instrumen atau alat penelitian merupakan hal yang sangat penting, bahkan menjadi bagian tak terpisahkan dari semua unsur penelitian. Untuk itu dalam penyusunan instrument penelitian harus berpedoman kepada hal-hal berikut: a. Pendekatan penelitian yang digunakan b. Jenis data yang diperlukan untuk menguji hipotesis. c. Instrumen yang dianggap cocok untuk mengumpulkan data d. Perlu tidaknya berbagai jenis instrument pengumpul data (Ali,1992: 63). Adapun yang penulis jadikan instrument penelitian kali ini adalah daftar angket, daftar interview dan lembar observasi 6. Analisis Data Berkaitan dengan judul skripsi ini, penulis dalam menganalisa data yang sudah terkumpul menggunakan metode statistik. Metode statistik adalah teknik analisa dengan cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk penyelidikan angka-angka. 16 Setelah data terkumpul maka langkah yang penulis lakukah selanjutnya adalah melakukan analisis data yang sudah masuk tersebut. Analisis data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, sebab pada tahap ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah diajukan oleh penulis sebelumnya. Karena metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, maka teknik analisa datanya menggunakan teknik analisa data statistik, yang mana metode statistik adalah cara-cara tertentu yang perlu ditempuh dalam rangka mengumpulkan, menyusun, menyajikan, menganalisis dan memberikan interpretasi terhadap sekumpulan bahan keterangan yang berupa angka agar dapat memberikan pengertian dan makna tertentu. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kesejahteran tenaga kependidikan serta tingkat eksistensi kompetensi guru SMK AL ITTIDAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011, digunakan rumus (Arikunto, 1990: 418): P = F x 100 % N Keterangan : P = Prosentase F = Frekwensi jawaban responden N = Jumlah banyaknya sample Yang kemudian teruskan dengan menggunakan rumus (Arikunto, 1990: 23): x = F o x 100 % Fh Keterangan : 17 X = Nilai prosentase yang dicari Fo = Nilai yang diperoleh Fh = Nilai yang diharapkan Untuk mengetahui hubungan tingkat kesejahteraan tenaga kependidika terhadap eksistensi kompetensi guru SMK AL ITTIDAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011, digunakan rumus statistik Product Moment yaitu (Arikunto, 1990: 425) : rxy N.x Nxy (x)(y) 2 (x) 2 N .y 2 (y) 2 Keterangan : rxy : Koefisiensi antara variabel x dan variabel y xy : Perkalian antara x dan y x : Variabel independent yaitu tingkat kesejahteraan tenaga kependidikan y : Variabel dependent yaitu tingkat kompetensi guru N : Jumlah populasi : Sigma. Untuk menafsirkan adanya hubungan atau tidak maka diperlukan analisis lanjutan. Analisis ini digunakan untuk mengambil kesimpulan setelah dilaksanakan analisis uji hipotesis. Setelah diketahui hasil dari koefisien korelasi antara X dan Y atau diperoleh dari hasil r,maka langkah berikutnya adalah menghubungkan antara nilai r pada tabel, baik dalam taraf signifikan 18 5 % atau 1 %.Apabila nilai r yang dihasilkan dari nilai r korelasi hasilnya sama atau l;ebih tinggi dari nilai r pada tabel berarti hasil yang diperoleh adalah signifikan, maka hipotesis yang diajukan diterima kebenarannya. Akan tetapi jika nilai r hasil korelasi lebih kecil dari nilai pada tabel berarti non signifikan, atau hipotesa yang diajukan ditolak kebenarannya. H. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mempermudah penulisan laporan penelitian nanti, maka perlu kiranya penulis susun terlebih dahulu sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab yaitu: Bab I Pendahuluan yang berisi (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian (4) kajian pustaka (5) hipotesis penelitian (6) kegunaan penelitian (7) definisi operasional (8) metode penelitian (9) sistematika penulisan. Bab II Landasan teori yang berisi (1) kesejahteraan tenaga pendidik (2) kompetensi guru (3) pengaruh kesejahteraan tenaga pendidik terhadap kompetensi guru Bab III Hasil Penelitian yang berisi (1) gambaran umum SMK Al Ittihad (2) laporan penelitian Bab IV Analisis dan Pembahasan yang berisi (1) analisis kesejahteraan tenaga pendidik SMK Al Ittihad (2) analisis kompetensi guru SMK AL Ittihad (3) pembahasan uji hipotesis Bab V Penutup yang berisi (1) kesimpulan (2) saran-saran Demikian sistematika penulisan 19 skripsi ini yang akan menjadi acuan dalam penulisan laporan penelitian yang penulis lakukan. 20 BAB II LANDASAN TEORI A. Kesejahteraan Tenaga Pendidik 1. Kesejahteraan Kesejahteraan merupakan suatu tata kehidupan dan penghidupan baik matrial maupun spiritual, yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial dengan sebaikbaiknya bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat (Rusyan, 2008: 29). Sedangkan menurut Hakim (2001: 145) menjelaskan kesejahteraan sebagi suasana umum di mana setiap orang yang bekerja sungguhsungguh dengan menggunakan kemampuan yang ada padanya terjamin akan sandang, pangan, dan papan yang layak buat dirinya sendiri dan keluarga. Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan adalah perasaan aman dari seseorang karena tercukupinya kebutuhan mereka. Keadaan sejahtera itu juga digambarkan dalam UU No 6 tahun 1974 dengan sangat abstrak, yaitu suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin. Lebih lengkap, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat memberi pengertian sejahtera yaitu suatu kondisi masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta 21 terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (www.menkokesra.go.id). Walaupun sulit diberi pengertian, namun kesejahteraan memiliki beberapa kata kunci yaitu terpenuhi kebutuhan dasar, makmur, sehat, damai dan selamat, beriman dan bertaqwa. Untuk mencapai kesejahteraan itu manusia melakukan berbagai macam usaha, misalnya di bidang pertanian, perdagangan, pendidikan, kesehatan serta keagamaan, pertahanan-keamanan dan sebagainya. Hal ini juga tersirat dalam Al Qur’an surat: Al Quraisy (106):3 – 4 “Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” Dari uraian di atas maka secara ringkas yang menjadi tolok ukur kesejahteraan adalah: a. Dapat beribadah sesuai dengan keyakinannya b. Mampu mencukupi kebutuhan pokoknya c. Memiliki rasa aman. Secara konkrit tolok ukur yang dipakai di Indonesia terhadap kesejahteraan penduduk adalah konsumsi kalori yang diambil dengan persamaan dalam beras (Rusyan, 2008: 145). Menurut Badan Pusat Statistik Negara (BPSN), menjelaskan bahwa ukuran kesejahteraan didasarkan pada jumlah kalori yang dimakan seseorang, yaitu 2.100 kalori. Kalau konsumsi perhari di atas batas minimal kalori tersebut, 22 tidak dianggap miskin tapi kalau di bawah itu, dianggap miskin," jadi semata-mata ukurannya pada kalori makanan (pangan). Berdasarkan ilmu gizi, 2.100 Kalori itu sebanding dengan 1 piring nasi. Yang harganya kalau dirupiahkan tentunya 500 Rupiah, jika 1 $US sebanding dengan 10.000 Rupiah, berarti standar kesejahteraan di Indonesia hanya 1/20 $US atau 5 sen. Sedangkan ukuran Bank Dunia senilai 2$ US per hari (Ikra, 2009: 7). Sehingga batas minimal pendapatan per orang adalah Rp. 600.000,- per bulan. Apabila dihitung rata-rata jumlah keluarga 4 orang, maka mestinya batas minimal pendapatan per keluarga adalah Rp 2.400.000,-. Sebenarnya pandangan yang dianut orang terhadap kemakmuran atau kemiskinan tidak selalu sama, misalnya persepsi menurut buruh, guru, ulama, pegawai, pengusaha dan sebagainya. Bagi mereka yang berfikir rasional kemakmuran seseorang diukur dengan jumlah serta nilai bahan atau barang yang dimiliki untuk memelihara dan menikmati hidupnya. Makin banyak jumlahnya dan nilainya maka makin tinggi tarafnya. Karena itu setiap orang mengejar fasilitas dan kebutuhan yang dibutuhkan untuk menunjang kehidupan dan kelangsungan hidup keluarganya. Pandangan berbeda dari pendapat di atas adalah pandangan sebagian besar orang khususnya yang tinggal di pedesaan. Bagi kelompok terakhir ini pengertian kemakmuran tidak berbeda dengan kebahagiaan. Kebahagiaaan ialah suatu keadaan di mana keinginan seseorang seimbang dengan keadaan material atau sosial yang dimilikinya (Hakim, 20001: 142) 23 Kalau dibandingkan, dua pandangan di atas maka pandangan pertama bersifat eksak atau absolut. Sedangkan pandahan kedua bersifat relatif sebab adanya faktor-faktor keinginan yang pada pokoknya berdasarkan perasaan. Namun akhirnya pendapat kedua ini akan berubah juga akibat perkembangan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses modernisasi yang menuntut berfikir secara eksak dan rasional. Sehingga ukuran kesejahteraan akan sama dengan kekayaan, dan sebaliknya ketidaksejahteraan sama dengan kemiskinan. Masalah kemiskinan adalah salah satu masalah yang dipunyai manusia, yang sama tuanya dengan usia kemanusiaan itu sendiri. Kemiskinan lazimnya dilukiskan dengan kurangnya pendapatan untuk memenuhi kehidupan hidup yang pokok, seperti sandang, pangan dan papan. Amil Salim, sebagaimana dikutip Hakim, menyatakan bahwa garis kemiskinan adalah apabila pendapatan tidak cukup memenuhi kebutuhan yang paling pokok (Hakim, 20001: 145). Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, dapat dipengaruhi oleh tiga hal (Hakim, 2001: 150) a. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan b. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar c. Kebutuhan objektif manusia untuk hidup secara manusiawi. Atas dasar ini maka mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Hakim, 2001: 154): 24 a. tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, keterampilan, dan sebagainya; b. tidak memiliki kemungkinan memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha; c. tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar karena harus membantu orang tua mencari tambahan penghasilan; d. kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas (self employed), berusaha apa saja e. banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan 2. Kesejahteraan Guru Sebagaimana dimaklumi, bahwa saat ini masih terdengar isu mengenai keberadaan guru serta kesejahteraannya yang sangat memprihatinkan, rendahnya terutama karena penghasilan dan kesejahteraan mereka. Isu tersebut semakin terbukti dengan semakin maraknya unjuk rasa yang dilakukan oleh para guru (khususnya non PNS) yang menuntut peningkatan kesejahteraan mereka. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk mencapai suatu tujuan. Perlakuan ini akan manusiawi apabila mempertimbangkan kapasitas dan potensi yang ada pada manusia. Demikian pula tujuan yang hendak dicapai akan manusiawi apabila memanifestasikan aspek kemanusiaan (Aly, Munzier, 2000: 111). Secara umum proses pendidikan kepada anak 25 ditujukan untuk mempengaruhi kehidupan anak ke arah kesejahteraan yang diharapkan (Gunarsa, 1990: 15). Spencer, sebagaimana dikutip Yunus (1998: 4), mengemukan tujuan pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Self preservation, yaitu manusia harus hidup sebagai makhluk dan dapat menjaga diri sendiri. 2. Securing the necessities of life yaitu manusia harus berusaha dan bekerja untuk mencari nafkah dalam berbagai bidang kehidupan. 3. Rearing a family yaitu harus sanggup memelihara rumah tangga dan keluarga baik memberi nafkah, mendidik dan lain-lain. 4. Maintaining proper social and political relationship yaitu menciptakan manusia yang pandai bergaul dan menyesuaikan diri dengan masyarakat. 5. Enjoying leisure time, yaitu mampu menikmati waktu senggang, keindahan, dan sebagainya. James Mill sebagaimana dikutip Mahmud Yunus menyebutkan tujuan pendidikan adalah menyiapkan seseorang supaya dapat membahagiakan diri sendiri maupun orang lain (Yunus, 1998: 6). Guru diharapkan mampu mencetak anak yang kelak mampu mengurus dirinya sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Sehingga sebagai seorang guru yang menjadi teladan bagi anak didiknya sudah semestinyalah seorang guru hidup dalam keadaan yang sejahtera. Sehingga tuntutan kesejahteraan yang diajarkankan oleh tenaga pendidik menjadi sangat wajar. 26 Sumber daya manusia terdiri dari dimensi kuantitatif dan dimensi kualitatif. Dimensi kuantitatif mencakup berbagai potensi yang terkandung pada diri manusia antara lain pemikiran (ide), pengetahuan, sikap ketrampilan yang mempengaruhi kapasitas kemampuan manusia untuk melaksanakan pekerjaan yang produktif. Sedangkan dimensi kualitatif mencakup prestasi tenaga kerja, dan efisiensi kerja. Jika pengeluaran untuk meningkatkan kemampuan tersebut maka nilai produktivitas dari Sumber Daya Manusia (SDM) akan menghasilkan nilai balik (rate of return) yang positif (Fatah, 2002: 16). Dari teori di atas maka kesejahteraan seorang pekerja termasuk tenaga kependidikan menjadi hal yang sangat vital karena akan berdampak langsung terhadap prestasi kerja. Semakin tinggi nilai kesejahteraan pekerja maka semestinya semakin tinggi pula hasil yang akan diberikan oleh pekerja tersebut. Menurut teori human capital bahwa pada hakekatnya manusia merupakan suatu bentuk kapital sebagaimana bentuk kapital lain seperti mesin, teknologi, tanah, uang dan material yang menentukan pertumbuhan produktivitas melalui investasi dirinya sendiri. Seseorang dapat memperluas alternatif untuk memilih suatu profesi atau pekerjaan yang pada gilirannya mampu meningkatkan kesejahteraan mereka. Cara berfikir yang tertuang dalam teori human capital ini sebenarnya mirip dengan teknological functionalism yang menekankan pada fungsi teknologis dari pendidikan dan pendayagunaan SDM secara efisien. Teori ini menerangkan bahwa pendidikan memiliki efisiensi dan memiliki peran yang sangat menentukan dalam perkembangan suatu 27 masyarakat. Menurut teori SDM ini tenaga kerja dianggap sebagai kapital yang tercermin di dalam pengetahuan, gagasan, kreatifitas dan ketrampilan serta produktivitas kerja (Hakim, 20001: 17) Teori ini tentu juga berlaku kapada tenaga kerja bidang kependidikan atau lebih singkat disebut tenaga pendidik. Peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik tentu akan sangat mempengaruhi secara langsung terhadap produktivtas kerja dalam hal ini adalah mengajar. Tenaga pendidik tidak boleh melupakan aspek jasmani dan rohaniahnya. Untuk pertumbuhan jasmani tanaga pendidik membutuhkan makan, pakaian, tempat tinggal, pemeliharaan kesehatan dan istirahat yang cukup. Sedangkan kebutuhan rohani tenaga pendidik tidak terlepas dari kebutuhan kasih sayang, kebutuhan untuk rasa aman kebutuhan untuk dihormati dan sebagainya. Dalam pengertian sehari-hari istilah kebutuhan sering disamakan dengan keinginan. Seringkali terjadi seseorang mengatakan kebutuhan padahal sebetulnya yang dimaksud adalah keinginan. Kedua istilah tersebut mengandung pengertian yang berbeda. Kebutuhan adalah kenginan terhadap barang atau jasa yang harus dipenuhi, apabila tidak dipenuhi akan menimbulkan dampak yang negatif. Jadi perbedaannya antara kebutuhan dan keinginan adalah bahwa kebutuhan harus dipenuhi tetapi kalau keinginan tidak harus dipenuhi. Kebutuhan dalam hidup ini ada bermacam-macam. Secara umum hanya digolongkan menjadi dua yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder Terdapat lima tingkat kebutuhan tenaga pendidik sebagai manusia yaitu (Rusyan, 2008: 21): 28 1. Kebutuhan untuk hidup. 2. Kebutuhan merasa aman 3. Kebutuhan bertingkahlaku sosial 4. Kebutuhan untuk dihargai 5. Kebutuhan melakukan pekerjaan yang disenangi. Sedangkan menurut pendapat SC Kohs yang dikutip oleh Tabrani secara terperinci mengelompokkan kebutuhan dasar manusia yang juga merupakan kebutuhan dasar tenaga pendidik kedalam 12 kebutuhan pokok yaitu (Rusyan, 2008: 22-23): 1. Identifikasi personal yang terdiri dari respek diri, penghargaan personal, status, pengakuan dan martabat. 2. Self expretion yaitu kebebasan untuk bekerja, bermain, meiliki ide-ide, melakukan eksperimen, pemuasan akan pengalaman baru, mempergunakan emosi secara konstruktif. 3. Kontak sosial yaitu melakukan hubungan sosial, memiliki famili, sahabat dan ikatan kelompok. 4. Kepercayaan yaitu beberapa konsep atau kemutlakan di mana seseorang menerimanya sebagai kebenaran yang akan membantunya sebagai petunjuk untuk melakukan nilai atau sistem. 5. Kebebasan untuk memilih yaitu kesempatan bagi seseorang untuk mengambil keputusan sendiri yang dilandasi oleh pertimbangan dan pendapat sendiri. 6. Keterlibatan dalam perihal keadilan, memberikan suatu perlakuan hasil, bukan sewenang-wenang, tidak mengingkari rasa kemanusiaan dan hak asasi manusia. 29 7. Pendidikan yaitu mewariskan intelektualitas dan kultur dari generasi terdahulu serta masa kini dan menggunakannya untuk kehidupan yang lebih terartur dan bahagia. 8. Kesehatan fisik yaitu tersedianya pemeliharaan kesehatan serta perawatan medis ketika sakit. 9. Jaminan ekonomi yaitu mendapat jaminan akan kebutuhan pokok untuk dapat hidup layak dan sepatutnya berdasarkan pengamatan kelayakan kondisi-kondis tertentu dalam masyarakat. 10. Kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, terpenuhinya kebutuhan psikologisnya termasuk kebutuhan seksual. 11. Pengakuan sosial dan pujian 12. Kesehatan mental dan pemikiran yang tentram serta damai. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan di atas akan menciptakan kesejahteraan bagi tenaga pendidik. Kesejahteraan bagi mereka sangat penting dan fital, karena kesejahteraan bagi guru mempunyai berbagai macam fungsi, antara lain (Rusyan, 2008: 30): 1. Perbaikan secara progresif terhadap kondisi kehidupan tenaga pendidik. 2. Mengembangkan sumber daya manusia untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional. 3. Berorientasi terhadap perubahan sosial dan penyesuaian diri, 4. Penggerakan dan penciptaan sumber-sumber komunitas untuk tujuantujuan pembangunan 5. Penyediaan struktur-struktur institusional pelayanan-pelayanan yeng terorganisasi lainnya. 30 untuk berfungsinya Adapun jenis-jenis kebutuhan yang selama ini kita kenal dari macam aneka ragam definisi atau pengertian dari tiap-tiap kebutuhan manusia selama hidupnya di dunia ini dapat kita rangkum sebagai berikut (Rusyan, 2008: 24-26): 1. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Tingkat Kepentingan / Prioritas a. Kebutuhan Primer (kebutuhan pokok) Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang haus dipenuhi untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusai, seperti : dapat hidup sehat, berpakaian, dan berteduh serta memperoleh pendidikan. Kebutuhan primer ini apabila tidak dipenuhi dapat menimbulkan dampak yang negatif. b. Kebutuhan Sekunder (Pelengkap) Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi. Contoh kebutuhan skunder adalah kebutuhan akan radio, TV, atau sepeda motor bagi masyarakat yang pendapatannya masih tergolong rendah. c. Kebutuhan Tersier / Mewah / Lux Kebutuhan tersier atau kebutuhan mewah adalah kebutuhan yang biasanya dipenuhi setelah kebutuhan primer dan kebutuhan skunder dipenuhi. Contoh kebutuhan tersier adalah kebutuhan akan mobil, alat rumah tangga mewah, dan perhiasan mahal. 2. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Waktu a. Kebutuhan Sekarang Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang benar-benar diperlukan pada saat ini secara mendesak. Contoh 31 adalah kebelet pipis, makan karena sangat lapar, pengobatan akibat kecelakaan, dan lain sebagainya. b. Kebutuhan Masa Depan Kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang dapat ditunda serta dipenuhi di lain waktu di masa yang akan datang. Contoh yaitu pergi haji, pendidikan tinggi, pahala untuk bekal akherat, membeli mobil toyota yaris terbaru, dan lain sebagainya. 3. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Subyek Penerima a. Kebutuhan Individual/Individu/Pribadi Kebutuhan individu adalah jenis kebutuhan yang dibutuhkan oleh orang perseorangan secara pribadi. Contohnya adalah sikat gigi, menuntut ilmu, sholat lima waktu, makan, dan banyak lagi contoh lainnya. b. Kebutuhan Sosial/kolektif Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan berbagai barang dan jasa yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan sosial suatu kelompok masyarakat. Contohnya adalah jalan umum, penerangan tempat umum, berserikat mengeluarkan pendapat, berbisnis, berorganisasi, dan lain-lain. 3. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Sifat a. Kebutuhan Jasmani/Kebutuhan Fisik Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan badan lahiriah atau tubuh seseorang. Contohnya seperti makanan, minuman, pakaian, sandal, pisau cukur, tidur, buang air kecil dan besar, seks, dan lain sebagainya. 32 b. Kebutuhan Rohani/Kebutuhan Mental Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan sesuatu bagi jiwanya secara kejiwaan. Contohnya seperti mendengarkan musik, siraman rohani, beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersosialisasi, pendidikan, rekreasi, hiburan, dan lain-lain. Mengingan fungsi kesejahteraan tersebut, sudah semestinya kesejahteraan tenaga pendidik menjadi hal yang harus dipenuhi. Namun demikian fakta di lapangan tidaklah demikian. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain (Rusyan, 2008: 30): 1. Masalah kesejahteraan ekonomi Masalah ketergantungan ekonomi dapat dilihat dari kesulitan yang dialami oleh individu tenaga pendidik yang disebabkan oleh berbagai hal. Sebagian besar hal ini disebabkan oleh kurangnya pendapatan mereka sehingga tidak dapat memenuhi kubutuhan standar minimal sesuai dengan ketentuan Bank Dunia sebesar Rp 600.000,- per anggota keluarga. Disamping itu juga adanya ketidak mampuan atau ketidaktahuan mereka dalam mengelola penghasilan yang mestinya dapat untuk memenuhi kebutuha mereka. 2. Kemiskinan emosional Kemiskinan emosional berkaitan erat dengan ketidakmampuan menyesuaikan diri. Masalah ini merupakan hambatan sosial psikologis bagi seseorang yang meliputi sikap, perilaku dalam berinteraksi dengan orang lain serta menyesuaikan dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat. 33 Pengertian kemiskinan emosional ini bukan saja mencakup konformitas seseorang dengan lingkungannya, tetapi lebih jauh harus disertai dengan kesadaran dan kerelaan bahwa yag dilakukannya tanpa keterpaksaan. Dengan demikian kemiskinan emosional itu mencakup keseluruhan relasi tenaga pendidik baik ke luar maupun ke dalam dirinya sendiri. 3. Kesehatan yang buruk Kesehatan yang buruk dapat disebabkan oleh faktor lingkungan yang tidak sehat maupun faktor diri tenaga pendidik itu sendiri. Kesehatan yang buruk ini tentu akan menghambat kesejahteraan mereka. Selain faktor biaya juga faktor kenyamanan hidup yang akan terganggu. Dari ketiga masalah tersebut di SMK Poncol dengan kemampuan yang ada berusaha mengatasinya dengan mencari sumber dana dari berbagai pihak khususnya pemerintah maupun swasta untuk membantu guru mengatasi masalah tersebut. B. Kompetensi Guru 1. Pengertian Secara sederhana kompetensi berarti kemampuan. Suatu jenis pekerjaan tertentu dapat dilakukan apabila seseorang tersebut memiliki kemampuan (Sumiati, Asra, 2008: 241). Jika dikaji lebih jauh lagi, kemampuan atau kompetensi ternyata mempunyai cakupan arti yang sangat luas. Karena kemampuan buka hanya berarti ketrampilan yang dimiliki untuk melakukan tugas pokok 34 dan fungsi masing masing pekerjaan yang menjadi kewajibannya tersebut. Fungsi utama guru dalam pembelajaran adalah mampu memberikan perubahan ke arah yang lebih baik bagi anak didiknya. Perupahan anak didik ini tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses. Hal ini tentu sudah menjadi suatu keharusan Hal ini sesuai dengan Firman Allah dam QS Ar Ra’du ayat 11 “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. Guru secara luas mempunyai fungsi sebagai pendidik merupakan salah satu faktor yang dominan dalam proses belajar mengajar. Dalam penelitian tentang peranan guru yang diadakan Badan Litbang Agama tahun pada 1984 terbukti bahwa guru yang tidak mempunyai kompetensi betapapun canggihnya sarana dan media pendidikan maka akan sia-sia (Thoha, 1998: 24). Guru sebagai pendidik di sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam tata kehidupan bernegara. Peran guru dalam pendidikan formal adalah “mengajar”. Saat 35 ini banyak guru yang karena kesibukannya dalam mengajar lupa bahwa siswa yang sebenarnya harus belajar. Jika guru secara intensif mengajar tetapi siswa tidak intensif belajar maka terjadilah kegagalan pendidikan formal. Jika guru sudah mengajar tetapi murid belum belajar maka guru belum mampu membelajarkan murid. Guru dan siswa sama-sama belajar, kebenaran bukan mutlak di tangan guru. Guru harus memberi kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk belajar dan memfasilitasinya agar siswa dapat mengaktualisasikan dirinya untuk belajar. Gurupun harus mengembangkan pengetahuannya secara meluas dan mendalam agar dapat memfasilitasi siswanya. Inilah peran guru dari guru. Sehingga seorang guru dituntut memiliki sikap yang disiplin dalam kinerjanya. Disiplin kerja disini adalah berbuat sesuai dengan aturan, kesepakatan atau kesanggupan yang dibuatnya sendiri (Masruri, 2002: 34) Peran guru dalam pendidikan formal adalah “mengajar”. Saat ini banyak guru yang karena kesibukannya dalam mengajar lupa bahwa siswa yang sebenarnya harus belajar. Jika guru secara intensif mengajar tetapi siswa tidak intensif belajar maka terjadilah kegagalan pendidikan formal. Jika guru sudah mengajar tetapi murid belum belajar maka guru belum mampu membelajarkan murid. Belajar mengajar akan mencapai titik optimal ketika guru dan murid mempunyai intensitas belajar yang tinggi dalam waktu yang bersamaan. Kedudukan guru dan siswa haruslah dianggap sejajar dalam belajar, jika kita memandang siswa adalah subyek pendidikan 36 Guru dan siswa sama-sama belajar, kebenaran bukan mutlak di tangan guru. Guru harus memberi kesempatan seluas- luasnya bagi siswa untuk belajar dan memfasilitasinya agar siswa dapat mengaktualisasikan dirinya untuk belajar. Gurupun harus mengembangkan pengetahuannya secara meluas dan mendalam agar dapat memfasilitasi siswanya. Apalagi ketika sudah menginjak pada jenjang pendidikan menengah atas seperti SMK paranan guru dibatasi oleh paranan anak didik sendiri dalam membentuk dan mengubah perilakunya (Soekamto, 2003: 449). Di samping orang tua, pelaku utama pendidikan adalah guru, sehingga seringkali guru dalam paradigma lama berlaku sebagai sumber utama ilmu pengetahuan dan menjadi segalagalanya dalam pengajaran. Guru adalah orang yang digugu dan ditiru, sehingga tak pelak lagi guru menjadi orang yang setengah didewakan oleh anak didiknya. Tetapi peran guru yang sentral dalam pendidikan kurang berpengaruh terhadap pembelajaran siswanya. Hal ini tentunya sebatas hubung formal yang tidak mendalam dalam membangun kesadaran siswa untuk belajar dengan sepenuh hatinya. 2. Aspek Kompetensi Untuk dapat memenuhi kompetensi guru yang profesional maka dapat dilihat dari beberapa aspek berikut (Rusyan, 2008: 4050): a. Menguasai landasan kependidikan 1) Melaksanakan tujuan 37 sekolah 2) Memahami fungsi sekolah 3) Memiliki pendidikan yang memadai 4) Membuat program kerja 5) Melaksanakan program kerja b. Memiliki kemampuan kemasyarakatan 1) Ketrampilan berkomunikasi denga masyarakat 2) Bekerja sama dengan dewan sekolah Guru pada era sekarang bukan satu-satunya sumber pengetahuan karena begitu luas dan cepat akses informasi yang menerpa kita, sehingga tidak mungkin seseorang dapat menguasai begitu luas dan dalamnya ilmu pengetahuan serta perkembangannya. Akan lebih tepat jika guru berlaku sebagai fasilitator bagi para siswanya sehingga siswa memiliki kepandaian dalam memperoleh informasi, belajar memecahkan permasalahan. Menurut UU RI No. 14 tahun 2005 pasal 32 ayat 1 tentang guru dan dosen bahwa pembinaan dan pengembangan profesi guru meliputi: a. Kompetensi Pedagogik b. Kompetensi Kepribadian c. Kompetensi Profesional d. Kompetensi Sosial Masing-masing kompetensi dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Kompetensi Pedagogik Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan mengelola 38 pembejaran peserta didik dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1) Merencanakan pembelajaran 2) Pelaksanaan pembelajaran 3) Penilaian 4) Tindak lanjut hasil penilaian 5) Pemahaman landasan pendidikan 6) Pamahaman kebijakan tentang pendidkan 7) Pemahaman tingkat perkembangan siswa 8) Pemahaman tentang pendekatan proes pembelajaran 9) Pemahaman terhadap komunikasi dan kerjasama b. Kompetensi Kepribadian Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Secara pribadi seorang guru harus memiliki dedikasi terhadap kepentingan peserta didik, memiliki sikap dan motivasi positif terhadap pekerjaan sebagai seorang guru serta menyenangi pekerjaannya sebagai guru. Ciri-ciri atau ukuran seorang guru memiliki kemampuan kepribadian: 1) Taqwa kepada tuhan 2) Berahlak mulia 3) Berjiwa pendidik 4) Pengendalian diri 5) Pengembangan diri 6) Keterbukaan 39 7) Integritas pribadi Menurut Djamarah (2002:71) empat sikap yang baik dari seorang guru adalah : 1) Suka menolong pekerjaan sekolah 2) Menerangkan pelajaran dengan jelas dan mendalam serta menggunakan contoh-contoh yang baik dalam mengajar. 3) Periang dan gembira memiliki perasaan humor dan suka menerima lelucon atas dirinya. 4) Bersikap bersahabat merasa sebagai seorang anggota dalam kelompok kelas. 5) Menaruh perhatian dan memahami anak didiknya. Selain memiliki sikap yang baik, ciri lain dari seorang guru adalah minat untuk mengajarkan ilmunya kepada siswa, dalam arti guru merasa bahwa mengajar itu merupakan aktivitas yang menyenangkan. Hal ini terungkap dari rasa tidak bosan untuk mengajar dan berusaha terus menerus utuk meningkatkan kualitas mengajarnya dan dapat menjadi guru yang profesional ataupun memiliki profesionalitas tinggi. c. Kompetensi Profesional Profesional adalah penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Ciri-ciri atau ukuran seorang guru memiliki kemampuan profesional adalah : 1) Penguasaan materi 2) Penulisan diktat atau buku pelajaran 3) Membuat media atau alat peraga 40 4) Keikutsertaan dalam pengembangan kurikulum 5) Kegiatan penelitian 6) Menulis karya tulis d. Kompetensi Sosial Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dari keempat kompetensi tersebut tentunya kompetensi profesional yang lebih penting untuk dimiliki oleh seorang guru berkaitan dengan proses belajar mengajar. Ciri-ciri atau ukuran seorang guru memiliki jiwa Sosial adalah : 1) Kerjasama dalam pelaksanaan tugas 2) Partisipasi dalam kegiatn kelembagaan 3) Berpartisipasi dalam kegiatn masyarakat Menurut Sudjana (2000:4) Kemampuan dasar yang harus dikuasai guru yang profesional yakni : a. Merencanakan program relajar mengajar b. Melaksanakan dan memimpin atau mengelola proses belajar mengajar c. Menilai kemajuan proses belajar mengajar d. Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang pegangnya/dibinanya 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi 41 Pada dasarnya pemberdayaan guru melalui standar kompetensi dan sertifikasi guru terjadi melalui beberapa tahapan. Pertama, guru-guru mengembangkan sebuah kesadaran awal yahwa mereka dapat melakukan tindakan untuk meningkatkan kehidupannya dan memperoleh seperangkat keterampilan agar mampu bekerja lebih baik. Melalui upaya tersebut, pada tahap kedua, mereka akan mengalami pengurangan perasaan ketidakmampuan dan mengalami peningkatan kepercayaan diri. Akhirnva, ketiga, seiring dengan tumbuhnya keterampilan dan keper:ayaan diri, para guru bekerja sama untuk berlatih lebih banyak mengambil keputusan dan memilih sumber-sumber daya yang akan berdampak pada kesejahteraan (Mulyasa, 2005: 24) Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kompetensi guru dalam pembelajaran. Ada beberapa faktor yang strategis dalam arti sangat dominan mempengaruhi kompetensi guru yang dapat diamati dan diukur, serta secara umum dimiliki dan dilakukan guru, antara lain: etos kerja, pengalaman mengajar, pendidikan, kesejahteraan, status kepegawaian, beban mengajar, keterlibatan dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan sarana prasarana sekolah (Hartini, 2006: 16) Menurut teori Gibson yang dikutip oleh Illyas (1999: 55-58), ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. a. Variabel individu 1) Kemampuan dan 2) keterampilan mental fisik 3) Latar belakang: 42 a) Keluarga b) Tingkat sosial c) Pengalaman 4) Demografis a) Umur b) Etnis c) Jenis Kelamin b. Variabel Organisasi 1) Sumber daya 2) Kepemimpinan 3) Imbalan 4) Struktur 5) Disain pekerjaan c. Variabel Psikologis 1) Persepsi 2) Sikap 3) Kepribadian 4) Belajar 5) motivasi 4. Upanya Untuk Meningkatkan Kompetensi Berpijak kepada faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi, maka sangat penting untuk dilakukan upaya peningkatan kompetensi tersebut baik yang berkaitan langsung dengan guru, buku dan sarana penunjang belajar mengajar maupun aspek-aspek sosial guru. Masalah kompetensi guru merupakan hal urgen yang harus dimiliki oleh setiap 43 guru dalam jenjang pendidikan apapun. Guru yang terampil mengajar tentu harus pula memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan social adjustment dalam masyarakat. Kompetensi guru sangat penting dalam rangka penyusunan kurikulum. Ini dikarenakan kurikulum pendidikan haruslah disusun berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh guru. Tujuan, program pendidikan, system penyampaian, evaluasi, dan sebagainya, hendaknya direncanakan sedemikian rupa agar relevan dengan tuntutan kompetensi guru secara umum. Dengan demikian diharapkan guru tersebut mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab sebaik mungkin (Hamalik, 2006: 36). Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa, kompetensi guru berperan penting. Proses belajar mengajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akantetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para siswa. Guru yang berkompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal Agar tujuan pendidikan tercapai, yang dimulai dengan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif, maka guru harus melengkapi dan meningkatkan kompetensinya. Untuk meningkatkan kompetensi professional seorang guru maka perlu melakukan langkah berikut (Departemen Pendidikan Nasional, 2003: 15): a. Mengikuti perkembangan IPTEK yang mendukung profesi b. Mengalih bahasakan buku pelajaran/karya ilmiah c. Mengembangkan berbagai macam model pembelajaran. 44 d. Menulis makalah e. Menyusun modul pembelajaran f. Menulis karya ilmiah g. Melakukan penelitian ilmiah h. Mengikuti pendidikan kwalifikasi i. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum. C. Pengaruh Kesejahteraan terhadap Kompetensi Guru Perbaikan kesejahteraan guru perlu menjadi prioritas dalam usaha peningkatan mutu pendidikan, karena melalui kesejhteraan tenaga pendidi seccara fisik maupun psikologis itulah mutu pendidikan yang semakin baik akan tercapai. (Rusyan, 2008: 7) Dengan kata lain bahwa kwalitas hasil pendidikan banyak dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan para gurunya. Semakin tinggi kesejahteraan guru kemungkinan semakin baik hasil pendidikan akan semaki besar. Hal itu tentu akan berlaku sebaliknya. Dari uraian di atas dapat diperoleh pemahaman bahwa gaji merupakan faktor yang dapat memperkuat motivasi dan kemauan untuk mendapatkan kinerja guru yang profesioal, dan berfungsi sebagai keberhasilan dimasa depan. Dengan kata lain, jika gaji telah disesuaikan sehingga jumlahnya mampu memenuhi kebutuhan hidup secara layak dan menjamin masa depan guru, seharusnya ditetapkan ketentuan bahwa yang berhak mendapatkan secara penuh sebagai penghargaan atau jasa-jasanya adalah guru yang efektif dan efisien dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar pekerjaan. Pengalaman kerja yang di dapat oleh guru bisa meningkatkan kinerja guru yang profesional. Seorang guru45dapat mengembangkan ketrampilan yang dimiliki, sehingga dalam tanggung jawab pekerjaan yang tidak menemui hambatan. Jeleknya kualitas dan pengajaran guru berdasarkan dengan besarnya gaji yang diterima 46 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi 1. Identitas Sekolah Nama sekolah SMK Al Ittihad Bringin NSS 402032212001 Alamat Sekolah Jln. KH Misbah No. 11 Poncol Popongan Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Status Sekolah Swasta Progran Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura Keahlian Penyelenggaraan Pagi Pukul 07:00 s/d 14:15 WIB KBM Nama Yayasan Pondok Pesantren Putra/ Putri Al Ittihad Poncol Popongan Bringi Kabupaten Semarang Alamat Yayasan Poncol Popongan Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang 50771 Status Gedung Milik Sendiri Sekolah Penggunaan Sendiri Tahun berdiri 2004 2. Visi 47 Mewujudkan SMK Al Ittihad sebagai pusat keunggulan yang mampu menyiapkan dan mengembangkan SDM yang berkualitas di bidang IMTAQ dan IPTEK yang Islami 3. Misi Menyenggarakan pendidikan yang berorientasi pada pembentukan kualitas baik akademika, moral maupun sosial sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan SDM yang berkualitas di bidang IMTAQ dan IPTEK dalam rangka ikut membangun manusia Indonesia seutuhnya 4. Tujuan Mengembangkan potensi peserta didik menjadi warga negara yang beriman, beramal, berakhlak mulia, berilmu dan bertaqwa kepada Allah SWT, bertanggung jawab serta berwawasan kebangsaan 5. Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana merupakan salah satu hal yang sangat penting dan merupakan fasilitas pendidikan yang sangat menunjang bagi berlangsungnya proses belajar mengajar demi pencapaian tujuan pendidikan. TABEL 3.1 Daftar Ruang/ Bangunan SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Bangunan/ Ruang Ruang Guru, Kepala Sekolah Ruang Kelas Ruang Komputer Ruang Perpustakaan Ruang Kopersi Siswa Ruang UKS Rumah Dinas Kepala Sekolah 48 Rumah BP Kamar mandi/ WC Guru Kamar Mandi Siswa / WC Putra Kamar Mandi Siswa / WC Putri Gudang Ruang Ibadah Ruang Green House Lahan Praktek Jumlah 1 Ruang 4 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 2 tempat Adapun peralatan penunjang pendidikan yang dimiliki oleh SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 sudah cukup lengkap. TABEL 3.2 Daftar Inventaris SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Nama Barang Meja murid satu anak Kursi Murid Meja untuk dua anak Kursi untuk dua anak Meja guru Kursi guru Amari Rak Buku Papan tulis Papan Statistik Meja kursi tamu Unit alat peraga Unit alat pertanian Unit alat kesehatan Unit alat olah raga Almari perpustakaan Radio/ Tape Recorder/Sound Komputer TV 29” DVD + Speaker active Mesin Ketik 6. Kondisi geografis Jumlah 100 buah 120 buah 20 buah 20 buah 12 buah 8 buah 13 buah 2 buah 8 buah 1 buah 1 buah 36 set 1 set 2 set 2 set 1 buah 1 set 13 Unit 2 buah 1 set 3 buah 49 Adapun kondisi fisik lingkungan SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 adalah sebagai berikut: a. Terletak di daerah yang kemungkinan besar bebas dari gangguan bencana. b. Terletak di daerah yang jauh dari pabrik dan pasar tetapi dekat dengan perumahan dan perbukitan sehingga udaranya segar. c. Mudahnya fasilitas air. d. Penghijauan di sekitar sekolah cukup baik sehingga udara cukup sejuk dan baik untuk pernafasan. e. Terletak didaerah yang cukup kondusif untuk kegiatan belajar mengajar yaitu jauh dari keramaian jalan raya. 7. Letak Geografis SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 terletak di Dusun Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Lokasi SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 berbatasan dengan desa-desa terdekat yaitu : a. Sebelah Utara adalah desa Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. b. Sebelah Selatan adalah Desa Karangguli Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. c. Sebelah Timur adalah Sendang Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. d. Sebelah Barat adalah Karangtengah Kecamatan Tuntag Kabupaten 50 Semarang 8. Keadaan Siswa Siswa adalah salah satu faktor yang mempengaruhi dan menentukan dalam suatu pembelajaran, sebab siswa merupakan subyek dalam pendidikan, terlebih lagi bila diinginkan hasil belajar/prestasi siswa yang maksimal, maka sebaiknya siswa tidak hanya dipandang sebagai obyek. Siswa pada SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 berjumlah 115 siswa dengan perincian sebagai berikut: TABEL 3.3 Data Siswa SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 NO 1. 2. 3. KELAS I II III JUMLAH LAKI-LAKI 26 19 21 66 PEREMPUAN 13 18 18 49 JUMLAH 39 37 39 115 9. Keadaan Guru Peran guru dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan, sebab untuk memperlancar jalannya kegiatan belajar mengajar dibutuhkan tenaga pengajar/guru yang bertanggung jawab terhadap mata pelajaran yang diampunya sesuai dangan tugas pokok dan fungsinya masing-masing serta keberadaan penjaga sekolah dalam hal ini karyawan yang sangat membantu keamanan, ketertiban, kebersihan serta keindahan sekolah. Jumlah staf guru dan karyawan SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan 51 Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 ada 26 orang yang terdiri dari lulusan SLTP sampai S1. Adapun nama-nama guru pada SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini: TABEL 3.4 Daftar Nama Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 1 Drs. Moh Amin JENJAN G PEND. S1 2 Suprihatin, S. Ag S1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Maryam Anis Budiarti Sayogo, S. Pd.I Ahmad Muhaimin, S. Ag Yunita Setyaningrum, S. Si Al Qaffal, S. Pd. I Aang Krisdiana Fauzan Eki Nasarudin, S.P Sri Rahayu, S. P Ir. Budi Indriyatno A. Than Thawi Siti Sofiyati, S. P Diah Nur Bashiroh Herwanto Nana Mulyana, S. Pd Supomo, S. P Sugiarto Imam Syafi’I, S. Bi Khasan Al Faruq 22 Widatul Fitkhiyah, S. Pd S1 23 24 25 Ika Yuniati, A, Md Farchan, S. Pd. Khoirul Anwar, S. Pd. I D3 S1 S1 26 Nurul Huda, S, Pd S1 NO NAMA SLTA S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 D2 SLTA S1 S1 S1 S1 SLTA 52 B. Laporan Penelitian 1. Tempat Penelitian TUGAS MENGAJAR Kepala/ Penjas Bahasa Indonesia PAI Biologi PKn IPS Kimia Bahasa Ingris Ekonomi Produktif Produktif Produktif Produktif Produktif Bahasa Jawa Produktif Produktif Produktif Produktif Biologi Aswaja Bahasa Indonesia KKPI Geografi Bahasa Inggris Bahasa Indonesia KET - Penelitian ini dilaksanakan di SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai awal Awal Mei sampai Akhir Juli 2011 3. Responden Dalam penelitian ini yang peneliti jadikan responden adalah seluruh guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 yang berjumlah 26 orang. Adapuan daftar nama responden adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Daftar Nama Responden No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Nama Responden Drs. Moh Amin Suprihatin, S. Ag Maryam Anis Budiarti Sayogo, S. Pd.I Ahmad Muhaimin, S. Ag Yunita Setyaningrum, S. Si Al Qaffal, S. Pd. I Aang Krisdiana Fauzan Eki Nasarudin, S.P Sri Rahayu, S. P Ir. Budi Indriyatno A. Than Thawi Siti Sofiyati, S. P Diah Nur Bashiroh Herwanto Nana Mulyana, S. Pd Supomo, S. P Sugiarto Imam Syafi’I, S. Bi 53 Khasan Al Faruq Widatul Fitkhiyah, S. Pd Ika Yuniati, A, Md Farchan, S. Pd. Mata Pelajaran Kepala/ Penjas Bahasa Indonesia PAI Biologi PKn IPS Kimia Bahasa Ingris Ekonomi Produktif Produktif Produktif Produktif Produktif Bahasa Jawa Produktif Produktif Produktif Produktif Biologi Aswaja Bahasa Indonesia KKPI Geografi 25 26 Khoirul Anwar, S. Pd. I Nurul Huda, S, Pd Bahasa Inggris Bahasa Indonesia 4. Hasil Penelitian Untuk mengumpulkan data yang penulis perlukan dalam penelitian ini, maka penulis menyebarkan angket kepada seluruh responden. Angket yang penulis sebarkan berjumlah 15 item pertanyaan untuk masingmasing vaiabel. Sehingga setiap responden akan menjawab 30 item pertanyaan. Setelah angket diisi oleh masing-masing responden maka penulis melakukan pengumpulan angket tersebut kembali untuk diadakan penskoran. Hasil dari angket tingkat kesejahteraan tenaga pendidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 dalam tabel 3.6 TABEL 3.6 Rekap Jawaban Angket Tentang Tingkat Kesejahteraan Tenaga Pendidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 No Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 B C B B B A A B C C B B B B A 2 C C C A B A B A C C B C B B A 3 B B B C B B C C C C C B C 1 C 4 B C B B B B C A C C C B C B C 5 C C C C C B B C C C C 1 C C C 6 C B B B B C B C B B B B B B B Jawaban Soal Jumlah Skor 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C C C C C B B B B B 8 7 A B B B B C B C C 1 7 7 C C B B B B C B C 9 6 C B C C B B B B B 1 9 5 C B B C B B C C B 10 5 C C C C B C B B B 2 7 6 B B B B B A B B A 3 10 2 C C C C C C C C A 1 2 12 C C B B B B B C B 7 8 B B B B54 B B B B C 9 6 C B B B B C B B C 9 6 B B C C B B B B B 11 4 C B C B B B B C B 9 6 B B B B B B B C B 12 3 A A B B B B B C B 4 7 4 No Resp. 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 1 B B B A B B B B B B A 2 B B C B A C C C C B C 3 C C C B B B B B C C A 4 B B B B A C B C C C B 5 C C C C C C C C C C C Jawaban Soal 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 B C C C C B B C C C B B B C C B B C C B B C C C C B B B B B C C C C B B B B B B C C C C C B B B C A C C C C C B B B C A B C B C B B C B C A C A C C B B B B B C C C C C C B B C C C C C C C C B B C C C C C C C B B B B B B Total Jawaban Jumlah Skor A B C 6 9 9 6 8 7 1 9 5 3 5 7 1 5 9 1 8 6 1 7 7 3 12 4 11 2 7 6 21 197 172 Keterangan A skor 3 B skor 2 C skor 1 Dari hasil jawaban responden tersebut maka alternatif jawaban A dipilih sebanyak 21 kali, alternatif jawaban B dipilih sebanyak 197 kali dan alternatif jawaban C dipilih sebayak 172 kali oleh responden. Adapun hasil jawaban angket tentang tingkat kompetenasi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 sebagaimana dalam tabel 3.7 55 TABEL 3.7 Rekap Jawaban Angket Tentang Tingkat Kompetensi Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 Jawaban Soal No Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 C C B C B C C B C C C C C C B 2 C C C B C B C C C B C C B C C 3 C B C B C C C B C C B B C C C 4 C B B C C C B C C B B C B C B 5 C C C B B B C B C C C B B B B 6 B C C C B B C C C B A A B B B 7 A A A B B B A C C C C C C C C 8 C C B B B B C C C B B C C C B 9 C C C C C B C C C C C C B C B 10 C C 2 C C C B C C C C B B C B 11 C C C C B C B B C B B C B C B 12 B B B B B B B 3 3 3 3 3 B B C 13 C C B C C C C C C B C B C C B 14 B B B C B C C C C B C C B C B 15 A B B B B C C C C B B B B C B 16 C C B C C C B C C C C C C C B 17 C C C C B C B C C B C C B C B 18 B B A C C C C C C C C C B C C 19 B B B B B C B C C C C B B A B 20 C B B C B B B C C C B B B A B 21 C C B B B C C C C C C B B C B 22 B B B C C C B B C B C C B C C 23 C B B B C C B C C B C B B C B 24 C C B C C C C C C C C C C C C 25 C C B C C C C C C C C C C C C 26 B B B B B C B C C C C B B A B Jawaban Soal Jumlah Skor A B C 4 11 4 11 5 10 7 8 8 7 2 7 6 4 3 8 7 8 3 12 5 10 6 9 1 9 5 4 11 7 8 1 9 5 3 12 5 10 1 3 11 1 9 5 1 9 5 6 9 7 8 8 7 1 14 1 14 1 9 5 12 145 233 Keterangan A skor 3 B skor 2 C skor 1 Dari hasil jawaban responden tersebut maka alternatif jawaban A dipilih sebanyak 12 kali, alternatif jawaban B dipilih sebanyak 145 kali dan 56 alternatif jawaban C dipilih sebayak 233 kali oleh responden. Apabila dihitung denga skor yang telah ditetapkan pada masing-masing alternatif jawaban maka variable X yaitu tingkat kesejahteraan tenaga pendidik memperoleh total skor 629, sedangkan variabel Y yaitu tingkat kompetesi guru memperoleh total skor 549 BAB IV 57 ANALISIS DATA A. Analisis Data 1. Kesejahteraan Tenaga Pindidik Dari data tentang kesejahteraan tenaga pendidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 datanya telah penulis sajikan pada bab sebelumnya perlu penulis berikan penilaian. Adapun dalam memberikan penilaian dengan sekor sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A dengan nilai 3. b. Alternatif jawaban B dengan nilai 2. c. Alternatif jawaban C dengan nilai 1. Maka tersaji nilai sebagaimana dalam tabel 4.1. TABEL 4.1 Nilai Jawaban Angket Tingkat Kesejahteraan Tenaga Pendidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 No Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 2 1 1 1 2 1 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 2 1 2 1 2 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 4 2 1 2 2 2 2 1 3 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 3 1 2 1 1 5 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 7 1 3 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 3 1 2 1 1 1 1 1 3 1 Nomor Item 8 9 10 11 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 582 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 12 2 1 2 2 2 1 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 13 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 14 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 15 2 1 1 2 2 2 3 3 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 1 1 Jumlah 23 24 24 26 25 27 29 23 22 24 24 26 24 27 30 21 24 23 26 26 22 25 24 18 No Resp. 25 26 1 2 2 2 3 1 Nomor Item 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 2 12 2 2 13 1 2 14 1 2 15 1 2 Jumlah 19 26 Dari skor di atas maka langkah selanjutnya adalah: a. Mencari interval tingkat kesejahteraan tenaga pendidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 Untuk mencari interval dari tingkat kesejahteraan tenaga pendidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 ini maka dicari dengan rumus : i ( xt xr ) 1 Ki Keterangan : i : Interval ideal xt : Nilai tertinggi ideal xr : Nilai terendah ideal Ki : Kelas Interval i = (45 15) 1 3 = 31 3 = 10,33 dibulatkan menjadi 10 Kemudian dimasukkan ke dalam tabel 4.2. TABEL 4.2 59 Kesejahteraan Tenaga Pendidik Nominasi Jawaban Angket Tingkat SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 Nilai Interval 36 – 45 Ketegori/Simbol Tinggi (A) Frekwensi 0 26 – 35 15 – 25 Sedang (B) Rendah (C) 9 17 b. Mencari persentase masing-masing kategori 1. Kategori Tinggi (A) : 0 x 100 % = 0% 26 2. Kategori Sedang (B) : 9 x 100 % = 34,6% 26 3. Kategori Rendah (C) : 17 x 100 % = 65,4% 26 Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel 4.3. TABEL 4.3 Perrsentase Jawaban Angket Tingkat kesejahteraan Tenaga Pnedidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 No 1 2 3 Tingkat Kesejahteraan Tenaga Pendidik Tinggi Sedang Rendah Jumlah Frekuensi Persentase 0 9 17 26 0 34,6 65,4 60 2. Kompetensi Guru Adapun data tentang tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 dalam memberikan skor juga menggunakan ketentuan sebagai berikut: 100 a. Alternatif jawaban A dengan nilai 3. b. Alternatif jawaban B dengan nilai 2. c. Alternatif jawaban C dengan nilai 1. Maka diperoleh skor sebagaimana tersaji dalam table 4.4. TABEL 4.4 Nilai Jawaban Tingkat Kompetensi Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 No Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 1 2 3 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 1 1 2 1 1 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 5 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 6 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 Nomor Item 8 9 10 11 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 2 1 2 3 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 13 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 14 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 3 15 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 Jumlah 19 19 20 22 23 26 26 22 18 20 22 26 19 22 26 18 20 10 26 26 21 22 23 16 16 26 61 Setelah data terkumpul, langkah penulis selanjutnya adalah : a. Mencari Interval tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 Untuk mencari interval tingkat eksistensi kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 juga dicari dengan rumus : i ( xt xr ) 1 Ki Keterangan : i : Interval ideal xt : Nilai tertinggi ideal xr : Nilai terendah ideal Ki : Kelas Interval i = (45 15) 1 3 = 31 3 = 10,33 dibulatkan menjadi 10 Kemudian dimasukkan ke dalam table 4.5 tingkat eksistensi kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011. 62 TABEL 4.5 Interval Jawaban Angket Tingkat Kompetensi Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 Nilai Interval 36 – 45 26 – 35 15 – 25 Ketegori/Simbol Tinggi (A) Sedang (B) Rendah (C) Frekwensi 0 7 19 b. Mencari persentase masing-masing kategori 1. Kategori Tinggi (A) : 0 x 100 % = 0% 26 2. Kategori Sedang (B) : 7 x 100 % = 26,9% 26 3. Kategori Rendah (C) : 19 x 100 % = 73,1 % 26 Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel 4.6. TABEL 4.6 Persentase Jawaban Angket Tingkat Kompetensi Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 No 1 2 3 Kompetensi Guru Tinggi Sedang Rendah Jumlah Frekuensi 0 7 19 26 Persentase 0 26,9 73,1 100 % B. Analisis Data dan Uji Hipoteisis Dari hasil pengelolaan data di atas maka data akan dianalisa tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dan tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011. Dalam penyajian data pada bab ini akan dikorelasikan dalam tabel koefesien korelasi, dimana tingkat kesejahteraan tenaga pendidik sebagai variabel x dan tingkat 63 kompetensi guru sebagai variabel y. untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam tabel 4.7. TABEL 4.7 Rekap Hasil Jawaban Anget Tingkat Kesejahteraan Tenaga Pendidik dan Tingkat Kompetensi Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 No Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 X 23 24 24 26 25 27 29 23 22 24 24 26 24 27 30 21 24 23 26 26 22 25 24 18 19 26 Y 19 19 20 22 23 25 24 22 18 20 22 24 19 22 24 18 20 10 24 24 21 22 23 16 16 24 Untuk melakukan analisis tentang hubungan tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dengan tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011, maka penulis menggunakan teknik analisa statistik. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus product moment, yaitu sebagai berikut : 64 rxy = N.x N .xy (x)(y) 2 (x) 2 N .y 2 (y) 2 Untuk mengerjakan rumus di atas, dicari terlebih dahulu unsur-unsur yang memeiliki rumus tersebut melaui table 4.8. TABEL 4.8 Tabel Kerja Produc Moment Koefisiensi Korelasi Tingkat Kesejahteraan Tenaga Pendidik dengan Tingkat Kompetensi Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 X 23 24 24 26 25 27 29 23 22 24 24 26 24 27 30 21 24 23 26 26 22 25 24 18 19 26 632 Y 19 19 20 22 23 25 24 22 18 20 22 24 19 22 24 18 20 20 24 24 21 22 23 16 16 24 551 Dari tabel di atas diketahui : Σx = 632 Σy = 551 Σ x2 =15542 2 Σy = 11843 Σ xy = 13541 X2 529 576 576 676 625 729 841 529 484 576 576 676 576 729 900 441 576 529 676 676 484 625 576 324 361 676 15542 Y2 361 361 400 484 529 625 576 484 324 400 484 576 361 484 576 324 400 200 576 576 441 484 529 256 256 576 11843 XY 437 456 480 572 575 675 696 506 396 480 528 624 456 594 720 378 480 460 624 624 462 550 552 288 304 624 13551 65 Dari tabel kerja di atas kemudian dimasukkan dalam rumus sebagai berikut: rxy = = N.x N .xy (x)(y) 2 (x) 2 N .y 2 (y) 2 26 X 13541 (632)(551) 26 X 15542 (632) 26 X 11843 (551) 2 2 352066 348232 = = 404092 399424307918 303601 3834 4668 X 4317 3834 = = 20151756 3834 4489071 = 0,854 Dari analisis di atas menghasilkan indeks korelasi "r" antara pengaruh tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dengan tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 sebesar 0,854. kemudian dengan tabel product moment dengan N= 26. dari tabel diperoleh nilai r dengan taraf signifikasi 1 % sebesar 0.3172 sedangkan pada taraf signifiakasi 5 % sebesar 0.4785. maka artinya terdapat korelasi yang sangat kuat. 66 Sehingga hipotesis yang penulis susun yang berbunyi: 1. Hipotesa Kerja (Ha) Ada hubungan antara tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dengan tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011, terbukti secara meyakinkan sehingga dapat diterima. 2. Hipotesa Nihil (Ho) Tidak ada hubungan tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dengan tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 tidak terbukti sehingga ditolak Dari analisis di atas maka diketahui bahwa sebagian besar tingkat kesejahteraan tenaga pendidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 adalah rendah. Hal ini terbukti bahwa tingkat kesejahteraan tenaga pendidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 yang masuk kategori rendah sebesar 65,4% dan yag masuk ketegori sedang adalah 34,6% dan dan yang masuk kategori tinggi 0%. Sedangkan tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 sebagiah besar juga rendah. Hal ini terbukti bahwa tingkat eksistensi kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 yang masuk kategori rendah sebanyak 73,1% dan yang masuk kategori sedang 26,9% dan masuk kategori tinggi 0%. Dari anailis di atas juga diketahui bahwa ada hubungan antara tingkat 67 kesejahteraan tenaga pendidik terhadap tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011. Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan rumus product moment menghasilkan tingkat korelasi koefisiansi antara tingkat kesejahteraan tenaga pendidik terhadap tingkat eksistensi kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 sebesar menghasilkan rxy: 0,854. Apabila dikonsultasikan dengan r tabel dengan N:26 pada taraf signifikansi 0,1%: sebesar 0.3172 dan pada taraf signifiakasi 5 % sebesar 0.4785, maka rxy lebih besar dari r tabel. Hal ini menunjukkan ada korelasi yang signifikan antara tingkat kesejahteraan tenaga pendidik terhadap tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 68 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian panjang di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat kesejahteraan tenaga pendidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 adalah rendah. Hal ini terbukti bahwa tingkat kesejahteraan tenaga pendidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 yang masuk kategori rendah sebanyak 17 responden atau sebesar 65,4% dan yang masuk ketegori sedang sebanyak 9 responden atau 34,6% dan tidak ada responden yang masuk kategori tinggi atau 0%. 2. Tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 sebagiah besar juga rendah. Hal ini terbukti bahwa tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 yang masuk kategori rendah sebanyak 19 responden atau sebesar 73,1% dan yang masuk kategori sedang sebanyak 7 responden atau sebesar 26,9% dan tidak ada responden yang masuk kategori tinggi atau 0%. 3. Ada hubungan antara tingkat kesejahteraan tenaga pendidik terhadap tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011. Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan rumus product moment menghasilkan tingkat korelasi koefisiensi antara tingkat kesejahteraan tenaga pendidik terhadap 69 tingkat eksistensi kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 sebesar menghasilkan rxy: 0,854 yang berarti terdapat hubungan yang sangat kuat. B. Saran- Saran 1. Kepada Pemerintah a. Pemerintah hendaklah lebih meningkatkan anggaran yang langsung dapat meningkatkan kesejahteraan para guru. b. Pemerintah hendaknya mempercepat program sertifikasi guru khususnya para guru swasta. c. Pemerintah hendaknya lebih melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan kompetensi para guru dengan melakukan kegiatankegiatan yang dapat meningkatkan kwalitas para guru, khususnya guru swasta. 2. Kepada Pihak Yayasan a. Yayasan hendaklah lebih meningkatkan perhatiannya untuk meningkatkan kesejahteraan para guru. b. Yayasan menggali hendaknya sumber melakukan daya langkah-langkah untuk meningkatkan kreatif untuk kemampuan pendanaannya, tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. c. Yayasan hendaknya lebih melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan kompetensi para guru dengan melakukan kegiatankegiatan yang dapat meningkatkan kwalitas para guru, khususnya guru swasta. 3. Kepada Guru 70 a. Guru hendaknya meningkatkan kemampuan kompetensinya dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik. b. Guru hendaknya lebih berkonsentrasi dalam tugasnya sebagai seorang pendidik tanpa terganggu dengan masalah kesejahteraan. C. Kata Penutup Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, atas petunjuk dan bimbinganNya, penelitan dan skripsi ini akhirnya dapat penulis selesaikan. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian serta penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas budi baik yang telah diberikan dengan yang lebih baik. Meskipun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini masih sangat penulis harapkan. Atas kritik dan saran yang diberikan penulis juga ucapkan banyak terima kasih. Tidak lupa penulis mohon maaf yang sebasar-besarnya apabila selama penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi ini mengganggu pihakpihak lain. Penulis berharap penelitian dan skripsi ini apat bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun seluruh pembaca guna meningkatkan pemampuan dalam menerapkan metode pembelajaran. Amin DAFTAR PUSTAKA 71 Al Qu’anul Karim Adib, Basri Mustofa, Terjemah Shohih Muslim Jilid 4, Semarang, CV. Asy-syifa Ahmad, Abu Hasan, Tafsir Al-Munir II, Bandung, Syirkah Al-Ma’arif, tt Ali, Muhammad, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Bandung, Angkasa, 1987 Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta, 1990 Darajat , Zakiyah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Aksara, 2001 Jakarta, Bumi Djamara Syaiful Bahri,. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta, Rineka Cipta, 2002 Fatah, Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2002 Hadi, Sutrisno, Metodologi Researh: untuk Penulisan Paper, Tesis dan Disertasi, Yogyakarta: Andi Offset, 1994 Hakim, Arifin, Ilmu Sosial Dasar, Teori dan Kinsep Ilmu Sosial, Bandung, Pustaka Satya, 2001 Hamalik Oemar, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru Algensindo, 1990 Noer Aly, Hery, Munzier, Watak Pendidikan Islam, Jakarta, Friska Agung Insani, 2000 Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2003 Masruri, Siswanto, Kualiatas Pribadi dan Ketrampilan Supervisi, Jakarta, Panji Mas, 2002 Mujib, Abdul, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2001 Mukti, Abdul , Proses Belajar Pendekatan Kognitif, Diktat Mata Kuliah Ilmu Jiwa Belajar, Semarang, Program S1 GPAI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisango, 2004 Mulyasa E. Kompetensi Profesional, Jakarta, Bumi Aksara, 2002 Rusyan, Tabrani, Kesejahteraan dan Motivasi dalam Meningkatkan Efektivitas Kinerja Guru, Jakarta, Inti Media, 2008 Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2003 Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003 Sumiati, Asra, Metode Pembelajaran, Badung, Wacana Prima, 2008 Supranto, Statistik, Teori dan Aplikasi, Jakarta: Erlangga, 1989 Supriyoko, Guru dan Murid, http://re-searchengines.com/0505lidus.html, diunggah 20 Januari 2011 Syah, Muhibbin , Psikologi Islam Suatu Pendidikan Baru, Bandung, Remaja Roesda Karya,1995 Thoha, Chabib, PBM PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar PAI, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1998 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1993 Yunus, Mahmud, Pendidikan dan Pengajaran, Jakarta, Hidakarya Agung, 2000 Nasrun Rusli, Nasrun dkk.1993. Materi Pokok Aqidah Akhlaq. Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam. Mishra, RC. 2005. Management of Educational Research. New Delhi: Publishing Coorporation. Wiraatmaja, Rachiyati. 2004. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Faisal, Sanapiah. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional. Bell, Judith. Doing Your Project, Jakarta: Indeks. STAIN Salatiga. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Salatiga. STAIN Salatiga Yamin, Martinis. 2005 Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: GP Press. Usman , Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesiona. Bandung: Rosdakarya. Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana. Nasution. 2008. Teknologi Pendidikan. Jakarta Bumi: Aksara. Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah. 1998. Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta: Djambatan. Gunarsa, Singgih D. 1990. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: PT BPK Gunung mulia. Saudi, Nana & Sukmadinata, 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidika., Bandung: Remaja Rosdakarya. Sadimin, Arief S. Dkk. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Nana Sudjana, Nana & Ahmad Rivai. 1997. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Raharjo, R. dkk. 1986. Media Pendidikan Penerapan Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali. Wilbour Schramm, Wilbour. 1984. Media Besar Media Kecil. Semarang: IKIP Press. Muslich, Mansur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Malik, Oemar. 1986. Media Pendidikan. Bandung : Alumni. Miyarso, Yusufhadi dkk. 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan Pengertian dan Penerapannya di Indonesia. Jakarta: CV Rajawali. Effendi, Empy & Hartono Zhuang. 2009. E-Learning Konsep dan Aplekasi. Yogyakarta: Andi. Suteja, Bernard Renaldy dkk. 2008. Memasuki Dunia A-Learning, Bandung : Informatika. Wilson, Gegne L. 1984. Media dalam Pembelajaran Penelitian Selama 60 Tahun. Jakarta: CV Rajawali. DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS Nama : Siti Khoeriyah Tempat/Tangga Lahir : Kab. Semarang/ 10 April 1978 Jenis Kelamain : Perempuan Kebangsaan : Indonesia Agama : Islam Alamat : Desa Popongan RT 02 RW 02 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Status : Menikah Nama Suami :Sayoga, S. Pd Nama Orang Tua Ayah : Sulaiman Ibu : Subiah Riwayat Pendidikan : MI Sraten Tuntang (Lulus Tahun 1991) MTs NU Salatiga (Lulus Tahun 1994) MAN Salatiga (Lulus Tahun 1997) D II STAIN Salatiga (Lulus Tahun 2000) Riwayat Pekerjaan : - Guru Bantu di SDN Salatiga 08 (Dari tahun 2003 - 2007) - Guru PNS di SDN Salatiga 08 (Dari tahun 2007 – sekarang) Angket Kesejahteraan Guru Peteunjuk pengisian a. Pilihkah salah satu alternative jawaban a, b atau c sesuai dengan keadaan anda sebenarnya b. Kerahasiaan jawaban Anda penulis jamin c. Nilai jawaban anda adalah sebagai berikut: - Alternatif jawaban a memiliki skor 3 - Alternatif jawaban b memiliki skor 2 - Alternatif jawaban c memiliki skor 1 d. Selamat mengisi, terimakasih atas kerjasamanya. ==================================================== ======= 1. Berapakah besar gaji saudara? a. Di atas 2 Juta b. Antara 1-2 Juta c. Di Bawah 1 Juta 2. Apakah gaji Anda saat ini anda rasa cukup untuk kebutuhan sehari-hari? a. Mencukupi sebagian besar b. Mencukupi sebagian kecil c. Tidak mencukupi 3. Apakah saudara mendapatkan uang kesejahteraan dari sekolah? a. Setiap Bulan mendepatkan b. Kadang-kadang c. Tidak mendepatkan 4. Apabila saudara melakukan pekerjaan tambahan apakan anda mendapat uang lembur? a. Selalu b. Kadang kadang c. Tidak pernah 5. Apakah anda setiap hari anda makan dengan menu 4 sehat 5 sempurna? a. selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Tidak pernah 6. Berapa kalikah Anda membelikan pakaian untuk keluarga Anda? a. setahun lebih dari 2 kali b. setahun 2 kali c. setahun 1 kali 7. Berapa kalikah Anda mengajak keluarga untuk jalan-jalan/ rekreasi? a. seminggu sekali b. sebulan sekali c. setahun sekali 8. Di manakah Anda sekeluarga tinggal saat ini? a. rumah sendiri b. Rumah kontrakan c. rumah orang tua 9. Apakah Anda memiliki kendaraan yang memadai? a. punya roda 4 b. punya roda 2 c. tidak punya 10. Dimanakah Anda sekeluarga berobat apabila sakit? a. Dokter spesialis b. Rumah sakit umum c. Puskesmas 11. Apakah Anda merasa aman dengan pekerjaan Anda saat ini? a. Tidak aman b. kurang aman c. aman 12. Apabila anda sekeluarga ada yang sakit apakah biaya pengobatannya di bantu sekolah/yayasan? a. Selalu b. kadang-kadang c. Tidak pernah 13. Apabila ada tetangga yang punya hajat, apakah anda mampu ikut membantu sebagaimana layaknya? a. Selalu 14. Apabila teman atau b. kadang-kadang c. Tidak pernah saudara Anda yang sakit, apakah Anda ikut menjenguk dan membantunya? a. Selalu b. kadang-kadang c. Tidak pernah 15. Apakah setelah selesai tugas anda nanti anda mendapat jaminan kesejahteraan? a. ada pensiun b. ada pesangon c. tidak ada Angket Eksisitensi Kompetensi Guru Peteunjuk pengisian a. Pilihkah salah satu alternative jawaban a, b atau c sesuai dengan keadaan anda sebenarnya b. Kerahasiaan jawaban Anda penulis jamin c. Nilai jawaban anda adalah sebagai berikut: - Alternatif jawaban a memiliki skor 3 - Alternatif jawaban b memiliki skor 2 - Alternatif jawaban c memiliki skor 1 d. Selamat mengisi, terimakasih atas kerjasamanya. a. Apakah anda datang di sekolah tepat waktu? a. . Selalu b. Kadang-kadang c. Jarang b. Apakah Anda masuk kelas untuk mengajar tepat waktu? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Jarang c. Apakah Anda meninggalkan kelas ketika jam mengajar? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. selalu d. Apakah Anda bersemangat sewaktu mengajar di kelas? a. Selalu semangat b. Kurang semagat c. Tidak Semangat e. Apakah Anda meninggalkan sekolah sebelum bel pulang berbunyi? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu f. Apakah Anda mengikuti kegiatan untuk meningkatkan kemampuan kompetensi Anda? a.Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah g. Apakah Anda membuat persiapan bahan ajar sebelum masuk ke kelas? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah h. Apakah Anda rutin memberikan evaluasi kepada siswa? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah i. Apakah anda mengkoreksi hasil pekerjaan siswa? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah j. Apakah anda membuat laporan pembelajaran pada akhir semester? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah k. Apakah Anda menyusun administrasi pembelajaran secara lengkap? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah l. Apakah anda memakai media pembelajaran dalam mengajar? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah m. Apakah anda membuat media pembelajaran sendiri dalam mengajar? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah n. Apakah Anda memakai pakaian yang ditentukan oleh sekolah dalam mengajar? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah o. Apakah Anda selalu memakai pakaian yang rapi dalam mengajar? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah